Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 7 No.14, Juni 2009 ISSN 1693-248X
PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON Hanif *) ABSTRAK Beton merupakan salah satu bahan struktur bangunan yang banyak dipakai. Beton sangat populer karena mudah diperoleh, kuat tekan tinggi, tahan kebakaran atau keausan dan cuaca, harga relatif murah, mudah diangkut, mudah dibentuk, serta dapat direncanakan kualitasya sesuai dengan kebutuhan. Krisis moneter menyebabkan harga bahan-bahan penyusun beton mengalami kenaikan yang cukup tinggi, baik harga semen, agregat halus, maupun kasar. Untuk itu perlu dicari pengganti bahan penyusun beton yang lebih ekonomis dan efisien tanpa mengabaikan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan menggunakan limbah baja (klelet) sebagai pengganti sebagian atau seluruh agregat kasar. Untuk mengetahui pengaruh penggantian agregat kasar (batu pecah) oleh limbah baja (klelet) sebagai penganti sebagian atau seluruh agregat kasar, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh penggantian agregat kasar (batu pecah) oleh limbah baja (klelet) dengan dosis 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% yang divariasikan dengan nilai faktor air semen sebesar 0,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton mengalami penurunan seiring dengan penambahan persentase limbah baja (klelet) dan persentase penambahan maksimum sebesar 90% untuk kuat tekan beton minimal sebesar 20 MPa, berat isi beton tidak mengalami perubahan yang berarti, dan limbah baja (klelet) tersebut dapat dipergunakan untuk bangunan rumah sederhana maupun bertingkat, serta menghemat biaya. Kata kunci : limbah baja (klelet), kuat tekan, berat jenis dengan kebutuhan (Murdock dkk, 1986). Dengan adanya krisis moneter, maka harga bahan-bahan penyusun beton mengalami kenaikan yang cukup tinggi, baik harga semen, agregat halus, maupun kasar. Kajian dari naiknya harga bahan-bahan tersebut, maka dituntut untuk mencari dan mempergunakan pengganti bahan penyusun beton yang lebih ekonomis dan efisien tanpa mengabaikan ketentuanketentuan yang disyaratkan. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan
PENDAHULUAN Beton merupakan bahan struktur yang paling banyak digunakan dalam pembangunan khususnya bangunan gedung, dikarenakan beton termasuk bahan yang mempunyai kuat tekan tinggi, tahan terhadap kebakaran dan keausan, tahan cuaca, dan harganya relatif murah, karena menggunakan bahan-bahan dasar dari lokal, dapat diangkut maupun dicetak sesuai keinginan, biaya perawatan relatif murah, serta dapat direncanakan kualitas mutu betonnya sesuai
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe
32
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 7 No.14, Juni 2009 ISSN 1693-248X
menggunakan limbah baja (klelet) dari PT. GUNUNG RAJA PAKSI MEDAN sebagai pengganti sebagian atau seluruh agregat kasar. Cara ini dilakukan dengan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh limbah ini pada kuat tekan beton.
Walaupun sebagai bahan pengisi, agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat betonnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu yang sangat penting dalam pembuatan beton. Agregat yang digunakan untuk bahan beton sebaiknya memenuhi persyaratan, sebagai berikut : 1) Butir-butirnya tajam, kuat, dan bersudut. 2) Tidak mengandung tanah dan kotoran lain. 3) Tidak mengandung garam. 4) Tidak mengandung zat organis. 5) Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya sedikit. 6) Bersifat kekal, tidak hancur atau berubah karena cuaca. 7) Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, agregat harus mempunyai tingkat reaktif yang negatif terhadap alkali. 8) Agregat kasar tidak boleh mengandung butiran yang pipih dan panjang lebih dari 20 % berat keseluruhannya (Kardiyono, T., 1992).
Pemasalahan Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah penggunaan limbah baja (klelet) tersebut untuk campuran beton akan lebih ekonomis dan memenuhi persyaratan. Batasan Masalah Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pasir dari sungai Krueng Tingkeum, batu pecah, PT. ABAD JAYA, semen portland tipe I merk Andalas, air dari Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe limbah baja (klelet) dari PT. GUNUNG RAJA PAKSI MEDAN sebagai pengganti sebagian atau seluruh agregat kasar dengan dosis 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% yang divariasi dengan nilai FAS 0,5.
LANDASAN TEORI Beton pada dasarnya adalah campuran dari dua bagian, yaitu agregat dan mortar. Mortar terdiri dari semen Portland dan air yang mengikat agregat (halus dan kasar) menjadi satu massa seperti batuan, ketika pasta tersebut mengeras akibat reaksi kimia dari semen dan air (Paulus N., 1989). Bahan agregat kasar dan halus untuk campuran beton diharapkan bentuknya seragam, karena akan memudahkan pengadukan dan kelecakan campuran, sehingga akan didapat beton mutu tinggi. Dengan
TINJAUAN PUSTAKA Beton dibuat dari campuran semen, agregat, air, dan kadangkadang ditambah bahan kimia. Agregat adalah butiran yang berfungsi sebagai pengisi dalam campuran beton. Pada umumnya penggunaan agregat dalam campuran beton mencapai jumlah 70% - 75% dari seluruh volume massa padat beton (Shetty, 1992).
