50
JNTETI, Vol.4, No.1, Februari2015
Perancangan Rekam Medis PPTM Berbasis Android dan Mikrokontroler Menggunakan Teknologi RFID Unang Sunarya1, Junartho Halomoan2, Gentra A.P. Ruswanda3 Abstract— Health is very important thing in our life. Therefore , many people who regularly check their health to know their medical history. Unfortunately the data that will be medical history is frequently lost as a result of sloppy documentation, whereas medical history of data is very important to follow up on further treatment, especially on the case of having treatment to the other place or doctor. This research created a tool that can store and read data of the patient's identity of communicable diseases ( PPTM ) including health history . The data of health was stored in an RFID chip (RFID Tags) so that data could be flexibly held by subject of PPTM. When he/she went to the doctor , the doctor could check the medical history of the subject of PPTM by reading RFID Tags carried by subject of PPTM through an RFID reader and displayed it on android device. The result shows that the device is able to work with a maximum distance data transmission as far as 28.60 meters Keywords— PPTM , RFID Reader , RFID Tag Abstrak— Kesehatan merupakan hal yang sangat penting sekali dalam kehidupan kita. Oleh karenanya, banyak orang yang rutin memeriksakan kesehatan untuk mengetahui riwayat kesehatannya. Sayangnya data yang akan menjadi histori kesehatan sering sekali hilang tidak terjaga dikarenakan pendokumentasian yang tidak rapi. Padahal, data riwayat kesehatan tersebut sangat penting sebagai tindak lanjut pengobatan. Apalagi jika kita akan berobat ke tempat ataupun dokter yang berbeda. Dengan memandang pentingnya peranan dokumetasi kesehatan, maka pada penelitian ini dibuat suatu alat yang dapat menyimpan dan membaca data identitas para Penderita Penyakit Tidak Menular (PPTM) berikut riwayat kesehatnnya. Data kesehatan tersebut disimpan di dalam suatu chip RFID (Tag RFID), sehingga data tersebut secara fleksibel dapat dibawa oleh subjek PPTM kemanapun dia pergi berobat. Ketika dia berobat ke dokter, dokter dapat melihat riwayat kesehatan dari subjek PPTM dengan membaca Tag RFID yang dibawa subjek PPTM melalui reader RFID dan ditampilkan melalui perangkat android. Dari hasil pengujian perangkat sudah dapat bekerja dengan jarak maksimum pengiriman data sejauh 28,60 meter. Kata kunci—PPTM, RFID Reader, Tag RFID
1,2,3
Fakultas Ilmu Terapan, Telkom University, Jl. Telekomunikasi No.1 Terusan Buah Batu Bandung 40257 INDONESIA (Tlp. +62227564108; Fax: +62227565930; e-mail:
[email protected], junartho@telkomuniversi ty.ac.id,
[email protected])
ISSN 2301 – 4156
I. PENDAHULUAN Dalam dunia kesehatan, rumah sakit sangat membutuhkan data riwayat penyakit setiap individu yang akan masuk sebagai subjek PPTM. Pada mulanya sebelum diperiksa, subjek PPTM tentunya diharuskan mengisi semacam kartu kesehatan(form) yang isinya tidak lain adalah data pribadi dan riwayat penyakit yang pernah diderita. Hal ini nantinya digunakan dokter sebagai acuan untuk membantu diagnosa dan memutuskan jenis obat yang tepat. Data kesehatan setiap subjek PPTM yang berbentuk hardcopy tersebut kemudian disimpan dalam database rumah sakit dalam jangka waktu tertentu sampai dibutuhkan kembali. Data yang berupa hardcopy ini akan semakin menumpuk seiring waktu dan kurang pantas jika dibuang begitu saja sebagai akibat tidak cukupnya ruang penyimpanan. Oleh karena itu, rumah sakit sangat membutuhkan media penyimpanan riwayat kesehatan subjek PPTM yang lebih efisien. Di sisi lain, subjek PPTM juga membutuhkan data tersebut untuk dipegang secara pribadi, dan setiap sembuh dari penyakit yang diderita maka seyogyanya data tersebut diupdate. Hal ini dapat digunakan untuk lebih mawas diri terhadap masa yang akan datang dalam menjaga kesehatan secara mandiri. Sehingga sekali lagi subjek PPTM pun sangat membutuhkan media penyimpanan riwayat kesehatan pribadi yang lebih efisien. Banyak penelitian dilakukan untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dengan sistem informasi berbasis RFID pasien dan pelayanan serta identifikasi staf medis rumah sakit[12], namun data masih terintegrasi dengan PC sehingga dokter yang menangani di lapangan sangat terbatas mobilitasnya. Selain itu ada juga penelitian terkait peningkatan layanan rumah sakit yang menyediakan kemudahan pelacakan posisi rumah sakit terdekat melalui marking pada google api android dan informasi penyimpanan data penyakit secara online[13]. II. PERANCANGAN REKAM MEDIS PPTM A. Tag RFID Sebuah Tag RFID atau transponder (singkatan dari transmitter dan responder), terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena. Chip mikro itu sendiri berukuran kecil kurang lebih 0,4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Ada banyak sekali jenis Tag RFID yang beredar dipasaran diantaranya diperlihatkan oleh Gbr. 1.
Unang Sunarya: Perancangan Rekam Medis PPTM…
JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari2015
51 TABEL II FREKUENSI OPERASI RFID Pita frekuensi Jangkauan
Gbr.1a Tag RFID yang berisi chip dan antena
Gbr.1c Tag lingkaran
yang
Gbr.1b Tag RFID gelas yang berukuran 32mm dan 23mm digunakan untuk penulusuran (tracking) binatang
berbentuk
Gbr.1d Tag smart label, Tag fleksibel bisa ditempelkan ke benda
Gbr.1 Jenis Tag RFID
Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran seperti yang bisa dilihat pada Gbr.1. Sebagian Tag mudah ditandai, misalnya Tag anti-pencurian yang terbuat dari plastik keras yang dipasang pada barang-barang di toko (Gbr 1.c). Tag untuk tracking hewan yang ditanam di bawah kulit berukuran tidak lebih besar dari bagian lancip dari ujung pensil (Gbr 1.b). selain itu ada Tag yang fleksibel sehingga bisa ditempelkan pada benda (Gbr 1.d)[2],[5]-[8],[10],[11]. Berdasarkan penggunaan sumber daya listrik, Tag dibagi menjadi 3 jenis yang diperlihatkan pada tabel I (United States Government Accountability Office, 2005) yaitu: Tag pasif (Tag paling sederhana), Tag semi pasif, dan Tag aktif.
LF
30-300kHz
HF
UHF
3-30MHz
Tipikal frekuensi RFID Perkiraan Jarak baca
125-134kHz 13,56MHz
Kurang dari 0,5m
Sampai 1,5m
Kecepatan data
Kurang dari 1kbps
Kira- kira 25kbps
300MHz3GHz 433/ 865956MHz, 2,45MHz 433MHz 100m), 865956MHz (0,5m -5m) 433-956 (30kbps) 2,45(100kbps)
Gelomba ng mikro
2-30GHz 2.45GHz
Sampai 10m
Sampai 100kbps
C. Interface Bluetooth Bee Bluetooth Bee merupakan Interface komunikasi serial wireless yang mengadopsi desain dari Xbee (dalam arti semua pinoutnya kompatible dengan module Xbee). Modul ini sangat cocok digunakan untuk sistem mikrokontroler yang memiliki catuan 3.3 Volt dan dapat dikonfigurasi dengan AT Command.
Gbr. 2a Modul bluetooth bee
Gbr. 2b Keterangan pin kaki bluetooth bee
Gbr 2. Interface Bluetooth Bee[1] TABEL I KARAKTERISTIK UMUM TAG RFID
Spesifikasi Catu Daya Rentang baca Tipe memori Usia Tag
Tag pasif eksternal (dari reader) mencapai 20 kaki umumnya read-only mencapai 20 tahun
Tag semipasif baterai internal mencapai 100 kaki read-write 2 sampai 7 tahun
Tag aktif baterai internal mencapai 750 kaki read-write 5 sampai 10 tahun
B. Frekuensi radio karakteristik Operasi sistem RFID Pemilihan frekuensi radio merupakan kunci kerakteristik operasi sistem RFID yang menentukan kecepatan komunikasi dan jarak baca terhadap Tag. Secara umum, semakin tinggi frekuensi mengindikasikan semakin jauh jarak pembacaan. Hubungan frekuensi RFID, kecepatan komunikasi dan jarak pembacaan Tag dijabarkan dalam tabel II (United States Government Accountability Office, 2005).
Unang Sunarya: Perancangan Rekam Medis PPTM…
Berikut menunjukan spesifikasi dari modul bluetooth bee : • Chip bluetooth : CSR BC417143 • Protokol bluetooth : V2.0 + EDR • Frekuensi kerja : 2.4 – 2.48 GHz U-ISM band • Modulasi : GFSK • Serial port setting : 1200 – 1382400/N/8/1 • Baudrate default : 9600 • Jarak transmisi : 20 – 30 m (pada ruang bebas )
D. Android Android merupakan generasi baru platform mobile, yang memberikan kemudahan bagi pengembang untuk melakukan pengembangan sesuai dengan yang diharapkannya. Sistem operasi yang mendasari Android dilisensikan di bawah GNU, General Public License Versi 2 (GPLv2), yang sering dikenal dengan istilah “copyleft” lisensi dimana setiap perbaikan pihak ketiga harus terus jatuh di bawah terms[9].
ISSN 2301 - 4156
52
JNTETI, Vol.4, No.1, Februari2015
Seperti kebanyakan teknologi , platform android dapat dipecah menjadi beberapa bagian untuk membuatnya lebih mudah untuk dipahami. Bagian utama platform android digambarkan seperti pada Gbr. 3 berikut ini :
B. Diagram Alir Pembacaan Tag RFID
Gbr. 5 Diagram Alir Kerja Sistem Gbr.3 Overview Komponen Utama Platform Android[3]
III. PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM A. Perancangan Diagram Blok Sistem
Gbr.4 Diagram Blok Sistem
Pada Gbr.4 menunjukkan diagram blok sistem yang terdiri dari console (development board) Tablet Android, microcontroller, RFID reader/writer, modul komunikasi bluetooth, dan Tag RFID. Console memiliki layar sentuh 8.9 inch dengan menggunakan operating system android 3.2, aplikasi yang diprogram menggunakan bahasa pemrograman java. Devais tablet tersebut digunakan untuk memasukkan data kesehatan subjek PPTM dan mengirimkan/menerima data dari/ke RFID reader/writer. Microcontroller digunakan untuk mengendalikan pensinyalan RFID reader/writer dan pensinyalan komunikasi nirkabel atau kabel. Modul komunikasi yang digunakan berupa bluetooth yang akan mengirimkan/ menerima data secara nirkabel atau kabel. Tag RFID yang digunakan memilki teknologi komunikasi RF 13,56MHz dengan memori sebesar 4KB dan sebagai sarana penyimpanan identitas nomer seri data kesehatan subjek PPTM.
ISSN 2301 – 4156
Gbr.6 Diagram Alir Penggunaan Perangkat
C. Ilustrasi Penggunaan Sistem Pada Gbr.7 Ilustrasi Penggunaan Sistem dapat dilihat bahwa proses pertukaran data dapat dilakukan secara dua arah, baik dari pasien penderita dengan input Tag RFID muapun oleh dokter dengan input melalui aplikasi pada tablet android. Data riwayat kesehatan pasien yang ada pada Tag RFID akan
Unang Sunarya: Perancangan Rekam Medis PPTM…
JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari2015 dibaca oleh RFID Reader sebelum diolah melalui devais pengolah berbasis mikrokontroler. Setelah data diolah, kemudian data tersebut dikirimkan ke aplikasi android melalui Interface bluetooth yang terhubung secara serial dengan mikrokontroler. Data pasien kemudian dikirim secara wireless dan diterima oleh aplikasi pada devais android. Pada devais android dokter dapat melihat riwayat terakhir data kesehatan pasien untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
53 dengan AT Command pada hyperterminal dengan urutan pencarian perangkat modul bluetooth, pairing, dan sampai pada proses connected.
