PERBANDINGAN PERFORMA UKURAN TUBUH SAPI SIMMENTAL IMPORT DAN SAPI SIMMENTAL LOKAL
ABDUL MATIN
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Perbandingan Performa Ukuran Tubuh Sapi Simmental Import dan Sapi Simmental Lokal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016 Abdul Matin NIM D14120097
4
5
ABSTRAK ABDUL MATIN. Perbandingan Performa Ukuran Tubuh Sapi Simmental Import dan Sapi Simmental Lokal. Dibimbing oleh BRAMADA WINIAR PUTRA dan RUDY PRIYANTO. Pemeliharaan dan genetik ternak adalah dua hal yang akan mempengaruhi performa ternak. Performa ternak dapat diketahui salah satunya dengan cara pengukuran tubuh ternak. Tujuan untuk mengetahui perbandingan performa ukuran tubuh ternak sapi Simmental lokal dengan sapi Simmental import. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran meliputi lima belas variabel pengukuran dengan menggunakan metode pengukuran citra digital. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 14 ekor ternak terdiri dari 8 ekor sapi Simmental import dan 6 ekor sapi Simmental lokal. Metode analisi dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif, dan uji t. Hasil menunjukkan bahwa sapi Simmental import dan lokal tidak memiliki perbedaan performa ternak dari ukuran tubuhnya kecuali pada ukuran panjang kelompok tulang Ossa vertebrae cervicales, Ossa metacarpalia I-V, dan Os tibia-fibulla. Pada kelompok tulang tersebut ukuran yang lebih panjang terdapat pada sapi Simmental import. Selain itu, jika diukur berdasarkan rasio ukuran tubuh maka tidak terdapat perbedaan antara sapi Simmental import dengan lokal. Kata kunci: citra digital, morfometrik, sapi Simmental, sistem pemeliharaan
ABSTRACT ABDUL MATIN. Comparison body's performance between Import Simmental Cattle and Local Simmental Cattle. Guided by BRAMADA WINIAR PUTRA dan RUDY PRIYANTO. Cattle raising system and animal geneticss will be affect their performance. Measurements of animal body is one way to determine cattle performance. This study aims to compare linear measurement of local Simmental cattle and import Simmental cattle. The measurement includes fifteen parameters using digital image measuring method. The study was involved 14 heads of cattle consisting of 8 heads imported Simmental cattle and 6 heads for local Simmental cattle. The analytical method used are descriptive analysis, and t-test. The result showed that the local Simmental cattle and import Simmental cattle have no difference in performance of the cattle body size except on the length of the bone group Ossa vertebrae cervicales, Ossa metacarpalia I-V, and Os tibia-fibulla. In the group of bone that the size of bone was longer in import Simmental cattle. Furthermore, The measurement result based on the ratio of body size there is no difference between import and local Simmental cattle. Keywords: digital image analysis, morphometric, raising system, Simmental cattle
6
7
PERBANDINGAN PERFORMA UKURAN TUBUH SAPI SIMMENTAL IMPORT DAN SAPI SIMMENTAL LOKAL
ABDUL MATIN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
8
10
11
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2015 dan dilanjutkan pada April 2016 ini ialah morfometrik, dengan judul Perbandingan Performa Ukuran Tubuh Sapi Simmental Import dan Sapi Simmental Lokal. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Bramada Winiar Putra, SPt, MSi, Dr Ir Rudy Priyanto, Sigid Prabowo, SPt, MSc dan Mochammad Sriduresta Soenarno, SPt, MSc yang telah banyak memberi saran. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Bapak Imron, Ibu Desy dan staf dari Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2016 Abdul Matin
vi
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1 METODE ............................................................................................................ 1 Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 1 Alat ............................................................................................................... 2 Bahan............................................................................................................ 2 Prosedur ........................................................................................................ 2 Pengambilan Citra Digital Ternak ........................................................ 2 Pengukuran .......................................................................................... 3 Analisis ................................................................................................ 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 5 Kondisi Umum dan Manajemen Pemeliharaan di Wilayah Penelitian ............ 5 Hasil Pengukuran Sapi Simmental Perbandingan dari Kedua Lokasi ............. 7 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11 LAMPIRAN ...................................................................................................... 13 RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 14
viii
DAFTAR TABEL 1. Perbandingan performa ukuran tubuh sapi Simmental import dan lokal 2. Perbandingan rasio performa ukuran tubuh secara umum sapi Simmental import dan lokal
8 10
