Perancangan Sepatu Casual untuk Pria Muda dengan Keywords Simple dan Dinamis Mochamad Ersjad Mahasiswa Program Studi Desain Produk Universitas Paramadina Jakarta
ABSTRAK Alas kaki adalah produk penting yang dijadikan sebagai pelindung kaki terutama telapak kaki. Alas kaki berfungsi melindungi kaki agar tidak cidera dari kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair, debu, panas, maupun dingin. Kaki sebagai bagian dari tubuh yang bersentuhan langsung dengan lingkungan sangat membutuhkan perlindungan yang lebih. Alas kaki juga berfungsi sebagai bagian dari gaya berbusana (fashion). Alas kaki secara umum dapat dikelompokkan menjadi sandal dan sepatu. Dalam penulisan ini, akan dibahas mengenai sepatu. Sepatu terbuat dari berbagai material seperti kayu, plastik, karet, kulit, dan tekstil serat tanaman.
Sebelum memakai sepatu, orang sering menggunakan kaos kaki yang
berfungsi sebagai penyerap keringat dan kelembaban sehingga kaki lebih bersih dan higienis. Dalam kehidupan yang paling mendasar, menjalani rutinitas keseharian menggunakan sepatu untuk pelindung kaki menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini terkadang membuat para pengguna merasa terbebani karena adanya waktu yang terbuang percuma saat ingin menggunakan atau melepaskan sepatu. Contohnya saja sepatu yang menawarkan fitur tali, atau kombinasi tali dengan vercro, yang membuat proses pemasangan dan pelepasan sepatu dari kaki menjadi lebih lama. Aktifitas rutin harian yang sibuk terutama pria, membuat pengguna begitu peduli terhadap waktu mereka.
Sehingga dalam hal penggunaan sepatu pun, dibutuhkan
perancangan terhadap sepatu yang mudah dalam penggunaanya. tidak membebani pengguna dalam tahapan kerjanya.
Kata kunci : Sepatu, casual,easy to wear.
PENDAHULUAN Jakarta adalah ibu kota negara kita tempat dimana pusat ekonomi dan pemerintahan Indonesia. Gedung pencakar langit dengan berbagai jenis kantor bertebaran di kota besar ini. Dunia perkantoran sebagai dunia tempat beraktifitasnya para profesional muda, mengharuskan mereka untuk menggunakan pakaian yang sesuai dengan beragam kegiatan yang dilakukan. Salah satu perlengkapan berpakaian tersebut adalah sepatu. Sepatu tersebut bermacam-macam bentuknya dengan jenis material yang berbeda-beda. Sepatu pada umumnya berbahan kulit atau kanvas. Sepatu berbahan kulit tersebut juga memiliki masalah mendasar yaitu kurang cocok untuk digunakan pada iklim tropis yang cuacanya hujan atau panas. Harus ada pemilihan material kulit yang tepat agar masalah tersebut dapat diminalisir.i Kaki akan menjadi lembab dan berbau sehingga bakteri akan berkembang dan tentunya sepatu menjadi tidak bersih. Dilansir Dailymail, sebuah studi yang dilakukan oleh University of Arizona menyebutkan bahwa 420.000 unit bakteri yang ditemukan pada bagian luar sepatu.ii Sepatu kulit juga susah dibersihkan karena kulit pantang dibersihkan oleh air dan disikat, karena mengakibatkan kulit cepat rusak dan tidak awet. iii Karyawan yang rata-rata memakai sepatu sekitar tujuh jam lebih (pagi sampai sore) mempunyai kemungkinan resiko mendapatkan penyakit kulit akibat bakteri dan jamur lebih besar. Dalam menjalani aktifitas harian yang mengharuskan seseorang untuk berinteraksi dengan dunia luar membuat tingkat kesibukan kota Jakarta semakin meningkat. Aktifitas yang semakin meningkat membuat setiap orang harus memperhatikan setiap detail waktu yang mereka habiskan untuk melakukan sebuah aktifitas. Salah satu aktifitas keseharian yang terlihat sederhana namun cukup membuat waktu terbuang sia-sia adalah menggunakan sepatu terutama sepatu yang bertali. Ada beberapa bentuk sepatu yang menawarkan kemudahan memakai dan melepaskan sepatu. Salah satunya adalah penggunaan vercro pada sepatu, yang memudahkan pemakai untuk memakai dan melepas sepatu. Material lain yang juga sering digunakan adalah karet (rubber) sehingga mudah dipakai dan dilepas. Penggunaan vercro umumnya digunakan untuk sepatu casual, dan tidak untuk sepatu formal. Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah solusi perancangan sepatu yang mudah digunakan dan dilepaskan menggunakan vercro dan sepatu yang tidak membuat kaki pengguna berkeringat dengan cara menambahkan ventilasi udara.
