PERANCANGAN SISTEM PENGINGAT PADA KARTU ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL RADIO Wiedjaja1; Anton Marius2; Alfredo Antoni3; Eddy Kurniawan4 1
Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
ABSTRACT The reason and aim of this study is to find an alternative to queuing systems that exist today which has the main objective to provide more convenience for consumers in the queue. The research method used in this research is literature study, field study, designing a queuing system involving transmitter and receiver as well as testing and analysis of the distance and battery life. The distance test involves a range of outdoor and indoor testing. In the indoor trials, the tests include a room without a barrier and the room with a barrier. Batteries for the test include the comparison of resistance between the rechargeable batteries and Alkaline batteries. Parameters tested here is the time (hours). Results show that the system is not functioning optimally. This can be seen from the maximum indoor distance that is gained is 68.53 meters and 54.6 meters for outdoor. In additional experiments, when using a power greater on a transmitter module (by 9 volts DC), the distance is increased by 12.88%. The main cause of the short distance obtained is the type of antenna, antenna length and the power used. During the battery life test, the longest time is obtained when using rechargeable battery, which is 6 Hours 16 Minutes. (AAE). Keywords: Queue, Transceiver, Distance
ABSTRAK Alasan dan tujuan penelitian ini adalah sebagai alternatif pengganti sistem antrian yang ada saat ini yang memiliki tujuan utama memberikan kenyamanan lebih dalam mengantri bagi konsumen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, studi lapangan, perancangan sistem antrian yang melibatkan transmitter dan receiver serta melakukan uji coba dan analisa terhadap jarak dan daya tahan baterai. Uji coba jarak melibatkan uji coba outdoor dan indoor. Pada uji coba indoor, pengujian meliputi ruangan tanpa penghalang dan ruangan dengan penghalang. Uji coba daya tahan baterai meliputi perbandingan ketahanan antara baterai Rechargeable dan baterai Alkaline. Parameter yang diuji disini yaitu waktu (Jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini belum berfungsi optimal. Hal ini terlihat dari jarak maksimal indoor yang didapat yaitu 68,53 Meter dan jarak pada outdoor yaitu 54,6 Meter. Pada percobaan tambahan, ketika menggunakan daya lebih besar pada modul Transmitter (sebesar 9 volt DC), jarak yang diperoleh bertambah sebesar 12,88%. Penyebab utama pada minimnya jarak yang diperoleh yaitu pada jenis antenna, panjang antenna serta daya yang digunakan. Sedangkan pada uji coba daya tahan baterai, waktu terlama diperoleh apabila menggunakan baterai Rechargeable, yaitu 6 Jam 16 Menit. (AAE) Kata kunci: Antrian, Tranceiver, Jarak
Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk)
39
PENDAHULUAN Perkembangan zaman saat ini membutuhkan tuntutan kerja dan aktivitas yang tinggi dimana setiap orang membutuhkan kecepatan kerja yang efektif untuk mencapai goal yang diinginkan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan setiap orang setiap harinya. Belum lagi setiap pekerjaan tersebut memiliki deadline yang ketat dalam pelaksanaannya. Hal inilah yang mengharuskan setiap orang untuk memanfaatkan waktu kosong yang ada, bahkan sampai melakukan dua pekerjaan sekaligus pada waktu yang sama. Tuntutan lainnya dari perkembangan zaman itu sendiri yaitu tuntutan pelayanan yang dibutuhkan konsumen dari segi fasilitas pada suatu produk. Salah satu unsur kenyamanan dan keefektifan kerja yang bisa didapat yaitu pada sistem antrian, dimana terdapat banyak waktu yang terbuang ketika seseorang mengantri, padahal banyak pekerjaan yang dapat ia lakukan sambil menunggu antrian tersebut. Contohnya yaitu ketika seseorang yang sedang melakukan antrian (misalnya antrian di layanan bank) ingin melakukan pekerjaan lainnya sambil menunggu giliran (misalnya belanja, dan sebagainya). Akan tetapi ketika seseorang yang sedang mengantri ingin melakukan pekerjaan lainnya, ia bisa terkena resiko dengan kehilangan antrian yang didapatnya. Hal tersebut mengharuskannya untuk mengambil antrian baru yang memakan waktu lebih lama lagi. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat alat sistem antrian dengan fungsi panggilan berupa suara. Dengan adanya alat ini, diharapkan para konsumen merasa lebih nyaman dalam mengantri. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai alternatif pengganti sistem antrian yang ada saat ini, yang memiliki tujuan utama untuk memberikan kenyamanan dalam mengantri bagi konsumen. Manfaat yang diharapkan diperoleh dengan adanya alat ini dari segi perusahaan adalah meningkatkan image perusahaan terhadap sistem pelayanan bagi konsumen dan dari segi konsumen adalah kenyamanan dalam mengantri dan efisiensi waktu.
