PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI MANDAR KABUPATEN POLEWALI MANDAR THE CONTROL OF MANDAR RIVER FLOOD IN POLEWALI MANDAR REGENCY
Kalsum Basri, Arsyad Thaha, Mukshan Putra Hatta, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi Kalsum Basri Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP : 085 397 127 209
ABSTRAK Banjir besar yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar akibat meluapnya Sungai Mandar mengakibatkan kerusakan sarana fasilitas umum, kebun, sawah dan daerah pemukiman terutama jalan provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengurangan resiko banjir dan pengurangan kerentanan kawasan terhadap banjir Sungai Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, pada kondisi eksisting, normalisasi dan pembuatan tanggul untuk menampung debit banjir rancangan tertentu. Upaya penanggulangan banjir direncanakan menggunakan perbaikan penampang sungai atau normalisasi dan pembuatan tanggul. Analisa profil aliran dilakukan dengan menggunakan paket program HEC-RAS 4.0. Penanggulangan banjir yang dilakukan tidak hanya untuk mengatasi banjir tahunan tetapi direncanakan pula untuk mengatasi banjir yang terjadi dengan kala ulang 10 tahun sesuai dengan standar kriteria perencanaan perbaikan sungai. Pembuatan tanggul sungai direncanakan apabila setelah adanya pelebaran penampang sungai masih ada air sungai yang meluap pada Q10Th. Dengan adanya upaya penanggulangan banjir berupa pembuatan tanggul setinggi (hair + tinggi jagaan), kemiringan lereng 1:1,5, serta kemiringan memanjang tanggul disesuaikan dengan kemiringan dinamis, maka dari hasil running program HEC-RAS 4.0 dapat disimpulkan bahwa Sungai Mandar mampu menampung debit banjir dengan kala ulang 10 tahun. Kata kunci: banjir, sungai, HEC-RAS 4.0, normalisasi, tanggul.
ABSTRACT Large floods that occur year due to overflowing Mandar River caused damage of public facilities, gardens, fields and residental area include the provincial road. This study is conduct to determine the capacity of the Mandar River on the existing conditions to accommodate specific design flood discarge. Planned flood reduction efforts using cross river improvement or normalization and design of levee. Flow profile analyzed using the program package of HEC-RAS 4.0. Flood prevention is done not only to overcome the annual flooding but also to overcome 10-years design flood that agree with standard criteria for river improvement planning. If the cross section river improvement (normalization) is not enough to overcome the 10-years design flood, than the levee is conducted. To find out dimensions of the planned levee safety, it would require a calculation of slope stability. With the flood prevention efforts of design levee as high as water depth + freeboard, 1:1,5 slope, and the slope of long section of levee dynamically adjusted to the slope. The result of running the program HECRAS 4.0 showed that the Mandar River capable to accommodate 10-years flood discarge. Key words : Cross-River Improvment, Flood, HEC-RAS 4.0, Levee, Slope stability.
