Pengembangan Dry Lab Sebagai Solusi Praktikum Pada Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTTJJ) Rini Dwiyani Hadiwidjaja1, Hendrian2, Ali Muktiyanto3 Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka
[email protected],
[email protected],
[email protected]
1
Abstrak Universitas Terbuka (UT) adalah pendidikan tinggi yang menerapkan Sistem Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTJJ) di Indonesia. Salah satu karakteristik mahasiswa UT dalam proses belajar adalah belajar mandiri. Oleh karena itu, UT mengembangkan materi pembelajaran yang dirancang khusus untuk belajar mandiri. UT memiliki dua jenis bahan belajar, Bahan Ajar Cetak (BAC) dan Bahan Ajar Noncetak (BANC). BANC adalah sebagai bahan pendukung bahan belajar utama yang mengandung pengayaan materi. Program Dry Lab ini ditujukan untuk matakuliah berpraktikum di bidang akuntansi. Paper ini menjelaskan tentang pengembangan program Dry Lab. Pengembangan Dry Lab merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem belajar jarak jauh. Drylab berfungsi sebagai sumber belajar utama seperti halnya tenaga pengajar atau tutor dalam pembelajaran tatap muka dan bersifat mandiri, interaktif, mudah di akses, fleksibel dan user friendly serta berkualitas. Program Dry Lab adalah salah satu solusi praktikum pada PTJJ sehingga mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja selama media dan sarana komunikasi yang tersedia. Kata kunci: dry lab, practicum, accounting
Abstract Universitas Terbuka (UT) is an institution of higher education that implements Open Distance Learning. One of the characteristics of UT students in the learning process is self-learning. Therefore, UT develops learning materials specifically designed for self-learning students. UT has two kinds of learning materials printed and non printed materials. Non print materials is a supporter of main learning materials about the contain explanations and enrichment material of modules. Dry Lab program as a learning medium based accounting and information technology solutions as well as Open Distance Learning. Dry Lab program is intended for practicum subjects in accounting. This article describes the development of Dry Lab program. Characteristics of Dry Lab are self-learning, accessible, interactive, flexible and user friendly as well as quality. Dry Lab program development is one practicum solution for distance higher education. Students can learn anywhere and at anytime during the study of media and means of communication available. Keywords: dry lab, practicum, accounting 1. Pendahuluan Universitas Terbuka (UT) adalah satu-satunya Pendidikan Tinggi Negeri Jarak Jauh di Indonesia. Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan UT memungkinkan belajar yang fleksibel bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan tinggi tatap muka. Sedangkan sistem terbuka dan jarak jauh yang diterapkan di UT membantu pencapaian tujuan belajar, karena tidak adanya pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak memberlakukan drop out, tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur, waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun, ruang, waktu dan tempat belajar yang fleksibel sesuai dengan kondisi mahasiswa. Salah satu karakteristik mahasiswa UT dalam proses belajarnya adalah belajar mandiri. Belajar mandiri tanpa guru atau tutor bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu UT mengembangkan bahan ISSN: 2088-8252
ajar yang di rancang khusus untuk belajar mandiri. Bahan ajar UT dibedakan menjadi dua, yaitu Bahan Ajar Cetak (BAC) dan Bahan Ajar Non Cetak (BANC). BAC yang biasa dikenal dengan istilah Buku Materi Pokok (BMP) merupakan bahan ajar utama sedangkan BANC sebagai bahan ajar pelengkap dan pendukung BAC. Beberapa matakuliah dilengkapi dengan BANC. BANC dapat berupa video BMP, video/CD interaktif, audio BMP, video interaktif, e-tv, CDROM, siaran radio dan computer assisted instruction (CAI) maupun bahan belajar berbasis komputer dan internet. BANC berfungsi untuk memperjelas bagian bahan ajar cetak yang membutuhkan ilustrasi, agar mahasiswa lebih mudah dalam mempelajari materi dalam BAC. Salah satu BANC dengan bantuan komputer yang dikembangkan Program Studi (PS) Akuntansi UT adalah program dry laboratorium (drylab). Program drylab ini diperuntukan bagi matakuliah berpraktikum, yaitu 99
