PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN LEATHER NANAS SKALA INDUSTRI KECIL DALAM ASPEK TEKNIS DAN FINANSIAL DI KABUPATEN KEDIRI MANUFACTURE PLANT FOR PINEAPPLE LEATHER AS A SMALL SCALE INDUSTRY IN TECHNICAL AND FINANCIAL ASPECT IN KEDIRI DISTRIC Wulan Dani Sartika Sari1) ; Wignyanto2) ; Arie Febrianto Mulyadi2) 1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-Unibraw 2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-Unibraw ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mendapatkan rancangan unit pengolahan leather buah nanas yang layak didirikan dalam skala industri kecil ditinjau dari aspek teknis dan aspek finansial”. Metode yang digunakan untuk menganalisa aspek teknis diantaranya adalah : metode perbandingan eksponensial, metode pendekatan dari ketersediaan bahan baku dan metode rasio rantai (permintaan/konsumsi per kapita). Sedangkan untuk aspek finansial metode yang dikaji mencakup perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), Break Event Point (BEP), R/C Ratio dan Payback Periode (PP). Hasil analisis aspek teknis menunjukkan bahwa pendirian unit pengolahan leather nanas skala industri kecil ini akan didirikan didesa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Direncanakan dalam satu hari dapat mengolah nanas sebesar 104 kg dan diperkirakan menghasilkan leather nanas 32,8 kg/hari atau 1.640 bungkus (@ bungkus 20 gr). Berdasarkan potensi pasar leather nanas yang ada di Kabupaten Kediri diketahu proyeksi permintaannya pada tahun 2011 sebesar 10.979 kg. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi sebanyak enam orang. Hasil perhitungan produksi leather nanas ditinjau dari aspek finansial didapatkan HPP sebesar Rp. 807,00/bungkus, @ 20 gram dengan harga jual sebesar Rp. 1.200,00. Diperoleh BEP (unit) 277 bungkus/hari dan BEP (rupiah) sebesar Rp. 332.835,99/hari. R/C ratio didapatkan nilai 1,5. Nilai R/C ratio yang lebih besar dari 1 memberi arti bahwa usaha menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Payback periode selama 1 tahun 10 bulan. Waktu pengembalian modal lebih singkat dari umur ekonomis proyek sehingga usaha dapat dikatakan layak. Kata Kunci : Unit Pengolahan, Leather Nanas, Industri Kecil ABSTRACT The purpose of this research is to got manufacture plan for pineapple leather as a small scale industry in technical and financial aspect in Kediri distric. The method that was made to analize technical aspect is by using exponential experiment to decide the location manufacture unit, available raw material is used to decide capacity pineapple leather and chain ratio (demand/cosumption per capita) . And method was made to analize finansial aspect such as Production Cost Price (HPP), Break Event Point (BEP), R/C Ratio dan Payback Periode (PP). The result of technical analysis aspect show that the plan of manufacture unit for pineapple leather in small industry will be built in Sugihwaras VillageNgancar- Kediri. It is predicted can product at 104 kg which get pineapple leather at 32,8 kg a day or 1.640 packed. Based on market potential, pineapple leather in Kediri regency can be found the demand in 2011 at 10.979 kg. The workers needed in proccessing is 6 people. Result of product from financial aspect HPP at Rp 807,00/ package (@ 20 gram) with price Rp 1.200,00 so it can be got BEP 277 package/day and BEP at Rp 332.835,99/ a day. Ratio 1,5 ratio is larger than one shows that a it causes a profit. Payback Period can be achieved within 1 year and 10 month. It is faster from economical projection. Key words: Manufacture unit, Pineapple leather, Small industry
I.
PENDAHULUAN
mudah rusak dan busuk karena fruit leather mempunyai daya tahan simpan yang cukup tinggi.
