PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL INTERAKTIF KONSEP DASAR KERJA MOTOR 4 LANGKAH KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 TANJUNGKARANG Oleh : Abdullah, Herpratiwi, Tarkono FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Email :
[email protected] 081279750172 Abstract : The development of interactive teaching materialfor basic concept 4 stroke motocycle class x in Madrasah aliyah 2 tanjungkarang.This study aims to : 1) analyzing the potential for the school to develop interactive teaching materials, 2) analyzing interactive teaching materials development procedures, 3) analyzing effectiveness the implementation interactive teaching materials, 4) analyzing time efficiency the implementation interactive teaching materials, 5) and analyzing attractiveness of the development of interactive teaching materials in the implementation of learning life skill motorcycles in MAN 2 Tanjungkarang.This study uses the research and development by adapting the opinion Borg and Gall of 10 steps to 7 steps in accordance with the purposes of the study, namely: 1) the preliminary research and information gathering, 2) planning, 3) product development, 4) early stage trials, 5) revision of the product, 6) field trials and 7) the results of the final product. This is achieved because of limitations; funds, the same type of program madrasah,manpower and time. The results of the research and development proved that: 1) facilities and infrastructure MAN 2 Tanjungkarang be able to support interactive learning, 2) produce interactive teaching materials in pakcet CD learning program. 3) interactive learning more efficiently than conventional learning as the results of t test: t = 1.798> t table = 1.684, 4 ) interactive learning is more efficient by the results ratio of 1, 714 min, 5) more appealing to the results of the questionnaire indicated 83.262% of respondents are very interesting and 17.738% stated interest. Keywords: interactive modules, the basic concept of the motor Abstrak : pengembangan bahan ajar modul interaktif konsep dasar kerja motor 4 langkah kelas x di madrasah aliyah negeri 2 tanjungkarang.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) potensi sekolah dalam mengembangkan bahan ajar interaktif, 2) prosedur pengembangan bahan ajar interaktif, 3) efektivitas penggunaan bahan ajar interaktif, 4) efesiensi waktu penggunaan bahan ajar interaktif dan 5) daya tarik dari penggunaan bahan ajar interaktif dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan di MAN 2 Tanjungkarang dengan populasi seluruh kelas X. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket dan observasi. Rancangan ekperimen menggunakan pretest posttest group design. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah ; 1) MAN 2 Tanjungkarang memiliki potensi menggunakan bahan ajar interaktif dalam pelaksanaan pembelajaran, 2) produk bahan ajar interaktif yang dihasilkan dalam paket program CD pembelajaran, 3) pembelajaran interaktif lebih efektif dari pembelajaran konvensional dengan hasil t tes : t hitung =1,798 > t tabel =1,684, 4) pembelajaran interaktif lebih efisien dari pembelajaran konvensional dengan perbandingan 1, 714 menit, 5) pembelajaran interaktif menarik, yang ditunjukan dengan hasil angket 83,262% responden meyatakan program sangat menarik selebihnya 17,738% menyatakan menarik. Kata kunci : Modul interaktif, konsep dasar motor
dapat
PENDAHULUAN Tujuan
pendidikan
diselesaikan.
Dengan
alokasi
keterampilan
waktu yang ada untuk memberikan
perawatan dan perbaikan sepeda motor,
pemahaman konsep khususnya pada
menurut Bimbaga Islam, menyatakan
siswa kelas X belum dapat terpenuhi.
bahwa
Dengan
:
Pendidikan
keterampilan
alokasi
waktu
tersebut
perbaikan dan perawatan sepeda motor
pembelajaran sudah tidak lagi efisien
pada madrasah aliyah adalah untuk
dan efektif karena materi pembelajaran
memberikan bekal
tidak tuntas, pembelajaran tidak menarik
pengetahuan dan
keterampilan bagi tamatan
di bidang
karena
cenderung
dan
cetak
yang
perbaikan dan perawatan sepeda motor,
menggunakan
agar
pada
jumlahnya terbatas.
dapat
Demikian juga dengan keterbatasan bahan
yang
ajar berupa buku belum dapat mengatasi
mampu
berperan
pembangunan
serta
mengembangkan diperolehnya lanjutan
(
serta
keterampilan
ketingkat Dirjen
Kurikulum
keterampilan
Bimbaga
Program
buku
monoton
kekurangan waktu.