DAFTAR GAMBAR 1. Ilustrasi pengukuran morfometrik tubuh ternak dari Samping 2. Peta lokasi Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas. 3. Sapi Simmental di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas. 4. Peta lokasi Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor 5. Sapi Simmental di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor
3 5 5 6 6
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi Simmental merupakan salah satu jenis sapi potong yang termasuk dalam Bos Taurus. Sapi Bos Taurus (Contohnya Simmental, Limousine, dan Angus.) tingkat pertambahan bobot badannya sangat tinggi (Soeharsono et al. 2010) sehingga berpotensi mencapai bobot potong sekitar 660-650 kg dalam waktu yang cepat, apabila dipelihara dengan baik dan memperoleh asupan ransum yang sesuai. Sistem pemeliharaan ternak akan mempengaruhi performa ternak diantaranya ukuran tubuh, bobot badan, produktifitas, dan lainnya. Ternak sapi asli daerah tropis seperti Indonesia umumnya memiliki ukuran tubuh yang kecil seperti sapi Bos Javanicus. Hal ini karena daerah tropis memiliki iklim dan lingkungan yang membuat ternak harus beradaptasi dengan kondisi lingkungannya. Sedangkan sapi asli dari daerah beriklim subtropis umumnya memiliki ukuran tubuh yang besar seperti sapi dari Bos Taurus. Performa ternak selain dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan dapat dipengaruhi juga oleh genetika ternak. Sapi Bos Taurus secara fisik memiliki ukuran tubuh yang besar karena secara genetik memiliki kerangka tubuh besar. Sedangkan ternak yang didatangkan dari luar Indonesia belum dapat diketahui apakah memiliki ukuran yang sama atau tidak dengan ternak yang telah dipelihara di Indonesia dalam waktu yang lama. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui performa ternak berupa ukuran morfometrik dari sapi Simmental lokal yang telah dipelihara di Indonesia dengan sapi Simmental import.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan performa ukuran tubuh ternak sapi Simmental lokal yang berada di Balai Penelitian Ternak Unggulan Hijauan Ternak (BPTUHPT) Padang Mangatas dan sapi Simmental import yang berada di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang dengan menggunakan metode citra digital.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berupa riset observasi lapang untuk menganalisis ternak sapi Simmental betina. Pengamatan dan pengambilan gambar sapi Simmental dilakukan di Balai Penelitian Ternak Unggulan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang Mangatas Kabupaten Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatera Barat dan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Gambar berupa data sekunder yang telah dilakukan pada Juli 2015 di BPTUHPT Padang Mangatas.
2
Kemudian penelitian dilanjutkan untuk melakukan pengambilan gambar di BET Cipelang dan melakukan pengukuran selama tiga bulan (Febuari-April 2016) hingga diperoleh hasil akhir dalam bentuk laporan penelitian.
Alat Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Kamera DSLR dengan resolusi 18 MP. Resolusi kamera ini sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pengambilan citra digital yang optimal, tripod kamera untuk menempatkan kamera pada posisi stabil dengan ketinggian yang dapat diatur sesuai dengan posisi yang tepat dalam pengambilan citra digital, standing gauge atau meteran berdiri yang didesain agar dapat memberikan skala yang terstandar untuk acuan analisis pengukuran citra digital, timbangan digital untuk melakukan penimbangan bobot badan ternak, laptop untuk menganalisis data hasil pengambilan citra digital dan software ImageJ.
Bahan Bahan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini adalah sapi betina Simmental sebanyak 14 ekor yang berada di BPTUHPT Padang Mangatas dan BET Cipelang (masing-masing 6 ekor sapi Simmental lokal di BPTUHPT Padang Mangatas dan 8 ekor sapi Simmental import yang didatangkan pada umur 2 tahun di BET Cipelang). Ternak yang digunakan adalah ternak yang sudah mencapai umur 6 tahun. Ternak yang berada di BPTUHPT Padang Mangatas dipelihara dengan sistem pemeliharaan ekstensif. Pakan ternak diperoleh dari lahan pasture tempat ternak digembalakan, selain itu juga ternak diberikan konsentrat. Sedangkan ternak yang berada di BET Cipelang dipelihara dengan sistem intensif dikandangkan. Pemberian pakan diberikan setiap hari dengan memberikan rumput gajah dari kebun rumput dan konsentrat.
Prosedur Pengambilan Citra Digital Ternak Pengambilan citra digital ternak dilakukan sesuai dengan metode pengambilan gambar citra digital ternak berdasarkan hasil penelitian Putra et al. (2016) yaitu dengan mengambil gambar ternak dan standing gauge atau meteran berdiri sejajar dengan ternak dalam satu garis dimensi yang sama dan alas datar sehingga diperoleh gambar dalam satu kesatuan dimensi gambar. Pengambilan gambarnya berupa gambar seluruh tubuh ternak atau disebut jarak penuh, yaitu jarak yang diambil tanpa zoom sehingga diperoleh citra ternak penuh pada tampilan layar Putra et al. (2016). Pengambilan gambar dengan cara menempatkan poros tengah tubuh ternak pada poros tengah foto. Pengambilan foto berjarak 2 m dari posisi ternak berdiri. Penggunaan tripod pada bidang alas yang datar dapat digunakan untuk memudahkan pengambilan gambar. Penggunaan tripod ini dengan cara didirikandengan panjang 1.2 m atau tepat pada poros tengah ternak.