1.1 Latar Belakang Tanaman nanas (Ananas comosus L)
Leather nanas ini, dapat dikatakan
telah lama dikenal dan disukai hampir
sebagai snack atau makanan ringan yang
semua
digunakan
sehat. Sedangkan tren saat ini banyak
sebagai konsumsi buah segar maupun
masyarakat yang semakin sadar akan
diolah menjadi berbagai produk olahan.
kesehatan
sehingga
Daging buahnya yang berwarna kuning
cenderung
mengkonsumsi
rasanya masam manis yang enak disukai
yang bermanfaat bagi tubuh. Melihat
masyarakat luas. Pengolahan nanas
potensi pasar yang potensial maka perlu
secara komersial sudah lama dikenal
didirikan unit pengolahan leather nanas.
dalam dunia industri di Indonesia. Hal ini
Untuk mendirikan unit pengolahan leather
terlihat
industri
nanas,
produk-
perancangan sehingga diperlukan suatu
masyarakat,
dengan
pengolahan
baik
banyaknya
nanas
menjadi
maka
lebih
makanan
diperlukan kelayakan
suatu
produk seperti sari buah nanas, manisan
kajian
nanas, nektar nanas, jam, jelly, chip, sale
pengolahan ini, yang ditinjau dari aspek
nanas, dan produk kalengan (Bappenas,
teknis dan finansial.
2000).
tentang
mereka
dari
unit
Aspek teknis mencakup kapasitas
Salah satu masalah yang dihadapi dalam
produksi, proses produksi, penentuan
menangani hasil tanaman nanas baik
letak lokasi unit pengolahan, mesin
oleh petani maupun oleh pedagang
peralatan
adalah cepatnya penurunan mutu setelah
mendukung
buah dipetik. Nanas yang sudah dipetik
Aspek finansial mencakup perhitungan
dan tidak langsung dikonsumsi atau diberi perlakuan khusus akan membusuk setelah
12
hari.
Nanas
termasuk
komoditas buah yang mudah rusak dan cepak
busuk,
alternatif
dalam
mempertahankan kondisi komoditi nanas ini adalah dengan melakukan proses pengolahan. Fruit leathers adalah suatu bentuk
olahan
buahbuahan
yang
mempunyai nilai ekonomis di pasar internasional, dimana produk ini bisa menjadi
solusi
dalam
mengatasi
permasalahan dari buah nanas yang
dan
tenaga
kerja
kelangsungan
yang
produksi.
Harga Pokok Produksi (HPP), Break Event Point (BEP), Return Cost Rasio (R/C rasio) dan Payback Period (PP). Pada
saat
ini,
penelitian
tentang
perancangan pendirian unit pengolahan leather nanas pada skala industri kecil masih belum dilakukan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang mengkaji tentang
perancangan
pendirian
unit
pengolahan leather nanas dalam aspek teknis dan finansial.
1.2 Tujuan Penelitian
2. Aspek finansial dibatasi pada
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk
perhitungan
mendapatkan rancangan unit pengolahan
penilaian investasi menggunakan
leather buah nanas yang layak didirikan
metode BEP, PP, R/C rasio.
dalam skala industri kecil ditinjau dari
dengan
kriteria
3. Besar skala usaha yang dipilih
aspek teknis dan aspek finansial”.
untuk unit pengolahan ini adalah skala industri kecil berdasarkan
1.3 Manfaat Penelitian
batasan modal yaitu sebesar ≤ Rp Manfaat yang diperoleh dari
200 juta tidak termasuk tanah dan
penelitian ini adalah : 1. Sebagai
informasi
kelayakan
secara
finansial terkait
bangunan.
kepada yang
pendirian
analisa
teknis
4. Nanas yang digunakan untuk
dan
pembuatan
pihak-pihak
berminat
leather dibeli dari
petani di Kabupaten Kediri.
dalam
suatu
industri
5. Lokasi pendirian unit pengolahan ditetapkan di Kabupaten Kediri
pengolahan leather buah nanas
karena lokasi yang dekat dengan
dalam skala industri kecil”.
perolehan bahan baku. 2. Bahan informasi bagi penelitian 6. Teknik proses pembuatan leather
selanjutnya.
