Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN Indah Mentari, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin
[email protected] Abstrak: Perangkat pembelajaran yang digunakan di sekolah selama ini dianggap belum mampu melatihkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang memiliki tujuan khusus: (1) Mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran, (2) Mendeskripsikan kepraktisan perangkat pembelajaran ditinjau dari keterlaksanaan RPP, dan (3) Mendeskripsikan efektivitas perangkat pembelajaran ditinjau dari hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model pengembangan ADDIE. Perangkat yang dikembangkan berupa RPP, LKS, THB dan Materi ajar. Teknik analisis data berupa validasi perangkat pembelajaran, pengamatan keterlaksanaan RPP dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Perangkat pembelajaran dinyatakan valid dengan kategori sangat baik (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran terlaksana sangat baik, dan (3) Efektivitas perangkat pembelajaran termasuk pada kategori efektif/sedang. Disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran. Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, keterampilan berpikir kreatif. di kelas, kebanyakan pasif dan hanya
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan
(IPA)
melakukan apa yang ditugaskan guru
berkaitan dengan cara mencari tahu
tanpa usaha atau tanpa adanya semangat
tentang alam secara sistematis, sehingga
untuk berkreasi di dalam membangun
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
diskusi. Salah satu cara untuk mengatasi
pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
masalah
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
membuat siswa lebih aktif membentuk
tetapi juga merupakan suatu proses
sendiri
penemuan.
menanamkan
IPA
Alam
diperlukan
dalam
kreativitas
adalah
pengetahuannya jiwa
kreatif.
dengan
dan Menurut
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
Clark (Ngalimun dkk, 2013) salah satu
kebutuhan manusia melalui pemecahan
cara untuk mengembangkan kreativitas
masalah-masalah
anak adalah dengan membuat situasi-
yang
dapat
diidentifikasikan.
situasi yang mendorong siswa untuk
Para siswa jarang mengemukakan
menimbulkan
ide kreatif pada saat mengikuti pelajaran
99
proses
bertanya,
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016
mengamati, mencatat, menerjemahkan,
pasal 19 menyebutkan bahwa proses
dan mengkomunikasikan.
pembelajaran pada satuan pendidikan
Munandar (2009) melihat bahwa pendidikan
yang
secara
interaktif,
dari
menyenangkan, menantang, memotivasi
kreatif
peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
berhubungan erat dengan cara mengajar.
serta memberikan ruang yang cukup
Seperti yang dikatakan oleh Riyanto
bagi
(2010),
guru
melaksanakan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
kegiatan
pembelajaran
sudah
dan perkembangan fisik serta psikologi
kemampuan
optimal
diselenggarakan
berpikir
sejak
harus
memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga
dapat
kreativitas,
dan
peserta didik.
dan
Zat dan wujudnya adalah ilmu
menimbulkan motivasi siswa. Guru
fisika yang terdapat dalam pembelajaran
harus menyadari bahwa ketierlibatan
IPA untuk kelas VII di SMP yang
siswa
dalam
memahami tentang wujud zat dan
yang
wujudnya. Materi zat dan wujudnya
secara
pembelajaran
menarik
prakarsa,
langsung
merupakan
hal
diperlukan. Untuk dapat melibatkan
dapat
siswa secara fisik, mental, emosional,
tinggi siswa yaitu keterampilan berpikir
dan
kreatif. Permasalahan autentik yang ada
intelektual
dalam
kegiatan
melatih
dalam
merancang dan mengembangkan alat
permasalahan pencairan es yang terlalu
evaluasi serta kegiatan pembelajaran
cepat dan tumpahnya minyak di sungai
agar
yang terdapat di lingkungan sekitar.
mengasah
kemampuan
berfikir siswa secara mandiri dan kreatif.
ini
diantara
tingkat
pembelajaran maka guru hendaknya
dapat
materi
keterampilan
Mengembangkan
yaitu
perangkat
Hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berorientasi kemampuan
pembelajaran IPA untuk kelas VII di
berpikir kreatif cocok untuk materi zat
SMPN 15 Banjarmasin serta wawancara
dan wujudnya. Hal ini dikarenakan
dengan Hj. Arbainah, S.Pd selaku guru
dalam materi zat dan wujudnya terdapat
mata pelajaran IPA dapat diketahui
pembahasan yang dapat membuat siswa
bahwa
berpikir dengan kreatif.
selama
proses
pembelajaran
siswa tidak banyak berperan aktif dan cenderung
tidak
mau
mengajukan
METODE PENELITIAN
pendapat serta pemikiran-pemikirannya.
