PERBEDAAN PENGURANGAN PLAK MENGGUNAKAN METODE MENYIKAT GIGI HORIZONTAL dan VERTIKAL pada ANAK SD KRISTEN RANTEPAO TORAJA UTARA
SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh:
REZKY MONTHO J111 12 102
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR 2015
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Rezky Montho
NIM
: J111 12 102 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar yang telah
melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Pengurangan Plak Menggunakan Metode Menyikat Gigi Horizontal dan Vertikal pada Anak SD Kristen Rantepao Toraja Utara dalam rangka menyelesaikan studi Program Pendidikan Strata Satu. Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Makassar, 25 Agustus 2015
REZKY MONTHO
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengurangan Plak Menggunakan Metode Menyikat Gigi Horizontal Dan Vertikal Pada anak SD Kristen Rantepao Toraja Utara”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak akan terwujud tanpa adanya perhatian, dorongan, bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr.drg.Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp.Prosselaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 2. drg. Adam Malik Hamudeng, M.Med.Ed selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan nasehat kepada penulis dalam membuat skripsi ini. 3. Drg. Rini Pratiwi, M.Kes selaku Penasehat Akademik, atas bimbingan, nasehat, dan dukungan bagi penulis selama perkuliahan. 4. Orangtuaku yang terkasih T. S. Montho dan Damaris Sappeyang senantiasa setia mendukung dan mendoakan penulis. 5. Saudara penulis Harpien Montho dan Aris Kambu yang selalu mendukung penulis. 6. Teman-teman terkasihku Arum, Tini, Reny, Irma yang selalu setia mendukung dan membantu penulis mulai dari awal sampai selesainya skripsi ini. 7. Teman seperjuangan skripsi Ikhlas Bakri atas bantuan dan kerjasamanya yang sangat baik dalam penyusunan skripsi ini.
8. Keluarga besar Mastikasi 2012, yang senantiasa selalu hadir dalam memberikan keceriaan, semangat, serta saling berbagi pengalaman dan pengetahuan selama masa perkuliahan. 9. Keluarga besarPMK FK-FKG UNHAS yang senantiasa mendoakan dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Adik-adik SD Kristen Rantepao Toraja Utara yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain doa bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, kiranya selalu dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya dengan segenap kerendaphan hati, penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu dan menjadi berkat bagi semua yang membacanya.
Makassar, 2015
Penulis
ABSTRAK
Latar Belakang: Plak adalah lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang melekat pada permukaan gigi. Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Metode menyikat gigi yang paling umum digunakan adalah metode horizontal dan vertikal.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengurangan plak menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan vertikal pada anak SD Kristen Rantepao Toraja Utara. Bahan dan metode: Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan metode sampling Simple Random Sampling. Jumlah sampel sebanyak 60 anak yang memenuhi kriteria. 30 anak sebagai kelompok 1 menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan 30 anak sebagai kelompok 2 menggunakan metode menyikat gigi vertikal. Setiap sampel diberi perlakuan yang sama secara berpasangan masing-masing satu dari tiap kelompok, langkah pertama gigi dari sampel diolesidisclosing solution sesuai dengan indeks PHP, lalu berkumur dengan aquades kemudian melihat hasil skor plak. Setelah itu menginstruksikan sampel menyikat gigi sesuai dengan kelompok metode masing-masing dari sampel selama 2 menit, langkah selanjutnya kembali mengoleskan disclosing solution sesuai dengan indeks PHPpada gigi sampel yang telah menyikat gigi, lalu berkumur dengan aquades. Kemudian melihat hasil skor plak setelah menyikat gigi. Hasil: Hasiluji T-berpasangan menunjukkan adanya penurunan yang signifikan jumlah skor plak pada kelompok horizontal dan vertikal sebelum dan sesudah menyikat gigi. Pada kelompok horizontal hasil skor sebelum menyikat gigi adalah 3,55 dan sesudah menyikat gigi 1,47. Sedangkan pada kelompok vertikal sebelum menyikat gigi 3,13 dan sesudah menyikat gigi 1,68. Rata-rata penurunan plak sesudah menyikat gigi pada kedua kelompok adalah horizontal 2.08 dan vertikal 1,45. Kesimpulan: Penurunan plak tertinggi terjadi pada metode menyikat gigi horizontal dibandingkan dengan menyikat gigi secara vertikal. Kata kunci: metode menyikat gigi, penurunan plak
ABSTRACT
Background : Plaque is a soft layer that consist of accumulation of microorganisms adhered to the teeth surface. Brushing teeth using toothbrush is a form of mechanical way to remove the plaque. The most commonly used teeth-brushing method are horizontal and vertical methods. Objective : This trial objective is to determine the difference in plaque reduction by using either horizontal and vertical teeth-brushing method on SD Kristen Rantepao Toraja utara (North Toraja elementary study school students). Materials and method : This trial is a quasi experimental study using Simple Random Sampling method. The sample consist of 60 children that comply with all of the criteria. 30 children in the first group brushed their teeth using horizontal method, and 30 children in the second group brushed their teeth using vertical method. Each sample was given the exact same treatment, pairing one student from each group. The first step is by covering the teeth of the sample with disclosing solution adjusted to the PHP index, and then gargle / rinse with distilled water and continued with the result of plaque score. The second step, we instructed the sample to brush their teeth for 2 minutes using their group method, and then return to the first step. After that we continued to see the result of the plaque score after teeth-brushing. Result : Paired t-test shows a significant reduction om plaque score on both horizontal and vertical method after brushing teeth compared to before brushing teeth. While on the horizontal group the plaque score is 3,55 before and 1,47 after brushing teeth, on the vertical group the plaque score is 3,13 before and 1,68 after brushing teeth. Mean plaque score reduction on both group are 2,08 for horizontal and 1,45 for vertical method. Conclution : The highest plaque score reduction was found on horizontal teeth-brushing group relative to vertical teethbrushing group. Keywords : teeth-brushing method, plaque reduction
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
ABSTRAK ..................................................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ...........................................................
