Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Widyawan A. Widarto1 1
Peserta Kuliah TF3204 – Akustik 2010, NIM 13307005 Kelas Ganjil – Dosen : Sugeng Joko Sarwono
Intisari Suatu ruangan dikatakan baik kondisi akustiknya apabila ruangan tersebut memenuhi parameter-parameter akustik tertentu sesuai fungsi utama dari ruangan tersebut. Penilaian akustik ruangan tidak hanya menggunakan alat pengukur parameter akustik ruangan-Building Acoustic Analyzer kit, Sound Level Meter, Noise Generator,etc. tetapi dapat juga menggunakan telinga dan persepsi individu sebagai sarana mengukur parameter akustik ruangan secara subjektif dan kualitatif. Mengukur menggunakan telinga dan persepsi lebih cepat didapat hasilnya dan tidak sesulit mengukur menggunakan alat, tetapi hasilnya sangat ditentukan oleh kemampuan setiap individu dalam menerjemahkan suara yang ditangkap oleh telinganya dan diolah oleh persepsinya. Penilaian secara subjektif ini, juga akan berbeda tergantung pengalaman dari masing-masing individu. Ruangan yang diukur parameter-parameternya secara subjektif dan kualitatif adalah ruang TVST B, gedung TVST ITB, Kampus ITB Bandung. Ruangan tersebut berfungsi sebagai ruang kuliah, dimana speech dari pembicara idealnya terdengar oleh setiap pendengar yang duduk di setiap bangku ruangan secara jelas. Hasil pengukuran secara subjektif pengamat, memperlihatkan bahwa ruangan tersebut cukup baik untuk dijadikan ruangan kuliah, karena parameter-parameter akustiknya cukup terpenuhi. Kekurangan utama dari ruangan tersebut adalah parameter noise yang cukup menggangu pendengar yang duduk di barisan bangku bagian belakang, karena kaca pada dinding belakang tidak baik dalam meredam bising yang bersumber dari luar gedung. Serta noise dari luar ruangan, yang bersumber dari dalam gedung yang masih dapat menggangu aktivitas kuliah bila terlalu besar dan datang dari balik daun pintu ganda.
Kata kunci : parameter akustik, pengukuran subjektif, akustik
1. Latar Belakang Penilaian kondisi akustik ruangan TVST B
UTS mata kuliah TF3204 – Akustik 2010. Penilaian
ini
dilakukan
berdasarkan
dilakukan untuk memenuhi Take Home Test [UTS TF 3204 – Akustik 2010] NIM 13307005
1
pengukuran subjektif penulis yang berlatar
bahwa suara tidak terasa datang
belakang mahasiswa dan pemusik.
searah dengan pandangan mata.
Walaupun
hampir
tidak
punya
B. RT (Reverberation Time), merupakan
pengalaman dalam mengukur kondisi akustik
waktu yang dihitung sejak sumber
ruangan secara subjektif, tetapi latar belakang
suara mati, dan tingkat tekanan suara
penulis cukup membantu dalam mengerjakan
di dalam ruangan meluruh sebesar
tugas ini.
60dB. Analisa subjektif, mengukur
Ruangan TVST B adalah ruangan yang
lamanya suara meluruh hingga tidak
cukup sering digunakan sebagai ruangan
terdengar kembali oleh pendengaran.
kuliah dari penulis, dan dirasa perlu untuk
Untuk ruangan kuliah (speech), RT
mengetahui
terbaik berkisar antara 0.7 – 1 detik.
keadaan
akustik
ruangan
tersebut walaupun hanya sebatas pengukuran subjektif dan tugas semata, tetapi dapat dijadikan referensi apabila di kemudian hari akan berkarya di bidang akustik bangunan.
2. Topik Pemasalahan Masalah yang ingin penulis angkat adalah kecocokan kondisi akustik ruangan TVST B terhadap fungsi
utama
ruang
tersebut.