Penelitian ini berupa penelitian
Sedangkan menurut Dananjaya (2010),
pengembangan, yang bertujuan untuk
peraturan pemerintah RI No. 19/2005,
menghasilkan perangkat pembelajaran
100
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016
berorientasi kemampuan berpikir kreatif
(dapat digunakan dengan sedikit revisi)
pada pokok bahasan zat dan wujudnya di
dengan rata-rata skor 3,69 berkategori
SMP Negeri 15 Banjarmasin. Prosedur
sangat baik, dan reliabilitasnya ,97
yang digunakan adalah model ADDIE,
tergolong memiliki reliabilitas tinggi.
yaitu
Analisys,
Design,
Develop,
LKS ini berisi tugas kinerja yang
Implement, and Evaluate.
harus
dilakukan
siswa
secara
Subjek uji coba yang digunakan
berkelompok. LKS yang dibuat adalah
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
sebanyak 3 buah yang dikerjakan selama
VII-G SMPN 15 Banjarmasin tahun
4 kali pertemuan. Semua LKS yang
pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian
dibuat
adalah
kemampuan berpikir kreatif siswa.
perangkat
perangkat
pembelajaran berorientasi kemampuan
sudah
mulai
melatihkan
THB yang dikembangkan berupa
berpikir kreatif. Objek penelitian adalah
pretest
kelayakan
pembelajaran
mengacu pada tujuan pembelajaran di
berorientasi kemampuan berpikir kreatif
RPP. Hasil validasi konstruksi umum
pada pokok bahasan Zat dan Wujudnya.
THB berkategori sangat baik dengan
perangkat
dan
posttest
yang
dibuat
rata-rata skor 3,79 dan reliabilitas 0,99 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat dikembangkan
pembelajaran meliputi
yang
termasuk
dalam
kategori
reliabilitas tinggi.
rencana
Materi ajar dinamika partikel yang
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja
dikembangkan terdiri dari terdiri dari
siswa, tes hasil belajar, dan materi ajar.
sampul, kata pengantar, daftar isi, peta
Pembahasan ini mencakup kelayakan
konsep, kompetensi inti, kompetensi
bahan ajar yang dikembangkan yaitu
dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
validitas bahan ajar, kepraktisan bahan
judul bab beserta isi materi dinamika
ajar melalui keterlaksanaan RPP, dan
partikel, rangkuman, uji kompetensi,
efektivitas pembelajaran melalui tes
glosarium, dan daftar pustaka. Rata-rata
hasil belajar kognitif siswa.
skor validasi secara keseluruhan adalah 3,87
Validitas Bahan Ajar
berkategori
sangat
baik
dan
reliabilitas 0,98 yang termasuk dalam
Aspek yang ditinjau dalam lembar
kategori reliabilitas tinggi. Penilaian
validasi RPP yang dikembangkan ini
secara umum oleh validator menyatakan
meliputi format RPP, bahasa, dan isi
bahwa materi ajar sudah baik dan dapat
RPP. Hasil validasi RPP dinyatakan baik
digunakan dengan sedikit revisi.
101
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016
Kepraktisan Bahan Ajar
KESIMPULAN
Keterlaksanaan RPP diamati oleh 2
Berdasarkan
pada
hasil
orang pengamat dengan menggunakan
pengembangan dan uji coba, maka dapat
lembar pengamatan keterlaksanaan RPP
ditarik kesimpulan bahwa: perangkat
dan rubrik penilaian.
Keterlaksanaan
pembelajaran pada materi zat dan
RPP pada pertemuan pertama 3,67,
wujudnya yang dikembangkan layak
pertemuan kedua 3,74, pada pertemuan
untuk
ketiga
pertemuan
diimplementasikan dalam menunjang
keempat 3,68 dengan kategori masing-
pembelajaran, hal ini sesuai dengan: (1)
masing terlaksana sangat baik serta
Validitas bahan ajar yang dikembangkan
reliabel.
menurut
3,74,
dan
RPP
pada
dikatakan
terlaksana
digunakan
validator
atau
adalah
valid.
artinya setiap langkah-langkah kegiatan
Berdasarkan hasil validasi akademisi
dalam pembelajaran telah dilaksanakan
dan
oleh guru. Langkah kegiatan RPP ini
lembar validasi, (2) Kepraktisan bahan
terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti,
ajar berkategorikan terlaksana sangat
dan penutup. Setiap pertemuan memiliki
baik dari tingkat kesesuaian tahap-tahap
alokasi waktu 2 × 45.
pelaksanaan
Efektivitas Bahan Ajar
dengan
Mengetahui
keefektifan
proses
praktisi
dengan
menggunakan
pembelajaran lembar
keterlaksanaan
diamati
pengamatan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil
pembelajaran, dan (3) Efektivitas bahan
belajar
dan
ajar berkategori efektif diihat dari
posttest yang dihitung dengan uji gain.
tingkat pencapaian ketuntasan hasil
Di dalam uji gain tersebut ada tiga
belajar
kategori yaitu rendah, sedang, dan
pembelajaran yang telah ditetapkan
tinggi. Siswa yang termasuk dalam
dengan gain score dan diukur dengan
kategori tinggi atau sangat efektif ada
menggunakan
10% atau 3 orang. Siswa yang termasuk
maupun post-test. Dilihat dari 30 siswa
ke dalam kategori sedang atau efektif
keseluruhan ada 10% atau 3 siswa yang
ada 83,4% atau 25 orang. Siswa yang
berkategori sangat efektif, 83,4% atau
termasuk dalam kategori rendah atau
25 siswa yang berkategori efektif, dan
kurang efektif ada 6,6% atau 2 orang.
6,6% atau 2 siswa yang berkategori
siswa
melalui
pretest
siswa
cukup efektif.
102
terhadap
tes
berupa
tujuan
pre-test
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016
Riyanto, H. (2010). Pradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
DAFTAR PUSTAKA Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta. PT Rineka Cipta. Ngalimun, dkk. (2013). Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas. Yogyakarta: Asswaja Pressindo.
103