w w w .bpkp.go.id
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa
sampai
dengan
pertumbuhanpenduduk
saat
masih
ini
tinggi,
laju kualitas
penduduk masihrendah, pembangunan keluarga belum optimal,persebaran
penduduk
belum
proporsional,
danadministrasi kependudukan belum tertib; b. bahwa
untuk
menyelesaikan
permasalahan
tersebutmemerlukan koordinasi dan sinergi yang erat antarPemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat; c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Presiden tentang Grand DesignPembangunan Kependudukan; Mengingat
:
Pasal
4
ayat
(1)
Undang-Undang
Dasar
Negara
RepublikIndonesia Tahun 1945;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN
PRESIDEN
TENTANG
GRAND
DESIGNPEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1.
Pembangunan
Kependudukan
adalah
upaya
mewujudkan sinergi,sinkronisasi, dan harmonisasi
w w w .bpkp.go.id -2pengendalian
kuantitas,
pembangunan
keluarga,
danpengarahan
peningkatankualitas, penataan
persebaran
serta
penataan
mobilitas,
administrasi Kependudukan. 2.
Grand Design Pembangunan Kependudukan yang selanjutnyadisingkat GDPK adalah arahan kebijakan yang
dituangkan
dalamprogram
Pembangunan
lima
tahunan
Kependudukan
untukmewujudkan
target
Indonesia pembangunan
kependudukan. 3.
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran,
kualitas,dan
kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama, serta lingkungan penduduk setempat. 4.
Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yangbertempat tinggal di Indonesia.
5.
Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaanantara jumlah penduduk yang lahir, mati, dan pindah tempat tinggal.
6.
Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek
fisik
kesehatan, tingkat
dannonfisik
yang
pendidikan,
pekerjaan,produktivitas,
sosial,
ketahanan,
kecerdasan,sebagai
ukuran
mengembangkan kehidupan
meliputi
untuk
danmenikmati
manusia
berbudaya,berkepribadian,
kemandirian, dasar
kemampuan
sebagai
derajat
yang
bertakwa,
berkebangsaan,
dan
hidup layak. 7.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana pembelajaran
agar
mengembangkan kekuatanspiritual kepribadian,
belajar peserta
potensi
dan didik
dirinya
keagamaan,
proses secaraaktif
untuk
memiliki
pengendalian
kecerdasan,akhlak
mulia,
diri, serta
w w w .bpkp.go.id -3keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara. 8.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri darisuami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,atau ibu dan anaknya.
9.
Pembangunan Keluarga adalah upaya mewujudkan keluargaberkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
10. Persebaran
Penduduk
adalah
kondisi
sebaran
penduduk secarakeruangan. 11. Penataan Persebaran Penduduk adalah upaya menata persebaranpenduduk
agar
serasi
dengan
daya
dukung alam dan daya tamping lingkungan serta sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 12. Mobilitas
Penduduk
penduduk
adalah
gerak
denganmelewati
keruangan
batas
wilayah
administrasi pemerintahan. 13. Pengarahan
mobilitas
penduduk
adalah
upaya
mengarahkan gerakkeruangan penduduk agar serasi, selaras, dan seimbang dengan dayadukung alam dan daya tampung lingkungan. 14. Administrasi
Kependudukan
adalah
rangkaian
kegiatan penataan danpenertiban dalam penerbitan dokumen
dan
pendaftaran
data
penduduk,
pengelolaaninformasi serta
kependudukanmelalui pencatatan
administrasi
pendayagunaan
sipil,
kependudukan
hasilnyauntuk
pelayanan
publik dan pembangunan sektor lain. 15. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang
diterbitkanoleh
mempunyai autentik
kekuatan yang
instansi
pelaksana
yang
hukum
sebagaialat
bukti
dihasilkan
dari
pelayanan
pendaftaranpenduduk dan pencatatan sipil. 16. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialamioleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansipelaksana.