Kekurangan sumber
Islam,
bahan ajar terutama buku dan modul di
Keterampilan
sekolah termasuk satu hal penyebab
Pada MA, 1997 : 4)
pembelajaran kurang maksimal, karena buku dan modul merupakan sumber
Secara umum penyelenggaraan program keterampilan di MAN 2 Tanjungkarang masih
banyak
termasuk
mengalami
dalam
penyelenggaraan
hal
kendala, ini
informasi dan pengetahuan bagi siswa dalam memahami teori, konsep, dan aturan standar dalam melayani sepeda motor.
program
keterampimlan perbaikan dan perawatan
Selain itu bahan praktek yang kurang
sepeda motor. Kendala ini dapat dilihat
jumlahnya
diantaranya terbatasnya alokasi waktu
dengan jumlah peserta. Demikian juga
sehingga tidak sesuai dengan banyaknya
dengan tenaga instruktur yang sangat
materi dan kemampuan yang harus
minim termasuk hal yang menjadi kendala
dicapai
untuk
oleh
siswa.
Pembelajaran
sehingga
mengantarkan
tidak
sebanding
siswa
dalam
keterampilan sepeda motor di MAN 2
memahami dan mengusai konsep pada
Tanjungkarang hanya 2 x 45 menit
materi dari sistem mesin sepeda motor
dalam seminggu sehingga materi tidak
secara menyeluruh. Unsur lain adalah
workshop yang tidak memiliki tenaga
dioperasikan, mudah diperoleh, mudah
teknisi sehingga beban kerja insrtuktur
diubah atau di update dan mudah
menjadi bertambah. Semua permasalahan
dikombinasikan dengan program lain
di atas secara langsung atau tidak
serta support dengan semua windows.
langsung akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Pengertian Bahan Ajar Ada beberapa pengertian bahan ajar
Berdasarkan penelitian pendahuluan dari
seperti yang disebutkan dalam National
sebaran angket kepada kelas X
Center
sebanyak 20 orang siswa diperoleh hasil
Research
bahwa sebagian besar siswa masih
Competency
memiliki kesulitan dalam pembelajaran
Abdul Majid (2007:174) adalah sebagai
keterampilan sepeda motor dan masalah
berikut :
waktu yang tersedia yang dirasakan
belajar mandiri dengan memamfaatkan
1. Bahan ajar adalah segal bentuk bahan yang digunakan oleh guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bias berupa bahan tertulis atau bahan tidak tertulis. 2. Bahan ajar merupakan informasi , alat dan/atau teks yang diperlukan oleh guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. 3. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Berdasarkan kutipan di atas dapat
sarana komputer pribadi dan lab
dipahami bahwa bahan ajar merupakan
komputer MAN 2 Tanjugkarang.
seperangkat materi yang disusun secara
Pengembangan bahan ajar yang di
sistematis baik tertulis maupun tidak
lakukan pada penelitian ini adalah
sehingga
pengembangan bahan ajar interaktif
yang
dengan macromedia flash sebagai dasar
belajar. Sedangkan
utamanya dengan alasan mudah
websitenya http://www.dikmenum.go.id
masih kurang dan merasa perlu tambahan jam tatap muka. Siswa memandang bahwa keadaan belajar yang sangat terbatas sekarang tidak bisa mengatasi kesulitan mereka. Hal yang mungkin dapat dilakukan oleh instruktur adalah dengan membuat inovasi bahan ajar interaktif berbasis komputer berupa modul interaktif. Pengembangan ini diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala di atas terutama pada masalah waktu. Modul interaktif memungkinkan siswa untuk
for
Vocational
Ltd/National Based
tercipta
Education Center
Training
for dalam
lingkungan/suasana
memungkinkan
siswa
untuk
Dikmenjur dalam
“Bahan ajar merupakan seperangkat
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
materi/substansi pembelajaran (teaching
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
material) yang disusun secara sistematis,
adalah seperangkat materi pelajaran
menampilkan
dari
yang disusun secara sistimatis dan utuh
kompetensi yang akan dikuasai siswa
sehingga tercipta pembelajaran yang
dalam
pembelajaran”.
mudah, menyenangkan dan menarik
Kemudian, Wright (1987), dalam Agus
yang memungkinkan siswa untuk belajar
Trianto (2005:9) menambahkan bahwa
dan tercapainya tujuan kurikulum.
sosok
kegiatan
utuh
bahan ajar dapat membantu ketercapaian tujuan silabus, dan membantu peran guru dan siswa dalam proses belajar-
Pengertian Modul Interaktif Perkembangan kemajuan
mengajar.
ICT
penggunaan Masih menurut Agus Trianto, (2005:8) bahwa bahan ajar merupakan unsur penting dari kurikulum. Jika silabus ditentukan arah dan tujuan suatu isi dan pengalaman
belajar
bahasa
sebagai
kerangka, maka bahan ajar merupakan daging yang mengisi kerangka tersebut. Bahan ajar harus memuat secara utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
dan
pemamfaatkan
khususnya
teknologi
pada
komputer,
pembuatan bahan ajar dapat dibuat menjadi
program
interaktif
karena
gambar dan pesan dapat ditampilkan melalui tombol komputer (Miarso, 2009 : 490). Sedang menurut Pradirawilaga dkk
(1994
:
42)
Keunggulan
pembelajaran berbasis komputer adalah dapat
bersifat
tutorial
dimana
pembelajaran dapat diberikan latihan dan
pengulangan,
permainan
dan
simulasi. Dari keterangan di atas dapat Peran bahan ajar dalam pembelajaran menurut
Cunningsworth, (1995 : 7)
adalah untuk penyajian bahan belajar, sumber kegiatan bagi siswa untuk berlatih berkomunikasi secara interaktif, rujukan informasi kebahasaan, sumber stimulan, gagasan suatu kegiatan kelas, silabus, dan bantuan bagi guru yang kurang
berpengalaman
menumbuhkan keparcayaan diri .
untuk
dipahami bahwa bahan ajar cetak dapat dikembangkan
menjadi
program
interaktif termasuk membuat modul interaktif berbasis komputer. Dikatakan interaktif
karena
pengguna
akan
mengalami interaksi dan bersikap aktif misal aktif memperhatikan gambar, memperhatikan tulisan yang bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi bahkan video dan film.
Membuat modul interaktif dapat dibuat
alternatif bahan ajar atau modul yang
dengan
menggunakan
memungkinkan
mengatasinya,
antara
program
shoftware
lain
mengunankan
Video
salah
atau
satu
gabungan
dengan
beberapa shofware komputer seperti
program
microsoft
Interaktif.
power
point, authorware,
dan
Modul
Multimedia
micromedia captive, macromedia flash, cool audition, photo shop, movi maker
Dari uaraian di atas dapat dipahami
dan lain-lain. Modul yang dihasilkan
bahwa
berupa teks, gambar, suara dan bahkan
adalah modul yang dikembangkan dan
bisa digabungkan dengan video,
dilengkapi dengan beberapa hasil dari
film
modul
multimedia
interaktif
dan dilengkapi tombol-tombol interaktif,
program
shofware
sehingga
modul
dan evaluasi interaktif. Modul ini dapat
menjadi
interaktif.
Sesuai
dengan
diakses dengan menggunakan komputer,
pendapat di atas maka modul interaktif
dapat dikopi melalui flash disc, cd dan
yang dimaksud pada penelitian ini
eksternal memory.
Modul interaktif
adalah modul yang berbasis komputer
akan membuat pembelajaran menjadi
dengan menggunakan macromedia flash
lebih aktif, simpel, mudah, indah dan
sebagai tampilan utama yang memuat
menyenangkan. Bahkan pembelajaran
teks, gambar, suara, animasi, video dan
dapat
film sesuai dengan kebutuhan serta
dilakukan
dengan
menembus
ruang dan waktu. Dengan demikian
dilengkapi
modul interaktif bisa menjadi ekonomis
interaktif.
dan praktis.
Rambu-rambu
Secara interaktif
terminologi
istilah
modul
masih terdapat perbedaan
dengan
tombol-tombol
Pembuatan
Modul
Interaktif Modul
Interaktif
merupakan
antara satu penulis dengan penulis
pembelajaran
lainnya namun mempunyai makna yang
metode,
sama.
(Pedoman
mengevaluasi yang dirancang secara
Pengembangan Multimedia Ineraktif :
sistematis dan menarik untuk mencapai
hal 3) menulis “Dalam banyak hal,
kompetensi/subkompetensi mata kuliah
bahan ajar atau modul yang disusun
yang diharapkan sesuai dengan tingkat
secara manual tidak mampu mengatasi
kompleksitasnya.
Cepi
Riyana
yang
berisi
bahan
batasan-batasan,
dan
materi, cara
permasalahan belajar yang dihadapi peserta diklat untuk secara mudah dan
Rambu-rambu
modul
yang
akan
cepat mencapai kompetensi yang ingin
dikembangkan mengacu pada ketentuan
dicapai, untuk itu perlu dikembangkan
sebagai berikut :
1. Modul
interaktif
pada bukul cetak. Semua ini berfungsi
akan
digunakan oleh peserta didik
untuk
memudahkan,
pada Madrasah Aliyah Negeri 2
motivasi dan efektifitas penggunaanya.
Tanjungkarang.
Karakteristik modul
2. Modul interaktif diharapkan dapat
berbeda dari modul biasa dapat dilihat
interaktif
dalam
dan sikap positif pada mata pelajaran
Multimedia Interaktif, 2007 : 7 sebagai
keterampilan sepeda motor.
berikut.
dengan kebutuhan dan karakteristik
Pedoman
yang
meningkatkan kemampuan dan skill
3. Modul interaktif haruslah sesuai
buku
meningkatkan
Modul
a. Representasi Isi b.
Visualisasi
dengan
Multimedia
(video, animasi, suara, teks, gambar)
program pada mata pelakjaran yang
c. Menggunakan variasi yang menarik
ada.
4. Mencakup
tujuan
d.
pembelajaran yang spesifik.
5. Mencakup
materi
dan kualitas resolusi yang tinggi.
kegiatan
pembelajaran
Tipe-tipe
pembelajaran
yang
bervariasi.
secara rinci dan kegiatan dan latihan
e. Respon Pembelajaran dan Penguatan
untuk
f. Dapat digunakan secara klasikal atau
mendukung
ketercapaian
individual.
tujuan.
6. Terdapat evaluasi sebagai umpan
Kriteria Modul Interaktif
balik (self evaluation) dan alat
Berdasarkan
untuk
pengembangan
mengukur
mahasiswa
keberhasilan
sesuai
dengan
urian di atas maka
sebagai berikut.
learning).
a. Daya coba tinggi
sesuai
kaidah-kaidah
b. Menumbuhkan kreatifitas siswa c.
Visualisasi informasi yang
pengembangan modul dengan sajian
besifat
interaktif
mata)
dengan
kadar
interaktivitas yang lebih tinggi.
interaktif
mempertimbangkan beberapa kriteria
pendekatan belajar tuntas (mastery
7. Modul interaktif dikembangkan
modul
d.
abstrak (tidak kasat
Mengatasi Keterbatasan ruang dan
waktu Karakteristik Modul Interaktif
e. Ada Stimulus – Respon
Modul interaktif disamping memiliki
f.
karakteristik seperti pada bukul cetak
peserta diklat
namun disisi lain memiliki karakteristik
g. Visualisasi relevan dengan materi
interaktif tersendiri yang tidak terdapat
h. Kemasan Modul Interaktif
Meningkatkan motivasi belajar
revision, operational field testing, final Tujuan penelitian
product revision, and dissemination and
Penelitian ini bertujuan
implementation.
1. Untuk menghasilkan bahan ajar interaktif untuk mengatasi alokasi
Dari pendapat atas diketahui bahwa
waktu yang kurang dan mengatasi
penelitian pengembangan meliputi :
tatap muka yang terbatas pada
1)
pembelajaran keterampilan sepeda
informasi,
motor di MAN 2 Tanjungkarang.
pengembangan produk, 4) uji coba awal,
2. Untuk menganalisis
penelitian
dan
2)
pengumpulan
perencanaan,
3)
efektifitas
5) revisi produk, 6) uji coba lapangan,
bahan ajar interaktif
7)revisi produk uji coba lapangan, 8) uji
materi konsep mesin 4 langkah
coba operasional produk, 9) revisi
pada
produk
penggunaan
pembelajaran keterampilan
sepeda
motor
di
MAN
2
Tanjungkarang. 3. Untuk
dan
10)
implementasi
dan
desiminasi. Penelitian ini secara garis besar meliputi:
menganalisis
efesiensi
1. Penelitian pendahuluan
penggunaan bahan ajar interaktif
2. Desain Instruksional
materi konsep mesin 4 langkah
3. Penyusunan modul Interaktif
pada
4. Pengembangan dan validasi produk.
pelaksanaan
pembelajaran
keterampilan sepeda motor di MAN
Semua langkah diatas akan dicakup
2 Tanjungkarang.
dalam
4. Untuk menganalisis
pengembangan
produk
dan
daya tarik
validasi produk yang mengacu pada
bahan ajar interaktif materi konsep
pendapat Borg & Gall diatas yang pada
mesin 4 langkah dalam pelaksanaan
penelitian
pembelajaran keterampilan sepeda
langkah 1 sampai 7 yang juga sudah
motor di MAN 2 Tanjungkarang.
diadaptasi
ini
cukup
sesuai
menggunakan
dengan
keperluan
penelitian ini, yaitu sebagai berikut : METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan
Langkah I. Analisis Kebutuhan
penelitian dan pengembangan (Research
Langkah II. Desain Produk
and Development) yang mengacu pada
Desain produk terdiri
pendapat Borg and Gall research and
Pembelajaran
information collecting, planning, develop
Interaktif. - Desain Pembelajaran Dick
preliminary form of product, preliminary
& Carey - Desain dan Pengembangan
field testing, main product revision, main
Modul Interaktif
field
testing,
operational
product
dan
dari
Dasain
Desain
Modul
3 . Langkah III. Uji coba produk tahap
dibandingkan dengan pembelajaran
awal
konvensional.
4. Langkah IV. Revisi Produk Awal
2. Efisiensi pada Penghematan
5 . Lankah V.
Uji Coba Kelompok
Waktu
Besar 6.
Langkah
VI.
Revisi
Produk
NO
Operasional 7.
Langkah VII. Produk Akhir dan 1
Publikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Efektivitas
Program
dalam
2
Kelas
Kelas
eksperimen
kontrol
1 jam (45
2 jam (90
menit)
menit)
Prinsip
1 jam 30
2 jam (90
Kerja
menit (75
menit)
Motor
menit)
BAHASAN Energi
Peningkatan Kemampuan
4langkah
Peningkatan kemampuan siswa dalam
Dasar
penelitian pengembangan ini diperoleh dengan memperhatikan nilai hasil uji pretest dan nilai hasil uji posttest.
3
WAKTU TATAP MUKA
POKOK
Konstruksi Motor
2 jam (90
4 jam (180
menit)
menit)
4
langkah
Pretest diberikan pada awal pertemuan
JUMLAH
4, 6 jam pel
8 jam (360
sedang posttest diberikan pada akhir
WAKTU
(210 menit)
menit)
setelah seluruh rangkaian pembelajaran
Berikut
pada modul interaktif selesai. Nilai rata-
waktu tatap muka yang di perlukan pada
rata hasil uji pretest kelas ekperimen
pembelajaran yang menggunakan modul
adalah 66,27 dan nilai rata-rata hasil uji
interaktif
pretest kelas kontrol adalah 59,78.
menggunakan
Sedangkan hasil nilai rata-rata uji
mencapai kompetensi yang sama pada
posttest kelas eksperimen adalah 76,91
materi motor 4 langkah.
sedangkan hasil nilai rata-rata uji
Tabel 4.8 Perbandingan waktu yang
posttest kelas kontrol adalah 74,35
diperlukan pada kelas eksperimen dan
lebih rendah dari kelas eksperimen.
kelas kontrol
adalah
dan
tabel
perbandingan
pembelajaran buku
cetak
dengan untuk
Dari rata-rata hasil uji posstest ini gain peningkatan kemampuan adalah 2,56
Berdasarkan
maka dapat disimpulkan bahwa
digunakan pada kelas eksperimen lebih
efektivitas pada peningkatan
hemat
kemampuan pembelajaran dengan
kontrol pada materi yang sama. Pada
modul interaktif lebih besar
kelas eksperimen memerlukan waktu 4
tabel ditas, waktu yang
dibandingkan
dengan
kelas
jam 30 menit padahal pembelajaran ini
memotivasi siswa untuk mengulang-
bila
dengan
ulang pelajaran hingga tercapai kondisi
pembelajaran klasik memerlukan waktu
yang diharapkan. Untuk itu angket yang
8
disebarkan
laksanakan
jam
tatap
sesuai
muka.
efisiensidapat
Selanjutnya
dihitung
harus
dapat
mengunkap
dengan
aspek daya tarik dari program modul
menggunakan formula seperti dibawah
interaktif yang telah diujicobakan pada
ini
kelas eksperimen. adalah Waktu
yang diperlukan Efisiensi Pembelajaran
= Waktu
yang dipergunakan
Aspek tersebut
kemenarikan
interaktivitas, penggunaan
program,
kemudahan peran
program
modul
interaktif
dalam proses pembelajaran. 360 menit
Efisiensi Pembelajaran
= 210 menit = 1,714 menit
Sesuai hasil rekapitulasi angket pada uji coba kelompok besar diperoleh data secara keseluruhan daya tarik program
Berdasarkan efisiensi
perhitungan
produk
diatas,
berkenaan
dengan
modul
interaktif
adalah
80,28%
responden menyatakan baik sekali dan
waktu belajar, produk ini dikatakan
selebihnya
efisien untuk belajar, dengan hasil 1,714
memberikan penilaian baik serta 0,17%
menit. Analisisnya adalah
mennyatakan cukup. Hasil
jika waktu
menjawab
19,
55%
ini bila
yang dipergunakan lebih kecil dari
dirinci berdasarkan aspek dari daya tarik
waktu yang diperlukan, maka rasionya
program maka diperoleh data yaitu pada
lebih besar dari 1, artinya pembelajaran
aspek kemenarikan program 79,86%
berhasil lebih cepat.
responden menyatakan baik sekali dan 19,44% responden menyatakan baik. Aspek ini terdiri dari segi kemenarikan
3. Daya Tarik Untuk mengetahui daya tarik
pada
gambar
pembuka
dengan
79,17%
program modul interaktif ini maka pada
responden menyatakan baik sekali dan
kelas
20,83%
eksperimen
yang
menjadi
menyatakan
baik,
warna
aspek
responden dibagikan angket. Angket
penggunaan
70,83%
yang disebarkan ini mengacu pada
respondenmenyatakan baik sekali dan
pendapat yang dikemukakan reigeluth
29,17% menyatakan baik.
