PERANCANGAN PROTEKSI UNDER VOLTAGE DAN OVER VOLTAGE PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32 Didik Prasetyo1), Dede Suhendi2) dan, M. Hariansyah3)
ABSTRAK
Motor Induksi tiga fasa merupakan salah satu motor yang banyak digunakan di industri. Apabila terjadi gangguan tegangan pada motor induksi tiga fasa maka proses produksi akan terhenti dan mempunyai dampak sangat berbahaya. Gangguan tegangan motor induksi ini jika tidak segera diatasi dapat merusak motor itu sendiri dan industri akan mengalami kerugian cukup besar. Berdasarkan masalah tersebut, maka pada tugas akhir ini penulis membuat suatu sistem yang dapat mendeteksi serta mengamankan motor induksi tiga fasa dari gangguan tegangan. Tegangan yang diamankan pada pengaman ini adalah tegangan lebih, tegangan turun dan kegagalan fasa pada motor induksi tiga fasa. Perancangan alat ini menggabungkan antara peralatan mikrokontroler ATmega32 dengan peralatan elektronik dan elektromagnetik, sehingga rangkaian mikrokontol dapat mengendalikan daya yang besar. Untuk menghindari lonjakan arus starting motor maka digunakan rangkaian starting Y/Δ. Motor hanya akan bekerja pada putaran nominal karena menggunakan proteksi tegangan yang mendeteksi tegangan pada rating 340-400 V
Kata kunci :
Proteksi, Under Voltage dan Over Voltage, Motor Induksi, ATMega32.
1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Motor Induki Tiga fasa merupakan salah satu motor yang banyak digunakan di industri, akan tetapi Motor Induksi Tiga fasa sering mengalami gangguan yaitu dari tegangan yang tidak normal baik itu tegangan turun atau tegangan naik. Suplai tegangan yang kurang dapat menyebabkan kenaikan arus motor pada beban yang sama, sehingga belitan motor akan mengalami panas berlebih. Sementara tegangan yang berlebih dapat menyebabkan kerusakkan, sehingga dapat terjadi tegangan tembus pada isolasi. Kondisi-kondisi gangguan fasa seperti tegangan turun, tegangan naik ataupun terputusnya salah satu fasa dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius terhadap peralatan atau mesin-mesin terutama yang menggunakan sumber listrik 3 fasa. Berikut contoh permasalahan pada
mesin atau peralatan listrik di lingkungan industri yang timbul akibat gangguan fasa: 1)
Lifetime peralatan listrik atau mesin semakin menurun.
2)
Seringnya terjadi kasus gulungan terbakar pada motor induksi 3 fasa,dll.
Permasalahan tersebut perlu dibuat Perancangan proteksi under voltage dan over voltage motor tiga fasa yang dilengkapi dengan alat pembaca melalui LCD untuk membaca tegangan jala-jala dan melalui prosesor ATMega32 dengan bahasa pemrograman C. Dari pembuatan alat pengaman motor induksi tiga fasa ini diharapkan motor dapat bebas dari gangguan tegangan. Penggunaan motor listrik dengan sistem kontrol dan proteksi merupakan bagian dari suatu persyaratan mutlak untuk mengopreasikan motor sebagai penggerak utama. Penggunaan motor induksi tiga fasa,
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 1
serta starting dan proteksi yang dibuat dalam tugas akhir ini hanyalah untuk pengenalan dasar mengenai komponen-komponen dan aplikasi perangkat elektronik untuk mengontrol dan mengamankan peralatan dengan daya besar, serta agar lebih mudah untuk memahami peralatan elektromekanis dan rangkaian elektronik sebagai perangkat pengendali motor konvensional yang dapat digunakan sebagai fungsi sistem yang sama yaitu untuk starting dan proteksi motor induksi tiga fasa.
Faktor – faktor yang menyebabkan gangguan pada motor listrik antara lain : a.
Berasal dari alat yang digerakkan
b.
Dari jaringan suplai
c.
Dari keadaan sekeliling
Maksud dan tujuan dari perancangan adalah
Suplai tegangan yang kurang/rendah dapat menyebabkan kenaikan arus pada beban yang sama, sehingga belitan motor akan mengalami pemanasan lebih. Sementara tegangan yang lebih dapat menyebabkan umur isolasi menurun, bahkan tebusnya kekuatan isolasi. Tegangan turun disebabkan oleh:
1)
Perancangan alat ini bertujuan untuk menghasilkan proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa yang dikontrol oleh mikrokontroler ATmega32
a. Overload pada jaringan.