w w w .bpkp.go.id -417. Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan terencana
disegala
perbandingan
bidang ideal
untuk
menciptakan
antaraperkembangan
kependudukan dengan daya tampung alam dan dayatampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi
sekarangtanpa
kemampuan
dan
harus
kebutuhan
mengurangi
generasimendatang,
sehingga menunjang kehidupan bangsa. 18. Daya Dukung Alam adalah kemampuan lingkungan alam besertasegenap unsur dan sumbernya untuk menunjang perikehidupanmanusia serta makhluk lain secara berkelanjutan. 19. Daya
Tampung
Lingkungan
adalah
kemampuan
lingkungan hidupbuatan manusia untuk memenuhi perikehidupan penduduk. 20. Daya
Tampung
Lingkungan
Sosial
adalah
kemampuan manusia dankelompok penduduk yang berbeda-beda
untuk
hidup
bersama-samasebagai
satu masyarakat secara serasi, selaras, seimbang, rukun,tertib dan aman. 21. Pemerintah
Pusat,
yang
selanjutnya
disebut
Pemerintah adalahPresiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 22. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota
danperangkat
daerah
sebagai
unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. 23. Menteri yang selanjutnya disebut menteri adalah pembantu presidenyang memimpin kementerian.
BAB II ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN, DAN STRATEGI
Bagian Kesatu
w w w .bpkp.go.id -5Arah Kebijakan
Pasal 2
(1)
Pembangunan
Kependudukan
menggunakan
pendekatan hak asasisebagai prinsip utama untuk mencapai kaidah berkeadilan. (2)
Pembangunan
Kependudukan
mengakomodasi
partisipasi semuapemangku kepentingan, baik di tingkat pusat, daerah, maupunmasyarakat. (3)
Pembangunan
Kependudukan
penduduk
sebagaipelaku
menitikberatkan dan
penikmat
pembangunan. (4)
Pembangunan
Kependudukan
diarahkan
untuk
mencapaipembangunan berkelanjutan. (5)
Pembangunan
Kependudukan
berpedoman
pada
rencanapembangunan jangka menengah dan rencana pembangunan jangkapanjang nasional dan daerah.
Bagian Kedua Tujuan
Pasal 3
(1)
Tujuan utama pelaksanaan GDPK adalah tercapainya kualitaspenduduk
yang
tinggi
sehingga
mampu
menjadi faktor penting dalammencapai kemajuan bangsa. (2)
Tujuan khusus pelaksanaan GDPK adalah untuk mewujudkan: a.
penduduk tumbuh seimbang;
b.
manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani,
cerdas,mandiri,
beriman,
bertakwa,
berakhlak mulia, dan memiliki etoskerja yang tinggi;
w w w .bpkp.go.id -6c.
keluarga
Indonesia
yang
berketahanan,
sejahtera, sehat, maju,mandiri, dan harmoni; d.
keseimbangan persebaran penduduk yang serasi dengan dayadukung alam dan daya tampung lingkungan; dan
e.
administrasi Kependudukan yang tertib, akurat, dan dapatdipercaya.
Bagian Ketiga Strategi
Pasal 4
Strategi Pelaksanaan GDPK dilakukan melalui: a.
pengendalian kuantitas penduduk;
b.
peningkatan kualitas penduduk;
c.
pembangunan keluarga;
d.
penataan
persebaran
dan
pengarahan
mobilitas
penduduk; dan e.
penataan administrasi kependudukan.
BAB III PELAKSANAAN GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 5
(1)
Untuk
mengendalikan
kuantitas
penduduk
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 huruf a dan pencapaian
penduduk
tumbuh
seimbang,dan
keluarga berkualitas, Pemerintah dan Pemerintah Daerahmelakukan: a.
pengaturan fertilitas; dan
w w w .bpkp.go.id -7b. (2)
penurunan mortalitas.
Pengaturan fertilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
dilakukanmelalui
program
keluarga
berencana. (3)
Program keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meliputi: a. pendewasaan usia perkawinan; b. pengaturan kehamilan yang diinginkan; c.
pembinaan kesertaan keluarga berencana;
d. peningkatan kesejahteraan keluarga; e.
penggunaan alat, obat, dan atau cara pengaturan kehamilan;
f.
peningkatan
akses
pelayanan
keluarga
berencana; dan g. (4)
peningkatan pendidikan dan peran wanita.