nanas mengacu pada penelitian Asben tahun 2007 (Peningkatan
II. METODE PENELITIAN
kadar iodium dan serat pangan 2.1 Tempat
dalam pembuatan fruit leather
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
nenas (Ananas comosus Merr)
Kabupaten Kediri yang meliputi lokasi
dengan
sentra nanas serta instansi-instansi yang
laut).
penambahan
rumput
terkait dengan penelitian. 2.3 Prosedur Penelitian 2.2 Batasan Masalah 1. Aspek
Penelitian perancangan unit pengolahan
teknis
yang
dibahas
leather nanas skala industri kecil dalam
dibatasi pada penentuan lokasi,
aspek teknis dan finansial di Kabupaten
kapasitas
pemilihan
Kediri melalui beberapa tahapan, antara
peralatan,
lain : identifikasi gagasan yaitu bahwa
produksi,
mesin penjadwalan
dan
produksi,
tenaga
produk yang akan diteliti memiliki peluang
kerja dari unit pengolahan leather
memenuhi kebutuhan pasar dan memiliki
nanas.
keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis
yang
sudah
ada.
Tahap
selanjutnya adalah perumusan masalah
baku utama proses produksi leather
yang didukung oleh studi lapang dan
nanas.
studi dokumentasi. Kemudian ditetapkan variable
dan
mempengaruhi
parameter penelitian
yang
−
dilanjutkan
teknis
Berdasarkan kelayakan
kualifikasi
tenaga dari
jumlah
dan
kerja
yaitu
tahapan
proses
produksi.
data, dan analisis hasil, yaitu dengan aspek
penetapan
berdasarkan
dengan pengumpulan data, pengolahan melakukan penilaian kelayakan pada
Metode
− Metode dalam menentukan besarnya
dan
aspek
finansial.
potensi
hasil
dari
penilaian
menggunakan metode rasio rantai
dilakukan
(permintaan/konsumsi per kapita).
selanjutnya
pasar
adalah
dengan
penarikan kesimpulan dan pembuatan laporan.
2.4.2 Aspek Finansial Perencanaan unit pengolahan
2.4 Metode Analisis Data
yang dihasilkan selanjutnya dianalisis Metode analisis data merupakan cara
aspek finansialnya. Aspek ini perlu dikaji
yang digunakan dalam menganalisis dan
karena terkait dengan kemampuannya
menginterpetasikan
menjelaskan
kondisi keuangan
penelitian lapang dan studi kepustakaan
peerusahaan.
Untuk menghitungnya,
dianalisis untuk mendapatkan kelayakan
yaitu
dari beberapa aspek. Dalam penelitian ini
rumus sebagai berikut ini :
data.
Data
hasil
aspek-aspek yang digunakan dalam studi kelayakan meliputi :
dengan
menggunakan
• HPP = • BEP (unit) = FC : (P – VC)
2.4.2
Aspek Teknis
Perencanaan unit pengolahan yang dihasilkan selanjutnya dianalisis aspek teknisnya. Pada aspek teknis beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis yaitu : −
• •
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menentukan alternatif lokasi pendirian unit pengolahan leather nanas adalah metode perbandingan eksponensial.
3.1
Leather nanas termasuk produk baru
− Penentuan kapasitas pabrik dilakukan dengan cara
Potensi pasar
yang
diproduksi
diwilayah Kabupaten Kediri. metode
pendekatan dari ketersediaan bahan
Berdasarkan data peramalan permintaan manisan, maka pada tahun 2011
terdapat potensi market space sebesar
Hal ini dikarenakan diperkirakan pasokan
109.792 kg di Kabupaten
Kediri.
bahan baku nanas yang tersedia cukup
Perhitungan
pada
besar sehingga memperlancar proses
ini didasarkan
jumlah penduduk kabupaten Kediri
produksi. Alasan lain yang mendukung
serta jumlah konsumsi manisan perkapita yaitu sebesar 106,98
Wilayah Kecamatan Ngancar sebagai
kg/orang/tahun (BPS, 2007). Pada tahun
lokasi pendirian adalah sebagai berikut :
2011 diperoleh proyeksi konsumsi manisan sebesar 109.792 kg atau sebesar 54.896 kg untuk konsumsi manisan kering. Dari total permintaan
a. Di Kecamatan ini, merupakan areal perkebunan nanas yang cukup besar, sehingga menjamin pasokan bahan baku secara kontinyu.
