PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK BERBASIS KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA TEMA KEGIATAN SEHARI-HARI UNTUK KELAS III SD NEGERI TUKANGAN
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Rosiana Nur’aini NIM 13108241091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK BERBASIS KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA TEMA KEGIATAN SEHARI-HARI UNTUK KELAS III SD NEGERI TUKANGAN
Oleh: Rosiana Nur’aini NIM 13108241091
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar cetak berbasis karakter yang dapat digunakan untuk pembelajaran pada Tema Kehidupan Seharihari kelas III SD N Tukangan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) model Borg and Gall (1983). Namun pada penelitian ini hanya melalui sembilan tahap, yaitu penelitian dan pengumpulan data awal, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, uji coba lapangan awal, revisi produk, uji coba lapangan, revisi produk operasional, uji coba lapangan operasional, dan revisi produk akhir. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pada tahap studi pendahuluan yaitu peneliti mendapatkan sebuah gagasan untuk membuat bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah air. Hasil tahap perencanaan yaitu merumuskan tujuan penggunaan media, mempersiapkan alat dan bahan, serta merancang desain pengembangan media. Pengembangan bentuk awal menghasilkan produk bahan ajar yang siap untuk divalidasi. Validasi dilakukan dengan dua ahli, yaitu ahli materi dan ahli media. Validasi terakhir dari segi materi memperoleh skor rata-rata 4,08 dengan kriteria “baik”. Validasi terakhir dari segi media memperoleh skor rata-rata 4,78 dengan kriteria “sangat baik”. Hasil uji coba lapangan awal memperoleh skor rata-rata 4,73 dengan kriteria “sangat baik”. Uji coba lapangan memperoleh skor rata-rata 4,68 dengan kriteria “sangat baik”. Uji coba lapangan operasional memperoleh skor ratarata 4,7 dengan kriteria “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar cetak yang telah dikembangkan dikatakan layak digunakan sebagai bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah air pada Tema Kehidupan Sehari-hari untuk kelas III SDN Tukangan. Kata kunci: pengembangan, bahan ajar cetak, cinta tanah air, kelas III SD
ii
DEVELOPMENT OF PRINTED TEACHING BASED ON PATRIOTISM CHARACTER ON THE THEME OF DAILY LIFE FOR 3rd GRADER AT SD N TUKANGAN By: Rosiana Nur’aini 13108241091 ABSTRACT
This research aims to develop printed teaching materials based on characters that can be used for learning on the Theme of Daily Life for 3rd Grader at SD N Tukangan. This research was conducted with the methods of research and development of Borg and Gall model (1983), but only through nine stages, which were research and data collection, planning, development of primary product form, operational field testing, the revision of the product, trial of the field, revision of operational products, trial of operational field, and revision of the final product. Data collection techniques used were poll, interview, and observation. Data analysis technique used was descriptive quantitative statistics. The results of research on the stage of the preliminary study that the researcher got an idea to make printed teaching materials based on patriotism character. The results of the planning stage were formulating the purpose of media use, preparing tools and materials, and designing media development design. The development of the primary product form stage produced a teaching material product that was ready to be validated. Validation was done by two experts, namely material experts and media experts. The final validation in terms of material earned an average score of 4.08 with the criteria of "good" The final validation in terms of media earned an average score of 4.78 with the criteria of "excellent". Primary field test results earned an average score of 4.73 with the criteria of "excellent". Field trials scored an average of 4.68 with the criteria of "excellent". Operational field trials scored an average of 4.7 with the criteria of "excellent". Thus, printed teaching material that had been developed is said to be worthy of use as a printed teaching materials based on patriotism character on the theme of daily life for 3rd grader at SD N Tukangan. keyword: development, printed teaching materials, patriotism, 3rd Grade students
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain” (Al Hadist)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah hi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah karena dengan izin-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ibu, Bapak, dan Mas tercinta 2. Almamater Universitas Negeri Yogtakarta 3. Nusa dan Bangsa
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Karakter Cinta Tanah Air pada Tema Kehidupan Sehari-hari untuk Kelas III SD N Tukangan”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar.
2.
Bapak Suparlan, M.Pd.I. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan dan kemudahan penelitian serta penyusunan skripsi.
3.
Ibu Unik Ambarwati, M.Pd. Dosen Pembimbing Skipsi yang telah memberikan dukungan dan membimbing peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4.
Dr. Wuri Wuryandari, M.Pd selaku pengkaji materi yang telah bersedia memberikan saran dan kritik terhadap bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tnah air.
5.
Bapak Sungkono, M.Pd selaku pengkaji media yang telah bersedia memberikan saran dan kritik terhadap bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah air. ix
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...........................................................................................i ABSTRAK .........................................................................................................ii ABSTRACT .......................................................................................................ii SURAT PERNYATAAN ...................................................................................iv LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................v LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................vii KATA PENGANTAR ........................................................................................viii DAFTAR ISI ......................................................................................................x DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..........................................................................7 C. Pembatasan Masalah ..........................................................................7 D. Rumusan Masalah .............................................................................7 E. Tujuan Penelitian ...............................................................................8 F. Manfaat Pengembangan ....................................................................8 G. Spesifikasi Bahan Ajar ......................................................................8 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Bahan Ajar .........................................................................................12 1. Pengertian Bahan Ajar .................................................................12 2. Peran dan Kedudukan Bahan Ajar dalam Pembelajaran .............13 3. Fungsi Bahan Ajar ........................................................................14 4. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Penyususnan Bahan Ajar .........16 5. Kriteria Buku Ajar ........................................................................18 B. Bahan Ajar Cetak ...............................................................................21 1. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar Cetak ...........................21 2. Penyusunan Bahan Ajar Cetak .....................................................22 3. Macam-Macam Bahan Ajar Cetak ...............................................24 C. Pendidikan Karakter ...........................................................................32 1. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................................32 2. Tujuan Pendidikan Karakter .........................................................33 3. Nilai-Nilai Pembentuk Karakter ...................................................34 D. Cinta Tanah Air .................................................................................36 1. Kriteria Cinta Tanah Air ...............................................................36 2. Kajian Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air ...............................38 xi
E. F. G. H.
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar ...............................................40 Perkembangan dan Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD ...........41 Penelitian yang Relevan ....................................................................46 Kerangka Berfikir ..............................................................................47
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...............................................................................50 B. Prosedur Pengembangan ...................................................................50 C. Validasi dan Uji Coba Produk ...........................................................55 D. Setting dan Subjek Penelitian ............................................................56 E. Jenis Data ...........................................................................................56 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................57 G. Instrumen Pengumpulan Data ...........................................................58 H. Teknik Analisis Data .........................................................................59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................62 1. Penelitian dan Pengembangan Data ...........................................62 2. Perencanaan ................................................................................63 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk .........................................70 4. Uji Coba Lapangan Awal ...........................................................88 5. Revisi Poduk ...............................................................................89 6. Uji Coba Lapangan .....................................................................90 7. Revisi Produk .............................................................................90 8. Uji Coba Lapangan Operasional ................................................91 9. Revisi Produk Akhir ...................................................................92 B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk ............................................94 C. Pembahasan .......................................................................................95 D. Keterbatasan Peneliti ..........................................................................98 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................100 B. Saran ..................................................................................................101 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 102 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 104
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi ........................................... 58 Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media ............................................. 59 Tabel 3. Kisi-kisi Respon Siswa ........................................................................ 59 Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif berskala 5 ..................... 60 Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I ...................................................... 72 Tabel 6. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II ..................................................... 78 Tabel 7. Hasil Validasi Ahli Media Tahap III .................................................... 82 Tabel 8. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I ...................................................... 83 Tabel 9. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II .................................................... 87 Tabel 10. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ......................................................... 89 Tabel 11. Hasil Uji Coba Lapangan .................................................................. 90 Tabel 12. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional
xiii
............................................ 91
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Menjodohkan nama suku ................................................................. 66 Gambar 2. Potongan provinsi ................................................................................... 67 Gambar 3. Potongan kalimat ................................................................................... 67 Gambar 4. Peta jelajah budaya ........................................................................... 67 Gambar 5. Peraga jam ........................................................................................ 68 Gambar 6. Cover sebelum revisi ...................................................................... 73 Gambar 7. Cover sesudah revisi ......................................................................... 73 Gambar 8. Halaman pendahuluan sebelum revisi ............................................ 74 Gambar 9. Halaman pendahuluan sesudah revisi .............................................. 74 Gambar 10. Bacaan Rara sebelum revisi ........................................................... 74 Gambar 11. Bacaan Rara sesudah revisi ............................................................ 74 Gambar 12. Percakapan sebelum revisi ............................................................. 75 Gambar 13. Percakapan sesudah revisi .............................................................. 75 Gambar 14. Nama suku sebelum revisi ............................................................. 76 Gambar 15. Nama suku sesudah revisi .............................................................. 76 Gambar 16. Bhineka sebelum revisi .................................................................. 77 Gambar 17. Bhineka sesudah revisi ................................................................... 77 Gambar 18. Perekat sebelum revisi .................................................................... 77 Gambar 19. Perekat sesudah revisi .................................................................... 77 Gambar 20. Kekontrasan sebelum revisi ........................................................... 78 Gambar 21. Kekontrasan sesudah revisi ........................................................... 78 Gambar 22. Cover belakang sebelum revisi ...................................................... 79 Gambar 23. Cover belakang sesudah revisi ....................................................... 79 Gambar 24. Warna kekontrasan sebelum revisi ................................................. 80 Gambar 25. Warna kekontrasan sesudah revisi ................................................. 80 Gambar 26. Evaluasi sebelum revisi .................................................................. 81 xiv
Gambar 27. Evaluasi sesudah revisi .................................................................. 81 Gambar 28. Cek list sebelum revisi .................................................................. 81 Gambar 29. Ceklist sesudah revisi .................................................................... 81 Gambar 30. Tambahan petunjuk penggunaan buku ........................................... 85 Gambar 31. Tambahan Sumpah Pemuda ........................................................... 85 Gamabr 32. Provinsi sebelum revisi .................................................................. 86 Gambar 33. Provinsi sesudah revisi .................................................................... 86 Gambar 34. Soal sebelum revisi ......................................................................... 86 Gambar 35. Soal sesudah revisi ......................................................................... 86 Gambar 36. Halaman belum urut ........................................................................ 93 Gambar 37. Halaman sudah urut ......................................................................... 93 Gambar 38. Jarum jam sebelum revisi ................................................................ 94 Gambar 39. Jarum jam sesudah revisi................................................................. 94
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I ........................................................ 103 Lampiran 2. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II ......................................................... 106 Lampiran 3. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I .......................................................... 109 Lampiran 4. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II ......................................................... 112 Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli Media Tahap III ....................................................... 115 Lampiran 6. Angket Respon Siswa .............................................................................. 118 Lampiran 7. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ............................................................... 120 Lampiran 8. Hasil Uji Coba Lapangan ........................................................................ 121 Lampiran 9. Hasil Uji Coba Lapangan Opersional ...................................................... 122 Lampiran 10. Surat Keterangan Validasi ..................................................................... 123 Lampiran 11. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 124 Lampiran 12. DokumentasI ......................................................................................... 126
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah Era globalisasi merupakan proses mendunia yaitu masuknya berbagai budaya dari berbagai negara di dunia. Pada proses globalisasi ini sangat mudah bagi kita untuk mengakses berbagai informasi tentang kebudayaan, gaya hidup, teknologi, bahkan karakteristik suatu bangsa. Dengan kemudahan teknologi yang mendukung seperti internet dan perangkat teknologi yang lainnya semakin marak dan mempermudah globalisasi. Globalisasi memiliki dampak yang positif maupun dampak negatif. Dampak tersebut tidak hanya terdapat pada satu bidang, namun juga bisa dari berbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Salah satu dampak positif dari globalisasi yaitu kita dapat mengenal berbagai budaya dari belahan dunia sehingga menambah wawasan kita. Namun disisi lain terdapat dampak negatif globalisasi, misalnya anak lebih suka meniru cara berpakaian dari negara lain, lebih mencintai produk luar negeri dibandingkan dengan produk dalam negeri, kurangnya sopan santun yang menjadi ciri khas budaya indonesia, sikap apatis atau acuh tak acuh yang dimiliki siswa dengan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. Dampak negatif globalisasi tersebut jika dibiarkan akan menghilangkan kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita harus membentengi diri dengan rasa cinta tanah air. Penanaman rasa cinta tanah air ini dapat kita antisipasi dengan cara mengenalkan budaya-budaya bangsa, seperti tarian adat, rumah adat, baju adat,
1
keragaman suku bangsa, dan bahasa, yang memuat nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Hal ini sejalan dengan yang pernyataan dari Anies Baswedan, hari Sabtu, 2 Mei 2015 pada Suara Pembaharuan ia menyatakan bahwa menanamkan kesadaran orang Indonesia dan juga warga dunia, maka bekali mereka dengan semua pengetahuan. Kalau mereka percaya negeri yang hebat, mereka juga akan jadi anak yang hebat kepribadian dan karakter kita sebagai bangsa Indonesia akan tumbuh. Artinya warga Indonesia baik itu tua maupun muda harus dibekali pengetahuan. Pengetahuan ini tidak hanya pelajaran akan tetapi kearifan budaya Indonesia sangat beragam dari pulau, suku maupun bahasa. Terutama pada generasi muda dan anak-anak di tengah situasi globalisasi dengan tidak boleh meninggalkan dan melupakan kearifan lokal budaya dan seni. Oleh karena itu kita harus mencintai budaya kita dengan rasa nasionalisme atau cinta tanah air kita sehingga tercipta rasa bangga terhadap bangsa Indonesia. Rasa cinta tanah air ini dapat ditanamkan dalam sebuah karakter. Penanaman karakter dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan keterampilan siswa.