ABSTRAK Banjir besar yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar akibat meluapnya Sungai Mandar mengakibatkan kerusakan sarana fasilitas umum, kebun, sawah dan daerah pemukiman terutama jalan provinsi. Tinggi rata-rata genangan antara 0,30 sampai 2,20 meter. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengurangan resiko banjir dan pengurangan kerentanan kawasan terhadap banjir Sungai Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, pada kondisi eksiting, normalisasi dan pembuatan tanggul untuk menampung debit banjir rancangan tertentu. Analisis profil aliran dilakukan dengan menggunakan paket program HEC-RAS 4.0. Penanggulangan banjir yang dilakukan tidak hanya untuk mengatasi banjir tahunan tetapi direncanakan pula untuk mengatasi banjir yang terjadi dengan kala ulang 10 tahun sesuai dengan standar kriteria perencanaan perbaikan sungai. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembuatan tanggul sungai direncanakan apabila setelah adanya pelebaran penampang sungai masih ada air sungai yang meluap pada Q10 Th. Dengan adnya upaya penanggulangan banjir berupa pembuatan tanggul setinggi (hair + tinggi jagaan), kemiringan lereng 1:1,5, serta kemiringan memanjang tanggul disesuaikan dengan kemiringan dinamis, maka dari hasil running program HEC-RAS 4.0 dapat disimpulkan bahwa Sungai Mandar mampu menampung debit banjir dengan kala ulang 10 tahun. Kata kunci : banjir, sungai, HEC-RAS 4.0, normalisasi, tanggul
ABSTRACT Large floods that occur year due to overflowing Mandar River caused damage of public facilities, gardens, fields and residental area include the provincial road. The avarage height of inundation is less 0,30 until 2,20 meter. This study ainemed to investigate the reductions of the flood risks and the flood regional susceptibility of Mandar river in Polewali Mandar regency during the existing conditions, normal conditions, and the construction of the embankment in order to retain the flood discharge. The analysis of the flood discharge was conducted by using HEC. RAS 4.0. The effort to tackle the flood tackling was not only for overcoming the annual floods but also for preventing the flood which would occur again in 10 year time in accordance to the standard criteria of the river repair plan. The research results revealed that the river embankment contruction was planned only after the river diameter was widened and the river water was still overflowing at Q10 Th. The effort to tackle the flood by constructing the high embankment (height + surveillance height), with the slope of 1 : 1.5, and the embankment length slope adjusted to the dynamic slope, then based on the result of HES-RAS 4.0 running program showed that the Mandar river to retain the flood discharge in 10 year time could be calculated. Key words : flood, river, HEC-RAS 4.0, normalization, embankment.
PENDAHULUAN Pertambahan jumlah penduduk dan semakin mendesaknya kepentingan manusia menyebabkan adanya kecenderungan pemanfaatan lahan di sekitar sungai. Khususnya di wilayah perkotaan, banyak sungai mengalami penurunan fungsi, penyempitan, pendangkalan dan pencemaran. Akhirnya fungsi sungai telah berubah total menjadi sebuah tempat pembuangan air limbah dan sampah sehingga sungai tercemar, dangkal mengakibatkan banjir dan masalah lingkungan lainnya (Anonim, 2011). Banjir merupakan fenomena alam berupa kelebihan air yang menjadi limpasan permukaan akibat sungai maupun saluran – saluran yang ada (drainase) tidak mampu lagi mengalirkan air yang berlebihan tersebut (Suripin, 2004). Selain itu bentuk sungai yang berliku – liku (meander) juga menyebabkan kecepatan aliran relatif rendah untuk mengalirkan air sehingga menimbulkan genangan di kiri kanan sungai, akibatnya genangan air tadi meluap karena tidak tertampung lagi oleh sungai akhirnya terjadi banjir ( Kodoatie dan Sjarief, 2002). Data terakhir menunjukkan peristiwa bencana alam berupa banjir, yang telah terjadi di Sungai Mandar yang terletak di Kabupaten Polewali Mandar tepatnya berada di Provinsi Sulawesi Barat, Pada saat itu banjir terjadi disebabkan akibat bencana alam dan prilaku manusia. Kerugian yang di timbulkan sangatlah besar. Setelah dampak bencana banjir dijelaskan, maka perlu kita ketahui lebih dalam bahwa banjir merupakan permasalahan yang sangat kompleks, unitnya adalah keragaman. Oleh karena itu, keragaman yang begitu besar tidak mungkin dikaji atau dikendalikan oleh satu atau dua metode spesifik saja, maka upaya yang dilakukan untuk pengendalian banjir Sungai Mandar akan dilakukan dengan cara normalisasi sungai dan pembuatan tanggul. Dimana cara ini merupakan salah satu bagian dalam metode pengelolaan banjir secara struktural atau penanganan secara teknis, melalui pembangunan fisik (Struktural approach) saja, sehingga resiko banjir di Sungai Mandar dapat di minialisir. ( Asdak, 2007 ) Dari uraian di atas kita dapat mengetahui dampak kerugian yang ditimbulkan oleh banjir sangatlah besar baik dari segi materi maupun non materi, di antaranya kerugian jiwa, maka sudah selayaknya permasalahan banjir perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius dan merupakan permasalahan kita semua tak terkecuali yang terjadi juga di
Sungai Mandar yang terletak di Kabupaten Polewali Mandar tepatnya berada di Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengurangan resiko banjir dan pengurangan kerentanan kawasan terhadap banjir Sungai Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, pada kondisi eksisting, normalisasi dan pembuatan tanggul untuk menampung debit banjir rancangan tertentu.
BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sungai Mandar, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah ini merupakan pusat perekonomian, untuk peningkatan swasembada pangan dimana memiliki peningkatan penduduk yang sangat pesat, sehingga masih menghadapi berbagai permasalahan, termasuk bagaimana penanganan pengendalian banjir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah terdiri dari data primer, Data primer diperoleh dengan observasi langsung di lokasi penelitian. Observasi, yaitu melakukan survei secara langsung mengenai kondisi sungai Mandar. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, utamanya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar Provinsi Sulawesi Barat dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Polewali Mandar. Analisis Data Analisis dilakukan dengan membandingkan tiga alternatif yaitu pada kondisi alur sungai eksisting, kondisi alur sungai dengan normalisasi, serta kondisi alur sungai dengan normalisai dan tanggul banjir. Hasil penelitian kemudian di analisis secara teknis dengan menggunakan metode HEC RAS 4.0 beta (Hydrologic Engineering Center, 2010). Metode ini digunakan untuk menentukan nilai debit rencana Q2, Q5, Q10, Q15, dan Q50, agar resiko genangan banjir bisa di minialisir dan berkurang .
HASIL PENELITIAN Kondisi eksisting
Daerah Aliran Sungai Mandar berbentuk bulu yang memanjang dengan kelas kelerengan yang tinggi sehingga puncak banjir atau time of konsentrasi relatif tinggi. Vegetasi penutup lahan pada DAS Mandar bagian tengah ke hulu berupa hutan sekunder dengan beberapa lokasi merupakan lahan terbuka/gundul sebagai akibat dari penebangan hutan legal maupun ilegal serta penambangan liar perorangan atau terorganisir. Luas Daerah Aliran Sungai kurang lebih 402,31 Km2 dengan panjang sungai utama 87,474 Km. Sungai Mandar sendiri merupakan muara bagi 4 sungai lainnya yaitu Sungai Mambi, Sungai Umiding, Sungai Matama dan Sungai Ayubasah. Morfologi sungai Mandar Morfologi sungai arah horisontal sangat bervariasi hulu sampai ke muara tergantung kondisi morfologi vertikal dan kondisi tebing sungai. Bagian hulu rejim sungai relatif lurus dan stabil, tebing sungai sebagian berupa perbukitan batuan kompak yang relatif aman terhadap erosi tebing. Bagian tengah mulai terjadi meander ringan sampai berat sebagai akibat adanya erosi tebing sungai. Bagian tengah merupakan daerah sangat aktif dimana rejim sungai berpindah pindah sepanjang tahun
membentuk mender berat dan delta
dibeberapa tempat. Bagian maura sungai relatif lebih stabil dan lurus. Aliran sungai di muara dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kondisi banjir sungai Mandar Banjir besar di sungai Mandar terjadi pada tahun 2009, tepatnya di bulan januari 2009. Wilayah bencana meliputi hampir semua wilayah Kecamatan Limboro dan sebagian Kecamatan Tinambung. Bencana banjir tahun 2009 untuk wilayah Kecamatan Limboro dan sebagian Kecamatan Tinambung, wilayah yang mengalami dampak banjir terparah adalah daerah sekitar Pasar Petosang. Dimana tinggi genangan berkisar antara 0.30 m sampai 2,20 m dengan lama antara 3 jam sampai 2 hari. Dampak negatif bencana banjir secara langsung pada masyarakat adalah kerusakan fasilitas umum , bangunan rumah, tanaman hortikultura maupun tanaman keras, binatang ternak peliharaan serta terganggunya aktivitas ekonomi untuk waktu cukup lama. Banjir yang terjadi di Sungai Mandar, diakibatkan bencana alam longsor di bagian hulu yang menutupi jalan air sehingga air melimpas melalui rumah-rumah penduduk. Hidrologi Setelah dilakukan pengujian serta perhitungan data curah hujan maka diperoleh rekapitulasi curah hujan rerata daerah harian maksimum tahun dari 1 stasiun hujan. Secara rinci rekapitulasi curah hujan rerata harian maksimum daerah maksimum tahunan disajikan pada (tabel 1).