Ergonomi Pengertian desain menurut wikipedia.com sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Proses perancangan sebuah produk khususnya sepatu pada umumnya memperhitungkan beberapa aspek antara lain fungsi dan ergonomi, bentuk dan estetika, produksi, konsumen, dan material. Teori ergonomi yang pada penulisan ini lebih kepada ergonomi sepatu. Antropometri sebagai bagian dari kajian ergonomi adalah ilmu yang mempelajari ukuranukuran tubuh manusia. Kata Antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu antropos yang berarti manusia dan metrein yang berarti ukuran. Data antropometri sangat dibutuhkan untuk mengetahui ukuran kaki pengguna sepatu tersebut.
Gambar 1. Antropometri kaki Sumber : Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya
Pada antropometri kaki, beberapa bagian yang perlu diukur adalah : 1. Panjang kaki (A) 2. Lebar kaki (B) 3. Jarak antara tumit dengan telapak kaki yang lebar (C)
4. Lebar tumit (D) 5. Lingkar telapak kaki (E) 6. Lingkar kaki membujur (F)
Gambar 2. Bagian penting dalam mengukur Kaki Sumber : http://arumaarifu.wordpress.com/page/22/
Dalam merancang atau membuat desain secara massal maka ukuran dan bentuk sepatu harus menyesuaikan dengan standar antropometri yang ada, sebab bila tidak dengan standar ergonomi akan berdampak buruk bagi pengguna produk sepatu tersebut.
Anatomi Kaki Anatomi kaki dibutuhkan sebagai data untuk mengetahui bagian-bagian penting pada sepatu yang harus dibuat senyaman mungkin agar tidak menciderai penggunanya.
Gambar 3. Anatomi Kaki Sumber :http://myths-made-real.blogspot.com/2013/07/the-human-foot-ode-to-unintelligent.html
Klasifikasi Sepatu Berikut klasifikasi sepatu untuk pria berdasarkan bentuk dan kegunaannya.iv No
Tipe
Keterangan
Gambar
Clogs - biasanya bagian atasnya dibuat di salah 1
Clogs
satu bagian dan tertuju ke sol oleh paku. Kadangkadang clog dibuat dalam satu bagian dan tidak memiliki - atau perlu - terpisah, diterapkan sol luar Juga disebut sepatu pantai dan telah dianyam sol
2
Espadrilles
fiber yang tidak lebih tebal dari 2,5 cm. Pada umumnya tidak memiliki tumit.
Hiking or 4
walking boots
Digunakan sebagai sepatu yang menghadapi medan berat seperti di hutan.
Biasa digunakan untuk
mendaki gunung. menggunakan
satu
potongan
bahan
kulit
Mocchasines tradisional yang lembut - untuk membentuk baik 5
(American
tunggal dan atas (atau bagian dari atas). Hal ini
Indian type)
membuat sulit untuk mengidentifikasi di mana sentuhan akhir sol bagian luar dan Upper berawal. Biasanya digunakan dalam menyelam dan olahraga air. Jika neoprene bagian atas yang ditutupi atau dilaminasi dengan tekstil di kedua sisi, maka itu
6
Neoprene
digolongkan sebagai neoprane yang terbuat dari
footwear
tekstil. Jika bagian atas tidak meliputi tekstil, atau tertutup
hanya
pada
satu
sisi,
maka
diklasifikasikan sebagai neoprane yang terbuat dari rubber.
7
8
Safety footwear
Keds
sepatu di mana bagian toecap yang terbuat dari logam.
Sepatu yang digunakan sebagai sepatu olahraga, acara non formal, dan lain-lain.
Perancangan sepatu, bertujuan untuk memberikan kemudahan penggunaan, oleh karena itu dipilih tipe mocchasine. Berikut anatomi mocchasine untuk pria pada gambar di bawah ini dengan poin-poin perubahan sebagai ide perancangan.
Gambar 4. Anatomi Sepatu Sumber :Mochammad Ersjad 2014 Berikut keterangan anatomi sepatu mocchasine di atas : 1. Sole merupakan seluruh bagian bawah sepatu dari depan ke belakang. 2. Upper merupakan seluruh bagian atas / penutup sepatu. 3. Counter atau back construction merupakan bagian yang agak keras yang membantu menjaga bentuk sepatu. Counter ini membantu memperkuat belakang dari sepatu. 4. Outsole merupakan bagian terbawah dari sepatu yang bersentuhan dengan tanah. Bahan pemuat Outsole ini beragam, bisa karet, plastik, kulit keras bahkan kayu. 5. Toe cap terdapat di ujung sepatu bagian atas. Ada banyak ragam dari Toe Cap yang berfungsi sebagai bagian dekorasi dan pelindung jari ini.v Berdasarkan gambar anatomi mocchasine di atas, ide perancangan yang memberikan solusi terhadap permasalahan adalah perancangan sirkulasi udara pada bagian upper dan pengencang yang memudahkan pengguna dalam memasang dan melepas sepatu di bagian tongue.
Permasalahan dan Kebutuhan Konsumen Kebutuhan pengguna akan sepatu dikarenakan aktivitas yang memerlukan perlindungan pada kaki dan sepatu sebagai penggambaran jati diri serta status sosial seseorang. Desain sepatu harus didasarkan terutama pada anatomi dan fungsi mekanik kaki manusia. Pertimbangan kedua adalah tujuan penggunaan alas kaki yang akan menentukan pilihan bahan dan struktur dari sepatu. Gaya dan fashion pada penampilan luar sepatu jangan sampai mengorbankan kenyamananvi. Beberapa masalah yang ditimbulkan karena desain
sepatu yang tidak tepat dan kebersihan yang tidak terjaga yaitu penyakit kaki atlit dan bau kaki yang disebabkan oleh jamur dan infeksi bakteri.vii Penyakit kaki atlit atau yang dikenal dengan Tinea pedis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak, dan sela-sela jari-jenis jamur yang biasa menyerang yaitu Epidermophyton, Trcihopyton, Microsporum, dan C.albicans, yang dapat ditularkan secara langsung. Penyakit ini banyak terdapat pada daerah tropis dan sering menyerang pada orang dewasa yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup.viii Kebutuhan konsumen terhadap sepatu sebagai bagian dari fashion harus menyesuaikan dengan tren yang berkembang.
Seperti yag ditulis di dalam buku
Metroseksual in venus: Pahami Perilakunya, Bidik Hatinya, Menangkan Pasarnya (Kartajaya,2004) bahwa sejumlah 82% pria Inggris menilai bahwa penampilan diri memiliki peran signifikan dalam menunjang aktivitas bisnis mereka, sementara persentase responden pria yang setuju dengan pernyataan ini di Jakarta mencapai 93,2%”. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar sepatu di Jakarta sangat besar. Salah satu tren sepatu yang berkembang pada tahun 2011 adalah sepatu tipe mocchasine. Desain mocchasine ini menjadi tren untuk dipakai saat bekerja dan dipakai secara formal. Mocchasine juga mengalami evolusi atau perubahan dalam material yang digunakan, seperti material croslite seperti digunakan pada
Material dan Warna Material yang biasa akan digunakan untuk pembuatan sepatu adalah kulit suede. Suede leather adalah jenis kulit yang diproses khusus yaitu dengan menghilangkan bagian kulit ari dengan teknik khusus.
Untuk perawatan dari kulit jenis ini cukup dibersihkan
menggunakan shampoo, bukan detergen dan digosok dengan sikat gigi yang halus. Material suede merupakan bahan alami yang memiliki warna terbatas karena daya serap material alami terhadap zat perwarna. Poliuretan dengan pewarnaannya dapat menghasilkan kemungkinan warna yang lebih beragam.
Teori Brewster tentang warna
pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi empat kelompok yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini tersusun dalam lingkaran warna Brewster.ix Berdasarkan teori warna tersebut maka warna-warna yang sering digunakan dalam dunia profesional perkantoran adalah warna hitam, putih, coklat, dan abu-abu. Coklat memiliki simbol netral, aman, dan perlindungan.x Selain itu, coklat juga mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau kebudayaan.
Tabel 1. Metode Desain dalam perancangan sepatu casual No
Tahapan
1
Divergen
Keterangan Brief Design (pencarian ide tentang perancangan sepatu casual) Pendataan (observasi awal tentang sepatu casual) Analisa (menganalisa data awal yang telah dikumpulkan)
2
Tranformasi Program Desain (latar bekang Permasalahan) Permasalahan (Permasalahan pada konsumen dan desain sepatu casual yang ada)
3
Konvergen
Pengembangan Desain (Desain awal sampai Desain akhir) Seleksi dan keputusan Desain (Desain terpilih) Model (Prototype) Evaluasi
Solusi Desain Berdasarkan masalah yang diangkat terkait dengan kebutuhan konsumen akan sebuah sepatu casual, maka solusi yang dipaparkan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Permasalahan, solusi dan solusi desain No 1
Permasalahan Bagian
upper
sering
Solusi tidak Jangan
nyaman saat bersentuhan lama yang dengan berjalan.
telapak
kaki
Solusi Desain
membuat
logo Merancang sepatu yang
timbul
pada tidak menggunakan logo
saat permukaan upper karena dengan material keras, dan sangat mengganggu saat sepatu rancangan sesuai berjalan, selain itu desain dengan studi ergonomi. upper harus ergonomi.