(2009:77) tentang kriteria daya tarik
tingkat keterbacaan teks pada program
yaitu sejauh mana siswa menikmati
83,33% responden menyatakan baik
instruksi dan seberapa besar dapat
sekali dan 16,67% menyatakan baik dan
Dari
segi
4,17% menyatakan cukup . Pada segi
menyatakan
baik.
penggunaan
video
yang
disajikan
membantu pemahaman tentang materi
memperjelas
isi
pesan
79,17%
67,67%
Fungsi
responden
memberikan penilaian baik sekali dan
penilaian
20,83% menyatakan baik.
menyatakan
baik.
pernyataan
modul
Pada
espek
interaktivitas
baik
gambar
memberikan
sekali
dan
33,33%
Selanjutnya interaktif
93,75%
memudahkan pengguna belajar secara
responden menyatakan fasilitas yang ada
mandiri 91,67% responden memberikan
pada
penilaian
modul
interaktif
pengguna
membantu
berinteraksi
memberikan
penelaian
baik
baik
sekali
dan
8,33%
denga
menyatakan baik, sedang pada aspek
sekali
pernyataan
modul
interaktif
sementara 6,25% menyatakan baik.
menumbuhkan motivasi untuk terus
Adapun
aspek
mengulang untuk mendapatkan hasil
program,
optimal, 87,50% responden memberikan
memberikan
penilaian baik sekali dan selebihnya
total
kemudahan
penilaian
penggunaan
75,00%
responden
penilaian
baik
sekali
dan
sisanya
12,50% yang menyatakan baik.
25,00% respon memberikan penilaian baik. Pada segi kemudahan navigasi/
Simpulan
berpindah dari satu menu / sub menu ke
Berdasarkan
lainnya dalam modul interaktif dalam
penelitian,
memudahkan pengguna 66,67% respon
bahwa:
memberikan penilaian baik sekali dan
1)
33,00% memberikan penilaian baik,
dalam
66.67% penilaian
tutorial
responden baik
sekali
peneliti
hasil
menyimpulkan
Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Negeri
sedangkan pada segi petunjuk yang terdapat
pembahasan
dapat
2 Tanjungkarang
menungjang
penerapan
interaktif pembelajaran modul interaktif.
memberikan dan
29,17%
menyatakan baik dan 4,17% yang
2)
Produk bahan ajar yang dihasilkan berupa program modul interaktif
menyatakan cukup. yang berisi tentang konsep dasar Selanjutnya
aspek
interaktif
pada
peran
modul
pembelajaran
kerja
motor
dikemas
4
langkah
yang
dalam
bentuk
CD
keterampilan sepeda motor responden menyatakan 98,29%
baik
dan
sekali selebihnya
sebanyak 1,71%
pembelajaran.
3)
4)
Efektivitas
pembelaran
2)
Bagi semua guru yang memiliki
penerapan program modul interaktif
permasalahan
pada
pembelajaran keterampilan
kekurangan alokasi waktu dan tatap
sepeda motor pada bahasan konsep
muka di Madrasah Aliyah Negeri 2
dasar kerja motor 4 langkah lebih
Tanjungkarang
efektif
modul interaktif ini dapat menjadi
dibandingkan
dengan
yang sama
maka
pembelajaran konvensional.
acuan
Efisiensi waktu dan biaya pada
pembelajaran
pembelajaran
masalah tersebut.
dengan
interaktif
5)
dengan
lebih
modul
efisien
dari
3)
untuk
yaitu
program
mengembangkan untuk
mengatasi
Bagi siswa program keterampilan
pembelajaran konvensional .
khususnya
Daya tarik pembelajaran modul
motor dapat menggunakan modul
interaktif
ini untuk belajar secara mandiri
lebih menarik dari
pembelajaran konvensional.
sepeda
dalam meningkatkan kemampuan
Saran Berdasarkan
keterampilan
dalam menguasai materi konsep simpulan,
maka
saran
dasar motor 4 langkah
tanpa
peneliti adalah: 1)
Kepada
pimpinan
MAN
2
Tanjungkarang sebagai madrasah penyelenggara
program
dibatasi oleh ruang dan waktu serta hemat biaya. DAFTAR PUSTAKA Arends, Ricard, 2008. Learning To Teach.
keterampilan
yang
mengalokasikan
selama
waktu
ini yang
terbatas, program modul interaktif
McGraw Hill Componanies. New York. Barbara.1984.
Tekonologi
Pembelajaran. Jakarta dapat menjadi selusi pembelajaran untuk mengatasi kesenjangan waktu tersebut.
