Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
Perlunya Mempelajari Kepemimpinan Dalam Kehidupan Manusia Sehari Hari
Abstract Di dalam manajemen sumber daya manusia, faktor produksi yang dikhususkan adalah yang berhubungan dengan manusia dan segala kegiatannya dalam suatu usaha perorangan, badan usaha atau perusahaan, lembaga maupun instansi, sehingga faktor produksi manusia dapat berguna sebesarbesarnya sesuai dengan yang diharapkan. Manusia dalam kehidupan sehari hari mengalami kepemimpinan dalam berbagai bentuk. Banyak studi di lakukan untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus. Ki Hadjar Dewantoro mencetuskan kepemimpinan Pancasila, yang terdiri dari tiga kalimat: yaitu Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Keberhasilan seorang pemimpin akan sangat tergantung pada penerapan gaya kepemimpinan yang dipilih yang sesuai dengan tuntutan situasi. Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu, diharapkan dapat membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas.
Anis Marjukah
Keywords: kepemimpinan, gaya,
Staf Pengajar Universitas Widya Dharma Klaten
175
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
memfokuskan pembahasan mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen khususnya pada sumber daya manusia. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan beberapa definisi manajemen sumber daya manusia atau lebih dikenal dengan sebutan manajemen personalia.
Pendahuluan Manajemen sumber daya manusia adalah salah satu frase-frase yang menjalar kedalam bahasa organisasi tanpa batasan yang jelas dan positif menurut sebagian orang, frase ini mengacu pada administrasi personalia dan menurut sebagian lainnya berarti manajemen manusia. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, hal ini dapat diketahui melalui disiplin ilmu manajemen sumber daya manusia. Manusia adalah sumber daya yang paling penting dalam menentukan kemajuan dan perkembangan suatu organisasi / perusahaan. Oleh karena itu diperlukan adanya pembinaan yang intensif terhadap para pegawai di dalam pengelolaan bagian kepegawaian.
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan dan masyarakat (Edwin B. Flippo, 1993 : 5). Di dalam manajemen sumber daya manusia, faktor produksi yang dikhususkan adalah yang berhubungan dengan manusia dan segala kegiatannya dalam suatu usaha perorangan, badan usaha atau perusahaan, lembaga maupun instansi, sehingga faktor produksi manusia dapat berguna sebesarbesarnya sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Munasef (1996 : 214) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah semua energi, ketrampilan, bakat dan pengetahuan manusia yang dipergunakan, secara potensial dapat atau harus dipergunakan untuk tujuan produksi dan jasa-jasa yang bermanfaat, di mana manusia merupakan sumber dayanya.
Sebagaimana batasan manajemen sumber daya manusia yang telah dikemukakan oleh Edwin B. Flippo (1993 : 5), maka secara garis besar fungsi manajemen personalia (sumber daya manusia) dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Manusia dalam kehidupan sehari hari selalu mengalami kepemimpinan dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun tidak. Sebagai contoh ialah kepemimpinan para pejabat pemerintah, kepemimpinan para tokoh organisasi sosial serta lembagalembaga swasta dan lain-lain. Bahkan tidak jarang dalam prakteknya individu dalam posisi dualitas yaitu sebagai pihak yang dipimpin sekaligus juga sebagai pemimpin. Walaupun aktivitas dipimpin dan pemimpin merupakan dua kegiatan yang berbeda namun keduanya perlu dipelajari bersama, agar supaya pemimpin dapat menjadi panutan yang utama dan para pengikut dapat menjadi pihak terpimpin yang baik pula.
1. dari
Fungsi-fungsi
manajemen terdiri
a. Perencanaan (Planning) Bagi manajer personalia, perencanaan berarti penentuan program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu. b. Pengorganisasian (Organizing) Organisasi adalah alat untuk membentuk suatu hubungan karyawan demi tercapainya tujuan. c. Pengarahan (Directing)
Pengertian Manajemen Personalia
Pengarahan manajer personalia harus dapat memberikan suatu bimbingan bagi
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen yang
176
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
karyawan agar karyawan dapat bekerja lebih efektif terhadap pekerjaannya.
