Perancangan Sistem Komunikasi Data Melalui Frekuensi Tinggi Untuk Monitoring dan Aktivasi Peralatan Listrik Penulis Tugas Akhir
: 1. Kholidiah Farida R. 2. Naufan Satya P. Pembimbing Tugas Akhir : Ir. Rusdhianto E. AK., MT.
NRP. 2210030031 NRP. 2210030055 NIP. 195704241985021001
Abstrak Sistem ini menggunakan sinyal frekuensi tinggi yang termodulasi oleh data sebagai data baru yang dikirimkan, sistem ini memiliki keuntungan lebih tahan terhadap noise dari luar dikarenakan frekuensi yang lebih tinggi cenderung menginduksi frekuensi yang lebih rendah, sehingga bila data yang dikirimkan berupa frekuensi tinggi akan lebih tahan terhadap noise. Alat ini terdiri atas transmitter dan receiver, transmitter ini menggunakan osilator frekuensi tinggi dan modulator data biner. Osilator merupakan alat yang mampu membangkitkan sinyal sinusoidal. Sinyal yang termodulasi ini akan menjadi dasar dari sistem komunikasi ini. Receiver data yang dimodulasi ini menggunakan suatu decoder yang dapat menerjemahkan frekuensi menjadi data biner. Namun decoder ini dapat mengalami kesalahan, karena perbedaan 0 Volt pada tegangan referensi dan lain-lain.
PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin maju seperti saat ini dibutuhkan pengiriman data yang cepat dan tidak merepotkan bagi penggunanya. Sehingga banyak protokol komunikasi data yang dikembangkan agar dapat mencapai jarak yang lebih jauh dan dapat mengirimkan data dengan lebih cepat. Namun biaya yang dibutuhkan juga akan meningkat, baik biaya pemasangan jaringan maupun pengembangan peralatan yang mendukung protokol baru tersebut. Akan lebih hemat bila biaya pemasangan jaringan dapat dipangkas dengan menggunakan jaringan yang sudah ada. Umumya suatu sistem membutuhkan komunikasi dengan sistem lain yang mungkin bisa berupa sistem monitoring. Sistem komunikasi data dapat secara analog maupun digital, baik analog maupun digital membutuhkan jalur komunikasi tersendiri. Karena saling menumpuknya sinyal data yang dikirimkan, maka akan muncul resiko dapat terjadi error dikarenakan masing-masing kabel data menginduksi kabel data yang lain yang dapat merubah frekuensi data bahkan data itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan sistem yang dapat mampu menerjemahkan data yang dikirim maupun data yang diterima. Pada pengiriman data, sistem harus mampu mengubah data yang berupa modulasi tegangan menjadi modulasi frekuensi serta kemampuan untuk menerima frekuensi yang termodulasi tersebut dan memisahkannya dengan data yang sebenarnya. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, batasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah : a. Komunikasi data yang dilakukan merupakan komunikasi 2 arah.
b.
Pembuatan transmitter dan reciever untuk komunikasi data.
Relevansi Dengan adanya sistem ini maka komunikasi data menjadi lebih mudah dan tidak perlu menambahkan kabel khusus untuk komunikasi data. Sehingga dapat mengunakan jalur kabel listrik yang sudah terpasang sebelumnya. TEORI PENUNJANG Teori penunjang yang digunakan dalam perancangan sistem komunikasi data melalui frekuensi tinggi untuk monitoring dan aktivasi peralatan listrik, antara lain pengertian osilator ring, inverting amplifier, low pass filter dan komunikasi serial antar mikrokontroler ATMEGA16. Osilator Ring [1] Pengertian Osilator Ring [1] Osilator ring adalah osilator tanpa induktor yang dihubungkan dengan koneksi cincin. Osilator ini tidak digunakan secara luas dalam aplikasi frekuensi radio karena memiliki fase noise yang lebih tinggi dibandingkan osilator LC. Akan tetapi, osilator ini dapat diintegrasikan dalam sebuah chip dengan mudah dan tidak memakan tempat sebagaimana osilator LC, sehingga memungkinkan untuk membuat chip yang kecil dan lebih murah. Osilator ring juga mempunyai karakteristik rentang tala yang lebar dan mapu membangkitkan sinyal keluaran quadrature tanpa memerlukan rangkaian tambahan. Osilator ring dapat dibangun dengan sejumlah ganjil inverter CMOS dan penunda waktu yang disusun dalam satu loop. Secara alamiah setiap inverter juga mempunyai waktu tunda dengan demikian sejumlah ganjil inverter yang disusun dalam
satu loop juga akan membentuk osilator seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Untuk memperoleh frekuensi yang lebih rendah waktu tunda tiap inverter dapat diperbesar dengan menambahkan kapasitor yang terhubung dengan ground pada output inverter.
