PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB AC Mandara Kendari (Study kasus Tuna Netra dan Tuna Grahita)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Keahlian Koperasi Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH NASRAWATY A1A1 11 029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016
ABSTRAK NASRAWATY (A1A1 11 029) telah melakukan penelitian dengan judul “peran Orang Tua Dalam Pendidikan Siswa Berkebutuhan Khusus Di SLB AC Mandara Kendari (study kasus tuna netra dan tuna grahita)“. Dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Jafar Ahiri, M.pd , sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. H. Muh. Syafa Abdullah, M.pd sebagai pembimbing II. Permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC (tuna netra dan tuna grahita) Mandara Kendari? Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah (1). Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya skripsi yang telah ada Untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti. dan dapat memberi gambaran mengenai Peranan orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti dalam bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau pembanding bagi penelitian lain yang relevan. (2). Dari segi praktis, skripsi ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas . Penelitian ini berlokasi di SLB AC Mandara Kendari Kecamatan Kendari barat Kabupaten Kendari . Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran tentang Peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus . Informan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 17 orang 6 orang informan kunci ( orang tua siswa) dan 11 orang informan pendukung ( kepala sekolah, guru, dan siswa SLB AC Mandara kendari). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu (1) teknik observasi, (2) teknik wawancara, (3) teknik dokumentasi.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Allah SWT karena atas rahmat hidayah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Siswa Berkebutuhan Khusus Di SLB AC Mandara Kendari (study kasus tunanetra dan tunagrahita)”. Terdapat
berbagai
kesulitan,
hambatan,
dan
tantangan
selama
penyusunanya. Namun atas bimbingan dan rahmat Allah SWT, tekad dan kemauan yang keras sehinga dapat terselesaikan. Oleh karna itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Jafar Ahiri , M.Pd selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. H.M. Syafa Abdullah, M.Pd selaku pembing II yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai dengan penyelesaian penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulisan banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, MS. Selaku Rektor Universitas Halu Oleo yang telah memberikn izin kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru, SH. M.Si Selaku Dekan Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo yang memberikan kemudahan adminstrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil peneitian ini dengan baik. vi
3. Rizal, S.Pd. M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan adminstrasi. 4. Dr. Ramly, M.Pd selaku ketua program studi pendidikan ekonomi yang telah memberikan semangat dan motivasi di dalam menyelesaikan studi terkhusus dalam memberikan kemudahan admintrasi. 5. Seluruh Bapak / Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmu pengetahuan bermanfaat selama menempuh kuliah di Program Studi Pendidikan Ekonomi. 6. Seluruh karyawan-karyawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Staf Prodi Pendidikan Ekonomi UHO. 7. Endah Purbojati S.pd selaku kepala sekolah SLB AC Mandara Kendari terima kasih atas izin yang diberikan sehinga penulis dapat melakukan penelitian di sekolah tersebut. 8. Bapak/ Ibu guru SLB AC Mandara Kendari terima kasih atas segala bantuannya, kepada ayahanda L. Nasir Ibunda tercinta Waode Nursiah dengan hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih telah mendidik, mengasuh, membersarkan, dan mendoakan. Serta kakakku Astaty, Nasrul dan adikku sartiah tersayang yang selalu menyemangati penulis dalam menyusun skripsi. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini
jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT pencipta alam semesta. Maka penulis membuka diri untuk menerima kritik kan dan saran yang sifatnya membangun untuk mendekati sebuah kesempurnaan. Demikian
vii
ucapan terima kasih dan penghargaan, akhirnya saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kendari, Januari 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ...................................................................................................... i Halaman Persetujuan ............................................................................................ ii Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................................ iv Abstrak ................................................................................................................. v Kata Pengantar ...................................................................................................... vi Daftar Isi ............................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Berlakang....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Dan Konsep..................................................................... 7 1. Peran Orang Tua Dalam Keluarga ...................................................... 7 2. Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga .................................................... 11 3. Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus.................................................. 20 a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus........................................ 20 b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus........................................ 23 c. Contoh Anak Berkebutuhan Khusus ............................................. 26 d. Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus .............................. 27 B. Penelitian Relevan .................................................................................... 29 C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 33 B. Jenis penelitian ...................................................................................... 33 C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33 D. Sumber Data dan Penelitian .................................................................... 34 E. Fokus Penelitian ..................................................................................... 35
ix
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36 G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data....................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum SLB AC Mandara Kendari ......................................... 40 B. Profil Informan ........................................................................................ 41 1. Informan Kunci ................................................................................. 41 2. Informan Pendukung ......................................................................... 43 C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................ 45 1. Peran orang Tua Melalui Edukatif .................................................... 45 2. Peran Orang Tua Melalui Afeksi...................................................... 49 3. Peran Orang Tua Melalui Sosialisasi ................................................ 51 4. Peran Orang Tua Melalui Fungsi Religius ........................................ 55
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A. Kesimpulan.............................................................................................. 59 B.
Saran .................................................................................................... 60
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi zaman ini kita diwajibkan untuk mempersiapkan diri terutama di kalangan generasi muda. Dalam hal ini yang paling utama adalah dalam bidang pendidikan merupakan suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain. Sebab, dari pendidikan inilah nantinya akan lahir generasi-genarasi penerus bangsa. Untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Agar dapat menjawab segala tantangan ilmu pengetahuan
dan
teknologi
(iptek)
pelaksanaan
pembangunan
dibidang
pendidikan diperlukan sumber daya manusia ( SDM ) yang produktif dapat membangun dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan dan pada akhirnya ikut membangun bangsa. Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak yang mempunyai kelainan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus.
1
2
Pendidikan
merupakan
proses
yang
sangat
menentukan
untuk
perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Khususnya pada anak penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran. Berkebutuhan khusus merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan dalam konteks pendidikan. Ada perbedaanyang signifikan pada penggunaan istilah berkebutuhan khusus dengan luar biasa atau berkelainan. Berkebutuhan khusus lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan mengembangkan kemampuannya secara optimal, sedang pada luar biasa atau berkelainan adalah kondisi atau keadaan anak yang memerlukan perlakuan khusus. Memahami anak berkebutuhan khusus berarti melihat perbedaan individu, baik perbedaan antar individu (interindividual) yaitu membandingkan individu denganindividu lain baik perbedaan fisik, emosi maupun intelektual, dan perbedaan antar potensi yang ada pada individu itu sendiri (intraindividual). Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK (anak berkebutuhan khusus) antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar
3
biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Anak berkebutuhan khusus (ABK) agak berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus berproses dan tumbuh, tidak dengan modal fisik yang wajar, karenanya sangat wajar jika mereka terkadang cenderung memiliki sikap defensif (menghindar), rendah diri, atau mungkin agresif, dan memiliki semangat belajar yang lemah. Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah definisi yang sangat luas, mencakup anak-anak yang memiliki cacat fisik, atau kemampuan IQ rendah, serta anak dengan permasalahan sangat kompleks, sehingga fungsi-fungsi kognitifnya mengalami gangguan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan anak berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan istilah terbaru yang digunakan, dan merupakan terjemahan dari children with special needs, ada satu istilah yang berkembang secara luas telah digunakan yaitu difabel, sebenarnya
merupakan
kependekan
dari
diference
ability.
Anak-anak
berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia Diperkirakan antara 3-7 %
4
atau sekitar 5,5-10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun menyandang ketunaan atau masuk kategori anak berkebutuhan khusus. Untuk meningkatkan pendidikan maka dibutuhkan suatu proses belajar mengajar, dalam system pendidikan nasional guru wajib mengeluarkan mata pelajaran agama islam dan bimbingan konseling di sekolah, Hal ini sudah diaplikasikan secara nasional untuk mendukung maksimalnya peran orang tua dalam pendidikan anaknya tersebut. Dengan demikian unsur keluarga merupakan hal yang penting sebelum mengarah lebih lanjut pada sekolah dan masyarakat. Mengingat pentingnya peranan keluarga itu terhadap pendidikan terutama terhadap anak-anaknya. Peranan orang tua yang langsung terhadap anak-anaknya juga adalah mendidik untuk menciptakan ilmu yang berguna baik melalui Sekolah yang berlangsung secara terus menerus maupun di lingkungan masyarakat di mana ia berada. Hal ini berarti penyediaan materi dan spirit anak-anaknya turut menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Peran orang tua dalam pendidikan anak tentunya sudah menjadi tugas utama dalam keluarga. SLB (sekolah luar biasa) AC Mandara Kendari yang terletak di kompleks UHO lama, kelurahan kemaraya adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar bagi siswa siswi penyandang disabilitas. pendidikan formal banyak ditentukan oleh pelaksanaan kegiatan belajar, baik dikelas maupun di rumah. Untuk meningkatkan kwalitas belajar mengajar siswa memerlukan cara belajar atau kebiasaan belajar sejak dini, baik dilingkungan sekolah maupun dirumah. Hal ini bertujuan untuk memberikan perencanaan yang cukup sehingga dapat menmpengaruhi kegiatan belajar siswa.
5
Berdasarkan hasil pengamatan awal dengan orang tua siswa SLB Mandara Kendari diperoleh informasi bahwa keinginan belajar siswa masih sangat kurang. Dan merekapun cenderung kurang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga sangat dibutuhkan peran aktif orang tuadalam menumbuh kembangkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar di rumah maupun di sekolah. Beranjak dari apa yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik mengkaji secara ilmiah mengenai peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB (sekolah luar biasa) mandara Kendari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC (tuna netra dan tuna grahita) Mandara Kendari? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu: Untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yang telah ada Untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti. dan dapat memberi gambaran mengenai Peranan orang tua dalam
6
pendidikan siswa berkebutuhan khusus Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti dalam bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau pembanding bagi penelitian lain yang relevan. 2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas .
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori Dan Konsep 1.
Peran Orang Tua dalam Keluarga Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, disebutkan bahwa peran
merupakan fungsi atau tugas seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh seseorang atau kelompok masyarakat Soekarno (1990 : 27) menjelaskan bahwa peran menccakup beberapa hal antara lain : Peranan melliputi norma-norma yang dihubungkan posisi dengan tempat kedudukan seseorang dalam mesyarakat atau serangkaian aturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat. Peran sebagai konsep perihal yang dilakukan individu dalam masyarakat sebagai pelaku organisasi. Peranan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social yang pokok. Menurut
Livinson (2007:213) menyebutkan bahwa peranan
mencakup tiga hal, yaitu: a. Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan
yang
membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat. b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu masyarakat sebagai individu. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu sebagai struktur sosial masyarakat.
7
yang penting
8
Salah seorang ahli Antropologi Indonesia Koendjiaraningrat menyatakan bahwa peran berhubngan dengan status sosial seseorang sebagai bentuk pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi dalam organisasi atau masyarakat (Soekanto, 1990:2). Dalam kaitannya antara peranan dan status maka Mayor polak berpendapat bahwa : 1) Peran menunjuk pada aspek dinamis dari status, 2) Peranan memiliki dua arti yaitu 2.1) dari sudut individu tersebut aktif, 2.2) Peranan secara umum menunjuk pada keseluruhan peranan itu dan menentukan apa yang dikerjakan seseorang untuk masyarakatnya, serta apa yang dapat diharapkan dari masyarakatnya itu ( Gunawan 2004:41). Seseorang dalam pengambilan peran, pembuatan peranan ataupun memainkan peranannya terutama pada situasi tertentu akan mempersangkutkan ketentuan-ketentuan pribadinya yang biasa berupa prestasi-prestasi pemikiran yang diteliti sehubungan dengan keberadaannya dalam suatu kelompok ditengahtengah atau dalam suatu lingkungan masyarakat. Peranan adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalm keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sanksi dan lainlain . Muhaimin (2005:146) menyatakan bahwa orang tua memainkan peranan penting dalam pendidikan keluarga dan senantiasa berusaha agar anaknya berkembang kearah yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku atau sesuai dengan cita-citanya. Sebagai pendidikan yang pertama dan utama, pendidikan dalam keluarga bertujuan untuk menghasilkan anak yang mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dimasyarakat atau dimanapun dia berada.
9
Oleh karena itu, suatu peranan yang senantiasa diambil harus dilandasi tanggung jawab serta terpenuhinya harapan dan cita-cita individu itu sendiri. Suparyanto (2011: 26). Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan sebuah prestasi dari ikatan perrkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk tahapan tertentu yang mengantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sukmana (2008:3) mengemukakan bahwa setiap orang tua mengharapkan agar anaknya berprestasi dalam belajarnya. Didalam lingkungan keluarga orang tualah yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, dan sudah layaknya apabila orang tua mencurahkan perhatian dan bimbingan untuk mendidik anak agar supaya anak tersebut memperoleh dasar-dasar dan pola pergaulan hidup pendidikan yang baik dan benar, melalui penanaman disiplin dan kebebasan secara serasi. Thamrin
(1985:8), yakni “orang tua dan anak hendaklah selalu
damai dengan demikian akan dapat membangkitkan minat si anak untuk belajar.” Menurut Miami (2010:2) dikemukakan bahwa “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan i b u dalam hal pengetahuan yang bersifat umum maupun khusus sangat diperhatikannya. Ini artinya dalam keluarga orang tua memberikan bekal pada anaknya secara global Didalam lingkungan keluarga orang tualah yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, dan sudah layaknya apabila supaya anak tersebut memperoleh dasardasar dan pola pergaulan hidup pendidikan yang baik dan benar, melalui
10
penanaman disiplin dan kebebasan secara serasi. Seperti yang dikemukakan oleh Thamrin (1985:8), yakni “orang tua dan anak hendaklah selalu damai dengan demikian akan dapat membangkitkan minat si anak untuk belajar.” Menurut Miami (2010:2) dikemukakan bahwa “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya”. Sedangkan menurut Widnaningsih (2010:15) menyatakan bahwa “orang tua merupakan seorang atau
dua orang ayah-ibu
yang bertanggung jawab
pada keturunannya semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa tubuh maupun sifat-sifat moral dan spiritual”. Peran orang tua akan sangat dipengaruhi oleh peran-perannya atau kesibukannya yang lain. Misalnya, seorang ibu yang disibukkan pekerjaannya akan berbeda dengan perannya ibu yang sepenuhnya konsentrasi dalam urusan rumah tangga. Bagaimanapun peran seseorang sebagai orang tua, ditentukan pula oleh kepribadiannya. Secara umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak: a)
Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat
b)
Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (keluarga, masyarakat, kebudayaan)
c)
Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak.
peran orang tua
merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap sebagai orang yang mempunyai tanggung jawab dalam satu keluarga, dalam hal ini khususnya peran terhadap anaknya dalam hal
11
pendidikan, keteladanan, kreatif sehingga timbul dalam diri anak semangat hidup dalam pencapaian keselarasan hidup di dunia ini. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua mempunyai
tanggung
jawab yang berat dalam
memberikan
bimbingan kepada anak-anaknya, tokoh ayah dan ibu sebagai pengisi hati nurani yang
pertama harus melakukan tugas yang pertama adalah membentuk
kepribadian anak dengan penuh tanggung jawab dalam suasana kasih saying antara orang tua dengan anak. Dalam sebuah keluarga orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama. Keutamaan yang ada pada dirinya bukan saja karena sebagai petunjuk jalan dan bimbingan kepada anak tetapi juga karena mereka adalah contoh bagi anak-anaknya. Dengan demikian orang tua dituntut untuk mengarahkan, menuntut/membimbing anak karena anak pada kenyataannya bukanlah orang dewasa yang berbentuk kecil. Sehingga sebagai orang tua mempunyai kewajiban memelihara keselamatan kehidupan keluarga, baik moral maupun material. 2.
Fungsi orang tua dalam keluarga Menurut
Ahmadi
(2001:4), penjelasan tentang orang tua dalam
pendidikan adalah Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada didalamnya memiliki tugas masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan didalam atau diluar keluarga. Fungsi disini mengacu
pada
peranan
individu
mengetahui, yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban.
dalam
12
Membangun karakter berarti mendidik. Untuk berpikir tentang pendidikan dapat kita mudahkan dengan membuat analogi sebagaimana seorang petani yang hendak bertanam di ladang. Anak yang akan dididik dapat diibaratkan sebagai tanah, isi pendidiklah sebagai bibit atau benih yang hendak ditaburkan, sedangkan pendidik diibaratkan sebagai petani. Untuk mendapatkan tanaman yang bagus, seorang petani harus jeli menentukan jenis dan kondisi lahan, kemudian menentukan
jenis
bibit
yang
tepat,
serta
cara
yang
tepat,
setelah
mempertimbangkan saat yang tepat pula untuk menaburkan bibit. Setelah selesai menabur, petani tidak boleh diam, tetapi harus memelihara, dan merawatnya jangan sampai kena hama pengganggu Suharsimi (2004: 1). Membangun karakter anak, yang tidak lain adalah mendidik kejiwaan anak, tidak semudah dan sesederhana menanam bibit. Anak adalah aset keluarga, yang sekaligus aset bangsa. Membesarkan fisik anak, masih dapat dikatakan jauh lebih mudah dengan mendidik ajiwa karena pertumbuhanya dapat dengan langsung diamati, sedangkan perkembangan jiwa hanya diamati melalui pantulannya. Oleh karenanya, sejak dini pada anak perlu ditanamkan nailai-nilai moral sebagai pengatur sikap dan perilaku individu dalam melakukan interaksi sosial di lingkungan keluarga, masyarakat
maupun
bangsa
(Gunarwan,2005:10).
Terdapat
tiga
teori
perkembangan yang diyakini menentukan hasil jadi seorang anak. Pertama, teori tabula rasa, yakni teori yang menyatakan bahwa hasil jadi seorang anak sangat ditentukan seperti apa dia dididik. Teori ini mengibaratkan anak sebagai kertas putih yang kosong, tergantung siapa yang menulis dan melukisnya. Menulis dengan rapi atau dengan mencoret-coret bahkan diremas hingga kumal. Semua
13
tergantung yang memegang kandali atas kertas putih tersebut. Kedua, teori genotype, yang menyatakan bahwa hasil akhir seorang anak sangat ditentukan oleh gen (sifat, karakter, biologis) orang tuanya. Pepatah sering mendukung teori ini dengan perumpamaan : air hujan mengalir tak jauh dari atapnya. Sifat kareakter, hingga yang lebih ekstrim lagi nasib anak-anak dianggap tidak akan jauh dari situasi orang tuanya. Penganut paham ini sangat kenatar jika sampai pada keputusan menentukan jodoh anak-anaknya. Orang tuanya cocok, maka hubungan anaknya boleh berlanjut, namun jika tidak cocok maka biasanya orang tua tidak akan memberi restu hubungan anaknya. Ketiga, teori gabungan yang menggabungkan 2 karakter di atas di tambah denagn faktor mileu (lingkungan ). Teori ini banyak dipakai oleh para psikolog maupun pengembang pendidikan. Teori ini meyakini bahwa hasil akhir seorang anak ditentukan oleh tiga hal: faktor orang tua, faktor pendidkan dan faktor lingkungan. Banyak faktor lingkungan yakni dengan siapa dia bergaul, bergaul, pengaruh orang-orang dekat, paling diyakini sangat efektif. Membangun karakter anak dengan demikian dibutuhkan upaya serius dari berbagai pihak terutama keluarga untuk mengkondidikan ketiga faktor di atas agar kondusif untuk tumbuh kembang anak. Pendidikan karakter pada anak harus siarahkan agar anak memiliki jiwa mandiri, bertanggung jawab dan mengenal sejak dini untuk dapat membedakan hal yang baik dan buruk, benar-salah, hak-batil, angkara murka-bijaksana, perilaku hewani dan manusiawi (Witono, 2005:1) Beberapa penelitian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti yang di kemukakan dalam majalah rumah tangga dan kesehatan bahwa “Orang tua
14
berperan dalam menentukan hari depan anaknya. Secara
fisik supaya anak-
anaknya bertumbuh sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak-anak bertumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan secara sosial supaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknis seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua Sabri Alisuf (1995 :24 ). Fungsi keluarga menurut Soekanto (2004:108) diartikan sebagai berikut: 1. Fungsi kasih sayang 2. Fungsi ekonomi 3. Fungsi Pendidikan 4. Fungsi Perlindungan dan penjagaan 5. Fungsi rekreasi 6. Fungsi status keluarga 7. Fungsi agama Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa keluarga mempunyai
fungsi-fungsi yang dapat mendukung seorang anak untuk
melangsungkan kehidupannya secara normal dan wajar. Apabila dalam suatu keluarga terjadi suatu disfungsi peranan, maka keharmonisan keluarga akan sulit untuk dicapai. menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab
15
orang tua antara lain : 1.
Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2.
Memelihara kesehatan anak.
3.
Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4.
Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak
5.
Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6.
Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak. Atas dasar itu orang tua yang bijaksana ankan mengajak anak sejak dini
untuk berinteraksi denagn lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan nialinilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain. Bapak ibu sebagai orang tua anak, adalah contph keteladan Menurut Baron, (2003:150) pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut: 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
16
4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 7. Membangkitkan dorongan dan semangat anggotanya . Menurut Arifin (2000:41) keluarga diartikan sebagai suatukelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian darah,perkawinan
atau
adopsi
(hukum)
yang
memiliki
tempat
tinggal
bersama.Selanjutnya, Ahmadi (2000: 44 -52), mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga. Adapun fungsi keluarga terdiri dari: 1) Fungsi Sosialisasi Anak. Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha mempersiapkan
bekal
selengkap-lengkapnya
kepada
anak
dengan
memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan oleh mereka. Dengan demikian, sosialisasi berarti melakukan proses pembelajaran terhadap seorang anak. 2) Fungsi Afeksi. Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. Pandangan psikiatrik mengatakan bahwa penyebab utama gangguan emosional, perilaku dan bahkan kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan yang intim. Banyak fakta menunjukan bahwa
17
kebutuhan persahabatan dan keintiman sangat penting bagi anak. Data-data menunjukan bahwa kenakalan anak serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang tidak mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. 3) Fungsi Edukatif. Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik anak. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak mulai dari bayi, belajar jalan, hingga mampu berjalan. 4) Fungsi Religius. Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi di keluarga semakin berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a) Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan penghayatan dan perilaku keagamaan dalam keluarga. b) Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga. c) Aspek sosial berupa hubungan sosial antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga keagamaan. Pendidikan agama dalam keluarga, tidak saja bisa dijalankan dalam keluarga, menawarkan pendidikan agama, seperti pesantren, tempat pengajian, majelis taklim, dan sebagainya. 5) Fungsi Protektif. Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal yang negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
18
6) Fungsi Rekreatif. Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang sangat gembira dalam lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan. Dewasa ini, tempat hiburan banyak berkembang diluar rumah karena berbagai fasilitas dan aktivitas rekreasi berkembang dengan pesatnya. Media TV termasuk dalam keluarga sebagai sarana hiburan bagi anggota keluarga. 7) Fungsi Penemuan Status. Dalam sebuah keluarga, seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya. Status/kedudukan ialah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Status tidak bisa dipisahkan dari peran. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai status. Pola Bimbingan Orang Tua Pada Anak Selain bimbingan disekolah, bimbingan dirumah sangat penting, karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga. Untuk itu keluarga dituntut untuk dapat menerapkan pendidikan keimanan guna sebagai pegangan anak di masa depan. Menurut Shochib, menyebutkan ada delapan yang perlu dilakukan orang tua dalam membimbing anaknya: 1) Perilaku yang patut dicontoh Artinya, setiap perilakunya tidak sekedar bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak-anaknya. Oleh karena itu pengaktualisasiannya harus senantiasa dirujukan pada ketaatan pada nilai-nilai moral.
19
2) Kesadaran diri ini juga harus ditularkan pada anak-anaknya dengan mendorong mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang prilaku yang taat moral. Karena dengan komunikasi
yang dialogis akan
menjembatani kesenjangan dan tujuan diantara dirinya dan anak-anaknya. 3) Komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya, terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalan, berkenaan dengan nilai-nilai moral. Dengan perkataan lain orang tua telah mampu melakukan kontrol terhadap perilakuperilaku anak-anaknya agar tetap memiliki dan meningkatkan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku. 4) Upaya selanjutnya untuk menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilainilai moral data diaktualisasikan dalam menata lingkungan fisik yang disebut momen fisik. Hal ini data mendukung terciptanya iklim yang mengundang anak berdialog terhadap nilai-nilai moral yang dikemasnya. Misalnya adanya hiasan dinding, mushola, lemari atau rak-rak buku yang berisi buku agama yang mencerminkan nafas agama; ruangan yang bersih, teratur, dan barangbarang yang tertata rapi mencerminkan nafas keteraturan dan kebersihan; pengaturan tempat belajar dan suasana yang sunyi mencerminkan nafas kenyamanan dan ketenangan anak dalam melakukan belajar, pemilihan tempat tinggal dapat berisonansi untuk mengaktifkan, menggumulkan, dan menggulatkan anak-anak dengan nilai-nilai moral.
20
5) Penataan lingkungan fisik yang melibatkan anak-anak dan berangkat dari dunianya akan menjadikan anak semakin kokoh dalam kepemilikan terhadap nilai-nilai moral dan semakin terundang untuk meningkatkannya. Hal tersebut akan terjadi jika orang tua dapat mengupayakan anak-anak untuk semakin dekat, akrab, dan intim dengan nilai-nilai moral. 6) Penataan lingkungan sosial dapat menghadirkan situasi kebersamaan antara anak-anak dengan orang tua. Situasi kebersamaan merupakan sarat utama bagi terciptanya penghayatan dan pertemuan makna antara orang tua dan anak-anak. Pertemuan makna ini merupakan kulminasi dari penataan lingkungan sosial yang berindikasikan penataan lingkungan pendidikan. 7) Penataan lingkungan pendidikan akan semakin bermakna bagi anak jika mampu menghadirkan iklim yang menggelitik dan mendorong kejiwaannya untuk mempelajari nilai-nilai moral. Penataan suasana psikologis semakin kokoh jika nilai-nilai moral secara transparan dijabarkan dan diterjemahkan menjadi tatanan sosial dan budaya dalam kehidupan keluarga. Inilah yang dinamakan penataan sosiobudaya dalam keluarga. Dari kedelapan pola pembinaan terhadap anak di atas sangat diperlukan sebagai panduan dalam membuat perubahan dan pertumbuhan anak, memelihara harga diri anak, dan dalam menjaga hubungan erat antara orang tua dengan anak. 3.
Hakikat anak berkebutuhan khusus a). Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum
sebagai anak luar biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar
21
biasa. Dalam percakapan sehari-hari orang yang dijuluki sebagai “orang luar biasa” ialah mereka yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang mencapai prestasi
yang mnghebohkan dan
spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi didunia, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral. Menurut Hadis (2006: 4- 6), mengatakan bahwa kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau aspek kejiwaan (psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat dari intelegensi yang dimiliki dibawah normal). Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
22
Vash (1981;22-33) membuat perbedaan antara kata disability. “Mengacu pada adanya kekurangan secara fisiologis, anatomis maupun psikologis yang disebabkan oleh luka, kecelakaan maupun cacat sejak lahir dan cenderung menetap. Mulyono (2006: 26), Anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang katentuan, dan juga anak lantib dan berbakat. Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah menjadi berkelainan atau luar biasa. Ketunaan berbeda dengan konsep berkelainan. Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan kecacatan sedangkan konsep berkelainan atau luar biasa mencakup anak yang menyandang ketunaan maupun yang dikaruniai keunggulan. Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki intelegensi normal atau diatas normal, akan tetapi mengalami satu atau lebih dalam aspek-aspek yang di butuhkan untuk belajar. Istilah ksulitan belajar terjemaahan dari learning disability, sebenarnya tidak dapat, seharusnya diterjemahkan sebagai ketidakmampuan belajar. Jamaris (2006:85) adalah orang yang mengemukakan istilah autisme; anak autis adalah anak yang mengalami outstanding fundamental disorder, sehingga tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, anak autis bersifat menutup diri dan tidak peduli, serta tidak memperhatikan lingkungannya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai karakteristik tertentu baik secara fisik maupun mental yang berbeda dengan anak normal pada umumnya,
23
anak berkebutuhan khusus ini memiliki ciri-ciri tertentu baik itu merupakan kelebihannya maupun kekurangannya, anak yang memiliki ciri tersebut cenderung mempunyai kesulitan dalam berinteraksi dalam lingkungan sekitarnya. a) Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Dalam dunia pendidikan luar biasa dewasa ini, anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak, klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang mengalami keterbelakangan mental, ketidak mampuan belajar, gangguan emosional, kelainan fisik, kerusakan atau gangguan pendengaran, kerusakan atau gangguan penglihatan, gangguan bahasa dan wicara, dan kelompok anak yang berbakat Hadis, (2006 : 4). Anak Berkebutuhan Khusus dapat diketahui dengan cara mengamati Gejala. Gejala-gejala itu antara lain yang dikemukakan oleh Alja de Bruin de Boer seorang Orthopedagog anak gifted Belanda dalam suatu kongres di Belanda tentang anak gifted tahun 2003, ia memberikan beberapa patokan sebagai pegangan untuk melihat gejala-gejala anak usia 4-6 tahun yang mengalami loncatan perkembangan, bahwa kita bisa melihat dari hal-hal berikut ini: 1. Motoriknya berkembang dengan baik : umumnya pada usia yang sangat muda, anak ini mempunyai perkembangan motorik yang lebih baik dari anak seusianya. Mereka duduk dan berjalan lebih dahulu dari teman sekolahnya, dan masih sangat muda sudah dapat bermain dengan material yang kecil-kecil. 2. Penggunaan bahasa yang amat baik : sebagian anak berbakat memppunyai perkembangan bicara yang sangat cepat, tetapi sebagiannya lagi mengalami keterlambatan
bicara,
namun
lambat
laun
akan
segera
menyusul
24
ketertinggalannya dan menggunakan bahasa yang sulit seperti “ mesin cuci baju”. 3. Sangat mandiri : para orang tua melaporkan bahwa anak-anak ini sejak masih kecil sekali sudah ingin melakukan segala hal sendiri. 4. Memiliki energi yang luar biasa dan sangat banyak gerak : anak-anak ini bagai anak yang tak pernah lelah. Sering mereka sangat sedikit membutuhkan waktu atau jam tidur , dan selalu ingin memlakukan berbagai hal. 5. Dalam berbicara mempunyai perhatian masalah spesifik: cerita-cerita para orang tua tentang anaknya diusia 2 - 2,5 tahun yang sangat sering adalah cerita tentang merek-merek dan tipe mobil. 6. Sangat cepat akan pemahaman dan logika analisis: anak-anak yang mempunyai loncatan perkembangan pada usia yang sangat dini mempunyai memori yang sangat baik, dan mempunyai kemampuan menghubungkan kejadian satu dengan kejadian lainnya, dimana anak-anak lain masih belum mampu. 7. Mempunyai kreatifitas dalam bermain: anak-anak yang mengalami loncatan perkembangan ini, sejak masih kecil sudah bisa bisa melakukan permainan fantasi. 8. Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak mempunyai pribadi yang unik, setiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda. Tanggung jawab orang tua adalah mengenal potensi setiap anak dan menciptakan suatu iklim atau suasana di dalam keluarga yang memupuk dan mendorong perwujudan potensi kreatif ini (Utami Munandar, 1998, hlm 5).
25
Ada 7 jenis klasifikasi dan definisi kecacatan menurut standar nasional yang dikembangkan oleh Kementrian Sosial dalam survey dan sensusnya, yaitu: 1) Cacat penglihatan, meliputi kebutaan total dan low vision. Kebutaan total berarti kedua mata tidak bisa melihat sama sekali, dan low vision berarti kedua mata tidak bisa menghitung jari yang digerakkan pada jarak 1 meter, meskipun sudah menggunakan kacamata. 2) Cacat pendengaran, yaitu tanpa alat bantu dengar kedua telinga tidak dapat mendengar suara atau kata-kata dalam pada 1 meter. 3) Cacat Mental, yaitu tidak dapat berbicara sama sekali atau, perkataannya tidak dapat dipahami. Buta dan tuli (jelas). 4) Cacat fisik, yaitu ketidaknormalan pada tulang, otot, atau sendi. Kategori ini mencakup kelumpuhan atau ketidaklengkapan anggota badan. Yang juga termasuk dalam kategori ini adalah orang yang tidak dapat berbicara dengan jelas karena alasan-alasan lainnya. 5) Gangguan mental, berarti masalah dalam kemampuan (duduk, berdiri, berjalan, berbicara, berpakaian, dan makan), dan hal ini biasanya terjadi sejak kecil. Hal ini juga mencakup kurangnya kemampuan secara intelektual. Situasi ini menjadikan kecacatan dalam aktivitas sosial dan kerja pada usia tua. 6) Gangguan jiwa/psikis, yaitu ketidaknormalan pada mental dan perilaku. Seseorang dengan kecacatan ini biasanya akan berbicara dan tertawa sendiri, serta tingkah lakunya tidak dapat ditebak. 7) Bisu-tuli, yaitu gabungan antara tunarungu dan tunawicara.
26
b) Contoh anak berkebutuhan khusus Menurut Pohan (1986: 173) mengatakan contoh anak berkebutuhan khusus yaitu: 1. Lemah mental, dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: ringan dengan IQ 50-70, sedang dengan IQ 35-49, dan berat dengan IQ 20-34. 2. Kretinisme, yaitu keadaan jasmani dengan tanda badannya cebol, kulit muka dan badan tebal berlipat-lipat, muka menggembung, dan tampak bodoh. Lidahnya menjulur keluar dan dahinya penuh dengan rambut. Anak kretin ini biasanya mulai berjalan dan berbicara lebih lambat daripada anak normal, umur mentalnya hanya mencapai umur mental 3-4 tahun, sehingga dapat dikategorikan lemah mental berat 3. Orang tua yang bertengkar, anak-anak yang terlantar seharusnya anak-anaklah yang menjadi pusat perhatian. Bukan sebaliknya, malah di abaikan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya anak memerlukan bimbingan utama dari orang tua agar terbentuk kepribadian yang utuh dan kuat. Dalam mengarungi perjalanan hidup mencapai jenjang kedewasaan, anak memerlukan teladan dari orang tua. Bagi anak, orang tua adalah pendidik utama, guru yang sejati. Jangan mengharapakan apa-apa dari anak, kalau orang tua tidak mau turun tangan sendiri sebagai pendidik utama. 4. ADHD yaitu gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait mengait. Mulyono (2006:6-9), bahwa terdapat masalah-masalah perilaku
27
psikososial, berkesulitan belajar, ataupun anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif. Disisi lain, Jamaris (2006:94-100) juga menjelaskan bahwa terdapat anak dengan tingkat intelegensi yang luar biasa, seperti anak tuna grahita atau anak gifted dan berbakat. Masalah-masalah perilaku psikososial yang seringkali muncul adalah: (1) Penakut, seperti takut pada binatang,
takut
pada
gelap,
kilatan
petirdan
suara
gemuruhyang
menyertainya,takut pada orang asing dan atau rasa takut yang muncul dalam benak anak berdasarkan fantasi yang dibuatnya sendiri; (2) Perilaku agresif, yang tampak pada tindakan-tindakan anak yang cenderung melukai anak lain, seperti menggigit, mencakar atau memukul. Biasanya perilaku seperti ini muncul sejak usia 2,5-3 tahun, selanjutnya perilaku tersebut seolah hilang dan berganti dengan ekspresi mencela, mencaci atau memaki c) Cara menangani anak berkebutuhan khusus Menurut Smith (2009: 3-6) mengatakan bahwa: 1. Bagi orang tua, mereka akan berusaha setengah mati untuk memahami kondisi anak dan memikirkan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang tua harus bisa mempercayai pengajar dan merasa yakin bahwa mereka, sebagai orang tua, akan diijinkan untuk terlibat dan kemajuan anak selama prasekolah. 2. Bagi para pengajar, langkah-langkah yang akan mereka lakukan adalah : a) Menjalin kerjasama dengan orang tua, kerjasama antara pengajar dengan orang tua sangat penting untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran anak dan memastikan adannya respons cepat pada setiap kesulitan. Oramg tua dan keluarga merupakan tempat paling nyaman untuk anak, dan pengajar
28
harus mendukung hubungan penting ini dengan cara saling berbagi informasi dan menawarkan dukungan pembelajaran di rumah. b) Menjalin kerjasama dengan pihak lain, pengajar perlu bekerja sama dengan pengajar dari pihak lain misalnya dinas kesehatan masyarakat lokal, atau tempat anak tersebut dilindungi oleh Pemerintah Lokal, untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta menggunakan pengetahuan dan saran mereka guna memeberikan perlindungan sosial kepada anak melalui kesempatan dan lingkungan belajar terbaik untuk anak. c) Memberikan
kesetaraan
kesempatan,
penyedia
layanan
pendidikan
bertanggungjawab menjamin sikap positif terhadap perbedaan dan keragaman, tidak hanya supaya setiap anak bisa bergabung dan tidak dirugikan, namun juga supaya mereka belajar sejak dini untuk menghargai keragaman yang dimiliki orang lain dan tumbuh dengan memberikan sumbangan positif untuk masyarakat. Salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan anak usia dini adalah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan bagi anak dapat dijadikan sebagai salah satu cara membantu guru dalam memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar anak secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik bagiguru dalam menyempurnakan proses pembelajaran.
29
B. Penelitian Relevan Hasil penelitian yang dilakukan : 1. Saripa (2009) dalam judul peranan orang tua dalam mendukung keberhasilan belajar siswa DI slb Bartenius Manado menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam mendukung keberhasilan belajar siswa SLB Bartenius Manado tergolong tinggi. Peranan orang tua tercermin dari pemberian kesempatan belajar yang cukup, mencurahkan perhatian dan memberikan bimbingan terhadap kegiatan belajar anak, menciptakan suasana tenang, damai dan dimokratis dilingkungan belajar anak, menciptakan budaya belajar dirumah, mendorong anak untuk aktif dalam kegiatan disekolah memahami apa yang dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan potensi anaknya, dan menyediakan sarana kebutuhan sekolah yang memadai. 2. Antoro (2010) dengan judul pembinaan minat baca di sekolah inklusi (study kasus anak berkebutuhan khusus di SMPN 2 Sewon Bantul)menyimpulkan bahwa pembinaan minat baca anak berkebutuhan khusus yang dilakukan oleh sekolah inklusi dan perpustakaan SMPN 2 Sewon Bantul adalah dengan bimbingan langsung dengan guru pendamping dengan cara anak berkebutuhan khusus diajak ke perpustakaan untuk mendengarkan kaset maupun CD dan juga memilih koleksi buku berhuruf Braille untuk dibaca. Disediakan ruangan khusu untuk anak berkebutuhan khusus agar bisa lebih focus dalam membaca dan juga didampingi oleh guru ABK sehingga anak bisa bertanya langsung apabila ada kesulitan. Strategi yang digunakan kepala sekolah adalah mengangarkan dana yang cukup untuk kebutuhan anak berkebutuhan khusus,
30
meningkatkan kinerja guru maupun petugas perpustakaan melalui seminar atau pelatihan untuk peningkatan waWasan dalam upaya pembinaan anak berkebutuhan khusus dan melakukan kerjasama dengan sekolah lain seperti SLB. 3. Djawali (2010) dalam judul peranan ora tua dalam kegiatan belajar siswa di rumah (study kasus pada siswa SMK Negeri 2 Kendari ) menyimpulkan bahwa orang tua sangat berpran dalam kegiatan belajar siswa SMK Negeri 2 Kendari di rumah. Peranan orang tua tercermin dari menciptakan kebiasaan beLajar dirumah, memprioritaskan mengerjakan tugas sekolah dirumah, mendorong anak untuk aktif dalam kegiatan sekolah dan menyediakan sarana kebutuhan sekolah, yang dibuktikan dengan angka persentase 58,335%. C. Kerangka Pikir Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang biasa disebut ibu/bapak. Orang tua mempunyai kedudukan yang utama dalam sebuah keluarga karena dari keluarga itu orang tua sebagai pendidik yang pertama bagi anak-anaknya. Secara umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak: 1. Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat. 2. Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (keluarga, masyarakat, kebudayaan) 3. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa peran orang tua merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus
31
bersikap sebagai orang yang mempunyai tanggung jawab dalam satu keluarga, dalam hal ini khususnya peran terhadap anaknya dalam hal pendidikan, keteladanan, kreatif sehingga timbul dalam diri anak semangat hidup dalam pencapaian keselarasan hidup di dunia ini. Peranan ayah dan ibu dalam mendidik anak dijelaskan sebagai berikut: a. Peran ayah dalam mendidik anak Ayah dalam keluarga sangat penting terutama bagi ank laki- laki, ayah menjadi model teladan untuk pesannya kelak menjadi dewasa, bagi perempuan sebagai pelindung atau tokoh yang tegas bijaksanan, mengasihi keluarga, dengan sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada anak-anak patuh terhadap peraturan dan disiplin. Dalam memberi tugas ayah perlu mengetahui kemampuan anak untuk menyelesaikannya. Peran ayah kadang menjadi wasit dalam memelihara suasana keluarga, sehingga mencegah timbulnya keributan dalam keluarga. b. Peran ibu dalam mendidik anak Ibu berperan dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian anak serta membentuk sikap anak. Seorang ibu perlu memberi contoh teladan yang dapat diterima dan menanamkan rasa tanggung jawab anak pada usia dini, sebaiknya sudah mengenal adanya peraturan-peraturan. Adanya disiplin dalam keluarga akan memudahkan pergaulan dimasyarakat kelak, ibu juga harus memberikan rangsangan sosial dengan pendekatan dan percakapan. Setelah masuk sekolah ibu harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar anak senang belajar dirumah, anak akan belajar giat bila
32
merasa nyaman. Peran ibu sebagai istri memantapkan pengertian dan partisipasi suami dalam tugas merawat, memelihara dan mendidik anak . Jadi jelaslah orang tua mempunyai peranan penting dalam tugas dan tanggung jawabnya yang besar terhadap semua anggota keluarga yaitu lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan ketentuan rumah tangga, dan sejenisnya. Orang tua sudah selayaknya sebagai panutan atau model yang selalu ditiru dan dicontoh anaknya. Tugas dan fungsi orang tua dalam mendidik anak secara alamiah dan kodratnya harus melindungi dan menghidupi serta mendidik anaknya agar dapat hidup dengan layak dan mandiri setelah menjadi dewasa. Oleh karena itu tidak cukup hanya memberi makan minum dan pakaian saja kepada anak-anakya saja tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai dan berguna bagi kehidupannya dimasyarakat kelak. Orang tua dituntut mengembangkan potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat berkembang dengan selaras dan seimbang secara maksimal. Keberhasilan siswa dalam belajar yang dicapainya tidak hanya dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah, faktor lain pendukung yang sangat penting adalah sikap orang tua dalam mendidik anak khususnya dalam bimbingan belajar dirumah. Keadaan kondusif dalam keluarga setidaknya berdampak positif terhadap prestasi belajar anak.
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SLB AC Mandara Kendari Kecamatan Kendari Barat Kabupaten Kendari. Dengan pertimbangan terdapat peran orang tua dalam pendidikan siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September- November 2015. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan fenomenologi yang menceritakan dan menjelaskan pengalaman dan catatan prilaku serta aktifitas dari informan. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari pengalaman-pengalaman informan selama penelitian sehingga yang menjadi penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita dibalik fenomenal secara mendalam, rinci dan tuntas. C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung mengenai bagaimana peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari kecamatan Kendari Barat Kabupaten Kendari.
33
34
2. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan informan. Dalam wawancara ini digunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis berdasarkan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus. 3. Dokumentasi Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinnya. D. Sumber Data Dan Penelitian Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia sebagai instrumentkunci utama dalam penelitian kualitatifmerupakan peneliti itu sendiri. Peneliti mengumpulkan beberapa macam data yang sesuai dengan fakta yang diamati sumber data dari kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dari dokumen dan lain sebagainya. 1. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah orang tua siswa SLB Mandara Kendari, Alasan ditetapkannya Orang tua siswa-siswi tersebut sebagai informan kunci karena sebagai pelaku dan yang pelaku yang berperan dalam pendidikan siswa berkebutuhan khususmenjalani proses pembelajaran. 2. Selain orang tua siswa SLB AC Mandara Kendari , peneliti juga akan mencari informan-informan lain yang dianggap dapat melengkapi informasi yang
35
dibutuhkan. Informan-informan lain tersebut adalah siswa-siswi , guru-guru, Kepala Sekolah, dan yang lainnya. E. Fokus Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus penelitian karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam memandu serta menjalankan suatu penelitian. Pada penelitian ini fokus penelitian ini adalah peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB Mandara Kendari dilihat darifungsi orang tua sebagai berikut : 1) Sosialisasi Anak. Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha mempersiapkan
bekal
selengkap-lengkapnya
kepada
anak
dengan
memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. 2) Afeksi. Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. penyebab utama gangguan emosional, perilaku dan bahkan kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan. 3) Edukatif. Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik anak. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak mulai dari bayi, belajar jalan, hingga mampu berjalan.
36
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode seperti yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 334-343) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Data colection
Data display
Data reduction Data conclusions :drawing / verifying
1. Pengumpulan Data Penelitian mengambil semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi, wawancara dan dokumen di lapangan 2. Reduksi data Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mengolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan menorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu mengambil segala bentuk data primer meupun sekunder dari obserfasi, wawancara mendalam, dokumen dan mengeliminasi datadata yang tidak mendukung penelitian.
37
3. Penyajian Data Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Habermen mengatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 4. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi) Setelah data disajikan maka dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi data untuk itu diusahakan mencari pola model, tema
hubungan,
persamaan, dan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data tersebut berusaha diambil kesimpulan. Kesimpulan data penlitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan dan mungkin juga tidak, karena kesimpulan disini masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat yang akan mendukung tahapan pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi data. Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat penlitian kembali kelapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
38
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal yang subyektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif. Alat penelitian yang diadakan adalha wawancara
dan obserfasi
mengandung banyak kelemahan ketikan dilakukan secara terbuka beberapa cara keabsahan data, yaitu dengan cara pemeriksaan derajat kepercayaan . Tehnik ini dilaksanakan dengan jalan: 1. Keikut sertaan peneliti sebagai instrument tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti sehingga memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Perpanjangan pengamatan inni dilakukan selama siswa SLB mengikuti pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperdalam hasil dan mengecek kembbbali kebenaran data dilapangan. 2. Ketentuan pengamatan yaitu dimaksudkan untuk menemukan cirri-ciri unsurunsur dan situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dengan demikian perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup sedangkan ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. 3. Teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding. Teknik yang peling banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumbersumber lainnya. Kecukupan referensi yakni bahan-bahan yang tercatat dan terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji atau menilai sewaktu-
39
waktu diadakan analisis dan interprestasi. Dalam peneliti ini, mengunakan dua teknik triangulasi yakni triangulasi dengan mengunakan sumber adalah untuk memandingkan apa yang dikatakan informan dihadapan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi dan memandingkan apa yang dikatakan informan yang satu dengan yang lain.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SLB AC Mandara Kendari 1. Sejarah Singkat SLB AC Mandara Kendari SLB (sekolah luar biasa( AC (tunanetra dan tunagrahita) Mandara kendari didirikan pada Tahun 1990 Sejak berdirinya sampai sekarang SLB ac Mandara Kendari yang terletak di Jln. Mayjen s parman kompleks kampus lama unhalu Blok B no. 16 Kel. Lahundape, Kec. Kendari barat, Kab. Kota Kendari, provinsi Sulawesi tenggara. Sekolah iini memiliki jenjang pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB yang berstatus swasta nama yayasan (bagi swasta) yayasan pendidikan dan penyantunan anak luar biasa Mandara. Sejak berdirinya sampai sekarang SLB AC Mandara Kendari telah dipimpin oleh 4(empat ) Kepala Sekolah,yakni: 1. Dwi Warsono 2. Budi Yohana S.Pd 3. Sri Muliati S.Pd 4. Endah purwojati S.Pi Sumber: Data wawancara bagian Administrasi SLB AC Mandara Kendari pada tanggal 31 Juli 2015
2. Keadaan Sarana Prasarana SLB AC Mandara Kendari Keadaan Sarana belajar yang mendukung sekolah ini erupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Dengan didukung sarana yang memadai ditinjau dari bentuk fisik bangunan
40
41
maupun ukuran yang dimiliki dapat menjadikan situasi yang kondusif dalam pelaksanaan kegiatan mengajar. Selain ditunjang sarana berupa ruangan kegiatan belajar mengajar, sekolah ini ditinjau pula oleh tersedianya prasarana belajar pendukung lainnya seperti meja, kursi, papan tulis, computer, alat-alat keterampilan dan sarana lain yang mendorong kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. B. Profil Informan 1. Informan Kunci a. Suarti S.pd Suarti S.pd adalah ibu dari Nurlia aswar (siswi tunagrahita), beliau seorang guru Agama di SLB AC Mandara Kendari beliau mengajar sejak tahun 2000 sampai sekarang, sebelumnya beliau mengajar di SD Unhalu. Ibu berjilbab dan memiliki badan yang tingginya sekitar 1,60 cm ini dikenal sangat ramah dan sabar dalam segala hal. Beliau bertempat tinggal di lorong mangga THR. b.
Neti Surianti AMKL Neti Surianti adalah ibu Yuni Asmawati (siswi tunanetra). Ia kerja di
Puskesmas mokoau Kendari Permai, ia tinggal di BTN Kampus baru Blok T no: 9. Ibu yang memiliki 5 orang anaknya ini dikenal sangat perhatian dan peduli terhadap pendidikan anaknya terutama Yuni yang memiliki keterbatasan (tunanetra) sejak dari lahir dan berbeda dengan saudaranya yang lain. c. La Sitaka La Sitaka adalah ayah nurjannah. Ia bekerja di SD Kuncup Pertiwi yang bertugas sebagai penjaga sekolah (security), Ia tinggal di lorong perkuburan
42
umum ponggolaka. Ayah yang memiliki 4 orang anak ini dikenal sangat memperhatikan kebutuhan anak-anaknya apalagi Janna sangat diperhatikannya terutama pendidikan, hampir setiap hari Ia mengantar jannah ke sekolah dengan menggunakan sepeda yang jarak dari rumah ke sekolah dapat ditempuh kira-kira 35 menit dengan menggunakan sepeda tuanya. d. Rosmiati Rosmiati adalah ibu indah permatasari (siswi tunagrahita), Ia tinggal di lorong kancil Andonuhu. Ibu yang memiliki 3 orang anak ini sangat peduli dengan perkembangan anaknya. Walaupun ia memiliki anak yang cacat tetapi dia tidak pernah malu dan selalu memberikan perhatian serta kasih saying kepada anaknya. e. Wa Murni Wa Murni adalah ibu Sindi Klaudia (siswi tunanetra). Ibu yang memiliki 6 orang anak ini tinggal di labibia. Walaupun Ia hanya bekerja serabutan yang tidak punya penghasilan menetap akan tetapi dia sangat peduli terhadap pendidikan anaknya apapun akan dilakukan agar anaknya tetap bersekolah. Ia juga dikenal ramah dilingkungannya sering membantu tetangganya yang memerlukan bantuannya. f. Harunan SE Harunan adalah ayah dari Muh. Khoirul Annan seorang siswi autis. Ia tinggal di jln. Nusa Indah 3 kemaraya ini bekerja sebagai staf di salah satu universitas di kendari. Ia dikenal orang tua tegas dan menanamkan kedisiplinan dalam lingkungan keluarganya. Ayah yang memiliki 4 orang anak ini dan sangat sibuk dengan berbagai aktifitasnya tidak serta merta melupakan perannya sebagai
43
orang tua yang senantiasa memperhatikan kebutuhan anaknya terutama pendidikan hamper setiap hari dia sendiri yang mengantarkan anaknya Khoirul ke sekolah. 2. Informan Pendukung a. Endah Purwojati S.Pi Endah Purwojati, tinggal di kelurahan Lahundape kecamatan Kendari Barat. Ia adalah kepala sekolah SLB AC Mandara Kendari sejak tahun 2013 sampai sekarang. ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dalam kedisiplinan dan sangat ramah kepada siswa-siswi maupun guru-guru di sekolah. Bahkan tidak jarang beliau sering berinteraksi dengan siswa-siswinya yang memiliki bermacam-macam ketunaan dengan caranya yang selalu mencoba mengerti dan memahami keadaan mereka yang memiliki keterbatasan. Dengan guru-guru juga beliau dikenal sangat bijaksana serta beliau senantiasa berusaha mewujudkan tekadnya untuk menjadikan SLB AC Mandara Kendari sebagai salah satu sekolah percontohan di kota Kendari. b. Samsul Kole, S.Pd Samsul Kole, S.Pd tinggal di Kompleks UHO lama Blok B tepatnya di samping gedung SLB AC Mandara Kendari. Ia adalah salah satu guru yang berstatus PNS. Ia mengajar di SLB sejak tahun 2004 sampai sekaran masih dipercaya menjadi guru kelas tunanetra Pria sudah berkeluarga dan memiliki 1 anak ini, adalah salah satu guru favorit bagi siswa di SLB AC Mandara Kendari .Menurut siswanya, ia dikenal sebagai guru yang humoris, dekat dengan siswanya.
44
Hal inilah yang membuat ia disenangi oleh siswanya baik itu di luar kelas maupun saat mengajar di ruang kelas. c. Rahayu, S.Pd Rahayu, S.pd adalah salah seorang guru yang mengajar di SLB AC Mandara Kendari . ia mengajar di kelas tunarungu sejak tahun 2013 jadi . Dihadapan para siswanya, ia dikenal sebagai guru yang baik dan memiliki suara yang lembut serta dekat dengan para siswanya, Wanita yang belum menikah ini tinggal di lorong jati samping Universitas Muhamadiya kelurahan wowawangu kecamatan kadia juga dikenal guru yang sangat rajin dan disiplin. d. Safriana Asrawi S.pd Safriana Asrawi mulai mengajar di SLB AC Mandara Kendari sejak Tahun 2005 lalu. Ia mengajar di kelas tunagrahita, Ia termasuk guru yang sangat dekat dengan siswanya. Ia yang biasa dipanggil dengan sebutan ibu wiwi ini di sekolah dekenal ramah dan pengertian, tak jarang siswanya selalu menyebutnya guru idaman dan siswa-siswanya pun sering keruangannya walau sekedar menyapa guru favoritnya ini. e. Erwin, S.pd Erwin adalah seorang guru kelas autis, Ia tinggal di perumahan dosen (perdos) kampus lama UHO blok E no. 16. Sejak awal tahun 2013 ia sudah mengajar di SLB AC Mandara Kendari sampai sekarang. Ia dikenal sangat sabar dan tekun menghadapi siswanya yang memiliki berbagai macam tingkah laku. Pria yang berbadan besar dan berkulit putih ini juga sangat disiplin.
45
C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti mengambarkan peran orang tua siswa berkebutuhan khusus di SLB Mandara Kendari sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sesuai dengan proses pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, data-data disajikan dalam suatu deskriftif kualitatif yang diperoleh dengan wawancara langsung terhadap seluruh responden terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus (tuna netra, tunarungu, , autis dan tuna grahita). Adapun peran yang dijalankan oleh orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari dengan cara sebagai berikut : 1. Peran Orang Tua Melalui Edukatif Dalam keluargalah anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan dan sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas. Di samping itu orang tua di katakana sebagai pelettak pondasi untuk pendidikan selanjutnya. Pendidikan yang di terima anak dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Dalam aspek inilah orang tua berperan penting dalam membina jiwa seorang anak temasuk usaha orang tua dalam meningkatkan pendidikan di sekolah. Untuk mendukung proses belajar mengajar ini, dengan kondisi anak tunanetra, orangtua juga harus belajar membaca tulis braille. Seperti yang diutarakan oleh informan Neti Surianti ketika peneliti menanyakan perannya terhadap anaknya Yuni siswi tunanetra, ia mengatakan :
46
Neti Surianti (41 Tahun) ini ketika berkunjung kerumahnya dan menanyakan perannya terhadap anaknya Yuni siswi tunanetra : “Biasa dulu itu saya dan bapaknya yang bantu belajar bahkan saya juga harus mencoba belajar huruf Braille agar bisa mengajarnya dan memeriksa pekerjaannya dirumah tapi sekarang karena bapaknya sudah meninggal dan saya juga sibuk di puskesmas jadi kakaknya yang biasa bantu tapi kalau saya sempat pasti saya juga membimbingnya”. Neti Surianti AMKL (wawancara 4-10-2015) informan lain juga mengatakan demikian yaitu : “Kalau belajar selalu kemauan sendiri paling sering juga dibantu bapak atau mama membacakan buku bacaan Braille atau buku awas, orang tuaku kan bisa baca tulisan Braille kak”. Nurjannah (siswi tunanetra wawancara ) 6-10-2015. Hal senada juga diutarakan oleh orang tua siswi tunarungu yang dengan segala kemampuannya Ia berusaha untuk bisa berbahasa ;menggunakan bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan anaknya, Ia berkata : “Oh, kalau mau ajar dia harus bisa bahasa isyarat makanya saya harus bisa berbahaasa isyarat juga supaya bisa ajar Uni belajar dia dengan cara memperagakan misalnya saja pake bahasa tubuh atau sekarang dia bisami juga pake abjad jari diajar di sekolah. Biasanya saya belikan buku-buku cerita yang ada gambarnya supaya dia tau bentuk dan nama benda, binatang, tumbuhan dan lain-lain.(Wawancara -10-2015) Selain itu Orang tua juga senantiasa harus memiliki kelapangan dan kebesaran hati dalam membimbing anak tuna grahita
dan autis yang berbeda-
bedajenis klasifikasinya. Seperti yang dialami oleh orang tua siswa-siswi SLB
47
AC Mandara Kendari dalam wawancara langsung Rosmiati ibu Indah siswi tuna grahita “Kalau pelajaran tergantung dia lagi mau belajar atau tidakkami orang tua indah harus sangat sabar dalam membimbingnya, tapi kalau untuk belajar mengurus dirinya saya selalu ajar setiap hari tanpa bosan biasa saya ajar dia buku pelajaran tapi dalam suasana santai yaah… jangan terlalu seriuslah supaya dia bisa menerima”. (wawancara 10-10-2015), begitu pula yang dialami orang tua Lia siswi tunagrahita. Ia menyatakan menjadi orang tua penyandang disabilitas harus sabar membimbingnya “Lia ini kan termasuk dalam tuna grahita kategori sedang jadi dia lambat perkembangannya sangat butuh kesabaran untuk membimbingnya, saya ajarkan dia perlahan-lahan mulai dari mandi, pakaian dan lain-lain”. (wawancara 5-92015) Tidak berbeda dengan yang diutarakan oleh ayah Koirul ketika peneliti mewawancarainya ia berkata : “Huh, kalau untuk belajar dia tidak bisa disuruh kecuali maunya sendiri tapi kami orang tua selalu bujuk dia untuk belajar hanya saja kalau teknologi dia cepat mengerti seperti hp, computer itu dia mainkan sendiri jadi saya biasa ajak dia otak atik computer dirumah. (wawancara 1-102015). Jamaris (2006:94-95) menjelaskan bahwa anak tunagrahita atau anak mentally retarded adalah kelompok anak yang memiliki tingkat intelegensi dibawah normal. Ketunagrahitaan tampak dalam kesulitan ‘adaptive behavior’ atau penyesuaian perilaku, dimana mereka tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran (standar) kemandirian dan tanggungjawab sosial.
48
Anak tunagrahita juga mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berpartisipasi dengan kelompok teman yang memiliki usia sebaya. Dengan kondisi anak yang memiliki perbedaan dari segi kecacatan ini memang harus lebih ekstra lagi dalam proses belajar mengajarini bagi orangtua. Dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari, seluruh orang tua siswa yang dijadikan informan dalam penelitian ini, memiliki beragam cara dalam menjalankan perannya dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus yang berbeda Hal itu diungkapkan oleh informan Guru dan kepala sekolah terkait dengan peran orang tua pada siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari Safriana Asrawi S.Pd guru kelas tuna grahita Ia mengatakan : “Iya karena selama saya mengajar disini saya selalu melihat orang tua mereka mengantar anaknya ke sekolah baik ibu ataupun bapaknya (wawancara, 29-9-2015), demikian juga dikatakan oleh guru kelas lainnya yaitu : “Mereka sangat rajin dek, apalagi kalau pelajaran yang mereka sukai pasti mereka kerjakan tetapi kalau PR mengenai pelajaran berhitung biasanya di bantu orang tuanya”. Samsul Kole S.pd (guru kelas tuna netra) 29-9-2015, demikian juga dikatakan oleh Kepala sekolah ketika peneliti menanyakan terkait peran orangtua siswa di SLB beliau berkata : “Iya betul sekali, orang tua siswa selalu mengecek perkembangan anaknya apalagi di sekolah ini kami menyediakan ruang assesmen yang bisa mendeteksi seberapa besar perkembangan anak-anak kami disini hanya saja alat-alat pendukung belum memadai”.Endah Purbojati S.pi wawancara 28-9-2015. Hal senada juga diungkapkan oleh informan lainnya yaitu guru kelas autis :
“Iya
49
dek, biasanya itu pada saat jam istirahat kami sering ngobrol dengan orang tua siswa deisitulah mereka menanyakan tentang perkebangan sikap maupun keaktifan anaknya di kelas dan kalau dari guru sendiri memang setiap akhir semester ada catatan tentang perkembangan anaknya yang diberikan kepada orang tua siswa masing-masing”. (Wawancara 1-10-2015). Dari uraian diatas Perlu diperhatikan bahwa perbedaan individu (individual deferences) pada anak tunanetra, tunarungu, autis dan tunagrahita bervariasi sangat besar, demikian juga pperan orang tua dalam membimbing anaknya hendaknya dapat memberikan yang terbaik bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus. Sehingga,
dapat mengurangi kesulitan-kesulitan belajar
akademik (academic learing disabilities) yang ditunjukan pada adanya kegagalankegagalan dalam pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan, mencakup kegagalan dalam penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, atau matematika. 2.
Peran orangtua melalui Afeksi Menurut M . S yahl an ( 2002: 8 -12), anak merupakan hal yang sangat
berharga di mata siapapun, khususnya orang tua. Anak adalah perekat hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga. Banyak fenomena membuktikan orang tua rela berkorban demi keberhasilan anaknya.
Tidak jarang ditemukan orang tua yang
menghabiskan waktu, sibuk bekerja
semata-mata hanya untuk kepentingan
anak.Apalagi anak yang memiliki keterbatasan atau berkebutuhan khusus seperti
50
yang diungkapkan oleh orangtua siswa-siswi SLB AC Mandara Kendari Neti Surianti AMKL ibu Yuni siswi tuna netra ketika peneliti berkunjung kerumahnya “Insya Allah saya akan selalu memberikan kasih saying dan perhatian kepada Yuni dek, karena saya tau bahwa semua itu sangat penting untuk anakanak saya apalagi yuni yang memiliki kekurangan harus terus-menerus dibimbing untuk kebaikan dia juga”. .(wawancara 4-10-2015). Begitu juga informan lain mengatakan : “Yaah, kalau kesulitannya sudah tidak dijadikan beban lagi dek, kami biasanya selalu memperhatikannya dan harus menuntunnya terus-menerus kalau kemana-mana belum bisa sendirian jadi butuh kesabaran dari kami sekeluarga sangat sayang sama dia”.Wawancara 5-10-2015.lebih lanjut dikatakan oleh orang tua tuna grahita : selanjutnya di katakana oleh Sindi Klaudia “Iya itu sudah pasti Keluarga harus sangat memperhatikan karena anak begini tidak bisa dikasari tetapi dibimbing dengan kasih sayang”.(Wawancara 510-2015). “Ya, kalau orang tua sangat perhatian kepada kami anak-anaknya khususnya saya yang memiliki keterbatasan apalagi kalau mama sangat peduli dengan pendidikanku terkadang kalau mengantar saya ke sekolah mama atau bapak menyempatkan sedikit waktu untuk menanyakan sikap dan tingkah lakuku di sekolah kepada guru kelasku”. (Wawancara 28-9-2015). Perhatian dan kasih sayang merupakan kebutuhan mendasar bagi anak. Lingkungan
rumah disamping berfungsi sebagai tempat berlindung, juga
berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang, seperti kebutuhan bergaul, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mengaktualisasikan diri,
51
dan sebagai wahana untuk mengasuh anak hingga dewasa. Dengan kata lain, lingkungan
keluarga
memiliki
andil
besar dalam perkembangan psikologi
anak. Kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak tentu saja akan berpengaruh
secara
berharga dalam
emosional.
Anak
akan
merasa
dibutuhkan
dan
keluarga, apabila orang tua memberikan perhatiannya
kepada anak. Anak akan mengganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat dibutuhkan dalam segala hal. Sebaliknya, hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anakaknya berdampak terhadap
perkembangan
anak.
Tidak
jarang
buruk
anak terjerumus ke hal-hal
negatif dengan alasan orang tua kurang memberikan perhatian kepada anak. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa peran orantua sangat
dibutuhkan
dalam
perkembangan
psikologi
anak berkebutuhan
khusus. Mereka memiliki kekurangan fisik maupun psikis sehingga Perhatian dan kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai apa yang diinginkan. Orang tua merupakan pemberi motivasi
terbesar
bagi
anak, sehingga
perhatian
dan
kasih
sayang
diharapkan orang tua dapat memberikan sepenuhnya
kepada
anak memiliki makna dan peran
anak. Kedekatan antara orang tua dan
yang sangat penting dalam setiap aspek
kehidupan keluarga. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas pertemuan antar anggota keluarga perlu ditingkatkan dengan tujuan untuk membangun keutuhan hubungan orang tua dan anak 3. Peran orang tua melalui sosialisasi Dewasa ini peran orang tua dan lembaga pendidikan sangat menunjang
52
tumbuh kembang anak dalam bergaul dengan orang lain.Selain itu,Orang tua dan lembaga pendidikan tidak hanya sebagai wahana untuk bekal ilmu pengetahuan, namun juga sebagai pondasi utama yang dapat memberikan skill atau bekal untuk hidup yang nanti diharapkan dapat bermanfaat didalam masyarakat. Sementara itu lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang memiliki kelengkapan fisik,tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan mental.mereka di anggap sosok yang tidak berdaya,sehingga perlu dibantu dan dikasihani dalam bersosialisasi di lingkungan sekolah maupun di masyarakat dibutuhkan peran aktif dari keluarga terutama orang tua. untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu disediakan berbagai cara yang mendukung perkembangan anak itu sendiri. Menurut Smetana (2012:197) bahwa “anak mengembangkan
pemahaman
sosial
berdasarkan
interaksi sosial
yang
dialaminya, yang dapat dipetakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah moral, ranah konvensional,
dan
ranah
psikologis”.
Ranah
moral berkenaan dengan
seperangkat aturan yang meregulasi interaksi sosial dan relasi individu
di
masyarakat.
Dalam
hal
ini
sosial
moralitas diartikan
antara sebagai
pemahaman individu atas tuntutan tetang bagaimana individu harus bersikap dan bertindak terhadap orang lain. Individu di dalam sistem sosial, yang dijadikan sebagaistandar
kepantasan. Interaksi sosial juga memerlukan pemahaman
terhadap diri dan orang lain sebagai sistem psikologis. Ranah psikologis diartikan sebagai pemahaman mengenai sifat-sifat
yang
diri, identitas, kepribadian
dan
dapat mempengaruhi perilaku sendiri atau orang lain.
53
Seperti yang dikatakan para orang tua siswa-siswi berkebutuhan khusus di SLB Mandara Kendari dalam hal bersosialisasi sebagai berikut : Suarti S.Pd (46 Tahun)“Kalau dirumah dia biasa bermain dengan kakaknya bahkan kalau ada tamu yang datang biasanya dia ikut juga mengantarkan kue atau minuman tapi kalau dilingkungan tetangga memang jarang dia keluar sendiri kecuali ditemani. (wawancara 5-9-2015), agak berbeda dengan yang dilakukan oleh ibu Rosmiati dalam menganjarkan Indah dalam bersosialisasi : “Saya memang dari kecilnya membiasakan dia bergaul dengan anak-anak tetangga yang seumuran tapi selalu ditemani orang tua atau saudaranya karena dia kan punya kekurangan takutnya nanti dia diejek atau menggannggu temannya”. (wawancara 10-10-2015). Wa Murni ibu Sindi Klaudia juga “saya itu biasakan sindi belajar malakukan aktifitasnya sendiri supaya dia tidak selalu bergantung pada orang lain walaupun dia punya kekurangan harus percaya diri dan akhirnya sekarang dia terbiasa bahkan kalau ada pesta sindi biasa diundang menyanyi.(wawancara 1410-2015). Pada dasarnya pendidikan untuk berkebutuhan khusus sama dengan pendidikan anak-anak pada umumnya. Disamping itu pendidikan luar biasa,tidak hanya bagi anak-anak yang berkebutuhann khusus,tetapi juga ditujukan kepada anak-anak normal pada umumnya. Beberapa tahapan yang biasanya dilalui oleh orangtua sebelum berada pada pemenuhan akan kebutuhan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut: b.
Tahap Kebesaran Hati
54
Hal yang manusiawi sekali bila setiap orangtua berkeinginan memiliki buah hati yang sehat walafiat, tanpa satu kekurangan apapun. Bahasa awamnya adalah memiliki anak yang “normal”, anak yang “sempurna”. Sehingga jika orangtua yang diberi anugerah anak yang memiliki kebutuhan khusus. Pastilah perang batin, beribu andai, beribu pertanyaan, perasaan bersalah dan sebagainya berkecamuk. Disinilah diperlukannya kebesaran hati untuk ikhlas menerima anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang diungkapkan orang tua janna ketika peneliti berkunjung kerumahnya ia berkata : La Sitaka “kami sebagai orang tua yang paling penting itu jangan pernah malu dengan keadaan anak cacat seperti jannah memang dari kecilnya janna selalu saya ajak kemana-mana agar dia terbiasa dengan lingkungan sekitar saya juga selalu mengatakan sama dia agar tidak usah malu dengan keadaannya yang penting jaga sikap jangan kurang ajar sama orang”. (wawancara 5-10-2015). Responden yang lain juga mengatakan hal yang sama “Begini dek, tuna grahita itu berbeda dengan tuna yang lain dia ini harus diajar terus-menerus karena biasanya mereka tidak focus walaupun setiap hari diajar masih juga lupa jangankan hal besar yang kecilpun sering dilupa, makanya saya bilang tadi butuh ekstra kesabaran jika ingin anaknya tumbuh dengan baik”. Rosmiati wawancara (10-10-2015)Demikian pula yang dikatakan oleh ibu sindi siswi tunanetra yang sekarang duduk di bangku SMPLB kelas VII beliau mengatakan “Kesulitannya itu banyak jadi butuh kesabaran bagi kami orang tua yang punya anak cacat”.(wawancara 14-10-2015).
c. Tahap Kesadaran
55
Biasanya barulah kemudian orangtua berada pada sebuah tahapan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anaknya yang memiliki kebutuhan khusus. Tahapan-tahapan itu berbeda masanya pada tiap orangtua. Ada yang cepat sekali melewatinya, tetapi ada yang lambat melewatinya, bahkan beberapa kasus orangtua
mengabaikan semua hal dan memilih bersikap apatis. Cepat atau
lambatnya orangtua melewati tahapan tersebut, banyak berdampak kepada tumbuh kembang anak juga dalam hal pemenuhan hak anak dalam pendidikan. Beberapa kasus, karena lambatnya dari tahapan yang dilalui oleh orangtua, berdampak kepada “kecacatan sekunder” yang tidah harus terjadi. Bisa dimisalkan seperti, pada anak tunanetra, konsep “berjalan” tidak dimiliki dengan begitu saja. Anak tidak bisa melihat contoh dari “berjalan” itu apa. Keterlambatan penanganan dari orangtua, bisa berakibat anak lambat berjalan atau tidak bisa dalam kemampuannya mandiri di masyarakat, atau peran yang dapat dilakukan masyarakat. 4. Peran Orangtua Melalui Fungsi Religious Dalam pendidikan Agama , orangtua memiliki fungsi sebagai guru pertama sebelum sang anak dilepas kepada guru di sekolahnya. Orangtua terlebih dahulu harus membekali mereka dengan pemahaman yang benar, memberikan semangat dalam belajar dan menuntut ilmu, mengarahkan kepada ilmu-ilmu syari’at yang bermanfaat. Seorang ayah dan ibu tidak boleh mengarahkan anaknya hanya untuk mempelajari ilmu dunia, melainkan akhiratnya, sebaliknya ia harus mengarahkan anaknya untuk mempelajariilmu yang akan mendekatkan anaknya kepada Allah dan kecintaan kepada kehidupan akhiratnya.
56
Hal tersebut tergambar ketika peneliti menanyakan pada ibu Nety (45 Tahun) : “Bagaimana perannya terhadap pendidikkan agama bagi anaknya” “itu dari kecilnya sering kasih dengar ceramah sambil saya bantu jelaskan dengan bahasa yang dia mengerti, dan saya juga ajarkan cara sholat, berpuasa bahkan sekarang Yuni kalau keluar rumah selalu menutup aurat (memakai jilbab)”. (wawancara 4-10-2015). Kalau soal agama dan sopan santun saya dan mamanya tak pernah berhenti menasehatinya, biasanya kalau waktu sholat saya suruh dia sholat dan dia pun sampai sekarang rajin mengerjakannya bahkan kalau bulan puasa dia selalu tarwih di mesjid dengan kakanya. (wawancara 5-10-2015). Dari dulu itu saya suka suruh dia sholat tapi sampai sekarang jarang dikerjakan juga, hanya saya bersyukur sekali karena sejak masuk SMPLB dia sudah pakai jilbabmi kalau keluar rumah padahal dulu setengah mati disuruh biar bapaknya yang suruh dia tidak dengar. (wawancara 14-10-2015). Kalau soal itu bukan Cuma saya tapi kami sekeluarga selalu menasehati Lia sopan santun dan mengawasinya, saya juga selalu mengajarkan cara berpakaian yang baik menurut agama, cara sholat dan dia pun mengikutinya. (wawancara 5-10-2015). Terkait dengan adab dan sopan santun dalam berpakaian maka orang tua harus membiasakan anaknya untuk selalu menutup aurat, berpakaian yang sesuai dengan syariat dan menghindari pakaian-pakaian yang dilarang. Zakiyah Daradjat berpendapat, “Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya pendekatan agama dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Tidak dapat dibayangkan membangun manusia tanpa agama. Kenyataan membuktikan bahwa dalam masyarakat yang kurang mengindahkan agama (atau bahkan anti agama), perkembangan
57
manusianya pincang. Hal ini berlaku di negara-negara berkembang maupun di negara maju. Ilmu pengetahuan tinggi, tapi akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup tidaklah mudah dicapainya. Agama menjadi penyeimbang, penyelaras dalam diri manusia sehingga dapat mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaa rohaniyah.” Daradjat, 1995 : 65). “Demikian pula yang disampaikan oleh informan lainnya Rosniatin (40 Tahun) dalam menjalankan perannya mendidik anaknya ilmu beragama, berakhlak dan perilaku yang baik. “Hmmm, ini anak agak susah diajar jadi biasa saya kalau mau sholat saya ajak juga dia supaya dia lihat langsung cara sholat dan Alhamdulillah kalau gerakkan sholat sudah mengerti tapi kalau bacaannya belum sama sekali Saya hanya ingatkan selalu kalau melakukan aktifitas ucapkan basmallah seperti mau makan, tidur dll. Karena kalau mau ajar doa-doa tidak bisa dihafalkannya”. (wawancara 10-10-2015). Menurut Wasarina (42 Tahun) “Saya selalu mengingetkannya kalau ketemu orang bersalaman dan cium tangannya, masuk kelas atau ruangan jangan lupa beri salam sehingga Alhamdulillah Lia kalau masuk rumah selalu berisalam bahkan kalau saya tidak beri salam masuk rumah dia yang ingatkan. Suarti S.pd wawancara 5-10-2015.” Anak autis ini memang agak susah diajar dan dilatih jadi kami orang tuanya hanya bisa berusaha mengarahkan dan mengawasinya sebisa kami agar dia bisa menjadi anak yang berakhlak mulia seperti kalau waktu-waktu sholat walaupun dia tidak sholat dia tetap diam mendengarkan adzan bahkan kalau saya sholat terkadang dia duduk disampingku sampai saya selesai baru dia berdiri juga peragakan cara sholat tapi tidak ada yang benar”. Harunan SE wawancara 1510-2015. “Saya itu dek, selalu ajar dia sopan santun, ajar beribadah setiap saat
58
karena saya pikir dia ini cacat kalau tidak sopan sama orang dan tidak rajin ibadah mau jadi apami dia. (wawancara 5-10-2015). Kebiasaan hanya bisa dilakukan dengan cara memberikan latihan-latihan secara terus menerus, sehingga menjadi terbiasa dan menjadi melekat dalam diri mereka dan dengan spontan mereka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dengan enteng tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan” Quthb, (1984 : 363 ). Jadi, latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah, seperti sembahyang, doa, membaca Alquran (atau menghafal ayat-ayat atau surat-surat pendek), shalat berjamaah di sekolah dan di masjid harus dibiasakan sejak kecil, sehingga lambat laun akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut. Anak dibiasakan sedemikian rupa, sehingga dengan sendirinya akan terdorong untuk melakukannya, tanpa suruhan dari luar, tapi dorongan dari dalam, karena pada dasarnya prinsip agama Islam tidak ada paksaan, tapi ada keharusan pendidikan yang dibebankan kepada orang tua dan guru atau orang yang mengerti agama. Dengan kata lain dapat kita sebutkan bahwa pembiasaan dalam pendidikan anak sangat penting, terutama dalam pembentukkan pribadi, akhlak dan agama pada umumnya, karena pembiasaan-pembiasaan agama itu akan memasukkan unsur-unsur positif dalam pribadi yang sedang tumbuh. Semakin banyak pengalaman agama yang didapatnya melalui pembiasaan itu, akan semakin banyaklah unsur agama dalam pribadinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan pembiasaan itu sangat penting dalam mendidik anak, terutama dalam pendidikan agama.
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari berbagai pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Peran orangtua sangat dibutuhkan dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus karena anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah .Disinilah terdapat Peran orangtua dapat dilihat dari peranannya melalui edukatif yang sangat peduli terhdap pendidikan anaknya yang mengalami keterbatasan fisik maupun mental.
Orang tua senantiasa
memberikan yang terbaik bagi anaknya tunanetra dan tunagrahita seperti membimbing dalam proses belajar dirumah, mengantar ke sekolah setiap hari, serta memenuhi segala kebutuhan pendidikannya. Peran orangtua juga dapat dilihat dari peranannya melalui sosialisasi dan afeksi, orangtua memiliki kesabaran dalam mengajarkan cara berinteraksi kepada keluarga, teman-teman, dan seluruh masyarakat sehingga anaknya yang memiliki kekurangan tidak pernah merasa malu untuk bersosialisasi kepada masyarakat pada umumnya. Sehingga, mereka memiliki kepercayaan diri terutama semangat dalam menempuh pendidikan yang nantinya akan menunjang perkembangan
59
60
akademi untuk mengapai harapan dan cita-cita siswa dan siswi penyandang disabilitas. Demikian juga fungsi religious Dari sini peranan orang tua , pengajaran dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan tauhid yang murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus. Tinggi, tapi akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup tidaklah mudah dicapainya. Agama menjadi penyeimbang, penyelaras dalam diri manusia sehingga dapat mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaa rohaniyah.” Sinilah pendidikan agama mempunyai peran yang cukup penting. Oleh karenanya untuk membentuk kepribadian muslim tersebut diperlukan suatu tahapan, di antaranya dengan membentuk kebiasaan serta latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun, sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. B. Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas maka disarankan: 1. Kepada pemerintah khususnya kementrian pendidikan, agar memperhatikan akan kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus terutama siswa-siswi yang berada di SLB di seluruh Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya.
61
2. Kepada pihak sekolahkhususnya SLB , agar bisa mengadakan Bimbingan belajar dan latihan keterampilan untuk bekal masa depan penyandang disabilitas. 3. Kepada orang tua agar selalu sabar ketika menghadapi anak yang mengalami kekurangan fisik maupun mental seperti tunanetra dan tunagrahita yang memerlukan pelayanan khusus dan senantiasa mendorong anaknya untuk belajar sungguh-sungguh di rumahdan di sekolah, serta menyediakan fasilitas belajar yang mendukung perkembangan pendidikan bagi anaknya. 4. Kepada siswa dan siswi penyandang disabilitas hadapilah segala ketentuan Tuhan Yang Maha Esa agar tidak putus asah dengan kekurangan yang dimiliki teruslah berusaha dan berdoa untuk menggapai cita-cita dan yakinlah semua akan indah pada waktunya.
62
Daftar Pustaka Arifin, Z. 2991. Evaluasi Intruksional. Remaja Rosdakarya. Bandung. Ahmadi, Abu. 1994. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Agustian, 2001. Belajar dan Pembelajaran. A-Ruzz Media. Yogyakarta. Baihaqi & Sugiarmin. Memahamni dan Membantu Anak ADHD. Bandung: Refika Aditama. 2006. Chaplin, 1992. Tuntutan Metodelogi Belajar. Grasindo. Jakarta Chalke, S. Tips Menjadi Orang Tua Arif, Positif, dan Inspiratif. Jogjakarta: Garailmu. 2009. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Rosdakarya. Bandung. Departemen Agaa RI,Metodologi Penelitian Agama Islam(Jakarta:Departemen Agama,2002), 46. Djamaro. Bahri. Saiful. 2002. Psikologi belajar. Renika cipta. Bandung Gunawan. 2004. Upaya optimalispasi kegiatan belajar mengajar. Rosdakarya. Bandung. Hadis, Abdul. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Alfabeta. 2006. Hasan. 1994. Dimensi psikologi pendidikan. Alikhlas. Bina aksara. Surabaya. Idris, z. Zahara. 1992. Pengantar Pendidikan. Grsindo. Jakarta. Muh. Uzer Lisman dan Lilis Satiawati. L. 1993. Upaya Optimalisasi Keguruan Belajar MengajarRemaja. Rosda Karya. Bandung. MulYono, 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PustakaPelajar. Jakarta. Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1999),92. Noor Eva Turshina, Kebiasaan belajar siswa di SMA Negeri 3 Malang(Malang: Universitas Negeri Malang,2010) Nurihsan, Juntika. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Refika Aditama. 2011. Oemar. H. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran Bumi Aksara. Jakarta. Pohan, M.Imran. Masalah Anak dan Anak Bermasalah. Jakarta: CV Intermedia.
63
Pelayanan Bimbingan Konseling (Kediri:tp,2004),16. Sujanto, Agus, Lubis Halem, & Hadi, Taufik. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara. 1980 Slameto, 1998. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta Smith, Chris Dukus. Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Indeks. 2009. Team Musyawarah Guru Bimbingan Dan Konseling, Buku Kerja Siswa The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien (Yogyakarta:Liberty,1995),III:192. Tiel, Julia Maria. Anakku Terlambta Bicara. Jakarta: Prenada. 2009
64
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Jabatan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: : : : : : :
Endah Purbojati, S.pi. Kepala Sekolah 28 September 2015 09.00 - Selesai WITA 19.30 -22.00 WITA Ruang kepala sekolah Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Peneliti
“Assalamu’alaikum Bu?? (sambil tersenyum)”!
Informan
“Waalaikum’salam, ohh kamu ya…silakan masuk dek (sambil tersenyum)
Peneliti
Sesuai janji kemarin Bu saya mau wawancara mengenai Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Informan
Iya, tidak apa-apa saya bersedia membantu menjawab sesuai dengan
fakta yang ada, (sambil memperbaiki posisi duduknya ) Peneliti
iya buterima kasih
Informan
Jadi apa yang bisa saya bantunih?
Peneliti
Ok..begini Bu, di sekolah ini kan terdapat siswa-siswi penyandang disabilitas yang berbagai jenis ketunaan, bagaimanakah sikap atau interaksi siswa di sekolah ini dengan keterbatasan yang mereka miliki?
Informan
oh sangat bagus walaupun mereka berbeda tetapi selalu merasa satu
Peneliti
oh, begitu ya, contohnya seperti apa Bu?
Informan
misalnya saja tuna grahita ringan setiap bertemu orang selalu berjabat tangan sambil tersenyum bahkan orang yang baru dikenalpun siswasiswi yang lain pun demikian begitu ketika mereka punya kue atau permen selalu dibagikan ke teman-temannya.
Peneliti
wah…. luar biasa ya bu.
Informan
yah, begitulah kenyataannya saya juga terkadang terharu melihat tingginya rasa kebersamaan mereka itu.
65
Peneliti
Kalau orang tua siswa apakah selalu mengantar anaknya ke sekolah?
Informan
iya bahkan ada orang tua yang menunggu sampai pulang
Peneliti
apakah semua orang tua atau hanya sebagian saja yang selalu mengantar anaknya ke sekolah?
Informan
sebenarnya hampir semua, hanyaada beberapa orang tua siswa juga yang bekerja jadi biasa anaknya di antar ojek yang mereka kenal. Yah, biasa kita sebut ojek langganan, hehehehe…
Peneliti
hmmm, apakah orang tua mereka selalu mengecek perkembangan anaknya disekolah? Misalnya saja bertanya ke ibu atau guru yang bersangkutan.
Informan
iya betul sekali, orang tua siswa selalu mengecek perkembangan anaknya apalagi di sekolah ini kami menyediakan ruang assesmen yang bisa mendeteksi seberapa besar perkembangan anak-anak kami disini hanya saja alat-alat pendukung belum memadai.
Peneliti
owh begitu ya, kalau tenaga di bagian assesmen sudah memadai bu?
Informan
Alhamdulillah sudah ada 2 orang guru yang di bagian assesmen
Peneliti
Ok. Bu terima kasih atas waktunya
Informan
Iya sama-sama,
66
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Jabatan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: : : : : : :
Samsul Kole S.pd Guru kelas Tuna netra 29 September 2015 10.00- Selesai WITA 19.00 – 19.30 WITA Ruang Dewan Guru Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti
( Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu guru kelas Tunanetra untuk wawancara terkait Peran orang tua dalam pendidikan anaknya di sekolah “ Assalamu’alaikum Pak guru, gimana kabar?”
Informan
“ waalaikum’salam. (sambil tersenyum)
Peneliti
Saya mau wawancara mengenai Peran orang tua siswa dalam pendidikan anaknya di sekolah ini
Informan
Oh iya, silahkan semoga saya bisa membantu (sambil mematikan
komputernya) Peneliti
Apakah orang tua siswa selalu mengantar atau menemani anaknya ke
sekolah? Informan
Mungkin kamu sudah mendengar juga dari guru yang lain bahwa disini orang tua
siswa selalu mengantar anaknya hanya ada
beberapa anak saja yang diantar ojek karena biasa orang tua mereka lagi ada kerjaan. Peneliti
kalau sikap atau interaksi siswa di sekolah bagaimana pak?
Informan
Alhamdulillah selama saya mengajar disini saya perhatikan siswasiswi disini sangat baik interaksinya walaupun mereka berbeda ketunaan tetapi saling menjaga kebersamaan.
Peneliti
oh, begitu ya Pak , contohnya seperti apa?
67
Informan
Yaaah, misalnya saja bermain bersama, mengajak temannya ke kantin, bahkan pernah ada salah satu siswa yang membawa labtop kemudian mereka nonton bersama sewaktu jam istirahat, yang tunanetra pun ikut bergabung walaupun Cuma dengar suara. (sambil tersenyum).
Peneliti
Kalau di kelas apakah siswa selalu mengerjakan tugas atau PR yang diberikan Pak?
Informan
Mereka sangat rajin dek, apalagi kalau pelajaran yang mereka sukai pasti mereka kerjakan tetapi kalau PR mengenai pelajaran berhitung biasanya di bantu orang tuanya
Peneliti
Apakah orang tua siswa sering menanyakan perkembangan anaknya kepada bapak atau ibu yang bersangkutan?
Informan
Iya biasanya ibu atau bapak mereka menanyakan sikap dan tingkah laku anaknya dan disini juga ada ruang assesmen sehingga orang tua siswa lebih mudah mengecek perkembangan anaknya melalui tenaga assesmen.
Peneliti
Kalau sikap orang tuanya kepada anaknya di sekolah bagaimana Pak?
Informan
oh, sangat baik. Orang tuanya selalu memperhatikan segala kebutuhan anaknya.
Peneliti
Ok itu saja, Terima kasih atas waktunya Pak...
Informan
Iya, sama-sama
68
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Jabatan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: : : : : : :
Safriana Asrawi S.pd Guru kelas tuna grahita 29 September 2015 11.30 - Selesai WITA 19.00 – 19.30 WITA Kantin sekolah Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti
(Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu guru Tuna grahita mengenai peran orang tua
dalam pendidikan
anaknya di sekolah “ Assalamu’alaikum Bu, gimana kabar?” Informan
“ waalaikum’salam, ohh kamu ya, silakhan duduk. Ada yang bisa saya bantu?? (sambil tersenyum)
Peneliti
Saya mau wawancara terkait peran orang tua siswa di sekolah
Informan
Oh iya, silahkan
Peneliti
Apakah orang tua siswa sering mengantar anaknya ke sekolah?
Informan
Iya karena selama saya mengajar disini saya selalu melihat orang tua mereka mengantar anaknya ke sekolah baik ibu ataupun bapaknya
Peneliti
Bagaimana dengan sikap atau interaksi siswanya Bu?
Informan
oh, bagus sekali apalagi siswa tuna grahita yang ada di kelas saya selalu baik, sopan dan ramah kepada siapa saja.
Peneliti
Hmmm…. Apakah orang tuanya selalu menanyakan perkembangan anaknya kepada ibu?
Informan
Iya sering sekali biasanya kalau jam istirahat ada orang tua siswa saya yang sengaja menghampiri dan menanyakan tentang anaknya di kelas maupun sikapnya kepada teman—temannya.
Peneliti
Kalau di kelas para siswa selalu menyelesaikan PR atau tugas yang diberikan bu?
69
Informan
Iya selalu dikerjakan tetapi ada juga anak yang tidak mengerjakan tugas, Yah begitulah anak disabilitas tidak bisa terlalu dipaksakan karena mereka sangat berbeda dengan anak normal pada umumnya
Peneliti
oh begitu ya bu,
Informan
terkadang mereka juga dibantu orang tua menyelesaikan PR (pekerjaan rumah)
Peneliti
Ok Bu, Terima kasih atas waktunya.
Informan
Iya, sama-sama. Ayo ambil minum atau snacknya nanti ibu yang bayar
Peneliti
terima kasih bu, saya permisi dulu Assalamu alaikum
Informan
iya, waalaikum salam.
70
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Jabatan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: : : : : : :
Erwin , S.Pd Guru Kelas autis 1 Oktober 2015 10.30 - Selesai WITA 19.00 – 19.30 WITA Ruang Kelas autis Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti
( Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu guru autis untuk wawancara terkait Peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus . Assalamu’alaikum pak, gimana kabar?”
Informan
“ waalaikum’salam, ohh kamu ya, silakhan dari tadi saya tunggu. (sambil tersenyum)
Peneliti
Sesuai janji kemarin pak saya mau wawancara mengenai peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus
Informan
Oh iya, silahkan
Peneliti
Apakah bapak selalu melihat orang tua siswa mengantar anaknya ke sekolah ini?
Informan
Oh iya mereka selalu mengantar anaknya apalagi yang autis bahkan ada beberapa orang tua siswa yang menunggu sampai anaknya pulang
Peneliti
semua orang tua siswa begitu ya pak?
Informan
Hampir semua dek, hanya ada sebagian kecil saja yang menunggu anaknya sampai pulang karena kebanyakan orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing
Peneliti
Kalau interaksi siswa-siswi di sekolah ini gimana pak? Mereka kan berbeda ketunaan
Informan
Hmm… saya perhatikan baik-baik saja kok, karena antara tunanetra dengan tuna grahita selalu bersama-sama kalau jam istirahat
71
nongkrong di kantin bersama begitu juga dengan guru-guru disini sangat akrab dengan siswanya Peneliti
kalau siswanya bapak selalu mengerjakan tugas atau mengikuti pelajaran dengan baik ya?
Informan
Ohhh mereka disini kan berbeda ada yang sedang, ringan dan bahkan ada yang berat, anak autis ini harus diajar terus-menerus tidak boleh bosan dek
Peneliti
Oh begitu ya, Kalau orang tua siswa selalu mengecek perkembangan anaknya kepada bapak ya?
Informan
Iya dek, biasanya itu pada saat jam istirahat kami sering ngobrol dengan orang tua siswa deisitulah mereka menanyakan tentang perkebangan sikap maupun keaktifan anaknya di kelas dan kalau dari guru sendiri memang setiap akhir semester ada catatan tentang perkembangan anaknya yang diberikan kepada orang tua siswa masing-masing
Peneliti
Terus bapak menjelaskan juga ya kepada orangtuanya?
Informan
tentu saja saya pasti menjawab sesuai dengan apa kenyataannya agar orang tuanya dapat mengetahui apakah anaknya ada perkembangan atau tidak. Tetapi rata-rata saya perhatikan semuanya memiliki kemajuan kok
Peneliti
Ok pak , Terima kasih atas waktunya.
Informan
Iya, sama-sama
72
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Jabatan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: : : : : : :
Rahayu S.pd Guru kelas tuna rungu 1 Oktober 2015 11.00 - Selesai WITA 19.00 – 19.30 WITA Ruang kelas Tuna rungggu Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti
( Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu guru tuna rungu untuk wawancara terkait interaksi siswa tuna rungu sebagai bentuk peran orang tua di sekolah “ Assalamu’alaikum Bu , gimana kabar?”
Informan
“ waalaikum’salam, Alhamdulillah baik, silahkan masuk dek dari tadi saya tunggu. (sambil tersenyum)
Peneliti
Sesuai janji kemarin Bu saya mau wawancara mengenai peran orang tua dalam pendidikan siswa di sekolah ini
Informan
Oh iya, silahkan.
Peneliti
Apakah orang tua siswa selalu mengantar anaknya ke sekolah?
Informan
oh iya kalau disini itu orang tuanya selalu mengantar anaknya ke sekolah bahkan ada beberapa ibu yang menunggu anaknya sampai pulang khususnya untuk anak SD.
Peneliti
Terus kalau sikap atau interaksi siswa di sekolah gimana Bu?
Informan
kalau untuk anak tuna rungu biasanya mereka memakai bahasa isyarat atau juga bahasa tubuh untuk berkomunikasi sesama anak tuna rungu sedangkan kalau teman-teman yang lain seperti tunanetra agak susah kecuali tuna grahita dan tuna daksa mereka sering bermain bersama.
Peneliti
orang tuanya sering menanyakan perkembangan anaknya kepada guru khususnya Ibu sebagai guru kelasnya?
73
Informan
iya sering sekali orang tua mereka mengecek perkembangan anaknya, , biasanya ibu mereka selalu menanyakan tentang pelajaran atau sikap anaknya di dalam maupun di luar kelas.
Peneliti
Apakah siswa selalu mengerjakan tugas atau PR yang diberikan?
Informan
Oh, kalau tugas jarang mereka kerjakan kecuali pelajaran yang mereka sukai tetapi kebanyakan PR di bantu orang tuanya.
Peneliti
Apakah orang tuanya memperhatikan kebutuhan sekolah anaknya?
Informan
Alhamdulillah kalau keperluan sekolah seperti seragam, sepatu, alat tulis dan lain-lain sudah disiapkan oleh pihak sekolah jadi orang tuanya menjaga atau merawat saja kebutuhan mereka.
Peneliti
owh begitu yah, terima kasih atas waktunya ya Bu. Saya permisi dulu
Informan
iya sama-sama.
Peneliti
Ok Bu, Assalamu alaikum.
Informan
waalaikum salam. Hati-hati ya……
74
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topic Wawancara
: : : : : :
Neti surianti AMKL (Ibu Yuni asmawati) 4 Oktober 2015 16.00 Wita 21.00-22.00 Wita Di Rumah Informan Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti
Assalamu alaikum bu
Informan
waalaikum salam silahkan masuk dek
Peneliti
Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus
Informan
Iya insya Allah saya bisa memberikan keterangan sesuai dengan yang adik butuhkan
Peneliti
Kalau Yuni ke sekolah siapa yang selalu mengantar?
Informan
Paling sering waktu masih SD saya yang selalu antar tapi setelah dia duduk di bangku SMPLB sudah jarang karena saya sering sakit-sakitan jadi yang antar jemput sekarang biasa kakaknya yang pertama
Peneliti
Kalau untuk berinteraksi gimana cara ibu membimbing yuni bu?
Informan
Saya itu selalu samakan saja dengan saudara-saudarnya yang lain tapi ada sedikit perbedaan karna yuni kan tidak bisa melihat, kalau dirumah yuni biasa bermain, nonton bahkan biasa dia juga bantu-bantu kakaknya cuci piring dan memasak tapi kalau diluar rumah seperti di tetangga memang jarang dia bergaul kecuali dirumah keluarga sering diajak jalan-jalan
Peneliti
Siapa yang selalu ajar yuni belajar dirumah?
Informan
Biasa dulu itu saya dan bapaknya yang bantu belajar bahkan saya juga harus mencoba belajar huruf Braille agar bisa mengajarnya dan
75
memeriksa pekerjaannya dirumah tapi sekarang karena bapaknya sudah meninggal dan saya juga sibuk di puskesmas jadi kakaknya yang biasa bantu tapi kalau saya sempat pasti saya juga membimbingnya Peneliti
Terus kalau kebutuhan sekolah selalu disediakan ya?
Informan
Iya itu sudah pasti saya selalu memenuhi kebutuhannya apalagi untuk pendidikan saya juga belikan dia HP yang bisa dia gunakan untuk merekam pelajaran di sekolah dan saya rencana inni belikan labtop kalau dia masuk SMA nanti
Peneliti
oh begitu ya memang ada rencana mau lanjut di SMA mana inni bu?
Informan
Rencananya saya mau kasih masuk yuni di SMA 4 Kendari tapi kayaknya dia maunya di SMALB saja katanya
Peneliti
Bagaimana cara ibu membimbing Yuni dalam pendidikan agamanya?
Informan
itu dari kecilnya sering kasih dengar ceramah sambil saya bantu jelaskan dengan bahasa yang dia mengerti, dan saya juga ajarkan cara sholat, berpuasa bahkan sekarang Yuni kalau keluar rumah selalu menutup aurat (memakai jibab)
Peneliti
Kesulitan dalam membimbingnya gimana bu?
Informan
Oh, kalau kesulitannya itu dia harus dibimbing dengan cara dipraktekan tidak bisa Cuma teori saja karna dia kan tidak melihat dan kalau dia keluar masih dii kasih pakekan jilbabnya kasian
Peneliti
Berarti Ibu sangat memperhatikan pendidikan buat yuni ya?
Informan
Insya Allah dek, karena saya tau bahwa pendidikan itu sangat penting untuk anak-anak saya apalagi yuni yang memiliki kekurangan harus terus-menerus belajar untuk lebih baik
Peneliti
Ok bu terima kasih atas waktunya
Informan
Iya sama-sama dek.
76
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: La sitaka (ayah Nurjannah) : 5 Oktober 2015 : 15.30 Wita : 21.00-22.00 Wita : Di Rumah Informan : Peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus
Hasil Wawancara Peneliti
Assalamu alaikum
Informan
Waalaikum salam, silahkan masuk dek,
Peneliti
Begini om, kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa jadi saya kesini mau minta keterangan dari kita. Boleh om?
Informan
Iya apa itu dek?
Peneliti
Kalau janna ke sekolah selalu diantar ya?
Informan
Iya saya sendiri yang antar kebetulan saya kerja di SD Kuncup pertiwi jadi sekalian antar dia ke sekolah, saya biasa menggunakan sepeda
Peneliti
Hampir setiap hari om yang antar?
Informan
Iya dan janna juga termasuk anak saya yang paling rajin walaupun dia memiliki kekurangan tapi semangat untuk belajar bahkan kalau terlambat diantar dia menangis
Peneliti
Kalau dirumah siapa yang selalu ajar belajar?
Informan
Kalau lagi istirahat habis makan malam janna biasanya minta sendiri diajar tanpa disuruh dia sangat rajin berbeda dengan saudaranya yang lain
Peneliti
Bagaimana om mengajarkan janna untuk berinteraksi dilingkungan rumah dan di sekolah?
Informan
Saya memang dari kecilnya janna selalu saya ajak kemana-mana agar dia terbiasa dengan lingkungan sekitar saya juga selalu mengatakan
77
sama dia agar tidak usah malu dengan keadaannya yang penting jaga sikap jangan kurang ajar sama orang Peneliti
Oh, begitu ya… Jadi janna selalu berinteraksi dengan baik ya di tetangga maupun di sekolah?
Informan
Alhamdulillah begitulah kenyataannya dek.
Peneliti
Gimana cara om memberikan pendidikan agama kepada janna ?
Informan
Kalau soal agama dan sopan santun saya dan mamanya tak pernah berhenti menasehatinya, biasanya kalau waktu sholat saya suruh dia sholat dan dia pun sampai sekarang rajin mengerjakannya bahkan kalau bulan puasa dia selalu tarwih di mesjid dengan kakanya
Peneliti
Bagaimana
kesulitannya
om
dalam
mengajarkan
janna
cara
berinteraksi di lingkungan? Informan
Yaah, kalau kesulitannya kami biasanya harus menuntunnya terusmenerus kalau
kemana-mana belum bisa sendirian jadi
butuh kesabaran dari kami sekeluarga Ok,
terima
kasih
om
atas
waktunya
Assalamu’alaikum Informan
Iya sama-sama dek. Waalaikum salam
saya
pamit
dulu.
78
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: : : : : :
Suarti S.pd, (Ibu nurlia aswar) 5 Oktober 2015 17.00 Wita 21.30-22.00 Wita Di Rumah Informan Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti Informan Peneliti
Informan Peneliti
Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peniliti Informan
Assalamu alaikum Bu “ waalaikum salam, mari silahkan masuk. Ada yang bisa saya bantu dek? Iya bu, kebetulan saya meneliti terkait dengan peran orang tua dalam pendidikan de sekolah. Jadi saya mau minta keterangan dari ibu nih. Boleh kan? Oh, iya insya Allah Ibu adalah salah satu orang tua siswa tuna grahita SLB, bagaimana pola bimbingan yang ibu berikan kepada nurlia yang memiliki keterbatasan bu? Saya sebagai orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anakanak saya akan tetapi kalau untuk bimbingan memang saya bedakan antara lia dan saudaranya yang lain “Seperti apa itu bu? “Lia ini kan termasuk dalam tuna grahita kategori sedang jadi dia lambat perkembangannya sangat butuh kesabaran untuk membimbingnya, saya ajarkan dia perlahan-lahan mulai dari mandi, pakaian dan lain-lain Berarti sekarang Lia sudah bisa mandiri ya bu? Lia belum bisa dibiarkan sendiri masih selalu diawasi, saya, bapaknya dan kakaknya tak pernah putus asa mengajar Lia dan yang terpenting itu orang tua jangan malu jika memiliki anak tuna grahita Kalau ke sekolah Lia selalu diantar Ibu ya? Iya setiap hari saya antar sejak kelas 1 SD sampai sekarang dia sudah kelas 2 SMP tapi kalau saya berhalangan pasti bapak atau kakaknya yang antar karena kami mengerti pendidikan itu sangat penting bagi dia Terus, kalau interaksi Lia di sekolah bagaimana ibu mengajarkannya? Saya selalu mengingetkannya kalau ketemu orang bersalaman dan cium tangannya, masuk kelas atau ruangan jangan lupa beri salam sehingga Alhamdulillah Lia kalau masuk rumah selalu berisalam bahkan kalau saya tidak beri salam masuk rumah dia yang ingatkan
79
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Penaliti Informan Peneliti Informan
Peneliti Informan
Kalau dilingkungan rumah bagaimana bu? “Kalau dirumah dia biasa bermain dengan kakaknya bahkan kalau ada tamu yang datang biasanya dia ikut juga mengantarkan kue atau minuman tapi kalau dilingkungan tetangga memang jarang dia keluar sendiri kecuali ditemani oh, begitu ya bu, Apakah dia mengalami kesulitan dalam bersosialisasi? Begini dek, tuna grahita itu berbeda dengan tuna yang lain dia ini harus diajar terus-menerus karena biasanya mereka tidak focus walaupun setiap hari diajar masih juga lupa jangankan hal besar yang kecilpun sering dilupa, makanya saya bilang tadi butuh ekstra kesabaran jika ingin anaknya tumbuh dengan baik Gimana cara ibu mendidik Lia mengenai sopan santun dan ilmu agama? Kalau soal itu bukan Cuma saya tapi kami sekeluarga selalu menasehati Lia sopan santun dan mengawasinya, saya juga selalu mengajarkan cara berpakaian yang baik menurut agama, cara sholat dan dia pun mengikutinya Berarti Lia selalu mendapat perhatian lebih dari orang tuanya ya? Iya itu sudah pasti Keluarga harus sangat memperhatikan karena anak begini tidak bisa dikasari tetapi dibimbing dengan kasih saying Terus, kalau dirumah Lia selalu debantu dalam proses belajar ya? Sebenarnya dia ini motoriknya kurang dalam pelajaran, yaah… kalau dia lagi ingin belajar kami selalu bantu tapi kalau saya pribadi dimanpun saya selalu mengajarkan dia agar IQ yang dia miliki bisa terangsang Ok, bu terimakasih atas waktunya. Saya permisi dulu. Assalamu alaikum Iya sama-sama. Waalaikum salam.
80
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topic Wawancara
: Rosmiati (Ibu Indah permata sari ) : 10 Oktober 2015 : 16.00 Wita : 21.30-22.00 Wita : Di Rumah Informan : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti
Begini Bu, kebutulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus jadi saya minta keterangan dari Ibu. Boleh ya?
Informan
Oh, iya silahkan mau Tanya apa dek?
Peneliti
Hmm… Ibu kan salah satu orang tua siswa SLB atau tuna grahita bagaimana cara ibu membimbing
Informan
Anak saya ini kan tuna grahita ringan cara saya membimbingnya butuh kesabaran karena walaupun sudah diajar berulang kali masih saja sering lupa, saya juga selalu memperhatikan asupan vitamin dan makanan yang dia konsumsi untuk membantu pertumbuhannya
Peneliti
Tapi kalau untuk pelajaran di sekolah bagaimana bu cara mengajarkannya?
Informan
Kalau pelajaran tergantung dia lagi mau belajar atau tidakkami orang tua indah harus sangat sabar dalam membimbingnya, tapi kalau untuk belajar mengurus dirinya saya selalu ajar setiap hari tanpa bosan biasa saya ajar dia buku pelajaran tapi dalam suasana santai yaah… jangan terlalu seriuslah supaya dia bisa menerima
Peneliti
Terus kalau ke sekolah siapa yang selalu antar?
Informan
Saya sendiri yang antar dan tunggu sampai dia pulang tetapi untuk sekarang setelah dia duduk di bangku SMP Cuma antar dan jemput saja tidak ditunggu lagi sampai pulang. (sambil tersenyum)
81
Peneliti
Jadi ibu terus yang antar ya?
Informan
Tidak juga kalau saya lagi ada kerjaan biasanya bapaknya atau kakaknya yang jemput
Peneliti
Kalau sikap atau interaksi di sekolah dan dirumah bagaimana bu?
Informan
"Saya memang dari kecilnya membiasakan dia bergaul dengan anakanak tetangga yang seumuran tapi selalu ditemani orang tua atau saudaranya karena dia kan punya kekurangan takutnya nanti dia diejek atau menggannggu temannya
Peneliti
sampai sekarang bagaimana perkembangan interaksi di lingkungan rumah atau sekolah Bu?
Informan
Alhamdulillah, baik selalu tersenyum dan menyapa orang dan kalau di sekolah saya selalu menyuruhnya untuk selalu berbagi dengan temannya sampai sekarang dia lakukan terus
Peneliti
Kesulitan apa yang dihadapi ketika bersosialisasi?
Informan
Saya perhatikan kadang-kadang juga biar sudah diajar masih saja lupa dan kalau disekolah dikasih temannya makanan ringan dia tidak mau karena mungkin jarang saya kasih makanan begituan jadi biasanya temannya itu marahmi sama dia tapi kalau dirumah saya rasa tidak adaji kesulitan karena sudah terbiasa menghadapinya
Peneliti
Bagaimana sikap anda ketika sudah diajar masih saja lupa?
Informan
yaah, saya akui biasa saudara-saudaranya marah sama dia tapi saya dan bapaknya kasih nasehat lagi bahwa dia ini tidak seperti mereka jadi jangan pernah putus asa semua ini sudah kehendak Allah kita terima dengan lapang dada
Peneliti
Gimana cara ibu mendidik Indah mengenai agama?
Informan
Hmmm, ini anak agak susah diajar jadi biasa saya kalau mau sholat saya ajak juga dia supaya dia lihat langsung cara sholat dan Alhamdulillah kalau gerakkan sholat sudah mengerti tapi kalau bacaannya belum sama sekali Saya ingatkan selalu kalau melakukan
82
aktifitas ucapkan basmallah seperti mau makan, tidur dll. Karena kalau mau ajar do-doa tidak bisa dihafalkannya Peneliti
Oh, begitu ya. Kalau sopan santun gimana cara mengajarkannya bu?
Informan
cara saya mengajarkannya setiap saat seperti kalau dipanggil jawabnya iyye atau iya bukan ah atau iyo, kalau ada tamu tidak boleh ribut, jangan kasar sama orang lain dan indah biasa ingat dan biasa juga lupa. Yah, harus memberikan perhatian lebih dan penuh kasih saying kasih saying
Peneliti
oh, begitu ya butuh kesabaran ekstra ya?
Informan
Iya itu sudah pasti dek, bagaimanapun dia adalah anak kami siapa lagi yang mau perhatikan kalau bukan kami orang tuanya
Peneliti
Ok kalau begitu saya pamit dulu terima kasih atas waktunya
Informan
Iya sama-sama dek
83
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topic Wawancara
: Wa murni (Ibu Sindi) : 14 Oktober 2015 : 19.00 Wita : 21.00-22.00 Wita : Di Rumah Informan : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti Informan Peneliti
Informan Peneliti Informan
Peneliti Informan Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan Peneliti Informan
Peneliti Informan
Assalamu alaikum waalaikum salam, mari silahkan duduk Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus Iya silahkan mudah-mudahan saya bisa bantu Siapa biasa yang antar sindi ke sekolah? Sejak masuk SD selalu saya antar tapi sekarang SMP dia sendiri yang tidak mau lagi diantar katanya mau belajar mandiri kecuali pulang biasa di jemput karna jauh juga kasian dari sekolah ke rumah Jadi kita sendiri yang jemput sindi tante? Oh, saya suruh ojek tetangga yang jemput Kalau belajar dirumah siapa yang membantunya? Belajar sendiri kadang-kadang juga saya bacakan bukunya dan bantu kerjakan PR dari sekolah saya juga belikan HP yang bisa internet supaya gampang cari tugasnya Terus kalau interaksi dilingkungan rumah dan sekolah gimana tante? “saya itu biasakan sindi belajar malakukan aktifitasnya sendiri supaya dia tidak selalu bergantung pada orang lain walaupun dia punya kekurangan harus percaya diri dan akhirnya sekarang dia terbiasa bahkan kalau ada pesta sindi biasa diundang menyanyi Apa kesulitannya dalam membimbing sindi? Kesulitannya itu banyak jadi butuh kesabaran bagi kami orang tua yang punya anak cacat Terus kalau mengajarkannya tentang agama gimana? Dari dulu itu saya suka suruh dia sholat tapi sampai sekarang tidak dikerjakan juga, hanya saya bersyukur sekali karena sejak masuk SMPLB dia sudah pakai jilbabmi padahal dulu setengah mati disuruh biar bapaknya yang suruh dia tidak dengar Ok terima kasih atas waktunya tante , saya pamit dulu Assalamu alaikum Iya sama-sama dek, Waalaikum salam
84
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topic Wawancara
: Haruna SE (Ayah Muh. Khoirul anan) : 15 Oktober 2015 : 19.00 Wita : 21.00-22.00 Wita : Di Rumah Informan : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti Assalamu alaikum pak Informan waalaikum salam Peneliti Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus Informan Iya silahkan Tanya saja jangan malu nanti saya jawab (sambil tersenyum) Peneliti Kalau Khoirul pergi sekolah siapa yang antar pak? Informan Oh tidak menentu biasa saya, mamanya dan terkadang juga kakaknya, yang jelas setiap pergi sekolah pasti diantar tidak pernah dibiarkan sendirian Peneliti Yang jemput Khoirul siapa? Informan Yah, kita juga tapi paling sering gurunya yang antar pulang karena di SLB itu jam 11 sudah pulang sementara saya dan mamanya masih kerja Peneliti Siapa yang selalu ajar Khoirul belajar dirumah? Informan “Huh, kalau untuk belajar dia tidak bisa disuruh kecuali maunya sendiri tapi kami orang tua selalu bujuk dia untuk belajar tapi kalau teknologi dia cepat mengerti seperti hp, computer itu dia mainkan sendiri Peneliti Terus kalau kebutuhan sekolah selalu disediakan ya? Informan Kalau untuk pakaian sudah disiapkan di sekolah setiap tahun dan kalau memang ada kebutuhan lainnya untuk dirinya kami selalu penuhi karna kami ingin yang terbaik untuk dirinya Peneliti Kalau di sekolah gimana pak innteraksinya? Informan Saya perhatikan kalau saya antar begitu sampai di sekolah di sapa teman atau gurunya langsung dia balas juga dan biasa kalau saya jemput saya lihat dia dan temannya duduk sama-sama sambil bercerita terkadang bercanda juga dengan gurunya Peneliti Informan Peneliti
Oh begitu ya, ternyata bagus juga interaksinya yaah kalau dibiasakan pasti bisa bagus dek Apa kesulitannya dalam membimbing Khoirul pak?
85
Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Kesulitan pasti ada tapi kita sebagai orang tua harus sabar menjalaninya karna kami yakin pasti ada jalan keluar dari setiap kesulitan itu dek Kalau soal agama gimana cara bapak membimbingnya: Anak autis ini memang agak susah diajar dan dilatih jadi kami orang tuanya hanya bisa berusaha mengarahkan dan mengawasinya sebisa kami agar dia bisa menjadi anak yang berakhlak mulia seperti kalau waktu-waktu sholat walaupun dia tidak sholat dia tetap diam mendengarkan adzan bahkan kalau saya sholat terkadang dia duduk disampingku sampai saya selesai baru dia berdiri juga peragakan cara sholat tapi tidak ada yang benar Ok terima kasih atas waktunya pak , saya pamit dulu Assalamu alaikum Iya sama-sama dek, Waalaikum salam
86
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topic Wawancara
: Wa Sarina (ibu Sri wahyuni) : 5 Oktober 2015 : 16.00 Wita : 21.00-22.00 Wita : Di Rumah Informan : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti Informan Peneliti
Informan Peneliti Informan Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti
Assalamu alaikum bu waalaikum salam silahkan masuk dek Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus Iya insya Allah saya bisa memberikan keterangan sesuai dengan yang adik butuhkan Kalau Uni ke sekolah siapa yang selalu mengantar? Waktu pertama masuk sekolah saya yang suka antar kalau sekarang saya sewa ojek saja untuk antar dia ke sekolahnya Kalau untuk berinteraksi gimana cara ibu membimbing Uni bu? Kalau yang baru kenal sama dia mau bicara dengan dia susah kecuali orang-orang dirumah seperti saya, bapaknya, dan adik-adiknya sudah mengerti karena Uni kan tidak bisa bicara dan tuli-tuli juga dia bicara pake bahasa isyarat. Hanya saja kalau pekerjaan dirumah dia sering bantu saya kasian Siapa yang selalu ajar Uni belajar dirumah? “Oh, kalau mau ajar dia harus bisa bahasa isyarat makanya saya harus bisa berbahaasa isyarat juga supaya bisa ajar Uni belajar dia dengan cara memperagakan misalnya saja pake bahasa tubuh atau sekarang dia bisami juga pake abjad jari diajar di sekolah. Biasanya saya belikan buku-buku cerita yang ada gambarnya supaya dia tau bentuk dan nama benda, binatang, tumbuhan dan lain-lain. Terus kalau kebutuhan sekolah selalu disediakan ya?
87
Informan
Peneliti Informan Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Kalau pakaian dan peralatan sekolah sudah disediakan dari sekolah jadi saya hanya rawat saja semua kebutuhhhannya dan kalau ada yang kurang kita orangtuanya usahakan juga oh begitu ya sekarang Uni sudah kelas berapa bu? Kelas 1 SMP Kalau mendidik Uni dalam cara beribadah dimana bu? Saya itu dek, selalu ajar dia sopan santun, ajar beribadah setiap saat karena saya piker dia ini cacat kalau tidak sopan sama orang dan tidak rajin ibadah mau jadi apami dia Berarti Ibu sangat memperhatikan pendidikan buat Uni ya? “Mudah-mudahan saya akan selalu memberikan kasih saying dan perhatian kepada Uni dek, karena apa yang saya lakukan semua untuk kebaikannya walaupun biasa saya sering marahi karena dia juga susah diatur Ok bu terima kasih atas waktunya Iya sama-sama dek.
88
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Status Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: Sindi klaudia : Siswa Tuna netra : 28 September 2015 : 11.00- Selesai WITA : 19.30 - 20.00 WITA : Di Ruang Musik : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti “ Selamat siang dek..” Informan “Siang juga kak..”(sambil tersenyum). Peneliti “ De’, namanya siapa?” Informan “ Kalau nama lengkap saya sindi klaudia tapi teman-teman selalu memanggil saya sindi ..” Peneliti “Boleh minta waktunya sebentar dek?” Informan “ Iya, boleh dong kak..” Peneliti Begini dek saya nmeneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa dan saya minta keterangan dari adik..boleh khan? Informan Ya silahkan kak.. Peneliti Selama adik sekolah disini apaka orang tua selalu mengantar ke sekolah? Informan Oh, kalau waktu saya masih duduk di SD memang orang tua selalu mengantar saya ke sekolah tetapi setelah sudah masuk SMP,agak jarang kak Peneliti Jadi sekarang kalau ke sekolah diantar dengan siapa? Informan Paling sering naik ojek tetangga dan nantinya setiap bulan dibayar Peneliti Terus, kalau dirumah orang tua sering membantu atau membimbing dalam proses belajar ya? Informan Iya kalau soal belajar orang tua biasa membantu tapi paling sering belajar sendiri dan kakak yang membantu mengerjakan tugas dan membacakan buku pelajaran Peneliti Kenapa orang tua jarang membantu? Informan Mungkiin karena kecapean mama dan bapak kan kalau pagi sampai sore kerja jadi kalau malam saya minta bacakan buku pelajaran tetapi kalau ada waktu orang tuaku membimbing saya juga kok…. Peneliti Bagaimana interaksi adik dirumah maupun di sekolah? Informan Kalau di rumah interaksi kepada mama, bapak, saudara-saudara dan sepupu saya yang tinggal dirumah baik-baik saja. Saya biasa bercanda bersama mereka bahkan kalau hari minggu saya juga bantu-bantu membersihkan rumah sebisa saya. (sambil tersenyum manis) Peneliti Kalau di sekolah gimana sikap atau interaksi kamu dek?
89
Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan
Peneliti Informan Peneliti Informan
hmm…kalau sesama tuna netra saya selalu bersosialisasi dengan baik kok biasa yang kami lakukan itu seperti kalau jam istirahat ke kantin bersama, kerja tugas bahkan kalau ada masalah pribadi curhat sama guru juga sering. Hehehehe…., yaah kalau dengan teman yang lain agak susah komunikasi kecuali ada yang dampingi seperti guru atau orang tua oh begitu ya dek… Kalau pelajaran yang diberikan bapak atau ibu guru mudah dipahami ya? semua guru-guru disini sangat memahami keadaan kami jadi mereka selalu memberikan penjelasan sehingga kami dapat mengerti hanya saja kalau perhitungan saya kurang suka apalagi matematika dan fisika jarang saya kerjakan soal yang diberikan Terus bagaimana sikap dan perhatian orang tua dalam membimbing anda selama ini? Ya, kalau orang tua sangat perhatian kepada kami anak-anaknya khususnya saya yang memiliki keterbatasan apalagi kalau mama sangat peduli dengan pendidikanku terkadang kalau mengantar saya ke sekolah mama atau bapak menyempatkan sedikit waktu untuk menanyakan sikap dan tingkah lakuku di sekolah kepada guru kelasku Berarti segala kebutuhan sekolah adik selalu dipenuhi ya? oh, kalau perlengkapan sekolah seperti seragam, sepatu, dan alat tulis sudah disediakan di sekolah jadi mama Cuma merawatnya saja misalnya seragam saya dicuci dan distrikakan Oh ternyata rang tuamu sangat perhatian ya? Iya, Alhamdulillah kak saya sangat bersyukur atas semuanya Iya dek kalau begitu cukup sampai disini ya kakak permis dulu. Assalamu alaikum. Iya, waalaikum salam
90
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Status Tanggal Jam Disusun Jam Tempat TopikWawancara
: Indah Permata Sari : Siswi Tuna Grahita : 3 Oktober 2015 : 10.30 - Selesai WITA : 17.00 – 17.30 WITA : Ruang Belajar : Peran orang tua dalamm pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti
“Halo dek, lagi ngapain? (sambil tersenyum)
Informan
“, hai, kakak siapa?
Peneliti
Nama saya Acha, kebetulan kakak meneliti disini jadi boleh kan minta keterangan dari adik?
Informan
Oh, iya kak
Peneliti
Siapa nama kamu dek?
Informan
Indah permata sari, panggil saja indah
Peneliti
Setiap hari ke sekolah siapa yang antar indah?
Informan
bapakku yang antar kalau yang jemput ojek tetangga
Peneliti
Kalau di sekolah bagaimana cara bergaul adik dengan teman-teman disini?
Informan
Biasa belajar bersama, keluar main sama-sama dan saya suka juga bercanda dengan guru-guru disini kak semuanya baik deh
Peneliti
Terus kalau dirumah bagaimana interaksi indah?
Informan
Indah suka bercanda sama kakak, biasa kalau ada temannya kakak
saya juga duduk cerita dengan mereka, kalau ditetangga jarang keluar paling mama ajak jalan-jalan kalau liburan Peneliti
Gimana cara belajarnya di rumah?
Informan
Saya belajar nanti malam dan kalau ada PR saya minta diajarkan sama bapak atau mamaku
Peneliti
Jadi kalau dikasih tugas selalu dikerjakan ya?
91
Informan
IYa kak
Peneliti
Kalau guru di sekolah menerangkan mudah dimengerti ya?
Informan
Iya tapi kalau saya malas belajar di kelas biasanya guru tidak marah kok paling dipanggil duduk di sebelah guru terus dinasehati, Hehehehe…
Peneliti
Berarti gurunya baik sekali ya?
Informan
IIya apalagi bu wiwik baiiik sekali (sambil tersenyum)
Peneliti
Indah selalu diperhatikan kebutuhan sekolahnya ya?
Informan
Iya dong kak
Peneliti
Ok, terima kasih kakak permisi dulu dek
Informan
sama-sama kak
92
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Status Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: Yuni asmawati : Siswa Tuna Netra : 3 Oktober 2015 : 10.30- Selesai WITA : 15.00 – 15.30 WITA : Ruang Belajar : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti
“Hai.. dek, Assalamu alaikum (sambil memegang pundak siswa )”!
Informan
waalaikum salam kak.. (sambil tersenyum)
Peneliti
Kalau kakak boleh tau namanya siapa dek?
Informan
Yuni asmawati, biasa dipanggil yuni kak
Peneliti
Boleh minta waktunya sebentar?
Informan
Boleh dong kak.
Peneliti
Kebetulan saya meneliti terkait Peran orang tua dalam pendidikan siswa dan saya minta keterangan dari adik..
Informan
Ya silahkan kak..
Peneliti
Kalau ke sekolah apakah orang tua selalu mengantar adik?
Informan
Hmmm Kalau dulu memang sering karena kebetulan mamaku mau ke kantor jadi sekalian saja saya diantar tetapi sekarang sudah agak jarang sejak naik kelas 3 SMPLB yang selalu antar itu kakak saya yang pertama
Peneliti
emang adik anak ke berapa dan berapa jumlah saudaranya?
Informan
saya anak kedua dari lima bersaudara kak.
Peneliti
Terus bagaimanakah sikap orang tua adik selama ini khususnya dalam pendidikan?
Informan
Orang tuaku sangat perhatian kak, buktinya saja sampai sekarang saya masih sekolah (sambil tersenyum) apalagi kalau mamaku selalu
93
menanyakan tentang saya kepada guruku misalnya Tanya tentang apakah saya kerja tugas atau tidak dan guru un menjawab apa adanya Peneliti
Siapa yang ajar yuni dirumah kalau kerja tugas atau PR?
Informan
Dulu waktu bapakku blum meninggal yang sering bacakan buku itu bapak dan mama tapi kalau mama lagi sibuk biasa kakaku yang bantu saya yang penting saya harus kerjakan tugas dari sekolah bagaimanapun caranya
Peneliti
Bagaimanakah sikap dan interaksi adik di rumah dan di sekolah?
Informan
Kalau di sekolah dengan teman-teman tunanetra saling menjaga kebersamaan yah walaupun biasa ada sedikir perkelahian karena salah paham tapi kalau tuna grahita dan tuna rungu jarang kak, karena saya juga tidak mengerti bahasa isyarat
Peneliti
Kalau dilingkungan keluarga atau dirumah gimana interaksinya dek?
Informan
Di rumah juga hamper sama dengan di sekolah hanya saja dilingkungan rumah atau tetangga sangat jarang keluar kak,
Peneliti
Apakah kamu dapat memahami dengan mudah pelajaran yang diberikan bapak dan ibu guru di sekolah?
Informan
Alhamdulillah tidak terlalu sulit karena dirumah juga sebelumnya sudah belajar walau sedikit kecuali pelajaran berhitung memang susah (sambil menggelengkan kepalanya)
Peneliti
Owhhh gitu ya dek? (sambil mencatat ). Kalau kebutuhan adik di sekolah orang tua menyediakan ya? ??
Informan
Kalau perlengkapan sekoalh sudah disediakan di SLB hanya saja kalau ada yang kurang saya minta beli sama mama atau bapak dan mereka selalu menuruti asalkan untuk kepentingan sekolah
Peneliti
oh, ternyata orang tua adik perhatian ya?
Informan
Alhammdulillah kak,
Peneliti
Ok Kalau begitu saya permisi dulu ya terima kasih dek atas waktunya
Informan
iya sama-sama kak.
94
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Status Tanggal Jam Disusun Jam Tempat TopikWawancara
: Nurlia aswar : Siswi Tuna Grahita : 5 Oktober 2015 : 10.30 - Selesai WITA : 17.00 – 17.30 WITA : Ruang Belajar : Peran orang tua dalamm pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan Peneliti Informan
“Halo dek, lagi ngapain? (saya langsung mengambil tempat duduk tepat dihadapannya) “ hallo, hai, siapa yang antar ke sekolah dek? mama, bapak, kakak, Mama dan bapak selalu ajar adik dirumah? Iya Belajar apa dik? Hmm….. semua oh, begitu ya, berarti orang tua selalu membimbing dirumah? Iya Kalau orang tua selalu ajak adik jalan-jalan dilingkungan rumah atau tempat lain? Iya jalan-jalan di mall di sekolah selalu bermain dengan teman-temannya ya? iya main sama teman, bu sam Kalau dikasih tugas sama bu guru selalu dikerjakan dek? Kalau tugas biasa mama yang bantu Lia Mama dan bapak saying sama Lia? Iya saying mama tidak marah bapak juga suka ajak jalan-jalan Oh begitu ya….Kalau bu guru baik sama Lia? Bu sam itu baik sekali kak Orang tuanya Lia selalu perhatikan kebutuhan sekolah ya? Kalau seragam dari sekolah mama juga belikan (sambil tertawa hehehe…) Ternyata orang tua lia perhatian sekali di? Iyye kak Ok, terima kasih kakak permisi dulu dek sama-sama kak
95
TRANSKRIP WAWANCARA Nama Informan Status Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Topik Wawancara
: Nurjannah : Siswi Tuna netra : 6 Oktober 2015 : 09.00- Selesai WITA : 22.00 – 22.30 WITA : Di Depan Ruang Belajar : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara Peneliti “Hai.. dek, (sambil tersenyum)”! Informan “Hay jga kak.. (sambil tersenyum) Peneliti Namanya siapa dek? Informan Janna kak Peneliti begini dek, saya mau Tanya-tanya sebentar. Boleh kan? Informan Ia kak bisa.. Peneliti Kalau ke sekolah orang tua selalu antar ya? Informan Iya, bapakku yang sering antar Peneliti Oh, bapak ya…… Kenapa bukan mama? Informan Kebetulan bapakku kerja di SD Kuncup pertiwi jaddi sekalian antar saya ke sekolah Peneliti Terus di sekolah janna mudah memahami pelajaran yang diberikan guru ya? Informan Kalau pelajaran guru-guru disini selalu mengajarkan kami dengan cara yang membuat kami mudah memahamidan menggunakan hanya saja kalau pelajaran berhitung memang agak susah Peneliti Gimana interaksi adik di sekolah dengan teman-temannya? Informan Baik, saya dan teman yang lain biasa membacca buku Braille bersama, ke kantin bahkan sama kepala sekolah dan guru disini sangat akrab dengan kami kok Peneliti Terus di rumah gimana dek? Informan Bapak dan mama tak pernah mengurungku di rumah mereka selalu mengajakku untuk berinteraksi dengan saudara, tetangga jadi kalau kakak ke lorongku tanyakan saja namaku pasti mereka tau. Hehehe….(sambil tersenyum) Peneliti Wah, anak gaul yaaa…. Informan Ah, tidak kok Cuma bercanda Peneliti Kalau dirumah bagaimana sikap orang tua ke adik? Informan Kalau orang tua janna selalu memberikan perhatian tapi bukan berarti memanjakan saya dilatih sejak SD kelas 3 mengurus diri sendiri seperti cuci baju sendiri, menyapu kamar dan lain-lain Peneliti Orang tua selalu membantu mengerjakan tugas dan Pr ya?
96
Informan Peneliti Informan
Kalau belajar selalu sendiri biasa juga dibantu bapak membacakan buku bacaan awas oh kalau begitu sampai disinnni dulu ya terima kasih atas waktunya dek Iya sama-sama kak
97 TRANSKRIP OBSERVASI No. CL
:
01
Tanggal Pengamatan
:
4 Oktober 2015
Jam
:
06.30 – 07.00 WITA
Disusun Jam
:
13.00 – 14.00 WITA
Kegiatan yang Diobservasi
:
Letak Geografis SLB AC Mandara Kendari
Transkrip
Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 25 September ,
Observasi
lokasi SLB AC Mandara Jl. Mayjen S Parman Kompleks UHO Lama Blok B no. 16 , Kel. Lahundape, Kec. Kendari Barat, Kab. Kendari , Provinsi. Sulawesi Tenggara yang tepatnya:
Sebelah Barat rumah warga setempat.
Sebelah Timur Kampus pasca sarjana UHO .
Sebelah Utara Perumahan Dosen (perdos) dan rumah warga setempat.
Sebelah Selatan SDN 21 Kendari barat. . Jalur transportasi ke sekolah pun sangat strategis bisa di tempuh siswa
dengan mengunakan kendaraan maupun jalan kaki. Letak sekolah masih termasuk dalam lingkungan kota. Sekolah ini memiliki fasilitas : 1 Lapangan, memiliki 3 buah WC (guru dan siswa), tempat parkir, 12 ruang kelas, 1 ruang keterampilan dan ruang musik, 1 ruangn assesmen, 1 kantor, 1 ruangan dewan guru, aula serta kantin. Tanggapan Pengamat
Letak SLB AC Mandara Kendari sangat strategis. Karena posisi sekolah dekat dengan pemukiman masyarakat dan jalur transportasi lancar yang lebih memudahkan siswa untuk ke sekolah. Selain itu sekolah SLB AC Mandara Kendari masih termasuk dalam lingkungan kota.
98 TRANSKRIP OBSERVASI No. CL
:
02
Koding
:
02/ O/ F-2/20-II/ 2015
Tanggal Pengamatan
:
5 Oktober 2015
Jam
:
07.00 – 12.00 WITA
Disusun Jam
:
14.00 – 15.00 WITA
Kegiatan yang Diobservasi
:
Tinjauan Lokasi Penelitian
Transkrip
Pada tanggal 5 Oktober 2015 tepatnya pada hari Senin pukul
Observasi
07.00 WITA peneliti tiba di sekolah, tampak sekolah masih sunyi seakan tidak ada aktivitas sama sekali di
dalam lingkungan
sekolah. Sekitar pukul 07.30 terlihat kepala sekolah yang turun dari mobilnya dan menuju keruangan kemudian peneliti menghampiri beliau dan berbincang sejenak mengenai orang tua siswa dan siswi di SLB Mandara Kendari kepala sekolah pun menjawab dengan singkat dan jelas Sekitar pukul 08.00
lingkungan sekolah mulai ramai oleh
kedatangan siswa dan siswi SLB Mandara Kendari dan masingmasing terlihat orang tua yang mengantar anaknya dengan menggunakan kendaraan motor dan ada pula yang berjalan kaki. Kemudian
Masing-masing
orang
tua
mengantar
anaknya
keruangan kelas sesuai dengan kelas ketunaannya adayang ke kelas tunagrahita, tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan autis. Setelah mengantar anaknya kekelas peneliti mengamati sebagian orang tua meninggalkan sekolah karena ada aktifitas lain dan ada juga orang tua yang menunggu anaknya sampai jam pulang. Sekitar jam 09.30 bel berbunyi menandakan jam istrahat siswa dan siswi pun keluar dari masing-masing kelas, ada yang kekantin, ada yang berdiri depan kelas dan ada pula yang
99 mengampiri orang tuanya yang sedang duduk menunggunya. Terlihat keakraban antara satu dengan yang lainnya walaupun mereka berbeda ketunaan. Waktu pulang pun telah tiba orang tua siswa mulai berdatangan satu demi satu untuk mejemput anaknya.
Tanggapan Pengamat
Dari pengamatan tersebut peneliti menanggapi terdapat peran orang tua yang sangat besar dan perhatian dalam perkembangan pendidikan anaknya, dapat terlihat dari sikap orang tua yang sabar mengantar dan bahkan menunggu anaknya hingga sampai pulang. Terlihat juga sosialisasi siswa yang terjalin dengan baik antar satu dengan yang lainnya dapat dilihat pada jam istirahat walaupun mereka memiliki kekurangan fisik maupun mental mereka selalu bersama.
100 TRANSKRIP OBSERVASI No. CL
:
03
Koding
:
03/ O/ F-1/20-II/ 2015
Tanggal Pengamatan
:
07 oktober 2015
Jam
:
19.00 – 20.00 WITA
Disusun Jam
:
21.00 – 22.00 WITA
Kegiatan yang Diobservasi
:
Peran orang tua di rumah terhadap pendidikan anak
Transkrip
Pada tanggal 7 oktober tepatnya hari rabu berkunjung kerumah salah
Observasi
satu siswa SLB Mandara kendari yang terletak di Perdos Blok T No 9. Peneliti memberi salam dan kemudian pintunya dibuka oleh orang tua siswa yaitu ibu Neti Surianti AMKL terlihat wajah kebingungan terhadap kedatanganku, penelitipun mejelaskan maksud dan tujuan terhadap kedatangan mengenai keterangan terkait peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus. Terlihat yuni siswi tuna netra yang sedang membaca dengan tulisan Braille
yang didampingi oleh ibunya. Karena
perbincangan kami ibunya menyuruh yuni untuk kedalam belajar bersama kakaknya. Yang menurut ibunya kebiasaan yuni selain dibantu ibunya dia juga selalu dibantu oleh kakaknya dalam menyelesaikan tugasnya atau PR yang diberikan dari sekolah.
Saya pun melanjutkan perbincangan yang
sempat terhenti sejenak mengenai peran ibunya dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus. Ibunyapun menjelaskan sedikit cara membimbing yuni baik dalam pendidikan maupun bersosialisasi dimasyarakat dengan tidak membeda-bedakan yuni dengan saudaranya yang lain. Jam menunjukan pukul 20.00 peneliti meminta izin dan berterimakasih atas waktu yang diberikan.
Tanggapan Pengamat
Berdasarkan pengamatan, peneliti mengenai peran orang tua dalam pendidikan anaknya khususnya di rumah orangtua sangat aktif dalam membimbing dan menemani dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
101 oleh guru disekolah bahkan ibunya turut serta belajar tulisan Braille agar dapat memahami hasil pekerjaan anaknya.