PENGEMBANGAN TAMPILAN VISUAL DATA MEDIS PADA JARINGAN TELEMEDIS INTERAKTIF
VISUAL DISPLAY DEVELOPMENT OF MEDICAL DATA IN INTERACTIVE TELEMEDICINE NETWORK
Santi, Amil Ahmad Ilham, Elyas Palantei
Program Studi Teknik Elektro, Konsentrasi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi : Santi Program Studi Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar HP: 085255883887 Email:
[email protected]
Abstrak Seorang pasien, khususnya pasien rawat jalan harus datang ke rumah sakit secara berkala untuk memeriksakan kesehatannya atau hanya sekedar melakukan konsultasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan merancang sistem telemedis interaktif untuk memberi kemudahan kepada pasien rawat jalan yang ingin melakukan konsultasi dengan dokter atau pun yang ingin memeriksakan kesehatannya dengan menggunakan perangkat multi sensor. Penelitian ini menggunakan metode eksprimental, yaitu mengintegrasikan sistem monitoring kesehatan pasien dengan multisensor dan sistem tampilan untuk memonitoring kesehatan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah sistem telemedis interaktif menjadi solusi yang lebih praktis dan optimal bagi pihak tenaga medis suatu rumah sakit serta memberi kemudahan dan kenyaman kepada pasien rawat jalan. Tenaga medis atau dokter dan pasien dapat melakukan komunikasi melalui video atau dengan chat. Kesimpulannya, sistem ini dapat menjadi solusi yang praktis bagi pihak rumah sakit dalam menangani pasien rawat jalan sehingga proses medis dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kata Kunci : Telemedis, Interaktif, Pasien Rawat Jalan.
Abstract A patient, particularly outpatients should come to the hospital regularly to check their health or just to consult with a doctor. This study aims to design an interactive telemedicine system that can facilitate outpatients who want to consult doctors, or to check their health by using a multi-sensor equipment. This experimental study was conducted by integrating several systems that had been previously implemented. They are patients’ health monitoring system with multiple sensors, and display system used to monitor patients’ health. The research results in an interactive telemedicine system. It is considered a more practical and optimal solution for medical staff of a hospital, and it provides convenience and comfort to outpatients. Medical staff or doctors, and patients can communicate through video or chat facilities.. In conclusion, this system could be a practical solution for hospitals in dealing with outpatient medical processes that can be run effectively and efficiently. Keywords: Interactive Telemedicine, Outpatient .
PENDAHULUAN Information and Communication Technology (ICT) yang berbasis wireless benar-benar sudah menjadi suatu keharusan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan ICT ini, informasi dapat disajikan secara real time, cepat dan tentunya sangat mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan (Palantei et al., 2014). Dalam bidang kesehatan, perpaduan ICT dan kesehatan ini telah melahirkan teknologi telemedis. Telemedis secara harfiah dapat diartikan sebagai pengobatan jarak jauh dan identik dengan jaringan telekomunikasi untuk transmisi informasi medis (Mulvaney et al., 2012). Kata telemedis sering digunakan sebagai istilah umum yang berarti segala bentuk kesehatan yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi serta unsur jarak. Sehingga berlaku pada berbagai bentuk transmisi informasi (suara, video, gambar, teks), teknologi komunikasi (saluran telepon, satelit, microwave, wireless digital, internet) dan user interface (komputer, personal digital assistant, telepon, stand-alone system) (Miller, 2010). Melalui telemedis, tenaga medis baik dokter atau perawat dapat memonitoring kondisi data medik pasien dari jarak jauh dalam waktu yang singkat (Parawangsa dkk., 2013). Meskipun telemedis telah berkembang sejak beberapa tahun yang lalu, namun kenyataannya masih sedikit rumah sakit yang menerapkannya. Seorang pasien, khususnya pasien rawat jalan harus datang ke rumah sakit secara berkala untuk memeriksakan kesehatannya atau hanya sekedar melakukan konsultasi dengan dokter. Hal yang seperti inilah yang terkadang menjadi kendala terutama bagi pasien yang berada jauh dari rumah sakit atau berasal dari daerah. Karena, selain membutuhkan biaya yang besar juga membutuhkan waktu dan tenaga yang relatif banyak. Yang menjadi pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan suatu sistem telemedis sehingga pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat dapat ditingkatkan? Serta bagaimana memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien rawat jalan?. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Sistem Jaringan Nirkabel Dual-Sensor Untuk Monitoring Data Medik Pasien (Ilham dkk., 2013). Sistem ini menganalisis kinerja bluetooth yang menjadi alat transmisi data dari multi sensor ke smartphone yang kemudian dikirim ke web server dan ditampilkan dalam bentuk visualisasi grafik. Kemudian sistem ini dikembangkan lagi menjadi Sistem Tampilan Monitoring
