Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Kabupaten Polewali Mandar

Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polman | Kerjasama Pemrov. Sulbar - JICA CD-Project

2011

Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Kabupaten Polewali Mandar A. Gambaran Umum Kabupaten Polewali Mandar Wilayah Kabupaten Polewali Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit oleh provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Provinsi Sulawesi Barat terbentuk pada Tahun 2004 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, merupakan pecahan dari provinsi Sulawesi Selatan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 Tanggal 27 Desember 2005 Tentang Perubahan Nama dari Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Polewali Mandar. Kabupaten Polewali Mandar terletak antara 304’10’’-3032’00” Lintang Selatan dan 118040’27” – 119029’41’’ Bujur Timur. Adapun wilayah batasan dengan kabupatenkabupaten antara lain: 1) Sebelah Utara

: berbatasan dengan Kabupaten Mamasa

2) Sebelah Timur

: berbatasan dengan Kabupaten Pinrang

3) Sebelah Selatan

: berbatasan dengan Selat Makassar

4) Sebelah Barat

: berbatasan dengan Kabupaten Majene

Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022,30 km2 terdiri atas 16 kecamatan dengan 144 desa, 23 kelurahan, dan 706 dusun/lingkungan. Dari 16 kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, kecamatan yang memiliki desa/kelurahan terbanyak terdapat di kecamatan Campalagian yakni 18 desa/kelurahan dan kecamatan dengan desa/kelurahan paling sedikit adalah kecamatan Anreapi yakni sebanyak 5 desa/kel. Diantara 16 (enam belas) kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya terjauh dari ibukota kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tubbi Taramannu yaitu sejauh 172 km sementara Kecamatan Polewali adalah Ibukota Kabupaten Polewali Mandar. Data wilayah Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada Tabel 1 berikut..

Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 1


2011

Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun/Lingkungan Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2010 Kecamatan

Desa 1. Tinambung 7 2. Balanipa 10 3. Limboro 10 4. Tubbi Taramanu 12 5. Alu 7 6. Campalagian 17 7. Luyo 10 8. Wonomulyo 13 9. Mapilli 11 10. Tapango 13 11. Matakali 6 12. Polewali 13. Binuang 9 14. Anreapi 4 15. Matangnga 6 16. Bulo 9 Jumlah 144 Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2010

Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 23

Dusun/Lingk. 30 32 40 69 35 86 52 62 44 48 28 37 47 23 35 38 706

Kondisi iklim Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan data tahun 2008 tercatat bahwa suhu udara maksimum rata-rata pada siang hari mencapai 320C dan suhu minimum rata-rata pada alam hari berkisar 250C. Jumlah curah hujan sepanjang tahun 2008 adalah 1.811 mm atau sebanyak 169 hari, curah hujan terbesar terjadi dari bulan Desember hingga Juni. Penduduk Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Polewali Mandar sebesar 396.120 jiwa (berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010). Penduduk Polewali Mandar ini tersebar di 16 kecamatan. Penduduk ini terdiri dari 193.108 laki-laki dan 203.102 perempuan. Rasio jenis kelamin pada tahun 2010 sebesar 95, yang artinya bahwa dari 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Kepadatan penduduk sebesar 196 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2010 (berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010) sebanyak 87.948 rumah tangga. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 4 sampai 5 jiwa per rumah tangga.


Page | 2


2011

Karakteristik Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2010 Keadaan Jumlah Penduduk Total Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah: a. Perkotaan b. Perdesaan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga Kepadatan Penduduk/km²

2010 396.120 193.108 203.012 106.688 289.432 95 87.948 4 sampai 5 196

Untuk mengetahui struktur atau susunan penduduk di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Berdasarkan piramida penduduk pada Grafik 2, struktur penduduk Kabupaten Polewali Mandar tergolong penduduk muda. Persentase penduduk umur muda relatif lebih banyak daripada penduduk umur tua. Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2010 75 + 2837.0 70 - 74 2553.0 65 - 69 3382.0 60 - 64 4616.0 55 - 59 5276.0 50 - 54 7347.0 45 - 49 9222.0 40 - 44 12009.0 35 - 39 13971.0 30 - 34 13768.0 25 - 29 14812.0 20 - 24 15080.0 15 - 19 18863.0 10 - 14 22667.0 5 - 9 24355.0 0-4 22350.0 30000.0

20000.0

10000.0

4168.0 3534.0

Perempuan Laki-laki

4322.0 6065.0 5945.0 8800.0 9832.0

13025.0 14900.0 15189.0 16166.0 16120.0 19164.0 21552.0 22966.0 21264.0

.0

10000.0

20000.0

30000.0

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010

Dari piramida penduduk diatas terlihat bahwa kelompok umur terbesar berada pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebanyak 47.321 jiwa, yang terdiri dari 24.355 laki-laki dan 22.966 perempuan. Sedangkan kelompok umur terkecil berada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu sebanyak 6.087 jiwa, yang terdiri dari 2.553 laki-laki dan 3.534 perempuan.


Page | 3


2011

B. Kondisi Umum Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar RPJMD kabupaten Polewali Mandar 2009 -2014 ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan wakil Bupati.RPJMD ini telah dijabarkan lebih lanjut oleh Dinas, Badan dan Kantor ke dalam bentuk dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Renstra SKPD ini selanjutnya akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja SKPD. Kondisi yang terjadi saat ini setelah RPJMD memasuki tahun ketiga yakni: 1. Belum adanya perencanaan yang matang dalam pemberdayaan masyarakat 2. Profesionalisme aparat, terutama dalam menangani pemberdayaan masyarakat belum memadai, 3. Dokumen RPJMDesa belum sepenuhnya menggambarkan kebutuhan rill di desa 4. Kelembagaan pemerintah

dan masyarakat di desa belum menjalankan tugas

pokok dan fungsinya serta berjalan sendiri-sendiri 5. Kecamatan belum memiliki dokumen RENSTRA. 6. Aparat tingkat kecamatan belum memiliki

