PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BUKIT GUNDALING KABUPATEN KARO
TUGAS AKHIR
OLEH: ISMAIL LESI ROY G L2D 605 196
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BUKIT GUNDALING KABUPATEN KARO
Tugas akhir diajukan kepada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
OLEH: ISMAIL LESI ROY G L2D 605 196
Diajukan pada Sidang Ujian Sarjana Tanggal 27 September 2011
Dinyatakan Lulus/ Tidak Lulus Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Mardwi Rahdriawan, MT
Pembimbing
.................................
Wakhidah Kurniawati, ST, MT
Penguji 1
.................................
Ir. Holi Bina Wijaya, MUM
Penguji 2
.................................
Mengetahui
Dr.Sc.Agr. Iwan Rudiarto, ST, Msc Ketua Panitia Sidang Ujian Sarjana
Dr.rer.nat. Imam Buchori, ST Ketua Jurusan
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Bukit Gundaling” .laporan tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi kelengkapan akademik dalam pendidikan Strata Satu (S1) pada jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penyusunan laporan Tugas akhir ini penulis menemui banyak rintangan dan hambatan namun hal itu dapat diatasi karena tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, inspirasi, serta dorongan dari berbagai pihak yang mampu membuka jalan, dan muncul aspirasi serta semangat bagi penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. ret. nat. Imam Buchori, ST selaku ketua jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. 2. Ir. Jawoto Sih Setyono, MDP selaku Dosen Wali, atas bimbingan dan arahannya selama ini. 3. Ir. Mardwi Rahdriawan, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu, atas waktu dan kesediannya dalam membimbing, arahan, dan bantuannya selama penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Wakhidah Kurniawati, ST, MT dan Ir. Holy Bina Wijaya, MUM selaku dosen penguji Tugas Akhir, atas waktu dan kesediannya dalam memberikan masukan dan pertanyaan yang mendorong untuk menjadikan seminar kolokium ini menuju yang lebih baik. 5. Dr.sc.agr. Iwan Rudiarto, ST, sebagai Dosen Koordinator Mata Kuliah Seminar Kolokium yang telah memberi arahan mengenai penyusunan Seminar Kolokium ini. 6. Instansi dan narasumber dari kesbangpolinmas provinsi Sumut dan Kab. Karo, Dinas pariwisata, masyarakat sekitar Bukit Gundaling yang berprofesi sebagai kegiatan pendukung kegiatan pariwisata di kawasan wisata Bukit Gundaling yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data. 7. Keluarga Besar tercinta, atas doa, dorongan semangat dan bantuan moral. 8. Temen-teman B327 dan GBKP, serta Rudang Mayang/ Kalak Karo Semarang atas dorongan, serta motivasi. 9. Sahabat Alumni SMU DELIMURNI, terima kasih telah membantu dalam pengurusan suratsurat dan membantu berbagai hal selama di Medan.
ii
10. Teman-teman Planologi ’05 pada umumnya dan khususnya yang pernah menjadi teman sekelompok dalam mata kuliah-mata kuliah yang lalu. 11. Teman teman satu kontrakan terimakasih atas semangat dan motivasi yang telah diberikan. 12. Novra Silofa br sinulingga, terimakasih atas pinjaman kameranya sehingga gambar yang dihasilkan sangat baik. 13. Desmond E Y yang telah membantu dan mengantarkan dalam mengurus surat selama 2 minggu di Medan. 14. Seluruh staff Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, yang telah membantu penulis dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini. 15. semua pihak yang telah membantu dalam tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari banyak kekurangan yang perlu untuk dikoreksi, oleh karena itu penulis menerima segala masukan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi mahasiswa Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Juni 2011 Penyusun
Ismail Lesi Roy Ginting
iii
ABSTRAK
Berastagi merupakan sebuah Kota Kecamatan di Kabupaten Karo dimana kota tersebut memiliki posisi yang sangat strategis sebagai persinggahan dari para turis yang melakukan perjalanan menuju Danau Toba, dan berbagai daerah tujuan wisata lainnya, selain itu Berastagi didukung dengan berbagai objek wisata alam dan perhotelan, salah satu objek yang dekat dengan Kota tersebut adalah Bukit Gundaling. Sekarang ini jumlah kunjungan wisatawan menuju Berastagi mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, penurunan kunjungan wisata ini mengakibatkan/berdampak pada sektor pendukung pariwisata tersebut dimana masyarakat mengalami penurunan pendapatan dari sektor pariwisata. Salah satu kawasan yang sangat terlihat mengalami penurunan kunjungan wisatawan adalah objek wisata Bukit Gundaling, dimana kawasan wisata ini mengalami penurunan kondisi fisik hal ini terlihat jelas dengan semakin kumuhnya kawasan objek wisata dan fasilitas pendukung yang tidak terawat seperti Gazebo, tempat sampat, serta banyak kios /toko yang tutup pada hari biasa, dan buka hanya hari libur dan hari tertentu saja. Selain itu penurunan jumlah kunjungan wisata ke kawasan Bukit Gundaling diakibatkan oleh masyarakat yang sudah kehilangan gairah terhadap kawasan wisata Bukit Gundaling dan menurunnya koordinasi antara pelaku pendukung pariwisata dengan pihak atau lembaga instansi terkait, yang mengakibatkan munculnya pungutan liar, harga parkir yang bisa mencapai dua kali lipat dari harga yang telah ditetapkan sehingga pengunjung merasa kurang nyaman, sedangkan tujuan pengunjung pada umumnya dalah untuk menikmati pemandangan dan untuk bersantai. Maka dirumuskan pertanyaan penelitian “bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata bukit gundaling”. Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran serta masyarakat sebagai pendukung kegiatan pariwisata terhadap pengelolaan objek wisata Bukit Gundaling, dan bagaimana pengelolaan kawasan wisata dengan melibatkan masyarakat. Sasaran meliputi identifikasi kondisi eksisting kawasan wisata Bukit Gundaling, aktivitas pariwisata kawasan Bukit Gundaling, sistem pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling, menganalisis aktivitas masyarakat lokal terhadap objek wisata Bukit Gundaling, dan menganalisis peran serta masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang digunakan untuk menganalisis hasil wawancara, survei instansional, telaah dokumen, serta observasi (pengamatan langsung dilapangan). Dalam analisis menggunakan menggunakan deskriptif kualitatif yaitu mentransformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan diintepretasikan, serta menyusun, memanipulasi dan menyajikan data menjadi sutau informasi yang jelas dan mudah dipahami, dan Komparatif Kualitatif yaitu berupa uraian dari hasil membandingkan (komparatif) antara 2 hal atau lebih, yaitu antara hasil-hasil temuan selama pengumpulan data dengan teori-teori dan ketentuan-ketentuan yang ada, serta membandingkan dengan kawasan-kawasan yang telah melakukan hal serupa dan telah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan awal yang telah direncanakan. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Dari hasil analisis, peran serta masyarakat terlihat pemerintah sebagai pengelola tidak memberikan cukup ruang kepada masyarakat untuk didengar aspirasinya, masyarakat dilibatkan hanya sebagai pelaku pendukung kegiatan saja. Akibat dari kondisi seperti ini masyarakat menjadi tidak percaya kepada pengelola dan dapat mengakibatkan kesalahan cara pandang masyarakat terhadap pengelola sehingga mendorong munculnya berbagai masalah baru dikawasan Bukit Gundaling Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan Bukit Gundaling ialah ikut dalam pembentukan kelompok usaha yang dibuat oleh pemerintah sebagai pengelola kawasan Bukit Gundaling dengan terlibatnya mereka dalam kelompok, mereka memiliki kewajiban untuk membayar iuran guna menjaga kebersihan kawasan wisata tersebut.Kontribusi masyarakat sekitar Bukit Gundaling jelas terlihat karena mereka pada umumnya penjual jasa disekitar kawasan Bukit Gundaling, tetapi kontribusi yang mereka berikan terhadap pengelolaan kawasan Bukit Gundaling hanya sebatas membayar iuran kebersihan setiap bulannya, penduduk Bukit Gundaling mengaku selama ini mereka tidak pernah diminta oleh pihak pengelola untuk ikut memberikan kontribusi terhadap pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling, malah sebaliknya masyarakat memberikan kontribusi terhadap pengelolaan dengan cara membersihkan tempat-tempat yang terlihat kotor dan membakar sampah-sampah yang telah ditumpuk. Keywords : Kawasan Wisata, Peran serta, Masyarakat.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. i KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2
Perumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3
Tujuan dan Sasaran ........................................................................................... 4
1.4
1.5
1.3.1
Tujuan ................................................................................................. 4
1.3.2
Sasaran ................................................................................................ 4
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 5 1.4.1
Ruang Lingkup Materi .......................................................................... 5