Istilah manajemen sumber daya manusia digunakan untuk menggambarkan sederetan panjang prosedur dan teknik yang digunakan untuk memproses dan menganalisis kebutuhan organisasi dan sumber daya manusia juga dibawah kondisi perubahan efektivitas jangka panjang dari organisasi itu.
d. Pengendalian (Controling) Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana personalia, yang telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar organisasi.
Tantangan yang jelas bagi manajemen sumber daya manusia terletak pada sifat seperti sumber lain yang manapun, memberikan reaksi pada lingkungan mereka dengan cara yang paling sensitif dan tidak selalu dengan cara dikehendaki seperti sumber-sumber produktif lainnya, maka pengukuran semangat kerja dan penilaian terhadap kualitas output sumber daya manusia dapat dilakukan dengan mudah melalui teknik perencanaan dan pengendalian yang tepat dan sesuai, tetapi dibidang sumber daya lain informasi ini dapat dengan segera melahirkan cara pemecahan masalah, maka dibidang sumber daya manusia hanya mengidentifikasi tentang ada tidaknya masalah yang mengganggu.
2. Fungsi-fungsi operasional adalah a. Pengadaan tenaga kerja Berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah karyawan yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Pengembangan Pengembangan merupakan peningkatkan ketrampilan melalui pelatihan yang diperlukan untuk prestasi kerja yang baik. c. Pemberian kompensasi Diartikan sebagai balas jasa yang memadai dan layak pada karyawan atas sumbangan yang telah diberikan mereka terhadap perusahaan.
Sumber daya manusia dulu merupakan bagian dari mesin dan pada dewasa ini, sumber daya manusia merupakan bagian dari aset organisasi / perusahaan yang sangat besar peranannya, bukan hanya sebagai beban organisasi / perusahaan, tetapi terakhir sumber daya manusia merupakan mitra dari organisasi / perusahaan yang harus selalu diperhitungkan, demi tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi.
d. Pengintegrasian Integrasi merupakan usaha untuk menyatukan kepentingan individu, masyarakat dan organisasi. e. Pemeliharaan Merupakan usaha untuk memperhatikan kesejahteraan keselamatan kerja karyawan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa peranan dari manajemen sumber daya manusia semakin perlu dipelajari dan penerapannya di dalam lingkungan organisasi / perusahaan. Manajemen sumber daya manusia tidak saja digunakan oleh para pimpinan untuk mengelola kepegawaian, tetapi juga dibutuhkan oleh para pegawai untuk mencapai tujuan organisasi serta mempunyai prestasi kerja yang baik.
f. Pemutusan hubungan kerja Jika fungsi pertama personalia adalah untuk mendapatkan karyawan adalah logis bahwa fungsi terakhir adalah untuk memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan mereka kepada masyarakat. Perusahaan bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
177
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut menurut Kartini Kartono (1994 : 49) dalam Pemimpin dan Kepemimpinan.
Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Kelompok-kelompok manusia di manapun juga selalu hidup bersama dan bekerja secara kooperatif dipelbagai bidang kehidupan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu, jadi mereka berorganisasi dan menyelenggarakan administrasi baik yang rumit maupun yang sederhana. Anggota kelompok itu mungkin sedikit mungkin juga banyak. Banyak studi di lakukan untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus. Ki Hadjar Dewantoro mencetuskan kepemimpinan Pancasila, yang terdiri dari tiga kalimat: (Onong Uchjana Effendi, 1992:35-36)
a.
Kepemimpinan itu sifatnya khas diperlukan bagi suatu situasi khusus yang melalui aktivitas tertentu dan mempunyai tujuan serta peralatan khusus. Jelasnya sifat-sifat utama dari pemimpin dan kepemimpinan-nya harus sesuai dan diterima oleh kelompoknya serta cocok dengan situasi dan jamannya.
b.
Kepemimpinan menurut Benis
Kepemimpinan adalah proses dengan cara seseorang agar menyebabkan bawahannya bertingkah laku menurut satu cara tertentu. c.
Kepemimpinan menurut Ormay Fread Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Ing ngarso Sung Tulodho. Artinya di depan memberi teladan, seorang pemimpin harus mampu menjadikan dirinya sebagai anutan dan ikutan oranr-orang yang dipimpinnya.
d.
