PENGEMBANGAN SISTEM KENDALI DAN AKUISISI JARAK JAUH PERANGKAT ELEKTRONIK BERBASIS JARINGAN IP
BINA PRATOMO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Sistem Kendali dan Akuisisi Jarak Jauh Perangkat Elektronik Berbasis Jaringan IP adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantmkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, September 2011 Bina Pratomo G651080174
ii
ABSTRACT
BINA PRATOMO, IP Base Electronic Device Remote Control and Acquisition System Development. Under direction of FIRMAN ARDIANSYAH and HENDRA RAHMAWAN.
Research in remote control system has be done by several people to fullfill human needs who has to control many things, some people has develop system using internet access and TCP/IP as protocol but they need IP public for server computer or embedded web server at remote site. This research has develop a remote control system prototype to control electronics device at home by using internet access, implement Power Line Communication (PLC) as home network and non IP public use at remote site. Remote control system developed by implement server at web hosting connected with embedded host via internet network by using port 80.Research result is the system work by embedded host request data to device driver trough power line, and then device driver response by sending data to the embedded host those data package in HTTP format so it can send to server and save extracted data to database, the data in database can be retrieved by user through web application. Keyword : Remote control, embedded, PLC.
iii
RINGKASAN BINA PRATOMO. Pengembangan Sistem Kendali dan Akuisisi Jarak Jauh Perangkat Elektronik Berbasis Jaringan IP. Dibimbing oleh FIRMAN ARDIANSYAH dan HENDRA RAHMAWAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi membawa perubahan pola hidup manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Sudah menjadi sifat manusia ingin mengendalikan sesuatu terutama asset yang dimilikinya, dengan perkembangan teknologi inilah kebutuhan tersebut dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana saja contohnya teknologi GPS tracking yang dapat memantau posisi dari aset yang dimilikinya dan teknologi smart home yang dapat memberikan akses seseorang terhadap perangkat-perangkat dalam hal ini perangkat elektrik mau pun elektronik yang berada di rumahnya. Penelitian bertopik pengaksesan atau biasa disebut remote control terhadap sutau perangkat elektrik mau pun elektronik sudah banyak dilakukan orang, namun setelah ditelusuri oleh penulis penelitian-penelitian yang telah dilakukan ada yang memanfaatkan komputer PC (Personal Computer) sebagai server sekaligus pusat kendali pengumpul data dan pendistribusi perintah terhadap seluruh perangkat yang terpasang baik yang terhubung langsung ke PC maupun melalui media komunikasi data yang diletakkan pada gedung atau rumah yang dikases, selain itu ada yang menggunakan embedded system sebagai web server, di embedded system inilah perangkat dipasang dengan jarak yang tidak jauh dari embedded web servera, embedded web server biasanya terdiri dari satu atau lebih mikroprosesor dan memiliki memori yang terbatas sehingga halaman web yang diberikan ke pengguna tidak terlalu interaktif. PC dan embedded web server yang digunakan dalam penelitian yang sudah dilakukan tersebut menggunakan IP public dan statis serta menggunakan port tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan relatif tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian terhadap pengembangan suatu protitipe yang dapat mengakses semua jenis perangkat elektrik maupun elektronik dari jarak jauh menggunakan media jaringan berbasis IP. Penelitian yang dikembangkan penulis menggunakan suatu embedded system sebagai pengumpul data dan pendistribusi perintah pada suatu gedung atau rumah yang akan diakses, selain itu penulis menyawa server pada suatu penyedia jasa web hosting yang berguna untuk menyimpan data yang dikirim perangkat rumah atau gedung dan penyimpan perintah yang diberikan pengguna melalui software berbasis web untuk didistribusikan ke perangkat yang dimaksud. Penulis memanfaatkan modem PLC (Powerline Communication) sebagai antar muka embedded host dengan device driver melalui jalur listrik PLN. Kata kunci : Kendali jarak jauh, embedded, PLC
iv
© Hak cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindingi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmian, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapn tanpa izin IPB.
v
PENGEMBANGAN SISTEM KENDALI DAN AKUISISI JARAK JAUH PERANGKAT ELEKTRONIK BERBASIS JARINGAN IP
BINA PRATOMO
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 vi
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Sri Wahyuni, M.T.
vii
Judul Penelitian
: Pengembangan Sistem Kendali dan Akuisisi Jarak Jauh Perangkat Elektronik Berbasis Jaringan IP
Nama
: Bina Pratomo
NRP
: G651080174
Program Studi
: Ilmu Komputer
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Firman Ardiansyah, S.Kom, M.Si Ketua
Hendra Rahmawan, S.Kom, M.T. Anggota
Mengetahui
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Ilmu Komputer
Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian: 10 Agustus 2011
Tanggal Lulus: viii
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas semua nikmat yang telah diberikan sehingga karya ilmiah dengan judul Pengembangan Sistem Kendali dan Akuisisi Jarak Jauh Perangkat Elektronik Berbasis Jaringan IP (IP Base Electronic Device Remote Control and Acquisition System Development.) berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilkasanakan mulai bulan Maret 2010 sampai dengan Juni 2011 bertempat di Pusat Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Rancabungur Bogor. Penelitian ini sebagian dibiayai oleh program beasiswa LAPAN. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Hendara Rahmawan S.Kom MT. atas bimbingan, arahan, masukan dan kesabarannya sejak pengajuan judul tesis, proses penelitian hingga penyusunan karya tulis dan laporan tesis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Ir. Sri Wahjuni MT. selaku dosen penguji luar komisi yang telah sudi meluangkan waktunya untuk dapat dengan teliti membaca, memberikan koreksi dan masukan pada tugas akhir penulis. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada jajaran pimpinan Pusat Satelit LAPAN atas kesempatan dan kepercayaan untuk mendapatkan beasiswa studi dan menelti di IPB, ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Endro staf Kementrian Energi dan Sumber Daya mineral yang telah meminjamkan modem PLC guna kelancaran penelitian, tak juga luput teman-teman ILKOM angkatan 2008 yang memberikan dukungannya kepada penulis. Demikian semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, September 2011
Bina Pratomo
ix
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 4 November 1979 di Jakarta merupakan anak kedua dari empat beraudara, putra dari pasangan Sudjiarso dan Menuk S. Penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Elektronika Komunikasi di SMKN 5 Jakarta pada tahun 1997, di tahun 1997 pula penulis masuk Universitas Gunadarma menimba ilmu Teknik Komputer di Diploma 3 Fakultas Ilmu Komputer dan selesai pada tahun 2001. Selama tahun 1999 hingga 2001 penulis bekerja sebagai ketua asisten laboratorium sistem informasi di universitas yang sama, akhir kuliah sambil bekerja tersebut penulis mengawali karirnya sebagai software developer pada PT. Showa Indonesia MFG. Hingga tahun 2005, selama bekerja penulis menimba ilmu di Universitas Jayabaya pada tahun 2002 hingga 2004 kelas ekstensi jurusan Teknik Elektro kosentrasi Komputer Fakultas Teknik Industri. Tahun 2005 penulis diterima kerja sebagai pegawai negeri di Bidang Mekatronika Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai software dan hardware engineer. Atas ajuan kepala bidang mekatronika penulis mendapatkan beasiswa kuliah S2 pada program studi magister ilmu komputer IPB pada tahun 2008.
x
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1 LATAR BELAKANG ……………………………………………….
1
TUJUAN …………………...…………………………………………. 2 MANFAAT PENELITIAN …………………………………………… 2 RUANG LINGKUP …………………………………………………… 2 RUMUSAN PERMASALAHAN ..………..…………………………
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 4 TRANSMISION CONTROL PROTOCOL / INTERNET PROTOCOL (TCP/IP)..................................................................................................
4
PRINSIP KERJA INTERNET PROTOCOL (IP) ..................................... 7 PRINSIP KERJA TRANSMISION CONTROL PROTOCOL (TCP)........... 9 EMBEDDED SYSTEM ............................................................................ 12 POWERLINE COMMUNICATION (PLC) ..........................................
15
PERANGKAT PLC …………………............................................ 16 BAB III METODE PENELITIAN ………………………….…………… 21 ALUR PENELITAN ................................................................................ 21 ALAT, BAHAN DAN FASILITAS PENELITIAN ………………..... 23 1. ALAT .......................................................................................... 23 2. BAHAN ...................................................................................... 23 3 FASILITAS .................................................................................. 23 INFRASTRUKTUR FISIK ................................................................... 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 26 DIAGRAM KONTEKS ........................................................................... 26 PROTOKOL ............................................................................................ 26 1.
PROTOKOL SERVER – EMBEDDED HOST....................... 27
x
2.
PROTOKOL EMBEDDED HOST – DEVICE DRIVER ....... 28
SOFTWARE ............................................................................................ 29 1. WEB APPLICATION................................................................... 30 2. SOFTWARE EMBEDDED HOST .............................................. 35 3. SOFTWARE DEVICE DRIVER ................................................ 37 USE CASE ............................................................................................... 39 HARDWARE ...........................................................................................43 1.
SERVER ................................................................................. 44
2.
