PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh Frieda Wijayanti 4001410013
JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, Agustus 2014
Frieda Wijayanti NIM 4001410013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul “Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences pada Tema Energi dan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada : Hari
: Selasa
Tanggal
: 19 Agustus 2014
Semarang, Agustus 2014 Pembimbing
Arif Widiyatmoko, M.Pd 198412152009121006
iii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences pada Tema Energi dan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemmapuan Berpikir Kreatif Siswa disusun oleh Frieda Wijayanti 4001410013 telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 19 Agustus 2014 Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si
Prof. Dr. Sudarmin,
196310121988031001
1966012319920310
Ketua Penguji
Prof. Dr. Hartono, M.Pd Prof. 196108101986011001 Anggota Penguji/
Anggota Penguji/
Penguji II
Pembimbing
Parmin, M. Pd
Arif Widiyatmoko, M.Pd
197901232006041003
198412152009121006
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan mimpi-mimpinya (E. Roosevelt).
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak, Ibu, Mbak, Mas, Raka kecil, Keluarga Besarku 2. Sahabat Terhebatku: Hida, Elyn, Erna, Risa, Feri, Danang, A. Bayu, Lilik, Imah, Anif, Wulandari 3. Sahabat Tersuperku: Intan, Yuyun, Novi dan Teman Seperjuanganku, Arek Pendidikan IPA 2010 4. Rumah Terbaikku: Keluarga Joven 1, Keluarga Manuver BEM FMIPA, Laskar Think Smart, Keluarga JODY!, Gank Geje PPL Spenalan (Vivin, Akhyar, Shofa, Chatarina), Keluarga SMP Negeri 9 Magelang, Keluarga SMP Negeri 1 Batangan 5. Almamater Tercintaku: Universitas Negeri Semarang 6.
Inspirasi Teristimewaku: Denting Sang Pagi yang selalu memberikan harapan, Serta orang-orang yang berani menaklukkan mimpi-mimpinya
7. Baktiku: Indonesiaku Bersama Cinta Kalian semua menjadi mungkin.
v
PRAKATA Alhamdulillah. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences pada Tema Energi dan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tidak lepas dari bimbingan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., selaku Ketua Jurusan IPA Terpadu. 3. Arif Widiyatmoko, M.Pd., sebagai dosen pembimbing dan dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 4. Prof. Dr. Hartono, M.Pd. dan Parmin, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang berguna untuk penyempurnaan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Jurusan IPA Terpadu Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan semangat dan bekal ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 6. Hendro Suryono, S.Pd. dan Suci Murni, S.Pd., selaku guru IPA kelas VII di SMP Negeri 1 Batangan dan validator produk yang selalu memberikan semangat dan pengarahan serta berkenan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian. 7. Dr. Woro Sumarni, M.Si., Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum. dan Dr. Retno Sri Iswari, SU, selaku dosen validator produk yang memberikan arahan, saran dan masukan yang berguna untuk penyempurnaan produk. 8. Suwarno, S.Pd., Drs. Juari, Karti Indarmi, S.Pd. dan Bambang Sukamto, S.Pd., selaku validator produk yang memberikan arahan, saran dan masukan yang berguna untuk penyempurnaan produk.
vi
9. Susanto, S.Pd., M.M., selaku Kepala SMP Negeri 1 Batangan yang telah berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam pelaksanaan penelitian. 10. Keluarga besar SMP Negeri 1 Batangan yang telah bekerja sama dalam membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. 11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPA angkatan 2010, atas hari-hari perjuangan yang hebat selama 4 tahun yang luar biasa ini. 12. Semuah pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan. Terima Kasih.
Semarang, Agustus 2014
Penulis
vii
ABSTRAK Wijayanti, Frieda. 2014. Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Tema Energi Dan Kesehatan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi, Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Arif Widiyatmoko, M.Pd. Kata Kunci: LKS, Multiple Intelligences, Kemampuan Berpikir Kreatif Proses pembelajaran IPA ditingkat SMP dalam kurikulum 2013 dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan (integrative science), sehingga setiap guru IPA harus memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA secara terpadu. Keterpaduan ini meliputi integrasi dalam bidang IPA dapat ditunjukan melalui LKS. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Batangan, LKS yang digunakan belum dapat mengoptimalkan kecerdasan siswa serta belum menunjukan keterpaduan konsep IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan dan keefektifan LKS dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Desain penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa LKS ini dikembangkan berdasarkan lima kecerdasan dominan siswa, yakni kecerdasan logis-matematis, jasmaniah-kinestetik, visual-spasial, interpersonal dan eksistensial-spiritual. Pengembangan LKS IPA berbasis multiple inteeligences ini dinyatakan layak sesuai instrumen BSNP dengan rata-rata skor validasi komponen isi 3,70, komponen kebahasaan 3,87 dan komponen penyajian 3,67. Penerapan LKS IPA berbasis multiple inteeligences diukur dengan uji gain dengan nilai peningkatan sebesar 0,71 berkriteria tinggi. Kemudian sikap kreatif pada setiap pertemuan mengalami peningkatan dengan skor rata-rata ≥62%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada penerapan LKS IPA berbasis multiple inteligences, sehingga LKS ini dinyatakan efektif.
viii
ABSTRACT Wijayanti, Frieda. 2014. Development of Science Worksheet Based Multiple Intelligences Energy And Healthness Theme To Increase Student Creative Thinking Skill. Final Project, Science Education Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Advisor: Arif Widiyatmoko, M.Pd. Keyword: Student Worksheet, Multiple Intelligences, Creative Thinking Skill The process of science learning for the junior high in 2013 implemented based integerated science curiculum, so every science teacher should have competence to teach it. This integration can be shown by student worksheets. Based on the observation in SMP Negeri 1 Batangan, it was that use student worksheet for science activity. It is not yet optimalization for student multiple intelligences and creativity, also unknown integrated science concept about it. This research aims to determine characteristics, the feasibility and effectiveness of multiple intelligences-science worksheet. This research used of Research and Development (R&D) design. The result is it develope based on five multiple intelligences for students. They are logic-matematic, kinestethic, visual-spacial, interpersonal and exsistensial-spiritual intelligences. Based on the results of the study it was found on that the feasibility of multiple-intelligences student worksheet showed eligible criteria based on BSNP with average score of content validation is 3.70, then average score of linguistic validation is 3.87 and average score of presentation validation is 3.67. Based on implementation, it was that multiple intelligences-science worksheet found the results indicate that the increase creative thinking skill in learning outcomes with N-gain was 0.71 with a high criteria. Then, creative attitude of student is increase for every meeting with average score ≥62%. This shows an increase in students' creative thinking skill for the application of science-based multiple intelligences-worksheets, so this worksheet declared effective.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i PERNYATAAN ........................................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii PENGESAHAN ........................................................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5 1.5 Penegasan Istilah ...................................................................................... 6 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lembar Kerja Siswa ............................................................................... 9 2.1.1
LKS Sebagai Bahan Ajar IPA .................................................... 9
2.1.2
Pengembangan LKS IPA ............................................................ 11
2.2 Pembelajaran IPA Di Kurikulum 2013 .................................................. 13 2.3 Multiple Intelligences .............................................................................. 15 2.4 Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................................. 18 2.5 Tema Energi dan Kesehatan.................................................................... 20 2.6 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 22 2.7 Kerangka Berpikir ..................................................................................22
x
3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 24 3.2 Subjek Penelitian..................................................................................... 24 3.3 Langkah Penelitian ................................................................................. 24 3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................. 25 3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29 3.6 Metode Analisis Data .............................................................................. 30 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 38 4.1.1 Deskripsi Penelitian ..................................................................... 38 4.1.2 Hasil Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences . 41 4.1.3 Hasil Validasi Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences................................................................................. 43 4.1.4 Keefektifan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences................................................................................. 52 4.2 Pembahasan ........................................................................................... 56 4.2.1 Karakteristik dan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences................................................................................. 56 4.2.2 Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligence .... 61 4.2.3 Keefektifan Penggunaan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences ................................................................................... 71 5. PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................. 77 5.2 Saran ........................................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79 LAMPIRAN ...................................................................................................... 82
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Model Keterpaduan Connected .................................................................. 15 Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tema Energi dan Kesehatan ...... 20 Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal Kelas VIII A ............................... 31 Tabel 3.2 Klasifikasi Realibilitas ............................................................................... 31 Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ...................................................................... 32 Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Soal Kelas VIII A .............. 33 Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal................................................................ 33 Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Soal Kelas VIII A ........ 34 Tabel 3.7 Kategori Kelayakan LKS ........................................................................... 35 Tabel 3.8 Kategori Sikap Kreatif Siswa ..................................................................... 36 Tabel 3.9 Kategori Aktivitas Motorik Siswa ............................................................. 36 Tabel 4.1 Hasil Tes Kedentifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa ............................... 39 Tabel 4.2 Makna Simbol Kecerdasan Majemuk Siswa ............................................ 40 Tabel 4.3 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Tahap I .................................................................................... 43 Tabel 4.4 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Tahap II ................................................................................ 44 Tabel 4.5 Penilaian Kelayakan Komponen Penyajian ............................................... 45 Tabel 4.6 Revisi Kelayakan LKS oleh Pakar Penyajian ............................................ 45 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kelayakan Komponen Bahasa .......................................... 46 Tabel 4.8 Revisi Kelayakan LKS oleh Pakar Bahasa ............................................... 47 Tabel 4.9 Hasil Penilaian Kelayakan Komponen Isi ................................................. 48 Tabel 4.10 Revisi Kelayakan LKS oleh Pakar Isi ...................................................... 48 Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Kecil, Uji Coba Skala Besar dan Kelas Penerapan .............................................................. 50 Tabel 4.12 Hasil Tanggapan Guru IPA ...................................................................... 51 Tabel 4.13 Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ..... 52
xii
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Gain Data Nilai Hasil Pretest dan Posttest ......... 53 Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa ................................ 54 Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa ....................................... 55
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Langkah Menyusun LKS ........................................................10 Gambar 2.2 Model Connected Tema Energi dan Kesehatan .....................................21 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................23 Gambar 3.1 Langkah Penelitian Research and Development ....................................25 Gambar 4.1 Simbol Lima Kecerdasan Majemuk yang Dikembangkan .....................40 Gambar 4.2 Contoh Draft LKS .................................................................................42 Gambar 4.3 Revisi Penyajian Gambar .......................................................................46 Gambar 4.4 Revisi Tanda Baca ..................................................................................47 Gambar 4.5 Revisi Kompetensi Inti ...........................................................................49 Gambar 4.6 Perbandingan Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Kreatif .....................................................................................53 Gambar 4.7 Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa .....................................................55 Gambar 4.8 Perbandingan Hasil observasi Aktivitas siswa ......................................56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa .............................. 83 Lampiran 2 Validasi Tahap I ..................................................................................... 90 Lampiran 3 Instrumen Validasi Isi ............................................................................ 97 Lampiran 4 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Isi .................................................... 105 Lampiran 5 Instrumen Validasi Bahasa ..................................................................... 108 Lampiran 6 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Bahasa .............................................. 113 Lampiran 7 Instrumen Validasi Penyajian ................................................................. 115 Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Penyajian ........................................ 120 Lampiran 9 RPP ......................................................................................................... 122 Lampiran 10 Kode Siswa ........................................................................................... 139 Lampiran 11 Instrumen Uji Coba Soal ...................................................................... 141 Lampiran 12 Analisis Hasil Uji Coba Soal ................................................................ 155 Lampiran 13 Analisis Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif ................ 162 Lampiran 14 Analisis Uji Gain .................................................................................. 169 Lampiran 16 Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa ................................................... 171 Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 177 Lampiran 18 Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................................ 183 Lampiran 19 Hasil Angket Tanggapan Guru ............................................................. 188 Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 192 Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 193
xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional merupakan suatu bentuk usaha terencana untuk meningkatkan kualitas pembangunan bangsa yang cerdas dan kompetitif dalam menghadapi
tantangan
globalisasi.
Kemampuan
yang diperlukan
dalam
menghadapi era globalisasi ini adalah kemampuan generasi muda yang memiliki kecerdasan dan kreativitas dalam bidang IPTEK, memiliki kepribadian dan keterampilan hidup. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif perlu dikembangkan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan, khususnya pada pembelajaran IPA. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 19 yang menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif dan kompetitif, sehingga siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran serta mendapatkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis siswa. Maka, perumusan sistem pengelolaan pendidikan harus berorientasi pada pengoptimalan kecerdasan siswa. Hal ini dapat tercapai melalui reformasi pendidikan nasional, yakni dengan adanya perubahan kurikulum. Dewasa
ini,
kurikulum
2013
dikembangkan
sebagai
pedoman
penyelenggaran pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Perubahan kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa (student center) yang berorientasi pada sikap dan keterampilan belajar. Harapannya penyelenggaraan pembelajaran dapat dilaksanakan secara aktif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada dasarnya identik dengan proses komunikasi dalam mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Pembelajaran yang berkualitas dapat berlangsung apabila proses komunikasi berjalan lancar, sehingga
1
2
dibutuhkan bahan ajar sebagai alat bantu pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat mendukung aktivitas belajar siswa adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Berdasarkan dokumen pengembangan kurikulum 2013, pembelajaran IPA ditingkat SMP dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan (integrative science), sehingga setiap guru IPA harus memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA secara terpadu. Keterpaduan ini meliputi integrasi dalam bidang IPA, integrasi bidang lain dan integrasi pencapaian sikap, proses ilmiah dan keterampilan yang ditunjukan melalui LKS. Oleh karena itu, selain berperan sebagai petunjuk melakukan percobaan, panduan diskusi maupun kegiatan ilmiah lain, LKS juga memiliki peran penting dalam penjabaran konsep keterpaduan dalam suatu tema pembelajaran (Susilowati, 2013). Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Batangan, LKS merupakan bahan ajar
pendukung
dalam
pembelajaran
yang
berperan
penting
dalam
mengembangkan aktivitas pembelajaran yang bermakna di kelas. Keterbatasan sarana prasarana, seperti belum tersedianya LCD dan laboratorium yang kurang standar, menuntut kreativitas guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui LKS. LKS yang digunakan dibuat sendiri oleh setiap guru IPA sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Namun, berdasar analisis yang telah dilakukan, LKS tersebut belum menunjukan adanya keterpaduan konsep IPA, yakni masih terpisah antara LKS IPA fisika dan LKS IPA biologi. Hasil wawancara dengan siswa kelas VII A dan VII B, menyatakan bahwa pemanfaatan LKS ini belum dapat mengoptimalkan potensi dan kreativitas siswa dalam penguasaan konsep IPA. Sebagian siswa masih merasa kesulitan dalam memahami konsep IPA terutama dibidang IPA biologi. Selain itu, kegiatan pembelajaran dalam LKS kurang bervariasi, yakni lebih didominasi dengan kegiatan discovery yang berbasis pada kecerdasan logis-matematis saja, seperti demonstrasi percobaan dan latihan soal. Padahal, pada hakikatnya setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda, sehingga perlu dikembangkan LKS dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi serta berbasis pada kecerdasan majemuk siswa.
3
Kecerdasan majemuk siswa tidak hanya ditentukan dari nilai yang dicapai, melainkan dilihat dari kemampuan siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Berdasarkan teori multiple intelligences dari Howard Gardner, setiap individu memiliki sembilan jenis kecerdasan dalam dirinya, terdiri atas (1) kecerdasan verbal-linguistik (word smart), (2) kecerdasan logis-matematis (number/reasoning smart), (3) kecerdasan visual-spasial (picture smart), (4) kecerdasan berirama-musik (musical smart), (5) kecerdasan interpersonal (people smart), (6) kecerdasan intrapersonal (self smart), (7) kecerdasan naturalis (nature smart), (8) kecerdasan jasmaniah-kinestetik (body smart), dan (9) kecerdasan eksistensial-spiritual (Ayriza, 2011). Setiap siswa memiliki kesembilan kecerdasan tersebut, namun hanya beberapa kecerdasan yang mendominasi. Strategi pembelajaran IPA dengan teori ini bertolak pada karakter dan potensi siswa yang unik dan berbeda (Chatib, 2012). Hal tersebut menjadi potensi keunggulan tersendiri dalam pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences ini. LKS yang dikembangkan mengacu pada kecerdasan dominan yang dimiliki siswa yang diintegrasikan dalam suatu tema pembelajaran dengan kegiatan yang bervariasi. Pengoptimalan kecerdasan tersebut diharapkan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan, sehingga dapat membangkitkan semangat belajar dan rasa percaya diri. Semangat belajar dan rasa percaya diri siswa dalam kegiatan pembelajaran mampu mendorong siswa untuk belajar lebih menghargai dan menggali potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini dapat mendorong pula pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran IPA. Keunggulan strategi pembelajaran multiple intelligences ini sudah banyak dibuktikan dalam beberapa penelitian. Penelitian Septiani (2013) tentang pengembangan LKS berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan di SMP Negeri 1 Pengadegan Purbalingga, menunjukan bahwa hasil pengembangan LKS berbasis multiple intelligences layak dikembangkan sebagai bahan ajar dengan skor rata-rata persentase aspek kelayakan isi sebesar 96,87% dan skor rata-rata persentase kelayakan media 89,56% serta telah mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA. Kemudian penelitian yang dilakukan
4
oleh Karsli dan Sahin (2009) yang berjudul Developing Worksheet Based on Science of Process Skill Factor Effecting Solubility, yang menunjukan bahwa pengembangan LKS berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran mampu meningkatkan keefektifan hasil kegiatan praktikum di laboratorium serta meningkatkan pemahaman materi daya larut. Hal ini berarti pendekatan multiple intelligences dapat memberikan hasil yang efektif dalam proses pembelajaran. Namun, kelemahannya penerapan LKS ini membutuhkan manajemen kelas dan kreativitas yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Amstrong, 2005). Kegiatan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam LKS IPA berbasis multiple intelligences ini berbasis pada kecerdasan dominan siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan tema pembelajaran. Pengembangan ini berdasar pada tes identifikasi kecerdasan dominan siswa (Septiani, 2013). Berdasarkan hasil tes identifikasi kecerdasan pada 58 siswa di SMP Negeri 1 Batangan, diketahui bahwa seluruh siswa memiliki sembilan kecerdasan sesuai teori multiple intelligences. Selanjutnya, dari hasil tes tersebut dipilih lima kecerdasan dominan yang telah disesuaikan dengan karakteristik tema energi dan kesehatan, terdiri atas (1) kecerdasan logis-matematis, (2) kecerdasan visual-spasial, (3) kecerdasan jasmaniah-kinestetik,
(4)
kecerdasan
interpersonal,
dan
(5)
kecerdasan
eksistensial-spiritual. Kelima kecerdasan ini selanjutnya digunakan sebagai pemandu kegiatan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dikembangkan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang diteliti adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah karakteristik LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan sebagai bahan ajar IPA kelas VII? 2. Bagaimanakah kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA kelas VII?
5
3. Bagaimanakah keefektifan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui karakteristik LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA siswa kelas VII. 2. Mengetahui kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA siswa kelas VII. 3. Mengetahui keefektifan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yaitu sebagai inovasi pembelajaran dan pengembangan ilmu pendidikan dalam meningkatkan pengalaman belajar siswa pembelajaran IPA. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Manfaat Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep IPA pada tema energi dan kesehatan dengan LKS. Selain itu, pengembangan ini diharapkan dapat mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai dengan potensi dan kecerdasan yang dimiliki yang kelak dapat dimanfaatkan dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6
1.4.2.2 Manfaat Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberdayakan diri guru dalam mengambil prakarsa profesionalisme, sehingga semakin terampil dalam mengelola pembelajaran kreatif dengan memanfaatkan LKS yang berbasis pada kecerdasan siswa. 1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi sekolah serta mendorong untuk selalu melakukan inovasi dalam rangka evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang berbasis pada potensi siswa, guna meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA. 1.4.2.4 Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti lain tentang LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan sebagai bahan rujukan penelitian pengembangan selanjutnya.
1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran, perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah sebagai berikut. 1.5.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Depdiknas, 2008). LKS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah LKS IPA berbasis multiple intelligences. 1.5.3 Kelayakan Kelayakan secara harfiah memiliki arti suatu kepantasan atau kewajaran. Kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam penelitian ini diukur berdasarkan kriteria penilaian kelayakan oleh pakar berdasarkan instrumen BSNP (2006), meliputi penilaian kelayakan bahasa, penyajian, dan isi.
7
1.5.4 Pembelajaran IPA Terpadu IPA terpadu adalah sebuah pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan (Wilujeng, 2011). Penelitian ini menggunakan model keterpaduan connected dengan memadukan bidang kajian fisika dan biologi. 1.5.5 Multiple Intelligences Multiple intelligences atau biasa disebut dengan kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran. Kecerdasan majemuk menurut penemuan Howard Gardner meliputi, yakni (1) kecerdasan verbal-linguistik, (2) kecerdasan logis-matematis, (3) kecerdasan visual-spasial,(4) kecerdasan berirama-musik, (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal, (8) kecerdasan naturalistik, dan (9) kecerdasan eksistensial-spiritual (Ayriza, 2011). Dalam penelitian pengembangan ini berfokus pada (1) kecerdasan logis-matematis, (2) kecerdasan visual-spasial, (3) kecerdasan interpersonal, (4) kecerdasan jasmaniah-kinestetik, dan (5) kecerdasan eksistensial-spiritual. 1.5.6 Berpikir Kreatif Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri yang terdiri atas (1) kelancaran (fluency), (2) keluwesan (flexibility), (3) keaslian atau originalitas (originality), dan (4) merinci atau elaborasi (elaboration) (Fauziah, 2011). Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif yang diukur adalah kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal dan berpikir elaborasi. 1.5.7 Keefektifan Keefektifan secara harfiah memiliki arti keberhasilan. Pengembangan LKS ini dinyatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, apabila: 1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh skor rata-rata N-gain pada batas minimal 0,3≤(g)≤0,7 dan kriteria sedang. 2. Ketuntasan klasikal minimal siswa mencapai ≥ 85% dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa.
8
3. Hasil observasi sikap kreatif siswa minimal memperoleh persentase rata-rata ≥ 62% dengan kategori kreatif. 1.5.8 Tema Energi dan Kesehatan Dalam pembelajaran IPA, tema energi dan kesehatan disampaikan pada kelas VII pada semester genap. Secara umum, tema ini menggambarkan tentang konsep energi dan perubahannya, makanan sebagai sumber energi dan sistem pencernaan makanan. Pemaduan antar konsep dalam tema ini menggunakan model keterpaduan secara connected, yaitu membelajarkan sebuah KD, yang berarti konsep-konsep pada KD tersebut dipertautkan dengan konsep KD yang lain. Tema ini menghubungkan bidang kajian fisika dan biologi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2.1.1 LKS Sebagai Bahan Ajar IPA Proses pembelajaran identik dengan proses komunikasi dalam mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Agar pembelajaran berkualitas maka proses komunikasi harus berjalan dengan lancar, sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai alat bantu pembelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Depdiknas, 2006). Adapun jenis-jenis bahan ajar menurut Prastowo (2012) adalah: 1. Bahan ajar cetak (printed), antara lain handout, buku, LKS, poster, brosur, wallchart, foto atau gambar dan leaflet; 2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam; 3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disc video, film; dan 4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), Compact Disc (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Kriteria bahan ajar yang baik menurut Prastowo (2012) yaitu: 1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik; 2. Materi dalam buku lengkap, paling tidak memberikan penjelasan secara lengkap seperti definisi atau rangkuman; 3. Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan; 4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan; 5. Kalimat yang disajikan singkat dan jelas; dan 6. Penampilan fisiknya menarik atau menimbulkan motivasi untuk membaca. Salah satu bahan ajar yang mendukung aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS merupakan lembaran-lembaran berisi 9
10
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai (Depdiknas, 2008). Menurut Prastowo (2012), dalam pembelajaran LKS memiliki empat fungsi sebagai berikut. a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peran siswa; b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan; c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; dan d. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama, terdiri atas (1) judul, (2) petunjuk belajar; (3) kompetensi dasar atau materi pokok, (4) informasi pendukung, (5) tugas atau langkah kerja, dan (6) penilaian (Prastowo, 2012). Pada
implementasi
kurikulum
2013,
kegiatan
pembelajaran
IPA
dikembangkan dengan pendekatan scientific. Kegiatan yang berbasis scientific ini harus dimunculkan dalam penyusunan LKS dengan Kompetensi Dasar (KD) yang terpadu. Landasan dalam penyusunan LKS adalah analisis kurikulum (KI, KD, indikator dan kegiatan pembelajaran). Adapun alur untuk mengembangkan LKS dapat dilihat pada Gambar 2.1. Kompetensi Inti
LKS
Kompetensi Dasar
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Gambar 2.1 Diagram langkah menyusun LKS (Susilowati, 2013) Penyusunan LKS IPA ini perlu memerhatikan penilaian unsur-unsur mengacu pada deskripsi beberapa komponen yang dikeluarkan oleh BSNP yang meliputi:
11
a. Komponen kelayakan isi 1) Cakupan materi; 2) Akurasi sajian; 3) Kemutakhiran; 4) Merangsang keingintahuan; 5) Mengembangkan kecakapan hidup; 6) Mengembangkan wawasan kebhinekaan; dan 7) Mengandung wawasan kontekstual. b. Komponen kebahasaan 1) Sesuai tingkat perkembangan siswa; 2) Komunikatif dan interaktif; 3) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia; dan 4) Penggunaan istilah dan simbol/lambang. c. Komponen penyajian pembelajaran 1) Teknik penyajian; dan 2) Pendukung penyajian materi. d. Komponen kegrafikan 1) Kesesuaian ukuran font; 2) Layout dan tata letak; 3) Desain tampilan; dan 4) Keterbacaan. 2.1.2 Pengembangan LKS IPA Proses pengembangan LKS yag dikembangkan dalam penelitian ini disusun berdasar metode pengembangan Sugiyono (2010). Langkah-langkah tersebut antara lain: 1. Potensi dan Masalah (Define), penelitian harus berangkat dari potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang memiliki nilai tambah sedangkan masalah merupakan perbedaan antara harapan dan kenyataan. 2. Pengumpulan data, pengumpulan berbagai data yang diperlukan dalam perancangan produk.
12
3. Desain produk (Design), pembuatan rancangan produk awal yang lengkap dengan spesifikasinya. 4. Validasi desain, proses penilaian terhadap rancangan produk dengan cara menghadirkan beberapa atau tenaga ahli yang sesuai sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. 5. Revisi desain, koreksi dari ahli dijadikan sebagai bahan perbaikan produk. 6. Uji coba produk (Development), hasil dari revisi desain kemudian diujicobakan penggunaannya pada kelompok terbatas. Kelompok terbatas yang dimaksud adalah kelompok kecil. 7. Revisi produk, proses perbaikan produk berdasarkan saran dan hasil pada uji coba produk. 8. Uji coba pemakaian, uji coba produk pada kelompok yang lebih luas dan tetap dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut. 9. Produk Final (Implementation), setelah beberapa kali pengujian dan dinilai efektif maka dihasilkan produk akhir. Inovasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences. LKS IPA berbasis multiple intelligences ini disusun berdasarkan kecerdasan majemuk siswa yang diintegrasikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran dan penugasan kreatif kepada siswa. Menurut Rizal dan Wasis (2012), dalam mengembangkan LKS Berbasis Multiple Intelligences ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. a. Memilih tema pembelajaran dan kecerdasan yang dikembangkan Penentuan format LKS dilakukan dengan analisis karakteristik siswa sesuai kebutuhan melalui tes identifikasi kecerdasan, menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, analisis materi, dan analisis teknologi. Tema yang dipilih dalam pengembangan LKS ini yaitu energi dan kesehatan berdasarkan observasi awal peneliti. b. Mengorganisir kecerdasan yang dikembangkan Penyusunan kerangka LKS disusun berdasarkan tema dan kecerdasan yang dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran. Kecerdasan majemuk yang dipilih antara lain (1) kecerdasan logis-matematis, (2) kecerdasan jamaniah-
13
kinestetik, (3) kecerdasan visual-spasial, (4) kecerdasan interpersonal, dan (5) kecerdasan eksistensial-spiritual. Kelima kecerdasan tersebut dianalisis untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai. c. Mengumpulkan bahan dan sumber Pengumpulan bahan dan sumber dari berbagai media diperlukan untuk menyusun LKS sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Bahan dan sumber dipilih kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. d. Merancang kegiatan proyek LKS disusun berdasarkan kegiatan proyek yang telah ditentukan. Kegiatan proyek ini berbasis pada lima kecerdasan yang dikembangkan. Adapun kegiatan proyek dikembangkan sebagai berikut: 1) Membuat kincir angin dan ketapel sederhana untuk mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan interpersonal. 2) Melakukan uji bahan makanan untuk mengembangkan kecerdasan logismatematis dan visual-spasial. 3) Menyusun diagram sistem pencernaan makanan untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial dan interpersonal. 4) Melakukan presentasi kreatif untuk mengembangkan kecerdasan jasmaniahkinestetik dan interpersonal. e. Mengimplementasikan satuan pembelajaran LKS yang telah disusun kemudian divalidasi kelayakannya oleh pakar sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran. Komponen kelayakan yang dinilai meliputi kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Instrumen penilaian yang digunakan diadaptasi dari BSNP dan disesuaikan dengan karakteristik LKS yang telah
dikembangkan.
Kemudian
LKS
dapat
diimplementasikan
dalam
pembelajaran.
2.2 Pembelajaran IPA Di Kurikulum 2013 Pembelajaran IPA di SMP pada kurikulum 2013 dilaksanakan sebagai mata pelajaran berbasis integrated science atau keterpaduan. IPA terpadu adalah sebuah
14
pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan. Pembelajaran IPA secara terpadu mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi dan kreativitas (Wilujeng, 2011). Konsep keterpaduan ini dapat dilihat pada bagian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang memadukan konsep-konsep IPA. Karakteristik pembelajaran terpadu (Kemendikbud, 2013), yaitu:
a. Holistik, mengkaji suatu fenomena dari berbagai bidang sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. b. Bermakna, jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. c. Otentik, siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan-kegiatan belajar secara langsung. d. Aktif, pembelajaran terpadu pada dasarnya siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan proses evaluasinya. Dengan demikian, pembelajaran IPA dikembangkan secara integrative science bukan sebagai disiplin ilmu yang berbasis pada aspek aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu dan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial (Kemendikbud, 2013). Menurut Parmin & Sudarmin (2013), terdapat empat unsur utama dalam IPA yaitu:
(1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended. (2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan simpulan. (3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. (4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan seharihari. Melihat sejumlah model pembelajaran IPA terpadu yang dikemukakan Fogarty dalam Wilujeng (2011) terdapat empat model yang potensial untuk
15
diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yaitu webbed, connected, shared dan integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam kompetensi dasar (KD) IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Pada penelitian ini akan digunakan model keterpaduan connected. Deskripsi model connected dapat dilihat pada Tabel 2.1. Model Connected
Tabel 2.1. Model keterpaduan connected Karakteristik Kelebihan Keterbatasan Membelajarkan a) Melihat permaKaitan antara bidang sebuah KD, konsep- salahan tidak hanya kajian sudah tampak konsep pada KD dari satu bidang tetapi masih tersebut dipertautkan kajian. didominasi oleh dengan konsep pada b) Pembelajaran bidang kajian KD yang lain dapat mengikuti tertentu. KD-KD dalam standar isi (Wilujeng, 2011)
Model pembelajaran IPA connected merupakan suatu konsep atau prinsip yang memadukan konsep dalam bidang lain sesuai karakteristik kompetensi dasar. Model ini dipilih sesuai dengan karekteristik tema energi dan kesehatan yang kegiatan pembelajaranya lebih didominansi oleh bidang kajian ilmu biologi. Disiplin ilmu fisika pada tema ini adalah sumber-sumber energi dan energi potensial. Disiplin ilmu biologi pada tema ini adalah makanan sebagai sumber energi dan sistem pencernaan makanan.
