PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Yudha Adhi Prakosa NIM 10105244033
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET 2017
i
MOTTO
“Untuk benar-benar menjadi besar, seseorang harus berdampingan dengan orang lain, bukan di atas orang lain”. Charles De Montesquieu
“Salah satu hal yang bisa dilakukan seorang Guru adalah mengirim pulang seorang murid di siang hari dalam keadaan menyukai diri mereka sedikit lebih daripada ketika ia datang di pagi hari”. Ernest Melby
v
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, tugas akhir ini saya persembahkan kepada: 1.
Ibu dan bapak tercinta yang senantiasa memberikan semangat, bimbingan, nasehat, dan do’a di setiap langkahku
2.
Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.
3.
Nusa dan Bangsa
vi
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
Oleh Yudha Adhi Prakosa NIM 10105244033
ABSTRAK
Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan 1 Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD dengan jumlah 20 siswa. Kegiatan Penelitian berlangsung dua siklus dimulai dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Metode pengumpulan data yang diajukan adalah lembar observasi, tes, dan dokumentasi. Lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Lembar tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, dan dokumentasi sebagai data diadakannya proses pembelajaran IPS dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Metode analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS pada siswa di kelas IV SD Kanisius Kintelan 1 Kecamatan Mergangsan kota Yogyakarta dengan menggunakan strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS setelah diadakan tindakan yaitu pada peningkatan persentase ketuntasan kelas pada tahap pra tindakan sebanyak 6 siswa (30%), pada siklus I sebanyak 13 siswa (65%), dan pada siklus II sebanyak 20 siswa (100%) dengan nilai rata-rata kelas yang terus meningkat pada tahap pra tindakan mencapai angka 65,25, pada tahap siklus I mencapai angka 71,25, dan pada tahap siklus II mencapai angka 82,75 Kata kunci: Hasil Belajar IPS, Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
vii
KATA PENGANTAR Pertama-tama Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik. Tugas akhir skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan Akademik Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini, terdapat banyak bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, bersama dengan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kebijakan dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan pengesahan secara resmi judul skripsi.
3.
Kedua orang tua, Yuswadi dan Iwuk Riyadina K. yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, doa, dan kasih sayang kepada penulis untuk mengerjakan tugas akhir skripsi ini
4.
Kakak Adhitya Wisnu Jatmiko yang telah memberikan dukungan moril dan mendoakan saya dalam mengerjakan tugas akhir skripsi ini
5.
Ketua jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Dr. Christina Ismaniati, M. Pd. selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membimbing, memberikan arahan, serta saran-saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
7.
Ibu Suyantiningsih, M. Ed. selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membimbing, memberikan arahan, serta saran-saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
ii
PERNYATAAN...............................................................................................
iii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................
10
C. Batasan Masalah................................................................................
11
D. Rumusan Masalah..............................................................................
11
E. Tujuan Penelitian...............................................................................
11
F. Manfaat Penelitian.............................................................................
11
G. Definisi Operasional..........................................................................
12
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPS SD...................................................................
15
1.
Pengertian Mata Pelajaran IPS....................................................
15
2.
Tujuan Mata Pelajaran IPS..........................................................
16
3.
SK dan KD Mata Pelajaran IPS..................................................
17
4.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar............................................
18
x
B. Hasil Belajar IPS................................................................................
20
1.
Pengertian Hasil Belajar IPS.......................................................
20
2.
Klasifikasi Hasil Belajar IPS.......................................................
22
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS................
26
4.
Kaitan Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Hasil Belajar.................
29
C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas IV....................................
36
1.
Pengertian Siswa........................................................................
36
2.
Tahap Perkembangan Siswa Kelas IV SD................................
37
D. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.................................
43
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw........
43
2.
Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw....
47
3.
Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Mata Pelajaran IPS..................
49
E. Kerangka Berpikir..............................................................................
52
F. Penelitian Yang Relevan....................................................................
54
G. Hipotesis Penelitian............................................................................
55
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.........................................................................
56
B. Setting Penelitian...............................................................................
59
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.........................................
60
D. Keabsahan Data.................................................................................
62
E. Pelaksanaan Tindakan........................................................................
62
F. Teknik Pengamatan............................................................................
66
G. Analisis Data dan Refleksi.................................................................
66
H. Indikator Keberhasilan.......................................................................
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian...................................................................
71
B. Deskripsi Lokasi Penelitian...............................................................
71
C. Deskripsi Subjek Penelitian...............................................................
72
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian......................................................
73
E. Hasil Penelitian..................................................................................
94
F.
Pembahasan........................................................................................ xi
105
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................
113
B. Saran..................................................................................................
114
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. ..
115
LAMPIRAN................................................................................................ .
117
xii
DAFTAR TABEL hal Tabel 1.1 Tabel Nilai Ujian Tengah Semester ................................................. 3 Tabel 1.2 Tabel Perbandingan Nilai Ulangan Harian ...................................... 5 Tabel 2.1 Tabel SK dan KD Mata Pelajaran IPS ............................................. 18 Tabel 2.2 Tabel Tahap-Tahap Perkembangan Kogniif Piaget ......................... 38 Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Poin Kemajuan Individu/Tim ............................ 46 Tabel 2.4 Tabel Kriteria Tingkatan Penghargaan Kelompok .......................... 47 Tabel 3.1 Tabel Inteval Uji Instrumen ............................................................. 69 Tabel 4.1 Tabel Nama Siswa Kelas IV SD ...................................................... 72 Tabel 4.2 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................... 75 Tabel 4.3 Tabel Daftar Nilai UTS IPS Pra Tindakan....................................... 95 Tabel 4.4 Tabel Hasil Observasi Kelas Siklus I............................................... 97 Tabel 4.5 Tabel Daftar Nilai Hasil Belajar IPS Siklus I .................................. 99 Tabel 4.6 Tabel Hasil Observasi Kelas SIklus II ............................................. 101 Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra-Siklus I-Siklus II.......... 103
xiii
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Gambar Model Kemmis dan Mc. Taggart ..................................58 Gambar 2. Grafik Rata-Rata Lembar Observasi Kelas Siklus I....................98 Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra-Siklus I...................100 Gambar 4. Grafik Rata-Rata Lembar Observasi Kelas Siklus II ..................102 Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra-Siklus I-Siklus II....104
xiv
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. RPP Siklus I.............................................................................118 Lampiran 2. Lembar Diskusi Kelompok Ahli Siklus I ................................135 Lampiran 3. Lembar Observasi....................................................................140 Lampiran 4. Soal Tes Evaluasi Siklus I .......................................................143 Lampiran 5. RPP Siklus II ...........................................................................150 Lampiran 6. Lembar Diskusi Kelompok Ahli Siklus II...............................169 Lampiran 7. Soal Tes Evaluasi Siklus II......................................................174 Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Penelitian...................................................180 Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian...........................................................186 Lampiran 10. Surat Pernyataan Expert Judgement ........................................195 Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian .................................................................196 Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian ....................................................197
xv
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS dimaknai sebagai seperangkat fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun diri, masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang (Depdiknas, 2004: 51). Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diartikan sebagai penyederhanaan suatu integrasi ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah untuk tujuan instruksional dengan materi yang disederhanakan agar mudah untuk dipelajari. Ilmu Pengetahuan Sosial berupaya mengembangkan dan membina individu, meningkatkan toleransi individu dan lingkungan, serta mengatasi masalah sosial dengan aktif menemukan solusi. Jarolimek (1986: 4) menyatakan tujuan utama dari IPS yaitu membantu mendewasakan siswa mengembangkan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta mengajarkan siswa untuk berpartisipasi dalam kelompok masyarakat. Tujuan tersebut mempunyai arti yaitu IPS sebagai ilmu yang berkaitan langsung dengan masyarakat atau kelompok sosial yang berperan dan berupaya menjadikan individu sebagai suatu manusia yang berkembang dan baik dalam kehidupannya di masyarakat. Hakekat Pembelajaran IPS di sekolah dasar menurut Susanto (2013: 138) adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi 1
dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPS yang dilaksanakan di sekolah dasar mempunyai peranan mempersiapkan siswa memperoleh bekal pengetahuan mengenai konsep kehidupan masyarakat dan lingkungan serta memperoleh keterampilan dalam menerapkan pengetahuan tersebut. Pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar seharusnya dikembangkan dan diorientasikan pada realita kondisi lingkungan peserta didik dengan harapan melalui suatu pembelajaran IPS hakekat tersebut dapat terlaksana dan diwujudkan oleh peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran IPS menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan. Guru harus mempersiapkan komponen yang terkait untuk pembelajaran IPS salah satunya yaitu pendekatan atau metode pembelajaran. Pendekatan atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran IPS di sekolah dasar haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dikemukakan oleh Susanto (2013: 157) yaitu Pertama, berpusat pada peserta didik. Kedua, pembelajaran dengan memadukan utuh aspek kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Ketiga, pembelajaran dihadapkan pada situasi kehidupan lingkungan sosial sekitar. Keempat, guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber. Kelima, pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang peserta didik. Kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap proses pembelajaran IPS di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta menunjukkan fakta bahwa berdasarkan pada catatan rekapitulasi hasil belajar IPS siswa, peneliti
2
menemukan hasil rata-rata nilai ulangan tengah semester mata pelajaran IPS yang rendah dan bila dibandingkan dengan hasil mata pelajaran bahasa indonesia dan matematika, hasil belajar IPS paling rendah sebagai berikut: Tabel 1.1 Tabel Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Matematika
IPS
Rata-rata nilai UTS
80,25
75,40
65,25
Pada catatan rekapitulasi hasil belajar IPS menunjukkan bahwa persentase ketuntasan klasikal siswa pada ulangan tengah semester atau UTS dari total 20 siswa yang mengikuti UTS menunjukkan 30% atau 6 orang siswa telah mencapai nilai yang ditetapkan pihak sekolah sebagai nilai KKM yaitu 70, sedangkan 70% siswa atau 14 orang siswa belum mencapai nilai yang ditetapkan sebagai nilai KKM yaitu 70 . Data ini disajikan dalam tabel yang terdapat pada bagian bab IV hasil penelitian dan pembahasan serta halaman lampiran. Peneliti bersama-sama dengan guru mengikuti jalannya proses pembelajaran sebagai langkah awal dalam observasi awal dan pengumpulan data, peneliti menemukan beberapa hasil data yang peneliti tulis secara deskriptif yaitu ditemukan bahwa penggunaan strategi pembelajaran konvensional masih mendominasi pembelajaran ketika menjelaskan materi pelajaran IPS dan sumber belajar yang digunakan hanya menggunakan buku paket dan tulisan tangan guru di papan white board. Selama pembelajaran IPS berlangsung peneliti mendapati siswa kurang mampu menjawab pertanyaan guru terkait materi yang diajarkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan siswa pekerjaan rumah atau PR.
3
Berdasarkan data dan fakta dari hasil observasi awal yang telah dipaparkan, peneliti mengidentifikasi dan meyakini suatu permasalahan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta adalah penggunaan strategi pembelajaran konvensional yang dinilai kurang efektif digunakan dikarenakan berkurangnya peranan aktif siswa dalam memahami materi pembelajaran IPS sehingga berdampak rendahnya pemahaman dan hasil belajar IPS siswa. Selain itu sumber belajar yang digunakan siswa yaitu buku paket dimana siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran karena tidak adanya gambar-gambar yang dapat mebantu memperjelas informasi siswa. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru berbagai macam permasalahan yang terjadi, peneliti merasa perlu untuk diadakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD dengan cara menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan akan berdampak pada hasil belajar siswa. Telah disimpulkan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV yaitu pada pendekatan atau metode pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan. Permasalahan pembelajaran tersebut juga mengakibatkan rendahnya tingkat ketuntasan siswa pada tahun sebelumnya yang terjadi di UH pada salah satu kompetensi mata pelajaran IPS yaitu mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya dalam tabel 1.2 tabel perbandingan nilai ulangan harian:
4
Tabel 1.2 Tabel Perbandingan Nilai Ulangan Harian Kategori Kompetesi Dasar IPS
Mencapai KKM
Belum Mencapai KKM
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya
35%
65%
80%
20%
75%
25%
alam di daerahnya Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mengenal permasalahan sosial di daerahnya
Strategi pembelajaran Konvensional merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan melalui metode ceramah serta menekankan pada aspek penguasaan pengetahuan dan sebagai kekurangan membatasi peranan aktif siswa dalam pembelajaran dan posisi siswa sebagai objek pembelajaran, sedangkan posisi dari guru adalah subjek pembelajaran. Berdasarkan pada karakteristik strategi pembelajaran tersebut, strategi pembelajaran konvensional dinilai kurang sesuai untuk digunakan dan kurang efektif bila diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar. Penggunaan strategi pembelajaran konvensional dinilai kurang tepat dan kurang efektif digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD dikarenakan melihat kembali mengenai IPS bahwa hakekat pembelajaran IPS di sekolah dasar yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari dan melihat pula pada pendekatan atau metode yang digunakan dalam menjalankan proses pembelajaran IPS dimana harus mengacu
5
pada prinsip-prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar, menyatakan kaitan antara strategi pembelajaran konvensional dengan pengertian IPS tidak terdapat adanya unsur yang saling terkait. Strategi pembelajaran konvensional akan baik digunakan pada objek atau siswa yang mampu memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan kaku serta berpusat pada guru. Berdasarkan pada poin nomor lima yang termuat di prinsipprinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar yaitu pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang atau karakteristik peserta didik, siswa SD kelas IV adalah anak rentang usia 7-12 tahun yang berada pada masa perkembangan tahap operasional konkret. Piaget (Budiningsih, 2005: 37-40) menyatakan siswa atau anak mampu memahami pada sesuatu benda yang nyata atau bersifat konkret. Hal tersebut menyatakan kaitan antara strategi pembelajaran konvensional dengan karakteristik siswa tidak terdapat adanya unsur terkait dan strategi yang digunakan tidak memenuhi sudut pandang atau karakteristik siswa pada masa tahap tersebut, karena itu tidak sesuai bila diterapkan pada tahap anak tersebut. Berdasarkan pengertian sebelumnya, telah menyatakan penggunaan strategi pembelajaran konvensional tidak tepat diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk siswa kelas IV SD. Oleh karena itu penggunaan metode pembelajaran dan sumber belajar sebagai suatu komponen pembelajaran perlu menjadi perhatian khusus dalam pelaksanaan pembelajaran IPS pada siswa kelas IV dalam penelitian ini. Terkait mengenai metode atau strategi pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran IPS untuk siswa kelas IV SD adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada peranan aktif dimana siswa menjadi pemeran utama
6
pembelajaran untuk memahami suatu mata pelajaran yang diajarkan sebagai cara pemenuhan pengetahuan dan guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber siswa. Selain pada peranan aktif, strategi pembelajaran perlu memandang pada karakteristik yang terperinci pada aspek kebutuhan siswa dimana siswa kelas IV SD adalah siswa yang mulai tertarik dengan pergaulan teman sebaya dan suka membentuk kelompok bermain (peer group) dimana terjadi interaksi antara individu dengan teman sebaya yang dapat dipenuhi sebagai cara pemenuhan keterampilan dasar siswa. Maka strategi pembelajaran yang diharapkan adalah strategi yang memandang dan berjalan pada peranan aktif dan karakteristik yang terkhusus pada aspek kebutuhan siswa. Berdasarkan pada pengertian sebelumnya, strategi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPS untuk siswa kelas IV SD adalah strategi yang berorientasi pada peranan aktif siswa dan karakteristik siswa yang juga termasuk pula pada aspek kebutuhan siswa yaitu interaksi dan berkelompok dengan teman sebaya adalah strategi pembelajaran berkelompok atau pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi yang berorientasi pada student active learning atau pembelajaran siswa aktif yang mengadaptasi suatu teori belajar Vygotsky yaitu zona perkembangan proksimal atau ZPD. Budiningsih (2005: 101) menyatakan Zona perkembangan proksimal atau ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Pengertian ZPD adalah kemampuan siswa yang belum atau masih berada dalam proses pematangan. Kemampuan setiap ZPD anak berbeda-beda bergantung pada latar belakang sosial dan tingkat interaksi anak. Kemampuan
7
ZPD anak akan menjadi matang dengan syarat yaitu bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang kompeten. Wina Sanjaya (2006: 241) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan sistem tim kecil antara empat sampai enam orang yang heterogen. Pernyataan membuktikan bahwa strategi kooperatif merupakan strategi pembelajaran siswa aktif dimana siswa menjadi subjek pembelajaran dengan berorientasi pada interaksi sosial dan pembelajaran oleh teman sebaya. Strategi pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi dan karakterisitik yang berbeda dan salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw atau dikenal dengan strategi Puzzle adalah satu dari berbagai variasi strategi pembelajaran kooperatif. Slavin (2009: 237) menyatakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw paling sesuai untuk subjek-subjek seperti pelajaran ilmu pengetahuan sosial, literatur, dan sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah. Strategi ini menjadikan satu bab terbagi menjadi beberapa topik yang harus dikuasai satu anggota yang disebut ahli. Seorang ahli harus mengajarkan keahlian topik tersebut pada semua anggota kelompok. Pemilihan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk digunakan dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD dikarenakan melihat kembali pada penjelasan prinsip-prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah memenuhi kriteria prinsip-prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpusat dan mengutamakan pada interaksi
8
dan keaktifan siswa dalam setiap rangkaian langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dari pemilihan tim, kegiatan diskusi sampai kuis pada akhir pertemuan. Posisi guru tidak lagi menjadi subjek pembelajaran, namun guru menjadi objek dari suatu pembelajaran dengan tugas sebagai fasilitator dan narasumber siswa. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah memenuhi kriteria prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar. Melihat pada poin nomor lima, strategi ini mampu memenuhi sudut pandang atau karakteristik terkhusus pada aspek kebutuhan siswa yang telah dijelaskan sebelumnya dengan cara menitikberatkan pada pembentukan dua kelompok yaitu home dan expert dimana terjadi kegiatan pembelajaran dan interaksi bersama dengan teman sebaya yang dikenal sebagai karakteristik strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan bertemu dengan teman sebaya yang berbeda dalam dua kelompok yang berarti siswa akan bertemu dua kelompok teman sebaya dengan perkembangan ZPD yang berbeda-beda. Berdasarkan pada keadaan tersebut, muncul suatu proses yang disebut peer mediated learning. Peer mediated learning adalah sebuah praktik berbasis kelas dimana individu bekerja berpasangan
melengkapi
suatu
kegiatan
dengan
tujuan
menyelesaikan
permasalahan teman sebaya oleh teman sebaya. Proses tersebut terjadi pada kegiatan kelompok expert dan home dimana siswa berdiskusi dan bekerja dalam suatu kelompok expert dan dimana siswa menjelaskan informasi pada kelompok home sebagai tugas menjadi seorang expert. Hal inilah yang menjadi keunggulan
9
dari strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dari strategi pembelajaran yang lainnya. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah memenuhi kriteria prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar. Melihat pada poin nomor dua, strategi ini memadukan aspek kompetensi yaitu kognitif dan keterampilan dasar. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah strategi pembelajaran ini dominan pada penguasaan konsep dan sesuai untuk subjek seperti pelajaran ilmu sosial sebagai pemahaman kognitif siswa dan penguasaan keterampilan dasar ada dalam setiap dua kegiatan diskusi yaitu home dan expert team. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan
berbagai masalah sebagai berikut 1.
Pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional yang diterapkan di sekolah dinilai kurang efektif yang ditandai dengan kurangnya peranan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
2.
Hasil belajar IPS siswa kelas IV lebih rendah jika dibandingkan perolehan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
10
C.
Batasan Masalah Penelitian dibatasi pada peningkatan hasil belajar IPS siswa menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan di kelas IV SD Kanisius Kintelan I, Yogyakarta. D.
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana meningkatan hasil belajar IPS siswa menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kelas IV SD Kanisius Kintelan I, Yogyakarta. E.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I, Yogyakarta F.
Manfaat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1.
Secara
teoretis,
penelitian
ini
memberikan
informasi
mengenai
peningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SD kanisius Kintelan I Yogyakarta. 2.
Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan wawasan bagi semua yang terlibat yaitu:
11
a. Untuk siswa Penelitian ini memudahkan siswa memahami penguasaan konsep pembelajaran sehingga pemahaman dalam pembelajaran menjadi bermakna dalam diri siswa sehingga hasil belajar mereka terus meningkat. b. Untuk guru Penelitian ini memberi wawasan dan pengertian mengenai suatu strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar. c. Untuk sekolah Penelitian ini dapat menjadi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah khususnya penggunaan metode atau pendekatan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. G.
Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi terhadap judul penelitian
ini, maka perlu didefinisikan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang relatif menetap dimiliki dan dikuasai setelah menerima pembelajaran. Pada penelitian ini hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang berhubungan dengan pemahaman siswa dalam memahami sesuatu ketika ia belajar. Untuk menilai dan mendapatkan hasil belajar kognitif didapat dari data hasil tes yang diukur dan dianalisa dengan pendekatan kuantitatif. Di samping itu untuk mendapatkan hasil tingkat keaktifan siswa melalui data 12
lembar observasi yang dianalisis dengan pendekatan kuantitatif. Hal tersebut digunakan peneliti untuk menilai hasil belajar IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I. 2.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan bentuk variasi dari strategi pembelajaran kooperatif. Metode ini bergantung pada kerjasama dan komunikasi teman satu tim untuk memberikan suatu informasi kelompok. Berikut langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw : a. Guru menyiapkan bahan baku pembelajaran Jigsaw dengan memilih suatu bab yang diambil dari buku mata pelajaran yang nantinya dibagi menjadi beberapa sub bab atau unit. Guru juga menyiapkan lembar ahli yang berisi topik berbeda yang memberikan penjelasan dimana nantinya siswa perlu berkonsentrasi, mempersiapkan kuis serta mempersiapkan tes evaluasi pada akhir siklus. b. Siswa membentuk home team yang terdiri atas 4-5 anggota. Tiap anggota kelompok harus heterogen baik dari kemampuan, ras, etnik, dan jenis kelamin. c. Guru memberikan topik ahli yang berbeda pada siswa dalam tiap home team untuk membentuk expert team. d. Siswa diharuskan membaca materi atau topik ahli untuk menemukan berbagai informasi yang akan dipelajari. e. Siswa dengan bagian keahlian sama bertemu dalam kelompok ahli untuk berdiskusi tentang topik ahli.
13
f. Siswa ahli kembali ke dalam home team untuk mengajarkan informasi pada rekan-rekan satu timnya sebagai ahli topik lain dan sebaliknya. g. Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup seluruh topik. h. Skor yang diperoleh anggota home team akan di kalkulasikan sebagai skor tim. Tim dengan nilai tertinggi akan mendapat suatu penghargaan.
14
BAB II KAJIAN TEORI A.
Pembelajaran IPS SD
1.
Pengertian Mata Pelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari social studies yang
diartikan menurut Bining, C.A. & Bining, H.D. (1952: 3) menyatakan “The social studies as those (studies) whose subject matter relates directly to the organization and development of human society and to the man as a member of social group”. Hal tersebut berarti IPS sebagai pembelajaran yang berhubungan langsung dengan organisasi dan pengembangan masyarakat serta menjadikan manusia sebagai anggota kelompok sosial. Banks (Susanto, 2013: 141) pendidikan IPS atau yang disebut social studies, bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan dalam rangka berpartisipasi di dalam masyarakat. Pendidikan IPS begitu penting untuk diterapkan di sekolahsekolah, terutama di tingkat sekolah dasar dan menengah. Berdasarkan pada hal diatas, pengertian IPS pada dasarnya adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai konsep dan peristiwa kehidupan sosial yang didasarkan atas realita sehari-hari di masyarakat dan berhubungan langsung dengan pribadi manusia. Hal ini menandakan pelaksanaan IPS seharusnya dituntut tidak hanya memberikan pengetahuan, namun juga sikap dan keterampilan sosial dengan aktif berperan di dalam lingkungan sosial.
15
Pelaksanaan pembelajaran IPS bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya kehidupan bermasyarakat. Siswa yang mempelajari mata pelajaran IPS itu akan mendapatkan pemahaman mengenai diri dan interaksinya dengan lingkungan sosial baik secara individu dan kelompok. Di sisi lain, siswa dilatih sejak dini untuk belajar berperan dalam lingkungan sosial, mengetahui dan menghargai perbedaan serta mengembangkan pola berpikir. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan guna mewujudkan tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar dan meningkatkan hasil belajar IPS siswa yang cenderung rendah. Strategi pembelajaran yang nanti akan digunakan tetap berorientasi kepada prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar dan karakteristik siswa serta tujuan pembelajaran. 2.