x
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ............................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................... 4 1.3 TUJUAN PENELITIAN ........................................................... 4 1.4 MANFAAT PENELITIAN ....................................................... 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menyikat gigi ............................................................................. 6 2.1.1 Sejarah dan pengertian sikat gigi...................................... 6 2.1.2 Metode menyikat gigi....................................................... 10 2.1.3 Bentuk sikat gigi............................................................... 12
2.2 Pengurangan Plak 2.2.1 Pengertian Plak ................................................................ 13 2.2.2 Mekanisme terjadinya plak .............................................. 14 BAB III 3.1 Kerangka Teori .................................................................... 17 3.2 Kerangka Konsep ................................................................ 17 BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian .................................................................... 18 4.2 Tempat dan Waktu penelitian ............................................. 18 4.3 Populasi dan Sampel ........................................................... 18 4.4 Metode Sampling ................................................................ 18 4.5 Kriteria Sampel ................................................................... 19 4.6 Variabel Penelitian .............................................................. 19 4.7 Defenisi Variabel Operasional ............................................ 19 4.8 Alat dan Bahan .................................................................... 20 4.9 Prosedur Penelitian ............................................................. 20 4.10 Data Penelitian................................................................... 24
4.11 Alur Penelitian .................................................................. 25 BAB V. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 26 BAB VI. PEMBAHASAN ............................................................................ 30 BAB VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan ................................................................................ 34 7.2 Saran .......................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL Gambar 1.
Sikat gigi Siwak ........................................................................ 7
Gambar 2.
Mekanisme plak pada Gigi........................................................ 16
Tabel V.1
Hasil Uji T berpasangan skor plak ........................................... 27 sebelum dan sesudah menyikat gigi
Grafik V.1
Rata-rata hasil skor plak sebelum............................................. 28 dan sesudah menyikat gigi
Grafik V.2 Rata-rata perbandingan skor .................................................... 29 pengurangan plak
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat terjadi jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhaan yang tidak dapat dipisahkan dari kessehatan tubuh secara umum.1 Data World Health Organisation (WHO) tahun 2005 menunjukkan bahwa 90 % dari jumlah anak di dunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, 91,1% masyarakat Indonesia yang berumur di atas 10 tahun, meskipun sudah menggosok gigi setiap hari, namun hanya sebesar 7,3% yang telah menggosok gigi secara benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sedangkan Menurut hasil survey SKRT 2001 karies dan penyakit periodontal masih tinggi yaitu berkisar 80%. 2,3
Salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut dalam masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi dengan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya. Kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari pengetahuan yang dimiliki. Ketika seseorang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi maka perhatian untuk melakukan perawatan terhadap gigi dan mulutnya juga tinggi.4 Penyebab utama terjadinya karies dan periodontal adalah plak. Plak adalah lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mokroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dapat dibersihkan. Plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur, semprotan air atau udarah tetapi plak dapat dibersihkan secara mekanis.3 Plak dapat digambarkan sebagai lapisan yang kadang-kadang tebalnya sampai 2 mm pada semua permukaan mulut, terutama pada permukaan gigi dan sering juga pada permukaan gingival dan lidah, suatu lapisan yang mengandung 70% bakteri dengan bahan dalam bentuk heksosapolimer dan glikoprotein dan selanjutnya beberapa dalam larutan ( gula, protein, dan lain-lain). Plak ini sangat tipis dan baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan.5 Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Saat ini telah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat. Salah satu penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang tersedia adalah adanya variasi waktu menyikat gigi, gerakan menyikat gigi, tekanan, bentuk dan jumlah gigi pada setiap orang.6
Terdapat 5 metode menyikat gigi yang sering digunakan yaitu, 1. Bass 2. S Stillman 3. Horizontal 4. Vertikal 5. Roll Metode bass dan roll paling sering direkomendasikan. Metode yang umum digunakan adalah metode horizontal, dan metode vertikal.6 Metode horizontal dilakukan dengan cara semua permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke posterior dan ke anterior. Metode horizontal terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Metode ini lebih dapat masuk ke sulkus interdental dibanding dengan metode lain. Metode ini cukup sederhana sehingga dapat membersihkan plak yang terdapat di sekitar sulkus interdental dan sekitarnya.6 Metode vertikal dilakukan untuk menyikat bagian anterior gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan superior dan inferior. Untuk permukaan gigi belakang gerakan dilakukan dengan keadaan mulut terbuka. Metode ini sederhana dan dapat membersihkan plak, tetapi tidak dapat menjangkau semua bagian gigi seperti metode horizontal dengan sempurna sehingga apabila penyikatan tidak benar maka pembersihan plak tidak maksimal. 6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “ Apa perbedaan pengurangan plak menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan vertikal pada anak SD Kristen Rantepao Toraja utara”
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan pengurangan plak menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan vertikal pada anak SD Kristen Rantepao Toraja utara.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta memberikan pengalaman langsung dalam penelitian b. Bagi Masyarakat Sebagai bahan masukan dalam melakukan tindakan pengurangan plak menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan vertikal pada anak SD Kristen Rantepao Toraja utara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Menyikat gigi
1.1 Sejarah dan pengertian sikat gigi Gigi merupakan salah satu bagian penting dalam mulut yang membantu proses pencernaan makanan bersama dengan lidah dan air liur. Sejak zaman dahulu sejarah menunjukkan bahwa perilaku membersihkan gigi dan mulut sudah ada walaupun menggunakan bahan yang sederhana. Sejak dahulu, manusia telah mengenal beberapa macam cara bahan yang digunakan untuk membersihkan gigi. mulai dari bulu ayam, duri landak, tulang, hingga kayu dan rantingranting digunakan sebagai alat pembersih gigi.7 Bahan-bahan
tersebut
digunakan sebagai pembersih gigi karena pada saat itu belum
ditemukan alat yang khusus digunakan untuk membersihkan gigi. di beberapa daerah di Afrika seperti Sudan, Nigeria dan Jazirah Arab penggunaan ranting kayu dan akar pohon arak ( Salvadora Persica) untuk
membersihkan gigi dimulai sebelum kedatangan agama Islam.