2.3 Multiple Intelligences Setiap insan terlahir di dunia dalam keadaan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan genetik itu juga ditambah dengan pengaruh lingkungan yang melengkapi pengalaman hidup manusia, baik lingkungan keluarga, masyarakat, teman sepermainan, sekolah maupun lingkungan lain. Kombinasi
perbedaan
genetik
dan
perbedaan
pengalaman
tersebut
mentransformasi seorang manusia menjadi individu yang memiliki karakter dasar yang unik (Chatib, 2012). Hal ini berarti, setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda satu sama lain. Namun, seringkali kita menggunakan tes IQ,
16
tes standarisasi, tes prestasi, tes kognitif akademik untuk mengukur kecerdasan seseorang. Salah satu inovasi pendidikan yang kini mulai diterapkan di sekolah-sekolah adalah penggunaan strategi pembelajaran multiple intelligences. Konsep yang digagas dan dikembangkan oleh Howard Gardner ini, seorang psikolog dari Universitas Harvard, menegaskan bahwa setiap anak cerdas. Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki kecerdasan dan potensi tertentu. Teori ini diterima dalam dunia pendidikan karena masuk dalam semua jenis kecerdasan anak. Dalam menggali dan mengembangkan kecerdasan anak di sekolah, dapat dilakukan dengan pemilihan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang tepat. Mengutip pemikiran J.R. David dalam Chatib (2013) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan, artinya strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksaan pembelajaran. Strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences merupakan perencanaan pembelajaran yang bertolak pada sembilan kecerdasan menurut teori kecerdasan Howard Gardner. Namun, dalam pengembangan ini, diintegrasikan lima kecerdasan dominan yang dimiliki siswa, dengan penjelasan menurut Yaumi (2012) sebagai berikut. a. Pembelajaran berbasis logis-matematis Kecerdasan logis-matematis atau dikenal dengan istilah cerdas angka termasuk kemampuan ilmiah (scientific) yang sering disebut berpikir kritis. Ciri khas orang yang memiliki kecerdasan ini adalah mampu berpikir induktif, deduktif dan rasional. Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan logis-matematis adalah berpikir kritis (chritical thinking), menggunakan pertanyaan sokrates (socratic questioning), menganalisis, membuat simbol abstrak, membuat kalkulasi, berpikir rasional (rational thinking), membandingkan, membuat urutan, eksperimen, problem solving, mengklasifikasi, membuat alasan, menulis masalah dengan angka-angka dan berpikir ilmiah (scientific ilmiah).
17
b. Pembelajaran berbasis kecerdasan visual-spasial Kecerdasan berbasis visual-spasial adalah kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk termasuk kemampuan untuk menginterprestasi dimensi ruang yang tidak dapat dilihat. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik ketika belajar melalui presentasi visual. Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan visual-spasial adalah membuat potongan kertas warna-warni, merancang brosur, membuat diagram, menyuting, menggambar, membuat simbol grafik, membuat visualisasi, pemetaan ide (ideas map), membuat diagram, memotret dan mendesain. c. Pembelajaran berbasis kecerdasan interpersonal Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komuniksi verbal dan nonverbal serta mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang memiliki kecerdasan ini mengetahui betapa pentingnya kolaborasi dengan orang lain, memimpin ketika diperlukan serta bekerjasama dengan orang yang memiliki keterampilan komunikasi yang berbedabeda. Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan interpersonal adalah menerapkan model jigsaw, membuat kelompok kooperatif, membuat teamwork, berdiskusi kelompok, membuat proyek kelompok, melakukan simulasi, melakukan wawancara dan membuat keterampilan kolaboratif. d. Pembelajaran berbasis jasmaniah-kinestetik Kecerdasan jasmaniah dan kinestetik atau disebut cerdas jasmaniah adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah atau membuat sesuatu. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasa memproses informasi melalui perasaan yang dirasakan melalui aspek jasmaniah. Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan jasmaniah dan kinestetik adalah studi lapangan,
18
demonstrasi, bermain tebak-tebakan, bergerak dan berpindah-pindah, bermain peran dan bertukuar kunjungan (dalam kelompok kelas). e.
Pembelajaran berbasis kecerdasan eksistensial-spiritual Kecerdasan eksistensial-spiritual adalah kemampuan unutuk menempatkan
diri dalam hubunganya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dan sangat kecil serta kapisitas untuk menerapkan diri dalam hubunganya denga fitur-fitur eksistensial dari suatu kondisi manusia dalam suatu karya seni. Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual adalah menulis esai reflektif, berdiskusi tentang isu-isu, mewawancari potensi lokal, mengaitkan ilmu pengetahuan dengan agama dan membuat respon terhadap sesuatu. Esensi teori berbasis multiple intelligences
menurut Howard Gardner
adalah menghargai keunikan setiap orang, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dan cara yang tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini dalam bidang tertentu untuk mendapat pengakuan (Utami, 2012). Strategi ini menekankan pada aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki oleh siswa yang diharapkan dapat memotivasi semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap siswa.
2.4 Kemampuan Berpikir Kreatif Hasil penelitian Torrace (1959), Getzels dan Jackson (1962), Yamamoto (1964) dan Munandar (1977) sebagaimana dikutip oleh Saparahayuningsih (2010), menunjukan bahwa kreativitas dan kecerdasan secara berkombinasi menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini membuktikan hakikat pembelajaran di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan kreativitas siswa dalam mencapai pretasi belajar. Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang dilakukan oleh seorang individu untuk membangun dan menghasilkan gagasan baru. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi (Nuriadin dan Perbowo, 2013).
19
Menurut Krulik dan Runik, sebagaimana diungkapkan oleh Saefuddin (2012) bahwa berpikir kreatif merupakan tingkatan tertinggi seseorang dalam berpikir, yakni dimulai dari ingatan (recall), berpikir dasar (basic thinking), berpikir
kritis (critical thinking) dan berpikir kreatif (creative thinking).
Pengukuran kemampuan berpikir kreatif, dapat dilakukan dengan mengamati unsur-unsur sebagai berikut. a. Kelancaran (fluency), yaitu kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar sebanyak mungkin secara jelas. Kemampuan ini dapat diamati melalui berbagai aspek yang terdiri atas (1) menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan; dan 2) arus pemikiran lancar. b. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Kemampuan ini dapat diamati melalui berbagai aspek yang terdiri atas (1) menghasilkan gagasan yang bervariasi; dan (2) mampu mengubah cara atau
pendekatan. c. Keaslian atau originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya. Kemampuan ini dapat diamati melalui jawaban atau solusi yang dikemukakan jarang diberikan kebanyakan orang. d. Merinci atau elaborasi (elaboration), kemampuan untuk menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasanya sehingga lebih bernilai. Kemampuan ini dapat diamati melalui berbagai aspek yang terdiri atas (1) mengembangkan, menambah dan memperkaya suatu gagasan; dan (2) memperinci detail-detail. Berdasar pertimbangan dalam Munandar (2009), perilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (kognitif), tetapi juga sikap kreatif (afektif). Sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi sebagai berikut: a. Keterbukaan terhadap pengalaman baru; b. Kelenturan dalam berpikir; c. Kebebasan dalam ungkapan diri; d. Menghargai fantasi;
20
e. Minat terhadap kegiatan kreatif f. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri; g. Kemandirian dalam memberikan pertimbangan.
2.5 Tema Energi dan Kesehatan Energi memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan perubahan. Salah satu sumber energi adalah makanan. Asupan makanan yang bergizi menjadi penunjang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pembelajaran dilaksanakan dengan LKS IPA berbasis multiple intelligences dengan model yang bervariasi, seperti discovery learning, project based learning dan picture and picture. Selain itu, model penugasan kreatif siswa disusun berbasis masalah dan bersifat open-ended. Tema energi dan kesehatan menggabungkan dua bidang kajian IPA dengan model connected yaitu fisika dan biologi. Bidang kajian ini dijabarkan berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kompetensi inti dan kompetensi dasar tema energi dan kesehatan Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati ajaran 1.1 Mengagumi keteraturan dan agama yang dianutnya. kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas seharihari.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
3.6 Memahami konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi dalam sel, metabolisme sel respirasi, sistem
21
budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
pencernaan makanan dan fotosintesis. 4.8 Melakukan percobaan sederhana untuk menyelidiki zat gizi yang berperan sebagai sumber energi.
(Kemendikbud, 2013) Adapun model connected pada tema energi dan kesehatan ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Energi dan
Sistem Pencernaan Makanan
Perubahanya Energi Dan Kesehatan
Makanan sebagai Sumber Energi
Gambar 2.2 Model connected tema energi dan kesehatan
22
2.6 Penelitian yang Relevan Penelitian lain yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penelitian yang dilakukan oleh Rizal dan Wasis (2012) tentang pengembangan LKS fisika berbasis kecerdasan majemuk (multiple intelligences) pada materi alat optik kelas VIII. Kesimpulannya menunjukan bahwa perangkat ini layak dengan skor validasi sebesar 87,7% dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Respon ketertarikan siswa terhadap LKS ini sebesar 90,6%. b. Penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2013) tentang pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan di SMP Negeri 1 Pengadegan, Purbalingga. Kesimpulannya adalah hasil pengembangan LKS berbasis multiple intelligences dengan aspek kelayakan isi memperoleh skor 96,87% dan kelayakan media 89,56%, artinya LKS yang dikembangkan layak untuk dijadikan bahan ajar serta mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. c. Penelitian yang dilakukan oleh Shanahan (2009) yang berjudul Creative Activities and Their Influence on Identification in Science: Three Studies. Kesimpulannya adalah kreativitas dengan pembelajaran IPA saling bertautan satu sama lain. Kreativitas merupakan penunjang penting dalam pembangunan konsep IPA untuk siswa sekolah dasar. Aktivitas pendorong kreativitas IPA dapat dilakukan dengan kegiatan seperti menggambar (painting), membuat pola (engineering design) dan drama (dramatic presentation).
2.7 Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA di kurikulum 2013 diterapkan sebagai mata pelajaran integrative science. Guru harus dapat membuat bahan ajar sendiri yang berbasis pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu dan pengembangan sikap yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Pada pelaksanaanya di lapangan, bahan ajar yang digunakan, seperti LKS, masih menekankan pada hasil (output) yang hanya berbasis pada kecerdasan logis-matematis saja. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar yang dapat menggali konsep IPA sesuai dengan potensi
23
dan kreativitas yang dimiliki siswa. Skema kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3. Pembelajaran IPA di SMP
Permasalahan yang ditemukan di lapangan: 1. LKS yang digunakan dalam pembelajaran belum menunjukan keterpaduan konsep IPA. 2. Kurang adanya variasi kegiatan pembelajaran sehingga membuat siswa bosan. 3. Berorientasi pada kecerdasan logis-matematis (didominasi demonstrasi dan latihan soal). 4. Belum memaksimalkan potensi dan kecerdasan siswa
Kurikulum 2013: 1. Pembelajaran IPA diajarkan secara integerative science. 2. Pembelajaran berorientasi pada siswa (student center) 3. Pengoptimalan potensi dan kecerdasan siswa dalam pembelajaran
Alernatif pemecahan masalah: Pembelajaran IPA yang berorientasi pada kecerdasan majemuk siswa
Tema Energi dan Kesehatan
Pengembangan LKS IPA berbasis multiple Intelligences dengan berbasis pada lima kecerdasan dominan siswa, yaitu: kecerdasan logis-matemtis, jasmaniahkinestetik, visual-spasial, interpersonal dan eksistensial-spiritual Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batangan yang terletak di Jalan Raya Batangan-Jaken km 1,5 Pati. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Mei – 3 Juni 2014.
3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII dan kelas VIII di SMP Negeri 1 Batangan. Pengambilan sampel untuk uji coba produk ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan ahli (Sugiyono, 2010). Uji coba produk skala kecil dilaksanakan dengan memilih 10 siswa kelas VIII B, sedangkan uji pemakaian produk diterapkan pada lingkup yang lebih besar, yaitu pada kelas VII B. Selanjutnya dilakukan uji penerapan produk pada kelas VII A.
3.3 Langkah Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan
Penelitian
dan
Pengembangan atau dikenal dengan Research and Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan Sugiyono (2010). Menurut Sugiyono (2010), metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model yang digunakan meliputi langkah-langkah penelitian dan pengembangan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.1.
24
25
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Uji Coba Produk
Revisi
Revisi Produk
Produk Akhir
Desain
Gambar 3.1 Langkah Penelitian Research and Development (Sugiyono, 2010)
3.4 Prosedur Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan alur kerja pada metode Research and Development (Sugiyono, 2010). Tahapan proses pengembangan dan penelitian tersebut sebagai berikut. 3.4.1 Identifikasi Potensi dan Masalah Potensi pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences ini berdasar pada tes hasil identifikasi kecerdasan siswa. Dari tes tersebut diperoleh lima kecerdasan dominan siswa, yakni kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visualspasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan kecerdasan eksistensial-spiritual. Setelah itu dilakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara melalui observasi awal. Permasalahan yang ditemukan dalam pemanfaatan LKS ini adalah belum tereksplorasi adanya keterpaduan konsep IPA. Selain itu kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, yakni lebih didominasi pada kegiatan discovery yang menekankan kecerdasan logis-matematis saja, seperti latihan soal dan demonstrasi. Hal ini membuat pembelajaran IPA kurang bermakna bagi siswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa kurang berkembang. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengembangkan LKS berbasis multiple intelligences, yakni pengembangan LKS yang berbasis pada kecerdasan majemuk siswa.
26
3.4.2 Pengumpulan Data Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil identifikasi potensi dan masalah maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences. Hasil pada tahap pengumpulan data ini menjadi dasar untuk menentukan tahap desain produk yang dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Melakukan observasi pembelajaran dan wawancara dengan guru IPA dan siswa tentang permasalahan pelaksanaan pembelajaran IPA. 2. Melakukan analisis kurikulum 2013 dan kebutuhan bahan ajar dari silabus dan RPP yang menghendaki adanya LKS untuk mendukung pembelajaran IPA. 3. Menentukan tema pembelajaran. 4. Melakukan tes identifikasi potensi kecerdasan siswa di SMP Negeri 1 Batangan. 5. Memilih kecerdasan dominan siswa yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. 6. Mencari informasi kegiatan maupun penugasan bagi siswa dari berbagai sumber yang disesuaikan dengan kecerdasan dan tema yang dikembangkan. 7. Mengumpulkan materi dari berbagai sumber dalam penyusunan LKS. 8. Mengumpulkan bahan penyusunan instrumen penelitian seperti RPP, silabus, instrumen evaluasi dan penilaian, angket validasi pakar, angket tanggapan siswa dan guru. 3.4.3 Kerangka Produk Tahap ini dimulai dengan menyusun kerangka LKS, yakni menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan dan indikator. Selanjutnya, membuat diagram tema yang terpadu, menentukan urutan materi, kemudian menyusun LKS sesuai pedoman pengembangan bahan ajar. Kegiatan pembelajaran dalam LKS IPA ini didesain sesuai dengan lima kecerdasan dominan siswa, yakni kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visualspasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan kecerdasan eksistensial-spiritual. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan kincir angin
27
dan ketapel sederhana, uji bahan makanan, menyusun diagram dan merancang presentasi kreatif. Adapun garis besar LKS sebagai berikut. LKS 1: Energiku Mengubah Dunia Kegiatan yang dilakukan adalah membuat kincir angin dan ketapel sederhana sebagai aplikasi konsep energi dan perubahannya. LKS 2: Makanan Sehat Makanan Anak Cerdas Kegiatan yang dilakukan adalah uji bahan makanan yang sebagai aplikasi konsep makanan sebagai sumber energi. LKS 3: Sistem Pencernaan Makanan Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun diagram dan merancang presentasi kreatif sebagai aplikasi konsep sistem pencernaan makanan pada tubuh manusia. 3.4.4 Validasi Produk LKS yang telah didesain divalidasi terlebih dahulu oleh validator yang berkompeten dibidangnya, yakni dosen dan guru. Komponen validasi yang dilakukan, antara lain (1) kelayakan isi, (2) kelayakan kebahasaan, dan (3) kelayakan penyajian. 3.4.5 Revisi Produk LKS yang telah divalidasi, diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator. Hal ini bertujuan agar dihasilkan produk yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran. 3.4.6 Uji Coba Produk Skala Kecil Setelah revisi desain, LKS yang telah valid diujicobakan pada siswa dengan jumlah yang terbatas. Uji coba produk skala kecil ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan produk dengan menggunakan angket tanggapan siswa. Implementasi LKS dilakukan pada 10 siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Batangan. 3.4.7 Revisi Produk (Skala Kecil) Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil angket dari uji coba produk skala kecil. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki dan mnyempurnakan kekurangan produk.
28
3.4.8
Uji Coba Skala Besar Setelah produk direvisi dan valid untuk digunakan, maka produk tersebut
siap untuk diujicobakan pada skala besar. Implementasi LKS pada uji coba skala besar menggunakan angket tanggapan siswa dengan melibatkan satu kelas penuh yaitu siswa kelas VII B di SMP Negeri 1 Batangan. 3.4.9 Revisi Produk (Skala Besar) Setelah diuji coba pada skala besar, maka LKS direvisi kembali berdasarkan angket tanggapan siswa untuk mengetahui kelemahan produk, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan LKS dan siap untuk diterapkan pada pembelajaran dalam uji penerapan produk. 3.4.10 Uji Penerapan LKS Berbasis Multiple Intelligences Uji Penerapan dilakukan untuk mengetahui keefektifan LKS yang dikembangkan dengan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran. Peningkatan ini dapat dilihat dari tes kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pretest dan posttest serta observasi sikap kreatif. LKS IPA berbasis multiple intelligences dilakukan dengan mengimplementasikan produk yang telah direvisi dalam pembelajaran di kelas VII A. Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertemuan 1: Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pretest. Pertemuan 2: Pelaksanaan kegiatan LKS 1 yaitu membuat kincir angin dan ketapel sederhana. Pertemuan 3: Pelaksanaan kegiatan LKS 2 yaitu menguji bahan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Pertemuan 4: Pelaksanaan kegiatan LKS 3 yaitu membuat diagram dan merancang presentasi kreatif. Pertemuan 5: Presentasi kreatif oleh setiap kelompok. Pertemuan 6: Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa melalui posttest.
29
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penilaian LKS yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut 3.5.1 Metode Angket Metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS yang telah dikembangkan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil penilaian kelayakan LKS untuk digunakan dalam proses pembelajaran tema energi dan kesehatan. 3.5.1.1 Angket Validasi Angket validasi digunakan untuk menganalisis kelayakan LKS oleh pakar materi dan media berupa pengembangan instrumen penilaian kelayakan isi, penyajian dan bahasa berdasarkan BSNP. 3.5.1.2 Angket Tanggapan Angket tanggapan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS setelah divalidasi oleh pakar, baik dari segi komponen kelayakan isi, penyajian dan bahasa. 3.5.1.2.1 Angket Tanggapan Siswa Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA. Pengisian angket ini dilakukan pada uji coba skala kecil, uji coba skala besar dan uji penerapan. 3.5.1.2.2 Angket Tanggapan Guru Angket tanggapan guru diberikan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa efektif LKS yang dikembangkan dalam membantu guru menyampaikan materi pada kegiatan pembelajaran IPA. 3.5.2 Lembar Observasi Lembar observasi sikap diberikan pada observer saat uji penerapan produk untuk mengukur sikap kreatif siswa dalam pembelajaran, dengan indikator sikap kreatif antara lain (1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2) kebebasan dalam ungkapan diri; (3) minat terhadap kegiatan kreatif, (4) kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan (5) menghargai fantasi.
30
Selain sikap kreatif, penelitian ini juga mengukur aktivitas motorik siswa selama kegiatan pembelajaran yang menggunakan LKS di kelas penerapan. Aspek yang diukur antara lain (1) persiapan alat dan bahan; (2) ketepatan melakukan kerja ilmiah; (3) ketepatan menyelesaikan tugas; dan (4) komunikasi ilmiah. 3.5.2 Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif secara kognitif dengan memberikan pretest dan posttest kepada siswa. Tes diberikan dalam bentuk uraian. Kemampun berpikir kreatif yang diukur antara lain (1) kelancaran, (2) keluwesan, (3) orisinalitas, dan (4) elaborasi. Keempat aspek tersebut menjadi dasar penyusunan kisi-kisi dan soal tes.
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis Soal Instrumen 3.6.1.1 Uji Validitas Soal Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan instrumen tes yang dipakai. Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat yang digunakan untuk mengevaluasi juga harus valid. Untuk mencari validitas soal tes digunakan validitas product moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
(Arikunto, 2012) Keterangan: rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ΣXY : Jumlah perkalian skor item X dan Y X : Jumlah skor item X Y : Jumlah skor item Y N : Jumlah responden 2 ΣX : Jumlah kuadrat skor item X ΣY2 : Jumlah kuadrat skor item Hasil perhitungan uji coba instrumen tes dengan validitas product moment diperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
31
Tabel 3.1 Hasil analisis validitas uji coba soal kelas VIII A No 1
Kriteria Valid
2
Tidak Valid
Nomor Soal 3a,3b, 4a, 4b, 6, 7,8,9,10, 11, 12, 13, 16, 17, 18,19, 20, 14 1, 2, 4a, 4b,15
Jumlah 18 5
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 Harga rxy atau rhitung yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Soal dapat dikatakan valid jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil analisis uji coba soal pada kelas VIII A diperoleh bahwa terdapat 18 soal yang valid dan 5 soal yang tidak valid. 3.6.1.2 Uji Reliabilitas Soal Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil ang tetap. Reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui keajegan dari suatu butir tes. Apabila ingin mencari reliabilitas tes bentuk uraian dapat diukur dengan rumus Alpha. Rumua Alpha sebagai berikut : 2 n i r1,1 1 i2 n 1
(Arikunto, 2012)
Keterangan : : reliabilitas instrumen r11 n : jumlah butir soal 2 i : jumlah varians skor tiap-tiap item
i2
: varians total Hasil perhitungan reliabilitas soal selanjutnya dibandingkan dengan tabel,
diperoleh rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung> rtabel maka instrumen tes yang diujicobakan reliabel. Klasifikasi realibilitas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Klasifikasi realibilitas Interval Kriteria 0.80 – 1,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Cukup (Arikunto, 2012)
Berdasarkan analisis tes uji coba diperoleh rhitung sebesar 0,839. Selanjutnya dari tabel, rtabel ditentukan dengan N sebanyak 28 siswa dan taraf signifikansi (α)
32
sebesar 5%. Karena rhitung>rtabel, yaitu 0,839>0,374, maka soal tersebut dapat dikatakan instrumen tes yang reliabel dengan kriteria sangat tinggi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. 3.6.1.3 Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal dinamakan indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada indeks diskriminasi ini tidak mengabaikan tanda negatif, berarti jika suatu soal „‟terbalik‟‟ menunjukan kualitas testee. Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus berikut:
(Arikunto, 2012)
Keterangan: : daya pembeda : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar : banyaknya peserta kelompok atas : banyaknya peserta kelompok bawah : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria daya pembeda soal Interval Kriteria Baik sekali 0,70 – 1,00 Baik 0,40 – 0,69 0,20 – 0,39 Cukup 0,00 – 0,19 Jelek (Arikunto, 2012)
Hasil perhitungan daya pembeda yang dilakukan pada soal uji coba diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
33
Tabel 3.4 Hasil analisis daya pembeda uji coba soal kelas VIII A No 1 2 3 4 5 6
Butir Soal 10 3a, 11, 20 5a, 13 3b, 5b, 6, 9, 12, 17, 18 1, 7, 8, 14, 19 2, 4a, 4b, 15, 16
Jumlah 1 3 2 7 5 5
Kriteria Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Jelek
Keterangan Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 Hasil analisis daya pembeda dari 23 soal diperoleh 5 soal dalam kriteria kurang baik, soal dalam kriteria cukup sebanyak 12 soal,
soal dalam kriteria baik
sebanyak 5 soal dan soal dalam kriteria sangat baik sebanyak 1 soal. 3.6.1.4 Indeks Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan antara 0-1. Taraf kesukaran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
Keterangan: P B J
: indeks kesukaran : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul : jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah (Arikunto, 2012)
Hasil perhitungan tingkat kesukaran yang dilakukan pada soal uji coba diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.
34
No 1 2 3 4 5
Tabel 3.6 Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba soal kelas VIII A Butir Soal Jumlah Kriteria Keterangan 3a, 5b 4b, 8, 13, 14, 15, 19 3b, 6, 9, 10, 11, 12, 18, 20 1, 2, 4a, 5a, 7, 16 17
2 6 8 6 1
Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar
Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 Hasil analisis tingkat kesukaran dari 23 soal diperoleh 8 soal dalam kriteria mudah, soal dalam kriteria sedang sebanyak 14 soal, soal dalam kriteria sukar sebanyak 1 soal. 3.6.2 Analisis Angket 3.6.1 Angket Validasi Kelayakan LKS Kelayakan ini di nilai oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli penyajian. Penilaian kelayakan dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dikatakan lolos jika semua butir dalam instrumen penilaian mendapat nilai atau respon positif. Kriteria penilaian LKS yang dinilai dari ahli mengikuti aturan penetapan yang diadaptasi BSNP (2006) sebagai berikut. a. Layak. LKS dinyatakan layak berdasarkan hasil penilaian dari keempat komponen penilaian, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Komponen kelayakan isi mempunyai rata-rata skor minimal 2,75. 2) Komponen kebahasaan, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata ≥ 2,5. b. Layak dengan revisi. LKS dinyatakan layak dengan revisi jika komponen kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor < 2,50 pada setiap komponen. c. Tidak layak. LKS dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama dengan 1 pada salah satu komponen. 3.6.2 Angket Tanggapan Siswa dan Guru Angket tanggapan siswa dan guru diperoleh dari analisis secara deskriptif persentase menggunakan rumus (Sudijono, 2005) sebagai berikut:
35
P
f x100 % n
Keterangan: P = Persentase f = skor yang dipilih n = skor maksimal Hasil persentase data akan dikonversikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kategori kelayakan LKS Interval Skor % Kategori 81%≤x< 100% Sangat Baik 62%≤x< 81% Baik 43%≤x< 62% Kurang Baik 25%≤x<43 % Tidak Baik (Arikunto dan Jabar, 2004) Batas minimal LKS IPA berbasis multiple intelligences dikatakan layak apabila mendapatkan persentase nilai ≥ 62% pada kategori baik. 3.6.3 Lembar Observasi Sikap Kreatif dan Aktivitas Motorik Siswa Penilaian sikap kreatif dan aktivitas motorik siswa dapat dianalisis dari hasil lembar observasi selama kegiatan pembelajaran pada uji penerapan produk. Hasil penilaian dapat dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan persamaan berikut ini.
(Sudijono, 2005) Keterangan : P = Persentase kreatifitas siswa f = Jumlah skor yang diperoleh siswa N = Jumlah skor maksimal kreatifitas siswa Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria yang ditentukan. Untuk mendapatkan kriteria tersebut ditentukan dengan cara (Sudjana, 2005): 1) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimal), yaitu: 2) Menentukan persentase skor terendah (skor minimal), yaitu: 3) Menetapkan kelas interval, yaitu = 4
36
4) Menentukan panjang interval, yaitu:
= 18,75 %
Untuk mengetahui kategori sikap kreatif siswa dapat dikategorikan dengan Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kategori sikap kreatif siswa Interval skor % Kategori 81%≤x< 100% 62%≤x< 81% 43%≤x< 62% 25%≤x<43 %
Sangat kreatif Kreatif Kurang Kreatif Tidak Kreatif (Sudjana, 2005)
Batas minimal sikap kreatif siswa apabila mendapatkan persentase nilai ≥ 62% pada kategori kreatif. Untuk mengetahui kategori aktivitas motorik siswa dapat dikategorikan dengan Tabel 3.9. Tabel 3.9 Kategori aktivitas motorik siswa Interval skor % Kategori 81%≤x< 100% 62%≤x< 81% 43%≤x< 62% 25%≤x<43 %
Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif (Sudjana, 2005)
Batas minimal aktivitas motorik siswa apabila mendapatkan persentase nilai ≥ 62% pada kategori aktif. 3.6.4 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Tes kemampuan berpikir kreatif bertujuan untuk mengukur keefektifan pembelajaran dengan melihat besarnya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memanfaatkan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan di uji penerapan produk. Peningkatan ini dapat dianalisis dengan menggunakan uji gain melalui kegiatan pretest dan posttest. Menurut Hake (1999) peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus normal gain sebagai berikut:
37
g
S post S pre 100 0 0 S pre
Keterangan:
S pre S post
= Skor rata-rata tes awal (%) = Skor rata-rata tes akhir (%) Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : 〈 〉> 0,7 atau dinyatakan dalam persen 〈 〉> 70% Sedang : 0,3 ≤〈 〉 ≤0,7 atau dinyatakan dalam persen 30% ≤〈 〉≤70% Rendah : 〈 〉 0,3 atau dinyatakan dalam persen 〈 〉< 30% Batas minimal LKS IPA berbasis multiple intelligences ini dapat dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan skor rata-rata N-gain sebesar 0,3 ≤〈 〉≤0,7 atau dinyatakan dalam persen 30%≤〈 〉≤70% pada kategori sedang. Pembelajaran dikatakan berhasil jika nilai hasil belajar siswa mencapai 65% secara individual dan pembelajaran dianggap berhasil secara klasikal jika hasil belajar siswa mencapai ≥85% (Mulyasa, 2007).
Rumus yang digunakan
diadaptasi dari Depdiknas (2003) dalam Septiani (2013) adalah seagai berikut:
Penerapan LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat dikatakan efektif jika minimal 85% dari seluruh siswa mendapat nilai ≥ KKM (75).
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian pengembangan ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2014 3 Juni 2014 di SMP Negeri 1 Batangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan kelayakan pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences sebagai bahan ajar IPA di SMP pada kelas VII kurikulum 2013. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran IPA. Penelitian pengembangan LKS ini dilakukan sesuai prosedur penelitian yang dimodifikasi dari model pengembangan Sugiyono (2010). Hasil penelitian pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences yang diterapkan pada tema energi dan kesehatan ini meliputi (1) deskripsi penelitian, (2) hasil pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences, (3) hasil penilaian kelayakan LKS, (4) keefektifan pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPA. Adapun hasil pengolahan dan analisis data dapat diuraikan sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences dilakukan berdasarkan observasi awal tentang keterbutuhan bahan ajar LKS dalam mendukung pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Batangan. Penelitian ini dilakukan melalui lima tahapan, yaitu pemilihan lima kecerdasan dominan siswa, penyusunan produk, uji skala kecil, uji skala besar dan uji penerapan produk. Tahapan awal
dalam pengembangan LKS IPA berbasis multiple
intelligences adalah pemilihan lima kecerdasan dominan siswa sebagai fokus penelitian. Pada dasarnya setiap siswa memiliki sembilan kecerdasan majemuk yang melekat pada dirinya, tetapi hanya beberapa kecerdasan yang dominan. Pemilihan kecerdasan ini dilakukan berdasarkan tes identifikasi kecerdasan
38
39
majemuk siswa yang dilakukan dikelas VII A dan VII B. Hasil tes ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Tes Identifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecerdasan Majemuk Liguistik-Verbal Jasmaniah-Kinestetik Berirama-Musikal Intrapersonal Interpersonal Naturalis Logis-Matematis Visual-Spasial Eksistensial-Spiritual
Skor 29 % 47% 34% 31% 79% 84% 57% 71% 76%
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa lima kecerdasan dominan siswa yang diperoleh dari tes identifikasi kecerdasan adalah kecerdasan visualspasial dengan jumlah 71%, kecerdasan interpersonal dengan jumlah 79%, kecerdasan naturalis dengan jumlah 84%, kecerdasan logis-matematis dengan jumlah 57% dan kecerdasan eksistensial-spiritual dengan jumlah 76%. Namun, karakteristik kecerdasan naturalis kurang sesuai dengan kebutuhan tema energi dan kesehatan, sehingga digantikan dengan kecerdasan jasmaniah-kinestetik dengan jumlah 47%. Tahap selanjutnya adalah penyusunan LKS. Penyusunan LKS ini dilakukan dengan membuat kerangka terlebih dahulu dengan berbasis pada lima kecerdasan dominan yang terpilih sebagai dasar kegiatan pembelajaran dan tugas yang dikembangkan dalam LKS. Integrasi lima kecerdasan ini dapat diamati melalui simbol yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Setelah LKS disusun, dilakukan validasi pakar untuk dilakukan penilaian kelayakan produk sebelum diujicobakan.
40
Gambar 4.1 Simbol lima kecerdasan majemuk yang dikembangkan Makna simbol kecerdasan pada Gambar 4.1 dapat dijabarkan pada Tabel 4.2. No 1
Gambar
2
3
Tabel 4.2 Makna simbol kecerdasan majemuk Keterangan Simbol Karakteristik Kompetensi Kecerdasan VisualKemampuan menggambar, Spasial memotret dan membuat diagram. Kecerdasan LogisKemampuan bernalar dan Matematis berpikir logis, membuat kesimpulan dan memecahkan masalah. Kecerdasan Jasmaniah- Kemampuan gerak motorik Kinestetik dan keseimbangan.
4
Kecerdasan Interpersonal
5
Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
Kemampuan bekerjasama, memimpin dan kepekaan sosial tinggi. Kemampuan memahami hakikat kehiupan.
Uji penerapan produk dilakukan pada kelas VII A dengan menggunakan LKS final dalam proses pembelajaran setelah uji skal kecil dan besar. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas penerapan menggunakan rencana pembelajaran
yang
telah
dibuat.