Gambar 2.1 Osilator Ring Osilator ring terbuat dari penguat (gain), atau delay, pada umpan balik (feedback). Pertama, kita akan melakukan analisis linear osilator ini dengan elemen sumber yang sama (CS). Suatu common source (CS) tunggal dalam umpan balik tidak akan berosilasi, karena tidak memenuhi kriteria Barkhausen. Common source (CS) membalik (180°) dan memiliki satu kutub (90°), pergeseran fase total 270°.
Gambar 2.2 Osilator Ring Dengan Satu Common Source Menggunakan dua common source (CS) memberikan pergeseran fase yang diperlukan, tetapi stabil di kedua rel.
Gambar 2.3 Osilator Ring Dengan Dua Common Source Masih tidak ada osilasi berkelanjutan karena gain jauh lebih kecil dari satu ketika fase terbalik.
Gambar 2.4 Osilator Ring Dengan Dua Common Source Ditambah Dengan Inverter
Tiga common source (CS) yang cukup untuk osilasi berkelanjutan memberikan keuntungan dari setiap tahap adalah cukup (dalam hal ini, A0 ≥ 2).
Gambar 2.5 Osilator Ring Dengan Tiga Common Source Jika gain dari setiap tahap lebih besar dari yang diperlukan, A0> 2, output akan saturasi dan analisis linear menjadi sulit. Kesulitan utama untuk menggunakan osilator ring submikron CMOS dalam sistem komunikasi nirkabel (wireless) adalah respon fase noise yang relatif buruk. Tindakan pencegahan diperlukan untuk mencapai sebagaimana fase noise yang rendah sebanyak mungkin dari osilator ring CMOS. Sumbersumber noise yang dominan dalam lingkungan IC adalah sinyal common-mode di alam (misalnya power supply noise, substrat-coupled noise). Desain diferensial sepenuhnya adalah suatu keharusan. Osilator ring merupakan anggota dari golongan osilator penundaan waktu. Osilator ring ini adalah versi yang mendistribusikan penundaan osilator. Osilator ring menggunakan inverter dalam jumlah ganjil untuk memberikan efek penguat pembalik tunggal dengan penguat (gain) yang lebih besar dari satu. Setiap unsur memiliki delay tunggal, masingmasing inverter berkontribusi terhadap penundaan sinyal di sekitar cincin inverter, maka diberi nama osilator ring. Mengubah tegangan supply akan mengubah delay melalui masing-masing inverter, dengan tegangan yang lebih tinggi biasanya mengurangi delay dan meningkatkan frekuensi osilator. Jika setiap inverter memiliki tegangan dikendalikan sumber arus antaranya dan sumber daya (power) maka osilator ring menjadi VCO. Dengan mengubah arus melalui setiap inverter waktu tunda dapat dikontrol dan karenanya frekuensi osilasi.[2] Osilator ring dimasukkan sebagai bagian dari struktur-struktur coretan percobaan ahli gelombang. Mereka digunakan selama pengujian ahli gelombang untuk mengukur efek dari variasi proses manufaktur, efek dari tegangan dan suhu pada sebuah chip. Osilator ring membentuk struktur tes sederhana yang memberikan umpan balik (feedback) yang diukur pada efek dari variasi proses manufaktur, tegangan dan suhu. Hal ini mencerminkan keadaan umum pada lingkungan operasi, dalam hal ini, kecepatan semua sirkuit pada chip yang sama itu merupakan dari bagian. Maka osilator ring, struktur terbaik untuk mengontrol chip clock karena mengukur frekuensi osilasi dari set inverter langsung. Clock harus dijalankan pada frekuensi sedikit lebih rendah maka
frekuensi jalur sinyal paling lambat melalui bagian dari chip yang perlu clock. Keanggunan dari osilator ring menjadi jelas, desain cincin menggunakan cukup inverter dalam rantai untuk memastikan bahwa clock berjalan pada frekuensi yang disukai ini. Dalam sistem ini, desain osilator ring menggunakan delay di dalam IC telah menciptakan jauh lebih penting dibandingkan dengan osilator monolitik lain seperti osilator relaksasi. Secara umum, kinerja osilator ring lebih baik dari osilator relaksasi meskipun tidak sebagus yang ada pada osilator sinusoidal. Tapi upaya terus-menerus dari para ilmuwan dan peneliti telah menghasilkan dalam meningkatkan kinerja osilator ring