KLIEN..................................................................................... 44 2.1 EMBEDDED HOST ......................................................... 45 2.2 MODEM PLC .................................................................. 46 2.3 DEVICE DRIVER............................................................. 47
EVALUASI SISTEM ............................................................................... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 50 KESIMPULAN ........................................................................................ 50 SARAN ..................... ............................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51
xi
DAFTAR TABEL 1 Aspek fungsional sistem .............................................................................. 43 2 Aspek Nonfunctional system ........................................................................ 43
xii
DAFTAR GAMBAR 1 ”standar” protocol family tree ............................................................... 4 2 Lapisan protokol TCP/IP ...................................................................... 6 3 Format datagram ................................................................................. 7 4 State diagram kerja TCP ..................................................................... 11 5 Format header TCP ………………………………………................. 11 6 Format pseudo header ………………………………………………. 12 7 Infrastruktur jaringan listrik ke pelanggan ………………………….. 15 8 Desain koneksi PLC modem …………………..............…………..... 16 9 Pemasangan PLC base station ………………..…………………..… 17 10 Repeater sebagai penguat …………..……………………………......18 11 Interkoneksi PLC tanpa menggunakan gateway ................................. 18 12 Interkoneksi PLC dengan menggunakan gateway ….....…................. 19 13 Rencana pengembangan infrastruktur ............................................... 24 14 Diagram konteks sistem SKAPEI........................................................ 26 15 Transaksi http antara embedded host dan server................................ 28 16 a. Protokol dari embedded host ke alat ……....................................... 28 16 b. Protokol dari alat ke embedded host ….......................................... 28 17 Software SKAPEI .............................................................................. 29 18 Interaksi client server .......................................................................... 31 19 Interaksi web application dengan embedded host ...............................32 20 Flowchart proses request handler........................................................32 21 Tampilan utama aplikasi web ............................................................. 33 22 Relasi tabel-tabel di dalam database web application......................... 34 23 Struktur embedded host software ........................................................ 35 24 Flowchart software embedded host .................................................... 36 25 Struktur software device driver ........................................................... 37 26 Flowchart prinsip kerja software device driver .................................. 38 27 Use case diagram sistem SKAPEI ...................................................... 39 28 Blok diagram perangkat sistem di sisi klien ....................................... 44 29 Blok diagram perangkat embedded host ……..................................... 45
xiii
30 Bentuk fisik hardware klien ………………....................................... 46 31 Diagram blok modem PLC ………………........................................ 47 32 Blok diagram device driver ………………........................................ 47
xiv
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi embedded system telah membuat ukuran dari peralatan digital semakin kecil namun tetap handal, begitu pula dengan kepopuleran protokol TCP/IP yang mampu membuat proses komunikasi dan pertukaran informasi menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Hingga kini teknologi tersebut telah membentuk sebuah jaringan Internet global yang mampu menghubungkan berbagai jenis peralatan dengan berbagai jenis teknologi dalam skala yang sangat luas. Penggabungan antara embedded system dengan jaringan berbasis TCP/IP akan membawa beberapa keuntungan, seperti kepraktisan dan konektivitas yang tinggi. Berbagai pengembangan yang mendukung embedded ethernet telah dilakukan baik dari segi perangkat lunak, seperti pengembangan kode TCP/IP stack, pengembangan perangkat keras yang lebih cocok dan sesuai untuk embedded system. Komunikasi antar embedded system di waktu lampau masih menggunakan koneksi point-to-point. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan fitur–fitur yang lebih canggih, fleksibilitas dan cost-effective komunikasi, para engineer mulai menggunakan jaringan komputer baik local area network (LAN) maupun wide area network (WAN) dan power line communication (PLC) sebagai jalur komunikasi embedded system. Pada umumnya LAN dan WAN berbasis infrastruktur yang harus disediakan sendiri dan PLC menggunakan jalur jala–jala listrik. Kepraktisan dan konektivitas yang dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi telah membawa manusia dalam kemudahan mengakses informasi di mana saja dan kapan saja. Salah satunya adalah keinginan untuk mengendalikan dan mendapatkan informasi atas aset yang dimiliki sehingga dapat menentukan keputusan dan langkah yang akan diambil. Tesis ini merancang dan mengimplementasikan
protokol
untuk
mengendalikan
(command)
dan
mengakuisisi (get) data yang ditanam (embed) di lapisan application layer TCP/IP pada embedded system sebagai protokol komunikasinya untuk akses jarak jauh
2
dengan komputer maupun perangkat bergerak sebagai terminal kendali dan monitoring. Sistem akses jarak jauh ini dapat digunakan untuk keperluan pengendalian dan akuisisi data antar embedded system yang memiliki tujuan tertentu dengan menggunakan protokol komunikasi standar TCP/IP. Implementasi ini meliputi perangkat keras maupun perangkat lunak. Penelitian ini beda dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa orang diantaranya menggunakan PC (Personal Computer) (Alfarabi 2009), (Maestre & Comacho 2009) di setiap rumah dan menggunakan IP public di servernya ada juga yang menggunakan embedded sebagai web server (Cai 2009), (Tan & Jeremy 2004) (Sutantyo & Utomo 2006). Perangkat elektronik yang diakuisisi dan dikendalikan dihubungkan secara langsung ke port I/O PC yang dimiliki. Keunikannya dengan digunakannya jaringan listrik sebagai media komunikasi lokal serta peran pengumpul data di setiap lokasi yang bertindak sebagai klien dengan menggunakan port 80.
TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis, merancang dan membangun serta melakukan tes terhadap prototipe sistem dan penggunaan infrastruktur jaringan yang tersedia agar pengguna dapat mengakses peralatan elektonik yang dimilikinya dari jarak jauh.
MANFAAT PENELITIAN Keberhasilan penelitian ini akan menghasilkan serangkaian perangkat software
dan hardware yang dapat mempermudah baik perorangan ataupun
organisasi dalam mengendalikan dan mendapatkan data dari objek (perangkat elektronika) yang dimiliki dari jarak jauh.
RUANG LINGKUP Ruang lingkup penelitian ini mencakup : a. Analisis protokol HTTP yang telah digunakan pada jaringan komputer. b. Analisis dan implementasi infrastruktur jaringan Internet dan PLC yang akan digunakan. c. Tidak melakukan pembahasan keamanan sistem
3
d. Merancang dan membangun prototype perangkat lunak beserta protokol dan perangkat keras embedded system untuk embedded host. e. Uji coba sistem untuk komunikasi command dan akuisisi pada lampu f. Pengembangan aplikasi web hanya tidak terlalu mendalam
RUMUSAN MASALAH Setiap orang ingin mengetahui kondisi rumahnya ketika sedang ditinggal pergi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Melalui penelitian ini penulis ingin berperan serta untuk memudahkan setiap orang agar dapat mengetahui dan mengendalikan kondisi peralatan elektronik yang dimiliki baik di kantor maupun di rumah, dari mana saja orang tersebut berada selama terdapat jaringan Internet. Penelitian yang bertopik pengendalian jarak jauh dengan TCP/IP merupakan topik yang sudah diteliti oleh beberapa orang, yang membedakan
dari
penelitian
yang
terkait
sebelumnya
adalah
dengan
dimanfaatkannya jaringan listrik rumah sebagai media transmisi, menggunakan embedded system sebagai pengganti komputer data dan tidak menggunakan IP (Internet Protocol) public di setiap rumah (klien). Hal ini disebabkan pada umumnya penelitian yang bertopik sama menggunakan PC (Personal Computer) (Alfarabi 2009), (Maestre & Comacho 2009) di setiap rumah dan menggunakan IP public di servernya. Terdapat penelitian lain yang menggunakan embedded sebagai web server (Cai 2009), (Tan & Jeremy 2004) (Sutantyo & Utomo 2006). Perangkat elektronik yang diakuisisi dan dikendalikan dihubungkan secara langsung ke port I/O PC yang dimiliki.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TRANSMISION CONTROL PROTOCOL / INTERNET PROTOCOL (TCP/IP) Protokol dikatakan tangguh jika dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dengan cepat. Dari hasil survei pada sebuah penelitian didapat ada 60 ”standar” protokol dan beberapa di antaranya yang dinyatakan sesuai standar secara spesifik untuk embedded system (Bhargav & Koopman 1993). Hasil survei tersebut menyatakan beberapa protokol yang terkenal disusun dalam bentuk tree seperti tampak pada Gambar 1.
Gambar 1 ”standar” protocol family tree (Bhargav & Koopman 1993).
Beberapa keuntungan menggunakan TCP/IP pada embedded system adalah : 1. Memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan RS232, RS485 dan metode komunikasi tradisional 2. Kompabilitas yang luas, embedded system dapat dihubungkan ke LAN / WAN 3. Komunikasi yang sangat reliable berdasarkan standar internasional 4. Terdapat banyak pilihan jenis / merek mikrokontroller yang dapat digunakan 5. Mudah dikoneksikan dengan komputer (PC)
5
TCP/IP adalah sebuah arsitektur jaringan yang dipakai dalam jaringan Internet. TCP/IP dilahirkan oleh ARPANET, sebuah pusat riset yang disponsori oleh DoD (Departemen Pertahanan AS). Sampai sekarang model ini sudah berkembang sedemikian pesatnya. Semua referensinya di atur di dalam standar RFC (Request For Comment) (Sutantyo & Utomo 2006). Dalam proses komunikasi data antar komputer melalui Internet dibutuhkan suatu protokol, yaitu kumpulan peraturan yang mengatur proses komunikasi antar piranti elektronik, salah satunya TCP/IP (transmisi yang dikenal dengan protokol internet). TCP/IP merupakan yang digunakan untuk mengirim data antar komputer dalam jaringan tanpa adanya batasan perangkat keras maupun perangkat lunak. Protokol ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengiriman data informasi atau kendali melalui jaringan komputer. Internet protocol (IP), User datagram Protocol (UDP), dan Transmission Control Protocol (TCP) merupakan dasar komunikasi berbasis jaringan. TCP/IP berasal dari dua protokol, yaitu TCP dan IP. Komunikasi TCP/IP memberikan interface yang sederhana walaupun sebenarnya sangat kompleks. Penggunaan fungsi TCP/IP terdapat pada palette Function, Communication, TCP. Seperti halnya pada DAQ (data acquisition), instrumentasi dan komunikasi menggunakan port I/O, proses tersebut diawali dengan membuka koneksi, membaca dan menulis informasi dan diakhiri dengan menutup koneksi. Pada kebanyakan komunikasi menggunakan port I/O, prosesor selalu mengawali dengan koneksi ke server disk drive, server instrumen eksternal atau server DAQ. Dengan koneksi TCP/IP, komputer dapat berfungsi sebagai client atau server. Pada awalnya Internet digunakan untuk menunjukan jaringan yang menggunakan Internet protocol (IP) tapi dengan semakin berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah berupa istilah generik yang digunakan untuk semua kelas jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk pada komunitas jaringan komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol TCP/IP. Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar de facto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol itu sendiri yang merupakan keunggulun dari TCP/IP. Sistem protokol jaringan terkadang merujuk pada network model. Pada umumnya orang dengan sistem yang menggunakan Internet yang juga merujuk
6
kepada keluarga TCP/IP. Berbeda dengan OSI (Open System Interconection) yang dikeluarkan ISO (International Standart Organization) di mana TCP/IP menggunakan emapt lapisan (layers) sedangkan OSI menggunakan tujuh lapisan dalam melakukan komunikasi, kedua lapisan ini dapat dilihat pada Gambar 2. OSI ISO dari lapisan terbawah hingga tertinggi dikenal physical layer, link layer, network layer, transport layer, session layer, presentation layer dan application layer. Masing-masing lapisan mempunyai fungsi masing-masing dan tidak tergantung antara satu dengan lainnya.
Gambar 2 Lapisan protokol TCP/IP dan OSI ISO (Dostalek & Kabelova 2006). Dari ketujuh lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya merupakan perangkat lunak. physical layer merupakan media penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu diantaranya yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan komputer lokal (LAN) di Indonesia adalah ARCnet yang banyak digunakan menggunakan perangkat lunak Novell. Untuk
7
keperluan Wide Area Network (WAN) dapat kita dapat menyambungkan berbagai LAN ini menggunakan media radio atau telepon menjadi satu kesatuan.
PRINSIP KERJA INTERNET PROTOCOL (IP) Fungsi dari Internet Protocol secara sederhana dapat diterangkan seperti cara kerja kantor pos pada proses pengiriman surat. Surat dimasukkan ke kotak pos akan diambil oleh petugas pos dan kemudian akan dikirim melalui rute yang acak, tanpa si pengirim maupun si penerima surat mengetahui jalur perjalanan surat tersebut. Juga ketika mengirimkan dua surat yang ditujukan pada alamat yang sama pada hari yang sama, belum tentu akan sampai bersamaan karena mungkin surat yang satu akan mengambil rute yang berbeda dengan surat yang lain. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa surat akan sampai di tangan tujuan, kecuali jika kita mengirimkannya menggunakan surat tercatat. Prinsip di atas digunakan oleh Internet Protocol, "surat" di atas dikenal dengan sebutan datagram. Sebuah datagram terdiri dari bagian header dan data. Header mempunyai bagian tetap sebesar 20 bytes (5x32bit) dan bagian optional yang panjangnya dapat
berubahubah.