Bahkan pada masa Babilonia ( 7000 SM ), Yunani dan kerajaan Romawi penggunaan ranting kayu(Chewingstick).7
Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (salvadora Persica) yang berdiameter 0,1 cm sampai 5 cm. Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plak. Selain untuk membersihkan gigi juga aman dan sehat bagi gingiva dan dapat menjaga keseimbangan flora dalam mulut.7
Gambar 1. Sikat gigi siwak Sumber : Blog WordPress.com William Addisasla Inggris adalah orang pertama yang menciptakan sikat gigi dalam jumlah banyak pada tahun 1780. Kemudian tahun 1850, H.N.Wadsworth di Amerika mulai mempatenkan sikat gigi pertama pertama kali sampai dibuat massal pada tahun 1885. Kemudian dibuat sikat gigi dengan gagang dari tulang dengan permukaan yang dilubangi untuk dimasukkan bulu sikat. Alat ini dianggap kurang baik karena bakteri mudah melekat pada gagangnya, sulit dikeringkan dan bulu sikat mudah dilepas. Bulu sikat alami dari bulu hewan digantikan dengan bahan sintetik, biasanya dari nilon. Sikat gigi nilon pertama ditemukan oleh DuPont dan dijual pada 24 Februari 1938.8
Menyikat gigi adalah tindakan untuk menyingkirkan kotoran atau debris yang melekat pada permukaan gigi yang terutaman dilakukan setelah makan dan sebelum tidur, dan akan mengurangi resiko masalah kesehatan gigi. Riyanti (2005) mengatakan bahwa kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. 9 Pendapat dari Wong Kockenberry dan Wilson (2013) bahwa Menyikat gigi yang benar untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut dapat dilatih sejak usia dini, yaitu pada usia sekolah ( 6-12 tahun ) karena pada usia 6 tahun gigi sulung akan lepas dan diganti oleh gigi permanen pertama yang akan tumbuh pada usia sekolah. Pada usia sekolah walaupun kemampuan motorik halus dan kasar sudah mengalami kemajuan tetapi anak belum mampu menyikat gigi dengan baik dalam mencapai kebersihan gigi mereka.10 Gigi permanen yang tumbuh pada usia sekolah menyebabkan kebersihan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting karena gigi permanen ini menjadi gigi utama selama hidup anak kelak dan kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga maka akan menyebabkan karies. 11 Piaget (1969) Anak usia sekolah berada pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana cara berfikir mereka sudah mulai logis dan masuk akal, sehingga apabila anak diberi pendidikan tentang sesuatu maka anak akan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melakukan sesuatu tersebut.11 Potter dan Perry (2005) berpendapat bahwa Anak usia sekolah yang diajari tentang kebersihan gigi dan mulut serta cara untuk menjaganya maka anak akan mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kesehatan gigi mereka yaitu dengan menyikat gigi.11 Menurut Betty (2011) Menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya menyikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya menyikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setelah selesai makan dan sebelum tidur malam.11
1.2 Metode menyikat gigi
1. Metode Horizontal, dilakukan dengan cara permukaan bukal dan lingual gigi disikat dengan gerakan ke posterior dan ke anterior. Metode horizontal terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Metode ini lebih dapat masuk ke sulkus interdental dibanding dengan metode lain. Metode ini cukup sederhana sehingga dapat membersihkan plak yang terdapat di sekitar sulkus interdental dan sekitarnya.6 2. Metode Vertikal, dilakukan untuk menyikat bagian anterior gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan superior dan inferior. Untuk permukaan gigi posterior gerakan dilakukan dengan keadaan mulut terbuka. Metode ini sederhana dan dapat membersihkan plak, tetapi tidak dapat menjangkau semua bagian gigi sperti metode horizontal dengan sempurna sehingga apabila penyikatan tidak benar maka pembersihan plak tidak maksimal.6
3. Metode Roll adalah cara menyikat gigi dengan ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. yang perlu diperhatikan pada penyikatan ini adalah sikat harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat menggosok. Metode roll mengutamakan gerakan memutar pada permukaan interproksimal tetapi bagian sulkus tidak terbersihkan secara sempurna. Metode roll merupakan metode yang dianggap dapat membersihkan plak dengan baik dan dapat menjaga kesehatan gusi dengan baik, teknik ini dapat diterapkan pada anak umur 12 tahun.6 4. Metode fones adalah mengunakan metode gerakan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.8 5. Metode Leonard menganjurkan gerakan vertikal, dengan menyikat gigi bagian atas dan bawah secara terpisah.12 6. Metode Charters adalah metode dengan sikat gigi dipegang dengan serabut mengarah ke permukaan oklusal dan kemudian membentuk sudut 45 derajat dengan permukaan ini. Sikat ditekan sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan ujung ditekan diantara dua gigi. kemudian dengan getaran dari gerakan memutar ( rotasi ) pada ganggangnya, ujung serabut sikat dipertahankan pada posisi ini. Metode penyikatan ini dianjurkan untuk penderita dengan interdental yang terbuka yang memerlukan masuknya serabutserabut sikat gigi.12 7. Metode Bass, sikat dipegang sehingga serabut-serabutnya menghadap ke apeks dan kemudian diletakkan pada tepi ginggiva dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang
gigi. sikat ini kemudian digetarkan pada arah anterior-posterior. Untuk dapat membersihkan permukaan lingual gigi-geligi anterior atas dan bawah sikat harus dibalik menjadi vertikal, menggunakan ujung sikat untuk dapat memasuki daerah ginggiva gigi dengan baik. Metode bass lebih efektif untuk menghilangkan plak di sekitar dan di bawah tepi ginggiva. Karena serabut-serabut sikat diarahkan ke jaringan ginggiva dan mungkin dapat merusak maka pemakaiaan sikat yang keras tidak dianjurkan dalam metode ini. 12
1.3 Bentuk Sikat Gigi
American Dental Assosiation ( ADA ) menganjurkan bentuk sikat gigi yang baik harus mempunyai :9 1. Kepala sikat kecil 2. Panjang sikat 2,5-3 cm 3. Lebar sikat 5-8 inci 4.
