Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif Supardi* Abstract: This research is aimed at developing active learning tools to improve the effectiveness of the instructional strategy lectures at the Faculty of Teacher Training and Education of State Institute for Islamic Studies (FITK IAIN) Mataram. The method of this research is research and development (R&D) that was started with the process of needs assessment, the design of prototype of active learning tools that were tested in the next process by means of expert validation, one to one, small groups, whole class, and effectiveness trials. The result of the trials on the developed product showed that its use had been effectively improved the students contribution during teaching and learning activities if compared to the students contribution in conventional learning process. Keywords: development, instructional tools, active learning, strategy, effective Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan paket pembelajaran aktif untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran bagi matakuliah strategi pembelajaran yang dilaksanakan di FITK IAIN Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (R&D) yang diawali dengan melakukan analisis kebutuhan pengembangan, penyusunan draf paket yang selanjutnya dilakukan uji pakar, one to one, small group, kelas besar dan uji efektivitas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan paket pembelajaran aktif ini lebih efektif meningkatkan konstribusi mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran dibanding dengan kegiatan pembelajaran konvensional. Kata kunci: pengembangan, paket pembelajaran, pembelajaran aktif, strategi, aktif
PENDAHULUAN Setiap pendidik, termasuk dosen dalam kegiatan pembelajarannya mengharapkan aktivitas pembelajaran yang dilakukannya dapat berlangsung efektif, efesien, menarik dan menyenangkan dengan melibatkan peserta didik atau mahasiswa secara aktif. Namun kenyataannya, harapan itu masih belum dapat diwujudkan. Pendidik/dosen lebih nyaman mendominasi proses pembelajaran di kelas dan mahasiswa cendrung bersikap pasif (Suparman dan Zuhairi, 2004:11). Conny (1993:7) menegaskan bahwa mengajar oleh sebagian besar pendidik (Dosen) memaknai sebagai suatu proses pemberian informasi oleh pendidik kepada peserta didik tentang berbagai
ilmu pengetahuan. Pandangan ini dipertegas oleh Dimyati (2001:23) bahwa pembelajaran mahasiswa di Indonesia kurang menonjolkan kemampuan 3M (membaca, menulis, memikir), O (observasi), dan 3E2T (ekspresi estetis, etis, epistemis, teknologis, teologis). Kedua pandangan tersebut pada esensinya memiliki makna bahwa kegiatan pembelajaran saat ini terjadi searah, guru ke siswa, dosen ke mahasiswa tanpa ada timbal-balik antar keduanya. Bentuk komunikasi searah yang berlangsung dalam proses perkuliahan di perguruan tinggi berdampak pada rendahnya inisiatif mahasiswa untuk berpartisipasi langsung (aktif) dalam proses perkuliahan. Ketika dosen selesai menjelaskan suatu topik, biasanya dosen bertanya; “Apakah ada pertanyaan?” Tanpa
.
120
5_supardi.indd 120
14/11/2016 0:44:01
Supardi, Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif
diberi komando biasanya sebagian besar mahasiswa “terdiam”, hanya beberapa mahasiswa yang mampu dan aktif bertanya. Kemudian dosen melanjutkan pertanyaannya; “Apakah kalian sudah jelas dengan apa yang kita bicarakan?” Secara umum mahasiswa saling tengok kanan-kiri sebagai bukti kebingungan atas pertanyaan dosen tersebut dan juga sebagai bukti bahwa sebenarnya mahasiswa belum begitu jelas dengan apa yang telah dibicarakan. Hal ini sebagai sebuah ironi, sebab ketika seorang mahasiswa belum begitu jelas dengan apa yang dibicarakan dalam kelas mestinya segera mengajukan pertanyaan kepada dosen, namun kenyataannya ketika diberi kesempatan untuk bertanya, hampir tidak ada satupun mahasiswa yang mampu mengajukan pertanyaan. Deskripsi di atas merupakan gambaran keseharian interaksi pembelajaran diruang-ruang kelas perkuliahan dilembaga-lembaga pendidikan tinggi, termasuk di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram. Mahasiswa secara umum cukup pasif, tidak ada inisiatif untuk berpartisipasi dalam proses perkuliahan, kurang adanya kondisi yang memungkinkan mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya. Keberanian mahasiswa untuk bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi sepertinya telah ‘terpasung’ oleh tradisi dosen yang mendominasi perkuliahan. Parahnya tradisi komunikasi pembelajaran searah ini telah terjadi sejak peserta didik duduk di bangku sekolah dasar sampai di perguruan tinggi. Hasil penelitian Purwanto (2001: 45) menunjukkan bahwa iklim perkuliahan di kampus yang bersifat kaku-hirarkis atau searah cenderung berpengaruh pada emosi dan perilaku mahasiswa yang tidak kondusif dalam mengikuti perkuliahan. Dalam iklim tersebut terdapat dua jenis emosi dan perilaku mahasiswa. Pertama, mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan iklim perkuliahan sehingga mengembang-kan emosi negatif (bosan, tertekan, jengkel, marah) dan perilaku menghindar dari tugas-tugas kuliah (off-task behavior). Selanjutnya, mahasiswa mengembang-kan kepribadian (ke”aku”an) yang justru sebagai “bukan mahasiswa”, walaupun sehari-hari mereka pergi ke kampus. Di sisi lain “aku mahasiswa” justru terus munyusut (mengecil, bahkan hampir mati) sehingga tidak lagi menggerakkan perilaku belajar yang semestinya dilakukan warga perguruan tinggi. Kedua, adalah mahasiswa yang mampu “menyesuaikan” diri
dengan iklim tersebut dengan orientasi hanya lulus kuliah. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada dosen yang memposisikan mahasiswa sebagai objek didik, menganggap mahasiswa sebagai botol kosong yang siap diisi (Sani dan Suranto, 2004:1) perlu segera ditinggalkan dan diubah ke arah pendekatan yang berpusat pada mahasiswa, yaitu pendekatan pembelajaran yang memposisikan mahasiswa sebagai subyek didik yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, baik secara fisik, mental, maupun emosinya. Meskipun telah disadari bahwa mahasiswa akan mendapatkan banyak manfaat dari diskusi yang mengaktifkan mereka, namun dalam kenyataannya belum banyak dosen yang melakukannya. Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan mahasiswa adalah melibatkan mereka dalam diskusi dengan seluruh kelas. Strategi ini dalam realitasnya tidak terlalu efektif untuk melibatkan partisipasi seluruh mahasiswa dalam interaksi perkuliahan, meskipun dosen sudah berusaha dan mendorong mereka sedemikian rupa. Biasanya, arena kelas hanya didominasi segelintir orang dan kebanyakan mahasiswa terpaku sebagai penonton. Hasil penelitian Karp & Yoel seperti yang dikutip oleh Lie (2004:6) menunjukkan bahwa pada perkuliahan perguruan tinggi menunjukkan bahwa: dalam kelas dengan mahasiswa yang berjumlah kurang dari 40, hanya empat sampai lima mahasiswa saja yang menggunakan 75% dari waktu interaksi yang disediakan. Dalam kelas yang berisi lebih 40 mahasiswa, hanya dua sampai tiga yang mendominasi separuh dari interaksi kelas. Sistem pembelajaran seperti ini akan memiliki dampak yang kurang positif dalam menumbuhkembangkan kreativitas dan kemandirian belajar mahasiswa. Berbagai penelitian telah menunjukkan fakta bahwa pembelajaran aktif telah mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar serta mendapatkan respon yang positif (Suci, 2003:14). Pembelajaran sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 1 ayat 19). Hal ini mengindikasi bahwa proses interaksi pembelajaran tersebut terjadi secara aktif, peran pendidik sebagai organizer agar potensi peserta didik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat berkembang secara maksimal.