Kepemimpinan menurut R. Terry Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
2. Ing Madya Mangun Karso. Di tengah membangun karsa atau inisiatif yaitu seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dipimpinnya.
e.
Kepemimpinan menurut Prof. Kim Bau Young
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan oleh kelompok dan keahlian khusus yang tepat.
3. Tut Wuri Handayani. Mengikuti dari belakang dengan membimbing yaitu seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Kepemimpinan bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki kekhususan yang tepat.
Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia yaitu sejak nenek moyang manusia itu berkumpul bersama, bekerja bersama sama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam sekitarnya. Sejak itulah terjadi kerjasama antar manusia dan ada unsur kepemimpinan.
Beberapa pengertian kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan ialah suatu kegiatan atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran, atau sesuatu upaya penggunaan jenis
178
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
pengaruh bukan paksaan atau motivasi orang lain guna mencapai tujuan.
6. Ahli dibidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan yang memadai. Pemimpin ini harus mampu mengetahui tentang seluk beluk bidang yang dipelajari di dalam kelompok atau organisasi.
Selanjutnya hal yang perlu diingat tentang kepemimpinan ialah macam pribadi pemimpin dan bentuk kepemimpinan yang bagaimana yang paling cocok bagi kepentingan kelompok, dalam kondisi serta situasi tertentu. Kepemimpinan selalu memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin dan sifat pemimpin. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian ditentukan oleh kepemimpinan itu.
7. Senang bergaul, ramah, suka menolong dan memberikan petunjuk serta terbuka pada kritik. Seorang pemimpin harus menyadari bahwa seseorang hanya menjadi pemimpin karena ada orang yang dipimpin. 8. Memiliki semangat maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi, serta kreatif dan penuh inisiatif. Pemimpin merupakan figur tumpuan harapan bagi orang yang dipimpinnya dalam mewujudkan eksistensi organisasinya setaraf atau lebih baik dari organisasi lainnya yang sama atau sejenisnya.
2. Kepribadian pemimpin dan sifatsifat kepemimpinan a. Kepribadian pemimpin 1. Kepribadian pemimpin berperilaku yang efektif sifat-sifat yang merupakan sifatsifat hakiki seseorang merupakan perpaduan antara sifat-sifat dasar yang ditutunkan orang tua dan hasil interaksi dengan lingkungan atau pengalaman.
9. Bertanggung jawab dan mengambil keputusan konsekuen, disiplin dan bijaksana. Pemimpin merupakan penggerak roda organisasi, oleh karena itu harus berani menerapkan keputusan dan memerintahkan perilakunya agar kegiatan tidak tertunda-tunda.
2. Kepribadian sebagai totalitas tampak berupa sikap dan perilaku, sehubungan dengan ini kepribadian pemimpin memiliki aspek-aspek sebagai berikut menurut Hadari Nawawi (1995 : 55).
10.Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap aktivitas manusia, termasuk dalam mewujudkan kepentingan agar berlangsung dengan baik.
3. Mencintai kebenaran dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemimpin yang mencintai kebenaran beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, merupakan pemimpin yang kepribadiannya memenuhi keadilan yang tidak lain adalah pemimpin yang jujur. 4.
b. Sifat-sifat kepemimpinan
Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain. Pemimpin disini akan berkembang menjadi percaya diri, pemimpin harus selalu yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam mempengaruhi, mengarahkan, mengendalian dan membimbing orang yang dipimpinnya.
5. Mampu bekerja sama dengan orang lain. Pemimpin ini harus mampu memelihara kebersamaan itu harus mampu menjalin kerja sama dengan setiap anggota kelompok.
179
1.
Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisor ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen.
2.
Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.
3.
Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
4.
Ketegasan (deciviness) atau kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan rendah terhadap tugas.
Gaya Kepemimpinan Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang selain memiliki kemampuan pribadi tertentu juga mampu membaca keadaan anak buah dan lingkungannya.Yang harus diketahui tentang anak buah adalah kematangan mereka, sebab ada kaitan langsung antara gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dengan tingkat kematangan anak buah, agar pimpinan memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai.
1).
Pemisah
3).
4).
Pengabdi
Penghubung
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan rendah terhadap tugas. 4).