1.4.2
Ruang Lingkup Wilayah ....................................................................... 5
Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8 1.5.1
Manfaat Teoritis ................................................................................... 8
1.5.2
Manfaat Praktis .................................................................................... 8
1.6
Posisi Penelitian ................................................................................................ 8
1.7
Keaslian Penelitian ............................................................................................ 9
1.8
Kerangka Pikir .................................................................................................. 11
1.9
Metode Penelitian .............................................................................................. 13 1.9.1
Defenisi operasional .............................................................................. 13
1.9.2
Pendekatan Penelitian ........................................................................... 14
1.9.3
Teknik Analisis ..................................................................................... 15
1.9.4
Kerangka Analisis ................................................................................. 15
1.9.5
Pengumpulan Data ................................................................................ 17
1.9.6
Tahap Analisis ...................................................................................... 18
v
1.9.7
Tahap Kompilasi Data........................................................................... 20
1.10 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 21
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
PERAN
SERTA
MASYARAKAT
DALAM
PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BUKIT GUNDALING KABUPATEN KARO 2.1
Kajian Pariwisata .............................................................................................. 22 2.1.1
Pengertian Pariwisata ............................................................................ 22
2.1.2
Pemgelolaan dan Pengembangan Kawasan Wisata ................................ 23
2.2
Peranserta Masyarakat Dalam Pariwisata ........................................................... 27
2.3
Pengelolaan Kawasan Wisata Berbasis Peran Serta Masyarakat (Community Based Tourism) ............................................................................. 29
2.4
Best Practices .................................................................................................... 34
2.5
Sintesis Kajian Teori ........................................................................................ 37
BAB III
GAMBARAN
UMUM
KAWASAN
WISATA
DAN
PERAN
SERTA
MASYARAKAT BUKIT GUNDALING KABUPATEN KARO 3.1
Gambaran Umum Kabupaten Karo .................................................................... 41
3.2
Karakteristik dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo ...................................... 43
3.3
Profil Masyarakat Karo...................................................................................... 44
3.4
Gambaran Umum Kawasan Wisata Bukit Gundaling ......................................... 45 3.4.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan ............................................................ 45
3.4.2
Atraksi ................................................................................................ 47
3.4.3
Penyediaan Sarana Prasarana............................................................... 48
3.5 Pengelolaan Kawasan Wisata Bukit Gundaling .................................................. 53
BAB IV ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BUKIT GUNDALING 4.1
Analisis Sarana Prasarana ................................................................................. 54
4.2
Analisis Aktivitas Masyarakat Dikawasan Objek Wisata Bukit Gundaling ......... 66
4.3
Analisis Aktivitas Pariwisata ............................................................................. 73
4.4
Analisis Pengelolaan.......................................................................................... 73
4.5
Analisis Peran Serta Masyarakat ........................................................................ 76
4.6
Temuan Studi .................................................................................................... 81
vi
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 83
5.2
Rekomendasi ..................................................................................................... 84
5.3
Keterbatasan Penelitian...................................................................................... 85
5.4
Studi Lanjutan ................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
:
Keaslian Penelitian ............................................................................... 10
Tabel I.2
:
Jenis Analisis ........................................................................................ 19
Tabel II.1
:
Sintesa Kajian Pustaka .......................................................................... 37
Tabel III.1
:
Jumlah Kunjungan Wisata Menuju Bukit Gundaling ............................ 46
Tabel III. 2
:
Jumlah Wisatawan Asing Menuju Kabupaten Karo ............................... 46
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
:
Peta Lokasi Studi Penelitian Kawasan Wisata Bukit Gundaling ............ 7
Gambar 1.2
:
Posisi Penelitian .................................................................................. 9
Gambar 1.3
:
Kerangka Pikir .................................................................................... 11
Gambar 1.4
:
Kerangka Analisis ................................................................................ 16
Gambar 1.5
:
Teknik Pengambilan Sampel Snowball ................................................. 18
Gambar 3.1
:
Peta Administrasi Kabupaten Karo ....................................................... 42
Gambar 3.2
:
Persebaran Objek Wisata Kabupaten Karo .......................................... 44
Gambar 3.3
:
Aksara Karo Dan Sisilah Marga Dalam Suku Karo............................... 45
Gambar 3.4
:
Atraksi Yang Dapat Dilakukan Di Kawasan Wisata Bukit Gundaling ... 47
Gambar 3.5
:
Prasarana Yang Ada Di Bukit Gundaling ............................................. 49
Gambar 3.6
:
Area Parkir Yang Ada Dikawasan Bukit Gundaling ............................. 50
Gambar 3.7
:
Papan Petunjuk Yang Ada Dijalan Menuju Bukit Gundaling ................ 50
Gambar 3.8
:
Kondisi Jalan Menuju Kawasan Wisata Bukit Gundaling ..................... 52
Gambar 4.1
:
Gazebo Dikawasan Bukit Gundaling .................................................... 55
Gambar 4.2
:
Kondisi Jaringan Jalan Menuju Kawasan Wisata Bukit Gundaling........ 56
Gambar 4.3
:
Kondisi Tangga/ Jalan Menuju Puncak Bukit Gundaling ...................... 57
Gambar 4.4
:
Toilet Yang Disediakan Pengelola Dan Toilet Yang Disediakan Warga 58
Gambar 4.5
:
Jogging Track Dikawasan Bukit Gundaling.......................................... 58
Gambar 4.6
:
Kondisi Persampahan Dikawasan Bukit Gundaling .............................. 60
Gambar 4.7
:
Patung Dan Monumen.......................................................................... 61
Gambar 4.8
:
Pohon Dikawasan Bukit Gundaling ...................................................... 62
Gambar 4.9
:
Angkutan Umum Menuju Kawasan Wisata Bukit Gundaling ................ 62
Gambar 4.10 :
Parkir Area Dikawasan Bukit Gundaling .............................................. 63
Gambar 4.11 :
Kondisi Persampahan Dan Gazebo Dikawasan Bukit Gundaling .......... 65
Gambar 4.12 :
Warung Yang Tutup Pada Hari Biasa ................................................... 66
Gambar 4.13 :
Toko Cinderamata (Souvenir Shop) ...................................................... 67
Gambar 4. 14 :
Peralatan Untuk Mencetak Photo.......................................................... 68
Gambar 4.15 :
Tenda Dan Tikar Yang Disewakan ....................................................... 69
Gambar 4. 16 :
Jenis Bunga Bunga Yang Dijual Dikawasan Bukit Gundaling .............. 70
Gambar 4. 17 :
Jasa Delman Dan Kuda Untuk Mengelilingi Kawasan Bukit Gundaling 71
Gambar 4.18 :
Area Parkir Yang Disediakan Pengelola Dan Area Parkir Ilegal ........... 72
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: Form Wawancara Lampiran B: Hasil Wawancara Dinas Pariwisata, Masyarakat Kawasan Wisata Bukit Gundaling Lampiran C: Data Jumlah Kunjungan Wisata Bukit Gundaling Lampiran D: Lembar Asistensi Lampiran E: Berita Acara Sidang Pembahasan Lampiran F: Berita Acara Sidang Akhir Lampiran G: Surat-surat