mata kuliah yang memiliki kompetensi tertingginya mengaplikasikan dan mempraktekan keterampilannya dalam hal ini akuntansi. Berdasarkan jenis dan karakteristik matakuliah tersebut maka dikembangkannya program drylab sebagai media belajar akuntansi berbasis teknologi informasi dan sekaligus sebagai solusi praktikum pendidikan tinggi jarak jauh (PTJJ). Artikel ini menguraikan tentang proses pengembangan program drylab yang merupakan langkah/tahap awal pengembangan program drylab. Di awali dari penulisan materi/naskah sampai dengan penulisan storyboard. Matakuliah Berpraktikum Akuntansi PS Akuntansi memiliki dua matakuliah berpraktikum yaitu matakuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101) dan matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414). Keraguan beberapa pihak kesulitan matakuliah tersebut diajarkan secara jarak jauh, namun kenyataannya membuktikan bahwa sebenarnya sudah sejak lama kursus akuntansi jarak jauh berlangsung dan cukup berhasil. Kenyataan tersebut memotivasi PS Akuntansi untuk tidak melakukan pengecualian dalam penyelenggaraan matakuliah ini, artinya tetap dilaksanakan dalam desain pembelajaran jarak jauh. Solusi yang pertama dikembangkan adalah penyusunan pedoman pelaksanaan praktikum matakuliah EKSI4101 dan EKSI4414 di Unit Program Belajar Jarak Jauh – UT atau disebut kantor perwakilan UT di daerah. Esensi pedoman ini adalah mewajibkan mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut melakukan praktikum tatap muka (PTM) di UPBJJ-UT setempat selain belajar mandiri melalui BMP matakuliah tersebut. Kelulusan ditentukan dengan UAS dan kepesertaan dalam PTM. Pedoman ini menimbulkan masalah bagi mahasiswa khususnya UPBJJ-UT yang karena kelas PTM tidak memenuhi jumlah minimal peserta tidak mengadakan PTM. Secara otomatis mahasiswa tidak akan lulus karena tidak mengikuti PTM, artinya harus mengulang di masa registrasi berikutnya. Lalu pedoman ini dikembangkan lagi dengan memberikan alternatif pilihan kepada mahasiswa karena alasan UPBJJ-UT tidak menyelenggarakan PTM dan atau jarak mereka jauh dari lokasi penyelenggaraan PTM tetap dapat melakukan praktikum. Alternatif pilihan itu adalah dengan mengikuti praktikum melalui tutorial online matakuliah tersebut. Sejauh ini kebijakan dalam pedoman terakhir cukup mengatasi persoalan kepesertaan mahasiswa dalam praktikum, hanya saja masih perlu dikembangkan satu instrumen lagi untuk memastikan kompetensi mahasiswa dalam berpraktikum betul-betul terasah dan dapat menjadi alernatif lain bagi mahasiswa yang karena alasanalasan yang dapat dibenarkan tidak dapat mengikuti PTM dan atau tuton. Pengembangan “Dry Lab” EKSI 4101 dan EKSI 4414 yang diharapkan pada 100
masa 2011.1 sudah dapat melengkapi alternatifalternatif pelaksanaan praktikum. Tujuan pengembangan drylab ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran yang efektif dalam mengantarkan matakuliah berpraktikum yang mudah di akses, sederhana, fleksibel dan mudah digunakan (user friendly) dan berkualitas. Bantuan Belajar bagi mahasiswa UT Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) menggunakan bahan ajar yang lebih bervariasi jika dibandingkan dengan pendidikan tatap muka. UT menyediakan layanan bantuan belajar dalam berbagai bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa. Assandhimitra (2004) menyatakan bahwa Bantuan belajar yang dapat digunakan dalam SPTJJ antara lain. c. Bantuan belajar jarak jauh yang meliputi: (1) bantuan belajar secara tertulis yang disampaikan melalui korespondensi, (2) bantuan belajar melalui multimedia, (3) bantuan belajar secara tersiar melalui radio maupun televisi, (4) bantuan belajar melalui telepon, dan (5) bantuan belajar online. d. Bantuan belajar tatap muka dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu: (1) tutorial yang bersifat pengkajian substansi dan (2) tutorial yang bersifat latihan dan penghayatan. Menurut Hardhono (2002) dikemukakan bahwa secara umum pembelajaran berbasis komputer dapat dimasukkan dalam dua kategori yaitu komputer mandiri (standalone) dan komputer dalam jaringan. Perbedaan yang utama antara kedua kategori yaitu terletak pada aspek interaktivitas. Dalam pembelajaran melalui komputer mandiri, interaktivitas peserta ajar terbatas pada interaksi dengan materi ajar yang ada dalam program pembelajaran. Pada pembelajaran dengan komputer dalam jaringan, interaktivitas peserta ajar menjadi lebih banyak alternatifnya. Selanjutnya, Krisnadi (2007) mengemukakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan bagi seorang pengajar ketika akan mengembangkan program multi media sebagai bahan ajar. Topik yang dipilih dalam pengembangan bahan ajar multi media harus memenuhi rambu-rambu berikut ini. (1) essensial dan relevan dengan tujuan (2) sesuai dengan media pembelajaran multi media yang dipilih, (3) hendaknya dibutuhkan oleh banyak orang dan (4) hendaknya tidak sering berubah (relatif tetap) dan dapat berguna untuk selamanya.