Pengembang
Eksekutif
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi baik terhadap orang maupun tugas. Pemimpin bergaya eksekutif merupakan seorang pendorong yang baik, menerapkan ukuran baku yang tinggi, menghargai perbedaan-perbedaan individu bawahannya, memanfaatkan tujuan dalam kerja.
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah terhadap orang dan berorientasi tinggi terhadap tugas. 3).
Otokrat bijak
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan rendah terhadap tugas. Pemimpin bergaya pengembang memiliki kepercayaan penuh terhadap para bawahannya dan sangat memperhatikan para bawahannya sebagai individu-individu.
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak gaya perilakunya yang berorientasi rendah baik terhadap orang maupun tugas. 2).
Birokrat
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah terhadap orang dan berorientasi tinggi terhadap tugas. Pemimpin bergaya otokrat bijak mengetahui dengan pasti apa yang diinginkan dan bagaimana memenuhi keinginan tanpa menyebabkan kebencian dari pihak-pihak lain.
Gaya kepemimpinan merupakan norma yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dilihat. Gaya kepemimpinan ini dapat ditarik menjadi kelompok gaya dasar, gaya yang efektif dan tidak efektif menurut Sutarto (1995 : 118 – 120). Kelompok gaya dasar
1).
2).
Pengertian Gaya Kepemimpinan
a.
Kelompok gaya efektif
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah baik terhadap orang maupun terhadap tugas. Pemimpin bergaya birokrat terutama tertarik pada berbagai peraturan dan keinginan untuk memelihara peraturan tersebut serta mengontrol situasi yang mereka gunakan dan nampaknya secara tangguh.
Pemimpin mempunyai sifat kebiasaan, temperamen watak dan kepribadian sendiri yang khas sehingga tingkah laku dan gayanya sendiri yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya sehingga mumcullah beberapa tipe kepemimpinan. 1.
b.
Terpadu
180
c.
Kelompok Gaya tak efektif
1).
Pelari
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
Pemimpin yang mempunyai gaya ini akan nampak dari perilaku yang berorientasi rendah baik terhadap orang maupun terhadap tugas. Pemimpin yang bergaya pelari tidak bersedia terlibat dalam tugas dan pasif. 2).
tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan dan merangsang partisipasi dari bawahan-bawahannya itu. c.
Jenis pemimpin ini sangat sedikit, kalau ada, menggunakan kekuasaannya dalam operasinya, dan memberikan banyak kebebasan atau kendali bebas kepada bawahan-bawahannya. Pemimpin jenis ini banyak bergantung pada bawahan untuk menentukan sasarannya sendiri dan caracara untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, dan ia memandang peranannya hanya membantu operasi-operasi para pengikutnya dengan memberi mereka informasi dan terutama bertindak sebagai kontak dengan lingkungan luar kelompoknya.
Otokrat
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap tugas. Pemimpin bergaya otokrat tidak memiliki kepercayaan terhadap orang lain, tidak menyenangkan dan hanya tertarik pada tugas yang segera selesai. 3).
Penganjur
Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan rendah terhadap tugas. Pemimpin yang bergaya penganjur merupakan tipe yang memiliki keserasian dalam dirinya sendiri. 4).
3.
Pemimpin yang menerapkan gaya ini nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi baik terhadap orang maupun terhadap tugas dalam situasi yang memaksa hanya memperhatikan terhadap seseorang atau tidak. Pemimpin bergaya kompromis adalah pembuat keputusan yang buruk, banyak tekanan yang mempengaruhi. Berdasarkan
Pemakaian
Gaya kepemimpinan berdasarkan pemakaian wewenangnya memakai 3 gaya pokok (Hasyim Ali, 1989 : 607). a.
Pendekatan 4 sistem Likert dikenal juga dengan sebutan Kontinum Likert yang berawal dari titik eksterm otoriter dan diakhiri pada titik eksterm partisipatif, atau berawal dari titik eksterm kepemimpinan terpusat pada atasan dan berakhir pada titik eksterm kepemimpinan terpusat pada bawahan.
Pemimpin Otokratis
Pemimpin otokratis adalah pemimpin yang memerintah dan mengharapkan kepatuhan, ia dogmatis dan positif, dan ia memimpin dengan kemampuannya untuk menahan atau memberikan imbalan dan hukuman. b.
