Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MELALUI PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBASIS MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN IPS SD Fitria Andriani1, Tuti Istianti2, Lely Halimah3 Jurusan S-1 PGSD Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Panyileukan III, menunjukkan bahwa salah satu kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran masih menunjukkan kategori yang sangat rendah. Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif dalam proses pemerolehan pengetahuan. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka guru mengimplementasikan model pembelajaran yang mendukung terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu melalui penerapan model Creative Problem Solving berbasis Mind Mapping. Penelitian dilakukan di SDN Panyileukan III dengan jumlah 27 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain Elliot. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan teknik kuantitatif, kualitatif dan triangulasi. Secara kuantitatif rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus 1 adalah 52.16, siklus 2 adalah 68.44 dan siklus 3 adalah 75.31. Dari perolahan nilai rata-rata setiap siklus dapat dideskripsikan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dimana siswa mampu dan lancar dalam mengidentifikasi, merumuskan gagasan hingga menetapkan solusi ke dalam tampilan Mind Mapping dari setiap topik pembahasan yang ditentukan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa melalui implementasi model Creative Problem Solving berbasis Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sehingga peneliti memberikan saran untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa maka sebaiknya guru mengaplikasikan penggunaan model tersebut dalam pembelajaran.
Kata Kunci : Berpikir Kreatif, Model Creative Problem Solving, Mind Mapping, Pembelajaran IPS
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR 1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203733 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
CREATIVE THINKING ABILITY IMPROVEMENT THROUGH THE APPLICATION OF CREATIVE PROBLEM SOLVING MODEL-BASED MIND MAPPING OF SOCIAL SCIENCE LEARNING Fitria Andriani1, Tuti Istianti2, Lely Halimah3 Jurusan S-1 PGSD Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRACT
Based on the problems has found on social studies learning in Grades IV SDN Panyileukan III , indicates that one creative thinking abilities of students in study still showed a very low category. The problem caused by the learning process is carried out not lead students to think creatively in the process of gaining knowledge. Solution to resolve these problems, the teachers must implement model to support the improvement of students creatively thinking abilities with application of the model Creative Problem Solving based Mind Mapping . This research was conducted in SDN Panyileukan III with all students as much as 27 students. The research method used is classroom action research ( PTK ) with Elliot design. The instrument used is the observation sheet teachers and students, the questionnaires , field notes and documentation. Analysis of the data is made by the technique of qualitative, quantitative and triangulation. The average value of creative thinking abilities of students in cycle 1 was 52.16, cycle 2 was 68.44 and cycle 3 was 75.31. From the acquisition of the average value of each cycle can be described that an increase in student ability to think creatively and fluently in which students are able to identify, formulate ideas to establish a solution to the Mind Mapping views of each topic discussion specified. So it can be concluded that through the implementation of the model Creative Problem Solving based Mind Mapping can improve the ability to think creatively so that researchers provide advice to further increase the students ability to think creatively then the teachers should apply the use of such models in learning.
Keywords : Creative Thinking, Creative Problem Solving Model, Mind Mapping, Social Sciences Learning
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203733 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
3
Pada perkembangan global saat ini,
Melalui cara berpikir yang kreatif,
berbagai tuntutan kecakapan hidup penting
maka akan memberikan rasa percaya diri
untuk
bagi siswa, sehingga nantinya diharapkan
dimiliki
oleh
setiap
manusia.
Perkembangan teknologi dan informasi
dari
yang begitu pesat, menjadikan setiap
Disamping
individu perlu memiliki pemikiran kreatif
kreativitas
dalam mengolah berbagai informasi yang
kehidupan
berkembang serta memiliki cara bernalar
menemukan bagaimana cara menghadapi,
yang mendalam, kondisi tersebut menjadi
dan menyelesaikan persoalan.
pendidikan
generasi
keemasan
itupula yang
yang
kreatif.
dengan
tinggi,
tingkat
maka
dalam
pun
akan
sehari-harinya
tidak lepas dari istilah kreativitas. Istilah kreativitas sebagaimana yang dikutip oleh
bangsa yang unggul. Pendidikan
pemikiran
Pada esensinya, berpikir kreatif ini
tantangan pula pada abad ke 21 khususnya dalam
sebuah
sebagai
salah
kegiatan
untuk
menyiapkan
dengan
memiliki
berbagai
satu
individu
Sudarma
Momon
menyatakan
(2013,
bahwa
hlm.