3
Pengukuran Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran morfometrik dari hasil pengambilan gambar citra digital pada sapi Simmental. Gambar ternak yang diambil dari masing-masing ternak tersebut dilakukan pengukuran morfometrik menggunakan software ImageJ. Metode pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengukuran tubuh ternak berdasarkan World Association of Veterinary Anatomist [WAVA] (2012). Berikut ilustrasi pengukuran morfometrik dengan metode Citra Digital dan penjabaran tentang bagian yang diukur yaitu:
Gambar 1 Ilustrasi pengukuran morfometrik tubuh ternak dari Samping 1 Panjang tulang Ossa vertebrae cervicales. Diukur dari batas Axio-Atlas hingga pangkal leher bagian dorsal. Pada sapi yang berpunuk diukur tepat di depan punuk. 2 Panjang tulang Ossa vertebrae thoracicae. Diukur dari pangkal leher hingga titik tengah tubuh bagian dorsal. 3 Panjang tulang Vertebrae lumbales. Diukur dari titik tengah tubuh bagian dorsal hingga Processus spinosus pertama tulang Sacrum. 4 Panjang kelompok tulang Vertebrae sacrales. Diukur di sepanjang tulang sacrum. 5 Panjang tulang Scapulla. Diukur dari titik tertinggi tubuh (untuk sapi berpunuk diukur dari pangkal punuk) hingga Tuber humerus. 6 Panjang tulang Humerus. Diukur dari Tuber humerus hingga di titik tengah Tuber radius-ulna 7 Panjang tulang Radius-ulna. Diukur dari Tuber radius-ulna hingga Os carpal. 8 Panjang tulang Ossa metacarpalia I-V. Diukur dari Os carpal hingga pangkal Os Phalank1 9 Panjang tulang Femur. Diukur dari Tuber illium hingga Tuber femoris. 10 Panjang tulang Tibia-fibulla. Diukur dari Tuber femoris hingga Tuber calcis
4
11 Panjang tulang Ossa metatarsalia I-V. Diukur dari pangkal Os tarsus hingga Os phalank1 12 Panjang badan. Diukur dari Tuber humerus hingga Tuber ischiadicum. 13 Tinggi badan. Diukur tepat di belakang Os scapulla dari titik dorsal hingga tanah. 14 Dalam dada. Diukur tepat di belakang Os scapulla dari titik dorsal hingga ventral. 15 Tinggi hip. Diukur lurus dari Os Coxae hingga tanah. Analisis Data pengukuran tubuh sapi Simmental penelitian yang telah dilakukan kemudian dilakukan analisis statistika deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang rerata, simpangan baku, nilai minimum, nilai maksimum dan koefisien keragaman dari peubah-peubah tersebut. Kemudian dilakukan pengujian statistik uji-t menggunakan aplikasi program SAS untuk menguji terjadinya perbedaan atau tidak dari pengukuran yang telah dilakukan antar lokasi. Uji-T Uji-t adalah jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika. Ujit pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak (Walpole 1995). t =
(xa -xb )- μa -μb sa 2 sb 2 na + nb
̅
Keterangan :
̅ ̅
̅
: rataan sampel a : rataan sampel b : rataan populasi a : rataan pupolasi b
: simpangan baku a : simpangan baku b : jumlah sampel a : jumlah sampel b
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum dan Manajemen Pemeliharaan di Wilayah Penelitian
Gambar 2 Peta lokasi Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur morfometrik tubuh sapi Simmental yang berada di dua lokasi berbeda yaitu di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang Mengatas dan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. BPTUHPT Padang Mengatas merupakan Unit Pelaksana Teknis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berperan dalam menghasilkan bibit ternak sapi potong unggul, yang berlokasi di Padang Mengatas, kecamatan Luhak Kabupaten Lima Puluh Kota, propinsi Sumatera Barat (BPTUHPTPM 2012). Balai ini memiliki luas areal 280 Ha, yang terdiri dari 268 Ha kebun rumput dan pasture, 12 Ha untuk kandang, kantor, perumahan dan jalan lingkungan. Keadaan tempat atau topografi daerah Balai ini bergelombang dan berbukit landai dengan ketinggian 700-900 m dari permukaan laut. Balai ini beriklim tropis dan temperatur mencapai 18-28 ºC (23 ºC), dengan kelembaban 70% serta curah hujan 1 800 mm/tahun. Jenis tanah di Balai ini adalah Podsolik Merah Kuning dengan tekstur liat, dan memiliki pH 5 (BPTUHPTPM 2012).
Gambar 3 Sapi Simmental di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas.