2-4 baris serabut sikat, tiap serabut terdiri dari 5-12 berkas
5. Permukaan sikat datar 6. Serabut sikat elastik.
2. Pengurangan plak
2.1 Pengertian Plak Menurut Wustha dan Iwa (2008) mengatakan plak adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung aneka ragam bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi. plak dapat digambarkan sebagai lapisan yang kadang-kadang tebalnya sampai 2 mm pada semua permukaan mulut, terutama pada permukaan gigi dan sering juga pada permukaan gingival dan lidah. Suatu lapisan yang paling sedikit mengandung 70% bakteri dan sedikit bahan antara dalam bentuk heksosapolimer dan glikoprotein dan selanjutnya beberapa persen sisa makanan dalam larutan ( gula, potongan kecil protein dan lain-lain). Plak ini sangat tipis dan baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan .5 Pendapat Manohara et al.(2014) mendefenisikan plak secara klinis sebagai substansi yang berwarna kuning ke abu-abuan yang melekat erat pada permukaan gigi. terdiri dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai penyakit dalam mulut termasuk karies dan penyakit periodontal.18 Menurut Lakshmy Menon dan Jaiganesh Ramamurthy (2014) mengatakan bahwa plak adalah sesuatu yang lunak dan lentur ditemukan pada permukaan gigi yang tidak dapat dikeluarkan hanya dengan membilasnya dengan air. Plak dentogingiva yang terdapat pada permukaan aproksimal disebut plak gigi aproksimal. Plak dapat juga ditemukan pada margin gingival dalam sulkus gingival atau di saku periodontal dan disebut subgingival plak. 19
2.2 Mekanisme terjadinya plak
Kumpulan mikroorganisme yang paling beragam ditemukan pada biofilm gigi (plak dental ). Suatu sampel kecil plak dental mengandung rata-rata 12-27 spesies. Biofilm ini berkembang membentuk suatu pola tertentu. Pada awal erupsi dan setelah pembersihan, permukaan gigi akan dilapisi oleh suatu film molekuler ( secara biologis berupa protein aktif dan glikoprotein ) yang berasal dari saliva ( dan juga cairan sulkus ginggiva ataupun dari bakteri itu sendiri ). 16 Pada mulanya, hanya beberapa jenis bakteri yang dapat melekat pada suatu biofilm, yang disebut sebagai acquired pellicle sel melekat secara reversible pada suatu permukaan, oleh suatu kekuatan fisikokimia yang lemah. Molekul (adhesin) pada saat kolonisasi awal bakteri terutama streptokokus ( misalnya streptococcus mitis dan S. oralis) dapat berikatan dengan reseptor tambahan pada acquired pellicle untuk membuat perlekatan yang ireversibel dan kemudian spesies tersebut akan mulai memperbanyak diri.16 Metabilosme mikroorganisme tersebut dapat mengubah keadaan lingkungan setempat, misalnya, dengan membuatnya menjadi lebih anaerob setelah mengambil oksigen di sekitarnya. Ketika biofilm itu berkembang, adhesin pada dinding sel bakteri sekunder, seperti bakteri anaerob obligat, berikatan dengan reseptor pada bakteri yang sudah melekat sebelumnya melalui suatu proses yang disebut sebagai suatu proses koadhesi atau koaggregasi, dan komposisi dari biofilm ini menjadi semakin beragam (microbial succession ).16 Bakteri yang melekat menghasilkan polimer ekstraselular ( matriks plak ) yang memperkuat perlekatan bakteri itu pada biofilm. Matriks itu dapat berikatan dengan molekul, termasuk enzim, dan juga memeperlambat penetrasi molekul itu kedalam biofilm. Biofilm terorganisir secara fungsional dan kondisi yang beragam pada suatu biofilm menyebabkan bentuk yang tidak
biasanya dari gen bakteri, dimana kemiripan dari spesies yang berbeda memberikan kesempatan untuk dapat berinteraksi satu sama lain.16 Interaksi ini adalah perkembangan dari rantai makanan dimana produk akhir dari metabolisme suatu organisme digunakan oleh organisme sekunder dan kerjasama metabolik antar sesama spesies untuk mengkataboliskan yang kompatibel dengan kesehatan untuk mempertahankan sifat yang bermanfaat dari mikroflora normal.16 Durasi pembentukan plak umumnya setiap sel bakteri membela atau menjadi banyak dalam waktu lebih dari 4 jam sehingga 8 jam. Dalam waktu 12 jam setelah penyikatan gigi secara sempurna, koloni bakteri sudah terbentuk sebagai massa yang meliputi sebagian besar permukaan gigi. dalam 24 jam setelah penyikatan gigi tersebut plak terbentuk sempurna dan melekat sangat erat di tempatnya. Jadi 24 jam setelah pembersihan gigi. plak supragingiva terbentuk terutama di area proksimal dari gigi-geligi molar dan premolar.17
Gambar 2. Mekanisme plak pada permukaan gigi Sumber : http://pdgicabwngr.blogspot.com/2011/10/plak-gigi-biang-masalah-dalammulut.html
BAB III KERANGKA TEORI
Metode Bass
Metode Roll
Metode fones
Metode menyikat gigi
Metode Leonard
Metode Charters
Metode Horizontal
Pengurangan Plak
Variabel Diteliti
Variabel Tidak Diteliti
Metode Vertikal
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental.