kompetensi dalam

manajemen

perencanaan partisipatif 7. Kecamatan belum memiliki kewenangan seutuhnya dalam proses/pelaksanaan Musrenbang tingkat kecamatan . 8. Pemahaman SKPD tentang pentingnya perencanaan partisipatif belum maksimal 9. Kompetensi perencanaan pada SKPD kabupaten belum memadai. I. Latar Belakang Program Program Manajemen Perencanaan Berbasis Komunitas dan Mekanisme kolaborasi di Kabupaten Polewali Mandar bermula pada saat sejumlah perwakilan daerah mengikuti serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Sulawesi CD Project – JICA di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Desember 2010. Pasca kegiatan seminar pengambil kebijakan di hadiri oleh Bapak Ketua DPRD Bapak H. Abdullah Tato, dan Bapak Sekertaris Daerah H. Muh. Natsir Rahmat serta Bappeda yang diwakili oleh Kabid. Sosial Budaya, maka komitmen untuk menyusun beberapa kegiatan untuk dilakukan pada tahun 2011 mendapat dukungan . Salah satu isu yang penting untuk ditindaklanjuti yakni peningkatan kapasitas bagi stakeholder, maka dituangkan kegiatan ini dalam APBD tahun 2011 yang dikoordinir


Page | 4


2011

oleh Bappeda. Sehingga telah tertuang dalam DPA pada Bidang Sosial Budaya dengan kegiatan

Manajemen Perencanaan Berbasis Komunitas dan Mekanisme

Kolaborasi. Pada tanggal 7-12 Maret 2011 Sulawesi CD Project JICA di Provinsi Sulawesi Selatan dengan 3 orang utusan yakni 2 orang Bappeda dan 1 orang Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

Sesuai hasil standing point para alumni

kemudian berinisiatif menyusun beberapa tahapan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perencanaan berbasis komunitas di kabupaten Polewali Mandar yang pembiayaannya dibebankan pada APBD tahun 2011 dan kerjasama dengan CD Project JICA . Pada saat itu para alumni diklat berhasil merumuskan kegiatan : Penguatan kapasitas bagi aparat dan masyarakat tentang perencanaan partisipatif, melalui :  Penyiapan Community Fasilitator , melibatkan fasilitator berbagai program bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) ini akan dilaksanakan 2011  Pelatihan aparat perencana

tingkat

kecamatan dan SKPD kabupaten

dilaksanakan pada tahun 2011  Menetapkan desa lokasi pilot project untuk 4 (empat) wilayah dikecamatan Anreapi, Binuang, Wonomulyo, Campalagian  Pelaksana Forum Group Discussion oleh aparat perencana yang telah mendapatkan pelatihan untuk memperkuat dukungan pembentukan desa pilot dilaksanakan pada 2011  Implementasi

mekanisme perencanaan berbasis komunitas dan mekanisme

kolaborasi pada 4 desa pilot akan dilaksanakan pada 2012  Menyusun Perda Pembangunan Partisipatif 2011-2012. Dari rumusan kegiatan yang dihasilkan pada saat diklat akan dilakukan secara bertahap.


Page | 5


2011

II. Maksud dan Tujuan Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistem perencanaan pembangunan dengan pendekatan

berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi

perencanaan pada tingkat SKPD maupun ditingkat masyarakat.

baik itu

Tujuan dari

program ini yakni : 1. Memperkuat kapasitas

stakeholders baik ditingkat SKPD dan masyarakat

dengan pendekatan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi 2. Memperkuat kelembagaan baik ditingkat desa, kecamatan dan kabupaten untuk mewujudkan sistem perencanaan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi 3. Menetapkan desa pilot sebagai lokasi percontohan perencanaan yang berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi 4. Mendorong untuk lahirnya suatu aturan atau kebijakan yang terkait sistem perencanaan pembangunan partisipatif. III. Output (Keluaran) 1. Terwujudnya peningkatan kapasitas stakeholders tingkat SKPD dan masyarakat dengan pendekatan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi di kabupaten Polewali Mandar 2. Terwujudnya kelembagaan ditingkat desa, kecamatan dan kabupaten yang dapat melaksanakan mekanisme kolaborasi 3. Terselenggaranya Forum Group Discussion oleh aparat perencana yang telah mendapatkan pelatihan untuk mendukung desa pilot yang akan ditentukan kriteria penetapan desa dan akan di SK-kan oleh Bupati Polewali Mandar dilaksanakan pada 2011 4. Terwujudnya

4

desa

sebagai

lokasi

percontohan

dengan

pendekatan

perencanaan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi. 5. Tersedia Peraturan Daerah sebagai acuan dalam melaksanakan perencanaan partisipatif.


Page | 6


2011

IV. Komponen Kegiatan Untuk mencapai tujuan program, maka komponen kegiatan yang direncanakan berlangsung selama 2 (dua) tahun anggaran 2011-2012, sebagai berikut : 1. Kegiatan tahun 2011 a. Pelatihan Manajemen Perencana Berbasis Komunitas dan Mekanisme Kolaborasi sebanyak 27 orang dengan unsur peserta SKPD lainnya yang membidangi perencanaan

Bappeda dan unsur

program/kegiatan dan

peranannya selama ini secara teknis memiliki relevansi dengan sosial masyarakat, penetapan kepesertaan akan dilakukan oleh pelaksana melalui persuratan dengan menetapkan indikator dasar, seperti pengalaman dan kapasitas calon peserta, komitmen untuk mengimplementasikan hasil diklat seiring dengan pelaksanaan pembangunan daerah di SKPD atau Bidang masing-masing, serta aspek lainnya yang dapat mendukung pencapaian pembangunan daerah secara kolaboratif. Akan dilaksanakan pada bulan April 2011 selama 5 (lima) hari di Kotamadya Parepare, pertimbangan tempat ini dimaksudkan untuk memberi focus kepada peserta. b. Pembentukan Tim Kelompok Kerja (POKJA) tingkat kabupaten Polewali Mandar untuk mengawal program ini selama 2 (dua) tahun. Keanggotaan POKJA terdiri dari alumni Diklat perencana dengan SK Bupati Kabupaten Polewali Mandar dan masa berlaku selama tahun 2011 dan akan diperbaharui kembali. Selain sebagai Wadah pengawal kegiatan dalam mewujudkan sebuah sistem perencanaan yang berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi, POKJA ini dalam proses kerjanya juga diharapkan sudah akan menerapkan mekanisme kolaborasi antar unsur dalam anggotanya baik dalam interaksi internal maupun dalam membangun interaksi dengan elemen pembangunan lainnya di Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten/wilayah lain. c. Fasilitasi pembentukan desa pilot sebagai lokasi percontohan perencanaan yang berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi pada 4 (empat) desa di 4 (empat) kecamatan. Dalam penetapan dan pengembangannya, POKJA sebelumnya akan melakukan monitoring terhadap proses yang dilakukan oleh Community Fasilitator, serta Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 7


2011

pertimbangan administrative lainnya dan berdasarkan fakta yang ada, akan dilakukan diskusi ditingkat POKJA yang menghadirkan untuk terkait lainnya, guna melakukan penetapan dan rumusan pengembangan bersama pada desa pilot yang terpilih. Dalam proses berjalan kedepan, pengembangan desa pilot ini juga diharapkan akan menjadi salah satu bahan telaahan dalam mengambil elemen pembelajaran guna merumuskan mekanisme kolaborasi guna menopang dan menjamin efektifitas perencanaan pembangunan Daerah. d. Pertemuan Focus Group Discussion oleh aparat perencana yang telah mendapatkan pelatihan, untuk menemu-kenali fakta dan persepsi pada 4 desa pilot. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bagian dari bentuk pembedahan dalam proses berjalan, guna memantau proses dan melihat hasil pengembangan kegiatan. Rencana pelaksanaan triwulan keempat tahun 2011. e. Fasilitasi untuk mempercepat Peraturan Daerah tentang perencanaan pembangunan partisipatif dan mekanisme Kolaborasi akan dilakukan pada triwulan III tahun 2011. Selain kegiatan diatas yang diinisiasi langsung oleh Kabupaten Polewali Mandar, POKJA juga akan melakukan koordinasi dengan Pihak Provinsi Sulawesi Barat dan JICA CD-Project, serta elemen lainnya guna menguatkan proses-proses yang dibangun didaerah, diantaranya : a. Kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas, yang akan dilakukan oleh Provinsi (Penganggaran Melalui Bappeda), dalam bentuk Diklat Perencana dan Pelatihan bagi Community Facilitator (CF), dimana 5 kabupaten menjadi target kepesertaannya. Hal ini akan disikapi oleh POKJA dalam bentuk pertemuan koordinasi, persuratan

dan

pengutusan

kepesertaan,

guna

menjamin

kapabilitas/kelayakan peserta dan relevansinya dengan upaya pengembangan yang ada diderah. b. Koordinasi dengan pihak CD-Project akan dilakukan seiring dengan proses berjalan, khususnya dalam persiapan dan pelaksanaan setiap item kegiatan, Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 8


2011

seperti pembahasan teknis pelaksanaan dan materi, pengutusan Narasumber dan Fasilitator, serta pemantauan proses kegiatan lapangan. 2. Kegiatan Tahun 2012 a. Pembaharuan SK dan komposisi personil POKJA Pembaharuan

dan

perubahan

komposisi,

akan

disesuaikan

dengan

perkembangan yang ada, dan akan didasarkan pada efektifitas peran dan fungsi struktur POKJA guna pencapaian tujuan yang dimaksud. b. Studi kasus pada desa percontohan yang telah berhasil melaksanakan manajemen berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi pada wilayah Sulawesi. Studi ini akan diprakarsai oleh POKJA dan dimungkinkan pelibatan dari pihak lain guna menjaga obyektifitas dari capaian, sasaran obyek study akan ditetapkan kemudian dan tidak akan membatasi hanya pada wilayah kabupaten Polewali Mandar, namun dimungkinkan dalam bentuk studi Banding ke Kabupaten atau Provinsi lainnya, guna mendapatkan pembanding atas inisiasi/proses yang berjalan di Kabupaten Polewali Mandar. c. Lanjutan diklat perencana untuk fasilitator ditingkat masyarakat. Kegiatan ini selain dimaksudkan untuk pengembangan lanjutan atas kapasitas dari fasilitator masyarakat (CF) dalam bidang perencanaan pada level mikro pemberdayaan, juga akan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan bagi CF seiring dengan proses-proses yang terbangun dimasyarakat. d. Lanjutan untuk fasilitasi desa pilot (Launching desa pilot) Seiring dengan capaian lapangan yang ada dari CF melalui proses dalam peran kolaborasi dari perencana maupun pengambil kebijakan, maka akan dilakukan Launching pada desa pilot, hal ini dimaksudkan sebagai ajang desiminasi atas desa pilot, dimana dengan itu stakeholders pembangunan daerah dapat menjadikan desa pilot ini sebagai case/pembelajaran bersama. e. Monitoring alumni diklat perencana. Monitoring akan dititik-beratkan pada sejauh mana pengetahuan dan keterampilan alumni diklat, telah diaktualkan dalam kegiatan pembangunan daerah di Kabupaten Polewali Mandar, khususnya pada bidang kerja masingLaporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 9


2011

masing, maupun peran koordinasi antar sektor dalam memaksimalkan kegiatan pembangunan. f. Pembahasan dan penetapan perda perencanaan pembangunan partisipatif. Kegiatan ini berupa lanjutan, dimana proses perumusannya akan terus bergulir sering dengan implementasi dari semua item kegiatan, proses perumusannya sepenuhnya akan dikawal oleh POKJA

Kabupaten, item

kegiatan ini akan diramu dalam bentuk Semiloka 2 hari dan akan menghadirkan elemen-elemen pembangunan daerah, juga pihak Luar yang dianggap relevan seperti perutusan dari JICA CD-Project, Team PIC Sulbar dan lainnya. V. Durasi Program Pelaksanaan program ini direncanakan akan berlangsung selama 2(dua) tahun mulai Januari 2011 sampai dengan September 2012. VI. Pelaksanaan Program Keseluruhan dari kegiatan ini akan dikawal oleh. Kelompok Kerja Perencanaan Pembangunan Berbasis Komunitas kabupaten Polewali Mandar . Keanggotaan dari tim ini merupakan gabungan dari alumni Diklat Perencanaan CD Project JICA.


