PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT
JAKA AHMAD JULIARTA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem Informasi Konservasi Fauna Kabupaten Garut adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014
Jaka Ahmad Juliarta NIM G64080082
ABSTRAK JAKA AHMAD JULARTA. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI. Sistem informasi geografis digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai sarana pelayanan publik. Salah satu wilayah cakupan BPDAS Cimanuk-Citanduy adalah kabupaten Garut yang memiliki luas wilayah hutan sebesar 35%, oleh karena itu perlu adanya managemen lahan sebagai area konservasi sesuai dengan jumlah fauna dilindungi untuk kelangsungan ekosistem hutan kabupaten Garut. Area konservasi ini perlu publikasikan dengan menggunakan media online agar semua kalangan dapat dengan mudah memperoleh informasi tersebut dan sebagai media promosi daerah Garut untuk penggunaan lahan yang lebih tepat guna. Sistem online yang dikembangkan yaitu berbasis web dengan metode pengembangan yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo tahun 2004. Sistem yang terbentuk berupa peta dinamis dan interaktif dengan menggunakan Mapserver dan framework Pmapper. Peta yang ditampilkan dalam sistem yaitu informasi wilayah administrasi kecamatan, wilayah habitat, wilayah tingkat prioritas, informasi jalan, dan wilayah konservasi fauna. Kata kunci : Garut, sistem informasi geografis, konservasi, Pmapper
ABSTRACT JAKA AHMAD JULIARTA. Development of Geographic Information System Fauna Conservation in District Garut. Supervised by YANI NURHADRYANI. Geographic information systems are used by Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy as a tools to improve public service. One of the region BPDAS Cimanuk-Citanduy is Garut district which has an area of forest by 35%, therefore the need for land management as a conservation area which suitable with the count of fauna for the survival of the forest ecosystem in Garut district. This conservation area needs to be socialized by using online media so that all people can access and easily obtain the information and also as a media campaign of Garut district for effective land use. This online system developed as a web-based using development methods issued by the Department of Geography University at Buffalo in 2004. This systems a dynamic and interactive maps using Mapserver and Pmapper framework. The maps displayed in the system is the information of district administration, habitat, region priority level, road information, and fauna conservation area. Keywords : Garut, geographic information system, conservation, Pmapper
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT
JAKA AHMAD JULIARTA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada Departemen Ilmu Komputer
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut Nama : Jaka Ahmad Juliarta NIM : G64080082
Disetujui oleh
Dr Yani Nurhadriani, SSi, MT Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 ini ialah Pengembangan Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik bersifat materi maupun moral kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1 Ibu Dr Yani Nurhadriani, SSi MT selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan, saran, dan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir. 2 Kedua orang tua Bapak Kuswadi, BscF dan Ibu Eem Suhaemi, Delonix Regia, Usep Nurhidayat dan Retno Kusumaningrum yang senantiasa mendoakan, mendukung serta memberikan motivasi dan kesabarannya dalam mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir. 3 Bapak Hari Agung Adrianto, SKom MSi dan Ibu Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun. 4 Seluruh staf pengajar Ilmu Komputer IPB atas ilmu dan bimbingan selama penulis berkuliah di almamater ini. 5 Teman-teman seperjuangan di tingkat akhir Hutomo, Rian, Tenri, Roni, Asrori, Ryan atas saran serta dukungan selama ini. 6 Seluruh ilkomerz’45 atas saran, semangat, dan motivasi kepada penulis selama ini. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Jazakumullah khairan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Jaka Ahmad Juliarta
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
METODE
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Analisis Kebutuhan Sistem
6
Perancangan Konseptual
8
Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data
9
Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
9
Pengujian Kesesuaian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
10
Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
10
Perencanaan dan Perancangan Database
11
Pembangunan Database
12
Integrasi dan Perancangan Antarmuka
16
Pengembangan Sistem
18
Pengujian Sistem
20
Penggunaan dan Perawatan Database
20
SIMPULAN DAN SARAN
21
Simpulan
21
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
31
DAFTAR TABEL 1 Basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut 2 Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi (BPLH dan LIPI 2007) 3 Kriteria berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi 4 Kriteria penggunaan lahan untuk habitat fauna
11 12 13 14
DAFTAR GAMBAR 1 Metoda penelitian Department of Geography University at Buffalo 2004) 2 Tahapan perancangan peta konservasi fauna (Gordon 2009) 3 Diagram Konteks (DFD level 0) SIG Konservasi Fauna 4 Peta penyebaran fauna kabupaten Garut 5 Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna kabupaten Garut 6 Peta habitat fauna di kabupaten Garut 7 Peta daerah konservasi fauna di kabupaten Garut 8 Arsitektur sistem dengan Three Tier Architecture (Microsoft Developer Network 2014) 9 Antarmuka halaman utama 10 Antarmuka halaman peta 11 Struktur umum mapfile (Prahasta 2007) 12 Pendefinisian objek layer yang terintegrasi basis data 13 Halaman peta SIG konservasi fauna kabupaten Garut
4 8 9 13 14 15 15 17 18 18 19 19 21
DAFTAR LAMPIRAN 1 Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut 2 DFD level 1 dan level 2 sistem informasi geografis konservasi fauna kabupaten Garut 3 Survei Perangkat Keras 4 Diagram keterhubungan antartabel SIG Konservasi Fauna Kabupaten Garut 5 Desain physical basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut 6 Diagram hierarki Sistem 7 Diagram hierarki antarmuka peta 8 Hasil Pengujian Black-box
23 24 26 26 27 28 28 28
PENDAHULUAN Di era global saat ini teknologi informasi sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan akurat sehingga proses bisnis yang terjadi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sistem informasi akan mendominasi kegiatan suatu pemerintahan agar setiap instansi pemerintahan yang terkait dapat saling terintegrasi dengan baik dan proses ekstraksi informasi menjadi lebih transparan. Hal ini mendorong suatu instansi pemerintah untuk mampu menyediakan layanan dalam bentuk elektronis. Salah satu sistem informasi yang banyak digunakan di instansi pemerintah bidang pertanian adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG ini merupakan salah satu jenis sistem informasi yang menangani data spasial/komponen geografis (Yongling & Jungsong 2007).