Data hidrologi berupa data curah hujan daerah maksimum tahunan yang telah dihitung sebelumnya akan digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rancangan sungai Mandar. Hasil perhitungan curah hujan rancangan metode Log pearson Type III diuraikan pada (tabel 2).
Uji kesesuaian distribusi frekuensi Untuk menguji diterima atau tidaknya distribusi, maka dilakukan pengujian simpangan horizontal yakni uji Smirnov Kolmogorof dan pengujian simpangan vertikal, yakni uji Chi-Square. Hasil pengujian simpangan horizontal dan pengujian simpangan vertikal diuraikan pada tabel 3. Analisis debit banjir rancangan Berdasarkan analisis curah hujan rencana dari data curah hujan harian maksimum dapat dihitung besarnya debit banjir rencana dengan kala ulang 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, dan 1000. Perhitungan debit banjir rencana dihitung dengan metode-metode berikut : Perhitungan sebaran hujan jam-jaman adalah sebagai berikut : t
= 0,5 jam;
R 0,5 0.5(0.874R24 ) 0,5 0,5R 11 0.437R 24
t
= 1,0 jam;
R1 1,0(0,550R24 ) 1,0 0,50,874R 24 0,114R24
t
= 1,5jam;
R 1,5 1,5(0,420R24 ) 1,5 0,50,550R 24 0,080R 24
t
= 2,0jam;
R 2 2,0(0,347R24 ) 2,0 0,50,420R 24 0.063R24
t
= 2,5jam;
R 2,5 2,5(0,299R 24 ) 2,5 0,50,347R 24 0.054R 24
t
= 3,0jam;
R 3 3,0(0,265R24 ) 3,0 0,50,299R 24 0.047R24
t
= 3,5jam;
R 3,5 3,5(0,239R 24 ) 3,5 0,50,265R 24 0.042R 24
t
= 4,0jam;
R 4 4,0(0,218R24 ) 4,0 0,50,239R 24 0.038R24
t
= 4,5jam;
R 4,5 4,5(0,202R 24 ) 4,5 0,50,218R 24 0.035R 24
t
= 5,0jam;
R 5 5,0(0,188R24 ) 5,0 0,50,202R 24 0.032R24
t
= 5,5jam;
R 5,5 5,5(0,177R 24 ) 5,5 0,50,188R 24 0.030R 24
t
=
6,0 jam;
R 6 6,0(0,167R24 ) 6,0 0,50,177R 24 0.029R24
Analisis tinggi muka air banjir rencana Hasil running program HEC-RAS 4.0 disajikan dalam tabel 4. Analisis Hidrolika Kondisi alur sungai eksisting, kondisi alur sungai dengan normalisasi, serta kondisi alur sungai dengan normalisasi dan tanggul banjir, dapat dilihat pada gambar 1.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukan bahwa sungai Mandar memerlukan pengaturan sungai dengan normalisasi dan pembuatan tanggul banjir agar dapat meminialisir dan dapat mengurangi banjir. Pengendalian banjir di sungai Mandar di bagi dalam 3 (tiga) alternatif pengendalian yaitu, alternatif I kondisi alur sungai eksisting, alternatif II kondisi alur sungai dengan normalisasi dan alternatif III kondisi alur sungai dengan normalisasi dan tanggul banjir. Pada alternatif sungai eksisting, digunakan analisis tinggi muka air rencana yang pada dasarnya adalah untuk mengecek apakah penampang sungai yang ada masih dapat menampung debit banjir rencana atau tidak (Soemarto, 2002), Penentuan tinggi muka air rencana dapat dihitung dengan melakukan perhitungan kapasitas palung sungai (Jayadi, 2000). Untuk mempermudah perhitungan muka air rencana masing-masing profil pada debit banjir dengan kala ulang tertentu yang sudah