PENGEMBANGAN GENTENG BETON RINGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENUTU ATAP Sahala Maruli Sinaga1, Syahrizal2 dan Rahmi Karolina3 1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 3 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] Adanya penelitian terhadap beton ringan yang dapat digunakan sebagai alternatif pemilihan material pada bangunan merupakan inspirasi yang sangatlah pantas untuk diteliti dan dikembangkan pada genteng. Didukung pula dengan beratnya genteng beton yang besar. Dengan adanya ditemukan foaming agent sebagai bahan tambahan yang sangat baik dalam hal pembuatan beton ringan, begitu pula dicoba untuk diterapkan dalam pembuatan genteng beton ringan. Adanya penambahan foaming agent pada campuran beton memang membuat beton menjadi ringan. Terlihat dalam pembuatan benda uji silinder beton ringan. Pada komposisi semen : pasir sebesar 1 : 2 ; 0,9 : 2 menghasilkan kuat tekan 2,558 mpa dan 2,448 mpa dengan berat masing-masing 5,818 dan 5,774 kg. Begitu juga pada penelitian penambahan admixture dalam penelitian digunakan sikaset accelerator mempunyai kuat tekan sebesar 2,512 mpa dan 2,556 mpa dengan berat masing-masing 5,966 dan 6,098 kg. Adapun mix design yang digunakan dalam pembuatan benda uji genteng beton ringan adalah berdasarkan hasil pengujian kuat tekan dari silinder beton ringan. Yang mana dalam peneitian ini digunakan mix design semen : pasir adalah 1 : 2. Penerapan konsep beton ringan dalam membuat genteng beton ringan akan menghasilkan sifat yang sama seperti dalam pembuatan beton ringan, dimana kuat tekan yang dihasilkan lebih kecil dari beton pada umumnya. Dan dalam pembuatan genteng beton ringan pada percobaan ini diperoleh kuat lentur sebesar 465,355 n dengan tebal 25 mm. Kata kunci : genteng, foaming agent, admixture, kuat tekan, kuat lentur
ABSTRACT The existence of research on lightweight concrete that can be used as an alternative building material selection on an inspiration that is worth to be researched and developed on the tile. Supported also by the severity of large concrete tile. With the foaming agent found as supplementary material which is excellent in terms of the manufacture of lightweight concrete, as well as attempted to be applied in the manufacture of lightweight concrete roof tiles. The addition of foaming agent in the concrete mixture is made into lightweight concrete. Seen in the manufacture of lightweight concrete cylinder specimen. On the composition of cement: sand of 1: 2; 0.9: 2 generates compressive strength 2,558 and 2,448 mpa mpa each weighing 5.818 and 5.774 kg. So is the addition of admixture in the research study used sikaset accelerator has a compressive strength of 2,512 and 2,556 mpa mpa weighing respectively 5,966 and 6,098 kg. The mix design used in the manufacture of lightweight concrete tile specimen is based on the results of the test cylinder compressive strength of lightweight concrete. Which is used in the mix design fieldwork cement: sand is 1: 2. Application of the concept of lightweight concrete in making lightweight concrete roof tiles will generate the same properties as in the manufacture of lightweight concrete, where the compressive strength of concrete produced smaller in general. And in the manufacture of lightweight concrete roof tiles in this experiment was obtained n flexural strength of 465.355 with 25 mm thick. Key word : tile, foaming agent, admixture, compressive strength, flexural strength
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Genteng adalah bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap. Genteng merupakan salah satu bahan bangunan yang cukup diminati masyarakat. Selain menambah nilai keindahan dari suatu bangunan, juga membuat suhu dalam bangunan lebih sejuk dibandingkan dengan suhu di luar ruangan.
Namun dibalik keunggulan dalam pemilihan genteng, genteng mempunyai kelemahan yaitu memiliki berat yang relatif besar. Besarnya berat yang dimiliki genteng tersebut mengakibatkan dimensi yang lebih besar dalam hal pemakaian kayu ataupun baja sebagai penopang atau kuda-kuda atap. Dengan ditemukannya foaming agent, maka akan dicoba menerapkannya dalam hal pembuatan genteng beton ringan layaknya dalam hal pembuatan bata beton ringan. Yaitu mencoba membuat genteng beton dengan berat yang relatif lebih kecil, tanpa harus menghilangkan keunggulan-keunggulan seperti yang dituliskan sebelumnya. Dengan menggunakan foaming agent sebagai bahan tambahan dalam pembuatannya, akan dilihat bagaimana pengaruh penggunaannya terhadap kuat lentur genteng, penyerapannyanya, dan rembesan air genteng. Dengan demikian, akan terlihat hubungannya dalam hal penggunaan semen, air dan perawatannya terhadap mechanical properties-nya.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Genteng Beton Bahan-bahan pembuatan genteng beton yang normal adalah semen Portland, pasir, dan air. Komposisi campuran semen, pasir, dan air dalam pembuatang genteng beton ringan ini adalah 1 semen : 2 pasir : 0,55 w/c ratio dengan pemakaian 10 ml foaming agent dikembangkan dengan 250 ml air. Persyaratan mutu genteng beton menurut SNI-03-0096-1999 kemudian direvisi dengan SNI 0096:2007adalah sebagai berikut : a.