Page | 10


2011

Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polewali Mandar Parepare, 9 – 13 Mei 2011

Sejalan dengan perubahan sistem pemerintahan pasca pelaksanaan otonomi daerah di Tanah air yang membuka ruang bagi setiap daerah memotivasi dalam memacu pembangunan di daerahnya dengan memformulasi kebijakan pembangunan dalam berbagai pola rangkaian yang lebih variatif dan kolaboratif. Berbagai terobosan telah dilakukan oleh banyak daerah untuk memberikan kontribusi pembangunan dalam skala nasional dengan mengacu pada kemampuan sumber daya (resource) di masing-masing daerah baik itu natural resource maupun human resorce. Pembangunan SDM di daerah terus menjadi prioritas sebagai bagian integral dalam proses pembangunan SDM nasional dengan harapan dapat memacu peningkatan kwalitas perencanaan pembangunan di masa yang akan datang. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mendukung dan mencapai hasil yang diharapkan, salah satunya adalah penyediaan SDM (Human Rresource) yang mumpuni dalam semua lini lapangan kerja dengan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas. Ada banyak fakta yang menyodorkan bahwa ketidaksiapan SDM-lah yang menjadi faktor sehingga kegagalan suatu program kegiatan sering terjadi. Maka untuk


Page | 11


2011

menjawab tantangan tersebut memacu kwalitas SDM merupakan pilihan yang tak terhindarkan. Kegiatan ini berawal dari inisiasi, aspirasi, serta respond atas kebutuhan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar melalui kerjasama JICA Sulawesi CD-Project sekaligus

langkah

kongkrit

untuk

mendukung

dan

mendorong pencapaian target program Lima Kebijakan Bupati Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat 2009-2014, dirasa perlu untuk melakukan berbagai program kegiatan yang bersentuhan dengan pengembangan dan peningkatan kapasitas pada beberapa stakeholder pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar, terutama yang ada di SKPD. Hal tersebut dimaksudkan agar proses pembangunan daerah mencapai target sebagaimana yang diinginkan secara efektif dan didasarkan pada pengolahan dan pemanfaatan sumber daya lokal yang maksimal. Selain itu dengan SDM yang memadai tentu perencanaan pembangunan akan lebih terarah dan mencapai sasaran berbasis kebutuhan sehingga image perencanaan pembangunan yang dianggap sebagai suatu rutinitas dan seremoni belaka tanpa pernah mampu menghadirkan proses yang berkualitas dan berpihak pada perencanaan yang

memahami

kebutuhan

yang

diinginkan

oleh

masyarakat dapat terkikis dengan sendirinya. Ketersediaan dan

penyiapan

SDM

ini

juga

diharapkan

mampu

membangun kesepahaman dan kesamaan persepsi diantara stakeholder terhadap proses perencanaan pembangunan yang bernuansa pada pola mekanisme kolaborasi sehingga bermuara

pada

perencanaan

pembangunan

yang

berkualitas dan efektif di masa yang akan datang. Dari berbagai hal tersebut diatas, memberikan inspirasi dan motivasi kepada Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar untuk melakukan serangkaian kegiatan penguatan kapasitas menyangkut manajemen perencanaan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi yang dilaksanakan selama 5 hari dimulai dari Tanggal 9 - 13 Mei 2011 di Hotel Delima Sari Parepare Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 12


2011

Polewali Mandar (ALI BAAL) yang disampaikan oleh diwakili oleh Staf Ahli (Burhanuddin Nonci) serta membacakan

beberapa

sambutannya.

Pada

proses

pembukaan tersebut juga dihadiri oleh PIC Prov. Sulbar, Ketua DPRD Kab. Polewali Mandar, JICA CD-Project, serta para peserta dari beberapa SKPD diantaranya; Sekretariat Daerah (SETDA), Bappeda, Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga,

Dinas

Pertanian

&

Peternakan,

Dinas

Perhubungan dan Komunikasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, BKKDD, Dinas Sosial, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Perindustrian & Perdagangan, Dinas Kesehatan, BPMPD, Dinas Perikanan & kelautan, serta unsur dari SKPD Kecamatan Sesuai Dapil antara lain; Dapil 1 Kecamatan Anreapi, Dapil 2 Kecamatan Wonomulyo, Dapil 3 Kecamatan Campalagian, Dapil 4 Kecamatan Alu. Penguatan kapasitas manajemen perencanaan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi merupakan tindak lanjut dari Program Kerjasama antara Pemerintah Provinsi dengan JICA CD-Project yang pembiayaannya dibebankan pada APBD Kab. Polman Tahun Anggaran 2011 melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan sharing dari JICA CD-Project Sulawesi dalam bentuk penyiapan Narasumber dan Fasilitator.


Page | 13


2011

HARI PERTAMA: SENIN, 9 MEI 2011 Seperti yang telah dikemukakan pada wacana di atas, pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh beberapa unsur terkait sebagai peserta kegiatan dan dari beberapa undanganundangan untuk dalam rangka mengikuti pembukaan kegiatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polewali Mandar. Pada gambar di bawah ini terlihat para undangan, peserta, dan fasilitator saat menandatangani berita acara sebelum proses pembukaan dimulai.

Pada pendidikan dan pelatihan ini, setiap peserta memperoleh ATK dari panitia sebagai fasilitas tambahan demi kelancaran dalam memperoleh berbagai materi nantinya. Demikian juga dengan kehadiran dan kedisiplinan, setiap harinya peserta diwajibkan untuk mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh panitia.


Page | 14


2011

Acara Pembukaan Diklat Dengan

mengucapkan

Basmalah dan

Salam,

kegiatan

ini

diharapkan berjalan sebagaimana mestinya dengan harapan pendidikan dan pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polewali Mandar dapat terpenuhi. Pada gambar di samping, A. Asliawati dari Bappeda adalah salah-satu panitia dari kegiatan ini untuk memandu proses pembukaan yang akan dimulai. selanjutnya, pembacaan do’a yang dipandu oleh salah-satu peserta pelatihan yakni Bapak Muh. Arfan dari Setrawan Kecamatan Anreapi.