Kondisi akustik ruangan ditentukan oleh parameter-parameter
akustik
ruangan
tersebut, seperti; RT (Reverberation Time), diffusion, warmth, direct arrival, intimacy, definition, clarity serta noise. Kesemua
parameter
tersebut
diukur
secara subjektif.
C. Warmth, merupakan rasio antara RT frekwensi
rendah-menengah-tinggi.
Untuk ruangan kuliah, rasio yang cenderung sama untuk RT frekwensi rendah–menengah–tinggi disarankan. Secara subjektif, kita akan merasa
3. Teori Dasar yang digunakan A. Direct
Diagram 1 : Perbandingan RT dan Volume Ruangan (0)
Arrival,
merupakan
arah
datangnya suara yang bersumber dari pembicara (sumber suara), searah dengan pendangan mata pengamat terhadap pembicara. Direct Arrival yang buruk akan menyebabkan kesan
“hangat” apabila mendengar suara dengan rasio frekwensi rendah lebih besar daripada frekwensi tengahtinggi. D. Intimacy, “kriteria ini menunjukkan persepsi
seberapa
intim
kita
mendengar suara yang dibunyikan dalam
ruangan
tersebut.
[UTS TF 3204 – Akustik 2010] NIM 13307005
2
Secara
objektif, kriteria ini berkaitan dengan
I.
SPL
Distribution,
secara
subjektif
waktu tunda (beda waktu) datangnya
adalah perbedaan tingkat tekanan
suara
suara
suara (loudness) pada beberapa sudut
pantulan awal yang datang ke suatu
wilayah pengamat terhadap sebuah
posisi pendengar dalam ruangan.
sumber yang sama. Ruangan untuk
Makin pendek waktu tunda ini, makin
kegiatan kuliah yang baik, seharusnya
intim medan suara didengar oleh
tidak mempunyai perbedaan tingkat
pendengar.
penelitian
tekanan suara yang cukup signifikan
menunjukkan harga waktu tunda yang
pada setiap sudut tempat pengamat
disarankan adalah antara 15 – 35
mendengar.
langsung
dengan
Beberapa
ms.”(*) Secara subjektif, intimacy membuat pengamat mendengar apa
4. Metode Pengukuran
yang disampaikan oleh pembicara,
Subjektif,
menggunakan
telinga
dan
baik itu artikulasi maupun nada
persepsi penulis, disertai bantuan rekan untuk
bicaranya.
berbicara di depan kelas yang bertindak
E. Clarity, secara subjektif, merupakan seberapa jernih kualitas suara yang
sebagai sumber suara. Hand clapping juga digunakan untuk menentukan RT.
didengar oleh pengamat. Kualitas suara pada 50 milidetik pertama menentukan kejernihan suaranya. F. Definition, merupakan kemampuan pengamat
mendengar
kejelasan
pembicara pada ruangan.
5. Keadaan Ruangan Keadaan di dalam ruangan meliputi; permukaan dinding ruangan yang diberi absorber dan difusor, kaca jendela pada sebagian besar dinding belakang, papan tulis
G. Diffusion, merupakan campuran yang
(blackboard) yang memenuhi dinding depan,
baik antara suara datang ke pengamat
meja pada tempat pembicara (sumber suara),
dari sumber dan pantulannya. Secara
dua daun pintu ganda pada sisi kiri dan kanan
subjektif, pengamat akan merasa
ruangan serta bangku pendengar (pengamat)
suara datang dari depan disertai suara
yang berundak seperti layaknya ruangan
pantulan di samping dan belakang
teater film. Langit–langit ruangan juga berupa
pengamat.
bidang-bindang pemantul yang sudutnya
H. Noise, secara subjektif merupakan
sudah diarahkan sedemikian rupa sehingga
gangguan suara yang berasal dari luar
persebaran suaranya dapat merata pada
ruangan
seluruh bangku pendengar.
dan
menyebabkan
terganggunya suara dari pembicara ke pengamat.