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam arti yang luas adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha untuk mencari keseimbangan/ keserasian, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup, dimensi sosial, budaya, alam serta ilmu (Spillane, 1987: 21). Sedangkan wisatawan menurut World Trade Organization (WTO) dapat diartikan sebagai pengunjung sementara yang tinggal di suatu tempat atau negara dalam kurun waktu kurang dari 24 jam (Panduan Sadar Wisata 2, 1994). Pada dasarnya berwisata merupakan kebutuhan hidup manusia untuk memenuhi kebutuhan psikologis, apalagi dengan munculnya wisata alternatif yang memadukan kegiatan wisata dan olahraga, sehingga dapat memenuhi kebutuhan fisik dan spiritual. Pariwisata sebagai suatu industri dapat diasumsikan sebagai salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat, terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan merangsang munculnya sektor informal seperti aneka makanan khas, cenderamata, kerajinan tangan, jasa pemandu wisata dan transportasi. Pengembangan kepariwisataan di Indonesia diharapkan tidak menimbulkan kejenuhan wisatawan, serta tetap mampu bersaing dengan daerah dan negara tujuan wisata yang lain, untuk itu diusahakan penemuan potensi objek dan daya tarik wisata yang baru, dengan harapan mampu menambah diversifikasi objek dan daya tarik wisata, serta diupayakan penciptaan keamanan yang kondusif oleh negara dan rasa optimis harus tetap dikobarkan oleh masyarakat sekitar kawasan wisata untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pendapatan negara, pendapatan daerah, dan pendapatan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat lokal dengan terus mewujudkan pemberdayaan masyarakat, dan mengimplementasikan pariwisata kerakyatan, pelestarian lingkungan dan revitalisasi sosial budaya masyarakat (Anom, 2005). Hal ini dapat terjadi apabila pemerintah menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat di berbagai kegiatan kepariwisataan dan melibatkan masyarakat dalam pengembangan pariwisata, sehingga pemanfaatan kepariwisataan sebesar-besarnya diperuntukkan bagi masyarakat itu sendiri. Sasaran pengembangan kepariwisataan harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, dan pemerintah daerah harus berperan sebagai fasilitator pengembangan kepariwisataan tersebut (www.budpar.go.id, 2006). Sehingga sektor pariwisata yang berkembang pesat mendorong daerah untuk mengembangkan potensi wisata yang
1
2 dimiliki wilayahnya, ini dimaksudkan agar sektor pariwisata dapat memberi banyak keuntungan bagi pembangunan daerah, sehingga pembangunan daerah ini dapat berjalan dengan baik, dan pembangunan pariwisata menjadi sebuah usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal disuatu wilayah, wilayah yang dimaksud dapat berupa kota, desa, ataupun kawasan. Dengan adanya peran serta masyarakat sebagai pelaku pendukung kegiatan pariwisata, masyarakat menjadi memiliki peran yang sangat sentral dalam usaha untuk memajukan suatu kawasan yang akan dijual kepada konsumen, dimana masyarakat bertanggungjawab atas pemeliharaan, kegiatan, serta manajemen dalam kawasan atau daerah tersebut (www.pewartakabarindonesia.blogspot.com, 2008). Dengan tercapainya hal ini maka kesadaran masyarakat akan wisata semakin meningkat dan bukan tidak mungkin akan mendorong munculnya jenis pariwisata baru yang berbasis masyarakat dan lebih kreatif, sehingga dengan tidak sengaja akan mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat dan pendapatan daerah akan semakin meningkat dari sektor pariwisata tersebut. Dalam usaha pengembangan kawasan berbasis masyarakat, peneliti mengambil studi di Berastagi Kabupaten Karo yang merupakan suatu daerah kaya akan objek wisata baik wisata alam maupun wisata budaya, serta peninggalan sejarah. Kabupaten Karo mempunyai posisi yang sangat menguntungkan karena didukung wilayah geografis dimana sebagai dataran tinggi yang luas dan memiliki objek wisata yang sangat banyak pula, baik pemandangan, budaya, dan wisata alam lainnya. Berkaitan dengan potensi alam yang dimiliki Berastagi, salah satunya adalah wisata alam yang sangat menarik yaitu kawasan wisata Bukit Gundaling, Bukit Gundaling termasuk salah satu objek wisata unggulan karena memiliki posisi yang strategis yaitu masih berada dikota Berastagi serta pemandangan yang disuguhkan juga sangat bagus, sehingga jika dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan kontribusi dan dampak positif yang sangat besar terhadap peningkatan perekonomian daerah dan perekonomian masyarakat sekitar. Selain udara yang sejuk serta pemandangan alam yang masih asri yang menjadi daya pikat utama kawasan tersebut, dari Bukit ini pengunjung juga disuguhi pemandangan Gunung Merapi Sinabung, Gunung Merapi Sibayak dan Kota Berastagi sendiri yang berada persis dikaki Bukit tersebut, menu wisata lain yang ditawarkan adalah naik delman, dan menunggang kuda mengelilingi kawasan, kuliner dan berbagai wisata belanja. Pada kawasan ini masyarakat memiliki peran yang sangat penting karena beberapa kegiatan yang ditawarkan oleh masyarakat sebagai pelaku pendukung wisata mampu menjadi daya tarik utama, seperti berkeliling kawasan Bukit Gundaling menaiki delman dan menunggang kuda. Pada kawasan kawasan Bukit Gundaling masyarakat digolongkan sebagai Community based tourism (CBT) dimana masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pariwisata, karena pembangunan pariwisata akan sulit terwujud ketika masyarakat
3 setempat merasa diabaikan, atau hanya sebagai objek, serta merasa terancam oleh kegiatan pariwisata didaerah mereka (Sugiarti, 2004). Namun dengan belum terlibatnya masyarakat secara maksimal didaerah kawasan wisata menyebabkan potensi alam dan potensi masyarakat pada kawasan wisata Bukit Gundaling menjadi kurang menjual kepada wisatawan, dan bahkan mengalami penurunan, faktor penyebab menurunnya kunjungan wisata menuju objek wisata Bukit Gundaling karena bermunculan masalah-masalah sosial pada kawasan tersebut, yang tidak diselesaikan dan dibiarkan berlarut-larut sehingga berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisata pada kawasan ini. Masalah sosial yang umumnya terjadi pada kawasan ini seperti munculnya pungutan liar, harga parkir yang tidak wajar dan bahkan mencapai berkali lipat dari harga biasa sehingga pengunjung merasa menjadi kurang nyaman karena hal-hal tersebut, sedangkan tujuan dari pengunjung umumnya adalah untuk bersantai mencari ketenangan dan menikmati pemandangan yang disuguhkan dari kawasan wisata tersebut (www.wisatamelayu.com, 2009). Berdasarkan seluruh penjabaran diatas maka optimalisasi pengembangan objek wisata Bukit Gundaling memerlukan peran serta masyarakat dan kordinasi dengan pemerintah sebagai kontrol dan mengakomodasi pelaku pendukung kegiatan pariwisata tersebut, karena dalam pariwisata, masyarakat merupakan nilai tambah yang sangat penting dan mempunyai keputusan yang harus dipertimbangkan (Garrod, 2001) sehingga dapat terbentuk suatu koordinasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah dengan tetap meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan, serta memungkinkan efisiensi dan efektivitas pengembangan kawasan Bukit Gundaling berdasarkan peran serta masyarakat. Keuntungan dari adanya penerapan konsep peran serta masyarakat berbasis komunitas dalam perkembangan dan pengelolaan kawasan objek wisata Bukit Gundaling adalah untuk mempermudah instansi terkait (pemerintah) sebagai pengelola kawasan untuk melakukan kontrol, dan melakukan pemenuhan kebutuhan akan kelengkapan sarana prasarana pendukung pada kawasan tersebut, karena instansi terkait atau pemerintah sebagai pengelola tunggal kawasan telah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi kawasan melalui hubungan yang dijalin dengan masyarakat sebagai pelaku pendukung kegiatan pariwisata, dimana masyarakat akan selalu lebih tau akan kebutuhannya, hal ini disebabkan mereka sehari harinya tinggal dan melakukan kegiatan dikawasan tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Kawasan wisata Bukit Gundaling tersebut termasuk salah satu objek wisata unggulan, sehingga memberikan dampak positif terhadap meningkatkannya perekonomian daerah. Selain udara yang sejuk juga pemandangan alam yang masih asri menjadi daya pikat utama. Berbagai
4 potensi seperti atraksi kuda tunggang dan delman yang telah ada sejak lama terus berkembang hingga sekarang mampu menjadi daya tarik utama kawasan Bukit Gundaling. Akan tetapi pada kenyataannya, terdapat beberapa permasalahan terkait dengan kondisi fisik dan pengelolaan yang kurang baik terhadap kawasan wisata Bukit Gundaling yang mengakibatkan menurunnya minat wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata penelitian, masalah yang terjadi dikawasan Bukit Gundaling ialah masalah kualitas lingkungan dan masalah sosial yang berdampak pada masyarakat, masalah masalah tersebut ialah: 1
Masih adanya masyarakat Gundaling yang belum sadar wisata. Hal ini ditandai oleh fasilitas umum yang terlihat kotor, rambu-rambu lalu lintas yang ada dikawasan Bukit Gundaling banyak yang hilang, sehingga membingungkan pengunjung, serta masih banyaknya sampah hasil pencernaan kuda yang terlihat tidak dibersihkan sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
2
Kurangnya koordinasi Pemerintah dan pelaku pendukung kegiatan pariwisata sehingga masyarakat merasa terabaikan dalam pengelolaan kawasan tersebut.