2
Keterampilan siswa tidak hanya berupa sebuah bakat bisa juga karakter yang tertanam pada diri siswa. Tujuan yang diharapkan oleh pemerintah melalui pendidikan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari semua pihak, baik dari sekolah, guru, orangtua dan siswa. Pemerintah sudah mengimplementasikan pembelajaran dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satunya yaitu dengan membuat kurikulum. Kurikulum ini memuat apa saja yang yang akan dicapai oleh siswa, dengan kata lain terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Dari indikator-indikator yang telah dibuat, maka terbentuklah suatu materi yang dapat dipelajari oleh siswa. Pada kurikulum 2006 atau KTSP, pemerintah memberikan materi Memahami Sumpah Pemuda di kelas III Tema Kegiatan Sehari Hari. Pada materi ini dikenalkan makna sumpah pemuda yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Satu nusa artinya beribu pulau yang ada di Indonesia tetapi semua berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Satu bangsa artinya Indonesia memiliki banyak keragaman suku dan budaya dari suku Jawa, suku Asmat, suku Dayak dan lain sebagainya. Satu bahasa artinya Indonesia memiliki banyak bahasa, dan disatukan oleh bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia. Selain kurikulum, pendidikan juga harus memiliki sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran. Salah satu sarana yang mendukung adalah media yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Usaha sadar yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik dalam proses pendidikan. Akan tetapi terkadang masih ada yang kurang sesuai pada proses pembelajaran seperti sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Sarana prasarana itu meliputi media pembelajaran, bahan ajar, alat peraga, dan lain
3
sebagainya. Bahan ajar dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran sehingga guru dapat menyampaikan materi dengan terarah dan dipahami oleh siswa. Bahan ajar yang digunakan sebaiknya menarik agar siswa termotivasi dan senang mempelajari materi tersebut. Selain itu bahan ajar juga harus interaktif agar siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Bahan ajar yang interaktif ini dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan mudah karena menarik dan melibatkan kegiatan siswa. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 1 November 2016 di kelas IIIA di SD Negeri Tukangan diketahui bahwa di SD N Tukangan sudah terdapat sarana prasarana yang menunjang seperti LCD, proyektor, papan tulis whiteboard, dan buku paket. Namun, buku paket yang digunakan masih berdasarkan mata pelajaran tertentu, seperti PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kelas III seharusnya merupakan kelas rendah yang menggunakan tematik. Bahan ajar yang digunakan banyak tulisan sehingga siswa merasa bosan. bahan ajar Selain itu bahan ajar yang digunakan belum ada yang menekankan pada karakter cinta tanah air. Pada Tema Kehidupan Sehari-hari juga terdapat materi Memahami Sumpah Pemuda. Akan tetapi materi tersebut sangat detail dan banyak, sehingga siswa kesulitan dalam mempelajari, seperti pulau-pulau, dan pakaian adat. Kondisi di kelas III A juga tidak ada gambar tokoh pahlawan nasional dan peta Indonesia sehingga ketika siswa diberi pertanyaan tentang tokoh/pahlawan nasional dan pulau-pulau di Indonesia banyak siswa yang belum mengetahui. Siswa lebih mengenal dan mengidolakan tokoh kartun dan artis yang sering muncul di televisi. Hal tersebut mencerminkan kurangnya pengetahuan siswa tentang Pahlawan
4
Nasional dan wilayah tanah air Indonesia. Kemudian saat siswa berbicara pada guru menggunakan bahasa Indonesia yang masih bercampur dengan Bahasa Jawa. Hal ini menunjukkan siswa belum menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu siswa juga belum begitu mengetahui tentang hari-hari besar nasional seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kesaktian Pancasila, dan lain sebagainya. Melihat fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk mengembangkan dan membuat suatu produk bahan ajar interaktif dalam bentuk hardware yang bertujuan untuk memahami Tema Kehidupan Sehari-hari dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Karakter Cinta Tanah Air Pada Tema Kegiatan Sehari-hari untuk Kelas III SD Negeri Tukangan. Bahan Ajar ini diharapkan mampu untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan menumbuhkan karakter berupa rasa cinta tanah air. Pemilihan bahan ajar cetak ini berdasarkan pernyataan Agus Zaelain F (2012:34) bahwa proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan, prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik, bukan oleh guru. Salah satu penunjang terlaksananya proses pendidikan secara aktif dan menyenangkan yaitu melalui bahan ajar. Pada bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti menerapkan bahan ajar interaktif. Bahan ajar interaktif yang dimaksud adalah bahan ajar yang menggunakan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan, membuat anak bergerak dan bermain, membuat aktivitas berkelompok, dan membuat anak merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Dengan bahan ajar yang interaktif ini siswa dapat secara aktif mengalami pengalaman langsung membaca jam, mengetahui
5
pengetahuan tentang tokoh nasional, suku daerah, lagu dareah, dan beberapa budaya di Indonesia dengan permainan, dan beberapa informasi tentang Indonesia yang sesuai dengan karakter cinta tanah air. Seperti kita ketahui bahwa secara psikologis, anak usia SD sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara intelektual, emosional, sosial, kepribadian, maupun fisik. Piaget, melalui Slameto (2003 : 13) menyatakan bahwa ada tiga tahap perkembangan yaitu : 1) berpikir secara intuitif ± 4 tahun, 2) beroperasi secara konkret ± 7 tahun, dan 3) beroperasi secara formal ± 11 tahun. Berdasarkan teori tersebut, maka salah satu perkembangan siswa yaitu beroperasi secara konkret, artinya siswa akan lebih memahami materi apabila dikaitkan dengan kenyataan, atau dengan kata lain siswa harus mengalami proses itu sendiri. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Desmita (2009 : 35) bahwa anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, sen ang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan teori tersebut maka pengembangan bahan ajar ini dibuat dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, berua permainan dan peraga agar siswa dapat merasakan dan melakukan secara langsug. Dengan demikian penanaman karakter pada usia ini sangat penting sebagai pengalaman dan bekal di masa yang akan datang. Oleh karena itu, bahan ajar ini akan sangat membantu memudahkan siswa dalam memahami materi dan mencerminkan setiap karakter yang ditanamkan pada setiap materi pelajaran.
6
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat di identifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1.
Terdapat dampak negatif dari globalisasi sehingga diperlukan adanya penanaman nasionalisme.
2.
Bahan ajar yang digunakan masih menggunakan bahan ajar buku paket dan LKS yang banyak tulisannya sehingga kurang menarik.
3.
Guru menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif, yaitu dengan ceramah sehingga siswa merasa bosan.
4.
Siswa tidak suka membaca karena bahan ajar yang digunakan kurang menarik.
5.
Buku paket yang tersedia lebih banyak tulisannya, sedangkan anak lebih suka dengan gambar-gambar.
6.
Masih banyak siswa yang kurang mengerti tentang tokoh-tokoh Nasional dan hari besar Nasional.
7.
Penggunaan bahasa Indonesia yang belum lancar.
C. Pembatasan Masalah Dari permasalahan yang teridentifikasi tidak semua diteliti. Agar terfokus dan mendalam maka penelitian ini dibatasi pada “Terbatasnya bahan ajar yang bisa digunakan oleh guru dalam penyampaian tema kehidupan sehari-hari pada siswa kelas III SD Negeri Tukangan”. D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana menghasilkan bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah
7
air pada tema Kehidupan Sehari-hari yang layak digunakan untuk SD Kelas III SD N Tukangan?” E.
Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
Bahan Ajar Cetak Berbasis Karakter Cinta Tanah Air pada Tema Kehidupan Sehari-Hari yang layak digunakan untuk Kelas III SD Negeri Tukangan. F. Manfaat Pengembangan Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Sekolah Hasil penelitian ini dapat menambah bahan ajar untuk mendukung pembelajaran di sekolah. b. Guru Penelitian ini dapat membantu mempermudah pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat pembelajaran pada tema kehidupan sehari-hari. c. Siswa Penelitian ini dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru dan melibatkan siswa secara aktif pada saat pembelajaran. G. Spesifikasi Bahan Ajar Produk bahan ajar berbasis karakter pada tema Kehidupan Sehari-Hari ini mengintegrasikan mata pelajaran PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPS. Bahan ajar baik digunakan secara individu maupun kelompok. Pada bahan ajar ini
8
tidak hanya terdapat tulisan seperti bahan ajar yang sering kita jumpai karena digunakan bagi siswa kelas III. Bahan ajar ini dikombinasi dengan gambar-gambar, tulisan yang dapat di tempel, dan peraga jam agar bahan ajar lebih interaktif. 1.