6
BPTUHPT Padang Mangatas melakukan pemeliharaan ternaknya secara ekstensif dipadang pasture yang berada didaerah perbukitan. Pakan yang diperoleh ternak di BPTUHPT Padang Mangatas ini berupa hijauan dari ladang pasture dan konsentrat. Namun dilokasi ini terdapat juga kandang untuk karantina dan melakukan perawatan kesehatan sehingga ternak juga memperoleh pakan konsentrat dan pelayanan kesehatan. Sapi Simmental yang berada di lokasi ini merupakan sapi Simmental lokal yang telah lama berada di lokasi dan mengalami proses adaptasi serta berkembang biak. Lokasi BET Cipelang terletak di desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan iklim dan curah hujan daerah Balai ini termasuk iklim tropis tipe B, berada dalam pengaruh angin musim. Temperatur rata-rata antara 18-22 oC dan kelembaban antara 70-80%. Jenis tanah dominan Latosol dan Andosol, tekstur tanah halus sampai sedang dengan kedalaman efektif lebih dari 9 cm. Balai ini melakukan pemeliharaan ternaknya secara intensif menggunakan kandang dan berkelompok tidak secara individu (Sastrawiludin 2014). Pemeliharaan yang dilakukan secara umum di BET yaitu seperti memberi pakan berupa hijauan pakan dan konsentrat, memandikan, membersihkan kandang, dan perawatan lainnya seperti memotong kuku. Sapi Simmental yang berada di lokasi ini merupakan sapi yang di datangkan dari Australia.
Gambar 4 Peta lokasi Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor
Gambar 5 Sapi Simmental di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor
7
Hasil Pengukuran Sapi Simmental Perbandingan dari Kedua Lokasi Sapi Simmental merupakan sapi dari bangsa Bos Taurus yang memiliki kerangka tubuh yang besar. Ciri khas dari sapi ini adalah tubuh berwarna bulu coklat kemerahan, pada bagian muka dan lutut ke bawah serta ujung ekor berwarna putih. Sapi Simmental ini memiliki berat lahir cukup tinggi, berkisar 39.0-41.4 kg dan berat sapihnya mencapai 247.8-298.2 kg (Cunningham dan Klei 1995). Penelitian ini melakukan pengukuran terhadap ukuran tubuh atau morfometrik tubuh sapi Simmental. Menurut Salamena et al. (2007), keragaman genetik dapat diteliti melalui pengamatan keragaman fenotipik sifat-sifat kuantitatif melalui analisis morfometrik. Pengelompokan ternak berdasarkan sifat kuantitatif sangat membantu untuk memberikan deskripsi ternak, khususnya untuk mengevaluasi bangsa-bangsa ternak. Pengukuran morfometrik penelitian ini menggunakan metode citra digital merupakan pengembangan dari metode morfometrik pengukuran yang dilakukan menurut Amano et al. (1981) dalam Permono (2011) yaitu pada pengukuran tinggi badan, panjang badan, dalam dada. Penggunaan metode citra digital ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengukuran morfometrik untuk mengefisiensikan waktu dalam melakukan kontak langsung dengan ternak dan melakukan pengukuran pada ternak yang sulit dikendalikan. Selain itu metode ini juga parameter yang diambil pengukurannya berdasarkan WAVA (2012). Pada sapi Simmental lokal dipelihara dengan manajemen ekstensif. Ternak ini sudah berada di Indonesia sejak pemerintahan Hindia Belanda sehingga ternak sudah mengalami proses adaptasi serta berkembang biak di BPTUHPT Padang Mangatas. Sedangkan sapi Simmental di BET Cipelang sapi yang didatangkan dari Australia setelah mencapai umur 2 tahun. Ternak ini didatangkan langsung untuk berperan sebagai indukan terseleksi yang digunakan sebagai sapi donor dalam penerapan teknologi Transfer Embrio. Ternak yang berada di BET Cipelang ini dipelihara dengan manajemen intensif. Pengukuran yang diakukan dibagi menjadi empat jenis pengukuran untuk memudahkan pengelompokkannya yaitu kelompok tulang belakang, kelompok alat gerak depan, kelompok alat gerak belakang dan ukuran umum (pengukuran yang umum dilakukan dalam pengukuran morfometrik). Hasil pengukuran yang telah dilakukan pada sapi Simmental lokal di BPTUHPT Padang Mangatas dan sapi Simmental import di BET Cipelang dapat dilihat pada Tabel 1. Pada herbivora terestrial, konstruksi sumbu tubuh merupakan penyesuaian untuk melawan arah gravitasi dan gaya dorong. Bagian ini berfungsi untuk menahan berat tubuh terhadap gaya gravitasi serta memberikan kekuatan untuk pergerakan. Sumbu tubuh terdiri atas beberapa rangkaian tulang yang saling berhubungan dan dapat membentuk bermacam-macam lengkungan. Apabila dilihat dari arah lateral, mulai dari Os vertebrae thoracica II sampai daerah Lumbo-sacral, berbentuk suatu lengkungan yang menyerupai busur. Bagian kepala dan leher merupakan bagian posisi netral dan persambungan bagian posterior daerah Cervical dengan bagian anterior daerah Thoracal ditandai dengan terbentuknya sebuah sudut (Getty 1975 dalam Syafyeni 2009). Beberapa keuntungan aspek mekanis berkaitan dengan keseimbangan statis pada tubuh hewan. Selain itu, konstruksi tubuh hewan menunjukkan kemampuan adaptasi hewan tersebut (Badoux 1975 dalam Syafyeni 2009).