4.2 Tempat dan waktu penelitian a. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di SD Kristen Rantepao Toraja Utara b. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April
4.3 Populasi dan sampel a. Populasi
: Anak kelas VI pada SD Kristen Rantepao Toraja Utara
b. Sampel
: Anak umur 12 tahun pada kelas VI di SD Kristen Rantepao yang gigi permanennya telah erupsi dan memenuhi kriteria inklusi
4.4 Metode sampling Metode sampling yang digunakan adalah Simple Random sampling
4.5 Kriteria Sampel Kriteria Inklusi: 1. Bersedia menjadi subyek penelitian 2. Berusia 12 tahun 3. Gigi permanen telah erupsi Kriteria Eksklusi : 1. Anak yang tidak masuk sekolah 2. Anak yang mengalami nyeri karena infeksi sakit gigi 3. Anak yang tidak kooperatif
4.6 Variabel penelitian Variable dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel sebab
: metode menyikat gigi
2. Variabel akibat
: pengurangan plak
4.7 Defenisi variabel operasional a. Menyikat gigi adalah tehnik membersihkan gigi menggunakan sikat gigi. b. Pengurangan plak adalah penyingkiran plak pada permukaan gigi menggunakan sikat gigi
4.8 Alat dan bahan 1. Diagnostik Set 2. Sikat gigi 3. Pasta gigi 4. Hanskun 5. Disclosing solution 6. Pensil 7. Pulpen 8. Kertas 9. Cotton bud 10. Stopwatch 11. Air mineral gelas
4.9 Prosedur penelitian 1. Dari populasi siswa kelas VI SD Kristen Rantepao Toraja Utara, sampel yang diambil sebanyak 60 orang dengan metode simple random sampling. 2. Melakukan pemeriksaan pada gigi geligi sampel menggunakan diagnostik set untuk melihat keadaan rongga mulut dan gigi geligi sampel dan memenuhi kriteria inklusi 3. Membagi sampel ke dalam dua kelompok, 30 sampel kelompok 1 untuk metode sikat gigi horizontal dan 30 sampel kelompok 2 untuk metode sikat gigi vertikal 4. Memberikan penyuluhan cara menyikat gigi sesuai dengan metode pada tiap-tiap kelompok. Untuk kelompok 1 diberikan penyuluhan tentang cara menyikat gigi
dengan metode horizontal, begitu juga dengan kelompok 2 diberikan penyuluhan tentang cara menyikat gigi dengan metode vertikal 5. Sebelum menyikat gigi terlebih dahulu mengoleskan disclosing solution pada permukaan gigi menggunakan cotton bud sesuai dengan indeks PHP (Patient Hygiene Performance) lalu berkumur dan melihat skor plak sebelum sikat gigi
Indeks PHP (Patient Hygiene Performance) Mahkota gigi pada bagian fasial atau lingual di bagi menjadi lima sub divisi yaitu : I M
C
D
G
D (distal), G (sepertiga tengah gingival), M (mesial), C (sepertiga tengah), I (sepertiga tengah insisal untuk gigi anterior / oklusal untuk gigi posterior) Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada a) Permukaan labial gigi insisivus pertama kanan atas b) Permukaan labial gigi insisivus pertama kiri bawah c) Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas d) Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas e) Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah f) Permukaan lingual gigi molar pertama kanan bawah
g) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaiaan dilakukan pada gigi molar kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaiaan dilakukan pada molar ketiga akan tetapi jika molar pertama, kedua, dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaiaan untuk segmen itu h) Jika gigi insisivus pertama kanan atas tiak ada, dapat digantikan oleh gigi insisivus kiri dan jika gigi insisivus kiri bawah tidak ada, dapat digantikan dengan insisivus pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisivus pertama kiri dan kanan tidak ada, maka tidak ada penilaiaan untuk segmen tersebut Cara penilaian plak adalah sebagai berikut. Nilai 0 = tidak ada plak Nilai 1 = ada plak Cara pengukuran untuk menentukan indeks PHP, yaitu dengan rumus di bawah ini dan nilai yang dihasilkan adalah berupa angka.
=
jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yg diperiksa jumlah gigi yang di periksa
Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP (patient Hygiene Performance), yaitu : Sangat baik
=0
Baik
= 0,1-1,7
Sedang
=1,8-3,4
Buruk
=3,5-5
6. Menginstruksikan sampel melakukan sikat gigi selama 2 menit secara berpasangan dan bersamaan, satu dari kelompok 1 dan satu dari kelompok 2, agar kontrol cara menyikat gigi pada sampel lebih mudah sampai selesai 30 sampel dari masing-masing kelompok selesai 7.
Setelah melakukan sikat gigi, kemudian mengoleskan kembali disclosing solution pada gigi sesuai dengan indeks PHP, lalu berkumur
8. Kemudian melihat skor plak pada gigi setelah sikat gigi dan mendata skor plak pada gigi 9. Total skor plak pada gigi akan di jumlahkan dan dihitung menggunakan rumus IP PHP.
4.10 Data 1. Jenis Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diambil secara langsung dari objek yang akan diteliti 2. Penyajian Data Data yang disajikan dalam bentuk tabel
4.11 Alur penelitian
Lokasi di SD Kristen Rantepao Toraja Utara
Penyuluhan cara sikat gigi dengan metode horizontal
Penyuluhan cara sikat gigi dengan metode vertikal
Mengaplikasikan disclosing solution
Mengaplikasikan disclosing solution
Berkumur dengan air mineral
Berkumur dengan air mineral
Melihat skor plak
Melihat skor plak
Menyikat gigi metode horizontal
Menyikat gigi metode vertikal
Mengaplikasikan disclosing solution
Mengaplikasikan disclosing solution
Berkumur dengan air mineral
Berkumur dengan air mineral
Melihat skor plak
Melihat skor plak
Pengumpulan data
Analisis data
kesimpulan
BAB V HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian mengenai perbedaan pengurangan plak menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan vertikal pada anak SD Kristen Rantepao Toraja utara. Populasi penelitian ini adalah murid-murid SD Kristen Rantepao Toraja utara. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Simple random sampling dimana masing-masing sampel telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 60 anak. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental. Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi. Sampel dibagi kedalam 2 kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok yang menyikat gigi secara horizontal dan kelompok 2 secara vertikal. Tiap kelompok terdiri dari 30 orang yang dibagi secara random. Masing-masing sampel dari tiap kelompok secara berpasangan diberikan perlakuan yang sama, yakni pertama mengoleskan disclosing solution pada gigi yang telah ditentukan berdasarkan indeks PHP untuk melihat skor plak sebelum menyikat gigi. selanjutnya pada perlakuan kedua masing-masing sampel akan diinstruksikan menyikat gigi, untuk kelompok 1 menyikat gigi secara horizontal dan kelompok 2 secara vertikal. Sampel diinstruksikan menyikat gigi secara berpasangan yaitu metode horizontal dan vertikal selama 2 menit. Setelah menyikat gigi kemudian mengoleskan kembali disclosing solution pada gigi untuk melihat skor plak setelah menyikat gigi. Hasil skor sebelum dan sesudah menyikat gigi kemudian dihitung berdasarkan rumus Indeks PHP dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Table 5.1 Hasil Uji T berpasangan skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi. Sebelum Menyikat
Sesudah Menyikat
Metode Menyikat Gigi
Mean
Nilai
Difference
P
gigi
Gigi Mean ± SD
Mean ± SD
Horizontal
3,55±0,69
1,47±0,50
2,08
0,000
Vertikal
3,13±0,62
1,68±0,48
1,45
0,000
Total
3.34±0,68
1,58±0,50
1,76
0,000
n=60 *: Signifikan pada α= 0,05
Grafik 5.1 Rata-rata hasil skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi 4 3.5 3 2.5 2
Metode Horizontal Metode Vertikal
1.5 1 0.5 0 Skor Plak Sebelum Sikat Gigi
Skor Plak Setelah Sikat Gigi
Tabel 5.1 dan Grafik 5.1 menunjukkan pengaruh dari menyikat gigi secara horizontal dan vertikal terhadap pengurangan plak. Pada kelompok horizontal, rerata skor plak sebelum menyikat gigi adalah 3.55, dan setelah menyikat gigi adalah 1,47 dimana terdapat penurunan
jumlah skor plak. Nilai p pada kelompok horizontal adalah 0,000 ( p<0,05) yang berarti terjadi penurunan jumlah skor plak yang signifikan. Pada kelompok vertikal, rerata skor plak sebelum menyikat gigi adalah 3,13, dan setelah menyikat gigi adalah 1,68 dimana terdapat penurunan jumlah skor plak. Nilai p pada kelompok vertikal adalah 0,000 ( p<0,05) yang berarti terjadi penurunan jumlah skor plak yang signifikan.