2)
Menghasilkan pengujian sistem proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa
Proteksi undervoltage akan memberikan order trip pada motor-motor. Prinsip kerja dari proteksi undervoltage adalah proteksi akan bekerja jika salah satu tegangan lebih kecil dari Vset. Untuk indikasi setting:
2.
Landasan Teori
2.1.
Motor Induksi
1.2
Maksud dan Tujuan
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Untuk menjalankan motor telah dikenal berbagai cara yaitu: 1)
Pengasut langsung
2)
Star-Delta
3)
Auto-transformer
4)
Resistansi primer
5)
Resistansi sekunder
6)
Variable speed drive, dan soft starter
2.2.
Proteksi Motor
Protesi motor adalah sebuah sistem untuk melindungi motor jika tejadi gangguan dari penyulang dan dari alat yang digerakkan.
b. Kesalahan operasi transformator
pada
tap-changer
c. Hubung pendek
Setting tegangan dari 0.75 s/d 0.8 Vn 1)
Setting waktu delai akan dilihat dari beberapa segi.
2)
Kemunkinan-kemungkinan motor.
3)
Program beban).
4)
Skema proteksi.
2.3.
Mikrokontroler
load
dari
sedding(pelepasan
AVR Atmega32 merupakan sebuah mikrokontroler low power CMOS 8 bit berdasarkan arsitektur AVR RISC. Arsitektur AVR ini menggabungkan perintah secara efektif dengan 32 register umum. Semua register tersebut langsung terhubung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU) yang memungkinkan 2 register terpisah diproses dengan satu perintah tunggal dalam satu clock cycle. Hal ini menghasilkan kode yang efektif dan kecepatan prosesnya 10 kali lebih cepat dari pada mikrokontroler CISC biasa. 2.4.
CodevisionAVR
CodeVisionAVR merupakan salah satu software kompiler yang khusus digunakan
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 2
untuk mikrokontroler keluarga AVR. Penggunaan CodeVisionAVR untuk mikrokontroler sekarang ini telah umum. Mulai dari penggunaan untuk kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan menggunakan compiller yang selanjutnya didownload ke dalam mikrokontroler menggunakan downloader. Cara memulai project baru pada CodevisionAVR adalah sebagai berikut : 1)
Jalankan program CodevisionAVR klik file New
2)
Pilih Project lalu tekan OK
5)
3. 3)
4)
Kemudian muncul dialog apakah akan menggunakan CodeWizard AVR untuk mempermudah merancang kerangka program Pilih YES.
Chip Mikrokontroler yang yang digunakan adalah chip Atmega32 dengan clock 8 MHz, kemudian pilih tab Ports, secara default port merupakan pin input, lakukan setting untuk portB sebagai output, gunakan portC sebagai Output LCD karena terhubung dengan port C
Kemudian pilih File Generate, Save and Exit.
Perancangan Sistem
Pada perancangan alat ini akan dijelaskan mengenai komponen yang digunakan dalam membuat modul sistem proteksi tegangan lebih dan tegangan kurang. Untuk mempermudah memahami prinsip kerja dari perancangan proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa berbasis mikrokontroler ATMega 32, maka di buat blok diagram sistem. Berikut ini gambar 3.1 blok diagram sistem proteksi under voltage dan over voltage
SUMBER 3 FASA
SENSOR TEGANGAN
RANGKAIAN PUSH BUTTON
MIKROKONTROLER
LCD
RELAY DRIVER
LAMPU INDIKATOR
STARTING Y - ∆
MOTOR
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 3
3.1.
Cara kerja Rangkaian
Berikut merupakan flowchart keseluruhan sistem.
programdari
Pada umumnya, suatu mikrokontoler tidak dapat berdiri sendiri mikrokontroler membutuhkan elemen pendukung (selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator (XTAL), dan Rangkaian RESET, 2 elemen tersebut merupakan syarat utama terbentuknya sistem minimum.Operating voltage pada mikrokontroler ditunjukan pada tabel 3.1 di bawah ini
MULAI
INPUT SET POINT
TAMPILAN LCD
VU
VO
TIDAK
tetapi masih tetap bisa menjalankan dan mendukung kinerja dari mikrokontroler itu sendiri.