8
Tabel 1 Perbandingan performa ukuran tubuh sapi Simmental import dan lokal Parameter Kelompok Tulang Belakang Ossa vertebrae cervicales Ossa vertebrae thoracicae Os vertebrae lumbales Vertebrae sacrales Kelompok alat gerak depan Os scapulla Os humerus Os radius-ulna Ossa metacarpalia I-V Kelompok alat gerak belakang Os femur Os tibia-fibulla Ossa metatarsalia I-V Ukuran umum Panjang badan Tinggi badan Dalam dada Tinggi hip
Ukuran morfometrik (cm) Import Lokal 47.95 ± 7.29A 53.82 ± 3.61 42.56 ± 4.76 19.96 ± 1.68
32.35 ± 3.97B 51.20 ± 3.89 42.98 ± 6.00 17.07 ± 3.71
55.01 ± 3.97 46.35 ± 4.10 37.80 ± 4.35 25.50 ± 2.70A
51.42 ± 3.27 44.78 ± 3.07 36.03 ± 2.32 22.17 ± 0.75B
36.97 ± 4.37 63.26 ± 5.44a 35.40 ± 3.49
34.17 ± 5.07 53.89 ± 8.18b 34.31 ± 3.68
162.22 ± 12.18 138.23 ± 10.68 75.10 ± 6.07 143.78 ± 10.02
157.39 ± 19.46 130.44 ± 8.33 71.29 ± 5.76 143.84 ± 7.73
Keterangan: Angka dengan huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0.05), Angka dengan huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan sangat nyata antar perlakuan (P<0.01)
Pengukuran terhadap kelompok tulang belakang dilakukan pada tulang Ossa vertebrae cervicales, Ossa vertebrae thoracicae, Ossa vertebrae lumbales, dan Vertebrae sacrales. Hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkan bahwa rataan ukuran tubuh pada sapi simmental berbeda sangat nyata (P<0.01) pada ukuran tubuh Ossa vertebrae cervicales sedangkan untuk ukuran tulang belakang lainnya tidak berbeda nyata.. Ukuran tubuh Ossa vertebrae cervicales pada sapi Simmental import lebih panjang dibandingkan dengan sapi lokal yaitu berturut-turut yaitu 47.95±7.29 cm dan 32.35±3.97 cm. Ossa vertebrae cervicales memiliki panjang yang berbeda-beda pada berbagai spesies hewan. Pada sapi ukuran Ossa vertebrae cervicales lebih pendek dan kecil dibandingkan kuda. Pada mamalia memiliki dua Ossa vertebrae cervicales pertama yaitu Os atlas dan Os axis. Menurut Leach (1961) dalam Syafyeni (2009), Os atlas dan Os axis berfungsi untuk mendukung pergerakan kepala. Os atlas merupakan tulang leher yang berhubungan langsung dengan tengkorak kepala. Pada Os atlas terdapat Fovea articularis cranialis yang lebar dan cekung yang berfungsi untuk mengadakan persendian dengan Condylus occipitalis. Os axis disebut juga Os epistropheus karena menjadi poros berputarnya Os atlas, dengan karakteristik utama yaitu memiliki dens axis. Pada sapi, Processus spinosus dari Os axis berbentuk persegi panjang apabila dilihat dari lateral. Processus spinosus dari Os vertebrae cervicalis terakhir pada sapi memiliki bentuk
9
menyerupai Processus spinosus dari Os vertebrae thoracica I yang bersambungan langsung dengan tulang ini di bagian posteriornya (Leach 1961 dalam Syafyeni 2009). Ossa vertebrae cervicales pada sapi memiliki Foramen transversarium di kedua sisi kecuali Os vertebrae cervicalis VII. Foramen ini berfungsi sebagai tempat lewatnya pembuluh darah ke kepala (Getty 1975 dalam Syafyeni 2009) Pengukuran terhadap kelompok alat gerak depan dilakukan pada tulang Os scapulla, Os humerus, Os radius-ulna, dan Ossa metacarpalia I-V. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa rataan ukuran tubuh pada sapi simmental berbeda sangat nyata (P<0.01) pada ukuran tubuh Ossa metacarpalia I-V. Ukuran tubuh Ossa metacarpalia I-V pada sapi import lebih panjang dibandingkan dengan sapi lokal yaitu berturut-turut yaitu 25.50±2.70 cm dan 22.17±0.75 cm. Ossa metacarpalia I-V merupakan salah satu pembentuk susunan Skeleton manus bersama dengan Ossa carpi dan Ossa digitorum manus. Modifikasi Skeleton manus biasanya melibatkan peleburan tulang. Modifikasi yang jelas terjadi yaitu pengurangan jumlah digit yang terjadi pada ungulata, karena terkait dengan kebutuhan hewan untuk bisa berlari cepat (Dyce et al. 2002). Ossa metacarpalia IV pada sapi berjumlah tiga tulang. Os metacarpale III dan IV menyatu, sedangkan Os metacarpale V memiliki ukuran sangat kecil dan terletak lebih lateral. Ossa metacarpalia I-V memiliki fungsi seperti untuk menahan sebagian besar berat tubuh. Pengukuran terhadap kelompok alat gerak belakang dilakukan pada tulang Os femur, Os tibia-fibulla, dan Ossa metatarsalia I-V. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa rataan ukuran tubuh pada sapi simmental berbeda nyata (P<0.05) pada ukuran tubuh Os tibia-fibulla. Ukuran tubuh Ossa metacarpalia I-V pada sapi import lebih panjang dibandingkan dengan sapi lokal yaitu berturut-turut yaitu 63.26±5.44 cm dan 53.89±8.18 cm. Os tibia adalah tulang kering yang termasuk tulang panjang, terdiri atas corpus dan dua ekstremitates, sedangkan Os fibula disebut juga tulang betis, merupakan tulang yang langsing. Extremitas proximalis pada Os tibia mempunyai dua bungkul yaitu Condylus lateralis dan Medialis. Bungkul lateral mempunyai tepi yang menjulur ke distad yaitu Margo lateralis (margo interosseus). Margo lateralis bersama-sama dengan Os fibula membentuk lekah yaitu Spatium interosseum. Bagian anterior dari margo ini terdapat suatu bungkul yaitu Tuberositas tibiae, sedangkan di sebelah distalnya terdapat bidang persendian dengan Os fibula. Pada sapi, tulang ini terdiri atas dua ekstremitates, lebih panjang dibandingkan Os fibula kuda. Caput fibulae bersatu dengan Margo lateralis tibiae sedangkan Extremitas distalis turut membentuk Maleolus lateralis (Getty 1975 dalam Lestari 2009). Pada Os fibula memiliki peran dalam menyokong berat tubuh hewan, selain itu berperan sebagai tempat bertautnya m. fibularis longus, m. soleus, m. fibularis brevis, dan m. extensor digitorum lateralis Pengukuran terhadap kelompok ukuran umum dilakukan pada ukuran panjang badan, tinggi badan, dalam dada, dan tinggi hip. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa rataan ukuran tubuh pada sapi simmental tidak berbeda nyata (P<0.05) pada semua ukuran tubuh kelompok ukuran umum. Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh tinggi badan menurut Massman (2014) dan ukuran tinggi hip menurut Arange et al. (2002) serta panjang badan menurut Bene et al. (2007) masing-masing memiliki ukuran tinggi badan 136-142 cm, tinggi hip 121-126.3 cm dan panjang badan 138.5-145.14 cm. Ukuran tersebut sesuai dengan hasil
10
pengukuran yang telah dilakukan, yaitu berada pada kisaran ukuran atau mencapai ukuran minimal. Tabel 2 Perbandingan rasio performa ukuran tubuh secara umum sapi Simmental import dan lokal Rasio ukuran umum Parameter Lokal Import Tinggi badan : Panjang badan 0.85 ± 0.02 0.83 ± 0.06 Tinggi badan : Tinggi hip 0.96 ± 0.02 0.91 ± 0.06 Dalam dada : Tinggi badan 0.54 ± 0.02 0.55 ± 0.02 Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa pada sapi Simmental Import dan lokal terhadap performa tubuh dari masing-masing kelompok pengukuran yang diperoleh tidak berbeda karena secara genetika maupun pemeliharaannya relatif dapat mengoptimalkan dari pertumbuhan ternak. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Siregar (1992), Soeroso (2004), dan Tillman et al. (1991) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh ternak meliputi umur, jenis kelamin, pakan dan genetika. Rasio ukuran tubuh ternak merupakan cara mengetahui proporsi tubuh yang dimiliki oleh ternak. Ternak akan memiliki proporsi panjang yang sama bila rasio yang dimiliki antara tinggi badan dengan panjang badan mendekati 1. Ternak yang memiliki rasio tinggi badan dengan panjang badan kurang dari 1 akan memiliki ukuran tubuh yang panjang sehingga proporsi otot ditubuhnya terutama pada muscle expensive yang terdapat pada ternak tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan ternak dengan rasio lebih dari 1. Ternak akan memiliki dimensi tubuh dadanya lebih besar bila rasio dalam dada dengan tinggi badannya lebih dari 0.5 dan termasuk dalam sapi tipe jelajah bila rasionya kurang dari 0.5 (Brody 1945 dalam Putra et al. 2016). Ternak yang memiliki rasio tinggi badan dengan tinggi hip kurang dari 1 akan memiliki ternak tersebut mengalami pertumbuhan pertulangan alat gerak belakang yang lebih tinggi. Selain itu ternak dengan ukuran tinggi hip yang lebih tinggi merupakan ternak yang memiliki kemampuan kawin yang baik. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh lingkungan yang dapat memicu pertulangan untuk tumbuh lebih tinggi seperti ternak yang digembalakan didaerah perbukitan. Selain itu, proporsi tubuh ternak juga akan mempengaruhi kemampuan geraknya, presentasi karkas melalui rasio tubuh ternak. Rasio yang diperoleh dari dua lokasi tersebut tidak berbeda nyata (P<0.05) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dari proporsi tubuh ternak antara sapi Simmental lokal dengan sapi Simmental import dan sapi Simmental tersebut termasuk dalam sapi pedaging bila dilihat dari rasio ukuran tubuhnya.
11
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Performa ukuran tubuh ternak sapi Simmental lokal yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan ekstensif di BPTUHPT Padang Mangatas dan sapi Simmental import yang berada di BET Cipelang tidak terdapat perbedaan kecuali pada ukuran panjang kelompok tulang Ossa vertebrae cervicales, Ossa metacarpalia I-V, dan Os tibia-fibulla lebih panjang pada sapi Simmental import. Sedangkan rasio ukuran tubuh ternak dari sapi Simmental lokal dan import tidak terdapat perbedaan.
Saran Perlu dilakukannya penelitian tentang sapi simmental yang berada di Indonesia dari berbagai umur untuk memperoleh informasi tentang ukuran ternak secara detail dari setiap fase dan dapat dihubungkan dengan faktor lain seperti bobot badan.
DAFTAR PUSTAKA
Arange J, LV Cundiff, LD Van Vleck. 2002. Breed comparisons of Angus, Charolais, Hereford, Jersey, Limousin, Simmental, and South Devon for weight, weight adjusted for body condition score, height, and body condition score of cows. J Anim Sci. 80: 3123-3132. Bene S, Nagy B, Nagy L, Kiss B, Polgar JP, Szabo F. 2007. Comparison of body measurements of beef cows of different breeds. Arch Tierz. 50(4): 363-373 [BPTUHPTPM]. Balai Pembibitan Ternak Unggulan Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas. 2012. Kondisi Geografis. [Internet]. [diunduh 2015 Des 27]; Tersedia pada: http://bptupadangmengatas.com/?p=20#more-20 Cunningham BE, Klei L. 1995. Performance and Genetics Trend in Purebreds Simmental for Regions of The United State. J Anim Sci. 73: 2540-1125 Dyce KM, WO Sack, dan CJG Wensing. 2002. Textbook of Veterinary Anatomy, Ed ke-3. Philadelphia (US): W.B. Saunders. Lestari EP. 2009. Anatomi Skelet Tungkai Kaki Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Massman P. 2014. Visual evaluation of Simmental-Fleckvieh Cattle. Munich (DE): Bayern-Genetik Permono S. 2011. Pendugaan Bobot Badan Sapi Bali dan Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan Berdasarkan Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Putra BW, Fuah AM, Nuraini H, Priyanto R. 2016. Penerapan Teknik Citra Digital Sebagai Metode Pengukuran Morfometrik Ternak pada Sapi Bali dan Peranakan Ongole. JIPI. 21(1): 63-68.
