PERANCANGAN APLIKASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING DENGAN METODE LOW BIT CODING Ardi Firmansyah 50408143 Teknik Informatika
LATAR BELAKANG • File Digital sangat rentan terhadap pengubahan dan penduplikasian tanpa seizin dari pemiliknya. • Undang-Undang Anti-pembajakan Amerika Serikat alias Stop Online Piracy Act (SOPA) dan Protect Intellectual Property Act (PIPA) yang membuat kita tidak bisa lagi mendownload file-file digital. • Dampak dari SOPA dan PIPA ini dapat meminimalisir tindakan pembajakan-pembajakan file digital. Tapi tetap saja, masih banyak yang melakukan pembajakan walaupun undang-undang diatas disahkan. • Diperlukan cara untuk melindungi hak cipta dari file digital tersebut, contohnya seperti memberikan watermark pada file digital tersebut.
BATASAN MASALAH • Format file audio digital yang digunakan berekstensi WAV dan MP3. • Teknik watermark yang akan disisipkan berbentuk image dengan ekstensi BMP, GIF, TIFF, JPEG/JPG dan PNG • Metode watermarking yang digunakan adalah Low Bit Coding. • Perancangan aplikasi watermarking menggunakan bahasa pemrograman Matlab versi 7.1.
TUJUAN PENULISAN • Merancang suatu aplikasi yang dapat menambahkan informasi ke dalam format audio digital. • Menganalisa apakah ada perbedaan ukuran file audio yang signifikan terhadap proses encoding
Teknik Digital Watermarking Teknik Digital Watermarking merupakan teknik menyisipkan suatu informasi ke dalam data multimedia dengan memanfaatkan kekurangan pada indera manusia, yaitu mata dan telinga. Informasi tersebut dapat berupa citra, audio, maupun video. Informasi yang disisipkan dapat dideteksi oleh komputer dan harus dapat di ekstraksi kembali, serta memberikan efek seminimal mungkin pada kualitas file digitalnya. Pada audio digital, telinga yang mendengarkan file audio yang telah diberikan watermark tidak bisa membedakan apakah file audio tersebut telah diberi watermark atau tidak.
Low Bit Coding Metode Low-bit-coding adalah cara yang paling sederhana untuk menyimpan data kedalam data yang lain. Dengan mengganti bit yang paling tidak penting atau least significant bit (LSB) pada setiap titik sampling dengan string berkode biner (coded binary string), dapat mengenkode sejumlah besar data ke dalam suara digital. Secara teori, kapasitas saluran adalah 1 kb per detik (1 kbps) per 1 kHz. Metode ini mirip dengan LSB namun file yang disisipi berupa audio file. Bedanya dengan LSB, jika pada gambar yang diganti adalah bit yang merepresentasikan warna, maka pada suara yang diganti adalah bit sampling dari file audio tersebut.
Kerangka Kerja Encoding
Kerangka Kerja Decoding
Flowchart Menu Utama
Flowchart Encode Watermark
Flowchart Decode Watermark
Tampilan Menu Utama
Tampilan Encode Watermark
Proses Encoding
Tampilan Decode Watermark
Proses Decoding
KESIMPULAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Program dapat melakukan proses encoding dan decoding dengan baik. Proses encoding dapat dilakukan jika ukuran file image dan bit informasi tidak lebih besar dari 10% ukuran file audio karena ukuran file image yang dibatasi dalam proses encoding. Dalam pengujian yang telah dilakukan, ukuran file sebelum dan sesudah proses encoding tidak berubah secara signifikan. Bila dilakukan proses decoding, gambar hasil ekstraksi dan gambar asli mempunyai ukuran yang sama. Dari 20 orang koresponden, 20 orang mengatakan bahwa file audio yang telah di watermark, kualitas suaranya sama dengan file audio asli. Dari 20 orang koresponden, 20 orang tidak menyadari bahwa ada file gambar yang telah disisipkan pada file watermark audio. Dari 20 orang koresponden, 20 orang mengatakan bahwa aplikasi watermarking ini dapat meningkatkan keamanan hak cipta pada suatu file audio.
SARAN • Penggunaan metode watermaking digital selain metode Low Bit Coding, yang sudah dikenal dan lebih terjamin keamanannya. • Teknik watermark dapat menggunakan file digital lainnya seperti file video digital. • File audio yang digunakan bisa ditambahkan selain file audio WAV dan MP3. • File watermark yang disisipkan dapat menggunakan file digital yang lainnya, seperti file audio.