kreativitas
9)
adalah
kecakapan
‘kemampuan seseorang untuk membuat
hidup di era globalisasi saat ini. Salah satu
sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide,
upaya untuk mewujudkan hal tersebut
langkah atau produk’. Setiap manusia pada dasarnya adalah
yaitu melalui pembelajaran yang diarahkan pada pembentukan siswa agar memiliki
makhluk
rasa ingin tahu yang tinggi dalam segala
mengembangkan
aspek apapun, cakap, aktif dan kreatif
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
dalam memperoleh dan mengolah berbagai
Dalam
informasi.
menjadi
Munandar Utami (2009, hlm.31) mengemukakan mengembangkan
pentingnya keterampilan
berpikir
kreatif
karena berbagai
optimalisasi kreatif
mampu hal
sebuah
yang
potensi
bahwasannya
perlu
pembelajaran dan pembiasaan. Sejalan dengan pemaparan Gibbs (dalam Mulyasa, 2007)
menyatakan
bahwa
‘kreativitas
kreatif pada siswa diantaranya adalah
dapat dikembangkan dalam pelaksanaan
sebagai berikut : (1) dengan berkreasi
pembelajaran
maka orang dapat mewujudkan dirinya
kepercayaan, komunikasi yang bebas,
(self actualization). (2) berpikir secara
pengarahan diri dan pengawasan yang
kreatif akan memberikan kepuasan kepada
tidak terlalu ketat kepada siswa sehingga
individu. (3) kreativitas memungkinkan
dapat mengembangkan rasa percaya diri,
manusia untuk meningkatkan kualitas
diberikan kesempatan untuk berkomuniasi
hidupnya.
ilmiah secara bebas dan terarah, dan
dengan
memberi
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
melihat suatu masalah dari berbagai perspektif dan memberikan gagasan yang bervariasi. Ketiga orisinal, yakni mampu memikirkan cara yang berbeda dari sebelumnya dan dapat mengkombinasikan dari setiap bagian atau unsur yang ditelitinya. Keempat memperinci (mengelaborasi) dimana mampu memperkaya, mengembangkan, memperinci berbagai gagasan sehingga lebih menarik.
dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran’. Mengacu pada pemaparan tersebut, dalam
rangka
pembelajaran
menciptakan
berpikir
kreatif,
iklim maka
tentunya kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru
dalam
4
mengorganisasikan
pembelajaran, disamping guru pun harus memposisikan siswa
sebagai
dapat
fasilitator agar
membangun
dan
Berbicara kehidupan manusia yang kreatif,
tentunya
tidak
lepas
dari
mengembangkan ide ataupun gagasan
lingkungan sosialnya. Manusia tumbuh
sebagai kemampuan berpikirnya.
dan berkembang di lingkungan sosialnya
Guilford (dalam Suryosubroto, 2009,
yang
dihadapkan
dengan
beragam
hlm. 198) menyatakan bahwa ada beberapa
persoalan yang terjadi di lingkungan
sifat
sekitarnya, untuk itu maka pentingnya
atau
ciri
yang
mencerminkan
kemampuan berpikir kreatif diantaranya
mata
yaitu
persekolahan.
‘fluency
kemampuan flexibility gagasan,
(kelancaran
menghasilkan (kemampuan
jawaban,
atau
pelajaran
IPS
di
jenjang
gagasan),
Mata pelajaran IPS adalah sebagai
menghasilkan
salah satu disiplin ilmu yang memberikan
pertanyaan
yang
bekal
kepada
peserta
didik
untuk
bervariasi), originality (kemampun untuk
mengembangkan
mencetuskan pendapatnya sendiri sebagai
menghadapi dan memecahkan beragam
tanggapan terhadap situasi yang dihadapi
persoalan yang ada lingkungan sekitarnya,
dan elaboration (kemampuan menyatakan
sehingga dapat mengerti dan memahami
gagasan secara terperinci suatu objek,
lingkungan
gagasan atau situasi)’
disekelilingnya.