Bentuk dan Ukuran Genteng Ukuran panjang, lebar dan tebal genteng beton untuk satu jenis pemakaian harus sama dan seragam. Seluruh genteng harus dapat tersusun rapi, agar tidak terjadi masuknya air hujan secara langsung maupun karena tempias. Ukuran panjang genteng beton harus sesuai dengan jarak reng. Tebal genteng tidak boleh kurang dari 8 mm, kecuali pada bagian penumpangan, tebalnya tidak kurang dari 6 mm. Genteng harus mempunyai kaitan yang akan berkaitan pada reng yang lebarnya tidak kurang dari 20 mm dan tinggi tidak kurang dari 12 mm. Genteng harus mempunyai penumpang tepi yang lebarnya tidak kurang dari 25 mm.
b.
Rembesan Genteng Beton Genteng merupakan penutup atau pelindung bangunan dari atas yang tiap saat dapat terkena hujan. Genteng yang baik ialah genteng yang tidak mengalami rembesan air. Ketahanan genteng terhadap rembesan air diuji sesuai standar yaitu tidak boleh terjadi rembesan air di bagian bawahnya dalam waktu 20 jam ± 5 menit.
c.
Penyerapan air genteng Genteng beton harus mempunyai daya serap air rata-rata tidak lebih dari 10%.
d.
Kuat lentur genteng Kekuatan lentur genteng minimal 800 N.
Hitung karakteristik beban lentur dengan persamaan : 𝐹𝑐 = 𝐹 − 1,64 𝑥 𝑆𝑑 dengan : 𝑆𝑑 =
(𝐹𝑖 − 𝐹)2 𝑛−1
dimana : Fc F Fi Sd n
3.
= karakteristik beban lentur (kg) = Beban lentur rata-rata = Beban lentur masing-masing benda uji = Standar deviasi = jumlah benda uji
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan percobaan laboratorium dengan tujuan untuk mendapatkan hasil kekuatan tekan dari silinder beton ringan dan kuat lentur dari genteng beton ringan. Benda uji untuk mendapatkan komposisi campuran yang akan digunakan dalam pembuaatang genteng beton ringan adalah berupa silinder beton ringan dengan komposisi campuran 1 semen : 2 pasir (P1) ; 0,9 semen : 2 pasir (S) yang diberi perawatan selam 28 hari dengan w/c ratio sama sebesar 0,55. Lalu komposisi campuran 1 semen : 2 pasir dengan w/c ratio dengan lama perawatan yang berbeda yaitu selama 3 hari (P5), 7 hari (P4), 14 hari (P3), dan 21 hari (P2). Lalu 3 komposisi
campuran 1 semen : 2 pasir : 0,55 w/c ratio dengan variasi pemakaian sikaset accelerator dan tanpa perawatan yaitu tanpa menggunakan accelerator (SK), 0,11L accelerator utk 1 kg semen yang digunakan (SK1) dan 0,15L accelerator untuk pemakaian 1 kg semen (SK2). Setelah semua benda uji silinder beton ringan diuji resapan air dan kuat tekannya, maka komposisi campuran yang menghasilkan kuat tekan paling besar akan digunakan dalam pembuatan genteng beton ringan. 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian kuat tekan dan resapan air atas silinder beton ringan yang dilakukan
Gambar 1. Hubungan kuat tekan beton ringan dengan variasi komposisi campuran (P1) 1 semen : 2 pasir ; 0,9 semen : 2 pasir dengan w/c ratio sama 0,55
Gambar 2. Hubungan kuat tekan dengan perawatan silinder beton ringan dengan komposisi campuran 1 semen : 2 pasir : 0,55 w/c ratio.
Gambar 3. Pengaruh penambahan sikaset accelerator pada komposisi silinder beton ringan, SK tanpa menggunakan sikaset accelerator, SK1 menggunakan 0,11L/kg sikaset accelerator, SK2 menggunakan 0,15 L/kg sikaset accelerator.
Gambar 4. Pengujian resapan air pada silinder beton ringan.