Berikut denah ruangan tersebut :
[UTS TF 3204 – Akustik 2010] NIM 13307005
3
Gambar 3 : Ruang TVST B (**) Denah 1 : Denah Ruang TVST B
Dan foto ruangan tersebut :
Asumsi pembicara tidak menggunakan amplifikasi suara
secara
elektronik,
dan
intensitas
suara
pembicara sekitar 60-65dB. 6. Penilaian
dan
Analisis
Berdasarkan
Parameter-Parameter Akustik pada Dasar Teori A. Direct Arrival. Pada titik-titik yang cukup representatif
menempatkan
berbagai
lokasi pengamat, suara pembicara di depan ruangan tepat terdengar seperti pembicara tersebut berada di depan Gambar 1 : Ruang TVST B (**)
ruangan di setiap titiknya. Hal ini dapat dikatakan baik mengingat keadaan ini memenuhi dasar teorinya. B. RT (Reverberation Time). Pada titik-titik yang
sama,
dengan
metode
hand-
clapping dan melihat jam tangan sebagai pengukur waktu. Terasa bahwa RT di ruangan tersebut rata-rata adalah sekitar 0.6-0.8 detik. RT tersebut memenuhi Gambar 2 : Ruang TVST B (**)
standar untuk ruangan kuliah dengan asumsi kekurangan RT pada kondisi ideal tidak menjadi masalah yang signifikan bagi penulis.
[UTS TF 3204 – Akustik 2010] NIM 13307005
4
C. Warmth. Pada pengukuran parameter ini,
buruk, karena artikulasi kata-kata dari
penulis merasa kesulitan dikarenakan
pembicara akan semakin terasa datar.
sumber suara hanyalah rekan penulis
E. Clarity and Definition, kedua parameter
yang
berbicara
menurut
dan
penulis,
hand-clapping, sumber
dari
ini juga sulit untuk diukur secara subjektif. Dikarenakan sumber suaranya yang tidak
pembicaraan dan hand-clapping tidak
terlalu
cukup merepresentasikan sumber suara
membedakan
dengan daerah frekwensi yang luas.
kejelasan suara. Namun untuk clarity,
Penulis
menerjemahkan
penulis dapat berpendapat bahwa untuk
warmth pada ruangan dengan membuat
ruangan ini, semakin jauh dari sumber
referensi suara rekan yang berbicara dan
suara,
didengarkan pada jarak kurang dari 1
semakin berkurang, dikarenakan kata-
meter, dan mendengarkan sumber pada
kata
titik-titik pengukuran. Penulis merasakan
terdengar lebih “buram” atau seperti
rasio RT frekwensi rendah-menengah-
orang bergumam, apalagi bila sumber
tinggi cukup sama karena perbedaan
berbicara
suara pada titik-titik pengukuran dan
dipadukan dengan noise yang muncul dari
referensi tidak terlalu signifikan. Hal ini
jendela belakang. Hal ini dapat menjadi
mengakibatkan kurangnya warmth, tetapi
masalah bagi pengamat yang duduk di
sesuai dengan fungsi utama ruangan
bangku
tersebut.
memahami apa yang diucapkan oleh
mencoba
D. Intimacy, karena sulit untuk mendeteksi
representatif
maka
yang
sehingga
kejernihan
suara
kejernihan
diucapkan
tidak
dan
suara akan
sumber
terlalu
barisan
sulit
akan
keras
belakang
dan
dalam
pembicara.
seberapa cepat 35ms dengan indera
F. Diffusion, pada ruangan ini suara yang
pendengaran dan seperti apa bunyinya,
terdengar hanya terasa dari arah sumber,
maka perkiraan penulis, intimacy yang
dan
baik pada ruangan ini adalah artikulasi
samping,
dan warna suara setiap kata-kata yang
Menurut penulis, hal ini tidak terlalu
diucapkan oleh sumber (pembicara) yang
menjadi masalah pada fungsi utama
terdengar pada titik-titik pengukuran
ruangan,
hampir mendekati sumbernya.