Tulisan Tulisan pada bahan ajar ini menggunakan font Arial dengan ukuran 12.
2.
Kertas Kertas yang digunakan untuk cover yaitu jenis kertas ivory 230gr. Kertas yang
digunakan untuk isi materi menggunakan kertas HVS ukuran B5 70gr, kertas ivory 230gr, mika, dan kertas cromo. 3.
Gambar Gambar yang disediakan berupa gambar peta Indonesia, pakaian adat, tarian
daerah, rumah adat, gambar tokoh, dan beberapa gambar ilustrasi. Gambar peta Indonesia disesuaikan warnanya menurut pembagian waktu dan merah utih sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gambar pakaian adat, tarian daeah, dan rumah adat digunakan untuk ditempel pada peta jelajah budaya. Gambar tokoh digunakan untuk memperjelas informasi yang ada di pojok berita, yaitu gambar Moh. Yamin. Gambar ilustrasi berupa gambar Rara dengan Ibunya untuk menggambarkan percakapan pada teks Rara Berlibur. Gambar dektektif anak digunakan pada setiap informasi yang ditulis pada pojok berita. Gambar ikon kegiatan digunakan untuk menarik perhatian siswa pada setiap kegiatan. Ikon kegiatan disesuaikan pada kegiatan. Gambar ilustrasi untuk pengantar materi lagu daerah dan sumpah pemuda.
9
4.
Tulisan warna Tulisan pada bahan ajar tidak semua berwarna hitam dan putih. Warna yang
digunakan sesuai dengan kekontrasan warna pada halaman. 5.
Cek List Kegiatan Daftar cek list ini digunakan untuk memberikan kegiatan kepada siswa di
sekolah maupun di rumah yang sesuai dengan karakter yang akan dikembangkan yaitu cinta tanah air. 6.
Peraga Jam Peraga jam digunakan oleh siswa untuk mempelajari cara membaca jam.
Peraga jam dapat digerakkan oleh siswa sendiri sehingga dapat membantu siswa memahami cara membaca jam dan menunjukkan jam. 7.
Peta Jelajah Budaya Peta jelajah budaya dimaksudkan untuk mengenal budaya-budaya yang ada di
Indonesia seperti pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, alat musik, dan suku. Gambar-gambar yang disediakan sudah mewakili setiap pulau. 8.
Menempelkan Lagu Pada kegiatan ini siswa diminta untuk menempelkan sendiri potongan lagu
dengan asalnya sesuai dengan warna masing-masing. Pada kegiatan ini sekaligus membantu siswa untuk melakukan kegiatan dengan siswa lain sehingga terjadi interaksi sosial dan membuat siswa berkompetisi.
10
9.
Mengurutkan Kalimat Pada kegiatan mengurutkan kalimat siswa diminta untuk menempelkan
potongan kalimat yang masih acak untuk diurutkan dengan cara dimasukkan pada lubang yang telah disediakan. Mengurutkan kalimat juga mampu membantu siswa melakukan aktivitas bersama dengan siswa lain dan membuat siswa berkompetisi. 10. Pojok Berita Pojok berita merupakan kolom untuk memberikan informasi seputar Indonesia yang sudah dikenal di dunia agar siswa mengetahui dan bangga akan prestasi, budaya, dan karya yang telah diraih oleh negara Indonesia.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang sangat penting bagi proses pembelajaran. Penggunaan bahan ajar pada saat pembelajaran bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memperoleh suatu materi yang akan disampaikan oleh guru. Hal ini dipertegas dalam Sungkono, dkk 2003 : 1 yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah suatu perangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan ajar memuat isi atau isi pelajaran berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran. Dengan demikian, maka suatu bahan ajar memuat: Tujuan Pembelajaran Umum (TPU), Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), kegiatan pembelajaran, materi pelajaran, latihan atau tugas, evaluasi, dan umpan balik. Dikmenjur mengemukakan pengertian secara lebih detail bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Ida Malati Sadjati melalui Andi Prastowo dalam bukunya Pengembangan Bahan Ajar Tematik (2014:138) menyatakan bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.
12
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan semua bahan baik tertulis maupun tidak tertulis yang disusun secara sistematis dan menampilkan kompetensi dasar secara utuh agar dikuasai oleh peserta didik dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada proses pembelajaran. 2.
Peran dan Kedudukan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Seorang siswa pasti memerlukan bahan ajar untuk penunjang proses belajar.
Proses belajar yang baik tidak hanya dilakukan dengan mendengarkan ceramah dari guru dan mencatat tulisan di papan tulis. Akan lebih baik jika keduanya dilengkapi dengan proses melihat, membaca, kemudian mengerjakan latihan soal. Hal ini akan memperkuat daya ingat dan pemahaman siswa dalam memperoleh suatu ilmu pengetahuan. Ketika proses pembelajaran ini mengacu pada bahan ajar maka akan lebih tertata dan terarah, karena materi yang dituliskan sudah diurutkan oleh penulis. Sungkono dkk (2003 : 2) menyatakan bahwa banyak siswa yang tidak dapat mengikuti uraian dari guru di dalam kelas, sehingga catatan (note taking) yang mereka buat tidak teratur dan tidak lengkap. Dengan demikian, bahan ajar mempunyai kedudukan sebagai pendukung bagi para siswa untuk belajar dengan lebih baik. Lebih jauh lagi bahan ajar berkedudukan sebagai pengganti buku-buku bila buku-buku tersebut tidak ada. Kalau pun ada jumlahnya sangat sedikit, sehingga tidak mencukupi untuk seluruh siswa. Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa peran dan kedudukan bahan ajar dalam proses pembelajaran adalah untuk melengkapi buku-buku bila tidak ada. Tanpa bahan ajar akan sulit bagi guru untuk mengefektifkan proses pembelajaran
13
karena siswa akan sulit untuk menyesuaikan diri dalam belajar, apalagi ketika guru sangat cepat dan kurang jelas pada saat pembelajaran. Oleh sebab itu, bahan ajar dapat dimanfaat baik guru oleh guru maupun siswa untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. 3.
Fungsi Bahan Ajar Keberadaan bahan ajar memiliki sejumlah fungsi dalam proses pembelajaran.
Andi Prastowo (2014 : 139) menyatakan ada dua klasifikasi utama pembagian fungsi bahan ajar, yaitu: pertama, menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar, dan kedua, menurut strategi pembelajaran yang digunakan. Pertama, menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi pendidik dan fungsi bagi peserta didik. a)
Fungsi bahan ajar bagi pendidik:
1.
Menghemat waktu pendidik dalam mengajar.
2.
Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.
3.
Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
4.
Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.
5.
Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
b) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik: 1.
Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain.
2.
Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
14
3.
Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
4.
Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5.
Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.
6.
Pedoman bagi peserta didik yang akan mengerahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai. Kedua, menurut strategi pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan strategi
pembelajaran yang digunakan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: dalam pembelajaran klasikal, individual, dan kelompok. a)
Fungsi bahan ajar dalam pembelaaran klasikal: 1.
Sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengawas serta pengendali proses pembelajaran. Peserta didik pasif dan belajar sesuai dengan kecepatan pendidik dalam mengajar.
2.
Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual: 1.
Media utama dalam proses pembelajaran.
2.
Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik memperoleh informasi.
3. c)
Penunjang media pembelajaran individual lainnya.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok: 1. Bersifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi
15
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompok sendiri. 2. Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama serta dan jika dirancang sedemikian rupa dapat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, fungsi bahan ajar tidak hanya didapatkan oleh satu pihak saja, akan tetapi didapatkan oleh kedua belah pihak yang saling bersangkutan dalam hal ini yaitu pendidik dan peserta didik. Bagi pendidik bahan ajar dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena materi yang disampaikan sudah terdapat pada bahan ajar, sehingga pendidik hanya perlu menambahkan hal-hal yang belum diketahui siswa atau membantu siswa yang belum bisa. Pembelajaran menggunakan bahan ajar juga dapat digunakan secara klasikal (menyeluruh), individual, maupun kelompok. Dengan demikian akan tercipta suasana belajar yang interaktif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. 4. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar Andi Prastowo (2014 : 142) menyatakan beberapa karakteristik bahan ajar tematik,yaitu: 1. Menstimulasi siswa agar aktif. 2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning). 3. Menyuguhkan pengetahuan yang holistik (tematik). 4. Memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada siswa. Dari berbagai pendapat tentang karakteristik pembelajaran tematik dari berbagai pendapat, Andi Prastowo (2014 : 100) memberikan kesimpulan yang
16
menyatakan bahwa ada 18 macam karakteristik bahan ajar yaitu: a) adanya efesiensi, b) kontekstual, c) student centered (berpusat pada siswa), d) memberikan pengalaman langsung, e) pemisahan mata pelajaran yang kabur, f) holistik, g) fleksibel, h) hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa, i) kegiatan belajarnya sangat relevan dengan kebutuhan siswa SD/MI, j) kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, k) kegiatan belajar akan lebih bermakna, l) mengembangkan keterampilan berpikir (metakognisi) siswa, m) menyajikan kegiatan belajar mengajar pragmatis yang sesuai dengan permasalahan, n) mengembangkan keterampilan sosial siswa, o) aktif, p) menggunakan prinsip bermain sambil belajar, q) mengembangkan komunikasi siswa, dan r) lebih menekankan proses ketimbang hasil. Dari karakteristik yang telah disebutkan menjelaskan bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang dapat memberikan pengetahun kepada peserta didik baik pengalaman langsung maupun tidak langsung. Pengalaman langsung yang dimaksud adalah kegiatan yang langsung dilakukan oleh peserta didik seperti bereksperimen. Kegiatan yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dapat membantu mempermudah pemahaman dan daya ingat peserta didik. Sedangkan pengalaman tidak langsung misalnya siswa membaca, dengan membaca siswa akan membayangkan isi dari bacaan tersebut. Hal ini termasuk pengalaman tidak langsung karena siswa hanya dapat membayangkan saja. Pengalaman tidak langsung dan pengalaman langsung ini dapat dipadukan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak hanya secara teori akan tetapi juga praktik. Dengan
17
demikian akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Selain karakteristik, bahan ajar juga memiliki prinsip. Prinsip ini yang dijadikan sebagai pedoman pembuatan bahan ajar agar sesuai dengan kebutuhan. Depdiknas (2008 : 10) menyatakan bahwa terdapat enam prinsip pengembangan bahan ajar yaitu: a.
Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak.
b.
Pengulangan memperkuat pemahaman.
c.
Umpan balik positif memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
d.
Motivasi yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar,
e.
Mencapai tujuan.
f.
Mengetahui hasil yang dicapai. Berdasarkan prinsip tersebut dapat diketahui bahwa pembuatan pengembangan
bahan ajar harus benar-benar memperhatikan perkembangan siswa. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pemahan siswa terhadap materi yang terdapat pada bahan ajar. Selain itu bahan ajar yang baik juga harus menciptakan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran sehingga anak menjadi lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. 5.
Kriteria Buku Ajar Menurut Azhar Arsyad (2009 : 88-90) menyatakan beberapa kriteria media
berbasis cetak, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, ruang (spasi) kosong.