121
5_supardi.indd 121
14/11/2016 0:44:01
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
Dengan belajar aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill atau kecakapan hidup. Schunk (2012:123) menegaskan bahwa pembelajaran aktif merupakan suatu proses pembelajaran dengan menseimbangkan aktivitas fisik, mental, emosional dan intelektual mahasiswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mewujudkan hal itu, pendidik dituntut menguasai berbagai strategi pembelajaran yang merupakan kunci jaminan kualitas pembelajaran (Munthe, 2009:54). Strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu upaya menciptakan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran yang pada gilirannya mendorong peningkatan jaminan kualitas hasil pembelajaran (Sutjipto, 2003:81). Mata kuliah Strategi pembelajaran merupakan salah satu mata kuliah di Perguruan Tinggi LPTK, termasuk di FITK IAIN Mataram yang bertujuan untuk membentuk keahlian dan keterampilan mengajar bagi para calon pendidik dan calon tenaga ahli dalam bidang pendidikan. Secara umum, tujuannya adalah memberikan kompetensi mahasiswa calon pendidik dan calon tenaga ahli pendidikan untuk mengkreasi dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Keberadaan mata kuliah strategi pembelajaran ini sangat urgen dalam pembentukan profesionalisme calon pendidik dan calon tenaga ahli bidang pendidikan. Menurut pendapat Brand seperti yang dikutip oleh Mulyasa (2007:19) bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran, semuanya bergantung kepada kemampuan guru, terutama dalam hal penguasaan materi dan strategi pembelajaran. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta ketidakmampuan mendorong siswanya untuk belajar sungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian, sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negative terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai salah satu mata kuliah pembentuk profesionalisme calon pendidik dan tenaga ahli pendidikan dalam bidang pembelajaran, sudah seharusnya proses pembelajaran mata kuliah
strategi pembelajaran ini berlangsung baik. Dengan proses yang baik, diharapkan mampu menghasilkan para calon pendidik yang memiliki keahlian dan keterampilan yang tinggi dalam bidang pembelajaran, yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi guru yang profesional. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan instruksional (MPI) oleh Suparman, (2004; 3). Analisis data digunakan dua jenis metode yakni metode explorasi dan experimental. Metode explorasi digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang bersifat kualitatif, sedangkan metode experimental digunakan sebagai tahap implementasi atau uji coba paket pembelajaran yang dikembangkan guna melihat efektifitas paket pembelajaran aktif (active learning) dalam kaitannya meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik dilihat dari keaktifan dan kemampuan mahasiswa menguasai materi perkuliahan strategi pembelajaran. Kegiatan eksplorasi secara kualitatif digunakan dengan asumsi bahwa dunia, realitas dan peristiwa yang terjadi sebagai objek sehingga perlu dipahami melalui pendekatan humanistik. Dengan metode explorasi yang bersifat kualitaif ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah-masalah terkait dengan dua hal pokok yakni; (1) kondisi dan situasi empiris pembelajaran pada mata kuliah strategi pembelajaran, yang terkait dengan; (a) persepsi dosen terhadap pengajaran strategi pembelajaran, (b) aktualisasi diri dosen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran strategi pembelajaran, (c) perencanan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran, (d) minat mahasiswa pada mata kuliah strategi pembelajaran, (e) aktivitas mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan mata kuliah strategi pembelajaran, (f) ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan fasilitas lingkungan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram saat ini; dan (2) Desain paket pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran dilihat dari sisi keaktifan mahasiswa, dalam hal ini terkait tentang (a) desain perencanaan paket pembelajaran, (b) desain
122
5_supardi.indd 122
14/11/2016 0:44:01
Supardi, Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif
implementasi paket pembelajaran, dan (c) desain evaluasi paket pembelajaran; serta (3) kelebihan dan kelemahan paket pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini. Untuk menguji validasi paket pembelajaran yang dikembangkan dilakukan beberapa uji secara bertahap yakni uji ahli, uji one to one, uji kelompok kecil, dan uji kelompok besar. Pada uji ahli dengan melibatkan tiga orang ahli yaitu: (1) ahli desain instruksional, yang memiliki kompetensi pada bidang desain instruksional untuk menguji desain perangkat pembelajaran; (2) ahli materi yang memiliki kompetensi dalam bidang strategi pembelajaran untuk menguji kedalaman serta keefektifan materi yang disajikan; dan (3) ahli media pembelajaran yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk menguji media atau alat-alat pembelajaran yang digunakan dalam paket pembelajaran. Setelah dilakukan uji ahli, maka dilanjutkan dengan uji one to one, maksud dari uji one to one untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahankesalahan cara penulisan dalam paket pembelajaran. Uji ini diberikan kepada lima orang mahasiswa yang memiliki kriteria tertentu dan bersifat hetrogen. Mahasiswa dimaksud adalah masing-masing satu orang dari jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam), PBA (Pendidikan Bahasa Arab), Pendidikan Matematika, Pendidikan IPS-Ekonomi, dan PGMI/ SD (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar) Uji coba kelompok kecil dilakukan pada sembilan responden mahasiswa. Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk menguji keterbacaan dari produk berupa paket pembelajaran aktif mata kuliah strategi pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner yang membutuhkan jawaban berupa uraian. Responden dalam uji kelompok kecil ini sebagai bagian yang mewakili populasi sasaran sebenarnya dan di antara mereka tidak termasuk atau di luar dari lima orang mahasiswa yang sudah menjadi responden pada uji one to one. Maksud dilakukan uji kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan paket pembelajaran aktif setelah mendapat masukan dari uji ahli dan uji one to one. Kesembilan orang mahasiswa sebagai responden tersebut terdiri dari tiga unsur yaitu tiga orang mahasiswa memiliki IPK (indeks prestasi