Pada
berpengaruh
ruangan ini, titik pengukuran yang dekat
concert hall.
dengan
sumber
intimacy
yang
akan
tidak
seolah-olah atas,
berasal
maupun
karena pada
dari
belakang.
diffusion
lebih
peforma
akustik
memberikan
G. Noise, sumber noise berasal dari luar
baik. Namun, seiring
ruangan (masih dalam satu gedung)
naiknya tempat duduk dan semakin jauh
maupun luar gedung. Sumber dari luar
dari sumber, intimacy akan semakin
gedung
langsung
memasuki
ruangan
melalui jendela pada bagian belakang [UTS TF 3204 – Akustik 2010] NIM 13307005
5
ruangan. Sumber dari luar ruangan
Sehingga penulis membuat asumsi bahwa
berasal dari kedua daun pintu ganda.
bila bertambahnya jumlah pendengar di
Noise dari luar gedung tidak cukup
ruangan tersebut, maka semakin bertambah
diredam
bahan
oleh
jendela
belakang,
mengakibatkan gangguan bagi pendengar yang duduk di area tengah hingga belakang
bangku,
hal
menggangu
kejelasan
konsentrasi
untuk
ini
sangat
informasi
dan
yang
menyerap
energi
suara
pembicara. Berdasarkan asumsi, RT bisa saja semakin pendek, tetapi hal itu tidak akan menjadi masalah.
Direct
Arrival
tidak
akan
mendengarkan
berpengaruh, Warmth, Diffusion tidak akan
pembicara. Sumber noise bisa berupa
terpengaruh banyak, tetapi Clarity&Definition,
suara
Intimacy,
mesin
pemotong
rumput,
serta
SPL
Distribution
dapat
pertengkaran kucing, suara sepeda motor
terpengaruh cukup signifikan bagi pendengar
yang lewat hingga suara hujan deras.
yang duduk di bangku bagian belakang.
Sumber noise dari luar ruangan masih bisa diredam dengan baik oleh kedua daun pintu ganda, yang biasanya berasal dari
8. Pustaka dan Referensi -
percakapan antara individu.
http://jokosarwono.wordpress.com/p age/2/
H. SPL Distribution, pada ruangan kelas ini,
-
persebaran loudness suara tidak merata, semakin mengarah ke bangku bagian
(Beranek 1966, 2004) -
belakang, maka loudness akan semakin lemah.
(0) Concert Halls and Opera Houses
(*) Gambar oleh Ghufran Rahmat, 13307075
-
(**)Makalah studi kasus: “ANALISIS KINERJA
7. Kesimpulan dan Tambahan
AUDITORIUM
Secara keseluruhan, fungsi ruangan yang hanya
digunakan
memenuhi
sebagai
kriteria
parameter-parameter
cukup
ruang baik
akustiknya,
pada
-
Keadaan ruangan kuliah yang kosong
diprediksi
apabila
MULTIFUNGSI”
oleh
“Fundamental of Acoustics” ISVR Prof. Victor F. Humphrey
-
penuh. Keadaan akustik ketika ruangan penuh
RUANG
Wiratno A. Asmoro
kecuali
dapat berbeda keadaan akustiknya apabila
PADA
Hedy C. Indrani, Sri Nastiti N. Ekasiwi,
kuliah,
pada parameter noise-nya.
sulit
AKUSTIK
“Measurement of Building Acoustics” Brüel & Kjær
-
Makalah Ign.
Widanta K.
13307047
menggunakan
pengukuran subjektif, karena penulis tidak mempunyai waktu khusus dan kesempatan untuk mengukurnya pada saat tersebut. [UTS TF 3204 – Akustik 2010] NIM 13307005
6
Adhy,