18
a.
Konsistensi
1) Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf. 2) Usahakan untuk konsistensi dalam jarak spasi. Jarak sasi antara judul dan baris pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama.spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapih dan oleh karena itu tidak memerlukan perhatian sungguh-sungguh. b.
Format
1) Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai, sebaliknya jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih sesuai. 2) Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual. 3) Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilebel secara visual. c.
Organisasi
1) Upayakan untuk selalu menginformasikan siswa/pembaca mengenai di mana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas bagian atau bab berapa mereka baca. Jika memungkinkan, siapkan piranti yang memberikan orientasi kepada siswa tentang posisinya dalam teks secara keseluruhan. 2) Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh. 3) Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-nagian dari teks.
19
d.
Daya tarik Perkenalan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.
e.
Ukuran huruf
1) Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran huruf yang baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin. 2) Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit. f.
Ruang (spasi) kosong Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak meyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:
1.
Ruangan sekitar judul.
2.
Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa/pembaca untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
3.
Spasi antar-kolom; semakin lebar kolom semakin luas spasi diantaranya.
4.
Permulaan paragraf diidentasi.
5.
Penyesuaian spasi antar baris atau antarparagraf.
a.
Sesuaikan spasi antarbaris untuk meningkatkan pilihan dan tingkat keterbacaan.
b.
Tambahkan spasi antarparagraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.
20
B. Bahan Ajar Cetak Andi Prastowo (2014 : 187) bahan ajar cetak (printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. 1.
Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar Cetak Bahan ajar memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan yang dikemukaan
oleh Steffen Peter Ballstedt dalam Andi Prastowo (2014 : 188) antara lain: Keunggulan
Kelemahan
1. Bahan ajar tertulis biasanya menampilkan
daftar
isi
sehingga memudahkan guru untuk
menunjukkan
kepada
siswa bagian mana yang sedang dipelajari.
sedikit.
dengan
mudah
didistribuskan. 4. Menawarkan
lama. 2. Mencetak
gambar
atau
berwarna biayanya mahal.
bahan ajar cetak. 4. Pelajaran yang terlalu banyak
3. Bahan tertulis cepat digunakan dapat
cetak memakan waktu cukup
3. Sukar menampilkan gerak di
2. Biaya penggandaannya relatif
dan
1. Untuk mencetak bahan ajar
disajikan dengan media cetak, cenderung mematikan minat dan menyebabkan kebosanan.
kemudahan
5. Tanpa perawatan yang baik,
secara luas dan kreativitas bagi
bahan ajar cetak akan cepat
individu.
rusak, hilanh, atau musnah.
21
5. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja. 6. Memotivasi
pembaca
untuk
melakukan aktivitas. 7. Dinikmati
sebagai
sebuah
dokumen yang bernilai besar. 8. Pembaca
dapat
mengatur
tempo secara mandiri. Pada tabel tersebut dapat diketahui kelebihan dan kelemahan bahan ajar. Dari kelebihan dan kelemahan tersebut dapat dikategorikan dalam proses produksi, pemanfaatan, perawatan, dan distribusi. Sehingga kita harus memperhatikan beberapa hal untuk menyusun bahan ajar cetak agar penyusunannya lebih baik dan meminimalisir kelemahan. 2.
Penyusunan Bahan Ajar Cetak Berikut hal-hal yang dapat diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar cetak
menurut Depdiknas (2008 : 18), antata lain: 1.
Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca.
2.
Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
3.
Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman.
22
4.
Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
5.
Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca.
6.
Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja (work sheet). Keenam hal tersebut lebih dominan atau lebih memperhatikan pada isi bahan
ajar cetak agar lebih dipahami oleh siswa. akan tetapi bahan ajar cetak tidak hanya tentang isi, juga memperhatikan halaman, penataan, dan keutuhan. Ronald H. Anderson melalui Andi Prastowo (2014 : 193) menyatakan empat hal yang harus diperhatikan dalam teknis penataan halaman yaitu sebagai berikut: 1.
Keragaman (variety). Penataan halaman hendaknya menggunakan variasi antara narasi deskriptif dan ilustrasi (foto atau gambar kartun atau bagan) sehingga dapat mempertahankan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.
Keseimbangan (balance). Keseimbangan di sini merupakan keseimbangan formal yang ditandai dengan adanya garis tak terlihat di tengah halaman. Penataan seperti ini akan menghasilkan “gambar kaca” (yakni, satu sisi halaman terlihat sama dengan sisi lainnya). Dengan cara ini kita bisa membangkitkan perhatian siswa dan menghilangkan kebosanan mereka.
3.
Kesederhanaan (simplicity). Kesederhanaan merupakan kunci lain bagi rancangan komposisi halaman yang baik. Ada tiga cara untuk mencapainya:
23
pertama, gunakanlah jenis huruf yang bersih, jelas, dan rata kegelapannya (ketebalannya). Kedua, gunakanlah foto cetak yang bersih, jelas, dan tajam (sedapat mungkin gunakanlah foto hitam putih yang mrngilap). Ketiga, jika perlu gunakanlah gambar dan satu warna. Sedapat mungkin jangan menggunakan gambar yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut. Guntingan gambar yang tidak ada hak ciptanya sering kali digunakan untuk penataan yang bagus dan biayanya relatif murah. 4.
Jangan. Maksudnya, ada tiga hal yang terlarang penataan komposisi, yaitu: pertama, menjejali halaman dengan gaya huruf yang berbagai jenis dengan banyak
gambar
(sisakanlah
ruangan
kosong
secukupnya).
Kedua,
mencampuradukkan gaya huruf, kecuali untuk tujuan memberikan penekanan. Ketiga, membuat judul terlalu tebal sehingga menghilangkan isi naskah. 3.
Macam-Macam Bahan Ajar Cetak
a.
Handout
1) Pengertian Handout Menurut Echols dan Shadily dalam Andi Prastowo (2014:194) menyatakan bahwa handout adalah sesuatu yang diberikan secara gratis. Sementara menurut Depdiknas (2008:18) menyatakan bahwa Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Adapun dalam Kamus Oxford, handout dimaknai sebagai “is prepered statement given” atau pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi
24
yang akan ditulis dan diajarkan pada handout tersebut untuk mempermudah penguasaan materi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa handout merupakan beberapa lembar kertas yang disusun untuk mempermudah penguasaan materi dan berisi tentang materi pelajaran, tugas, maupun tes yang akan diberikan kepada siswa. 2)
Fungsi, Tujuan, dan Kegunaannya Steffen-Peter Ballstaedt dan Durri Andriani melalui Andi Prastowo (2014
: 195) mengemukakan tujuh fungsi handout, yaitu: a) Guna membantu siswa agar tidak perlu mencatat, b) Sebagai pendamping penjelasan guru, c) Sebagai bahan rujukan siswa, d) Memotivasi siswa lebih giat belajar, e) Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, f)
Memberi umpan balik, dan
g) Menilai hasil belajar. Selain fungsi terdapat tujuan pembuatan handout yang meliputi tiga macam yaitu: 1) Untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pelajaran sebagai pegangan bagi siswa, 2) Untuk memperkaya pengetahuan siswa, dan 3) Untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.
25
b. Modul 1) Pengertian modul Depdiknas (2008 : 20) menyatakan bahwa modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. Sedangkan menurut Prastowo (2014:209) menyatakan bahwa modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar yang disusun berdasarkan pokok-pokok bahasan untuk membantu mempermudah pemahaman siswa dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar (berupa nilai) dan disusun sesuai dengan perkembangan siswa. 2) Fungsi, Tujuan, dan Kegunaanya Prastowo dalam buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (2012 : 107-108) menyatakan bahwa empat fungsi modul yaitu: a)
Bahan ajar mandiri,
b) Pengganti fungsi pendidik,
26
c)
Sebagai alat evaluasi, dan
d) Sebagai bahan rujukan bagi siswa. Penyusunan modul juga memiliki lima tujuan yaitu: a)
Agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa, atau, dengan bimbingan pendidik,
b) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran, c)
Melatih kejujuran siswa,
d) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa, dan e)
Agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari. Selain fungsi dan tujuan, modul juga memiliki kegunaan. Berikut empat
kegunaan penyusunan modul: a)
Modul sebagai penyedia informasi dasar,
b) Modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa, c)
Modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif, dan
d) Modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik dan menjadi bahan untuk berlatih siswa dalam melakukan penilaian seniri (self-assesment). c.
Buku
1) Pengertian Buku Depdiknas (2008:19) menyatakan bahwa sebuah buku biasanya akan berisi tentang sesuatu yang menjadi buah pikiran dari seorang pengarangnya. 27
Jika
seorang guru menyiapkan sebuah buku yang digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Majid melalui Prastowo (2014 : 243) menyatakan bahwa buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa buku merupakan lembaran kertas berbentuk tulisan yang dijadikan satu, didalamnya memuat materi yang disesuaikan dengan kurikulum (kompetensi dan indikator) sehingga memiliki makna dalam membantu proses pembelajaran. 2) Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Buku Ajar Nasution dalam Prastowo (2014 : 244) menyatakan fungsi, tujuan, dan kegunaan. Buku ajar memiliki 5 fungsi yaitu : pertama, buku ajar sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh siswa. Kedua, buku ajar sebagai bahan evaluasi. Ketiga, buku ajar sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum. Keempat, buku ajar sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunaan pendidik. Dan kelima, buku ajar sebagai sarana untuk peningkatan karier dan jabatan. Selain itu, buku ajar juga memiliki sejumlah tujuan, sebagai berikut: pertama, memudahkan pendidik dalam menyampaikann materi pembelajaran; kedua, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau memberi
28
pelajaran baru; dan ketiga, buku ajar menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Adapun kegunaan buku ajar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama, buku ajar membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kedua, buku ajar menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran. Ketiga, buku ajar memberi kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru. Keempat, buku ajar menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan. Kelima, buku ajar menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan. 3) Karakteristik dan Unsur-Unsur Buku Ajar Setiap bahan ajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal tersebut bertujuan untuk membedakan dengan bahan ajar yang lain. Terdapat empat karakteristik buku ajar, yaitu: a) Secara formal, buku ajar diterbitkan oleh penerbit tertentu dan memiliki ISBN. b) Penyusunan buku ajar juga memiliki dua misi utama, yaitu optimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural, dan pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah. c) Buku ajar dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan senantiasa mengacu pada apa yang sedang diprogramkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada tiga ketentuan penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan buku ajar, yaitu:
29
d) kurikulum pendidikan nasional yang berlaku, e) berorientasi pada keterampilan proses menggunakan pendekatan kontekstual, teknologi dan masyarakat, serta demonstrasi dan eksperimen, dan f)
Memberi gambaran secara jelas tentang keterpaduannya atau keterkaitannya dengan disiplin imlu lainnya. Buku ajar memiliki tujuh keuntungan, sebagai berikut:
a) buku ajar membantu guru melaksanakan kurikulum, b) buku ajar juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran, c) buku ajar memberi kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, d) buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan jika direvisi dapat bertahan dalam waktu lama, e) buku ajar yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar pengajaran, f)
buku ajar memberi kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun pendidik berganti, dan
g) buku ajar memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun. Setiap bahan ajar memilliki unsur masing-masing. Seperti halnya dengan buku ajar memiliki empat unsur utama yaitu judul, kompetensi atau materi pokok, latihan, dan penilaian.