Tujuan Mata Pelajaran IPS John Jarolimek (1986:4) mendefinisikan tujuan utama IPS sebagai berikut: “The major mission of social studies education is to help children learn about the social world in which they live and how it got that way; to learn to cope with social realities; and to develop the knowledge, attitudes, and skills needed to help shape and enlightened humanity. Social studies focuses specifically on citizenship education, which means learning to participate in group life”. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah membantu siswa belajar
tentang kehidupan sosial dimana mereka hidup dan bagaimana mencapai tujuan hidupnya, belajar untuk berpartisipasi dengan kehidupan sosial, dan belajar mengembangkan sebuah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membantu membentuk kepribadian sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial
16
terfokus pada pendidikan bermasyarakat yang berarti belajar untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Berdasarkan pada tujuan utama IPS yang telah dijelaskan sebelumnya, Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai faktor yang besar untuk membantu menjadikan individu yang mempunyai kualitas diri yang baik dengan cara membuat individu mengenal posisi dan tujuan dalam kehidupannya, interaksi dirinya dan ikut berperan dalam lingkungan sosial baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya. Karena itu, pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar penting sebagai pondasi siswa dalam membentuk pribadi yang mempunyai kualitas baik dari segi pengetahuan dan keterampilan dasar. 3.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SD Materi pembelajaran IPS di sekolah dasar mencakup aspek alam, manusia
dan interaksinya dengan masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar peneliti memilih suatu standar kompetensi yaitu mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Standar kompetensi yang digunakan tersebut memiliki beberapa indikator yang akan digunakan sebagai materi penelitian dan adapun standar kompetensi, kompetensi dasar, serta penjelasan mengenai indikator terdapat pada tabel 2.1 tabel SK dan KD mata pelajaran IPS SD yang dijelaskan sebagai berikut:
17
Tabel 2.1 Tabel SK dan KD Mata Pelajaran IPS SD Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Mengenal Sumber
Mengenal aktivitas
daya alam,
ekonomi yang
kegiatan ekonomi,
berkaitan dengan
kemajuan
sumber daya alam
teknologi di
dan potensi lain di
lingkungan
daerahnya
Indikator
Menyebutkan SDA yang berpotensi di daerahnya Menjelaskan kegiatan pemanfaatan SDA di daerahnya Menyebutkan hasil SDA di daerahnya
Kabupaten/Kota
Menjelaskan cara pelestarian SDA
dan Provinsi
Menjelaskan kegiatan distribusi, komsumsi dan produksi Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi
Pemilihan standar kompetensi berdasarkan pada rekapitulasi data hasil observasi awal yang peneliti temukan pada tahun sebelumnya yang menunjukkan dimana beberapa siswa memperoleh hasil belajar rendah yang menunjukkan 35% siswa yang lulus dan mencapai KKM yaitu 70 untuk materi IPS tersebut, sedangkan 65% siswa belum lulus KKM yaitu 70. 4.
Pembelajaran IPS di sekolah dasar Pembelajaran IPS di sekolah dasar mempunyai pengertian yaitu suatu
bidang studi yang mempelajari kehidupan manusia dan interaksi dengan tujuan tercapainya hakekat pembelajaran IPS di sekolah dasar yaitu memberikan
18
pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa sedini mungkin dan tercapainya tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar disampaikan Chapin & Messick (Susanto, 2013: 147) yaitu 1) memberikan siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
2)
menolong
siswa
untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan mengolah informasi, 3) menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap dalam kehidupan bermasyarakat dan 4) menyediakan kesempatan pada siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal diatas, proses pembelajaran IPS di sekolah dasar yang akan diajarkan pada siswa harus berorientasi pada realita kondisi sosial siswa di sekitar lingkungan sehingga siswa dapat memahami alam, keberadaanya, peran dan interaksinya dalam kehidupan sosial. Pembelajaran tersebut diharapkan dapat menuju ke arah tercapainya hakekat dan tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa sekolah dasar harus ditekankan pada penguasaan konsep mengenai kehidupan sosial sehari-hari di samping menerapkan strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang akan menjadi kunci keberhasilan proses pembelajaran IPS. Bahan pengajaran harus memudahkan siswa dalam memahami inti dari pengajaran IPS yang diajarkan karena dikatakan masih tetap berada pada lingkup siswa dan bersifat konkret atau nyata, demikianlah yang seharusnya dilakukan dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.
19
B.
Hasil Belajar IPS
1.
Pengertian Hasil Belajar IPS Budiningsih (2005: 58-59) menyatakan kendali belajar sepenuhnya di
tangan siswa, karena itu belajar adalah kegiatan pokok yang mengutamakan untuk menumbuhkan kemandirian, kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak, serta meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan menyediakan lingkungan sarana pembelajaran yang tepat. Sedangkan peranan guru mendukung prakarsa, memfasilitasi, dan menjalankan dengan menciptakan proses belajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Gagne (1977: 3) mendefinisikan tentang belajar sebagai berikut: “learning is a change in human disposition or capability, which persists over a period of time, and which is not simply ascribable to processes of growth. The kind of change called learning exhibits itself as a change in behaviour, and the inference of learning is made by comparing what behaviour was possible before the individual was placed in a “learning situation” and what behaviour can exhibited after such treatment. The change may be, and often is, an increased capability for some type of performance. It may also be an altered diposition of the sort called “attitude” or “interest” or “value”. The change must have more than momentary performance; it must be capable of being retained over some period of time”. Pengertian definisi diatas, belajar adalah perubahan watak atau kemampuan individu yang bertahan selama jangka waktu tertentu, dan bukan semata berasal pada proses pertumbuhan. Perubahan yang disebut belajar itu adalah perubahan perilaku, dan suatu kesimpulan dari pembelajaran dibuat dengan membandingkan perilaku apa yang terjadi sebelum individu ditempatkan dalam situasi belajar dan perilaku apa yang dapat ditunjukan setelah memperoleh perlakuan. Perubahan itu mungkin atau sering, bergantung semakin meningkatnya kemampuan pencapaian
20
individu. Perubahan mungkin menjadi sebuah watak disebut sikap, ketertarikan, atau nilai. Perubahan harus lebih dari pencapaian sebelumnya. Perubahan dapat tersimpan selama jangka waktu tertentu. Winkel (2007: 59) menyatakan belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Belajar juga dikatakan sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya. Disimpulkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang berlangsung dalam suatu interaksi aktif dengan lingkungan bertujuan menghasilkan sejumlah perubahan baik watak dan atau kemampuan dalam individu sebagai bentuk individu telah mendapat perlakuan dan ditempatkan dalam situasi belajar. Hasil belajar adalah hasil penilaian dari sebuah proses belajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang menunjukkan tingkat keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan guru kepada siswa di kelas. Guru mempunyai hak untuk menentukan ukuran seperti kriteria keberhasilan, cara penilaian, dan jenis penilaian dalam suatu pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa yang telah didapat nantinya dikategorikan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Hasil belajar IPS merupakan hasil yang didapatkan siswa setelah melalui proses pembelajaran IPS. Hasil belajar IPS di sekolah dasar dapat dikatakan sebagai tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar yang telah dijelaskan sebelumnya dan dikelompokan menjadi tiga aspek pengetahuan, sikap, dan
21
keterampilan sosial. Hal tersebut menyatakan bahwa siswa sekolah dasar yang telah ditempatkan dalam situasi belajar IPS akan mendapatkan perubahan dalam dirinya baik dari sisi pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial, serta lebih dapat berperan serta dalam lingkungan sosial. Hal tersebut dapat tercapai bila dalam suatu pembelajaran diorientasikan pada tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. 2.
Klasifikasi Hasil Belajar IPS Keberhasilan dan baiknya suatu pembelajaran dilihat dari hasil data suatu
pembelajaran. Pada umumnya suatu hasil belajar mengacu pada taksonomi variabel Bloom yang telah membagi hasil belajar menjadi tiga aspek dan berbagai klasifikasi atau golongan di dalamnya yaitu aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran IPS yang telah dijelaskan sebelumnya juga mengacu pada pembentukan tiga aspek sebagai sebuah output atau hasil belajar yang siswa dapatkan setelah diadakan pembelajaran IPS. Tiga aspek yang sesuai dengan taksonomi variabel Bloom pada umumnya mempunyai klasifikasi atau golongan di dalamnya yaitu sebagai berikut: a.
Ranah Kognitif Ranah Kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual mengenai tingkat
pemahaman dan kemampuan berpikir siswa dalam menerapkan konsep-konsep memecahkan permasalahan. Ranah kognitif mempunyai enam aspek yang terkandung berdasarkan hasil revisi terhadap taksonomi bloom sebelumnya menurut Krathwohl (2002: 115) yaitu:
22
a)
Remember (mengingat) Tingkat mengingat mempunyai dua macam proses kognitif yaitu mengenal
(recognizing) dan pengingatan (recalling). Kata operasional yaitu mengutip, menjelaskan, menyebutkan, menandai, dan menamai. b)
Understand (memahami) Tingkat memahami terdiri dari tujuh proses: penafsiran (interpreting),
pemberian
contoh
(summarizing),
(exemplifying),
penyimpulan
penggolongan
(inferring),
(classifying),
membandingkan
meringkas
(comparing),
menjelaskan (explaining). Kata operasional yang digunakan yaitu memasang, mengkalsifikasi, meringkas, membandingkan, dan menjelaskan. c)
Apply (menerapkan) Tingkat menerapkan dibagi menjadi dua macam proses kognitif yaitu
pelaksanaan (executing) dan menerapkan (implementing). Kata operasional yaitu melaksanakan, menjalankan, menyusun, dan menyelesaikan d)
Analyze (menganalisis) Tingkat menganalisis dibagi menjadi tiga macam proses kognitif yaitu
perbedaan (differentiating), pengaturan (organizing), penentuan (attributing). Kata operasional
yaitu
mengorganisasi,
menyusun
ulang,
menguraikan,
mengintegrasikan, dan memilah. e)
Evaluate (mengevaluasi) Tingkat mengevaluasi dibagi menjadi dua proses yaitu pemerikasaan
(checking) dan mengkritisi (critiquing). Kata operasional yaitu mengkritik, menilai, menghipotesa, menyimpulkan.
23
f)
Create (menciptakan) Tingkat menciptakan dibagi dalam tiga macam proses : membangkitkan
(generating),
merencanakan
(planing),
memproduksi
(producing).
Kata
operasional yaitu merancang, memperbaharui, memproduksi. b.
Ranah Afektif Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap atau watak
individu. Kemampuan afektif sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Kemampuan afektif mencerminkan tingkat penguasaan kognitif yang berarti kemampuan afektif siswa mencerminkan tingkat kognitifnya. Ranah afektif dibagi menjadi lima klasifikasi yang saling berkaitan menurut Krathwohl, Bloom & Masia (1973: 95) sebagai berikut: a)
Receiving (penerimaan) Tingkat penerimaaan dapat dilihat berdasarkan kepekaan siswa akan
rangsangan dan adanya kesediaan siswa untuk memperhatikan atau mencari tahu rangsangan tersebut. b)
Responding (partisipasi) Tingkat partisipasi dilihat dari kesediaan siswa untuk memperhatikan secara
aktif dan ikut terlibat dalam suatu kegiatan. Kesediaan individu dalam tingkat partisipasi bersifat aktif dinyatakan dengan memberikan aksi dan reaksi terhadap suatu rangsangan seperti motivasi, keaktifan, dan keinginan memahami suatu materi.
24
c)
Valuing (penilaian/penentuan sikap) Tingkat penentuan mencakup kemampuan memberikan suatu penilaian
terhadap kegiatan danmampu untuk menerima suatu nilai yang diajarkan, nantinya siswa akan membawa diri yang disebut internalized. d)
Organizing(organisasi) Tingkat mengorganisasi dimana mempertemukan nilai yang berbeda
kemudian membentuk suatu nilai baru yang universal untuk membawa perbaikan dan menjadi prioritas dalam diri. e)
Characterizing by value or value complex (pembentukan pola hidup) Tingkat pembentukan pola hidup mencakup suatu kemampuan untuk
menghayati nilai kehidupan agar menjadi pegangan pribadi dalam mengatur kehidupan dan konsisten dalam waktu yang lama. c.
Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan kemampuan
bertindak siswa. Ranah psikomotor mempunyai enam tingkatan yaitu: 1). Gerakan refleks, 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, 3) Kemampuan perseptual (termasuk membedakan visual, auditif, dan motorik), 4) kemampuan bidang fisik, 5) Gerakan-gerakan skill dan 6) Kemampuan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative. Hasil belajar yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS siswa, jika melihat dari penjelasan diatas, hasil belajar yang dicapai mencakup aspek Ranah Kognitif yang didapatkan dari hasil
25
kuis dan tes evaluasi siklus melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPS Telah dijelaskan hasil belajar digunakan sebagai pedoman yang berisi data
untuk menyatakan keberhasilan dari suatu proses pembelajaran yang dijalankan. Hasil belajar selalu berkaitan dengan proses belajar sebagai sebuah interaksi yang bersifat aktif dan komunikatif antara siswa dan guru dalam waktu yang bersamaan di lingkungan belajar. Diketahui, terdapat beberapa faktor baik dalam maupun luar yang mempengaruhi hasil belajar menurut Jamil (2013: 80) diantaranya berupa sebagai berikut: a.
Faktor dalam Faktor dalam adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan sesuatu
yang berada dalam siswa. Dwi Siswoyo, dkk, (2008: 87) menyatakan Faktor dalam terdiri atas dua hal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis. a)
Faktor Fisiologis Faktor fisiologis berhubungan dengan kondisi fisik dan panca indera. Faktor
ini terkait dengan pertumbuhan yang dapat dihitung seperti ukuran berat dan tinggi badan, ukuran sel tubuh, dan umur tulang. Faktor fisiologis atau faktor keadaan jasmani umumnya sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Selain itu, faktor fisologis berkaitan dengan fungsi panca indera yang mempengaruhi keberhasilan belajar karena terkait dengan penerimaan segala informasi dari lingkungan, khususnya mata dan telinga.
26
b)
Faktor Psikologis Faktor psikologis berhubungan dengan keadaan psikologis seseorang.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut: a)
Kecerdasan/IQ Kecerdasan pada dasarnya berkaitan dengan kemampuan fisik dan
mental individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kecerdasan sering dikaitkan dengan otak sebagai organ yang penting. Oleh karena itu kecerdasan merupakan faktor psikologis yang penting dalam keberhasilan proses belajar karena menentukan kualitas siswa. b) Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor keberhasilan pembelajaran yang menumbuhkan tingkat keaktifan. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi ditunjukan dengan siswa yang antusias, aktif, mendorong diri dan orang lain untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Jamil (2013: 86) menyatakan motivasi dapat dibedakan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Intrinsik lebih kuat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran karena menimbulkan pengaruh keaktifan pada siswa. c)
Perhatian Jamil (2013: 86) menyatakan perhatian sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian faktor internal yaitu minatdan sosial, serta karakteristik siswa, faktor eksternal meliputi
27
intensitas respon rangsangan, keberagaman rangsangan, warna, dan sistem penyajian materi. d)
Sikap Sikap berkaitan dengan watak dan perilaku yang menentukan tingkat
keberhasilan pembelajaran. Sikap dapat diartikan kecenderungan untuk merespon dengan cara relatif tetap terhadap seseorang secara positif/negatif. Sikap siswa merupakan respon balik dari sikap maupun perasaan yang telah diberikan oleh siswa lain. b.
Faktor Luar Selain faktor dalam yang berhubungan dengan siswa, Jamil (2013: 80)
menyatakan beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar yang digolongkan menjadi dua yaitu lingkungan dan instrumental. a)
Faktor Lingkungan sosial Faktor lingkungan sosial terbagi menjadi tiga yaitu: a)
Faktor lingkungan sosial sekolah Faktor lingkungan sekolah meliputi guru, kepala sekolah, dan teman-
teman di lingkungan sekolah. Motivasi belajar dan keaktifan individu dapat muncul berkat hubungan yang stabil dan simpatik di lingkungan sekolah. b)
Faktor lingkungan sosial masyarakat Faktor lingkungan sosial masyarakat meliputi tempat dan kondisi
masyarakat. Faktor ini sangat mampu untuk mempengaruhi motivasi atau kemauan untuk belajar.
28
c)
Lingkungan sosial keluarga Keluarga adalah tempat pertama siswa menemukan pengetahuan dan
belajar. Keluarga sangat berpengaruh terhadap motivasi dan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar. b)
Lingkungan alam Lingkungan alam atau disebut dengan lingkungan alamiah sangat
berpengaruh terhadap timbulnya motivasi belajar. c)
Faktor Instrumental Faktor intrumental berkaitan dengan perangkat belajar yang digolongkan
menjadi dua macam, Hardware terdiri dari gedung sekolah, alat belajar, fasilitas belajar. Software terdiri dari kurikulum, peraturan sekolah, dan silabus serta RPP. 4.
Kaitan Kooperatif tipe Jigsaw dengan Hasil Belajar Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran IPS dalam penelitian ini masuk dalam kategori faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar IPS. Wina Sanjaya (2006: 241) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sistem pengelompokan kecil/tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin atau suku yang berbeda yang disebut heterogen. Hal tersebut berarti bahwa teman sebaya yaitu anggota kelompok akan menjadi seorang mitra ilmu bagi anggota yang lain. Teman sebaya sebagai mitra ilmu yang mempunyai kemampuan lebih akan menjadi scaffolding atau sumber belajar anggota lain. Scaffolding atau teman yang lebih berkompeten akan
29
membantu temannya dalam menyelesaikan tugas manakala ada teman yang kurang mampu menyelesaikan tugas, namun tetap ada tanggung jawab perseorangan. Hal tersebut secara tidak langsung akan tumbuh sesuatu yang disebut ketergantungan yang positif. Pemberian ruang bertatap muka dan berinteraksi yang diberikan secara luas dengan waktu yang telah ditentukan sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran berkelompok dimana siswa aktif menerima informasi dan memberikan informasi yang dibutuhkan dan saling membelajarkan kepada anggota sebagai tugas utama. Di samping itu dapat memberikan pengalaman positif siswa untuk mengenal dan mengetahui kelebihan dan kekurangan anggota dan mampu menghargai setiap perbedaan yang heterogen baik latar belakang individudan kemampuan akademik. Pemberian kesempatan berinteraksi dan bertatap muka dalam kelompok dapat melatih menumbuhkan nilai kerjasama dan berkomunikasi. Keadaan dimana siswa dihadapkan pada pembelajaran yang aktif dan mengharuskan untuk berkomunikasi dan berpatisipasi dengan siswa lain dalam kelompok juga dapat membawa hal positif dimana siswa dapat belajar berani mengungkapkan pendapat mereka dan belajar mendengarkan pendapat. Berdasarkan pada penjelasan diatas, inti dari pembelajaran kooperatif yaitu mengacu pendekatan ko-konstruktivisme Vygotsky. Vygotsky (Budiningsih, 2005: 99-102) mengatakan jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosialbudaya, artinya memahami pikiran seseorang dengan menelusuri asal-usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatar belakangi sejarah hidup. Anak-
30
anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sosial sehari-hari. Mereka terlibat secara aktif dalam interaksi sosial untuk memperoleh dan menyebarkan pengetahuan yang dimiliki seperti adanya kerjasama antar anggota keluarga dalam interaksi. Vygotsky (Budiningsih, 2005: 100) mengatakan perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang terbagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi kesadaran sosial bersifat primer dan dimensi individual bersifat sekunder yang berarti pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang berasal dari sumbersumber sosial di luar dirinya yang diperoleh melalui peranan aktif seseorang dalam memaknai pengetahuan. Pada intinya disimpulkan perkembangan pemahanam individu ditentukan disamping oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan sosial yang juga aktif melalui sebuah penghubung yang dinamakan interaksi. Vygotsky mengatakan konsep-konsep penting tentang perkembangan kognitif terbagi menjadi tiga hukum yaitu hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development), zona perkembangan proksimal (zone of proximal development), dan mediasi. a.
Hukum genetik tentang perkembangan Vygotsky (Budiningsih, 2000: 100) kemampuan seseorang akan tumbuh dan
berkembang melewati dua tataran, yaitu tataran sosial tempat dimana orang atau individu membentuk lingkungan sosial atau disebut intermental dan tataran psikologis yaitu dalam diri individu atau disebut intramental. Vygotsky menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer terhadap
31
pembentukan pengetahuan dan perkembangan pemahaman individu. Berdasarkan hal tersebut, individu diharapkan turut berpartisipasi dalam lingkungan sosial dan kegiatan sosial untuk membentuk pengetahuan dan kemampuan. b.
Zona perkembangan proksimal Vygotsky (Budiningsih, 2005: 101) mengatakan perkembangan kemampuan
dibedakan dalam dua tingkatan, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang menyelesaikan tugas secara mandiri atau dapat disebut kemampuan intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang menyelesaikan tugas dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berkompeten atau dapat disebut kemampuan intermental. Jarak antara keduanya disebut zona perkembangan proksimal. Zona perkembangan proksimal diartikan sebagai kemampuan individu yang belum atau masih berada dalam proses pematangan. Kemampuan yang belum atau masih berada dalam proses pematangan akan menjadi matang melalui proses interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten yang disebut scaffolding. Tugas dari scaffolding yaitu memandang zona perkembangan proksimal sebagai suatu penyangga untuk individu mencapai taraf perkembangan yang semakin tinggi. Berdasarkan pada penjelasan diatas, dengan berpijak pada konsep teori Vygotsky yaitu zona perkembangan proksimal di atas terdapat beberapa kunci atau hal yang dapat dipahami yaitu bahwa perkembangan dan belajar adalah dua hal yang saling terkait dan memenuhi. Perkembangan kognitif individu tidak
32
dapat dipisahkan dari konteks sosial dan sebagai bentuk fundamental atau dasar belajar adalah partisipasi dalam kegiatan sosial. Berkembangnya kemampuan individu juga tidak lepas dari konteks sosial yaitu bantuan dari lingkungan sosial seperti orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berkompeten agar kemampuan intramental individu semakin matang. Berdasarkan pada penjelasan mengenai teori belajar Vygotsky diperoleh hal bahwa lingkungan sosial merupakan aspek penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa. Adanya kesempatan berinteraksi yang besar dan luas antara siswa dengan lingkungan sosial di sekitar siswa akan membuat siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proksimalnya melalui belajar dan berkembang. Lingkungan sosial di sekitar siswa dapat menjadi bantuan dalam mengembangkan zona perkembanagan proksimal. Gutu menyediakan bantuan siswa dalam rangka memfasilitasi agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi diantaranya teman sebaya yang lebih berkompeten atau melalui pemberian contoh, menarik kesimpulan dengan atau bersama teman sebaya. Pembelajaran perlu dikaitkan pada kemampuan menyelesaikan tugas ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berkompeten. Guru perlu menyediakan berbagai bantuan untuk memfasilitasi siswa yang membutuhkan bantuan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Disinilah peran dari scaffolding yang berupa bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berkompeten sebagai sumber belajar yang bermanfaat dan sangat efektif meningkatkan produktivitas belajar temannya.
33
Terkait mengenai karakteristik, proses belajar harus memperhatikan salah satu hal yaitu siswa. Siswa yang memasuki tahap kanak-kanak akhir atau dalam tahap perkembangan kognitif Piaget telah memasuki tahap operasional konkret memiliki ciri-ciri mampu berpikir logis dan memahami mengenai sesuatu yang bersifat konkret, menginginkan mengenal luasnya lingkungan pergaulan sosial, memahami suatu konsep percakapan. Siswa juga lebih suka bermain bersama teman sebaya sebagai lingkup interaksi di lingkungan sosialnya. Secara garis besar siswa pada usia kanak-kanak akhir memerlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat berorientasi pada siswa dan pemberian kesempatan untuk berinteraksi dalam suatu lingkup yaitu pembelajaran kooperatif. Itulah keterkaitan antara karakteristik siswa dengan pembelajaran kooperatif dimana keduanya terjadi saling isi. Jigsaw merupakan salah satu variasi dari pembelajaran kooperatif yang mempunyai ciri spesial yaitu pembentukan dua kelompok yaitu home dan expert. Cara kerja strategi ini dimana siswa akan berinteraksi dengan 2 kondisi dan anggota yang berbeda yaitu dimana siswa berinteraksi dalam home team dan expert team, dengan kata lain kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya yang diberikan strategi Jigsaw pada siswa sangat luas dan beragam dengan kelompok teman yang berbeda. Disimpulkan kaitan antara karakteristik siswa dan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bahwa strategi Jigsaw dapat memenuhi kebutuhan karakteristik pada siswa masa kanak-kanak akhir sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik.