komulatif) lebih dari 3,6 (tiga koma enam), tiga orang mahasiswa memiliki IPK 3,00 - 3,5 (tiga koma nol sampai tiga koma lima), dan tiga orang mahasiswa lainnya memiliki IPK dibawah 3,0 (tiga koma nol). Uji lapangan ini dilakukan untuk memperoleh kepastian bahwa penerapan hasil final dapat memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas proses pembelajaran. Oleh karena itu uji lapangan ini dilaksanakan dengan menggunakan kelas yang mahasiswa yang mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam lingkungan yang sebenarnya. Uji lapangan ini merupakan tahapan implementasi produk hasil pengembangan paket pembelajaran Mata Kuliah Strategi Pembelajaran. Pelaksanaan uji coba produk ditujukan untuk mengumpulkan data yang dapat dipakai sebagai acuan dalam menetapkan tingkat efektifitas, efisiensi, dan daya tarik paket pembelajaran yang dihasilkan. Uji coba lapangan melibatkan 40 responden yang merupakan mahasiswa perwakilan dari enam jurusan yang ada di FITK IAIN Mataram, yaitu masingmasing enam orang responden dari jurusan PAI dan IPA-Biologi, dan tujuh orang responden dari jurusan PBA, Matematika, IPS Ekonomi dan PGMI/SD. Pelaksanaan experimental, diguna-kan sebagai tahap implementasi atau uji coba paket untuk melihat efektivitas paket pembelajaran aktif (active learning) yang dihasilkan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan mahasiswa dan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan strategi pembelajaran Pada tahap implementasi paket pembelajaran ini, peneliti membanding-kan antara hasil pengembangan paket yang telah dikembangkan dengan paket pembelajaran yang selama ini digunakan dalam perkuliahan mata kuliah strategi pembelajaran. Pengujian paket dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi eksperiment) jenis pre-tes post-test control group design (Campbell, 1963;13) Dipilih metode penelitian eksperimen kuasi karena dalam ekperimen ini, peneliti tidak dapat melakukan pengambilan sampel untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random penuh, tetapi menggunakan sampel kelas yang telah ada (non-random). Bagan penelitian eksperimen dalam pengujian model pembelajaran ini digambarkan sebagai berikut:
123
5_supardi.indd 123
14/11/2016 0:44:01
pengaruh proses i lapangan nggunakan ip dengan tersebut an yang merupakan uk hasil aran Mata
ditujukan ng dapat enetapkan daya tarik ilkan. Uji responden
kelompok kontrol secara random penuh, tetapi menggunakan sampel kelas yang telah ada (non-random). Bagan penelitian eksperimen dalam pengujian model pembelajaran ini digambarkan sebagai Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016 berikut: Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimen dalam
Uji Penelitian ValidasiEksperimen Paket Pembelajaran Tabel 1. Desain dalam Uji Validasi yang Dikembangkan Paket Pembelajaran yang Dikembangkan Pra-tes Eks-perimen (E) Kontrol (K)
Perlakuan
Pasca tes
T1
X
T2
T1
-
T2
Untuk mengkaji paket pembelajaran mana yang lebih baik atau lebih efektif dalam meningkatkan kualitas proses interaksi pembelajaran terutama ditinjau dari sisi keaktifan mahasiswa, maka dilakukan observasi terhadap keseluruhan pelaksanaan proses pembelajaran. Untuk memperkuat data hasil observasi tersebut, diberikan angket kepada subyek penelitian mahasiswa di akhir pelaksanaan proses validasi paket pembelajaran, baik kepada kelompok eksperimen (KE) maupun kepada kelompok kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis kebutuhan merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan prioritas sebagai bahan perencanaan pengembangan pembelajaran aktif (active learning) yang dihasilkan. Kebutuhan dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah masalah utama yang dihadapi mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan atau pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran. Secara empiris masalah utama dimaksud adalah mahasiswa masih merasa kesulitan memahami konsep-konsep pembelajaran aktif dan langkah-langkah implementasiannya. Setelah dianalisis, secara umum ada dua faktor penyebabnya, yakni faktor yang bersumber dari mahasiswa itu sendiri (internal mahasiswa) dan bersumber dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Faktor internal yang teridentifikasi meliputi adanya kecendrungan gaya belajar mahasiswa yang masih berorientasi untuk menghafal materi pembelajaran dan mahasiswa belum terbiasa berfikir kritis, analitis dan aplikatif. Sedangkan faktor eksternal di antaranya gaya atau karakter dosen dalam membelajarkan mahasiswa, ketersediaan media, alat belajar, sumber belajar dan lingkungan belajar. Namun kedua fakor itu terintegrasi menjadi satu kesatuan dan dapat saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Gaya atau karakter dosen dalam membelajarkan mahasiswa (sebagai faktor eksternal)
misalnya, sangat berpeluang berkontribusi dalam merubah mind set mahasiswa dari gaya berfikir pasif menjadi befikir aktif dan produktif. Realitasnya secara umum, dosen belum banyak mengarah pada paradigma membelajarkan mahasiswa (active learning) secara humanis, terutama bagi dosen pengampu mata kuliah strategi pembelajaran. Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa, pembelajaran mata kuliah Strategi Pembelajaran khusus di FITK IAIN Mataram pada umumnya masih bersifat konvensional. Selama ini kegiatan pembelajaran didesain berupa aktivitas kelompok. Disatu sisi, mahasiswa nampak terlibat secara aktif dalam proses perkuliahan, yaitu secara berkelompok mereka menyusun makalah untuk dipresentasikan di kelas sementara kelompok yang lain memberikan tanggapan, namun model pembelajaran seperti ini seringkali berulang-ulang sehingga monoton, dan kecenderungan mahasiswa hanya mempelajari topik bahasan yang mereka presentasikan saja, hanya sedikit dari mereka yang kemudian mempelajari materi yang dipresentasikan kelompok lain. Pembelajaran aktif yang dimaksud yaitu adanya keterlibatan mahasiswa secara aktif, baik secara fisik maupun mental, dalam mengkonstruksi konsep, merencanakan dan mengembangkan sendiri serta mendemostrasikan dalam kegiatan real teaching, belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Pembelajaran dengan penggunaan metode diskusi secara monoton sangat mewarnai proses perkuliahan selama ini. Di sisi lain diketahui juga bahwa terdapat keberagam cara pandang terhadap eksistensi mata kuliah strategi pembelajaran oleh masing-masing prodi atau jurusan yang berimplikasi pada beragam isi atau kontens materi ajar untuk masing-masing jurusan di FITK IAIN Mataram, dan keberagaman kebijakan lembaga menetapkan mata kuliah pre-requisites dan co-requisites serta waktu penjadwalan perkuliahan. Hal inilah yang memperkuat argumentasi tentang pentingnya pengembangan pembelajaran aktif (active learning) mata kuliah strategi pembelajaran di FITK IAIN Mataram agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien Bilamana merujuk pada kebijakan penyelenggaran Pendidikan Tinggi di Indonesia bahwa proses pendidikan dan pembelajaran, serta out put pendidikan harus terstandar. Dalam KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) menyebutkan bahwa standar penyelenggaraan
124
5_supardi.indd 124
14/11/2016 0:44:02
Supardi, Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif
pendidikan dan pembelajaran untuk profesi guru berada pada level 7 KKNI. Secara eksplisit ketentuan itu berbunyi sebagai berikut; - Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi. - Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner. - Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. Berdasarkan ketentuan di atas, ada tiga unsur utama yang harus dimiliki pendidik atau guru di antaranya; (a) kemampuan merencanakan, mengelola dan mengevaluasi, (b) kemampuan memecahkan permasalahan melalui pendekatan monodisipliner, dan (3) melakukan kegiatan riset dan mengambil keputusan. Untuk merealisasi hal ini pembelajaran aktif sangat urgen diimplementasikan karena dalam proses pembelajaran mendorong peserta didik atau mahasiswa berfikir kritis, kreatif dan inovatif dalam mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Dosen berperan sebagai fasilitator dalam memediasi proses pembelajaran agar mahasiswa secara pro-aktif dalam mengembangkan dan mengkonstruksi pengetahuan yang dipelajarinya. Secara institusi, pengembangan pembelajaran aktif (active learning) ini sangat urgen maknanya bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram, khususnya pada mata kuliah strategi pembelajaran dalam upaya mempersiapkan tenaga pendidik professional. Implementasi model pembelajaran aktif ini dapat dijadikan rujukan bagi para dosen dalam mengorkestrasi lingkungan belajar di Perguruan Tinggi untuk memungkinkan mahasiswa mengembangkan potensi yang mereka miliki. Diketahui bahwa proses pembelajaran aktif yang berlangsung selama ini belum memiliki kesan positif pada diri mahasiswa. Ditinjau dari aspek ketersediaan bahan pembelajaran, mahasiswa perlu difasilitasi untuk
memiliki bahan pembelajaran yang representative. Dengan bahan tersebut dapat dijadikan referensi primer bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik. Bahan pembelajaran yang digunakan dosen untuk membelajarkan mata kuliah strategi pembelajaran hingga saat ini masih menggunakan sumber yang didasarkan pada pertimbangan dosen yang bersangkutan. Pertimbangan ini lebih pada persepsi dosen secara individu, referensi mana yang nyaman digunakan dan yang mempermudah mahasiswa mempelajari konsep atau konten perkuliahan. Sesungguhnya pembelajaran aktif yang diharapkan adalah proses pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa secara aktif, baik secara fisik maupun mental, dalam mengkonstruksi konsep, merencana-kan dan mengembangkan sendiri serta mendemostrasikan dalam kegiatan micro teaching maupun real teaching. Berdasarkan realitas tersebut di atas kemudian dijadikan sebagai pijakan dalam mengembangkan paket pembelajaran aktif di perguruan tinggi, khususnya untuk mata kuliah strategi pembelajaran guna melahirkan tenaga-tenaga pendidik professional dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi para dosen dalam mengorkestrasi lingkungan belajar di perguruan tinggi. Secara kuantitatif pengembangan paket pembelajaran ini terdiri dari lima ragam perangkat pembelajaran di antaranya; (1) bahan pembelajaran, (2) pedoman dosen, (3) pedoman mahasiswa, (4) media pembelajaran berupa slide power point, dan (5) bahan evaluasi. Desain proses pengembangan paket pembelajaran aktif pada mata kuliah strategi pembelajaran di FITK IAIN Mataram tersebut mengacu pada model pengembangan instruksional (MPI) yang dikembangkan oleh Atwi Supratman yang terdiri dari delapan langkah di antaranya; a. Mengidentifikasi Kebutuhan Pembelajaran dan Menetapkan Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tahap identifikasi kebutuhan pembelajaran dimulai dengan merujuk kepada kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran aktif di FITK IAIN Mataram di antaranya yang sangat terkait dengan (a) pengembangan pembelajaran aktif dengan memahami karakteristik mahasiswa,
125
5_supardi.indd 125
14/11/2016 0:44:02
b) Analisis Instruksional, merupakan proses mostrasikan dalam kegiatan micro menjabarkan kompetensi umum menjadi g maupun real teaching. Jurnal TeknologidiPendidikan No. 2 Agustus 2016 yang tersusun secara kompetensi khusus rdasarkan realitas tersebut atas Vol. 18, logis dan sistematis. Kegiatan ini an dijadikan sebagai pijakan dalam dimaksudkan untuk mengidentifikasi mbangkan paket pembelajaran aktif di teori belajarkompetensi-kompetensi dan prinsip-prinsip b. Analisis khusus yangInstruksional, merupakan proses an tinggi, khususnya menguasai untuk mata pembelajaran, (b) pengembangan silabus/SAP menjabarkan dapat menggambarkan kompetensi kompetensi umum menjadi strategi pembelajaran guna terkait dengan bidang kompetensi khusus yang tersusun umumpengembangan secara terperinci. Dalam hal ini kan tenaga-tenaga yang pendidik yang inidiajarkan, berkomunikasi logis dan sistematis. Kegiatan ini disusun 14secarakompetensi secara khusus onal dan hasil penelitian juga dengan siswa, dimaksudkan untuk mengidentifikasi dikembangkan. Analisis instruksional kan dapat dijadikan efektif, rujukanempatik, bagi dan santun membuat penilaian danadalah evaluasiproses prosesmenjabarkan dan kompetensi-kompetensi khusus yang kompetensi dosen dalam mengorkestrasi belajar, serta (c) umum memanfaatkan dapat yang menggambarkan kompetensi umum menjadi hasil kompetensi khusus gan belajar di perguruanhasil tinggi. penilaian paket dan evaluasitersusun untuk kepentingan terperinci. Dalam hal ini disusun 14 secara logis dan secara sistematis. cara kuantitatif pengembangan kompetensi sebagaimana yang dideskripsikan pada khusus dikembangkan. Analisis ajaran ini terdiri dari pembelajaran. lima ragam gambar 1 sebagai berikut. kat pembelajaran di antaranya; (1) embelajaran, (2) pedoman dosen, (3) n mahasiswa, (4) media Setelah Mengikuti Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Diharapkan Mahasiswa Mampu Merencang dan Mengaplikasikan Strategi ajaran berupa slide power point, dan Pembelajaran Aktif di Sekolah/Madrasah an evaluasi. sain proses pengembangan paket ajaran aktif pada mata kuliah strategi ajaran di FITK IAIN Mataram 14. mengacu pada model Professional Skill bangan instruksional (MPI) yang angkan oleh Atwi Supratman yang dari delapan langkah di antaranya; 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. ngidentifikasi Kebutuhan CL CTL PAKEM Inquiry SPBM SPKB Tematik mbelajaran dan Menetapkan Tujuan ruksional Umum (TIU), Tahap ntifikasi kebutuhan pembelajaran ulai dengan merujuk kepada mpetensi yang ingin dicapai dalam 6. Strategi Pembelajaran mbelajaran mata kuliah strategi Aktif mbelajaran aktif di FITK IAIN aram di antaranya yang sangat ait dengan (a) pengembangan 5. Pengembangan mbelajaran aktif dengan memahami Persiapan Pembelajaran akteristik mahasiswa, menguasai teori jar dan prinsip-prinsip pembelajaran, pengembangan silabus/SAP yang 3. Pemanfaatan Media 4. Orkestrasi Lingkungan ait dengan bidang pengembangan & Sumber Belajar Pembelajaran dalam Strategi g diajarkan, berkomunikasi secara Pembelajaran ktif, empatik, dan santun dengan wa, membuat penilaian dan evaluasi 2. Perubahan Paradigma ses dan hasil belajar, serta (c) Pengajaran ke Paradigma manfaatkan hasil penilaian dan Pembelajaran uasi untuk kepentingan mbelajaran. 1. Konsep-Konsep Dasar Pembelajaran