Macam Gaya Kepemimpinan
Keberhasilan seorang pemimpin akan sangat tergantung pada penerapan gaya kepemimpinan yang dipilih yang sesuai dengan tuntutan situasi. Dengan demikian suatu gaya kepemimpinan akan berjalan efektif kalau gaya tersebut digunakan dalam situasi yang tepat serta penerapannya dalam kegiatan manajerial. Menurut Wahyosumidjo (1984 : 17) yang merupakan hasil ajaran Likert merupakan penyempurnaan Leadership Continum. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Likert ada empat macam gaya kepemimpinan yang disebut sistem I otoriter, sistem II otoriter bijaksana, sistem III konsultatif, dan sistem IV partisipatif.
Kompromis
2. Gaya Wewenang
Pemimpin Kendali Bebas
Pemimpin Partisipatif (Demokratis)
Metode Kepemimpinan
Pemimpin demokratis adalah pemimpin yang berkonsultasi dengan bawahan-bawahannya mengenai tindakan-
Metode ialah prosedur yang sistematis dan khusus yang digunakan dalam upaya
181
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
menyelidiki faktor dan konsep, dilihat dari satu pandangan tertentu. Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu, diharapkan dapat membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas.
7. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar. Kesatuan kerja dari kelompok bisa diguncang oleh gangguan kabar angin yang tidak benar yang diarahkan pada perorangan atau pada orang secara keseluruhan. Teori Kepemimpinan Untuk mengetahui teori kepemimpinan dan letak perilaku organisasi. Orientasi ini mencoba mengetengahkan pendekatan yang bersifat sosial learning pada teori kepemimpinan antara lain menurut Miftah Toha (1986 : 25).
Metode kepemimpinan menurut Ordway Tead ialah : 1. Memberikan perintah. Perintah timbul dari situasi formal dan relasi kerja, karena itu perintah merupakan fakta fungsional organisasi, kedinasan atau jabatan pemerintah dan swasta. 2. Memberikan celaan dan pujian. Celaan harus diberikan tetapi tidak disertai dengan emosi-emosi yang negatif. Celaan sebaiknya berupa teguran dan dilakukan secara rahasia, tidak dimuka orang banyak. sebaiknya pujian juga diberikan, sebab pribadi yang bersangkutan telah melakukan tugas dengan baik dan mampu berprestasi. 3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin. Pemimpin harus bersifat jujur, menjauhkan diri dari rasa pilih kasih atau favoritisme, karena dapat menurunkan moral anggota-anggota lainnya menimbulkan keraguan serta kecemburuan sosial. 4. Peka terhadap saran-saran. Sifat pemimpin itu harus luwes dan terbuka, peka dengan saran-saran eksternal yang positif sifatnya, harus menghargai pendapat orang lain, untuk mengkoordinasikan dengan ide-ide sendiri. 5. Memperkuat rasa persatuan kelompok. Pemimpin perlu menciptakan rasa persatuan kelompok dengan loyalitas tinggi dengan kekompakan utuh, guna menghadapi tantangan luar dan kekompakan masyarakat modern. 6. Menciptakan disiplin diri dan kelompok. Setiap kelompok akan mengembangkan tata cara dan pola tingkah laku yang hanya berlaku dalam kelompok sendiri, yang ditaati oleh seluruh anggota.
1.
Teori sifat (trait theory)
Analisa ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan merumuskan perhatiannya pada pemimpin itu sendiri. Teori awal tentang sifat ini dapat ditulis kembali tentang great man yang memberikan arti terhadap pendekatan sifat dari pemimpin, setelah mendapat pengaruh dari teori analisa perilaku penulis psikologis. Oleh karena itu sejumlah sifatsifat seperti fisik, mental, kepribadian menjadi pusat perhatian untuk diteliti. Hasil penelitian yang begitu besar pada umumnya dinilai tidak memuaskan. Suatu kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian kepemimpinan tersebut diketahui bahwa : a. Kecerdasan penelitian
menurut
pada
sepuluh
b. Inisiatif muncul pada enam penelitian c. Keterkaitan dan perasaan muncul pada lima penelitian
humor
d. Enlusiesme, kejujuran, simpati dan kepercayaan pada diri sendiri muncul pada empat penelitian. Ketika dikombinasikan dengan penelitian tentang sifat fisik, kesimpulan bahwa pemimpin-pemimpin hendaknya harus lebih cerdas dari yang dipimpinnya. Keith Davis merumuskan empat sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan :
182
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
a.