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa dengan pemakaian semen yang lebih banyak akan meningkatkan kuat tekan dari silinder beton ringan tersebut pula. Sedangkan pada gambar 2 dapat dilihat bahwa kuat tekan dari silinder beton ringan akan semakin kuat seiring semakin lamanya perawatan yang dilakukan ( maksimal 28 hari). Lalu pada gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin banyak accelerator yang ditambahkan dalam campuran komposisi silinder beton ringan (0,15L/kg) maka kuat tekan yang dihasilkan semakin besar pula.
Dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap semua sampel yang ada, maka diperoleh komposisi campuran yang akan digunakan sebagai komposisi campuran dalam pembuatan genteng beton ringan, yaitu komposisi yang menghasilkan kuat tekan paling besar. Seperti yang dapat kita lihat pada grafik yaitu komposisi campuran P1 1 semen : 2 pasir : 0,55 w/c ratio. Benda uji genteng beton ringan yang dibuat adalah berdimensi 35 cm x 25 cm x 2,5 cm. Pengujian yang dilakukan pada genteng beton ringan adalah uji resapan air, rembesan air, dan kuat lentur genteng.
Gambar 5. Hasil pengujian kuat lentur genteng beton ringan.
Gambar 6. Hasil pengujian resapan air pada genteng beton ringan.
Hasil pengujian kuat lentur genteng adalah sebesar 468 N dan 481 N. Maka karakteristik beban lentur dari genteng beton ringan adalah sebesar : 𝑆𝑑 = (𝐹𝑖−𝐹)2
Sd =
𝑛
=
6 𝑥 (481 −475,8)2 + 4 𝑥 (468 −475,8)2 10
=
(𝐹𝑖−𝐹)2 𝑛
40,56 = 6,369
= F – 1,64 x Sd = 475,8 – (1,64 x 6,369) = 465,355 N
Fc
Hasil pengujian resapan air rata-rata adalah sebesar 12,128%. Hasil pengujian rembesan air pada genteng beton ringan adalah tidak ada terjadi rembesan yang terjadi pada pengujian genteng beton ringan selama 20 jam ± 5 menit.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Adanya keterbatasan alat yang digunakan (mixer) menyebabkan berat jenis beton ringan yang telah direncanakan tidaklah berhasil. Mix design yang menghasilkan kuat tekan paling besar adalah semen : pasir sebesar 1 : 2 dengan faktor air semen 0,55 dan diberi perawatan 28 hari. Kuat lentur genteng beton ringan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah 465,355 N. Dari hasi penelitian penyerapan air pada genteng beton ringan, diperoleh bahwa rata-rata penyerapan air sebesar 12,128 %. Pengujian rembesan air yang dilakukan pada genteng beton ringan menunjukkan bahwa tidak ada rembesan yang terjadi pada genteng.
Dari percobaan yang dilakukan pada genteng beton ringan, dapat disimpulkan bahwa kuat lentur yang dihasilkan tidak memenuhi standar SNI 0096:2007. Saran
Dalam pelaksanaan penelitian ini banyak ditemukan kendala. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat diperhatikan hal-hal berikut : 1. Dalam hasil penelitian diperoleh bahwa hasil kuat lentur genteng beton ringan jauh lebih kecil dari standar SNI. Sangatlah perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dalam menanggulangi kelemahan ini misalnya dengan pemberian serat agar kuat lentur genteng beton ringan yang diperoleh lebih besar. 2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil dari penyerapan air pada genteng beton ringan tidak sesuai dengan standar SNI 0096:2007. Perlu diakukan penelitian yang lebih lanjut seperti contohnya melapisi permukaan genteng beton ringan dengan pemberian cat untuk mengurang penyerapan air.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. SNI 0096-2007: Genteng Beton. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional Aditya, Candra. 2010. Pengaruh Penggunaan Limbah Pasir Onyx Sebagai Bahan Pengganti Pasir Pada Kuat Lentur, Rembesan Dan Penyerapan Air Genteng Beton. Jakarta: ISSN. Husin, Adriati. dkk. 2008. Pengaruh Penambahan Foaming Agent Terhadap Kualitas Bata Beton. Bandung : Pusat Litbang. Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. Neville, A. M, dkk. 2010. Concrete Technology 2nd. Harlow: Pearson. Nugraha, Paul, dkk. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi. Rachman, Abdul. 2008. Pembuatan Bata Beton Ringan Untuk Diterapkan Di IKM Bahan Bangunan. Bandung: Balai Besar Keramik. Simbolon, Tiurma. 2009. Pembuatan Dan Karakteristisasi Batako Ringan Yang Dibuat Dari Styrofoam-Semen. Medan : Fakultas Teknik USU. Supatmi. 2011. Analisis Kuat Genteng Beton Dengan Bahan Tambah Serat Ijuk dan Pengurangan Pasir (Ekspermen). Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY.