PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MAHASISWA UNTUK MENGHADAPI TANTANGA KEDEPAN Oleh I GUSTI NGURAH KAYANA , DISAMPAIKAN DALAM PELATIHAN PKM DI FAPET TGL 27 FEBRUARI 2016
I.
LATAR BELAKANG Direktorat jendral perguruan tinggi tahun 1995 menunjukn bahwa sekitar 12,4% dari lulusan perguruan tinggi Indonesia ( termasuk lulusan program diploma) masih menganggur. Salah satu penyebabnya adalah belum berkembangnya jiwa wirausaha pada sebagaian besar mahasiswa Indonesia. pendidikan lebih banyak menghasilkan kelulusan pekerja walaupun berpengetahuan tinggi.
Dalam kaitan dengan dunia usaha (Business), kegiatan perguruan tinggi dalam bidang pengembangan kewirausahaan masih terbatas dan hanya bertumpu pada aspek Sosial-Ekonomi dan Manajemen dalam bentuk kuliah dan pelatihan. Padahal untuk menciptakan dan pertumbuhan wirausaha dibutuhkan keterpaduan yang sinergik antara penguasaan ilmu dan teknologi ( penerapannya sesuai denga kebutuhan masyarakat). Dengan keahlian pemasaran ( komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan). Keuangan ( financial ) dan manajemen produksi yang secara keseluruhan disebut Sosio-Tekno-Ekonomi.
Untuk menghadapi era perdagangan bebas, budaya wirausaha harus terwujud sebagai sublimasi dari penguasaan ilmu pengetahan dan teknologi serta pengetahuan kewirausahaan dalam diri setiap mahasiswa. Konsekwensi logis dari kegitan ini akan dapat tercipta lulusan perguruan tinggi yang berjiwa wirausaha.
II.
PENGERTIAN KEWIRUSAHAAN SERTA CIRI CIRINYA Sebelum menyinggung pengertian kewirausahaan mari bersama sama menyimak syair PALP WALDO EMERSON yang diterjemahkan oleh Suparman Sumahamijaya sebegai berikut : KEKUATAN-BANGSA BUKAN EMAS, DAN BUKAN PULA UANG TETAPI MAUSIALAH YANG MAMPU MEMBUAT SUATU BANGSA MENJADI BESAR DAN JAYA MANUSIA-MANUSIA, YANG DEMI KEBENARAN DAN KEHORMATAN BERTEKAD DAN BERSEDIA MENDERITA LAMA
MANUSIA-MANUSIA PERKASA, YANG BEKERJA KERAS KETIKA ORANG LAIN TIDUR YANG BERANI MENGAMBIL RESIKO KETIKA YANG LAIN MUNDUR MEREKALAH YANG MEMBANGUN SOKOGURU BANGSA BEGITU DALAMNYA MEMBAWA MARTABAT BANGSA MENJELANG KE ANGKASA
2.1.
PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Kewirausahaa bukanlah sekedar entrepreuneur dalam arti pengusaha. Akan tetapi titik beraynya terletak pada pembentukan watak maju dan pembinaan mental maju yang dimulai dari usaha mengedalikan dan membersihkan diri dari sikap mental yang negative untuk membentuk dan mengembangkan sikap mental pisitif maju dan berhasil.
Gamabar ideal manusia wirausaha adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya akan tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan pemerintah atau instansi sosial.
2.2.
CIRI CIRI WIRAUSAHAWAN Ciri ciri wirausahawan adalah sebagai beriut :
Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, mengupayakannya, dan menentukan batas waktunya.
Berfikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajenasi konstruktif.
Siap mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan serta siap mental berkompetisi.
Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan.
Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjirih payah.
Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan, dan pengalaman pahit.
Menguasai salesmanship ( kemampuan jual ), memiliki jiwa kepemimpinan, dan memperhitungkan resiko.
Berwatak maju dan cerdik, serta percaya diri sendiri.
Mampu memusatkan perhatian pada setiap tujuan.
Jujur, beranggung jawab, tekun, dan terarah.
Berkepribadian menarik, seni berbicara dan seni bergaul.
Tangguh menghadapi persaingan dan patuh membayar pajak.
Tunduk dan bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan berkahnya, beriman dan memperhatikan hukum alam, peraturan serta hukum yang belaku sebagai pedoman.
III.
MERINTIS USAHA BARU Calon wirausahawan dalam merintis usaha baru perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut :
Evaluasi diri. Mulailah dengan mengambil saham dari diri sendiri dan situasi, mengapa ingin memulai bisnis?? Apakah uang, kebebasan , atau alasan lain?
Keterampilan apa yang dimiliki? Apakah ingin bergerak di sektor jasa atau penciptaan produk.
Modal.
Berani mangambil resiko.
Menganalisis bidang usaha yang di ambil.
Jadikanlah bisnis legal.
Membentuk bisnis Kepemilikan tunggal, koperasi, atau kemitraan.
Business Plan ( perencanaan bisnis ) Menyusun konsep yang sesuai dengan bisnis yang akan dijalankan.
IV.
Pemasaran dari bisnis yang dijalnkan.
FUNGSI-FUNGI 1. Fungsi Perencanaan Perencanaan merupakan otot dan urat, yakni bagian dari pngelolaan yang menimbulkan gerakan kearah yang diinginkan. Perencanan diperlukan untuk mencapai sukses secara konsisten. Perencanaan didefinisikan sebagai masa depan yang menyangkut rangkian tindakan berdasarkan pemahaman penuh terhadap semua factor yang terlibat dan yang diarahkan kepada sasaran khusus. Perenencanaan juga merupakan pernyataan terinci tentang apa dan mengapa harus dicapai, bagaimana mencapainya, kapan haru dicapai, bersama siapa mencapainya, dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Ibaratnya dalam perjalanan, kita tidak mengukur jarak yang telah ditempuh, tetapi rute mana yang akan ditempuh dan jadwal waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Perencanaan menentang semua tingkatan organisasi untuk memahami tujuan bersama. Kebijakan, prosedur dan praktek-praktek dikembangkan untuk membantu memastikan tindakan kerjasama yang menuju sasaran dan tujuan bersama. Kebijakan digunakan untuk membimbing prosedur berpikir seseorang selama tahap perencanaan dan pengambilan keputusan, agar senantiasa selaras dengan sasaran organisasi. Prosedur merupakan bimbingan secara bertahap terhadap kgiatan khusus. Umumnya ada kbutuhan yang pasti untuk menetapkan rangkaian tindakan yang tepat. Praktek adalah apa yang sebenarnya dilakukan dalam kgiatan agribisnis. Praktek merupakan rangkaian tindakan yang terjadi berulang-ulang. Pross perencanaan harus dimulai dari pnentuan sasaran (objectives). Sasaran merupakan target yang akan dicapai olrh tujuan (goal), yang akan dikembangkan oleh pimpinan puncak. Sasaran yang dinyaakan dengn baik haruslah: menyatakan arah yang akan ditempuh agribisnis, member pedoman mengenai pencapaian tujuan atau hasil, memberi penilaian atas hasil yang disumbangkan oleh setiap unit, menyokong keberhasilan pelaksanaan kerja seluruh organisasi, dan menerapkan falsafah dan citra yang diinginkan organisasi. Sasaran biasanya terdapat dalam bidang-bidang bisnis, yakni: penguasa pasar, pertumbuhan dan perkembangan, provitabilitas, hubungan dan prestasi kerja karyawan, hubungan dengan dan hasil untuk penanaman modal, tanggung jawab dan hubungan kemasyarakatan, sumber daya fisis, dan produk atau inovasi. Perencanaan dapat dilakukan dengan mengikuti enam langkah berikut, yakni: mengumpulkan fakta dan informasi yang berkaitan dengan situasi, menganalisis situasi dan masalah-masalah yang terlibat, mengirakan prkembangan pada masa mendatang, mnetapkan tujuan, mengembangkan alternative dan memilih alternative terbaik untuk mencapainya, mengembangkan wahana untuk mengevaluasi kemajuan.