2. Dry Laboratorium (Dry Lab) Dry Laboratium atau disebut Dry lab adalah praktikum yang dilakukan secara virtual dengan simulasi melalui komputer. Pengembangan dry lab merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam ISSN: 2088-8252
sistem belajar jarak jauh. Drylab berfungsi sebagai sumber belajar utama seperti halnya tenaga pengajar atau tutor dalam pembelajaran tatap muka dan bersifat mandiri, interaktif, mudah di akses, fleksibel dan user friendly serta berkualitas. Dengan demikian, mahasiswa atau peserta didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi dua arah tersedia (interaktif). Drylab juga dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang prosedur ataupun materi praktikum yang akan dilakukan di laboratorium basah. Materi yang diberikan dalam program dry lab sebagai landasan materi dalam pelaksanaan dry lab. Beberapa penelitian tentang computer-assisted instruction (CAI) dan virtual laboratorium menunjukkan bahwa program drylab dengan bantuan computer merupakan sarana praktikum yang baik dan efektif. Penelitian Scheckler (2003) mengenai penerapan virtual laboratorium pada mata pelajaran biologi. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa peralatan digital dalam virtual laboratorium memiliki nilai dan tidak harus mengganti semua aktifitas pada laboratorium tradisional serta melalui media komputer aktivitas praktikum dapat ditingkatkan dengan menambah latihan-latihan (laboratory exercises). Adapun penelitian Damoense (2003) mengenai penggunaan CAI dalam pembelajaran matematika menunjukkan hasil bahwa siswa yang belajar matematika dengan menggunakan CAI terbukti memiliki peningkatan rata-rata nilai antara sebelum dan sesudah belajar dengan CAI. Materi pada program drylab berupa materi noncetak digital. Menurut Chang (2010) materi noncetak digital adalah sebuah materi yang dibuat, disimpan, diakses dan didistribusi-kan dalam bentuk digital. Untuk memperkaya materi non-cetak, maka disajikan dalam bentuk multimedia. Pengembangan program drylab merupakan kombinasi dari bentuk konten text, audio, still images, animation, video, and interactivity. Belajar dengan berbantuan komputer merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Garnett (1998) merekomendasikan adanya beberapa hal dalam pembelajaran matematika yang perlu diperhatikan yang meliputi ketidakmampuan/kesulitan siswa mempelajari matematika, peningkatan kemampuan secara berkelanjutan dalam mempelajari matematika, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari konsep matematika. Oleh karena itu yang mendorong dan memotivasi siswa untuk dapat menggunakan media dan teknologi sebagai alat untuk menganalisis, memperoleh dan mengintepretasikan informasi, mengelola pengetahuan individual, dan menyampaikannya kepada orang lain. ISSN: 2088-8252
3. Proses pengembangan Drylab Proses Pengembangan Drylab 1. Penulisan Materi
2. Review Materi
3. Penyusunan Storyboard
6. Penginputan Text
16. Quality Assurance
15. Proofreading & Testing
7. Pembuatan Images
12. Pembuatan Assessment
14. Integrasi Elemen
4. Review Storyboard
8. Perekaman Suara
10. Pembuatan Animasi
5. Distribusi Storyboard
9. Penulisan Skrip
11. Pembuatan Film
13. Review Assets
Gambar 1. Proses Pengembangan Drylab