Tinjauan Pustaka Telekomunikasi adalah pertukaran informasi ( perubahan ) jarak jauh. Terdapat 2 jenis telekomunikasi, yaitu: (1) Telekomunikasi Dasar / Primitif; (2) Telekomunikasi Point to Multipoint, dan Telekomunikasi Point to Multipoint dengan Operator
Gelombang Elektromagnetik Semua sistem komunikasi elektronik mengirimkan informasi dari satu tempat ke tempat lain dengan mentransmisikan energi elektromagnetik dari pengirim ke penerima. Energi elektromagnetik dapat merambat melalui berbagai medium, seperti kabel, udara bahkan ruang hampa. Tiga karakteristik utama dari energi elektromagnetik yaitu panjang gelombang (λ) yaitu jarak yang ditempuh dalam satu siklus per-satuan waktu; cepat rambat (v) yaitu kecepatan energi untuk merambat melalui mediumnya; dan frekuensi (f) yaitu jumlah gelombang elektromagnetik dalam satuan waktu (hertz atau Hz).
Radio Radio adalah teknologi yang memperbolehkan pengiriman sinyal oleh modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas (merambat) lewat udara dan juga kevakuman angkasa, gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkutan.
40
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39 - 48
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dipercepat dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) dalam spektrum elektromagnetik. Gelombang ini berada dalam jangkauan 10 hertz sampai beberapa gigahertz. Radiasi Elektromagnetik bergerak dengan berosilasi secara elektrik dan magnetik.
Modulasi ASK Modulasi merupakan suatu teknik yang dipakai untuk memasukkan / menumpangkan sinyal data / informasi ke sinyal carrier / pembawa. Alat yg digunakan untuk modulasi disebut Modulator, alat yg melakukan demodulasi disebut Demodulator, sedangkan alat yang bisa melakukan keduanya adalah Modem. Modulasi bisa dilakukan secara digital maupun analog, bahkan bisa dengan penggabungan keduanya. Modulasi ASK (Amplitude Shift Keying) merupakan suatu bentuk modulasi yang merepresentasikan data digital sebagai suatu variasi / perubahan dalam amplitudo sebuah sinyal carrier / pembawa. Pada modulasi ASK, amplitudo sinyal pembawa berubah sesuai dengan informasinya, sedangkan fase dan frekuensinya tetap. Level amplitudo yang berubah direpresentasikan sebagai logika biner 0 dan 1. Kelebihan dari modulasi ASK adalah biayanya yang relatif lebih murah dan penggunaannya yang lebih sederhana. Sedangkan kekurangan dari teknik modulasi ASK adalah sensitif terhadap perubahan atmosfir / lingkungan, mudah terpengaruh oleh noise, dan mudah terpengaruh oleh kondisi propagasi yang berubah
Frekuensi yang digunakan Frekuensi yang dipancarkan oleh alat penulis berada pada spektrum frekuensi 434 MHz, dimana frekuensi tersebut termasuk ke dalam pita frekuensi UHF. Dikarenakan penggunaan frekuensi UHF, maka alat ini diharuskan untuk membayar BHP (Biaya Hak Pakai) Spektrum Frekuensi per-tahunnya apabila digunakan di areal publik. Penggunaan frekuensi yang gratis sampai saat ini yaitu frekuensi 2,4 GHz, namun dikarenakan frekuensi yang terlalu tinggi, sehingga jangkauannya menjadi lebih rendah, yang mengakibatkan diperlukannya repeater.