30
4. Langkah-Langkah Membuat Buku Ajar Depdiknas (2008 : 20) menyatakan delapan langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku adalah sebagai berikut: 1.
Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya.
2.
Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan SK yang akan disediakan bukunya.
3.
Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.
4.
Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya.
5.
Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
6.
Mengevaluasi/mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang. Jika ada kekurangan segera dilakukan penambahan.
7.
Memperbaiki tulisan.
8.
Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. DePorter dalam Prastowo (2008: 253) menyatakan dua strategi yang bisa
digunakan untuk mengatur gagasan yang akan dituliskan ke dalam buku ajar yaitu peta pikirna dan kerangka.
31
1.
Peta Pikiran Peta pikiran digunakan untuk menata dan menghubungkan apa yang ingin kita tuliskan.
Membuat
peta
pikiran
dimulai
dengan
menelusuri
dan
mengidentifikasi berbagai materi pokok dan materi-materi penjelas yang akan ditulis. Dimulai dari ide utama, membuat cabang, ide tambahan, detail, dan contoh. 2.
Kerangka Strategi kerangka membantu kita membangun ide paragraf kuat yang tersusun secara rapi membangun ide kita dan menuntun pembaca (siswa) untuk memahami tulisan kita.
d. Lembar Kerja Siswa (LKS) Depdiknas (2008: 230) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Andi Prastowo (2014: 269) menyatakan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa baik bersifat teoritis dan atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain. C. Pendidikan Karakter 1.
Pengertian Pendidikan Karakter Wynne (1991) dalam buku Manajemen Pendidikan Karakter yang ditulis oleh
Mulyasa (2011: 3) menyatakan bahwa karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to work” (manandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-
32
nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Menurut Gaffar dalam Muhammad dan Lilif M (2013: 22) menyatakan bahwa pendidikan karakter ialah suatu proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh-kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Sedangkan menurut Narwati menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu pembentuk perilaku dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang berkembang menjadi kepribadian seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat. 2.
Tujuan Pendidikan Karakter Menurut Narwati (2011: 16) pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan YME berdasarkan Pancasila. Mulyasa (2011: 9) menyatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
33
Kesuma dkk, (2011: 9) mengemukakan tiga tujuan pendidikan karakter khususnya dalam setting sekolah, sebagai berikut: a)
Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak berkesesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. c)
Membangun koneksi yang harmonis denga keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara bersama. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pendidikan karakter yaitu untuk membangun dan menguatkan nilai-nilai kehidupan dalam diri seseorang sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dari aspek religius, sosial, dan ilmu pengetahuan dalam bermasyarakat. 3.
Nilai-nilai Pembentuk Karakter Keosoema dalam Fadila dan Lilif M (2013: 35), menyebutkan bahwa ada
delapan nilai pendidikan karakter, sebagai berikut: a)
Nilai keutamaan Manusia dikatakan memiliki
keutamaan kalau ia menghayati
dan
melaksanakan tindakan-tindakan yang utama dan membawa kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain. b) Nilai keindahan Melalui pendidikan karakter ini akan tercermin pada peserta didik untuk mengembangkan nilai estetik di tempat mana pun ia berada. 34
c)
Nilai kerja Menjadi manusia yang bekerja keras dan tidak mengenal putus asa. Ia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dan bersungguh-sungguh penuh ketekunan serta bersabar dalam memperoleh hasil.
d) Nilai cinta tanah air Pendidikan karakter yang diterapkan salah satu tujuannya yaitu untuk menanamkan kembali kepada generasi muda tentang pentingnya cinta tanah air agar rela melakukan apapun, bekorban segenap jiwa dan raga serta seluruh harta bendanya untuk membela negara Indonesia. e)
Nilai demokrasi Peserta didik diajarkan bagaimana untuk menghargai dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berpendapat dan mengeluarkan seluruh aspirasinya tanpa paksaan.
f)
Nilai kesatuan Menanamkan pada peserta didik tentang pentingnya rasa persatuan yang akhirakhir ini mulai memudar. Dengan persatuan dan kesatuan bangsa akan menjadi kuat dan mandiri, serta tidak mudah tergoyahkan oleh negara lain.
g) Nilai moral Nilai moral yang mulai luntur harus ditanamkan kembali melalui pendidikan karakter. Moral berkaitan dengan baik dan buruk. Dalam pendidikan karakter ini diharapkan peserta didik mampu membedakan mana perbuatan yang baik dan yang buruk.
35
h) Nilai kemanusiaan Peserta didik diberikan suatu pelajaran untuk selalu mementingkan rasa kemanusiaan dengan cara menanamkan rasa empati, senasib sepenangungan, tolong menolong, dan lain sebagainya. Kemendikbud (2010: 25) menyatakan bahwa terdapat delapan belas karakter yang di terapkan dalam sekolah dasar, yaitu: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, dan 18) tanggung jawab. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan sudah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menanamkan karakter baik pada siswa. Nilai-nilai tesebut sudah mencakup pada semua aspek religius, sosial, dan budaya. Penerapan pendidikan karakter ini tidak hanya diterapkan di sekolah saja, akan tetapi juga diterapkan disetiap kehidupan masyarakat. Selain itu, pendidikan karakter yang telah diterapkan tersebut juga dijadikan sebagai bekal bagi siswa untuk kehidupan dimasa yang akan datang. D. Cinta Tanah Air 1. Kriteria Cinta Tanah Air Kemendikbud (2010: 27) menyatakan bahwa cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, fisik, budaya, ekonomi, dan
36
politik bangsa. Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan sejak dini oleh guru kepada siswa di sekolah. Berikut indikator cinta tanah air menurut Kemendikbud (2010: 27): Indikator di sekolah
Indikator di kelas
1. Menggunakan produk buatan dalam negeri.
1. Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera
2. Menggunakan
bahasa
negara, lambang negara, peta
Indonesia yang baik dan
Indonesia, gambar kehidupan
benar.
masyarakat Indonesia.
3. Menyediakan informasi (dari sumber
cetak,
elektronik)
2. Menggambar produk buatan dalam negeri.
tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. Agus Zaenal F (2012: 42) menyatakan beberapa indikator keberhasilan karakter cinta tanah air sebagai berikut: 1) Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. 2) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. 3) Memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden serta simbol-simbol negara lainnya. 4) Bangga dengan karya bangsa. 5) Melestarikan seni dan budaya bangsa. Dari beberapa pernyataan tersebut, karakter cinta tanah air sangat perlu ditanamkan sejak dini. Penanaman ini dimulai dari hal yang terkecil, seperti 37
mengenal
simbol-simbol
negara,
mengenalkan
tokoh/pahlawan
nasional,
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengenal dan mempelajari budaya bangsa, serta mengenalkan dan menggunakan produk-produk dalam negeri. Dengan demikian, karakter cinta tanah air yang semula hanya mengenalkan, dapat berlanjut hingga mempelajari, menggunakan, hingga melestarikan sehingga penanaman karakter cinta tanah air pada sejak dini dapat dijadikan bekal dikemudian hari. 2. Kajian Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Karakter merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang. Karakter dapat dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan yang sudah melekat pada diri seseorang. Salah satu cara untuk menanamkan karakter yaitu melalui pendidikan. Istilah pendidikan karakter sudah tidak asing lagi bagi dunia pendidikan. Hal tersebut sudah mulai diterapkan dalam pelajaran melalui kegiatan pembelajaran secara tidak langsung. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa pendidikan karakter merupakan suatu proses mentransformasi atau perubahan perilaku seseorang oleh komponen nilai-nilai karakter itu sendiri. Komponen ini meliputi pengetahuan, kesadaran, dan tindakan. Dari beberapa karakter yang diterapkan di sekolah, cinta tanah air merupakan salah satu karakter tersebut. Cinta tanah air merupakan cara berpikir, sikap, dan perbuatan yang menunjukkan kesetiaan terhadap tanah air, yaitu bangsa dan negara. Jika dihubungkan dengan pendidikan karakter, cinta tanah air memenuhi komponen pendidikan karakter yaitu pengetahuan, kesadaran, dan tindakan.
38
1) Pengetahuan: dalam hal ini, pengetahuan mencakup informasi-informasi atau materi yang terkait dengan tanah air. Seperti pengetahuan tentang sejarah kemerdekaan, tokoh-tokoh yang ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengetahui keberagaman budaya, mengetahui wilayah-wilayah Indonesia, dan lain sebagainya. 2) Kesadaran: setelah memperoleh pengetahuan, kesadaran akan muncul dan berpengaruh terhadap rasa bangga terhadap tanah air Indonesia pada diri seseorang. Misalnya setelah mengetahui perjuangan kemerdekaan Indonesia siswa merasakan kerja keras yang dilakukan oleh para pejuang untuk merebut kemerdekaan. Selanjutnya akan berdampak pada nomor tiga. 3) Tindakan: tindakan merupakan komponen pendidikan karakter yang paling akhir. Setelah adanya pengetahuan dan kesadaran, maka akan muncul suatu tindakan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan kesadaran tersebut. Misalnya, setelah siswa merasakan kerja keras para pejuang dalam merebut kemerdekaan, muncul tindakan dari siswa yaitu siswa menjadi rajin belajar, tidak bercanda dalam melaksanakan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh rasa bangga, dan lain sebagainya. Selain itu, setelah siswa sadar dengan keberagaman budaya, siswa akan berusaha melestarikan budaya tersebut dengan cara mempelajari dan berlatih dengan sungguhsungguh. Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan karakter cinta tanah air merupakan suatu cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air melalui pendidikan yang telah dirancang dengan baik. Tujuan pendidikan karakter cinta
39
tanah air yaitu untuk mengenalkan, memberikan kesadaran, dan tindakan untuk mencintai tanah air Indonesia dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter cinta tanah air dapat dilakukan dengan cara mengenalkan simbol-simbol negara, mengenal tokoh pahlawan nasional, mengenal dan memperlajari budaya Indonesia, dan lain sebagainya. E. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Rohinah (2012: 21) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara. Urgensi pendidikan karakter dikembangkan karena salah satu bidang pembangunan nasional yang sangat penting dan menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah pembangunan karakter bangsa. Makna Pendidikan menurut Rohinah (2012: 28) menyatakan bahwa pendidikan atau mendidik sesungguhnya tidak hanya sebatas mentrasnfer ilmu (transfer of knowledge), namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah mentransfer nilai (transfer of value), dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika, estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pada proses pembelajaran di Sekolah Dasar sangatlah penting untuk menanamkan karakter. Indikator karakter yang ditanamkan pada siswa itu sendiri meliputi : 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) demokratis, 5) rasa ingin tahu, 6) semangat kebangsaan, 7) cinta tanah air, 8) gemar membaca, 9) peduli lingkungan, dan 10) peduli sosial.