3
Harga parkir yang mencapai dua kali lipat dari harga yang telah ditetapkan misalnya harga parkir mobil yang mencapai Rp 20.000/parkir.
4
Menurunnya pendapatan sektor informal pendukung kawasan tersebut.
5
Menurunnya wisatawan yang berkunjung.
6
Fasilitas yang ada dikawasan Bukit Gundaling banyak yang rusak dan tidak terawat.
7
Kotoran-kotaran dari hasil pencernaan yang menimbulkan bau yang tidak sedap dan membuat pemandangan yang kumuh dan kotor.
8
Sampah-sampah plastik dan daun yang berserakan disekitar kawasan. Berdasarkan masalah-masalah yang diuraikan diatas maka dapat dikatakan pengelolaan
kawasan Bukit Gundaling tidak dikelola dengan baik, sehingga muncul research question yaitu Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling?
1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1
Tujuan
Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran serta masyarakat sebagai pendukung kegiatan pariwisata terhadap pengelolaan objek wisata Bukit Gundaling, dan bagaimana pengelolaan kawasan wisata dengan melibatkan masyarakat. 1.3.2
Sasaran Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: Mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan wisata Bukit Gundaling. Mengidentifikasi aktivitas pariwisata kawasan Bukit Gundaling.
5 Menganalisis sistem pengelolaan kawasan wisata dikawasan Bukit Gundaling. Menganalisis aktivitas masyarakat lokal terhadap objek wisata Bukit Gundaling. Menganalisis peran serta masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.4.1 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam studi ini dibatasi karakteristik wilayah studi yaitu kawasan wisata Bukit Gundaling. Materi yang akan dibahas dalam studi ini akan dibatasi dengan materi tentang peran serta masyarakat, dan pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling. Adapun pembahasan materi tersebut adalah 1. Akan dijelaskan mengenai masyarakat dalam lingkup kawasan objek wisata Bukit Gundaling, masyarakat yang dimaksudkan ialah sejumlah manusia yang dikelompokkan dalam suatu lingkup
kawasan yang berhubungan tetap dan
memiliki
kepentingan yang sama
(http://majidbsz.wordpress.com, 2009). Sehingga pelaku pendukung kegiatan pariwisata dikawasan Bukit Gundaling didefenisikan menjadi semua pelaku yang memiliki sumber mata pencaharian dari kawasan objek wisata Bukit Gundaling, seperti penjual cendera mata, makanan khas, jasa tikar, jasa photo, jasa parkir, jasa delman dan kuda, penjual bunga dan berbagai kegiatan lainnya yang ada dikawasan Bukit Gundaling. 2. Pelibatan melalui peran serta masyarakat merupakan salah satu langkah dalam pengembangan dan perkembangan kawasan wisata. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah analisis peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan, dengan variabel yang digunakan adalah stakeholder yang terlibat, sehingga diharapkan dapat memperlihatkan bentuk keterlibatan seluruh masyarakat dan dampak yang ditimbulkan dari keterkaitan tersebut. 3. Analisis peran serta pemerintah sebagai pengelola dalam pengembangan objek wisata Bukit Gundaling, variabel yang digunakan adalah pemberian pelatihan, modal/ usaha, dan bagaimana sistem pengelolaan yang dilakukan pemerintah sebagai pengelola tunggal dimana akan memunculkan saran atau rekomendasi yang didapat dari analisis yang telah dilakukan. 4. Mengkaji literatur terkait dengan karakteristik pariwisata yang berbasis pada masyarakat, serta mengkaji mengenai bentuk-bentuk pelibatan masyarakat didaerah, atau kawasan yang telah menggunakan dan mengembangkan konsep peran serta serta telah sukses dilakukan pada kawasan lain, yang kemudian akan digunakan menjadi best practices.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Dataran Tinggi Kabupaten Karo secara administratif terdiri dari 17 Kecamatan, yang terdiri dari 258 desa dan 10 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Karo tercatat sebesar 212.725 Ha, atau sekitar
6 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara, secara geografis Kabupaten Karo berada pada 2° 50’ sampai dengan 3° 19’ Lintang Utara, dan 97° 55’ sampai dengan 98° 38’ Bujur Timur. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata, baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah dan sejarah tehnologi. Mengingat letaknya, Kabupaten Karo memiliki posisi yang menguntungkan, yaitu sebagai daerah penyangga (hinterland) dari Ibu Kota Sumatera Utara. Adanya potensi sektor pariwisata yang dimiliki Kabupaten Karo sangat besar karena dukungan letak geografis yang berada pada dataran tinggi (plateu), serta masih banyak potensi wisata lain yang belum dikembangkan secara maksimal. Sektor
Pariwisata
Kabupaten
Karo
sangat
potensial
mendongkrak
peningkatan
perekonomian daerah, sebab dari sektor ini dapat dimanfaatkan untuk menampung tenaga kerja sekaligus membuka lapangan kerja sehingga mengurangi tingkat pegangguran di Kabupaten Karo pada khususnya, dan di Provinsi Sumatera Utara pada umumnya mengingat jumlah potensi yang dapat dikembangkan dengan maksimal masih sangat banyak. Pada studi ini wilayah yang diambil sebagai wilayah studi yaitu kawasan Bukit Gundaling yang terdapat di kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara
: Desa Merdeka
Sebelah Timur
: Kelurahan Rumah Berastagi
Sebelah Selatan
: Desa Cinta Rakyat
Sebelah Barat
: Kelurahan Jalan Udara
Sumber: (http: karokab.go.id.2010)
7
8 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat digolongkan menjadi manfaat penelitian terhadap disiplin ilmu (teoritis), serta manfaat praktis yang dijadikan acuan penerapan secara langsung.
1.5.1
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota yakni terkait perencanaan kawasan yang dipadukan dengan peran serta masyarakat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal mengenai kondisi pariwisata dan bentuk pelibatan masyarakat dikawasan Bukit Gundaling. Memberikan pemasukan kepada pemerintah mengenai kondisi yang ada, sehingga dapat dilakukan perencanaan lebih lanjut.
1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan spesifikasi arahan pengembangan kawasan Bukit Gundaling yang berbasis pada peran serta masyarakat lokal. Dengan adanya konsep CBT diharapkan dapat memberi masukan yang lebih spesifik bagi pengembangan dan pengelolaan kawasan yang baik dari segi pemerintah sebagai pengelola dan masyarakat sebagai aspek yang terkait dalam pengelolaan tersebut, sehingga kawasan wisata Bukit Gundaling berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
1.6 Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota Sektor pariwisata merupakan pembangunan yang berkelanjutan dan sangat terkait dengan ilmu perencanaan wilayah dan kota, yang membahas tentang bagaimana sebuah proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dan kesesuaian dari sumber daya alam, khususnya tema yang di ambil. Sektor pariwisata tersebut merupakan salah satu sektor pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan dan melibatkan masyarakat didalamnya, dan telah dicanangkan sesuai dengan program yang telah disusun oleh pemerintah daerah dan sama dengan tujuan pembangunan nasional. Dari obyek studi kawasan yang diangkat dapat membantu memberikan gambaran tentang adanya permasalahan di sektor pariwisata, dan permasalahan dalam pengelolaan kawasan. Posisi penelitian dalam bidang ilmu perencanaan wilayah dan kota adalah sebagai salah satu cara atau proses mengidentifikasi dalam suatu sektor pembangunan yang berkelanjutan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang ada, sehingga dapat memberikan evaluasi baru. Dengan adanya penelitian yang dilakukan sehingga dapat dijadikan sebagai penelitian yang layak, karena
9 dapat menghasilkan suatu realita demand dan supply sehingga dapat, dan diharapkan bermanfaat bagi ilmu perencanaan wilayah dan kota. Ilmu Perencanaan Wilayah Kota
Perencanaan Kota
Perencanaan wilayah Peningkatan pendapatan daerah dari sektor pariwisata Perencanaan pariwisata
Pengembangan sektor pariwisata Pengembangan kawasan wisata berdasar peran serta masyarakat Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2011
Gambar 1.2 Posisi Penelitian 1.7 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian merupakan salah satu syarat mutlak keabsahan suatu karya ilmiah yang dapat ditinjau dari ide dasar penelitian dan perbandingan penelitian dengan penelitian lain yang sejenis. Studi penelitian yang dilakukan dalam studi ini berjudul” Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Bukit Gundaling Kabupaten Karo”. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan mungkin ada yang menyerupai, namun secara substansial penelitian ini dirasakan belum banyak diungkap oleh berbagai kalangan peneliti, terutama pada wisata alam di Kabupaten Karo. Adapun keaslian penelitian dapat dilihat melalui beberapa kajian hasil studi yang sudah ada sebelumnya pada Tabel 1.1.
10 TABEL I.1 KEASLIAN PENELITIAN “PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BUKIT GUNDALING KABUPATEN KARO.”
Judul
Peneliti
PENELITIAN A
PENELITIAN B
PENELITIAN C
PENELITIAN D
Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Bukit Gundaling Kabupaten Karo
Pengembangan Periwisata Berbasis Aspirasi Masyarakat (Studi kasus Agro Pagilaran Kec. Blado Kab. Batang)
Karakteristik Pemberdayaan Massyarakat Lokal Dalam Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Rawa Jombor Kabupaten Klaten
Kajian Kesiapan Masyarakat Terhadap Kebutuhan Wisatawan di Kawasan Wisata Argo Bangunkerto Sleman, Yogyakarta
Ismail Lesi Roy G
Achmad Antoni
Septyati
Apri Porwanti Ningsih
Ganjarsari
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling.
Melakukan identifikasi berbasis masyarakat sekitar agrowisata Pagilaran dan pengunjung terhadap pengembangan agrowisata Kabupaten Batang Agrowisata Pagilaran Batang
Untuk mengkaji karakteristik pemberdayaan masyarakat lokal dalam keberlanjutan pengembangan kawasan.
Mengkaji wujud kesiapan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan
Rawa Jombor Kab. Klaten
Kawasan Wisata Argo Bangunkerto Sleman, Yogyakarta
Wilayah Studi
Kawasan wisata Bukit Gundaling, Berastagi
Metode Penelitian Pengumpulan data Metode analisis Pendekatan studi
Wawancara. Deskriptif kualitatif dan kualitatif komparatif.
Metode analisis swot. Deskriptif kualitatif dan komparatif kualitatif.
Wawancara. Deskriptif kualitatif dan komparatif kualitatif.
Kuantitatif Diskriptif (a priory segmentation, analisis Faktor, Pembobotan Likert, Uji Relibilitas) dan Kualitatif deskriptif
Peran serta masyarakat Bukit Gundaling terhadap pengembangan dan pengelolaan objek wisata Bukit Gundaling.
Komponen pariwisata yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata yaitu daya tarik utama dan pendukung.
Keberadaan tokoh masyarakat cukup berpengaruh sebagai awal perolehan stimulus modal dari pihak eksternal dalam pengembangan aktivitas perikanan keramba.
Kesiapan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan wisatawan
Hasil temuan studi
Sumber : Hasil Analisis penyusun, 2011
11
1.8 Kerangka Pikir
12
Pariwisata sebagai suatu industri dapat diasumsikan sebagai salah salu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat, terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan merangsang munculnya sektor informal baru seperti aneka makanan khas, cenderamata, kerajinan tangan, jasa pemandu wisata dan transportasi. Selain itu pariwisata juga diartikan sebagai kegiatan wisata yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia yaitu kegiatan perjalanan (travelling). Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata, baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah dan sejarah teknologi. Mengingat
letaknya, Kabupaten Karo mempunyai posisi
yang menguntungkan untuk
dikembangkan sebagai kawasan wisata maupun daerah tujuan wisata, yaitu sebagai daerah penyangga Ibu Kota Sumatera Utara dan merupakan dataran tinggi yang memiliki alam yang bagus dan masih asri. Wilayah Kabupaten Karo semakin lama kian banyak menjadi perhatian pengunjung, sehingga tingkat kunjungan wisata terus meningkat. Potensi sektor pariwisata yang dimiliki Kabupaten Karo sangat besar karena dukungan letak geografis di jalur singgah atau rest area dari berbagai daerah di Provinsi Sumatera Utara. Berkaitan dengan potensi alam yang dimiliki, Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata dan saat ini telah banyak dikembangkan sebagai potensi wisata yang baru, tapi dengan munculnya kawasan wisata yang baru, maka kawasan yang dulu sudah berkembang/ sudah ada kian merosot kualitasnya, dikarenakan menurunnya perhatian pemerintah sebagai pengelola beralih kepada pembangunan kawasan wisata yang baru sehingga kawasan wisata yang sudah ada menjadi terbengkalai dan kurang perawatan, salah satunya adalah wisata alam yang sangat menarik dan berpotensi dalam sektor pariwisata ialah kawasan wisata Bukit Gundaling. Kawasan Bukit Gundaling dulu termasuk salah satu objek Wisata unggulan, sehingga memberikan dampak positif terhadap meningkatkannya perekonomian daerah. Selain udara yang sejuk, juga pemandangan alam yang masih asri menjadi daya pikat utama. Akan tetapi sejalan dengan waktu, permasalahan yang dihadapi pada kawasan ini bermunculan, diantaranya adalah daya tarik wisata yang belum ditunjang dengan kesiapan masyarakat, serta pengelolaan yang belum maksimal dan bahkan mengalami penurunan, kondisi kawasan ini juga mengalami degradasi kualitas sehingga tidak lagi mampu memberikan citra kawasan wisata yang menarik dan kepuasan bagi wisatawan. Berdasarkan masalah-masalah yang diuraikan diatas, maka dapat ditarik suatu research question yaitu “Bagaimanakah peranserta dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling?”. Dengan dasar tersebut penelitian yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mengkaji, mengidentifikasi kondisi kawasan wisata tersebut, serta menganalisis pengelolaan kawasan wisata
13 Bukit Gundaling sehingga nantinya diketahui bagaimana seharusnya pengelolaan kawasan wisata yang baik dan melibatkan masyarakat didalam pengelolaan kawasan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan langkah–langkah dengan mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan, dan sistem pengelolaan kawasan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengelola, sehingga diketahui bagaimana pengelolaan kawasan ini berjalan, dan bagaimana masyarakat selaku pendukung kegiatan pariwisata dikawasan Bukit Gundaling terlibat dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling, sehingga pada akhirnya dapat direkomendasikan suatu sistem, cara dan teknik pengelolaaan kawasan yang baik yang seharusnya dijalankan sesuai dengan kepentingan masyarakat serta keterlibatan masyarakat tersebut didalam pengelolaanya.
1.9 Metode penelitian Dalam melakukan penelitian ini, pemahaman kepada proses pelaksanaan studi perlu dilakukan. Agar penelitian yang telah terlaksana akan lebih terfokus, sehingga pembahasan yang dilakukan dapat terstruktur dan mendapat hasil yang maksimal. Hal tersebut akan dilakukan melalui pendekatan studi, kebutuhan data, analisis data, dan interpretasi data. Dimana penelitian deskriptif adalah analisis yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu yang terjadi, dimana peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun, 1978: 4). Berdasarkan jenis permasalahan yang diteliti, penelitian deskriptif ini kemudian masuk ke dalam jenis penelitian survei. Dimana penelitian survei merupakan penelitian yang dilaksanakan untuk memperoleh fakta-fakta dari fenomena yang ada, serta mencari keterangan secara faktual, dan penelitian dilakukan pada saat yang bersamaan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus maupun menggunakan sampel (Nazir, 1988: 65).
1.9.1 Definisi Operasional Agar tercipta kesamaan persepsi untuk meningkatkan pemahaman mengenai penelitian ini, maka diperlukan beberapa pengertian mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah:
Masyarakat Masyarakat yang dimaksudkan adalah masyarakat yang tergabung dalam kelompok masyarakat yang tinggal dikawasan Bukit Gundaling, serta penduduk yang berupaya mendaya gunakan Bukit Gundaling melalui aktivitas pariwisata/ usaha pendukung kegiatan pariwisata.
Peran serta Peran serta adalah proses timbulnya kesadaran dari stakeholder yang terlibat, mengenai keterkaitan antar mereka dalam mencapai tujuan yang sama. Keterkaitan tersebut timbul dalam suatu kondisi, dimana setiap stakeholder yang terlibat merupakan bagian dari kelompok-
14 kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Sehingga antar kelompok atau antar masyarakat tersebut saling bekerjasama dan terlibat untuk menciptakan suatu kondisi ideal yang mereka harapakan (Syahyuti, 2007).
Sistem Pariwisata Komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam kegiatan pariwisata Bukit Gundaling yaitu antara masyarakat sebagai penyedia atraksi, promosi, transportasi, informasi, dan pelayanan serta pemerintah sebagai pengelola kawasan tersebut.
1.9.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Dalam hal ini, penelitian didasarkan pada fenomena yang terjadi pada kawasan wisata Bukit Gundaling, yakni adanya perkembangan yang mengarah pada optimalisasi potensi pariwisata yang dimiliki. Pengembangan dan pengelolaan wilayah dengan menggunakan konsep peran serta, merupakan salah satu cara efektif yang dapat digunakan. Karena penelitian yang dilakukan lebih terfokus pada peran serta masyarakat sebagai pelaku kegiatan pariwisata dalam sistem pariwisata dikawasan Bukit Gundaling, karena penelitian kulitatif dapat menjelaskan dengan lebih baik mengenai kondisi sosial yang dihadapi masyarakat dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Dengan metode kualitatif bisa didapatkan informasi (wawasan) mengenai sesuatu fakta atau informasi yang baru sedikit diketahui oleh lingkup masyarakat yang lebih luas. Selain itu metode kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif (Strauss & Corbin, 2003). Penelitian secara kualitatif pada umumnya, mencoba untuk memahami fenomena yang terjadi, khususnya aktivitas yang terjadi dalam kelompok masyarakat, kaitannya dengan sistem parwisata di kawasan Bukit Gundaling. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memahami sejauh mana peran serta masyarakat disekitar kawasan wisata Bukit Gundaling dalam mendukung pengelolaan kawasan, bagaimana masyarakat tersebut terlibat, dan pengoptimalan kegiatan pariwisata di kawasan Gundaling, yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat pelaku pendukung pariwisata Bukit Gundaling. Berdasarkan penjabaran diatas, tujuan dari penelitian dapat diaplikasikan dalam penelitian terhadap peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling, adalah untuk memperkuat analisis persepsi masyarakat terhadap pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling, sehingga dapat direkomendasikan bagaimana pengelolaan yang baik dan melibatkan masyarakat didalamnya. Masyarakat yang dimaksud adalah para pelaku pendukung kegiatan pariwisata yang ada dikawasan Bukit Gundaling, seperti jasa tikar, penjual jasa delman dan kuda tunggang, penjual souvenir, penjual bunga, jasa photo, pemilik warung dan berbagai aktivitas lainnya yang memiliki
15 sumber mata pencaharian dikawasan wisata Bukit Gundaling. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat diketahui pendapat masyarakat mengenai pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling. Karena konsep ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki sumber penghasilan dari kunjungan wisatawan menuju Bukit Gundaling, melalui progam-program yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat merupakan salah satu fokus yang diangkat dalam penelitian ini, karena dengan adanya masyarakat pelaku pendukung pariwisata ini akan menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian mereka.
1.9.3 Teknik Analisis Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif, dimana metode ini tidak menggunakan prosedur statistik dan jenis hitungan lainnya. Analisis ini lebih banyak menggunakan temuan yang dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung, ataupun buku, dokumen, foto, namun juga dapat menggunakan data yang telah dihitung untuk tujuan lain, seperti data sensus (Strauss & Corbin, 2003). Dengan menggunakan metode kualitatif ini, akan didapatkan suatu gambaran yang lebih jelas terhadap kondisi masyarakat dikawasan Bukit Gundaling. Sehingga dapat dijadikan titik awal untuk mengetahui seberapa besar peran mereka dalam aktivitas yang terjadi. Bagian dari metode analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Deskriptif Kualitatif Metode ini mentransformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan diintepretasikan, serta menyusun, memanipulasi dan menyajikan data menjadi suau informasi yang jelas dan mudah dipahami.
Komparatif Kualitatif Metode ini berupa uraian dari hasil membandingkan (komparatif) antara 2 hal atau lebih, yaitu antara hasil-hasil temuan selama pengumpulan data dengan teori-teori dan ketentuan-ketentuan yang ada, serta membandingkan dengan kawasan-kawasan yang telah melakukan hal serupa dan telah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan awal yang telah direncanakan.
1.9.4 Kerangka Analisis Menganalisa data adalah suatu tahapan dalam penelitian yang mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkat data, sehingga data mudah dibaca dan dapat menghasilkan informasi yang diperlukan dan lebig gamblang untuk dijabarkan. (Nazir, 2003: 358). Untuk memperjelas jenis-jenis analisis yang akan digunakan, maka dapat dilihat dalam bagan kerangka analisis. Kerangka analisis ini berisi tahapan dari input, proses yang kemudian diakhiri dengan output. Diagram kerangka analisis dapat dilihat pada Gambar 1.4.
16
17 1.9.5 Pengumpulan Data Secara umum, tahap pengumpulan data atau survei terdiri atas survei primer dan survei sekunder. Dalam tahapan ini, pengumpulan data dilakukan tanpa harus berpatokan secara kaku terhadap teknik analisis yang dilakukan, sehingga penggunaan data nantinya dapat saling melengkapi untuk mencapai validitas hasil analisis. Adapun cara-cara yang akan ditempuh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan, yaitu: Pengamatan langsung (Direct Observation) Salah satu cara untuk mengumpulkan data adalah melakukan pengamatan langsung di wilayah studi. Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan terhadap kondisi fisik di wilayah studi maupun non fisiknya yang ditinjau dari aktivitas masyarakat. Selain itu pengamatan yang dilakukan untuk mencari data berupa foto-foto wilayah studi yang terkait dengan tema studi, yaitu aktivitas yang dilakukan masyarakat dikawasan Bukit Gundaling sehingga dapat memperjelas informasi yang disampaikan. Wawancara (Interview) Kegiatan wawancara ini adalah merupakan pendekatan langsung ke masyarakat lokal yang memiliki sumber mata pencaharian sebagai pelaku kegiatan pariwisata dikawasan Bukit Gundaling. Wawancara ini juga ditujukan ke masyarakat dan kelompok usaha yang ada dikawasan Bukit Gundaling serta lembaga-lembaga yang terlibat yang memiliki peran dalam pengelolaan kawasan wisata tersebut. Wawancara yang dilakukan adalah In Depth Interview, yaitu berupa disukusi secara bebas atau mendalam, jadi pertanyaan diskusi bisa meluas sesuai dengan kebutuhan yang terjadi di lapangan dengan lawan bicaranya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan atau informasi yang lebih luas dan mendalam. Kevalidan dari sumber data ini adalah dengan menggunakan metode triangulasi, yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2005). Jadi penulis akan mecari informasi dari berbagai responden, yang mana data dianggap valid jika jawaban yang diberikan masing-masing responden sudah sejalan atau jawaban yang memiliki responden paling banyak. Sedangkan untuk survei sekunder, dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari sumber-sumber sekunder berupa literatur maupun instansi yang terkait. Kajian literatur Kajian literatur ini bersifat data normatif yang merupakan batasan-batasan legalitas formal yang ditetapkan oleh pemerintah, serta data teoritis yang merupakan teori-teori pendukung mengenai sistem pariwisata, masyarakat dan kelompok usaha, juga teori mengenai peran serta.
18 Survai instansi Dilakukan untuk mendapatkan data-data melalui instansi-instansi yang terkait dengan sistem aktivitas dan masyarakat yang terjadi, data-data ini dapat dikumpulkan dari: masyarakat, Dinas Pariwisata dan pengelola kawasan wisata dan stakeholder terkait lainnya. Teknik sampel yang digunakan dalam survei lapangan peneliti menggunakan snowball sampling (sampel bola salju), yaitu peneliti berusaha mencari informasi yang relevan dengan berdasar pada referensi yang diberikan oleh informan kunci dan informan-informan yang telah ditemui. Alasan digunakannya snowball sampling dengan pertimbangan bahwa peneliti tidak mengetahui responden yang akan dituju sehingga diperlukan bantuan nara sumber kunci (key informan) kaena dianggap lebih mengerti kawasan secara luas yaitu Dinas pariwisata kepala bagian objek yang kemudian merekomendasikan orang yang dianggap relevan dikawasan Bukit Gundaling. Kuncinya di sini adalah, jika sudah mulai terjadi pengulangan maka wawancara sudah bisa dihentikan.
Ketua jasa kuda & delman
Anggota Jasa kuda & delman
Penjual souvenir
Penjual souvenir
Penjual penjual bunga
Dinas Pariwisata Kabag Objek
Ketua jasa tikar
Anggota Jasa tikar
Penjual makanan/warung
Sumber: modifikasi penyusun dari Sugioyono, 2005
Gambar 1.5 Teknik Pengambilan Sampel Snowball
1.9.6 Tahap Analisis Substansi yang akan dianalisis didasarkan pada penetuan variabel data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Substansi utama yang akan dianalisis yaitu kelompok usaha dan masyarakat, aktivitas masyarakat pelaku pendukung kegiatan pariwisata, dan peran serta masyarakat pelaku pendukung pariwisata tersebut. Tiga substansi utama ini kemudian digunakan sebagai acuan menarik perkiraan awal penelitian sehingga memunculkan analisis-analis baru yang mendukung untuk menemukan tujuan dari hasil penelitian ini. Analisis kondisi eksisting untuk mengetahui kondisi kawasan wisata Bukit Gundaling secara terperinci, sehingga dapat digambarkan dan mudah dijabarkan kondisinya secara gamblang bagaimana faktor kondisi tersebut terhadap kunjungan wisatawan. Analisis sistem pariwisata menjelaskan mengenai kondisi umum sistem pariwisata di kawasan Bukit Gundaling terkait pengelolaan yang dilakukan pemerintah dan bagaimana masyarakat terkait didalamnya, seperti apa pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata tersebut, hal tersebut dilihat dari wisatawan yang datang berkunjung, atraksi yang
19 ditawarkan apa saja, aksesibilitas yang ada dikawasan tersebut, amenitas apa saja yang menunjangnya, serta informasi dan promosi yang tersedia dikawasan objek wisata Bukit Gundaling. Analisis masyarakat pelaku kegiatan pariwisata, terdiri dari analisis produk barang dan produk jasa yang ditawarkan, dan bagaimana masyarakat tersebut terlibat didalam aktivitas pariwisata itu sendiri, sehingga dampak yang ditimbulkan dari aktivitas yang mereka hasilkan tersebut dapat menjadi gambaran dan masukan yang jelas terhadap analisis yang selanjutnya. Analisis aktivitas untuk mengetahui bagaimana masyarakat tersebut terlibat dalam sistem yang terjadi dikawasan wisata Bukit Gundaling, serta kegiatan dan atraksi apa yang mereka hasilkan, dan atraksi seperti apa yang mereka tawarkan untuk menarik pengunjung. Analisis sarana prasarana untuk mengidentifikasi jumlah dan bagaimana kondisi sarana prasarana yang ada dikawasan Bukit Gundaling, sehingga dapat digambarkan atau dijabarkan dengan gamblang bagaimana kondisi kawasan ini secara terperinci.
TABEL I. 2 JENIS ANALISIS No.
Jenis Analisis
Tujuan
Hipotesis
Hasil
Teknik Analisis
1.
Analisis sarana prasara
Untuk mengidentifikasi sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana dikawasan Bukit Gundaling mencukupi dan masih layak
Kondisi sarana dan prasarana yang ada dikawasan Bukit Gundaling pada saat ini
Diskripsi kualiatif, data data dari hasil wawancara maupun dari dokumen Diskripsi kualitatif, datadata hasil wawancara dan dokumen
2
Analisis aktivitas masyarakat
3
Analisis pariwisata
Mengetahui keberadan atraksi, aksesibilitas, informasi dan promosi dalam aktivitas pariwisata Untuk mengetahui aktivitas masyarakat terhadap kawasan Bukit Gundaling.
Mengidentifikasi dan menganalisis produk jasa yang dihasilkan oleh masyarakat.
Munculnya atraksi Kondisi empiris atraksi baru dalam mengenai sistem Kawasan Gundaling. demand yang ada pada Aksesibiltas yang ada pariwisataGundaling sudah dapat menunjang Untuk mengetahui keberlangsungan sistem aktivitas yang pariwisata di kawasan diisukan ilegal tetapi Gundaling masih berjalan. Informasi yang tersedia belum mampu menjabarkan secara rinci mengenai aktivitas yang terjadi dalam kawasan Bukit Gundaling Promosi yang dilakukan adalah promosi mengenai Bukit Gundaling, namun untuk atrkasi lainnya belum tampak Munculnya aktivitas tertentu yang mengakibatkanterjadinya masalah internal kawasan Jumlah wisatawan yang Mengetahui jenis datang ke BukitGundaling atrkasi yang ditawarkan berbanding lurus dengan untuk menarik minat jumlah wisatwan yang wisatawan menikmati atraksi yang
Diskripsi komparatif presepsi antara tiap stakeholder,
20 ditawarkan masyarakat
4
Analsisis peran serta masyarakat
5
Analis pengelolaan
Mengetahui keterkaitan aktivitas dari masyarakat dan sistem pariwisata, sehingga mengetahui sejauh mana peran yang dilakukan oleh masyarakat dalam sistem yang ada Untuk mengetahui bagai mana pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah
Peran masyarakat terhadap sistem pariwisata yang ada kecil, karena pasar penjualan hanya pada kawasan Bukit Gundaling
Pengelolaan kawasan wisata yang terabaikan karena pengembangan kawasan wisata baru Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling sangat Minim
Mengetahui sejauh mana keterlibatan masyarakat dan dampak yang dihasilkan
pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah dan bagaimana pelibatan masyarakat didalamnya
yang dikaitkan dengan teori dan ketentuan terkait Diskripsi kualitatif dan komparatif kulaitatif dari sistem aktivitas yang terjadi
Diskripsi kualitatif, data-data hasil wawancara dan dokumen
Sumber : Penyusun, 2011
1.9.7 Tahap Kompilasi Data Data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut: a
Tahap Kategorisasi/ Klasifikasi Data Tahap ini merupakan pengolahan data dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan dan tujuannya. Hal ini untuk memudahkan dalam proses analisis.
b
Tahap Verifikasi Data Tahap verifikasi ini dilakukan bertujuan agar data yang diperoleh akurat dan dapat dipercaya, sehingga data yang diperoleh dari lapangan tersebut sah (valid) dan dapat dipercaya. Agar data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan penelitian (Creswell, 1994: 149), maka dilakukan:
Data dan informasi (hasil wawancara) yang diperoleh dari informan diperiksa kembali dengan melontarkan pertanyaan yang sama kepada informan lain. Jika jawaban tersebut sama, maka data yang dianggap akurat (cocok), sah dan dapat dipercaya.
Jika data dan informasi yang diperoleh menimbulkan keraguan atau tidak jelas bagi peneliti, maka peneliti akan menanyakan kembali ke informan (member check) pada saat itu atau pada pertemuan berikutnya.
c
Tahap Penyajian Hasil olahan data perlu disajikan secara representatif dan informatif. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembacaan hasil olahan data dengan cara memvisualisasikan data sehingga dapat dipahami dengan mudah. Hasil olahan dapat ditampilkan dalam bentuk deskriptif, tabulasi dan gambar.
21 1.10 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan mengenai studi pariwisata ini adalah sebagai berikut : BAB
I
PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang studi, perumusan masalah, tujuan, sasaran, dan manfaat studi, ruang lingkup, keaslian penelitian, posisi penelitian dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, kerangka pikir, sistematika penyusunan, kerangka analisis, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan dari studi pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling berbasis peran serta masyarakat.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berisi tentang pembahasan materi pariwisata alam yang disesuaikan dengan teori-teori pada kajian literatur sebagai penyusunan. Dalam kajian literatur ini terdapat pengertian pariwisata dan ,jenis pariwista, pengertian peran serta dan strategi pengembangan kawasan wisata berdasarkan peran serta masyarakat. BAB III TINJAUAN UMUM WILAYAH STUDI Pada bab ini menyajikan mengenai kondisi fisik dan sosial yang ada di wilayah studi, selain itu juga menampilkan mengenai gambaran kepariwisataan di wilayah studi. BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BUKIT GUNDALING YANG BAIK BERDASARKAN PERAN SERTA MASYARAKAT Bab ini berisi tentang analisis kondisi sarana prasarana eksisting kawasan wisata Bukit Gundaling, analisis peran serta masyarakat, analisis demand pariwisata, analisis produk dan jasa, analisis aktivitas, temuan studi dan keterkaitan temuan studi terhadap teori dan kondisi yang mempengaruhinya. BAB
V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi kesimpulan dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian yang nantinya menjadi garis besar.
11
1.8 Kerangka Pikir Kawasan wisata Bukit Gundaling
Kurangnya perhatian pemerintah sebagai pengelola terhadap objek
Pemerintah sebagai pengelola kawasan Bukit Gundaling
Masyarakat sebagai pelaku pendukung kegiatan pariwisata Bukit Gundaling
Peran pemerintah sebagai pengelola tidak terlihat
Masyarakat tidak dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan Bukit Gundaling
Masyarakat merasa terabaikan
Masyarakat menjadi tidak percaya terhadap pihak pengelola
Pemeliharaan kawasan yang kurang baik
Masyarakat bersifat pasif terhadap kondisi dan pengelolaan kawasan Bukit Gundaling
Menurunnya pendapatan penduduk
Parkir ilegal Pungutan liar
Menurunnya kunjungan ke Bukit Gundaling
Fasilitas tidak terawat Tenda tenda yang tidak teratur
Penurunan kualitas kawasan wisata Bukit Gundaling
Kotoran kuda yang menimbulkan bau Penumpukan sampah
Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling?.
Identifikasi dan analisis objek wisata Bukit Gundaling
Kondisi eksisting kawasan wisata Bukit Gundaling Analisis masyarakat dalam sistem pariwisata
Identifikasi dan Analisis aktivitas masyarakat lokal terhadap objek wisata Bukit Gundaling
warung makan angkutan umum penginapan pedagang asongan souvenir/cinderamata
jasa photo jasa tikar/tenda penjual bunga jasa kuda/delman jasa parkir
Analisis peranserta masyarakat sebagai pelaku pendukung kegiatan pariwisata
Kebutuhan masyarakat dalam sistem pariwisata Analisis pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling yang baik dengan pelibatan masyarakat
Pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling dengan pelibatan masyarakat
Kesimpulan dan Rekomendasi
Gambar 1.8 Kerangka Pikir Sumber: penyusun 2011
Identifikasi dan analisis pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling
Pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling
11 INPUT
Kawasan wisata Bukit Gundaling
PROSES
Identifikasi dan analisis objek wisata Bukit Gundaling
Identifikasi danAnalisis aktivitas masyarakat lokal terhadap objek wisata Bukit Gundaling
Analisis peranserta masyarakat sebagai pelaku pendukung kegiatan pariwisata
Pengelolaan kawasan wisata
Identifikasi dan analisis pengelolaan kawasan wisata Bukit Gundaling
UOTPUT
Kondisi eksisting kawasan wisata bukit Gundaling
jasa photo jasa tikar/tenda penjual bunga jasa kuda/delman jasa parkir
warung makan angkutan umum penginapan pedagang asongan souvenir/cinderamata
Kebutuhan masyarakat dalam sistem pariwisata
Bentuk dan sistem pengelolaan yang dilakukan pemerintah
Bukit Gundaling
Analisis pengelolaan kawasan wisata bukit Gundaling yang baik dengan pelibatan masyarakat
Pengelolaan kawasan wisata bukit Gundaling dengan pelibatan masyarakat
Kesimpulan dan Rekomendasi
GAMBAR 1. 4 KERANGKA ANALISIS PENELITIAN
Sumber: analisis penyusun, 2011