Hal

ini

merupakan

salah-satu

tradisi

dari

setiap

penyelenggaraan kegiatan, bahwa siapapun dan bagaimanapun pengelolaannya haruslah tetap memohon dan berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta. Sebagai kabupaten pertama penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dengan JICA CD-Project untuk wilayah Sulawesi Barat, olehnya itu Ketua DPRD (H. Abdullah Tato) Kabupaten Polewali Mandar didampingi oleh Kabid. Sosial Budaya Bappeda (HIKMAH, ST., M.Si) dan Tenaga Ahli Manajemen Diklat/Pemerintahan Daerah JICA-Sulawesi

Capacity

Development

Project

(SHINTANI

Naoyuki) saat mengalunkan ID Card kepada peserta sebagai angkatan pertama dalam pendidikan dan pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar. Lanjut pada proses berikutnya adalah sambutan dari Kabid. Sosbud Bappeda Provinsi Sulawesi Barat (Eman Hermawan). Dalam sambutannya beliau memaparkan mengenai hal-hal keterkaitan kerjasama Pemprov. Sulbar dengan JICA-CD project serta kualitas dan kuantitas dari mutu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang melahirkan SDM dalam bidang perencanaan yang lebih baik. Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 15


SHINTANI

Naoyuki

sebagai

Tenaga

Ahli

2011

Manajemen

Diklat/Pemerintahan Daerah JICA-Sulawesi Capacity Development Project saat memberikan sambutannya. Sambutan yang dibawakan oleh beliau tidak terlepas dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yakni mengenai peningkatan mutu SDM melalui penguatan kapasitas perencanaan berbasis masyarakat dan mekanisme kolaborasi. Sambutan Bupati Polewali Mandar (ALI BAAL) yang diwakili oleh Bapak ……………… dari ……………… adapun sambutan yang dibacakan tersebut mengenai ungkapan bangga dan terimakasih atas kerjasama Pemprov. Sulbar dan JICA CD-Project serta dukungan dari semua pihak sehingga kegiatan penguatan kapasitas perencanaan bagi aparat lingkup Pemkab. Polewali Mandar dapat terwujud sebagaimana mestinya.


Page | 16


2011

Adapun secara jelas sambutan yang dibawakan oleh SHINTANI Naoyuki Tenaga Ahli dalam Bidang Manajemen Kediklatan/Pemerintahan Daerah, sebagai berikut: Sambutan JICA Sulawesi CD Proyek pada Diklat Teknis Perencanaan Berbasis Komunitas dan Mekanisme Kolaborasi serta Peran Fasilitator di Pare-Pare, Senin, 09 Mei 2011 Yang terhormat,  Kepala Bappeda Kabupaten Polewali Mandar atau yang mewakili  Para Tenaga Pengajar pada Diklat ini  Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta para hadirin yang berbahagia Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua Atas nama Tim Sulawesi Capacity Development Project, saya sangat berbahagia dapat menghadiri dan memberikan sepatah kata dalam Pembukaan Diklat Teknis ”Perencanaan Berbasis Komunitas dan Mekanisme Kolaborasi serta Peran Fasilitator”, sekaligus menyampaikan terima kasih kepada Bapak dan Ibu sekalian yang telah meluangkan waktunya untuk bisa hadir di Parepare bersama-sama mengikuti Diklat ini. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Sulawesi Capacity Development Project adalah sebuah proyek kerjasama antara JICA dengan enam (6) Pemerintah Provinsi di Sulawesi yang bertujuan untuk menguatkan kapasitas stakeholder yang terkait dengan pembangunan daerah, khususnya kapasitas dalam mengembangkan mekanisme kolaborasi (penyediaan dan penggunaan sumberdaya yang tepat melalui diskusi dan koordinasi antar stakeholder). Hadirin yang Berbahagia, Pada periode sebelumnya (tahun 2007-2010), ada 3 (tiga) rangkaian kegiatan utama yang dilakukan sesuai skema CD Project. Di tahun pertama, serangkaian seminar, diklat maupun pelatihan telah diselenggarakan untuk berbagi ide, pengetahuan, serta pengalaman kepada para stakeholder dari segi kemampuan atau kapasitas dalam merencanakan serta merumuskan rencana aksi secara kolaboratif. Pada

tahun

kedua,

hasil-hasil

diklat/pelatihan

yang

telah

diperoleh,

diimplementasikan dalam bentuk kegiatan pilot sebagai media belajar langsung dari pengalaman di lapangan. Sedangkan pada Tahun ketiga, dilakukan sharing pengalaman antar stakeholder, baik terhadap berbagai kegiatan/proyek yang telah ada (yang dikaji sebagai referensi dalam bentuk Good Practice Case Study) maupun terhadap hasil pelaksanaan kegiatan pilot Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 17


2011

nantinya. Ketiga kegiatan ini saling terkait dan berkesinambungan satu sama lain, untuk mendorong pengembangan kapasitas pada stakeholder dalam menangani berbagai permasalahan pembangunan daerah secara terpadu (system, organisasi dan individu) disertai komitmen bersama. Selanjutnya pada bulan Juli 2010, dilakukan evaluasi akhir proyek, dan disepakati bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang dalam hal ini JICA untuk memperpanjang proyek selama 2 (dua) tahun yakni 2010 sampai dengan 2012. Hadirin yang saya hormati, Dalam masa perpanjangan ini, selain kegiatan diprioritaskan untuk lebih memperkuat dan mendorong peningkatan kapasitas SDM stakeholder pembangunan daerah melalui diklat/training yang diselenggarakan secara mandiri dan berkelanjutan oleh provinsi maupun kabupaten/kota, juga dilaksanakan TOT bagi fasilitator masyarakat dan aparatur perencanaan. Kegiatan-kegiatan ini diselenggarakan berdasarkan inisiatif dan usulan dari Pemerintah Daerah di Sulawesi, dengan mempertimbangkan kebutuhan fasilitator dalam mendukung program-program pembangunan di provinsi maupun kabupaten/kota melalui pendekatan CD Project, serta tuntutan pengembangan kapasitas aparatur perencanaan yang memahami manajemen perencanaan berbasis prakarsa komunitas dan mekanisme kolaborasi. Disamping itu, dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang dicapai dalam penerapan pendekatan CD Project di Sulawesi sebagaimana telah terlihat di beberapa kabupaten/kota target,

maka berdasarkan kesepakatan antara Tim Evaluasi dan

Pemerintah Daerah di Sulawesi, ditambah 1 (satu) item kegiatan sebagai Kegiatan Keempat, yakni mengidentifikasi strategi keberlanjutan dan replikasi pendekatan CD Project, baik di wilayah Sulawesi maupun di luar Sulawesi. Sebagai informasi disampaikan bahwa, selain diklat perencana yang dilaksanakan secara langsung oleh CD Project, beberapa kabupaten target seperti Kab. Pohuwato, Kab. Parigi Moutong, Kab. Wakatobi dll, juga telah menyelenggarakan diklat yang sama. Dan hari ini, gagasan hingga terselenggaranya diklat Perencana yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar ini juga sangat kami apresiasi. Karena berkat semangat serta komitmen yang kuat untuk memperbaiki mekanisme perencanaan di daerah masingmasing sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik. Hadirin yang saya hormati, Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 18