2. Fungi Pengorganisasian Pengorganisasian meliputi usaha-usaha untuk: menetapkan struktur, menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan, memilih menekankan dan melatih karyawan, merumuskan garis kegiatan serta membentuk sejumblah hubungan di dalam organisasi dan kemudian menunjuk stafnya. Pengorganisasian merupakan kerangka kerja tempat manajemen dibangun, ibaratnya rangka dala tubuh manusia. Pengorganisasian meliputi pengesahan suatu rencana untuk menunjukan saling keterkaitan diantara setiap pekrjaan dan individu dalam organisasi.
Sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian, manajer agribisnis harus melihat bahwa semua pekerja mempunyai peranan yang ditentukan secara jelas.
3. Fungsi Pengarahan Pengarahan terhadap karyawan merupakan fungsi penting manajemen. Pengarahan ditujukan untuk: menentukn kewajiban dan tanggun jawab, menetapkan hasil yang harus dicapai, mendelegasikan wewenang yang diperlukan, menciptakan hasrat untuk berhasil, dan mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya. Jadi, pengarahan meliputi usaha untuk memimpin, menyelia atau mengawasi, memotivasi, mendelegasikan, dan menilai mereka yang anda kelola. Fungsi mengarahkan juga dapat diartikan sebagai tugas untuk membuat organisasi tetap hidup, untuk menciptakan kondisi yang menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imaginative, dan kelompok kerja yang berkelanjutan. Pencapaiannya terletak pada besarnya mutu kepemimpinan yang itunjukan oleh manajer. Kepemimpinan menolong setiap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan diperoleh hanya jika apa yang dihasilkan mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mencapai hasil yang maksimum, manajer agribisnis harus menyadari bahwa kecenderungan yang mempengaruhi orang-orang yang dimanajemeni sehingga diperlukan evaluasi ulang yang berkesinambungan terhadap pengarahan. Hal penting yang harus dipahami oleh seseorang manajer agribisnis adalah kecenderungan pola manajemen yang berubah sejalan perubahan dinamis dari struktur sosialekonomi masyarakat manajer yang berhasil harus memiliki gaya kepemimpinan yang memungkinkan memodifikasi pola manajemennya agar sesuai dengan keadaan jaman yang semakin berubah. Majajer agribisnis yang baik akan mengembangkan mutu pengarahan dan kepemimpinan yang akan membuat bawahan berhasil dan memperoleh kepuasan dari pekerjaannya.