Percetakan
Universitas
:
Unit Negeri
Jakarta. Bloom, 1956. A Taxonomy for learning, teaching and assessing. Copyright
2001
by
Addison
Welely
Longman, inc. Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian
Madison Avenue New York, NY 10016 Jordan,
Anne,
2008.
Approach
to
Learning a Guide for Teacher.
Kualitatif. Jakarta : Rajawali
Copyright Anne Jordan .New
Pers, 2010 Borg, Walter R. & Gall, Meredith D. 1983. Educational research an information (4 th ed). New York :
York Majid, Abdul. 2007.
Perencanaan
Pembelajaran
dan
Mengembangkan
Longman Inc. Chandra. 2006. 7 Jam Belajar Interaktif Flash Profesional 8 untuk orang
Standar
Kompetensi Guru. : PT Remaja Rosda Karya Mukminan. 2006. Teknologi Informasi
awam. Jakarta : Maxicom Cohen, Lois. 2005. Research Methods in Education. 1 Fetter Lane, London Dick, W & Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction.
dan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta : FISE UNY Miarso, Yusufhadi 2004. Menyemai Benih
Boston : Pearson Direktur Mapenda Islam. 2005. Standar Pendidikan Nasional. Jakarta. Depag RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Pendidikan.
Jakarta
:
Kencana Mulyasa,
E.
2006.
Kurikulum
Implementasi
2004:
Panduan
Pembelajara KBK. Bandung : Dunne
&
Wrakgg.
1996.
Efective
Teaching. New York Eko
Neely.2004.
Suyanto.2010.
Pembelajaran
Berbasis ICT. Bandar Lampung
Action Learning.New York, NY 10019
Research
Insig
from
Scorecard
Balanced
Performance
Measurement System.
Geri. E.H. 2010. Intructional Design for
Geoffrey.M.
Rosdakarya
Piaget,
J.
1960.
Intelgence,
Phsychology New
of
Jersey
:
LITTLEFIELD, ADAM & CO. 2005.
Essensial Design
of and
Methodologi. Copyright. Jhon & Sons. New Jersey Januszweski. A, Moenda.M. 2008. Educational Teknologi a Depenition with Commentary. Lawrence Erlbaum Associates Taylor & Francis Group 270
Prawiradilaga. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Raygeluth, C.M & Chellman, AC. 2009. Instructional Design Theories and Models Volume III, Bulding a Common Knowledge Base. New York : Taylor & Francis
Riyana,
Cepi.
2007.
Pedoman
Pengembangan
Modul
Suparman, 2001. Desain Instruksional. Depdiknas,
Jakarta
:
Universitas
Multimedia Interaktif. Bandung:
Terbuka
Program
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
P3AI
Universitas
Pendidikan Indonesia
2002.
Roblyer, M & Doering, A.H. 2010. Integrating into
Teaching.
Bostom : Pearson Sanjaya,
Indonesia.
Educatonal
Technology
Wina,
Kamus
Strategi
Bahasa
Jakarta: Balai
Pustaka Tim
Puslitjaknov. Penelitian
2006.
Besar
2008.
Metode
Pengembangan.
Jakarta
Pembelajaran
Berorintasi
Tolimson. 1998. Material Development
Standar
Pendidikan.
Teaching. Cambridge Uneversity
Proses
Jakarta : Kencana 2010.
Press
Sholeh, Agus, dkk. 2004. Strategi
Trianto.
2009.
Mendesain
Model
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Pembelajaran Inovatif Progresip.
dan
Jakarta: Kencana 2010
Teknologi
Jakarta.
Depag
di
Madrasah. RI,
Dirjen
Bimbaga Islam Sudrajat, Harry. 2004. Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta. Depag RI, Dirjen Bimbaga Islam Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung.
Wenger, Win. 2001. Beyond Teaching and Learning. Gaithersburg Website, http://www.dikmenum.go.id Website,
http://
www.
Juornal
International Education Research and Development Website, http://www.motogp.com