Komunikasi Serial Komunikasi serial adalah komunikasi yang tiap – tiap bit data dikirimkan secara berurutan dalam 1 jalur/kabel. Dalam komunikasi serial dikenal ada 2 mode komunikasi serial, yaitu: (1) mode sinkron, Mode sinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data dilakukan dengan menggunakan sinkronisasi clock. Pada saat transmitter hendak mengirimkan bit – bit data, harus disertai clock untuk sinkronisasi menuju receiver; (2) mode asinkron, mode asinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data dilakukan tanpa menggunakan sinkronisasi clock. Transmitter yang ingin mengirimkan bit – bit data harus menyepakati suatu standar (UART) sehingga data yang dikirimkan menyertakan bit – bit tertentu yang telah disepakati oleh transmitter dan receiver.
Antena Antena dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : (1) Antena Omnidirectional, Antena yang mempunyai pemancaran / penerimaan ke suatu arah; dan (2) Antena Berarah, digunakan untuk perhubungan titik ke titik atau penerimaan TV. Antena Omnidirectional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : (1) Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical; dan (2) Antena
Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk)
41
Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal. Sedangkan jenis – jenis antena dengan diagram pancaran berarah antara lain adalah antena “corner reflector“, antena yagi uda, dan antena parabola
METODE Perancangan sistem pengingat pada kartu antrian terdiri atas Transmitter yang terhubung dengan PC melalui serial port dan Receiver sebagai pengingat pengguna seperti yang tergambar dalam Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1 Blok diagram system
PC mengirim data yang berisi bit-bit nomor antrian tertentu ke sistem Transmitter melalui serial port DB9. Pada sistem Transmitter, terdapat Regulator RS 232 yang memiliki tujuan agar Transmitter dapat berkomunikasi dengan PC. Data yang diterima oleh MCS akan dikirimkan ke modul Transmitter. Kemudian modul Transmitter akan meneruskan data tersebut, yang berupa sinyal ke modul Receiver yang terdapat pada kartu. Receiver akan selalu memeriksa keberadaan sinyal. Apabila terdapat sinyal, maka MCS akan memerintahkan LED dan buzzer untuk off tetapi bila data yang dikirimkan oleh transmitter sesuai dengan data yang terdapat pada kartu receiver, maka lampu hijau akan menyala,dan buzzer akan berbunyi dengan interval yang pendek. Sebaliknya, apabila sinyal hilang dalam selang waktu 3 detik, MCS akan menyalakan LED merah dan Buzzer. Pada keadaan ini (out of range), buzzer akan mengeluarkan bunyi yang panjang. Setiap kartu antrian diberikan ID tertentu yang dapat diubah agar dapat diidentifikasikan. Pada alat penulis, ID dapat diset dengan menggunakan dip switch, dimana bit terkecil berada pada switch sebelah kiri. Misal, nomor yang akan diset yaitu nomor 5, maka bit yang berlaku yaitu 1010, dimana nilai 1 terjadi ketika switch digeser keatas dan nilai 0 terjadi ketika switch digeser kebawah.