Gbr.10 Pengujian Konektivitas bluetooth Gbr. 7 Ilustrasi Penggunaan Sistem
Dari sisi dokter, data hasil pemeriksaan pasien kemudian ditulis dan dikirim secara wireless kemudian diterima oleh Interfaces bluetooth pada mikrokontroler untuk selanjutnya diproses. Data tersebut kemudian disimpan ke dalam Tag RFID pasien melalui RFID Writer. D. Skema Rangkaian Sistem
Pada Gbr.10 di atas bisa dilihat hasil pengujian antara perangkat bluetooth dengan hyprterminal pada laptop berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil koneksinya yaitu CONNECT SUCCESS. F. Pengujian Jarak Maksimum Jangkauan Bluetooth Berikut ditunjukan hasil pengujian jarak jangkauan bluetooth pada saat proses pengujian secara real time. TABEL III PENGUKURAN JARAK PENGIRIMAN DATA
Gbr.8 Skematik Sistem minimum Mikrokontroler[4]
Pada perancangan prototype ini digunakan komunikasi serial antara perangkat mobile Handphone Android dengan perangkat sistem. Informasi dikirimkan secara serial dari perangkat mobile ke prototype mikrokontroler. Kemudian informasi tersebut diteruskan ke RFID Reader dan disimpan di dalam Tag RFID. E. Pengujian Konektivitas Perangkat Bluetooth Untuk pengujian modul bluetooth digunakan hyperterminal pada laptop untuk mengetahui bahwa modul bluetooth bisa bekerja dengan baik, artinya perangkat tersebut siap digunakan di dalam perancangan sistem karena tidak ada kesalahan atau kegagalan produk. Di dalam pengujiannya hyperterminal dari laptop harus bisa sampai pada proses connected. Pengujian dilakukan
Unang Sunarya: Perancangan Rekam Medis PPTM…
No.
Jarak ( meter )
1
5
Bekerja
Status
2
10
Bekerja
3
15
Bekerja
4
20
Bekerja
5
25
Bekerja
6
28.60
Bekerja
7
30
Tidak bekerja
8
35
Tidak bekerja
9
40
Tidak bekerja
10
45
Tidak bekerja
Pada tabel III di atas ditunjukan data hasil pengujian jarak jangkauan komunikasi bluetooth saat pengujian. Pada pengukuran tersebut diperoleh jarak jangkauan terjauh bluetooth saat bekerja sejauh 28,60 meter untuk 5 kali pengujian. Dalam perancangan sistem aplikasi database penyimpanan data kesehatan penderita penyakit tidak menular menggunakan RFID berbasis android dan Atmega 8535 ini, dibagi kedalam 3 tahap perancangan. Perancangan pertama merupakan pembuatan aplikasi database di android, dalam hal ini menggunakan tablet android samsung 8.9 “. Dalam perancangan database ini, input data diambil dari form follow up untuk survei Departemen Kesehatan yang dilakukan di daerah Bogor, Jawa
ISSN 2301 - 4156
54
JNTETI, Vol.4, No.1, Februari2015
Barat. Form yang dirancang merupakan form tiga bulanan survei kesehatan masyarakat. Dimana dalam perancangan terdiri dari halaman input yang menyediakan fasilitas penyimpanan data dan pengiriman data peserta survei melalui Interface bluetooth pada android. Berikut diperlihatkan hasil perancangan apliaksi android pada tablet android samsung 8.9 inch.
Gbr.12 Input Rekap Data Kesehatan
Gbr.11 Tampilan Input Aplikasi
Pada halaman input aplikasi berisi identitas responden termasuk data riwayat kesehatan responden yang dijadikan survey. Disini data responden direkap dan kemudian dapat dikirim ke Tag RFID responden atau bahkan bisa disimpan ke dalam database aplikasi android.
ISSN 2301 – 4156
Pada Gbr.12 di atas diperlihatkan data kesehatan responden yang harus diisi untuk rekap data kesehatannya. Data yang diisikan tersebut untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada lembar lampiran buku ini, dengan judul form follow up pertiga bulan data kesehatan penderita penyakit tidak menular. Setelah semua data responden diisikan kemudian data tersebut dapat dikirim ke Tag RFID melalui Interface bluetooth dengan pengontrol mikrokontroler seri Atmega 8535. Di end point perangkat mikrokontroler dipasang RFID reader/writer yang berfyngsi untuk membaca dan juga menuliskan data riwayat kesehatan responden dari dan ke Tag RFID. Data yang disimpan pada input apliaksi kemudian disimpan dalam databasae android SQLite untuk rekap medis responden yang disurvei. Berikut diperlihatkan data yang tersimpan di dalam database hasil input survei responden.