manisan kering terbagi baerdasarkan bahan baku pembuatannya yaitu nanas,
b. Lokasi yang akan dibangun unit
pala, asam dan mangga. Proyeksi
pengolahan
permintaan manisan kering nanas
dengan sarana dan prasarana yang
diasumsikan sebesar 25 % dari total
menunjang antara lain, dekat dengan
permintaan manisan kering, yaitu
jalan, terdapat tenaga listrik dan air,
sebesar 13.724 kg, sedangkan
sehingga
masalah
permintaan leather nanas diasumsikan
kebutuhan
listrik
sebesar 80 % dari total permintaan
operasional produksi cukup terjamin
manisan kering nanas yaitu sebesar
selain
10.979 kg, jadi apabila dalam 1 kemasan
menetapkan
berisi 20 gram maka dalam satu tahun
sebagai kecamatan pengembangan
permintaannya adalah 548.960 bungkus
wisata karena memiliki potensi wisata,
pertahun, hal ini merupakan peluang
yaitu Gunung Kelud. Dengan begitu,
bahwa pasar akan mampu menyerap
diharapkan produk leather nanas yang
produk yang akan diproduksi.
dihasilkan dapat dijadikan sebagai
itu
leather
nanas
transportasi,
dan
Pemkab
dekat
air Kediri
Kecamatan
untuk juga
Ngancar
komoditi unggulan Kabupaten Kediri dan
3.2 Penentuan lokasi Dalam menentukan pendirian
unit
leather nanas, dipilih
lokasi
pengolahan didaerah
sebagai
makanan
khas
Kabupaten Kediri bagi wisatawan. c. Karena letak unit pengolahan leather nanas di sekitar areal perkebunan
Kecamatan Ngancar di desa
nanas, maka masyarakat sekitar akan
Sugihwaras. Wilayah
terlibat sehingga dapat membuka
Kecamatan Ngancar di Kabupaten Kediri merupakan lokasi yang tepat untuk pendirian unit pengolahan leather nanas.
lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar perkebunan nanas.
3.3 Kapasitas Produksi
utama dan bahan baku tambahan yang
Dengan
tersedia dalam jumlah cukup setiap
mempertimbangkan
skala usaha yang dipilih, maka dalam
diperlukan. Tersedianya bahan baku dan
menentukan kapasitas produksi total
bahan tambahan secara kontinyu dengan
kami menetapkan sebesar 0.6 % dari
harga yang murah dan memiliki mutu
jumlah produksi nanas di kecamatan
yang baik merupakan salah satu syarat
Ngancar yaitu sebesar 34.650 kg/tahun.
agar industri yang direncanakan dapat
Penentuan kapasitas produksi harian
beroperasi dengan baik.
didapatkan dengan melihat kapasitas
Pada perencanaan industri ini bahan
mesin pada jalur produksi dan potensi
baku yang digunakan adalah nanas.
permintaan
yaitu
Buah nanas adalah buah yang tersedia
diperkirakan sebesar 686.200 bungkus
hampir sepanjang tahun di Indonesia.
atau
Bahkan ketika musim panen, sering
manisan
kering,
13.724 kg pada
tahun
2011.