Kesehatan Pasien (Wahyuni, 2014). Sistem ini menampilkan informasi dari beberapa perangkat multi sensor secara bersamaan dan real time. Pada sistem ini belum diaplikasikan komunikasi interaktif antara dokter dan pasien, dokter hanya dapat memonitoring kesehatan pasien. Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan adalah merancang sistem telemedis interaktif untuk menangani pasien rawat jalan.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini diuji coba di Laboratorium Pusat Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (PTIK) Universitas Hasanuddin dan dilakukan selama 7 bulan dimulai dari bulan Desember 2013 sampai bulan Juni 2014. Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data masukan yang merupakan hasil pembacaan dari perangkat multi sensor, yaitu sensor suhu yang merupakan ukuran panas dalam tubuh seseorang (Karlina, 2013), dan sensor denyut nadi yang merupakan jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per menit (Asfuah, 2012). Rancangan Penelitian Rancangan penelitian memiliki beberapa tahapan sesuai dengan metode waterfall (Pressman, 2009). Pertama, Studi Literatur: pada tahap ini dilakukan dengan cara mengunjungi perpustakaan untuk mencari referensi berupa buku, tesis atau pun jurnal yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu, studi literatur juga dilakukan dengan cara online atau mengunjungi suatu website,misalnya www.google.com. Kedua, Analisis Kebutuhan Sistem: pada tahapan ini peneliti melakukan analisa terhadap sistem, apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yang akan dirancang, seperti software, hardware atau Sistem Operasi, dan sebagainya. Dan untuk mendapatkan informasi tersebut, peneliti melakukan diskusi dan studi literatur. Ketiga, Desain Sistem: pada tahapan peneliti mendesain interface untuk pasien, dokter dan staff rumah sakit. Keempat, Penulisan Kode Program (coding): Kode program menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL (Nugroho & Bunafit, 2004). Dan yang terakhir, Pengujian Sistem: sistem diuji dengan menggunakan teknik
pengujian black box. Setiap fungsional yang ada pada sistem diuji kinerjanya untuk mendapatkan sistem telemedis yang berkualitas. Metode Analisis Data Data masukan yang berasal dari perangkat multi sensor (sensor suhu dan denyut nadi) ini dianalisis untuk mengklasifikasikan tingkat urgensi dari kondisi pasien menggunakan instruksi pemilihan (If Then-Else) dengan mengacu pada ketentuan yang ada pada tabel 1 dan tabel 2.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan dari tahapan perancangan sistem, maka diperoleh sebuah sistem telemedis interaktif yang dapat diilustrasikan cara kerjanya seperti yang ada pada gambar 1. Perangkat multi sensor ditempatkan pada pasien yang telah berstatus rawat jalan. Pasien ini sebelumnya telah diregistrasikan oleh pihak rumah sakit untuk mendapatkan akun agar dapat mengakses web server. Perangkat multi sensor ditempelkan pada tubuh pasien. Kemudian perangkat multi sensor ini disambungkan ke laptop yang sudah terhubung dengan web server menggunakan kabel Local Area Network (LAN). Selanjutnya data diklasifikasikan tingkat urgensinya dengan tujuan untuk memudahkan dokter mengetahui kondisi setiap pasiennya. Selain itu, pasien juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter tanpa menggunakan perangkat multi sensor.
PEMBAHASAN Penelitian ini memperlihatkan output berupa interface yang terdiri dari tiga bagian, yaitu interface untuk pasien, interface untuk dokter dan interface untuk staff rumah sakit. Interface untuk pasien digunakan ketika pasien ingin melakukan konsultasi dengan dokter baik melalui chat atau pun video. Pasien juga dapat menghubungi staff rumah sakit apabila kondisi emergency dan dokter sedang offline. Interface untuk dokter digunakan oleh dokter untuk memantau kesehatan pasiennya dan juga menerima konsultasi dari pasien tersebut. Pada interface ini ditampilkan kondisi pasien berdasarkan pengukuran dari perangkat multi sensor dan juga sebuah fungsi yang digunakan untuk menghubungi staff rumah sakit apabila kondisi pasien emergency dan dokter berada di luar rumah sakit. Interface untuk staff rumah sakit digunakan untuk memanajemen data pasien dan dokter serta terdapat fungsi untuk
menghubungi pasien atau pun dokter ketika ada hal-hal yang ingin disampaikan dan juga dapat menerima panggilan dari dokter atau pun pasien. Hasil pengujian black box yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem telemedis yang telah dirancang menghasilkan suatu output dari setiap fungsi sesuai dengan masukan yang ada.