4. Fungsi Pengkoordinasian Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensikronkan dan menyatukan tindakantindakan sekelompok manusia. Jika seorang manajer menemukan kesulitan dan berkelanjutan dalam koordinasi, dia harus mencurugai kelemahan program perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan. Manajer mempunyai tanggung jawab untuk melihat bahwa pengoperasian bagian-bagian atau individu-individu yang berada dibawah kendalinya terintegrasi secara tepat untuk memproduksi hasil-hail yang menunjang tercapainya sasaran organisasi. Agar koordinasi dapat berjalan baik maka semua unsure karyawan agar memahami program, rencana, kebijakan, prosedu, dan praktek yang harus dilakukan, terciptanya arus
informasi, iklim pencapaian keberhasilan, dan terbinanya hubungan antar karyawan dan sikap yang tetap mengarah kepada masa depan. Manajer berperan mendorong pertumbuhan karyawan sebagai individu. Manajer yang baik mengarahkan karyawan untuk menemukan bakat yang tersembunyi dengan mendorong mereka melalui berbagai tugas yang terus menerus menawarkan tantangan dan peluang meningkat. Manajer tidak boleh ragu-ragu untuk member semangat guna melaksanakan lebih banyak latihan formal dalam bentuk kursus, lokakarya,seminar, pendidikan, dll. Majaer yang baik mengupayakan jadwal pertemuan yang teratur untuk melakukan interaksi dengan bawahan agar dapat mengungkap masalah-masalah kepribadian karyawan, sehingga manajer dapat membimbing bawahan dalam arah yang benar menuju sasaran organisasi. Manajer harus selalu sadar akan kekuatan dan kelemahan karyawan, yang akan membantu karyawan mempercayai atasannya, sehingga manajer dan bawahan akan tetap saling berhubungan dalam perspektif mencapai keberhasilan. Seorang manajer juga hars mampu menciptakan iklim yang baik agar mengarah kepada keberhasilan, sehingga karyawan dapat mengerahkan segala potensi yang dimiliki. Ada 6prinsip untuk meniptakan iklim yang baik, yakni: berikan contoh yang baik, minta partisipasi dengan bersungguh-sungguh, pusatkan daya upaya kepada tujuan dan hasil, berikan pujian dan celaan seperlunya, tunjukan sikap yang konsisten adil dan jujur, dan tanamkan rasa percaya diri dan berikan dorongan untuk maju. Manajer yang baik juga harus mampu menciptakan arus komunikasi yang bebas, yang mempu mengalir dari atas kebawah dan sebaliknya, dan kesamping pada tingkat yang sama secara fektif. Komunikasi yang berasil memerlukan umpan baluk, yang memungkinkan para manajer untuk mnentukan apakah pemahaman sungguh-sungguh terjadi. Manajer harus menyediakan peluang untuk umpan balik dan keterlibatanmelalui proses rancangan proses komunikasi secara hati-hati dengan melibatkan komite, rapat, pertemuan, memo, dan kontak pribadi.
5. Fungsi Pengendalian Pengendalian bermakna sebagai monitor melalui sistem informasi tertentu guna meyakinkan apakah proses sudah selaras dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan member peringatan bila perlu sehingga tindakan pemulihan dapat dilakukan. Pengendalian meluruskan keputusan yng slah, hal-hal yang tidak dapat diharapkan, dan dampak dari perubahan. Pengendalian yang tepat memberikan informasi yang diperlukan dan waktu untuk memperbaika program dan rencana organisasi yang telah salah arah. Pengendalian yang secara tepat akan menyadarkan manajer akan titik-titik lemah dalam pengorganisasian, pengarahan, dan pengkoordinaian usaha agribisnis.
Salah satu maksud pengendalian (aspek valuasi) adalah untuk menilai kemajuan yang sedang dicapai terhadap tujuan dan sasaran organisasi. Dengan demikian manajer agribisnis akan dapat mengetahui apakah kenyataan yang dicapai sudah sesuai dengan rencana.
V.
PENUTUP Pembangunan budaya kewirausahaa terhadap mahasiswa sangatlah urgen dalam era globalisasi ekonomi. Dalam kaitan ini perlu mensiasati dalam pemberian materi kuliah disisipi tentang kewirausahaan, dan utamanya perlu dikemas dalam materi kuliah kewirausahaan supaya bisa merubah sikap mental mahasiswa agar bisa menjadi wirausaha baru.
DAFTAR PUSTAKA DIKTI.1998. Pedoman Usulan Progrm Pengembangan Budaya Kewirausahaan Dalam Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Ed.1. 1998. RISTEKDIKTI. 2015. Pedoman 2015 Program Kreatifitas Mahasiswa. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.2015. Sumahamijaya, Suparman. 1979. Membina Sikap Mental Wiraswasta Dalam Membangun Masyarakat Pancasila. Gunung Jati; Jakarta. Suparta, N.2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Cet. Pertama. CV. Bali Media Adhikarsa.2005.