33
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 7 No.14, Juni 2009 ISSN 1693-248X
diadakan variasi penambahan agregat hasil dari limbah baja diharapkan memberikan pengaruh tertentu terhadap kuat tekan beton (Nevin A.M, 1995).
HASIL PENELITIAN Workability Pengukuran workability yang dilakukan adalah dengan cara mengukur nilai slump. Nilai slump yang direncanakan untuk beton normalnya yaitu 30 - 60 mm. Dari hasil penelitian diperoleh nilai slump beton normal rata-rata sebesar 50 mm, yang berarti nilai slump tersebut masih berada dalam batas yang telah ditetapkan. Sedangkan nilai slump untuk beton yang menggunakan klelet sebagai pengganti agregat kasar tidak mengalami perubahan yang berarti, seperti terlihat pada Gambar 1.
Klelet (Limbah Baja) Menurut Kardiyono, baja terletak di antara besi tuang dan besi tempa. Baja dapat dipakai untuk bagian struktur yang menahan tekan maupun tarik. Baja yang diproduksi di PT. GUNUNG RAJA PAKSI MEDAN merupakan baja paduan antara besi dan logam lain pada temperatur leleh sekitar 1.400 oC dengan kandungan karbon antara 0,7% - 1,5%, sehingga sifat baja ini kuat dan keras. Limbah baja (klelet) merupakan sisa dari pengerjaan baja yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Kuat Tekan Beton Hasil kuat tekan rata-rata beton normal sebesar 29,96 MPa, kuat beton normal yang ditargetkan sebesar 20 MPa. Berarti kuat tekan beton normal yang diperoleh ternyata lebih besar dari kuat beton rata-rata yang direncanakan pada mix design. Kuat tekan beton yang menggunakan limbah baja (klelet) cenderung mengalami penurunan dari beton normalnya seiring dengan peningkatan persentase penambahan limbah tersebut, karena nilai keausan limbah baja (klelet) lebih besar dibandingkan agregat kasar (batu pecah). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian diawali dengan persiapan bahan berupa air, semen, agregat halus, agregan kasar, limbah baja (klelet), dilanjutkan dengan pemeriksaan material meliputi pemeriksaan kandungan lumpur dalam agregat halus, berat jenis dan absorbsi agregat halus dan kasar, berat isi agregat halus dan kasar, gradasi agregat halus dan kasar, analisis saringan agregat halus dan kasar, serta pemeriksaan keausan agregat kasar. Data yang didapat dari pemeriksaan material digunakan untuk perencanaan campuran, kemudian membuat benda uji dan melaksanakan pengujian pada umur yang telah ditentukan (Anonim, 1990).
Berat Isi Beton Setelah penimbangan dapat diketahui bahwa berat isi beton yang digunakan limbah baja (klelet) tidak mengalami perubahan yang berarti. Hasil perhitngan berat isi beton normal dan beton menggunakan limbah baja (klelet) dapat dilihat pada Gambar 3.
34
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 7 No.14, Juni 2009 ISSN 1693-248X
Gambar 1. Perbandingan Nilai Slump Beton Normal dengan Beton Menggunakan Limbah Baja (Klelet) Sebagai Penganti Agregat Kasar
Gambar 2. Grafik Kuat Tekan Beton Terhadap Persentase Penggunaan Klelet Terhadap Agregat Kasar
Gambar 3. Grafik Berat Isi Beton Terhadap Persentase Penggunaan Limbah Baja (Klelet) Terhadap Agregat Kasar (Bata Pecah)
35
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 7 No.14, Juni 2009 ISSN 1693-248X
Paulus Nugraha, 1989, Teknologi Beton, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Shetty M. S., 1992, Concrete Technology (Theory and Practice), Ram Nagar, New Delhi.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Penggunaan Limbah Baja (Klelet) Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada Beton, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Kuat tekan beton sebesar 20 MPa dapat terpenuhi apabila mengganti persentase agregat kasar (batu pecah) dengan limbah baja (klelet) sebesar 10% sampai dengan 90%. 2) Kuat tekan beton mengalami penurunan seiring dengan penambahan limbah baja (klelet) sebagai pengganti agregat kasar (batu pecah). 3) Berat isi beton tidak mengalami perbedaan yang berarti antara beton normal dibandingkan dengan beton menggunakan limbah baja (klelet) sebagai pengganti agregat kasar (batu pecah). 4) Limbah baja (klelet) dapat digunakan untuk pembangunan rumah sederhana maupun bertingkat dan menghemat biaya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T- 15 -1990 03), DPU Yayasan LPMB, Bandung. Kardiyono T., 1992, Buku Ajar Teknologi Beton, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Murdock, L.J dan Brook K.M, 1986, Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta. Nevin A. M., 1995, Properties of Concrete, Fourth and Final Edition, Longman Group Limited, England.
36