Datagram
ditransmisikan
dari
kiri
ke
kanan.Format datagram dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Format datagram (Sutantyo & Utomo 2006)
Internet protocol (IP) berfungsi menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang digunakan. Data transport layer dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan
8
mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai connectionless transmition. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak. Untuk membantu mencapai komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan TCP/IP harus diberikan alamat IP. Alamat IP harus unik untuk setiap komputer, tetapi tidak menjadi halangan bila sebuah komputer mempunyai beberapa IP address. IP address terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx] (xx mempunyai nilai dari 0255). Pada header Internet Protocol selain alamat IP dari komputer tujuan dan komputer pengirim datagram juga terdapat beberapa informasi lainnya. Informasi ini mencakup jenis dari protokol transport layer yang ditumpangkan di atas IP. Tampak pada Gambar 2 ada dua jenis protokol pada transport layer yaitu TCP dan UDP. Informasi penting lainnya adalah Time-To-Live (TTL) yang menentukan berapa lama untaian Internet protocol dapat hidup di dalam jaringan. Nilai TTL akan dikurangi satu jika untaian Internet protocol melalui sebuah komputer, hal ini penting artinya terutama karena untaian Internet protocol dilepas di jaringan komputer. Jika karena satu dan lain hal untaian Internet protocol tidak berhasil menemukan alamat tujuan maka dengan adanya TTL Internet protocol akan mati dengan sendirinya pada saat TTL bernilai nol. Setiap untaian Internet protocol yang dikirimkan diberikan identifikasi sehingga bersama-sama dengan alamat IP komputer pengirim data dan komputer tujuan, tiap untaian Internet protocol dalam jaringan adalah unik. Khususnya untuk pemakai jaringan komputer hal yang terpenting untuk dipahami secara benar-benar adalah konsep alamat IP. Lembaga yang mengatur alamat IP adalah Network Information Center (NIC) di Department pertahanan di Amerika serikat yang beralamat di
[email protected]. Pengaturan alamat IP adalah penting, terutama pada saat mengatur routing secara otomatis. Sebagai contoh jaringan komputer di amatir radio mempunyai alamat IP kelas yang mempunyai alamat [44.xx.xx.xx]. Khusus untuk amatir radio di Indonesia alamat IP yang digunakan adalah
[44.132.xx.xx].
Sedangkan
di
Canada
mempunyai
alamat
IP
[44.135.84.22]. Hal ini terlihat dengan jelas bahwa alamat IP di radio amatir
9
sifatnya geografis. Dari alamat IP tersebut dapat dibaca bahwa mesin pengguna berada di jaringan 44 di Internet yang dikenal sabagai AMPRNet (ampr.org). 135 menandakan bahwa pengguna berada di Canada. 84 memberitahukan bahwa pengguna berada di kota Waterloo di propinsi Ontario, sedang 22 adalah nomor mesin penguna. Dengan konsep alamat IP, rute perjalanan IP dalam jaringan komputer dapat dilakukan secara otomatis. Sebagai contoh, jika sebuah komputer di Internet akan mengirimkan IP ke [44.135.84.22], pertama-tama IP yang dilepas di jaringan akan berusaha mencari jalan ke jaringan 44.135.84, setelah mesin yang mengubungkan jaringan 44.135.84 tercapai
IP tersebut akan
mencoba
menghubungi mesin 22 di jaringan tersebut. Kesemuanya ini dilakukan secara otomatis oleh program. Tentunya sukar bagi manusia untuk mengingat sedemikian banyak alamat IP. Untuk memudahkan, dikembangkan Domain Name System (DNS).
PRINSIP KERJA TRANSMISION CONTROL PROTOCOL (TCP) Berbeda dengan Internet Protocol (IP), TCP mempunyai prinsip kerja seperti "virtual circuit" pada jaringan telepon. TCP lebih mementingkan tata-cara dan keandalan dalam pengiriman data antar proses di antara dua komputer dalam jaringan. TCP tidak perduli dengan apa-apa yang dikerjakan oleh IP, yang penting adalah hubungan komunikasi antara dua komputer berjalan dengan baik. Dalam hal ini, TCP mengatur bagaimana cara membuka hubungan komunikasi, jenis aplikasi apa yang akan dilakukan dalam komunikasi tersebut (misalnya mengirim e-mail, transfer file.) Di samping itu, IP juga mendeteksi dan mengoreksi jika ada kesalahan data. TCP mengatur seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam sebuah jaringan komputer. Berbeda dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme hubungan adalah connection oriented. Dalam hal ini, hubungan secara logis akan dibangun oleh TCP antara satu komputer dengan komputer yang lain. Dalam waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang
10
berhubungan dengan kita mengalami gangguan dan hubungan secara logis dapat diputus. TCP mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa hubungan TCP secara logis. Bentuk hubungan adalah full duplex, hal ini memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu bersamaan tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk mengatasi saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi informasi tentang flow control. Hal yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah nomor port. Nomor Port menentukan pelayanan yang dilakukan oleh program aplikasi di atas TCP. Nomor-nomor ini telah tentukan oleh Network Information Center dalam Request For Comment (RFC) 1010. Sebagai contoh untuk aplikasi File Transfer Protocol (FTP) di atas transport layer TCP digunakan port number 20 dan masih banyak lagi. Prinsip kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server. Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan mendengarkan (listen) nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang client adalah program yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk meminta pelayanan yang dibutuhkan. State diagram kerja TCP diperlihatkan pada Gambar 4. Pada state diagram Gambar 4, client akan secara aktif membuka hubungan (active open) dengan mengirimkan sinyal SYN (state SYN SENT) ke komputer server tujuan. Jika server menerima sinyal SYN maka server yang saat itu berada pada state LISTEN akan mengirimkan sinyal SYN dan ke dua komputer (client & server) akan ke state ESTAB. Jika tidak ada tanggapan dari komputer yang dituju, maka program akan kembali pada state CLOSE. Setelah pelayanan yang dilakukan telah selesai maka client akan mengirimkan sinyal FIN dan computer client akan berada pada state FIN WAIT sampai sinyal FIN dari server diterima. Pada saat menerima sinyal FIN, server akan ke state CLOSE WAIT hingga hubungan diputus. Akhirnya kedua komputer akan kembali pada state CLOSE.
11
Passive Open
CLOSED SYN (active open)
CLOSED SYNC SENT
closse Receive SYN
closse
LISTEN Send SYN
ESTAB
FIN WAIT
CLOSE WAIT
Receive FIN
Send FIN (close)
CLOSED
Gambar 4 State diagram kerja TCP
Satuan paket data dari TCP disebut segment. Sebuah segment terdiri dari header dan data. Header mempunyai bagian tetap 20 bytes dan bagian optional yang panjangnya dapat berubah-ubah. Gambar 5 berikut adalah format header TCP.
Gambar 5 Format header TCP (Sutantyo & Utomo 2006).
Header dikirimkan dari kiri ke kanan. TCP menambahkan pseudo-header untuk keperluan perhitungan checksum pada segment-nya. Sehingga perhitungan checksum pada TCP meliputi header dan data TCP serta pseudo-header TCP. Pseudo header ini hanya berguna untuk perhitungan checksum saja dan tidak ikut dikirimkan bersama dengan header dan data. Maksud penggunaan pseudo-header ini adalah untuk memastikan bahwa segment telah mencapai tujuannya dengan benar. Gambar 6 menampilkan format pseudo header. Guna masing-masing field pada segment dan pseudoheader dapat dilihat di referensi RFC 793, mengingat keterbatasan panjang penulisan.
12
Gambar 6 Format pseudo header (Sutantyo & Utomo 2006).
EMBEDDED SYSTEM Embedded system adalah komputer system dengan fungsi yang spesial, mempunyai logika komputer dalam circuit board dan chips, terkadang mempunyai UI (User Interface), contohnya adalah hand phone, DVD player, dan lain-lain. Sedangkan General purpose Computer memungkinkan software yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (Kharisma 2010). Embedded system termasuk cabang ilmu komputer karena embedded system merupakan
mengunakan perhitungan komputasi dengan resource terbatas
(memory & CPU Cycle). Desain embedded system membentuk sistem elektronika yang didesain telah terintegrasi perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terkait dengan komponen elektronika dan interkoneksinya dalam rangkaian. Sedangkan perangkat lunak bekerja untuk mengatur kerja bagian-bagian yang terdapat dalam rangkaian dengan komponen mikroprosesor sebagai otak dari sistem. Suatu target yang ingin dicapai dari pengembangan embedded system adalah kemampuan membangun implementasi sistem yang berbasiskan sistem embedded. Sehingga untuk mencapai hal ini strategi penelitian yang dikembangkan mencakup dua hal, yaitu penelitian untuk memperkuat pemahaman konsep embedded system dan penelitian dalam rangka penerapan embedded system dalam berbagai area aplikasi nyata. Beberapa embedded system yang banyak ditemui saat ini : · Sistem Pemrosesan Siynal : Real-time video, DVD players, peralatan kesehatan. · Distributed control :Network routers, switches, firewalls, mass transit systems, elevators · “Small” systems : Mobile phones, pagers, toys, smartcards, MP3 players, PDA, kamera digital, sensors.
13
Adapun Karakteristik dari Embedded System adalah sebagai berikut : - Menjadi bagian dari sistem yang lebih besar - Application-specific, bahkan sebagian bekerja dengan real-time Baik hardware maupun software dirancang khusus untuk aplikasi yang spesifik. Software yang dipergunakan untuk embedded system biasa disebut dengan firmware, dan disimpan di dalam ROM atau Flash Memory. Firmware tersebut bekerja dengan sumber daya yang sangat terbatas. (Tanpa Monitor, Keyboard dan memory yang besar). - Interaksi dengan dunia fisik
Aspek-aspek yang membedakan Embedded System dari sistem lain (Saliman, 2006) :
a. Biaya (cost) Hal ini merupakan aspek yang dapat dikatakan paling penting karena sangat mempengaruhi desain suatu embedded system secara keseluruhan. Dalam membuat suatu embedded system, biasanya dipilih komponen-komponen secara optimal, yaitu yang memungkinkan implementasi sistem tersebut tetapi dengan biaya yang serendah-rendahnya. Hal ini karena perbedaan harga sedikit saja dapat sangat berpengaruh ketika embedded system tersebut harus dipasarkan secara luas dalam jumlah yang besar. b. Constraint waktu Tidak sedikit embedded system yang sekaligus merupakan real-time system, yaitu sistem yang prosesnya terbatasi oleh batas waktu. Sistem-sistem ini umumnya merupakan sistem yang digunakan untuk keperluan yang kritikal, dan harus selalu aktif. Dengan demikian tidak seperti system komputer desktop yang dapat dilakukan reboot, misalnya untuk menjaga kestabilannya atau menangani serangan tertentu seperti virus, dalam embedded system tertentu hal tersebut mungkin tidak dapat diterima. Embedded system harus selalu stabil, termasuk dalam gangguan oleh serangan. Harus diperhatikan bagaimana jika suatu realtime system mengalami serangan Denial of Service (DoS) yang membuatnya menjadi lambat sehingga batas waktunya tidak lagi terpenuhi.
14
c. Interaksi langsung dengan dunia nyata Banyak embedded system, umumnya embedded control application, harus berhubungan langsung dengan dunia nyata. Akibatnya adalah kesalahan suatu gangguan bisa berakibat lebih fatal dibandingkan sistem komputer yang biasa. Jika misalnya suatu komputer server yang menyimpan database mengalami gangguan, paling parah yang terjadi adalah kehilangan data, dan apabila database tersebut di-backup secara berkala maka kerugiannya lebih kecil lagi. Hal ini akan sangat berbeda jika misalnya sistem kontrol dalam suatu pabrik kimia mengalami gangguan dan melakukan kesalahan. d. Constraint energi Banyak embedded system yang mengambil daya dari baterai. Hal ini berarti munculnya satu titik serangan baru pada embedded system, yaitu power supply. e. Elektronika Masih berhubungan dengan yang terakhir, karena embedded system merupakan sistem yang sangat erat dengan elektronika, maka serangan-serangan atau gangguan juga mungkin dilakukan secara elektrik, misalnya analisis dengan multimeter, logic analyzer, dan sebagainya. Walaupun sistem komputer lain pada dasarnya juga merupakan alat elektronik, tetapi kemungkinan hal ini dilakukan lebih tinggi untuk embedded system.