Pengaturan fertilitas dilaksanakan melalui upaya pembudayaannorma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
(5)
Penurunan mortalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui: a.
penurunan angka kematian ibu hamil;
b.
penurunan angka kematian ibu melahirkan;
c.
penurunan angka kematian pasca melahirkan; dan
d.
penurunan angka kematian bayi dan anak.
Pasal 6
(1)
Untuk
meningkatkan
sebagaimana Pemerintah peningkatan
kualitas
dimaksuddalam dan
Pemerintah
kualitas
Pasal
penduduk 4
huruf
b,
Daerahmelakukan
penduduk
di
bidang
kesehatan,pendidikan, agama, ekonomi, dan sosial budaya.
w w w .bpkp.go.id -8(2)
Peningkatan kualitas penduduk di bidang kesehatan sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
melalui: a.
penurunan kematian dan peningkatan kualitas hidup, terutamabagi ibu dan anak dengan cara meningkatkan cakupan dankualitas pelayanan kesehatan,
meningkatkan
pemerintahdaerah
dan
peran
swasta
serta
memberdayakan keluarga danmasyarakat; b.
peningkatan status gizi dengan cara melakukan penguatanperbaikan meningkatkan
gizi
masyarakat
ketersediaan
dan
sertaaksesibilitas
pangan penduduk; dan c.
peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang layak sertapeningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
(3)
Peningkatan kualitas penduduk di bidang pendidikan sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
melalui: a.
peningkatan
akses
penduduk
terhadap
pendidikan baik dari sisiekonomi dan fisik; b.
peningkatan
kompetensi
penduduk
melalui
pendidikan formal,nonformal maupun informal dalam
rangka
memenuhi
kebutuhanpembangunan nasional; dan c.
pengurangan kesenjangan pendidikan menurut jenis kelamindengan cara meningkatkan akses perempuan untuk memperolehpendidikan.
(4)
Peningkatan kualitas penduduk di bidang ekonomi sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
melalui: a.
peningkatan status ekonomi penduduk dengan cara
memperluaskesempatan
mengurangi pengganguran; dan
kerja
dan
w w w .bpkp.go.id -9b.
pengurangan kesenjangan ekonomi sebagai salah satu
usahauntuk
menurunkan
angka
kemiskinan.
Pasal 7
(1)
Untuk
mewujudkan
pembangunan
keluarga
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 huruf c dan pembangunan keluarga yangberketahanan, sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan harmoni,Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan: a.
pembangunan keluarga yang bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa;
b.
pembangunan keluarga berdasarkan perkawinan yang sah;
c.
pembangunan
keluarga
yang
berwawasan
nasional danberkontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara; dan d.
pembangunan
keluarga
yang
mampu
merencanakan sumber dayakeluarga. (2)
Pembangunan Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan
melalui
rekayasa
sosial
keluarga. (3)
Rekayasa sosial keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan melalui: a.
penataan struktur keluarga;
b.
penguatan relasi sosial keluarga;
c.
pengembangan transformasi sosial keluarga; dan
d.
perluasan jaringan sosial keluarga.
Pasal 8
(1)
Untuk
penataan
persebaran
dan
pengarahan
mobilitas penduduksebagaimana dimaksud dalam
w w w .bpkp.go.id - 10 Pasal 4 huruf d, Pemerintah danPemerintah Daerah melakukan: a.
pengarahan
mobilitas
mendukung
penduduk
yang
pembangunandaerah
yang
berkeadilan; b.
pengelolaan urbanisasi yang mengarah pada pembangunanperkotaan yang berkelanjutan;
c.
pengarahan persebaran penduduk sesuai dengan kebutuhansetiap wilayah;
d.
pencegahan
munculnya
faktor
yang
dapat
menyebabkanterjadinya perpindahan paksa; dan e.
pemberian perlindungan kepada tenaga kerja Indonesia yangbekerja di luar negeri secara maksimal.