Grafik 5.2 Rata-rata perbandingan skor pengurangan plak 2.5 2 1.5
Horizontal
1
Vertikal
0.5 0 Metode Menyikat Gigi
Grafik 5.2 menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata penurunan skor plak pada kelompok horizontal adalah 2,08 sedangkan pada kelompok vertikal adalah 1,45 dapat dilihat bahwa pada kedua metode menyikat gigi dapat terjadi penurunan indeks plak. Penurunan indeks plak tertinggi terjadi pada menyikat gigi horizontal dibandingkan dengan menyikat gigi secara vertikal.
BAB VI PEMBAHASAN
Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan menyikat gigi yaitu untuk menyingkirkan plak pada gigi dan menjaga kesehatan rongga mulut. Menurut Riyanti (2005) kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat.10 Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk membersihkan gigi seperti metode menyikat gigi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu horizontal dan vertikal. Hasil penelitian tentang perbedaan pengurangan plak menggunakan metode menyikat gigi horizontal dan vertikal menunjukkan bahwa menyikat gigi dengan metode horizontal dan vertikal dapat menurunkan skor plak secara bermakna. Skor plak pada kelompok horizontal sebelum menyikat gigi adalah 3,55 dan setelah menyikat gigi adalah 1,47. Sedangkan pada kelompok vertikal sebelum menyikat gigi adalah 3,13 dan setelah menyikat gigi adalah 1,68. Pada kedua metode tersebut dapat mengurangi plak pada gigi, dan rata-rata pengurangan plak pada kedua kelompok tersebut kelompok horizontal 2,08 dan kelompok vertikal 1,45 dimana pengurangan plak tertinggi terjadi pada kelompok horizontal. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anaise dan pendapat dari Tan HH yang menyatakan teknik horizontal dianggap sebagai teknik terbaik untuk menghilangkan plak dan mudah ditiru oleh anak-anak.6
Pendapat ini juga didukung oleh penelitian Sarma (2012) menyatakan bahwa metode menyikat gigi horizontal cocok digunakan pada anak-anak dan penelitian dari Natalia Ekaputri dan Sri Lestari tentang perbedaan efektifitas penyikatan gigi antara metode roll dan horizontal terhadap penyingkiran plak pada anak menyatakan metode vertikal dan roll tidak dapat menurunkan indeks plak lebih besar dibandingkan dengan metode horizontal karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemampuan untuk melakukan teknik menyikat gigi pada setiap anak berbeda-beda, tekanan yang diberikan pada saat menyikat gigi berbeda-beda, dan kebiasaan menyikat gigi yang berbeda.6 Menurut Angela (2005) keterampilan menggosok gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak disegala umur terutama anak sekolah karena pada usia itu mudah menerima dan menanamkan nilai-nilai dasar. Anak sekolah memerlukan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menggosok gigi. pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting untuk menunjang kesehatan, terutama pada anak yang memiliki tingkat kebersihan gigi mulut rendah dan keterampilan dalam menggosok gigi kurang. Pendapat
Hurlock (2007) menyatakan bahwa umur seseorang dapat mempengaruhi
pengetahuan, semakin lanjut umur seseorang maka kemungkinan semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Usia 10-12 tahun merupakan usia yang tepat dalam melakukan sesuatu secara bijaksana dan berlaku sesuai aturan dibandingkan usia yang dibawahnya. Semakin dewasa umur sesorang maka akan semakin lebih matang dan lebih baik dalam berpikir dan bertindak dengan peningkatan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Pada usia ini walaupun kemampuan motorik halus dan kasar sudah mengalami kemajuan tetapi anak belum mampu menyikat gigi dengan baik dalam mencapai kebersihan gigi mereka.11
Anak usia sekolah berada pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana cara berfikir mereka sudah mulai logis dan masuk akal, sehingga apabila anak diberi pendidikan tentang sesuatu maka anak akan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melakukan sesuatu tersebut .11 Anak usia sekolah yang diajari tentang kebersihan gigi dan mulut serta cara untuk menjaganya maka anak akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kesehatan gigi mereka yaitu dengan menyikat gigi.11 Betty (2011) Menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya menyikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya menyikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setelah selesai makan dan sebelum tidur malam.11
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan, yang dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut, tujuan menyikat gigi yaitu untuk menyingkirkan plak pada gigi dan menjaga kesehatan rongga mulut. 2. Terdapat beberapa metode dalam menyikat gigi, dan metode yang paling umum digunakan adalah metode horizontal dan vertikal. Pada kedua metode tersebut dapat mengurangi plak pada gigi, tetapi pengurangan plak yang paling tinggi terjadi pada metode menyikat gigi secara horizontal dibandingkan dengan metode menyikat gigi secara vertikal. 3. Anak usia sekolah yang diajari tentang kebersihan gigi dan mulut serta cara untuk menjaganya maka anak akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kesehatan gigi mereka yaitu dengan menyikat gigi.