Direncanakan dalam satu hari dapat
terjadi
mengolah nanas sebesar 104 kg. Untuk
berikut
waktu
satu
tahun
(300
hari
kerja)
akan diproduksi sebesar 32,8 kg/hari (sebelum
pengemasan)
menghasilkan
1.640
bungkus
berlebih
yang
Produktivitas Nanas (Kw )
dibutuhkan 31.200 kg nanas/tahun. Maka kapasitas leather nanas diperkirakan
produksi
Produktivitas Nanas… 1.500.000 1.000.000
dan
500.000
(@
0
bungkus 20 gr). Dalam satu tahun diperkirakan akan memproduksi leather nanas sebesar 9.840 kg atau 492.000
Gambar1. Potensi menyebabkan banyak
bungkus. Dengan demikian diperkirakan
tertampung. Harga nanas yang sangat
produksi
dapat
fluktuatif dipengaruhi oleh suplai. Nanas
memenuhi permintaan pasar pada tahun
yang dipilih merupakan nanas jenis
2011 sebesar 89,62 % dari jumlah
Queen (daun pendek berduri tajam, buah
permintaan sebesar 548.960 bungkus
lonjong mirip kerucut). Harga nanas per
atau
yang
kg Rp. 1.100,00. Potensi nanas daerah
dihasilkan untuk menghasilkan leather
Kediri dari tahun 2005 sampai 2010
nanas dalam satu kali proses produksi
disajikan pada Gambar 1
leather
10.979
kg.
nanas
ini
Rendemen
Nanas Di nanas tidak
adalah sebesar 31,54 %. Kabupaten Kediri. 3.4 Bahan Baku
3.5 Bahan Pembantu
Suatu industri dapat bekerja dengan lancar jika didukung dengan bahan baku
Bahan pembantu adalah bahan yang
digunakan
untuk
melengkapi bahan baku sehingga akan
3.8 Utilitas
diperoleh produk yang sesuai dengan
Utilitas adalah bagian
yang
kualitas dan spesifikasi yang diinginkan.
sangat penting dalam kelancaran proses
Kebutuhan
produksi
bahan
pembantu
ini
karena utilitas
disesuaikan dengan formulasi terbaik dan
merupakan
paling optimal.
beroperasinya
Pembelian bahan pembantu dilakukan
produksi.
setiap 1 bulan sekali, tetapi untuk rumput
digunakan dalam proses produksi leather
laut pembeliannya dilakukan setiap 2
nanas adalah : listrik, air, gas LPG, dan
minggu sekali. Pada pembuatan leather
bensin.
bagian
dari
mesin
penunjang
dan
Beberapa
peralatan
utilitas
yang
nanas, bahan pembantu yang diperlukan antara lain gula, rumput laut dan natrium metabisulfit.
Tenaga kerja yang dibutuhkan diambil
3.6 Penjadwalan Produksi Penjadwalan jam kerja per hari yang dimulai pada pukul 05.30–11.00 dan dimulai lagi pada pukul 16.00-22.30 malam, dalam 5 hari per minggu dengan 4 orang tenaga kerja langsung dan 1 orang bagian pemasaran dan 1 orang bagian administrasi yang juga
menjadi
3.9 Kebutuhan tenaga Kerja
tenaga
kerja
bagian
dari masyarakat sekitar. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bagian produksi adalah 4 orang dengan tugas utama
memasak
nanas.
Sedangkan untuk bagian operasional dibutuhkan 2 orang yaitu sebagai tenaga pemasaran dan administrasi sekaligus juga membantu menjadi tenaga kerja bagian produksi. Tenaga kerja yang
produksi.
dibutuhkan
produksi
tidak
memerlukan
latar
belakang pendidikan yang terlalu tinggi,
3.7 Proses Produksi Proses
leather
apalagi pada proses produksi. Hal ini leather
nanas
menggunakan ± 104 kg nanas yang menghasilkan ± 56 kg daging nanas. Kapasitas tersebut disesuaikan dengan
dikarenakan proses produksi leather nanas tidak terlalu sulit sehingga cukup dengan diberi pelatihan tenaga kerja sudah dapat bekerja dengan baik.
kapasitas mesin pengering. Tahapan proses produksi leather nanas meliputi penimbangan bahan baku utama maupun pembantu, pengupasan buah, pencucian, penghancuran,
pemasakan,
pembentukan, pengeringan, penaburan gula, pemotongan serta pengemasan.