Senada
dengan
pendapat
dirinya
sosial
dalam
masyarakat
ini,
Sapriya (2015, hlm. 12) menyatakan
Munandar (2009, hlm.11) mengungkapkan
bahwa mata pelajaran IPS di tingkat
hal yang sama mengenai indikator berpikir
sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
kreatif, diantranya adalah:
mempersiapkan para peserta didik sebagai
Pertama, lancar dimana seorang siswa dapat mencetuskan banyak gagasan. Kedua, luwes, yang dapat diartikan, siswa harus mampu
warga
negara
yang
menguasai
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and value)
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
5
yang dapat digunakan sebagai kemampuan
bahwa ‘perkembangan kognitif setiap anak
mengambil keputusan dan berpartisipasi
sebagian
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
seberapa jauh siswa aktif berinteraksi
agar menjadi warga negara yang baik.
dengan lingkungannya yaitu bagaimana
Senada dengan pernyataan tersebut, melalui mata pelajaran IPS tidak hanya memproitaskan
dalam
siswa
besar
secara
bergantung
aktif
kepada
mengkonstruksi
pengetahuannya’. Tentunya
mempersiapkan
dalam
peserta didik agar mampu memiliki aspek
pemikiran
pengetahuan dan pemikiran yang luas,
stimulus
akan tetapi beberapa keterampilan (skill)
membentuk pola berpikir kreatif siswa
terutama keterampilan sosial yang perlu
dalam rangka menyelesaikan berbagai
untuk dibentuk dan dilatih sehingga dapat
permasalahan.
mengelola
dan
menganalisis
siswa,
maka
mengkonstruk
pembelajaran
diperlukan yang
dapat
secara
Namun dalam implementasinya di
terampil beragam permasalahan dalam
lapangan, beberapa hal yang menjadikan
aktifitas kehidupan sosial siswa.
suatu kendala bagi proses belajar untuk
Jerome S. Bruner (dalam Hadis
membentuk berpikir kreatif siswa di SDN
Abdul & Nurhayati, 2008, hlm. 69)
Panyileukan III adalah pola pembelajaran
menyatakan bahwa pada dasarnya ‘anak
yang
harus berperan aktif saat belajar di kelas
memperoleh dan mencari pengetahuan.
dengan konsep belajar menemukan dimana
Tentunya masalah tersebut muncul dari
siswa dapat mengorganisasikan bahan
cara belajar mereka yang terbiasa tidak
pelajaran yang dipelajarinya sesuai tingkat
melibatkan siswa dalam proses mencari
kemajuan berpikir anak dan siswa pun
dan memperoleh pengetahuan, sehingga
mengkonstruk gagasan baru atau konsep
banyak siswa yang berpikiran bahwa
baru berlandaskan pengetahuan awal yang
pengetahuan cukup hanya diberikan oleh
dimilikinya’.
guru tanpa siswa tahu prosesnya. Dilain
tidak
melibatkan
siswa
dalam
Dalam pelaksanaanya, hal ini akan
pihak berdasarkan pada paparan UNESCO
berimplikasi pada kemampuan siswa yang
(dalam Suyono dan Hariyanto, 2012, hlm.
diberikan
keleluasaan
29) menyatakan bahwa ‘pendidikan pada
dalam belajar, sehingga siswa menjadi
abad ini harus diorientasikan pada sistem
aktor penting untuk menjadi pemecah
pembelajaran learning to know (belajar
masalah (problem solver). Seperti yang
untuk tahu) dan learning to do (belajar
diungkapkan Piaget (dalam Suyono &
untuk melakukan)’.
kebebasan
dan
Hariyanto, 2012, hlm. 83) menyatakan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12 Oleh sebab itu jika hal tersebut terus dibiarkan maka akan berimbas pada sistem
6
membentuk
dan
mengembangkan
pemikiran secara divergen.
pola pikir siswa yang kurang mendukung
Guilford (dalam Ismiyanto 2010,
terhadap pembentukan siswa yang cakap,
hlm 104 ) menyatakan bahwa ‘berpikir
aktif dan kreatif.
divergen dapat dilihat dari kemampuan yang
seseorang dalam memecahkan sebuah
ditemukan, salah satu solusinya yaitu
permasalahan dengan berbagai cara atau
melalui
alternatif
Mengacu
pada
masalah
penerapan
model
Creative
Problem Solving (CPS) berbasis Mind
pemecahan
masalah
secara
beragam’. Adapun langkah-langkah Creative
Mapping. Salah
satu
kelebihan
model
Problem
Solving
(CPS)
berdasarkan
pembelajaran ini yaitu mengkolaborasikan
kriteria OFPISA model Osborn-Parnes
antara model Creative Problem Solving
(dalam Huda Miftahul 2013, hlm. 298)
(CPS) dengan teknik Mind Mapping.
diantaranya sebagai berikut :
Dimana model ini adalah model yang
a. Objective Finding
menekankan pada pemerolehan informasi
Pada tahap ini siswa diharapkan dapat
untuk
mengidentifikasi objek dari masalah
membantu
membangun
siswa
sebuah
konsep
dalam pada
penggunaan masalah sebagai langkah awal
yang akan dipecahkan. b. Fact Finding
untuk mendapatkan berbagai pengetahuan
Siswa diajak untuk menemukan fakta
sehingga dari hal ini akan melatih siswa
yang berkaitan dalam rangka proses
dalam menemukan sebuah solusi dari
pemecahan masalah. c. Problem Finding
setiap permasalahan. Model Creative Problem Solving
Langkah selanjutnya adalah dimana
(CPS) adalah ‘suatu model pembelajaran
siswa
dengan
pada
(mengklarifikasi) perumusan masalah
yang
dengan cara memfokuskan masalah
(Uno
yang
mengarahkan
pembelajaran bersifat
dan
pemecahan
siswa
keterampilan masalah’
mendefinisikan
akan
diselesaikan
Hamzah & Mohamad Nurdin, 2012, hlm.
memungkinkan
227).
solusi yang lebih pasti. Adapun strategi Creative Problem
kembali
untuk
sehingga
menemukan
d. Idea Finding
Solving (CPS) dalam memecahkan sebuah
Esensi yang terpenting pada tahap ini
permasalahan
dimana
(2009,
menurut
hlm.196)
Suryosubroto
adalah
siswa
dapat
menemukan
dengan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
7
gagasan yang dapat memecahkan suatu
dukung terhadap peningkatan hasil belajar
persoalan.
siswa. Melalui
e. Solution Finding
pembelajaran
dengan
Pada tahapan ini setelah pemerolehan
menggunakan model Creative Problem
gagasan
bersama
Solving (CPS) berbasis Mind Mapping,
kemudian dievaluasi untuk menemukan
diharapkan siswa dapat membentuk dan
ide yang paling tepat untuk pemecahan
memunculkan pola pikir yang kreatif dan
masalah.
dapat lebih memahami serta menemukan
yang
disepakati
pemecahan
f. Acceptance Finding
masalah
dengan
cara
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan
memetakan berbagai hasil pemikirannya,
sebelumnya,
kedalam
selanjutnya
siswa
suatu
peta
pemikiran
yang
diharapkan dapat memiliki cara berpikir
memiliki keterhubungan konsep yang satu
yang
dengan yang lainnya, sehingga pada
baru
berbagai
untuk
menyelesaikan
permasalahan,
menyusun
akhirnya hal ini dapat memberikan sebuah
dapat
inovasi dalam rangka memudahkan siswa
mengimplementasikan solusi yang telah
mengingat dan mengelompokkan sesuai
dirumuskan sebelumnya.
dengan
tindakan
dan
Mind Mapping merupakan teknik
kategori
permasalahan
yang
disajikan.
dalam memproyeksikan masalah yang
Oleh sebab itu, melalui model
dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik
Creative Problem Solving berbasis Mind
grafik
Mapping,
sehingga
lebih
mudah
memahaminya (Buzan Tony, 2009, hlm 4) Melalui penerapan model Creative
memacu
sebuah
kreativitas dalam berpikir siswa untuk merumuskan
dan
menemukan
fakta
dapat
permasalahan, menganalisis permasalahan
dengan
tersebut, serta mampu memetakannya
penggunaan beberapa cara yang efektif
sesuai dengan konsep yang berhubungan
dan efisien, sehingga nantinya dapat
satu sama lainnya pada suatu peta pikiran
membentuk
sehingga
Problem mengaktifkan
Solving
(CPS)
dapat
pembelajaran
kemampuan
berpikir
pada
akhirnya
mendapatkan
memecahkan sebuah permasalahan. Selain
sebuah alternatif pemecahan dalam sudut
itupula dengan didukung oleh teknik Mind
pandang yang berbeda dan disajikan
Mapping, akan lebih memudahkan siswa
melalui tampilan yang menarik.
dalam menyajikan dan memahami konsep
Berdasarkan uraian di atas, maka
penting yang harus dipahami siswa secara
rumusan masalah dalam penelitian ini
mendalam, dan hal tersebut menjadi daya
adalah
bagaimana
peningkatan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
8
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
pembelajaran.
menggunakan model Creative Problem
(acting).