Proses
pembelajaran
yang
dilakukan
menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences sesuai LKS yang dikembangkan. Proses pembelajaran dilaksanakan berdasar RPP yang telah disusun, terdiri dari empat kali pertemuan. Selain itu, ditambah dua pertemuan
41
untuk tes kemampuan awal dan akhir siswa melalui pretest dan posttest serta pengisian angket tanggapan kelayakan LKS siswa. 4.1.2 Hasil Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Pengembangan LKS dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan bahan ajar yang disusun berdar kecerdasan dominan siswa. Model pengembangan yang digunakan adalah pengembangan R&D Sugiyono (2010). Pengembangan ini disusun menggunakan aplikasi Corel Draw X6 dengan ukuran 20 x 25 cm. Adapun draft LKS yang disusun dan dinili kelayakanya oleh pakar dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Cover, merupakan halaman depan LKS yang berisi judul LKS, nama penyusun, identitas siswa, logo instansi penyusun dan dosen pembimbing. Cover yang didesain menggambarkan tema energi (gambar kincir angin) dan kesehatan (gambar bahan makanan) dengan dilengkapi simbol lima kecerdasan yang dikembangkan dalam LKS. b. Kata pengantar, berisi pengantar singkat dari penulis tentang LKS yang dikembangkan. c. Daftar isi, merupakan halaman petunjuk nomor halaman dari keseluruhan LKS untuk memudahkan siswa dalam belajar dan melakukan pencarian. d. “Kenali Aku”, berisi penjelasan simbol lima kecerdasan yang dikembangkan untuk membantu siswa dalam mengenali kecerdasan dominan. e. Petunjuk penggunaan, berisi tentang cara penggunaan LKS dalam proses pembelajaran, baik bagi siswa ataupun guru. f. “Ayo Belajar IPA”, berisi penjabaran dari kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam tema energi dan kesehatan yang harus dicapai. g. Peta materi, berisi tentang rangkuman materi yang disusun dalam bentuk visualisasi bagan dengan tema dibagian atas dan memiliki cabang-cabang. h. Isi LKS, berisi tentang judul, indikator dan tujuan yang harus dicapai, simbol kecerdasan yang dikembangkan. Kolom didalamnya meliputi “Oh Ternyata” (info sains dan kesehatan), “Kartun IPA Pintar” (mini kartun pengantar materi), “Ayo Mencoba” (kegiatan inti yang dilakukan siswa), “Ayo Amati” (tabel pengamatan hasil percobaan dan diskusi), “Ayo Cari Tahu” (daftar pertanyaan
42
yang harus dijawab oleh siswa), “Apa yang Kalian Pikirkan?” (tugas kreatif kelompok), “Zona Kreatif” (tugas kreatif individu), “Apa Kesimpulanmu?” (lembar untuk menuliskan kesimpulan sesuai dengan tujuan pembelajaran) serta catatan guru dan nilai (diisikan oleh guru). i. Daftar pustaka, bertujuan untuk mencantumkan daftar referensi dalam pembuatan LKS dari beberapa sumber belajar. j. Cover belakang LKS, berisi identitas instansi penerbit dan sembilan kecerdasan majemuk. Contoh draft LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat dilihat pada Gambar 4.2.
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 4.2 Contoh draft LKS yang dilengkapi dengan (a) cover depan, (b) petunjuk belajar, (c) “Kenali Aku” dan (d) kegiatan LKS 2
43
4.1.3 Hasil Validasi Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Hasil validasi kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan terdiri dari dua tahap, yaitu penilaian kelayakan tahap I, terdiri atas (1) komponen isi, (2) komponen penyajian, dan (3) komponen kegrafikan, serta penilaian kelayakan tahap II terdiri atas (1) komponen isi, (2) komponen penyajian, dan (3) komponen kebahasaan. Instrumen penilaian validasi diadaptasi dari BSNP yang dikembangkan kembali berdasarkan karakteristik LKS yang dikembangkan. Berikut hasil validasi kelayakan LKS dari pakar penyajian, bahasa dan materi. 4.1.3.1 Validasi Kelayakan LKS Tahap I Penilaian kelayakan tahap I merupakan penilaian tahap awal yang menekankan pada kelayakan isi, kelayakan penyajian dan standar kegrafikan dasar. Instrumen penilaian terdiri dari 3 aspek kelayakan isi, 7 aspek kelayakan penyajian dan 4 aspek standar kegrafikan dasar. Penilaian tahap I ini dilakukan oleh sembilan pakar yang terdiri dari tiga dosen FMIPA Unnes yang disertakan dan enam Guru IPA. Hasil penilaian disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences tahap I Skor Komponan Kelayakan Komponan Kelayakan Komponan Kelayakan Isi Penyajian Bahasa Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar I II III I II III I II III 3 3 3 7 7 7 4 4 4 3 3 3 7 7 7 4 4 4 3 3 3 7 7 7 4 4 4 Rata-rata Rata-rata Rata-rata 3 7 4 Persentase Persentase Persentase 100% 100% 100% *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 Berdasarkan data pada Tabel 4.3, dapat dilihat semua validator memberikan skor maksimal menandakan respon positif (ya) pada semua butir komponen kelayakan LKS tahap I. Hal ini dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis multiple intelligences dikatakan lolos pada penilaian tahap I.
44
LKS yang divalidasi oleh pakar berfokus pada penilaian mengenai kelengkapan
komponen-komponen yang ada di dalam LKS. Setelah semua
komponen lengkap, selanjutnya dilakukan validasi tahap II dengan menggunakan penilaian instrumen BSNP tahap II. 4.1.3.2 Penilaian Kelayakan Tahap II Penilaian kelayakan LKS pada tahap II menggunakan instrumen penilaian buku teks yang diadaptasi dari BSNP, meliputi komponen kelayakan isi, komponen kelayakan bahasa dan komponen kelayakan penyajian. Masing-masing komponen terdiri dari aspek yang berisi butir-butir penilaian. Penilaian dilakukan setelah revisi produk atas saran yang telah diberikan oleh pakar. Hasil rekapitulasi penilaian kelayakan tahap II disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences Komponen Rerata Skor Kriteria Kelayakan isi 3,70 Layak Kelayakan bahasa 3,89 Layak Kelayakan penyajian 3,67 Layak Berdasarkan data dari Tabel 4.4, LKS IPA berbasis multiple intelligences yang telah dinilai oleh pakar yang berkompeten dibidangnya. Pada tahap II LKS tergolong kategori layak berdasarkan panduan instrumen yang dikembangkan dari BSNP. Komponen kelayakan bahasa memperoleh rerata skor tertinggi sebesar 3,89, kemudian komponen kelayakan isi memperoleh rerata skor 3,70 dan komponen penyajian memperoleh rerata skor sebesar 3,67. 4.1.3.2 Penilaian Kelayakan Penyajian Komponen kelayakan penyajian LKS dinilai oleh tiga orang ahli dibidangnya, yaitu Dra. Woro Sumarni, M.Si, Suwarno, S.Pd. dan Drs. Juari. Penilaian ini mencakup aspek kelayakan penyajian dan tampilan LKS. Penilaian ahli untuk setiap aspek komponen kelayakan penyajian dapat disajikan dalam Tabel 4.5.
45
Tabel 4.5 Penilaian kelayakan komponen penyajian No Aspek Skor Penilaian Pakar I Pakar II Pakar III 1. Konsistensi sistematika penyajian LKS 4 3 4 2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran 4 3 4 dengan lima kecerdasan yang dikembangkan 3. Penyajian teks dan gambar disertai 4 4 4 dengan rujukan 4. Adanya variasi stimulus 3 4 3 5. Penyajian penugasan secara kreatif 4 4 3 6. Daftar pustaka 3 4 4 Total 22 22 22 Kelayakan isi rata-rata 3,67 Kriteria Layak Berdasarkan data pada Tabel 4.5 menunjukan bahwa rata-rata setiap aspek sudah baik, yakni lebih dari 2,75 dari penilaian pakar, yakni rerata skor kelayakan penyajian sebesar 3,67 dengan kategori layak. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Meskipun demikian, penyajian LKS masih terdapat beberapa bagian yang perlu direvisi. Saran dan perbaikan oleh pakar penyajian dapat disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Revisi kelayakan LKS oleh pakar penyajian No. Saran/Komentar Perbaikan/Revisi 1 Setiap gambar yang disajikan harus Melengkapi gambar dengan dilengkapi sumber yang jelas sumber rujukan gambar 2 Sumber artikel dicantumkan pada Melengkapi daftar pustaka daftar pustaka. dengan sumber rujukan artikel disertai nama pengarang. 3 Penggunaan font pada kolom Kartun Memperbaiki font kolom Kartun IPA Pintar harus konsisten IPA Pintar dengan tipe „‟Kristen ITC” dengan ukuran font 10. Hasil revisi dari pakar penyajian lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.
46
(a) (b) Gambar 4.3 Revisi penyajian gambar disertai sumber, (a) sebelum, (b) sesudah direvisi 4.1.3.3 Penilaian Kelayakan Kebahasaan Penilaian komponen kelayakan bahasa pada tahap II dinilai oleh tiga ahli bahasa, yaitu Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum, Karti Indarmi, S.Pd. dan Bambang Sukamto, S.Pd. Penilaian ahli untuk setiap komponen kelayakan bahasa digambarkan dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil penilaian kelayakan komponen bahasa No Aspek Skor Penilaian Pakar I Pakar II Pakar III 1 Kesesuaian dengan tingkat 4 4 4 perkembangan sosial-emosional siswa 2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi 4 4 4 lima kecerdasan yang dikembangkan 3 Kemampuan memotivasi siswa dengan 4 4 4 melibatkan lima kecerdasan yang dikembangkan 4 Ketepatan struktur kalimat 4 4 4 5 Keutuhan makna 4 3 4 6 Konsistensi penggunaan istilah 4 4 3 Total 24 23 23 Kelayakan isi rata-rata 3,89 Kriteria Layak *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 Berdasarkan data pada Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa setiap aspek kelayakan bahasa, nilai rata-ratanya sudah lebih dari 2,5 sehingga termasuk dalam kategori layak. Hasil penilaian kelayakan kebahasan oleh pakar menunjukan nilai
47
rata-rata 3,89. Namun, meskipun dinyatakan layak, LKS ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, LKS harus diperbaiki agar bahasa yang digunakan dalam LKS sesuai dengan instrumen kelayakan bahasa yang dibuat. Saran dan perbaikan oleh pakar bahasa disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Revisi kelayakan LKS oleh pakar bahasa No. Saran/Komentar Perbaikan/Revisi 1 Konsistensi penguunaan kata ganti. Mengganti kata ganti „‟kamu‟‟ dan „‟anda‟‟ menjadi kalian 2 Kesalahan penulisan pada artikel. Mengganti kesalahan penulisan ejaan pada kolom Oh Ternyata. 3 Kesalahan penggunaan huruf Memperbaiki penggunaan huruf kapital. kapital. 4 Kesalahan penggunaan tanda baca Memperbaiki penggunaan tanda baca garis miring (/) pada kolom (/) garis miring. Petunjuk Belajar. 5 Kesalahan penggunaan tanda baca Menghilangkan tanda baca koma (,) koma (,) pada sub judul. pada sub judul. 6 Penggunaan kalimat kurang efektif Memperbaiki paragraf dengan kolom Oh Ternyata. kalimat efektif sesuai masukan pakar. Hasil revisi dari pakar lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.
(a)
(b)
Gambar 4.4 Revisi tanda baca (,) pada sub judul, (a) sebelum, (b) sesudah direvisi 4.1.3.4 Penilaian kelayakan Isi Penilaian komponen kelayakan isi dinilai oleh tiga ahli materi, yaitu Dr. Retno Sri Iswari, SU, Hendro Suryono, S.Pd. dan Suci Murni, S.Pd. Komponen kelayakan isi dengan penilaian rata-rata setiap ahli disajikan pada Tabel 4.9.
48
Tabel 4.9 Hasil penilaian kelayakan komponen isi Aspek Skor Penilaian Pakar I Pakar II Pakar III 1 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD 3 4 4 2 Kesesuaian isi LKS dengan tema 3 4 3 pembelajaran 3 Rujukan termassa (up to date) 3 4 4 4 Mendorong siswa mencari informasi 4 3 3 lebih jauh 5 Mengembangkan kemampuan berpikir 4 4 4 kreatif siswa 6 Mengembangkan kecerdasan 4 4 4 eksistensial-spiritual 7 Mengembangkan kecerdasan 4 4 4 interpersonal 8 Mengembangkan kecerdasan visual4 4 4 spasial 9 Mengembangkan kecerdasan logis3 3 4 matematis 10 Mengembangkan kecerdasan 4 4 3 jasmaniah-kinestetik Total 36 38 37 Kelayakan isi rata-rata 3,70 Kriteria Layak Berdasarkan data pada Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa setiap aspek No
kelayakan isi, nilai rata-ratanya sudah lebih dari 2,5 sehingga termasuk dalam kategori layak. Hasil penilaian kelayakan isi oleh pakar menunjukan nilai rata-rata 3,70. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Namun, meskipun dinyatakan layak, LKS ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, LKS harus diperbaiki agar isi LKS sesuai dengan instrumen kelayakan yang dibuat. Saran dan perbaikan oleh pakar isi disajikan pada Tabel 4.10.
49
Tabel 4.10 Revisi kelayakan LKS oleh pakar isi No. Saran/Komentar 1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar pada LKS dicantumkan lengkap dari aspek religi, sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai tema yang dikembangkan. 2 Penulisan indikator pembelajaran yang kurang tepat. 3
Perbaikan/Revisi Melengkapi aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar pada kolom Ayo Belajar IPA.
Memperbaiki penulisan indikator pembelajaran berdasar saran pakar. Menambahkan petunjuk kerja tentang warna kontrol pada uji bahan makanan sederhana sebagai indikator positif kandungan zat. Mengganti materi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dengan sistem pencernaan makanan pada manusia.
Pada cara kerja percobaan uji bahan makanan sederhana sebaiknya ditambahkan warna kontrol positif pada setiap uji. 4 Kesalahan konsep penggunaan istilah sistem metabolisme pencernaan. Materi metabolisme masih terlalu kompleks untuk jenjang siswa SMP kelas VII. 5 Penambahan item diagram pada Menambahkan item diagram peta materi agar sesuai dengan sesuai saran pakar. tema energi dan kesehatan. 6 Kurang tepatnya pertanyaan pada Mengganti pertanyaan sesuai LKS 3 pada halaman 22 nomor 4 sarandari pakar. menjadi pertanyaan yang berhubungan dengan makanan sebagai penghasil energi. Hasil revisi dari pakar materi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.5.
(a) (b) Gambar 4.5 Revisi kompetensi inti, (a) sebelum, (b) sesudah direvisi
50
4.1.3.5 Uji Coba Skala Kecil, Uji Coba Skala Besar dan Uji Coba Penerapan Uji coba skala kecil dilakukan pada kelas VIII B sebanyak 10 siswa untuk memperoleh saran siswa dalam penyempurnaan LKS. Data yang diperoleh dari uji coba skala kecil, yaitu data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA. Data tanggapan siswa pada uji coba skala kecil disajikan dalam Tabel 4.11. Uji coba skala besar dilakukan pada kelas VII B dengan sampel 29 siswa. Proses pembelajaran dilakukan di kelas, kemudian siswa diminta untuk mengisi angket tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS. Data tanggapan siswa pada uji coba skala besar disajikan pada Tabel 4.11. Uji penerapan LKS dilakukan pada kelas VII A di SMP Negeri 1 Batangan. Proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dilakukan selama 6 pertemuan (12 JP). Penerapan LKS pada proses pembelajaran diperoleh data tanggapan siswa, hasil belajar siswa dari nilai pretest dan posttest, serta lembar observasi sikap kreatif siswa. Hasil tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA disajikan dalam Tabel 4.11. Tabel 4.11 Rekapitulasi tanggapan siswa pada uji coba skala kecil, skala besar dan kelas penerapan No Pernyataan Persentase (%) dan Kriteria Skala Skala Skala Kecil Besar Penerapan 1. Desain LKS menarik. 85% 87,93% 88,33% 2.
Bahasa LKS mudah dimengerti.
3.
LKS dapat dipelajari secara individu maupun kelompok. Petunjuk dalam LKS mudah dimengerti. Kegiatan pembelajaran yang disajikan bervariasi dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran disajikan secara rinci dikaitkan dengan masalah sehari-hari. LKS dikembangkan sesuai dengan lima kecerdasan yang diintegrasikan. LKS dilengkapi dengan
4. 5.
6.
7.
8.
77,5%
82,36%
82,58%
80%
87,93%
90,83%
78%
84,48%
85,83%
80%
87,93%
89,17%
67,5%
82,76%
85,83%
62,5%
87,93%
90%
80%
87,07%
87,5%
51
9. 10.
pertanyaan-pertanyaan kreatif. LKS IPA membuat saya lebih banyak bersyukur dan giat belajar. LKS membuat saya tertarik untuk belajar dan berkreativitas. Rerata Skor Kriteria
80%
85,34%
90,83%
72,5%
82,76%
90%
76,25% Baik
85,69% Sangat Baik
88,08% Sangat Baik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17 Hasil tanggapan sepuluh siswa kelas VIII B pada uji coba skala kecil terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences diperoleh rata-rata persentase sebesar 76,25% dengan kriteria baik. Hasil analisis angket tanggapan siswa uji coba skala kecil ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mendapat tanggapan siswa positif, sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran IPA. Uji skala besar yang dilaksanakan di kelas VII B diperoleh rata-rata persentase sebesar 85,69% dengan kriteria sangat baik. Pada uji ini mengalami peningkatan sebesar 9,54% dari uji coba skala kecil. Hasil analisis angket tanggapan siswa uji coba skala besar ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mendapat tanggapan siswa positif, sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran IPA. Pada uji coba kelas penerapan, LKS yang dikembangkan digunakan dalam proses pembelajaran. Angket diberikan di akhir pertemuan. Hasil penilaian angket tanggapan siswa diperoleh rata-rata persentase sebesar 88,08% dengan kriteria sangat baik. Pada uji ini mengalami peningkatan sebesar 2,39% dari uji coba skala besar. 4.1.3.4 Penilaian Angket Tanggapan Guru Terhadap LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Data tanggapan guru diambil melalui angket untuk mengetahui kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPA. Hasil analisis angket dapat dilihat pada Tabel 4.12.
52
Tabel 4.12 Hasil tanggapan guru IPA Tanggapan Guru Persentase Kriteria Guru IPA I 90 % Sangat Baik Guru IPA II 95 % Sangat Baik Rerata skor 92,5 % Sangat Baik *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 No. 1. 2.
Berdasarkan analisis angket tanggapan oleh dua guru IPA, diperoleh ratarata persentase sebesar 92,5%. Oleh karena itu, LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat dinyatakan sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA pada tema energi dan kesehatan. 4.1.4 Keefektifan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran IPA Keefektifan pengembangan LKS ini dapat diketahui dengan melakukan uji penerapan produk. Uji penerapan produk dilakukan dengan menerapakan LKS final dalam proses pembelajaran dengan empat kali pertemuan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk mengukur kemampuan awal dan akhir siswa dalam pembelajaran. Pengukuran efektivitas penerapan LKS ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa, sikap kreatif dan aktivitas siswa sebagaimana diuraikan sebagai berikut. 4.1.4.1 Penilaian Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pemanfaatan bahan ajar LKS IPA berbasis multiple intelligences pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat diukur dengan tes kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan pada uji coba penerapan di kelas VII A melalui pretest dan posttest. Tes ini berbentuk uraian dengan mengukur empat indikator keterampilan, yaitu keterampilan berpikir luwes, keterempilan berpikir lancar, keterampilan berpikir orisinal dan keterampilan berpikir elaborasi. Hasil belajar siswa dari nilai pretest dan posttest menunjukkan perbandingan
nilai
sebagai
data
keefektifan
penggunaan
LKS
yang
dikembangkan. Data selengkapnya untuk hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut.
53
Tabel 4.13 Data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif Nilai siswa Data Pretest Posttest Jumlah siswa 30 30 Nilai tertinggi 43,14 100 Nilai terendah 19,61 42,14 Rata-rata nilai 31,90 80,2 ∑ siswa tuntas 0 27 ∑ siswa tidak tuntas 30 3 Ketuntasan klasikal 0% 90% *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 Berdasarkan Tabel 4.13, secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar siswa dari analisis pretest dan posttest mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sebesar 90%. Pada hasil penilaian pretest, dari 30 siswa tidak ada yang mendapat nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan. Setelah siswa mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan LKS IPA berbasis multiple intelligences, diberikan posttest di akhir pembelajaran. Pada hasil penilaian posttest hanya 3 siswa yang tidak memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini berarti LKS yang dikembangkan
efektif
diterapkan
dalam
pembelajaran
IPA
kelas
VII.
Perbandingan pretest dan posttest kelas penerapan dapat dilihat pada Gambar 4.6. 120 100 100 80,2 80 Pretest
60 43,14
43,14 31,90
40 20
Posttest
19,61
0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-Rata
Gambar 4.6 Perbandingan pretest dan posttest hasil belajar kemampuan berpikir kreatif Peningkatan indikator kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat melalui analisis hasil tes dengan menggunakan rumus N-gain yang hasilnya disajikan pada Tabel 4.14.
54
Tabel 4.14 Rekapitulasi hasil uji gain nilai pretest dan posttest No
Indikator Berpikir Rata-rata skor Kreatif Pretest Posttest 1 Berpikir Lancar 81,67 95,83 2 Berpikir Luwes 36,49 80,7 3 Berpikir Orisinal 13,92 78,63 4 Berpikir Elaborasi 33,64 75,45 Rata-rata total 41,43 82.65 *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14
Nilai N-gain 0,77 0,70 0,75 0,63 0,71
Kriteria Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari uji gain sebesar 0,71 sehingga dapat disimpulkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa memiliki kriteria tinggi. Kemampuan berpikir lancar memperoleh skor N-gain dengan peningkatan tertinggi sebesar 0,77, kemudian kemampuan berpikir orisinal memperoleh skor sebesar 0,75 dengan kriteria tinggi, kemampuan berpikir luwes memperoleh skor sebesar 0,70 dengan kriteria sedang dan kemampuan berpikir elaborasi memperoleh skor sebesar 0,63 dengan kriteria sedang. 4.1.4.2. Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa Observasi sikap kreatif siswa digunakan untuk mengetahui sikap keatif siswa selama proses pembelajaran pada uji coba penerapan di kelas VII A. Penilaian ini dilakukan oleh dua observer menggunakan lembar observasi dengan lima aspek sikap kreatif, yaitu (1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2) kebebasan dalam ungkapan diri; (3) minat terhadap kegiatan kreatif, (4) kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan (5) menghargai fantasi. Observer menilai sikap kreatif siswa selama proses pembelajaran. Perbandingan hasil observasi sikap kreatif siswa pada setiap pertemuan disajikan dalam Tabel 4.15. Tabel 4.15 Perbandingan hasil observasi sikap kreatif siswa No Pertemuan Jumlah persentase Kriteria (%) 1 Pertemuan 1 78,83 Kreatif 2 Pertemuan 2 80,33 Kreatif 3 Pertemuan 3 82 Sangat Kreatif 4 Pertemuan 4 83,83 Sangat Kreatif *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15
55
Hasil analisis data observasi sikap kretaif siswa pada pertemuan 1 diperoleh rerata skor sebesar 78,83% dengan kriteria kreatif, kemudian pada pertemuan 2 diperoleh rerata skor sebesar 80,33% dengan kriteria kreatif, pada pertemuan 3 diperoleh rerata skor sebesar 82% dengan kriteria sangat kreatif dan pertemuan 4 diperoleh rerata skor sebesar 83,83% dengan kriteria sangat kreatif. Setiap pertemuan mengalami peningkatan persentase sikap kreatif. Peningkatan ini dapat dilihat pada Gambar 4.7. 86% 83.83%
84% 82% 82% 80%
80.33% 78.83%
78% 76% Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Gambar 4.7 Hasil observasi sikap kreatif siswa 4.1.4.2. Hasil Observasi Aktivitas Motorik Siswa Observasi aktivitas komotorik siswa digunakan untuk mengetahui keterampilan motorik siswa dalam penggunaan LKS selama proses pembelajaran pada uji coba penerapan di kelas VII A. Penilaian ini dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi dengan empat aspek aktivitas motorik, yaitu persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS, ketepatan dalam melakukan prosedur ilmiah, ketepatan dalam menyelesaikan tugas dan komunikasi ilmiah. Perbandingan hasil observasi aktivitas motorik siswa pada setiap pertemuan disajikan dalam Tabel 4.16. Tabel 4.16 Perbandingan hasil observasi aktivitas motorik siswa No Pertemuan Jumlah persentase Kriteria (%) 1 Pertemuan 1 80,21 Aktif 2 Pertemuan 2 83,75 Sangat Aktif 3 Pertemuan 3 88,34 Sangat Aktif 4 Pertemuan 4 90,10 Sangat Aktif *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16
56
Hasil analisis data observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 diperoleh rerata skor sebesar 80,21% dengan kriteria aktif, kemudian pada pertemuan 2 diperoleh rerata skor sebesar 83,75% dengan kriteria sangat aktif, pada pertemuan 3 diperoleh rerata skor sebesar 88,34% dengan kriteria sangat aktif dan pertemuan 4 diperoleh rerata skor sebesar 90,10% dengan kriteria sangat aktif. Setiap pertemuan mengalami peningkatan persentase aktivitas. Peningkatan ini dapat dilihat pada Gambar 4.8.
86%
90,10%
84%
88,02%
82% 80%
83,75% 80,21%
78% 76% Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Gambar 4.8 Hasil observasi aktivitas siswa
4.2 Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Dan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences LKS merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan untuk membantu siswa dalam memahami dan menemukan konsep dalam proses pembelajaran (Susilowati, 2013). Pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences dilakukan berdasarkan tuntutan kurikulum dan analisis kebutuhan bahan ajar di SMP Negeri 1 Batangan yang mengharuskan pembelajaran IPA dilaksanakan secara integrated science dan berbasis pada karakteristik siswa. Namun, pada penerapannya di lapangan, LKS yang dibuat sendiri oleh guru IPA masih terpisah antara LKS IPA fisika dan LKS IPA biologi sesuai dengan latar belakang guru yang mengajar belum dapat mengoptimalkan potensi siswa. LKS yang digunakan selama ini sudah berfungsi sebagai petunjuk dalam menemukan konsep, tetapi kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam LKS kurang bervariasi, yaitu lebih didominasi dengan kegiatan yang mengembangkan
57
kecerdasan logis-matematis saja, seperti latihan soal dan demonstrasi. Meskipun demikian, tidak semua siswa yang memiliki kecerdasan dominan logis-matematis dapat berkembang dengan prestasi yang hebat. Hal ini dikarenakan beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan kecerdasannya, seperti faktor motivasi belajar, daya tangkap dan lingkungan. Selain itu, pertanyaan dan penugasan dalam LKS yang digunakan belum dapat mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar. Oleh karena itu, hendaknya LKS dibuat dengan berbasis pada kecerdasan majemuk siswa. Chatib (2012) menegaskan bahwa setiap individu terlahir dalam kecerdasan yang berbeda dan memiliki karakter dasar yang unik. Penyusunan bahan ajar hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran (Depdiknas, 2008). Pengembangan LKS ini disusun berdasarkan tes identifikasi kecerdasan untuk mengetahui kecerdasan dominan siswa. Hasil tes tersebut kemudian dianalisis untuk diambil lima kecerdasan dominan siswa. Berdasar tes identifikasi kecerdasan tersebut diperoleh enam kecerdasan dengan skor tertinggi, terdiri atas (1) kecerdasan naturalis, (2) kecerdasan visual-spasial, (3) kecerdasan intrapersonal, (4) kecerdasan eksistensial-spiritual, (5) kecerdasan logis-matematis dan (6) kecerdasan jasmaniah kinestetik. Sementara itu, kecerdasan linguistik-verbal, musikal berirama dan intrapersonal memperoleh skor terendah sehingga tidak menjadi dasar pengembangan LKS ini. Namun, kecerdasan ini tetap diakomodasikan dalam LKS untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui tugas kreatif. Enam kecerdasan yang memiliki skor tertinggi tidak langsung dipilih, namun disesuaikan dahulu dengan karakteristik tema energi dan kesehatan. Pada tema ini mencakup konsep energi dan perubahannya, makanan sebagai sumber energi dan sistem pencernaan makanan. Meskipun kecerdasan naturalis memperoleh skor tertinggi, kecerdasan ini tidak digunakan dalam dasar pengembangan LKS. Hal ini dikarenakan karakteristik kecerdasan naturalis tidak sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Oleh karena itu, dipilih lima kcerdasan dominan siswa dalam pengembangan ini, antara lain (1) kecerdasan visual-spasial, (2) kecerdasan interpersonal, (3) kecerdasan eksistensial-spiritual, (4) kecerdasan
58
logis-matematis, dan (5) kecerdasan jasmaniah kinestetik. Hal ini sesuai dengan temuan Rizal dan Wasis (2012) menyatakan bahwa pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences bertujuan agar siswa dapat menemukan dan memahami konsep materi menggunakan potensi yang dimiliki. Dalam penelitiannya dipilih empat kecerdasan majemuk yang sesuai dengan karakteristik tema optik. Pengambilan lima kecerdasan ini didasarkan pada analisis kebutuhan belajar siswa pada tema energi dan kesehatan. LKS IPA berbasis multiple intelligences dikembangkan dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan penugasan kreatif yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Desain lembar LKS dilengkapi dengan info-sains dan kesehatan serta mini kartun IPA, sehingga dapat menarik dan tidak terkesan monoton. Prastowo (2012) menegaskan bahwa penampilan fisik bahan ajar yang menarik dapat memotivasi siswa dalam mempelajarinya. LKS ini terdiri dari tiga LKS yang didalamnya telah diintegrasikan lima kecerdasan dominan. Hal inilah yang menjadi karakteristik pengembangan LKS IPA berbasis
multiple
intelligences. Menurut Yaumi (2012), aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan interpersonal adalah menerapkan model jigsaw, membuat kelompok kooperatif, membuat teamwork, berdiskusi kelompok,
melakukan
simulasi,
melakukan
wawancara
dan
membuat
keterampilan kolaboratif. LKS ini mengembangkan aktivitas membuat teamwork diawal pertemuan, melakukan diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajaran maupun tugas kreatif dan membuat keterampilan kolaboratif pada LKS 1 dan LKS 3. Kecerdasan jasmaniah-kinestetik secara umum dapat dikembangkan dengan ekspresi fisik seperti membuat proyek peraga, bermain peran, olahraga dan tebak kata. LKS ini mengembangkan aktivitas membuat proyek peraga pada LKS 1 dan melakukan presentasi kreatif yang melibatkan gerak tubuh pada LKS 3. Amstrong (2005) mengungkapkan tentang Arnold Gesell, seorang pelopor perkembangan anak, sering menekankan bahwa pikiran bermanisfestasi sendiri dalam segala sesuatu yang dilakukan tubuh.
59
LKS 1 dengan judul energiku mengubah dunia. Kegiatan inti pembelajaran ini adalah membuat proyek sederhana, yakni kincir angin dan ketapel sederhana sebagai aplikasi konsep energi dan perubahanya. Kegiatan proyek ini mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan intrapersonal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bas dan Beyhan (2010) tentang dampak penerapan multiple intelligences yang berbantuan model proyek dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris. Implementasi LKS 1 dilaksanakan pada pertemuan kedua. Siswa sangat antusias dalam membuat kincir angin dan ketapel sederhana. Kincir angin kemudian dibandingkan dengan sumber energi pada jam beker, senter, panas matahari dan spirtus. Hal ini bertujuan untuk membedakan sumber energi terbaharukan dan tak terbaharukan. Selanjutnya, ketapel sederhana dibuat untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial pada benda. Evaluasi pada implementasi LKS ini adalah manajemen waktu dan kelas. Suasana kelas kurang terkontrol saat kegiatan proyek dan waktu yang digunakan melebihi alokasi waktu pembelajaran sampai 15 menit. Hal ini dikarenakan siswa sempat terlalu terlena bermain dengan kincir angin dan ketapel sehingga guru harus berkali-kali mengingatkan untuk segera mengerjakan LKS. LKS 2 dengan judul makanan sehat makanan anak cerdas. Kegiatan inti pembelajaran ini adalah eksperimen uji makanan sederhana sebagai aplikasi konsep sumber energi pada makanan. Kegiatan eksperimen ini mengembangkan logis-matematis
dan
visual-spasial.
Menurut
Yaumi
(2012),
aktivitas
pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan
logis-matematis
adalah
berpikir
kritis
(chritical
thinking),
menggunakan pertanyaan sokrates (socratic questioning), menganalisis, membuat simbol abstrak, membuat kalkulasi, berpikir rasional (rational thinking), membandingkan,
membuat
urutan,
eksperimen,
problem
solving,
mengklasifikasi, membuat alasan, menulis masalah dengan angka-angka dan berpikir
ilmiah
(scientific
ilmiah).