Gambar 1. Struktur Kompetensi Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran
126
5_supardi.indd 126
14/11/2016 0:44:02
Supardi, Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif
instruksional adalah proses menjabarkan kompetensi umum menjadi kompetensi khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. sebagaimana yang dideskripsikan pada gambar 1 sebagai berikut. c. Mengidentifikasi Perilaku Awal dan Karakteristik Mahasiswa, mengingat keberagaman karakter yang dimiliki mahasiswa. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui perilaku yang telah dan belum dikuasai mahasiswa sebelum mengikuti proses pembelajaran. Langkah ini penting dilakukan karena mempunyai implikasi terhadap penyusunan bahan belajar dan strategi pembelajaran. Informasi tentang perilaku dan karakteristik awal mahasiswa menjadi dasar dalam merumuskan materi Tujuan Instruksional Umum (TIU) serta Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Hasil akhir dari kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa adalah menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan yang harus diajarkan. Setelah menganalisis hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa, kebutuhan pembelajaran untuk mahasiswa akan mengacu pada kompetensi khusus yang akan diuraikan berikutnya. d. Menulis Tujuan Instruksional Khusus (TIK), di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai mahasiswa pada akhir proses pembelajaran. Perumusan tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan titik permulaan yang sesungguhnya dari proses pengembangan instruksional. Sedangkan proses sebelumnya merupakan tahap pendahuluan untuk menghasilkan TIK. Di dalam TIK tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai mahasiswa pada akhir proses pembelajaran yang merupakan arah proses pengembangan instruksional. Keberhasilan mahasiswa dalam mencapai tujuan merupakan ukuran keberhasilan sistem instruksional yang dikembangkan. e. Menulis Tes Acuan Patokan, disusun dan ditetapkan untuk mengukur pencapaian perilaku yang telah ditetapkan atau hasil
belajar mahasiswa.Berdasarkan TIK yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti dapat menyusun tes yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan mahasiswa dalam menguasai perilaku-perilaku yang telah ditetapkan dalam TIK. Pertama, tes yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan mahasiswa sebelum dimulai proses pembelajaran. Tes ini disebut tes awal (pre-tesf). Kedua, tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan mahasiswa setelah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran untuk suatu mata kuliah. Tes tersebut disebut tes akhir (posttest). Adapun jenis tes yang digunakan dalam pengembangan pembelajaran aktif ini adalah uraian berupa unjuk kerja. Pemilihan penggunaan uraian mengacu pada kata kerja yang digunakan dalam TIK yaitu “menjelaskan (C1)” dan “menerapkan (C3)”. f. Menyusun Strategi Pembelajaran yang digunakan untuk mengelola kegiatan pembelajaran dilakukan secara sistematik dalam pembelajaran aktif, yaitu mengoptimalkan peran mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, merancang dan mengaplikasikan berbagai strategi pembelajaran yang dipelajari. Dipertegas oleh Suparman bahwa di dalam strategi pembelajaran terkandung empat unsur; 1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pembelajaran bagi dosen dalam menyampaikan isi pelajaran kepada mahasiswa. 2. Metode pembelajaran, yaitu cara instruktur mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta pelatihan agar terjadi proses belajar secara aktif. 3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran 4. Waktu yang digunakan, yaitu lamanya dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran g. Mengembangkan Bahan Pembelajaran Aktif meliputi tiga perangkat pembelajaran meliputi perangkat bahan pembelajaran, pedoman dosen, dan pedoman mahasiswa.
127
5_supardi.indd 127
14/11/2016 0:44:02
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat model baru, namun mengembangkan model yang sudah ada dengan memberikan berbagai variasi dan isi yang lebih lengkap. Pembelajaran yang dikembangkan lebih diperkaya dengan unsur praktik. Desain pengembangan bersifat sederhana, praktis dan mudah dipahami dalam waktu yang relatif singkat, yakni memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Deskripsi bahan pembelajaran, yang dicantumkan pada bagian awal dalam setiap unit; 2. Petunjuk penggunaan bahan pembelajaran yang dapat memberikan pedoman yang jelas kepada mahasiswa untuk mengatahui tentang hal-hal yang dilakukan dalam mempelajari pembelajaran; 3. Tujuan pembelajaran yang terdapat pada setiap bahan pembelajaran diharapkan dapat memberikan arah bagi mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran; 4. Rencana langkah pembelajaran untuk memberikan kemudahan dalam mengelola kelas dan/atau kegiatan pembelajaran. 5. Uraian materi yang diorganisasikan berdasarkan tujuan kegiatan belajar pada setiap standar kompetensi; 6. Lembar kegiatan mahasiswa, sebagai instrumen kegiatan mahasiswa berdiskusi dan berkarya. 7. Bahan penilaian, sebagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran untuk masingmasing unit. 8. Daftar pustaka, yang dicantumkan pada setiap bahan pembelajaran, dengan tujuan memberikan informasi kepada peserta didik untuk mengkaji materi pembelajaran lebih mendalam dan untuk mendapatkan wawasan lebih jauh tentang materi pembelajaran yang disajikan. Menyusun Desain dan Melaksanakan Evaluasi Formatif. Langkah ini sebagai langkah terakhir dari prosedur pengembangan pembelajaran aktif model MPI. Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau direvisi agar produk tersebut lebih efektif dan efisien. Idealnya pengembang pembelajaran melakukan empat tahap evaluasi formatif, yaitu review ahli, evaluasi one to