YA
OVER VOLTAGE / UNDER VOTAGE ?
PEMUTUS,LAMPU INDIKATOR ON
STOP
Tabel 3.1Operating Voltages Mikrokontroler Tipe Mikrokontroler Operating Voltages ATmega32L 2,7V -5,5V ATmeg32 4,5V -5,5V
Berikut gambar sistem mininum dari mikrokontroler ATmega32 dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.2 Flowchart Program Proteksi Under Voltage dan Over Voltage Pada Motor Induksi Tiga Fasa Sistem kerja sistem proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa ini bekerja berdasarkan pembacaan tegangan fasa yang terbaca oleh sensor tegangan yaitu sebuah transformator yang dihubungkan dari fasa ke netral, dengan rasio transformator yang tetap maka setiap tegangan yang melewati lilitan primer transformator akan terasa juga di lilitan sekunder transformator. Tegangan output dari lilitan sekunder transformator ini kemudian disearahkan oleh rangkaian dioda bridge yang selanjutnya menjadi input ADC pada mikrokontroler. Di dalam mikrokontoler di setting parameter – parameter tegangan yang diijinkan untuk menggerakkan motor induksi yaitu 90% sampai dengan 105% dari tegangan normal, jika tegangan tidak memenuhi setting yang telah di tentukan maka mikrokontrol akan memerintahkan rangkaian relay driver untuk memutuskan aliran tegangan dari sumber ke motor induksi.
Gambar 3.3 Sistem Mininum dari Mikrokontroler ATMega32 3.3. Perancangan Sensor Tegangan Sensor tegangan ini digunakan untuk mendapatkan parameter tegangan antar fasa sehingga dapat mengetahui besar tegangan fasa-fasa. Pada pembuatan sensor tegangan ini menggunakan potensial transformer dan rangkaian pembagi tegangan. Gambar dari rangkaian sensor tegangan dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini:
3.2. Perancangan Sistem Minimum Sistem minimum pada mikrokontroler banyak dikenal dengan sebutan sismin, dimana pada rangkaian ini digunakan komponen elektronik seminimum mungkin
Gambar 3.4 Rangkain Sensor Tegangan
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 4
3.4. Perancangan Rangkaian Relay Driver Perancangan rangkian driver ini adalah untuk mengolah output yang keluar dari mikrokontroler itu sendiri, dimana output tersebut adalah hasil olahan dari input yang berasal dari rangkaian sensor tegangan, dan rangkaian push button. Gambar dari rangkaian relay driver dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut ini:
rancangan rangkaian daya sistem proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa yang ditunjukan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.1 Rangkaian Kontrol Sistem Proteksi Under Voltage dan
Gambar 3.7 Rangkaian Relay Driver Pada rangkaian ini driver digunakan relay 12 VDC, sedangkan tegangan output pada mikrokontroler sebesar 5VDC. Untuk mengatasi masalah tersebut maka ditambahkan IC ULN2004A, dimana jika salah satu input IC ini diberikan tegangan 5VDC maka salah satu outputnya akan memberikan polaritas negatif. Dengan cara ini relay dapat diberikan langsung tegangan positif 12VDC dan mendapat polaritas negatif dari output IC ULN2004A ini.
Over Voltage Motor 3 Fasa R
4.
Perancangan dan Pengujian Alat
4.1. Perancangan Alat Berikut ini rancangan rangkaian kontrol sistem proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa dan
T
Relay kontrol dari mikrokontroler Relay 1
K2
K1
3.4.1. Perancangan Software Perancangan software (perangkat lunak) mikokontroler menggunakan CodeVisionAVR merupakan salah satu software compiller yang khusus digunakan untuk mikrokontroler keluarga AVR., mikrokontroler dapat berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan menggunakan compiller yang selanjutnya didownload ke dalam mikrokontroler menggunakan downloader melalui pin Miso, Mosi, Sck, Reset, dan Gnd. Dibantu dengan menggunakan software AVR studio 4.
S
U
V W
Z
X
Relay 2 Relay 3
K3
Y
Gambar 4.2 Rangkaian Daya Sistem Proteksi Under Voltage dan Over Voltage Motor 3 Fasa
4.2.