Latar Belakang SIG digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy yang merupakan perangkat pemerintah bergerak di bidang pertanian khususnya kehutanan dibawah Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. BPDAS Cimanuk-Citanduy ini bertugas untuk menangani Proyek Perencanaan Pembinaan Reboisasi Penghijauan Daerah Aliran Sungai (P3RP DAS) disekitar sungai Cimanuk-Citanduy. Salah satu tugas lainnya adalah melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi tata air, penggunaan lahan, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengelolaan sistem informasi daerah aliran sungai (BPDAS Cimanuk-Citanduy 2010). BPDAS di Indonesia tercatat ada 36 instansi yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Menangani wilayah yang dilalui setiap sungai yang ada di daerahnya. Menurut hasil survei Kementerian Kehutanan pada tahun 2012 tercatat hanya delapan website BPDAS yang aktif dalam pelayanan informasi DAS dan hanya tiga BPDAS yang telah menggunakan sistem informasi geografis perpetaan secara online. BPDAS Cimanuk-Citanduy itu sendiri memliki website untuk pelayanan informasi DAS namun belum memiliki pelayanan peta secara online. Pelayanan informasi geografis yang dilakukan BPDAS Cimanuk-Citanduy salah satunya yaitu hasil pengolahan data spasial berupa peta digital ataupun cetak. Informasi ini diperlukan oleh instansi seperti Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, dan pemerintahan daerah yang dipakai untuk pengolahan data spasial, selain itu digunakan juga oleh akademisi sebagai sumber penelitian, juga digunakan oleh instansi internal itu sendiri. Informasi ini dapat diperoleh dengan langsung mendatangi instansi tersebut, cara ini kurang efektif karena membutuhkan waktu dan biaya. Penyajian informasi dalam bentuk website dinilai dapat meningkatkan pelayanan karena menghemat biaya dan waktu, hal ini merupakan langkah awal yang harus dimulai untuk memberikan komitmen peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan melalui media elektronik (seperti internet) merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan sehingga akan tercipta suatu pemerintahan yang terintegrasi (Evans & David 2007).
2 Wilayah kerja BPDAS Cimanuk-Citanduy ini mencakupi wilayah Priangan Timur, salah satunya Kabupaten Garut yang memiliki luas hutan sekitar 35% dari total wilayah Kabupaten Garut menurut dinas kehutanan Garut. Dalam kondisi hutan yang sekarang khususnya di Kabupaten Garut, keberlanjutan merupakan suatu hal yang sedang diperhatikan oleh masyarakat global, baik dalam hal energi, pangan, teknologi, dsb. Intinya semua hal tersebut dikaitkan dengan dampak terhadap lingkungan dan kelestarian lingkungan tersebut baik hayati maupun non hayati. Menurut Gordon et al. 2009, salah satu krisis keanekaragaman fauna dunia telah terjadi akibat perubahan tata guna lahan yang dihasilkan dari aktivitas manusia sehingga lahan yang tersedia kurang tepat guna dan mengganggu ekosistem. Hal ini terutama terjadi di daerah yang tingkat fragmentasi habitatnya tinggi dan tingkat modifikasi lahan yang besar sehingga habitat sekitar pada umumnya tidak cocok untuk banyak fauna. Hal ini menjadi lebih penting lagi apabila spesies endemik, terancam dan dilindungi ternyata memiliki habitat di kawasan konservasi yang dijadikan daerah pengembangan dan pertumbuhan populasi penduduk. Untuk menyikapi hal tersebut maka perlu adanya analisis perencanaan penggunaan lahan sebagai wilayah konservasi berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi di setiap daerah kabupaten Garut dengan hasil berupa peta konservasi fauna yang diharapkan menjadi suatu landasan tata guna lahan yang tepat guna (Gordon et al. 2009). Penelitian ini membahas mengenai perencanaan konservasi wilayah kabupaten Garut yang terintegrasi antara aspek konservasi dan keanekaragaman fauna dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis web yang dinamis dengan menggunakan Mapserver dan Pmapper. Untuk membangun suatu SIG yang terintegrasi antara kesesuaian perangkat keras dan perangkat lunak diperlukan metode pengembangan khusus yaitu yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo tahun 2004. Aplikasi SIG berbasis web ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan informasi berupa peta konservasi fauna yang dinamis dan interaktif, juga dapat dimanfaatkan secara luas di berbagai bidang khususnya di bidang kehutanan sebagai alat bantu dalam melakukan analisa, pengambilan keputusan, dan media informasi promosi wilayah Garut tanpa mengganggu ekosistem hutan yang di dalamnya terdapat fauna dilindungi. Analisis ini diharapkan dapat membantu bagi penentu kebijakan dalam menentukan langkah konservasi fauna, sehingga pada akhirnya akan mempertahankan hutan area konservasi sebagai habitat fauna dan terjalin hubungan yang sejalan dengan perkembangan pembangunan.
Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1 Bagaimana proses analisis rekomendasi konservasi fauna di kabupaten Garut. 2 Bagaimana proses pembuatan peta konservasi fauna. 3 Bagaimana pengembangan sistem informasi geografis konservasi fauna berupa peta berbasis web.
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi geografis berbasis web berupa peta konservasi fauna kabupaten Garut untuk mempermudah pelayanan informasi peta dan sebagai media promosi pengembangan wilayah Garut yang tepat guna lahan.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan suatu informasi wilayah konservasi kabupaten Garut berupa peta berbasis web yang dinamis dan interaktif. Pengguna dapat dengan mudah memperoleh data spasial konservasi fauna untuk kepentingan pengembangan wilayah Garut yang sesuai wilayah konservasi.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terbatas pada pengembangkan sistem informasi geografis berupa peta konservasi fauna kabupaten Garut yang dapat meningkatkan pelayanan informasi data spasial BPDAS Cimanuk-Citanduy. Pengembangan sistem informasi geografis mencakup tools peta, pencarian kategori peta, dan menampilkan peta konservasi fauna kabupaten Garut. Sistem dibuat dengan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan Mapserver dan framework Pmapper.
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan. Tahapan-tahapannya mengacu pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo (2004), namun telah disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. Penyesuaian yang dilakukan pada tahapan implementasi yang terdiri dari tiga tahap, yaitu perancangan antarmuka, pengembangan, dan pengujian. Ketiga tahap ini dilakukan secara berulang sampai didapatkan sistem yang diharapkan. Perulangan ini selesai jika tahap pengujian sistem telah sesuai (Gambar 1).
Analisis Kebutuhan Sistem Pada tahap analisis ini dapat mengetahui kebutuhan dari suatu sistem yang akan dibangun. Proses analisis dilakukan untuk merumuskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dimulai dari spesifikasi pengguna dan kebutuhan fungsional sistem.
4
Gambar 1 Metode Penelitian (Department of Geography University at Buffalo 2004)
5 Perancangan Konseptual Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam diagram konteks.
Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi data dilakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap survei ketersediaan data meliputi inventarisasi dan dokumentasi data peta, yang dimiliki maupun sumber data lainnya. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan.
Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Sistem Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengetahui perangkat apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem berdasarkan fungsionalitas sistem tersebut.
Pengujian Kesesuaian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Sistem Pada tahapan ini dilakukan pengujian kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang didapatkan dari hasil survei sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan.
Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Tahapan ini dilakukan untuk merancang perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem, berdasarkan fungsionalitas sistem. Perangkat keras yang dibutuhkan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan.
Perencanaan dan Perancangan Database Tahapan ini dilakukan dengan melakukan perancangan logik dan fisik database. Perancangan logik merupakan perancangan database dengan membuat diagram keterhubungan antar tabel. Perancangan fisik dilakukan dengan memilih atribut yang akan terdapat dalam masing-masing tabel.
6 Pembangunan Database Dalam tahapan ini membuat suatu database spasial dan mulai memasukkan tipe data hasil dari pengolahan yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya ke dalam database. Tipe data ini berupa tipe data spasial dan data atribut.
Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Berbeda dengan aplikasi komputer lainnya, aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play. Beberapa komponen mungkin dapat berjalan dengan baik bila berjalan sendiri, tetapi belum tentu dapat berjalan baik bila telah dipadukan. Pada tahapan ini kita melakukan integrasi antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid.