Kecerdasan. Pada umumnya mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada yang dipimpin.
versi house, yang memasukkan empat tipetipe gaya kepemimpinan sebagai berikut :
b.
Kecerdasan dan kekuatan hubungan sosial. Pemimpin lebih matang dan mempunyai emosi yang stabil serta perhatian yang luas terhadap aktifitas sosial.
Tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokrasi. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.
c.
Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi.
d.
2.
a. Kepemimpinan direktif
b. Kepemimpinan yang mendukung Kepemimpinan model ini mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap bawahannya. c. Kepemimpinan partisipatif
Sikap-sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pemimpinnya.
Gaya kepemimpinan yang berusaha meminta dan mempergunakan dari bawahannya.
Teori kelompok
d. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi
Teori kelompok beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuan, maka harus terdapat perkiraan yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Barrow dalam studi laboratoriumnya menemukan bahwa produktivitas kelompok mempunyai pengaruh lebih besar terhadap gaya kepemimpinan dibandingkan dengan pengaruh gaya kelompok terhadap produktivitas kelompok. 3.
Gaya kepemimpinan yang menetapkan serangkaian tujuan yang menentang para bawahannya untuk berpartisipasi. Dari pengertian teori di atas adapun usahausaha yang dapat dicapai oleh pemimpin dalam usaha untuk mempengaruhi memotivasikannya antara lain : 1.
Mengetahui atau menumbuhkan kebutuhan para bawahan untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dikontrol.
2.
Membantu para bawahan dengan menjelaskan apa yang bisa diterapkan darinya.
3.
Memberikan insentif kepada yang mampu mencapai hasil dalam bekerja.
4.
Menaikkan kesempatan-kesempatan untuk memuaskan bawahan yang memungkinkan tercapainya efektivitas kerja.
5.
Mengurangi halangan-halangan yang bisa membuat frustasi.
Teori Contigency dari Fiedler
Teori ini menyertakan bahwa efektivitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antar kepribadian pemimpin dan situasi-situasi dirumuskan dua karakteristik : a. Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi. b. Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidak pastian. 4. Teori jalan kecil – tujuan (Path – Goal Theori) Teori ini menggunakan kerangka teori motivasi. Ini merupakan pengembangan yang sehat karena kepemimpinan disatu pihak sangat dekat berhubungan dengan motivasi kerja pihak lain berhubungan dengan kekuasaan. Secara pokok teori Path Goal dapat dilihat
Penutup Ki Hadjar Dewantoro mencetuskan kepemimpinan Pancasila, yang terdiri dari tiga kalimat: yaitu Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Keberhasilan seorang
183
Kiat BISNIS Volume 5 No. 2 Juni 2013
pemimpin akan sangat tergantung pada penerapan gaya kepemimpinan yang dipilih yang sesuai dengan tuntutan situasi. Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu, diharapkan dapat membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas. Pemimpin yang berhasil
adalah mereka yang selain memiliki kemampuan pribadi tertentu juga mampu membaca keadaan anak buah dan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA Bedudu Zain, 1974. Kamus Bahasa Indonesia, Cetakan pertama, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Flippo Edwin, 1984. Personal Manajemen, Sixth edition, New York, MC. Graw Hill Book Campany. George, Terry R, 1998. Principle of Manajemen Sevent edition Homewood Illinois, Richard D Irwin Inc. Handoko T. Hani, 1998. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Kartono, Kartini. 1994. Kepemimpinan dalam Manajemen. Edisi 1. Jakarta : Rajawali. Malayu SP. Hasibuan, 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan. Jakarta : CV Haji Masagung. Moekijat, 1983. Manajemen Kepegawaian (Personal Manajemen). Bandung : Alumni. Manullang, 1976. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nitisemito, Alex S, 1976. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Soekiojo Notoatmodjo. 1991. Sumber Daya Manusia. Surabaya : Erlangga.
184