KESIMPULAN DAN SARAN Telemedis memberikan solusi yang lebih praktis dan optimal bagi pihak tenaga medis suatu rumah sakit dalam menangani pasien rawat jalan. Jadi, tenaga medis (dokter) dapat menangani pasien dimana pun dan kapan pun. Telemedis juga memberi kemudahkan dan kenyamanan kepada pasien rawat jalan. Jadi, pasien tidak perlu lagi datang langsung ke rumah sakit baik untuk memeriksakan kesehatannya atau pun hanya sekedar melakukan konsultasi dengan dokter. Saran yang dapat diberikan adalah bahwa sistem yang telah dirancang ini masih terdapat kekurangan yang dapat dikembang oleh peneliti yang akan datang, yaitu belum adanya algoritma untuk mengklasifikasikan tingkat urgensi kondisi pasien berdasarkan data hasil pengukuran perangkat multi sensor.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini banyak mengalami hambatan, rintangan dan halangan, penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penelitian ini, namun dengan bantuan dari berbagai pihak, penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Amil Ahmad Ilham, ST., MIT., Ph.D dan Bapak Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D selaku pembimbing yang banyak meluangkan waktunya memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga kesulitan penulis dalam membuat tesis ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA Asfuah Siti. (2012). Buku Saku Klinik Untuk Keperawatan dan Kebidanan. Nuha Medika. Ilham Amil A., Parawangsa A. T., Hasradin, Palantei E. (2013). Sistem Jaringan Nirkabel Dual-Sensor untuk Monitoring Data Medik Pasien. SNATIKA:Universitas Hasanuddin. Makassar. Karlina Dewi. (2013). Keterampilan Dasar Keperawatan Klinis. Penerbit Imperium. Miller EA. (2010). “Telemedicine and the Provider-Patient Relationship:What We Know So Far [Evidence Review Commissioned for this Working Party]. Mulvaney David, Woodward Bryan, Datta Sekharjit, Harvey Paul, Vyas Anoop, Thakker Bhaskar et al. (2012). Monitoring Heart Disease and Diabetes with Mobile Internet Communication. Hindawi Publishing Corporation:International Journal of Telemedicine and Application. Volume 2012. 12 Pages. 2012. Nugroho & Bunafit. (2004). PHP dan MySQL dengan Editor Dreamweaver MX. Penerbit Andi:Yogyakarta. Palantei Elyas, Ilham Amil A, Syam Syahril, Wahyuni Sri et al. (2014). Multi Medical Data Visualization for maintaining Wireless Body Networks (WBNs) Capability. IVIC:University Kebangsaan Malaysia. Parawangsa A. T., Hasradin, Ilham Amil A., Palantei E., Niswar M. (2013). Konstruksi Sistem Informasi Medis Multisensor Berbasis Web Servis. JMTI:Universitas Hasanuddin. Makassar. Pressman Roger S. (2009). Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Andi:Yogyakarta. Wahyuni Sri. (2014). Pengembangan Sistem Tampilan Monitoring Kesehatan Pasien Menggunakan Multi Sensor. Thesis Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin. Makassar.
Gambar 1. Arsitektur Sistem
Gambar 2. Interface pada Pasien
Gambar 3. Interface pada Dokter
Tabel 1. Pengukuran Suhu Tubuh Berdasarkan Umur Umur
Suhu (Celcius)
Suhu (Fahrenheit)
Bayi baru lahir
36.1 - 37.7
97 - 100
3 bulan
37.5
99.5
1 tahun
37.7
99.86
2 tahun
37.2
98.9
3 tahun
37.2
98.96
5 tahun
37.0
98.6
7 tahun
36.8
98.24
9 tahun
36.7
98.06
12 tahun
37.0
98.6
13 tahun
36.6
97.88
Dewasa
36.0
96.8
Tabel 2. Pengukuran Denyut Nadi Berdasarkan Umur
Umur
Frekuensi (x/Menit)
< 1 bulan
90 - 170
< 1 tahun
80 - 160
2 tahun
80 - 120
6 tahun
75 - 115
10 tahun
70 - 110
14 tahun
65 - 100
> 14 tahun
60 - 100