2011

Dalam program pengembangan kapasitas pembangunan daerah, pengembangan SDM Aparatur Perencanaan dan Community Fasilitator merupakan salah satu pilar untuk mendorong peningkatan knowledge, attitude dan keterampilan disertai mindset manajemen perencanaan berbasis komunitas dan mekanisme kolaborasi, baik jangka menengah maupun jangka panjang. Oleh karena itu, selama ini melalui kerjasama dengan Pemerintah Provinsi di Sulawesi maupun kabupaten/kota, PLSD Indonesia Institute, Master Fasilitator dan JICA CD Project, telah mengembangkan desain diklat yang lebih aplikatif sesuai dengan kebutuhan penguatan kapasitas aparatur, yakni memadukan antara perencanaan oleh SKPD dengan perencanaan masyarakat yang difasilitasi oleh community facilitator, serta bagaimana keterkaitan diantara keduanya dalam mengelola fasilitasi prakarsa masyarakat dan membangun

mekanisme

kolaborasi,

guna

perbaikan

mekanisme

perencanaan

pembangunan daerah serta mengatasi issu-issu yang ada. Dengan demikian, para peserta diklat diharapkan dapat mengetahui kecenderungan dan arah pembangunan daerah serta kerangka berpikir dan metode memahami kondisi spesifik tatanan daerah, kelompok sasaran, pembangunan berbasis masyarakat, perencanaan, pemantauan dan evaluasi fasilitasi prakarsa komunitas dan mekanisme kolaborasi, dan juga mendorong proses kolaborasi antar berbagai stakeholders dalam pembangunan daerah. Hadirin sekalian yang berbahagia, Sekali lagi saya menyampaikan penghargaan atas kehadirannya untuk belajar serta berdiskusi bersama selama lima hari, dan semoga momen ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Harapan kami, melalui kombinasi materi dan metode yang disajikan oleh Tim Pengajar, peserta dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh dan menyenangkan serta menyentuh kebutuhan di daerah, sehingga apa yang diperoleh pada diklat ini, dapat menjadi bekal bagi kita guna perbaikan dan penguatan mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang khususnya di Kabupaten Polewali Mandar. Sekian dan terima kasih. Sulawesi Capacity Development Project, SHINTANI Naoyuki

Tenaga Ahli dalam Bidang Manajemen Kediklatan/ Pemerintahan Daerah


Page | 19


2011

Perkenalan Peserta dan Orientasi Diklat Setelah proses pembukaan kegiatan selesai, dilanjutkan pada tahap inti yakni pemberian materi kepada peserta pelatihan dan pendidikan dari Prof. Darmawan (Dosen Universitas Hasanuddin Makassar). Namun sebelum pemberian materi tersebut, setiap peserta diperkenankan untuk menyampaikan/perkenalan diri kepada fasilitator dan peserta lainnya yang dipandu oleh master fasilitator dari JICA CD-Project.

Hakekat dan Kecenderungan Perencanaan Pembangunan Daerah di Indonesia oleh Selepas perkenalan diri setiap peserta, Prof. Darmawan

langsung

menampilkan

presentasi

dalam rangka pemberian materi pertama bagi peserta. Adapun materi yang dibawakan melalui presentasi ini adalah hakekat dan kecenderungan perencanaan pembangunan daerah di Indonesia. Terlihat pada gambar di samping Prof. Darmawan dan materi yang ditampilkannya melalui media projector. Demikan juga aktifitas peserta saat menerima materi pendidikan dan pelatihan, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Page | 20



2011

Page | 21



2011

Page | 22



2011

Page | 23



2011

Page | 24



2011

Page | 25



2011

Page | 26



2011

Page | 27



2011

Page | 28



2011

Page | 29



2011

Page | 30



2011

Page | 31



2011

Page | 32



2011

Page | 33



2011

Page | 34



2011

Page | 35



2011

Page | 36



2011

Page | 37


2011

Pada hari pertama kegiatan ini, aktifitas peserta serta respon dalam proses penerimaan materi sangat antusias. Proaktif dari peserta tersebut bukan hanya pada saat awal kegiatan namun sampai kegiatan ini usai.


Page | 38


2011

Latihan RKA: Integrasi Perubahan R.O.N di Perencanaan Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya pada kertas metaplan yang selanjutnya .dipresentasikan untuk ditanggapi.


Page | 39


2011

HARI KEDUA: SELASA, 10 MEI 2011 Kerangka Berpikir Pemahaman Kondisi Spesifik Daerah Ditinjau dari jadwal yang telah diberikan, pada hari kedua ini peserta masih dibekali materi-materi yang juga masih dibawakan oleh Prof. Darmawan. Namun pada hari kedua ini, materi yang sampaikan adalah mengenai kerangka berfikir pemahaman spesifik daerah, hal merupakan materi yang berbeda dari hari sebelumnya.

Materi yang dibawakan oleh Bapak Prof. Darmawan, dipaparkan melalui presentasi. Adapun presentasi tersebut:


Page | 40



2011

Page | 41



2011

Page | 42



2011

Page | 43



2011

Page | 44



2011

Page | 45



2011

Page | 46



2011

Page | 47



2011

Page | 48



2011

Page | 49



2011

Page | 50



2011

Page | 51



2011

Page | 52



2011

Page | 53



2011

Page | 54



2011

Page | 55



2011

Page | 56



2011

Page | 57



2011

Page | 58


2011

Setelah dari beberapa materi yang telah dibekali oleh peserta, kini saatnya diskusi dan latihan yang telah dibagi dari 4 kelompok. Pada proses ini dipandu oleh master fasilitator dari JICA-CD Project.