Sifat – sifat pada Embedded Software · Timeliness, Proses fisik memerlukan waktu. · Concurrency, Di dunia fisik, banyak kejadian berlangsung pada waktu yang sama. · Liveness - Program tidak boleh berakhir. - Harus mempertimbangkan hal-hal seperti timing, konsumsi power, fault recovery, security, dan robustness. · Interfaces · Heterogenety · Reactivity
15
POWERLINE COMMUNIATION (PLC) Sesuai namanya, Powerline Communication (PLC) adalah komunikasi data yang dilakukan melalui jalur listrik (Carcelle 2006). Jalur listrik merupakan hal yang sangat umum dan sangat mudah ditemukan. Hampir setiap kamar di setiap rumah pasti menyediakan stop kontak, bahkan beberapa di antaranya menyediakan lebih dari satu stop kontak. Berbekal kenyataan ini, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa komunikasi via jalur listrik ini sangatlah mudah dilakukan karena infrastrukturnya sudah ada. Proses pemasangan PLC ini sangatlah mudah dan cukup murah (karena infrastruktur jalur listrik dan stop kontak sudah pasti ada di setiap rumah). Hanya perlu membeli PLC adapter yang sudah mulai banyak dijual dengan harga terjangkau. PLC adapter ini bentuknya cukup praktis, kira-kira seperti adaptor pada umumnya. PLC adapter ini harus dipasang pada stop kontak listrik biasa. Adapter yang di pasaran memiliki beberapa jenis dilihat dari fungsinya, adapter ini ada yang berfungsi sebagai antarmuka jala-jala listrik dengan komputer sebagai media jaringan lokal atau biasa disebut LAN (Local Area network) dan ada yang berfungsi sebagai antarmuka untuk mengendalikan peralatan listrik / elektronik melalui jala-jala listrik, perangkat ini biasa disebut modem PLC. Modem PLC sendiri memiliki antarmuka (interface) terhadap perangkat listrik/elektronik tersendiri tergantung perangkat listrik/elektronik tersebut, di penelitian ini modem PLC yang digunakan memakai serial data interface atau yang biasa disebut RS232. Perangkat yang menggunakan RS232 / serial sebagai antarmuka terhadap perangkat lain memiliki metode untuk menselaraskan data agar data yang dikirim dapat diterima dan dimengerti oleh perangkat yang menerimanya. Ada dua metode untuk menyelaraskan data antara pengirim (transmiter) dan penerima (receiver) yaitu dengan syncronous dan asyncronous. Syncronous memerlukan sinyal penentu dalam menentukan satu bit data yang kirim sehingga penerima dapat mengerti bahwa yang dikirim merpakan suatu bit, sinyal penentu ini biasa disebut sinyal clock, sedangkan asyncronous menggunakan penentuan kecepatan kirim data dalam satuan waktu yang disebut baut rate, baut rate ini perlu disamakan
16
ukurannya antara pengirim dan penerima, selain itu juga diperlukan satu bit untuk penanda mulai mengirim dan satu bit untuk akhir. Tenaga listrik yang dibangkitkan oleh pusat-pusat pembangkit pada proses pendistribusiannya ke pelanggan dialirkan melalui jaringan transmisi tenaga listrik (Gambar 7).
Gambar 7 Infrastruktur jaringan listrik ke pelanggan (Carcelle 2006). Pada jaringan kabel tenaga listrik masih memungkinkan dilewatkan sinyal frekuensi di atas 60 Hz sampai orde beberapa MHz (Mega Hertz). Fakta tersebut menunjukkan bahwa pada jaringan tenaga listrik masih terdapat kapasitas frekuensi yang tidak gunakan. Teknologi PLC memanfaatkan kanal frekuensi yang tidak digunakan tersebut sebagai frekuensi transmisinya. Umumnya frekuensi yang digunakan berkisar antara 9kHz- 200Mhz.
PERANGKAT PLC Perangkat-perangkat yang dibutuhkan dalam merealisasikan jaringan PLC yaitu Base Station, Modem, Repeater, dan Gateway. Base Station dan Modem adalah perangkat dasar dari sistem PLC. Tugas utama dari perangkat dasar adalah persiapan sinyal dan konversinya yang untuk selanjutnya ditransmisikan melalui kabel listrik dan akan ditangkap di penerima. Berikut ini penjelasan fungsi dari masing-masing perangkat PLC. a. Modem
17
Sebuah Modem PLC merupakan alat dasar komunikasi data yang digunakan oleh pengguna melalui media transmisi kabel listrik. Pada sisi pengguna ada beberapa standard interface yang dapat digunakan, misalnya Ethernet dan USB dan RJ45. Pada sisi lainnya Modem PLC ini dihubungkan dengan kabel listrik yang menggunakan metode kopling khusus sehingga dapat menginjeksikan sinyal data ke media kabel listrik dan dapat diterima di sisi penerima seperti tampak pada Gambar 8.
Gambar 8 Desain koneksi PLC Modem (Hrasnica et. al 2004). Kopling tersebut berguna untuk memastikan pemisahan listrik dengan aman dan juga berguna sebagai high pass filter yang memisahkan sinyal komunikasi di atas frekuensi 9 kHz dari frekuensi daya listrik 50 atau 60 Hz. Untuk mengurangi emisi elektromagnetik dari saluran listrik, kopling tersebut bekerja di antara dua fasa pada area akses dan sebuah fasa dan pada konduktor yang netral di area dalam rumah. Modem PLC ini melakukan semua fungsinya pada layer fisik termasuk modulasi dan pengkodean. Data link juga dilakukan pada Modem PLC ini termasuk MAC (Medium Access Control) dan LLC (logical Link Control) sublayer. Interface yang digunakan di modem PLC ini biasanya berupa serial interface. b. Base Station Sebuah Base Station PLC menghubungkan sistem akses dari PLC ke jaringan backbone. Base Station ini merealisasikan hubungan antara jaringan komunikasi backbone dan media transmisi kabel listrik. Namun, Base Station tidak menghubungkan perangkat pengguna secara sendiri, tetapi dapat menyediakan jaringan komunikasi multiple, seperti xDSL, SDH untuk koneksi jaringan kecepatan tinggi, WLL untuk koneksi wireless, dan lainnya. Dengan cara
18
ini, sebuah Base Station dapat digunakan untuk merealisasikan hubungan dengan jaringan Backbone menggunakan teknologi komunikasi yang bervariasi seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Pemasangan PLC base station (Hrasnica et. al., 2004).
Biasanya Base Station mengontrol jaringan akses PLC. Namun, realisasi dari jaringan kontrol atau fungsi khususnya dapat direalisasikan dalam cara terdistribusi. Pada kasus khusus setiap Modem PLC dapat mengambil alih kontrol sebuah jaringan operasi dan perealisasian hubungan dengan jaringan backbone. c. Repeater Dalam beberapa kasus, jarak antara pengguna PLC yang ditempatkan di jaringan layanan low-voltage dan Base Station terlalu jauh untuk saling terhubung. Agar dapat terealisasi maka dibutuhkan beberapa Repeater. Repeater berfungsi membagi jaringan menjadi beberapa segmen, dan dapat mengubah jangkauan yang dapat dicakupi oleh jaringan sistem PLC. Segmen atau tingkatan pada jaringan dipisah dengan menggunakan frekuensi yang berbeda-beda. Cara kerjanya yaitu Repeater menerima sinyal transmisi pada frekuensi f1, dikuatkan dan diinjeksikan ke jaringan namun dalam bentuk frekuensi f2. Namun, Repeater tidak mengubah isi dari informasi yang ditransmisikan (Gambar 10).
Gambar 10 Repeater sebagai penguat (Hrasnica et. al. 2004).
19
d. Gateway Ada dua pendekatan untuk koneksi yang dapat dilakukan oleh pengguna PLC melalui soket dinding ke jaringan sistem PLC: 1. Direct connection, yaitu koneksi langsung 2. Indirect connection over a Gateway, yaitu koneksi melalui Gateway Pada kasus pertama, Modem PLC langsung dihubungkan ke seluruh jaringan Low voltage dan juga langsung terkoneksi ke Base Station. Tidak ada pembagian antara area outdoor dan indoor, dan sinyal komunikasi ditransmisikan melalui unit Power meter. Namun, layanan pada jaringan Power Supply indoor dan outdoor sangatlah berbeda, yang dikarenakan masalah tambahan lain yaitu karakteristik dari saluran transmisi dan masalah kesesuaian elektromagnet (Gambar 11).
Gambar 11 Interkoneksi PLC tanpa menggunakan gateway (Hrasnica, et al. 2004). Oleh karena itu, pada sistem indirect connection digunakan sebuah Gateway dan sering digunakan sebagai solusi untuk direct connection. Gateway digunakan untuk membagi jaringan akses PLC dengan jaringan PLC di dalam gedung atau rumah (Gambar 12). Gateway juga mengkonversikan atau mengubah sinyal yang ditransmisikan antara frekuensi yang digunakan wilayah akses dan area gedung atau rumah, biasanya diletakkan dekat dengan meteran listrik. Fungsi tambahan lainnya yaitu memastikan pembagian akses dalam sebuah rumah atau gedung pada logical network. Sehingga, Modem PLC yang ada pada area ruang lingkup sebuah gedung atau rumah dapat saling berkomunikasi tanpa khawatir informasi akan keluar ke area akses. Pada kasus ini, sebuah Gateway PLC berfungsi sebagai local Base station yang mengontrol komunikasi antara Modem PLC internal dan juga antar alat internal dan sebuah akses network. Umumnya sebuah Gateway
20
dapat diletakkan di manapun di dalam jaringan akses PLC untuk menyediakan sinyal regenerasi(fungsi sebagai Repeater) dan juga pembagi jaringan pada tingkat logis. Dengan cara ini, sebuah PLC dapat dibagi menjadi beberapa subnetwork yang menggunakan media transmisi fisik yang sama
Gambar 12 Interkoneksi PLC dengan menggunakan gateway (Hrasnica et al. 2004). Pada Gambar 12 dapat dilihat, kedua Gateway dioperasikan sebagai Repeater yang mengkonversikan sinyal transmisi antar frekuensi f1 dan f2(atau f2 dan f3), sama baik dengan f2 dan f3(atau f2 dan f3). Komunikasi antar anggota dari subnetwork dan Base station sangat mungkin jika melalui Gateway yang bertanggung jawab. Jaringan tersebut dapat diatur sehingga Base Station tersebut langsung mengendalikan sejumlah pengguna (subnetwork I). Gateway tersebut dihubungkan
ke
jaringan
dengan
cara
yang
sama
seperti
Repeater.
Kesimpulannya, jumlah yang meningkat dari Gateway dalam sebuah jaringan PLC mengurangi kapasitas dan mengakibatkan biaya yang tinggi. Namun, saat Repeater hanya menyediakan sinyal sederhana yang diteruskan, Gateway dapat menyediakan layanan pembagian secara pintar pada sumber jaringan yang ada, dan memastikan jaringan yang lebih efisien.
21
BAB III METODE PENELITIAN
ALUR PENELITIAN Sistem pengendalian dan akuisisi data jarak jauh dibangun guna mempermudah setiap orang untuk mengetahui dan mengendalikan status peralatan elektronik baik di kantor maupun di rumah bahkan peralatan bergerak dengan syarat bisa mengakses jaringan Internet. Untuk mengembangkan sistem ini diperlukan langkah–langkah sebagai berikut. 1. Studi Pustaka Sebuah bahan pembelajaran baik secara tersirat maupun tersurat yang didapat dari seluruh sumber yang relevan dengan tema penelitian ini merupakan langkah yang dilakukan baik mulai dari awal maupun selama proses iterasi penelitian berjalan, sehingga pengetahuan bidang penelitian ini makin bertambah. 2. Investigasi sistem Gambaran dan pemahaman akan sistem yang akan dibangun harus makin dimatangkan sehingga dapat menentukan kelayakan sistem apakah layak untuk dikembangkan dan sejauh mana sistem ini akan dibangun. Di tahap ini akan dikaji aspek – aspek yang akan terimbas jika sistem ini dikembangkan. Aspek – aspek tersebut dapat berupa : -
Aspek manfaat, sebesar apakah manfaat sistem ini jika selesai dibangun apakah makin memudahkan atau mengurangi kinerja baik perorangan maupun organisasi dan sejauh mana sistem atau penelitian ini dapat memberi kontribusi terhadap pengetahuan.
-
Aspek teknis, aspek ini perlu dipikirkan karna sistem ini akan memanfaatkan jaringan Internet dan jaringan listrik, seberapa besarkah sistem ini akan mempengaruhi sistem lain yang terintegrasi baik secara fisik maupun logical dan fungsional.
-
Aspek biaya, biaya merupakan komponen penting dalam penelitian oleh karena itu perlu dipertimbangkan baik saat pembuatan maupun
22
implementasi, aspek biaya akan bergantung dari besarnya manfaat yang diperoleh saat sistem ini beroperasi. 3. Analisa sistem Langkah ini akan menghasilkan gambaran, pengetahuan, batasan sistem, kriteria sistem, serta kemampuan sistem baik secara konseptual maupun detail. 4. Desain sistem Perencanaan pengembangan sistem dilakukan pada tahap ini. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, kelayakan sistem yang menunjang kinerja, serta pemahaman sistem yang akan dibuat penulis siap untuk mendesain sistem baik secara logis maupun fisik, hasil dari langkah ini dapat berupa spesifikasi sistem sesuai kebutuhan dengan batasan yang didapat saat langkah analisa. Spesifikasi–spesifikasi yang terbentuk akan tertuang dalam dokumen–dokumen teknis yang dapat berupa diagram, rule map, role map, bil of material, cost report, source program maupun dokumen audio visual. 5. Implementasi sistem Hasil desain sistem akan diimplementasi dalam pembuatan perangkat software dan hardware dalam bentuk prototype serta penggunaan infrastruktur jaringan LAN dan WAN dengan hak akses intranet dan Internet. 6. Evaluasi sistem Dari hasil implementasi akan didapatkan karakteristik sistem yang telah dibangun dan dijalankan sehingga pada tahap ini akan diketahui spesifikasi sistem yang aktual dan akan dilakukan penilaian apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. 7. Penyusunan laporan Hasil kegiatan mulai dari studi pustaka, investigasi & analisa sistem, desain & implementasi serta evaluasi sistem akan menghasilkan dokumen–dokumen disetiap iterasinya serta prototype baik hardware maupun software, dari hasil inilah akan dirangkum sedemikian rupa
23
sesuai fakta yang didapat untuk dijadikan laporan akhir dari kegiatan penelitian ini.
ALAT, BAHAN DAN FASILITAS PENELITIAN 1. ALAT Kegiatan penelitian ini akan membutuhkan kelengkapan peralatan sebagai berikut : 1. Perangkat keras -
Komputer
-
Osciloscope
-
Logic probe
-
Peralatan Solder
-
Multitester
-
Power supply
-
Router
-
Switch
2. Perangkat Lunak -
Sistem operasi Windows XP
-
Software Protel
-
Software CodeVision AVR
-
Software Apache web server
-
My-SQL Server
2. BAHAN 1. Modul AVR stater kit 2. Modul modem PLC 3. Modul Serial to Ethernet 4. Kabel 5. Bahan – bahan solder 6. Perangkat elektronik yang akan diakses dan dikendalikan 3. FASILITAS 1. infrastruktur jaringan LAN dan WAN 2. Jasa penyedia layanan Internet
24
3. Web Hosting 4. Powerline interkoneksi
INFRASTRUKTUR FISIK Penelitian ini akan dilakukan dengan mengintegrasikan fasilitas yang tersedia, bahan dan alat beserta software yang akan dikembangkan. Rencana pengembangan infrastrukturnya dapat direprenstasikan pada Gambar 13.
Controlled device
Gambar 13 Rencana pengembangan infrastruktur
Gambar 13 menjelaskan bahwa pengguna dapat menerima data dan memberikan command (perintah) perangkat elektronik rumah melalui jaringan Internet. Untuk memberikan perintah, dengan mengakses website yang dimuatkan pada server penyedia ruang website (web hosting) pengguna dapat mengirim command berupa perintah mengaktifkan atau menonaktifkan serta memberikan suatu nilai pada suatu peralatan rumah. Perintah – perintah ini kemudian diakses oleh embedded host melalui modem Internet yang dipasang di rumah, data yang diterima kemudian diekstrak di application layer embedded host untuk diambil datanya yang berupa protocol command, protocol ini kemudian diterjemahkan
25
untuk menentukan instruksi apa yang dikirim pengguna terrhadap perangkat elektronik yang telah ditentukan. Intruksi ini diteruskan ke modem PLC untuk diubah menjadi sinyal-sinyal analog yang dapat ditransmisikan melalui jaringan listrik, karena semua modem PLC terhubung secara pararel dengan jaringan listrik rumah maka modem-modem PLC tersebutpun mendapat sinyal data yang sama tinggal setiap modem PLC menentukan apakah data tersebut ditujukan kepadanya, jika data tersebut memang ditujukan ke modem PLC tersebut maka modem PLC akan menerjemahkan intruksi yang diterima apakah mengaktifkan/menonaktifkan atau menset suatu nilai. Sedangkan untuk mendapat (get) data dari status alat–alat rumah yang terpasang, pengguna juga dapat melihatnya di web site. Data dari status alat yang terpasang didapat dari hasil pengumpulan seluruh data status alat pada embedded host, hasil pengumpulan ini dipaketkan dan kemudian dikirimkan ke server yang berada di web hosting melalui jaringan Internet secara periodik. Data-data yang dikumpulkan oleh embedded host tersebut didapat dengan mengambilnya dari peralatan–peralatan yang terpasang melalui modem PLC yang berkomunikasi di jaringan listrik.
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DIAGRAM KONTEKS SISTEM Sistem ini dibangun dengan mengembangkan software, hardware dan infrastruktur jaringan yang telah tersedia. Pengembangan disisi software dapat dijelaskan pada diagram konteks sistem kendali & akuisisi jarak jauh peralatan elektronik berbasis IP (SKAPEI) berikut (Gambar 14).
Gambar 14 Diagram konteks sistem SKAPEI
Diagram konteks di atas menjelaskan interaksi pengguna dengan sistem dan interaksi sistem dengan peralatan rumah (home appliance). Pengguna berinteraksi dengan sistem melalui antar muka yang bersifat GUI (graphical user interace), pengguna dapat memberikan masukan berupa parameter–parameter yang diperlukan sistem untuk mengakses peralatan rumah dan penggunapun mendapatkan informasi tentang status dan nilai dari peralatan yang terpasang baik secara realtime maupun historical.
PROTOKOL Komunikasi antar modul baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak memerlukan suatu bentuk pemahaman bersama yang biasa disebut protokol. Protokol pada sistem ini mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol
27
diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak dan kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protokol yang digunakan di dalam sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu protokol untuk hubungan server–embedded host (jaringan Internet) dan embedded host – device driver (jaringan rumah).
1. PROTOKOL SERVER – EMBEDDED HOST Media yang digunakan untuk komunikasi hubungan antara server dan embedded host adalah Internet. Pengguna dapat menggunakan penyedia jaringan Internet baik jalur kabel maupun jalur udara (wireless). Protokol yang digunakan adalah HTTP (Hype Text Transfer Protocol). HTTP digunakan untuk meminta/menjawab antara klien dan server. Sebuah klien HTTP (dalam hal ini embedded host), akan memulai permintaan dengan membuat hubungan ke port 80 di sebuah server web hosting yang merupakan port yang biasa digunakan untuk browsing Internet. Klien yang mengirimkan permintaan HTTP juga dikenal dengan user agent. Server yang meresponsnya, yang menyimpan sumber daya seperti berkas HTML dan gambar, dikenal juga sebagai origin server. Di antara user agent dan juga origin server, bisa saja ada penghubung, seperti halnya proxy, gateway, dan juga tunnel. Embedded host akan membuka koneksi ke server saat diberi catu listrik (proses inisialisasi), setelah server dan embedded host terkoneksi embedded host akan meminta (request) ke server dengan menggunakan metode Get, pengiriman request disertai dengan data status dan nilai hasil pengumpulan seluruh alat yang terpasang. Data yang diterima server akan disimpan di dalam database, dari database ini pula data status dan nilai alat rumah terkait beserta status request dipaketkan menjadi jawaban (respons) ke embedded host. Gambar 15 merupakan gambaran transaksi embedded host-server.
28
Gambar 15 Transaksi http antara embedded host dan server
2. PROTOKOL EMBEDDED HOST – DEVICE DRIVER Protokol embedded host - device driver ini merupakan protokol pengembang sendiri sesuai kebutuhan dalam hal ini disebut defined protocol, protokol ini digunakan untuk komunikasi yang dapat dimengerti oleh device driver dalam melakukan fungsinya baik untuk mengubah data digital ke bentuk lain (kinetik maupun logika high atau low) dan mengubah nilai suatu bentuk analog (cahaya , tegangan, arus listrik atau kinetik) ke bentuk digital menggunakan sensornya. Data berisi perintah yang didapat dari server dikirim embedded host ke seluruh device driver yang terhubung jaringan rumah persatuan waktu peralat dan perstuan waktu pula embedded host menunggu response dari alat yang berisi data status dan nilai Bentuk protokol ini dapat dilihat pada Gambar 16.
$
Id Alatn
Perintah
Nilai
Check sum
!
Nilai
Check sum
!
a
#
Id Alat
Perintah
b Gambar 16. a. Protokol dari embedded host ke alat, b. dari alat ke embedded host
29
Pengiriman data dari embedded host ke alat diawali dengan tanda $ sebagai header sehingga alat yang menerima mulai menyimpan data yang dikirim setelah tanda $ hingga tanda ! diterima. Ketika seuntaian data sudah diterima alat dalam hal ini software device driver dengan ditandai tanda ! device driver akan melakukan validasi terhadap nilai check sum, jika data valid maka device driver akan memeriksa isi dari Id alat untuk menentukan apakah data ini ditujukan kepadanya, ketika Id alat sesuai device driver akan mengekstrak perintah dan nilai yang terkandung dalam untaian data tersebut untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan sebesar apa perlakuan tersebut berdasarkan nilai yang diberikan. Setelah mengeksekusi perintah device driver mengirimkan status atau nilai alat ke embedded host diawali dengan header # dilanjutkan dengan asal Id alat, perintah (jenis nilai), nilai dari hasil sensor, kemudian nilai check sum dari seluruh byte mulai dari id alat hingga nilai dan diakhiri dengan tanda !. Data yang dikirimkan device driver diterima embedded host dan disimpan ke dalam memory kemudian embedded host akan mengirimkan data dari alat lainnya kemudian menerima lagi data kiriman dari alat dan seterusnya hingga seluruhnya untuk alat yang terpasang. Data seluruh alat yang tersimpan di memory embedded host akan digabungkan dan dipaketkan untuk dikirimkan ke server di periodik waktu request berikutnya.
SOFTWARE Software sistem ini berdasarkan letaknya dibagi menjadi tiga bagian yaitu : web application, embedded host, dan device driver (Gambar 17).
Web Application
Internet HTTP
Embedded Host
PLC Defined Protocol
Device Driver
Gambar 17 Software SKAPEI.
Software–software tersebut dihubungkan secara fisik dengan jaringan Internet untuk web application dengan embedded host dan PLC antara embedded host dengan device driver. Sedangkan komunikasi antara software web
30
application dengan embedded host menggunakan protokol HTTP pada tingkat application di OSI layer, defined protocol (protocol yang didefinisikan) merupakan protokol buatan yang digunakan untuk mengkomunikasikan antara embedded host dengan device driver. Prinsip kerja ketiga software ini adalah sebagai berikut: web application memberikan
interaksi
terhadap
pengguna
berupa
akses
database
baik
mendapatkan (retrieve) informasi maupun memodifikasi (insert, edit, delete) data, embedded host secara periodik meminta (request) data dari server, data yang diterima berupa untaian instruksi terhadap peralatan rumah yang terpasang. Bersamaan dengan proses request embedded host mengirimkan untaian data status peralatan yang dikumpulkan dari peralatan yang terpasang. Komunikasi antara web application dengan embedded host menggunakan protokol HTTP melalui port 80. Kumpulan data yang diterima embedded host didapat dari pooling (meminta status/nilai masing-masing alat yang terpasang secara bergantian) embedded host secara periodik melalui jaringan PLC terhadap software device driver yang berada di masing-masing alat, sedangkan intruksi yang diterima embedded host dari web application diekstrak (dipecah berdasarkan intruksi untuk setiap alat) kemudian dipaketkan untuk dikirim ke masing – masing alat secara bergantian melalui satu jalur PLC. Komunikasi yang digunakan antara embedded host dan device driver menggunakan protokol buatan sendiri yang sudah telah didefinisikan (defined protocol). Command yang diterima device driver diinterpretasikan kealat bisa berupa gerakan kinetik (dengan menggunakan motor atau solenoid) maupun mengubah (on/off). Keadaan alat baik nilai maupun state (on/off) diterima sensor dipaketkan oleh device driver untuk siap dikirimkan ke embedded host.
1. WEB APPLICATION Dari namanya sudah cukup jelas software ini merupakan aplikasi yang berbasis web, aplikasi ini diletakkan di server web hosting untuk mempermudah pengguna dalam mengaksesnya di mana pun dan kapan pun selama komputer maupun smart phone terhubung Internet. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan javascript dengan database
31
MYSQL, di aplikasi inilah pengguna berintraksi baik mendapat informasi status/history status maupun memberikan command (perintah) ke peralatan rumah, perintah terhadap peralatan disimpan di dalam database untuk siap diminta (request) software embedded host per satuan waktu (periodik), data yang diterima dari embedded host per satuan waktu disimpan ke dalam database untuk siap diakses pengguna.
Gambar 18 Interkasi client server
Interaksi pengguna dengan aplikasi web secara infrastruktur merupakan interaksi antara komputer client dengan komputer server, Gambar 18 menjelaskan interaksi tersebut. Web application merupakan aplikasi berbasis Web yang dapat diakses baik komputer maupun smart phone pengguna dengan menggunakan Web browser misalnya Internet Explorer, Firefox Mozila, Opera, dan Chrome melalui jaringan Internet, ketika diakses pengguna aplikasi ini terbagi dua menjadi server side (bagian server) dan client side (bagian klien), aplikasi ini menggunakan Ajax agar tidak semua halaman dimuat hanya untuk memuat satu bagian kecil (element) dalam halaman Web. Ajax pada aplikasi ini digunakan untuk memuat ulang (refresh) status baik nilai ataupun keadaan on/off seluruh peralatan yang terpasang .tanpa memuat seluruh halaman secara periodik, agar efek perubahan status terlihat real time. Interaksi web application dengan embedded host sama halnya klien dan server hanya saja pada embedded host memiliki resource (sumber daya) yang terbatas sehingga tidak sekompleks dengan klien yang menggunakan komputer. Interaksi keduanya menggunakan protokol HTTP dengan metoda GET dan POST, embedded host melakukan koneksi ke server dan meminta data, permintaan (request) ditanggapi oleh request handler pada server side, dan request handler
32
menjawab (response) dengan untaian perintah ke embedded host, lebih jelas ada pada Gambar 19. Server
Embedded host Command set
Database Status set
Response & Command set
Request Handler Request & Store status set
Get & POST Function
Gambar 19 Interaksi web application dengan embedded host
Untuk lebih jelas proses di request handler dapat dilihat pada flowchart Gambar 20. Start
Ambil isi parameter id_rumah, id_alat, nilai dari data yang dikirim melalui HTTP
Masukkan paramater id_rumah, id_alat, dan nilai kedalam database tabel status_alat disertai tanggal da jam dari server
Ambil id_alat, komand dan nilai dari database tabel perintah yang belum dieksekusi dan id_rumahnya = id_rumah yang dikirim embedded host
Ada perintah?
Gabungkan id_alat, komand dan nilai dengan header dan tailnya
Kirim hasil gabungan ke embedded host
Selesai
Gambar 20 Flowchart proses request handler
33
Fomat protokol yang diterima di proses handler bebentuk HTTP seperti ”GET update_alat.php?idrumah=2&idalat=1&nilai=1” parameternya berupa idrumah, idalat dan nilai alat sedangkan yang melakukan eksekusi parameter itu (request hendler) adalah file update_alat.php. parameter yang diterima disimpan ke dalam database tabel status_alat disertai dengan tanggal dan waktu penerimaan data setelah itu request handler melakukan pencarian data perintah (comand) pada tabel perintah sesuai parameter idalat dan idrumah yang diterima untuk dijadikan response ke embedded host. Hasil penelitian dari software ini memiliki tampilan utama seperti pada Gambar 21.
Gambar 21 Tampilan utama aplikasi web.
Tampilan utama yang tampak pada Gambar 21 akan muncul setelah pengguna melalui proses authorisasi dan autentikasi saat melakukan login, berdasarkan kedua proses tersebut akan dihasilkan hak akses pengguna terhadap rumah yang akan diakses. Seperti tampak pada Gambar 21 pengguna memiliki hak akses terhadap dua rumah dimana setiap rumah memiliki minimal satu atau lebih lantai, dengan memilih lantai suatu rumah pengguna akan diberi tampilan layout rumah beserta peralatan listrik dan elektronik yang terpasang di lantai tersebut sesuai
34
posisinya. Untuk mengatur atau mengubah suatu kondisi alat pengguna cukup menekan tombol sebelah kiri mouse sehingga muncul pop up menu yang terdiri dari perintah-perintah terhadap alat untuk peralatan yang hanya diatur on/off pop up menu yang muncul terdiri dari: Aktifkan, Non aktifkan, dan History. Sisi sebelah kanan menu utama terdapat penjelasan detail dari suatu peralatan, penjelasan ini berisi tanggal terakhir data masuk dari peralatan rumah, nama alat tersebut beserta nilainya, untuk peralatan yang hanya memberikan suatu nilai tidak diletakkan di layout ruangan melainkan di sisi kanan menu utama. Data yang ditampilkan pada menu utama diambil dari database yang tersimpan di server web hosting, database ini dibangun menggunakan MySQL yang terdiri atas tabel-tabel, relasi dari tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 22.
- Id (INT) - id_rumah (INT) - nama (Varchar)
Pengguna_rumah
Master_rumah
Lantai_rumah 1
∞
1
- Id (INT) - nm_rumah (Varchar) - alamat (Varchar) - ip (Varchar) - LT (INT) - LB (INT)
1
- Id (INT) ∞ - id_rumah (INT) - Id_pengguna (INT)
Pengguna 1
∞
- Id (INT) - nama (Varchar) - sandi (Varchar) - telp (Varchar)
Status_alat Master_device - Id (INT) - device (Varchar) - id_tipe (INT) - Keterangan (Varchar) ∞
∞ 1
∞
Device_rumah 1
- Id (INT) - id_lantai_rumah (INT) - Id_device (INT) - command (Varchar) - Satuan (Varchar) - x (INT) - y (INT) - Keterangan (Varchar) - daya (INT)
∞ - Id_device_rumah (INT)
- tanggal (Date time) - nilai (INT)
1
Tipe_device - Id (INT) - tipe (Varchar) - keterangan (Varchar)
1
∞
Perintah - Id (INT) - tanggal (Date time) - id_device_rumah (INT) - komand (INT) - nilai (INT) - executed (INT)
Gambar 22 Relasi tabel-tabel di dalam database web application.
35
Ketentuan yang diterapkan untuk membangun relasi tabel-tabel ini adalah: 1.Setiap pengguna dapat mengakses lebih dari satu rumah. 2. Setiap rumah bisa memiliki lebih dari satu lantai. 3. Satu lantai memiliki lebih dari satu alat (device). 4. Satu alat dalam suatu lantai memiliki lebih dari status / nilai. 5. Setiap alat memiliki satu tipe. 6. Setiap alat bisa diberikan perintah lebih dari satu dengan waktu masingmasing.
2. SOFTWARE EMBEDDED HOST Embedded host software mengatur pooling data dari peralatan–peralatan yang terpasang
secara bergantian dengan menggunakan protokol yang telah
didefinisikan (dibahas pada bagian protokol) agar bisa dimengerti oleh software device driver, hasil pooling tersebut dipaketkan dengan beberapa byte sebagai header, embedded host id dan byte CRC (Cyclic Redudancy Check), paket ini siap dikirimkan ke server persatuan waktu yang telah ditentukan sesuai kebutuhan dengan menggunakan metode POST pada protokol HTTP. Bentuk fisik embedded host ini dibangun dengan komponen utama sebuah mikrokontroller dari keluarga AVR yang memiliki flash memory didalamnya, di flash memory inilah software ditanamkan (embed). Software embedded host ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C dan dilakukan compile dengan tools codevision AVR, secara struktur dapat dilihat pada Gambar 23.
Embedded host
Intepreter
web application
Devices commands
Package
Get & POST Function
Pool & Distribut Function
Timer
Gambar 23 Struktur embedded host software.
Device driver
36
Blok timer berfungsi untuk memanggil fungsi Get & Post per satuan waktu (periodik) yang dapat ditentukan sesuai keperluan, sedangkan fungsi Get & Post merupakan fungsi untuk merubah paket yang berisi untaian status alat menjadi format protokol HTTP untuk dikirimkan ke server, fungsi lainnya mengubah data yang diterima dari server berupa response dan command dalam bentuk protokol HTTP menjadi format yang berisi untaian perintah (command) untuk peralatan yang terpasang, untaian ini kemudian dipecah–pecah (intepreted) berdasarkan jumlah alat dari embedded host (satu embedded host memiliki labih dari satu alat), pecahan–pecahan ini berupa alamat (identifikasi) alat–alat yang terpasang beserta nilainya, kemudian ditampung dan diatur di fungsi devices commands untuk siap didistribusikan ke masing–masing alat. Fungsi Utama
Fungsi Timer Interupt
Start
Start
Time = time+1
Konfigurasi Microcontroller
Timer Overflow ?
Inisialisasi perangkat elektronik yang terpasang didalam jaringan Tidak
Ya Paketkan Semua Data hasil akusisi dari variabel perangkat elektronik yg terpasang
For i= 1 to jumlah alat yang terpasang
Kirim paket data ke server sekaligus request command
Kirim Request nilai dan byte command yg ada ke perangkat elektronik yang ke i
Waktu Req= Waktu req +1 Tidak
Tidak Ada Command ?
Ya
Ada data jawaban dari perangkat elektronik yg ke I ?
Tidak
Ya
Ya
Ekstrak Command berdasarkan device id
Taruh Command Bytes ke dalam masing2 varibel device_send_byte
End
Apakah waktu tunggu req = waktu yg ditentukan ?
Set nilai perangkat elektronik yg ke I = null
Set variable nilai perangkat elektronik yg ke i
End
Gambar 24 Flowchart software embedded host.
37
Fungsi pool & distribut bekerja mengatur waktu pengiriman instruksi untuk mengirim command dan menerima data dari dan ke alat secara bergantian, jadi sekali embedded host mengirimkan (distribute) command saat itu pula embedded host meminta status dan nilai alat, status dan nilai alat yang diterima dari hasil pooling dilanjutkan ke proses pemaketan (package) untuk dipaketkan bersama– sama dengan id embedded host, beberapa byte header dan hasil perhitungan CRC. Hasil pemaketan ini kemudian siap untuk diubah menjadi format protokol HTTP di fungsi Get & Post. Secara garis besar flowchart nya dapat dilihat pada Gambar 24.
2. SOFTWARE DEVICE DRIVER Device driver merupakan software yang berinteraksi langsung terhadap peralatan rumah yang mengubah dari byte–byte perintah menjadi sinyal–sinyal listrik yang dapat mengubah kondisi peralatan listrik baik berupa aktuator ataupun keadaan on/off. Setiap jenis peralatan memiliki device driver yang berbeda dan belum tentu bisa digunakan di jenis peralatan listrik lainnya, misalnya device driver untuk mengubah keadaan on/off tidak bisa digunakan untuk mengubah gerakan motor stepper karena keluaran dari device driver berbeda, device driver juga memiliki tugas untuk membaca status dan nilai peralatan listrik dengan menggunakan sensor yang sesuai dengan kondisi peralatan listrik yang digunakan, hasil pembacaan sensor ini dipaketkan untuk siap dikirim ke embedded host. Device driver
Embedded host
Intepreter Pool & Distribut Function
Pulse generator
Req & Response function Package
Sensor
Gambar 25 Struktur software device driver.
38
Gambar 25 menampilkan blok diagram prinsip kerja software device driver, software ini menunggu request dari embedded host, ketika embedded host memancarkan (broadcast) data, masing–masing device driver akan melakukan pemeriksaan apakah alamat data yang dituju sesuai dengan alamat device driver tersebut, ketika sesuai device driver akan menerjemahkan (interpreter) protokol yang diterima menjadi perintah (command) untuk mengaktifkan pulse generator (untuk alat tipe switch on/off, untuk aktuator dapat berupa pulsa PWM), perubahan status akibat perintah yang telah dilaksanakan dibaca sensor yang kemudian data hasil pembacaannya dipaketkan dengan id alat beserta CRC dalam bentuk protokol yang telah didefenisikan sebelumnya, paket ini diteruskan ke embedded host melalui fungsi request & response sebagai jawaban atas data yang dikirimkan embedded host lebih jelas tampak pada flowchart Gambar 26. Start A Set parameter mikrokontroller Cek nilai sensor Cek masukan port serial Gabungkan dengan byte alamat dan komand kirim nilai Ada Byte masuk?
Tidak Hitung CRC
Ya Ya
Byte yang masuk = ‘$’?
Set Receive flag aktif
Tidak
Gabungkan hasil gabungan nilai, alamat, komand dengan Header, tail dan CRC
Kirim data
Receive flag aktif?
Tidak
Selesai
Ya Data=data + Byte
Byte yg masuk = ‘!’?
Tidak
Ya Hitung CRC
Tidak CRC sesuai?
Set receive flag = 0 dan data = null
Ya Parsing Data menjadi: Alamat, komand, nilai
Alamat Sesuai?
Tidak
Ya Jalankan komand dengan nilainya
A
Gambar 26 flowchart prinsip kerja software device driver.
39
USE CASE Pengembangan software pada sistem ini dibagi tiga bagian melihat dari letak software itu berada yaitu software untuk web site, sofware untuk embedded host dan untuk device driver, komunikasi antara web site application dan embedded host menggunakan protokol HTTP sedangkan antara embedded host dengan device driver menggunakan protokol yang dibangun sendiri. Untuk lebih jelas proses-proses pada ketiga software tersebut dapat dilihat pada diagram use case berikut (Gambar 27). SKAPEI
SIKAMARU Login «uses» Autentication Process
«uses»
Device On-Board
s
-D
n er
House selection
_i
ice
ev
-U
Active/deactive & Rename Device
s
as
,P
e am
e
Nam
aice_
, Dev
e_id rdDevic wo -
Ty pe _i d
ice
,-DD eevvice ice _id, D evaic _id e_Na ,D me, ev Devic ice e_typ _n e am e, St atu s, Va lue
Device status & value request ev
Listing Floor
d,
_i
ate
at
st
«extends»
ue
al
,v
us
User
«extends»
Floor_id
-D
-D
d,
-House_id, Address
-D
Set on/off/ Value
ev ice
Listing Device
Device Driver e,
tat
,s
_id
pooling data from device «extends»
ev -D
«uses»
Status on/off/ Value
lue va
Device Report
d,
_i
ice St
Set device status & value
e,
at
Data storing e
lu
Va
«extends»
«uses»
«extends»
Set Device status & value Command Request
Gambar 27 Use case diagram SKAPEI.
40
Use case pada Gambar 27 yang berwarna putih merupakan proses–proses yang berada di Web application sedangkan yang berwarna abu-abu merupakan proses yang ada di embedded host, warna hitam untuk device driver, berikut penjelasan use case SKAPEI:
a. Login Proses ini diperlukan sebagai aspek keamanan sistem, proses ini menentukan autentikasi dan authorisasi pengguna terhadap sistem baik untuk menentukan akses terhadap rumah, lantai dan peralatan di dalamnya. Di proses ini pengguna diharapkan untuk mengisi user id dan password.
b. House selection Proses login akan menentukan hak akses pengguna terhadap rumah yang akan dipantau ataupun diatur peralatannya, sistem ini memberikan hak satu pengguna dapat mengakses satu atau lebih rumah, dengan memilih rumah yang akan diakses dari daftar rumah yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Listing floor Pemilihan rumah pada proses house selection akan menghasilkan daftar lantai yang ada di rumah tersebut, dari daftar lantai tersebut satu atau lebih dapat diakses oleh pengguna. Pengguna berinteraksi pada proses ini akan menghasilkan floor_id ketika memilih salahsatu lantai.
d. Listing device Satu atau lebih alat akan ditampilkan sistem ketika pengguna telah memlih lantai dari daftar lantai yang ada, daftar ini diperoleh melalui proses device onboard.
e. Active/deactive & Rename Device Sistem memiliki fitur kepada pengguna untuk mengaktifkan dan menonaktifkan peralatan yang ada serta merubah nama alat tersebut, proses ini diperlukan jika peralatan rumah yang terpasang sedang dalam keadaan rusak atau belum
41
terpasang sehingga web application tidak perlu menampilkan alat ini di tampilan monitoring ataupun report.
f. Device report Device report merupakan proses di web application untuk memberikan laporan berupa daftar peralatan beserta status dan nilainya sehingga pengguna dapat mengetahui kondisi peralatan yang terpasang di rumahnya. Laporan yang ditampilkan bisa dipilih berdasarkan waktu, alat, maupun secara real time (langsung). data yang diproses berasal dari proses penyimpanan sebelumnya.
g. Set Device status & value Di proses inilah pengguna dapat menentukan baik state (keadaan) maupun nilai suatu alat, dengan memilih alat dan mengaturnya proses ini akan meneruskan parameter (data) terkait ke proses storing dan disimpan ke dalam database yang nantinya akan dipaketkan dan dikirim ke alat rumah terkait. Proses ini akan memberikan tampilan ke pengguna tergantung jenis alat yang akan diatur.
h. Storing Data yang masuk ke web application dari embedded host akan tersimpan ke dalam database server melalui proses storing, tujuannya agar data ini bisa ditampilkan ke pengguna sesuai kebutuhannya, selain data yang berasal dari embedded host proses storing juga memiliki fungsi untuk menyimpan perintah (command) untuk peralatan yang diberikan oleh pengguna melalui proses set device status & value, perintah ini akan diambil di proses command request.
i. Device on Board Proses ini berada di embedded host yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan peralatan aktif apa saja yang terpasang di jaringan PLC, sehingga sistem memiliki daftar peralatan aktif, proses ini berinteraksi dengan device driver masing–masing alat untuk memberikan statusnya apakah aktif atau tidak begitu power listrik rangkaian menyala.
42
j. Pooling data from device Seperti diterangkan pada subbab sebelumnya embedded host secara periodik akan meminta (request) command dari server sekaligus mengirim status ke server, proses pooline inilah yang akan mengumpulkan seluruh status dan nilai dari peralatan aktif yang terpasang dari daftar peralatan yang didapat saat proses device on board, proses pooling per alat dilakukan secara bergantian melalui proses device status & value request.
k. Device status & value request Proses ini memiliki fungsi membentuk seuntaian format data yang berisi perintah untuk meminta (request) status dan nilai suatu alat berdasarkan id masing–masing alat, jadi proses ini akan dilaksanakan ketika proses pooling dijalankan.
k. Command request Pengiriman data antara embedded host dan server secara periodik berisi seuntaian perintah (command) yang diminta (request) untuk seluruh peralatan aktif yang terpasang , untaian ini dipecah–pecah berdasarkan alat sehingga pecahan-pecahan tersebut berisi id alat beserta perintah – perintahnya, perintah– perintah ini kemudian dikirimkan secara bergantian ke device driver alat yang sebelumnya dipaketkan dan diformat dalam bentuk protokol terdefenisi di proses set device status & value.
l. Set device status & value proses ini memaketkan data berisi perintah mengatur suatu alat apakah on/off atau memberikan suatu nilai kemudian diberikan perintah, proses ini dilakukan peralatan secara bergantian sesuai keinginan pengguna. Pengaturan ini hanya ada di web apllication.
Berikut tabel fungsional dan non fungsional dari sistem yang dikembangkan, dari table ini didapat apa kegunaan atas suatu fungsi di sistem dan aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem.
43
Tabel 1 Aspek fungsional sistem No 1 2 3
Functional Write master pengguna Write master rumah Write list lantai
4
Write list Alat
5
Write Authorizet pengguna
6
Perform Active device list
7
Perform device status and value
8
Set device state and value
9
Report device history
10
Set Lantai layout
11
Set device position in layout
Keterangan Fungsi untuk menulis data pengguna Fungsi untuk menulis data rumah Fungsi untuk menulis data lantai yang dimiliki suatu rumah Fungsi untuk menulis daftar alat suatu lantai Fungsi untuk menulis hak akses pengguna Fungsi menampilkan daftar alat yang aktif pada suatu lantai rumah Fungsi menampilkan nilai dan status alat Fungsi mengatur nilai dan keadaan alat Fungsi menampilkan riwayat suatu alat Fungsi untuk menaruh gambar layout suatu lantai Fungsi mengatur letak symbol alat pada gambar layout lantai
Tabel 2 Aspek Nonfunctional sistem No Technical 1
Client PC or Portable
2 3 4
Server PC min Pentium 4 Internet Network Web browser
5 6
Web base application PHP
Performance
Usability
Have to support over 4 simultaneous client session Load page for client max 10 seconds
Mobile access
Have ability more than 50 Kbps Updating data in 1 second & support javascript
Fast access Interactive application
Reliability
Online help
Tabel 1 merupakan daftar fungsi yang dimiliki SKAPEI, fungsi-fungsi ini diletakkan di web apllication, software embedded host dan software device driver, sedangkan tabel 2 merupakan aspek lain dari fungsional yang perlu diperhatikan untuk membangun sistem ini.
HARDWARE Berdasarkan letaknya hardware sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu hardware di sisi server dan hardware di sisi klien.