sehingga untuk mencapai tingkat kepuasan yang baik yang sekarang dapat digunakan dengan sukses dalam sistem komunikasi. Tingkat kepuasan telah dicapai dalam kedua kasus: kecepatan operasi dan kinerja noise. Karakteristik Osilator Ring dan Frekuensi Osilasinya [1] Osilator ring bertingkat kombinasi delay, terhubung dalam rantai lingkaran yang dekat. Osilator ring dirancang dengan rantai delay telah menciptakan minat yang besar karena banyak fitur mereka yang berguna. Fitur-fitur yang menarik adalah : a. Hal ini dapat dengan mudah dirancang dengan bagian dari seni teknologi sirkuit terpadu (CMOS, BiCMOS), b. Hal ini dapat mencapai osilasi tersebut pada tegangan rendah, c. Hal ini dapat memberikan osilasi frekuensi tinggi dengan menghamburkan daya rendah, d. Hal ini dapat disetel secara elektrik, e. Hal ini dapat memberikan jangkauan tuning yang lebar dan f. Hal ini dapat memberikan output multiphase karena struktur dasar mereka. Output ini dapat secara logis dikombinasikan untuk mewujudkan sinyal clock multiphase, yang memiliki penggunaan yang cukup besar dalam sejumlah aplikasi dalam sistem komunikasi. Frekuensi osilasi dari osilator ring tergantung pada perambatan delay τd per tahap dan jumlah tahap yang digunakan dalam struktur cincin. Untuk mencapai osilasi diri berkelanjutan, cincin harus memberikan pergeseran fase 2π dan memiliki gain tegangan kesatuan pada frekuensi osilasi. Dalam osilator ring tahap n, setiap tahap memberikan pergeseran fase π/n dan pembalik DC memberikan pergeseran fase sisa π. Oleh karena itu, sinyal osilasi harus melalui masing-masing delay tahap m sekali untuk memberikan pergeseran fase π pertama dalam waktu nτd dan harus berjalan setiap tahap kedua kalinya untuk mendapatkan pergeseran fase π yang tersisa dalam jangka waktu 2nτd. Dengan demikian frekuensi osilasi diberikan oleh : (2.1) Dalam hal ini n adalah jumlah inverter dan τd adalah delay rata-rata inverter. Frekuensi osilasi dari osilator ring dapat ditentukan dari ekspresi τd yang
tergantung pada parameter sirkuit. Tapi kesulitan utama dalam memperoleh ekspresi τd muncul karena nonlinear dan parasitics rangkaian. Perambatan delay dari transistor bipolar berbasis delay diferensial dan CMOS transistor berbasis delay dijelaskan oleh Alioto, Palumbo, Docking dan Sachdev, masingmasing. Alioto dan Palumbo menggunakan sinyal input ramp untuk menghitung τd. Tapi satu-satunya asumsi yang dibuat oleh Docking dan Sachdev adalah bahwa tegangan output bentuk gelombang dari osilator ring adalah sinusoidal. Dari hasil analisis dan simulasi yang dilaporkan oleh Alioto dan Palumbo dan Docking dan Sachdev, salah satu dapat diketahui bahwa frekuensi osilasi adalah sebanding dengan arus ekor pasangan diferensial. Properti ini membuat mereka berguna dalam PLL sebagai VCO. Frekuensi dapat diubah dengan mengubah jumlah inverter atau dengan mengubah waktu tunda tiap inverter. Inverter yang terhubung dengan hubungan cincin ini pada umumnya ada dua jenis yaitu single ended atau differential. Derau fase osilator ring differential meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah tahap. Meskipun mempunyai frekuensi keluaran yang sama dan jumlah tahap yang sama, osilator ring berbasis differential inverters mengkonsumsi daya lebih rendah daripada singleended inverter, sebesar sekitar 7 dB. Inverting Amplifier [3] Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah. Rangkaian inverting amplifier merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukan sangat rendah. Rangkaian inverting amplifier akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar. Rangkaian dasar inverting amplifier adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah dari arus menjadi tegangan dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber arus. Tahanan sumber R1, bagian umpan baliknya berubah dan beberapa sifat umpan balik juga berubah.