LKS
ini
mengembangkan
aktivitas
menganalisis percobaan dan membuat kesimpulan pada setiap LKS, penugasan kreatif berbasis masalah dan eksperimen. Aktivitas pembelajaran pada kecerdasan
60
visual-spasial umumnya dapat dilakukan dengan pembelajaran konsep melalui foto, film, video, gambar, sketsa, pola, simbol dan pengamatan lingkungan sekitar. LKS ini mengembangkan aktivitas pengamatan warna pada LKS 2 dan penyusunan diagram pada LKS 3 serta pengamatan foto, gambar dan mini kartun pada penugasan kreatif. Implementasi LKS 2 dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Siswa sangat antusias melakukan praktikum uji karbohidrat, protein dan lemak di laboratorium IPA. Evaluasi pada implementasi LKS ini adalah manajemen kelas. Suasana kelas kurang terkontrol sehingga sering menimbulkan kegaduhan. Hal ini dikarenakan kondisi laboratorium yang kurang memenuhi standar, terutama pada pengairan dan pembuangan limbah, sehingga pembuangan harus di luar kelas. Selain itu, karena laboratorium IPA jarang digunakan, kondisi udara dalam ruangan sedikit pengap sehingga mengganggu kenyamanan belajar siswa. LKS 3 dengan judul sistem pencernaan makanan. Kegiatan inti pembelajaran ini adalah menyusun diagram dan merancang presentasi kreatif sebagai aplikasi konsep sistem pencernaan makanan. Kegiatan proyek ini mengembangkan
kecerdasan
jasmaniah-kinestetik,
visual-spasial
dan
interpersonal. Implementasi LKS 3 dilaksanakan pada pertemuan keempat dan kelima. Pada pertemuan keempat siswa menyusun diagram dan merancang presentasi kreatif tentang sistem pencernaan makanan. Pada pertemuan kelima siswa melakukan presentasi kreatif sesuai draft yang sudah dirancang. Kelompok pertama melakukan presentasi dengan gambar diagram pada karton, kelompok kedua tampil dengan lagu sistem pencernaan makanan dengan mengadaptasi lagu soundtrack film Doraemon, kelompok ketiga tampil dengan bermain peran dengan memanfaatkan papan nama yang dikalungkan di leher, kelompok keempat tampil dengan lagu sistem pencernaan makanan dengan mengadaptasi lagu
„‟Naik-Naik Ke Puncak Gunung‟‟ dan
kelompok lima tampil dengan liputan berita. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan penghargaan untuk kelompok terkreatif. Secara umum, kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini sudah sesuai harapan. Namun, yang perlu dievaluasi adalah manajemen waktu dan pengkondisian kelas. Waktu yang
61
digunakan melebihi alokasi jam pembelajaran sampai 12 menit. Suasana kelas kurang terkontrol saat siswa akan melakukan presentasi kreatif. Evaluasi pada implementasi LKS ini adalah pada pertemuan keempat tentang manajemen waktu. Siswa masih belum terbiasa presentasi di depan kelas sehingga menghabiskan banyak waktu untuk persiapan. Sementara itu, kecerdasan eksistensial-spiritual dikembangkan melalui pencerminan nilai kehidupan dari artikel ilmiah dan pertanyaan kreatif. Menurut Yaumi (2012), aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual adalah menulis esai reflektif, berdiskusi tentang isu-isu, mewawancari potensi lokal, mengaitkan ilmu pengetahuan dengan agama dan membuat respon terhadap nilai kehidupan. Pada Pertemuan pertama dan keenam dilaksanakan pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menggunakan LKS selama pembelajaran. Tes yang diberikan berbentuk uraian yang dibuat sesuai indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal dan keterampilan berpikir elaborasi. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan merupakan penunjang dalam pembangunan konsp IPA melalui aktivitas kreatif, seperti membuat proyek sederhana, gagasan inovatif, menyusun diagram dan presentasi kreatif, sesuai dengan kecerdasan dan potensi yang dimiliki siswa. Shanahan (2009) menyatakan bahwa aktivitas pendorong kreativitas siswa dapat dilakukan dengan kegiatan painting (menggambar), membuat pola (engeneering design) dan drama (dramatic presentation). 4.2.2 Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Penilaian kelayakan LKS dapat diukur melalui validasi pakar dan angket tanggapan siswa. Validasi pakar merupakan penilaian kelayakan LKS yang dilakukan oleh pakar yang berkompeten dibidangnya dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dari BSNP. Validasi kelayakan yang telah dilakukan mencakup penilaian kelayakan komponen penyajian, komponen bahasa dan komponen isi.
62
Validasi kelayakan penyajian dinilai oleh tiga pakar, yaitu satu dosen IPA Unnes, Dra. Woro Sumarni, M.Si. dan dua guru IPA dari SMP Negeri 1 Batangan, Suwarno, S.Pd. dan Drs. Juari. Instrumen penilaian diadaptasi dari BSNP yang telah disesuaikan dengan karakteristik LKS yang dikembangkan. Penilaian kelayakan penyajian LKS dilakukan dua tahap, tahap I dan tahap II. Penilaian tahap I merupakan penilaian mengenai kelengkapan komponen yang terdapat dalam LKS. Kelengkapan LKS tahap 1 sejalan dengan Prastowo (2012) dimana LKS merupakan bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas yang terdiri atas enam unsur utama, meliputi (1) judul, (2) petunjuk belajar; (3) kompetensi dasar atau materi pokok, (4) informasi pendukung, (5) tugas atau langkah kerja, dan (6) penilaian. Berdasarkan Tabel 4.3 hasil penilaian pakar terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences menunjukan bahwa semua butir penilaian mendapat respon positif. Hal tersebut dikarenakan semua butir komponen telah terpenuhi dan komponen yang terdapat dalam LKS sudah lengkap. Oleh karena itu, LKS dapat dinyatakan lolos pada penilaian tahap I. Pada penilaian tahap I tidak ada saran dari ahli untuk revisi sehingga bisa dilanjutkan pada penilaian kelayakan LKS tahap II. Penilaian kelayakan LKS tahap II mencakup pendukung penyajian materi dan penyajian pembelajaran. Aspek yang dinilai antara lain: konsistensi sistematika LKS, kesesuaian penyajian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang dikembangkan, penyajian teks dan gambar disertai rujukan, adanya variasi stimulus, penyajian penugasan secara kreatif dan penulisan daftar pustaka. Aspek tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh pakar. Aspek pertama, konsistensi sistematika LKS. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan III memberikan skor 4, sedangkan pakar II memberikan skor 3. Hal ini berarti sistematika penyajian pada setiap LKS sudah lengkap dan runtut. Bagian yang perlu direvisi adalah pada halaman 1, yakni pada bagian tujuan dan indikator pembelajaran hendaknya dihilangkan atau jumlah butirnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang dituliskan pada awal setiap LKS. Setelah direvisi, bagian tujuan dan indikator pembelajaran pada halaman 1 dihilangkan.
63
Aspek kedua, kesesuaian penyajian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang dikembangkan. Berdasar penelitian Bas dan Beyhan (2010), teori multiple intelligences dapat diterapkan melalui kegiatan yang sesuai dengan kecerdasan siswa. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan III memberikan skor 4, sedangkan pakar II memberikan skor 3. Hal ini berarti penyajian LKS sudah dapat menggambarkan karakteristik kelima kecerdasan yang dapat dilihat melalui simbol setiap kecerdasan. Aspek ketiga, penyajian teks dan gambar disertai rujukan. Penilaian pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4, menandakan penyajian teks dan gambar sudah disertai penulisan rujukan yang baik. Simbol ini digunakan untuk mempermudah siswa memahami kecerdasan yang dikembangkan (Utami, 2012). Aspek keempat, adanya variasi stimulus. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan III memberikan skor 3, sedangkan pakar II memberikan skor 4. Rohaeti dkk (2009) mengungkapkan bahwa penyajian LKS sebaiknya lebih menekankan pada penemuan konsep dan variasi stimulus melalui kegiatan pembelajaran yang komunikatif. Variasi stimulus ini bertujuan untuk memandu siswa dalam berpikir logis, seperti “Apa yang Kalian Pikirkan?”; melakukan kerja ilmiah, seperti “Ayo Lakukan”; mengamati kerja ilmiah, seperti “Ayo Amati”; mencari informasi lebih luas, seperti “Ayo Cari Tahu”; dan berpikir kreatif, seperti “Zona Kreativitas”. Bagian yang perlu direvisi adalah konsistensi penggunaan font yang jelas dan menarik. Setelah direvisi, penulisan stimulus ini disajikan dengan font CCSmashOpen. Aspek kelima, penyajian penugasan secara kreatif. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan II memberikan skor 4, sedangkan pakar III memberikan skor 3. Tugas kreatif diberikan pada setiap kegiatan LKS dengan berbasis masalah. Tujuannya adalah untuk mengakomodasikan siswa untuk memberdayakan keterampilan berpikir kreatifnya melalui interprestasi fenomena atau demonstrasi (Purnamaningrum dkk, 2012). Hal ini dapat dilihat pada LKS 1, tugas kreatif yang disajikan adalah diskusi dan penggalian informasi tentang krisis energi dan membuat karya kreatif dalam menanggapi krisis energi dalam kehidupan. Tugas kreatif ini dapat menggali keterampilan berpikir lancar,
64
luwes dan orisinal. Pada LKS 2, siswa diberikan tugas untuk mencari info kesehatan tentang penyakit kekurangan gizi dan membuat karya kreatif dalam menanggapi penyakit gizi yang mewabah dalam kehidupan. Tugas kreatif ini dapat menggali keterampilan berpikir luwes dan orisinal. Pada LKS 3, siswa diberikan tugas untuk membuat rancangan presentasi kreatif untuk ditampilkan pada pertemuan selanjutnya tentang sistem pencernaan makanan. Tugas kreatif ini dapat menggali keterampilan berpikir elaborasi dan orisinal. Penugasan kreatif berbasis kecerdasan siswa merupakan sarana untuk membantu siswa mengenal kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya (Ayriza, 2011). Aspek keenam, penulisan daftar pustaka. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar II dan III memberikan skor 4, sedangkan pakar I memberikan skor 3. Hal ini berarti penulisan daftar pustaka pada LKS sudah lengkap dan benar. Hal yang perlu direvisi adalah penambahan sumber artikel pada daftar pustaka. Secara umum, penyajian LKS sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian rata-rata dari tiga pakar, yaitu 3,67. Berdasarkan penilaian BSNP, LKS ini dapat dikatakan layak untuk digunakan.
Validasi kelayakan bahasa dinilai oleh tiga pakar, yaitu satu dosen IPA Unnes, Stephanai Diah P, S.S., M.Hum. serta dua guru IPA dari SMP Negeri 1 Batangan, Karti Indarmi, S.Pd. dan Bambang Sukamto, S.Pd. Instrumen penilaian diadaptasi dari BSNP yang telah disesuaikan dengan karakteristik LKS yang dikembangkan. Penilaian kelayakan penyajian LKS dilakukan dua tahap, tahap I dan tahap II. Penilaian tahap I merupakan penilaian mengenai kelengkapan komponen yang terdapat dalam LKS. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil penilaian pakar terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences menunjukan bahwa semua butir penilaian mendapat respon positif. Hal tersebut dikarenakan semua butir komponen telah terpenuhi dan komponen yang terdapat dalam LKS sudah lengkap. Oleh karena itu, LKS dapat dinyatakan lolos pada penilaian tahap I. Pada penilaian tahap I tidak ada saran dari ahli untuk revisi sehingga bisa dilanjutkan pada penilaian kelayakan LKS tahap II.
65
Penilaian kelayakan LKS tahap II mencakup kesesuaian penggunaan bahasa LKS. Aspek yang dinilai antara lain: kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan
emosional
siswa,
kesesuaian
ilustrasi
dengan
substansi
lingkuangan sekitar, kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima kecerdasan yang dikembangkan, ketepatan struktur kalimat, keutuhan makna dan konsistensi penggunaan istilah. Aspek tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh pakar. Aspek pertama, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I,II, dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berrti bahasa yang digunakan dalam LKS sederhana, menarik dan mudah dipahami sesuai dengan tingkat perkembangan emosional siswa tingkat SMP. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Arafah dkk (2012) bahwa LKS dikatakan valid dapat ditinjau dari penilaian pakar dengan skor maksimum pada tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan sumber bacaan yang sesuai dengan jangkauan keterbacaan siswa. Aspek kedua, kesesuaian ilustrasi dengan substansi lingkuangan sekitar. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I, II, dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti ilustrasi yang digunakan sebagai pengantar konsep sudah sangat baik disajikan pada LKS. Ilustrasi yang digunakan berupa artikel sains dan mini kartun IPA yang disesuaikan secara faktual. Aspek ketiga, ketepatan struktur kalimat. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang sangat baik. Pakar I, II, dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti penggunaan kalimat dalam LKS sudah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Aspek keempat, keutuhan makna. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan III mendapatkan skor 4, sedangkan pakar II mendapatkan skor 3. Hal ini berarti penggunaan bahasa LKS telah dapat menggambarkan makna sesuai konsep tema yang dikembangkan. Bagian yang perlu direvisi adalah ketepatan penggunaan tanda baca koma (,) pada sub judul. Aspek kelima, kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima
66
kecerdasan. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang sangat baik. Pakar I,II, dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti penggunaan bahasa dalam LKS mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu. Aspek keenam, konsistensi penggunaan istilah. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan II mendapatkan skor 4, sedangkan pakar III mendapatkan skor 3. Hal ini berarti penggunaan bahasa LKS sudah menggunakan istilah yang konsisten dalam menggambarkan suatu konsep. Hal yang perlu direvisi adalah penggunaan kata ganti kamu diganti dengan kalian yang berarti kata ganti orang kedua jamak. Secara umum, bahasa LKS sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian rata-rata dari tiga pakar, yaitu 3,89. Berdasarkan penilaian BSNP, LKS ini dapat dikatakan layak untuk digunakan. Validasi kelayakan isi dinilai oleh tiga pakar, yaitu satu dosen Biologi FMIPA Unnes, Dra. Retno Sri Iswari, SU., dan dua guru IPA dari SMP Negeri 1 Batangan, Hendro Suryono, S.Pd. dan Suci Murni, S.Pd. Instrumen penilaian diadaptasi dari BSNP yang telah disesuaikan dengan karakteristik LKS yang dikembangkan. Penilaian kelayakan penyajian LKS dilakukan dua tahap, tahap I dan tahap II. Penilaian tahap I merupakan penilaian mengenai kelengkapan komponen yang terdapat dalam LKS. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil penilaian pakar terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences menunjukan bahwa semua butir penilaian mendapat respon positif. Hal tersebut dikarenakan semua butir komponen telah terpenuhi dan komponen yang terdapat dalam LKS sudah lengkap. Oleh karena itu, LKS dapat dinyatakan lolos pada penilaian tahap I. Pada penilaian tahap I tidak ada saran dari ahli untuk revisi sehingga bisa dilanjutkan pada penilaian kelayakan LKS tahap II. Penilaian kelayakan LKS tahap II mencakup kesesuaian materi LKS. Aspek yang dinilai antara lain: kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD, kesesuaian isi LKS dengan tema yang dikembangkan, rujukan termassa, mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual, mengembangkan kecerdasan visual-spasial,
mengembangkan
kecerdasan
jasmaniah-kinestetik,
67
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan mengembangkan kecerdasan logismatematis. Aspek tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh pakar. Aspek pertama, kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I memberikan skor 3, sementara Pakar II dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah sesuai denan KI dan KD. Bagian yang perlu direvisi adalah penambahan item KI dan KD disesuaikan dengan aspek yang diukur dalam pembelajaran, tidak hanya mencantumkan KI dan KD aspek pengetahuan. Kemudian penulisan indicator kurang tepat, sehingga harus diperbaiki. Aspek kedua, kesesuaian isi LKS dengan tema yang dikembangkan. Pakar I dan III memberikan skor 3, sementara Pakar II memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sdah sesuai dengan tema energi dan kesehatan. Bagian yang perlu direvsi adalah pada peta materi sebaiknya ditambahkan item diagram yang menghubungkan proses pencernaan makanan sampai menghasilkan energi agar sesuai tema. Aspek ketiga, rujukan termassa. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I memberikan skor 3, sementara Pakar II dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah menggunakan referensi pengetahuan keterkinian. Bagian yang perlu dievisi adalah penggantian materi sistem metabolisme pencernaan pada LKS 3, karena disesuaikan dengan perkembangan emosional siswa. Oleh karena itu, sebaiknya LKS 3 menggunakan diagram sistem pencernaan makanan yang dihubungkan dengan penghasilan energi. Mirrota dkk (2014) berpendapat bahwa pembuatan LKS harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan ranah berpikir siswa dan memiliki instruksi yang jelas untuk menggiring daya pikir siswa menuju kompetensi yang harus mereka kuasai. Aspek keempat, mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I memberikan skor 4, sementara Pakar II dan III memberikan skor 3. Hal ini berarti materi LKS sudah dapat mendorong rasa ingin tahu siswa. Safitri dkk (2013) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis kecerdasan dominan siswa dapat memotivasi siswa untuk
68
belajar lebih aktif dalam menerima dan mengolah informasi yang diperolehnya. Bagian yang perlu direvisi adalah penambahan cara kerja pada LKS 2 sebaiknya disertakan petunjuk warna kontrol positif pada uji coba. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
siswa
tingkat
SMP
dalam
pengamatan.
Aspek
kelima,
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah mampu mengantarkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Aspek keenam, mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah dapat mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual, dapat dilihat pada kolom “Oh Ternyata” yang mengajak siswa untuk senantiasa mengingatkan bersyukur kepada Tuhan, serta pada kolom pertanyaan “Ayo Cari Tahu” yang mendorong siswa untuk menggali nilai-nilai kehidupan setiap kegiatan pembelajaran. Menurut Ayriza (2011), pengoptimalan kecerdasan eksistensial-spiritual diantaranya dapat dilakukan dengan membelajarkan siswa untuk mensyukuri nikmat dari Tuhan dan mengajak siswa belajar dari pengalaman. Aspek ketujuh, mengembangkan kecerdasan interpersonal. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti, materi LKS sudah dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal, dapat dilihat pada kegiatan inti LKS 1 yang menuntut kerjasama yang baik untuk menyelesaikan proyek, serta pada LKS 3 yang membutuhkan komunikasi dan kerjasama kelompok yang baik dalam merancang dan melakukan presentasi kreatif. Aspek kedelapan, mengembangkan kecerdasan visual-spasial. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti, materi LKS sudah dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasial, dapat dilihat pada kolom “Kartun IPA Pintar” yang mengantarkan materi dengan gambar, kemudian penugasan kreatif dengan gambar dan foto, pengamatan warna pada LKS 2 dan penyusunan diagram pada LKS 3.
69
Aspek kesembilan, mengembangkan kecerdasan logis-matematis. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan II memberikan skor 3, sedangkan pakar III memberikan skor 4. Hal ini berarti, materi LKS sudah dapat mengembangkan kecerdasan logis-matematis. Bagian yang perlu direvisi adalah penajaman materi LKS pada LKS 1 dan LKS 2. Aspek kesepuluh, mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan II memberikan skor 4, sedangkan pakar III memberikan skor 3. Hal ini berarti, materi LKS sudah dapat mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik, dapat dilihat pada kegiatan dan penugasan LKS 1 dan 3 yang melibatkan kegiatan fisik. Secara umum, bahasa LKS sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian rata-rata dari tiga pakar, yaitu 3,70. Berdasarkan penilaian BSNP, LKS ini dapat dikatakan layak untuk digunakan. Berdasarkan penilaian dari ketiga ahli, LKS IPA berbasis multiple intelligences yang telah dinilai menggunakan instrumen kelayakan BSNP dinilai sudah representatif untuk diterapkan pada siswa. Hal itu karena LKS yang dikembangkan sudah layak dalam aspek komponen isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan. Kelayakan pengembangan LKS selain diukur dari penilaian pakar, juga ditentukan dari tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPA. Tanggapan siswa diperoleh dari tanggapan siswa pada uji skala kecil, skala besar dan skala penerapan. Tanggapan guru diperoleh dari dua guru IPA terhadap penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA. Uji coba skala kecil merupakan uji coba LKS pada sampel yang jumlahnya terbatas. Uji coba skala kecil ini dilakukan pada kelas VIII B dengan jumlah 10 siswa. Uji coba skala kecil ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan LKS sebelum digunakan pada skala besar. Berdasarkan Tabel 4.11, angket tanggapan siswa terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences mendapat tanggapan baik oleh siswa. Hal tersebut terlihat dari data angket yang menunjukan persentase rata-rata sebesar 76,25%. Berdasarkan hasil tanggapan tersebut diketahui siswa memberikan respon positif terhadap LKS yang telah dikembangkan. Ketertarikan dan tanggapan positif yang ditunjukkan siswa ini dipengaruhi adanya inovasi baru
70
dengan variasi kegiatan yang disajikan secara kreatif dalam LKS. Namun, beberapa perlu direvisi terkait kejelasan karakter multiple intelligences. Uji coba skala besar adalah uji coba pengembangan LKS pada sampel yang jumlahnya lebih banyak, pada tahap ini sama pula dengan yang dilakukan uji coba skala kecil hanya saja pada jumlah sampel yang berbeda. Sampel yang digunakan pada uji coba skala besar adalah kelas VII B dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak. Uji coba skala besar ini bertujuan untuk menguji kelayakan LKS final yang dapat diterapkan pada kelas penerapan melalui angket tanggapan siswa. Berdasarkan Tabel 4.11, angket tanggapan siswa terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat diketahui bahwa hasil angket tanggapan uji coba skala besar mengalami peningkatan sebesar 9,54% dibandingkan hasil uji coba skala kecil. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket tanggapan uji coba skala besar menunjukan persentase rata-rata sebesar 85,69%. Penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada kelas penerapan mengambil sampel dari kelas VII A sebanyak 30 siswa. Hasil tanggapan siswa terhadap LKS dapat dilihat pada Tabel 4.11, mengalami peningkatan sebesar 2,39% dari uji skala besar diperoleh rerata skor persentase sebesar 88,02% dengan kriteria sangat baik. Hal ini sesuai dengan temuan Mirrota dkk (2014) dengan respon ketertarikan siswa terhadap LKS sebesar 100% karena kegiatan LKS melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan konsep dan bekerja dengan kelompok.
Respon positif siswa diperoleh dari tanggapan siswa terhadap
penggunaan LKS sebagai bahan ajar kreatif yang menyenangkan dengan persentase sebesar 87,93%. Respon ini menunjukan ketertarikan dan tingginya minat siswa dalam menguasai konsep energi dengan LKS. Prastowo (2012) berpendapat bahwa keberadaan LKS yang kreatif dan inovatif menjadi motivasi siswa
karena
dapat
menciptakan
proses
pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan. Angket tanggapan guru terhadap penggunaan LKS diberikan pada dua guru IPA. Hasil tanggapan guru dapat dilihat pada Tabel 4.12, diperoleh rata-rata persentase total sebesar 92,5% dengan kriteria sangat baik. Tanggapan guru terhadap penggunaan LKS diperoleh bahwa LKS yang digunakan menarik dan
71
layak diterapkan dalam pembelajaran. Hasil pengembangan LKS ini mendapat respon positif dengan pemberian skor maksimum, yaitu 4, pada pernyataan kegiatan dan penugasan dalam LKS berbasis multiple intelligences dapat membantu siswa memahami materi melalui kegiatan yang menyenangkan, variatif dan berpusat pada siswa. Sesuai dengan penelitian Arafah dkk (2012), dari hasil angket tanggapan guru menyatakan bahwa LKS dikembangkan dengan sistematika dan tujuan yang jelas guna mempermudah siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk memahami materi animalia melalui gambar dan bahasa penyampai pesan yang efektif. Selanjutnya, saran dari guru IPA 1, yaitu menambahkan percobaan ketapel untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial benda pada LKS 1. Secara keseluruhan, LKS IPA berbasis multiple intelligences dinyatakan layak untuk diimplementasikan dalam pembelajaran IPA kelas VII berdasarkan penilaian pakar serta angket tanggapan siswa dan guru. Hal ini sesuai dengan temuan Septiani (2013) yang juga mengembangkan LKS berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan dengan aspek kelayakan isi memperoleh skor 96,87% dan kelayakan media 89,56%. 4.2.3 Keefektifan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Efektivitas pengembangan LKS ini diharapkan dapat berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar kemampuan berpikir kreatif serta hasil observasi sikap kreatif dan aktivitas motorik siswa. LKS IPA berbasis multiple intelligences berperan sebagai salah satu bahan ajar yang berbasis pada kecedasan majemuk siswa guna membantu belajar siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam penguasaan konsep IPA. Kegiatan pembelajaran dikembangkan untuk melatih perkembangan kreativitas melalui kegiatan proyek, diskusi, pertanyaan dan penugasan kreatif. Pertanyaan dan penugasan LKS ini didasari dengan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa, seperti menjelaskan perubahan energi pada kincir angin pada LKS 1 (kemampuan berpikir lancar), menjabarkan penyakit kekurangan gizi pada LKS 2 (berpikir luwes), membuat skema sistem pencernaan makanan pada LKS 3
72
(kemampuan berpikir orisinal), dan memerinci penjelasan pembentukan enrgi pada sistem pencernaan makanan pada LKS 3 (kemampuan elaborasi). Hal ini sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal dan berpikir elaborasi (Fauziah, 2011). Oleh karena itu, soal evaluasi dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dibuat berdasarkan keempat kecerdasan tersebut. Tes ini berbentuk uraian dan diberikan kepada siswa pada pertemuan pertama melalui kegiatan pretest dan pertemuan keenam melalui kegiatan posttest. Soal pretest dan posttest diambil dari hasil analisis butir soal dari segi validitas, reabilitas, daya beda soal, dan tingkat kesukaran soal, yang sebelumnya diujicobakan dikelas VIII A. Berdasar analisis uji coba soal, dari 23 soal uraian diambil 11 soal terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi pembelajaran, terdiri dari 2 soal kemampuan berpikir lancar, 3 soal berpikir luwes, 3 soal berpikir orisinal dan 3 soal berpikir elaborasi. Soal pretest dan posttest memiliki substansi yang sama, hanya nomor urutnya saja yang dibuat acak. Selanjutnya, hasil penilaian tes dilakukan analisis uji N-gain untuk mengetahui peningkatan masing-masing indikator berpikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara hasil pretest dan posttest, yaitu perbedaan hasil tes siswa sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran dengan LKS. Peningkatan ini sejalan dengan penelitian Saprahayuningsih (2010) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran akan mampu meningkatkan kecerdasan dan kreativitas pabila siswa diberikan kesempatan untuk berpikir tidak hanya secara konvergen tetapi juga divergen, yakni dengan peningkatan indikator kemampuan berpikir kreatif. Hasil pretest kemampuan berpikir kreatif memperoleh nilai rata-rata sebesar 31,90 dengan tidak ada satu siswa pun yang tuntas. Hal ini dikarenakan siswa masih awam dengan materi yang diujikan, serta belum terbiasa mengerjakan soal uraian berpikir kreatif sehingga hasil belajarnya rendah. Setelah proses pembelajaran dengan LKS, hasil nilai posttest memperoleh nilai rata-rata 80,2. Hal ini berarti siswa telah memahami konsep IPA dan terbiasa mengerjakan soal berpikir kreatif. Berdasarkan analisis peningkatan skor rata-rata
73
pretest dan posttest yang dihitung dengan menggunakan rumus N-gain didapatkan nilai peningkatan rata-rata sebesar 0,71. Demikian, peningkatan skor rata-rata pretest dan posttest berada pada kategori tinggi, dimana nilai untuk kategori tinggi yaitu g≥0,7. Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA juga sangat mempengaruhi ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal hasil belajar pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.13. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa pada kelas penerapan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas penerapan telah mencapai ketuntasan belajar klasikal minimal. Hal ini sesuai yang diungkapkan Mulyasa (2007) yaitu persentase kelulusan peserta didik secara klasikal yaitu ≥ 85% dari jumlah keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada setiap indikatornya dapat dilihat melalui Tabel 4.14. Kemampuan berpikir lancar dapat diamati pada soal pretest nomor 1a dan 6. Siswa diharapkan dapat menjawab dengan tepat sumber energi pada kincir angin (1a) dan memilih dengan benar zat yang mengandung karbohidrat (6). Indikator ini mengalami peningkatan kategori tinggi dengan skor rata-rata pada uji gain sebesar 0,77. Kemampuan berpikir luwes dapat diamati pada soal pretest nomor 1b, 8 dan 10. Siswa diharapkan dapat memerikan jawaban yang bervariasi tentang sumber energi (1b), memberikan kesimpulan pada suatu kasus (8), dan memberikan interprestasi pada gambar penyakit gizi (10). Indikator ini mengalami peningkatan kategori sedang dengan skor rata-rata pada uji gain sebesar 0,70. Kemampuan berpikir orisinal dapat diamati pada soal pretest nomor 4,7 dan 9. Siswa diharapkan dapat menjawab dengan pemikiranya sendiri tentang uji protein (4), merancang dengan kreatif uji karbohirat (7) dan membuat skema sederhana sistem pencernaan makanan dengan kreatif (6). Indikator ini mengalami peningkatan kategori tinggi dengan skor rata-rata pada uji gain sebesar 0,75. Kemampuan berpikir elaborasi dapat diamati pada soal pretest nomor 2,3 dan 5. Siswa diharapkan dapat memperluas gagasan tentang energi potensial pada ketapel (2), menyelesaikan masalah energi dengan langkah-langkah terperinci (3)
74
dan mencari arti lebih dalam tentang pencernaan mekanis dan kimiawi (5). Indikator ini mengalami peningkatan kategori sedang dengan skor rata-rata pada uji gain sebesar 0,63. Secara keseluruhan, kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dilihat dari hasil pretest dan postest dengan memperoleh skor rata-rata uji gain sebesar 0,71 dengan kategori tinggi selama empat kali pertemuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2009) tentang peningkatan hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif di SMA Negeri 5 Semarang yang dilakukan selama empat kali pertemuan. Menurut Munandar (2009), perilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (kognitif), tetapi juga sikap kreatif (afektif) yang dioperasionalisasi dalam dimensi, terdiri atas (1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2) kelenturan dalam berpikir; (3) kebebasan dalam ungkapan diri; (4) menghargai fantasi; (5) minat terhadap kegiatan kreatif; (6) kepercayaan terhadap gagasan sendiri; dan (7) kemandirian dalam memberi pertimbangan. Oleh karena itu, pengukuran sikap kreatif siswa dilakukan pada setiap pertemuan melalui lembar observasi oleh dua observer selama proses pembelajaran IPA di kelas penerapan. Aspek sikap kreatif yang diamati antara lain (1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2) kebebasan dalam ungkapan diri; (3) menghargai fantasi; (4) minat terhadap kegiatan kreatif; dan (5) kepercayaan terhadap gagasan sendiri. Analisis sikap kreatif diperoleh berdasarkan hasil observasi sikap kreatif siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences
dalam penelitian ini dapat meningkatkan
sikap kreatif siswa. Terbukti dari hasil observasi sikap kreatif siswa pada setiap pertemuan. Sikap kreatif siswa pada pertemuan 1 lebih rendah dibandingkan dengan pertemuan berikutnya. Hal ini dikarenakan pada pertemuan 1, siswa masih melakukan penyesuaian terhadap kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam LKS. Siswa masih terlihat ragu-ragu dan malu dalam menyampaikan pendapat atau bertanya pada guru pada pertemuan 1. Meskipun demikian, keterbukaan dan minat terhadap kegiatan kreatif serta penghargaan terhadap fantasi siswa tinggi terhadap kegiatan pembelajaran. Indikator penilaian ini memperoleh rata-rata skor
75
>62% dengan kriteria kreatif dan sangat kreatif. Hal ini berarti antusias siswa tinggi terhadap pengalaman yang baru untuk menghasilkan karya kreatif. Pada pertemuan berikutnya, sikap kreatif siswa dari semua aspek mengalami peningkatan. Peningkatan sikap ini sesuai dengan penelitian Safitri dkk (2013) tentang adanya pengaruh positif pada kelas eksperimen dengan pendekatan multiple intelligences melalui pembelajaran langsung terhadap sikap dan hasil belajar kimia. Hasil belajar kemampuan berpikir kreatif siswa dipengaruhi oleh aktivitas motorik siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan faktor pendukung dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Arafah dkk, 2012). Sesuai dengan amanah kurikulum 2013, bahwa pembelajaran diselenggarakan secara student center yang melibatkan siswa secara penuh dalam penemuan konsep. Menurut Nuriadin dan Perbowo (2013) kemampuan berpikir kreatif dapat digali melalui aktivitas yang memberikan kebebasan siswa untuk melakukan pendekatan ide dan permasalahan dengan caranya sendiri. Aktivitas motorik ini diukur pada setiap pertemuan pembelajaran melalui lembar observasi oleh observer. Observer melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari persiapan sampai pelaporan hasil belajar. Aspek yang dinilai terdiri atas persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS, ketepatan melakukan kerja ilmiah sesuai cara kerja LKS, ketepatan dalam menyelesaikan tugas dan komunikasi ilmiah. Analisis aktivitas motorik siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi aktivitas motorik siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari rerata dua observer, dapat diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Terbukti dari hasil analisis bahwa setiap pertemuan mengalami peningkatan. Aspek komunikasi ilmiah memiliki skor terendah pada setiap pertemuan dibandingkan rerata skor ketiga aspek lain. Siswa lebih percaya diri mengkomunikasikan hasil lewat tulisan dibandingkan secara lisan. Hal ini dikarenakan siswa masih malu-malu dan belum
76
terbiasa dalam mengemukakan pendapat di muka umum. Rasa percaya diri siswa masih perlu dipupuk dengan motivasi guru dan strategi pembelajaran yang kreatif. Meskipun demikian, setiap persentase aspek komunikasi ilmiah mengalami peningkatan. Pada pertemuan keempat, aspek ini meraih rerata skor sebesar 85,42% dengan kriteria sangat aktif. Jika dibandingkan pertemuan pertama, aspek komunikasi ilmiah mengalami peningkatan sebesar 14,59%. Hal ini menandakan adanya respon positif siswa dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan melalui diskusi maupun tugas kreatif dengan mengembangkan kecerdasan interpersonal. Aspek persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS mengalami penurunan sebesar 5,83% pada pertemuan kedua, yaitu dalam kegiatan eksperimen uji makanan. Hal ini dikarenakan ada satu kelompok yang membawa alat dan bahan yang kurang lengkap. Namun, pada pertemuan berikutnya mengalami peningkatan yang signifikan terutama pada pertemuan keempat. Pada pertemuan keempat semua siswa membawa perlengkapan untuk presentasi kreatif sesuai rancangan. Sementara itu, pada pertemuan keempat aspek ketepatan menyelesaikan tugas juga mengalami penurunan sebesar 11,63% jika dibandingkan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat siswa melakukan kegiatan presentasi kreatif. Penurunan ini dikarenakan setiap kelompok memerlukan persiapan lebih lama untuk tampil sehingga melebihi alokasi waktu pembelajaran. Aspek ketepatan melakukan kerja ilmiah senantiasa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, sehingga pada pertemuan keempat meraih skor maksimal. Secara keseluruhan, pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat dikatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Karsli dan Sahin (2009) tentang pengembangan berbasis multiple intelligences yang efektif digunakan dalam pembelajaran materi daya larut di laboaratorium. Saprahayuningsih (2010) menyatakan bahwa kreativitas dan kecerdasan secara berkombinasi menentukan prestasi belajar siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi LKS ini adalah manajemen waktu dan manajemen kelas yang baik agar dapat terlaksana kegiatan pembelajaran yang lancar dan menyenangkan.
