Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Siti Kuzaimah, Mustika Wati, Sri Hartini Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
[email protected] ABSTRACT: Curriculum 2013 aims to encourage students to think critically in the learning process, but the results of UNDP (United Nations Development Programme) in 2010 showed critical thinking skills in Indonesia is still low. This research aims to produce worksheets and supporting media that can stimulate students' critical thinking skills. This type of research is the development of models ASSURE (Analyze Learners, State Objectives, Select methods, media, and materials, Utilize Material, Requires Participation Learners, Evaluate and revise). Test subjects were students of grade IX SMP Negeri 1 Aluh-Aluh. Implementation research is to develop the initial design and media supporting worksheets, reviewed by experts (faculty) and practitioners (junior high science teacher) and tested in grade IX students of SMP Negeri 1 Aluh-Aluh. Data obtained from the test results, observations, questionnaires, and documentations. Data analyzed in descriptive and qualitative. Analysis results of students' critical thinking skills after using worksheets and supporting media, there is a very good category 12.5% of students, 59.4% good students, good enough 25% of students, and 3% poor students. Students 'response to LKS categorized 78.9% good, and the students' response to the media at 82.9% well categorized. As conclution the developed worksheet and the media support material of the solar system is able effective to stimulate critical thinking skills of junior high school students. Keywords: Development, LKS, media, critical thinking.
sangat diperlukan agar suatu bangsa
PENDAHULUAN Pengembangan Kurikulum
2013
dapat bersaing dan berkompetisi dengan
merupakan jawaban terhadap beberapa
bangsa
permasalahan pada Kurikulum 2006.
Negara yang kaya akan sumber daya
Kurikulum
untuk
alamnya, tetapi sumber daya manusia
mendorong siswa lebih baik dalam
masih tergolong cukup rendah. Hasil
melakukan observasi, bertanya, bernalar,
penelitian United Nations Development
menyimpulkan, dan mempresentasikan,
Programme
dari apa yang diperoleh atau diketahui
menempatkan Indonesia pada posisi 108
siswa
dari 169 negara dengan nilai Human
2013
setelah
bertujuan
menerima
materi
pembelajaran (Dikbud, 2013).
lain.
Development
Pada era globalisasi sekarang ini,
(UNDP,
sumber daya manusia yang berkualitas
Indonesia
(UNDP)
Index
2011).
merupakan
tahun
(HDI)
Penelitian
2010,
0,600 tersebut
menunjukkan bahwa kualitas pendidikan
89
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
di Indonesia masih memprihatinkan dan
keluhan-keluhan
perlu untuk ditingkatkan. Pemerintah
tugas lain “tidak bisa membuat peta
pada dasarnya sudah banyak melakukan
konsep”, “tidak kreatif”, “tidak bisa
usaha-usaha untuk meningkatkan mutu
menggambar”.
pendidikan
bahwa kreativitas adalah bawaan sejak
nasional,
khususnya
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam untuk
berpikir,
Siswa
diberi
beranggapan
Keterampilan berpikir kritis adalah
mengembangkan
keterampilan
apabila
lahir (Sidharta, 2006).
(IPA). Pembelajaran IPA mempunyai tujuan
lain
salah satu keterampilan yang sangat
dimana
penting dalam membangun pilar belajar
pembelajaran tersebut harus dirancang
yang bernilai untuk membangun daya
sedemikian
tercipta
kompetisi bangsa dalam meningkatkan
suasana pembelajaran yang menuntut
mutu produk pendidikan. Lembar Kerja
siswa untuk berpikir. Konsekuensinya
Siswa (LKS) yang beredar di pasaran
adalah
sekarang
sebenarnya
pemahaman akan IPA, guru juga harus
rangkuman
materi
mengajarkan proses IPA agar siswa
kumpulan soal-soal.
lebih memahami bagaimana produk IPA
terdapat dalam LKS bisa dijawab siswa
yang dihasilkan (Kurniawan, 2012).
dengan mudah dari melihat materi yang
rupa
selain
sehingga
harus
meningkatkan
Beberapa contoh kejadian akibat
merupakan
pelajaran
serta
Soal-soal yang
ada dalam LKS sehingga kurang melatih
kurangnya kemampuan berpikir kritis
keterampilan
siswa antara lain ketika guru mengajar
kemandirian siswa. Untuk menyikapi
seringkali menemukan bahwa siswa
masalah perilaku berpikir siswa di atas
begitu mudah menyerah ketika jawaban
peneliti
dari masalah tidak segera diketahui.
alternatifnya
Siswa
kekesalannya
mengembangkan Lembar Kerja Siswa
dengan meremas kertas sambil berkata
(LKS) dan media penunjangnya untuk
“terlalu sulit”. Siswa juga beranggapan
mengaktifkan
bahwa dirinya tidak bisa melakukannya.
kritis siswa SMP.
menunjukkan
Beberapa siswa juga mencoba untuk
berpikir
memberikan
Penelitian
kritis
salah
yaitu
satu dengan
keterampilan ini
dan
bertujuan
berpikir untuk
menghindari masalah atau tidak mau
mendeskripsikan keefektifan LKS dan
bersusah payah mengerjakan tugas dari
media penunjang yang dikembangkan
gurunya dan berhenti mempelajarinya
untuk
dengan berkata “tidak bisa”, “tidak
berpikir kritis siswa SMP.
mengerti”,
“ini
terlalu
sulit”
atau
90
mengaktifkan
keterampilan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
menggunakan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
rancangan
media penunjang pembelajaran untuk
pengembangan sehingga penelitian ini
mengaktifkan
termasuk
kritis
pengembangan.
pengembangan
ASSURE. Pengembangan LKS dan
penelitian
jenis
model
penelitian Langkah-langkah
keterampilan
berpikir
menggunakan
pengembangan
seperti
desain Gambar
1.
pengembangan dalam penelitian ini A
Analyze Learners = Analisis karakteristik siswa
S
State Objectives = Menetapkan tujuan pembelajaran
S
Select methods, media, and material = Seleksi media, metode, dan LKS
U
Utilize Material = Memanfaatkan LKS
R
Requires Learners Participation = Melibatkan siswa dalam LKS
E
Evaluate and revise = Evaluasi dan revisi Gambar 1 Model ASSURE (Pribadi, 2009: 112) HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan
soal
Hasil penelitian pengembangan ini
tes,
adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
observasi, angket, dan dokumentasi.
mengaktifkan
Data-data yang diperoleh selama penelitian
diolah
berpikir
kritis pada materi tata surya yang
deskriptif,
dilakukan validasi dan ujicoba kelas
kuntitatif dan kualitatif. Adapun analisis
untuk menghasilkan LKS serta media
yang dilakukan terhadap data-data yang
penunjang yang layak. LKS dan media
diperoleh adalah analisis kelayakan LKS
penunjang
untuk
mengaktifkan
dan
keterampilan
berpikir
kritis
yang
efektif
dengan
hasil
media,
secara
keterampilan
analisis
keterampilan
berpikir siswa, dan analisis respon
dikembangkan
siswa.
penelitian menunjukkan bahwa: LKS yang dikembangkan sangat layak digunakan untuk mengaktifkan keterampilan
91
berpikir
kritis
siswa,
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
karena
memenuhi
kelayakan
aspek
dan
keterampilan
berpikir
kritis.
penilaian didaktik, konstruksi, teknis, Tabel 1 Hasil validasi LKS No
Aspek Penilaian
Persentase
Kategori
1 2 3 4
Didaktik Konstruksi Teknis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Reliabilitas
93 93 95 90
Sangat layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak
96
Baik
Tabel 1 menunjukkan persentase
Kebenaran konsep materi ditinjau dari
untuk aspek didaktik adalah sebesar
aspek keilmuan sebesar 86%. Kejalasan
93%, untuk aspek konstruksi sebesar
topik
93%, untuk aspek teknis sebesar 95%,
Keruntutan
dan untuk aspek keterampilan berpikir
Kesesuaian
kritis bernilai 90%. Ini menunjukkan
keabstrakan
bahwa LKS yang dikembangkan sangat
perkembangan kognitif siswa kelas IX
layak untuk digunakan karena sesuai
SMP
dengan syarat-syarat penyusunan LKS
dialog/teks cerita dengan materi sebesar
seperti dalam makalah yang disusun
92%.
oleh Rescha (2010) yang menyatakan
materi melalui penggunaan bahasa 86%.
bahwa LKS memberi pengaruh yang
Kesantunan penggunaan bahasa 92%,
cukup
belajar
penyajian gambar tokoh sebesar 92%,
mengajar, sehingga penyusunan LKS
kejelasan alur cerita yang mendukung
harus memenuhi berbagai persyaratan
untuk memahami materi sebesar 86%,
yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi,
kemudahan penggunaan sebesar 86%,
dan syarat teknik.
dukungan
besar
dalam
Media
proses
sebesar
86%.
materi
sebesar
86%.
tingkat
kesulitan
konsep
sebesar
92%.
