J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 97
PENTINGNYA KREATIVITAS DAN KOMUNIKASI PADA PENDIDIKAN JASMANI DAN DUNIA OLAHRAGA Oleh: Zaskia Oktaviana Sari, Erda Ayu Septiasari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY email:
[email protected],
[email protected] Abstrak Tampak adanya fenomena bahwa dalam proses pembelajaran pendidikanjasmani di Indonesia, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, pembelajaran masih banyak didominasi guru ataupun pelatih, sehingga peserta didik atau atlet berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru ataupun pelatih, siswa maupun atlet tidak mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya Jika hal tersebut dibiarkan,dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas dan komunikasi. Padahal kreativitas dan komunikasi penting untuk dipupuk dan dikembangkan, karena kreativitas memang sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia di bidang pendidikan olahraga khususnya, yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kreativitas tinggi. Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah melalui implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani alasannya karena kreativitas bisa berkembang jika tidak ada pengekangan, artinya dalam proses pembelajaran siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan dirinya Untuk itu, guru/pelatih diharapkan kreatif dan mempunyai keterampilan berkomunikasi yang baik agar materi pembelajaran/latihan dapat diterima dengan baik oleh anak didik/atlet. Bagi anak didik atau atlet juga harus penjadi penerima pesan atau materi dari guru/pelatih agar apa yang disampaikan tidak menjadi salah persepsi dari diri sendiri. Dengan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dan atlet, guru dan siswa, atlet dan atlet itu sendiri diharapkan mampu menciptakan kondisi tim atau kelas yang solid, kuat, dan kondusif sehingga dapat tercapai tujuan yaitu prestasi dari tim atau kelas tersebut. Kata Kunci : Pendidikan Olahraga, Kreativitas, Komunikasi. Abstract It seems that in physical education subject in Indonesia there is a tendency that the students’ freedom is refrained. The learning process is dominated by the teacher or the coach. Thus, the students or athletes only obey the teacher’s or coach’s order since they do not have their own freedom to express themselves. If we let it that way, there is a concern that it will have negative effects on the students’ creativity and communication development. It is against the belief that crativity and communication skills must be intergrated and developed because creativity and communication skills are needed in relation to the development of Indonesia, especially in physical education field which needs high quality human resources who have high creativity. Therefore, the teacher or coach is expected to be creative and have the abilities to communicate well in order to deliver the materials or training activities to the students or athletes well. The students and the athletes are also expected to be a good receiver of the materials, so there will not be any misinterpretations. With a good communication between the coach and athletes, the teacher and students, and between the athletes themselves, it is expected that a strong and conducive class in order to have a good achievement can be realized. Keywords: Physical Education, Creativity, Communication
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 98
pelatihan dipengaruhi oleh efektif tidaknya
PENDAHULUAN Tantangan
pembangunan
nasional
komunikasi
yang
terjadi
dalamnya.
pada abad 21 sangat unik dan kompleks. Pada
Komunikasi efektif
abad
tidak
pealatihan merupakan proses transformasi
persoalan
pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi
bagaimana meningkatkan taraf hidup rakyat
dari pendidik kepada peserta didik, dari
menjadi lebih baik, namun juga dihadapkan
pelatih kepada atlet, dimana peserta didik atau
kepada era globalisasi dalam segala hal. Ciri
atlet mampu memahami maksud pesan sesuai
utama pada era ini adalah terjadi persaingan
dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
terbuka
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
ini
hanya
pembangunan dihadapkan
yang
nasional pada
sangat
ketat.
Kekayaan
dalam
di
pembelajaran/
sumberdaya alam dari suatu negara bukan lagi
teknologi
serta
menimbulkan
merupakan unggulan utama untuk mampu
tingkah
laku
menjadi
bersaing.
Pengajar/pealtih yang baik adalah pihak yang
Dimensi
utama
yang
perlu
perubahan
lebih
diperhatikan dalam era globalisasi ini bukan
paling
hanya penguasaan dan kreatifitas Iptek dalam
berlangsungnya
memproduksi sesuatu, namun juga kreativitas
dalam pembelajaran/latihan sehingga sebagai
bagaimana kita dapat bersosialisasi (guru
pengajar
penjas dengan peserta didik, atlet dengan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan
pelatih) menyampaikan informasi kepada
proses pembelajaran yang efektif.
komunikasi
dituntut
terhadap yang
memiliki
efektif
kemampuan
Akan tetapi pendidikan di Indonesia
guru penjas ataupun pelatih dengan atlet. Komunikasi merupakan sarana untuk
bertanggungjawab
baik.
masih
menekankan pada keterampilan-
terjalinnya hubungan antar seseorang dengan
keterampilan rutin dan hafalan semata-mata.
orang lain, dengan adanya komunikasi maka
Anak biasanya tidak didorong mengajukan
terjadilah hubungan sosial, karena bahwa
pertanyaan
manusia itu adalah sebagai makluk social,
imajinasinya, mengajukan masalah-masalah
sehingga terjadinya interaksi yang timbal
sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap
balik. Komunikasi pasti terjadi pada kegiatan
masalah atau menunjukkan banyak inisiatif.
olahraga, baik saat pembelajaran penjas
Jika hal tersebut dibiarkan, artinya apabila
maupun pelatihan cabang olahraga tertentu.
siswa terus dikekang oleh guru dalam proses
dan
menggunakan
daya
merupakan
pembelajaran, dikhawatirkan akan berdampak
Komunikasi
negatif terhadap pengembangan kreativitas
dikatakan efektif apabila komunikasi yang
siswa. Padahal kreativitas penting untuk
terjadi menimbulkan arus informasi dua arah,
dipupuk
yaitu dengan munculnya feedback dari pihak
kreativitas tertera dalam Sistem Pendidikan
penerima
Nasional No 20 Tahun 2003 yang intinya
Pembelajaran/pelatihan suatu
proses
pesan.
komunikasi.
Kualitas
pembelajaran/
dan
dikembangkan.
Pentingnya
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 99
antara
lain
adalah
melalui
pendidikan
kemampuan
dan
keterampilan
hidup
mampu
berkembang
sesuai
diharapkan dapat mengembangkan potensi
sehingga
peserta didik agar menjadi manusia yang
dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat
bertakwa,berakhlak mulia,
serta mampu terjun di masyarakat baik
cakap, kreatif,
sebagai individu maupun sebagai anggota
juga komunikatif. Dari penjelasan yang ada di dalam
masyarakat.
belakang
akan
diperhatikan oleh pendidik bahwa potensi
memaparkan membahas secara urut sebagai
anak baik yang berupa bakat dan tingkat
berikut:
kreativitas yang dimiliki berbeda. Namun
latar
Hakikat
di
atas
penulis
pendidikan,
pengertian
Suatu
hal
yang
kreativitas dan komunikasi, jenis kreativitas
ini semua
dan
dan
dengan kadar maksimal potensi yang
komunikasi, kebutuhan akan kreativitas dan
dimiliki dengan komunikasi yang baik,
komunikasi; peran intelegensi kreativitas dan
sehingga
komunikasi terhadap prestasi
sepenuhnya
komunikasi,
tujuan
kreativitas
pendidikan
perlu dikembangkan
perlu
mereka
bias
menjadi
sesuai
berkembang
cerdas,
kreatif,
bermoral dan cakap dalam hidup. Dulu,
olahraga.
orang mendambakan bahwa yang paling PEMBAHASAN
menentukan keberhasilan (keberbakatan)
A. Hakikat Pendidikan
seseorang
Pendidikan memiliki peran yang
adalah
sekarang
telah
intelegensi. Namun
disadari
bahwa
yang
sangat menentukan bagi perkembangan
menentukan keberbakatan adalah bukan
dan perwujudan diri individu, terutama
hanya intelegensi (kecerdasan) melainkan
bagi pembangunan bangsa dan negara.
kreativitas, komunikasi
Kemajuan
Negara
berprestasi
sangat ditentukan oleh bagaimana budaya
disebabkan
pendidikan di suatu negara itu diperankan,
komunikasi
terutama dalam mengenali, menghargai
motivasi berprestasi akan memungkinkan
dan mengembangkan peserta didik menjadi
penemuan-penemuan baru dalam bidang
sumberdaya manusia yang diharapkan oleh
ilmu dan teknologi, serta dalam semua
masyarakatnya
usaha
kebudayaan
serta
suatu
cara
bagaimana
dan
motivasi
(daya juang). Hal bahwa dan
manusia
ini
kreativitas,
daya
juang
dalam
atau
hidupnya.
memanfaatkan sumberdaya manusia dalam
Pentingnya Kebutuhan / Kreativitas dan
kehidupan
bernegara.
komunikasi.
Kebutuhan kreativitas dan
Tujuan pendidikan secara umum adalah
komunikasi
semakin
menyediakan
yang
kehidupan dunia mana pun, baik dalam
dapat
dunia perusahaan,entertainment, kesehatan,
mengembangkan kecerdasan, kreativitas,
politik, budaya dan sosial. Tanpa adanya
berbangsa
memungkinkan
dan
lingkungan siswa
terasa
dalam
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 100
kreativitas yang bermakna, semuanya akan
pembangunan ekonomi, politik, maupun
tertinggal oleh perkembangan dunia yang
sosial-budaya,
sangat dinamis. Sebagai contoh kalau suatu
menuntut komitmen kita untuk dua hal
produk perusahaan atau entertainment
yaitu:
selalu
pengembangan
monoton
kreativitas
baru
atau maka
tidak
ada
konsumennya
a)
dalam
pada
hakekatnya
penemukenalan
dan
bakat-bakat
berbagai
unggul
bidang,
b)
akan semakin menghilang karena bosan
penumpukan
dan
Selain
kreativitas yang pada dasarnya dimiliki
kreativitas komunikasi juga sangat erat
setiap orang, tetapi perlu ditemukenali
kaitanya dengan globalisasi, karna faktor
dan dirangsang sejak usia dini. 3)
pendukung dari sebuah kreativitas adalah
Perusahaan-perusahaan
dengan komunikasi yang tepat. Apalagi
makna
dalam era global dan informasi ini,
gagasangagasan
persaingan atau kompetisi semakin ketat
departemen pemerintah mencari orang-
dan perubahan terjadi secara dinamis,
orang yang memiliki potensi kreatif-
orang cenderung beralih ke hal yang
inventif.
lain
belum cukup dapat dilayani. Dari
beralih
yang
ke
produk
dirasakan
lain.
lebih
bermakna
yang
dan
dan
pengembangan
mengakui
sangat
besar
baru.
Banyak
Kebutuhan-kebutuhan
pendapat
dan menjadi penonton terhadap dinamika
disimpulkan bahwa kreativitas memang
dunia ini maka kreativitas, komunikasi dan
sangat dibutuhkan terutama berkaitan
kecerdasan anak perlu dikembangkan.
dengan pembangunan Indonesia yang
1. Pengertian Kreativitas
membutuhkan sumber daya manusia
banyak
memberikan
penjelasan
ahli
tersebut
ini
baginya. Supaya bangsa ini tidak tertinggal
Utami Munandar (2004:v,1,7)
para
dari
dapat
berkualitas yang memiliki kreativitas tinggi. Namun sayangnya penelitian
mengenai pentingnya kreativitas, antara
mengenai
kreativitas
lain: 1) Kreativitas adalah esensial
dilakukan.
masih
jarang
Hal ini sesuai dengan yang
untuk pertumbuhan dan keberhasilan untuk
dikemukakan Utami Munandar (2004:7)
pembangunan Indonesia; sehubungan
yang mengambil dari Guilford (1950)
dengan ini peranan orang tua, guru, dan
yang
masyarakat
2)
penelitian dalam bidang kreativitas
Pengembangan sumber daya berkualitas
sangat kurang, dan kreativitas masih
yang mampu mengantar Indonesia ke
kurang
posisi terkemuka, paling tidak sejajar
pendidikan formal.” Dari ungkapan
dengan negara-negara lain, baik dalam
tersebut dan didukung oleh pernyataan
pribadi,
dan
sangat
amat
vital
menentukan.
menyatakan
mendapat
bahwa:
perhatian
“Betapa
dalam
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 101
para ahli tersebut di atas mengenai
originalitas
dalam
pentingnya kreativitas, maka penulis
Munandar,
1977).
tergugah dan tertarik untuk melakukan
menekankan
penelitian mengenai kreativitas dengan
divergen (disebut juga berfikir kreatif)
pendekatannya
dan
pembelajaran
melalui
model
pendidikan
jasmani.
(Utami
Guilford
(1986)
perbedaan
berfikir
Divergen:
berfiir
berfikir
konvergen.
Berfikir
bentuk pemikiran terbuka,
Dalam proses pembelajaran pendidikan
yang
jasmani di sekolah dasar, masih ada
kemungkinan jawaban terhadap suatu
kecenderungan terhadap pengekangan
persoalan/ masalah.
mendominasi
pembelajaran,
macam-macam
Berfikir Konvergen: sebaliknya
kebebasan siswa, masih banyak guru yang
menjajagi
berfokus pada tercapainya satu jawaban
sehingga siswa hanya berperan sebagai
yang
pelaksana
persoalan
atau
diperintahkan oleh gurunya, siswa tidak
pendidikan
formal
mendapat
menekankan berfikir konvergen dan
terhadap
apa
yang
kebebasan
mengekspresikan
untuk
dirinya.
Padahal
paling
tepat
terhadap
masalah. pada
suatu Dalam
umumnya
kurang memikirkan berfikir divergen.
kreativitas dapat berkembang jika tidak ada pengekangan artinya siswa diberi
3. Pengertian Komunikasi
kebebasan baik dalam berpikir maupun
Banyak pendapat dari berbagai
dalam bertindak. Salah satu cara untuk
pakar mengenai definisi komunikasi,
mengembangkan
kreativitas
siswa
namun
adalah
penerapan
model
seksama dari berbagai pendapat tersebut
pembelajaran inkuiri dalam pendidikan
mempunyai maksud yang hampir sama.
jasmani alasannya karena kreativitas
Menurut Agus M. Hardjana (2003: 16)
bisa
ada
secara etimologis komunikasi berasal
pengekangan, artinya dalam proses
dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah
pembelajaran siswa diberi kebebasan
kata depan yang artinya dengan, atau
untuk mengekspresikan dirinya dan
bersama dengan, dan kata umus, sebuah
dalam hal ini guru tidak mendominasi
kata bilangan yang berarti satu. Dua
pembelajaran.
kata tersebut membentuk kata benda
melalui
berkembang
jika
tidak
jika
diperhatikan
dengan
communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai
2. Kreativitas sebagai Proses
yang
Kretaivitas adalah suatu proses
makna
tercermin
persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
kelenturan
dalam
kelancaran,
(fleksibilitas)
dan
kebersamaan,
persatuan,
hubungan. Karena untuk ber- communio
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 102
diperlukan adanya usaha dan kerja,
a. Komunikasi pada dasarnya merupakan
maka kata communion dibuat kata kerja
suatu proses penyampaian informasi.
communicare yang berarti membagi
Dilihat
sesuatu
kesuksesan
dengan
seseorang,
tukar
dari
sudut
pandang
komunikasi
ini,
tergantung
menukar, membicarakan sesuatu dengan
kepada desain pesan atau informasi dan
orang, memberitahukan sesuatu kepada
cara penyampaiannya. Menurut konsep
seseorang,
ini pengirim dan penerima pesan tidak
bercakap-cakap,
bertukar
pikiran, berhubungan, atau berteman.
menjadi komponen yang menentukan.
komunikasi
b. Komunikasi adalah proses penyampaian
pemberitahuan,
gagasan dari seseorang kepada orang
pembicaraan, percakapan, pertukaran
lain. Pengirim pesan atau komunikator
pikiran atau hubungan.
memiliki peran yang paling menentukan
Dengan mempunyai
demikian, makna
Komunikasi
adalah
proses
dalam
keberhasilan
komumikasi,
penyampaian informasi dari seseorang
sedangkan komunikan atau penerima
kepada orang lain. Komunikasi akan
pesan hanya sebagai objek yang pasif.
berjalan dengan baik apabila lingkungan
c. Komunikasi diartikan sebagai proses
sekitarnya timbul saling pengertian,
penciptaan arti terhadap gagasan atau
yaitu apabila kedua belah pihak antara
ide yang disampaikan. Pemahaman ini
pengirim dan penerima pesan dapat
menempatkan tiga komponen yaitu
memahaminya (Widjaja, 2000: 15).
pengirim, pesan, dan penerima pesan
Menurut
60)
pada posisi yang seimbang. Proses ini
menjelaskan bahwa komunikasi adalah
menuntut adanya proses encoding oleh
suatu proses penyampaian kesan dalam
pengirim dan decoding oleh penerima,
bentuk lambang yang bermakna sebagai
sehingga informasi dapat bermakna.
Effendy
(2003:
panduan pikiran serta perasaan berupa
Semua komunikasi satu arah
harapan,
mengikuti proses dasar yang sama.
imbauan, kepercayaan, dan sebagainya
Sebagai langkah pertama, satu orang
yang dilakukan oleh orang-orang tidak
memutuskan untuk mengirim pesan ke
langsung melalui media dan tujuan
yang lain. Kemudian diterjemahkan
seseorang kepada orang lain secara
pengirim (encode) pikiran ke dalam
tatap muka maupun mengubah sikap,
pesan. Sebagai langkah ketiga, pesan
pandangan, dan perilaku.
tersebut disalurkan (biasanya dianggap
ide,
informasi,
perasaan,
Dari pendapat ahli di atas dapat
kata yang diucapkan tapi kadang-
disimpulkan bahwa komunikasi pada
kadang melalui cara-cara non-verbal,
dasarnya adalah sebagai berikut:
seperti bahasa isyarat) ke penerima.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 103
Selanjutnya, penerima berpikir tentang
menentukan betapa efektifnya orang-
pesan dan merespon secara internal,
orang
dengan
mengkoordinasikan usaha-usaha untuk
menjadi
tertarik,
semakin
Komunikasi tentu dapat berjalan baik
sama
dan
mencapai tujuan. Menurut (Widjaja,
marah, atau merasa lega.
dengan
bekerja
apabila
terdapat
kesepahaman antara komunikator atau
2000:
66-67)
a) Supaya pesan yang di sampaikan dapat
atau penerima pesan. Di bawah ini
komunikator
faktor-faktor
kepada
dalam
komunikasi
adalah sebagai berikut:
penyampai pesan dengan komunikan
penunjang
tujuan
mengerti, harus
komunikan
sebagai menjelaskan (penerima)
komunikasi adalah:
dengan sebaik-baiknya dan tuntas
1) Menarik perhatian
sehingga
2) Mudah dimengerti
mengerti dan mengakui apa yang
3) Penggunaan Intonasi
dimaksud dari komunikator.
komunikan
dapat
4) Kecakapan Non Verbal
b) Memahami orang lain. Sebagai
5) Kecakapan mendengar
komunikator harus mengerti benar
6) Kredibilitas
aspirasi masyarakat tentang apa
(Pengetahuan,
yang diinginkan kemauannya.
Penampilan, Empati) 7) Membangkitkan kebutuhan pribadi
c) Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Berusaha agar gagasan
komunikan
yang disampaikan dapat diterima orang
a. Tujuan Komunikasi
72)
Menurut Rian Nugroho (2004:
persuasif
tujuan
kehendak.
menciptakan atau
lain
komunikasi pemahaman
mengubah
persepsi,
adalah
dengan bukan
pendekatan memaksakan
bersama
d) Menggerakkan orang lain untuk
bahkan
melakukan sesuatu, menggerakan
perilaku. Komunikasi tidak hanya
sesuatu
menyampaikan informasi atau pesan
macam, mungkin berupa kegiatan.
saja,
Kegiatan dimaksud di sini adalah
tetapi
komunikasi
dilakukan
itu
dapat
seorang dengan pihak lainnya dalam
kegiatan
upaya membentuk suatu makna serta
mendorong, namun yang penting
mengemban
harus diingat adalah bagaimana
harapan-harapannya
(Rosadi Ruslan, 2003: 83). Dengan demikian
komunikasi
mempunyai
peranan yang sangat penting dalam
yang
bermacam-
lebih
banyak
cara yang baik untuk melakukan.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 104
c. Unsur-Unsur Komunikasi
b. Bentuk Komunikasi Bentuk
komunikasi
dapat
Menurut
Fajar
Marhaeni
diklasifikasikan menurut jumlah pihak
(2009: 58-59) ruang lingkup ilmu
yang
komunikasi
terlibat
dalam
proses
komponennya terdiri dari:
komunikasi, yaitu: 1) Komunikasi
Intrapersonal
(Intrapersonal yaitu
communication),
proses
berdasarkan
komunikasi
1) Komunikator
(Communicator,
sender, source) Dasar
yang
yang
digunakan
terjadi dalam diri sendiri. Misalnya
dalam penyampaian pesan dan
proses berpikir untuk memecahkan
digunakan
masalah pribadi.
memperkuat
2) Komunikasi
Antarpersonal
(Antarpersonal yaitu
communication),
komunikasi
yang
terjadi
dalam pesan
rangka itu
sendiri. orang,
Sumber
dapat
berupa
lembaga,
buku,
dan
dokumen,
ataupun sejenisnya. Orang yang
antara seseorang dengan orang lain,
menyampaikan
bisa berlangsung secara tatap muka
seseorang atau sejumlah orang.
3) Komunikasi
orang
Kelompok
(Group
kepada
Dalam komunikasi setiap
(face to face) maupun dengan bantuan media.
pesan
atau
kelompok
menyampaikan
dapat
pesan-pesan
communication), yaitu komunikasi
komunikasi itu sebagai suatu proses
yang
dimana komunikator dapat menjadi
berlangsung
kelompok.
dalam
Misalnya
suatu diskusi,
seminar, sidang kelompok
dan
dan
sebaliknya
komunikan
dapat
menjadi
komunikator.
sebagainya. 4) Komunikasi
komunikan
Massa
(Mass
Syarat-syarat
komunikator
communication), yaitu komunikasi
yang baik adalah sebagai berikut:
yang melibatkan banyak orang.
1) Pengetahuan luas
Beberapa ahli mengatakan bahwa
2) Kepribadian baik
komunikasi
3) Jujur dan ikhlas
massa
adalah
komunikasi melalui media massa. Contohnya kampanye politik.
4) Keberanian
moral
kaya
perbendaharaan kata 5) Kecerdasan menguasai tema 6) Mengenal pribadi komunikan 7) Percaya diri 8) Sikap menarik
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 105
positif dan negatif. Secara umum
9) Bertanggung jawab
umpan balik atau feedback terbagi
2) Pesan (message) merupakan
ke dalam dua jenis yaitu intrinsic
seperangkat lambang bermakna dari
feedback dan extrinsic feedback.
apa
oleh
Intrinsic feedback atau umpan balik
komunikator. Pesan ini mempunyai
intrinsik berkaitan dengan penilaian
inti pesan (tema) yang sebenarnya
terhadap dirinya sendiri, tentang
menjadi pengarah di dalam usaha
sikap, aktivitas dan atau perilaku
mencoba
dan
yang telah dilakukannya, derta
komunikan.
tentang kemampuan yang telah
Pesan
yang
disampaikan
mengubah
tingkah
laku
sikap
dapat
ditunjukkannya. Misalnya dalam
yakni
melaksanakan tugas gerak, apakah
menggunakan alat, isyarat, simbol,
aktivitas yang dilakukan sudah
gambar,
untuk
sesuai dengan yang diinstruksikan
balik
guru,
Penyampaian dilakukan
pesan
secara
atau
mendapatkan
verbal
warna umpan
apakah
sudah
mampu
menyelesaikan keseluruhan tugas
(feedback) dari komunikan.
gerak,
3) Channel atau saluran Saluran komunikasi tempat
apakah
merasa
nyaman
dengan alat bantu yang digunakan,
berlalunya pesan dari komunikator
atau
ke komunikan.
gerakan senam telah sesuai dengan urutan
4) Komunikan Komunikan adalah pihak
menilai
yang
Sedangkan
bahwa
harus extrinsic
rangkaian
dilakukan. feedback
penerima pesan, sering dikenal
adalah umpan balik yang berasal
dengan sebutan receiver, audience,
dari luar dirinya. Misalnya koreksi
atau
seorang
dari guru penjas atas gerakan yang
komunikan tidak hanya menerima
sudah dilakukan, cemoohan rekan
pesan, tetapi juga menganalisis,
karena salah memberikan umpan
menafsirkan,
ketika bermain bola, atau dari
sasaran.
Tugas
sehingga
dapat
memahami makna pesan tersebut.
lingkungan sekitar. 6) Gangguan (noise)
5) Umpan Balik (feedback) sangat
Dalam proses komunikasi
berperan penting dalam komunikasi
tidak selamanya berjalan lancar,
karena ia menentukan berlanjutnya
tapi
atau berhentinya komunikasi, oleh
gangguan, baik yang bersifat teknis
karena itu umpan balik bisa bersifat
maupun semantic. Dalam proses
Umpan
balik
sering
kali
mengalami
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 106
komunikasi tidak selalu keenam
sekaligus. Prasyarat minimal agar
4. Guru dan Perilaku Pelatih Dalam Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif. Penelitian telah menunjukkan
komunikasi dapat terlaksana, yakni
bahwa sejumlah perilaku guru dan
sekurang-kurangnya
pelatih dapat memfasilitasi komunikasi.
komponen di atas itu muncul
mesti
melibatkan tiga komponen, yaitu
Perilaku ini meliputi:
komunikator,
a) Perilaku mengkonfirmasi.
pesan,
dan
a. Komunikasi
komunikan.
menunjukkan
dan
apresiasi siswa atau pemain dalam menanggapi
d. Efek Komunikasi Efek komunikasi adalah hasil
pertanyaan
atau
komentar.
dari kegiatan komunikasi yang terjai.
b. Komunikasi menunjukkan bahwa
Efek komunikasi dapat berupa emosi
pelatih atau guru percaya bahwa
dan juga bukti fisik. Komunikasi
siswa
menurut
melakukannya dengan baik.
Rakhmad
(2007:
219),
mempunyai beberapa pengaruh atau efek
yang
dapat
menyangkut
pengetahuan, mengubah sikap, dan menggerakkan
perilaku
kita
atau
pemain
c. Guru atau pelatih selalu mengecek pada
pemahaman
d. Komunikasi menunjukkan minat pada
a) Efek kognitif, yaitu efek yang
pemain belajar.
pemahaman,
pengetahuan, penganalisaan,
dan
sebelum
melanjutkan ke titik berikutnya.
diantaranya adalah:
menyangkut
bisa
apakah
mahasiswa
atau
e. Umpan balik yang diberikan pada siswa atau kinerja pemain. b) Perilaku kejelasan
penyimpulan. yang
a. Guru atau pelatih menggunakan
menyangkut sikap persetujuan dan
contoh-contoh yang jelas dan
rasa suka.
relevan.
b) Efek
afektif,
yaitu
efek
c) Efek behaviorial, yaitu lanjutan dari
b. Guru atau pelatih berhubungan
efek dimana efek ini berarah pada
contoh kembali ke konsep atau
perilaku
aturan.
masyarakat.
individu
dalam
c. Guru atau pelatih menggunakan bahasa daripada bahasa abstrak. d. Guru atau pelatih tetap pada tugas dan
tidak
pokok-pokok.
menyimpang
dari
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 107
e. Guru
atau
pelatih
jelas
2. Ringkas
dan
singkat,
tidak
menjelaskan tujuan untuk setiap
kehilangan pesan dengan menjadi
tugas.
panjang lebar
Ketika informasi
pelatih
kepada
memungkinkan
atlet
memberikan
memberikan
untuk
menyesatkan
mengambil tindakan untuk perubahan efek, maka cari sesuatu yang positif untuk mengatakan pertama kali dan kemudian memberikan informasi yang akan
memungkinkan
atlet
dan
akan
yang
mereka
3. Benar
untuk
mempengaruhi perubahan perilaku atau
akurat,
menghindari
informasi
yang
4. Lengkap. Berikan semua informasi dan bukan hanya bagian dari itu 5. Sopan
dan
tidak
mengancam,
menghindari konflik 6. Konstruktif. Bersikaplah positif, jauh dari sikap kritis dan negatif.
tindakan. Crookes (1991) bahwa pelatih harus: 1. Mengembangkan
keterampilan
komunikasi verbal dan non-verbal. 2. Pastikan bahwa pelatih memberikan umpan balik positif selama sesi
3. Berikan semua atlet dalam kelompok pelatihan mereka perhatian yang
sesuai
dengan
pemikiran atlet dan gaya belajar. 5. Pastikan bahwa pelatih tidak hanya berbicara dengan atlet tetapi bnyak
yang
tentu
saja
membutuhkan
mengkomunikasikan hal yang diketahui dan apa yang pelatih ingin diajarkan
berbeda
atlet
karena
tidak
mengerti
atau
memahami.
akan Penting
untuk memiliki komunikasi nonverbal yang baik. Nada dan kecepatan yang digunakan saat berbicara, postur dan
orang mendengarkan. keterampilan
komunikasi akan memungkinkan kedua atlet dan pelatih untuk mendapatkan lebih banyak dari hubungan pembinaan atlet. Komunikasi yang efektif berisi enam elemen (Crookes 1991): 1. Jelas. Pastikan bahwa informasi yang disajikan jelas
ingin mencapai hasil yang sangat baik,
kepada atlet akan menjadi dua hal yang
sama
Peningkatan
atlet sangat penting dan harus baik jika
komunikasi. Tanpa kemampuan untuk
pelatihan.
4. Berkomunikasi
5. Komunikasi antara Atlet dan Pelatih Hubungan antara pelatih dan
gerakan
tubuh,
semua
ini
adalah
komunikasi, dan ini adalah salah satu yang paling penting. Arti yang tepat dari kata-kata yang tepat diungkapkan oleh komponen non-verbal. Hal ini sangat
penting
dalam
individu
kompetisi, di mana pelatih dan atlet harus bekerja sama sebagai tim, dan
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 108
harus saling menghormati satu sama
Komunikasi yang buruk antara pelatih
lain dan komunikasi yang baik.
dan
Pelatih
menjelaskan,
atlet
konsekuensi
dapat
menyebabkan
serius.
Ini
dapat
berkomunikasi dengan atlet, tentang
memutuskan hasil pertandingan, itu
bagaimana
harus
dapat menyebabkan cedera dari atlet,
dilakukan, menyarankan, membantu,
dan jika para atlet dan pelatih tidak
sementara
menghormati
dan
apa
atlet
yang
harus
mampu
satu
sama
lain
dan
mengatakan padanya jika ada sesuatu
memiliki ide yang berbeda, dapat berarti
yang
ada
bahwa atlet tidak akan berpartisipasi
sesuatu yang tidak bisa lakukan, apakah
dalam beberapa peristiwa, dan akhirnya
sakit
sebagainya.
itu mengarah ke putus kerjasama.
Komunikasi non-verbal atau tingkah
Pelatih bisa sangat aktif, bisa membuat
lakunya harus menjadi model peran
banyak suara, berteriak, gelombang
untuk atlet. Jika perilaku pelatih dan
tangan, bersorak pada semua cara untuk
ekspresi wajah menunjukkan tanda-
membantu atlet tetapi sering lebih baik
tanda perhatian secara otomatis akan
komunikator yang diam-diam menonton
menyebabkan seperti respon di atlet.
kompetisi, berkonsentrasi pada setiap
Atlet tidak dapat menunjukkan emosi
saat agar tidak kehilangan sesuatu yang
seperti itu, pelatih adalah orang yang
dapat menjadi sangat penting.
tidak
dipahami,
sedikit,
apakah
dan
kata-katanya harus mengilhami dan
Atlet adalah orang-orang yang
mendorong atlet untuk melakukan yang
sering melihat ke atas untuk pelatih
terbaik untuk mencapai hasil yang lebih
mereka dan mereka tidak harus melihat
baik. Orang sering mendengar bahwa
setiap reaksi negatif, karena dapat
seorang atlet mengatakan bahwa untuk
menyebabkan penurunan kepercayaan
keberhasilannya pelatih yang berjasa,
diri, dan dengan demikian untuk hasil
dan mereka sering sangat berterima
yang buruk. Sering selama kompetisi
kasih kepada pelatih untuk memotivasi
atlet memblokir semua suara sekitar
dan
lainnya, dan semua yang
mendukung
atlet
selama
ini.
didengar
Namun, saat ini masalah utama adalah
kecuali pelatih dari atlet tersebut, karena
bahwa
tidak
pada saat itu pelatih adalah satu-satunya
menyadari apa dan bagaimana untuk
orang yang didengar dan yang atlet
menjelaskan hal-hal untuk atlet mereka.
yakini karena pelatih adalah orang yang
Seorang pelatih dapat memiliki
tahu, bagaimana bersaing, kelemahan,
ide yang sempurna dari apa yang
dan sisi kuat. Keyakinan seperti itu
diinginkan
tidak dicapai selama satu malam dan
kebanyakan
bahkan
pelatih
dari
atletnya.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 109
tidak mungkin tanpa komunikasi yang
Kesimpulan Kreativitas dan komunikasi
baik. Namun, tidak hanya penting apa
penting
yang pelatih mengatakan atletnya, tetapi
untuk dipupuk dan dikembangkan, karena
juga
kreativitas
cara
pelatih
menafsirkannya.
memang
sangat
dibutuhkan
Artinya, bagaimana mendengar semua
terutama berkaitan dengan pembangunan
petunjuk ini, bagaimana menerima dan
Indonesia di bidang pendidikan olahraga
akhirnya bereaksi terhadapnya. Kata-
khususnya, yang membutuhkan sumber daya
kata pelatih dapat merangsang dan
manusia berkualitas yang memiliki kreativitas
mendorong, tetapi jika atlet dipahami
tinggi. Salah satu cara untuk mengembangkan
kemudian salah, atlet dapat kehilangan
kreativitas siswa adalah melalui implementasi
kepercayaan dirinya karena kurangnya
model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan
hasil. Oleh karena itu penting untuk
jasmani alasannya karena kreativitas bisa
memiliki hubungan yang dikembangkan
berkembang jika tidak ada pengekangan,
dan baik, komunikasi yang baik antara
artinya dalam proses pembelajaran siswa
pelatih
diberi kebebasan untuk mengekspresikan
dan
atlet
sehingga
situasi
semacam ini tidak akan terjadi. Tentu
dirinya Untuk itu, guru/pelatih diharapkan
saja, pelatih tidak berkomunikasi hanya dengan atlet, hari ini ada masalah yang
kreatif
berkembang dari serangan terhadap
berkomunikasi
wasit oleh pelatih, dengan verbal atau
pembelajaran/latihan dapat diterima dengan
nonverbal, ketika atlet percaya bahwa
baik oleh anak didik/atlet. Bagi anak didik
atlet rusak oleh hakim. Itulah sebabnya
atau atlet juga harus penjadi penerima pesan
kebijakan baru diperkenalkan, misalnya
atau materi dari guru/pelatih agar apa yang
dalam sepak bola, di mana hakim dapat
disampaikan tidak menjadi salah persepsi dari
menghapus pelatih dari kursi pelatih.
diri sendiri. Dengan adanya komunikasi yang
Ada hukuman karena menghina wasit,
baik antara pelatih dan atlet, guru dan siswa,
serta larangan menjaga tim tanpa pelatih
atlet dan atlet itu sendiri diharapkan mampu
di sejumlah tertentu pertandingan atau
menciptakan kondisi tim atau kelas yang
denda. Salah satu contoh terbaik adalah
solid, kuat, dan kondusif sehingga dapat
Sir Alex Feguson, tentu salah satu
tercapai tujuan yaitu prestasi dari tim atau
pelatih terbesar dan terbaik yang pernah
kelas tersebut..
ada, yang sering dikenal berada dalam konflik
dengan
hakim
dan
sering
menghina wasit dan sering dihukum.
dan
mempunyai
keterampilan
yang
agar
baik
materi
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 2 , N o m o r 1 , J a n u a r i 2 0 1 6 | 110
DAFTAR PUSTAKA Agus M. Hardjana. (2003). Komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Dwi Priyatno. (2008). SPSS untuk Analisis Data & Uji Statistik. MediaKom. Effendy, Onong Uchjana.(2005). Pengembangan komunikasi dalam pembelajaran TIK. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 7, 1, 56-74. Fajar Marhaeni. (2009). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. http://digilib. itb.ac.id/gdl.php?mod =browse&op= read&id=jbptitbppgdl-s2-International. Inc. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Cetakan Pertama. Metzler, Michael.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. Moralitas. Bandung : Forum Sosial Budaya, UNINUS. Nana Syaodih Sukmadinanta. (2007). Metode Penelitian Pendididikan. Remaja Nasional II Divisi-Divisi Abkin, tanggal 12-14 Agustus 2004 di Malang. Rian
Nugroho D. (2004). Komunikasi pemerintahan. Jurnal Ilmu Teknologi, Informatika dan Komunikasi Volume 2, 2, 70-75.
Rusadi Ruslan. (2003). Metode penelitian public relations dan komunikasi. Jakarta: Grafindo Persada. Utami
Munandar.1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Pusat
Utami Munandar. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Widjaja. (2000). Ilmu Komunikasi. Bina Aksara: Jakarta.