ditentukan dilakukan dengan simulasi aliran menggunakan model matematik (Soemarto, 1995) dengan program bantu HEC-RAS. Pada alternatif normalisasi ini, dilakukan perbaikan penampang sungai yang masuk dalam penelitian (Linsley, 1994). Normalisasi alur dan pelurusan sungai, yang dilakukan dengan cara pengerukan, sedangkan pelebaran alur sungai dihindari karena mempertimbangkan masalah sosial yang akan timbul akibat penggunaan lahan pada bantaran sungai. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan penampang alternatif pada kondisi normalisasi (Kodoatie dan Sjarief, 2002), yang kemudian hasilnya dianalisa dengan menggunakan program HEC-RAS 4.0 Beta. Dengan alternatif normalisasi akan memberikan satu solusi untuk mengatasi banjir yang terjadi, pengendalian banjir dengan sistem normalisasi alur sungai, diperlukan bentuk hidrolis penampang standard direncanakan dan dipilih sedemikian rupa berdasarkan debit rencana, normalisasi direncanakan dengan debit Q2 tahunan. Sedangkan penampang sungai hasil normalisasi ditambah dengan kapasitas bantaran mampu mengalirkan debit rencana ( Q10 tahunan ). Alternatif perencanaan tanggul diambil karena setelah normalisasi alur dilakukan, pada model hidrolis masih terlihat ada penampang sungai yang mengalami banjir. Dalam
penelitian ini perencanaan tanggul dilakukan dengan mempertimbangkan posisi dan dimensi tanggul eksisting yang telah ada serta kondisi bantaran ( Soebarkah, 1980) . Di dalam pelaksanaan desain tanggul banjir selain menggunakan rumus Hidraulik juga menggunakan perhitungan stabilitas.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis kondisi studi pengendalian banjir sungai Mandar Kabupaten Polewali Mandar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa banjir sungai Mandar dapat di atasi dengan normalisasi dan penggunaan tanggul, sesuai dengan hasil simulasi hidolika dengan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS, dengan debit banjir rencana Q2, Q5, Q10, Q50. Dengan alternatif normalisasi alur sungai akan memberikan satu solusi untuk mengatasi banjir yang terjadi, pengendalian banjir dengan sistem normalisasi alur sungai, diperlukan bentuk hidrolis penampang standard direncanakan dan dipilih sedemikian rupa berdasarkan debit rencana, normalisasi direncanakan dengan debit (Q2 tahunan). Sedangkan penampang sungai hasil normalisasi ditambah dengan kapasitas bantaran mampu mengalirkan debit rencana ( Q10 tahunan ). Hasil yang ingin dicapai melalui normalisasi sungai ini adalah penurunan muka air banjir melalui pengerukan sedimen dasar sungai, maka resiko genangan banjir dapat terminialisir dan genangan dapat berkurang. Dan alternatif perencanaan tanggul diambil karena setelah normalisasi alur dilakukan, pada model hidrolis masih terlihat ada penampang sungai yang mengalami banjir. Beberapa saran yang dapat kami berkan terkait dengan pengendalian banjir sungai Mandar saat ini adalah maka pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, hendaknya melakukan perbaikan-perbaikan dan pengembangan lebih dalam untuk menghindari banjir dan genangan di sungai Mandar, maka perlu di bangun bendung atau bendungan untuk menampung dan menaikkan muka tinggi air pada sungai Mandar unuk mengurangai dan meminimalisir jika kedepan terjadi banjir lagi. Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar hendaknya melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya memelihara, serta berpartisipasi dalam menjaga keberadaan dan melestarikan sungai agar masalah banjir dan genangan yang terjadi di sungai Mandar dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA Anonim (2011). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 : Tentang Sungai. Jakarta Asdak Chay (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada Universitas Press, Jakarta Hydrologic Engineering Center (2010). HEC-RAS River Analysis System, Applications Guide, Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA. Jayadi R (2000). Pengenalan Hidrologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Kodoatie R.J. dan Sjarief, R. (2002). Banjir, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 349P Linsley R. K. (1994). Teknik Sumber Daya Air, Erlangga, Jakarta Soemarto. (2002). Banjir Beberapa Penyebab Dan Metode Pengendaliaannya, Semarang Soebarkah, I . (1980). Hidrologi untuk Bangunan Air, Erlangga, Jakarta Soemarto. (1995). Hidrologi teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta. Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta. 384P.
Tabel 1. Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Hujan BMG Majene No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
CH Harian Maksimum Tahunan (mm) 104.70 216.50 137.70 112.30 68.40 68.10 97.50 294.60 103.40 228.70 104.70
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 2. Perhitungan Parameter Statistik Curah Hujan Harian Maksimum Metode Log Pearson Type III No
xi
Log xi
1 294.600 2 228.700 3 216.500 4 137.700 5 112.300 6 104.700 7 103.400 8 97.500 9 68.400 10 68.100 Total 1431.9000
2.4692 2.3593 2.3355 2.1389 2.0504 2.0199 2.0145 1.9890 1.8351 1.8331 21.0449
(Log xi-rerata Log x)
0.3647 0.2548 0.2310 0.0344 -0.0541 -0.0845 -0.0900 -0.1155 -0.2694 -0.2713 0.0000
(Log xi – rerata Log x)2
0.1330 0.0649 0.0533 0.0012 0.0029 0.0071 0.0081 0.0133 0.0726 0.0736 0.4302
(Log xi – rerata Log x)3
(Log xi –rerata Log x)4
0.0485 0.0165 0.0123 0.0000 -0.0002 -0.0006 -0.0007 -0.0015 -0.0196 -0.0200 0.0348
0.0177 0.0042 0.0028 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.0002 0.0053 0.0054 0.0358
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 3. Uji Smirnov Kolmogorov untuk Distribusi Log Pearson III No
Xi
Log Xi
Pe
G
Pt
Pe-Pt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
68.10 68.40 97.50 103.40 104.70 112.30 137.70 216.50 294.60 228.70