40
F. Perkembangan dan Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD Desmita (2009: 35) menjelaskan anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak yang usianya lebih muda. Anak-anak usia sekolah dasar cenderung lebih senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan melakukan sesuatu secara langsung. Havighurst (Desmita, 2009: 35) menyebutkan bahwa tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi. 1.
Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2.
Membina hidup sehat.
3.
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4.
Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5.
Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6.
Memperoleh konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7.
Mengembangkan kata hati.
8.
Mencapai kemandirian pribadi. Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, Desmita (2009:
36) menyebutkan bahwa guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa. 1.
Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2.
Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar bergaul dan bekerja sama dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
41
3.
Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4.
Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga peserta didik mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. Piaget (Rita Eka I, 2013: 104) menjelaskan usia anak sekolah dasar berada
dalam masa kanak-kanak akhir dan dalam tahap operasional konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun). Anak mampu menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah yang aktual dan konkret serta mampu berpikir secara logis. Hal ini berarti bahwa anak usia sekolah dasar sudah mampu berpikir melalui urutan sebab-akibat dan mengenali banyak cara yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan masalah. Masa anak-anak akhir dibagi menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah yang berlangsung usia 6-9 tahun yaitu peserta didik kelas 1-3 SD dan masa kelas tinggi yang berlangsung usia 10-12 tahun yaitu peserta didik kelas 4-6 SD Adapun ciri-ciri anak masa kelas rendah menurut Rita Eka I, dkk (2013: 115) adalah: 1.
Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
2.
Suka memuji diri sendiri.
3.
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaannya akan dianggap tidak penting.
4.
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal tersebut menguntungkan dirinya.
5.
Suka meremehkan orang lain.
42
Berikut akan dijelaskan karakteristik peserta didik kelas III SD berdasarkan perkembangannya, meliputi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial. 1.
Perkembangan Kognitif Menurut teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget, masa kanak-kanak
akhir mampu berfikir secara induktif, dari hal yang khusus ke umum. Pemahamannya tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebih baik. Budiningsih (2005: 38) menjelaskan dalam masa kanakkanak akhir, anak mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, ditandai adanya revesible dan kekekalan. Anak memiliki kecakapan logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Dalam pembelajaran, guru sebaiknya memahami perkembangan kogntif peserta didik dengan baik, agar dapat diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran di kelas. Marsh (Rita Eka I, dkk. 2008: 118) menyebutkan strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir adalah: a.
Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barang/benda konkret.
b.
Gunakan alat visual, misalnya OHP, transparan.
c.
Gunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks.
d.
Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisir dengan baik, misalnya menggunakan angka kecil dari butir-butir kunci.
e.
Berilah latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya menggunakan teka-teki, dan curah pendapat.
43
2.
Perkembangan Emosional Emosi anak tidak bisa disamakan dengan emosi orang dewasa. Rita Eka I, dkk
(2008: 112-113), mendeskripsikan ciri-ciri emosi pada anak adalah sebagai berikut: a.
Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat (sebentar), hanya berlangsung beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba.
b.
Emosi anak kuat atau hebat, yakni menampakkan emosi yang cenderung heboh, atau berlebihan.
c.
Emosi anak mudah berubah, maksudnya adalah cepatnya pergantian atau perubahan emosi pada anak, misal anak sedang menagis, dari menangis tibatiba berbuah menjadi tersenyum dan tertawa.
d.
Emosi anak nampak berulang-berulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah dewasa.
e.
Respon emosi anak berbeda-beda.
f.
Emosi anak dapat diketahui dari gejala tingkah lakunya.
g.
Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya.
h.
Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
3.
Perkembangan Sosial Kegiatan sosial di lingkungan sekitar tidak bisa dihindari, bahkan keadaan
sosial berperan serta dalam perkembangan anak. Selain itu, perkembangan emosional tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut dengan perkembangan tingkah laku sosial. Sejak awal kehidupan anak, kehidupan sosial dan emosi selalu terlibat setiap kali anak berinteraksi dengan orang lain. Rita Eka I, dkk. (2008: 114) menyebutkan bahwa perkembangan sosial anak dapat
44
dilihat dari cara mereka bermain, dan bergaul dengan teman sebaya, yakni sebagai berikut: 1) Kegiatan bermain: anak pada masa kanak-kanak akhir sudah masuk sekolah, sehingga waktu bermain lebih berkurang. Bermain sangat penting bagi anak, karena akan memberikan sebuah pengalaman sosial, yakni berinteraksi dengan berbagai karakter anak lainnya. Pada masa ini, anak-anak cenderung menyukai permainan yang berkelompok, bermain yang sifatnya menjelajah serta permainan yang sifatnya konstruktif. 2) Teman sebaya: pengaruh teman sebaya sangat besar bagi perkembangan sosial anak, baik bersifat positif atau negatif. Pengaruh positif yang diperlihatkan, teman sebaya akan memberikan pelajaran bagaimana cara bergaul dimasyarakat. Sebaliknya teman sebaya juga memungkinkan membawa pengaruh negatif, seperti membolos sekolah, mencuri, dan sebagainya. Ada kecenderungan bahwa anak lakilaki memiliki teman sebaya yang lebih luas daripada anak perempuan. Pada masa ini, kegiatan kelompok sebaya mulai timbul. Perkembangan kognitif, emosional, dan sosial merupakan perkembangan yang akan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan produk. Hal tersebut bertujuan agar produk yang digunakan dapat berdampak positif sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pada perkembangan kognitif, konten produk harus ditekankan pada materi dari sederhana ke yang bersifat kompleks, penyajian konten singkat dan terorganisir dengan baik, dan berikan latihan-latihan soal yang mudah dipahami siswa. Pada perkembangan emosional, konten produk harus menggunakan bahasa yang komunikatif, hal ini dilakukan untuk menjaga emosi
45
senang atau bahagia dalam belajar. Sedangkan pada perkembangan sosial, konten produk diselingi dengan penugasan yang melibatkan dua peserta didik atau lebih dan permainan, yang bertujuan untuk melatih peserta didik berinteraksi atau bersosialisasi. G. Penelitian yang Relevan Pada penelitian ini, peneliti memiliki salah contoh skripsi dari penelitian lain yang digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam menyusun skripsi. Skripsi yang digunakan sebagai acuan berjudul Pengembangan Bahan Ajar Cetak IPA Berbasis Komunikasi Visual untuk SD Kelas V Semester 1 yang ditulis oleh Saputri pada tahun 2015. Namun dalam penyusunan skripsi itu sendiri peneliti memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan pada skripsi ini yaitu sama-sama mengembangkan Bahan Ajar. Pemilihan Bahan Ajar yaitu karena belum banyak guru yang mengembangkan dan masih banyak terdapat kelemahan dari segi bahasa dan desain. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Perbedaan pada skripsi ini adalah materi yang dikembangkan, skripsi yang relevan materi tentang IPA sedangkan peneliti ini materi Tematik. Penggunaan
metode
penelitian
menggunakan
4-D,
sedangkan
peneliti
menggunakan metode dari Borg and Gall. Berikut data skripsi yang relevan: Judul, Nama, Intisari Jurnal/Prosiding/Skripsi, dan Tahun Pengembangan Bahan Ajar Cetak
Langkah-langkah pengembangan
IPA Berbasis Komunikasi Visual
bahan ajar ini menggunakan model
46
untuk SD Kelas V Semester 1/
desain pengembangan 4-D yang
Rahmad Yusuf Saputro/Skripsi/2015
dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974:5). Model desain pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap utama yaitu: Define, Design, Develop, dan Desseminate. Namun pada penelitian ini 4-D dimodifikasi menjadi tiga langkah (3-D) yaitu, Define, Design, dan Develop.
H. Kerangka Pikir Proses pembelajaran di kelas tidak lepas dari permasalahan-permasalahan, baik dari siswa, guru, sumber belajar, dan lain sebagainya. Permasalahan yang terjadi di siswa yaitu, siswa kurang mengenal budaya dan produk dalam negeri. Permasalahan dari guru yaitu, guru masih menggunakan metode ceramah, guru jarang menggunakan media untuk mendukung proses pembelajaran, dan belum terdapat guru yang mengembangkan bahan ajar. Permasalahan dari sumber belajar yaitu, tampilan bahan ajar yang digunakan kurang menarik, terlalu banyak tulisan, kurang komunikatif, buku kurang sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah, dan belum terdapat buku paket tematik untuk kelas III di SD N Tukangan, anakanak belum mengenal tokoh-tokoh pahlawan, tokoh idola anak adalah artis atau tokoh dalam tv. 47
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada penulis memberikan analisis bahwa pada SD N Tukangan membutuhkan bahan ajar yang menarik, sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah, bahasa dan tampilan komunikatif sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Untuk itu, penulis mencoba untuk mengembangkan bahan ajar cetak berbasis karakter untuk kelas III Tema Kehidupan Sehari-Hari SD N Tukangan. Karakter pada bahan ajar ini dikhususkan untuk karakter cinta tanah air. Bahan ajar cetak ini harus melalui validasi ahli sebagai acuan bahwa bahan ajar ini layak dan lebih baik untuk digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Apabila pada proses ujicoba bahan ajar dapat memotivasi siswa dan menjadi bahan ajar yang komunikatif sehingga siswa senang dalam proses pembelajaran maka bahan ajar ini dikatakan layak. Uraian tersebut dapat diringkas dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut:
48
tampilan bahan ajar yang digunakan kurang menarik kelemahan dari buku teks terlalu banyak tulisan dan kurang komunikatif belum ada buku paket tematik untuk kelas III siswa kurang mengenal budaya dalam negeri guru menggunakan metode ceramah sehingga siswa bosan guru jarang menggunakan media tokoh idola anak adalah artis dan tokoh film
belum terdapat guru yang mengembangkan bahan ajar materi yang terdapat dalam buku kurang sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah efeknya tampilan kurang menarik pembaca (siswa)
Kebutuhan bahan ajar cetak yang menarik, sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, bahasa dan tampilan komunikatif sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan
Pengembangan bahan ajar cetak berbasis karakter pada tema kegiatan sehari-hari untuk kelas III SD Negeri Tukangan
Bahan ajar cetak mendapat kriteria layak dari para ahli untuk digunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran Siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran dan semakin memahami materi
Bahan ajar cetak layak untuk digunakan sebagai bahan ajar berbasis karakter di Sekolah Dasar
49
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Borg & Gall (Punaji Setyosari, 2012: 194) menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Produk yang dimaksud dapat berupa bahan ajar, contohnya modul, bahan ajar bergambar, bahan ajar interaktif, bahan ajar online dan produk dalam bidang media pembelajaran. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah bahan ajar berupa bahan ajar berbasis karakter. Bahan ajar yang dikembangkan merupakan bahan ajar berbasis karakter untuk tema kegiatan sehari-hari kelas III Sekolah dasar yang dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran. B. Prosedur Pengembangan Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan bahan ajar yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa sekolah dasar, maka diperlukan langkah-langkah prosedural yang sesuai. Prosedur yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini merupakan prosedur dari Borg and Gall. Punaji (2012: 228-229) menyatakan bahwa dalam prosedur pengembangan dari Borg and Gall terdapat sepuluh langkah. Dari sepuluh langkah yang ada, penelitian ini hanya dilakukan sampai pada langkah kesembilan, kegiatan desiminasi tidak dilakukan karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan peneliti. Adapun untuk uji coba produk atau tahap evaluasi produk 50
menggunakan tahap evaluasi formatif milik Arief S. Sadiman, dkk. yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kesembilan langkah tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Penelitian dan pengumpulan informasi awal Langkah ini dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan dan studi
pustaka. Kegiatan studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi pada proses pembelajaran di kelas III SD N Tukangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetehui persoalan yang ada dalam proses pembelajaran. Selain itu juga ada kegiatan wawancara kepada guru wali kelas kelas III. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah dalam proses pembelajaran dan penggunaan bahan ajar serta media pembelajaran dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain paket yang digunakan masih masih berdasarkan mata pelajaran tertentu, penyampaian materi masih dilakukan dengan cara ceramah, siswa kurang memahami dan kurang memperhatikan guru dalam proses pembelajaran. 2.