Program Proteksi Motor
Dalam pemrograman proteksi motor ini menggunakan interupsi ADC untuk menentukan setting parameter tegangan yang di ijinkan untuk menggerakkan motor, bila tegangan melebihi atau kurang dari setting yang ditentukan maka program akan memerintahkan relay driver untuk memutuskan supply tegangan dari jala – jala,
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 5
berikut ini adalah program untuk sistem proteksi motor : -----------------------------PENGARAH PREPROSESOR -----------------------------#include <mega32.h> #include <delay.h> // Alphanumeric LCD Module functions #include // Standard Input/Output functions #include <stdio.h> #include <string.h> -----------------------------DEFINE MAKRO -----------------------------#define ledk PORTD.4 #define ledm PORTD.3 #define ledh PORTD.2 #define relay1 PORTD.7 #define relay2 PORTD.6
-----------------------------void voltcheck(void) {char i; status=0; buffer=0; for (i=1;i<=80;i++) { tmp=read_adc(0); //baca ph R buffer=buffer+tmp; } tmp=buffer/(i-1); vin=((float)tmp*0.0048828125); //5volt/1024 = 0.00488 -----------------------------batas tegangan minimum dan maksimum saat gangguan sebesar 90% dan 105% dari tegangan normal -----------------------------if((vin>=1.9635)||(vin<1.683)) stop(); else status++;
#define relay3 PORTD.5
------------------------------
#define s1 PINA.6
tengngan output sensor pada saat tengangan normal (380) sebesar 1,87 v
#define s2 PINA.5 #define s3 PINA.7 -----------------------------VARIABEL UNTUK TIMER -----------------------------unsigned char timer_0[10]={0xF8,0xF0,0xE9,0x E1,0xD9,0xD1,0xC9,0xC2,0xBA,0x B2}; //freq 12 MHZ unsigned int a=0,b=0; bit on=0; char lcd_buffer[33]; float vin;
-----------------------------vin=vin*(380/1.87); lcd_gotoxy(0,1); sprintf(lcd_buffer,"R-S Volt:%0.01f",vin); lcd_puts(lcd_buffer); //============================ buffer=0; for (i=1;i<=80;i++) { tmp=read_adc(1); //baca ph S
unsigned char status=0;
buffer=buffer+tmp;
unsigned int buffer,tmp;
}
-----------------------------PROGRAM PROTEKSI MOTOR
tmp=buffer/(i-1); vin=((float)tmp*0.0048828125); //5volt/1024 = 0.00488
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 6
vin=vin*(380/1.87); lcd_gotoxy(0,3); ------------------------------
sprintf(lcd_buffer,"T-R Volt:%0.01f",vin);
batas tegangan minimum dan maksimum saat gangguan sebesar 90% dan 105% dari tegangan normal -----------------------------if((vin>=1.9635)||(vin<1.683)) stop(); else status++; -----------------------------tengngan output sensor pada saat tengangan normal (380) sebesar 1,87 v -----------------------------vin=vin*(380/1.87); lcd_gotoxy(0,2); sprintf(lcd_buffer,"S-T Volt:%0.01f",vin); lcd_puts(lcd_buffer); //============================ buffer=0; for (i=1;i<=80;i++) { tmp=read_adc(2); //baca ph T buffer=buffer+tmp; } tmp=buffer/(i-1); vin=((float)tmp*0.0048828125); //5volt/1024 = 0.00488 -----------------------------batas tegangan minimum dan maksimum saat gangguan sebesar 90% dan 105% dari tegangan normal -----------------------------if((vin>=1.9635)||(vin<1.683)) stop(); else status++; -----------------------------tengngan output sensor pada saat tengangan normal (380) sebesar 1,87 v ------------------------------
lcd_puts(lcd_buffer);
4.3.