(2)
Penataan
persebaran
penduduksebagaimana
dan
pengarahan
dimaksud
pada
mobilitas ayat
(1)
dilaksanakan melalui strategisebagai berikut: a.
mengupayakan peningkatan mobilitas penduduk yang
bersifattidak
tetap
dengan
cara
menyediakan berbagai fasilitas sosial,ekonomi, budaya, dan administrasi di beberapa daerah yangdiproyeksikan
sebagai
daerah
tujuan
mobilitas penduduk; dan b.
mengurangi
mobilitas
penduduk
ke
kota
metropolitan atau kotabesar.
Pasal 9
Untuk
penataan
administrasi
kependudukan,
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 huruf e Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan: a.
penataan dan pengelolaan database kependudukan; dan
b.
penataan dan penerbitan dokumen kependudukan.
Bagian Kedua
w w w .bpkp.go.id - 11 Pelaksanaan GDPK
Pasal 10
Pelaksanaan GDPK diselenggarakan oleh Pemerintah dan PemerintahDaerah secara terkoordinasi, terintegrasi, dan terpadu dalam satukesatuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandengan mengikutsertakan peran masyarakat.
Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian dan tahapan GDPK
ditetapkanoleh
Menteri
Koordinator
Bidang
Kesejahteraan Rakyat.
Pasal 12
Koordinasi GDPK dilaksanakan oleh tim koordinasi GDPK sebagai wadahkoordinasi yang bersifat nonstruktural, baik di pusat maupun di daerah.
BAB IV TIM KOORDINASI PELAKSANAAN GDPK
Bagian Kesatu Pembentukan, Kedudukan, dan Tugas
Pasal 13
(1)
Pelaksanaan GDPK didukung oleh tim koordinasi pelaksanaan GDPK.
(2)
Tim
koordinasi
pelaksanaan
GDPK
sebagaimana
dimaksud pada ayat(1), terdiri atas: a.
Tim
Koordinasi
untuk pusat;
Pelaksanaan
GDPK
Nasional
w w w .bpkp.go.id - 12 b.
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Provinsi
untuk provinsi; dan c.
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Kabupaten/Kota untukkabupaten/kota.
Pasal 14
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Nasional
berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada Presiden.
Pasal 15
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Nasional mempunyai tugas: a.
mengoordinasikan dan menyinkronkan perencanaan, penyusunanprogram GDPK;
b.
mengoordinasikan
pengawasan
dan
pengendalian
program GDPK; dan c.
melakukan
evaluasi
dan
pelaporan
pelaksanaan
GDPK.
Bagian Kedua Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Nasional
Pasal 16
(1)
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Nasional terdiri atas:
(2)
a.
Tim Pengarah; dan
b.
Kelompok Kerja.
Tim Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiriatas: a.
Ketua; dan
w w w .bpkp.go.id - 13 b. (3)
Anggota.
Ketua Tim Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf amenjabat juga sebagai ketua Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPKNasional.
(4)
Ketua Tim Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,dijabat oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
(5)
Anggota Tim Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)
huruf
pimpinan
b,terdiri
lembaga
atas
menteri
dan/atau
pemerintahnonkementerian
terkait. (6)
Anggota Tim Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkatdan diberhentikan oleh Ketua Tim Pengarah.
Pasal 17
(1)
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Tim Pengarah,
dapatdibentuk
Kelompok
Kerja
Pelaksanaan GDPK Nasional. (2)
Kelompok
Kerja
Pelaksanaan
GDPK
Nasional
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas: a.
Kelompok
Kerja
Penduduk,
Pengendalian
diketuai
olehpejabat
Kuantitas eselon
I
di
lingkungan Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional; b.
Kelompok Kerja Peningkatan Kualitas Penduduk, diketuai
olehpejabat
eselon I
di
lingkungan
Kementerian Kesehatan; c.
Kelompok Kerja Pembangunan Keluarga, diketuai oleh pejabateselon I di lingkungan Kementerian Sosial;
d.