42
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39 - 48
Ketika PC memanggil kartu antrian nomor 1, maka kartu yang akan berbunyi adalah kartu dengan nomor antrian 3 agar terdapat selang waktu, sehingga pemegang kartu nomor urut 3 memiliki cukup waktu untuk kembali ke counter. Dengan demikian, perangkat keras sistemnya adalah seperti pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2 Skematik perangkat keras sistem
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan diuji hasil perancangan dengan pengukuran-pengukuran serta evaluasi dari hasil pengukuran tersebut. Implementasi dan evaluasi yang dijelaskan berupa spesifikasi sistem dan prosedur sistem operasi.
Spesifikasi Perangkat Keras • • • •
• • • • • • •
Tegangan catu daya 5 V DC pada kartu Receiver Tegangan catu daya 5 V DC pada sistem Transmitter diluar modul Transmitter Tegangan catu daya 9 V DC pada modul Transmitter Menggunakan IC TLP 434A dengan modulasi ASK sebagai Transmitter dengan frekuensi kerja 433,92 MHz Menggunakan IC RLP 434A dengan modulasi ASK sebagai Receiver dengan frekuensi kerja 433,92 MHz Menggunakan microcontroller AT89C51 sebagai pengendali sistem minimum pada modul Transmitter dan Receiver. Menggunakan RS-232 / MAX 232 PC dengan sistem operasi Windows XP Professional Edition Tampilan pada PC dengan program Visual Basic Menggunakan bahasa pemrograman assembly pada MCS Dimensi alat : o Transmitter (P x L x T) : 16 x 13 x 4,2 cm (casing) o Receiver (P x L x T) : 16 x 13 x 4,2 cm (casing) 9 x 5.5 cm (PCB)
Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk)
43
Prosedur penggunaan sistem 1. 2. 3. 4.
Memastikan sistem Transmitter sudah terhubung dengan catu daya Menghubungkan sistem Transmitter dengan PC melalui kabel serial Menyalakan PC Pemanggilan nomor merupakan suatu sekuensial pengiriman data dari komputer ke modul Transmitter. Untuk itu dibutuhkan program VB sebagai user interface sehingga user dapat menjalankan sistem keseluruhan. 5. Pastikan kartu Receiver sudah dalam keadaan ON. 6. Untuk memanggil nomor antrian, klik Button Nomor Berikutnya. 7. Kartu yang dipanggil akan mengeluarkan bunyi dengan interval yang pendek dan lampu LED hijau akan menyala. Pengujian sistem dilakukan di beberapa tempat berbeda, dengan lingkungan serta halangan yang berbeda juga. Beberapa parameter yang diukur adalah : (1) Signal Distance (dalam Meter), Signal Distance diukur dengan cara manual, yaitu membawa device Receiver dengan jarak yang semakin menjauh sampai sinyal menghilang kemudian mengukur jarak yang didapat; dan (2) Battery Strength (dalam jam), battery strength diukur dengan menyalakan Receiver sampai baterai habis (LED dan Buzzer off). Lokasi pengukuran meliputi 3 lokasi yaitu: (1) Kompleks perumahan Pulomas; (2) Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara; dan (3) Kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara
Hasil Pengukuran / Percobaan • Ujicoba Outdoor di kompleks Perumahan ◦ ◦
Lokasi : Pulomas Barat 5C (Ruang Terbuka) Waktu : Kamis, 11 April 2008 ; 01.00 PM Tabel 1 Hasil Implementasi Outdoor RUN 1 2 3 4
•
KETINGGIAN TRANSMITTER 43 cm 43 cm 124,7 cm 124,7 cm
KETINGGIAN RECEIVER 21,3 cm 40 cm 55,2 cm 64,7 cm
JARAK MAKSIMAL 51,56 Meter 48,54 Meter 51,98 Meter 54,6 Meter
Ujicoba Indoor Rumah
◦ ◦
Lokasi : Pulomas Barat 5C no 6 (Dalam Ruangan: Rumah) Waktu : Kamis, 11 April 2008 ; 02.30 PM Tabel 2 Hasil Ujicoba Indoor Rumah
RUN
44
1
KETINGGIAN TRANSMITTER 135,4 cm
KETINGGIAN RECEIVER 106,7 cm
JARAK MAKSIMAL 19,319 Meter
2
135,4 cm
135,4 cm
22,7 Meter