34
Terkait mengenai hasil belajar IPS, suatu proses pembelajaran yang berlangsung akan berakhir pada suatu kesimpulan yaitu hasil belajar. Hasil belajar IPS sebagaimana telah dijelaskan dalam tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar menurut Chapin & Messick (Susanto, 2013: 147) yaitu 1) memberikan siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat, 2) menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan mengolah informasi, 3) menolong siswa mengembangkan nilai/sikap dalam kehidupan bermasyarakat dan 4) menyediakan kesempatan pada siswa untuk berperan dalam kehidupan sosial. Jika dikaitkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar IPS karena strategi kooperatif tipe Jigsaw pada dasarnya memiliki hal yang penting yaitu mengajarkan pada siswa dimana siswa harus bekerja dan belajar dalam suatu kelompok heterogen (home dan expert) dan sekaligus memberikan kesempatan yang besar untuk berinteraksi dan belajar dengan teman sebayabersama-sama. Berdasarkan hal itu, penggunaan strategi kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS untuk siswa akan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terkait materi pembelajaran IPS, juga mampu memenuhi aspek keterampilan sosial siswa dan sesuai dengan karakteristik, serta siswa dapat berperan aktif dengan lingkungan sosial yaitu teman sebaya dalam sebuah proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diatas penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang menjadi faktor eksternal dapat mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
35
C.
Karakteristik Siswa Kelas IV SD
1.
Pengertian Siswa Siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri dan membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang ke kedewasaan yang relatif menetap melalui proses pendidikan (Dwi Siswoyo, 2008: 87). Umar Tirtarahardja & La Sulo (Dwi Siswoyo, 2008: 88) menjelaskan ciri khas siswa yaitu: a.
Individu yang memiliki potensi fisik dan mental yang khas
b.
Individu yang sedang berkembang
c.
Membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
d.
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Pengertian siswa adalah individu yang sedang mengalami perkembangan menuju ke proses kedewasaan dan pengertian perkembangan terbagi menjadi dua hal menurut Rita Eka Izzaty (2008: 3) menyatakan pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik contoh ukuran berat dan tinggi badan, umur tulang, sedangkan perkembangan dipakai untuk perubahan yang bersifat psikis berkaitan pematangan fungsi dari organ, contoh bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh seperti perkembangan dalam bahasa, emosi, intelektual, dan perilaku, yang ditandai dengan proses kematangan dan belajar. Siswa yang duduk di kelas empat SD memasuki tahap perkembangan masa kanak-kanak akhir ditandai dengan semakin luas mengenal lingkungan pergaulan. Anak sering bergaul dengan teman sebaya baik di luar maupun di dalam sekolah
36
agar nanti diterima di lingkungannya. Rita Eka Izzaty (2008: 103) menyatakan tugas perkembangan siswa masa kanak-kanak akhir sebagai berikut: a. Belajar keterampilan fisik untuk bermain b. Mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri c. Belajar bergaul dengan teman sebaya d. Mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis, dan berbicara e. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial f. Mencapai kebebasan diri g. Mengembangkan kata moral dan skala nilai (sopan-tidak sopan) 2.
Tahap Perkembangan Siswa Kelas IV SD Perkembangan kognitif atau intelektual menggambarkan kemampuan
berpikir anak berkembang dan berfungsi. Rita Eka Izzaty (2008: 106). Siswa kelas IV SD banyak mendapatkan pemahaman dari melihat dan mendengar. Tahap operasional konkret dimulai dari anak usia 7-12 tahun dimana anak mampu berpikir secara logis mengenai sesuatu yang bersifat konkret, cara berpikir induktif (konkret-abstrak), anak mulai bersikap sosial. Secara jelasnya Piaget (Budiningsih, 2005: 37-40) menyatakan perkembangan intelektual dibagi 4 tahapan tabel 2.2 tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget berikut:
37
Tabel 2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap-Tahap
Umur
Kemampuan
Sensori Motorik
0-2
menunjukkan pada konsep permanenisasi objek yaitu kecakapan praktis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada. Meskipun pada waktu itu tidak tampak oleh kita dan tidak bersangkutan dengan aktivitas pada waktu itu. Tetapi, pada stadium ini permanen objek belum sempurna.
Pra Operasional
3-7
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Berpikirnya masih egosentris dan berpusat
Operasional Konkret
7-11
Operasional formal
11 sampai dewasa
Berpikir logis dan memperhatikan satubenda atau konsep yang bersifat konkret. Memahami konsep percakapan, mampu menempatkan objek-objek menjadi urutan tingkatan kelasyang teratur dan menghitung. Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah
Charollete
Buhler
(Kartini
Kartono,
1995:
28-29)
menyatakan
perkembangan anak terbagi dalam lima fase yaitu: fase pertama, umur 0-1 tahun, fase kedua umur 2-4 tahun, fase ketiga umur 5-8 tahun, fase keempat umur 9-11 tahun dan fase terakhir fase kelima umur 14-19 tahun. Anak kelas IV SD berada pada fase keempat dengan ciri-ciri anak telah mencapai tingkat objektivitas tertinggi pada masa menyelidik dan mencoba suatu kegiatan yang dirangsangkan oleh dorongan-dorongan rasa ingin tahu yang besar.
38
Perkembangan sosial merupakan kemampuan berperilaku anak sesuai dengan tuntutan lingkungan sosial. Perkembangan sosial berkaitanaspek emosi dan kognitif. Anak dengan usia 9-11 tahun memerlukan tiga tahap perkembangan menurut Hurlock (1978: 250-251) (1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial, (2) memainkan peran sosial (3) sikap sosial. Rita Eka Izzaty (2008: 113) menyatakan perkembangan sosial atau sosioemosionalyang terjadi pada anak pada masa kanak-kanak akhir ditandai dengan anak lebih mendengarkan pengaruh dari orang-orang di sekitarnya seperti teman sebaya sebagai lingkup interaksinya yang menjadi suatu faktor yang dapat berpengaruh dalam kehidupan sosial anak. Berikut penjelasannya: a.
Bermain Rita Eka Izzaty (2008: 114) menyatakan kegiatan bermainsangat penting
bagi perkembangan fisik, mental, dan sosial anak. Anak lebih suka membentuk kelompok bermain (peer group), selain dapat berinteraksi juga menumbuhkan rasa tenggang rasa dengan teman sebayanya. Permainan anak usia ini cenderung lebih bersifat mencoba sesuatu secara berkelompok. b.
Teman sebaya Rita Eka Izzaty (2008: 115) menyatakan lingkup teman sebaya anak
umumnya teman sekolah atau teman bermain. Pengaruh teman sebaya lebih besar dalam pembentukan perkembangan sosial baik yang bersifat positif maupun negatif. Pengaruh positif teman sebaya dapat terlihat pada bentuk pengembangan dan pembentukan harga diri anak, sebaliknya pengaruh negatif teman sebaya
39
terlihat pada perbuatan antisosial. Anak pada usia ini timbul kemauan selalu melakukan kegiatandengan teman sebaya dalam menghabiskan waktudan hanya ditengah-tengah teman sebaya anak bisa menyadari posisinya di dalam lingkup kelompok bermain. Dengan begitu anak akan berusaha agar teman sebaya dalam lingkup kelompoknya mau menerimanya. Perkembangan emosi memainkan peran penting dalam kehidupan.Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku, intelektual, dan moral. Tumbuhnya emosi anak sangat berkaitan dengan interaksi anak dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan emosi anak juga tumbuh dan dipengaruhi oleh teman sebaya. Rita Eka Izzaty (2008: 114) menyatakan anak dalam berinteraksi dengan teman sebaya akan mulai belajar memahami dan mengendalikan ungkapan emosi yang kurang diterima oleh temansebaya seperti amarah, perasaan menyakiti, menakuti, takut, dan iri hati disebut “unpleasent emotion”, sedangkan emosi untuk membangun kebersamaan dan diterima oleh teman sebaya disebut “pleasent emotion” seperti kasih sayang, rasa senang, semangat, dan suka cita. Berdasarkan pada penjelasan tahap perkembangan siswa, pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang berorientasi pada karakteristik siswa yang diharapkan dapat memenuhi perkembangan siswa baik secara intelektual, sosial dan emosi. Suatu strategi pembelajaran yang digunakan untuk memenuhi pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran dengan metode berkelompok. Sistem pembelajaran berkelompok atau cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang sangat baik diterapkan untuk pembelajaran yang
40
memerlukan kegiatan pemahaman materi sekaligus berinteraksi membentuk relasi dengan teman sebaya dalam lingkungan belajar. Strategi ini berorientasi pada keaktifan siswa dalam pembelajaran dimana siswa menjadi actor dalam aktivitas belajar. Peranan guru sebagai sebagai pendukung dalam pembelajaran yang dapat sebagai narasumber, fasilitator, dan motivator siswa. Cooperative learning mempunyai bentuk variasi yang sangat beragam jenisnya, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif dengan ciri prinsip interdependensi yaitu prinsip dimana setiap siswa bergantung pada teman satu timuntuk memberikan informasi yang diperlukan. Pola strategi ini yaitu tiap siswa dalam satu kelompok akan menjadi ahli dalam tiap unit atau bagian dan nanti siswa ahli tersebut akan mengajarkan keahliannya pada teman tim yang merupakan ahli unit lain. Strategi Jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara serta cocok untuk bidang pengajaran dengan tujuan penguasaan pemahaman dan sikap (Lie, 2007: 69). Prinsip Interdependensi yaitu saling bergantung dengan anggota yang lain, bergantung dalam hal ini adalah bergantung secara positif dimana pemahaman materi tidak hanya berasal dari diri sendiri, melainkan juga dari teman-temannya dalam home team berkat adanya keahlian yang dimiliki semua anggota tim sehingga pada dasarnya adalah adanya sifat saling membutuhkan terhadap anggota tim. Strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan strategi yang berpusat pada keaktifan siswa. Siswa menjadi kunci keberhasilan strategi ini dengan
41
kegiatan dimulai dari pembentukan kelompok home and expertsampai pada kegiatan kuis. Peranan guru hanya sebagai narasumber dan fasilitator. Berbeda dengan Jigsaw, jenis STAD yang merupakan salah satu variasi dari pembelajaran kooperatif secara keseluruhan belum sepenuhnya berpusat pada siswa yang ditunjukan masih adanya kegiatan penjelasan materi oleh guru dengan metode ceramah. Kaitan kooperatif tipe Jigsaw dengan karakteristik siswa kelas IV SD yaitu strategi ini sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa masa kanak-kanak akhir sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dalam masa perkembangannya. Kegiatan bermain merupakan hal yang penting bagi anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya yang memberikan pengalaman dan lebih bersikap sosial dengan membentuk kelompok bermain atau peer group. Anak harus belajar memahami dan mengungkapkan emosi yang menyenangkan untuk membangun suatu relasi kebersamaan dalam lingkup teman sebaya. Bila melihat kembali strategi kooperatif tipe Jigsaw yaitu strategi pembelajaran kelompok yang berorientasi dan memberi kesempatan siswa untuk belajar serta berinteraksi bersama temantemannya dan saling bergantung dengan anggota tim dimana satu anggota akan membutuhkan
anggota
yang
lain
untuk
melengkapi
keutuhan
materi
pembelajaran, bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memenuhi karakteristik siswa dan kegiatan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu, strategi kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan begitu pentingnyaperan anggota kelompok bagi kesuksesan timnyadalam kegiatan rekognisi tim dimana seluruh poin kemajuan anggota dijumlahkan sehingga
42
mendapatkan predikat tim terbaik dan anggota dapat memberikan pengaruh positif seperti motivasi dan keaktifan bagi anggota lain. Pengaruh besar tim tidak hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran ini saja, interaksi yang telah ada dengan teman sebaya selama pembelajaran akan tetap terus terjalin di luar pembelajaran guna diharapkan memenuhi tugas-tugas perkembangan siswa. Pembelajaran seharusnya tidak lagi terfokus pada guru melainkan guru sebagai fasilitator dan narasumber siswa serta pembelajaran kiranya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di masa kanak-kanak akhir yang membutuhkan banyak
pergaulan
dengan
teman-temannya
serta sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Melalui hal tersebut dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. D.
Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Jigsaw dalam istilah bahasa Inggris mempunyai arti gergaji ukir atau puzzle
yaitu teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengambil pola kerja gergaji dimana siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai suatu tujuan. Lie (2007: 69) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, berbicara serta menitikberatkan pada pembentukan dua kelompok yaitu home (terdiri dari tema heterogen) dan ahli (kelompok delegasi tim yang mempunyai topik sama).
43
Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan pembelajaran berkelompok didesain untuk melatih tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain dimana siswa tidak hanya bertanggung jawab menguasai sub materi yang diberikan, namun mampu mengajarkan penguasaan kepada anggota demi keberhasilan kelompok, sehingga kemampuan siswa secara kognitif maupun sosial sangat diperlukan. Oleh karena itu, kooperatif tipe Jigsaw tidak hanya berorientasi pada peningkatan penguasaan konsep siswa saja, tetapi juga membentuk sikap sosial yang positif yaitu kerjasama dan berkomunikasi. Jigsaw can be used whenever the material to be studied is in written narrative form. It’s most appropriate in such subjects as social studies, literature, some parts of science and related areas in which concepts rather than skills are their learning goals. The instructional raw materials for Jigsaw should usually be a chapter, story, bioghraphy, or simillar narrative and descriptive materials (Slavin, 1995: 122) Hal diatas diartikan bahwa Jigsaw dapat digunakan apabila materi yang dipelajari adalah berbentuk narasi tertulis. Strategi ini paling sesuai untuk subjeksubjek seperti pelajaran ilmu sosial, literatur, sebagian pembelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang yang mempunyai tujuan lebih kepada penguasaan konsep daripada penguasaan keterampilan. Pengajaran bahan baku untuk Jigsaw biasaanya selalu berupa sebuah bab, cerita, biografi, atau materimateri narasi atau deskripsi yang serupa (Slavin, 2009: 237). Dalam strategi pembelajaran Jigsaw terdapat dua kelompok yaitu home and expert team. Kelompok ahli (expert) adalah kelompok terdiri dari perwakilan anggota home team dengan tugas mempelajari dan menyelesaikan tugas berhubungan dengan topik. Kelompok asal (home) adalah kelompok yang terbagi secara heterogen yang terdiri dari empat sampai lima orang yang dijelaskan Slavin
44
(1995: 124) assign students to four – or five – member heterogenemous teams, exactly as in STAD. Kelompok asal juga berarti kelompok yang terdiri dari para ahli. Slavin (1995: 122) menyatakan langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut: In jigsaw, students work in heterogeneous teams. The students are assigned chapters or other units to read, and are given “expert sheets” that contain different topics for each team member to focus on when reading. When every one has finished reading, students from different teams with the same topic meet in “expert group” to discuss their topic for about thirty minutes. The expert then return to their teams and take turns teaching their teammates about their topic. Finally, students take assesments that cover all the topics, and the quize scores become team scores, as in STAD. Also as in STAD, the scores that students contribute to their teams are based on individual improvement score system, and students on high – scoring teams may receive certificates or their recognition. The key to jigsaw is interdependence: every student depends or his or her teammates to provide the information needed to do well on the assesments (Slavin, 1995: 122) Dalam Jigsaw, para siswa bekerja dalam team yang heterogen. Para siswa diberikan tugas untuk membaca suatu bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang berisi topik berbeda untuk menjadi fokus masing-masing anggota tim saat membaca. Ketika semua telah selesai membaca, para siswa dari tim yang berbeda dengan topik yang sama berkumpul dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka selama tiga puluh menit. Para ahli kemudian kembali pada tim dan mengajarkan anggota satu timnya mengenai topik mereka secara bergantian. Terakhir, para siswa mengikuti penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis menjadi skor tim. Seperti dalam STAD, kontribusi skor siswa pada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan suatu tim yang mampu meraih skor tertinggi menerima sertifikat atau penghargaan. Kunci metode Jigsaw ini adalah interdependensi: tiap siswa bergantung pada teman satu timnya untuk 45
dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian. Adapun perhitungan nilai atau poin peningkatan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw sama dengan STAD seperti dalam tabel 2.3 tabel perhitungan poin kemajuan individu di bawah ini: Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Poin kemajuan Individu/Tim (Robert E. Slavin, 1995: 80) Skor Tes
Akhir Nilai Peningkatan
>10 poin di bawah skor dasar
5
1 - 10 poin di bawah skor dasar
10
Skor awal – 10 poin di atas skor dasar
20
> 10 poin di atas skor dasar
30
Nilai sempurna
30
Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan adalah memungkinkan siswa terus bekerja keras memberikan kinerja maksimum untuk kesuksesan kelompoknya, disamping itu siswa akan termotivasi dan mempunyai perhatian yanglebih untuk mempelajari materipembelajaran.Kriteria penghargaan kelompok dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didasarkan atas pemberian penghargaan kelompok yang memperoleh poin tertinggi ditentukan dengan rumus perhitungan menurut Trianto (2011) sebagai berikut: N=
46
Berdasarkan poin perkembangan yang dihitung dari rumus rata-rata kelompok diatas kemudian dapat melihat tabel tiga tingkatan penghargaan yang diperoleh kelompok dalam tabel 2.4 tabel kriteria tingkatan penghargaan kelompok berikut ini: Tabel 2.4 Tabel Kriteria Tingkatan Penghargaan Kelompok (Robert E. Slavin, 1995: 80) Kriteria rata-rata
Penghargaan
15
Good Team
20
Great Team
25
Super Team
Berdasarkan tabel diatas, seluruh tim dapat memperoleh penghargaan dan dapat lebih dari satu tim mendapatkan penghargaan tim super, tim hebat dan tim baik dalam satu kelas, asalkan kriteria di atas terpenuhi. 2.
Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Suatu strategi pembelajaran kooperatif mempunyai banyak variasi
pembelajaran dan tentumempunyai karakteristik yang membedakan sekaligus menyatakan antara jenis strategi pembelajaran kooperatif satu dengan yang lain. Guru harus mengerti agar mampu membedakan dan menerapkan jenis strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran. Variasi seperti STAD, TGT, dan lainnya yang dapat dilihat dari karakteristik strategi tersebut yang dapat diamati melalui syntaksatau langkah strategi pembelajaran kooperatif tersebut. Karakteristik pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tentu berbeda dengan karakteristik pembelajaran kooperatif tipe lainnya seperti STAD, TGT, dan 47
lainnya. Karakteristik pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat melalui syntaks atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw. Adapun langkah-langkah dari strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Slavin (2005: 238) sebagai berikut: a.
Membentuk home team yang heterogen terdiri dari 4 sampai 5 anggota
b.
Tentukan pedoman skor awal (dapat berupa nilai terakhir siswa) seperti dalam STAD
c.
Siswa menerima topik ahli dan membaca materi untuk menemukan informasi
d.
Siswa dengan keahlian yang sama dari tiap anggota home teambertemu untuk berdiskusi dalam expert team
e.
Para ahli kembali ke home team untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada rekan tim
f.
Para ahli dapat memberikan pertanyaan pada rekan setelah mengajarkan topik mereka agar mereka siap mengerjakan evaluasi
g.
Para siswa mengerjakan kuis atau tes individual yang mencakup seluruh topik
h.
Skor tim dihitung dalam kegiatan rekognisi tim seperti STAD
i.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan skor tertinggi
Berdasarkan pada langkah-langkah dari strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw, maka karakteristik strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:
48
a.
Menitikbertkan pada pembentukan dua kelompok yaitu home team dan expert team dengan memperhatikan keheterogenan.
b.
Bersifat interdependensi dimana setiap anggota bergantung pada anggota tim yang lainnya.
c.
Adanya kelompok expert yaitu kelompok delegasi yang mempunyai topik sama diambil dari tiap anggota home team.
d.
Berdasarkan langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw menunjukkan strategi ini berorientasi dan berpusat pada siswa.
e.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengedepankan pada peranan teman sebaya sebagi pusat sumber informasi dan bantuan.
f.
Adanya kegiatan laporan tim ahli dimana siswa akan melaporkan hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota kelompok asal.
3.
Kooperatif tipe Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Mata pelajaran IPS di sekolah dasar mempunyai pengertian yaitu bidang
studi yang mempelajari manusia dan interaksinya dalam masyarakat dengan hakekat yaitu memberikan pengetahuan dasar, sikap serta keterampilan bagi siswa sedini mungkin. Pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar diharapkan dapat membantu siswa memahami dirinya dan lingkungan kehidupan sosial baik secara individu maupun kelompok untuk membantu mengembangkan aspek pribadi, di sisi lain secara tidak langsung siswa dilatih untuk mampu berpartisipasi secara aktif di lingkungan kehidupan di sekitar siswa baik di keluarga maupun sekolah. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar menurut Chapin & Messick (Susanto, 2013: 147) yaitu 1) memberikan siswa pengetahuan tentang pengalaman
49
manusia dalam kehidupan bermasyarakat masa lalu, sekarang, dan masa depan, 2) menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam mengolah informasi dan sosial, 3) menolong siswa untuk mengembangkan sikap dalam kehidupan bermasyarakat, 4) menyediakan kesempatan pada siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial. Berdasarkan tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar nyata sekali begitu pentingnya keberhasilan Pembelajaran IPS di sekolah dasar harus tercapai dengan memberikan siswa pembelajaran yang memberikan suatu hasil belajar yang sesuai dengan tujuan IPS di sekolah dasar. Suatu pembelajaran yang dinilai dapat mencapai tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar tersebut adalah pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan memperhatikan karakteristik siswa yang diajarkan yang berdampak pada hasil belajar yang diinginkan. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat menjadi langkah awal guna mencapai hasil belajar yang diinginkan yaitu pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru sebagai seorang yang terkait dengan pembelajaran seharusnya memahami tujuan utama pembelajaran IPS di sekolah dasar sekaligus dalam menentukan strategi pembelajaran serta menerapkan prinsip-prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dikemukakan oleh Susanto (2013: 157) yaitu Pertama, berpusat pada peserta didik, Kedua, pembelajaran dengan memadukan
secara
utuh
aspek
kompetensi
(sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan). Ketiga, pembelajaran dihadapkan pada situasi kehidupan lingkungan sosial sekitar, Keempat, guru berperan sebagai fasilitator, motivator,
50
dan narasumber. Kelima, pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang peserta didik. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Slavin (2009: 237) yaitu strategi yang dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari berbentuk narasi tertulis bab, cerita, biografi, atau materi-materi narasi atau deskripsi serupa seperti pelajaran ilmu sosial, literatur sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah.Strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw termasuk pembelajaran peer teaching (pembelajaran teman sebaya) dimana teman atau anggota tim merupakan pusat sumber informasi atau sumber belajar bagi siswa tersebut, dengan kata lain siswa tersebut sangat bergantung pada teman kaitannya pemenuhan pemahaman materi pembelajaran disebut Interdepensi sebagai prinsip pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berorientasi penuh pada siswa dan teman sebaya dengan kata lain individu akan terus bersama dengan teman selama pembelajaran berlangsung untuk menjalin interaksi yang lebih kuat, disamping itu pemenuhan perkembangan siswa masa kanak-kanak akhir diharapkan terpenuhi melalui strategi pembelajaran ini. Strategi
pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
mempunyai
prinsip
interdependensi dimana siswa akan bergantung kepada siswa lain yang secara tidak langsung akan melatih siswa untuk berperan dalam lingkungan sekitar siswa yaitu lingkungan sekolah. Pembelajaran itulah yang mampu membentuk aspek pribadi siswa sebagai hasil belajar. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam mata pelajaran IPS adalah strategi ini mampu menjawab tujuan
51
pembelajaran IPS di sekolah dasar serta sesuai dengan karakteristik siswa yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Singkatnya ini merupakan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. E.
Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki peran dalam perkembangan pribadi siswa
serta penunjang keberhasilan siswa untuk berperan serta dan mengenal tentang kehidupan di lingkungan sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial dalam pembelajaran SD diharapkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan penguasaan konsep sebagai pamahaman dan keterampilan dasar sebagai hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah suatu unsur yang menyatakan sukses tidaknya proses pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil belajar merupakan suatu hal yang didapat siswa setelah mengikuti pembelajaran yang berisi kemampuan akademik maupun non-akademik dalam diri siswa. Hasil belajar bergantung pada suatu proses pembelajaran yang terjadi dan di dalam pembelajaran terdapat suatu komponen pembelajaran yang saling mendukung. Guru sebagai suatu komponen yang terkait langsung dalam pembelajaran berperan untuk menentukan arah suatu pembelajaran dimana salah satunya menentukan metode atau pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk membelajarkan siswa. Pernyataan mengenai pembelajaran IPS di sekolah dasar terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menentukan strategi pembelajaran untuk mata pelajaran IPS di sekolah dasar yaitu prinsip-prinsip
52
pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar dimana terdapat beberapa poin di dalamnya. Berkaitan strategi pembelajaran dengan karakteristik siswa SD sebagai poin nomor lima dalam prinsip tersebut bahwa dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat memenuhi aspek kebutuhan siswa disamping pemenuhan penguasaan konsep sebagai sisi kognitif. Siswa SD kelas IV adalah siswa dengan karakterisik suka membentuk kelompok bermain (peer group) dan bermain bersama dengan teman sebaya untuk membentuk suatu lingkungan pergaulan serta diterima dalam lingkup teman sebaya. Berdasakan pada pernyataan ini, strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD yaitu strategi pembelajaran kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif memiliki macam variasi, salah satunya strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan strategi pembelajaran dimana keseluruhan langkah-langkah strategi ini mengutamakan pada keaktifan siswa dan pembelajaran teman sebaya yang dimulai dari pemilihan tim sampai kepada kuis. Strategi ini mempunyai karakteristik pembentukan dua kelompok yaitu home dan expert. Posisi guru dalam strategi ini sebagai fasilitator dan narasumber bagi siswa. Kaitan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan karakteristik siswa kelas IV SD bahwa strategi ini mampu memenuhi aspek kebutuhan dan karakteristik siswa. Siswa dalam mengikuti pembelajaran akan bertemu dan bekerja bersama dengan teman sebaya yang berbeda dalam dua kelompok. Berdasarkan pada keadaan tersebut, muncul suatu proses yang disebut peer
53
mediated learning. Peer mediated learning adalah sebuah praktik berbasis kelas dimana individu bekerja berpasangan melengkapi suatu kegiatan dengan tujuan menyelesaikan permasalahan teman sebaya oleh teman sebaya. Proses tersebut terjadi pada kegiatan kelompok expert dan home dimana siswa berdiskusi dan bekerja bersama dalam suatu kelompok expert dan dimana siswa menjelaskan informasi pada kelompok home sebagai tugas menjadi seorang expert. Kaitan strategi kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar IPS adalah strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw mampu meningkatkan hasil belajar terutama pada penguasaan konsep sebagai aspek kognitif. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa studi yang menunjukkan tidak banyak perbedaan dan tidak ada hasil yang negatif diantaranya penelitian yang dilakukan Rizki Dwi Putranto pada tahun 2012 yang berfokus pada hasil belajar kognitif menunjukkan terjadi peningkatan nilai dari pra tindakan sampai pada siklus II yang ditujukan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang tidak tuntas terus berkurang. Berdasarkan pada peryataan diatas, diharapkan melalui penelitian ini peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV akan tercapai menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw di SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. F.