Kelompok
Kerja
Penataan
Persebaran
dan
Pengarahan MobilitasPenduduk, diketuai oleh pejabat
eselon
I
di
lingkunganKementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi; dan
w w w .bpkp.go.id - 14 e.
Kelompok
Kerja
Penataan
Administrasi
Kependudukan, diketuaioleh pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. (3)
Anggota Kelompok Kerja Pelaksanaan GDPK Nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh menteri/pimpinan nonkementerian
lembagapemerintah kepada
BidangKesejahteraan
Menteri
Rakyat
selaku
Koordinator Ketua
Tim
Koordinasi PelaksanaanGDPK Nasional. (4)
Anggota Kelompok Kerja Pelaksanaan GDPK Nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Ketua TimKoordinasi Pelaksanaan GDPK Nasional.
Pasal 18
Kelompok Kerja Pelaksanaan GDPK Nasional mempunyai tugas: a.
mengoordinasikan perumusan GDPK
dan
kebijakan
sesuai
menyinkronisasikan
danprogram
dengan
bidang
pelaksanaan kelompok
kerjanyamasing-masing; b.
mengoordinasikan pelaksanaan
dan
danpengawasan
menyinkronisasikan pelaksanaan
GDPK
sesuai dengan bidang kelompokkerjanya masingmasing; c.
memberikan
arahan
pelaksanaan
kebijakan
dan
program pelaksanaanGDPK kepada tim koordinasi pembangunan
kependudukan
provinsidan
tim
koordinasi pelaksanaan GDPK kabupaten/kota sesuai denganbidang
kelompok
kerjanya
masing-masing;
dan d.
evaluasi pelaksanaan GDPK sesuai dengan bidang kelompok kerjanyamasing-masing.
Bagian Ketiga
w w w .bpkp.go.id - 15 Sekretariat
Pasal 19
(1)
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Tim Koordinasi PelaksanaanGDPK Nasional dibantu oleh sekretariat yang secara fungsionaldilakukan oleh salah satu unit kerja di lingkungan KementerianKoordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
(2)
Ketentuan
lebih
sebagaimana dengan
lanjut
mengenai
dimaksudpada
Keputusan
ayat
Menteri
(1),
sekretariat ditetapkan
KoordinatorBidang
Kesejahteraan Rakyat.
Bagian Keempat Tata Kerja
Pasal 20
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Nasional mengadakan sidang secaraberkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktujika diperlukan.
Pasal 21
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Nasional
dapat
mengundangpimpinan/pejabat instansi terkait, ahli, Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPKProvinsi, Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Kabupaten/Kota, dan/ataupihak lain yang
diperlukan
sesuai
dengan
topik
pembahasan
dalamsidang.
Pasal 22
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Nasional melaporkan hasilpelaksanaan
tugasnya
kepada
Presiden,
secara
w w w .bpkp.go.id - 16 berkala paling sedikit 2(dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja Tim Koordinasi PelaksanaanGDPK
Nasional
diatur
dengan
Peraturan
Menteri Koordinator BidangKesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPKNasional.
Bagian Kelima Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Provinsi
Pasal 24
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Provinsi dibentuk oleh gubernur.
Pasal 25
(1)
Tim
Koordinasi
mempunyai
Pelaksanaan
GDPK
Provinsi
tugasmengoordinasikan
dan
menyinkronisasikan
penyusunan
kebijakandan
program, pelaksanaan, dan pengawasan GDPK di wilayahprovinsi. (2)
Dalam mengoordinasikan dan menyinkronisasikan penyusunankebijakan
dan
program
pelaksanaan
GDPK di wilayah provinsisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tim Koordinasi PelaksanaanGDPK Provinsi
memperhatikan
percepatanpembangunan dan
arahan
Tim
Nasional.
Pasal 26
kebijakan
dan
kependudukan
KoordinasiPelaksanaan
program nasional GDPK
w w w .bpkp.go.id - 17 (1)
Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Provinsi,terdiri atas:
(2)
a.
Ketua;
b.
Sekretaris; dan
c.
Anggota.