one (one to one evaluation), kelompok kecil (small group), dan uji coba lapangan.. Setelah draf paket pembelajaran aktif ini diselesaikan kemudian dilakukan uji kelayakan model yakni dengan melakukan uji validasi, evaluasi dan revisi. Uji kelayakan model dilakukan melalui lima tahap, yaitu uji pakar, uji one to one, uji kelompok kecil, uji kelompok besar dan uji efektifitas. Ada tiga pakar yang dilibatkan dalam uji pakar yakni pakar desain pembelajaran, pakar media pembelajaran dan pakar media pembelajaran. Pakar desain instruksional, yang memiliki kompetensi memadai dalam bidang desain instruksional untuk menguji desain perangkat pembelajaran; pakar konten atau materi (mata kuliah strategi pembelajaran) memiliki kompetensi memadai dalam bidang strategi pembelajaran untuk menguji kedalaman serta keefektifan materi yang disajikan; dan pakar media pembelajaran yang memiliki kompetensi memadai dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk menguji media atau alat-alat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran aktif. Semua masukan dari semua pakar tersebut kemudian dijadikan bahan masukan dalam mengkonstruksi pengembangan paket pembelajaran aktif. Setelah dilakukan revisi kemudian dilakukan uji one to one dengan melibatkan lima orang mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan IPSEkonomi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram Tahun Akademik 2013/2014. yang dikategori memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. Secara umum mereka menyatakan “Saya baca dan dapat rasakan proses pembelajaran yang akan berlangsung sangat optimal dapat melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses perkuliahan”. Uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar dilakukan untuk melihat validasi dan akurasi hasil pengembangan paket pembelajaran sebelum dilakukan uji kelayakan dan efektifitasnya. Pada uji coba kelompok kecil yang dilakukan kepada 9 responden mahasiswa . Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk menguji keterbacaan dari produk pembelajaran aktif mata kuliah strategi pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner yang membutuhkan jawaban berupa uraian. Responden dalam uji kelompok kecil ini sebagai bagian yang mewakili populasi sasaran sebenarnya
128
5_supardi.indd 128
14/11/2016 0:44:02
Supardi, Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif
dan di antara mereka tidak termasuk atau di luar dari lima orang mahasiswa yang sudah menjadi responden pada uji one to one. Maksud dilakukan uji kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan pembelajaran aktif setelah mendapat masukan dari uji ahli dan uji one to one. Dalam penelitian ini responden yang berjumlah 9 orang mahasiswa, yaitu 3 orang mahasiswa memiliki IPK (indeks prestasi komulatif) lebih dari 3,6 (tiga koma enam), 3 orang mahasiswa memiliki IPK 3,00 - 3,5 (tiga koma nol sampai tiga koma lima), dan 3 orang mahasiswa memiliki IPK dibawah 3,0 (tiga koma nol). Uji kelompok kecil ini difokuskan pada lima aspek yang dinilai yaitu (a) tujuan pembelajaran, (b) uraian materi, (c) pengalaman belajar, (d) media dan sumber belajar, dan (e) evaluasi. Berdasarkan masukan dari uji kelompok kecil, produk berupa desain pembelajaran aktif direvisi kembali sebelum dilakukan uji lapangan yang merupakan uji coba terakhir dalam penelitian ini. Setalah semua kritik dan saran dari hasil uji kelompok kecil diperbaiki, selanjutnya dilakukan uji kelompok besar atau dengan kata lain uji lapangan. Uji lapangan dilakukan untuk memperoleh kepastian bahwa penerapan hasil final dapat memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas proses pembelajaran. Oleh karena itu uji lapangan ini dilaksanakan dengan menggunakan kelas yang mahasiswa yang mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam lingkungan yang sebenarnya. Uji lapangan ini merupakan tahapan implementasi produk hasil pengembangan pembelajaran aktif mata kuliah strategi pembelajaran. Kegiatan ini disebut juga sebagai evaluasi skala membangun pemahaman dan mahasiswa terbatas yang dilakukan kepada mahasiswa kelas sangat nyaman dalam mengeksplorasi reguler di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan kemampuan yang dimilikinya. Berbagai ideIAIN Mataram. ide dan gagasan inovatif muncul sebagai Uji coba lapangan melibatkan 40 responden bagian proses pembelajaran. yang merupakan dari enam Pada mahasiswa penerapan perwakilan pembelajaran terlihat jurusanmahasiswa yang ada dapat di FITK IAIN dengan Mataram,berbagai yaitu belajar masing-masing 6 orang responden dari jurusan PAI cara, tidak saja dengan mendengarkan dan IPA-Biologi, dan 7 orang jurusan ceramah dari dosen.responden Namundari mahasiswa PBA, Matematika, IPS Ekonomi dan PGMI/SD. sudah difasilitasi untuk dapat mengerjakan Secara umumkelompok. hasil kelompok maupun percobaan Selain kecil itu juga dapat kelompok besar menunjukkan hasil bahwa mahasiswa dibimbing dengan diskusi dan presentasi lebih aktif dalam kegiatan sehingga semuapembelajaran, siswa lebih aktifkreatif dan dalam berpartisipasi membangun aktif pemahaman dan mahasiswa dalam pembelajaran. Hal sangatini nyaman mengeksplorasi kemampuan dapatdalam membuat keterhubungan tidak
5_supardi.indd 129
hanya secara intelektual, namun juga secara fisik dan emosi dengan berbagai topik yang mereka pelajari. Implementasi paket mata kuliah strategi pembelajaran ini dilaksanakan pada mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
yang dimilikinya. Berbagai ide-ide dan gagasan inovatif muncul sebagai bagian proses pembelajaran. Pada penerapan pembelajaran terlihat mahasiswa dapat belajar dengan berbagai cara, tidak saja dengan mendengarkan ceramah dari dosen. Namun mahasiswa sudah difasilitasi untuk dapat mengerjakan percobaan kelompok. Selain itu juga dapat dibimbing dengan diskusi dan presentasi sehingga semua siswa aktif dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat membuat keterhubungan tidak hanya secara intelektual, namun juga secara fisik dan emosi dengan berbagai topik yang mereka pelajari. Implementasi paket mata kuliah strategi pembelajaran ini dilaksanakan pada mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram tahun akademik 2014/2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektifitas paket pembelajaran yang telah dikembangkan. Proses uji efektivitas dilakukan dengan desain eksperimen yakni menggunakan desain eksperimen Pretest-posttest control group desain. Mahasiswa diklasifikasi menjadi dua kelompok sampel. Satu kelompok dijadikan kelas perlakukan (eksperimen) yang difasilitasi dalam penerapan paket pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran. Satu kelompok sebagai kelas kontrol tanpa ada perlakukan, pembelajaran berlangsung secara alamiah. Kedua kelompok ini masing-masing diberikan tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan awal dan memastikan kemampuan awal mahasiswa tersebut itu sama. Tahap implementasi kegiatan perkuliahan mata kuliah strategi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan di atas, dan diakhir kegiatan perkuliahan dianalisis secara cermat untuk melihat dilakukan post-test. Soal tes, baik pada kategori prevaliditas tes. test maupun post-test, sebelumnya sudah dianalisis Untuk melihat efektivitas hasil secara cermat untuk melihat validitas tes. pengembangan paket pembelajaran mata Untuk melihat efektivitas hasil pengembangan kuliah strategi pembelajaran berbasis active paket pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran learning, dilakukan dengan menggunakan berbasis active learning, dilakukan sebagai dengan quasi eksperimen dengan rancangan menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan berikut; sebagai berikut;
O1 x O2 O3 --- O4 Gambar 2. Desain Quasi Eksperimen Gambar 2. Desain Quasi Eksperimen Keterangan: O1 = pre test kelas perlakukan O2 = post test kelas perlakuan 129 O3 = pre test kelas kontrol O4 = post test kelas control X = treatmen, implementasi pembelajaran mata kuliah strategi