Gambar 2.6 Rangkaian Inverting Amplifier Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau V+ = 0. Karena V+ dan V- nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp V- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat
dihitung arus pada hambatan resistor R1 dan arus pada hambatan resistor R2 adalah (2.2) (2.3) Arus yang masuk dalam op-amp adalah nol, i_ = 0 maka (2.4) Masukkan Persamaan 2.2 dan 2.3 ke Persamaan 2.4 (2.5)
Low Pass Filter dalam Komponen Pasif Elektronik [4] Pada rangakaian ini, dalam merancang filter digunakan komponen pasif yaitu tahanan, kapasitor dan induktor. Akan tetapi dalam pembuatannya seringkali dihindari penggunaan induktor, utamanya karena ukurannya yang besar. Sehingga umumnya hanya menggunakan komponen tahanan (R) dan kapasitor (C) saja.
Selanjutnya (2.6) (2.7) Jika penguatan G didefinisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka dapat ditulis : (2.8)
Gambar 2.9 Rangkaian Low Pass Filter Komponen Pasif
Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1. Low Pass Filter [4] Low pass filter (filter lolos rendah) adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc). Diatas frekuensi tersebut, output-nya mengecil (idealnya tidak ada). Filter ini juga berfungsi untuk menghilangkan high frequency nosie, seperti thermal noise dan shot noise. Filter ini biasanya digunakan pada instrumen yang merekam low frequency analytical signals (contohnya adalah alat rekam detak jantung).
Gambar 2.10 Output Rangkaian Low Pass Filter Pada rangkaian pasif ini hampir sama dengan pembagi tegangan dari dua buah hambatan seri, dengan perhitungan besar Vout seperti pada Gambar 2.9 di atas. Dengan mengambil nilai : (2.9) atau (2.10) diperoleh penguatannya sebesar -3 dB (berkurang 3 dB), dan pada saat frekuensi ini dikenal sebagai frekuensi cut-off.
Gambar 2.7 Low Pass Filter
Low Pass Filter dalam Komponen Aktif Elektronik [4]
Gambar 2.8 Contoh Hasil Low Pass Filter Gambar 2.11 Rangkaian Low Pass Filter Komponen Aktif
Untuk rangkaian aktif dilengkapi dengan transistor atau op-amp selain menggunakan tahan dan kapasitor. Dengan : (2.11) dan .
(2.12)
Untuk Low pass filter : a. Frekuensi rendah (f <<) Gain = 0 dB b. Frekuensi tinggi (f >>) (2.13) atau G = 20 log ωRC. (2.14) Dari persamaan ini kurva G vs log f menunjukkan kurva linear dengan slope -6 dB/oktaf (-20 dB/dekade).
peralatan yang dapat dihubungkan dengan mikrokontroler menggunakan fasilitas USART. Komunikasi dengan menggunakan USART dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mode sinkron, dimana pengirim data mengeluarkan pulsa/clock untuk sinkronisasi data, dan yang kedua dengan mode asinkron, dimana pengirim data tidak mengeluarkan pulsa/clock, tetapi untuk proses sinkronisasi memerlukan inisialisasi, agar data yang diterima sama dengan data yang dikirimkan. Pada proses inisialisasi ini setiap perangkat yang terhubung harus memiliki baud rate (laju data) yang sama. Pada mikrokontroler AVR untuk mengaktifkan dan mengeset komunikasi USART dilakukan dengan cara mengaktifkan register-register yang digunakan untuk komunikasi USART. Register-register yang dipakai antara lain : 1. UDR : merupakan register 8 bit yang terdiri dari 2 buah dengan alamat yang sama, yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan data yang akan dikirimkan (TXB) atau tempat data diterima (RXB) sebelum data tersebut dibaca.