Kajian Penelitian Yang Relevan Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif secara
bersamaan mengembangkan tingkah laku dan juga membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil akademis mereka. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
54
tidak banyak perbedaan dan tidak satupun studi yang menunjukkan hasil negatifnya diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Dwi Putranto (2012) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi Dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Traji”. Hasil penelitian menyimpulkan terjadi peningkatan nilai dari pra tindakan sampai pada siklus II yang ditujukan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang tidak tuntas terus berkurang G.
Hipotesis penelitian Berdasarkan landasan teori dan kajian penelitian yang relevan, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa di kelas IV SD Kanisius Kintelan I, DIY
55
BAB III METODE PENELITIAN A.
Desain Penelitian
1.
Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan sebagai metode pemecahan masalah dengan memanfaatkan sebuah tindakan nyata yang diperhitungkan dalam memecahkan masalah, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil penelitian. Hasil refleksi tersebut sebagai langkah pemilihan tindakan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dengan tujuan untuk memecahkan masalah melalui penelitian di kelas untuk kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Mulyasa (2012: 10-11) menyatakan pengertian PTK tidak lepas dari memisahkan kata-kata yang tergabung, yakni : a) Penelitian, menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal. b) Tindakan, menunjukkan pada kegiatan yang sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu. dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus. c) Kelas, kelas dalam pengertian ini bukanlah ruang kelas, tapi lebih pada sekelompok siswa yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
56
Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu wujud penelitian yang bertujuan untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan penelitian di kelas yang dilakukan dengan mengubah kebiasaan dalam kegiatan pembelajaran (pengubahan metode, strategi, atau media). Perubahan dengan PTK inilah diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang berkesinambungan. 2.
Model Penelitian Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Kemmis & Mc Taggart yang terkenal dengan model spiral. Pada model ini terdapat beberapa proses yang terbagi menjadi empat tahap dalam bentuk siklus yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection), dan akan kembali lagi ke perencanaan (planning) sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Prosedur penelitian diilustrasikan pada gambar berikut:
57
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc. Taggart (Rochiati Wiriatmaja, 2005: 66) 3.
Waktu dan Tempat Penelitian a.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Kintelan I,
Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. b.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November 2015
c.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Kanisius
Kintelan I, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 20 siswa sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial 58
dengan bahan materi yang digunakan yaitu sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY B.
Setting Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari dua siklus awal dengan empat tahap setiap siklusnya yaitu Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Observasi (Observation), dan Refleksi (Reflection), dan seterusnya sampai pada perbaikan atau peningkatan yang diharapkan dapat tercapai. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Kanisius Kintelan I, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta DIY untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan pokok bahasan yang digunakan yaitu sumber daya alam dan kegiatan ekonomi. Penelitian dilakukan pada Bulan Oktober 2015 pada tanggal 20 Oktober 2015. Penentuan waktu penelitian ini didasarkan dengan melihat pada kalender akademik sekolah. Hal ini dikarenakan PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan suatu proses belajar mengajar di kelas. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Kanisius Kintelan I, Kabupaten Yogyakarta DIY dengan jumlah siswa 20 orang dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa.
59
C.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data terdiri dari lembar observasi, lembar tes evaluasi,
dan dokumentasi. Lembar tes evaluasi akan digunakan dan jadikan sebagai data primer, sementara lembar observasi dan dokumentasi digunakan peneliti sebagai data sekunder yang dapat menunjang beberapa data yang dibutuhkan untuk keabsahan penelitian. a.
Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh suatu hasil data secara
langsung mengenai keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dimana peneliti hanya berfokus untuk melihat aktivitas siswa pada saat pembelajaran IPS berlangsung di kelas IV SD Kanisius Kintelan I. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada bagian lampiran b.
Lembar tes Lembar tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu dengan
aturan-aturan yang ditentukan. Tes hasil belajar yang digunakan memuat kumpulan soal berbentuk pilihan ganda untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan konsep yang dimiliki oleh individu. Tes berbentuk pilihan ganda digunakan sebagai data primer untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS pada setiap siklus di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta.
60
c.
Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tambahan mengenai
keadaan siswa dalam proses pembelajaran. Teknik dokumentasi didasarkan dengan data yang ada dan digunakan di sekolah meliputi data hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dan guru, daftar presensi atau absensi, kondisi awal pembelajaran sebelum diadakan siklus, hasil tindakan tiap siklus, serta dokumentasi seperti foto yang mewakili kegiatan pembelajaran. Dokumentasi digunakan dan berlangsung sepanjang pelaksanaan siklus. 2.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data merupakan fasilitas dalam mengunpulkan data
agar hasil yang diperoleh lebih lengkap, cermat, dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain lembar pengamatan
(observation
sheet),
dan
lembar
tes.
Deskripsi
instrumen
pengumpulan data adalah sebagai berikut: a.
Lembar observasi Data lembar observasi yang sudah terkumpul dianalisa secara deskriptif
kuantitatif dengan persentase skor. Penilaian lembar observasi menggunakan alternatif jawaban “ya dan tidak” dengan skor 1 bila jawaban Ya dan skor 0 bila jawaban Tidak. Hasil Observasi didapatkan dengan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung baik aktivitas guru maupun siswa. b.
Tes Tertulis Tes yang digunakan berbentuk tes objektif dengan bentuk instrumen
pilihan ganda dimana siswa harus berupaya memberikan suatu jawaban yang
61
dengan memilih suatu opsi jawaban yang tepat dari 4 opsi jawaban (A,B,C,atau D). Tes ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar IPS siswa. D.
Keabsahan data ( Validitas Instrumen Penelitian ) Uji validitas dilakukan dengan tujuan mengukur ketepatan instrumen yang
dalam penelitian. Validitas data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Sugiyono (2009: 182) menyatakan instrumen yang berbentuk test, pengujian menggunakan validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan. Instrumen dalam penelitian ini dinyatakan valid bila kisi-kisi instrumen sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Pengujian validitas isi dapat digunakan judgement expert (pendapat para ahli) yaitu Ibu Mujinem, M.Hum. Berdasarkan hal di atas, kevalidan instrumen ini adalah dengan persetujuan dan pengesahan Judgement expert yang terkait dalam penelitian ini. E.
Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dijelaskan
maka pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah tindakan sebagai berikut: 1.
Pra Tindakan Pada tahap pra tindakan peneliti mengajukan izin dan rekomendasi dari
lembaga guna melaksanakan penelitian pada tahap awal yaitu mengadakan kegiatan observasi awal pada sekolah. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti bertemu dengan guru mata pelajaran. Peneliti bersama guru masuk ke kelas guna mengikuti proses pembelajaran IPS dengan tujuan melakukan pengamatan secara
62
langsung pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV SD kanisius Kintelan I. Selain melakukan pengamatan dalam pembelajaran, peneliti juga mendapatkan beberapa data rekapitulasi hasil belajar IPS seperti nilai UTS, nilai UH tahun sebelumnya pada materi tertentu dan daftar absensi siswa kelas IV SD. 2.
Siklus 1
a.
Perencanaan awal Setelah kegiatan pengamatan secara langsung proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial yang berlangsung di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Kota Yogyakarta, peneliti bersama dengan guru kelas IV mendiskusikan beberapa hal terkait proses pembelajaran IPS sebelumnya kemudian pihak peneliti dan guru mencoba merumuskan dan menyusun hipotesis atau rangkaian tindakan untuk diterapkan dalam pembelajaran. b.
Perencanaan Peneliti dan guru telah sepakat untuk melaksanakan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyiapkan RPP yang telah disusun oleh peneliti dan guru dan telah divalidasi oleh Judgement Expert untuk pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kelas IV SD 2) Menyiapkan bahan dan alat pembelajaran seperti materi dan lembar ahli, kuis setiap akhir pertemuan, serta lembar tes evaluasi pada akhir siklus
63
3) Menyiapkan instrumen lembar observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran 4) Menyiapkan media sekunder yang digunakan dalam pembelajaran untuk tujuan dokumentasi c.
Tindakan Peneliti mengamati jalannya pembelajaran IPS dan melihat aktivitas siswa,
sedangkan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario RPP yang telah disusun dan divalidasi oleh Judgement Expert. d.
Observasi Setelah tahap tindakan proses pembelajaran IPS selesai dilakukan sebagai
rangkaian dari tahapan siklus I, peneliti telah mencatat semua hal dalam proses pembelajaran sebagai hasil data untuk didiskusikan. Hasil data tersebut berupa hal kekurangan baik dari pihak guru dalam melaksanakan skenario maupun respon dari aktivitas siswa. Hasil data akan dijadikan dasar untuk melakukan refleksi. e.
Refleksi Peneliti dan guru mengadakan diskusi evaluasi pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilakukan yaitu mengidentifikasi penyebab kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil refleksi berupa tindakan yang dilakukan sebagai bentuk perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. 3.
Siklus II
a.
Perencanaan Peneliti dan guru melaksanakan kembali tindakan pembelajaran dengan
tujuan meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD disamping memperbaiki
64
kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyusun RPP yang telah disusun oleh peneliti dan guru dan telah divalidasi oleh Judgement Expert untuk pembelajaan IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw kelas IV SD 2) Menyiapkan bahan dan alat pembelajaran seperti materi dan lembar ahli, kuis setiap akhir pertemuan, serta lembar tes evaluasi pada akhir siklus 3) Menyiapkan instrumen lembar observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran 4) Menyiapkan media sekunder yang digunakan dalam pembelajaran untuk tujuan dokumentasi 5) Memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya. b.
Tindakan Peneliti mengamati jalannya pembelajaran IPS dan melihat aktivitas siswa,
sedangkan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario RPP yang telah disusun dan divalidasi oleh Judgement Expert serta memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya c.
Observasi Setelah tahap tindakan proses pembelajaran IPS selesai dilakukan sebagai
rangkaian dari tahapan siklus II, peneliti telah mencatat semua hal dalam proses pembelajaran sebagai hasil data untuk didiskusikan. Hasil data tersebut berupa hasil yang didapatkan atas perbaikan kekurangan yang terjadi pada tahapan siklus sebelumnya. Hasil data akan dijadikan dasar untuk melakukan refleksi
65
d.
Refleksi Peneliti dan guru mengadakan diskusi evaluasi pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilakukan yaitu merumuskan dan memutuskan arah dari pelaksanaan pembelajaran. Hasil yang terjadi dalam pembelajaran adalah positif dan guru telah melaksanakan skenario tindakan dengan baik dan respon aktivitas siswa dalam pembelajaran bernilai baik dan meningkat. F.
Teknik pengamatan Teknik pengamatan yang dilakukan adalah partisipatif dengan pengertian
bahwa posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat yang bertugas untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran yang terjadi dan mencatat hal-hal yang penting selama proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung. G.
Analisis Data dan Refleksi
1.
Analisis data kualitatif Analisis data kualitiatif menggambarkan secara umum proses pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas selama tindakan berlangsung. Data kualitatif ini berfungsi sebagai penguat atau sekunder terhadap hasil data yang diperoleh secara kuantitatif. Data kualitatif berupa grafik dan deskripsi proses pembelajaran yang menunjang data kuantitatif. Berikut langkah-langkah menganalisis data yang bersifat kualitatif: a.
Reduksi data Reduksi data meliputi penyeleksian data hasil penelitian melalui
deskripsi atau gambaran singkat. Reduksi data dilakukan bertujuan agar hasil data yang terkumpul lebih terarah dan mudah untuk diolah. Reduksi data
66
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dari masingmasing siklus. b.
Beberan (display) data Beberan data adalah bentuk peyajian data yang telah direduksi untuk
memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Dalam penelitian kualitatif data disajikan dengan teks bersifat naratif. Pembeberan data bersifat sistematik akan memudahkan pemahaman sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. c.
Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara memperhatikan hasil analisis
dari semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang disimpulkan pada akhir siklus I dan akhir siklus II dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus terakhir. 2.
Analisis data kuantitatif Data yang diperoleh pada kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dengan prosentase skor bertujuan untuk mengetahui kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang meliputi: a.
Hasil belajar berupa tes yang dilaksanakan setiap siklus.
b.
Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
67
Data mengenai analisis hasil observasi kegiatan pembelajaran dilakukan secara deskriptif kuantitatif yang digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa. Adapun lembar observasi berbentuk instrumen telah terlampir dalam penelitian ini. Lembar observasi ini berisi pernyataan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPS melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Adapun lembar observasi ini menggunakan alternatif jawaban “Ya” atau “Tidak”. Pernyataan dengan jawaban “Ya” mendapat skor 1 jika terlaksana dan pernyataan dengan jawaban “Tidak” mendapat skor 0 jika tidak terlaksana. Berdasarkan hal diatas, sebelum peneliti menganalisis peneliti akan menghitung berapa banyak jawaban ya dan berapa banyak jawaban tidak. Setelah itu peneliti menganalisis dan membuat data dalam prosentase yang didasarkan rumus perhitungan menurut Anas Sudjono (2012: 43) sebagai berikut: P=
x100%
Keterangan: F = frekuensi yang sedang dicari presentasinya N = number of case (jumlah fekuensi atau banyaknya individu) P = angka presentasi Rumus perhitungan tersebut nantinya akan digunakan untuk menghitung presentase rata-rata keseluruhan tingkat keaktifan siswa. Setelah diperoleh persentasi keseluruhan yang didapat dari rumus perhitungan tersebut kemudian peneliti menafsirkan persentasi tersebut dengan kriteria yaitu sangat baik, baik,
68
cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Riduwan (2010: 93-95) yang tersaji dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel Interval Uji Instrumen Presentase
Kategori
81% - 100%
Sangat Baik
61% - 80%
Baik
41% - 60%
Cukup Baik
21% - 40%
Kurang Baik
0% - 20%
Sangat Kurang Baik
Data mengenai analisis hasil belajar dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Adapun lembar evaluasi untuk menilai hasil belajar yang berbentuk soal tes telah terlampir dalam penelitian ini. Lembar evaluasi tersebut berisi soal-soal yang terkait dengan materi pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti perlu menentukan rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal sebagai indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Adapun rumus perhitungan rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut: a)
Rata-rata kelas Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada setiap siklus digunakan
rumus sebagai berikut: P= Keterangan: P = nilai rata-rata kelas
N = jumlah siswa
69
F = jumlah seluruh skor b) Ketuntasan klasikal Nilai evaluasi diberikan setelah dilakukan tindakan kelas, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar. Ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus: KK = H.
x 100%
Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil jika telah melampaui indikator keberhasilan
sebagai berikut: 1.
Aktifitas pembelajaran mencapai kriteria minimal berkategori baik dan mengalami peningkatan setiap pertemuan dan siklus
2.
Hasil belajar meningkat setiap siklus dan ketuntasan klasikal kelas meningkat setiap siklus hingga mencapai ≥ 75% tuntas.
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action
Research) dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Oktober s.d 24 November 2015. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang diawali tahap observasi awal pra tindakan yang digunakan sebagai laporan data untuk tindakan yang dilakukan pada siklus I. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD dan data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa deskripsi data proses pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang diperoleh dari kegiatan selama tindakan, sedangkan data kuantitatif berupa data hasil belajar yang diperoleh melalui hasil kegiatan tes evaluasi akhir siklus dan hasil data lembar observasi. B.
Deskripsi Lokasi penelitian SD Kanisius Kintelan I merupakan sekolah dasar terletak di daerah
Kintelan, Kecamatan Mergangsan, Kabupaten DIY. Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV dengan usia 9-10 tahun. Sebelum mengikuti pembelajaran, siswa terlebih dahulu berbaris dipimpin oleh ketua kelas kemudian berdoa dipimpin oleh ketua kelas. Setelah berdoa guru memulai kegiatan pembelajaran.
71
SD Kanisius Kintelan I mempunyai visi dan misi serta tujuan. Visi SD Kanisius Kintelan I yaitu mendidik anak Indonesia agar cerdas, berkarakter, berbudaya, peduli terhadap lingkungan. Misi SD Kanisius Kintelan I menyelenggarakan pendidikan sekolah dasar berlandaskan paradigma pedagogi reflektif dengan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategis dan tujuan SD Kanisius Kintelan I yaitu:
C.
a.
Menghasilkan Lulusan yang Cerdas
b.
Menghasilkan Lulusan yang Berkarakter
c.
Menghasilkan Lulusan yang Berbudaya
d.
Menghasilkan Lulusan yang Peduli Terhadap Sesama dan Lingkungan
Deskripsi Subjek Penelitian Siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I total berjumlah 20 siswa yang terdiri
dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Hasil belajar IPS siswa kelas IV sebagian besar masih belum memenuhi KKM yang ditentukan pihak sekolah yaitu nilai 70. Hal tersebut menjadikan suatu alasan yang utama peneliti menerapkan strategi pembelajaran kooperstif tipe Jigsaw untuk pembelajaran IPS. Adapun nama-nama subyek penelitian pada tabel 4.1 nama siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I: Tabel 4.1 Nama Siswa Kelas IV SD Kanisius Kintelan I No 1 2 3 4 5
Nama Subyek ABF CCS DDA DHP DPA
No 6 7 8 9 10
Nama Subyek HNS IPB KDN LB MPV
No 11 12 13 14 15
72
Nama Subyek MTM MAP MPM PRS RTB
No 16 17 18 19 20
Nama Subyek RGF SIM STA VAP ANB
D.
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1.
Pra Tindakan
a.
Tahap Observasi Tahap Pra Tindakan merupakan tahap peneliti terlebih dahulu melakukan
suatu observasi awal terhadap kegiatan pembelajaran IPS di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Tujuan observasi untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran IPS sebelum dilakukan tindakan melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas IV. Kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap pra tindakan di hari Selasa, 13 Oktober 2015 Pada tahapan ini peneliti mengamati langsung tahap demi tahapan proses pembelajaran di dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran IPS ditemukan bahwa siswa kurang memahami inti materi, sebagian siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang diajarkan dan sumber belajar yaitu buku paket kurang membantu untuk memperjelas informasi. Kurangnya peranan aktif siswa dan hampir sepenuhnya didominasi guru selama pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah dan mengakhiri dengan berdoa. Peneliti merasa perlu mengetahui rekapitulasi hasil belajar siswa dimana peneliti menemukan hasil belajar UTS mata pelajaran IPS yang dapat dilihat pada bagian hasil penelitian Pra tindakan.
73
b.
Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini peneliti dan guru berdiskusi mengenai hasil analisis
pelaksanaan pembelajaran di kelas, terdapat beberapa hasil yang didapatkan dimana masih banyak kekurangan. Rinciannya sebagai berikut: 1.
Membuka pembelajaran a.
Guru menyampaikan suatu bab materi IPS namun tanpa menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa
b. 2.
Guru tidak memberikan apersepsi pembelajaran kepada siswa
Kegiatan inti a.
Penggunaan strategi pembelajaran oleh guru kurang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran dimana siswa hanya menyimak dan mencatat dalam buku tulis pelajaran
b.
Guru tidak menanyakan tentang sudah atau tidaknya pemahaman pada diri siswa dan penjelasan mengenai buku paket disampaikan oleh guru dengan berceramah dan menulis pada papan white board.
3.
Refleksi dan penilaian a.
Guru tidak memberikan kesempatan untuk siswa memberikan refleksi atau kesimpulan pada pembelajaran
b.
Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk memberikan kesan mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c.
Guru tidak memberikan penjelasan mengenai materi yang dipelajari siswa pada pertemuan berikutnya
74
Peneliti memandang perlu dilakukan tindakan kelas dengan tujuan siswa kelas IV mampu mendapatkan hasil belajar IPS yang meningkat dan sesuai KKM melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SD Kanisius Kintelan I. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan pembelajaran dan satu kali pertemuan tes evaluasi siklus. Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan pembelajaran dan satu kali pertemuan tes evaluasi siklus. Berikut ini tabel 4.2 jadwal pelaksanaan penelitian pembelajaran IPS melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Siklus Pertemuan Hari & tanggal 1 1 Selasa, 20 Okt 2015 2 Selasa, 27 Okt 2015 3 Selasa, 3 Nov 2015 2 1 Selasa, 10 Nov 2015 2 Selasa, 17 Nov 2015 3 2.
Selasa, 24 Nov 2015
Materi SDA & Pemanfaatannya Hasil SDA & Pelestariannya Tes Evaluasi Siklus I Kegiatan Ekonomi & Bentuk Bentuk Kegiatan & pengaruh kondisi alam terhadapnya Tes Evaluasi Siklus II
Siklus I Data-data terkait pada tahap pra tindakan menjadi alasan dalam
melaksanakan tindakan siklus pertama. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan tindakan dan satu kali pertemuan evaluasi siklus. Adapun langkah-langkah secara lengkap pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:
75
a.
Perencanaan Awal Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV
SD Kanisius Kintelan I kecamatan Mergangsan DIY dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw b.
Perencanaan Tahapan perencanaan tindakan dalam penelitian pada siklus I akan
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a) Menyiapkan RPP yang disusun oleh peneliti dan guru dan telah divalidasi oleh Judgement Expert untuk pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b) Menyiapkan bahan dan alat pembelajaran yaitu materi dan lembar ahli, kuis setiap akhir pertemuan, serta lembar tes evaluasi pada akhir siklus c) Menyiapkan instrumen lembar observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran dan telah divalidasi oleh Judgement Expert. d) Menyiapkan media sekunder yang digunakan dalam pembelajaran untuk tujuan dokumentasi c.
Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai RPP yaitu melakukan
pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Selama proses pembelajaran, peneliti bersama-sama dengan guru mengikuti pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS pada tahapan siklus I dan peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Alokasi waktu
76
pembelajaran IPS adalah 90 menit untuk setiap pertemuan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran yang diberikan sekolah. Deskripsi pelaksanaan tindakan sebagai berikut: 1.
Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pembelajaran IPS dengan materi yang diajukan
yaitu “Sumber daya alam dan Pemanfaatan Sumber daya Alam untuk Kegiatan Ekonomi di Daerah” dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Suasana kelas belum kondusif karena siswa masih menyiapkan alat pembelajaran. Setelah semua terlihat siap mengikuti pembelajaran IPS, guru memperkenalkan peneliti dan meminta peneliti menyampaikan tujuan kedatangan pada siswa. Setelah itu guru memulai pembelajaran IPS dengan tindakan sebagai berikut: a.
Pendahuluan ( 15 Menit ) a)
Guru membuka pembelajaran IPS dengan doa dan salam.
b) Guru memastikan kehadiran siswa, dilanjutkan guru menanyakan kepada siswa “anak-anak siap untuk belajar kelompok?”. c) Guru menjelaskan tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam pembelajaran IPS dengan media white board. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dan diperhatikan oleh siswa dalam pembelajaran IPS dengan media white board. e) Guru memberikan apersepsi materi pembelajaran yang diajukan mengenai Sumber daya alam dan pemanfaatannya untuk berbagai kegiatan ekonomi.
77
b.