Solving (CPS) berbasis Mind Mapping di
perencanaan,
Kelas IV SD Panyileukan III ? Dengan
kemudian
demikian penelitian ini bertujuan untuk
adanya
mengetahui
observation) dari guru berupa solusi
peningkatan
kemampuan
Kedua,
tahap
Setelah
tindakan
merumuskan
tentunya
hal
tersebut
diimplementasikan
dengan
tindakan
kelas
(classroom
dengan
tindakan
sebelumnya.
menggunakan model Creative Problem
balikkan
(feedback
discussion),
yakni
Solving (CPS) berbasis Mind Mapping
selama
pelaksanaan
penelitian,
tahap
pada konsep materi masalah sosial di
selanjutnya
adalah
peneliti
dapat
Kelas IV SD Panyileukan III.
melakukan
refleksi
METODE PENELITIAN
menyimpulkan apa yang telah terjadi
berpikir
kreatif
siswa
Penelitian ini menggunakan metode
sebagai
bahan
Ketiga,
dan
untuk
diskusi
dapat
perencanaan
Tindakan Kelas (PTK) desain mengacu
selanjutnya yang didiskusikan bersama
pada model John Elliot. Komara (2012,
dengan
hlm 91) menyatakan bahwa penelitian
berhubungan
tindakan kelas sebagai “upaya untuk
pelaksanaan penelitian tersebut.
observer
atau
subjek
langsung
yang dengan
menanggulangi masalah atau kesulitan
Dalam penelitian ini yang menjadi
dalam pendidikan atau pengajaran dengan
sasaran penelitian adalah siswa kelas IV B
memasukkan unsur-unsur pembaharuan
di SDN Panyileukan III, Kecamatan
dalam sisitem pendidikan dan pegajaran”.
Panyileukan
Kota
Bandung,
Dalam pelaksanaan penelitian ini
seluruh siswa 27 siswa.
dilakukan dalam tiga siklus dan setiap
HASIL PENELITIAN Tahap
siklus terdiri dari tiga tindakan. Kusumah Wijaya (2012, hlm. 26) ada
beberapa
tahapan
yang
perlu
dalam
pertama
penelitian
yang
ini
Jumlah
dilakukan
adalah
tahap
perencanaan. Dalam tahapan perencanaan
dilaksanakan dalam satu siklus PTK.
peneliti
Pertama, tahap perencanaan (planning).
melakukan persiapan yang dibutuhkan
Bahwasannya
pada
dalam
menyusun
pada
kegiatan
setiap
tindakannya
pembelajaran
perencanaan harus dikonsep secara matang
menyiapkan
oleh peneliti. Hal ini dikarenakan seorang
Pembelajaran (RPP), media pembelajaran,
peneliti
untuk
lembar observasi guru dan siswa, catatan
telah
lapangan, lembar wawancara, LKS dan
akan
mencoba
menyelesaikan
masalah
diketahuinya
dalam
yang
pelaksanaan
Rencana
seperti
Pelaksanaan
soal evaluasi.
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12 Penelitian
siklus
9
pertama
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan pada tanggal 27, 29 April
dilakukan dalam tiga siklus dengan setiap
dan 3 Mei 2016. Pada siklus pertama,
tindakannya
kemampuan berpikir kreatif siswa dapat
mengenai kemampuan berpikir kreatif
dikategorikan sangat rendah. Penelitian
siswa menggunakan model pembelajaran
siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 9,
creative problem solving (CPS) berbasis
11 dan 14 Mei 2016. Pada siklus kedua,
Mind
peneliti melakukan beberapa perbaikan
beberapa
dalam
berhubungan
pembelajaran
terhadap
siklus
dilakukan
tiga
peneliti
Mapping,
tindakan,
menemukan
temuan-temuan dengan
yang
pelaksanaan
sebelumnya, sehingga terlihat siswa sudah
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
mengalami
Diantaranya, masih banyak siswa yang
perkembangan
dalam
kemampuan berikir kreatif seperti dalam
kesulitan
mengidentifikasi
permasalahan,
permasalahan, menentukan informasi yang
siswa mampu merumuskan dan memerinci
mampu mengungkap topik permasalahan
informasi dari sumber ajar yang tersedia,
hingga merumuskan dan menentukan ide
siswa
untuk
atau gagasan sebagai pemecah masalah ke
menentukan solusi yang tepat dari topik
dalam rancangan Mind Mapping yang
permasalahan yang disajikan ke dalam
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
objek
menemukan
gagasan
rancangan Mind Mapping walaupun masih
dalam
Tentunya
menentukan
untuk
objek
memperjelas
perlu ada pengarahan dan bimbingan dari
perbandingan perolehan nilai mengenai
guru.