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai perbedaan pengurangan plak pada metode menyikat gigi yang lain selain metode horizontal dan vertikal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Novita S.S.A, Efendi F, Dian P. Pengaruh pendidikan kesehatan metode simulasi menggosok gigi teknik modifikasi Bass dengan keterampilan dan kebersihan gigi mulut pada anak MI AT-Taufiq Kelas V, Fakultas Keperawatan universitas Airlangga : 2011
2. Sutjipto C, Wowor V.N.S, Kaunang W.P.J. Gambaran Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia 10-12 tahun di SD Kristen Eben Haezar 02 Manado, Jurnal eBiomedik (eBM); 2013;1:698
3. Hermina,Vera. Efektifitas Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi Terhadap Penurunan Indeks Plak Anak Usia 3-5 Tahun, Dentika Dental Jurnal; 2010:15:42.
4. Nurfalah A, Yuniarrahmah E, Aspriyanto D. Efektivitas Metode Peragaan dan Metode Video Terhadap Pengetahuan Penyikatan Gigi pada Anak Usia 9-12 tahun di SDN Keraton 7 Martapura, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi; 2014:2:145
5. Farani W, Rus Sudarso I.S. Pengaruh Perbedaan Menyikat Gigi Dengan Metode Horizontal dan Vertikal terhadap Pengurangan Plak Pada Anak Perempuan Usia 12 tahun, Dentika Dental Journal; 2008:13: 108
6. Haryanti D.D, Adhani R, Aspriyanto D, Dewi I.K. Efektifitas Menyikat Gigi Metode Horizontal, Vertikal, dan Roll Terhadap Penurunan Plak Pada Anak Usia 9-11 Tahun, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi; 2014:2: 150
7. Budiarti R. Tingkat Keimanan Islam dan Status Karies Gigi, Keperawatan Gigi Poltekes Jakarta 1, 2012.
8. Kompas. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari. Jakarta : Penerbit Buku Kompas ; 2007, p.502. 9. Adhani. R, Hidayat S, Arya I.W. Perbedaan pH Saliva Menggosok Gigi Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Makanan Manis dan Lengket ( Pengukuran menggunakan pH meter pada anak usia 10-12 tahun di SDN Melayu 2 Banjarmasin ). Dentino Jurnal Kedokteran Gigi :2013:1:p.40. 10. Nugraha. C, Sabirin M.I, Achmad H. Perbedaan Kadar Fluor dan Derajat Keasaman Pada Saliva Setelah Pemakaian Pasta Gigi yang Mengandung Herbal dan Non Herbal pada Anak.
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kedokteran Gigi Anak V Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI); 6-7 Mei, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar, 2011. P.35
11. Maysaroh. A, Ganis.I, Jumaini. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap Perilaku Menyikat Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 136 Pekanbaru. Ilmu Keperawatan Riau:2013.
12. Kidd.E.A.M, Joyston S. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta : EGC ; 2008 p.145-7.
13. Pratiwi Arum,Muhlisin A, Perawatan Gigi Susu Pada Anak Usia Sekolah Di Taman Gizi Anak Sehat Desa Gumpang, Kartasura Sukoharjo.Warta:2007:10:p.151
14. Sasmita I.S, Pertiwi A.S.P, Halim.M, Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mnegandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak.Fakultas Kedoteran Gigi UNPAD.
15. Machfoed. I, Zein A.Y, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak Ibu Hamil.Yogyakarta : f tramaya ; p.92
16. Tarigan Rasinta. Karies Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; p.59-61 17. Mustaqimah.D.N, Gingiva Yang Mudah Berdarah Serta Pengelolaanya. Journal of Dentistryuniversitas of Indonesia (JDUI):2003:10:p.51. 18. Manohara A, Bhat Y.,KVV Prasad et al. Dental Plaque Dissolving Agents: An In Vitro Study. Internasional journal of advanced health science:2014:1:p.1. 19. Menon L, Ramamurthy J. New Vistas in Plaque Control. IOSR Journal of dental and medical science (IOSR-JDMS):2014:13:p.64
LAMPIRAN
PENELITIAN PERBEDAAN PENGURANGAN PLAK MENGGUNAKAN METODE MENYIKAT GIGI HORIZONTAL DAN VERTIKAL PADA ANAK SD KRISTEN RANTEPAO TORAJA UTARA
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin :
PENILAIAAN SKOR PLAK ( SKOR SEBELUM SIKAT GIGI)
( SKOR SESUDAH SIKAT GIGI )
RAHANG ATAS
RAHANG ATAS
1. Insisivus
:
1. Insisivus
:
2. Molar kanan
:
2. Molar kanan
:
3. Molar kiri
:
3. Molar kiri
:
( SKOR SEBELUM SIKAT GIGI)
( SKOR SEBELUM SIKAT GIGI)
RAHANG BAWAH
RAHANG BAWAH
1. Insisivus
:
1. Insisivus
:
2. Molar kanan
:
2. Molar kanan
:
3. Molar kiri
:
3. Molar kiri
:
DATA PENILAIAN SKOR PLAK MENGGUNAKAN METODE MENYIKAT GIGI SECARA HORIZONTAL PADA SD KRISTEN RANTEPAO TORAJA UTARA
HORIZONTAL
NO
NAMA
JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hosea T. A. Madao AlfriyantiPongliku Naren Given S Richardo C.B Fabnis Yuan C. S GeryPabidang JoshiaSemnosPongsitian SecondiaPrawiro Ronando D. R Aron L. M Gamaliel S. P DirgantaraParu’pak Juan Kudu Kevin T. Palilu Mitchel S. Bunga Abner Kadang Raru’ HeryAzaryaTumanan Kein V. M Ichsan Gilbert Boby T Marshelino S.B.R ErederikSamma AerzenRante Arung Sulo RickoOrientinusPaseru RenolRanteDendang T Apriel Tri Padanun ArjunaPasedan GeaNatasiaPalallo Uriel Christian B Denatha M. P
Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
UMUR 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun
SKOR SEBELUM SIKAT GIGI 3,33 4,16 4,16 3 3,5 4 3,5 2,16 3,66 3,16 4 3,66 3 1,66 3,16 4 2,83 4,5 2,83 3,16 3 3 3,83 4,16 3,83 4,16 4 4,5 4 4,5
SKOR SETELAH SIKAT GIGI 1,33 2 1,83 1,33 1,33 1,83 1,33 0,83 2,16 1,16 1,83 1,5 1 0,6 1,33 3 2 2,16 0,83 1 0,66 1,66 1,33 1,5 1,33 1,66 1,66 1,5 1,16 1,33
DATA PENILAIAN SKOR PLAK MENGGUNAKAN METODE MENYIKAT GIGI SECARA VERTIKAL PADA SD KRISTEN RANTEPAO TORAJA UTARA
VERTIKAL
NO
NAMA
JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Novrein Desmon Maichel B. R Tishau. B Yuni Putri Mangando BedsyRejeki Aesybel R. T. D Angel Putri Bulo Elsha A. Br. Damanik Fersty Clara B Wendy D. Y Cindy Saputri Ilaria De Fresca Jaenes A KinathaLelepadang RistaSampeBua’ ChelinuraLebang P ArlynSarungallo Afrisiana Gala Regina Rara’ S TesalonikaTirza R JessikaMangallo Gresika .P Fabyola Cherry. M MarellaPresiliaPairunan Hildegardis Gabriella D Agnes Teresa Matasak Chrystin Vanessa R. S Mriske D. Paliling Arnold AldyBura
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki
UMUR 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun 12 tahun
SKOR SEBELUM SIKAT GIGI 3 3,3 2,83 2,83 3 2,83 2,83 2 3,66 3,16 3,16 3,16 2,83 2,66 3,66 3 2,33 2,33 3 4,66 3,16 2,16 3 3 3,83 2,66 4,33 4 3,83 3,83
SKOR SETELAH SIKAT GIGI 1,83 1,5 1,83 1,83 1,5 1,16 2,16 1 1,83 1,83 2,33 1,33 1,83 1,83 1,83 1,16 1,16 1 1,83 2,83 2,66 1,16 1,16 1,83 1,16 1,66 2,33 1,66 2 1,16
FOTO PENELITIAN SD KRISTEN RANTEPAO TORAJA UTARA
MEANS TABLES=Sebelum Setelah BY JK Menyikat /CELLS=MEAN COUNT STDDEV.