Page | 59


2011

Perencanaan Fasilitasi Prakarsa Komunitas dan Mekanisme Kolaborasi. Seperti pada gambar sebelumnya dan pada gambar dibawah, peserta pelatihan dari berbagai instansi dan kecamatan sesuai dapil aktif dalam tugas yang diberikan. Dalam hal ini menyangkut materi perencanaan fasilitasi prakarsa komunitas dan mekanisme kolaborasi.

Namun

sebelum

diberikan

latihan

kepada

peserta,

Prof.

Darmawan

memaparkan/memberikan materi selanjutnya melalui presentasi seperti pada gambar dibawah ini.


Page | 60



2011

Page | 61



2011

Page | 62



2011

Page | 63



2011

Page | 64



2011

Page | 65



2011

Page | 66



2011

Page | 67



2011

Page | 68



2011

Page | 69



2011

Page | 70



2011

Page | 71


2011

Materi lainnya yang dibawakan melalui presentasi sebagai berikut:


Page | 72



2011

Page | 73



2011

Page | 74



2011

Page | 75



2011

Page | 76



2011

Page | 77



2011

Page | 78


2011

STUDI KASUS DI SEBUAH DESA Dikutip dari Final Report of Short Term Expert of JICA CD Project from 22nd March 2010 @Copyright: Wada N., Nakata, 2010.

Di sebuah desa, seorang fasilitator yang berasal dari staff sebuah lembaga datang dan memulai pertemuan dengan penduduk desa. Pertama-tama Ia memperkenalkan dirinya. Setelah itu ia menjelaskan kepada penduduk desa bahwa Ia datang ke desa tersebut untuk membantu tapi tidak akan membawa “program yang sudah jadi”. Semua akan diputuskan secara bersama melalui diskusi dengan penduduk desa, dan segala sesuatunya akan dilaksanakan dengan cara yang partisipatif. Mendengar penjelasan ini, penduduk desa menganggukkan kepala tanda setuju. Lalu, fasilitator tersebut memulai interaksi dengan penduduk. Fas Pddk Fas Pddk Fas Pddk Fas Pddk Fas Pddk Fas Pddk Fas Pddk Fas Pddk Fas

: : : : : : : :

Apa yang menjadi masalah terbesar di desa ini? Banyak sekali penyakit pada anak-anak. Apa jenis penyakit-penyakit tersebut? Diare adalah penyakit yang paling sering. Apa yang menjadi penyebab diare pada anak-anak tersebut? Mungkin karena tidak ada air bersih. Dimana anda mengambil air? Di kolam dekat sini. Kalau kami ke hutan kami akan mendapatkan air yang baik, tetapi itu membutuhkan itu membutuhkan 1 jam perjalanan dari sana. : Apakah kalian tidak mempunyai sumur? : Tidak pak. : Apakah kalian tidak berpikir bahwa anda akan lebih nyaman kalau mempunyai sumur? : Ya. Kami rasa begitu. Tapi kami tidak bisa menggali sumur oleh kami sendiri. : Mengapa bisa begitu? : Karena kami tidak mempunyai keterampilan dan dana. : Kalau kami membantu anda, apakah anda ingin menggalinya? : Jika begitu kami akan sangat menghargai bantuan anda. : Apa yang kami bisa bantu adalah hanya uang dan teknik.

Apakah kalian mau menyediakan tenaga kerjanya? Pddk : Tentu saja kami mau. Fas : Maukah anda pelihara sumur tersebut jika telah selesai terbangun. Kalau anda mau berjanji, maka kami akan membantu kalian. Pddk : Kami janji. Fas : OK, kita sepakat. Mari kita menggali sumur kalian. Anak-anak anda akan tetap baik-baik saja, mereka tidak akan kena diare lagi. Pddk : Terima kasih banyak. Kaum Ibu pasti akan senang sekali mendengar hal ini. Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 79


2011

Setelah pertemuan tersebut, fasilitator tersebut pulang dan segera menyusun anggaran yang diperlukan. Anggaran tersebut selanjutnya dikonsultasikannya kepada penduduk desa serta pemerintah setempat untuk mencari cara-cara yang cocok untuk menggali sumur sesuai dengan kondisi setempat dan sekaligus menggambar disainnya agar mudah dalam implementasinya. Mereka juga memutuskan bagian mana yang mereka akan siapkan dan bagian mana yang menjadi bagian para penduduk desa termasuk tenaga kerja. Tidak lama setelah itu pekerjaan penggalian sumur di mulai. Pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan rencana, tetapi nampaknya itu adalah hal yang biasa di manapun. Itu hal yang sering terjadi di negara ini. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan terlalu jauh. Akhirnya penduduk desa mendapatkan sumur dan pompa tangan untuk mendapatkan air bersih. Setelah 6 bulan, fasilitator tersebut datang kembali ke desa dan melihat penduduk desa menggunakan sumur tersebut namun disekeliling lantai sumur sangat kotor. Satu tahun kemudian, seorang staff lembaga/instansi lain berkunjung ke tempat tersebut dan memberikan kabar bahwa ia sangat tidak percaya apa yang dia lihat. Lengan pompa rusak dan hampir tidak terdapat tanda-tanda bahwa sumur itu pernah digunakan lagi. Awalnya, fasilitator tersebut berpikir bahwa temannya tersebut salah lokasi. Tetapi ketika Ia sendiri mengunjungi desa tersebut beberapa hari kemudian, Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa pompa tersebut telah mulai rusak. Disekeliling lantai penuh dengan sampah dan kotoran. Penduduk desa kemudian mulai berdatangan ketika mereka mengetahui kedatangan fasilitator tersebut. Salah seorang penduduk desa yang turut menjadi perencana pembuatan sumur tersebut mengatakan kepada fasilitator untuk membantu mereka memperbaiki sumur dan pompa tersebut. Fasilitator tersebut tidak bisa menahan diri dan sambil menahan marah ia mengatakan dalam hatinya: “orang-orang ini tidak bisa memelihara sumur ini sebagaimana yang mereka janjikan dan sekarang mereka meminta bantuan lagi. Benar-benar tidak mempunyai inisiatif. Mereka tidak akan pernah bisa mandiri dengan cara seperti ini”. Diiringi semilir angin sepoi-sepoi, semangat staff lembaga tersebut juga perlahan-lahan berkurang. Sumber: Dikutip dari Final Report of Short Term Expert of JICA CD Project from 22nd March 2010 @Copyright: Wada N., Nakata, 2010. (Diterjemahkan & dimodifikasi seperlunya oleh Ashar Karateng hanya untuk kepentingan Diklat bagi Aparatur Perencanaan Januari, Februari, Maret 2011)