kemampuan
Maka
menunjukkan
dari
itu
rata-rata
hasilnya
pun
kemampuan
penerapan
berpikir model
kreatif
Creative
melalui Problem
berpikir kreatif siswa meningkat dari
Solving (CPS) berbasis Mind Mapping,
siklus pertama dari kategori sangat rendah
dapat tergambarkan dari grafik perolehan
meningkat menjadi kategori sedang.
nilai kemampuan berpikir kreatif siswa
Penelitian siklus ketiga dilaksanakan
dibawah ini.
pada pada tanggal 23, 27 dan 30 Mei 2016. Pada pembelajaran di siklus ketiga, siswa sudah mulai terjadi peningkatan karena siswa pun diarahkan dalam pembelajaran yang menuntut untuk berpikir secara kreatif sehingga rata-rata siswa pada siklus ketiga berada pada kategori tinggi.
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
10
1.78 dan pada tindakan ketiga adalah 1.81. Berdasarkan
perolehan
nilai
rata-rata
setiap indikator maka diperoleh nilai kemampuan berpikir kreatif pada siklus pertama adalah sebesar 52.16 dan berada pada rentang <55 dengan kategori sangat rendah. Grafik 1.1 Nilai Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Setiap Siklus
Pada siklus kedua, perolehan nilai untuk indikator Fluency pada tindakan pertama adalah 2.85. Pada tindakan kedua
Berdasarkan grafik perolehan nilai diatas, pada siklus pertama memperoleh nilai
rata-rata
sebesar
52.16
dengan
kategori penilaian sangat rendah. Pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 68.44 dengan kategori penilaian sedang dan pada siklus ketiga memperoleh nilai
rata-rata
sebesar
75.31
dengan
kategori penilaian tinggi.
untuk indikator Fluency pada tindakan pertama adalah 1.96. Pada tindakan kedua adalah 2.52 dan pada tindakan ketiga adalah 3.00. Untuk perolehan nilai pada indikator Flexibility pada tindakan pertama adalah 1.93. Pada tindakan kedua adalah 2.30 dan tindakan ketiga adalah 2.22. itupula
indikator
perolehan
Originality
adalah 3.22. Untuk perolehan nilai pada indikator Flexibility pada tindakan pertama adalah 2.70. Pada tindakan kedua adalah 2.63 dan tindakan ketiga adalah 2.81. Selain
itupula
indikator
perolehan
Originality
nilai
pada
pada
tindakan
pertama adalah 2.37, tindakan kedua adalah 2.63 dan tindakan ketiga adalah
Pada siklus pertama, perolehan nilai
Selain
adalah 2.81 dan pada tindakan ketiga
nilai
pada
pada
tindakan
pertama adalah 1.89, tindakan kedua adalah 1.89 dan tindakan ketiga adalah 2.15. Serta untuk perolehan nilai pada indikator Elaboration di tindakan pertama adalah 1.63, pada tindakan kedua adalah
2.74. Serta untuk perolehan nilai pada indikator Elaboration di tindakan pertama adalah 2.52, pada tindakan kedua adalah 2.56 dan pada tindakan ketiga adalah 3.00. Berdasarkan
perolehan
nilai
rata-rata
setiap indikator maka diperoleh nilai kemampuan berpikir kreatif pada siklus kedua adalah sebesar
68.44. Perolehan
nilai tersebut berada pada rentang 65-74 dengan kategori sedang. Pada siklus ketiga, perolehan nilai untuk indikator Fluency pada tindakan pertama adalah 3.00. Pada tindakan kedua adalah 3.15 dan pada tindakan ketiga adalah 2.78. Untuk perolehan nilai pada
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12
11
indikator Flexibility pada tindakan pertama
dikatakan
mampu
meningkatkan
adalah 2.70. Pada tindakan kedua adalah
kemampuan berpikir kreatif siswa.