14/11/2016 0:44:02
lajaran. Hal ngan tidak juga secara topik yang
iah strategi kan pada rbiyah dan ram tahun ya adalah as paket ngkan. dilakukan n yakni en PretestMahasiswa pok sampel. perlakukan asi dalam mata kuliah kelompok perlakukan, alamiah. sing-masing est) untuk wal dan mahasiswa mplementasi iah strategi uai dengan di atas, dan kukan postori pre-test nya sudah
Gambar 2. Desain Quasi Eksperimen Keterangan: O1 = pre test kelas perlakukan O2 = post test kelas perlakuan O3Teknologi = prePendidikan test kelasVol. kontrol Jurnal 18, No. 2 Agustus 2016 O4 = post test kelas control X = treatmen, implementasi Keterangan: pembelajaran mata kuliah strategi O1 = pre test kelas berbasis perlakukanactive pembelajaran O2 = post test kelas perlakuan learning. O3 = pre test kelas kontrol Ada dua bentuk analisis dilakukan O4 = post test kelas control dalam konteks desian quasi eksperimen ini. X = treatmen, implementasi pembelajaran Pertama, menguji perbedaan analisis mata untuk kuliah strategi pembelajaran berbasis active learning. hasil pre test antara kelompok perlakukan dua bentuk analisis dilakukan dalam atau Ada eksperimen (O1) dengan kelompok konteks (O3). desianHasil quasianalisis eksperimen Pertama, kontrol sampelini.diperoleh analisis untuk menguji perbedaan hasil pre test data bahwa hasilnya bersifat homogen, antara kelompok perlakukan sebagai atau eksperimen (O1) artinya layak dijadikan kelompok dengan kelompok kontrol (O3). Hasil analisis sampel sampel penelitian ini. Kedua, analisis diperoleh data bersifat homogen, terhadap hasilbahwa post hasilnya test antara kelompok artinya layak dijadikan sebagai kelompok sampel eksperimen (O1) dengan kelompok kontrol penelitian ini. pengujian Kedua, analisis post test (O3). Hasil padaterhadap kedua hasil kelompok antara kelompok eksperimen (O1) dengan kelompok tersebut seperti tampak pada tabel 2 berikut kontrol (O3). Hasil pengujian pada kedua kelompok ini. tersebut seperti tampak pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Rata-rata Hasil Pre test dan Posttest
Tabel 2. Rata-rata Hasil Pre test dan Posttest
dariKelompok kelompok eksperimen kelompok Pre test danPost test kontrol. Hasil uji perbedaan kelompok Eksperimen 66,89 kedua78,3 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini; Kontrol 67,38 86,6
Datapada pada tabel tabel di di atas Data atas kemudian kemudian dianalisis dengan dengan menggunakan menggunakan rumus rumus t-test t-test dianalisis datadata dari untuk mengetahui mengetahuitingkat tingkatperbedaan perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji perbedaan kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 3. Hasil Uji Perbedaan Kelompok Tabel 3. Hasil Uji Perbedaan Kelompok Eksperimen dan Eksperimen dan Kontrol Kontrol Kelompok
5_supardi.indd
Hasil Uji t
ttabel
Keterangan
Pre-Post 7,13 1,74 Signifikan Perlakuan Pre-Post 9,78 1,74 Signifikan Kontrol Pre Tidak Perlakuan0,204 1,74 Signifikan Kontrol Post Perlakuan3,66 1,74 Signifikan Kontrol Pada tabel 3 di atas tampak bahwa implementasi perkuliahan atau pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran berbasis 130 active learning memberi kontribusi lebih besar dibanding dengan pembelajaran yang biasa. Berangkat dari kemampuan awal yang sama dari kedua kelompok mahasiswa 130 tersebut dan setelah diberikan perlakuan
Pada tabel 3 di atas tampak bahwa implementasi perkuliahan atau pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran berbasis active learning memberi kontribusi lebih besar dibanding dengan pembelajaran yang biasa. Berangkat dari kemampuan awal yang sama dari kedua kelompok mahasiswa tersebut dan setelah diberikan perlakuan menghasilkan data yang tidak sama. Artinya perkuliahan atau pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran berbasis active learning lebih efektif di implementasikan dibanding dengan pembelajaran reguler yang tidak berbasis active learning pada mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram tahun akademik 2013/2014. Selain dari hasil tes belajar mahasiswa seperti telah diuraikan di atas, hasil pengembangan paket pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran berbasis active learning di FITK IAIN Mataram juga dapat diamati dengan instrumen penelitian berupa pedoman observasi. Pertama; dari aspek perencanaan pembelajaran, mata kuliah strategi pembelajaran berbasis Indikator-nya dapat dilihat dari (1) ketersediaan rencana active learning di FITK IAIN Mataram juga pelaksanaan pembelajaran yang lengkap untuk semua dapat diamati dengan instrumen penelitian unit pada perangkat bahan pembelajaran, (2) rencana berupa pedoman observasi. pelaksanaan pembelajaran telah mencerminkan Pertama; dari aspek perencanaan desain pembelajaran aktif, terlihat dari deskripsi pembelajaran, Indikator-nya dapat dilihat aktivitas mahasiswa pada prosedur atau langkahdari (1) ketersediaan rencana pelaksanaan langkah kegiatan pembelajaran yang menunjukkan pembelajaran yang lengkap untuk semua mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran unit pada perangkat bahan pembelajaran, (2) atau perkuliahan, (3) indikator pembelajaran telah rencana pelaksanaan pembelajaran telah mengarah pada tahap implementasi konsep atau mencerminkan desain pembelajaran aktif, berfikir tingkat tinggi (C3-C6), dan (4) kelengkapan terlihat dari deskripsi aktivitas mahasiswa perangkat-perangkat pembelajaran yang dibutuhkan, pada prosedur atau langkah-langkah seperti bahan presentasi, lembar kegiatan mahasiswa kegiatan pembelajaran yang menunjukkan (LKM) sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa terlibat aktif dalam proses aktif. pembelajaran atau perkuliahan, (3) indikator Kedua; dari aspek pelaksanaan pembelajaran. pembelajaran telah mengarah pada tahap Indikatornya dapat dilihat dari (1) mahasiswa terlibat implementasi konsep atau berfikir tingkat aktif dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat tinggi (C3-C6), dan di(4) dari kegiatan mahasiswa dalamkelengkapan maupun di luar perangkat-perangkat pembelajaran yang kelas yang terlibat aktif dalam mencari, menemukan dibutuhkan, seperti bahan presentasi, lembar dan mengkonstruksi pengetahuan sehingga terjadi kegiatan mahasiswa (LKM) sebagai acuan pembelajaran bermakna; (2) pembelajaran telah dalam kegiatan pembelajaran aktif. didesain agar mahasiswa berfikir kritis, kreatif dan Kedua; dari aspek pelaksanaan produktif; (3) pembelajaran telah mendorong terjadi pembelajaran. Indikatornya dilihat dari interaksi antara mahasiswa dapat dengan mahasiswa, (1) mahasiswa aktifdengan dalam dosen proses dan maupun antara terlibat mahasiswa pembelajaran, ini terlihat dari pembelajaran kegiatan sumber belajarhal lainnya; (4) desain mahasiswa di dalam maupun di luar kelas telah diarahkan untuk merekomendasi hasil analisis