Unang Sunarya: Perancangan Rekam Medis PPTM…
JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari2015
55 IV. KESIMPULAN Pada penelitian ini, data kesehatan subjek penderita dapat disimpan di dalam kartu / Tag RFID, sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas yang dicetak. Dengan dapat disimpannya riwayat kesehatan subjek penderita pada sebuah Tag RFID dan data base pada table android, dapat memberikan suatu jaminan kepada subjek penderita ketika terjadi ketidak normalan setelah proses pemeriksaan. Dalam penelitian ini, alat telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan, yaitu sudah dapat mengirim dan menerima data riwayat kesehatan ke dan dari Tag RFID. Jarak maksimum jangkauan bluetooth pada saat bekerja adalah 28,60 meter. UCAPAN TERIMA KASIH Akhirul kata, penulis ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada tim penyusun format jurnal JNTETI yang telah meluangkan waktunya untuk pembuatan template jurnal ini, sehingga penulis merasa sangat terbantu sekali dalam penyusunan atau penulisan paper pada jurnal JNTETI ini. Semoga Allah swt membalas atas setiap maksud baiknya. Amin.
Gbr.13 Rekap Data Kesehatan Yang Tersimpan
Pada Gbr.13 di atas dapat dilihat rekap data dari tiga responden yang dimasukan ke dalam database. Berikut adalah perangkat keras mikrokontroller dengan reader RFID yang telah terpasang :
REFERENSI [1]
Bluetooth Bee User Manual.[Online]. Available :http://www.dfrobot.com/image/data/PDF/.../TE
L0023_Manual__10_cn.pdf [2]
[3] [4] [5]
[6]
[7]
Canadian RFID conference. Understanding RFID.[Online]. Available : http://www.rmoroz.com/ 2nd _Conference_pdf/WS 1A UNDERSTANDING RFID.pdf Collins, Charlie, Michael Galpin, & Matthias Kappler, “Android in Practice”, United State of America : Manning Publications Co, 2012. Junartho Halomoan, “ Pembuatan aplikasi RFID untuk system parker di pasar swalayan”, Bandung, 2010. Budi Ihsan. (2008) Radio Frequency Identification. [Online]. Available : http://budi.insan.co.id/ courses/ ec5010/projects/erwinreport.pdf Juels, Ari. (2005)RFID Security and Privacy: A Research Survey.[Online]. Available :http://www.rsasecurity.com/ rsalabs/staff/bios/ajuels/publications/pdfs/rfid_survey_28_09_05.pdf Klaus Finkenzeller,” Fundamental Operating Principles”. [Online]. Available : http://www.rfid-handbook.de/
downloads/E2E_chapter03-rfid-handbook.pdf [8] [9]
[10]
[11] Gbr. 14 Perangkat Keras Sistem Mikrokontroller
Pada Gbr.14 ditunjukan perangkat keras hasil perancangan yang terdiri dari LCD grafik 128 x 64 dimana didalamnya sudah terpasang RFID reader/writer , modul bluetooth bee, catau daya , dan sistem minimum mikrokontroller.
Unang Sunarya: Perancangan Rekam Medis PPTM…
[12]
[13]
Ahsan Mutaqqin, “Aplikasi RFID untuk Absensi Dosen” Malang :Universitas Muhammadiyah Malang,2009. Nazaruddin Safaat H, “Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android”, Bandung : Informatika, 2011. Skripsi Sarjana Komputer. (2007) Perancangan Sistem Keamanan pada Pintu Brankas.[Online]. Available : www.binus.ac.id/thesisabstracts/files/2007-2-00516%20Abstrak.pdf Ward, Matt. RFID: Frequency, standards, adoption and innovation.[Online]. Available : http://www.jisc.ac.uk/ uploaded_documents/ TSW0602.pdf T.I.Cerlina, Cristina Turcu, Cornel Turcu, and M. Cerlina, "RFIDbased Information System for Patients and Medical Staff Identification and Tracking", Romania:Stefan cel Mare University of Suceava, 2010. Renan Prasta Jenie, Karyana Hutomo, M Alit Herwindo , Wahyu, and Cynthia Bedwina Gunawan, "Medical Application Design Tracker Using Position OnGOOGLE API Android Platform", 2011.
ISSN 2301 - 4156