3.11 dan tindakan ketiga adalah 3.56. Selain
itupula
perolehan
nilai
pada
KESIMPULAN
tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang
pertama adalah 2.48, tindakan kedua
telah dilakukan, dianalisis, direfleksi dan
adalah 2.89 dan tindakan ketiga adalah
dibahas. Maka dapat diambil kesimpulan
3.41. Serta untuk perolehan nilai pada
sebagai berikut.
indikator Elaboration di tindakan pertama
1.
indikator
pada
Originality
Melalui pengimplementasian model
adalah 2.74, pada tindakan kedua adalah
pembelajaran
2.89 dan pada tindakan ketiga adalah 3.44.
Solving
Berdasarkan
mampu
perolehan
nilai
rata-rata
Creative
berbasis
Problem
Mind
Mapping
meningkatkan
nilai
setiap indikator maka diperoleh nilai
kemampuan berpikir kreatif siswa
kemampuan berpikir kreatif pada siklus
yang ditandai dengan aktivitas siswa
ketiga adalah sebesar 75.31. Perolehan
yang dilakukan menunjukkan semakin
nilai tersebut berada pada rentang nilai 75-
lancar dalam mengidentifikasi objek
84 dengan kategori tinggi.
permasalahan,
siswa
mampu
tersebut
merumuskan dan memerinci informasi
berdasarkan hasil penelitian yang telah
dari sumber ajar yang tersedia, siswa
dilaksanakan
menemukan
Dari
pemerolehan
data
peneliti
dengan
gagasan
untuk
menggunakan model Creative Problem
menentukan solusi yang tepat dari
Solving (CPS) berbasis Mind Mapping,
topik permasalahan yang disajikan ke
siswa terbiasa untuk berpikir secara kreatif
dalam
mulai dari mengidentifikasi objek masalah,
Dalam
menemukan informasi untuk menemukan
tersebut tentunya tidak lepas dari
inti
dan
usaha guru dalam proses pelaksanaan
dari
pembelajaran dengan memfasilitasi
topik
dan membimbing siswa, melakukan
pembahasan. Maka dari itu penelitian yang
perencanaan terhadap apa yang harus
telah
judul
dilakukan, persiapan sumber bahan
Berpikir
ajar, media dan menejemen kelas agar
permasalahan,
menetapkan permasalahan
gagasan yang
dilaksanakan
“Peningkatan
merumuskan atau
ide
dijadikan
dengan
Kemampuan
rancangan
Mind
Mapping.
melaksanakan
Kreatif Melalui Penerapan Model Creative
siswa
Problem Solving Berbasis Mind Mapping
menemukan,
merumuskan,
hingga
dalam
menyajikan
sendiri
konsep
Pembelajaran
IPS
SD”
dapat
aktif
dalam
aktivitas
mencari,
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Antologi UPI, Volume, Nomor Edisi, Juni 2016 1-12 pengetahuan
yang
diperolehnya
melalui pembelajaran yang bersifat pemecahan
masalah.
Tentunya
kemajuan kemampuan berpikir kreatif siswa ditandai dengan perolahan nilai siswa. Dimana pada siklus pertama memperoleh diperoleh
nilai
rata-rata
sebesar
52.16
yang dengan
kategori penilaian sangat rendah. Pada siklus kedua memperoleh nilai ratarata sebesar 68.44 dengan kategori penilaian sedang dan pada siklus ketiga
memperoleh
sebesar
75.31
nilai
dengan
rata-rata kategori
penilaian tinggi. Peningkatan yang terjadi tentunya ada usaha guru untuk selalu
memperbaiki
pembelajaran perangkat
dan
proses menyiapkan
pembelajaran
yang
mendukung agar terjadi peningkatan pada setiap siklusnya.
DAFTAR PUSTAKA Buzan, Tony. (2009). Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: Gramedia.
12 Unnes, Vol. VI No. 2, Juli 2010), h. 104.
Kusumah Wijaya & Dwitagama Dedi. (2012). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Mulyasa (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sapriya. (2015). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudarma, Momon. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: Rajawali Press. Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Susanto, Ahmad. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Uno, Hamzah B & Mohamad, Nurdin. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Utami Munandar. (2009). Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:Rineka Cipta
Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Utama. Hadis Abdul & Nurhayati. (2012). Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta Ismiyanto. (2010). Implementasi Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Menggambar :Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar, (Semarang: Jurnal Kependidikan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.