HALANGAN Tembok kamar : 15 cm Lemari (tebal): 50 cm Pintu Ruang Tamu: 5cm Tembok Luar: 16,2 cm Tembok kamar : 15 cm Lemari (tebal): 50 cm Pintu Ruang Tamu: 5cm Tembok Luar: 16,2 cm
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39 - 48
y Ujicoba Indoor Gedung (1) ◦ ◦
Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 2 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; 12.20 PM Tabel 3 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (1) RUN 1
KETINGGIAN TRANSMITTER 43 cm
KETINGGIAN RECEIVER 1 cm
JARAK MAKSIMAL 30,97 Meter
2
145,4 cm
105 cm
68,114 Meter
KETERANGAN Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan
y Ujicoba Indoor Gedung (2) ◦ ◦
Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 3 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; 13.00 PM Tabel 4 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (2)
RUN 1
KETINGGIAN TRANSMITTER 145.4 cm
KETINGGIAN RECEIVER 105 cm
JARAK MAKSIMAL 68,53 Meter
2
145,4 cm
1 cm
38,4 Meter
KETERANGAN Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan
y Ujicoba Indoor Gedung (3) ◦ ◦
Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 3+4 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; 13.30 PM Tabel 5 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (3)
RUN
KETINGGIAN TRANSMITTER (Lt 3)
KETINGGIAN RECEIVER (Lt 4)
KETINGGIAN LANTAIPLAFON
TOTAL PERBEDAAN KETINGGIAN
JARAK STRAIGHT POINT MAKSIMAL
1 2
145.4 cm 145,4 cm
98,5 cm 1 cm
278,5 cm 278,5 cm
340,6 cm 242,1 cm
31,285 m 37,7 m
JARAK AKHIR (PHYTAGORAS)
HALANGAN (tebal lantai + plafon)
31,47 m 37,8 m
109 cm 109 cm
JARAK AKHIR (PHYTAGORAS)
HALANGAN (tebal lantai + plafon)
19,625 m 27,785 m
109 cm 109 cm
y Ujicoba Indoor Gedung (4) ◦ ◦
Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 3+2 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; 14.30 PM Tabel 6 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (4)
RUN
KETINGGIAN TRANSMITTER (Lt 3)
KETINGGIAN RECEIVER (Lt 2)
KETINGGIAN LANTAIPLAFON
TOTAL PERBEDAAN KETINGGIAN
JARAK STRAIGHT POINT MAKSIMAL
1 2
145.4 cm 145,4 cm
84 cm 1 cm
278,5 cm 278,5 cm
448,9 cm 432,9 cm
19,105 m 21,35 m
y Ujicoba Indoor Gedung (5) ◦ ◦
Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 2 Waktu : Jumat, 6 Juni 2008 ; 13.30 PM
Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk)
45
Tabel 7 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (5) RUN
KETINGGIAN TRANSMITTER
KETINGGIAN RECEIVER
TEBAL HALANGAN
JARAK MAKSIMAL
KETERANGAN
1
43 cm
105 cm
31,5 cm
25,495 Meter
Halangan meliputi Tembok penghalang : 25,5 cm Pintu : 6 cm
2
43 cm
105 cm
25,5 cm
25,805 Meter
Halangan meliputi Tembok penghalang : 25,5 cm
y Ujicoba Indoor Gedung (6) ◦ ◦
Lokasi : Bank Central Asia Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt Dasar Waktu : Jumat, 6 Juni 2008 ; 14.30 PM Tabel 8 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (6)
RUN
KETINGGIAN TRANSMITTER
KETINGGIAN RECEIVER
TEBAL HALANGAN
JARAK MAKSIMAL
KETERANGAN
1
43 cm
105 cm
86,5 cm
23,865 Meter
Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Kaca : 0,5 cm
2
43 cm
105 cm
86,5 cm
19,65 Meter
Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Meja makan food court Kaca : 0,5 cm
y Ujicoba Indoor Gedung (7) ◦ ◦
Lokasi : Student Service Center Kampus Syahdan, Universitas Bina Nusantara, Lt Dasar Waktu : Senin, 9 Juni 2008 ; 17.00 PM Tabel 9 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (7)
RUN
KETINGGIAN TRANSMITTER
KETINGGIAN RECEIVER
TEBAL HALANGAN
JARAK MAKSIMAL
KETERANGAN
1
43 cm
120 cm
36 cm
13,45 Meter
Halangan yang diperhitungkan hanya berupa tebal tembok ruangan.
