PERANCANGAN AUTO SHOPPING MALL DI SEMARANG Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Modern Oleh : Solikun1), Iwan Priyoga2), Yohanes Dicky Ekaputra3), 1)
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
ABSTRAK Mobil sebagai sarana aktualisasi diri dan hobi. Bagi komunitas pehobi otomotif seperti tersebut, mobil yang dipasok dari ATPM belum tentu dapat memenuhi selera mereka. Sehingga keberadaan hobis otomotif menciptakan pasar baru bagi pengusaha mobil. Pasar yang dibidik dan yang masih bertahan hingga sekarang adalah pasar mobil impor. Keberadan sentra otomotif yang representatif di Semarang atau bisa disebut Auto Shopping Mall dapat menjadi wadah bagi hobiis dan pebisnis yang tertarik pada bidang otomotif. Fasilitas otomotif di Semarang seperti bengkel dan showroom masih terpisah –pisah sehingga menyulitkan bagi masyarakat yang ingin kepraktisan dan kemudahan. Atas dasar tesebut sentra otomotif yang tidak hanya berfungsi sebagai showroom dan bengkel melainkan juga sebagai penjualan aksesoris dan barang perawatan mobil dibangun di Semarang Kata kunci : Auto Shopping Mall di Semarang I.
-
PENDAHULUAN
dan sirkulasi.
1.1. Latar Belakang Perancangan ini dibuat sebagai tindak
-
lanjut dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul
Auto
pemikiran-pemikiran
perancangan
fisik
dengan
dan
Perancangan bangunan meliputi bentuk massa bangunan, penampilan bangunan,
-
Shopping Mall di
Semarang. perancangan ini berisikan garis besar
Perancangan tapak meliputi pencapaian
tata ruang dalam dan luar, struktur dan bahan bangunan.
-
konsep
Perlengkapan bangunan, yang meliputi persyaratan fisik dan utilitas bangunan.
didasarkan
Dasar
pendekatan
perencanaan
dan
pedoman perancangan yang meliputi Tujuan
perancangan arsitektur ini di maksudkan
dan Sasaran Perancangan, Faktor Penentu
sebagai acuan yang dipakai untuk menyusun
Perancangan, Kegiatan dan Pelaku Kegiatan,
landasan
serta Dasar Filosofi.
perancangan
Berasarkan dilakukan
pedoman
eksplorasi
perancangan
desain
program Auto
perencanaan Shopping
Mall
dan di
Semarang. Dasar pendekatan tersebut adalah:
untuk
1.
Pendekatan aspek fungsional
memperoleh alternatif desain terbaik dan
2.
Pendekatan aspek teknis
konsepsi perancangan diuraikan dalam :
3.
Pendekatan aspek kinerja
4.
Pendekatan aspek arsitektural
1
5.
Pendekatan aspek kontekstulal
mendasar dan lebih ditekankan pada
Dari
masalah desain arsitekturnya saja
rumusan
di
atas
diharapkan
terwujud perancangan sebuah Auto Shopping
Hal-hal diluar lingkup arsitektur namun
Mall yang mampu memenuhi kebutuhan
dianggap
mendasar
dan
menentukan
otomotif dan segala fasilitas penunjangnya.
perencanaan dan perancangan akan dibahas dengan logika dan asumsi sesuai dengan
1.2. Maksud
kebutuhan dan kemampuan.
Menyediakan
pusat
otomotif
di
Semarang sebagai ikon dari fasilitas public
II. TINJAUAN TEORI
terkait bidang otomotif yang diharapkan
2.1. FAKTOR PERANCANGAN
dapat meningkatkan citra Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa. 1.3. Tujuan dan Sasaran
Mall di Semarang adalah merencanakan dan sebuah
menampung
dan
wadah
yang
mengakomodir
dapat segala
sasaran
yang
hendak
dicapai
adalah
perencanaan
Auto
untuk
Perencanaan
perancangan
perencanaan
di dan
Auto
Shopping
Mall
di
dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut: 1.
Pendekatan dilakukan dengan prediksi sampai dengan 10 (sepuluh) tahun mendatang, disesuaikan dengan periode rencana pengembangan Kota Semarang.
2.
Mengorganisasikan ruang secara optimal yang terdiri dari berbagai aktivitas yang ada, sehingga tercipta hubungan antar
luasnya pembahasan, maka ditetapkan suatu
kelompok ruang yang efektif, efisien dan
perencanaan
mempunyai fleksibilitas tinggi serta
sebagai berikut : 1.