Pengembangan Sistem Perangkat dan teknologi diaplikasikan untuk membangun aplikasi web yang telah dirancang. Pengembangan sistem ini dilakukan dengan konfigurasi layer pada mapfile.
Pengujian Sistem Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode blackbox. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Yang melakukan uji terhadap sistem ini adalah pihak instansi yang akan memelihara web GIS ini.
Penggunaan dan Perawatan Database Perawatan terhadap data secara berkala sangat diperlukan dalam aplikasi SIG. Penyusunan dokumentasi diperlukan sebagai panduan bagi administrator database dan pengembangan sistem aplikasi pada masa yang akan datang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Sistem Deskripsi sistem yang dikembangkan merupakan suatu sistem informasi geografis BPDAS Cimanuk-Citanduy berbasis web yang menyajikan peta konservasi fauna kabupaten Garut sebagai media promosi daerah Garut. Dengan
7 adanya web GIS ini diharapkan dapat menciptakan suatu pelayanan yang efektif dan efisien di wilayah kerja BPDAS Cimanuk-Citanduy khususnya daerah Garut. Spesifikasi pengguna sistem ini dibagi menjadi dua kategori yaitu admin dan pengguna. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan tanggung jawab dan hak akses yang dimiliki masing-masing pengguna sistem. Perbedaan antara admin dan pengguna terletak pada hak akses terhadap data sistem. Admin memiliki wewenang untuk memanipulasi data sementara pengguna terbatas hanya dapat melihat informasi peta dan informasi mengenai konservasi yang disajikan sistem. Spesifikasi pengguna diantaranya, masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi wilayah konservasi fauna kabutapen Garut, pengguna di lingkungan cakupan instansi yang membutuhkan data spasial baik untuk kepentingan pribadi atau untuk instansinya, pengguna di lingkungan pendidikan seperti mahasiswa yang membutuhkan data peta untuk penelitian, dan instansi-instansi terkait yang membutuhkan data peta seperti Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, pemerintahan daerah Garut, dan pihak lain yang membutuhkan data spasial konservasi fauna. Adapun kebutuhan fungsional perangkat lunak yang dikembangkan memiliki fungsi-fungsi umum sebagai berikut: 1 Menyajikan informasi tentang gambaran umum pentingnya konservasi fauna dan sekilas tentang kabupaten Garut. 2 Menyediakan fasilitas unduh peta bagi user. 3 Pengelolaan basis data yang hanya dapat dilakukan oleh admin. Fungsi-fungsi operasi peta yang dimiliki sistem ini : 1 Menampilkan peta wilayah kabupaten Garut sebagai wilayah cakupan BPDAS Cimanuk-Citanduy, hasil analisis dari peta administrasi kabupaten Garut, peta penggunaan lahan kabupaten Garut, peta jalan kabupaten Garut, dan peta jumlah penduduk kabupaten Garut berupa peta koservasi fauna. 2 Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna. 3 Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan. 4 Perbesaran maksimum sesuai dengan besarnya frame. 5 Melakukan pergeseran posisi tampilan peta. 6 Melakukan pengukuran jarak dari satu titik ke titik yang lain dan pengukuran luas poligon dalam peta. 7 Mempetbesar dan memperkecil ukuran peta. 8 Menampilkan menu navigasi, seperti zoom to full extent, back, next, zoom in, zoom out, pan. 9 Melakukan proses searching lokasi berdasarkan daerah konservasi fauna. 10 Dapat melakukan konversi peta dalam bentuk JPEG, PNG, dan PDF. 11 Print preview peta dalam skala tertentu. Deskripsi tentang proses masing-masing fungsi dapat dilihat pada Lampiran 1 (Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut).
8 Perancangan Konseptual Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Dalam perancangan konseptual database perlu mengidentifikasi data yang dibutuhkan, dari hasil analisis sistem dapat disimpulkan bahwa informasi data dan peta yang ingin ditampilkan terdiri atas: 1. Data spasial dan data atribut peta konservasi fauna hasil dari penambahan data atribut berupa jumlah fauna dan klasifikasi berdasarkan jumlah fauna, kemudian hasil dari overlay layer peta yang terdiri atas, peta administrasi dengan atribut nama kecamatan di kabupaten Garut, peta penggunan lahan dengan atribut keterangan lahan, peta kepadatan penduduk dan peta jalan dengan atribut keterangan nama jalan. Tahapan overlay untuk menentukan peta konservasi dapat dilihat pada Gambar 2. 2. Informasi singkat mengenai kabupaten Garut dan konservasi fauna kabupaten Garut. Desain proses dari sistem atau yang dikenal sebagai Data Flow Diagram (DFD) sebagai pemodelan kebutuhan fungsional merepresentasikan proses aliran data dalam sebuah sistem. Diagram konteks (DFD level 0) dikembangkan kembali menjadi DFD level satu dan level dua yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Gambar umum sistem dapat dilihat pada diagram konteks (DFD level 0) pada Gambar 3.
Gambar 2 Tahapan Perancangan Peta Konservasi Fauna (Gordon 2009)
9 Navigasi peta Data peta Kueri pencarian
Admin
SIG Konservasi Fauna
Informasi peta Informasi hasil pencarian
Navigasi peta Kueri pencarian
Pengguna Informasi hasil pencarian
Gambar 3 Diagram Konteks (DFD level 0) SIG Konservasi Fauna Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Dari proses ini diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Data peta berupa data spasial data polygon, data line, dan data point hasil olahan perangkat lunak Arcview dengan format file shapefile (.shp, .shx, .dbf, .sbn) yang diperoleh dari BPDAS Cimanuk-Citanduy bagian program DAS dan evaluasi DAS yang terdiri atas peta administrasi, peta penggunaan lahan, peta jalan, dan peta kepadatan penduduk. 2. Peta raster dari peta administrasi wilayah kabupaten Garut dengan format file .tif. 3. Informasi sekilas tentang konservasi fauna yang diperoleh dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan informasi tentang kabupaten Garut dari website resmi pemerintahan daerah kabupaten Garut. Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan informasi tersebut.
Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, jenis perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi sistem ini terbagi dalam tiga kategori yaitu : 1 Perangkat lunak untuk membuka dan mengolah data spasial yang berformat file shapefile yang digunakan sebagai layer pada implementasi sistem, perangkat lunak yang tersedia diantaranya Quantum GIS dan ArcView. 2 Perangkat lunak untuk pengembangan sistem berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan sistem ini yang tersedia yaitu MapServer dan ArcIMS sebagai fasilitas untuk menampilkan data spasial ke dalam peta berbasis web. Kerangka kerja pendukung mapserver yang digunakan sebagai alternatif yaitu Chameleon dan Pmapper. 3 Perangkat lunak sebagai sistem manajemen basis data (Database Management System) yang tersedia untuk mengelola basis data diantaranya PostgreSQL dan MySQL. Pengembangan sistem ini dikembangkan dalam platform Windows 8 dan Windows XP sehingga perlu ditinjau spesifikasi perangkat lunak terhadap perangkat kerasnya. Survey perangkat keras dapat dilihat pada Lampiran 3.