yang terlibat aktif dalam mencari, menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan sehingga terjadi pembelajaran bermakna; (2) pembelajaran telah didesain agar mahasiswa berfikir kritis, kreatif dan produktif; (3) pembelajaran telah mendorong terjadi interaksi antara mahasiswa dengan
14/11/2016 0:44:02
Supardi, Pengembangan Paket Strategi Pembelajaran Aktif
kebutuhan bagi mahasiswa calon guru; dan (5) pembelajaran mendorong mahasiswa menggunakan berbagai indra, keunikan dalam menggunakan berbagai macam variasi metode dan variasi media pembelajaran sehingga terjadi proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahap implementasi tersebut tergambar bahwa mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan perkuliahan mata kuliah strategi pembelajaran yang didesain dengan menggunakan paket pembelajaran disebabkan karena keterlibatan mereka secara aktif dalam proses perkuliahan. Berdasarkan hasil implementasi uji efektivitas pembelajaran mata kuliah Strategi Pembelajaran menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pembelajaran menggunakan hasil pengembangan paket pembelajaran aktif (active learning) memberi kontribusi lebih besar dibanding dengan pembelajaran reguler atau konvensional. Artinya perkuliahan atau pembelajaran mata kuliah Strategi Pembelajaran berbasis active learning lebih efektif dibanding dengan pembelajaran reguler yang tidak berbasis active learning pada mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram tahun akademik 2014/2015. Beberapa keunggulan dari aspek pelaksanaan pembelajaran mata kuliah Strategi Pembelajaran menggunakan paket pembelajaran aktif, diantaranya (1) mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat dari kegiatan mahasiswa di dalam maupun di luar kelas yang terlibat aktif dalam mencari, menemukenalikan dan mengkonstruksi pengetahuan sehingga terjadi pembelajaran bermakna; (2) pembelajaran telah didesain agar mahasiswa berfikir kritis, kreatif dan produktif dengan menggunakan LK (lembar kerja mahasiswa) secara terukur; (3) pembelajaran telah mendorong terjadi interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, maupun antara mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar lainnya; (4) pembelajaran mendorong mahasiswa menggunakan berbagai indra, keunikan dalam menggunakan berbagai macam variasi metode dan variasi media pembelajaran sehingga terjadi proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien; dan (5) desain pengembangan paket mengacu pada kebijakan pengembangan kurikulum perguruan tinggi berbasis
Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI) terutama dalam menyiapkan mahasiswa sebagai calon guru. Dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran, dapat diidentifikasi beberapa kelebihan hasil pegembangan paket pembelajaran mata kuliah Strategi Pembelajaran (active learning), diantaranya; (1) ketersediaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang lengkap untuk semua unit pada perangkat bahan pembelajaran, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran telah mencerminkan desain pembelajaran aktif, terlihat dari deskripsi aktivitas mahasiswa pada prosedur atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang menunjukkan mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran atau perkuliahan, (3) indikator pembelajaran telah mengarah pada tahap implementasi konsep atau berfikir tingkat tinggi (C3-C6), dan (4) kelengkapan perangkatperangkat pembelajaran yang dibutuhkan, seperti bahan presentasi, lembar kegiatan mahasiswa (LKM) sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran aktif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan temuan penelitian maka dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran di FITK IAIN Mataram saat ini masih didominasi oleh peran dosen daripada mahasiswa. Meskipun secara umum dosen telah menggunakan metode penugasan kelompok dan presentasi kelompok di kelas, namun belum mampu membuat mahasiswa lebih aktif untuk belajar mandiri. Produk akhir pengembangan paket pembelajaran aktif (active learning) berupa perangkat bahan pembelajaran, pedoman dosen dan mahasiswa, media dan evaluasi. Berdasarkan uji para pakar, uji one to one, kelompok kecil maupun besar serta uji coba lapangan, memiliki kategori “sangat baik”, sehingga menjadi produk akhir yang layak digunakan sebagai paket pembelajaran aktif Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil uji lapangan utama dengan uji lapangan oprasional setelah paket pembelajaran tersebut direvisi dan disempurnakan. Ada 14 (empat belas) unit bahan/materi pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran.
131
5_supardi.indd 131
14/11/2016 0:44:02
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
DAFTAR RUJUKAN Campbell, Donald T. dan Stanley, Julian C. Experimental and Quasi Experimental Designs for Research (London: Houghton Mifflin Company, 1963) Conny, Semiawan. Landasan Pembelajaran dalam Perkembang-an Manusia. (Jakarta: Centre of Human Competency Development, 1993). Dimyati, M. Akulturasi Teknologi Pendidikan Dalam Masyarakat Indonesia Tansisional. (Malang: CV. Wineka Media, 2001). Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktekkan Pembelajaran Kooperatif di Ruang-ruang Kelas (Jakarta: Grasindo 2004).
Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional (Jakarta Universitas Terbuka, 2011). Suparman, M Atwi, Desain Instruksional Modern. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012). Sutjipto, Bambang. Penggunaan Metode Pembelajaran (Suatu Meta Analisis Kajian Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta). Jurnal Teknodik. (Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan: 2003). Zuhairi, Amin dan Suparman, Atwi. “Khasanah Inovasi, Difusi Inovasi, dan Implikasi Inovasi terhadap Kualitas Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan, Vol.5 (1) Maret 2004.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007). h.19 Munthe, Bermawy. Desain Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri dan CTSD. 2009). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 1 ayat 19. Purwanto, Konstruktivisme dalam Pembelajaran. (Jakarta: PAU-PPAI, 2001). Sani Abdul dan Suranto. Profesionalisme Guru Mengembangkan Sekolah Unggul Berkarakter, Tantangan Masa Depan. (Semarang: PT. Sindua Press. 2004). Schunk, Dale H. Teori-teori Pembelajaran: Pendidikan dalam Perspetif, terjemahan Eva Hamdiyah dan Rahmat Fajar (Penerbit Pustaka Pelajar, 2012) Suci Ni Made, “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Ekonomi Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi UNDIKSHA” Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2008 (2001) Suparman, Atwi dan Zuhairi, Amin. Khasanah Inovasi, Difusi Inovasi, dan Implikasi Inovasi terhadap Kualitas Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran Diselenggarakan oleh IPTPI di Hotel Inna Garuda Yogyakarta 22-23 Agustus 2003
132
5_supardi.indd 132
14/11/2016 0:44:02