Inti ( 60 Menit ) a)
Siswa membentuk home team secara heterogen terdiri dari empat anggota. penentuan kelompok home didasarkan atas hasil nilai UTS IPS siswa dan sebagai nilai dasar pada tahap pra tindakan dengan instruksi guru.
b) Guru membagi materi ahli berbentuk teks yang berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok home. Pembagian materi yang berbeda antar siswa kelompok home dimaksudkan untuk membentuk kelompok expert. Materi ahli yang dibagikan terbagi menjadi dua sub materi meliputi “Sumber daya alam yang berpotensi di daerah dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah” c) Siswa membentuk kelompok expert yang heterogen terdiri dari lima anggota dengan instruksi guru. Penentuan kelompok expert didasarkan atas pembagian materi ahli kepada anggota-angota kelompok home yang telah didapat secara berbeda-beda. d) Siswa ahli membaca materi untuk menemukan informasi dan pengetahuan. langkah ini dilakukan setelah kelompok expert terbentuk dari perwakilan kelompok home, guru duduk mengawasi siswa di meja guru. e) Setelah siswa ahli membaca materinya dan berada pada kelompok expert, Guru membagikan pada siswa yaitu lembar ahli berbentuk teks untuk digunakan pada kegiatan diskusi kelompok ahli.
78
f)
Seluruh siswa ahli mengadakan kegiatan diskusi kelompok para ahli pada masing-masing kelompok mereka, guru menginstruksi dan mengawasi siswa dengan duduk di meja guru.
g) Para siswa ahli kembali ke kelompok home dan bertemu kembali dengan anggota kelompok home dengan tujuan untuk melaporkan materi ahli yang telah dipelajari pada kegiatan diskusi tim ahli. Kegiatan ini disebut laporan tim yang dilakukan bergantian satu angota ke anggota yang lainnya. Guru mengawasi dengan duduk di meja guru. h) Seluruh siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup topik. Kegiatan kuis individual dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan pembelajaran. Guru membagi kuis individual dan duduk untuk mengawasi di meja guru. i)
Guru menyampaikan skor peningkatan individual. Kegiatan ini mengetahui peningkatan individu dalam tiap kelompok home untuk menentukan tingkat keberhasilan kelompok berdasarkan kriteria dari strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan telah masuk pada proses perhitungan skor.
c.
Penutup ( 15 Menit ) a)
Guru mengumumkan kepada seluruh siswa anggota kelompok home yang mendapatkan skor tertinggi untuk mendapatkan penghargaan
b) Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil dari pembelajaran IPS pada pertemuan hari ini
79
c)
Guru menyampaikan materi yang dipelajari oleh siswa pada pertemuan selanjutnya yaitu “Mengetahui Hasil-hasil Sumber Daya Alam dan Caracara Pelestarian Sumber Daya Alam” dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
d) Guru mengakhiri pembelajaran IPS hari ini dengan doa dan salam. 2.
Pertemuan II Pelaksanaan Pembelajaran IPS pertemuan II pada tahap siklus I dengan
materi yang diajukan yaitu “Mengetahui Hasil Sumber Daya Alam dan Cara-cara Pelestarian Sumber Daya Alam di daerah” dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tindakan Pembelajaran IPS pada pertemuan II siklus II yang dilakukan oleh Guru tidak jauh berbeda pada pertemuan sebelumnya. Pembagian anggota pada kelompok home dan expert masih tetap seperti pertemuan sebelumnya. Tindakan pembelajaran pertemuan kedua pada tahap siklus I sebagai berikut: a.
Pendahuluan ( 15 Menit ) a) Guru membuka pembelajaran IPS dengan doa dan salam. b) Guru memastikan kehadiran siswa dengan presensi kehadiran. c) Guru menjelaskan tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam pembelajaran IPS dengan media white board. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dan diperhatikan oleh siswa dalam pembelajaran IPS dengan media white board. e) Guru memberikan apersepsi materi pembelajaran yang diajukan mengenai Hasil-hasil Sumber Daya Alam dan Cara-cara Pelestarian
80
Sumber Daya Alam di daerah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b.
Inti ( 60 Menit ) a) Siswa menempatkan diri pada home team secara heterogen terdiri dari empat anggota yang telah dibentuk dengan instruksi guru. b) Guru membagi materi ahli berbentuk teks yang berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok home. Materi ahli yang dibagikan menjadi dua sub materi meliputi “Hasil sumber daya alam di daerah dan pelestarian sumber daya alam.” c) Siswa menempatkan diri pada kelompok expert yang heterogen terdiri dari lima anggota yang telah dibentuk dengan instruksi guru. d) Siswa ahli membaca materi untuk menemukan informasi dan pengetahuan. Guru duduk mengawasi siswa di meja guru. e) Guru membagikan kepada siswa yaitu lembar ahli berbentuk teks untuk digunakan pada kegiatan diskusi kelompok ahli. f)
Seluruh siswa ahli mengadakan kegiatan diskusi kelompok para ahli pada masing-masing kelompok mereka, guru menginstruksi dan mengawasi siswa dengan duduk di meja guru.
g) Para siswa ahli kembali ke anggota kelompok home dengan tujuan untuk melaporkan materi ahli yang telah dipelajari pada diskusi tim ahli. Guru mengawasi dengan duduk di meja guru. h) Seluruh siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik. Guru membagi kuis individual dan duduk untuk mengawasi di meja guru.
81
i)
Guru menyampaikan skor peningkatan individual dengan sebelumnya telah masuk pada proses perhitungan skor tiap individu.
c.
Penutup ( 15 Menit ) a)
Guru mengumumkan kepada seluruh siswa anggota kelompok home yang mendapatkan skor tertinggi untuk mendapatkan penghargaan
b) Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil dari pembelajaran IPS pada pertemuan hari ini c)
Guru menyampaikan pada siswa akan diadakan evaluasi siklus I dengan kisi-kisi materi dua pertemuan sebelumnya dan ujian akan diadakan pada pertemuan selanjutnya
d) Guru mengakhiri pembelajaran IPS hari ini dengan doa dan salam. 3.
Pertemuan III Pelaksanaan pembelajaran IPS Pertemuan III siklus I dengan kegiatan yang
diajukan yaitu tes evaluasi siklus I. Bahan teks evaluasi siklus I telah divalidasi oleh Judgement Expert yang telah disusun oleh peneliti dan guru. Tujuan diadakannya tes siklus I adalah untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa
setelah
dilakukan
tindakan
pembelajaran
menggunakan
strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru dan peneliti masuk ke ruang kelas IV dan segera membagikan soal tes evaluasi kepada seluruh siswa. Alokasi waktu yang diajukan untuk tes evaluasi siklus I adalah 45 menit. Seluruh siswa langsung mengerjakan soal tersebut. Selama waktu tes berlangsung terlihat ada siswa yang mencoba bekerjasama dalam mengerjakan soal evaluasi. Saat waktu tes selesai guru menarik seluruh
82
lembar soal dan jawaban. Setelah pembelajaran selesai guru menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya yaitu “Kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi
dan
bentuk-bentuk
kegiatan
ekonomi”
menggunakan
strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan menutup dengan doa dan salam. d.
Observasi Tahap observasi merupakan tahap dimana peneliti mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas selama proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi tindakan selanjutnya. Hasil observasi siklus I menunjukkan beberapa hasil yaitu: a)
Guru Pelaksanaan pembelajaran IPS pada pertemuan I dan II menyatakan
keseluruhan guru melakukan langkah-langkah tahapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan baik, namun terdapat kekurangan bahwa guru pada pertemuan I dan II pada kegiatan inti hanya melakukan pengawasan, namun tidak melakukan pembimbingan atau narasumber bagi siswa saat proses kegiatan diskusi maupun kegiatan laporan tim dalam pembelajaran IPS. b)
Siswa Pelaksanaan pembelajaran IPS pada pertemuan I dan II menyatakan
respon siswa pada pertemuan I menyatakan siswa masih kaku dalam mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan masih ada siswa yang kurang setuju dengan daftar kelompoknya, namun guru telah memberikan pengertian akan pentingnya anggota kelompok
83
home dan expert serta ada siswa masih kurang serius dalam mengikuti kegiatan diskusi. Terkait
mengenai
perkembangan
siswa
pada
hasil
kuantitatif
menyatakan penilaian pada lembar observasi untuk keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan dimana persentase rata-rata lembar observasi kelas pada pertemuan I mencapai angka 68% berkategori baik berada pada interval 61 - 80% dan pertemuan II mencapai angka 72% berkategori baik berada pada interval 61% - 80%. Hasil ini dapat dilihat pada hasil penelitian dan tingkat persentase dapat dilihat pada bab III. Terkait hasil kuantitatif lainnya yaitu hasil belajar IPS kelas menyatakan terdapat peningkatan bila dibandingkan antara hasil belajar IPS kelas pada tahap pra tindakan dan siklus I. Pada tahap pra tindakan menunjukkan rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 30% atau sekitar 6 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I menunjukkan ratarata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 65% atau sekitar 13 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil penelitian. Peningkatan yang terjadi pada tahap siklus I masih belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang terdapat pada bab III, maka perlu diadakan kembali tindakan pada tahap siklus II.
84
e.
Refleksi Hasil refleksi yang dilakukan berdasarkan diskusi peneliti dan guru
terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I menunjukkan terdapat kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hal tersebut, peneliti bersama dengan guru untuk memutuskan adanya perbaikan pada tindakan siklus II dan mendapatkan beberapa hal yang dilakukan sebagai sebuah perbaikan pada tindakan siklus II yaitu: a) Anggota ahli wajib diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal diskusi bergantian agar semua anggota terlibat aktif. b) Guru wajib untuk memantau dan membimbing jalannya kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan laporan tim dengan berjalan mengintari meja kelompok c) Suatu masukan atau saran dari guru yaitu memberikan penghargaan pada semua kelompok home baik yang mendapatkan poin tertinggi maupun terendah. 3.
Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada tahap siklus I, maka
diadakan pelaksanaan tindakan pada tahap siklus II yang bertujuan memperbaiki kekurangan pada pelaksanaan tindakan tahap sebelumnya dan meningkatkan hasil belajar IPS siswa untuk memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan tindakan dan satu kali pertemuan evaluasi siklus. Deskripsi tindakan siklus II sebagai berikut:
85
a.
Perencanaan Awal Memperbaiki
kekurangan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan pada siklus I dan meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS di kelas IV SD Kanisius Kintelan I kecamatan Mergangsan DIY b.
Perencanaan Tahapan perencanaan tindakan dalam penelitian pada siklus II akan
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a.
Menyiapkan RPP yang disusun oleh peneliti dan guru dan telah divalidasi oleh Judgement Expert untuk pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b.
Menyiapkan bahan dan alat pembelajaran yaitu materi dan lembar ahli, kuis setiap akhir pertemuan, serta lembar tes evaluasi pada akhir siklus
c.
Menyiapkan instrumen lembar observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran dan telah divalidasi oleh Judgement Expert.
d.
Menyiapkan media sekunder yang digunakan dalam pembelajaran untuk tujuan dokumentasi
e.
Memperbaiki kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus I
c.
Tindakan Pelaksanaan pembelajaran pada tahapan ini yaitu guru tetap melaksanakan
tindakan RPP yang disusun peneliti dan guru dan telah divalidasi oleh
86
Judgement Expert. Materi yang diajarkan pada tindakan siklus II yaitu kegiatan ekonomi dan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi masyarakat di daerah dengan alokasi waktu yang diberikan yaitu 90 menit untuk setiap pertemuan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Deskripsi pelaksanaan tindakan sebagai berikut: 1.
Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pembelajaran IPS dengan materi yang diajukan
yaitu “Kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi serta bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah” yang menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembagian anggota pada kelompok home dan expert masih tetap seperti pertemuan dan siklus sebelumnya. Tindakan pembelajaran IPS pada pertemuan I sebagai berikut: a.
Pendahuluan ( 15 Menit ) a) Guru membuka pembelajaran dengan doa dan salam. b) Guru memastikan kehadiran siswa menggunakan presensi kehadiran dan memberitahukan kepada siswa bahwa pelaksanaan proses pembelajaran masih menggunakan sistem berkelompok. c) Guru menjelaskan mengenai strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam pembelajaran IPS dengan media white board. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dan diperhatikan oleh siswa dalam pembelajaran IPS dengan media white board. e) Guru memberikan apersepsi materi pembelajaran IPS yang diajukan mengenai kegiatan distribusi, komsusi, dan produksi serta bentuk-bentuk
87
kegiatan ekonomi di daerah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b.
Inti ( 60 Menit ) a)
Siswa menempatkan diri pada home team secara heterogen terdiri dari empat anggota yang telah dibentuk dengan instruksi guru.
b) Guru membagi materi ahli berbentuk teks yang berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok home. Materi yang dibagikan menjadi dua sub materi meliputi “Kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi dan bentuk-benuk kegiatan ekonomi di daerah”. c)
Siswa menempatkan diri pada kelompok expert yang heterogen terdiri dari lima anggota yang telah dibentuk dengan instruksi guru.
d) Siswa ahli membaca materi untuk menemukan informasi dan pengetahuan. Guru berjalan mengelilingi meja diskusi untuk memantau dan memberikan masukan pemahaman untuk kelompok ahli yang bertanya. e)
Guru membagikan kepada siswa yaitu lembar ahli berbentuk teks untuk digunakan pada kegiatan diskusi kelompok ahli.
f)
Seluruh siswa ahli mengadakan kegiatan diskusi kelompok para ahli pada masing-masing kelompok mereka. Guru memantau dan bila diperlukan membimbing sebagai narasumber diskusi dengan aktif berkeliling meja diskusi.
g) Para ahli kembali ke anggota kelompok home untuk melaporkan materi ahli yang telah dipelajari pada diskusi ahli. Guru memantau dan bila
88
diperlukan membimbing sebagai narasumber dengan aktif berkeliling meja diskusi. h) Seluruh siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik. Guru membagi kuis individual dan duduk mengawasi siswa. i)
Guru menyampaikan skor peningkatan individual dengan sebelumnya telah masuk pada proses perhitungan skor tiap individu.
c.
Penutup ( 15 Menit ) a)
Guru mengumumkan kepada seluruh siswa anggota kelompok home yang mendapatkan skor tertinggi dan semua anggota kelompok home seluruhnya mendapatkan penghargaan
b) Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil dari pembelajaran IPS pada pertemuan hari ini c)
Guru menyampaikan materi yang dipelajari oleh siswa pada pertemuan selanjutnya yaitu “Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi” menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
d) Guru mengakhiri pembelajaran IPS hari ini dengan doa dan salam. 2.
Pertemuan II Pelaksanaan pembelajaran IPS pertemuan II pada tahap siklus II dengan
materi yang diajukan yaitu ”Bentuk-bentuk Kegiatan Ekonomi di daerah dan Pengaruh Kondisi Alam Terhadap Kegiatan Ekonomi” menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tindakan pembelajaran IPS pada pertemuan II yang dilakukan oleh guru tidak jauh berbeda pada pertemuan sebelumnya.
89
Pembagian anggota pada kelompok home dan expert masih tetap seperti pertemuan sebelumnya. Tindakan pembelajaran pertemuan II pada tahap siklus II sebagai berikut: a.
Pendahuluan ( 15 Menit ) a) Guru membuka pembelajaran IPS dengan doa dan salam. b) Guru memastikan kehadiran siswa dengan presensi kehadiran. c) Guru menjelaskan tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam pembelajaran IPS dengan media white board. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dan diperhatikan oleh siswa dalam pembelajaran IPS dengan media white board. e) Guru memberikan apersepsi materi pembelajaran yang diajukan mengenai bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah dan pengaruh kondisi
alam
terhadap
kegiatan
ekonomi
menerapkan
strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b.
Inti ( 60 Menit ) a) Siswa menempatkan diri pada home team secara heterogen terdiri dari empat anggota yang telah dibentuk dengan instruksi guru. b) Guru membagi materi ahli berbentuk teks yang berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok home. Materi ahli yang dibagikan menjadi dua sub materi meliputi “Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah dan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi.” c) Siswa menempatkan diri pada kelompok expert yang heterogen terdiri dari lima anggota yang telah dibentuk dengan instruksi guru.
90
d) Siswa ahli membaca materi untuk menemukan informasi dan pengetahuan. Guru berjalan mengelilingi meja diskusi untuk memantau dan memberikan masukan pemahaman untuk kelompok ahli yang bertanya. e) Guru membagikan kepada siswa yaitu lembar ahli berbentuk teks untuk digunakan pada kegiatan diskusi kelompok ahli. f)
Seluruh siswa ahli mengadakan kegiatan diskusi kelompok para ahli pada masing-masing kelompok mereka. Guru memantau dan bila diperlukan membimbing sebagai narasumber diskusi dengan aktif berkeliling meja diskusi.
g) Para ahli kembali ke anggota kelompok home untuk melaporkan materi ahli yang telah dipelajari pada diskusi ahli. Guru memantau dan bila diperlukan membimbing sebagai narasumber dengan aktif berkeliling meja diskusi. h) Seluruh siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik. Guru membagi kuis individual dan duduk mengawasi siswa. i)
Guru menyampaikan skor peningkatan individual dengan sebelumnya telah masuk pada proses perhitungan skor tiap individu.
c.
Penutup ( 15 Menit ) a) Guru mengumumkan kepada seluruh siswa anggota kelompok home yang mendapatkan skor tertinggi dan semua anggota kelompok home seluruhnya mendapatkan penghargaan
91
b) Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil dari pembelajaran IPS pada pertemuan hari ini c) Guru menyampaikan pada siswa akan diadakan evaluasi siklus II dengan kisi-kisi materi dua pertemuan sebelumnya dan ujian akan diadakan pada pertemuan selanjutnya d) Guru mengakhiri pembelajaran IPS hari ini dengan doa dan salam. 3.
Pertemuan III Pelaksanaan pembelajaran IPS pertemuan III siklus II dengan kegiatan yang
diajukan yaitu tes evaluasi siklus II. Bahan teks evaluasi siklus II telah divalidasi oleh Judgement Expert yang telah disusun oleh peneliti dan guru. Tujuan diadakannya tes siklus II adalah untuk mengetahui kembali perkembangan hasil belajar siswa setelah dilakukan kembali tindakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru dan peneliti masuk ke ruang kelas IV dan segera membagikan soal tes evaluasi kepada seluruh siswa. Alokasi waktu yang diajukan untuk tes evaluasi siklus II adalah 45 menit. Seluruh siswa langsung mengerjakan soal tersebut. Selama tes berlangsung terlihat suatu peningkatan pada siswa dimana siswa nampak percaya diri mengerjakan soal evaluasi dan suasana kelas semakin baik. Saat waktu tes selesai guru menarik seluruh lembar soal dan jawaban. Setelah pembelajaran selesai, Guru menutup proses pembelajaran IPS dengan doa dan salam.
92
d.
Observasi Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi tindakan selanjutnya.
Hasil observasi siklus II menunjukkan beberapa hasil yaitu: a)
Guru Pelaksanaan pembelajaran IPS pada pertemuan I dan II menyatakan
secara keseluruhan guru dalam melakukan langkah-langkah tahapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sangat baik. Kekurangan yang terjadi pada tahap siklus I telah diperbaiki dengan tindakan-tindakan tambahan yang terlihat pada tahap diskusi kelompok ahli dan laporan tim, pemberian penghargaan untuk semua kelompok home sebagai saran dari guru telah dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS pada pertemuan I dan II. b)
Siswa Pelaksanaan pembelajaran IPS pada pertemuan I dan II menyatakan
respon siswa pada pertemuan I menyatakan siswa sudah terbiasa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi ahli dan laporan tim dimana siswa sudah menunjukkan peranan dan fungsinya dalam kelompok home dan expert. Terkait
mengenai
perkembangan
siswa
pada
hasil
kuantitatif
menyatakan penilaian pada lembar observasi untuk keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan dimana persentase rata-rata lembar observasi kelas pada pertemuan I mencapai angka 76% berkategori baik berada pada interval 61% - 80% dan pertemuan II mencaai angka 82%
93
berkategori sangat baik berada pada interval 81-100%. Hasil ini dapat dilihat pada hasil penelitian dan tingkat persentase dapat dilihat pada bab III. Terkait hasil kuantitatif lainnya yaitu hasil belajar IPS kelas menyatakan terdapat peningkatan bila dibandingkan antara hasil belajar IPS kelas pada tahap pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Pada tahap pra tindakan menunjukkan rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 30% atau sekitar 6 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I menunjukkan ratarata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 65% atau sekitar 13 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus II menunjukkan rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 82,75 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 100% atau sekitar 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil penelitian. Peningkatan yang terjadi pada tahap siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang terdapat pada bab III, maka pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dihentikan pada tahap siklus II. e.
Refleksi Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada tindakan
siklus II sebagai berikut: a) Keseluruhan langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang diterapkan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS telah
94
terlaksana sangat baik dan mendapat respon baik ditunjukan melalui aktivitas siswa. b) Berdasarkan pada hasil data kuantitatif yang terjadi dalam pembelajaan IPS telah terjadi peningkatan dan mencapai indikator keberhasilan penelitian. E.
Hasil Penelitian
a.
Pra Tindakan Data hasil Pelaksanaan observasi awal pembelajaran IPS pada tahap pra
tindakan menunjukkan beberapa hal dalam proses pembelajaran sebagai berikut: a)
Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif yang ditandai berkurangnya peranan aktif siswa dalam memahami materi pelajaran IPS.
b)
Sumber belajar yang ada dan digunakan yaitu buku paket sebagai sarana atau media cetak siswa kurang dapat membantu memperjelas informasi siswa.
c)
Rendahnya hasil belajar IPS siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang ditunjukkan pada nilai hasil hasil belajar UTS mata pelajaran IPS siswa kelas IV yang diambil sebagai nilai pra tindakan dan ditunjukkan dalam tabel 4.3 Tabel daftar nilai hasil belajar UTS IPS kelas IV. Tabel 4.3 Daftar nilai hasil belajar UTS IPS kelas IV
NO
NAMA SISWA
KKM
Pra Tindakan
Tuntas
Tidak Tuntas
1 2 3 4
ABF CCS DDA DHP
70 70 70 70
67 62 61 65
− − − −
√ √ √ √
95
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DPA 70 HNS 70 IPB 70 KDN 70 LB 70 MPV 70 MTM 70 MAP 70 MPM 70 PRS 70 RTB 70 RGF 70 SIM 70 STA 70 VAP 70 ANB 70 Jumlah total Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Klasikal
72 70 60 71 70 63 60 72 65 60 60 63 65 62 67 70
√ √ − √ √ − − √ − − − − − − − √ 1305 65.25 6 30%
− − √ − − √ √ − √ √ √ √ √ √ √ −
Data tabel daftar nilai hasil belajar UTS IPS kelas IV yang digunakan sebagai nilai pra tindakan menyatakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran yang digunakan guru sebelumnya menunjukkan rendahnya hasil belajar IPS siswa dan ketuntasan kelas atau klasikal yang juga rendah yang ditunjukkan dengan perolehan rata-rata hasil belajar mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas mencapai angka 30% atau sekitar 6 siswa dengan total siswa berjumlah 20 telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. b.
Siklus I a)
Lembar Observasi Data hasil lembar observasi kelas pada pelaksanaan proses pembelajaran
IPS tahapan siklus I menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 96
menunujukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pertemuan selama proses pembelajaran IPS dengan kategori yang dapat dijumpai pada bab III yang ditunjukkan melalui tabel 4.4 Tabel hasil lembar observasi kelas siklus I sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Kelas Siklus I
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA SISWA
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah Rata-Rata LO Kelas Rata-Rata Kelas/Siklus
Hasil Penilaian Lembar Observasi (%) Kategori Siklus I (Pertemuan) I II 70 70 Baik-Baik 70 70 Baik-Baik 60 60 CB-CB 60 70 CB-Baik 80 80 Baik-Baik 80 80 Baik-Baik 60 70 CB-Baik 80 80 Baik-Baik 70 80 Baik-Baik 70 70 Baik-Baik 60 70 CB-Baik 80 80 Baik-Baik 70 70 Baik-Baik 60 70 CB-Baik 50 60 CB-CB 70 70 Baik-Baik 60 70 CB-Baik 60 70 CB-Baik 70 70 Baik-Baik 80 80 Baik-Baik 1360 1440 68 72 Baik-Baik 70 Baik
Data tabel lembar observasi kelas menyatakan penilaian pengamatan aktvitas siswa dalam tindakan pembelajaran IPS pada tahapan siklus I 97
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan pertemuan I mencapai angka persentase 68% berkategori baik berada pada interval 61-80%, sedangkan pada pertemuan II mengalami peningkatan dimana mencapai angka persentase 72% berkategori baik dikarenakan berada pada interval 61-80% tercantum dalam bab III. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.1 Grafik rata-rata lembar observasi kelas siklus I Grafik 4.1 Rata-rata lembar observasi kelas siklus I
b)
Lembar Tes Data hasil lembar tes kelas pada pelaksanaan kegiatan evaluasi selama
pelaksanaan proses pembelajaran IPS tahapan siklus I menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan peningkatan hasil belajar IPS siswa dalam setiap akhir siklus proses pembelajaran IPS yang ditunjukkan melalui tabel 4.5 Tabel daftar nilai hasil belajar IPS Siswa siklus I sebagai berikut:
98
Tabel 4.5 Daftar nilai hasil belajar IPS kelas IV Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA SISWA
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah total Rata-Rata Lembar Tes Kelas Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Kelas
Pra Tindakan 67 62 61 65 72 70 60 71 70 63 60 72 65 60 60 63 65 62 67 70 1305 65.25 6 30%
Siklus I 75 65 70 70 85 80 65 80 75 70 60 85 70 65 60 65 70 70 65 80
Tuntas √ − √ √ √ √ − √ √ √ − √ √ − − − √ √ − √ 1425 71.25 13 65%
Tidak Tuntas − √ − − − − √ − − − √ − − √ √ √ − − √ −
Data tabel nilai hasil belajar IPS kelas IV siklus I menyatakan pelaksanaan pembelajaran IPS pada tahapan pra tindakan dengan tahap siklus I menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan perbandingan dan peningkatan pada hasil belajar IPS siswa dimana pada tahapan pra tindakan rata-rata kelas mencapai angka yaitu 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 30% atau sekitar 6
99
siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I rata-rata kelas mencapai angka yaitu 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa yang telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.2 Grafik perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I Grafik 4.2 Perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I
c.