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences ini meliputi: a. Kegiatan pembelajaran pada LKS disusun berdasar kecerdasan dominan siswa. b. Adanya stimulus untuk mengajak siswa mengenali kecerdasan yang dimilikinya. c. Pengembangan kecerdasan eksistensial-spiritual melalui artikel ilmiah dan pertanyaan kreatif dengan kegiatan pemahaman nilai kehidupan. d. Pengembangan kecerdasan interpersonal melalui proyek kerja kelompok. e. Pengembangan kecerdasan logis-matematis melalui kegiatan analisis hasil dan kesimpulan percobaan serta pemecahan masalah kreatif. f. Pengembangan kecerdasan visual-spasial melalui kegiatan pengamatan dan fotografi. g. Pengembangan kecerdasan jasmaniah-kinestetik melalui kegiatan proyek kreatif. h. Adanya penugasan untuk menyikapi masalah sains dengan karya kreatif sesuai kecerdasan yang dimiliki. 2. LKS IPA berbasis multiple intelligences tema energi dan kesehatan yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian pakar penyajian, isi dan bahasa dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar IPA kelas VII pada proses pembelajaran dengan skor rata-rata komponen penyajian sebesar 3,67, komponen isi sebesar 3,70 dan komponen bahasa sebesar 3,89. 3. LKS IPA berbasis multiple intelligences tema energi dan kesehatan yang telah dikembangkan efektif untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA kelas VII dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
77
78
IPA dengan skor rata-rata N-gain sebesar 0,71 pada kriteria tinggi dan ketuntasan secara klasikal sebesar 90% serta rata-rata persentase hasil observasi sikap kreatif siswa memperoleh skor ≥ 62% pada setiap pertemuan.
5.2
Saran Berdasarkan simpulan di atas, disarankan:
1. Sebelum penyusunan LKS, perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen tes identifikasi kecerdasan majemuk. 2. Karakteristik multiple intelligences dapat digali melalui pemilihan model pembelajaran, visualisasi dan penugasan. Sebaiknya penyusunan kegiatan LKS mencerminkan karakteristik kecerdasan yang dikembangkan. 3. LKS berbasis multiple intelligences dapat digunakan sebagai bahan ajar pendamping dalam pembelajaran IPA di SMP. 4. LKS yang telah dikembangkan dapat diijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan LKS pada tema lain dengan berbasis pada kecerdasan majemuk siswa.
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, T. 2005. Setiap Anak Cerdas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Arafah, S. F., B. Priyono, & S. Ridlo. 2012. Pengembangan LKS Berbasis Berpikir Kritis Pada Materi Animalia. Unnes Journal of Biology Education, 1(1): 75-81. Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. & C. S. A. Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ayriza, Y. 2011. Cara Menstimulasi Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran. Forum Ilmu Sosial, 38(1): 63-72. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Tahap I Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Bas, G. & O. Beyhan. 2010. Effects Of Multiple Intelligences Supported Project Based Learning On Student‟s Achievement Levels And Attitude Toward English Lesson. International Elementary Journal of Elementary Education, 1(3):1-22. Chatib, M. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung : Kaifa Learning. ___________. 2013. Gurunya Manusia. Bandung : Kaifa Learning. Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. ________. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Fauziah, Y. N. 2011. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Edisi Khusus, 1(1): 98-106. Hake, R. 1999. Analiyzing Change/Gain Scores. American Educational Research Education, 1-4. Karsli & Sahin. 2009. Devoloping Worksheet Based On Science Of Process Skill Factor Effecting Solubility. Asia-Pacific Forum on Science Learning Tearching, 10 (1): 1-12.
79
80
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/Mts Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu. Mirrota, D. D., Winarsih & S. N. Hidayati. 2014. Pengembangan LKS Pada Pokok Bhasan Pengelolaan Lingkungan (Pupuk Organik Cair) Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Sains EPensa, 2(2): 412-417. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Nuriadin, I. & K. S. Perbowo. 2013. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMP Negeri 3 Larungung Kuningan Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika STIKIP Siliwangi Bandung, 2(1): 65-74. Parmin & Sudarmin. 2013. IPA Terpadu. Semarang: CV Swadaya Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Purnamaningrum, A., S.D. Dwiastuti, R.M. Probasari & Noviawati. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Learning pada pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3): 39-51. Purwanti, H. A. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 5 Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Fisika. Rizal, M. & Wasis. 2012. Pengembangan LKS Fisika Berbasis Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) pada Materi Alat Optik Kelas VIII SMP Negeri 1 Madiun. E-journal inovasi pendidikan fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya. 1 (1): 120-127. Rohaeti, Eli, E. W. LFX dan R. T. Padmaningrum. 2009. Pengembangan LKS Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan, 10 (1): 1-11. Saefudin, A. A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal Al-Bidayah, 1(1): 37-48.
81
Safitri, I, H. Bancong & H. Husain. 2013. Pengaruh Pendekatan Multiple Intelligences Melalui Model Pembelajaran Langsung Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Di SMA Negeri Tellu Limpoe. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2): 156-160. Saprahayuningsih, S. 2010. Peningkatan Kecerdasan Dan Kreativitas Siswa. Jurnal Kependidikan Dasar,1(1) : 1-6. Septiani, D. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Di Smp Negeri 1 Pengadegan Purbalingga. Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Shanahan, MC. 2009. Creative Activities And Their Influence on Identification In Science: Three Studies. Journal of Elementary Science Education, 21(23): 1-12 Sudijono, A. 2005. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susilowati. 2013. Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP dalam Kurikulum 2013. PPM Diklat Pengembangan Student Worksheet Integrated Science Bagi Guru SMP/MTS di Kabupaten Sleman pada tanggal 24 Agustus 2013. Utami, D. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Multiple Intelligences Untuk MA Kelas X Semester II Di Pondok Pesantren. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Wilujeng, I. 2011. Membumikan IPA Terpadu (Apa, Mengapa, Bagaimana IPA Terpadu). Materi Disampaikan Dalam Rangka Stadium General Program Studi Pendidikan IPA Tanggal 19 Mei 2011 di Universitas Negeri Semarang. Yaumi, M. 2013. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
82
82
83
Lampiran 1: Instrumen Identifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa TES IDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK SISWA Nama
:
Kelas
:
No. Absen
:
Petunjuk Pengisian : a. Bacalah do’a sebelum mengerjakan soal. b. Isilah identitas diri pada kotak yang telah disediakan. c. Isilah setiap pernyataan dengan kejujuran. d. Berilah penilaian setiap pernyataan berikut ini dengan ketentuaan skor berikut ini. Skor 1 jika pernyataan tidak sesuai dengan gambaran diri anda. Skor 2 jika pernyataan sesuai dengan gmbaran diri anda. Skor 3 jika pernyataan sangat sesuai dengan gambaran diri anda. A. Saya Adalah Kecerdasan Linguistik-Verbal 1. (
) saya senang menulis cerita atau berita.
2. (
) saya senang berbicara dan menyampaikan cerita lucu.
3. (
) saya mempunyai memori yang baik untuk nama, tempat, tanggal atau hal-
hal sepele. 4. (
) saya senang bermain kata.
5. (
) saya senang membaca buku.
6. (
) saya mampu mengucapkan kata-kata sulit secara akurat.
7. (
) saya senang dengan membuat dan mendengarkan sajak-sajak.
8. (
) saya senang mendengarkan kata-kata lisan (cerita, komentar dalam radio
dan buku-buku audio). 9. ( 10. (
) saya memiliki kosakata yang lebih baik daripada teman saya. ) saya mampu berkomunikasi dengan orang lain secara lisan dengan baik.
84
B. Saya Adalah Kecerdasan Visual-Spasial 1.
(
2.
(
) saya senang menggambar benda-benda di sekitar. ) saya lebih pandai membaca peta, diagram, tabel atau grafik daripada
membaca teks. 3.
(
) saya sering berimajinasi, berpikir secara mendalam dan merenung.
4.
(
) saya senang dengan kegiatan kesenian.
5.
(
) saya dapat menggambar lebih baik daripada teman saya.
6.
(
) saya senang menonton film, video atau preentasi visual.
7.
(
) saya senang bermain teka-teki bergambar.
8.
(
) saya senang mengonstruksi gambar-gambar tiga dimensi.
9.
(
) saya mudah belajar dengan membaca gambar.
10. (
) saya suka menggambar atau melukis sambil merenung.
C. Saya Adalah Kecerdasan Musikal-Berirama 1. (
) saya mudah mengenal bunyi atau suara musik yang tidak sesuai dengan
irama atau tangga nada. 2. (
) saya mudah mengingat melodi dan lagu-lagu.
3. (
) saya memiliki suara yang merdu.
4. (
) saya senang bermain musik dan bernyanyi (solo atau kelompok paduan
suara). 5. (
) saya senang menggunakan irama dalam berbicara dan bergerak.
6. (
) saya senang bersenandung sendiri tanpa disadari.
7. (
) saya memukul meja atau bangku sambil berirama walaupun sedang belajar
atau bekerja. 8. (
) saya senang dengan suara-suara alam seperti bunyi hujan, air terjun dan
ombak. 9. (
) saya mudah belajar ketika mendengarkan atau diperdengarkan musik dan
irama-irama lagu. 10. ( ) saya sering mengulang-ulang lagu yang telah dipelajari didalam ataupun diluar kelas.
85
D. Saya Adalah Kecerdasan Interpersonal 1. (
) saya senang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan orang lain.
2. (
) saya secara alamiah memiliki aura untuk menjadi pemimpin.
3. (
) saya sering didatangi orang lain untuk memberi nasehat dan bimbingan.
4. (
) saya suka berorganisasi dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
5. (
) saya senang mengajar orang lain.
6. (
) saya lebih senang permainan berkelompok daripada permainan tunggal.
7. (
) saya mempunyai sekurang-kurangnya mempunyai dua sahabat dekat.
8. (
) ketika saya menghadapi masalah, saya cenderung untuk mencari orang
lain untuk meminta pertolongan daripada memecahkan masalah sendiri. 9. (
) saya memiliki empati dan kepedulian kepada orang lain serta senang
terlibat dengan kegiatan sosial. 10. (
) saya lebih senang menghabiskan waktu luang di tempat yang ramai
daripada sendirian di rumah. E. Saya Adalah Kecerdasan Intrapersonal 1. (
) saya memiliki sikap mandiri dan keinginan yang kuat.
2. (
) saya sangat mengenal kelebihan dan kelemahan diri saya.
3. (
) saya lebih suka mengerjakan sesuatu dengan baik ketika sendirian.
4. (
) saya pandai mengatur diri sendiri.
5. (
) saya lebih senang bekerja sendiri daripada bekerjasama dengan orang
lain. 6. (
) saya mengungkapkan perasaan diri dengan baik.
7. (
) saya mampu mengambil pelajaran dan keberhasilan dan kegagalan dalam
hidup. 8. (
) saya lebih suka merenung dan menyendiri.
9. (
) saya mudah belajar di tempat yang tenang.
10.
(
) saya selalu ingin tahu tujuan yang akan dicapai sebelum memutuskan
suatu pekerjaan. F. Saya Adalah Kecerdasan Naturalistik 1. (
) saya senang dengan kegiatan hiking, pergi ke kebun binatang dan
berkemah.
86
2. (
) saya senang memilihara dan bersahabat dengan binatang.
3. (
) saya senang mendaur ulang dan mengolah sesuatu.
4. (
) saya senang belajar biologi, ilmu tumbuh-tumbuhan dan ilmu hewan.
5. (
) saya senang menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan di rumah.
6. (
) saya senang bekerja atau bermain di kebun atau sawah.
7. (
) saya lebih cepat menangkap informasi tentang binatang, tumbuh-
tumbuhan atau keadaaan alam. 8. (
) saya suka membaca dan mendengar berita tentang masalah lingkungan.
9. (
) saya meyakini bahwa melestarikan alam sangat penting dilakukan.
10.
(
) saya senang terlibat dalam kegiatan penyelamatan lingkungan.
G. Saya Adalah Kecerdasan Jasmiah-Kinestetik 1. (
) saya memiliki kemampuan yang baik dibidang olahraga.
2. (
) saya pandai menirukan sikap dan perilaku orang lain.
3. (
) saya adalah tipe orang yang tidak suka diam berlama-lama tanpa
aktivitas. 4. (
) saya senang menunjukan keterampilan tentang kerajinan tangan.
5. (
) saya senang bermain dengan bongkar-pasang sesuatu.
6. (
) ketika melihat sesuatu, saya sering langsung menyentuh dan
memegangnya. 7. (
) saya senang berlari-lari, melompat-lompat, bergulat atau kegiatan
sejenisnya. 8. (
) saya suka mempraktikan keterampilan baru yang saya dapatkan dari
membaca ataupun televisi. 9. (
) saya seringkali menggunakan waktu luang diluar rumah.
10. (
) saya lebih suka bekerja dengan kedua tangan saya dalam melakukan
pekerjaan daripada dengan pikiran atau otak. H. Saya Adalah Kecerdasan Logis-Matematis 1. (
) saya senang bekerja dan bermain dengan angka-angka.
2. (
) saya sangat senang dengan pelajaran matematika.
3. (
) saya senang belajar dengan melakukan percobaan atau praktikum.
4. (
) saya senang bermain atur, teka-teki silang atau permainan strategi linya.
87
5. (
) saya senang pelajaran IPA.
6. (
) saya sering menyimpan sesuatu dengan rapi dan teratur.
7. (
) saya adalah tipe orang yang tidak berhenti mengerjakan latihan sebelum
semua pertanyaan terjawab. 8. (
) saya pandai berhitung degan cepat walaupun hanya di kepala.
9. (
) saya senang mengajukan pertanyaan tentang peristiwa yang tejadi atau
dilakukan. 10. (
) saya pandai dalam menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah.
I. Saya Adalah Kecerdasa Eksistensial-Spiritual 1. (
) saya senang bertanya atau berdiskusi tentang masalah-masalah
kehidupan. 2. (
) saya tekun menjalankan perintah agama.
3. (
) saya senang bertanya dan membicarakan tentang hal-hal yang gaib.
4. (
) saya senang berdzikir, relaksasi dan meditasi.
5. (
) saya senang mengunjungi tempat-tempat yang menggugah perasaan.
6. (
) saya senang mengambil hikmah dari hasil bacaan atau pekerjaan.
7. (
) saya senang belajar sejarah.
8. (
) saya senang dengan hasil karya seni dan memikirkan bagaimana cara
membuatnya. 9. (
) saya mudah mempelajari sesuatu ketika memahami nilai yang terkandung
didalamnya. 10. (
) saya senang belajar tentang pengetahuan dari peristiwa alam yang
dikaitkan dengan ilmu agama.
Selamat Mengerjakan
88
HASIL TES IDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK SISWA
NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
KM-1 KM-2 KM-3 KM-4 KM-5 KM-6 KM-7 KM-8 KM-9 KM-10 KM-11 KM-12 KM-13 KM-14 KM-15 KM-16 KM-17 KM-18 KM-19 KM-20 KM-21 KM-22 KM-23 KM-24 KM-25 KM-26 KM-27 KM-28 KM-29 KM-30 KM-31 KM-32 KM-33 KM-34 KM-35 KM-36 KM-37 KM-38 KM-39 KM-40 KM-41 KM-42 KM-43 KM-44
L-V
IA
√
M-B √ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√
√ √
KECERDASAN V-S IE √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√
√ √
√ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
N √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
J-S √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
E-S √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
L-M
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
89
KM-45 KM-46 KM-47 KM-48 KM-49 KM-50 KM-51 KM-52 KM-53 KM-54 KM-55 KM-56 KM-57 KM-58 Jumlah Presentase Keterangan
√
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
17 29% Tidak
√ 18 31% Tidak
√ √ 20 34% Tidak
√ √ √ √ √ √ √ 41 71% Ya
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ 46 79% Ya
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 45 76% Ya
√ √ √ √
√ √
√
√
49 84% Tidak
27 47% Ya
33 57% Ya
Keterangan: L-V = Linguistik-Verbal IA = Intrapersonal V-S = Visual-Spasial M-B = Musikal-Berirama IE = Interpersonal N = Naturalistik J-S= Jasmaniah-Kinestetik L-M = Logis-Matematis E-S = Eksistensial-Spiritual Jika “Ya”, artinya kecerdasan tersebut digunakan sebagai dasar orientasi pengembangan LKS yang telah dianalisis sesuai kebutuhan tema pembelajaran. Jika “Tidak”, artinya kecerdasan tersebut tidak digunakan sebagai dasar orientasi pengembangan LKS.
90
Lampiran 2: Validasi Tahap 1 INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
Nama
: ..........................................................
NIP
: ..........................................................
Asal Instansi
: ..........................................................
Petunjuk Pengisian: 1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang disediakan. 2. Mohon Bapak/Ibu memberi tanda check (√) pada kolom skor yang sesuai. 3. Mohon Bapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan. 4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences ini. No
Aspek Penilaian
I
Komponen Kelayakan Isi 1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 2 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD 3 Kegiatan pembelajaran berbasis multiple Intelligences Komponen Penyajian 1 Judul 2 Peta materi 3 Tujuan pembelajaran 4 Petunjuk belajar 5 Integerasi lima kecerdasan 6 Pertanyaan dan penugasan berbasis multiple Intelligences 7 Daftar pustaka Komponen Kegrafikan 1 Kulit LKS 2 Keterbacaan 3 Kualitas LKS 4 Kekuatan fisik LKS
II
III
Jawaban Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Catatan
91
Catatan tambahan (Bila diperlukan) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ........................................................................ Keterangan: LKS dikatakan lolos penilaian Tahap I apabila semua butir dalam instrumen penilaian mendapat “nilai” atau respon positif (Ya/ada). LKS yang telah lolos seleksi Tahap I dinilai kembali pada penilaian Tahap II.
Semarang,
2014 Pakar
................................................
92
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. CAKUPAN MATERI Butir 1
Kompetensi Inti (KI) tercantum secara implisit
Deskripsi Kompetensi inti tidak ditulis secara eksplisit sebagai judul bab, sub judul dalam bab Butir 2
Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara implisit
Deskripsi Kompetensi Dasar tidak ditulis secara eksplisit sebagai judul sub bab Butir 3
Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh KI dan KD Butir 4
Keterpaduan materi
Deskripsi Materi yang disajikan harus ada keterkaitan (keterpaduan) antara Fisika dan Biologi
B. KOMPONEN PENYAJIAN Butir 1
Judul pada setiap kegiatan LKS Terdapat judul LKS setiap awal kegiatan pembelajaran
Butir 2
Peta konsep
Deskripsi Peta Konsep yang berisi konsep-konsep inti yang akan diberikan pada setiap kegiatan LKS Butir 3
Tujuan setiap bab
Deskripsi Uraian singkat yang memuat target yang ingin dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran Butir 4
Petunjuk Belajar Terdapat petunjuk penggunaan LKS untuk belajar, baik bagi siswa dan guru
93
Butir 5
Integrasi lima kecerdasan Kegiatan pembelajaran yang disajikan mengintegerasikan lima kecerdasan yang dikembangkan (logis-matematis, visual-spasial, jasmaniah-kinetetik, interpersonal dan eksistensial-spiritual)
Butir 6
Pertanyaan dan penugasan
Deskripsi Pertanyaan dan penugasan terdapat pada akhir kegiatan Butir 7
Daftar pustaka
Deskripsi Daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara
alfabetis),
tahun
terbitan,
judul,
buku/majalah/makalah/artikel, tempat, dan nama penerbit, nama dan lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs)
C. KOMPONEN KEGRAFIKAAN Butir 1
Kulit LKS
Deskripsi Desain pada bagian kulit depan, belakang dan punggung, secara visual ditampilkan secara jelas, kontras, menarik yang ditentukan oleh pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna dan tata letak yang sesuai Butir 2
Keterbacaan
Deskripsi
a. Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang ditentukan oleh jenis dan besar huruf serta format kolom teks. Jenis dan besar huruf disesuaikan dengan isi materi LKS serta tingkat pendidikan peserta didik. b. Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi LKS yang dapat memperjelas informasi yang disampaikan baik melalui bentuk maupun warna yang sesuai. Format LKS ditentukan berdasarkan tingkat keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi aspek
94
efektivitas dan efisiensi. Butir 3
Kualitas Cetakan
Deskripsi
a. Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu peserta didik dalam mempelajari,
memahami,
dan
menyerap
informasi
yang
disampaikan melalui media tercetak. b. Kerataan cetak merupakan konsistensi mutu cetakan secara keseluruhan isi LKS. c. Kualitas warna cetak mampu memberikan gambaran nyata secara visual dari ilustrasi yang ditampilkan sehingga membantu peserta didik dalam memahami objek aslinya. Butir 4
Kekuatan Fisik LKS
Deskripsi Berfungsi sebagai pelindung isi LKS dan alat promosi. Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan kualitas bahan yang sesuai fungsinya (berat antara 210- 260 gram/m2). a. Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai media penyampai informasi tercetak yang bertahan untuk digunakan minimal 5 tahun (jenis dan berat kertas HVS, 80 gr/m2) b. Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan memiliki kekuatan untuk digunakan minimal 5 tahun
95
REKAPITULASI PENILAIAN TAHAP I LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES No I
II
III
Aspek Penilaian Komponen Kelayakan Isi 1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 2 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD 3 Kegiatan pembelajaran berbasis multiple Intelligences Sub Total Komponen Penyajian 1 Judul 2 Peta materi 3 Tujuan pembelajaran 4 Petunjuk belajar 5 Integerasi lima kecerdasan 6 Pertanyaan dan penugasan berbasis multiple Intelligences 7 Daftar pustaka Sub Total Komponen Kegrafikan 1 Kulit LKS 2 Keterbacaan 3 Kualitas LKS 4 Kekuatan fisik LKS
Pakar 1 1
Skor Pakar II 1
Pakar III 1
1
1
1
1
1
1
3 Pakar I 1 1 1 1 1 1
3 Pakar II 1 1 1 1 1 1
3 Pakar III 1 1 1 1 1 1
1 7 Pakar I 1 1 1 1
1 7 Pakar II 1 1 1 1
1 7 Pakar III 1 1 1 1
Sub Total
4
Total Keseluruhan Rerata Presentase Kriteria
14
4
4
14 14 14 100% LOLOS TAHAP 1
96
97
Lampiran 3: Instrumen Validasi Isi
INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN ISI LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama
: ..........................................................
NIP
: ..........................................................
Asal Instansi : ..........................................................
Petunjuk Pengisian: 1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang disediakan. 2. Mohon Bapak/Ibu member tanda check (√) pada kolom 1,2,3, atau 4 yang ada pada kolom skor yang sesuai. 3. MohonBapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan. 4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences ini. No
Aspek Penilaian
1. 2.
Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD Kesesuaian isi LKS dengan tema pembelajaran Rujukan termassa (up to date) Mendorong siswa mencari informasi lebih jauh Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa Mengembangkan kecerdasan eksistensialspiritual Mengembangkan kecerdasan interpersonal Mengembangkan kecerdasan visual-spasial Mengembangkan kecerdasan logismatematis Mengembangkan kecerdasan jasmaniahkinestetik
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Skor Rerata 1 2 3 4 Skor
Catatan
98
Catatan tambahan (Bila diperlukan) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ........................................................................
Validasi LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences: f P= x 100% n Keterangan: P = Persentase kelayakan LKS IPA f = Frekuensi skor rata-rata aspek penilaian n = Jumlah skor maksimal aspek penilaian
Persentase
Kriteria
25%≤x<43 %
tidak baik, LKS IPA belum dapat digunakan dan masih memerlukan revisi 43%≤x< 62% kurang baik, LKS IPA dapat digunakan dengan banyak revisi 62%≤x< 81% baik, LKS IPA dapat digunakan dengan sedikit revisi 81%≤x< 100% sangat baik, LKS IPA dapat digunakan tanpa revisi
Semarang,
April 2014 Validator
………………………….. NIP
99
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN ISI Butir 1
Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
Deskripsi Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan yang diamanatkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Butir 2
Kesesuaian Isi LKS dengan Tema yang Dikembangkan
Deskripsi Kegiatan pembelajaran mencakup keterpaduan konsep IPA sesuai tema yang dikembangkan dalam LKS Butir 3
Rujukan Termassa (up to date)
Deskripsi Rujukan yang digunakan relevan, valid, dan mencerminkan ketermasaan (up to date )sesuai dengan perkembangan keilmuan. Butir 4
Mendorong Siswa untuk Mencari Informasi Lebih Jauh
Deskripsi Ilustrasi
(kasus
atau
fenomena), kegiatan
dan penugasan
mendorong siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber dengan
melibatkan
lima
kecerdasan
yang
dikembangkan
(kecerdasan logis-matematis, visual-spasial, jasmaniah-kinestetik, interpersonal dan eksistensial-spiritual). Butir 5
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Deskripsi Kegiatan
dan
penugasan
dikembangkan
untuk
mengasah
kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai potensi dan kecerdasan yang dimiliki. Butir 6
Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang disajikan dapat membuka wawasan siswa untuk memahami hakikat kehidupan dan memelihara nilai-nilai kehidupan serta membangkitkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang menciptakan beranekaragam mahluk hidup. Butir 7
Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang diberikan memotivasi siswa untuk berkomunikasi, berinteraksi,
100
berdiskusi dan bekerjasama dengan orang lain melalui kerja kelompok. Butir 8
Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang diberikan memotivasi siswa untuk menggali dan memanfaatkan pengetahuan dengan mengamati, memfoto dan membuat diagram secara kreatif. Butir 9
Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang diberikan memotivasi siswa untuk menemukan konsep melalui percobaan
sederhana,
menyelesaikan
menganalisis
masalah,
menemukan
dengan solusi
berpikir dan
logis,
membuat
kesimpulan dalam kerja ilmiah. Butir 10
Mengembangkan Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang diberikan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja ilmiah dalam menemukan konsep IPA.
101
RUBRIK PENSKORAN VALIDASI TAHAP II KELAYAKAN ISI 1. Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD No. Kriteria Skor Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang sangat 1. sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 4 yang disajikan. Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang sesuai 2. dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang 3 disajikan. Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang kurang 3. sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 2 yang disajikan. Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang tidak 4. sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 1 yang disajikan. 2. Kesesuaian Tema LKS dengan KI dan KD No. Kriteria Skor Materi yang disajikan dalam kegiatan LKS sangat sesuai dengan 1. 4 tema yang dikembangkan. Materi yang disajikan sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang 2. 3 disajikan. Materi yang disajikan cukup sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3. 2 yang disajikan. Materi yang disajikan tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 4. 1 yang disajikan. 3. Rujukan Termassa (up to date) No. Kriteria Skor Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan menarik, 1. serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi termasa (up to 4 date) Uraian, contoh dan latihan yang disajikan cukup relevan dan 2. menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi 3 termasa (up to date) Uraian, contoh dan latihan yang disajikan kurang relevan dan 3. menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi 2 termasa (up to date) Uraian, contoh dan latihan yang disajikan tidak relevan dan 4. menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi 1 termasa (up to date)
102
4. Mendorong Siswa untuk Mencari Informasi Lebih Jauh No. Kriteria Skor Materi yang disajikan sangat mendorong peserta didik untuk 1. 4 mencari informasi lebih jauh. Materi yang disajikan mendorong peserta didik untuk mencari 2. 3 informasi lebih jauh. Materi yang disajikan cukup mendorong peserta didik untuk 3. 2 mencari informasi lebih jauh. Materi yang disajikan tidak mendorong peserta didik untuk mencari 4. 1 informasi lebih jauh. 5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa No. Kriteria Skor Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS sangat 1. mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa 4 (keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi). Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 2. mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa 3 (keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi). Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS kurang 3. mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa 2 (keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi). Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS tidak 4. mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa 1 (keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi). 6. Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial-Spiritual No. Kriteria Skor Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 81%-100% 1. dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai 4 kehidupan Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 51%-80% 2. dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai 3 kehidupan Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 26%-50% 3. dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai 2 kehidupan Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 1%4. 25%dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai 1 kehidupan
103
7. Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal No. Kriteria Skor Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat memfasilitasi siswa 1. untuk berdiskusi, berpikir kreatif, menemukan dan memahami 4 konsep IPA melalui kerjasama dalam kelompok. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 3 aspek yang 2. 3 ditentukan. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 2 aspek yang 3. 2 ditentukan. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 1aspek yang 4. 1 ditentukan. 8. Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial No. Kriteria Skor Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan mengamati, menggambar, 1. 4 mendokumentasikan dan membuat diagram dalam pembelajaran. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 3 aspek yang 2. 3 ditentukan. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 2 aspek yang 3. 2 ditentukan. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 1 aspek yang 4. 1 ditentukan. 9. Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis No. Kriteria Skor Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan menemukan konsep secara 1. 4 logis, menganalisis percobaan, menanggapi permasalahan dan membuat kesimpulan dalam pembelajaran. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 3 aspek yang 2. 3 ditentukan. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 2 aspek yang 3. 2 ditentukan. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 1aspek yang 4. 1 ditentukan.
104
10. Mengembangkan Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik No. Kriteria Skor Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 81%-100% memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui 1. 4 proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja ilmiah Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 51%-80% memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui 2. 3 proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja ilmiah Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 26%-80% memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui 3. 2 proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja ilmiah Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 1%-50% memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui 4. 1 proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja ilmiah
105
Lampiran 4: Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Isi HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR KOMPONEN KELAYAKAN ISI
NO
BUTIR PENILAIAN
1
Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
2 3 4
Kesesuaian isi LKS dengan tema pembelajaran Rujukan termassa (up to date) Mendorong siswa mencari informasi lebih jauh
NILAI VALIDATOR VALIDATOR VALIDATOR I II III 3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
5
Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa
4
4
4
6
Mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual
4
4
4
7
Mengembangkan kecerdasan interpersonal
4
4
4
8
Mengembangkan kecerdasan visual-spasial
4
4
4
9
Mengembangkan kecerdasan logis-matematis
3
3
4
4
4
3
36 3,6 LAYAK
38 3,8 LAYAK 3,7
37 3,7 LAYAK
Mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik Total keseluruhan Rerata Skor Kriteria Rerata Skor Total Kriteria Presentase Kriteria Kelayakan 10
Keterangan: Validator I : Dr. Retno Sri Iswari, SU Validator II : Hendro Suryono, S.Pd Validator III : Suci Murni, S. Pd
LAYAK 92,5% Sangat Baik
106
107
108
Lampiran 5: Instrumen Validasi Bahasa
INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN KEBAHASAAN LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
Nama
: ..........................................................