3.10 Aspek Finansial
Total biaya
produksi leather nanas selama 1 tahun adalah
sebesar
Rp.
397.039.241,00
dengan perincian biaya tetap sebesar Rp. 39.341.214,00 dan biaya tidak tetap sebesar
Rp.
357.698.000,00.
Perhitungan biaya produksi dilakukan
dalam periode 1 tahun yang merupakan
mengalami kerugian tetapi juga belum
jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan
memperoleh laba (laba sama dengan
biaya tidak tetap dalam 1 tahun yang
nol). Hasil perhitungan BEP menunjukkan
melibatkan biaya bahan baku, bahan
bahwa titik balik pokok akan dicapai pada
pembantu dan pengemas, biaya tenaga
volume penjualan
kerja, serta biaya utilitas pabrik.
83.174 bungkus/tahun atau senilai Rp. 99.850.796,95 per tahun. Apabila unit
1. Harga Pokok Produksi (HPP)
usaha tersebut telah mencapai angka Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp. 807,00/bungkus. Harga jual yang dihitung ditingkat produsen hingga pengecer Rp. 1.200,00 dengan asumsi penganbilan keuntungan (mark up) sebesar 40 % dari
penjualan tersebut di atas, maka dapat diartikan unit usaha tersebut mencapai titik dimana usaha tidak mengalami kerugian
maupun
memperoleh
keuntungan.
harga pokok produksi. Dari harga jual tersebut,
berarti
keuntungan
yang
3. R/C ratio (R/C)
diterima produsen adalah sebesar 40 %
Perhitungan efisiensi usaha dengan
dari setiap unit produk yang terjual,
analisis
sehingga
ke
perbandingan antara penerimaan usaha
konsumen akhir sebesar Rp. 1.500,00.
dengan biaya total yang dikeluarkan,
Menurut Subanar (2001), besarnya mark
menunjukkan keberhasilan usaha untuk
up
ke
mencapai laba. Total penerimaan yang
konsumen sebesar 20%, jika melalui
didapat dari unit produksi leather nanas
agen atau pengecer mark up sebesar
skala
40%.
Apabila
dibandingkan
dengan
590.400.000,00 dengan total biaya Rp.
harga
produk
sejenis,
leather
397.039.241,00
perkiraan
ditingkat
harga
produsen
jual
langsung
yaitu
R/C
industri
yang
kecil
merupakan
sebesar
sehingga
Rp.
didapatkan
mangga podang, harga leather nanas ini
nilai efisiensi usaha R/C sebesar 1,5. Hal
lebih
ini berarti bahwa usaha tersebut sudah
terjangkau
karena
untuk
tiap
bungkus leather mangga podang (50
efisien
gram) harganya Rp. 5.000,00 sedangkan
dengan kritetria efisiensi usaha yaitu bila
harga tiap bungkus dari leather nanas Rp.
nilai R/C > 1.
1.200 (20 gram).
dan
menguntungkan
sesuai
4. Payback Period (PP)
2. Break Event Point (BEP)
Payback
period
merupakan
Break Event Point (BEP) merupakan
metode yang digunakan untuk mengukur
titik impas, dimana nilai penjualan atau
kecepatan pengembalian modal investasi
pendapatan sama dengan total biaya.
yang dinyatakan dalam tahun. Hasil
Analisis BEP tersebut merupakan cara
perhitungan menunjukkan bahwa nilai
untuk
payback period dicapai pada 1 tahun + 10
minimal
mengetahui agar
volume
suatu
penjualan
usaha
tidak
bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
jangka waktu tersebut nilai investasi
kerja yang dibutuhkan dalam proses
usaha sebesar Rp.
produksi sebanyak enam orang.
166.407.775,00 telah kembali. Lama
2. Berdasarkan hasil analisis aspek
payback period lebih pendek daripada
finansial didapatkan HPP sebesar
umur proyek yang direncanakan yaitu
Rp. 807,00/bungkus, @ 20 gram
selama
dapat
dengan harga jual sebesar Rp.
untuk
1.200,00, sehingga diperoleh BEP
5
tahun,
dikatakan
proyek
sehingga ini
layak
(unit) 277 bungkus/hari dan BEP
dilaksanakan.