12
Salamena JF, Noor RR, Sumantri C, Inounu I. 2007. Hubungan Genetik, Ukuran Populasi Efektif dan Laju Silang dalam Per Generasi Populasi Domba di Pulau Kisar. J Indon Trop Anim Agric. 32(2):71-75 Sastrawiludin C. 2014. Sejarah Singkat. [Internet]. [diunduh 2015 Des 27]; Tersedia pada: http://www.betcipelang.info/profil-bet/sejarah-singkat.html Siregar S. 1992. Sapi Perah Jenis, Tehnis Pemeliharaan dan Analisis Usaha. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Soeharsono, Saptati RA, Diwyanto K. 2010. Penggemukan Sapi Lokal Hasil Inseminasi Buatan dan Sapi Bakalan Impor dengan Menggunakan Bahan Pakan Lokal. didalam: Soeharsono, R A Saptati, K Diwyanto. editor. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Puslitbang Peternakan. hlm 116122; [diunduh 2016 Jan 6]. Tersedia pada: http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pro1018.pdf?secure=1 Soeroso. 2004. Performans Sapi Jawa Berdasarkan Sifat Kuantitatif dan Kualitatif. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Syafyeni A. 2009. Anatomi Skelet Sumbu Tubuh Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Tillman AD, H Hartadi, S Reksohadiprodjo, S Prawirokusumo, S Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Ed ke-5. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistik. Ed Ke-3. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. [WAVA] World Associatin of Veterinary Anatomist. 2012. Nomina Anatomica Veterinaria. Ed ke-5. Hannover (DE): Editorial Committee
13
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil pengukuran morfometrik sapi Simmental betina lokal di BPTUHPT Padang Mangatas dan sapi Simmental import di BET Cipelang Ternak Import Import Import Import Import Import Import Import Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal
CERV 52.8 59.6 41.0 45.6 38.1 43.1 49.5 54.0 35.7 30.7 34.7 25.3 35.4 32.3
THORV 59.2 58.4 52.6 48.2 52.4 53.2 51.8 54.7 47.2 58.1 51.1 48.3 49.9 52.7
LUMBV 38.6 44.7 42.0 48.4 34.2 41.8 42.4 48.4 49.4 46.2 41.7 42.3 46.0 32.2
SACV 19.3 20.0 19.5 23.3 18.2 20.8 18.1 20.5 10.8 21.5 18.1 15.5 19.7 16.8
SCA 52.4 58.7 56.2 59.0 48.7 50.4 57.0 57.7 53.1 57.0 48.6 50.6 51.0 48.2
HUM 45.8 47.7 43.8 49.0 42.4 41.8 45.8 54.4 45.5 50.3 43.8 41.0 43.9 44.3
Parameter (cm) RADUL METCA 32.3 24.5 40.9 23.6 44.4 24.1 40.8 27.9 33.5 22.7 33.3 24.1 38.9 26.3 38.3 30.8 36.7 22.4 40.0 23.2 35.7 21.0 34.8 22.4 33.0 22.4 35.9 21.7
FEM 40.2 44.9 33.9 39.8 31.3 35.7 34.0 36.1 27.1 40.8 33.1 30.8 38.9 34.3
TIBIFI 67.8 62.9 60.7 72.3 53.9 64.6 60.3 63.7 39.5 60.2 49.1 57.2 60.6 56.7
METTA 38.4 33.9 35.1 34.7 30.3 33.1 35.7 41.9 31.9 38.6 34.8 29.7 38.6 32.3
PB 162.5 175.1 157.2 173.8 143.0 148.8 162.3 175.0 144.3 186.9 130.8 152.7 167.6 162.1
TB 137.0 144.9 136.0 148.4 120.8 125.3 143.0 150.4 122.7 145.5 123.1 132.1 130.5 128.7
DD 74.3 81.0 70.8 77.0 67.3 68.9 76.5 85.1 65.6 80.5 65.0 70.2 73.7 72.8
THIP 147.9 149.2 139.1 154.7 126.8 132.7 146.3 153.5 142.9 154.1 145.1 132.7 149.9 138.3
Keterangan: CERV (Ossa vertebrae cervicales), THORV (Ossa vertebrae thoracicae), LUMBV (Ossa vertebrae lumbales), SACV (Vertebrae sacrales), SCA (Os scapulla), HUM (Os humerus), RADUL (Os radius-ulna), METCA (Ossa metacarpalia I-V), FEM (Os femur), TIBIFI (Os tibia-fibulla), METTA (Ossa metatarsalia I-V), PB (panjang badan), TB (tinggi badan), DD (dalam dada), dan THIP ( tinggi hip).
14
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 11 April 1995 dari ayah Jajang Saefudin dan ibu Rokiyah. Penulis adalah putra kelima dari sembilan bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 7 Kota Bekasi dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Talenta Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Teknik Pengolahan Daging pada tahun ajaran 2015/2016. Penulis juga aktif sebagai staf Departemen Kajian Strategi BEM Fakultas Peternakan IPB 2013/2014, Ketua Klub Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) IPB 2014/2015, sebagai kepala Divisi Sosial Masyarakat Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) Wilayah II 2014-2016 dan sebagai kepala Divisi Manajemen Budidaya Klub SPR IPB 2015/2016. Penulis juga pernah melakukan Magang di PT Taurus Dairy Farm Sukabumi pada bulan Agustus 2013, mengikuti kegiatan IPB Goes to Field (IGTF) di Bojonegoro pada Agustus 2014, dan di Banyuasin pada Febuari 2015. Penulis juga pernah mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa yang lolos untuk dipresentasikan di Sapporo, Jepang pada Maret 2016.