Siklus II a)
Lembar Observasi Data hasil lembar observasi kelas pada pelaksanaan proses pembelajaran
IPS tahapan siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan kembali terjadi adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pertemuan proses pembelajaran IPS dengan kategori yang dapat dijumpai pada bab III yang ditunjukkan melalui tabel 4.6 Tabel hasil lembar observasi kelas siklus II sebagai berikut:
100
Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Kelas Siklus II
NAMA SISWA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah Rata-Rata Kelas Rata-Rata Kelas/Siklus
Hasil Penilaian Lembar Observasi (%) Siklus II I II 80 90 80 80 70 80 70 80 80 90 80 90 70 80 80 90 80 90 80 80 70 70 80 90 80 80 70 80 70 70 80 80 70 80 70 70 80 80 80 90 1520 1640 76 82 79
Kriteria Baik- SB Baik-Baik Baik-Baik Baik-Baik Baik-SB Baik-SB Baik-Baik Baik-SB Baik-SB Baik-Baik Baik-Baik Baik-SB Baik-Baik Baik-Baik Baik-Baik Baik-Baik Baik-Baik Baik-Baik Baik-Baik Baik-SB Baik-SB Baik
Data tabel lembar observasi kelas menyatakan penilaian pengamatan aktvitas siswa dalam pembelajaran IPS pada tahapan siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan pertemuan I mencapai angka persentase 76% berkategori baik berada pada interval 61-80%, sedangkan pada pertemuan II mengalami peningkatan dimana mencapai angka
101
persentase 82% berkategori sangat baik dikarenakan berada pada interval 81100% tercantum dalam bab III. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.3 Grafik rata-rata lembar observasi kelas siklus II Grafik 4.3 Rata-rata lembar observasi kelas siklus II
b)
Lembar Tes Data hasil lembar tes kelas pada pelaksanaan kegiatan evaluasi selama
pelaksanaan proses pembelajaran tahap siklus II menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
menunujukkan
kembali
terjadi
peningkatan hasil belajar IPS siswa dalam setiap akhir siklus proses pembelajaran IPS yang ditunjukkan melalui tabel 4.7 Tabel Perbandingan daftar nilai hasil belajar IPS Siswa siklus II sebagai berikut:` Tabel 4.7 Daftar Perbandingan nilai hasil belajar IPS kelas IV Siklus II NO
NAMA SISWA
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
1 2 3 4 5 6 7
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB
67 62 61 65 72 70 60
75 65 70 70 85 80 65
85 80 75 80 95 90 80
√ √ √ √ √ √ √
− − − − − − −
102
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah total Rata-Rata Lembar Tes Kelas Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Kelas
71 70 63 60 72 65 60 60 63 65 62 67 70 1305 65.25 6 30%
80 75 70 60 85 70 65 60 65 70 70 65 80 1425 71.25 13 65%
90 85 75 70 100 85 75 70 85 75 80 85 95
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1655 82.75 20 100%
− − − − − − − − − − − − −
Data tabel nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV siklus II menyatakan pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan kembali perbandingan dan peningkatan pada hasil belajar IPS siswa dimana pada tahapan pra tindakan rata-rata kelas mencapai angka yaitu 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 30% atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I rata-rata kelas mencapai angka yaitu 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus II rata-rata kelas mencapai angka yaitu 82,75 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 100% atau sekitar 20 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70.
103
Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.4 Grafik perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I-siklus II Grafik 4.4 Perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I-siklus II
Berdasarkan pada hasil penelitian yang didapatkan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua siklus dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta, menyatakan penelitian ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada setiap siklus pelaksanaan tindakan pembelajaran dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan pada pelaksanaan tindakan tahap siklus II. Adapun terkait indikator ada pada bab III. F.
Pembahasan Hasil observasi pada tahap pra tindakan menunjukkan rendahnya hasil
belajar IPS siswa. Pada tahap observasi awal peneliti menemukan suatu penyebab bahwa sebagian besar siswa masih kurang memahami inti dari materi yang diajarkan dalam pembelajaran IPS yang dikarenakan kurangnya peranan aktif
104
siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut tentu bersumber pada pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru dalam menjalankan suatu pembelajaran pada tahap pra tindakan. Di samping itu sumber belajar yang digunakan yaitu buku kurang dapat membantu memperjelas informasi untuk siswa. Berdasarkan data hasil observasi awal, peneliti menemukan rekapitulasi hasil belajar UTS IPS siswa kelas IV yang menunjukkan bahwa hasil belajar IPS rendah dimana persentase mencapai 70% siswa belum memenuhi nilai KKM yaitu 70 dan 30% siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu nilai 70 dari total berjumlah 20 siswa Wina Sanjaya (2006: 207) menjelaskan bahwa sudah lama tertanam dalam budaya belajar peserta didik bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari pendidik, dengan demikian bagi mereka pendidik adalah sumber belajar yang utama. Pola budaya belajar tersebut dinilai sulit untuk dirubah menjadi suatu budaya belajar sebagai sebuah proses berpikir dan menemukan diri siswa. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan, penelitian bertujuan memperbaiki permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS terkait mengenai hasil belajar dan mendukung inovasi dalam budaya belajar. Pemilihan dan penggunaan suatu metode atau pendekatan pembelajaran harus terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip dalam menentukan strategi pembelajaran. Terkait mengenai pembelajaran IPS untuk anak kelas IV SD, telah dijelaskan pada Bab I terdapat suatu prinsip-prinsip dalam memilih strategi pembelajaran IPS untuk siswa SD. Poin-poin yang terdapat dalam prinsip
105
pemilihan strategi pembelajaran IPS untuk siswa SD salah satunya adalah pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang atau karakteristik peserta didik. Siswa kelas IV SD telah masuk pada tahap operasional konkret dengan karakteristik memahami sesuatu benda yang bersifat konkret atau nyata. anak juga lebih suka bergaul dan bermain bersama teman sebaya yang ditunjukkan dimana anak suka membentuk kelompok bermain (peer group) dimana kegiatan interaksi dan diskusi antara anak dan teman sebaya terjadi dalam suatu kelompok bermain dengan tujuan pengembangan aspek non-kognitif yaitu keterampilan dasar. Terkait mengenai kelompok bermain (peer group) termasuk aspek kebutuhan dari siswa. Adapun prinsip-prinsip yang lainnya telah dijelaskan pada bab sebelumnya Terkait mengenai prinsip-prinsip dalam pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar, strategi pembelajaran yang sesuai dan digunakan dalam pembelajaran IPS di SD berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang didasarkan pada teori belajar Vygotsky yang dikenal dengan Zone Proximal Development (ZPD). Vygotsky (Budiningsih, 2005:101) menyatakan Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) diartikan sebagai kemampuan individu yang belum atau termasuk proses pematangan. Kemampuan tersebut akan menjadi matang melalui proses bimbingan dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Berdasarkan pada penjelasan, strategi pembelajaran kooperatif memiliki suatu karakteristik sistem pengelompokan tim dengan mengedepankan anggota teman sebaya yang heterogen.
106
Pelaksanaan
pembelajaran
IPS
menggunakan
strategi
pembelajaran
kooperatif dapat saling bersinkronisasi mengingat hakekat pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dijelaskan oleh Susanto (2013: 138) yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diwujudkan dengan strategi pembelajaran kooperatif yang mempunyai dasar atau fundamental yaitu kegiatan diskusi kelompok dan bimbingan teman sebaya serta peranan aktif siswa (student active). Strategi pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan strategi yang berorientasi pada penguasaan konsep materi dan total pada keaktifan siswa dalam setiap rangkaian langkahlangkah pembelajaran untuk memahami materi sebagai cara pemenuhan pemahaman siswa. Disamping itu strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mampu memenuhi aspek kebutuhan dari siswa melalui cara karakteristik kooperatif tipe Jigsaw yaitu pembentukan dua kelompok yaitu home dan expert dimana terjadi kegiatan pembelajaran berkelompok bersama dengan teman sebaya. Mengaitkan pada teori Vygotsky mengenai ZPD bahwa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa akan bertemu dengan teman sebaya yang berbeda dalam dua kelompok yang berarti siswa akan bertemu dua kelompok teman sebaya dengan perkembangan ZPD yang berbedabeda. Berdasarkan keadaan tersebut, muncul proses disebut peer mediated learning.
107
Peer mediated learning adalah sebuah praktik berbasis kelas dimana individu bekerja berpasangan melengkapi suatu kegiatan dengan tujuan menyelesaikan permasalahan teman sebaya oleh teman sebaya. Proses tersebut terjadi pada kegiatan kelompok expert dan home dimana siswa berdiskusi dan bekerja dalam kelompok expert dan dimana siswa menjelaskan informasi pada kelompok home sebagai tugas menjadi seorang expert. Inilah keunggulan dari strategi kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan dan penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan mengikuti langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kurun waktu yang ditentukan menghasilkan suatu hasil yang positif dan terus meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian tahap siklus I menunjukkan pada pertemuan pertama siswa terlihat masih terlihat kaku dalam melakukan proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru sebagai fasilitator berusaha mengatasi dengan memberikan informasi langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa di setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai dapat menyesuaikan proses pembelajaran. Secara umum, keterlaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap siklus I sudah sesuai RPP, namun tidak terlepas adanya kekurangan dari pihak guru maupun respon siswa.
108
Hasil penelitian pada aktivitas siswa yang didapatkan melalui lembar observasi menunjukkan peningkatan dalam tiap pertemuan. Pada tahapan siklus I menunjukkan pertemuan I persentase rata-rata lembar observasi kelas mencapai angka 68% dan berkategori baik. Pada pertemuan II persentase rata-rata lembar observasi meningkat mencapai angka 72% berkategori baik. Terkait hasil belajar IPS kelas telah mengalami peningkatan pada setiap tahapan siklus. Pada tahap pra tindakan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 30% atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kelas mencapai angka 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM yaitu 70. Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw
masih
belum
mencapai
indikator
keberhasilan dan tindakan kelas dilanjutkan pada tahapan siklus II. Pada siklus II pembelajaran IPS kembali dilakukan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS. Tidak ada perubahan dalam pembagian kelompok home dan expert dimana siswa tetap pada kelompoknya masing-masing seperti pembagian kelompok pada siklus I. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dalam tindakan siklus sebelumnya dan mencapai indikator keberhasilan diantaranya guru memantau jalannya proses diskusi kelompok ahli maupun expert dan kegiatan laporan tim serta menjadi narasumber jika dibutuhkan dalam kegiatan diskusi maupun laporan
109
tim sebagai bentuk perbaikan kekurangan guru pada tahap siklus I. Pada tahapan siklus II siswa sudah memahami langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dan memahami peranan dan fungsi siswa dalam kelompok baik kelompok home maupun expert dan siswa melakukan tindakan sesuai peranan dan fungsinya dengan baik. Pelaksanaan
tindakan
pembelajaran
IPS
pada
tahapan
siklus
II
menghasilkan peningkatan setiap pertemuan pada aktivitas siswa yang didapatkan melalui lembar observasi menunjukkan pada pertemuan I persentase rata-rata lembar observasi kelas mencapai angka 76% dan berkategori baik. Pada pertemuan II persentase rata-rata lembar observasi kelas meningkat yang mencapai angka 82% berkategori sangat baik. Terkait Hasil belajar IPS kelas kembali telah mengalami peningkatan pada setiap tahapan siklus. Pada tahap pra tindakan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 30% atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kelas mencapai angka 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM yaitu 70. Pada tahap siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 82,75 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 100% atau sekitar 20 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM sekolah yaitu 70. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS
110
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah mencapai indikator keberhasilan pada tahapan siklus II. Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak lepas dari keberhasilan usaha guru dalam menerapkan strategi dalam pembelajaran IPS disamping pula keberhasilan
guru
dalam
memperbaiki
kekurangan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran pada tahap siklus I di tahapan siklus II. Dikarenakan indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, maka penelitian tindakan kelas dihentikan pada tahap siklus II. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis tindakan telah terjawab yaitu menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Penggunaan
strategi
pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
dalam
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I, DIY dikatakan berhasil, namun hal-hal perlu diperhatikan agar penggunaan strategi ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu: a.
Pemberian batasan waktu jelas untuk setiap kegiatan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang siswa lakukan selama proses pembelajaran.
b.
Pendidik harus berperan dengan memperhatikan jalannya proses diskusi dengan memantau jalannya proses diskusi dan menjadi narasumber guna membantu siswa yang mengalami kesulitan. Secara umum penelitian ini mempunyai manfaat lain yaitu sebagai berikut:
(1) memberikan pengertian pada siswa untuk belajar dan berpartispasi dalam
111
masyarakat (2) menghilangkan rasa takut siswa dan belajar untuk mengungkapkan pendapat atau berbicara disamping mampu membaca dan menulis, (3) menumbuhkan kemampuan bekerjasama dan berkomunikasi, secara tidak langsung dapat terbentuk hubungan dan belajar bersama teman sebaya untuk pengembangan diri siswa.
112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan terhadap penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan dan tahapan siklus: Siklus I pertemuan I (Rerata = 68%), Siklus I pertemuan II (Rerata = 72%) dan Siklus II pertemuan I (Rerata = 76%), Siklus II pertemuan II (Rerata = 82%). Rata-rata per siklus: Siklus I (70%) dan Siklus II (79%) berkategori Baik dan Meningkat setiap pertemuan dalam setiap siklus tindakan pembelajaran IPS.
2.
Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang ditandai dengan: a)
Meningkatnya rerata hasil belajar IPS siswa dalam tes evaluasi siklus: Pra Siklus (Rerata = 65,25) naik pada Siklus I (Rerata = 71,25) naik dan mencapai indikator yang ditetapkan di Siklus II (Rerata = 82,25)
b)
Meningkatnya jumlah siswa yang tuntas dalam tindakan pembelajaran IPS yang mencapai KKM ≥70 dari tahapan Pra Siklus (30%) naik pada Siklus I (65%) dan indikator tercapai pada tahap Siklus II (100%)
113
B.
Saran Berdasarkan pada kesimpulan ini, Peneliti menyampaikan hal-hal sebagai
berikut: 1.
Guru perlu mengetahui, memahami, dan diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi serta keterampilan dasar siswa.
2.
Peneliti diharapkan dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran yang lainnya
3.
Guru diharapkan memiliki kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan dari mata pelajaran yang diajarkan dapat tercapai dengan baik serta strategi yang digunakan guru dapat berkembang karena itu dukungan dari pihak sekolah sangat diperlukan.
114
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Anas Sudijono. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Anita Lie. (2007). Cooperative learning : Mempraktikan kooperatif learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: PT Grasindo. Asri Budiningsih. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta. C, A. Bining., & Bining, H. D. (1952). Teaching social studies in secondary school (edition 3). New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. Depdiknas. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi. Standar kompetensi mata pelajaran IPS SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas. Dwi Siswoyo, dkk., (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Gagne, Robert. M. (1977). The conditions of learning. Third edition. New York: Holt, Renehart and Winston. Hurlock, Elizabeth. B. (1978). Child Development. Sixth Edition (Jilid 2). New York: Mc-Graw-Hill Inc. Jamil Suprihatiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.: ArRuzz Media. Jarolimek, John. (1986). Social studies in elementary education. New York: Macmilan Publishing Company. Kartono, Kartini. (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju. Krathwohl, David. R. (2002). A revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview, Theory into Practice. Volume 41, Number 4, Autumn 2002. College of Education: The Ohio State University. Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas: Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2010). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta. Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press. Slavin, Robert. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn & Baccon. 115
Slavin, Robert. E. (2009). Cooperative Learning: Teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa media. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Akasara. Wina Sanjaya. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group. Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Winkel, W. S. (2005). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Rochiati Wiriatmaja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PPS UPI dan Remaja Rosdakarya.
116
LAMPIRAN
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN I Nama Sekolah
:
SD Kanisius Kintelan I
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
:
4/2
Standar Kompetensi :
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, kemajuan teknologi di lingkugan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar
:
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
Alokasi waktu
:
90 Menit
Indikator
:
- Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah - Menjelaskan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di daerah
A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah secara tepat
Menjelaskan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di daerah secara tepat
B. Materi Pokok
Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi
C. Metode Pembelajaran Strategi
: Cooperative Learning
Teknik
: Jigsaw
Metode
: Diskusi
118
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN Pendahuluan
DESKRIPSI KEGIATAN
Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran IPS
Guru meresensi untuk mengetahui kehadiran siswa
Siswa memperhatikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran IPS.
Siswa memperhatikan guru menyampaikan apersepsi “apa yang anak-anak ketahui tentang SDA? apa saja peran SDA dalam kehidupan kita?”
Inti
Peneliti menjelaskan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
a. Siswa membentuk home team yang terdiri dari 4-5 anggota secara heterogen (jenis kelamin dan prestasi) b. Guru menentukan skor awal siswa yaitu nilai terakhir yang didapat siswa sebelum diadakan pembelajaran IPS c. Siswa membentuk expert team dari tiap home team yang berbeda d. Siswa menerima topik dan lembar ahli, kemudian membaca materi tersebut untuk menemukan beberapa informasi e. Siswa yang mendapat topik ahli sama berkumpul untuk berdiskusi dalam kelompok ahli (guru sebagai narasumber) f. Para ahli (siswa) kembali pada home team masing-masing untuk mengajarkan anggota team mengenai topik yang dikuasai g. Siswa ahli memberikan beberapa pertanyaan setelah mengajarkan topik yang dikuasai agar anggota siap untuk menghadapi kuis h. Semua siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik i. Guru mengoreksi dan memasukan skor pada poin kemajuan siswa j. Home team terbaik akan mendapatkan penghargaan
Penutup
k. Siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini l. Guru menyampaikan topik pada pertemuan selanjutnya m. Siswa berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran IPS 119
E. SUMBER BELAJAR
Lingkungan Sosial
Materi ahli
Lembar kerja ahli
Anggota kelompok home dan expert
F. PENILAIAN
Prosedur Penilaian
Penilain Proses -
Menggunakan format pengamatan lembar observasi yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Penilaian Hasil Belajar -
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis
Instrumen Penilaian
Penilaian Kinerja (lembar observasi siswa)
Penilaian Hasil Belajar (Tes)
120
Materi ahli siklus 1 Pertemuan I Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya” Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tidak dapat diperbaharui. a.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang
dapat dimanfaatkan terus-menerus karena dapat tersedia kembali karena siklus alam maupun karena perkembangbiakan. 1.
Tanah Tanah adalah tempat semua makhluk hidup berpijak baik hewan,
tumbuhan, dan manusia. Tanah banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk bercocok tanamdanbermanfaat untuk berbagai usaha. Contoh perkebunan teh di daerah desa wisata Nglinggo, Samigaluh Kulonprogo dan kebun buah di daerah mangunan dlingo Imogiri Bantul
Perkebunan teh Nglinggo 2.
Kebun Buah Mangunan Imogiri
Hutan Hutan adalah kumpulan dari banyak pepohonan. Hutan pinus di daerah
kita dapat dijumpai di daerah tepatnya desa Kalibiru Kokap Kulonprogo dan
121
perbukitan Dlingo imogiri, daerah dusun baros tirtohargo kretek bantul terdapat hutan mangrove.
Hutan Pinus Kalibiru 3.
Hutan Mangrove Tirtohargo
Hewan Sumber daya yang dapat diperbaharui adalah hewan karena dapat
berkembang biak. Hewan di sekitar kita didominasi oleh hewan ternak dan banyak dimanfaatkan oleh kita untuk dikomsumsi, transportasi, dan kerajinan. Contoh peternakan kambing etawa di daerah pandean gandok, Condong catur Sleman
Peternakan kambing etawa pandean gandok Condongcatur 4.
Air Air selalu kita gunakan di seluruh kehidupan kita sehari-hari dan
merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap orang untuk dikomsumsi, sarana transportasi, perikanan, penggerak dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang akan dibangun akhir tahun depan di pantai Parangtritis Yogyakarta.
122
5.
Udara Udara selalu dibutuhkan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia.
Udara dapat kita rasakan saat kita bernafas, sarana olahraga paralayang di Bukit parang endog, parangtritis Yogyakarta, penggerak transportasi dan PLTU (pembangkit Listrik Tenaga Udara)
Bukit Parang endog Parang tritis 6.
Olahraga Paralayang
Tumbuhan Tumbuhan sangat bergantung pada letak geografisnya yaitu tanaman
pertanian dan tanaman perkebunan di dataran tinggi. Tumbuhan menghasilkan hasil untuk dikomsumsi, bahan pembuat obat, kosmetik, dan pembuat agar-agar. Potensi tumbuhan di daerah kita ada di pembuatan gula pasir di madukismo bantul yang memanfaatkan tebu b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya alam yang tidak dapat dikembalikan atau diproduksi kembali. Bahan tambang akan dijelaskan berikut ini 1.
Barang tambang mineral logam Contohnya emas yang dapat kita jumpai di Kokap, Kulonprogo
Yogyakarta, perak di kotagede Yogyakarta, pasir besi di daerah Kulonprogo yang akan dibangun, dan mangaan di daerah Kliripan Yogyakarta.
123
2.
Barang tambang mineral non logam Barang tambang non logam yang berpotensi di daerah Yogyakarta
contohnya marmer dan batu granit. 3.
Sumber daya energi Barang tambang mineral contohnya minyak bumi, gas bumi, batu bara,
panas bumi, dan tenaga surya. Sumber daya energi sementara ini belum terdapat di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
124
Materi ahli siklus 1 Pertemuan I Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah” Sumber daya alam di negara kita Indonesia sangat melimpah dan dalam keseharian hidup kita selalu memanfaatkan sumber daya alam baik sumber daya alam yang diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Penjelasan mengenai pemanfaatan sumber daya alam khususnya di daerah Yogyakarta akan dijelaskan sebagai berikut 1.
Tanah Tanah di daerah Yogyakarta dimanfaatkan warga untuk lahan
bercocok tanam seperti biji-bijian, sayur, dan buah di daerah Pogung Sleman, perkebunan teh di daerah desa wisata Nglinggo, Samigaluh Kulonprogo, kebun buah di daerah mangunan Imogiri Bantul, sebagai lahan perumahan, pembuatan kerajinan di Kasongan bantul
Bercocok tanam di daerah Pogung Sleman 2.
Udara Udara sangat dimanfaatkan manusia di daerah Yogyakarta untuk
kehidupan kita sehari-hari, penggerak PLTU, penggerak perahu layar di pantai depok Yogyakarta, sarana olahraga paranglayang di bukit parang endog Yogyakarta
125
3.
Air a.
Laut Air laut dimanfaatkan untuk pembuatan garam, budidaya karamba
atau tambak ikan dan udang, penghasil rumput laut, sarana transportasi, sarana pariwisata dan rekreasi, tempat olahraga seperti selancar air dan sarana transportasi. contoh pantai depok untuk rekreasi dan sentra penjualan bermacam ikan.
Pantai depok selain rekreasi juga sentra penjualan ikan b.
Sungai dan danau Sungai dimanfaatkan untuk pengairan sawah, pembangkit listrik
tenaga air (PLTA), pemelihara ikan dan karamba, sarana olahraga seperti arum jeram, sarana transportasi serta untuk kegiatan sehari-hari. 4.
Barang Tambang Barang tambang dimanfaatkan untuk: a.
bahan bakar industri dan kendaraan (bahan bakar) saat ini belum ada di Yogyakarta
b.
Penghasil marmer dan batu granit di daerah Yogyakarta
c.
bahan pembuat perhiasan. Contoh Kokap Kulonprogo Yogyakarta penghasil emas
126
5.
Hutan dan tumbuhan Hutan dimanfaatkan sebagai pemanfaatan pembuatan kerajinan bahan
bangunan, perabot rumah tangga,tempat wisata, penahan bencana alam, suaka margasatwa bahan dasar membuat obat-obatan. Contoht umbuhan holtikultura di Pogung Sleman
Tumbuhan Cabai di pogung Sleman 6.