10 Berdasarkan survei perangkat lunak maka perangkat keras dengan spesifikasi minimum yang dapat digunakan dalam proses pengembangan sistem ini adalah : Prosesor Intel 1 GHz. RAM 1 GB. Harddisk dengan kapasitas minimal 16 GB. Direct X 9 graphic card 800×600 display.
Pengujian Kesesuaian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Pada tahap ini dilakukan pengujian antara spesifikasi minimum perangkat keras dengan perangkat lunak yang akan digunakan dan telah disurvei pada tahap sebelumnya. Perangkat lunak untuk mengolah data spasial yang diuji yaitu Arcview dan Quantum GIS. Fungsi kedua perangkat lunak ini hampir sama yaitu menghasilkan shapefile hasil pengolahan data spasial. Namun Arcview memiliki ekstensi gix-export-tool untuk mengekspor file shapefile menjadi mapfile karena MapServer dengan mapscript hanya mampu membaca mapfile. Arcview pun dapat mengekspor file ke dalam format sql. Perangkat lunak dalam pengembangan berbasis web. Untuk pengujian ini dilihat kriteria ketersediaan pustaka yang mendukung interaksi antara peta dan pengguna dan biaya lisensi. MapServer dan ArcIMS mendukung dalam interaksi antara peta dengan pengguna sistem namum MapServer merupakan perangkat lunak yang open source sedangkan ArcMIS merupakan perangkat lunak yang komersil yang dikeluarkan oleh ESRI. Perangkat lunak sebagai sistem manajemen basis data yang dibutuhkan harus memiliki kemampuan untuk menyimpan data spasial dan memiliki lisensi open source. PostgreSQL dan MySQL memilki lisensi Open Source namun dalam kemampuan mengolah data spasial hanya dapat dilakukan oleh PostgreSQL sedangkan MySQL tidak bisa mengolah data spasial.
Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Berdasarkan pengujian kesesuaian perangkat keras dan perangkat lunak, maka perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu: 1 Arcview 3.3 sebagai perangkat lunak untuk mengolah data spasial yang telah memiliki ekstensi gix-export-tool untuk mengkonversi menjadi tipe file .map dan .sql. 2 MapServer sebagai perangkat lunak untuk mengembangkan sistem berbasis web dengan kerangka kerja Pmapper. 3 PostgreSQL sebagai perangkat Database Management System (DBMS) Perangkat keras yang dipilih sesuai dengan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya. Perangkat keras yang dipilih telah dianggap memenuhi syarat untuk pengembangan sistem ini yaitu : Prosesor Core i3 – 2330M, 2.2GHz Memori 4 GB Harddisk dengan kapasitas 300 GB Layar dengan resolusi 1366×768 pixel
11
Perencanaan dan Perancangan Database Perancangan database dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap konseptual, logik dan fisik. Perancangan Konseptual Database Pada tahap konseptual dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan dan penyajian model data. Jenis data yang digunakan yaitu data vektor. Format data vektor yang didukung MapServer adalah shapefile sehingga semua data yang digunakan harus memiliki format shapefile (*.shp) untuk data spasial dan format dbaseIV (*.dbf) untuk data atribut. Format data ini dihasilkan dengan menggunakan perangkat lunak Arcview GIS 3.3. Bentuk data vektor yang digunakan dalam sistem informasi geografis konservasi fauna kabupaten Garut yaitu data polygon untuk wilayah administrasi kecamatan, penggunaan lahan dan kepadatan penduduk, data line untuk sungai dan jalan, dan data point untuk nama wilayah konservasi. Semua data vektor menggambarkan setiap layernya dan berasal dari satu tabel yang sama setelah overlay semua data vektornya, hal ini dapat mempermudah dalam konfigurasi layer dan proses pencarian. Perancangan Logical Database Perancangan logical database ditampilkan dalam diagram keterhubungan antartabel dapat dilihat di Lampiran 4. Tabel basis data dirancang sesuai kebutuhan sistem dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut Nama Tabel Konservasi User Saran geometry_columns spatial_ref_sys
Kegunaan Memberikan informasi wilayah konservasi sesuai prioritas biodiversitas dan kepadatan penduduk Login admin berupa username dan password Buku tamu sistem Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial Referensi spasial dari kolom geometri
Tabel konservasi merupakan tabel objek spasial mengenai area konservasi sistem informasi geografis konservasi kabupaten garut yang berisi atribut nama kecamatan, kepadatan penduduk, nama sungai, nama jalan, keterangan penggunaan lahan, jenis habitat, tingkat biodiversitas, dan arean konservasi. Sementara tabel geometry_columns merupakan tabel metadata yang berisi informasi tentang objek spasial. Tabel spatial_ref_sys merupakan tabel metadata yang menyimpan data spatial reference system yang digunakan oleh objek spasial konversi.
12 Perancangan Fisik Database Perancangan fisik database dilakukan dengan tipe data dari tiap atribut dan menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh karena itu, data spasial dan atribut disimpan dalam database postgreSQL dalam shapefile tiga format file yaitu *.shp, *.shx, .*dbf dengan ekstensi PostGIS. Desain fisik berupa tabel tipe data dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pembangunan Database Proses pembangunan database terdiri atas pengumpulan data spasial, pengolahan data, konversi data shapefile ke dalam bentuk PostGIS dan membuat database baru dalam PostgreSQL. Pengolahan Data pada Arcview Data spasial yang diperoleh sudah dalam bentuk shapefile yang memiliki beragam tipe data seperti point, line, dan polygon yang berformat *.shp, *.shx, dan *.dbf. Selanjutnya data tersebut diolah sesuai dengan alur pada Gambar 2 untuk memperoleh peta konservasi fauna kabupaten Garut dengan menggunakan teknik overlay. Teknik overlay, merupakan suatu cara menggabungkan dua atau lebih shapefile yang berbeda tipe untuk menghasilkan satu shapefile yang memiliki atribut berhubungan. Pengolahan peta konservasi fauna kabupaten Garut berdasarkan Gordon et al (2009) dalam jurnal yang berjudul Integrating conservation planning and landuse planning in urban landscaps yaitu membuat zonasi sesuai jumlah fauna pada suatu daerah dan zonasi tingkat prioritas konservasi kemudian merekomendasikan wilayah konservasi dan pembangunan berdasarkan zonasi tersebut dengan pendekatan sistem informasi geografis. Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan daerah administrasi kecamatan di kabupaten Garut yang menjadi area penyebaran fauna dengan menambahkan atribut ada tidaknya fauna di kawasan kecamatan, sehingga peta administrasi terbentuk menjadi kawasan penyebaran fauna dan bukan kawasan penyebaran fauna. Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi terdapat pada Tabel 2 dan peta yang telah dibagi dua kawasan bisa dilihat di Gambar 4. Tabel 2 Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi (BPLH dan LIPI 2007) Lokasi Jumlah Kecamatan Wanaraja 61 Kecamatan Samarang 49 Kecamatan Caringin 40 Kecamatan Cisurupan 38 Kecamatan Cisewu 37 Kecamatan Cibalong 21 Kecamatan Mekarmukti 18 Kecamatan Tarogong Kaler 17 Kecamatan Bungbulang 10
13
Gambar 4 Peta penyebaran fauna kabupaten Garut Peta penyebaran fauna yang didapat digunakan untuk menentukan tingkat prioritas suatu wilayah berdasarkan jumlah fauna yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah sesuai dengan kriteria pada Tabel 3. Dari peta penyebaran fauna yang tergolong prioritas tinggi yaitu kecamatan Wanaraja, kecamatan Samarang, dan kecamatan Caringin. Untuk prioritas sedang yaitu kecamatan Cisurupan, kecamatan Cisewu, dan kecamatan Cibalong. Untuk prioritas rendah yaitu kecamatan Mekarmukti, kecamatan Tarogong Kaler, dan kecamatan Bungbulang. Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna dapat dilihat pada Gambar 5. Tabel 3 Kriteria berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi Kriteria Prioritas Rendah Prioritas Sedang Prioritas Tinggi
Jumlah Fauna <20 20-40 >40
14
Gambar 5 Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna kabupaten Garut Pada peta penyebaran fauna dapat diketahui kecamatan yang dihuni sebagai habitatnya namun masih belum terlihat jelas dimanakah habitat hewan tersebut berada. Diperlukan suatu informasi tambahan untuk menentukan habitatnya yaitu dengan menggabungkan peta penyebaran fauna dengan peta penggunaan lahan di kabupaten Garut, kemudian membagi 3 zona yaitu habitat utama, habitat tambahan, dan bukan habitat, berdasarkan kriteria pada Tabel 4. Untuk peta habitat bisa dilihat pada Gambar 6. Klasifikasi prioritas ditentukan oleh tinggi rendahnya biodiversitas fauna. Daerah yang berbiodiversitas tinggi berarti prioritas utama dalam penggunaan lahannya adalah sebagai area konservasi. Peta ini berfungsi sebagai salah satu dasar untuk membuat rekomendasi pada peta konservasi fauna. Tabel 4 Kriteria penggunaan lahan untuk habitat fauna Kriteria Habitat Utama Habitat Tambahan Bukan Habitat
Klasifikasi Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering Sekunder, Hutan Mangrove Primer Hutan Tanaman, Semak Belukar, Perkebunan Sawah, Pemukiman, Tanah Terbuka, Pertanian Lahan Kering, Pertanian Lahan Kering Campuran, Pemukiman
15
Gambar 6 Peta habitat fauna di kabupaten Garut
Gambar 7 Peta daerah konservasi fauna di kabupaten Garut Menurut Gordon et al. (2009) dasar penetapan habitat utama adalah hutan yang merupakan tempat hidup utama satwa liar. Biasanya bercirikan blok hutan berukuran besar (>50,000 ha), tutupan tumbuhan bawah yang rapat, serta tingkat aktivitas manusia yang minimal. Sedangkan Habitat Tambahan adalah kawasan yang dapat dijadikan untuk membangun keterhubungan antara kawasan hutan
16 yang terpisah-pisah.. Adapun non habitat adalah kawasan yang tidak memungkinkan sebagai tempat hidup satwa liar. Kawasan ini dicirikan dengan tingkat aktivitas manusia yang tinggi. Peta yang telah terbentuk merupakan peta komponen untuk menentukan daerah konservasi fauna yaitu dengan menggabungkan peta penyebaran fauna, peta tingkat prioritas, peta habitat, dan peta jalan. Gambar 7 merupakan peta konservasi fauna kabupaten Garut. Konversi Data dan Pembangunan Database pada PostgreSQL Tahapan konversi ini dilakukan untuk mempermudah proses pemasukan data ke dalam database PostgreSQL yang bertipe shapefile dan juga untuk mempermudah proses konfigurasi mapfile pada mapserver. DBMS PostgreSQL ini bersifat open source yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan kemampuan mengelola data spasial. Konversi data shapefile ke dalam PostGIS dilakukan dengan mengimport data. Konversi pada file *.shp juga dilakukan dengan ekstensi gix-export-tool pada arcview untuk mendapatkan mapfile dari shapefile hasil overlay dengan hasil berupa shapefile peta konservasi fauna kabupaten Garut. Aini (2009) menjelaskan bahwa untuk memasukkan tabel ke dalam database baru yang telah dibuat, data yang digunakan adalah data hasil konversi tipe data shapefile (*.shp) ke dalam bentuk tipe data PostgreSQL (*.sql). Setelah data spasial dimasukkan ke dalam basis data postgreSQL langkah selanjutnya adalah memberikan gix index, vacuum analyze, dan gid index pada masing-masing tabel. Langkah di atas dapat dilewati dengan menggunakan instalasi ekstensi postgis, versi ekstensi ini harus sesuai dengan versi PosgreSQL yang digunakan. Keunggulan dari ekstensi ini, tidak perlu adanya langkah yang dilakukan di atas, karena ketika instalasi ekstensi tersebut bisa langsung menambahkan komponen PostGIS dan template spatial database yang di dalamnya telah mencakup pembuatan index gid dan tabel spasial yg dibutuhkan seperti tabel geometry_columns ataupun tabel spatial_ref_sys. Untuk mempermudah memasukan tabel yang berasal dari berkas shapefile dan tidak perlu adanya konversi ke berkas *sql maka digunakan ekstensi Shape File to PosGIS Importer.
Integrasi dan Perancangan Antarmuka Arsitektur Sistem Perancangan arsitektur sistem didasarkan pada three tier architecture yang dikeluarkan oleh Microsoft Developer Network (2014) yaitu data tier, logic tier dan presentation tier. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 8. Diagram hierarki SIG konservasi fauna kabupaten Garut dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Pada Three Tier Architecture, arsitektur paling bawah adalah server basis data itu sendiri (data tier). Pada lapisan ini terjadi konversi data dari data shapefile ke dalam PostGIS. Agar data pada DBMS PostgreSQL dapat ditampilkan pada aplikasi MapServer, maka perlu dibuatkan mapfile (*.map) yang menyimpan konfigurasi untuk menampilkan data tersebut. Hasil konfigurasi
17 mapfile tersebut dibangkitkan oleh Pmapper untuk menyajikan bentuk tampilan peta dengan menu navigasi yang interaktif dan dinamis. Pada MapServer terjadi konversi data shapefile ke tiff/jpeg sehingga MapServer dapat menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Gambar ditempatkan pada sebuah file dengan bentuk HTML. Proses dari tampilan MapServer, konfigurasi mapfile pada Pmapper, dan penanganan komunikasi antara client dan server terjadi pada lapisan logic tier. Pada presentation tier, lapisan ini bertanggung jawab dalam penyedia antarmuka ke pengguna yaitu web browser. Pada lapisan inilah client melakukan sebuah permintaan ke web server. Keuntungan dari three tier architecture salah satunya adalah perubahan pada antarmuka pengguna tidak saling mempengaruhi satu sama lain, membuat suatu aplikasi mudah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru.
Gambar 8 Arsitektur sistem dengan Three Tier Architecture (Microsoft Developer Network 2014) Perancangan Antarmuka Antarmuka sistem dibagi menjadi dua yaitu antarmuka sistem halaman utama dan antarmuka halaman peta dinamis. Halaman utama Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu header, menu, form login, sekilas tentang Garut dan konservasi Fauna, dan footer. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama dapat dilihat pada Gambar 9. Antarmuka halaman peta terdiri dari 8 bagian yaitu header, search tools peta, navigasi, skala, layer dan legenda peta, serta referensi peta utama. Pengguna dapat melakukan pengaktifan layer dan informasi pada bagian layer. Legenda berisi keterangan atau nama dari symbol peta. Pengguna dapat melakukan proses
18 pencarian pada tombol search. Pada bagian tools terdapat pilihan download dan print peta dalam bentuk berkas *.jpeg, *.png, dan *.pdf. Bagian referensi berupa tampilan peta dasar yang statis dapat berupa berkas raster. Tampilan perancangan antarmuka halaman peta pada Gambar 10.
Gambar 9 Antarmuka halaman utama
Gambar 10 Antarmuka halaman peta Pengembangan Sistem Menu-menu yang tersedia di dalam sistem ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung dan melengkapi langkah konservasi yang ada di dalamnya, sehingga para investor dapat mengetahui informasi mengenai daerah pengembangan konservasi di kabupaten Garut. Di bagian atas ada menu-menu utama yang terdiri atas Beranda, Buku Tamu, dan Kontak Kami. Halaman awal pada sistem ini adalah halaman Beranda yang berisi tentang sekilas mengenai kabupaten Garut dan mengenai konservasi fauna sebagai pembuka. Di sebelah kiri ada form login untuk admin dan link menuju peta konservasi fauna yang dinamis dan interaktif.
19 Halaman peta konservasi fauna menggunakan data yang dikonversi dari shapefile menjadi mapfile. Struktur umum mapfile dapat dilihat pada Gambar 11. Mapfile secara umum terdiri atas pendefinisian objek map yang umumnya berisi tentang extension peta, size, pendefinisian objek layer, pendefinisian objek style, dan pendifinisian objek label. Salah satu contoh pendefinisian objek layer dalam mapfile dengan tipe data polygon pada sistem yang terintegrasi dengan database dapat dilihat pada Gambar 12. MAP … LAYER … CLASS … STYLE … END #AKHIR DEFINISI OBJEK STYLE … LABEL … END #AKHIR DEFINISI OBJEK LABEL … END #AKHIR DEFINISI OBJEK CLASS … END #AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER … END # AKHIR DEFINISI OBJEK MAP
Gambar 11 Struktur umum mapfile (Prahasta 2007)
Gambar 12 Pendefinisian objek layer yang terintegrasi basis data Pada halaman peta sistem informasi geografis konservasi fauna terdapat 6 kategori layer yaitu layer administrasi kecamatan untuk melihat batas administrasi
20 kecamatan, layer penggunaan lahan untuk melihat daerah yang merupakan kawasan hutan dan pemukiman, layer biodiversitas untuk melihat tingkat biodiversitas suatu kecamata, layer jalan untuk melihat jalur jalan dan tipe jalan, kemudian layer daerah konservasi. Halaman peta dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Halaman peta sistem informasi geografis konservasi fauna kabupaten Garut
Pengujian Sistem Secara fungsional, sistem dapat digunakan pada browser Internet Explorer 6, Mozilla Firefox 3.0 dan Safari 4. Administrator dan pengguna umum dapat menggunakan sistem ini sesuai dengan dengan hak akses dan tanggung jawab yang telah ditentukan. Sesuai dengan pembagian kategori pengguna, administrator mempunyai hak akses dan tanggung jawab melakukan manajemen basis data, hanya saja manajemen data spasial tidak dapat dilakukan secara langsung dalam sistem ini dikarenakan batasan sistem. Untuk melakukan pengolahan dan pengeditan data spasial menggunakan perangkat ArcView. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode pengujian blackbox. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang ada dalam sistem berjalan dengan baik serta memeriksa terjadinya error pada saat sistem digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh sistem. Hasil pengujian yang didapat dari serangkaian pengujian yang dilakukan menyatakan bahwa sistem berhasil menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik (Lampiran 8).
Penggunaan dan Perawatan Database Prosedur penggunaan sistem dibuat berdasarkan interaksi pengguna dengan sistem. Pada prosedur tersebut dijelaskan bagaimana interaksi antara pengguna dengan setiap halaman yang ada pada sistem. Prosedur tersebut didokumentasikan dalam bentuk tulisan skripsi ini.
21
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sistem Informasi Geografis (SIG) konservasi fauna kabupaten Garut berhasil dikembangkan melalui serangkaian tahapan analisis pembuatan peta konservasi dan pengembangan sistem. Data pada sistem berupa data spasial dan data atribut berbentuk vektor yang telah diolah sebelumnya menggunakan perangkat lunak ArcView. SIG konservasi fauna kabupaten Garut dikembangkan sebagai sistem yang menyediakan informasi tentang wilayah konservasi, berbasis web, dinamis, dan interaktif. Informasi tersebut, meliputi batas wilayah administrasi kecamatan di kabupaten Garut, penggunaan lahan, kawasan habitat, tingkat prioritas, dan area konservasi sehingga memudahkan pengguna mencari wilayah yang tepat guna untuk pembangunan. Sistem ini dinamis dikarenakan dalam penyajian dikembangkan dengan menggunakan framework Pmapper yang menyediakan fungsi multiple. Sistem ini diuji dengan pengujian Black-box dan dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.
Saran Sistem informasi geografis ini memiliki kekurangan dalam proses analisis peta konservasi maupun kekurangan dari sistem yang telah dibangun. Kekurangan dari segi analisis yaitu perlu adanya analisis lanjutan dari seorang ahli yang dapat menentukan kriteria prioritas bukan hanya dari jumlah fauna tetapi dari tingkat biodiversitas suatu daerah. Dari segi sistem kekurangannya yaitu sistem ini melakukan pengolahan data di ArcView dan halaman peta terbatas menampilkan data saja tanpa dapat melakukan pengolahan data oleh pengguna. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengolahan data langsung pada halaman peta, masukan data dapat berupa data raster, dan adanya halaman admin untuk pengolahan data pada PostgreSQL.
DAFTAR PUSTAKA Aini IK. 2009. Sistem Informasi Geogrofis Fasilitas Kota Bogor Menggunakan Framework Pmapper. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor [BPDAS Cimanuk-Citanduy] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai CimanukCitanduy. 2010. Rencana Strategis (Renstra) BPDAS Cimanuk-Citanduy 2010-2014. Bandung (ID): BPDAS. Budiyanto E. .2003. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Department of Geography University at Buffalo, NY. 2004. GIS Development Guide. [diacu 16 Februari 2012]. tersedia dari : http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volumeiii.pdf.
22 Evans D, Yen David C. 2007. American E-Government Service Sectors and Applications. Di dalam: Potter M, Roth K, Neidig J, Reed S, editor. Encyclopedia of Digital Government. Volume 3. Hershey(US): Idea Group. hlm 49-55. Gordon A, Simondson D, White M, Moilanen A, Bekessy SA. 2009. Integrating conservation planning and landuse planning in urban landscapes. Landscape and Urban Planning. Vol. 91, 183-194 Khairani WD. 2011. Pengembangan dan Implementasi Web GIS Kampus IPB Dramaga. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Microsoft. 2014. Three-Tier Architecture homepage. Microsoft Developer Network. [diacu 13 Januari 2014]. Tersedia dari : http://msdn.microsoft.com/en-us/library/ms685068(VS.85).aspx Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika. Yongling Y, Junsong W. 2007. Applications of Geographical Information System in E-Government. Di dalam: Potter M, Roth K, Neidig J, Reed S, editor. Encyclopedia of Digital Government. Volume 3. Hershey(US): Idea Group. hlm 80-86.
23 Lampiran 1 Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut Level
Id Proses
1
1
2
Nama Proses
Data Input
Data Output
Deskripsi Proses
Menampilkan Peta Konservasi Fauna Kabupaten Garut
Navigasi peta
1.1
Memilih layer peta
1.2
Zoom to full extent
Klik (berikan tanda X) pada text box pilihan layer Klik tombol Zoom to full extent
1.3
Zoom Slider
Klik dan Geser ke atas Zoom Slider
1.4
Back
Klik Tombol Back
1.5
Forward
Klik Forward
1.6
Pan
Klik Tombol Pan lalu pilih lokasi pada peta yang akan digeser
1.7
Zoom in
Klik Tombol Zoom In lalu pilih area yang akan dilakukan perbesaran
Menyediakan informasi peta Konservasi Fauna kabupaten Garut. Peta bersifat interaktif yaitu dapat dilakukan operasi-operasi sesuai fungsi yang tersedia. menampilkan Tampilan peta sesuai Sistem dengan layer yang peta sesuai layer yang dipilih dipilih Kembali ke tampilan Sistem menampilkan peta pada saat awal kembali keadaan peta membuka halaman dengan koordinat antarmuka peta ekstensi yang sebenarnya. Tampilan peta Sistem menampilkan dengan skala peta dengan skala yang maksimum sesuai berbeda. dengan besarnya frame Kembali ke tampilan Sistem menampilkan peta satu operasi kembali keadaan satu zoom sebelumnya zoom operasi sebelumnya (bila ada) Kembali ke tampilan Sistem menampilkan peta satu operasi kembali keadaan satu zoom setelahnya operasi zoom setelahnya (bila ada). menampilkan Tampilan peta sesuai Sistem dengan pergeseran peta sesuai dengan posisi posisi tampilan yang pergeseran tampilan yang diinginkan diinginkan. menampilkan Tampilan peta Sistem dengan dengan perbandingan peta skala skala yang lebih kecil perbandingan yang lebih kecil.
1.8
Zoom out
Klik Tombol Zoom Out lalu pilih area yang akan dilakukan pengecilan
Tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih besar
Sistem menampilkan peta dengan perbandingan skala yang lebih besar.
1.9
Identifikasi layer
Klik Tombol Identity dan klik lokasi pada peta yang akan diidentifikasi
Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut objek yang dipilih.
Sistem menampilkan informasi dengan keluaran berupa tabel atribut objek terkait.
Tombol
Informasi peta Konservasi Fauna Kabupaten Garut
24 Level
1
2
Id Proses
Nama Proses
Data Input
1.10
Identifikasi layer secara otomatis
Klik Tombol Auto Identity dan tentukan lokasi pada peta yang akan diidentifikasi tanpa melakukan klik pada objek yang diinginkan Klik tombol measure dan tentukan titik awal dan titik akhir pengukuran
1.11
Pengukuran jarak
1.12
Search Peta
Memilih layer yang akan dicari kemudian memasukkan nama yang akan dicari
1.13
Print preview
Klik tombol Print preview dan pilih skala yang diinginkan
1.1
Kontrol data content web
Masukkan username dan password pada form login
1.2
Memilih submenu yang tersedia pada menu navigasi
Klik salah satu link yang tersedia pada masing-masing submenu navigasi
1.3
Menulis buku tamu
1.4
Melihat isi buku tamu
1.5
Melihat isi menu kontak kami
Klik menu Buku Tamu, isi form isian buku tamu yang tersedia Klik menu Buku Tamu, lihat pada bagian Buku Tamu pada bagian bawah Klik menu Kontak Kami
2.1
Edit data
2.2
Hapus data
2.3
Tambah data
2.4
Logout
Klik tombol ubah dan masukkan data yang baru Klik tombol hapus dan pilih informasi yang akan dihapus Klik tombol tambah dan pilih informasi yang akan dihapus Klik menu logout
Data Output
Deskripsi Proses
menampilkan Tampilan informasi Sistem dengan berupa tabel dengan informasi keluaran berupa tabel atribut objek terkait atribut objek terkait.
Tampilan jarak sebenarnya di dunia nyata sesuai dengan perbandingan skala peta Peta dengan yang dicari
layer
Tampilan admin
menu
Sistem menampilkan jarak yang sebenarnya di dunia nyata sesuai dengan perbandingan skala peta.
Sistem menampilkan layer yang dicari dengan memberikan warna yang berbeda untuk lokasi yang dicari. Tampilan Menampilkan Print Sistem preview sesuai Print preview sesuai dengan skala yang dengan skala yang dinginkan diinginkan. Sistem melakukan verifikasi password dan menampilkan menu administrasi. Tampilan isi dari Sistem menampilkan isi setiap halaman yang halaman dari masingsubmenu disediakan oleh masing submenu navigasi navigasi yang dipilih yang dipilih Tampilan form isian Sistem menampilkan form isian buku tamu buku tamu
Tampilan isi buku tamu yang sudah masuk ke dalam database sistem Tampilan halaman Kontak Kami
Sistem menampilkan isi buku tamu yang ada di dalam database sistem Sistem menampilkan halaman Kontak Kami
Tampilan data yang Sistem melakukan telah di-update update data pada content web. Tampilan data yang Sistem melakukan telah di-delete penghapusan data pada content web. Tampilan data yang Sistem melakukan telah ditambahkan penambahan data pada content web. Tampilan Halaman Sistem menampilkan Utama halaman utama.