Berdasarkan proses pengembangan program drylab, PS Akuntansi UT hanya terlibat dalam 5 langkah awal, yaitu. 1. Penulisan Materi 2. Reviu Materi 3. Penyusunan Storyboard 4. Reviu Storyboard 5. Distribusi Storyboard Langkah 1 : Penulisan Materi Pada langkah pertama ini penulis menentukan materi atau topik apa yang akan dibahas dalam bentuk GBPM (Garis-Garis Besar Program Media). Dalam GBPM ini diuraikan mengenai deskripsi program, kompetensi umum dan kompetensi khusus. Perumusan kompetensi umum atau biasa kita kenal dengan tujuan instruksional umum (TIU) diawali dengan dengan mengidentifikasi kebutuhan instruksional (instructional needs) yang berisi kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik pada akhir kegiatan instruksional. Perumusan kompetensi khusus atau tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan uraian dari strategi instruksional, dan mengembangkan prototipa sistem instruksional. Masih dalam GBPM, diuraikan juga pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan menjadi topik dalam materi pengembangan drylab ini. GBPM ini yang mendasari penulisan materi/naskah. Langkah 2 : Reviu Materi Materi yang sudah ditulis oleh penulis (dosen) dapat direviu dan ditelaah kembali oleh dosen pakar dibidangnya. Hasil reviu akan menghasilkan 3 kemungkinan, yaitu disetujui (approve), perlu diperbaiki atau dimodifikasi (modify) dan ditolak (reject). Proses reviu materi ini disesuaikan dengan GBPM yang telah di kembangkan. Langkah 3 : Penyusunan Storyboard Menurut Roschelle (2000), storyboard adalah sebuah perlengkapan pembelajaran multimedia yang berisi deskripsi urutan peristiwa yang terjadi di pembelajaran. Komponen storyboard terdiri dari 3 komponen yaitu (1) Struktur Konten, (2) Layout dan (3) Deskripsi Aset. 101
Menurut Budi Chang (20101) langkah-langkah penyusunan storyboard adalah sebagai berikut. 1. Membuat struktur konten untuk setiap program 2. Memilih layout untuk setiap halaman 3. Mengumpulkan asset untuk referensi 4. Membuat deskripsi aset untuk setiap aset dalam halaman 5. Menggabungkan struktur konten, layout dan deskripsi asset menjadi satu dokumen storyboard Dalam penyusunan struktur konten hal yang perlu kita perhatikan adalah aset, aset adalah topik dan subtopik pada naskah/materi yang telah disusun. Kumpulan aset ini dgabungkan dalam suatu tabel pendataan aset yang mencakup nama-nama aset, katergori aset, jenis aset dan jumlah aset yang dibutuhkan. Berikut contoh tabel pendataan aset untuk matakuliah Lab. Pengantar Akuntansi. TABEL 1 PENDATAAN ASET
No
Nama Aset
Kategori Aset
Jenis Aset
Jumlah
1
Menurut Alvin A Arens (2000)
Text
Penjel asan
1
2
American Accounting Association (AAA) Commite on Basic Auditing concept yang dikutip dan dialihbahasakan oleh Ruchiyat Kosasih (1981)
Text
Foto
1
3
Sukrisno Agoes (1996)
Text
Foto
1
4
Ada 5 (lima) terminologi utama/kunci yang masingmasing akan dijelaskan sebagai berikut: Terminologi Pertama : Informasi dan kriteria yang ditetapkan (established criteria)
Slide Show
Foto
1
Langkah 4 : Reviu Storyboard Reviu storyboard dilakukan oleh penulis, pengembang media dan ilustrator. Hasil reviu ini ada 3 kemungkinan yaitu disetujui (approve), perlu diperbaiki atau dimodifikasi (modify) dan ditolak (reject). Proses reviu materi storyboard ini disesuaikan dengan GBPM yang telah di kembangkan. Langkah 5 : Ditribusi Storyboard Storyboard dapat didistribusikan kepada content developer, ilustrator, audio engineer, script writer, animator, dan film producer disesuaikan dengan katergori dan jenis asetnya. Dalam hal ini pendistribusian dilakukan oleh perusahaan multimedia sebagai pihak pengembang media. 4. Pengembangan Dry Lab Matakuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101)