(rupiah)
sebesar
332.835,99/hari.
IV. PENUTUP
R/C
Rp. ratio
didapatkan nilai 1,5. Nilai R/C ratio Kesimpulan
yang lebih besar dari 1 memberi arti teknis
bahwa usaha menguntungkan dan
menunjukkan bahwa pendirian unit
layak untuk dijalankan. Payback
pengolahan leather nanas skala
periode selama 1 tahun 10 bulan.
industri kecil ini akan didirikan
Waktu pengembalian modal lebih
didesa
singkat dari umur ekonomis proyek
1. Hasil
analisis
aspek
Sugihwaras
Ngancar
Kecamatan
Kabupaten
Kediri.
Berdasarkan potensi pasar leather
sehingga usaha dapat dikatakan layak.
nanas yang ada di Kabupaten Kediri diketahu proyeksi permintaannya pada tahun 2011 sebesar 10.979 kg. Dari segi kualitas dan kuantitas bahan baku nanas, tersedianya mesin
dan
peralatan
untuk
pengolahan nanas menjadi leather memenuhi persyaratan atau layak didirikan. Direncanakan dalam satu hari dapat mengolah nanas sebesar 104
kg
dan
diperkirakan
menghasilkan leather nanas 32,8
DAFTAR PUSTAKA Anonymousa. 2010. Fruit Leather. Coopertive Extension Service. University of Alaska Fairbanks. USA Asben, Alfi. 2007. Peningkatan Kadar Iodium Dan Serat Pangan Dalam Pembuatan Fruit Leathers Nenas (Ananas comosus Merr) Dengan Penambahan Rumput Laut. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang
kg/hari atau 1.640 bungkus (@ bungkus 20 gr). Dalam satu tahun diperkirakan
akan
memproduksi
leather nanas sebesar 9.840 kg atau 492.000 bungkus. Tenaga
Binta, D., Wijana, S., Mulyadi, AF. 2013. Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Kadar Lignin Dan Selulosa Pulp (Kulit Buah Dan Pelepah Nipah) Menggunakan
Biodegradator EM Industria 2(1): 75-83 Bappenas.
2000.
Informasi Pembangunan
Nanas.
4.
Jurnal
Sistem
Manajemen di Pedesaan.
Jakarta Febrianto, A., Kumalaningsih, S. and Aswari, A.W., 2012. Process engineering of drying milk powder with foam mat drying method: a study of the effect of the concentration and types of filler. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2(4), pp.3588-3592. Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen: konsep, Manfaat, dan Rekayasa. STIE YKPN. Yogyakarta. Mulyadi, A. F., Maligan, J. M., Wignyanto, W., & Hermansyah, R. (2014). Organoleptic Characteristics of Natural Flavour Powder From Waste of Swimming Blue Crabs (Portunus pelagicus) Processing: Study on Dextrin Concentration and Drying Temperature. Jurnal Teknologi Pertanian, 14(3). Mulyadi, A. F., Wijana, S., & Wahyudi, A. S. (2013, December). Optimization of Nicotine Extraction In Tobacco Leaf (Nicotiana tabacum L.):(Study: Comparison of Ether and Petroleum Ether). In The International Conference on Chemical Engineering UNPAR 2013. Mulyadi, A.F., Wijana, S., Dewi, I.A. and Putri, W.I., 2014. Organoleptic Characteristics of Dry Noodle Products from Yellow Sweet Potato (Ipomoea batatas): Study
on Adding Eggs and CMC. Jurnal Teknologi Pertanian, 15(1). Soekartawi. 2002. Analisis Usaha tani. Universitas Indonesia. Jakarta Subanar, H. 2001. Manajemen Usaha Kecil. Edisi Kesatu. BPFE. Yogyakarta. Sutoyo, S. 1989. Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek. Pustaka Binamar Pressindo. Jakarta.