NIP
: ..........................................................
Asal Instansi
: ..........................................................
Petunjuk Pengisian: 1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang disediakan. 2. Mohon Bapak/Ibu member tanda check (√) pada kolom 1,2,3, atau 4 yang ada pada kolom skor yang sesuai. 3. MohonBapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan. 4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences ini. No
Aspek Penilaian 1
1.
2.
3.
4. 5. 6.
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosialemosional siswa Kesesuaian ilustrasi dengan substansi lima kecerdasan yang dikembangkan Kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima kecerdasan yang dikembangkan Ketepatan struktur kalimat Keutuhan makna Konsistensi penggunaan istilah
Skor 2 3
4
Rerata Skor
Catatan
109
Catatan tambahan (Bila diperlukan) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Validasi LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences: f P= x 100% n Keterangan: P = Persentase kelayakan LKS IPA f = Frekuensi skor rata-rata aspek penilaian n = Jumlah skor maksimal aspek penilaian
Persentase
Kriteria
25%≤x<43 %
tidak baik, LKS IPA belum dapat digunakan dan masih memerlukan revisi 43%≤x< 62% kurang baik, LKS IPA dapat digunakan dengan banyak revisi 62%≤x< 81% baik, LKS IPA dapat digunakan dengan sedikit revisi 81%≤x< 100% sangat baik, LKS IPA dapat digunakan tanpa revisi
Semarang,
April 2014 Validator
………………………….. NIP
110
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN KEBAHASAAN
Butir 1
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional siswa
Deskripsi Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan emosi peserta didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep dari lingkungan sekitar. Butir 2
Kesesuaian ilustrasi dengan substansi lingkungan sekitar
Deskripsi Ilustrasi yang digunakan berorientasi pada lima kecerdasan yang dikembangkan
(kecerdasan
jasmaniah-kinestetik,
logis-matematis,
interpersonal
dan
visual-spasial,
eksistensial-spiritual)
dalam menjelaskan konsep dan materi pembelajaran dalam setiap kegiatan LKS. Butir 3
Kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima kecerdasan yang dikembangkan
Deskripsi Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa sehingga mendorong mempelajarinya baik secara individu maupun kelompok
yang
dikembangkan
berorientasi (kecerdasan
pada
lima
kecerdasan
logis-matematis,
yang
visual-spasial,
jasmaniah-kinestetik, interpersonal dan eksistensial-spiritual). Butir 4
Ketepatan struktur kalimat
Deskripsi Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan yang ingin disampaikan mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia Butir 5
Keutuhan Makna
Deskripsi Pesan atau materi yang disajikan harus mencerminkan kesatuan tema dalam setiap kegiatan pembelajaran LKS. Butir 6
Konsistensi Penggunaan istilah Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya harus konsisten.
111
RUBRIK PENSKORAN VALIDASI TAHAP II KELAYAKAN BAHASA 1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional peserta didik No. Kriteria Skor Materi yang disajikan sangat sesuai dengan tingkat 1. 4 perkembangan sosial-emosional peserta didik. Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan 2. 3 sosial-emosional peserta didik. Materi yang disajikan cukup sesuai dengan tingkat 3. 2 perkembangan sosial-emosional peserta didik. Materi yang disajikan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan 4. 1 sosial-emosional peserta didik. 2. Kesesuaian ilustrasi dengan lima kecerdasan yang dikembangkan No. Kriteria Skor Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan sesuai dengan materi 1. 4 yang disampaikan dan lima kecerdasan yang dikembangkan. Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan cukup sesuai dengan 2. materi yang disampaikan dan lima kecerdasan yang 3 dikembangkan. Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan kurang sesuai dengan 3. materi yang disampaikan dan lima kecerdasan yang 2 dikembangkan. Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan tidak sesuai dengan 4. materi yang disampaikan dan lima kecerdasan yang 1 dikembangkan. 3. Kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima kcerdasan yang dikembangkan No. Kriteria Skor Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa sehingga mendorong mempelajarinya baik secara individu 1. 4 maupun kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang dikembangkan Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa sehingga cukup mendorong mempelajarinya baik secara individu 2. 3 maupun kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang dikembangkan Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa tetapi kurang mendorong mempelajarinya baik secara individu maupun 3. 2 kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang dikembangkan
112
4.
Bahasa yang digunakan kurang membangkitkan rasa senang siswa sehingga tidak mendorong mempelajarinya baik secara individu maupun kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang dikembangkan
4. Ketepatan struktur kalimat No. Kriteria Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan yang disampaikan dan 1. mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. Kalimat yang dipakai tidak mewakili isi pesan yang disampaikan 2. dan mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan yang disampaikan dan 3. tidak mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. Kalimat yang dipakai tidak mewakili isi pesan yang disampaikan 4. dan tidak mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. 5. Keutuhan makna dalam tiap subbab/alinea No. Kriteria Penyampaian pesan antarbab, subbab, alinea atau kalimat 1. mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. 2. Bila dua aspek yang terpenuhi. 3. Bila satu aspek yang terpenuhi. Penyampaian pesan antarbab, subbab, alinea atau kalimat tidak 4. mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. 6. No. 1. 2. 3. 4.
Konsistensi penggunaan istilah Kriteria Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS sangat konsisten. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS cukup konsisten. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS kurang konsisten. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS tidak konsisten.
1
Skor 4 3 2
1
Skor 4 3 2 1
Skor 4 3 2 1
113
Lampiran 6: Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Bahasa HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR KOMPONEN KELAYAKAN BAHASA
NO
BUTIR PENILAIAN
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional siswa Kesesuaian ilustrasi dengan substansi lima 2 kecerdasan yang dikembangkan Kemampuan memotivasi siswa 3 dengan melibatkan lima kecerdasan yang dikembangkan Ketepatan struktur 4 kalimat 5 Keutuhan makna Konsistensi penggunaan 6 istilah Total keseluruhan Rerata Skor Kriteria Rerata Skor Total Kriteria BSNP Presentase Kriteria Kelayakan 1
NILAI VALIDATOR VALIDATOR VALIDATOR I II III 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
24 4 Layak
23 3,83 Layak 3,89 Layak 97, 25% Sangat Baik
23 3,83 Layak
Keterangan: Validator I : Stephani Diah P, M. Hum Validator II : Karti Indarmi, S.Pd Validator III : Bambang Sukamto, S. Pd
114
115
Lampiran 7: Instrumen Validasi Penyajian INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama
: ..........................................................
NIP
: ..........................................................
Asal Instansi : ..........................................................
Petunjuk Pengisian: 1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang disediakan. 2. Mohon Bapak/Ibu member tanda check (√) pada kolom 1,2,3, atau 4 yang ada pada kolom skor yang sesuai. 3. MohonBapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan. 4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences ini. No
Aspek Penilaian 1
1. 2.
3. 4. 5. 6.
Konsistensi sistematika penyajian LKS Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang dikembangkan Penyajian teks dan gambar disertai dengan rujukan Adanya variasi stimulus Penyajian penugasan secara kreatif Daftar pustaka
Skor 2 3
4
Rerata Skor
Catatan
116
Catatan tambahan (Bila diperlukan) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ................................................................................................................................... Validasi LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences: f P= x 100% n Keterangan: P = Persentase kelayakan LKS IPA f = Frekuensi skor rata-rata aspek penilaian n = jumlah skor maksimal aspek penilaian
Persentase
Kriteria
25%≤x<43 %
tidak baik, LKS IPA belum dapat digunakan dan masih memerlukan revisi 43%≤x< 62% kurang baik, LKS IPA dapat digunakan dengan banyak revisi 62%≤x< 81% baik, LKS IPA dapat digunakan dengan sedikit revisi 81%≤x< 100% sangat baik, LKS IPA dapat digunakan tanpa revisi
Semarang,
April 2014 Validator
……………………………… NIP
117
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN
Butir 1
Konsistensi sistematika sajian dalam bab
Deskripsi Sistematika sajian LKS dikembangkan secara lengkap, rintut dan konsisten. Butir 2
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan dengan lima kecerdasan yang dikembangkan
Deskripsi Ketepatan pemilihan kegiatan pembelajaran untuk menggali lima kecerdasan yang dikembangkan (kecerdasan logis-matematis, visual-spasial, jasmaniah-kinestetik, interpersonal dan eksistensialspiritual). Butir 3
Penyajian teks dan gambar disertai rujukan
Deskripsi Teks dan gambar yang diadaptasi dari sumber lain harus disertai dengan rujukan/sumber acuan Butir 4
Adanya variasi stimulus
Deskripsi Terdapat variasi stimulus yang memandu siswa untuk berpikir logis, melakukan kerja ilmiah, mengamati, mencari informasi dan berpikir kreatif. Butir 5
Penyajian penugasan secara kreatif
Deskripsi Penugasan siswa, baik individu dan kelompok disajikan untuk mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Butir 6
Daftar Pustaka
Deskripsi Daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan LKS tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang
disusun
secara
alfabetis),
tahun
terbitan,
judul,
LKS/majalah/makalah/artikel, tempat, dan nama penerbit, nama dan lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs)
118
RUBRIK PENSKORAN VALIDASI TAHAP II KELAYAKAN PENYAJIAN 1. Konsistensi sistematika LKS No. Kriteria Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas dan runtut, 1. memiliki pendahuluan, isi dan penutup. 2. Bila dua aspek yang terpenuhi. 3. Bila satu aspek yang terpenuhi. 4. Bila seuruh aspek tidak terpenuhi.
Skor 4 3 2 1
2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang dikembangkan No. Kriteria Skor Kegiatan LKS yang disajikan 81%-100% dapat meningkatkan 1. aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang 4 dikembangkan. Kegiatan LKS yang disajikan 51%-80% dapat meningkatkan 2. aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang 3 dikembangkan. Kegiatan LKS yang disajikan 26%-50% dapat meningkatkan 3. aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang 2 dikembangkan. Kegiatan LKS yang disajikan 1%-25% dapat meningkatkan 4. aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang 1 dikembangkan. 3. Penyajian teks dan gambar disertai dengan rujukan/sumber No. Kriteria Teks dan gambar disajikan dengan disertai dengan 1. rujukan/sumber lima tahun terakhir. Teks dan gambar disajikan dengan disertai dengan 2. rujukan/sumber sepuluh tahun terakhir. Teks dan gambar disajikan dengan disertai dengan 3. rujukan/sumber lima belas tahun terakhir Teks dan gambar disajikan dengan tidak disertai dengan 4. rujukan/sumber.
Skor 4 3 2 1
119
4. Adanya variasi stimulus No. Kriteria Adanya variasi stimulus pada LKS dengan memberikan kesempatan siwa untuk memahami ilustrasi konsep IPA dengan 1. melakukan kerja ilmiah, melakukan pengamatan, mencari tahu dan membuat kesimpulan berdasar kecerdasan siswa. 2. LKS disajikan dengan memenuhi 3 aspek yang ditentukan. 3. LKS disajikan dengan memenuhi 2 aspek yang ditentukan. 4. LKS disajikan dengan memenuhi 1 aspek yang ditentukan. 5. Penyajian penugasan secara kreatif No. Kriteria Penugasan disajikan 81%-100% secara kreatif yang berpusat 1. pada peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. Penugasan disajikan 51%-80% secara kreatif yang berpusat pada 2. peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. Penugasan disajikan 26%-50% secara kreatif yang berpusat pada 3. peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. Penugasan disajikan 1%-25% secara kreatif yang berpusat pada 4. peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. 6. Daftar Pustaka No. Kriteria 1. Jika LKS ada daftar pustaka penulisannya benar dan alfabetis. Jika dalam LKS ada daftar pustaka tetapi penulisannya benar 2. dan tidak alfabetis. Jika dalam LKS ada daftar pustaka penulisannya kurang benar 3. dan tidak alfabetis. 4. Jika dalam LKS tidak mempunyai daftar pustaka.
Skor 4 3 2 1
Skor 4 3 2 1
Skor 4 3 2 1
120
Lampiran 8: Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Penyajian HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN
NO
BUTIR PENILAIAN
Konsistensi sistematika penyajian LKS 2 Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang dikembangkan 3 Penyajian teks dan gambar disertai dengan rujukan 4 Adanya variasi stimulus 5 Penyajian penugasan secara kreatif 6 Daftar pustaka Total keseluruhan Rerata Skor Kriteria
NILAI VALIDATOR VALIDATOR VALIDATOR I II III
1
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4 3 22 3.67 Layak
4 4 22 3.67 Layak 3.67 Layak 91,75% Sangat Baik
3 4 22 3.67 Layak
Rerata Skor Total Kriteria BSNP Presentase Kriteria kelayakan Keterangan: Validator I : Dra. Woro Sumarni, M.Si Validator II : Suwarno, S.Pd Validator III : Drs. Juari
121
122
Lampiran 9: RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 1 Batangan
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/Semester
: VII / Genap
Sub Topik
: Energi dan Kesehatan
Alokasi Waktu
: 8 X 40 menit ( 4 x tatap muka)
1. KOMPETENSI DASAR 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari. 3.6Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis. 4.8 Melakukan percobaan sederhana untuk menyelidiki zat gizi yang berperan sebagai sumber energi.
2. INDIKATOR PEMBELAJARAN 1. Mengenali dan mengagumi
dengan
sikap terbukaketeraturan dan
kompleksitas sumber energi, energi potensial dan sistem pencernaan sebagai tanda kuasa Tuhan. 2. Menunjukan sikap kreatif dalam kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok. 3. Mengidentifikasi dengan rasa ingin tahu faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial. 4. Mendeskripsikan dengan lugas 3 kandungan gizi dalam bahan makanan yang berperan sebagai sumber energi.
123
5. Menjelaskan dengan percaya diri proses pencernaan makanan pada manusia. 3. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 1. Siswa dengan lugas dapat menyebutkan 4 contoh sumber energi dalam kehidupan melalui pengamatan. 2. Siswa dengana rasa ingin tahu dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial setelah melakukan kegiatan proyek sederhana. 3. Siswa dengan kreatif dapat mengidentifikasi 4 contoh sikap pemborosan dan penghematan energi setelah melakukan tugas rumah. Pertemuan 2 4. Siswa dengan percaya diri dapat menyebutkan 3 macam zat gizi sebagai sumber energi tubuh melalui pengamatan. 5. Siswa dengan lugas dapat mengklasifikasikan bahan makanan sesuai dengan zat gizinya setelah melakukan percobaan sederhana uji bahan makanan. 6. Siswa dengan kreatif dapat mendeskripsikan 2 contoh penyakit gizi dalam kehidupan melalui tugas rumah. Pertemuan 3 7. Siswa dengan rasa ingin tahu dapatmenyusun diagram sistem pencernaan makanan pada manusia melalui diskusi kelompok. 8. Siswa dengan percaya diri dapatmenjelaskan organ-organ yang berperan dalam sistem pencernaan manusia. Pertemuan 4 9. Siswa dengan kreatif dapat menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia.
4. MATERI PEMBELAJARAN 1.
Pengertian energi
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha 2.
Bentuk-bentuk energi
a)
Energi kimia yaitu energi yang terkandung dalam persenyawaan kimia
124
b) Energi listrik yaitu energi yangdipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik melalui kawat logam konduktor yang disebut arus listrik. c) Energi bunyi dapat dihasilkan oleh getaran partikel udara di sekitar sumberbunyi. d) Energi potensial yaitu energi yang disebabkan oleh posisi benda. e) Energikinetik dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki sebuah benda karena kelajuannya. 3. Sumber Energi Sumber energi adalah segala sesuatu yang menghasilkan energi. Sumber energi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Sumber energi tak terbarukan, contoh: minyak bumi, batu bara dan gas alam. b) Sumber energi terbarukan, contoh: energi matahari, angin da air. 4. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah karohidrat, lemak dan protein. 5. Sistem pencernaan makanan merupakan kumpulan organ yang bertugas mencerna makanan menjadi bentuk sederhana yang dapat diserap oleh tubuh. 6. Alat-alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum dan anus.
5. METODE PEMBELAJARAN Pendekatan : Scientific Metode
: Pengamatan, diskusi, eksperimen dan Presentasi
Model
: Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
6. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Gambar diagram pencernaan makanan, spidol dan papan tulis serta lingkungan sekitar.
125
2. Alat dan Bahan a) Pembuatan ketapel dan kincir angin sederhana Alat: 1. Batang kayu berbentuk Y
Bahan:
2. Penggaris
1. Tali karet
3. Pisau
2. Tali bekas sepatu atau tas
4. Gunting
3. Batu
5. Jarum Pentul
4. Gleges (batang tebu muda) 5. Kertas origami
b) Uji bahan makanan Alat: 1. Pipet tetes
3. Gelas beker
2. Lumpang dan alu
4. Pinset
Bahan: 1. Larutan iodium atau betadine
4. Bahan makanan (nasi, roti,
2. Larutan biuret
jagung, keju, putih telur,
3. Kertas sampul cokelat
kuning telur, tempe, alpukat, pisang dan susu) 5. Kertas label
c) Sistem Pencernaan Makanan Alat: 1. Gunting 2. Pulpen 3. Penggaris 4. Spidol
Bahan : 1. Lem 2. Gambar diagram 3. LKS
Berbasis
Intelligences
Multiple
126 3. Sumber Belajar a) Wahono, dkk. 2013. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: hal 152 – 183 b) Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: hal 122 - 143 c) LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences. d) Lingkungan sekitar.
7. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu Pemusatan perhatian :
10 menit
1. Guru mengucapkan salam dan syukur serta menanyakan kehadiran siswa. 2. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan presensi dari guru dengan rasa hormat dan perhatian 3. Siswa dengan rasa ingin tahu memerhatikan guru mengilustrasikan kegiatan yang melibatkan konsep energi dilingkungan sekitar, kemudian guru mengajukan pertanyaan seperti : Coba perhatikan lampu di kelas. Nyalakan saklarnya, kemudian matikan. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Darimanakah sumber energi listrik? 4. Siswa
dengan
saksamatujuan
dan
manfaat
mempelajari energi potensial dan sumber energi dalam kehidupan. Kegiatan Inti
Siswa membentuk kelompok, dengan jumlah anggota 6 anak untuk setiap kelompok. Mengamati 5. Siswa secara mandiri mengamati sumber-sumber
60 menit
127 energi di alam melalui berbagai sumber.
Menanya 6. Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan. Siswa dengan kritis bertanya: Apakah yang dimaksud dengan sumber energi terbarukan? Eksperimen 7. Siswa dengan perhatian mendengarkan guru menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu praktikum pembuatan ketapel dan kincir angin sederhana pada LKS. 8. Siswa dengan kerja sama melakukan percobaan pembuatan ketapel dan kincir angin sederhana mengikuti petunjuk kerja LKS. 9. Siswa mengamati percobaan dan mencatat data pengamatan pada LKS dengan cermat. Mengasosiasikan 10. Siswa mengolah dan menganalisis data dari percobaan
untuk
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan pada LKS dengan tepat. 11. Siswa membuat kesimpulan
tentang hasil
percobaan dengan logis pada LKS. Mengkomunikasikan 12. Siswa menuliskan hasil praktikum dan diskusi dengan percaya diri melalui diskusi kelas. Penutup
13. Siswa dan guru melakukan review hasil kegiatan pembelajaran 14. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian ataubentuk
penghargaan lain
yang relevan)
kepada kelompok yang berkinerja baik. 15. Guru mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan berupa pemberian sumber energi yang
10 menit
128 melimpah di negara kita.
16. Pemberian tugas rumah melalui tugas kreatif tentang penghematan dan pemborosan energi pada LKS. 17. Siswa
dan
guru
merencanakan
kegiatan
pembelajaran selanjutnya dalam LKS. 18. Siswa
menjawab
salam
dari
guru
untuk
mengakhiri pelajaran
Pertemuan 2 Alokasi Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pemusatan perhatian :
10 menit
1. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan presensi dari guru dengan rasa hormat dan perhatian 2. Siswa
dan
guru
membahas
tugas
proyek
pertemuan sebelumnya. 3. Siswa
memerhatikan
guru
mengilustrasikan
makanan sebagai sumber energi, kemudian guru mengajukan pertanyaan seperti : Ketika kamu lapar, kamu segera mengambil nasi untuk makan. Kemudian tubuhmu terasa segar dan berenergi. Nah, tahukah kamu mengapa nasi dapat membuat tubuhmu berenergi? Mengapa jika tidak sarapan pagi dapat membut tubuh merasa lemas? 4. Siswa dengan saksama memerhatian guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari makanan sebagai sumber energi. Kegiatan Inti
Mengamati 5. Siswa dengan rasa ingin tahu mengamati makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Menanya
60 menit
129 6. Nasi merupakan salah satu contoh karbohidrat. Siswa dengan kritis bertanya: Bagaimana
cara
mengetahui
kandungan
karbohidrat pada makanan? Eksperimen 7. Siswa dengan penuh perhatian mendengarkan guru menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja pada LKS tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu praktikum uji bahan makanan. a) Membagi siswa menjadi 5 kelompok b) Siswa
dengan
kerja
sama
melakukan
praktikum uji bahan makanan mengikuti cara kerja pada LKS. c) Siswa mengamati praktikum dan mencatat data pengamatan pada LKS dengan cermat. Mengasosiasikan 8. Mengolah dan menganalisis data dari setiap praktikum
untuk
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan pada LKS dengan tepat. 9. Membuat kesimpulan tentanghasil praktikum dan diskusi dengan logis pada LKS. Mengkomunikasikan 10. Menuliskan hasil praktikum dan diskusi dalam diskusi kelas dengan percaya diri. Penutup
11. Siswa dan guru melakukan review hasil kegiatan pembelajaran. 12. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. 13. Guru mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan berupa rezeki makanan yang sehat dan bergizi.
14. Pemberian tugas rumah melalui tugas kreatif
10 menit
130 tentang penyakit gizi dan kesehatan pada LKS. 15. Siswa
dan
guru
pembelajaran
merencanakan
pertemuan
kegiatan
selanjutnya
dalam
dari
untuk
LKS. 16. Siswa
menjawab
salam
guru
mengakhiri pelajaran. Pertemuan 3
Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan
Waktu Pemusatan perhatian :
10 menit
1. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan presensi dari guru dengan rasa hormat dan perhatian 2. Siswa
dan
guru
membahas
tugas
proyek
pertemuan sebelumnya. 3. Siswa dengan rasa ingin tahu memerhatikan guru mengilustrasikan kegiatan yang melibatkan peristiwa perubahan bentuk energi dilingkungan sekitar, kemudian guru mengajukan pertanyaan seperti : Ketika kamu makan telur, pernah kamu berpikir bagaimana telur dapat dicerna oleh tubuh menjadi zat yang berenergi? 4. Siswa dengan saksama mendengarkan guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari sistem pencernaan pada manusia. Kegiatan Inti
60 menit
Mengamati 5. Siswa mengamati makanan diproses dalam tubuh dengan dengan rasa ingin tahu. Menanya 6. Siswa dengan kritis bertanya tentang: Bagaimanakah manusia?
proses
pencernaan
pada
131 Eksperimen 7. Siswa
memerhatikan
guru
dengan
penuh
perhatian menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja pada LKS tentang kegiatan
yang akan
dilakukan yaitu diskusi tentng sistem pencernaan dalam tubuh. a) Membagi siswa menjadi 5 kelompok b) Siswa dengan aktif berdiskusi tentang melengkapi diagram pencernaan pada LKS. c) Siswa mengamati dan mencatat data pengamatan pada LKS dengan cermat. d) Siswa dengan kreatif merancang presentasi kreatif pada LKS dalam diskusi kelompok. Mengasosiasikan 8. Membuat
kesimpulan
tentanghasil
diskusi
kelompok dengan logis pada LKS. Mengkomunikasikan 9. Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan percaya diri. 10. Menyampaikan hasil diskusi tentang jenis dan topik kegiatan presentasi kreatif yang aka ditampilkan. Penutup
11. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 12. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik 13. Guru mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan berupa pemberian organ tubuh yang sempurna.
14. Pemberian tugas rumah untuk mempersiapkan presentasi kreatif. 15. Siswa
menjawab
salam
dari
guru
untuk
10 menit
132 mengakhiri pelajaran. Pertemuan 4
Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan
Waktu Pemusatan perhatian :
10 menit
1. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan presensi dari guru dengan rasa hormat dan perhatian 2. Siswa dan guru membahas persiapan presentasi kreatif. 3. Siswa dengan rasa ingin tahu memperhatikan guru mengilustrasikan kegiatan yang melibatkan peristiwa perubahan bentuk energi dilingkungan sekitar, kemudian guru mengajukan pertanyaan seperti : Ketika kamu makan, pernah kamu berpikir bagaimana makanan dapat dicerna oleh tubuh? 8. Siswa dengan saksama mendengarkan guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari sistem pencernaan pada manusia. Kegiatan Inti
60 menit
Mengamati 9. Siswa
mengamati
organpencernaan
secara
mandiri. Menanya 10. Siswa dengan kritis bertanya tentang: Apa perbedaan organ dan kelenjar pencernaan? Eksperimen 11.
Siswa dengan saksama mendengarkan guru
menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja tentang kegiatan
yang akan dilakukan yaitu
diskusi
tentang proses pencernaan dalam tubuh manusia. a. Perwakilan kelompok mengambil nomor undi. b. Setiap
kelompok
dengan
kreatif
dan
komunikatif presentasi kreatif tentang sistem
133 pencernaan pada manusia dalam jangka waktu maksimal enam menit. c. Siswa kelompok lain dengan penuh perhatian menanggapi dan menjawab pertanyaan pada LKS. d. Siswa
mengamati
dan
mencatat
data
pengamatan pada LKS dengan benar. Mengasosiasikan 12. Membuat kesimpulan
tentanghasil diskusi
kelompok dengan logis pada LKS. Mengkomunikasikan 13. Mempresentasikan hasil diskusi dalam diskusi kelas dengan percaya diri. Penutup
14. Siswa dan guru melakukan review hasil kegiatan
10 e
pembelajaran
n
15. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
i
atau bentuk penghargaan lain yang relevan)
t
kepada kelompok yang berkinerja baik. 16. Siswa
menjawab
salam
dari
guru
untuk
mengakhiri pelajaran.
H. PENILAIAN 1. Metode dan Bentuk Instrumen Metode Observasi
Bentuk Instrumen Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Lembar Pengamatan Aktivitas Motorik dan Rubrik
Tes Tertulis
Tes kemampuan berpikir kreatif uraian
Contoh Instrumen a. Observasi 1) Lembar Pengamatan Sikap Kreatif 2. N o Aspek yang dinilai .
Skala Penilaian 1
2
3
4
134 1. 2. 3. 4. 5.
Keterbukaan terhadap pengalaman baru Kebebasan dalam ungkapan diri Menghargai fantasi Minat terhadap kegiatan kreatif Kepercayaan terhadap gagasan sendiri Skor Total Komentar
Skor maksimum : 5 x 4 = 20 skor yang diperoleh Persentase skor x100 % skor maksimal Kriteria presentase skor : Interval skor % 81%- 100% 63%-80% 43%- 62% 25%-42 % Rubrik Penilaian No. 1.
Aspek Yang Diamati Keterbukaan terhadap pengalaman baru
Kategori Sangat Kreatif Kreatif KurangKreatif TidakKreatif
Indiktor Sikap Berpikir Kreatif Bersikap aktif dan antusias dalam pembelajaran
Keterangan 4 3 2 1
2.
Kebebasan Sering dalam ungkapan menyatakan diri pendapat pertanyaan
4 dan
3 2 1
3.
Menghargai fantasi
Bersikap menghargai terhadap ide atau gagasan yang diajukan teman
4 3 2 1
Aktif diskusi dan memerhatikan pelajaran Aktif diskusi tetapi kurang memerhatikan pelajaran Kurang aktif diskusi tetapi memerhatikan pelajaran Kurang aktif diskusi dan tidak memerhatikan pelajaran Sering berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Kadang berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Pernah berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Tidak pernah berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Sering menghargai gagasan atau ide teman kadang menghargai gagasan atau ide teman Pernah menghargai gagasan atau ide teman Tidak menghargai gagasan atau ide teman
135 4.
Minat terhadap Memiliki rasa kegiatan kreatif ingin tahu yang luas dan mendalam
4
3
2
1
5.
Kepercayaan Orisinil dalam terhadap gagasan ungkapan sendiri gagasan dan pemecahan masalah
4
3
2
1
Sering memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Kadang memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Pernah memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Tidak pernah memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Memiliki gagasan atau ide dan tepat atas pemikiran sendiri Memiliki gagasan atau ide tetapi kurang tepat atas pemikiran sendiri Memiliki gagasan atau ide tepat tetapi tidak pemikiran sendiri Memiliki gagasan atau ide tidak tepat dan tidak pemikiran sendiri
2) Lembar observasi aktivitas siswa No. 1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai
1
Skala Penilaian 2 3 4
Persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS Ketepatan dalam melakukan prosedur ilmiah Ketepatan dalam menyelesaikan tugas Komunikasi ilmiah Skor Total Komentar
Skor maksimum : 4 x 4 = 16 skor yang diperoleh Persentase skor x100 % skor maksimal Kriteria presentase skor : Interval skor % 81%- 100%
Kategori Sangat Aktif
136 63%-80% 43%- 62% 25%-42 %
Aktif KurangAktif TidakAktif
Rubrik Penilaian No. 1.
Aspek Yang Diamati Persiapan alat dan bahan
4
3
2 1 2.
Ketepatan melakukan ilmiah
dalam prosedur
4 3 2 1
3.
Ketepatan dalam menyelesaikan tugas
4 3 2 1
4.
Komunikasi ilmiah
4
3
2
1
Keterangan Mempersiapkan 71%-100% alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS sebelum melakukan kerja ilmiah. Mempersiapkan 51-70% alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS sebelum melakukan kerja ilmiah. Mempersiapkan 10%-50% alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS Tidak membawa alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS Melakukan kerja ilmiah sesuai petunjuk LKS dengan benar dan runtut. Melakukan kerja ilmiah sesuai petunjuk LKS dengan benar tetapi kurang runtut. Melakukan kerja ilmiah kurang benar tetapi runtut. Melakukan kerja ilmiah kurang benar dan kurang runtut. Menyelesaikan tugas dengan benar, lengkap dan tepat waktu. Menyelesaikan tugas kurang lengkap tetapi tepat waktu. Menyelesaikan tugas dengan benar dan lengkap tetapi tidak tepat waktu. Menyelesaikan tugas kurang benar dan tidak tepat waktu. Mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan lancar dalam diskusi maupun melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai dengan tema pembelajaran. Mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan lancar dalam diskusi namun kurang baik dalam melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai dengan tema pembelajaran. Mampu berkomunikasi dengan baik, namun kurang lancar dalam diskusi maupun melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai dengan tema pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar tetapi tidak sesuai dengan tema pembelajaran.
137
b) Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Penilaian Indikator
Teknik
Siswa dapat menemukan sumber-sumber
energi
Tes tertulis
Bentuk
Butir soal
Intrumen Uraian
Elyn senang bermain di sawah bersama
teman-temanya
untuk
dalam kehidupan sehari-
bermain kincir angin sederhana
hari.
yang telah mereka buat. a. Coba temukan sumber energi apa yang mempengaruhi berputarnya kincir angin! (skor 1) b. Coba temukan 4 contoh bentuk energi lain yang ada di lingkungan sekitar! (skor 5)
Menerapkan energi
pada
konsep tubuh
Setiap hari Novi terbiasa berlari memutari
lapangan.
Selain
menyehatkan badan, olahraga ini
manusia.
mudah dan murah. Ketika terus menerus berlari, lama-lama tubuh Novi
merasa
lemas.
Hal
ini
dikarenakan suplai energi dalam tubuh semakin berkurang. 1. Berdasarkan coba
ilustrasi
kemukakan
diatas,
pendapatmu
tentang pengertian energi? (skor 1)
2. Coba jelaskan perubahan energi apa yang tejadi dalam tubuh Novi saat berlari! (skor 3)
Menyimpulkan kandungan gizi makanan percobaan
dalam
Erna dalam suatu
mengamati
Hida
mengoleskan keju pada kertas sampul.
Kemudian
mereka
mengamati bekas noda pada
138
kertas sampul. Setelah diamati di tempat yang terang, ternyata kertas terdapat bekas warna transparan pada bahan makanan keju dan alpukat. Simpulkanlah hasil percobaan diatas!(skor 4) Membagankan
proses
pencernaan dalam tubuh
Risa sedang sakit diare. Kata dokter diare merupakan salah satu
gangguan pada
pencernaan bantu diagram
makanan.
Risa
saluran Coba
menggambarkan
sistem
pencernaan
makanan dalam tubuh! (skor 10)
Penskoran :
Mengetahui,
Batangan-Pati, Mei 2014
Guru Mata Pelajaran IPA
Mahasiswa Peneliti
Hendro Suryono, S.Pd
Frieda Wijayanti
NIP 19711230 199903 1006
NIM 4001410013
139 Lampiran 11: Kode Siswa DAFTAR KODE SISWA UJI COBA SOAL (KELAS VIII A) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Nama UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28
DAFTAR KODE SISWA UJI COBA SKALA KECIL (KELAS VIII B) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Nama UK-01 UK-02 UK-03 UK-04 UK-05 UK-06 UK-07 UK-08 UK-09 UK-10
140
DAFTAR KODE SISWA UJI COBA SKALA BESAR (KELAS VII B) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kode Nama UB-01 UB-02 UB-03 UB-04 UB-05 UB-06 UB-07 UB-08 UB-09 UB-10 UB-11 UB-12 UB-13 UB-14 UB-15 UB-16 UB-17 UB-18 UB-19 UB-20 UB-21 UB-22 UB-23 UB-24 UB-25 UB-26 UB-27 UB-28 UB-29
DAFTAR KODE SISWA UJI PENERAPAN PRODUK (KELAS VII A) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode Nama UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30
141
Lampiran 11: Instrumen Uji Coba Soal KISI-KISI SOAL UJI COBA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TEMA ENERGI DAN KESEHATAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Batangan Mata Pelajaran
: IPA
Tahun ajaran
: 2013/1014
Topik
: Energi dan Kesehatan
Bentuk Soal
: Uraian
Alokasi Waktu
: 75 menit
Jumlah soal
: 23 Soal
Kompetensi Dasar : 3.6 Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan dan fotosintesis. 4.8 Melakukan percobaan sederhana untuk menyeenyelidiki zat yang berperan sebagai sumber energi. Indikator Soal C1 1. Menemukan bentuk-bentuk energi dan sumbernya dalam kehidupan seharihari. 2. Mengaplikasikan √ konsep energi dan perubahanya dalam kehidupan seharihari 3. Mengaplikasikan konsep energi potensial dalam kehidupan 4. Mengidentifikasi
Ranah Kognitif C2 C3 C4 C5
3a 3b 4
Aspek Berpikir Kreatif Ke lancaran Keluwesan Keluwesan
√ √
1 2 5a 5b 8 6 7
Kelancaran Elaborasi Kelancaran Elaborasi Keluwesan Elaborasi Elaborasi
√
13
Keluwesan
√ √
√ √ √
C6
Nomor Soal
Kunci Jawaban Terlampir
142
permasalahan energi dalam kehidupan sehari-hari 5. Menganalisis kandungan gizi dalam bahan makanan sebagai sumber energi tubuh yang sering dikonsumsi seharihari 6. Merancang percobaan uji bahan makanan
√ √
14 15
Keluwesan Keluwesan
√
9
Elaborasi
√ √
16 12 11 17 10
Kelancaran Originalitas Kelancaran Originalitas Elaborasi
√
18 19 20
Originalitas Elaborasi Elaborasi
√ √
7. Mendeskripsikan √ proses pencernaan pada manusia 8. Memprediksi penyakit gizi pada manusia Jumlah Persentase (%)
√ √
2 3 10 15 25%
4 6 20 30 50%
2 3 10 15 25%
Keterangan: Aspek berpikir kreatif, yaitu : 1. Kelancaran (fluency), yaitu dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dengan tepat. 2. Keluwesan (flexibility), yaitu menghasilkan jawaban yang bervariasi dengan sudut pandang yang berbeda. 3. Orisinalitas, yaitu Memberikan jawaban atau gaagasan yang unik sesuai pemikiran sendiri 4. Elaborasi, yaitu Memerinci gagasan atau langkah kerja dengan benar, runtut dan detail.
143
SOAL UJI COBA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN Mata Pelajaran
: IPA
Tanggal
: Mei 2014
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Waktu
: 50 Menit
Petunjuk Umum: 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal. 2. Tulislah identitasmu pada lembar jawaban. 3. Laporkanlah pada gurumu jika terdapat kesalahan dalam lembar soal. 4. Periksalah jawabanmu terlebih dahulu sebelum dikumpulkan. Petunjuk Khusus: Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar! Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 1-2! Setiap hari Novi terbiasa berlari memutari lapangan. Selain menyehatkan badan, olahraga ini mudah dan murah. Ketika terus menerus berlari, lama-lama tubuh Novi merasa lemas. Hal ini dikarenakan suplai energi dalam tubuh semakin berkurang. Dokumentasi Pribadi 3. Apa yangSumber: dimaksud energi? (skor 1)
4. Coba jelaskan perubahan energi apa yang terjadi dalam tubuh Novi saat berlari! (skor 3) 3. Elyn senang bermain di sawah bersama teman-temanya untuk bermain kincir angin sederhana yang telah mereka buat. a. Coba temukan sumber energi apa yang mempengaruhi berputarnya kincir angin! (skor 1) b. Coba temukan 4 contoh bentuk energi yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal kalian! (skor 5)
144
4. Perhatikan gambar berikut! Berdasarkan sumber energinya, coba jelaskan: a.
Manakah
yang
termasuk
sumber
energi tak terbaharukan? Jelaskan! (skor 3) b.
Berdasarkan
perbandingan
gambar
disamping, Apakah perbedaan sumber energi terbaharukan dan tak terbaharukan? (skor 2) 5. Setip minggu Feri berburu burung dara di kebun. Ia menggunakan ketapel dan batu untuk menembak dengan jarak 10 cm dan 5 cm. Ternyata batu yang terlempar paling jauh ketika ditembakan pada jarak 10 cm. a. Apa yang menyebabkan batu dapat terlempar? (skor 2) b. Coba jelaskan mengapa menembakan batu dengan ketapel pada jarak 10 cm dapat membuat batu terlempar lebih jauh! (skor 3) 6. Sebuah bola yang dijatuhkan dari atap rumah dengan ketinggian 10 m memiliki energi potensial sebesar 100 J. Berapakah massa bola tersebut jika percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2? (skor 5) 7. Sekarung buah mangga dengan massa sebesar 20 kg memiliki energi potensial sebesar 900 J terjatuh dari atas truk . Berapakah tinggi truk tersebut terhadap tanah jika percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2? (skor 5) Bacalah artikel berikut ini untuk menjawab soal nomor 6-9! Memilih Menu Sehat Untuk Keluarga Kuliner secara tidak langsung memiliki dampak besar untuk membangun relasi, seperti mempererat hubungan dalam keluarga. Maka makanan yang sehat bagi keluarga perlu diperhatikan dalam penyajianya. Makanan yang sehat untuk keluarga tentunya berbeda-beda dilihat dari waktu maupun usia. Menu sarapan untuk anak-anak, sekiranya kita hrus memberikan makanan yang mengenyangkan perut dan memberi energi, namun tidak terlalu berat, seperti sedikit nasi dengan telur rebus atau telur mata sapi, buah dan susu serta yang paling penting air putih. Untuk remaja, tentunya sarapan harus diperhatikan melihat bertambahnya kegiatanya di sekolah. Suplai karbohidrat dan protein harus seimbang karena mempengaruhi kerja otak selama beraktivitas. Telur dan buah masih dianjurkan
145
untuk dikonsumsi. Namun, untuk mengonsumsi telur, diusahakan putihnya saja karena kandungan proteinya lebih tinggi. Sumber : okezone.com 8. Berdasarkan artikel diatas, sarapan pagi perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dalam menunjang kegiatan. Coba tafsirkan 3 kandungan gizi apa saja dalam makanan sebagai sumber energi bagi tubuh beserta contohnya! (skor 4) 9. Putih telur memiliki kandungan protein tinggi. Bagaimanakah cara membuktikan adanya kandungan protein pada putih telur? (skor 4) 10. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari diserap oleh tubuh dalam bentuk senyawa sederhana melalui serangkaian proses pencernaan makanan, baik secara mekanis mapun kimiawi. Apakah perbedaan proses pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi? (skor 3) Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawb pertanyaan nomor 11-12!
Tempe
Roti
Telur
Keju
Jagung
sumber: google.image 11. Berdasarkan gambar diatas, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat! (skor 3) 12. Suplai karbohidrat harus seimbang karena mempengaruhi kerja otak selama
beraktivitas. Rancanglah percobaan uji karbohidrat pada makanan dengan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitarmu! (skor 10) Bacalah artikel berikut ini untuk menjawab soal nomor 6-9! 12 Tahun Lagi Minyak di Bumi Indonesia Akan Habis Indonesia diyakini akan mengalami krisis energi. Ketergantungan selama ini terhadap energi fosil akan menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Menurut statistical world review yang dirilis oleh Bristish Petrolium pada Juni 2012, bahwa cadangan minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa sekitar 4 miliar barel pada akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak
146
mentah dalam negeri sebesar 942 ribu barel per hari maka secara matematis minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12 tahun. Bagaimana mengantisipasi hal tersebut? Solusi terbaik adalah dengan melakukan diversifikasi energi dan pencarian sumber energi baru untuk masa depan. Sumber: hariansib.com, Edisi 12 Februari 2014 13. Saat ini Indonesia sedang mengalami krisis energi. Sebutkan 3 faktor yang menyebabkan krisis energi di Indonesia? (skor 4) 14. Kemukakan 3 contoh perilaku pemborosan energi dalam kehidupan! (skor 5) 15. Kemukakan 3 contoh perilaku penghematan energi dalam kehidupan! (skor 5) 16. Yuyun akan melakukan percobaan uji kandungan lemak pada keju, roti, alpukat dan tempe. Berikut petunjuk percobaan yang akan dilakukan.
Perhatikan langkah kerja pada buku petunjuk, ternyata belum runtut. Coba susunlah langkah kerja praktikum percobaan tersebut sehingga menjadi langah kerja yang sistematis! (skor 10) 17. Erna mengamati Hida mengoleskan keju pada kertas sampul. Kemudian mereka mengamati bekas noda pada kertas sampul. Setelah diamati di tempat
147
yang terang, ternyata kertas terdapat bekas warna transparan pada bahan makanan keju dan alpukat. Buatlah simpulan dari hasil percobaan diatas! (skor 4) 18. Risa sedang sakit diare. Kata dokter diare merupakan salah satu gangguan pada saluran pencernaan makanan. Coba bantu Risa menggambarkan diagram sistem pencernaan makanan dalam tubuh! (skor 10) 19. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat menghasilkan energi untuk digunakan beraktivitas. Jelaskan bagaimanakah makanan dicerna menjadi energi? (skor 4) 20. Intan melihat gambar berikut ini ketika menemani ibunya di Posyandu.
Gambar 1 Gambar 2 Gambar diatas merupakan foto anak Nigeria yang mengalami kekeurangan gizi. Coba tafsirkan apa jenis penyakit yang diderita anak-anak tersebut tersebut beserta penyebabnya! (skor 4)
Selamat dan Semangat Mengerjakan
148
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN No KUNCI JAWABAN 1. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Pedoman Penskoran (skor maksimal 1) 2.
Menjawab benar dan lengkap
Menjawab salah Otot pada tubuh berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, yakni berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Pedoman Penskoran Menjawab benar dan lengkap. (skor maksimal 3) Menjawab benar, tetapi kurang lengkap Menjawab salah
3.
1 0
3 2 1
a. Kincir angin berasal dari sumber energi angin. Pedoman Penskoran Menjawab benar dan lengkap (skor maksimal 1) Menjawab salah b. Contoh bentuk-bentuk energi: 1) energi potensial, contoh : buah mangga jatuh dari pohon 2) energi kinetik, contoh : air mengalir dari bendungan 3) energi kimia, contoh : bensin 4) energi listrik, contoh : lampu bohlam Menjawab 4 bentuk energi dan contohnya Pedoman Penskoran dengan tepat (skor maksimal 3) Menjawab 2 - 3 bentuk energi dan contohnya dengan tepat Menjawab 4 bentuk energi saja
4.
SKOR
1 0
5
4 3
Menjawab kurang dari 4 bentuk energi
2
Menjawab salah
1
a. Kipas baterai merupakan sumber energi tak terbaharukan, karena memanfaatkan sumber energi baterai. Baterai merupakan salah satu sumber energi yang dapat habis dan tidak dapat diperbaharui kembali setelah pemakaian habis. Pedoman Penskoran Menjwab benar dan lengkap (skor maksimal 3) Menjawab benar tapi kurang lengkap (hanya menyebutkan benda) Menjawab salah
3 2 1
149
b. Sumber energi terbaharukan merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui kembali dalam pemanfaatannya. Pedoman Penskoran (skor maksimal 2) 5.
Menjawab benar dan lengkap
Menjawab salah a. Batu dapat terlempar akibat dari pengaruh energi potensial. Akibat kedudukan batu yang setimbang, batu dapat melakukan kerja atau memiliki energi. Batu diketapel mendapatkan energi ketika ketapel direnggangkan. Energi potensial inilah yang mendorong ketapel dapat terlempar dengan pengaruh gravitasi. Pedoman Penskoran Menjawab benar dan lengkap (skor maksimal 2) Menjawab salah b. Batu yang ditembakan pada jarak 10 cm dapat terlempar lebih jauh karena memiliki kedudukan yang lebih jauh dari titik setimbang batu sehingga energi potensialnya semaikin besar. Hal ini sesuai dengan konsep energi potensial yang dipengaruhi oleh kedudukan benda dan massa benda. Oleh, karena itu semakin jauh kedudukan suatu benda, maka energi potensialnya akan semakin besar, sehingga membuat batu dapat terlempar lebih jauh. Pedoman penskoran Memberikan alasan yang benar dan lengkap sesuai konsep energi potensial (Skor maksimal 3) Menjawab alasan kurang lengkap tetapi sesuai konsep energi potensial Menjawab salah
6.
7.
Diketahui: h= 10 m; Ep= 100 J Ditanya: m=....? Jawab : Ep= m.g.h m= Ep/( g.h ) m= 100/10.10 = 1 kg Jadi, massa truk sayur tersebut sebesar 1 kg.
Diketahui: m= 20 kg ; Ep= 900 J Ditanya:
2 0
2 1
3 2 1
Pedoman penskoran (Skor maksimal 5) Aspek diketahui, ditanya, rumus dan jawaban runtut, benar dan lengkap
5
Aspek diketahui, ditanya dan rumus runtut, benar dan lengkap, namun jawaban salah. Aspek diketahui, ditanya benar dan lengkap, rumus salah namun jawaban benar Hanya benar aspek diketahui dan ditanya Menjawab salah
4
Pedoman penskoran (Skor maksimal 5)
3
2 1
150
h=....? Jawab : Ep= mgh h= Ep/( g.m ) h= 900/10.20 = 4,5 m
8.
9.
Aspek diketahui, ditanya, rumus dan jawaban runtut, benar dan lengkap
5
Aspek diketahui, ditanya dan rumus runtut, benar dan lengkap, namun jawaban salah. Jawaban benar, namun tidak disertakan aspek diketahui dan ditanya. Hanya benar aspek diketahui dan ditanya atau hanya benar rumus Menjawab salah Kandungan gizi dalam makanan, antara lain : 1) karbohidrat, contoh: nasi, roti, jagung 2) protein, contoh: putih telur, tempe, pisang 3) lemak, contoh: keju, alpukat, minyak goreng
4
Menyebutkan 3 kandungan gizi dalam makanan dan contohnya dengan benar Pedoman penskoran dan lengkap. (Skor maksimal 4) Menyebutkan 2 kandungan gizi dalam makanan dan contohnya dengan benar dan lengkap. Menyebutkan 3 zat gizi saja Menjawab salah Untuk menguji kandungan protein pada putih telur dapat menggunakan larutan biuret. Putih telur dihaluskan kemudian diteteskan larutan biuret. Kemudian didiamkan beberapa menit. Apabila warna pada sampel membentuk cincin ungu, maka sampel tersebut mengandung protein. Menjelaskan dengan runtut, lengkap Pedoman penskoran dan benar. (Skor maksimal 4) Menjelaskan dengan runtut dan benar tetapi kurang lengkap.
4
Menjelaskan hanya dengan larutan biuret dan perubahan warna saja. Menjawab salah 10. Makanan yang mengandung karbohidrat adalah roti dan jagung. Pedoman penskoran (Skor maksimal 3)
Menjawab benar dan lengkap Hanya satu yang benar Menjawab salah 11. Pencernaan mekanik merupakan proses menghancurkan makanan secara fisik menjadi bagian yang lebih kecil. Sedangkan proses pencernaan kimiawi merupakan proses perubahan susunan dan ukuran molekul makanan dengan bantuan enzim.
3 2 1
3
2 1
4 3 2 1
3 2 1
151
Menjawab benar dan lengkap Pedoman penskoran (Skor maksimal 3)
Menjawab benar tapi kurang lengkap Menjawab salah
3 2 1
12. Rancangan uji karbohidrat Alat dan bahan : tabung reaksi, pipet tetes, lumpang dan alu, kertas label, cawan petri, betadine, bahan makanan (nasi dan roti) Langkah kerja : 1. Berilah label pada masing-masing tabung reaksi sesuai dengan bahan makanan yang diujikan. 2. Bahan makanan yang padat digerus terlebih dahulu dengan menggunakan lumpang dan alu. Beri sedikit air untuk melarutkan, sehingga terbentuk larutan. 3. Masukkan masing-masing larutan dalam cawan petri dan letakkan pipet tetes pada masing-masing bahan makanan. 4. Masukan bahan makanan yang sudah halus kedalam tabung reaksi sesuai label. 5. Berikan beberapa tetes betadine dan amati perubahan warnanya. Tabel Pengamatan No Bahan Warna Warna Keterangan Makanan Awal Akhir
Pedoman penskoran (skor maksimal 10)
Menjelaskan dengan runtut, lengkap dan benar (alat dan bahan, langkah kerja dan tabel pengamatan) Menjelaskan aspek alat dan bahan dan langkah kerja, tabel pengamatan tidak sesuai Menjelaskan aspek alat dan bahan dan langkah kerja Hanya benar aspek alat dan bahan. Menjawab salah
10 7
5 3 1
13. Penyebab krisis energi 1. Bertambahnya populasi manusia. 2. Keterbatasan persediaan sumber energi. 3. Pertumbuhan penduduk tidak diseimbangkan dengan penjagaan ekosistem. Pedoman Penskoran (skor maksimal 4)
Menyebutkan 3 penyebab krisis energi dengan benar. Menyebutkan 2 penyebab krisis energi dengan benar.
4 3
152
Menyebutkan 1 penyebab krisis energi dengan benar Menjawab salah 14. Perilaku pemborosan energi: a. Masih menancapkan charger ketika selesai mengisi baterai. b. Menggunakan kendaraan bermotor dalam menempuk tempat pada jarak dekat. c. Menyalakan lampu di siang hari. d. Menyalakan televisi 24 jam non-stop. Pedoman Penskoran Menyebutkan 4 contoh perilaku pemborosan energi dengan benar. (skor maksimal 5) Menyebutkan 3 contoh perilaku pemborosan energi dengan benar. Menyebutkan 2 contoh perilaku pemborosan energi dengan benar Menyebutkan 1 contoh perilaku pemborosan energi benar. Menjawab salah 15. Perilaku hemat energi: a. Menggunakan lampu hemat energi, misalnya seperti neon. b. Menggunakan penerangan alami disiang hari secara optimal. c. Mematikan barang elektronik jika sudah tidak digunakan d. Menggunakan alat rumah tangga ramah lingkungan. Pedoman Penskoran (skor maksimal 5)
Menyebutkan 4 contoh perilaku penghematan energi dengan benar. Menyebutkan 3 contoh perilaku penghematan energi dengan benar. Menyebutkan 2 contoh perilaku penghematan energi dengan benar Menyebutkan 1 contoh perilaku penghematan energi benar. Menjawab salah
16. Langkah Kerja: a. Potonglah kertas sampul cokelat dan gelas beker menjadi empat bagian. b. Berilah label nama diatas kertas sampul cokelat agar tidak tertukar. c. Oleskan bahan makanan pada kertas sampul cokelat. d. Biarkan kertas cokelat mengering selama 10 menit. e. Amati dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Kertas manakah yang meninggalkan noda? f. Catat hasil pengamatan pada tabel.
2 1
5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
153 Mengurutkan 6 langkah kerja dengan runtut, benar dan lengkap. Pedoman Mengurutkan 4-5 langkah kerja dengan Penskoran runtut, benar dan lengkap. (skor maksimal 10) Mengurutkan 2-3 langkah kerja dengan runtut, benar dan lengkap. Hanya benar satu langkah atau Menjawab salah 17.
7 5 1
Makanan yang mengandung lemak apabila diletakan pada kertas sampul akan meninggal bekas noda yang transparan. Jadi keju dan alpukat merupakan makanan yang mengandung lemak. Pedoman Penskoran (skor maksimal 4)
18.
10
Menyimpulkan dengan benar dan lengkap Hanya menyebutkan makanan yang mengandung lemak Hanya menafsirkan bekas noda yang transparan Menjawab salah
Diagram pencernaan makanan:
Makanan
Mulut
Pencernaan Mekanik (Mulut dan Gigi)
Kerongkongan Pencernaan Mekanik (Gerakan Mendorong) Lambung
Usus Halus
Pencernaan Kimiawi (Enzim dan Asam Klorida) Duodenum
Yeyenum
Usus Besar
Darah Rektum dan Anus
Ileum
4 3 2 1
154
Membut diagram dengan runtut, benar dan lengkap Membuat diagram runtut dan benar namun Penskoran kurang lengkap (skor maksimal Membuat diagram benar tapi kurang runtut 10) Menjawab salah
10
Pedoman
7 3 2
19. Zat makanan yang diserap dari ileum dalam bentuk molekul sederhana akan masuk menuju sistem peredaran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Selanjutnya digunakan dalam proses respirasi yang menghasilkan energi. Memberikan penjelasan dengan benar, runtut dan lengkap Penskoran Memberikan jawaban benar dan runtut tetapi (skor maksimal kurang lengkap 4) Memberikan kurang runtut tetapi lengkap Pedoman
Menjawab salah 20. Pada gambar tersebut merupakan anak yang terkena penyakit kwashiorkor dan maramus. Kwashiorkor merupakan penyakit kurang protein yang biasa dijumpai pada bayi dalam masa penyapihan dan balita (prasekolah). Memberikan penjelasan dengan benar dan Pedoman Penskoran lengkap penyakit dan penyebabnya Memberikan 1 jawaban benar tapi kurang (skor maksimal 4) lengkap penyakit dan penyebabnya Hanya menyebutkan penyakitnya Menjawab salah
4 3 2 1
4 3 2 1
155
Lampiran 12: Analisis Hasil Uji Coba Soal ANALISIS HASIL UJI COBA SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA No
UC-22 UC-14 UC-27 UC-24 UC-15 UC-12 UC-17 UC-09 UC-13 UC-26 UC-11 UC-18 UC-16 UC-21 UC-19 UC-08 UC-02 UC-01 UC-23 UC-07 UC-03 UC-04 UC-28 UC-10 UC-06 UC-05 UC-20 UC-25 Jumlah mean skor maks p tingkat kesukaran mean kelompok atas mean kelompok bawah Mean KA - Mean KB skor Maks D
validitas
daya pembeda
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 tingkat kesukaran
Kode Siswa
Daya Pembeda rxy rtabel Validitas ( rhitung > r tabel ) 2
cukup 0.138 0.374 tidak valid 0.247
si
2
reliabilitas
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 17 0.607 1 0.607 sedang 0.714 0.5 0.214 1 0.214
∑ si
15.167
st 2 n n-1 r11
49.128 28 27 0.839
rtabel
0,374
2 1 0 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 1 1 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 41 1.464 3 0.488 sedang 1.571 1.357 0.214 3 0.071 kurang baik 0.039 tidak valid 0.628
Reliabilitas ( rhitung > r tabel ) reliabel Kriteria Tidak Tidak
3a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 20 0.714 1 0.714 mudah 0.929 0.5 0.429 1 0.429
3b 5 4 5 3 5 2 3 5 5 4 4 2 4 3 3 1 4 3 1 3 2 5 1 4 2 4 5 0 92 3.286 5 0.657 sedang 3.857 2.714 1.143 5 0.229
baik
cukup
0.531
0.443
valid 0.212
valid 2.138
4a 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 0 2 2 2 3 3 1 1 3 1 0 57 2.036 3 0.679 sedang 2.214 1.857 0.357 3 0.119 kurang baik 0.268 tidak valid 0.776
Dipakai Dipakai Tidak
4b 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 0 0 1 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 40 1.429 2 0.714 mudah 1.571 1.286 0.286 2 0.143 kurang baik 0.229
Kode Soal 5a 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 30 1.071 2 0.536 sedang 1.500 0.643 0.857 2 0.429
5b 2 2 3 2 1 1 4 2 2 2 2 1 1 2 0 2 2 0 1 2 1 0 1 2 1 1 0 2 42 1.500 3 0.500 sedang 1.929 1.071 0.857 3 0.286
6 3 4 3 3 5 5 3 3 3 1 4 1 2 1 2 3 1 1 1 3 2 2 1 1 3 0 0 0 61 2.179 5 0.436 sedang 2.929 1.429 1.5 5 0.3
7 3 4 3 3 5 3 4 3 4 1 3 4 2 1 2 3 1 1 0 2 1 1 1 1 4 1 0 0 61 2.179 5 0.436 sedang 3.071 1.286 1.786 5 0.357
8 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 4 3 2 1 3 0 2 2 0 80 2.857 4 0.714 mudah 3.571 2.143 1.429 4 0.357
9 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 0 1 0 3 2 0 77 2.750 4 0.688 sedang 3.357 2.143 1.214 4 0.304
baik
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
0.653
0.467
0.673
0.703
0.703
0.591
tidak valid 0.624
Tidak
valid 0.439
Tidak
valid 0.852
valid 2.004
valid 2.078
valid 1.534
Dipakai Dipakai Dipakai Tidak
valid 1.602
10 0 4 3 1 3 4 2 3 2 4 3 3 2 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 40 1.429 3 0.476 sedang 2.500 0.357 2.143 3 0.714 baik sekali 0.737
valid 2.032
Dipakai Dipakai
Y 81 81 80 76 76 75 73 72 71 69 68 67 67 63 48 48 48 48 47 47 45 43 41 41 41 40 37 30 1623
K E L O M P O K A T A S K E L O M P O K B A W A H
156
No
validitas
daya pembeda
tingkat kesukaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Siswa
11 12 UC-22 3 7 UC-14 2 7 UC-27 3 10 UC-24 3 7 UC-15 3 7 UC-12 2 5 UC-17 3 10 UC-09 3 7 UC-13 3 7 UC-26 3 7 UC-11 3 7 UC-18 3 10 UC-16 3 5 UC-21 3 7 UC-19 0 7 UC-08 3 7 UC-02 2 1 UC-01 2 10 UC-23 0 5 UC-07 2 3 UC-03 2 5 UC-04 2 7 UC-28 3 5 UC-10 1 3 UC-06 1 1 UC-05 0 5 UC-20 1 7 UC-25 3 0 Jumlah 62 169 Mean 2.214 6.036 skor maks 3 10 p 0.738 0.604 tingkat kesukaran mudah sedang mean kelompok atas 2.857 7.357 mean kelompok bawah 1.571 4.714 Mean KA - Mean KB 1.286 2.643 Skor Maks 3 10 D 0.429 0.264 Daya Pembeda rxy rtabel Validitas si2
reliabilitas
14 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 2 3 3 5 3 5 3 5 1 5 1 5 3 3 3 3 2 2 104 3.714 5 0.743 mudah 4.286 3.143 1.143 5 0.229
Kode Soal 15 16 5 10 5 10 5 7 5 10 3 5 5 10 4 10 5 7 5 5 4 10 5 5 3 5 3 7 5 7 3 7 5 0 5 5 5 0 5 10 3 3 5 0 5 0 3 5 3 5 5 5 5 0 2 3 5 5 121 156 4.321 5.571 5 10 0.864 0.557 mudah sedang 4.429 7.714 4.214 3.429 0.214 4.286 5 10 0.043 0.429 kurang baik baik 0.175 0.642
17 3 2 1 2 3 2 2 1 0 2 2 2 1 0 1 0 1 1 2 0 1 0 1 2 1 0 0 0 33 1.179 4 0.295 sukar 1.643 0.714 0.929 4 0.232
18 19 20 10 4 3 5 4 4 5 3 4 5 4 2 5 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 5 4 4 5 4 2 7 4 0 5 4 2 10 4 2 5 2 3 2 3 0 3 4 1 5 3 1 3 3 1 7 1 0 3 3 1 2 4 2 0 0 1 1 3 0 2 3 1 3 4 1 5 0 2 5 0 1 3 4 3 119 86 53 4.250 3.071 1.893 10 4 4 0.425 0.768 0.473 sedang mudah sedang 5.357 3.643 2.714 3.143 2.5 1.071 2.214 1.143 1.643 10 4 4 0.221 0.28571 0.411
cukup
cukup
cukup
baik
0.593
0.461
0.460
0.629
baik
cukup
baik
cukup
0.550 0.374
0.565
0.764
0.521
valid
valid
valid
tidak valid
valid
valid
valid
valid
valid
6.925
1.656
1.841
0.967
11.810
0.893
5.454
1.698
1.655
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
valid 1.063
2
13 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 2 2 3 2 1 1 4 2 0 1 1 2 0 2 1 2 0 62 2.214 4 0.554 sedang 3.071 1.357 1.714 4 0.429
∑ si
49.128
2
st n n-1 r11
256.63 28 27 0.839
rtabel Reliabilitas Kriteria
0.374 reliabel Dipakai Dipakai
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Y 81 81 80 76 76 75 73 72 71 69 68 67 67 63 48 48 48 48 47 47 45 43 41 41 41 40 37 30 1623
K E L O M P O K A T A S K E L O M P O K B A W A H
157
PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN SOAL 1. Rumus Validitas
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ΣXY : Jumlah perkalian skor item X dan Y X : Jumlah skor item X Y : Jumlah skor item Y N : Jumlah responden 2 ΣX : Jumlah kuadrat skor item X ΣY2 : Jumlah kuadrat skor item Kriteria: Soal dapat dikatakan valid jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5%. 2. Contoh Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal No 3a, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. No
Kode
Butir soal no 1 (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Skor total (Y) 48 48 45 43 40 41 47 48 72 41 68 75 71 81 76 67 73 67 48
XY
X2
Y2
48 48 0 43 40 41 47 48 72 0 68 75 71 81 76 67 73 67 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2304 2304 2025 1849 1600 1681 2209 2304 5184 1681 4624 5625 5041 6561 5776 4489 5329 4489 2304
158
20 21 22 23 24 25 26 27 28
UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 Jumlah
37 63 81 47 76 30 69 80 41 1623
0 1 1 0 1 0 0 1 0
20
0 63 81 0 76 0 0 80 0 1265
0 1 1 0 1 0 0 1 0 20
1369 3969 6561 2209 5776 900 4761 6400 1681 101005
a. Mencari rtabel dengan n=28 dan α=5%
rtabel = rxy(0,5:28) =0,374 b. Menghitung rxy
rxy = =
√{
}{
}
√
= 0,531 Berdasarkan perhitungan diatas, rxy > rtabel , yakni 0,531 > 0,374. Oleh karena itu, soal No 3a dapat dikatakan valid.
159
PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN SOAL 1. Rumus Reliabilitas 2 n i r11 1 i2 n 1
Keterangan : r11 : reliabilitas instrumen
n : jumlah butir soal i2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
i2 : varians total Kriteria: Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. 2. Contoh perhitungan a. Mencari besar r tabel Pada α=0,05 dan n= 28, diperoleh r tabel = 0,374 b. Menghitung r11 Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: σi2 = 0,257+0,628+0,212+2,138+0,776+0,624+0,439+0,852+2,004+2,078+1,534+ 1,602+2,032+1,063+6,925+1,656+1,841+0,967+11,810+0,893+5,454+1,69 8+1,655 = 49,128 σt2= 256,628 Sehingga,
r11=( = 0,839 Berdasarkan perhitungan diatas, r11 > rtabel , yakni 0,839 > 0,374. Oleh karena itu, instrumen tes tersebut dapat dikatakan reliabel.