Kategori dan jenis aset yang dimaksud dalam struktur konten ini berupa text, image, audio, slide Show, animasi, video dan interactivity. Jenis aset dapat berupa penjelasan, daftar isi, prosedur, foto, ilustasi, dan lain sebagainya. Layout merupakan penempatan aset-aset pada setiap halaman program drylab. Pemilihan layout 102
disesuaikan dengan jumlah aset dalam masingmasing halaman. Contoh penempatan judul materi ada di kanan atas, kemudian logo institusi ada di kiri atas dan sebagainya. Cara mengumpulkan aset dapat dilakukan melalui internet, aset-aset yang terpilih, didownload dan didokumentasi dan disimpan dalam satu folder. Aset-aset ini dapat berupa gambar, animasi, video sebagai referensi untuk membuat aset milik sendiri. Langkah selanjutnya adalah menyusun deskripsi aset, deskripsi aset merupakan uraian aset yang mencakup narasi, foto, text dan atau kategori aset lainnya. Aset-aset yang telah dikumpulkan disesuaikan dengan uraian aset, yang sebelumnya ditentukan dahulu kata kunci sebagai acuan aset yang sesuai. Langkah terakhir adalah menggabungkan struktur konten, layout dan deskripsi asset menjadi satu dokumen storyboard.
Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101) merupakan salah satu mata kuliah inti yang wajib ditempuh mahasiswa PS S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi UT. Program drylab EKSI4101 dikembangkan berdasarkan BMP Pengantar Akuntansi (EKMA4115) dan BMP Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101). Isi materi atau nasakah dry lab Pengantar Akuntansi terdiri dari enam topik, yaitu. 1. Informasi umum perusahaan 2. Pencatatan akuntansi 3. Chart of account 4. Formulir-formulir dan Laporan Keuangan 5. Transaksi Bulan Desember 6. Latihan dan Penyelesaian kasus Selanjutnya materi tersebut direviu oleh dosen pakar, hasilnya ada beberapa perbaikan dan koreksi materi. Salah satu koreksinya adalah pada definisi dan istilah akun-akun yang disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terbaru. Berdasarkan materi yang sudah final (sudah direviu) maka dikembangkan menjadi storyboard inti. Satu ISSN: 2088-8252
topik menjadi satu storyboard yang terdiri dari tiga komponen yaitu struktur konten, layout dan deskripsi aset. Penulis, pengembang media dan ilustrator diskusi bersama untuk mereviu storyboard dan penyamaan persepsi sebelum program drylab ini dikembangkan lebih detail. Proses pendistribusian storyboard dilakukan oleh pengembang media (PT KANDEL Informatika) yang ditunjuk oleh UT sebagai pengembang media utama. Berikut adalah tampilan awal program drylab Pengantar Akuntansi Gambar 4. Tampilan Tes Formatif / Evaluasi
Gambar 2. Tampilan Awal Drylab Pengantar Akuntansi
Program drylab ini didesain agar dapat dipelajari secara mandiri sehingga tidak ada pembatasan waktu ataupun urutan materi yang harus dipelajari mahasiswa. Demikian pula layout atau tampilannya sederhana tidak terlalu banyak fiturfitur sehingga mahasiswa mudah mengerti dalam mengoperasikan program ini. Demikian juga fungsi dan manfaat setiap fiturnya fleksibel mahaiswa dapat mengulang materi yang telah dipelajari dan materi selanjutnya tanpa ada persyaratan khusus, bahkan mahasiswa dapat lanjut ke materi berikutnya. Program drylab pengantar akuntansi ini juga bersifat interaktif, menarik dan mudah digunakan (user friendly) serta berkualitas. Mahasiswa dapat berinteraksi dengan fitur-fiturnya, tampilan menarik dan arahan atau petunjuk penggunaan yang mudah dipahami mahasiswa. Kualitas program drylab ini ditunjukkan dengan ragam aset yang ditampilkan dan diperkaya dengan soal-soal latihan yang terstuktur. Beberapa tampilan drylab Pengantar Akuntansi tampak pada gambar berikut ini.