Pendekatan
Mall
Adapun faktor penentu Perancangan
Untuk memberikan arah, serta mencegah
anggapan
Shopping
Semarang.
Auto
1.4. Batasan dan Anggapan
dan
ketentuan
mencapai landasan program perencanaan dan
Shopping Mall di Semarang.
pembahasan
dan
ini
perancangan ini merupakan pedoman untuk
tersusunnya program ruang dan konsep dasar perancangan
perancangan
pendekatan
kebutuhan otomotif bagi para hobiis otomotif maupun bagi masyarakat luas. Adapun
penentu
berdasarkan
Semarang.
Tujuan perancangan Auto Shopping
merancang
Faktor
saling menunjang antara fungsi yang
Brand Merek yang akan diwadahi dalam
satu dengan yang lain.
Auto Shopping Mall di Semarang adalah Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki dan
3.
Auto
Shopping
Mall
harus
bisa
mengakomodir segala kegiatan yang
Nissan. 2.
Tidak menyertakan perhitungan biaya.
3.
Masalah
struktur
elektrikal
hanya
dan
mekanikal
dibahas
secara
berkitan dengan dunia otomotif baik yang bersifat komersil maupun tidak, seperti
kegiatan
penjualan,
service,
maintenance dan modifikasi kendaraan.
2
Selain itu pusat otomotif ini harus bisa memberikan
tempat
berkumpulnya
untuk
komunitas
pecinta
otomotif.
Bangunan yang dirancang ini sesuai dengan
fungsinya
sebagai
bangunan
showroom yang diperuntukan untuk produk otomotif. Sebagaimana sifat dari otomotif yang
2.2. KEGIATAN
DAN
PELAKU
memerlukan
aerodinamika,
maka
bangunan auto shopping mall ini dirancang
KEGIATAN
dengan
Ada beberapa Kegiatan dan Pelaku
aerodinamis. Pada perancangan ini digunakan
kegiatan yang ada Auto Shopping Mall di
pendekatan Arsitektur Modern yang mampu
Semarang yaitu sebagai berikut :
menunjukkan karya baru yang tidak sesuai
1.
dengan tradisi yang telah ada namun tetap
Pengunjung Showroom Pengunjung showroom adalah orang yang mengunjungi auto Shopping Mall ini untuk melihat-lihat display mobil atau pun acsesoris yang ada.
2.
mobilnya.
yang
mengutamakan kesederhanaan sehingga tidak menimbulkan kerumitan dan kesulitan. Bentuk desain dari elemen struktur :
tanpa banyak detail. Grid, Penggunaan sistem grid dalam struktur bangunannya,
Pengunjung Fasilitas Penunjang
Rotasi ditujukan untuk mendapatkan
Selain sebagai tempat penjualan dan maintenance.
Ada
pula
fasilitas
penunjang yang mendukung kegiatan tersebut, seperti resto, lounge, cafeteria dan sebagainya, yang mana tempattempat
tersebut
tempat
berkumpulnya
berfungsi para
sebagai pecinta
orientasi
serta
titik
tangkap
suatu
bangunan dengan lingkungan sekitarnya. Desain struktur sering mengeksport tangga sebagai sitem sirkulasi yang dinamis
melalui
tangga
dan
juga
menggunakan elamen ramp Open space digunakan sebagai simbol
otomotif. Pengelola, yaitu kelompok individu/ personel
bangunan
penggabungan bentuk-bentuk asimetris
untuk menservise atau maintenance
4.
sebuah
Dinamis, massa bangunan merupakan
Pengunjung Bengkel. Merupakan pengunjung yang bertujuan
3.
tema
yang
mengelola,
mempunyai mengurusi
tugas dan
mengoperasikan kegiatan yang ada, pengelola disini dibagi dalam dua kategori yaitu pengelola gedung, dan pengelola showroom perbrand. 2.3. FILOSOFI
perpindahan dari skala yang besar ke skala yang lebih intim.
III. METODOLOGI Dalam perancangan Auto Shopping Mall di semarang diperlukan landasan konseptual yang akan melandasi perancangan fisik bangunan. Adapun konsep tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
3
Auto Shopping Mall ini merupakan
3.5 Pendekatan Struktur Organisasi Struktur organisasi auto shopping mall
penggabungan dari beberapa showroom yang merupakan brand-brand berbeda
mempunyai 4 bagian penting yaitu:
menjadi satu dengan segala fasilitas
1.
Bagian penjualan dan pameran
penunjangnya.
2.
Bagian service dan maintenance
Lingkup kegiatan meliputi pameran,
3.
Bagian suku cadang, acsesoris dan modifikasi
penjualan, service dan modifikasi. Acuan yang dipakai untuk menyusun landasan perancangan Semarang
program Auto adalah
perencanaan Shopping dasar
4.
bagian lainya.
dan
Mall
Bagian umum yang menunjang bagian-
di
pendekatan
3.6 Pendekatan Pelaku Kegiatan Terbagi
perencanaan dan perancangan arsitektur. Dasar pendekatan tersebut adalah sebagai
3
macam
pelaku
kegiatan yaitu: 1.
berikut:
dalam
Pengunjung Berdasarkan kepentingan pengunjung dapat
3.1 Pendekatan Aspek Fungsional
dibedakan
dalam
beberapa
Dasar pendekatan fungsional bertitik
kategori yaitu; pengunjung showroom,
tolak pada pelaku aktivitas, jenis aktivitas,
pengunjung bengkel, dan pengunjung
proses aktivitas, jenis fasilitas, kapasitas dan
pusat acsesoris dan modifikasi.
besaran ruang guna menciptakan wadah yang
fungsional
dan
efektif
untuk
menampung semua kegiatan dan persyaratan
2.
Staf karyawan a. Tenaga penjualan baik penjualan otomotif maupun sparepart. b. Tenaga mekanik, baik maintenance
bangunan.
maupun modifikasi 3.2 Pendekatan Aspek Fisiologis Pendekatan
perancangan
c. Tenaga penunjang, seperti cleaning Auto
servise dan security.
Shopping Mall dalam kaitannya sebagai bangunan pusat otomotif.
3.7 Pendekatan Kelompok Kegiatan Dimaksudkan untuk mengelompokkan
3.3 Pendekatan Aspek Psikologis
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di auto
Aspek psikologis menyangkut kejiwaan
shopping mall, yaitu Kelompok kegiatan
yang dipengaruhi oleh suasana, sirkulasi
pelayanan penjualan, kelompok kegiatan
antar ruang, kebutuhan privasi, skala dan
service dan perawatan, serta kelompok
proporsi, dan warna.
kegiatan pengelola dan administrasi.
3.4 Pendekatan Perilaku
3.8 Pendekatan Hubungan Ruang
Pendekatan perilaku auto shopping mall adalah perilaku pengunjung dan pengelola.
4
Ditentukan untuk dapat memperoleh
2.
Rencana Bahan Bangunan, Dalam
letak dan kedekatan antara ruang satu
pemilihan jenis bahan bangunan pada
dengan lainnya. Hubungan ruang ditentukan
bangunan auto shopping mall perlu
berdasarkan organisasi ruang dan sirkulasi
memperhatikan syarat-syarat sebagai
ruang pelaku kegiatan (pengunjung, dan
berikut:
karyawan).
a. Lantai - Lantai harus terbuat dari bahan
3.9 Pendekatan Kapasitas Dan Besaran Ruang
rata, tidak licin, warna-terang,
Ditentukan untuk memperoleh kapasitas jumlah
yang kuat, kedap air, permukaan
mobil
yang
dan mudah dibersihkan.
dan
- Lantai yang selalu kontak dengan
penentuan jenis mobilnya. Besaran ruang
air harus mempunyai kemiringan
ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang
yang cukup ke arah saluran
untuk
pembuangan air limbah.
kegiatan
perbengkelan, administrasi,
ditampung
pameran,
kegiatan serta
kegiatan
pengelola
kegiatan
dan
- Pertemuan lantai dengan dinding
penunjang
harus berbentuk konus/lengkung
lainya.
agar mudah dibersihkan. b. Dinding. Permukaan dinding harus
IV. HASIL PEMBAHASAN
kuat, rata, berwarna terang dan
4.1 KONSEP ASPEK TEKNIS Aktivitas
utama
yang
menggunakan cat yang tidak luntur
berlangsung
dalam auto shopping mall adalah aktivitas penjualan
dan
promosi,
kegiatan
perbengkelan, servise dan modifikasi, serta kegiatan penunjang lainya, oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan sistem struktur dan modul serta pemilihan bahan bangunan
yang
cocok
untuk
aktivitas
tersebut. 1.
Rencana Struktur, berkaitan dengan fungsi, massa dan estetika bangunan yang akan diciptakan sebagai struktur yang kuat, yaitu dengan penataan massa bangunan dengan denah memutar dan dilatasi untuk bangunan dengan beda ketinggian.
serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat. c. Ventilasi - Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam dengan baik. - Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai. - Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin
adanya
pergantian
udara dengan baik, ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan /mekanis - Penggunaan /mekanis
ventilasi harus
buatan
disesuaikan
dengan peruntukan ruangan d. Atap
5
- Atap harus kuat, tidak bocor, dan
beberapa
ruang-ruang
merupakan
serangga, tikus, dan binatang
diperbolehkan untuk umum. pendekatan
penganggu lainnya.
ruang hanya dilakukan pada ruangruang
tertentu
yang
ada
tidak menjadi tempat perindukan
- Atap yang lebih tinggi dari 10
ruang
yang
yang
tidak
memerlukan
meter harus dilengkapi penangkal
persyaratan khusus yaitu:
petir
Ruang
Pameran,
harus
memperhatikan sirkulasi yang baik
e. Langit-langit - Langit-langit
kuat,
kemudahaan aksesbililiti, kedekatan
berwarna terang, dan mudah
hubungan ruang, fasilitas sanitasi,
dibersihkan
memaksimalkan pencahayaan alami,
harus
- Langit-langit tingginya minimal
penghawaan alami dan buatan. Ruang
3,00 meter dari lantai
bengkel,
memperhatikan
- Kerangka langit-langit harus kuat
pengaturan akses yang luas, mudah
dan bila terbuat dari kayu harus
dijangkau, tidak menggangu ruang
anti rayap
ainya, memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami.
f. Konstruksi. beranda dan talang harus
Ruang penjualan sparepart, mudah
sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air.yang dapat menjadi
dijangkau,
tempat perindukan nyamuk Aedes.
showroom
terhubung
dengan
penjualan mobil dan
g. Pintu harus kuat, cukup tinggi,
terhubung langsung dengan bengkel.
cukup lebar, dan dapat mencegah
Maksimalisasi penerangan buatan,
masuknya
penghawaan harus konstan.
serangga,
tikus,
dan
Ruang administrasi, ruang direksi
binatang pengganggu lainnya.
terpisah oleh partisi dengan ruang 4.2 KONSEP ASPEK KINERJA
staf,
Auto shopping mall memerlukan suatu kelengkapan
fasilitas
bangunan
yang
digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kemudahan,
komunikasi
keselamatan,
pencahayaan
penghawaan kombinasi
antara alami dengan buatan. 2.
Rencana Sirkulasi Perancangan Auto shopping mall untuk
mobilitas
hubungan sirkulasi dilakukan secara
dalam bangunan. Oleh karena itu perlu
vertical dan horizontal. Sirkulasi dan
pendekatan sistem utilitas bangunan.
komunikasi yang dilakukan di dalam
1.
Rencana Persyaratan Ruang
auto
Rencana persyaratan ruang meliputi
dengan meminimalkan gangguan yang
persyaratan
terjadi.
fisik,
dan
sentral,
penggunaan
penghawaan,
mall
harus
secepat mungkin
pencahayaan serta akustik ruang. karena
6
Sirkulasi Ruang Luar, perlu adanya
untuk kegitan yang menghasilkan
pembedaan terhadap sirkulasi mobil
limbah bersih. Instalasi Pengolahan
yang akan service dengan
Air Limbah (IPAL) untuk limbah
sirkulasi
pengunjung dan sirkulasi pengelola,
yang
terkontaminasi
sirkulasi pengunjung dari pintu masuk
sebagainya dari limbah bengkel,
utama (ME) dan sirkulasi servis dan
menggunkan
perawatan masuk dari pintu masuk
Oxidation Ditch Treatment System
kedua (SE).
(kolam oksidasi limbah). Pengelolaan
Sirkulasi Dalam Bangunan, hendaknya menggunakan Sirkulasi Vertikal dengan
oli
sistem
dan
Waste
sampah,
pemisahan
sampah organik dan non organik
tangga dan lift. Serta ramp untuk mobil,
Jaringan pemadam kebakaran
Sirkulasi horizontal dengan koridor dan
Jaringan penangkal petir.
pintu. 3.
4.3 Rencana Aspek Arsitektural
Rencana Utilitas Sistem
jaringan
listrik,
1.
Rencana Arsitektural
menggunakan tenaga listrik utama
Sebagai wadah aktivitas skala besar,
dari PLN, candangan dari standby
maka aspek arsitektural bangunan yang
emergency power / genset.
akan ditampilkan auto shopping mall
Sistem
jaringan
air
adalah
bersih,
mencerminkan
kemajuan
menggunakan jaringan air bersih
teknologi namun tetap memperhatikan
dari PDAM dan sumur artetis.
masalah kontekstual.
Penyaluran dengan cara Down Feed
2.
Tipe massa bangunan yang dipilih
Distribution.
adalah
Sistem penghawaan / pengkodisian udara,
Rencana Massa Bangunan
menggunkan
melingkar
pada
satu
bangunan utama, sehingga memberikan
penghawaan
kesan yang dinamis dan asimetris.
alami dan buatan, kecuali koridor luar dan bagian-bagian tertentu yang
tipe
3.
Rencana Tata Ruang Luar
hanya menggunakan penghawaan
Penataan lansekap auto shopping mall
alami.
mempertimbangkan
Jaringan pencahayaan,
penerangan dalam
/
bangunan
suasana
dan
kenyamanan yang mampu memberikan ketenangan
dengan
menggunakan
menggunakan penerangan alami dan
element unsur perkerasan berupa aspal
buatan buatan,
/paving block, dinding, lantai dan unsur
Sistem komunikasi, menggunakan
pelembutan
telekomunikasi ekstern dan intern.
tumbuhan,
Jaringan air kotor, menggunakan
sirkulasi.
berupa serta
tanah
dan
penegasan
alur
saluran langsung ke saluran kota
7
pendekatan
4.4 Konsep Lokasi Dan Tapak Digunakan
untuk
menghitung
lokasi
adalah
Kesesuaian
Kebijakan Tata Guna Lahan Pemerintah
kebutuhan tapak dan pendekatan lokasi
Kota
tapak yang tepat untuk auto shopping mall di
Fasilitas Pendukung dan Jaringan Utilitas
semarang.
kota.
Faktor
yang
menentukan
Semarang,
Tingkat
Aksesibilitas,
Total Luasan Terbangun Gedung Gedung Showroom Gedung utama Penghubung antar Gedung Gedung Servise Jumlah Sirkulasi 40 % Total
Luas 3054 6444 1500 68 11066 4426 15492
Lokasi dan tapak Auto Shopping Mall
Batas – batas wilayah
yang dipilih di kota semarang.
Utara
: Permukiman
Berdasarkan hasil analisa dan penilaian
Timur
: Jl. Pemuda dan Pertokoan
tapak, Lokasi yang direncanakan untuk
Selatan
: Jl. Gendingan
mendirikan bangunan Auto Shopping Mall
Barat
: Pertokoan
di Semarang berada di Jalan Pemuda.
Peraturan bangunan setempat di tapak jalan
Tepatnya dilokasi Sri Ratu Pemuda saat ini.
Pemuda Semarang adalah sebagai berikut :
Kawasan ini merupakan kawasan komersial
Luas lahan
: 25.820 m2
dan area perdagangan. Di sepanjang jalan
GSB jalan Pemuda
: 10 m
Pemuda
terdapat
banyak
bangunan
GSB jalan Gendingan
:7m
bidang
KDB
: 60 %
showroom, toko, bengkel, mall perbankan
KLB
: 0.6
dan lain - lain.
Tinggi maksimal lantai
:
komersial
yang
bergerak
di
12
la
8
1.
Gambar Site Plan
2. Gambar Situasi
9
3.
Gambar Denah Basement
4.
Gambar Denah Lantai 1
10
5.
Gambar Denah lantai 2
6.
Gambar Denah Lantai 3
11
7.
Gambar Denah Lantai 4
8.
Gambar Denah Lantai 5
12
9.
Tampak Depan
10. Tampak Belakang
13
11. Tampak Samping Kiri
12. Tampak Samping Kanan
14
13. Potongan A- A
14. Potongan B – B
15
15. Potongan C-C
16. 3D Exterior
16
17. 3D Interior
17
18. Foto Maket
V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari beberapa uraian tersebut diatas
Frick, Heinz. Pola Struktural dan Teknik
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
Bangunan di Indonesia, Yogyakarta:
Auto Shopping Mall di Semarang diharapkan
Kanisius, 1997
mampu
memenuhi
kebutuhan
otomotif
Gie,The Liang, administrasiu perkantoran
masyarakat kota Semarang, sehingga bisa
modern, Yogyakarta : Liberty,1998
menjadikan Kota Semarang lebih maju dan
Mangunwijaya, Y.B. Wastu Citra, Jakarta:
berkembang
Gramedia, 1995 Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
18