2
43 cm
120 cm
36 cm
14,7 Meter
Halangan yang diperhitungkan hanya berupa tebal tembok ruangan.
y Ujicoba Indoor Gedung (8) ◦ ◦ ◦
46
Lokasi : Bank Central Asia Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt Dasar Waktu : Kamis, 19 Juni 2008 ; 14.00 PM Catatan : Pengujian dilakukan dengan memberikan sumber tegangan sebesar 9 volt DC kepada modul Transmitter
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39 - 48
Tabel 10 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (8) RUN
KETINGGIAN TRANSMITTER
KETINGGIAN RECEIVER
TEBAL HALANGAN
JARAK MAKSIMAL
KETERANGAN
1
43 cm
105 cm
86,5 cm
26,046 Meter
Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Kaca : 0,5 cm
2
43 cm
105 cm
86,5 cm
22,18 Meter
Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Kaca : 0,5 cm
Pada percobaan pertama, jarak yang didapat oleh sistem dengan tegangan pada modul transmitter sebesar 9 volt bertambah 2,181 Meter, sehingga didapat pertambahan sebesar 9,14 %. Sedangkan pada percobaan kedua, jarak yang didapat oleh sistem dengan tegangan pada modul transmitter sebesar 9 volt bertambah 2,53 Meter, sehingga didapat pertambahan sebesar 12,88 %.
Ujicoba Daya Tahan Baterai (1) Ujicoba daya tahan baterai saat out of range dilakukan dua kali, yaitu dengan menggunakan baterai rechargeable (Tabel 11) dan menggunakan baterai alkaline (Tabel 12). Tabel 11 Hasil Ujicoba Daya Tahan Baterai (1) DEVICE
TIPE BATERAI
WAKTU DINYALAKAN
WAKTU MATI
WAKTU TOTAL
1
Rechargeable (1500mAh)
07.22 PM
01.15 AM
5 jam 53 menit
2
Rechargeable (1500mAh)
07.22 PM
01.38 AM
6 jam 16 menit
3
Rechargeable (1500mAh)
07.22 PM
00.42 AM
5 jam 20 menit
Tabel 12 Hasil Ujicoba Daya Tahan Baterai (2) DEVICE
TIPE BATERAI
WAKTU DINYALAKAN
WAKTU MATI
WAKTU TOTAL
1
Alkaline
10.07 PM
03.15 AM
5 jam 08 menit
2
Alkaline
10.07 PM
02.56 AM
4 jam 49 menit
3
Alkaline
10.07 PM
03.22 AM
5 jam 15 menit
Evaluasi Ada hal yang ditemukan dalam evaluasi yaitu frekuensi yang dipakai bukan merupakan kanal frekuensi yang terbuka bebas bagi umum (tidak gratis) sedangkan Penggunaan frekuensi yang gratis (2,4GHz) berakibat pada berkurangnya jangkauan sistem ehingga untuk itu dapat dipertimbangkan penggunaan teknologi zigbee untuk memperoleh jarak jangkauan yang lebih luas. Karena alat yang digunakan untuk evaluasi masih merupakan prototype, maka jarak yang dapat
Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk)
47
dijangkau oleh alat tidak terlalu jauh disebabkan oleh banyak faktor, antara lain besarnya daya, jenis antena dan panjang antena. Ujicoba dilakukan di Outdoor perumahan bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal pada ruang terbuka yang tidak memiliki halangan sedangkan ujicoba yang dilakukan di dalam gedung bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal pada alat dengan mempertimbangkan halangan serta pantulan sinyal. Penggunaan daya pada modul Transmitter yang