Bagaimana mengoperasikan Dry Lab? Program Drylab ini dapat diakses oleh mahaiswa PS Akuntansi melalui Website UT sehingga untuk melakukan praktikum mahasiswa harus mampu menggunakan komputer dan terhubung ke jaringan internet. Program ini dirancang dengan teknologi Flash, yang dapat akses dan diinstal langsung ke komputer masing-masing yang akan digunakan selama praktikum. Mahasiswa juga menerima materi praktikum dalam bentuk CD sehingga tidak tergantung pada jaringan internet. CD ini terdapat dalam satu paket bahan ajar berpraktikum. Sebelum memulai praktikum, mahasiswa diharapkan menyiapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang perlu disiapkan selama praktikum berlangsung. Untuk masuk kedalam materi praktikum mahasiswa dapat mengakses Dry Lab pada www.ut.ac.id lalu harus terdaftar di UT Online dan login sebagai mahasiswa dengan menggunakan NIM dan tanggal lahir. Mahasiswa wajib memiliki alamat email dan juga wajib mengisikan data data yang benar saat proses aktifasi. Kemudian perhatikan menu Dry Lab sebelah kanan UT Online.
Gambar 5. Tampilan Dry Lab pada Website UT
Pengendalian kualitas hasil belajar Dry Lab Pengendalian kualitas hasil belajar program dry lab dilakukan melalui tes akhir (final test) berupa soal kasus yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa dan mengirimkan kembali hasil penyelesaian kasus ke tutor. Selanjutnya tutor akan mengoreksi dan memberikan feedback atas penyelesaian kasus tersebut. Pemberian tes akhir ini melalui CD 5. Kesimpulan Gambar 3. Salah Satu Tampilan Materi
ISSN: 2088-8252
Bahan Ajar Non Cetak (BANC) merupakan bahan ajar pendukung yang berisi penjelasan dan 103
pengayaan materi modul yang sulit dipahami. BANC yang dikembangkan pada matakuliah berpraktikum yang disebut Dry Laboratium. Dry Laboratorium atau disebut Dry lab adalah praktikum yang dilakukan secara virtual dengan simulasi melalui komputer. Pengembangan Dry Lab merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem belajar jarak jauh. Dry Lab bersifat mandiri, mudah di akses, interaktif, fleksibel dan mudah digunakan (user friendly) serta berkualitas. Program Dry Lab sebagai media belajar akuntansi berbasis teknologi informasi bagi matakuliah berpraktikum dan sekaligus sebagai solusi praktikum pendidikan tinggi jarak jauh (PTJJ). Mahasiswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi tersedia. Daftar Pustaka
[2]
Damoense, M.Y. (2003), “Online learning – effective learning for higher education in South Africa. Australian Journal of Educational Technology, Vol. 19 No. 1, pp. 25-45, diunduh dari www.ascilite.org.au/ajet/ajet19/damoense.html [3] Chang, Budi .(2010). Materi Pelatihan Pengembangan Drylab. PT Kandel Multimedia [4] Garnett, K. (1998), “Math learning disabilities”, diunduh dari www.ldonline.org/ld_indepth/math_skills/garnett.html [5] Hardhono, A.P., (2002). Potensi teknologi komunikasi dan informasi dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan jarak jauh di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 3 No. 1. [6] Jenks, M.S., & Springer, J.M. (2002). A view of the research on the efficacy of CAI. Electronic Journal for The Integration of Technology in Education, Vol. 1, No.2 [7] Krisnadi, E. (2007). Pelatihan penulisan naskah program multi media. Makalah Pelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. [8] Roschelle, Jeremy M , Roy D Pea, Christopher M Hoadley, Douglas N Gordin, Barbara M Means. (2000). The Future of Children. Los Altos: Fall 2000. Vol. 10, Iss. 2; pg. 76, 26 pgs [9] Scheckler, R. (2003). Virtual labs: a substitute for traditional labs? In Curriculum and instruction. Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, VA.
[1] Assandhimitra, dkk. (2004). Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka.
104
ISSN: 2088-8252