25 Lampiran 2 DFD level 1 dan level 2 Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut
Perintah operasi peta
1. Menampilkan Peta
Perintah operasi peta
Tampilan peta
Tampilan peta Data peta DBMS PostgreSQL
Kata yang dicari
Kata yang dicari
2. Pencarian
Administrator
Pengguna Umum Informasi hasil pencarian
Informasi hasil pencarian Kata yang dicari
Semua kata kunci yang dicari
Data Atribut Peta Data terbaru Informasi data terbaru
3. Pengeditan Data
Data Wilayah Konservasi
Data Wilayah Konservasi
DBMS PostgreSQL
26 Lampiran 3 Survei Perangkat Keras Software
Prosesor
Memori
Windiws XP SP 2 x64 Windows 8 Pro x64 Arcview GIS 3.3 Quantum GIS 1.7.4 PostgreSQL MySQL
Pentium 233 MHz Pentium 1 Ghz Pentium 450 MHz Pentium III 1 GHz Intel Pentium Oentium 166 MHz
64 MB 1 GB 24 MB 256 MB 64 MB 64 MB
Kapasitas Minimum Harddisk 1,5 GB 16 GB 300 200 MB 220 MB 95 MB
Minimum Resolusi Layar 800 × 600 display 800 × 600 display 800 × 600 display 800 × 600 display 800 × 600 display 800 × 600 display
Lampiran 4 Diagram keterhubungan antartabel SIG Konservasi Fauna Kabupaten Garut
27 Lampiran 5 Desain physical basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut Atribut dalam layer administrasi, habitat, biodiversitas, konservasi Nama Field
Tipe Data (Ukuran)
gid tingkat_biodiversitas
int character varying (16)
kecamatan count
character varying (16) int
keterangan habitat jumlah_fauna the_geom
character varying (16) character varying (16) int geometry
Keterangan Id spasial Tingkat biodiversitas dari setiap kecamatan Nama kecamatan Luas wilayah penggunaan lahan dengan satuan m2 Nama penggunaan lahan Jenis habitat Jumlah fauna yang dilindungi Berisi informasi spasial multipoligon
Geometry_columns Nama Field f_table_catalog f_table_schema f_table_name f_Geometry_column
Tipe Data (Ukuran) varchar (30) varchar (30) varchar (30) varchar (30)
coord_dimension srid type
int int varchar (30)
Keterangan Bernilai ‘ ” ‘ Hak akses tabel (publik) Nama tabel yang memiliki atribut spasial Nama kolom yang berisi informasi spasial (kolom the_geom) Dimensi informasi spasial (bernilai “2”) Bernilai “-1” Tipe informasi spasial (multipoligon, multiline, point)
Spatial_ref_sys Nama Field srid auth_name auth_srid srtext
Tipe Data (Ukuran) int varchar (14) int varchar (80)
proj4text
varchar (80)
Keterangan Id Sistem Referensi Spasial Bernilai “EPSG” Id Sistem Referensi Spasial dari auth_name Representasi WKT (Well Known Text) dari Sistem Referensi Spasial Berisi definisi koordinat Proj4
28 Lampiran 6 Diagram Hierarki Sistem
Lampiran 7 Diagram Hirarki Antarmuka Peta
Lampiran 8 Hasil Pengujian Black-box No
Kelas Uji
Deskripsi Uji
1
Menu Utama Sitem
Menampilkan Halaman Utama Sistem
2
Menu Login Admin
Kondisi Awal Halaman Beranda
Skenario Uji Klik menu Beranda
Hasil yang Diharapkan Tampilan Halaman Utama Sistem
Hasil Uji Sukses
Menampilkan menu Buku Tamu
Halaman Buku Tamu
Klik menu Buku Tamu
Tampilan menu Buku Tamu
Sukses
Menampilkan menu Kontak Kami
Halaman Kontak Kami
Klik menu Kontak Kami
Tampilan menu Kontak Kami
Sukses
Menguji validitas menu login Admin
Halaman login
Admin tidak mengisi username atau password
Tombol “Login” disable
Sukses
29 No 2
3
Kelas Uji
Deskripsi Uji
Menu Login Admin
Menguji validitas menu login Admin
Menu Halaman Peta
Kondisi Awal Halaman login
Skenario Uji Administrator mengisi username atau password yang salah, lalu klik tombol login
Hasil yang Diharapkan Muncul Pesan “Username and password do not match”
Hasil Uji Sukses
Menguji validitas menu login Admin
Halaman login
Administrator mengisi username atau password yang sesuai, lalu klik tombol login
Masuk ke halaman khusus Admin
Sukses
Melakukan proses Zoom Slider pada peta
Halaman Informasi Peta
Klik dan Geser ke atas Zoom Slider
Tampilan peta dengan skala maksimum sesuai dengan ukuran yang pengguna inginkan
Sukses
Melakukan proses Undo pada peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Undo
Kembali ke tampilan peta satu proses sebelum zoom sebelumnya
Sukses
Melakukan proses Redo pada peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Redo
Kembali ke tampilan peta satu proses sebelum zoom sesudahnya
Sukses
Melakukan proses Zoom In pada peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Zoom In lalu pilih area yang akan dilakukan perbesaran
Tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih kecil
Sukses
Melakukan proses Zoom Out pada peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Zoom Out lalu pilih area yang akan dilakukan pengecilan
Tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih besar
Sukses
Menggeser Peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Pan lalu pilih lokasi pada peta yang akan digeser
Tampilan peta sesuai dengan pergeseran yang dilakukan
Sukses
Melakukan identifikasi layer pada peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Identity dan klik lokasi pada peta yang akan diidentifikasi
Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut terkait
Sukses
Melakukan proses identifikasi layer secara otomatis
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Auto Identity dan tentukan lokasi pada peta yang akan diidentifikasi
Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut terkait
Sukses
30 No
Kelas Uji
3
Menu Halaman Peta
4
Menu Admin
Deskripsi Uji Melakukan proses pengukuran jarak di peta
Kondisi Awal Halaman Informasi Peta
Skenario Uji Klik Tombol Measure dan tentukan titik awal dan titik akhir pengukuran
Hasil yang Diharapkan Tampilan jarak sebenarnya di dunia nyata sesuai dengan perbandingan skala peta
Hasil Uji Sukses
Menambah objek baru di peta
Halaman Informasi Peta
Klik Tombol Add point of interest dan klik lokasi pada peta yang akan ditambahkan objek baru kemudian masukkan nama objek tersebut
Tampilan peta dengan objek baru
Sukses
Melakukan Proses pencarian
Halaman Informasi Peta
Memilih layer yang akan dicari kemudian memasukkan nama yang akan dicari
Tampilan layer yang dicari dengan memberikan warna yang berbeda untuk lokasi yang dicari
Sukses
Melakukan kontrol pada menu Buku Tamu
Halaman Admin
Klik link “Comments” pada navigasi sebelah atas
Tampilan kontrol menu untuk menghapus isian buku tamu yang masuk ke database
Sukses
Melakukan kontrol pada menu Atribut Peta
Halaman Admin
Klik link “Atribut Peta” pada navigasi sebelah atas
Tampilan kontrol menu untuk menghapus dan mengedit atribut peta yang masuk ke database
Sukses
Keluar dari halaman khusus Admin
Halaman Admin
Klik link “Logout” pada menu Administrasi
Tampilan kembali ke halaman utama sistem
Sukses
31
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di kabupaten Majalengka, Jawa Barat, 23 Juli 1989 sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Kuswadi dan Ibu Eem Suhaemi. Penulis sejak tahun 1996 tinggal di kabupaten Garut hingga sekarang serta mengenyam pendidikan di sana. Penulis merupakan lulusan dari SMAN 1 Garut (2005-2008) dan SMPN 1 Garut (2002-2005). Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Komputer lulusan Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahaun Alam, Institut Pertanian Bogor (2008-2014). Selain sebagai seorang mahasiswa, penulis aktif berorganisasi di lingkungan IPB maupun di luar lingkungan kampus. Penulis pernah mengikuti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA (BEM-G) sebagai staff Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Organisasi Mahasiswa Daerah Garut (HIMAGA), dan berbagai macam kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) dan kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) di kampus Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penulis di luar kampus pernah mengikuti praktek kerja lapangan di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai staff evaluasi DAS yang menangani bagian sistem informasi. Penulis juga aktif sebagai freelancer yang menangani web development, desain grafis, animator flash, Search Engine Optimization (SEO), dan pengembangan sistem informasi geografis berbasis web maupun dekstop.