Gambar 2.13 Register UDR 2. Gambar 2.12 Roll Off Filter Dengan Order BerbedaBeda Oktaf memiliki arti menggandakan atau membagi dua suatu frekuensi. Sedangkan dekade adalah sepuluh kali atau sepersepuluh kali suatu frekuensi. Kemiringan atau gradien garis pada stop band dinamakan sebagai roll off atau fall off dan didefinisikan berdasarkan order (tingkatan) penapis sebagai berikut : a. Untuk low pass filter orde pertama roll off-nya 6 dB/oktaf atau -20 dB/dekade. b. Untuk orde kedua roll off-nya -12 dB/oktaf atau -40 dB/dekade. c. Pada orde ketiga roll off-nya -18 dB/oktaf atau 60 dB/dekade. Pada Gambar 2.12 diatas terlihat bahwa dengan menaikkan order dari low pass filter akan menaikkan roll off-nya. Secara alami, filter dengan order tak berhingga memiliki tanggap yang terbaik. Komunikasi Serial Antar Mikrokontroler ATMEGA16 [5] USART (Universal Synchronous Asynchronous Receiver and Transmitter) merupakan protokol komunikasi serial yang terdapat pada mikrokontroler AVR. Dengan memanfaatkan fitur ini kita dapat berhubungan dengan “dunia luar”. Dengan USART kita bisa menghubungkan mikrokontroler dengan PC, HP, GPS atau bahkan modem, dan banyak lagi
UCSRA : merupakan register 8 bit yang digunakan untuk mengendalikan mode komunikasi USART dan untuk membaca status yang sedang terjadi pada USART.
Gambar 2.14 Register UCSRA a.
b.
c. d.
e.
3.
Bit RXC (status : akan bernilai logic “1″ bila ada data di UDR (RXB) yang belum terbaca. Dapat digunakan untuk sumber interupsi, dengan mengeset RXCIE. Bit TXC (status) : akan bernilai logic “1″ bila ada data di UDR (TXB) yang sudah dikirimkan. Dapat digunakan untuk sumber interupsi, dengan mengeset TXCIE. Bit UDRE (status) : akan bernilai logic “1″ bila UDR siap untuk menerima data baru. Bit U2X (kendali) : diisi dengan logic “1″ bila kecepatan transmisi data ingin dinaikkan 2 kali. Bit MPCM (kendali) : digunakan bila ingin menggunakan komunikasi multiprosesor.
UCSRB : merupakan register 8 bit yang digunakan untuk mengendalikan mode komunikasi USART dan untuk membaca status yang sedang terjadi pada USART.
Gambar 2.15 Register UCSRB a.
Bit RXCIE (kendali) : digunakan untuk mengaktifkan interupsi yang bersumber dari RXC. b. Bit TXCIE (kendali) : digunakan untuk mengaktifkan interupsi yang bersumber dari TXC. c. Bit UDRIE (kendali) : digunakan untuk mengaktifkan interupsi yang bersumber dari UDRE. d. Bit RXEN (kendali) : digunakan untuk mengaktifkan receiver. e. Bit TXEN (kendali) : digunakan untuk mengaktifkan transmitter. f. Bit UCSZ2 (kendali) : digunakan untuk menentukan panjang data yang dikirim dalam sekali. Digunakan bersama-sama dengan UCSZ1,UCSZ0 pada UCSRC. g. Bit RXB8 (status) : digunakan sebagai penampung data ke 9 pada penerimaan data dengan 9 bit. h. Bit TXB8 (status) : digunakan sebagai penampung data ke 9 pada transmisi data dengan 9 bit.
4.
UCSRC : merupakan register 8 bit yang digunakan untuk mengendalikan mode komunikasi USART dan untuk membaca status yang sedang terjadi pada USART.
Gambar 2.16 Register UCSRC a.
b.
c. d.