Tahap Perencanaan
1.
Pembuatan desain awal bahan ajar.
2.
Mengumpulkan materi yang dibutuhkan.
3.
Pembuatan produk dengan corel draw X8.
4.
Menyusun bahan ajar berbasis karakter yang disesuaikan dengan karakteristik anak di SD N Tukangan.
51
3.
Pengembangan format produk awal Pengembangan produk awal dilakukan dengan memperhatikan perencanaan
yang telah dibuat. Dalam langkah ini dilakukan beberapa kegiatan, yaitu: membuat produk awal dan melakukan validasi baik dari sisi media dan juga materi. Validasi dari sisi bahan ajar akan dilakukan oleh Bapak Sungkono, M.Pd dosen dari prodi Teknologi Pendidikan dan validasi dari sisi materi dilakukan oleh Dr. Wuri Wuryandari, M.Pd dosen prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kegiatan selanjutnya adalah revisi berdasarkan masukan dari para ahli (validator). Hal ini dilakukan agar media yang dikembangkan siap untuk digunakan dalam uji lapangan. 4.
Uji coba awal Bahan ajar yang telah dikembangkan serta telah divalidasi, kemudian diuji
cobakan kepada siswa dengan jumlah 3 siswa dengan kondisi yang homogen dari jenis kelamin dan tingkat kognitif. Pada tahap uji coba lapangan awal dari Borg and Gall uji coba melibatkan 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah 6-12 subjek, akan tetapi uji lapangan awal yang dilakukan pada penelitian ini dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 183) menyatakan bahwa pada tahap evaluasi satu lawan satu dalam pengujicobaan media, dibutuhkan dua siswa atau lebih yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Jumlah dua siswa ini merupakan jumlah minimal.
52
Kedua siswa yang telah dipilih, hendaknya satu orang merupakan populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata dan yang lainnya di atas rata-rata. Dalam uji coba yang dilakukan ini dibagikan angket kepada masing-masing anak untuk mengetahui respon atas buku yang dikembangkan. 5.
Revisi produk Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal dan pengamatan
respon yang diperoleh dari angket, maka keegiatan selanjutnya adalah revisi perbaikan produk sebagai langkah penyempurnaan media yang dikembangkan. 6.
Uji coba lapangan Pada tahap uji coba lapangan utama dari Borg and Gall melibatkan cakupan
lebih luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah dengan jumlah subjek 30 sampai dengan 100 orang. Akan tetapi uji lapangan utama yang dilakukan oleh peneliti dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 184) menyatakan bahwa pada tahap evaluasi kelompok kecil dalam pengujicobaan media, media perlu diujicobakan kepada 10-20 orang anak yang dapat mewakili populasi target. Bahan ajar yang direvisi, kembali diujicobakan kepada 10 siswa. Siswa yang dipilih sebaiknya mencerminkan karakteristik dari populasi, yaitu terdiri dari siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai. Selain itu juga merupakan anak laki-laki, perempuan, berasal dari usia dan latar belakang yang berbeda. Untuk mengetahui respon anak terhadap produk, maka masing-masing anak diberikan angket.
53
7.
Revisi produk Berdasarkan pengamatan dan respon siswa yang diperoleh dari angket pada
uji coba pertama, maka dilakukan revisi sebagai perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar. 8.
Uji Lapangan Operasional Pada tahap uji lapangan operasionaldari Borg and Gall, uji coba melibatkan
10 sampai 30 sekolah dengan jumlah subyek 40 sampai 200 orang. Uji lapangan operasional yang dilakukan dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 185) menyatakan bahwa pada tahap evaluasi kelompok kecil dalam uji coba media, dibutuhkan sekitar tiga puluh anak dengan berbagai karakteristik (kelas, tingkat kepandaian, jenis kelamin, latar belakang, kemampuan belajar, usia, dan lain-lain) sesuai dengan karakteristik populasi sasaran. Bahan ajar yang telah direvisi, diujicobakan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas III SD N Tukangan dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa dikarenakan kondisi aatu siswa sedang sakit. Jumlah siswa yang ada di lapangan itu sendiri ada 20 siswa. Dalam pelaksanaan uji coba ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa diberikan angket untuk memberikan tanggapan terhadap bahan ajar yang dikembangkan.
54
9.
Revisi Produk Akhir Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah penyempurnaan media
yang dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari uji pelaksanaan lapangan. Hasil revisi yang dilakukan akan menghasilkan produk yang layak dan siap digunakan pada pembelajaran. C. Validasi dan Uji Coba Produk Validasi dan ujicoba produk dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dan tanggapan atas bahan ajar yang telah dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk yang dikembangkan, sehingga dapat menghasilkan sebuah produk yang layak dan teruji. 1. Validasi a. Validasi ahli media Sebelum bahan ajar diuji coba maka dilakukan validasi pada ahli media. Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat oleh peneliti tentang aspek media yang dibuat yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan ruang (spasi) kosong. Selain angket, validasi juga dilakukan dengan memperhatikan penilaian, komentar, masukan dan saran dari ahli media. Kemudian data yang diperoleh digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar sampai siap diujicobakan. b. Validasi ahli materi Selain divalidasi oleh ahli media, produk juga divalidasi oleh ahli materi. Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat peneliti
55
terkait dengan isi materi pada bahan ajar. Selain angket, validasi juga memperhatikan komentar, masukan dan saran yang diberikan oleh ahli materi. Data yang diperoleh digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar sehingga media siap digunakan dalam kegiatan uji coba. 2.
Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari pengguna
produk yang dikembangkan. Uji coba dilakukan secara bertahap yaitu uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan. D. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis karakter ini dilaksanakan di SD Negeri Tukangan. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tukangan yang terdiri dari 32 siswa. E. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data deskriptif kuantitatif yaitu data kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif. Data kuantitatif untuk menentukan kelayakan produk media pembelajaran berupa bahan ajar berbasis karakter yang diperoleh dari penilaian menggunakan skor angket oleh ahli media, ahli materi dan subjek uji coba. Data kualitatif diperoleh dari catatan berupa pengamatan, tanggapan, saran, maupun kritik ahli media, ahli materi dan subjek uji coba selama proses pengembangan media pembelajaran.
56
F. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data diperlukan agar peneliti mendapatkan data penelitian yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada teknik wawancara, observasi, dan angket. 1.
Wawancara Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang
dilakukan peneliti untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara semi-terstruktur merupakan wawancara yang tepat dengan penelitian yang akan dilakukan karena jenis wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka sehingga peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat dan ide-ide dari responden. Wawancara semi-terstruktur juga dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang memerlukan jawaban mendalam dari responden yaitu guru kelas. Hal-hal yang dimaksudkan adalah mengenai bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, khususnya untuk kelas III SD N Tukangan pada tema kegiatan sehari-hari. 2.
Observasi Observasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti melalui pengamatan dan pencatatan permasalahan yang diselidiki. Pada saat observasi peneliti mengamati berbagai gejala-gejala yang nampak dari mulai sikap dan perilaku siswa pada saat pembelajaran.
57
3.
Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu angket untuk
guru dan siswa kelas III SD N Tukangan. Tujuan digunakannya angket adalah untuk mengetahui penilaian responden yaitu siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Responden diminta untuk mengisi lembar angket dan memberikan masukan berupa komentar, kritik dan saran sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi dan perbaikan bahan ajar yang dikembangkan. G. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian pengembangan bahan ajar ini menggunakan kuesioner yang dibagi menjadi empat kelompok besar yang digunakan untuk mengevaluasi bahan ajar yang telah dikembangkan, yaitu: 1) instrumen uji kelayakan untuk ahli media pembelajaran, 2) instrumen uji kelayakan untuk ahli materi dan 3) instrumen respon siswa. Kisi-kisi instrumen untuk setiap ahli dapat dilihat pada tabel berikut:
No 1. 2.
3.
6.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi Aspek Kriteria Kurikulum Kesesuaian dengan SK, KD, tujuan pembelajaran Perkembangan siswa Kesesuaian dengan perkembangan siswa Kemenarikan bagi siswa Organisasi materi Keruntutan materi Kedalaman materi Materi kontekstual Kesesuaian metode Kegiatan mandiri siswa Hasil Evaluasi pembelajaran Karakteristik bahan Menstimulasi siswa agar ajar aktif Joyful learning Holistik 58
No. Butir 1,2 3,12, 8 7,9,15, 16 5,6 4 11, 14 13 17 18 19,20
9.
Daya tarik
10.
Huruf
Direct experience Tampilan halaman sampul Tampilan halaman isi Pemilihan huruf
10 21, 22, 23 24 25
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media No. 1. 2.
3. 4. 5. 6.
Aspek
Indikator
Konsistensi
Konsistensi penggunaan huruf Konsistensi tata letak Format Penggunaan kolom Penggunaan kertas Penggunaan tanda (icon) Organisasi Organisasi materi Organisasi tampilan Daya tarik Tampilan halaman sampul Tampilan halaman isi Huruf Pemilihan huruf Ruang (spasi) Tata margin kosong Tata desain Jumlah
Tabel 3. Kisi-kisi respon siswa No Aspek Kriteria 1. Materi Organisasi materi 2. Daya Tarik Kemenarikan bagi siswa 3. Bahan Ajar Pemanfaatan bahan ajar Efektivitas bahan ajar
No. Butir 17 18 1 2,3,4 5 6,7,8 9 10,11,12 14 15 16 13
Jumlah 1 1 1 3 1 3 1 3 1 1 1 1 18
No. Butir 4,7,10 2,9, 12,13, 15 1,3,8, 14 5,6, 11
H. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Data mentah yang bersifat kuantitatif dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala 5 untuk mengetahui kualitas produk.