Kemudahan
media
dengan Ketepatan
memahami
bagi
dan
alur
kemandirian
yang
belajar siswa sebesar 92%, kemampuan
dikembangkan sangat layak digunakan
media untuk meningkatkan motivasi
untuk
siswa sebesar 100%, kemampuan media
berpikir
penunjang
pembelajaran
mengaktifkan kritis
terpenuhinya
semua
keterampilan
siswa, aspek
karena
menambah pengetahuan siswa sebesar
kriteria
92%,
kemenarikan
sampul
depan
penilaian kelayakan media. Kesesuaian
sebesar 100%, dan pemilihan warna
isi media dengan SKL UN tiga tahun
sebesar 86%.
terakhir
bernilai
sebesar
100%.
92
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
Kesesuaian cerita, gambar, dan
Keterampilan berpikir kritis siswa
materi sebesar 92%, Kemudahan untuk
setelah menggunakan LKS dan media
membaca
teks/tulisan
sebesar
92%,
penunjang, kategori sangat baik ada
halaman
buku
12,5% siswa, baik 59,4% siswa, cukup
sebesar 92%, Penyelesaian buku cerita
baik 25% siswa, dan kurang baik 3%
bergambar
siswa.
Keteraturan
desain sebesar
80%.
Semua
Hal
ini
dikarenakan
indikator penilaian media penunjang
tersebut
berkriteria sangat layak kecuali pada
pekerjaannya yang dianggapnya sulit.
indikator penyelesaian cerita bergambar
Ini juga berarti keputusan untuk siswa
yang hanya berkriteria layak. Hasil
menjawab maupun tidak menjawab soal-
penilaian tersebut menunjukkan bahwa
soal dalam LKS juga merupakan hasil
media penunjang yang dikembangkan
dari berpikir kritis, dimana disebutkan
layak dijadikan panduan bagi siswa
dalam Tilaar (2012) bahwa berpikir
maupun
kritis merupakan proses mental yang
guru
dalam
mengelola
pembelajaran. Selanjutnya
tidak
siswa
menyelesaikan
digunakan untuk memecahkan masalah, media
sudah
membuat keputusan, dan belajar konsep
divalidasi kemudian diuji coba untuk
baru. Dapat pula dirumuskan sebagai
melihat media dapat menunjang LKS
keputusan apa yang dipercaya dan
untuk
diperbuat.
mengaktifkan
yang
keterampilan
berpikir kritis siswa. Tabel 2 Hasil keterampilan berpikir kritis siswa per aspek Aspek yang diamati 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan Menjawab pertanyaan klarifikasi (termasuk membedakan dan mengelompokkan) Menjelaskan apa yang menyebabkan perbedaan Memberikan penjelasan sederhana Menyebutkan contoh Memberi suatu alasan yang logis dari suatu pernyataan Mengidentifikasi asumsi/ mengajukan argument
LKS 1 (%) -
LKS 2 (%)
LKS 3 (%)
74,3 -
Rata-rata (%)
Kategori
74,3
Baik
81,3
83,1
-
82,2
Sangat Baik
95
-
-
95
Sangat Baik
-
60
60
60
-
65,8
68
66,9
-
-
63
63
36,9
-
-
36,9
93
Cukup Baik Baik Baik Kurang Baik
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk
asumsi/mengajukan
aspek penilaian keterampilan berpikir
tetapi
kritis
keseluruhan
mengidentifikasi
alasan
yang
argumen.