Page | 80


2011

Suasana peserta saat melakukan latihan yang dikerjakan secara berkelompok. Hasil yang telah dikerjakan selanjutnya dipresentasikan pada kelompok lain untuk ditanggapi. Pada gambar dibawah terlihat dari 4 (empat) kelompok saat mempresentasikan hasil yang mereka kerjakan, hasil tersebut dianalisis terlebih dahulu melalui diskusi dengan teman kelompok seperti pada gambar urutan 1 dan 2 dari bawah halaman ini.


Page | 81


2011

HARI KE-TIGA: RABU, 11 MEI 2011 hari Pendekatan Partisipatoris dan Peran Fasilitator Pada ketiga ini, master fasilitator memberikan materi dan arahan kepada peserta tentang langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh peserta. Setiap kelompok diberikan tugas untuk melakukan survey fakta di lapangan untuk materi pelatihan selanjutnya.

Suasana peserta dalam menerima arahan-arahan dari master fasilitator

Peserta dari setiap kelompok saat melakukan survey lapangan yang berada disekitar tempat pelatihan yakni Hotel Delima Sari, Parepare.


Page | 82


2011

Hasil dari survey lapangan yang berupa informasi fakta, peserta menuliskannya pada kertas metaplan yang telah disediakan oleh panitia. Selanjutnya, hasil tersebut dipresentasikan secara bergiliran dari setiap kelompok. Nantinya kelompok akan memberikan respon atau tanggapan-tanggapan dari cara-cara menyampaikan informasi yang telah disurvei. Hasil survai tersebut dianalisis ke dalam rancangan program, kegiatan, serta analisis anggarannya.

Proses ini berlangsung selama 1 hari dan akan dilanjutkan pada hari berikutnya dengan materi yang sama. Namun karena minimnya waktu pendidikan dan pelatihan sehingga masih terdapat materi dari CD-Project belum terpaparkan, olehnya itu master fasilitator memberikan masukan kepada peserta untuk penambahan jadwal yang telah disepakati sebelumnya.


Page | 83


2011

RABU MALAM, 11 MEI 2011 Salah-satu tenaga ahli dari JICA CD-Project saat memberikan materinya. Kegiatan ini dilakukan di malam hari sesuai hasil kesepakatan dengan peserta pendidikan dan pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polewali Mandar.

Suasana saat peserta pendidikan dan pelatihan menerima materi

Proses pemberian materi dalam rangka penambahan jadwal pelatihan ini berlangsung selama 2 jam yang dimulai dari jam 19.30 sampai pada jam 21.30 waktu setempat.


Page | 84


2011

HARI KE-EMPAT: KAMIS, 12 MEI 2011 Pendekatan Partisipatoris dan Peran Fasilitator Lanjutan dari materi hari sebelumnya (Rabu, 11 Mei 2011)


Page | 85


2011

Standing Point dan Action Plan Standing point dan action plan dibawakan oleh Kabid. Sosial Budaya (Hikmah, ST., M.Si) Bappeda Kabupaten Polewali Mandar.

Pada proses ini, beliau mempresentasikan tentang upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mengenai peningkatan sumberdaya manusia (SDM) baik berupa pelatihan, pendidikan, serta sosialisasi. Dalam presentasi tersebut juga memaparkan tentang rancangan dan upaya yang akan dilakukan selanjutnya pasca pendidikan dan pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polman. Adapun presentasi yang dibawakan sebagai-berikut:


Page | 86



2011

Page | 87



2011

Page | 88



2011

Page | 89



2011

Page | 90



2011

Page | 91



2011

Page | 92



2011

Page | 93


2011

Suasana saat Kabid. Sosbud Bappeda memaparkan presentasi yang dibawakan.

Setelah pemaparan presentasi tersebut, peserta diberikan kesempatan untuk memberikan respon dan komentarnya mengenai kinerja dan tindak lanjut dari apa yang telah mereka dapatkan atau dengan kata lain mengenai proses dan prosedur pasca pendidikan dan pelatihan.


Page | 94


2011

HARI KE-LIMA: JUMAT, 13 MEI 2011 Standing Point dan Action Plan Lanjutan dari materi pada hari sebelumnya (Kamis, 12 Mei 2011), namun pada kali ini dipandu dari JICA CD-Project sesuai pada gambar di bawah ini.

Pada proses ini, master fasilitator memberikan gambaran atau review kepada peserta selama proses pendidikan dan pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polman.

Tahap selanjutnya adalah penutupan.


Page | 95


2011

Evaluasi dan Penutupan Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polewali Mandar Tahun 2011

Sebelum proses penutupan Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Bagi Aparat Lingkup Pemkab. Polewali Mandar kerjasama Pemprov. Sulawesi Barat dengan JICA CD-Project oleh Kepala Bappeda (Nadjib Abdullah M, MM.) Kabupaten Polewali Mandar, didahului sepatah-kata dari Tenaga Ahli Manajemen Diklat/Pemerintahan Daerah JICA-Sulawesi Capacity Development Project (Shintani Naoyuki) tentang keterkaitan pelaksanaan kegiatan ini dan dilanjutkan dengan pembacaan do’a.


Page | 96


2011

FOTO BERSAMA

… Sekian dan Terimakasih … Laporan Kegiatan | Bappeda Kabupaten Polewali Mandar

Page | 97



2011

Page | 98

Penguatan Kapasitas Perencanaan Berbasis Masyarakat dan Mekanisme Kolaborasi Kabupaten Polewali Mandar

Recommend Documents