2
Material upper pada sepatu Bentuk
upper
pada Merancang sepatu yang
kulit terasa lembab saat dipakai sepatu harus ergonomis ergonomis, menggunakan lama.
dan material upper harus material lembut Sirkulasi
pada udara
upper
yang
kaki. lembut serta mempunyai juga ventilasi udara.
harus bagus pada sepatu.
3
Saat
memakai
sangat
repot
sepatu karena
tali Jangan memakai sepatu Merancang sepatu yang harus yang menggunakan tali.
duduk di lantai terlebih dahulu.
5
menggunakan karet tau vercro.
Desain yang sudah ada di
Desain bentuk harus
Membuat sepatu
pasaran kurang dieksplorasi
mempunyai inovasi
mocchasine yang secara
secara bentuk, terutama sepatu
bentuk dan fungsi.
bentuk dapat
tipe mocchasine
memudahkan pengguna dalam memasang dan melepaskan sepatu sehingga tidak kerepotan serta tidak membuat kaki berkeringat.
Ide Desain Berdasarkan permasalahan dipaparkan, maka ide desain sebagai solusi desain itu sendiri adalah membuat sepatu casual yang mudah digunakan dan dilepas dari kaki, serta mempunyai ventilasi udara agar kaki tidak cepat berkeringat dan bau. Pencarian bentuk awal sebuah sketsa desain pun harus diawali oleh imageboard sebagai sebuah papan inspirasi untuk menentukan kata kunci dalam hal styling (penggayaan).
Gambar 1. Imageboard casual Sumber : Mochamad Ersjad 2012 Dimana imageboard dalam perancangan ini berdasarkan atas kata kunci yaitu simple,dinamis dan casual. (Gambar 1).
Sketsa Desain Akhir
Gambar 2. Sketsa desain akhir Sumber : Mochamad Ersjad 2012 Desain akhir adalah desain yang dianggap paling memberikan solusi secara efektif dan efisien dari permasalahan yang diangkat di dalam perancangan ini (Gambar 2.). Prototype Desain Akhir
Gambar 3.Model Sepatu hasil rancangan Sumber : Mochamad Ersjad 2012
Pembuatan model dari desain akhir perancangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan untuk membuktikan dan mengevaluasi desain akhir sesuai dengan indikator perancangan sepatu casual yang mudah dipasang dan dilepas serta mengurangi resiko kaki kaki berkeringat. (Gambar 3). Kesimpulan Dari hasil studi desain dan proses yang dilakukan, sepatu casual digunakan oleh para profesional muda yang aktif dan stylish, yang membutuhkan sepatu yang mudah digunakan dan memiliki sistem sirkulasi udara sehingga suhu pada bagian dalam sepatu tidak terlalu tinggi. Hasil perancangan memiliki berbagai kemudahan. Sepatu tersebut mudah di buka-pasang dan membuat pengguna nyaman menggunakannya dengan adanya bantuan sirkulasi udara pada sepatu.
ENDNOTES i
http://dombafarm.wordpress.com/pasca-produksi/kulit/
ii
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1942104/awas-bakteri-nyaman-berada-di-dalam-
sepatu#.Ud7fDW0puKY iii
http://jualsepatukulitgaul.blogspot.com/2013/09/tips-merawat-sepatu-kulit.html
iv
https://www.gov.uk/classifying-footwear
v
http://www.footwearhistory.com/introanatomy.shtml
vi
http://www.scientificpsychic.com/alpha/fashion/shoe-design.html
vii
http://home.spotdokter.com/853/
viii
http://infokulitkelamin.blogspot.com/2013/06/apa-itu-penyakit-kaki-atlit.html
ix
http ://id.wikipedia.org/
x
http://www.redknotshoes.com/tips-memilih-sepatu-sesuai-warna-kulit/
DAFTAR PUSTAKA Eko, N. ( September 2008). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Khan,Matin.Consumer Behaviour and Advertising Management.2006.New Delhi : New Age Publiseher Ravindra S. Goonetilleke and Ameersing Luximon, Designing for Comfort: A Footwear Application.2001. Human Performance LaboratoryHong Kong University of Science and technologyClear Water Bay, Hong Kong