160
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL 1. Rumus Daya Pembeda
Keterangan: : daya pembeda : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar : banyaknya peserta kelompok atas : banyaknya peserta kelompok bawah : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria: Interval Kriteria 0,70 – 1,00 Baik sekali 0,40 – 0,69 Baik 0,20 – 0,39 Cukup 0,00 – 0,19 Jelek 2. Contoh Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal No 3a, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor UC-22 1 UC-19 0 1 15 UC-14 1 UC-08 1 2 16 UC-27 1 UC-02 1 3 17 UC-24 1 UC-01 1 4 18 UC-15 1 UC-23 0 5 19 UC-12 1 UC-07 1 6 20 UC-17 1 UC-03 0 7 21 UC-09 1 UC-04 1 8 22 UC-13 1 UC-28 0 9 23 UC-26 0 UC-10 0 10 24 UC-11 1 UC-06 1 11 25 UC-18 1 UC-05 1 12 26 UC-16 1 UC-20 0 13 27 UC-21 1 UC-25 0 14 28 Mean KA= 0,929 Berdarkan perhitungan diatas diperoleh Mean KB= 0,5 P= 0,429, maka sesuai tabel kriteria soal Sehingga, P = 0,929-0,5 No 3a memiliki daya pembeda cukup. = 0,429
161
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL 1. Rumus Tingkat Kesukaran
Keterangan: P B J
: indeks kesukaran : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul : jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria: Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah 2. Contoh Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal No 3a, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor 1 15 UC-22 1 UC-19 0 2 16 UC-14 1 UC-08 1 3 17 UC-27 1 UC-02 1 4 18 UC-24 1 UC-01 1 5 19 UC-15 1 UC-23 0 6 20 UC-12 1 UC-07 1 7 21 UC-17 1 UC-03 0 8 22 UC-09 1 UC-04 1 9 23 UC-13 1 UC-28 0 10 24 UC-26 0 UC-10 0 11 25 UC-11 1 UC-06 1 12 26 UC-18 1 UC-05 1 13 27 UC-16 1 UC-20 0 14 28 UC-21 1 UC-25 0 Mean= 0,714 Berdarkan perhitungan diatas Skor maksimal 1
diperoleh P= 0,714, maka sesuai
Sehingga,
tabel soal No 3a memiliki tingkat
P =
kesukaran mudah.
= 0,714
162
Lampiran 13: Analisis Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif SOAL PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TEMA ENERGI DAN KESEHATAN Mata Pelajaran
: IPA
Tanggal
: Mei 2014
Kelas/Semester
: VII/Genap
Waktu
: 50 Menit
Petunjuk Umum: 5. Berdoalah sebelum mengerjakan soal. 6. Tulislah identitasmu pada lembar jawaban. 7. Laporkanlah pada gurumu jika terdapat kesalahan dalam lembar soal. 8. Periksalah jawabanmu terlebih dahulu sebelum dikumpulkan. Petunjuk Khusus: Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Elyn senang bermain di sawah bersama teman-temanya untuk bermain kincir angin sederhana yang telah mereka buat. a. Coba temukan sumber energi apa yang mempengaruhi berputarnya kincir angin! (skor 1) b. Coba temukan 4 contoh bentuk energi yang ada di lingkungan sekitar kalian! (skor 5) 2. Setip minggu Feri berburu burung dara di kebun. Ia menggunakan ketapel dan batu untuk menembak dengan jarak 10 cm dan 5 cm. Ternyata batu yang terlempar paling jauh ketika ditembakan pada jarak 10 cm. Coba jelaskan mengapa menembakan batu dengan ketapel pada jarak 10 cm dapat membuat batu terlempar lebih jauh! (skor 3) 3. Sebuah bola yang dijatuhkan dari atap rumah dengan ketinggian 10 m memiliki energi potensial sebesar 100 J. Berapakah massa bola tersebut jika percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2? (skor 5) Bacalah artikel berikut ini untuk menjawab soal nomor 4-5! Memilih Menu Sehat Untuk Keluarga Kuliner secara tidak langsung memiliki dampak besar untuk membangun relasi, seperti mempererat hubungan dalam keluarga. Maka makanan yang sehat bagi keluarga perlu diperhatikan dalam penyajianya. Makanan yang sehat untuk
163
keluarga tentunya berbeda-beda dilihat dari waktu maupun usia. Menu sarapan untuk anak-anak, sekiranya kita hrus memberikan makanan yang mengenyangkan perut dan memberi energi, namun tidak terlalu berat, seperti sedikit nasi dengan telur rebus atau telur mata sapi, buah dan susu serta yang paling penting air putih. Untuk remaja, tentunya sarapan harus diperhatikan melihat bertambahnya kegiatanya di sekolah. Suplai karbohidrat dan protein harus seimbang karena mempengaruhi kerja otak selama beraktivitas. Telur dan buah masih dianjurkan untuk dikonsumsi. Namun, untuk mengonsumsi telur, diusahakan putihnya saja karena kandungan proteinya lebih tinggi. Sumber : okezone.com 4. Putih telur memiliki kandungan protein tinggi. Bagaimanakah cara membuktikan adanya kandungan protein pada putih telur? (skor 4) 5. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari diserap oleh tubuh dalam bentuk senyawa sederhana melalui serangkaian proses pencernaan makanan, baik secara mekanis mapun kimiawi. Apakah perbedaan proses pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi? (skor 3) Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawb pertanyaan nomor 9-10!
Tempe
Roti
Telur
Keju
Jagung
sumber: google.image 6. Berdasarkan gambar diatas, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat! (skor 3) 7. Suplai karbohidrat dan protein harus seimbang karena mempengaruhi kerja otak selama beraktivitas. Rancanglah percobaan uji karbohidrat dengan alat dan bahan yang ada di lingkungan! (Skor 10) 8. Erna mengamati Hida mengoleskan keju pada kertas sampul. Kemudian mereka mengamati bekas noda pada kertas sampul. Setelah diamati di tempat yang terang, ternyata kertas terdapat bekas warna transparan pada bahan makanan keju dan alpukat. Simpulkanlah hasil percobaan diatas! (skor 4)
164
9. Risa tidak masuk sekolah karena sakit diare. Kata dokter penyebab sakit diare adalah karena adanya gangguan pencernaan makanan. Coba gambarkan diagram sistem pencernaan makanan pada manusia! (skor 10) 10. Intan melihat gambar berikut ini ketika menemani ibunya di Posyandu.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar diatas merupakan foto anak Nigeria yang mengalami kekurangan gizi. Coba tafsirkan apa jenis penyakit yang diderita anak-anak tersebut tersebut beserta penyebabnya! (skor 4)
Selamat dan semangat mengerjakan
165
HASIL PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII A
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode Nama UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30
Kode Soal 1a 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1b 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5
2 3 4 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1 1 0 RATA-RATA
5 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1
6 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 0 2 2 3 2 3 3 3 1 3
7 1 3 0 0 1 0 0 0 3 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 0 3 0 0 0 1 0 1 1 0
8 1 2 2 3 1 0 0 0 0 1 4 1 2 1 1 1 0 0 0 2 2 2 1 0 2 3 1 1 2 1
9 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 2 1 0
10 1 1 1 3 1 1 1 1 4 2 2 0 1 0 2 1 0 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2
Total
Nilai
Keterangan
15 20 16 22 16 12 14 12 17 12 22 14 19 15 15 16 10 13 15 19 13 21 15 14 20 20 16 21 19 15 16.27
29.41 39.22 31.37 43.14 31.37 23.53 27.45 23.53 33.33 23.53 43.14 27.45 37.25 29.41 29.41 31.37 19.61 25.49 29.41 37.25 25.49 41.18 29.41 27.45 39.22 39.22 31.37 41.18 37.25 29.41 31.90
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
166
ANALISIS HASIL PRETEST INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Aspek No Kode Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30 Jumlah Rata-Rata Nilai
Kelancaran 1a 6 1 2 1 2 1 3 1 3 1 2 0 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 2 0 2 1 2 1 3 1 2 1 0 1 2 1 2 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 1 1 3 28 70 0.93 2.33 3.27 81.67
Keluwesan 1b 5 5 0 5 1 5 0 5 1 4 1 5 0 5 0 5 1 3 1 4 1 5 1 4 1 5 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 2 4 1 4 1 4 2 5 2 4 1 4 1 5 2 4 1 5 1 4 1 5 1 5 1 133 30 4.43 1 6.93 36.49
10 1 1 1 3 1 1 1 1 4 2 2 0 1 0 2 1 0 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 45 1.5
7 1 3 0 0 1 0 0 0 3 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 0 3 0 0 0 1 0 1 1 0 21 0.7
Orisinal 8 1 2 2 3 1 0 0 0 0 1 4 1 2 1 1 1 0 0 0 2 2 2 1 0 2 3 1 1 2 1 37 1.23 2.37 13.92
9 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 2 1 0 13 0.43
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 31 1.03
Elaborasi 3 2 2 2 3 2 1 2 0 2 0 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 0 1 2 3 3 3 1 3 3 1 53 1.77 3.70 33.64
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 0.9
167
ANALISIS HASIL POSTEST SISWA KELAS VII A TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode Nama UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30
Kode Soal 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 3 1 3 1 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3
4 5a 5b 10 1 4 10 1 5 10 1 4 10 1 4 5 1 4 3 1 5 10 1 4 7 1 5 7 1 5 5 1 4 10 1 5 10 1 5 10 1 5 7 1 4 10 1 5 7 1 5 3 1 3 10 1 4 10 1 4 10 1 5 10 1 5 7 1 2 7 1 5 7 1 5 5 1 4 5 1 4 10 1 4 10 1 5 10 1 5 3 1 5 RATA-RATA
6 3 4 3 4 2 3 2 4 1 3 4 1 4 3 1 3 1 3 3 4 4 4 1 3 4 3 3 3 4 3
7 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 4 1 2 1 2 2 3 3 3 4 4 4
8 3 5 3 5 5 1 3 3 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 5 3 5 5 4 5 5 3
9 7 7 7 10 10 0 7 5 10 10 10 7 10 10 10 7 7 7 10 7 7 7 10 7 10 10 7 7 10 10
10 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2
Jumlah
Nilai
Keterangan
40 43 41 50 38 22 41 38 43 39 48 40 46 42 42 38 29 41 46 40 43 34 40 39 43 41 43 46 51 40 40.90
78.43 84.31 80.39 98.04 74.51 43.14 80.39 74.51 84.31 76.47 94.12 78.43 90.20 82.35 82.35 74.51 56.86 80.39 90.20 78.43 84.31 66.67 78.43 76.47 84.31 80.39 84.31 90.20 100 78.43 80.20
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
168
ANALISIS HASIL POSTTEST INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Aspek No Kode Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30 Jumlah
Rata-Rata Nilai
kelancaran 1 5a 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 85 30 2.83 1 3.83 95.83
keluwesan 4 5b 10 4 10 5 10 4 10 4 5 4 3 5 10 4 7 5 7 5 5 4 10 5 10 5 10 5 7 4 10 5 7 5 3 3 10 4 10 4 10 5 10 5 7 2 5 5 7 5 5 4 5 4 10 4 10 5 10 5 3 5 236 133 7.87 4.43 15.33 80.70
7 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 4 1 2 1 2 2 3 3 3 4 4 4 91 3.03
3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 70 2.33
orisinal 6 3 4 3 4 2 3 2 4 1 3 4 1 4 3 1 3 1 3 3 4 4 4 1 3 4 3 3 3 4 3 88 2.93 13.37 78.63
9 7 7 7 10 10 0 7 5 10 10 10 7 10 10 10 7 7 7 10 7 7 7 10 7 10 10 7 7 10 10 243 8.10
2 1 3 1 3 1 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3 70 2.33
elaborasi 8 3 5 3 5 5 1 3 3 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 5 3 5 5 4 5 5 3 115 3.83 8.3 69.17
10 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 64 2.13
169
Lampiran 14: Analisis Uji N-Gain ANALISIS UJI N-GAIN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A NO
KODE
Nilai PreTest
Nilai Postest
Gain Skor
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30
29.41 39.22 31.37 43.14 31.37 23.53 27.45 23.53 33.33 23.53 43.14 27.45 37.25 29.41 29.41 31.37 19.61 25.49 29.41 37.25 25.49 41.18 29.41 27.45 39.22 39.22 31.37 41.18 37.25 29.41
78.43 84.31 80.39 98.04 74.51 43.14 80.39 74.51 84.31 76.47 94.12 78.43 90.20 82.35 82.35 74.51 56.86 80.39 90.20 78.43 84.31 66.67 74.51 76.47 84.31 80.39 84.31 90.20 100 78.43
0.69 0.74 0.71 0.97 0.63 0.26 0.73 0.67 0.76 0.69 0.90 0.70 0.84 0.75 0.75 0.63 0.46 0.74 0.86 0.66 0.79 0.43 0.64 0.68 0.74 0.68 0.77 0.83 1 0.69
Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang
Jumlah Rata-rata
21.40 0.71
Tinggi
170
ANALISI UJI N-GAIN INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
No 1 2 3 4
Indikator Berpikir Kreatif Kelancaran Keluwesan Orisinal Elaborasi Rata-Rata
Nilai Pretest Posttest 81.67 95.8 36.49 80.7 13.92 78.6 33.64 75.5 41.43 82.7
Nilai Gain
Kriteria
0.77 0.70 0.75 0.63 0.71
Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi
Keterangan: Aspek berpikir kreatif, yaitu : 1. Kelancaran (fluency), yaitu dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dengan tepat. 2. Keluwesan (flexibility), yaitu menghasilkan jawaban yang bervariasi dengan sudut pandang yang berbeda. 3. Orisinalitas, yaitu Memberikan jawaban atau gaagasan yang unik sesuai pemikiran sendiri 4. Elaborasi, yaitu Memerinci gagasan atau langkah kerja dengan benar, runtut dan detail.
171
Lampiran 16: Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP KREATIF Hari/Tanggal Topik Diskusi
: .............................................................. : ..............................................................
Nama Siswa
: ..............................................................
Kelompok
: ..............................................................
Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada kolom skala kreativitas dalam observasi proses pembelajaran menggunakan LKS IPA berbasis multiple intelligences. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai
1
Skala Penilaian 2 3 4
Keterbukaan terhadap pengalaman baru Kebebasan dalam ungkapan diri Menghargai fantasi Minat terhadap kegiatan kreatif Kepercayaan terhadap gagasan sendiri Skor Total Komentar
Skor maksimum : 5 x 4 = 20 skor yang diperoleh Persentase skor x100 % skor maksimal Kriteria presentase skor : Interval skor % 81%- 100% 63%-80% 43%- 62% 25%-42 %
Kategori Sangat Kreatif Kreatif Kurang Kreatif Tidak Kreatif Mengetahui, Observer
_________
172
RUBRIK PENILAIAN SIKAP KREATIF No. 1.
Aspek Yang Diamati Keterbukaan terhadap pengalaman baru
Indiktor Sikap Berpikir Kreatif Bersikap aktif dan antusias dalam pembelajaran
Keterangan 4 3 2 1
2.
Kebebasan dalam ungkapan diri
Sering menyatakan pendapat dan pertanyaan
4 3 2 1
3.
Menghargai fantasi
Bersikap menghargai terhadap ide atau gagasan yang diajukan teman
4 3 2 1
4.
Minat terhadap kegiatan kreatif
Memiliki rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
4
3
2
1
Aktif diskusi dan memerhatikan pelajaran Aktif diskusi tetapi kurang memerhatikan pelajaran Kurang aktif diskusi tetapi memerhatikan pelajaran Kurang aktif diskusi dan tidak memerhatikan pelajaran Sering berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Kadang berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Pernah berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Tidak pernah berpendapat dan bertanya dalam pembelajaran Sering menghargai gagasan atau ide teman kadang menghargai gagasan atau ide teman Pernah menghargai gagasan atau ide teman Tidak menghargai gagasan atau ide teman Sering memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Kadang memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Pernah memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok Tidak pernah memiliki keberanian dalam mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran maupun dikusi kelompok
173
5.
Kepercayaan terhadap gagasan sendiri
Orisinil dalam ungkapan gagasan dan pemecahan masalah
4
3
2
1
Keterangan : sering = melakukan tiga kali atau lebih kadang= melakukan dua kali pernah= melakukan satu kali
Memiliki gagasan atau ide dan tepat atas pemikiran sendiri Memiliki gagasan atau ide tetapi kurang tepat atas pemikiran sendiri Memiliki gagasan atau ide tepat tetapi tidak pemikiran sendiri Memiliki gagasan atau ide tidak tepat dan tidak pemikiran sendiri
174
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIF SISWA (Observer 1) Kode Siswa UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30 JUMLAH TOTAL
1 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 2 4 90
RERATA
PERSENTASE kriteria
RERATA PRESENTASE
75
Pertemuan 1 2 3 4 3 2 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 93 101 99 483 96.6 83.28 sangat kreatif 77.5
5 3 4 3 2 3 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
84.17 82.5 83.3
Aspek Penilaian Pertemuan 2 Pertemuan 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 3 2 4 2 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 96 98 103 95 92 97 99 95 98 484 491 96.8 98.2 83.44827586 84.65517241 sangat kreatif sangat kreatif 81.75 80 81.7 85.8 79 77 80.8 83 79 82
5 1 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 4 3 102 97
Pertemuan 4 Skor 2 3 4 5 4 2 4 3 65 3 3 4 3 57 3 4 4 3 60 2 4 4 3 61 3 4 2 4 64 4 3 4 3 59 2 3 4 2 60 4 4 3 4 77 4 3 3 4 64 4 4 4 4 64 4 4 4 4 77 3 3 2 3 58 3 4 3 3 71 3 3 2 4 60 4 3 4 4 72 2 4 4 3 64 3 4 3 3 62 2 3 3 3 53 3 4 4 4 77 4 4 4 4 68 2 4 3 3 57 4 2 4 3 62 3 3 4 3 60 3 4 3 4 74 4 2 4 3 68 3 4 3 4 65 3 4 3 3 73 4 4 2 3 73 4 4 4 4 61 4 4 3 4 76 98 105 102 102 1962 504 100.8 86.89655172 sangat kreatif
85 80.8 81.7 87.5
85
85
175
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIF SISWA (Observer 2) Kode Siswa UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30 Jumlah Rerata
Presentase Kriteria
Rata-rata Presentase
1 4 3 2 3 3 2 4 4 3 1 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 1 3 4 3 4 2 92
Pertemuan 1 2 3 4 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 4 2 4 4 2 4 1 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 1 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 94 84 94 463 92.6 79.83 Kreatif
76.7 78.333
70
5 3 4 3 2 3 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 99
78.33 82.5
1 2 3 4 4 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 96
80
Aspek Penilaian Pertemuan 3 5 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 1 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 1 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 93 99 99 101 92 493 98.6 85 Sangat Kreatif 80.75 82.5 80.83 79.17 77.5 82.5 82.5 84.17 76.67 Pertemuan 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 1 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 99 97 95 480 96 82.76 Sangat Kreatif
Pertemuan 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 104 101 502 100.4 86.55 Sangat Kreatif
5 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 102
1 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 98
2 4 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 95
85
81.7
79.17
86.67
84.17
Skor 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 104
86.67
69 57 59 62 64 59 61 75 63 63 73 54 69 62 70 62 62 53 76 65 59 65 61 70 63 65 68 70 66 73 1938
176
REKAPITULASI PENILAIAN OBSERVASI SIKAP KREATIF SISWA
Keterangan Observer 1 Observer 2 Rata-rata % Per aspek Total Presentase Kriteria
1 90 92 91 75.8
Pertemuan 1 2 3 4 5 93 101 99 100 94 84 94 99 93.5 92.5 96.5 99.5 77.92 77.1 80.4 82.92 78.83 Kreatif
1 96 96 96 80
Skor Pertemuan 2 2 3 4 5 1 98 103 95 92 97 99 97 95 93 99 98.5 100 95 92.5 98 82.08 83.33 79.17 77.08 81.67 80.33 Kreatif
Keterangan: 1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 2. Kebebasan dalam ungkapan diri 3. Menghargai fantasi 4. Minat terhadap sikap kreatif 5. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri
Pertemuan 3 Pertemuan 4 2 3 4 5 1 2 3 4 99 95 98 102 97 98 105 102 99 101 92 102 98 95 104 101 99 98 95 102 97.5 96.5 104.5 101.5 82.5 81.67 79.17 85 81.25 80.417 87.0833 84.583 82 83.83 Sangat Kreatif Sangat Kreatif
5 102 104 103 85.83
177
Lampiran 17: Hasil Observasi Aktivitas Siswa INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS MOTORIK SISWA
Hari/Tanggal
: ..............................................................
Topik Diskusi
: ..............................................................
Nama Siswa
: ..............................................................
Kelompok
: ..............................................................
Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada kolom skala aktivitas dalam observasi proses pembelajaran menggunakan LKS IPA berbasis multiple intelligences. No. 1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai
Skala Penilaian 1 2 3 4
Persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS Ketepatan dalam melakukan prosedur ilmiah Ketepatan dalam menyelesaikan tugas Komunikasi ilmiah Skor Total Komentar
Skor maksimum : 4 x 4 = 16 skor yang diperoleh Persentase skor x100 % skor maksimal Kriteria presentase skor : Interval skor % 81%- 100% 63%-80% 43%- 62% 25%-42 %
Kategori Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif Mengetahui, Observer
_________
178
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS MOTORIK SISWA No. Aspek Yang Diamati 1. Persiapan alat dan bahan
4
3
2
1
2.
Ketepatan dalam melakukan prosedur ilmiah
4
3
2 1 3.
Ketepatan menyelesaikan tugas
dalam
4 3 2
1 4.
Komunikasi ilmiah
4
3
Keterangan Mempersiapkan 71%-100% alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS sebelum melakukan kerja ilmiah. Mempersiapkan 51-70% alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS sebelum melakukan kerja ilmiah. Mempersiapkan 10%-50% alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS Tidak membawa alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS Melakukan kerja ilmiah sesuai petunjuk LKS dengan benar dan runtut. Melakukan kerja ilmiah sesuai petunjuk LKS dengan benar tetapi kurang runtut. Melakukan kerja ilmiah kurang benar tetapi runtut. Melakukan kerja ilmiah kurang benar dan kurang runtut. Menyelesaikan tugas dengan benar, lengkap dan tepat waktu. Menyelesaikan tugas kurang lengkap tetapi tepat waktu. Menyelesaikan tugas dengan benar dan lengkap tetapi tidak tepat waktu. Menyelesaikan tugas kurang benar dan tidak tepat waktu. Mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan lancar dalam diskusi maupun melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai dengan tema pembelajaran. Mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan lancar dalam diskusi namun kurang baik dalam melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai dengan tema pembelajaran.
179
2
1
Keterangan : sering = melakukan tiga kali atau lebih kadang= melakukan dua kali pernah= melakukan satu kali
Mampu berkomunikasi dengan baik, namun kurang lancar dalam diskusi maupun melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai dengan tema pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar tetapi tidak sesuai dengan tema pembelajaran.
180
HASIL ANALISIS PENILAIAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (Observer 1) Kode Siswa UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30 jumlah total rerata
% kriteria
Pertemuan 1 1 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 107 98 94 385 96.25 80.21 aktif
4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 86
Aspek Penilaian Pertemuan 3 4 1 2 3 4 1 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 95 107 113 103 101 120 424 106 88.33 sangat aktif 85.68 80.83 79.17 89.17 94.17 85.83 84.17 100
Pertemuan 2 1 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 100 108 97 400 100 83.33 sangat aktif
% %aspek 89.17 81.67 78.33 71.67 83.33
90
Pertemuan 4 2 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 120 92 104 436 109 90.83 sangat aktif 100
Total 53 51 56 54 56 52 53 60 50 56 60 54 53 55 57 56 53 52 62 55 52 50 51 56 56 53 59 55 57 58 1645
76.67 86.67 85.68
181
HASIL ANALISIS PENILAIAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (Observer 2) Aspek Penilaian Pertemuan 3 Pertemuan 4 Total 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 UP-01 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 53 UP-02 2 2 3 4 3 3 4 4 3 2 50 UP-03 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 55 UP-04 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 53 UP-05 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 56 UP-06 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 52 UP-07 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 54 UP-08 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 60 UP-09 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 49 UP-10 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 54 UP-11 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 60 UP-12 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 54 UP-13 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 53 UP-14 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 55 UP-15 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 57 UP-16 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 56 UP-17 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 54 UP-18 2 2 3 4 3 3 4 4 2 3 51 UP-19 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 61 UP-20 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 54 UP-21 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 51 UP-22 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 51 UP-23 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 51 UP-24 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 54 UP-25 3 2 3 3 3 4 4 4 2 4 55 UP-26 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 53 UP-27 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 59 UP-28 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 54 UP-29 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59 UP-30 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 Jumlah 84 97 106 108 105 102 120 120 88 101 1637 Total 421 429 Rerata 105.25 107.25 % 87.71 89.38 Kriteria sangat aktif sangat aktif % 85.26 % Aspek 88.33 82.50 78.33 70.00 82.50 91.67 81.67 80.83 88.33 90.00 87.50 85.00 100 100 73.33 84.17 85.26
Kode Siswa
Pertemuan 1 1 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 106 99 94 383 95.75 79.79 aktif
Pertemuan 2 1 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 99 110 98 404 101 84.17 sangat aktif
182
REKAPITULASI PENILAIAN AKTIVITAS SISWA Skor Keterangan Observer 1 Observer 2 Rata-rata (%) Total (%) Kriteria
Pertemuan 1 1 2 3 4 89.17 81.67 78.33 71.67 88.33 82.50 78.33 70.00 88.75 82.08 78.33 70.83 80.00 Aktif
1 83.33 82.50 82.92
Pertemuan 2 2 3 90.00 80.83 91.67 81.67 90.83 81.25 83.75 Sangat Aktif
4 79.17 80.83 80.00
Keterangan: 1. Persiapan alat dan bahan 2. Ketpatan dalam melakukan prosedur ilmiah 3. Ketepatan dalam menyelesaiakan tugas 4. Komunikasi ilmiah
1 89.17 88.33 88.75
Pertemuan 3 2 3 94.17 85.83 90.00 87.50 92.08 86.67 88.02 Sangat Aktif
4 84.17 85.00 84.58
1 100 100 100
Pertemuan 4 2 3 4 100 76.67 86.67 100 73.33 84.17 100 75 85.42 90.10 Sangat Aktif
183
Lampiran 17: Hasil Angket Tanggapan Siswa ANGKET TANGGAPAN SISWA LKS IPA BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK TEMA ENERGI DAN KESEHATAN Nama
: ..................................................................
Kelas
: ..................................................................
Tanggal
: ..........................................................................
Petunjuk pengisian: 1. Isilah identitas dan kelas anda pada kolom yang telah disediakan. 2. Bacalah pernyataan pada kolom dibawah ini, kemudian isilah tanda check list (√) pada kolom skor 1, 2, 3, atau 4 yang telah disediakan. 3. Silahkan pilih angka 4 jika anda sangat setuju, angka 3 jika setuju, angka 2 jika kurang setuju dan angka 1 jika tidak setuju. 4. Berikanlah masukan atau saran untuk perbaikan LKS jika diperlukan. No
Pernyataan
Jawaban 1
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Desain LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk menarik. Bahasa yang digunakan dalam LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk ini mudah dimengerti. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk dapat dipelajari secara individu maupun kelompok. Petunjuk yang ada dalam LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk mudah dimengerti Kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk bervariasi dan menyenangkan sehingga membantu saya memahami materi. Kegiatan pembelajaran disajikan secara rinci dikaitkan dengan masalah sehari-hari. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk dikembangkan sesuai dengan lima kecerdasan
2
3
4
184
8.
9.
10.
yang diintegerasikan. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk ini dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat meningkatkan potensi dan kreativitas saya. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk ini dilengkapi dengan informasi religius-sains, sehingga membuat saya lebih banyak bersyukur dan giat belajar. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk secara umum sudah cukup baik sehingga saya tertarik untuk belajar dan berkreativitas.
Catatan : ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................
Penilaian:
Keterangan: P f n
= persentase tanggapan siswa = jumlah skor yang diperoleh = jumlah skor maksimum
Kriteria Penilaian 81% - 100% = sangat menarik 62% - 80% = menarik 43% - 61% = cukup menarik 25% - 42% = kurang menarik
185
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN KODE NAMA 1 UK-01 2 UK-02 3 UK-03 4 UK-04 5 UK-05 6 UK-06 7 UK-07 8 UK-08 9 UK-09 10 UK-10 Jumlah Presentase (%)
1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 34 85
2 2 3 2 4 3 3 4 4 4 2 31 77.5
Kriteria
SB
B
NO
Rata-rata (%) Kriteria
3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 32 80 B
4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 31 77.5 B
ITEM 5 6 2 2 4 2 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 32 27 80 67.5 B B 76.25 Baik
7 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 25 62.5 B
8 4 4 2 3 2 4 3 3 3 4 32 80 B
9 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 32 80 B
10 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 29 72.5 B
186 ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
KODE NAMA
UB-01 UB-02 UB-03 UB-04 UB-05 UB-06 UB-07 UB-08 UB-09 UB-10 UB-11 UB-12 UB-13 UB-14 UB-15 UB-16 UB-17 UB-18 UB-19 UB-20 UB-21 UB-22 UB-23 UB-24 UB-25 UB-26 UB-27 UB-28 UB-29 Jumlah Presentase (%) Kriteria Rata-rata (%) Kriteria
ITEM 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 102
2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 96
3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 102
4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 98
5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 102
6 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 96
7 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 4 4 102
8 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 101
9 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 99
10 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 96
87.93
82.76
87.93
84.48
87.93
82.76
87.93
87.07
85.34
82.76
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
85.69 Sangat Baik
187
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI PENERAPAN LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
KODE NAMA UP-01 UP-02 UP-03 UP-04 UP-05 UP-06 UP-07 UP-08 UP-09 UP-10 UP-11 UP-12 UP-13 UP-14 UP-15 UP-16 UP-17 UP-18 UP-19 UP-20 UP-21 UP-22 UP-23 UP-24 UP-25 UP-26 UP-27 UP-28 UP-29 UP-30
Jumlah Presentase (%) Kriteria Rata-rata (%) Kriteria
ITEM 1 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 106 88.33 SB
2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 99 82.50 SB
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 109 90.83 SB
4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 4 103 85.83 SB
5 6 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 107 103 89.17 85.83 SB SB 88.08 Sangat Baik
7 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 108 90 SB
8 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 105 87.5 SB
9 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 109 90.83 SB
10 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 108 90 SB
188
Lampiran 18: Hasil Angket Tanggapan Guru ANGKET TANGGAPAN GURU LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama
:
NIP
:
Instansi
:
Petunjuk Pengisian: 1. Isilah nama, NIP dan asal instansi pada kolom yang sudah disediakan. 2. Bacalah beberapa askpek pertanyaan pada kolom dibawah ini, kemudian isilah tanda check list (√) pada kolom skor 1, 2, 3, atau 4 yang telah disediakan. 3. Silahkan pilih angka 4 jika anda sangat setuju, angka 3 jika setuju, angka 2 jika kurang setuju dan agka 1 jika tidak setuju. 4. Berikanlah masukan untuk perbaikan LKS pada kolom kosong di bawah kolom masing-masing aspek jika diperlukan. No
Aspek yang ditanyakan 1
1
Desain Penampilan LKS Berbasis Multiple Intelligences secara keseluruhan menarik.
2
Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas dalam LKS.
3
LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat menunjukan konsep keterpaduan IPA.
4
Bahasa dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences mudah untuk dipahami siswa.
5
Kegiatan pembelajaran dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences sesuai dengan kelima
2
Skor 3
4
189
kecerdasan yang diintegerasikan.
6
Kegiatan pembelajaran dalam LKS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
7
Penggunaan gambar dan artikel dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences sangat relevan dan kontekstual sehingga mendorong rasa inginn tahu siswa.
8
Kegiatan dan penugasan dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat membantu siswa meahami materi melalui kegiatan yang menyenangkan, variatif dan berpusat pada siswa.
9
LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri maupun kelompok
10
LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat membantu siswa menguasai materi pada tema Energi dan Kesehatan secara komprehensif.
Saran : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
190
Penilaian:
Keterangan: P = persentase tanggapan guru f = jumlah skor yang diperoleh n = jumlah skor maksimum
Kriteria Penilaian 81% - 100% = sangat menarik 62% - 80% = menarik 43% - 61% = cukup menarik 25% - 42% = kurang menarik Batangan,
Mei 2014
Guru Mata Pelajaran IPA
.......................................... NIP ***** TERIMAKASIH *****
191
REKAPITULASI TANGGAPAN GURU IPA TERHADAP LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES No
Pernyataan
1
Desain Penampilan LKS Berbasis Multiple Intelligences secara keseluruhan menarik. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas dalam LKS. LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat menunjukan konsep keterpaduan IPA. Bahasa dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences mudah untuk dipahami siswa. Kegiatan pembelajaran dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences sesuai dengan kelima kecerdasan yang diintegerasikan. Kegiatan pembelajaran dalam LKS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penggunaan gambar dan artikel dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences sangat relevan dan kontekstual sehingga mendorong rasa inginn tahu siswa. Kegiatan dan penugasan dalam LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat membantu siswa meahami materi melalui kegiatan yang menyenangkan, variatif dan berpusat pada siswa. LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri maupun kelompok LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat membantu siswa menguasai materi pada tema Energi dan Kesehatan secara komprehensif. Jumlah Skor (%) Kriteria
2 3 4 5
6
7
8
9
10
Rerata Skor (%) Kriteria
Skor Guru IPA I Guru IPA II 4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
90% Sangat Baik
95% Sangat Baik
92,5% Sangat Baik
192
Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian
Uji Coba Skala Kecil
Uji Coba Soal
Membuat Ketapel Sederhana Membuat Kincir Angin Sederhana
Presentasi Kreatif: Bermain Peran Reward: Kelompok Terkreatif
Menyusun Diagram Eksperimen: Uji Bahan Makanan
193
Lampiran 20: Surat Keterangan Penelitian
194