Means
Notes Output Created
31-MAR-2015 11:52:30
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
60 For each dependent variable in a table, user-defined missing values for the dependent and all grouping variables are treated as missing.
Cases Used
Cases used for each table have no missing values in any independent variable, and not all dependent variables have missing values.
Syntax
MEANS TABLES=Sebelum Setelah BY JK Menyikat /CELLS=MEAN COUNT STDDEV.
Resources
Processor Time
00:00:00.05
Elapsed Time
00:00:00.06
[DataSet0]
Case Processing Summary Cases Included N
Excluded
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Sebelum * JK
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
Setelah * JK
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
Sebelum * Menyikat
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
Setelah * Menyikat
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
Sebelum Setelah * JK JK Laki-laki
Sebelum Mean
3.4075
Setelah 1.4841
N
Perempuan
32
32
Std. Deviation
.62999
.49369
Mean
3.2643
1.6807
28
28
Std. Deviation
.73754
.49360
Mean
3.3407
1.5758
60
60
.68019
.49935
N
Total
N Std. Deviation
Sebelum Setelah * Menyikat Menyikat Horizontal
Sebelum Mean
3.5470
1.4723
30
30
Std. Deviation
.68606
.50438
Mean
3.1343
1.6793
30
30
Std. Deviation
.61847
.48035
Mean
3.3407
1.5758
60
60
.68019
.49935
N
Vertikal
N
Total
Setelah
N Std. Deviation
T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Setelah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
T-Test
Notes Output Created
31-MAR-2015 11:52:47
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
60 User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.
Syntax
T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Setelah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.05
Elapsed Time
00:00:00.09
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
3.3407
60
.68019
.08781
Setelah
1.5758
60
.49935
.06447
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Setelah
Correlation 60
.446
Sig. .000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Difference
Lower Pair 1
Sebelum - Setelah
1.76483
.63956
.08257
1.59962
USE ALL. COMPUTE filter_$=(Menyikat = 1). VARIABLE LABELS filter_$ 'Menyikat = 1 (FILTER)'. VALUE LABELS filter_$ 0 'Not Selected' 1 'Selected'. FORMATS filter_$ (f1.0). FILTER BY filter_$. EXECUTE. T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Setelah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
T-Test
Notes Output Created
31-MAR-2015 11:53:22
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Upper 1.93005
Filter
Menyikat = 1 (FILTER)
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
30 User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.
Syntax
T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Setelah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.02
Elapsed Time
00:00:00.03
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
3.5470
30
.68606
.12526
Setelah
1.4723
30
.50438
.09209
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Sebelum & Setelah
30
.586
.001
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Sebelum - Setelah
2.07467
Std. Deviation
Std. Error Mean
.56525
USE ALL. COMPUTE filter_$=(Menyikat = 2). VARIABLE LABELS filter_$ 'Menyikat = 2 (FILTER)'. VALUE LABELS filter_$ 0 'Not Selected' 1 'Selected'. FORMATS filter_$ (f1.0). FILTER BY filter_$. EXECUTE. T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Setelah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
T-Test
.10320
Lower 1.86360
Upper 2.28573
Notes Output Created
31-MAR-2015 11:53:33
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
Menyikat = 2 (FILTER)
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
30 User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.
Syntax
T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Setelah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.02
Elapsed Time
00:00:00.03
Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
3.1343
30
.61847
.11292
Setelah
1.6793
30
.48035
.08770
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Setelah
Correlation 30
.504
Sig. .005
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Sebelum - Setelah
1.45500
T-TEST GROUPS=Menyikat(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=Sebelum Setelah /CRITERIA=CI(.95).
Std. Deviation .56040
Std. Error Mean .10231
Lower 1.24574
Upper 1.66426
T-Test
Notes Output Created Comments Input
Active Dataset
Dat
Filter
<no
Weight
<no
Split File
<no
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
Use
Cases Used
Stat
for a Syntax
T-TE
/M
/VA
/C Resources
Processor Time Elapsed Time
Group Statistics Menyikat Sebelum
Setelah
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Horizontal
30
3.5470
.68606
.12526
Vertikal
30
3.1343
.61847
.11292
Horizontal
30
1.4723
.50438
.09209
Vertikal
30
1.6793
.48035
.08770
Levene's Test for Equality of Variances
F Sebelum
Equal variances assumed
Sig. .822
t .368
Equal variances not assumed Setelah
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.003
t-test for E
.957
df
Sig. (2-tailed)
Mean Differe
2.447
58
.017
.4
2.447
57.387
.017
.4
-1.628
58
.109
-.2
-1.628
57.862
.109
-.2