44
1. SERVER Hardware di sisi server memiliki fungsi sebagai penyimpan data, aplikasi sebagai user interface, dan pelayan data baik request dan response bagi klien dalam hal ini adalah peralatan rumah yang diakuisisi dan dikendalikan. Hardware pada sisi ini hanya terdiri dari sebuah komputer yang dapat diletakkan di penyedia jasa web hosting atau di tempat yang kita inginkan tentunya yang terhubung dengan akses jaringan Internet. Komputer server pada sistem ini memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut : 1. Prosessor pentium IV 2. RAM (Random Access Memmory) 512MB 3. Harddisk 1 GB 4. OS (Operating system) Windows XP 5. Webserver Apache 6. Database MySQL 7. Memiliki IP Public
2. KLIEN Hardware pada sisi klien bertugas mengakuisisi data dari sensor dan mendistribusikan perintah ke peralatan elektronik yang terpasang. Perangkat yang dibangun pada sisi ini dibangun oleh tiga perangkat menurut fungsinya yaitu : embedded host, PLC, dan device driver. Blok diagram dari perangkat yang terpasang di sisi klien dapat dilihat pada Gambar 28.
Modem Internet
Embedded Host
PLC Modem
Power Line
PLC Modem
Device Driver Device
Gambar 28 Blok diagram perangkat sistem di sisi klien.
45
2.1 EMBEDDED HOST Fungsi dari peragkat ini sudah dijelaskan pada bagian software yaitu mengumpulkan data dari sensor, mendistribusikan perintah dan mengirimkan data ke server melalui jaringan Internet. Diagram blok dari perangkat ini dapat dilihat pada Gambar 29. Embedded Host
Dari & ke modem internet / Hub
RX TX Ethernet
Ethernet To Serial
RX TX Rs232
ATMEGA 128
RX TX Rs232
Ke PLC modem
Gambar 29 Blok diagram perangkat embedded host
Komponen penggerak dari rangkaian ini adalah sebuah mikrokontroller atmega 128 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: • Advanced RISC Architecture • High Endurance Non-volatile Memory Segments 128K Bytes of In-System Self-Programmable Flash 4K Bytes EEPROM 8K Bytes Internal SRAM • Peripheral Features - Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescaler and Compare Mode - Two expanded 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare- and Capture Mode - 8-channel, 10-bit ADC Two Programmable Serial USART Master/Slave SPI Serial Interface • I/O and Packages 53 Programmable I/O Lines • Temperature Range: -40°C to 85°C Industrial Mikrokontroller ini berisi software
yang ditanamkan di flash memory untuk
menjalankan tugasnya sedangkan data hasil pengumpulan dari sensor dan data yang diterima dari server diletakkan di memory RAM. Pengumpulan dan pendistribusian data dilakukan dengan menggunakan jalur komunikasi serial. Satu jalur serial digunakan untuk transmisi data dari modul ethernet to serial dalam
46
bentuk HTTP dan satu jalur lagi untuk modem PLC dalam bentuk protokol yang terdefenisi. Modul ethernet to serial berfungsi untuk mengubah data yang masuk dari jaringan lokal atau Internet menjadi data serial UART, pada modul ini ada beberapa hal yang harus dikonfigurasi seperti : alamat IP perangkat, alamat IP server, baud rate serial, mode perangkat (sebagai klien atau server), dan mode protokol apakah TCP atau UDP. Bentuk fisik dari perangkat ini dapat dilihat pada Gambar 30.
Device Driver
Modem Internet
Embedded Host
Device Modem PLC
Modem PLC
Gambar 30 Bentuk fisik hardware klien.
2.2 MODEM PLC Data dalam bentuk protokol yang terdefinisi baik berasal dari embedded host maupun device driver perlu dihubungkan, pada sistem ini perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua perangkat tersebut menggunakan modem PLC dimana media komunikasinya menggunakan jalus listrik. Modem PLC yang digunakan produk dari Yitran yang dijantungi oleh komponen IC (Integrated Circuit) IT800D. Secara blok diagram perangkat ini dapat dilihat pada Gambar 31. Perangkat ini bertugas mengubah data serial UART menjadi sinyal–sinyal listrik yang dapat diikutsertakan di dalam jaringan listrik, pada Gambar 31 terdapat blok AFE (Analog front end), blok inilah yang mengubah dari bentuk
47
data digital menjadi
sinyal listrik analog dalam bentuk modulasi frekuensi.
Frekuensi yang termodulasi hasil dari AFE diserahkan ke blok PSU (Power Supply Unit) untuk diteruskan ke jaringan listrik. IC IT800D merupakan IC mikrokontroller yang mengolah data serial yang diterima dalam bentuk protokol terdefinisi menjadi protokol tersendiri (protokol buatan Yitran) agar dapat dimengerti oleh modem PLC di sisi lainnya dan sebaliknya menerima data dalam bentuk protokol Yitran yang dikirim oleh modem PLC di sisi lainnya dan merubahnya menjadi protokol terdefenisi.
Modem PLC
Gambar 31 Diagram blok modem PLC.
2.3 DEVICE DRIVER Device driver merupakan perangkat yang digunakan untuk menerima sinyal baik digital maupun analog dari sensor dan memberi sinyal baik digital maupun analog ke aktuator berdasarkan perintah dari embedded host melalui modem PLC. Bentuk dari perangkat ini disesuaikan dengan alat yang akan diakuisisi dan dikendalikan, untuk tesis ini alat yang digunakan adalah lampu pijar. Untuk diagram bloknya dapat dilihat pada Gambar 32. Device driver Ke PLC modem
RX TX Rs232
Mikrokont roller
Driver
Aktuator Sensor
Gambar 32 Blok diagram device driver.
48
Perangkat ini menggunakan sebuah mikrokontroller untuk menerjemahkan perintah yang diterima dari embedded host untuk mengatur blok driver, blok driver dapat berbentuk relay, transistor, mosfet, ataupun SCR tergantung terhadap aktuator yang akan digunakan apakah motor dinamo ataupun selenoid aktuator itu sendiri dipilih berdasarkan alat yang akan dikendalikan, sedangkan sensor mengambil status atau keadaan aktuator yang kemudian diserahkan ke mikrokontroller untuk dipaketkan ke dalam bentuk protokol terdefinisi sebelum di kirim ke embedded host melalui modem PLC.
EVALUASI SISTEM Untaian kegiatan penelitian yang dimulai dari penentuan kebutuhan sistem, studi literatur hingga menghasilkan prototipe sistem ada beberapa hal hasil pengamatan yang perlu disampaikan yaitu : 1. Aspek manfaat : sistem ini memiliki nilai jual yang bisa dimanfaatkan di dunia usaha di Indonesia, ini karena sistem ini menjadi alternatif produk smart home yang bisa diakses di mana saja kapan saja beda dengan produk yang sudah ada di pasaran hanya bisa diakses secara lokal dan kalaupun ada menggunakan IP publik yang merupakan sumber daya terbatas. 2. Aspek teknis : dengan tidak digunakannya IP publik sistem ini bisa dipasang di mana saja selama terhubung dengan Internet ditambah dengan digunakannya port 80 yang tidak ditutup oleh network administrator. Dengan menggunakan metode GET pada protokol HTTP semua parameter yang perlu dikirim ke server tertera dalam alamat URL sehingga parameter tersebut dapat dilihat dengan menggunakan software sniffing. Device driver yang perlu dikembangkan cukup banyak variannya ini dikarenakan peralatan elektronik yang akan diakses cukup banyak pula variannya namun dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu yang diakses berdasarkan status on / off dan bedasarkan suatu nilai. Bentuk fisik dari perangkat masih cukup besar terutama modem PLC, dengan digunakannya power line sebagai media komunikasi lokal cukup memudahkan dalam hal instalasinya dalam arti tidak perlu menarik kabel dari embedded host ke device driver yang lokasinya relatif berjauhan, komunikasi melalui power
49
line tidak mempengaruhi perangkat listrik maupun elektronik yang terpasang.. 3. Aspek biaya : jika dibandingkan dengan penelitian yang bertopik serupa biaya yang dikeluarkan untuk perangkat sistem ini memiliki nilai lebih dan kurang, nilai lebihnya terletak pada penggunaan embedded host lebih murah baik di sisi harganya ( + Rp.600.000,- ) maupun konsumsi listriknya (+ 300 mA) dibandingkan menggunakan komputer, sedangkan untuk jaringan lokalnya sisitem ini menggunakan modem PLC yang harganya + Rp. 700.000,- / modem lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan komunikasi serial RS485 yang harga modulnya + Rp. 80.000,- dan kabelnya menggunakan kabel UTP yang perkiraan harganya Rp.3.000,-/meter namun dari segi instalasinya komuikasi melalui jaringan listrik lebih mudah. Sistem ini cukup menggunakan koneksi Internet yang biayanya tidak mahal cukup memilih peket akses Internet termurah ini karena jumlah data yang dikirimkan dalam satu kali transaksi sekitar 213 Byte (Gambar 15).
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Pada sisi klien pemanfaatan jaringan listrik sebagai media pengiriman data dan modem PLC sebagai antarmukanya dapat digunakan untuk mendistribusikan data hasil akuisisi dan data perintah dari dan ke peralatan elektrik / elektronik rumah dalam bentuk protokol terdefinisi, sedangkan pengiriman data dari sisi klien ke server dengan memanfaatkan perangkat embedded host dapat dilakukan, pengiriman data baik dari klien ke server maupun sebaliknya dapat menggunakan protokol HTTP melalui port 80. Terdapat banyak variant peralatan elektronik yang dihasilkan produsen peralatan elektrik dan elektronik namun dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu yang memiliki state on/off dan yang memiliki nilai. Komunikasi data melalui powerline tidak mempengaruhi kinerja peralatan elektronik dan dengan biaya instalasi penggunaan Internet tidak terlalu mahal.
SARAN Sistem ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut terutama masalah keamanan data. Hal ini bertujuan agar alat elektronik yang akan dikendalikan tidak dikendalikan dan diakses informasinya oleh orang yang tidak memiliki hak. Selain perlu dilakukan penelitian bagaimana perangkat sistemnya lebih kecil agar mudah untuk dipasang di tempat yang diinginkan.
51
DAFTAR PUSTAKA Alfarabi T. 2009. Prototype Gedung Cerdas Dengan Memanfaatkan Jaringan Internet Sebagai Human Main Interface Pada Gedung Training Center PENS – ITS [skripsi]. Surabya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Bhargav PU, Koopman P. 1993. Embedded Communication Protocols Options. Proceedings of the fifth anual Emedded conference volume 2. Cai L. 2009. Temperature Measurement and Control System Based on Embedded WEB. Computer and Information Science Vol.2 No.2, May 2009 Carcelle X. 2006. Power line communications in practice. Artech House, penerjemah. London: Artech House. Terjemahan dari: Réseau CPL par la pratique. Dostalek L, Kabelova A. 2006. Understanding TCP/IP: A clear and comprehensive guide to TCP/IP protocols. Packt Publishing, penerjemah; Abhishek S, Darshan P, Louay F, editors. Mumbai: Packt Publishing. Terjemahan dari: Velký průvodce protokoly TCP/IP a systémem DNS. Electronic By Design 2005. Speeding up embedded systems, www.electroline.com.au/articles/780-Speeding-up-embedded-systems [14 februari 2010]. Hrasnica H, Haidine A, Lehnert R, 2004. Broadband Powerline Communication Network Design. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. Kharisma I. 2010, Embedded System Not Small Computer http://indrakharisma.blog.unair.ac.id/2009/04/04/embedded-system-not-justsmall-computer/. [10 Februari 2010]. Maestre JM, Comacho E.F. 2009. Smart Home Interoperability: the DomoEsi Project Approach, International Journal of Smart Home Vol.3, No.3, July 2009. Sutantyo DK., Utomo D. 2006. Implementasi Embedded Web Server Via Modem Berbasiskan Mikrokontroler, Jurnal Teknik Elektro Vol 6. No.1, Maret 2006 Saliman 2006. Kajian Penggunaan Secure Microcontroller sebagai solusi pengembangan Sistem Embedded yang Aman. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Tan T, Jeremy 2004. Embedded Atmel HTTP Server [tesis]. New York: Engineering Division of Graduate School of Cornell University. .