Pengukuran
Setelah perencanaan dan pembuatan sistem maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengukuran. Pengukuran dilakukan agar dapat mengetahui apakah semua sistem sudah sesuai atau belum dengan spesifikasi alat yang akan dibuat. Alat yang dilakukan dalam pengukuran adalah menggunakan voltmeter. Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian. Rangkaian yang akan diukur tegangannya adalah power supply, dan output mikrokontroler, sensor tegangan, 4.3.1. Pengukuran Rangkaian Catu Daya a.Pengukuran Pengukuran rangkaian catu daya dilakukan dengan menggunakan voltmeter. Tegangan input yang tersedia dalam perancangan ini adalah VDC, untuk mendapatkan tegangan 12 VDC maka digunakan regulator LM 7812 sedangkan untuk mendapat tegangan sebesar 5 VDC digunakan regulator LM 7805 yang digunakan untuk menjalankan kontrol, hasil pengukuran terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Catu Daya Objek Hasil Pengukuran yang di ukur Input(V) Output(V) Trafo 9 V 220,2 8,782 Trafo 12 V 220,2 11,69 Dioda Bridge 1 8,782 8,081 Dioda Bridge 2 11,69 11,52 IC LM7812 11,52 12,02 IC LM7805 8,081 5,001
b. Analisis Dari data pengukuran dapat terlihat bahwa rangkaian catu daya berfungsi dan sesuai dengan apa yang diinginkan, karena untuk menyalakan mikrokontroler berdasarkan tabel 3.1 diperlukan tegangan 4,5VDC sampai 5,5VDC, dan hasil pengukuran didapatkan tegangan sebesar 5,01VDC, sedangkan untuk
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 7
menyalakan Driver Relay diperlukan tegangan 12VDC dan dari hasil pegukuran tegangan yang diperoleh sama yaitu sebesar 12VDC.
4.3.2. Pengukuran Mikrokontroler a.
Pengukuran
Pengujian rangkaian mikrokontroler dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaian kontrol, serta pin yang akan diuji pada mikrokontroler disetting dengan memberikan logika high pada pin – pin mikrokontroller tersebut.Untuk mengaktifkan semua port yang ada pada mikrokontroler ATmega32 maka dibuat program seperti dibawah ini: #include <mega32.h> #include <delay.h> PORTA=0x00; DDRA=0xFF; PORTB=0x00; DDRB=0xFF; PORTC=0x00; DDRC=0xFF; PORTD=0x00; DDRD=0xFF;
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian Mikrokontroler Objek Hasil Pengukuran yang di ukur Output (V) Port A 5,001 Port B 5,001 Port C 5,001 Port D 5,001 b.
4.3.3. Pengukuran Sensor Tegangan Rangkaian sensor tegangan mempunyai komponen utama untuk membaca tegangan yaitu sebuah tranformator step down jika tegangan sumber berubah maka akan terbaca oleh transformator. Berikut tabel 4.3 pengukuran sensor tegangan. Tabel 4.3 Pengukuran Sensor Tegangan Tegangan output Tegangan input Transformator Rangkaian (V) (V) sensor(V) 190 5,33 2,234 198 5,76 2,393 200 5,86 2,446 210 5,45 2,638 220 5,94 2,806 230 6,47 3,024 231 6,53 3,049 4.3.4. Penghitungan Arus dan Tegangan Start Starting yang digunakan dalam rangkaian ini adalah starting Y - ∆. Penggunanaan starting ini adalah untuk menurunkan tegangan input pada rotor yang bertujuan untuk mengurangi arus start. Untuk itu dilakukan beberapa percobaan starting motor, yaitu start motor langsung dengan hubungan Y, start motor langsung dengan hubungan ∆ dan start motor langsung dengan hubungan Y - ∆. Untuk data hasil percobaan starting motor dengan hubungan Y dan hubungan ∆ dapat dilihat pada Tabel 4.4 Data Arus Start dan Nominal Motor dengan Starting Y dan ∆ Tabel 4.4 Data arus Start dan Nominal Motor dengan Starting Y dan ∆ motor tanpa beban Starting I start (A) I nominal (A) Y
1,84
0,36
Δ
2,30
0,16
Analisis
Setelah program tersebut di–compille dan didownload, maka semua port pada mikrokontroler akan menjadi logika 1 atau logika high, setelah itu dilakukan pengujian dengan menggunakan voltmeter. Dari hasil pengukuran didapatkan tegangan output pada masing-masing port mikrokontroler sebesar 5,001VDC, hal itu menandakan bahwa port pada mikrokontroler dapat berfungsi dengan baik. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas
Dari data di atas, terlihat perbedaan arus starting motor dengan hubungn Y dan hubungan ∆. Dengan demikian arus start terbukti 5 - 7 kali arus nominal. Yang dapat menyebabkan drop tegangan pada sumber motor tersebut Gambar grafik pengukuran tegangan starting Y/ Δ yang dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut ini:
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 8
Tegangan (volt)
2.5
Arus Y Arus Δ
2 1.5 1 0.5 0 0
1
2
3
4
5
Waktu (detik)
Gambar 4.13 Grafik Pengukuran Arus Starting Y/ Δ Sedangkan untuk hasil percobaan tegangan saat starting motor dengan hubungan Y dan hubungan ∆ dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Data Tegangan Start dan Nominal Motor dengan Starting Y dan ∆ motor tanpa beban Starting
V start (V)
V nominal (V)
Y
382
380
Δ
376
380
Tegangan (volt)
Dari data di atas terbukti bahwa starting motor menyebabkan drop tegangan. Drop tegangan yang terjadi dikarenakan arus starting yang tinggi semakin tinggi arus starting maka semakin tinggi juga tegangan drop pada sumber motor induksi. Gambar grafik pengukuran tegangan starting Y/ Δ yang dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini: 381 380 379 378 377 376 375 374
Tegangan Δ Tegangan Y
0
1 2 3 Waktu (detik)
4
Gambar 4.14 Grafik Pengukuran Tegangan Starting Y/Δ 4.3.5. Pengujian Proteksi Motor Pengujian proteksi motor ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem bekerja sesuai dengan setting tegangan kerja yang telah di program dalam mikrokontroler. Pengujian dilakukan dengan menggunakan auto trafo untuk menaikan dan menurunkan tegangan. Tegangan disetting pada rating 340 Volt
untuk tegangan terendah dan 400 Volt untuk tegangan tertinggi. Setelah dilakukan percobaan dengan cara ngatur ratting auto trafo, rangkaian dapat berfungsi dengan normal. Pada tegangan 340 Volt rangkaian ini memerintahkan relay driver untuk memutuskan arus listrik pada kontaktor dan mengakibatkan terputusnya tegangan supply motor induksi. Selanjutnya akan menyalakan rangkaian lampu indikator. Begitupun apabila tegangan dinaikan menjadi 400 V. Berikut tebel 4.6 pengujian proteksi motor Tebel 4.6 Pengujian Proteksi Motor Tengangan (V) Proteksi
Lampu Indikator
Keterangan
R
S
T
330
330
330
On
On
Proteksi bekerja
340
340
340
On
On
Proteksi bekerja
350
350
350
Off
Off
Proteksi tidak bekerja
360
360
360
Off
Off
Proteksi tidak bekerja
370
370
370
Off
Off
Proteksi tidak bekerja
380
380
380
Off
Off
Proteksi tidak bekerja
390
390
390
Off
Off
Proteksi tidak bekerja
400
400
400
On
On
Proteksi bekerja
Dari tabel 4.6 pengujian proteksi motor di atas proteksi Under Voltage dan Over Voltage Motor 3 Fasa bekerja pada tegangan kurang dari 340 V dan tegangan lebih dari 400 V.
5.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa rangkaian proteksi under voltage dan over voltage pada motor induksi tiga fasa maka dapat diambil kesimpulan : 1)
Proteksi Under Voltage dan over voltage pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dapat beroperasi pada tegangan kurang dari 340 V atau lebih dari 400 V
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 9
2)
Untuk merubah batas tegangan under voltage dan over voltage pengoperasian motor induksi, dilakukan perubahan program pada bagian progaram proteksi motor.
6.
Daftar Pustaka
[1]
Arindya, Radita. Penggunaan dan Pengaturan Motor Listrik. Graha Ilmu. Yogyakarta.2013.
[2]
Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.1988.
[3]
Winoto, Ardi. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Informatika. Bandung. 2008.
[4]
Setiawan, Afrie. 20 Aplikasi Mikrokontroler ATMega 16 Menggunakan BASCOM-AVR. Andi Offset. Yogyakarta, 2011
[5]
Bejo, Agus. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2008
[6]
..................,.........................http://coreelektronics.com.au/low/stroke/index.p hp/low-profile-crystal-oscilator-16-hzhtml di akses pada tanggal 5 januari jam 17.00 WIB
[7]
Bishop,Owen.Dasar-dasar Elektronika. Erlangga. Jakarta.2002.
[8]
Petruzela,Frank.Elektronik Andi .Yoyakarta.1996.
[9]
..............,.................. Data Sheet LCDModule-Cob-16x4-GVLCM1604B12428.
2) Dede Suhendi,Ir.,MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro FTUnpak. 3) M. Hariansyah,Ir.,MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro FTUnpak.
Industri.
Riwayat Penulis : 1) Didik Prasetyo ST, Alumni (2013) Program Studi Teknik Elektro FTUnpak.
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Page 10