1.833 1.835 1.989 2.015 2.020 2.050 2.139 2.335 2.469 2.359
0.818 0.727 0.636 0.545 0.455 0.364 0.273 0.182 0.091 0.000
-1.241 -1.232 -0.528 -0.412 -0.387 -0.248 0.158 1.056 1.668 1.165
0.802 0.801 0.660 0.636 0.631 0.604 0.522 0.342 0.220 0.321
0.016 -0.073 -0.023 -0.091 -0.177 -0.240 -0.250 -0.161 -0.129 -0.321
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4. Hasil Runnig Program Hec-Ras 4.0 Untuk Sungai Mandar River Sta 379 379 379 379
Q total (m3/s) Q2 262.3 Q5 402.49 Q10 495.96 Q25 696.03
Min Ch El W.S. Elev Crit W.S. E.G. Elev (m) (m) (m) (m) 23.34 30.35 30.43 23.34 31.57 31.69 23.34 32.12 32.27 23.34 32.79 33.03
376 376 376 376
Q2 Q5 Q10 Q25
262.3 402.49 495.96 696.03
24.1 24.1 24.1 24.1
28.92 29.88 30.96 31.7
373 373 373 373
Q2 Q5 Q10 Q25
262.3 402.49 495.96 696.03
23.98 23.98 23.98 23.98
370 370 370 370
Q2 Q5 Q10 Q25
262.3 402.49 495.96 696.03
366 366 366 366
Q2 Q5 Q10 Q25
364 364 364 364
30.22 31.45 32.07 32.81
0.008747 0.008261 0.004437 0.004018
5.06 5.54 4.8 5.02
51.82 72.6 116.82 170.36
19.99 23.17 66.22 77.06
1 1 0.75 0.72
26.6 27.04 27.28 27.71
26.72 27.23 27.52 28.05
0.000926 0.00113 0.001253 0.001522
1.55 1.93 2.15 2.58
168.92 208.31 230.43 269.94
88.03 90.66 92.11 95.08
0.36 0.41 0.43 0.49
24.63 24.63 24.63 24.63
26.12 26.54 26.77 27.17
26.44 26.92 27.19 27.68
0.004876 0.004345 0.00421 0.003924
2.47 2.72 2.85 3.17
106.06 148 173.78 219.32
96.29 106.88 114.01 115.97
0.75 0.74 0.74 0.74
262.3 402.49 495.96 696.03
23.08 23.08 23.08 23.08
25.27 25.65 25.86 26.28
25.6 26.1 26.37 26.9
0.004512 0.00487 0.004901 0.004811
2.58 2.95 3.16 3.49
101.85 136.29 156.78 199.22
81.71 94.24 98.07 105.56
0.74 0.78 0.8 0.81
Q2 Q5 Q10 Q25
262.3 402.49 495.96 696.03
22.54 22.54 22.54 22.54
24.81 25.22 25.45 25.88
25.14 25.63 25.92 26.46
0.004883 0.004396 0.004185 0.003985
2.55 2.85 3.04 3.39
102.82 141.21 163.37 205.31
89.06 95.47 96.73 99.06
0.76 0.75 0.75 0.75
360 360 360 360
Q2 Q5 Q10 Q25
262.3 402.49 495.96 696.03
21.54 21.54 21.54 21.54
24.63 25.09 25.35 25.84
24.71 25.2 25.48 26
0.000911 0.000894 0.000896 0.000904
1.28 1.48 1.59 1.78
204.55 272.4 312.49 390.76
141.88 150.5 155.37 164.46
0.34 0.35 0.36 0.37
356 356 356 356
Q2 Q5 Q10 Q25
262.3 402.49 495.96 696.03
21.7 21.7 21.7 21.7
24.53 25.01 25.28 25.78
24.57 25.06 25.34 25.86
0.000384 0.000366 0.000366 0.000373
0.86 0.99 1.08 1.23
306.68 404.82 460.23 564.25
203.82 206.27 207.64 210.2
0.22 0.23 0.23 0.24
Sumber : Hasil Perhitungan
28.92 29.88 30.96 31.7
E.G. Slope Vel Chnl Flow AreaTop Width Froude # Chl (m/m) (m/s) (m2) (m) 0.000174 1.23 214.08 40.85 0.17 0.00022 1.52 264.9 42.36 0.19 0.000263 1.72 288.3 43.24 0.21 0.000398 2.19 317.79 44.86 0.26
m andar
Pl an: P l an 01
8/7/2012
mandar 1 30
Legend EG PF 1
25
WS PF 1
Elevation (m)
20
Crit PF 1 Ground
15 10 5 0 -5
0
5000
10000
15000
Main Channel Distance (m)
Gambar 1. Profil Memanjang Aliran Sungai Mandar
20000