Akan
berpikir
kritis
dihasilkan
dapat
memperkuat
hasil
keterampilan yang
dinyatakan, menyebutkan contoh , dan
dikatakan baik.
memberi suatu alasan yang logis dari
Hasil
ini
suatu pernyataan memiliki kriteria baik,
penelitian Nurichah, dkk (2012) LKS
untuk
pertanyaan
berbasis keterampilan berpikir kritis
klarifikasi (termasuk membedakan dan
yang bertujuan untuk membantu siswa
mengelompokkan) dan menjelaskan apa
dalam memahami konsep dan materi
yang menyebabkan perbedaan memiliki
sesuai dengan kompetensi yang harus
kriteria
aspek
dimiliki siswa, serta bertujuan untuk
sederhana
melatihkan keterampilan berpikir kritis
aspek
menjawab
sangat
memberikan
baik,
untuk
penjelasan
berkriteria cukup baik, sedangkan untuk
yang
aspek
asumsi/
keterampilan berpikir kritis yang yang
mengajukan argument hanya berkriteria
meliputi keterampilan menginterprestasi,
kurang baik karena hanya ada beberapa
menganalisis,
orang siswa saja yang menjawab dengan
nyimpulkan,
benar yang dimaksud soal, sedang
LKS, terbukti dapat membantu siswa
kebanyakan siswa yang lain lebih
dalam memahami materi sehingga siswa
cenderung tidak mau mengisi jawaban
mampu menguasai materi dan konsep.
karena siswa tidak tahu jawabannya. Hal
Pelatihan keterampilan berpikir dalam
ini disebabkan siswa kurang membaca
LKS juga mampu membantu siswa
buku tentang pengetahuan alam. Hal ini
dalam
menunjukkan
masih
informasi
sehingga
kesulitan dalam hal memberi penjelasan
mengajar
semakin
sederhana
meningkatkan hasil belajar.
mengidentifikasi
bahwa dan
siswa
mengidentifikasi
baik.
Diintegrasikannya
mengevaluasi, dan
menjelaskan
menyerap
dan
PRS Pendapat siswa terhadap komponen LKS atau Media Pemahaman siswa terhadap LKS atau Media Minat siswa terhadap LKS atau Media Rerata
Respon Siswa LKS Kategori PRS
proses lancar
Media Kategori
73,8
Baik
82,5
Sangat Baik
80,3
Baik
83,6
Sangat Baik
82,5
Sangat Baik
82,53
Sangat Baik
78,9
82,9
94
pada
memahami
Tabel 3 Respon siswa terhadap LKS dan Media Indikator
me-
belajar dan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
Respon
siswa
terhadap
LKS
Sains Siswa SMP. diakses melalui http://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/jpii/article/ pada tanggal 28 Februari 2013.
bernilai sebesar 78,9% yang memiliki kriteria baik. Respon siswa terhadap media bernilai 82,9% yang memiliki
Pribadi, Benny A. (2009). Model Desain Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
kriteria baik. Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dikatakan bahwa untuk respon siswa
terhadap
terhadap
media,
LKS siswa
serta
Rescha. (2010). Perbedaan Jenis Bahan Ajar. Diakses melalui http:// www. scribd. com/doc/30102718/ bedaMEDIA-PEMBELAJARAN-handout-lKS-bahan-ajar-dsb pada tanggal 16 Mei 2013.
respon
memberikan
respon yang positif terhadap LKS dan media yang dikembangkan. LKS beserta media penunjang yang dikembangkan
Sadiman, Arief S, dkk. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
dapat meningkatkan sikap dan minat siswa
dalam
pembelajaran
IPA
Sanjaya, Wina. (2009).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup.
khususnya fisika dalam materi tata surya ini. SIMPULAN Berdasarkan
hasil
Sidharta, Arief. (2006). Keterampilan Berpikir. Diakses melalui http:// www. p4tkipa. net /modul/ Tahun2005 /UMUM/ Keterampilan% 20Berpikir. pdf pada tanggal 19 Februari 2013.
penelitian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa LKS dan
media
penunjang
yang
dikembangkan sudah layak digunakan
Syah, Muhibbin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
dan efektif untuk dapat mengaktifkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP.
Tilaar, H.A.R. (2012). Pengembangan Kreativitas dan Enterpreneurship dalam Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA Dikbud. (2012). Membeli Masa Depan Dengan Harga Sekarang. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif dan Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Referensi.
Kurniawan, Annas. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Terkait
95
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no 2, Juni 2014
UNDP. (2011). Human Development Report 2010. The Real Wealth of Nations: Pathways to Human Development. Published for the United Nations Development Programme (UNDP). Diakses melalui http://hdr.undp.org pada tanggal 28 Februari 2013
96