Keanggotaan
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur pemerintah daerah provinsidari satuan kerja
perangkat
daerah
provinsi
terkait
dan
lembaganonpemerintah terkait serta pihak lain yang dipandang perlu.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, rincian tugas, susunankeanggotaan, kesekretariatan, dan tata kerja Tim Koordinasi PelaksanaanGDPK Provinsi diatur oleh gubernur dengan memperhatikan ketentuanmengenai kelembagaan
kependudukan
yang
diatur
dalam
PeraturanPresiden ini.
Bagian Keenam Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Kabupaten/Kota
Pasal 28
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Kabupaten/Kota
dibentuk olehbupati/walikota.
Pasal 29
(1)
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Kabupaten/Kota mempunyai
tugasmengoordinasikan
menyinkronisasikan
penyusunan
dan
kebijakandan
w w w .bpkp.go.id - 18 program, pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan GDPK diwilayah kabupaten/kota. (2)
Dalam mengoordinasikan dan menyinkronisasikan penyusunankebijakan dan program GDPK di wilayah kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tim Koordinasi PelaksanaanGDPK Kabupaten/Kota memperhatikan kebijakan dan programpelaksanaan GDPK
nasional
dan
provinsi
serta
arahan
Tim
KoordinasiPelaksanaan GDPK Provinsi.
Pasal 30
(1)
Tim Koordinasi Pelaksanaan GDPK Kabupaten/Kota terdiri atas:
(2)
a.
Ketua;
b.
Sekretaris; dan
c.
Anggota.
Keanggotaan
Tim
Koordinasi
Pelaksanaan
GDPK
Kabupaten/Kotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur pemerintahdaerah kabupaten/kota dari satuan kerja perangkat daerahkabupaten/kota terkait dan lembaga nonpemerintah terkait sertapihak lain yang dipandang perlu.
Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, rincian tugas, susunankeanggotaan, kesekretariatan, dan tata kerja Tim Koordinasi PelaksanaanGDPK Kabupaten/Kota diatur
oleh
ketentuan
bupati/walikota mengenai
denganmemperhatikan
kelembagaan
yangdiatur dalam Peraturan Presiden ini.
BAB V PENDANAAN
kependudukan
w w w .bpkp.go.id - 19 Pasal 32
Pendanaan
pelaksanaan
pelaksanaan
GDPK
kebijakan
inidibebankan
dan pada
program Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber pendapatan lain yang sahdan
tidak
mengikat
sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 33
Penerimaan dan pengeluaran dana bantuan internasional dan/ataubantuan lain, baik dalam bentuk pinjaman maupun
hibah
dikoordinasikanoleh
Pelaksanaan
GDPK
pelaksanaannyadilakukan peraturan
sesuai
Tim
Koordinasi
Nasional
yang
dengan
ketentuan
perundang-undanganmelalui
mekanisme
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.
Pasal 34
(1)
Segala dana yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim
KoordinasiPelaksanaan
dibebankan
pada
Kesejahteraan danKeluarga
GDPK
Nasional
KementerianKoordinator
Rakyat, Berencana
Badan
Bidang
Kependudukan
Nasional,
Kementerian
Kesehatan, KementerianSosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Tenaga Kerja danTransmigrasi, dan
kementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerianterkait. (2)
Segala dana yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim
KoordinasiPelaksanaan
GDPK
Provinsi
dibebankan kepada Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Provinsi. (3)
Segala dana yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim KoordinasiPelaksanaan GDPK Kabupaten/Kota
w w w .bpkp.go.id - 20 dibebankan
kepada
AnggaranPendapatan
Dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 35
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh kegiatanpercepatan pembangunan kependudukan yang telah
dilaksanakan
olehPemerintah
dan
Pemerintah
Daerah tetap dilaksanakan sampai denganselesai.
BAB VII PENUTUP
Pasal 36
Peraturan
Presiden
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
pengundanganPeraturan penempatannya
dalam
Presiden Lembaran
memerintahkan ini
dengan
NegaraRepublik
Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR.
H.
YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
SUSILO
BAMBANG
w w w .bpkp.go.id - 21 pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 310