lebih besar berakibat pada semakin besarnya jarak jangkauan sistem. Ujicoba sumber daya menggunakan 2 jenis sumber daya baterai. Sumber daya yang dapat di isi ulang (rechargeable) dan sumber daya yang tidak dapat di isi ulang (jenis alkaline). Berdasarkan ketahanannya, sumber daya (baterai) yang dapat diisi ulang mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan sumber daya (baterai) yang tidak dapat di isi ulang. Indikator baterai bekerja dengan baik, yaitu off (redup) ketika tegangan pada baterai masih cukup, sedangkan ketika tegangan menurun sampai batas 7 volt, maka LED akan menyala, dan semakin terang seiring dengan menurunnya tegangan baterai.
PENUTUP Dari analisis dan perancangan serta evaluasi dari kinerja sistem maka didapatkan kesimpulan bahwa: (1) Sistem dapat bekerja dengan baik dalam melakukan pemanggilan kartu receiver; (2) Penggunaan frekuensi 434MHz memerlukan biaya hak guna pakai frekuensi; (3) Maksimal jarak jangkauan alat penulis adalah 68,53 meter pada ruangan tertutup tanpa adanya halangan; (4) Jangkauan sinyal indoor lebih jauh daripada outdoor, apabila sama-sama tidak terdapat halangan. Penambahan jarak yaitu sebesar 13,93 Meter; (5) Apabila terdapat halangan, jangkauan sinyal menurun drastis, dikarenakan adanya pantulan sinyal, difraksi dan penyerapan sinyal. Penurunan yang terjadi yaitu sebesar 63,24%; (6) Jangkauan sinyal semakin menurun apabila diimplementasikan pada lantai yang berbeda. Apabila receiver berada 1 lantai lebih tinggi, jarak maksimum yang didapat yaitu 37,8 Meter, sedangkan apabila receiver berada 1 lantai lebih rendah, jarak maksimum yang didapat yaitu 27,785 Meter; (7) Penambahan daya pada modul Transmitter mengakibatkan adanya penambahan jarak jangkauan sistem sebesar 12,88%; (8) Daya tahan baterai rechargeable lebih lama daripada baterai alkaline biasa. Perbedaan waktu daya tahan yang didapat yaitu selama 1 jam 1 menit; dan (9) Ketinggian antena transmitter dan receiver mempengaruhi jarak jangkauan sinyal. Pada ujicoba indoor rumah, penambahan ketinggian receiver sebesar 28,7cm mengakibatkan penambahan jarak sebesar 3,381 Meter.
DAFTAR PUSTAKA Boylestad, R. L., & Nashelsky, L. (2006). Electronic Devices and Circuit Theory,Edisi ke 9,Sine Nomine. Couch, L. W. (2007). ,Digital and Analog Communication Systems, Edisi ke 7,Pearson Prentice Hall. Floyd, T. L. (2007). Electronics Fundamentals : circuits, devices, and applications, Edisi ke 7, Pearson Prentice Hall. Malvino, A. P. (1985). Semiconductor circuit approximations: An introduction to transistors and integrated circuits, Edisi ke 4, New York: McGraw-Hill. Neamen, D. A. (2001). Electronic circuit analysis and design, Edisi ke 2, New York: McGrawHill. Schweber, W. (1991). Electronic Communication Systems : a complete course, Edisi ke 3,Prentice Hall.
48
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39 - 48