Hewan Hewan dimanfaatkan sebagai sumber mineral (daging, susu, dan telur),
tenaga transportasi dan kegiatan yang memerlukan tenaga hewan (kuda dan kerbau) Contoh peternakan kambing etawa di daerah pandean gandok, Condong catur Sleman.
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN II Nama Sekolah
:
SD Kanisius Kintelan I
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
:
4/2
Standar Kompetensi :
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, kemajuan teknologi di lingkugan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar
:
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
Alokasi waktu
:
90 Menit
Indikator
:
-Menyebutkan hasil-hasil sumber daya alam di daerah -Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam
A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
Menyebutkan hasil sumber daya alam di daerah secara tepat
Menjelaskan cara pelelestarian sumber daya alam secara tepat
B. Materi Pokok Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi C. Metode Pembelajaran Strategi
: Cooperative Learning
Teknik
: Jigsaw
Metode
: Diskusi
128
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN Pendahuluan
DESKRIPSI KEGIATAN
Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran IPS
Guru meresensi untuk mengetahui kehadiran siswa
Siswa memperhatikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran IPS.
Siswa memperhatikan guru menyampaikan apersepsi “apa yang kalian tahu tentang hasil SDA? apa saja contoh pelestarian SDA dalam kehidupan kita?”
Inti
Peneliti menjelaskan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
a. Siswa membentuk home team yang terdiri dari 4-5 anggota secara heterogen (jenis kelamin dan prestasi) b. Guru menentukan skor awal siswa yaitu nilai terakhir yang didapat siswa sebelum diadakan pembelajaran IPS c. Siswa membentuk expert team dari tiap home team yang berbeda d. Siswa menerima topik dan lembar ahli, kemudian membaca materi tersebut untuk menemukan beberapa informasi e. Siswa yang mendapat topik ahli sama berkumpul untuk berdiskusi dalam kelompok ahli (guru sebagai narasumber) f. Para ahli (siswa) kembali pada home team masing-masing untuk mengajarkan anggota team mengenai topik yang dikuasai g. Siswa ahli memberikan beberapa pertanyaan setelah mengajarkan topik yang dikuasai agar anggota siap untuk menghadapi kuis h. Semua siswa mengerjakan kuis individual mencakup semua topik i. Guru mengoreksi dan memasukan skor pada poin kemajuan siswa j. Home team terbaik akan mendapatkan penghargaan
Penutup
k. Siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini l. Guru menyampaikan tes evaluasi siklus pertemuan selanjutnya m. Siswa berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran IPS
129
E. SUMBER BELAJAR
Lingkungan Sosial
Materi ahli
Lembar kerja ahli
Anggota kelompok home dan expert
F. PENILAIAN
Prosedur Penilaian
Penilain Proses -
Menggunakan format pengamatan lembar observasi yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Penilaian Hasil Belajar -
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis
Instrumen Penilaian
Penilaian Kinerja (lembar observasi siswa)
Penilaian Hasil Belajar (Tes)
130
Materi ahli Siklus 1 Pertemuan II Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menyebutkan hasil sumber daya alam di ada di daerah” DIY mempunyai hasil sumber daya alam yang melimpah dan selalu digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang menikmati SDA tersebut untuk beberapa hal atau kegiatan. Berikut penjelasan mengenai Hasil sumber daya alam yang terdapat di daerah DIY dan sekitarnya. 1.
Tanah Hasil sumber daya alam tanah di kawasan Yogyakarta sangat beragam
mulai dari bidang pertanian yaitu padi, palawija yaitu jagung, ubi kayu, kedelai, singkong, ubi jalar, kacang tanah, cantel, labu, blewah, dan semangka, dan tanaman hortikultura yaitu manggis, apel, durian, wortel, bawang putih dan merah, bawang daun, buncis, tomat, cabai, bayam, sawi, kembang kol, selada, terong, kentang, kunyit, alpukat, mangga, pepaya, pisang, dan nangka. Perkebunan lain umumnya merupakan perkebunan rakyat yaitu kopi, kelapa, tembakau, jambu mete, kapuk randu, lada, kakao, cengkeh, dan sebagainya. 2.
Air Hasil sumber daya air di Yogyakarta sangat beragam mulai dari
bidang perikanan air laut dan air tawar yaitu bandeng, tongkol, tengiri, bawal hitam, kakap merah, kakap putih, cumi-cumi, kepiting, udang, tuna, nila merah, nila hitam, gurami, lele, pindang, teri, wader, dan rumput laut 3.
Tumbuhan Hasil sumber daya tumbuhan di Yogyakarta difokuskan pada hasil
hutan kayu dan non kayu. Hasil sumber daya alam hutan kayu di yogyakarta dikelompokan dalam kayu pertukangan yaitu kayu jati dan kayu rimba (liar), kelompok kayu bakar yaitu kayu jati, kayu putih, mangrove, dan pinus. Sedangkan hasil hutan berupa non kayu yaitu madu lanceng (desa
131
Kantongan Nglipar Gunung kidul), pohon gaharu (Gilangharjo Bantul), dan nyamplung (bibit di Srandakan Bantul, Gunungkidul)
Madu lanceng di desa kentongan nglipar dan gambar hasilnya
Pohon gaharu di gilangharjo 4.
Pohon nyamplung pantai (Srandakan)
Hewan Sumber daya alam hewan dimanfaatkan oleh penduduk masyarakat
yogyakarta dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil sumber daya alam hewan di yogyakarta berasal dari peternakan seperti peternakan ayam dan bebek dengan hasilnya berupa daging dan telur, sementara peternakan hewan seperti kambing dan sapi yang terdapat di daerah pandean gandok, Condongcatur Sleman dengan hasilnya berupa susu, daging, dan kulit
132
Materi ahli Siklus 1 Pertemuan II Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menjelaskan pelestarian sumber daya alam” Sumber daya alam di daerah Yogyakarta cukup melimpah dan selalu kita manfaatkan dalam kehidupan. Sebagai warga yang baik, selain kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada kita juga harus melestarikan sumber daya alam yaitu menjaganya supaya dapat terus dinikmati oleh generasi penerus kita selanjutnya. Berikut ini penjelasan mengenai pelesarian sumber daya alam a.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui harus digunakan secara hemat
b.
Mencari bahan pengganti untuk sumber daya yang mudah habis
c.
Menyediakan suaka margasatwa untuk hewan yang langka untuk menghindari kepunahan
d.
Reboisasi (penanaman hutan kembali) untuk menghindari tanah gundul
e.
melakukan tebang pilih pohon yang sudah tua dan layak ditebang
f.
Pembuatan terasiringuntuk mencegah erosi pada tanah miring
g.
Mengolah limbah dan membuang dengan baik
h.
Menangkap ikan tidak menggunakan bom, pukat harimau, dan bahan kimia
i.
Tidak menebang pohon di hutan sembarangan dan utamakan penebangan pohon dengan sistem berkala.
j.
Tidak mengeruk bahan tambang secara terus-menerus (dibatasi) karena akan merusak lapisan tanah yang subur
k.
Menjaga kesuburan tanah dengan pemupukandan penanaman dengan sistem tumpang sari yaitu sistem penanaman beberapa jenis tanaman pada waktu dan tempat yang sama
l.
Sangat baik bila mengandalkan sistem daur ulang berbagai bahan seperti bahan bangunan, baterai, barang elektronik, dan logam
133
(memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang siap dijual dan menarik serta berguna untuk manusia demi mengurangi bahan baku yang baru) m.
Membuat bendungan untuk menyimpan air untuk mencegah kekeringan
n.
hindari penggunaan botol plastik, bila perlu bawalah air minum dari rumah
o.
Buanglah sampah pada tempatnya
p.
kurangilah penggunaan pupuk buatan dan gantilah dengan pupuk kandang
q.
melakukan pergiliran tanaman guna menjaga kesuburan tanah
r.
menghindari penyedotan air dalam tanah
s.
pembuatan sumur resapan untuk mengurangi tingginya air
t.
mencegah ladang berpindah
Reboisasi
Terasering atau sengkedan
tebang pilih kayu jati tua
Penanaman dengan sistem tumpang sari
134
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Nama kelompok
:
Anggota
:
A. Jenis-jenis Sumber daya alam dibedakan menjadi 2 : a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu B. Contoh jenis-jenis sumber daya alam Sumber daya alam
Sumber daya alam tak dapat
dapat diperbaharui
diperbaharui
C. Sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya (jogja dan sekitarnya) 1 saja! 1. Tanah
:
2. Hutan
:
3. Hewan
:
4. Bahan tambang mineral logam:
135
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Nama kelompok
:
Anggota
:
A. Sumber daya alam yang dimanfaatkan di Yogyakarta dan sekitarnya Sumber daya alam
Sumber daya alam
dapat diperbaharui
tak dapat diperbaharui
B. Kegiatan yang memanfaatkan sumber daya alam di daerah sebanyak yang kamu ketahui! a.
Tanah
:
b.
Udara
:
c.
Air laut
:
d.
Hutan
:
C. Daerah-daerah yang memanfaatkan sumber daya alam berikut ini: a.
Tanah
b.
Hewan
c.
Udara
136
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Nama kelompok
:
Anggota
:
A.
B.
Selain padi, hasil sumber daya alam tanah dibedakan menjadi dua: a.
Tanaman palawija yaitu
b.
Tanaman holtikultura yaitu
Hasil-hasil sumber daya alam air di Yogyakarta Air laut
C.
Air tawar
Contoh jenis hasil sumber daya alam tanah Tanaman palawija
Tanaman holtikultura
137
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Nama kelompok
:
Anggota
:
A.
Apakah yang dimaksud melestarikan sumber daya alam itu!
B.
Hubungkan istilah-istilah mengenai bencana dan pelestarian sumber daya alam! Istilah-istilah Reboisasi Tebang pilih Suaka Margasatwa Terasiring Daur ulang Akibat Pembalakan liar
C.
Keterangan Penanaman Hutan kembali Penangkaran bagi hewan langka Memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan barang yang siap digunakan Memilih Menebang pohon yang telah tua Pencegahan erosi pada tanah miring Hutan gundul
Sebutkan hal-hal yang dilarang dilakukan guna menjaga kelestarian sumber daya alam (3 saja)!
138
KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI SISWA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
INTI
NOMOR BUTIR
JUMLAH
a,b,c,d
4
e
1
f
1
g
1
h
1
i
1
j
1
Persiapan siswa terhadap proses pembelajaran Aktif dalam pembagian kelompok Aktif berdiskusi dalam kelompok Menjaga keterlangsungan diskusi kelompok Pendengar yang baik Memberikan pendalaman materi Percaya diri saat evaluasi Total
10
139
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran (Siswa) Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pokok
:
Sumber daya alam & Kegiatan Ekonomi
Kelas/Semester
:
IV/2
Petunjuk Penggunaan
:
Keterangan Penilaian
:
Beri tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sebagai bentuk penilaian Skor 1 jika deskriptor tampak Skor 0 Jika deskriptor tidak tampak
Aspek-aspek yang diobservasi
Hasil Pengamatan
No
Deskriptor
Inti
Nampak Ya Persiapan siswa
a) Siswa mempersiapkan diri hadir
terhadap proses
dan berpakaian rapi sebelum
pembelajaran
memulai pembelajaran b) Siswa memperhatikan ketika guru menyampaikan apersepsi c) Siswa memperhatikan penjelasan guru berkaitan dengan tujuan pembelajaran d) Siswa memperhatikan penjelasan guru berkaitan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Aktif dalam
e) siswa terlibat aktif dalam
pembagian
pembagian kelompok home dan
kelompok
expert
140
Tidak
Skor/Ket
Aktif berdiskusi dengan kelompok
f) siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi bersama kelompok ahli
Menjaga
g) siswa tetap tinggal bersama
keterlangsungan
kelompok ahlinya sampai
diskusi kelompok
kegiatan diskusi selesai
Pendengar yang baik
h) siswa memperhatikan penjelasan siswa lain berkaitan dengan topik ahlinya
Memberikan pendalaman materi
i) siswa memberikan pertanyaan pada siswa lain setelah mengajarkan topik yang dikuasainya
Percaya diri saat evaluasi
j) siswa mengerjakan evaluasi dengan percaya diri dan tidak bertanya pada temannya TOTAL SKOR RERATA SKOR
141
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI SIKLUS I
Standar Kompetensi : Mengenal Sumber daya Alam, Kegiatan Ekonomi, dan Kemajuan Teknologi di Lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi Butir Soal
Kompetensi Indikator Dasar Mengenal Aktifitas Ekonomi yang Berkaitan Dengan Sumber Daya Alam dan Potensi Lain di Daerahnya
C1 menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya
C2
Jumlah Soal
2,17, 19,20
1,14,18
7
Menjelaskan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di daerahnya
10,15
8,9
4
menyebutkan hasil sumber daya alam di daerahnya
4,7,13
6
4
Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam
11,12
3,5,16
5
142
SOAL TES EVALUASI SIKLUS 1 Soal Evaluasi
a.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d untuk jawaban yang benar! 1.
Perhatikan jenis sumber daya alam di bawah ini! 1.
tanah
6. perak
2.
emas
7. udara
3.
air
8. LPG gas
4.
hutan
9. tumbuhan
5.
mineral
10. kuningan
Berdasarkan pada hal di atas, yang termasuk jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu nomor ....
2.
a.
1, 2, 3, 4, 5
b.
2, 5, 6, 8, 10
c.
3, 4, 6, 8, 9
d.
1, 6, 7, 9, 10
Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan pada gambar di atas, Daerah Kokap Kulonprogo terdapat sumber daya alam hutan ....
3.
a.
bakau
b.
pinus
c.
cemara
d.
bambu
Perhatikan beberapa kegiatan di bawah ini! 1. reboisasi
5. tebang pilih
2. irigasi
6. terasiring 143
3. sengkedan
7. erosi
4. pembalakan liar
8. penghijauan
Berdasarkan pada peristiwa diatas, manakah yang menjelaskan mengenai cara-cara pelestarian SDA yang benar?
4.
a.
1, 2, 4, 6
b.
2, 3, 7, 8
c.
1, 3, 5, 6
d.
4, 5, 7, 8
Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar diatas, hasil tanah tersebut yang termasuk jenis tanaman ....
5.
a.
palawija
b.
keras
c.
pangan
d.
holtikultura
Perhatikan peristiwa-peristiwa di bawah ini! 1. tanah longsor
4. banjir
2. gempa
5. hujan
3. kekeringan
6. kebakaran hutan
Berdasarkan
pada
peristiwa
diatas,
peristiwa
menjelaskan manusia tidak melestarikan SDA? a.
1, 2, 3
b.
2, 4, 5
c.
2, 3, 4
d.
1, 4, 6
144
manakah
yang
6.
Perhatikan hal di bawah ini! 1. Tuna
4. Cumi-cumi
2. Tengiri
5. tongkol
3. Pindang
6. nila
Berdasarkan hal diatas, hasil SDA yang berasal dari laut di kawasan Yogyakarta yaitu ....
7.
a.
1 dan 3
b.
3 dan 4
c.
1 dan 4
d.
3 dan 6
Hasil kekayaan SDA tanah di kawasan Yogyakarta terdapat beberapa tanaman palawija yang dapat tumbuh yaitu ….
8.
a.
bayam, kacang panjang, dan kedelai
b.
semangka, nangka, dan jagung
c.
blewah, cantel, dan labu
d.
cabai, mangga, dan kembang kol
Perhatikan sumber daya alam berikut ini! 1. air laut
4. hewan
2. tumbuhan
5. udara
3. sinar matahari
6. tanah
Berdasarkan pada hal diatas, manakah yang menjelaskan SDA yang dimanfaatkan untuk kegiatan pembuatan garam?
9.
a.
1, 2, 3
b.
2, 4, 6
c.
3, 4, 5
d.
1, 3, 5
Perhatikan kegiatan-kegiatan di bawah ini! 1. irigasi
4. tambak
2. wisata
5. banjir
3. mandi
6. Perikanan
145
Berdasarkan pada hal diatas, manakah kegiatan yang menjelaskan peran dari pemanfaatan sungai?
10.
a.
1, 2, 3
b.
2, 4, 5
c.
1, 2, 6
d.
3, 5, 6
Kegiatan olahraga paralayang di Bukit parang endog, parangtritis Yogyakarta memanfaatkan sumber daya alam ....
11.
a.
udara
b.
tanah
c.
air
d.
cahaya matahari
Akibat dari tindakan manusia yang tidak memperdulikan sistem tebang pilih, maka dapat mengakibatkan bencana alam ....
12.
a.
tanah longsor
b.
abrasi
c.
polusi udara
d.
pencemaran air
Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan pada gambar diatas, untuk mencegah erosi pada tanah yang miring dibuatlah .... a.
abrasi
b.
terasiring
c.
reboisasi
d.
penghijauan
146
13.
14.
Padi, gandum, ubi singkong termasuk hasil sumber daya alam... a.
air
b.
udara
c.
tumbuhan
d.
tanah
Perhatikan sumber daya alam di bawah ini! 1. air, angin, udara, dan hutan 2. emas, perak, mineral, dan energi 3. energi, air, hutan, dan udara 4. udara, hutan, dan LPG gas Berdasarkan pada hal diatas, yang termasuk jenis sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah nomor ....
15.
a.
4
b.
2
c.
1
d.
3
Kursi yang terdapat di ruang kelas adalah barang dari pemanfaatan sumber daya alam yaitu ...
16.
a.
hutan kayu
b.
tanah
c.
air
d.
tambang
Perhatikan akibat tindakan manusia berikut ini! 1. membahayakan turis di pantai 2. menyebabkan ikan kecil-kecil mati 3. menimbulkan kerusakan terumbu karang 4. meningkatkan hasil tangkapan ikan para nelayan Berdasarkan pada hal diatas, kerugian dari pemakaian bom ikan di laut ditunjukan oleh nomor …. a.
1 dan 2
b.
2 dan 3 147
17.
c.
1 dan 4
d.
2 dan 4
Perhatikan gambar berikut ini!
Berdasarkan pada gambar diatas, Daerah Tirtohargo Kretek Bantul terdapat SDA yaitu hutan ….
18.
a.
pinus
b.
mangrove
c.
bakau
d.
jati
Perhatikan jenis tanaman di bawah ini! 1. Wortel
4. blewah
2. Bawang putih
5. semangka
3. Buncis
6. Kedelai
Berdasarkan pada hal diatas, daerah Pogung Sleman terdapat SDA tanaman holtikultura yaitu ….
19.
a.
1, 2, 3
b.
2, 3, 4
c.
4, 5, 6
d.
1, 5,6
Perhatikan gambar di bawah ini!
148
Berdasarkan pada gambar diatas, Desa wisata Nglinggo Kulonprogo mempunyai SDA yaitu tanaman ....
20.
a.
kopi
b.
palawija
c.
teh
d.
cokelat
Daerah mangunan Imogiri Bantul terdapat kebun .... a.
Kopi
c. buah
b.
teh
d. sayuran
149
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN I Nama Sekolah
:
SD Kanisius Kintelan I
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
:
4/2
Standar Kompetensi
:
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, kemajuan teknologi di lingkugan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar
:
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
Alokasi waktu
:
90 Menit
Indikator
:
- Menjelaskan kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi - Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah
A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
Menjelaskan kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi secara tepat
Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah secara tepat
B. Materi Pokok
Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi
C. Metode Pembelajaran Strategi
: Cooperative Learning
Teknik
: Jigsaw
Metode
: Diskusi
150
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan
Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran IPS
Guru meresensi untuk mengetahui kehadiran siswa
Siswa memperhatikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran IPS.
Siswa memperhatikan guru menyampaikan apersepsi “apa yang kalian tahu tentang bentuk dan jenis kegiatan ekonomi ?”
Inti
a.
Peneliti menjelaskan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Siswa membentuk home team yang terdiri dari 4-5 anggota secara heterogen (jenis kelamin dan prestasi)
b.
Guru menentukan skor awal siswa yaitu nilai terakhir yang didapat siswa sebelum diadakan pembelajaran IPS
c.
Siswa membentuk expert team dari tiap home team yang berbeda
d.
Siswa menerima topik dan lembar ahli, kemudian membaca materi tersebut untuk menemukan beberapa informasi
e.
Siswa yang mendapat topik ahli sama berkumpul untuk berdiskusi dalam kelompok ahli (guru sebagai narasumber)
f.
Para ahli (siswa) kembali pada home team masing-masing untuk mengajarkan anggota team mengenai topik yang dikuasai
g.
Siswa ahli memberikan beberapa pertanyaan setelah mengajarkan topik yang dikuasai agar anggota siap untuk menghadapi kuis
h.
Semua siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik
Penutup
i.
Guru mengoreksi dan memasukan skor pada poin kemajuan siswa
j.
Home team terbaik akan mendapatkan penghargaan
k.
Siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
l.
Guru menyampaikan topik pada pertemuan selanjutnya
m. Siswa berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran IPS
151
E.
SUMBER BELAJAR
F.
Lingkungan Sosial
Materi ahli
Lembar kerja ahli
Anggota kelompok home dan expert
PENILAIAN
Prosedur Penilaian
Penilain Proses -
Menggunakan format pengamatan lembar observasi yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Penilaian Hasil Belajar -
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis
Instrumen Penilaian
Penilaian Proses
Penilaian Kinerja (lembar observasi siswa)
Penilaian Hasil Belajar (Tes)
152
Materi ahli siklus 2 Pertemuan I Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menjelaskan tentang kegiatan distribusi, komsumsi dan produksi” Pada dasarnya kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi merupakan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan manusia untuk mewujudkan keinginan dan kemakmurannya. Penjelasan topik ini antara satu dengan yang lain saling berhubungan. a.
Kegiatan Produksi Kegiatan produksi merupakan usaha untuk menghasilkan atau
menambah daya guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat. Contoh penjahit membuat baju, memproduksi minyak goreng, memanen padi, membuat kerajinan kayu, menyediakan tiket transportasi, pembuat sepatu.
Menjahit baju
Membuat minyak kelapa
Menyediakan tiket transportasi
153
b.
Kegiatan Distribusi Kegiatan distribusi adalah usaha menyalurkan atau menyebarluaskan
barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan distribusi banyak dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran barang dan jasa. Usaha distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut : A.
Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian meliputi hasil-hasil pertanian, industri, dan tambang. Contohnya menjual sayur-sayuran, menjual sepatu, menjual kerajinan industri, industri menjual produk makanan, menjual perhiasan.
Menjual sayur-sayuran
Industri menjual produk makanan
Menjual berbagai perhiasan B.
Distribusi jasa, meliputi uang, ilmu, alat-alat modal, pariwisata, asuransi. Contohnya guru mengajar muridnya, dokter merawat orang yang sakit, polisi mengatur lalu lintas, Mal memberikan diskon pada item tertentu.
Guru mengajar muridnya
Dokter merawat orang yang sakit
154
C.
Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui agen, dan calo tenaga kerja. Contohnya TKI menawarkan tenaga untuk konsumen luar negeri, buruh tani atau bangunanatau kuli panggul menawarkan jasanya, kusir dan tukang becak menawarkan jasanya.
TKI menawarkan tenaganya c.
Tukang becak menawarkan tenaganya
Kegiatan komsumsi Kegiatan komsumsi menyangkut tindakan manusia baik secara
individu atau kelompok dalam memakai atau menghabiskan barang dan jasa yang diproduksi. Contoh makan nasi, memakai sepatu, menangkap ikan, minum susu, membeli sepatu, membeli makanan atau snack, dll
Meminum segelas susu
nelayan menangkap ikan
155
Materi ahli siklus 2 Pertemuan I Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerahnya” A. Bentuk kegiatan ekonomi Bentuk kegiatan ekonomi mengalami perkembangan yang sangat pesat, berikut penjelasannya: a.
Zaman dahulu kegiatan ekonomi seseorang adalah mencari makanan dengan berburu serta mengumpulkan buah di hutan dan membuat pakaian dari kulit hewan atau pohon. untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mereka melakukan transaksi dengan cara barter (bertukar barang atau hasil bumi)
Berburu binatang b.
sistem menggunakan barter
Barter tidak lagi dapat dijadikan alat untuk pembayaran dan ditinggalkan karena tidak praktis, mulailah diubah dengan kegiatan tukar-menukar barang berharga seperti kulit hewan, emas, dan perak, namun hal ini tidak bertahan lama dan mulailah penggunaan uang sebagai alat pembayaran
Uang sebagai alat pembayaran modern
156
c.
Zaman maju ditandai dengan berbagai macam bentuk kegiatan ekonomi selain bertani, berkebun, berdagang, dan berternak, orang mulai mencari cara baru untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti penjahit, guru, dokter, bidan, nelayan, pengrajin, pekerja pabrik dan tambang, PNS, dan penyedia jasa lainnya
Penjahit
berkebun
Dokter B. Hasil-hasil kegiatan ekonomi saat ini 1.
Pertanian Kegiatan ekonomi pertanian bertujuan menyediakan berbagai macam
kebutuhan hidup masyarakat dengan usaha pengolahan tanah dan menanaminya. bidang pertanian dibagi 3 macam sawah, tegal, dan ladang yang mempunyai hasil yang berbeda. berikut penjelasannya: a.
Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah, hasil dari kegiatan ekonominya adalah padi.
b.
Tegal adalah bentuk pertanian lahan kering dan tidak begitu mengandalkan air, hasil dari kegiatan ekonominya adalah tebu dan nanas
157
Nanas tumbuh di daerah tegalan (pekarangan) c.
Ladang adalah bentuk pertanian yang dibuat dengan memanfaatkan hutan dengan cara ditebang dan di bakar lalu ditanami. hasilnya adalah singkong, gandum, dan sayuran.
Singkong tumbuh di daerah ladang 2.
Perkebunan Usaha perkebunan dibagi menjadi dua jenis yaitu perkebunan dataran
tinggi dan dataran rendah. berikut penjelasannya: a.
Perkebunan dataran tinggi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan di pegunungan dan sekitarnya. hasil dari kegiatan ekonomi adalah teh, kopi, cengkeh, tembakau, karet, kelapa sawit, cokelat.
Tanaman cengkeh tumbuh di daratan tinggi b.
Perkebunan dataran rendah yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan di perkebunan rendah dan sekitarnya. hasil dari kegiatan ekonomi adalah lombak, sayur-mayur, palawija, buah-buahan.
158
Tanaman lombak tumbuh di daerah dataran rendah 3.
Perikanan Bentuk usaha perikanan dibedakan menjadi dua yaitu perikanan laut
dan perikanan darat (sungai, empang, atau pantai). berikut penjelasannya: a.
Perikanan laut adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan di laut lepas. hasil kegiatan ekonomi adalah bandeng, cumi-cumi, tongkol, tuna, udang dan lobster.
Cumi-cumi tertangkap nelayan di laut b.
Perikanan darat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan di sungai, empang, atau pantai. hasil kegiatan ekonomi adalah kepiting, mujair, wader, koi, nila dan lele.
Kepiting merupakan binatang perikanan darat
159
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN II Nama Sekolah
:
SD Kanisius Kintelan I
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
:
4/2
Standar Kompetensi
:
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, kemajuan teknologi di lingkugan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar
:
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
Alokasi waktu
:
90 Menit
Indikator
:
- Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah - Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi
A.
Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah secara tepat
Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi secara tepat
B.
Materi Pokok
C.
Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Metode Pembelajaran Strategi
: Cooperative Learning
Teknik
: Jigsaw
Metode
: Diskusi
160
D.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN Pendahuluan
DESKRIPSI KEGIATAN
Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran IPS
Guru meresensi untuk mengetahui kehadiran siswa
Siswa memperhatikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran IPS.
Siswa memperhatikan guru menyampaikan apersepsi “apa yang kalian tahu tentang bentuk kegiatan ekonomi ? apa saja pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi?”
Inti
Peneliti menjelaskan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
a. Siswa membentuk home team yang terdiri dari 4-5 anggota secara heterogen (jenis kelamin dan prestasi) b. Guru menentukan skor awal siswa yaitu nilai terakhir yang didapat siswa sebelum diadakan pembelajaran IPS c. Siswa membentuk expert team dari tiap home team yang berbeda d. Siswa menerima topik dan lembar ahli, kemudian membaca materi tersebut untuk menemukan beberapa informasi e. Siswa yang mendapat topik ahli sama berkumpul untuk berdiskusi dalam kelompok ahli (guru sebagai narasumber) f. Para ahli (siswa) kembali pada home team masing-masing untuk mengajarkan anggota team mengenai topik yang dikuasai g. Siswa ahli memberikan beberapa pertanyaan setelah mengajarkan topik yang dikuasai agar anggota siap untuk menghadapi kuis h. Semua siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik i. Guru mengoreksi dan memasukan skor pada poin kemajuan siswa j. Home team terbaik akan mendapatkan penghargaan
Penutup
k. Siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini l. Guru menyampaikan tes evaluasi siklus pertemuan selanjutnya m. Siswa berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran IPS
161
E.
SUMBER BELAJAR
F.
Lingkungan Sosial
Materi ahli
Lembar kerja ahli
Anggota kelompok home dan expert
PENILAIAN
Prosedur Penilaian
Penilain Proses -
Menggunakan format pengamatan lembar observasi yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Penilaian Hasil Belajar -
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis
Instrumen Penilaian
Penilaian Kinerja (lembar observasi siswa)
Penilaian Hasil Belajar (Tes)
162
Materi ahli siklus 2 Pertemuan II Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerahnya” 1.
Peternakan Usaha peternakan dibedakan menjadi 3 yaitu ternak hewan besar, hewan
kecil, dan hewan unggas. berikut penjelasannya: a.
Ternak hewan besar seperti ternak sapi, kuda, dan kerbau.
b.
Ternak hewan kecil seperti kambing, kelinci, dan anjing.
c.
Ternak hewan unggas seperti ayam, itik, dan burung
Hasil dari kegiatan ekonomi peternakan yaitu daging, susu, telur, anak hewan, tenaga hewan, kulit, bulu, dan tulang yang nantinya akan digunakan untuk dikonsumsi, dijual, dipelihara, bahkan untuk kegunaan lain seperti membajak sawah serta koleksi. 2.
Kerajinan Kerajinan merupakan usaha untuk membuat suatu barang yang berguna
dan menarik dengan keterampilan tertentu dari bahan bekas maupun baru untuk dijual kembali. bahan-bahan yang sering digunakan antara lain daun pandan, bambu, tanah liat, batu dan barang-barang bekas. hasil kegiatan ekonomi kerajinan antara lain gerabah tikar, tas, dan barang-barang bernilai seni seperti patung dan souvenir
Gerabah tikar terbuat dari daun pandan 3.
kerajinan dari tanah liat
Perdagangan Kegiatan ekonomi perdagangan meliputi perdagangan barang mentah dan
barang asli. barang mentah adalah barang hasil bumi seperti sayur, buah, dan
163
daging, sedangkan barang asli seperti baju, kaos kaki, sepatu, dan kue kering. pedangang membuka usahanya di pasar, pinggir jalan, berkeliling di rumahrumah, dan mall.
Kue kering merupakan perdagangan barang asli 4.
Perindustrian Usaha ekonomi perindustrian dibagi dalam tiga skala yaitu kecil (industri
rumah tangga, menengah dan besar. hasil usaha ekonomi perindustrian kecil dan menengah yaitu anyaman bambu, anyaman rotan, batik, mebel, perhiasan, border, dan konveksi. industri besar dilakukan dengan menggunakan alat-alat modern. contohnya industri semen dan industri tekstil.
Industri pembuatan batik 5.
Industri pembuatan semen
Jasa Jasa merupakan bentuk usaha ekonomi yang memberikan pelayanan baik
tenaga, pikiran, maupun keahlian tertentu. pekerjaan ekonomi di bidang jasa seperti tukang becak, sopir, guru, dokter, kuli bangunan, dan penjahit yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi dan menghasilkan pendapatan ekonomi. 6.
Pertambangan Usaha tambang adalah usaha ekonomi yang mengambil sumber daya alam
dari dalam perut bumi dan disiapkan menjadi bahan baku industri. contoh dan 164
hasil dari bahan tambang yaitu minyak, tambang batu bara, tambang emas, perak, biji besi yang nantinya dapat diolah menjadi bahan bakar maupun perhiasan.
Industri minyak bumi
Industri bijih besi
165
Materi ahli siklus 2 Pertemuan II Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi “Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi” 1.
Kondisi alam Kondisi alam di wilayah Yogyakarta terdiri dari daratan dan perairan dan
juga dipengaruhi oleh keadaan geografis dan astronomis negara Indonesia. Letak astronomis berhubungan dengan iklim atau cuaca, sedangkan letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi ini sangat berpengaruh erat terhadap hubungannya dengan aktivitas atau kegiatan masyarakat. pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia yang digunakan untuk kegiatan ekonomi sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan SDM masyarakatnya. Berikut penjelasan singkat mengenai kondisi alam wilayah Yogyakarta. a.
Letak geografis Aspek geografis daerah Yogyakarta terdiri dari dua tempat yaitu
daratan dan perairan. Wilayah daratan Yogyakarta terdiri dari dataran tinggi ,daratan rendah, dan daerah padang ruput di daerah Jogotirto kecamatan Berbah Sleman Yogyakarta tepatnya di candi abang. Dataran rendah juga dikelompokan di berbagai tempat seperti pedesaan, perkotaan, laut, pantai, sungai, hutan, dll. Dataran tinggi dikelompokan berbagai tempat seperti pedesaan, perkebunan, hutan, gunung, bukit, dll b.
Keadaan Astronomis Keadaan astronomis di Yogyakarta tidak berbeda dengan keadaan
astronomis di Indonesia yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan kemarau yang berlangsung dalam jangka waktu 6 bulan untuk pergantian musim. musim atau iklim sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi di Yogyakarta, contohnya petani tadah hujan menanam padi pada musim hujan, pergantian penanaman tumbuhan yang dilakukan para petani dan di tempat perkebunan juga melihat musim dan tempat contoh perkebunan teh yang ditanam di daerah yang dingin di dataran tinggi dan 166
padi di dataran rendah yang lebih banyak terkena matahari. namun, terdapat beberapa pekerjaan yang tidak dipengaruhi keadaan astronomis yaitu guru, dokter, perawat, PNS dll 1. a.
Mata pencaharian masyarakat dataran rendah Pedesaan : petani, peternak, perkebunan, buruh, hansip atau penjaga keamanan, pedagang hasil bumi (darat maupun sungai), guru, pengerajin alat pertanian dan alat rumah tangga, bangunan, alat rumah tangga
Berternak b. Perkotaan : pekerja jasa (supir, bidan, dokter, perawat, guru), pedagang hasil bumi, pengerajin dan penjual bahan kulit dan bulu, karyawan
swasta,
pegawai
negeri,
wiraswasta,
karyawan
perindustrian, buruh dan tenaga harian lepas.
Pegawai Negeri Sipil 2.
Pegawai industri
Mata pencaharian masyarakat dataran tinggi Mata pencahariannya adalah petani, pedagang hasil perkebunan,
perkebunan, peternak, pekerja pertukangan, penebang kayu
167
Penebang kayu 3.
Mata pencaharian masyarakat pantai dan laut Mata pencahariannya adalah nelayan, pengusaha dan petani tambak,
petani garam, pedagang ikan, pengrajin dan penjual cinderamata atau kerajinan, dan penjual makanan.
Penjual ikan 4.
nelayan
Mata pencaharian masyarakat padang rumput Mata pencaharian adalah petani, peternak, buruh serabutan, penjual
kerajinan atau cinderamata dan pengrajin
Buruh serabutan
168
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Nama kelompok
:
Anggota
:
A. Kegiatan ekonomi terdiri dari 3 jenis! a. Kegiatan produksi yaitu b. Kegiatan distribusi yaitu c. Kegiatan komsumsi yaitu
B. Berikan contoh 3 kegiatan jenis Usaha distribusi barang dan jasa! a. Distribusi perdagangan barang b. Distribusi Jasa c. Distribusi tenaga kerja
C. Berikan contoh 3 kegiatan ekonomi yang termasuk: a. Kegiatan produksi b. Kegiatan distribusi c. Kegiatan komsumsi
169
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Nama kelompok
:
Anggota
:
A. Pengertian dan jenis-jenis Kegiatan ekonomi! Kegiatan ekonomi adalah Barter adalah B. Jelaskan 3 Bentuk bidang ekonomi pertanian dan berikan 2 contoh hasilnya! a. Sawah b. Ladang c. Tegal (pekarangan)
C. Berikan 3 contoh hasil kegiatan ekonomi perkebunan: a. Dataran Tinggi b. Dataran Rendah
170
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Nama kelompok
:
Anggota
:
A. Sebutkan 3 contoh hasil kegiatan ekonomi perikanan a. Perikanan laut b. Perikanan darat
B. Sebutkan 3 contoh hasil kegiatan industry yang terbagi dalam skala: a. Kecil-menengah b. Besar
C. Apa yang dimaksud dengan usaha tambang? Sebutkan 3 hasil usaha tambang!
171
Lembar diskusi kelompok ahli Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Nama kelompok
:
Anggota
:
A. Sebutkan 5 mata pencaharian masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah a. Pedesaan b. Perkotaan
B. Di wilayah dataran Yogyakarta terdapat padang rumput … a. Di manakah letak dan tempatnya? b. Apa saja kegiatan ekonomi di daerah padang rumput ( 2 saja)!
C. Terdapat beberapa pekerja ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh kondisi alam, sebutkan 3 saja!
172
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI SIKLUS II
Standar Kompetensi : Mengenal Sumber daya Alam, Kegiatan Ekonomi, dan Kemajuan Teknologi di Lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi Butir Soal
Kompetensi Indikator Dasar Mengenal Aktifitas Ekonomi yang Berkaitan Dengan Sumber Daya Alam dan Potensi Lain di Daerahnya
Menjelaskan kegiatan distribusi, komsumsi, dan produksi Menjelaskan bentukbentuk kegiatan ekonomi di daerahnya Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi
173
C1
C2
2,7,8,
1,3,
Jumlah Soal
5
13,14,15, 9,10,16, 8 20
17,
4,5,6, 11,18 12,19
7
SOAL TES EVALUASI SIKLUS 2 Soal Evaluasi
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,atau d di bawah ini dengan tepat! 1.
Perhatikan kegiatan-kegiatan di bawah ini 1. Makan nasi
4. menanam padi
2. medistribusikan susu
5. menawarkan tenaga TKI
3. memakai sepatu
6. menjahit baju
Berdasarkan kegiatan diatas, manakah yang menjelaskan mengenai kegiatan ekonomi komsumsi?
2.
a.
2 dan 5
b.
1 dan 3
c.
4 dan 6
d.
3 dan 6
Para penjahit menjahit beberapa pakaian untuk konsumennya. Kegiatan ekonomi tersebut termasuk jenis kegiatan ekonomi.…
3.
a.
produksi
b.
penjualan
c.
distribusi
d.
komsumsi
Perhatikan kegiatan-kegiatan di bawah ini 1. dokter menangani orang yang sakit
4. memakai baju
2. TKI bekerja di luar negeri
5. menyediakan tiket
3. menangkap ikan
6. produksi minyak goreng
Berdasarkan pada hal diatas, manakah yang menjelaskan mengenai kegiatan ekonomi distribusi? a.
1 dan 2
b.
3 dan 4
c.
5 dan 6
d.
3 dan 6
174
4.
Perhatikan gambar berikut ini!
Berdasarkan pada gambar diatas, perkebunan kopi banyak dijumpai di daerah ....
5.
6.
7.
a.
pantai
b.
pedesaan
c.
dataran rendah
d.
dataran tinggi
Kegiatan menambak ikan dilakukan masyarakat yang tinggal di daerah.. a.
dataran tinggi
b.
perairan laut
c.
pedesaan
d.
padang rumput
Pekerjaan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh kondisi alam yaitu .... a.
nelayan
b.
petani
c.
guru
d.
peternak
Guru mengajar para siswa sekolah dasar. Hal tersebut merupakan jenis kegiatan ekonomi di bidang ....
8.
a.
distribusi
b.
komsumsi
c.
produksi
d.
memakai
Industri menjual hasil produk makanannya. Hal tersebut termasuk dalam kegiatan ekonomi distribusi .... a.
perdagangan barang 175
9.
b.
tenaga kerja
c.
jasa
d.
bebas
Perhatikan jenis-jenis ikan berikut ini! 1. bandeng
6. kepiting
2. cumi-cumi
7. mujair
3. tongkol
8. wader
4. tuna
9. nila
5. udang
10. lele
Berdasarkan pada hal diatas, manakah yang menjelaskan hasil kegiatan ekonomi perairan darat?
10.
a.
1, 3, 5, 7, 9
b.
1, 2, 3, 4, 5
c.
6, 7, 8, 9, 10
d.
2, 4, 6, 8, 10
Perhatikan jenis-jenis tanaman di bawah ini! 1. cengkeh
4. jagung
2. cokelat
5. lombak
3. karet
6. kentang
Berdasarkan pada hal diatas, manakah yang menjelaskan hasil kegiatan ekonomi di wilayah dataran tinggi?
11.
a.
1 dan 3
b.
2 dan 6
c.
4 dan 5
d.
2 dan 5
Perhatikan kegiatan-kegiatan ekonomi di bawah ini! 1. Penebang kayu
4. Buruh harian lepas
2. Petani
5. Guru
3. Peternak
6. Buruh Serabutan
Berdasarkan hal di atas, manakah yang menjelaskan kegiatan ekonomi yang sering terdapat di daerah padang rumput? 176
12.
a.
1 dan 2
b.
3 dan 6
c.
2 dan 4
d.
1 dan 4
Udara yang dingin di pegunungan akan tepat bila masyarakat mempunyai kegiatan ekonomi...
13.
a.
perikanan
b.
pertanahan
c.
perdagangan
d.
perkebunan
Perhatikan gambar berikut!
Bertukar barang hasil bumi yang sama-sama dibutukan kedua pihak disebut ….
14.
a.
barter
b.
tukar barang
c.
uang
d.
emas
Hasil kegiatan ekonomi peternakan yang dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan yaitu …. a.
daging
b.
kulit dan bulu
c.
susu
d.
telur
177
15.
Salah satu hasil kegiatan ekonomi dari bidang pertanian di daerah tegalan (pekarangan) yaitu...
16.
a.
Padi
b.
Nanas
c.
Sayuran
d.
Gandum
Perhatikan gambar hasil kegiatan ekonomi di bawah ini!
1
2
3
4
(Cengkeh)
(Tembakau)
(Karet)
(Wortel)
Berdasarkan gambar diatas, manakah yang menjelaskan hasil kegiatan ekonomi perkebunan di dataran tinggi?
17.
a.
1,2,3
b.
2,3,4
c.
1,3,4
d.
1,2,4
Perhatikan hasil kegiatan ekonomi di bawah ini! 1. anyaman bambu
3. mebel
2. batik
4. semen
Berdasarkan pada hal diatas, manakah yang menjelaskan hasil-hasil kegiatan ekonomi perindustrian tingkat kecil-menengah?
18.
a.
1, 3, 4
b.
1, 2, 3
c.
2, 3, 4
d.
1, 2, 4
Perhatikan kegiatan ekonomi di bawah ini! 1. petani
4. peternak
2. nelayan
5. dokter 178
3. pedagang
6. pekebun
Berdasarkan pada hal diatas, manakah yang menjelaskan kegiatan ekonomi yang dilakukan warga di daerah dataran tinggi?
19.
a.
1 dan 2
b.
3 dan 5
c.
3 dan 6
d.
2 dan 4
Kegiatan ekonomi berikut yang sering dilakukan warga tepi danau yaitu...
20.
a.
menyewakan perahu
b.
jual-beli roti ulang tahun
c.
membuka bengkel sepeda
d.
membuka servis televisi
Kegiatan ekonomi dari perdagangan barang asli yaitu... a.
buah
b.
daging
c.
sayuran
d.
kue kering
179
TABEL DAFTAR HASIL PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
NO
NAMA SISWA
1 ABF 2 CCS 3 DDA 4 DHP 5 DPA 6 HNS 7 IPB 8 KDN 9 LB 10 MPV 11 MTM 12 MAP 13 MPM 14 PRS 15 RTB 16 RGF 17 SIM 18 STA 19 VAP 20 ANB Jumlah Rata-Rata Rata-Rata siklus
OBSERVASI (PERTEMUAN) SIKLUS (I.I) SIKLUS (I.II) 70 70 70 70 60 60 60 70 80 80 80 80 60 70 80 80 70 80 70 70 60 70 80 80 70 70 60 70 50 60 70 70 60 70 60 70 70 70 80 80 1360 1440 68 72 70
180
TABEL DAFTAR HASIL PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA SISWA ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah Nilai Tertinggi Rata-Rata siklus
OBSERVASI (PERTEMUAN) SIKLUS (II.I) SIKLUS (II.II) 80 90 80 80 70 80 70 80 80 90 80 90 70 80 80 90 80 90 80 80 70 70 80 90 80 80 70 80 70 70 80 80 70 80 70 70 80 80 80 90 1520 1640 76 82 79
181
TABEL DAFTAR HASIL NILAI PRA TINDAKAN SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
NO
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah total Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal
KKM
Pra Tindakan
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
67 62 61 65 72 70 60 71 70 63 60 72 65 60 60 63 65 62 67 70
182
Tuntas − − − − √ √ − √ √ − − √ − − − − − − − √ 1305 65.25 6 30%
Tidak Tuntas √ √ √ √ − − √ − − √ √ − √ √ √ √ √ √ √ −
TABEL DAFTAR HASIL NILAI SIKLUS I SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
NO
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah total Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal
KKM
Siklus I
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
75 65 70 70 85 80 65 80 75 70 60 85 70 65 60 65 70 70 65 80
183
Tuntas √ − √ √ √ √ − √ √ √ − √ √ − − − √ √ − √ 1425 71.25 13 65%
Tidak Tuntas − √ − − − − √ − − − √ − − √ √ √ − − √ −
TABEL DAFTAR HASIL NILAI SIKLUS II SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA
NO
NAMA SISWA
KKM
Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ABF CCS DDA DHP DPA HNS IPB KDN LB MPV MTM MAP MPM PRS RTB RGF SIM STA VAP ANB Jumlah total Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
85 80 75 80 95 90 80 90 85 75 70 100 85 75 70 85 75 80 85 95
184
Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1655 82.75 20 100%
Tidak Tuntas − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
TABEL DAFTAR HASIL NILAI PRATINDAKAN DAN NILAI TEST SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA NO
NAMA SISWA
1 ABF 2 CCS 3 DDA 4 DHP 5 DPA 6 HNS 7 IPB 8 KDN 9 LB 10 MPV 11 MTM 12 MAP 13 MPM 14 PRS 15 RTB 16 RGF 17 SIM 18 STA 19 VAP 20 ANB Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – Rata Ketuntasan Klasikal
DAFTAR HASIL NILAI PRA HASIL TES I HASIL TES II TINDAKAN 75 85 67 65 80 62 70 75 61 70 80 65 85 95 72 80 90 70 65 80 60 80 90 71 75 85 70 70 75 63 60 70 60 85 100 72 70 85 65 65 75 60 60 70 60 65 85 63 70 75 65 70 80 62 65 85 67 80 95 70 72 85 100 60 60 70 71,25 82,75 65.25 65% 100% 30%
185
LAMPIRAN DOKUMENTASI A. Kondisi Lapangan atau Sekolah
Kondisi ruang tamu sekolah terlihat piala prestasi yang diterima sekolah
Kondisi ruang guru terlihat dua orang guru sedang berjaga dan istirahat
186
B. Kondisi Kelas dan Kegiatan Observasi Awal
Kondisi ruang kelas IV bagian depan kelas saat kegiatan observasi awal
Kondisi ruang kelas bagian belakang kelas saat kegiatan observasi awal
187
Guru menjelaskan materi dan menulis di white board, siswa mencatatnya di buku catatan. Guru menjadi sumber utama dalam pembelajaran
Penggunaan strategi pembelajaran dinilai kurang efektif dimana terlihat aktivitas siswa hanya duduk, catat, dan mendengarkan guru
188
Seorang siswa terlihat membuat kegaduhan dan siswa lain juga mengikuti siswa tersebut. hal ini terjadi pada kegiatan observasi awal
Seorang siswa terlihat meminta dan meminjam tugas pembelajaran dari temannya. Hal ini terjadi pada kegiatan observasi awal
189
Siswa terlihat mengerjakan tugas dari buku cetak. Hal ini menjadi bukti bahwa sumber belajar siswa adalah buku catatan dan buku paket sekolah
siswa mengumpulkan tugas rumah dari guru pada pertemuan sebelumnya ke depan kelas. Dokumentasi ini peneliti ambil di kursi belakang dan proses pembelajaran telah berakhir
190
C. Pembelajaran IPS Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Kegiatan Diskusi Kelompok Ahli
Siswa ahli berada pada kelompok ahli yang terlihat sedang mengadakan diskusi ahli dengan materi ahli dan lembar ahli yang telah tersedia
Terlihat kelompok ahli lain juga sedang mengadakan diskusi ahli dengan materi ahli dan lembar ahli yang telah tersedia.
191
Sedang terjadi kegiatan laporan tim dimana terlihat seorang siswa yang sedang berdiri sedang melaporkan hasil yang dia dapat dari diskusi ahli
Terlihat Peneliti mendekati suatu kelompok ketika tindakan pembelajaran telah selesai
192
2. Siswa Mengerjakan Kuis dan Tes Evaluasi Siklus
Kegiatan tes evaluasi siklus dimana terlihat siswa yang sedang mengejakan soal evaluasi di barisan kanan
Kegiatan tes evaluasi siklus dimana terlihat siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi di barisan tengah
193
Kegiatan tes evaluasi siklus dimana terlihat siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi di barisan kiri
Peneliti membantu guru mengmpulkan hasil pekerjaan siswa pada kegiatan tindakan evaluasi siklus
194