Bit URSEL (kendali) : digunakan untuk memilih register pada UCSRC dan UBRRH. Dua register ini memiliki alamat yang sama, sehingga untuk proses penulisan memerlukan bantuan URSEL. Bila URSEL = 1, maka register yang diisi adalah UCSRC, sedangkan bila URSEL = 0, register yang diisi adalah UBRRH. Tidak semua mikrokontroler AVR memiliki URSEL, karena ada yang memiliki register UBRRH dan UCSRC yang beda alamat. Bit UMSEL (kendali) : bila bernilai logic “1″, maka mode yang dipilih adalah asinkron, bernilai logic “0″ = sinkron. Bit USBS (kendali) : bila bernilai logic “1″, maka stop bit berjumlah 2 bit. Bit UCSZ1 dan bit UCSZ0 (kendali) : bersama-sama UCSZ2 digunakan untuk menentukan jumlah bit yang akan dikirimkan dalam sekali pengiriman data.
18. UBRRL dan UBRRH : merupakan register 16 bit yang digunakan untuk mengatur laju data (baud rate) pada saat mode komunikasi asinkron.
Gambar 2.17 Register UBRRL dan UBRRH METODOLOGI Dalam pelaksanaan Tugas Akhir yang berupa perancangan sistem komunikasi data melalui frekuensi tinggi untuk monitoring dan aktivasi peralaan listrik, ada beberapa kegiatan yang dapat diuraikan sebagai berikut : a. Studi Pustaka dan Survey Data Awal : Materi yang terkait dengan komunikasi data, meliputi: pengiriman sinyal, modulasi sinyal, macammacam tekonologi yang digunakan, membaca karakteristik dari frekuensi tinggi, mempelajari osilator dan cara menganalisa proses. b. Perencanaan dan Pembuatan Alat : Perancangan osilator frekuensi tinggi serta modulator data biner untuk pengirim data dan decoder dapat menerjemahkan frekuensi menjadi data biner kembali. Pembuatan low pass filter agar frekuensi yang membawa data dapat dipisahkan dari frekuensi tinggi c. Perencanaan dan Pembuatan Software : Pembuatan program mikrokontroler untuk mengirim dan menerima data yang dikirimkan secara serial. d. Uji Coba dan Analisis Data : Uji coba dilakukan di laboratorium dengan beberapa peralatan penunjang berupa osciloscope dan function generator untuk melihat pola frekuensi yang membawa data saat data dikirimkan, dan pola data yang diterima setelah di pisahkan dari frekuensi tinggi. e. Penyusunan Laporan : Penyusunan laporan dilakukan setelah beberapa data pengukuran yang didapat sudah mencukupi. KESIMPULAN Setelah melakukan perancangan dan pegujian alat beserta analisanya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :. a. Osilator memiliki batas tegangan pada frekuensi tinggi, untuk itu diperlukan penguat agar dapat mencapai tegangan TTL. b. Untuk perancangan filter dibutuhkan perancangan yang tepat agar hasil gelombang tidak memiliki ripple. c. Osilator rentan sekali terhadap perubahan suhu dan noise dari luar, untuk itu diperlukan heatsink atau penyerap panas untuk menjaga suhu pada rangkaian osilator.
d.
e.
Kedua mikrokontroler ground-nya harus terhubung agar referensi sinyal frekuensi yang masuk tidak mengalami kesalahan tegangan. Hasil perhitungan pada osilator menunjukkan error yang cukup besar, ini terjadi karena modifikasi yang dilakukan berbeda dari modifikasi yang ada pada literatur. DAFTAR REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6] [7] [8]
M. K. Mandal dan B. C. Sarkar, “Ring Oscillators: Characteristics And Applications”, Indian Journal of Pure & Applied Physics, Vol. 48, 136-145, 2010. T. Miyazaki, M. Hashimoto, dan H. Onodera, “A Performance Prediction of Clock Generation PLLs: A Ring Oscillator Based PLL and an LC Oscillator Based PLL”, IEICE Trans. on Electronics,Vol. E88-C/No.3, 437-444, 2005. Iswanto, Catatan Kuliah Rangkaian Op Amp Dasar, http://www.umy.ac.id/iswanto, Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2012 Umi Eka Sabrina, “Low Pass Filter dan High Pass Filter”, Makalah Tugas Elektronika, Universitas Brawijaya Malang, 2011. Polong, USART Pada Mikrokontroler AVR, http://polong.wordpress.com/2008/04/24/usartpada-mikrokontroler-avr/, 24 Oktober 2013. …… , ATMega16 Datasheet, http://www.atmel.com/ …… , HD74LS04 Datasheet, http://www.renesas.com/ …… , TC4001BDatasheet, http://www.semicon.toshiba.co.jp/