59
Skor rata-rata akhir dalam memberikan penilaian produk
yang
dikembangkan, menggunakan rumus: X=
∑x 𝑛
Keterangan: X = Skor rata-rata setiap aspek n
= Jumlah penilai
∑x = Jumlah skor Setelah mendapatkan data berupa skor, maka langkah selanjutnya adalah mengkonversi skor rata-rata yang berupa data kuantitatif dari setiap aspek menjadi data kualitatif sesuai dengan panduan mengkonversi data yang dikutip dari Eko P. Widoyoko (2010: 238) Tabel 4. Konversi data kuantitatif ke data kualitatif berskala 5 No. Rentang Skor Rerata Skor Kategori 1. X > Mi + 1,8 Sbi X > 4,2 Sangat Baik 2. Mi + 0,6 Sbi < X ≤ Mi + 1,8 Sbi 3,4 < X ≤ 4,2 Baik 3. Mi - 0,6 Sbi < X ≤ Mi + 0,6 Sbi 2,6 < X ≤ 3,4 Cukup 4. Mi + 1,8 Sbi < X ≤ Mi – 0,6 Sbi 1,8 < X ≤ 2,6 Kurang 5. X ≤ Mi - 1,8 Sbi ≤ 1,8 Sangat Kurang Keterangan: X
= skor aktual (skor yang dicapai)
Mi
= rerata skor ideal = (1/2) (skor tertinggi ideal + Skor terendah ideal)
Sbi
= simpangan baku skor ideal = (1/6) (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal) Dari hasil perhitungan di atas, maka akan didapatkan panduan untuk
mengetahui kategori setiap aspek maupun keseluruhan dari media yang 60
dikembangkan. Dalam penelitian ini, media yang dikembangkan dianggap layak digunakan apabila hasil penilaian dari ahli materi, ahli media, dan siswa memperoleh nilai minimal “baik” pada semua aspek.
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan berdasarkan prosedur pengembangan media pembelajaran dari Borg dan Gall yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut. 1.
Penelitian dan Pengumpulan data Langkah penelitian dan pengumpulan data merupakan langkah yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui madalah yang terdapat dalam pembelajaran di SD khususnya kelas III SD N Tukangan. Peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran di kelas III SD N Tukangan serta melakukan wawancara dengan guru kelas IIIA. Data yang diperoleh pada saat observasi adalah pembelajaran di kelas tersebut antara lain buku paket yang digunakan masih masih berdasarkan mata pelajaran tertentu, seperti PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kelas III seharusnya merupakan kelas rendah yang menggunakan tematik. Pada Tema Kehidupan Sehari-hari juga terdapat materi Memahami Sumpah Pemuda. Akan tetapi materi tersebut sangat detail dan banyak, sehingga siswa kesulitan dalam mempelajari, seperti pulau-pulau, dan pakaian adat. Pada kelas III A juga tidak ada gambar tokoh pahlawan nasional dan peta Indonesia sehingga ketika siswa diberi pertanyaan tentang tokoh/pahlawan nasional dan pulau-pulau di Indonesia banyak siswa yang belum mengenal, siswa lebih mengenal dan mengidolakan tokoh kartun dan artis yang sering
62
muncul di media. Kemudian saat siswa berbicara pada guru menggunakan bahasa Indonesia yang masih bercampur dengan bahasa jawa. Selain itu siswa juga belum begitu mengetahui tentang hari-hari besar nasional seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kesaktian Pancasila, dan lain sebagainya. Dari data wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas, kemudian peneliti melakukan kajian pustaka mengenai permasalahan tersebut. Hasil dari mengkaji pustaka didapatkan bahwa pembelajaran di kelas III menggunakan tematik karena termasuk dalam kelas rendah. Selain itu, masalah karakter yang terdapat pada kelas III juga dikaji sehingga peneliti mengembangkan karakter cinta tanah air. Dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tersebut, maka bahan ajar tematik menjadi suatu hal untuk digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan selanjutnya adalah melakukan kajian terhadap teoriteori maupun hasil penelitian yang berkaitan dengan rancangan pengembangan produk. Data yang diperoleh dari mengkaji teori adalah peneliti mendapat sebuah gagasan untuk merancang ide yang dikembangkan dari bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah air. 2. Perencanaan Perencanaan dilakukan sebelum pembuatan bahan ajar tematik berbasis karakter cinta tanah air. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
63
a.
Merumuskan tujuan penggunaan bahan ajar Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu merumuskan tujuan
penggunaan bahan ajar. Tujuan bahan ajar didasarkan pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ini dijadikan sebuah arahan dan landasan peneliti dalam mengembangkan materi pokok yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Sedangkan Indikator ini dijadikan sebagai dasar pencapaian pada proses pembelajaran. Indikator ini juga dapat berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga proses pembelajaran akan seimbang. Berdasarkan SK, KD dan Indikator peneliti merumuskan tujuan penggunaan bahan ajar yaitu agar anak dapat belajar sambil bermain dan menumbuhkan rasa cinta tanah air berdasarkan informasi-informasi pada bahan ajar tersebut. b.
Menentukan materi yang diintegrasikan dalam bahan ajar. Berdasarkan silabus pada kelas III SD terdapat tema Kegiatan Sehari-hari.
Pada tema tersebut terdapat beberapa integrasi mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn, dan Matematika. Kemudian peneliti melihat KD dan indikator pada setiap mata pelajaran tersebut. Setelah itu peneliti menentukan beberapa indikator dari mata pelajaran yang dapat diintegrasikan dan sesuai dengan pengembangan karakter cinta tanah air. Mata pelajaran yang peneliti tentukan yaitu IPS, Bahasa Indonesia, PKn, dan Matematika dengan SK, KD, dan Indikator sebagai berikut:
64
Tema: Kehidupan Sehari-hari Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar SK: 1. KD: 1. 1 PKn Mengamalkan Mengenal Sumpah Pemuda makna satu nusa satu bangsa
Indikator 1.1.1 Menjelaskan makna lagu Satu Nusa Satu Bangsa 1.1.2 Menyebutkan nama suku, lagu, bahasa daerah yang ada di Indonesia 1.1.3 Menunjukkan contoh perilaku cinta tanah air
IPS
SK: 1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
KD: 1.4 Melakukan kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa
1.4.1Mengidentifikasi bentuk kerjasama di lingkungan
Matematika
SK: 2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah
KD: 2. 3 Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat
2.3.1 Menentukan hubungan antara satuan waktu (menit, jam, hari, bulan, tahun)
Bahasa Indonesia
SK: 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan memberikan tanggapan/saran
KD: 2.2 Menjelaskan urutan membuat atau melakukan sesuatu dengan kalimat yang runtut dan udah dipahami
2.2.1 Menjelaskan isi dan urutan gambar seri menggunakan kalimat yang runtut dan mudah di pahami
Berdasarkan indikator yang terdapat pada tabel tersebut, maka langkah selanjutnya peneliti mendesain kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak SD. 65
c.
Membuat desain kegiatan siswa dalam bahan ajar. Proses desain kegiatan siswa dibuat agar proses penyampaian materi yang
telah ditentukan pada tahap sebelumnya berlangsung menyenangkan. Setelah mengkaji teori menyatakan bahwa anak SD senang terhadap permainan maka peneliti mendesain kegiatan pembelajaran dengan beberapa permainan sederhana yang dimasukkan dalam bahan ajar. Tujuan permainan tersebut yaitu agar siswa dapat aktif secara mandiri maupun berkelompok terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Adapun beberapa permainan yang didesain yaitu sebagai berikut: 1.
Menjodohkan nama suku-suku
Gambar 1. Menjodohkan nama suku
66
2.
3.
Menempelkan potongan provinsi dan kalimat. Potongan Provinsi
Potongan Kalimat
Gambar 2. Potongan provinsi
Gambar 3. Potongan kalimat
Peta jelajah budaya.
Gambar 4. Peta jelajah budaya
67
4.
Peraga jam
Gambar 5. Peraga jam
d.
Membuat desain layout pada setiap halaman bahan ajar. Proses desain dilakukan dengan sketsa yang dibuat dalam buku kemudian
diaplikasikan ke dalam CorelDraw. Warna yang digunakan sebagai cover dan layout pada halaman bahan ajar ini sederhana dan menyesuaikan karakter anak SD. Gambar ilustrasi juga dibuat agar menarik dengan penggunaan warna-warna yang mencolok seperti biru, kuning, dan merah. Ilustrasi pembuatan gambar dan layout dibantu oleh Wisnu Prawijaya, mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan tahun 2014. Setelah semua persiapan awal selesai, maka peneliti mulai mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung bahan ajar yang akan dibuat. Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan: a.
Cutter Cutter digunakan untuk memotong kertas yang tebal.
68
b.
Gunting Gunting digunakan untuk memotong gambar yang berkelok-kelok dan kecil.
c.
Penggaris Penggaris digunakan untuk membantu meluruskan garis pada saat memotong menggunakan cutter.
d.
Penembak lem Penembak lem digunakan untuk memasukkan lem tembak agar mudah digunakan.
e.
Perekat sepatu Perekat sepatu digunakan untuk merekatkan gambar pada peta jelajah budaya.
f.
Mika Mika digunakan untuk menempelkan peta jelajah budaya dan gambar budaya.
g.
Lem tembak Lem tembak digunakan untuk menempelkan perekat sepatu pada jelajah budaya dan menemplkan amplop provinsi dan potongan kalimat.
h.
Kawat warna Kawat warna digunakan untuk menopang jarum jam agar bisa digerakkan dan awet.
69
3.
Pengembangan Bentuk Awal Produk Proses pengembangan awal produk terdapat beberapa hal yang menjadi
perhatian
peneliti.
Bahan
ajar
cetak
berbasis
karakter
ini
maka
pengembangannya memperhatikan beberapa aspek tentang bahan ajar yaitu sebagai berikut. 1.
Konsistensi Konsistensi pada bahan ajar ini meliputi huruf dan ikon kegiatan. Huruf
yang digunakan adalah Arial dengan ukuran 12. Spasi yang digunakan adalah 1. Pada setiap kegiatan siswa mempunyai ikon sendiri, misalnya pada kegiatan siswa “Ayo Perhatikan” terdapat ikon guru yang sedan menuding. Kemudian pada kegiatan “Ayo Bermain” terdapat ikon anak-anak yang sedang bergandengan tangan bermain bersama. Lebih lengkapnya pada tabel berikut ini: Ikon
Nama Kegiatan Ayo Membaca
Ayo Perhatikan
Ayo Bermain
Ayo Berlatih
70
2.
Format Format bahan ajar meliputi penyusunan paragraf dan kolom pada setiap
halaman. Halaman bahan ajar ini satu lembar dua halaman. Pada paragraf yang panjang disusun menjadi satu lembar atau jika terlalu panjang akan diletakkan pada bagian berikutnya dengan mempertimbangkan isi dari bacaan pada paragraf tersebut. Kolom pada bahan ajar disalin dari Ms.Word dan disusun agar kolom tidak terpisah. 3.
Organisasi Organisasi bahan ajar pada buku ini dirancang dari kegiatan-kegiatan yang
ada. Ada bagian kegiatan siswa untuk meragakan, menempelkan, membaca, mengerjakan. Selain itu siswa dapat memperoleh informasi tentang cinta tanah air pada pojok berita dalam beberapa halaman bahan ajar. 4.
Daya tarik Daya tarik bahan ajar untuk kelas III ini yaitu dengan menggunakan warna
yang cerah, terdapat gambar yang menarik, dan ikon-ikon pada setiap kegiatan. Selain itu bahan ajar ini dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan adanya permainan, dan peraga pada bahan ajar. 5.
Ukuran huruf Ukuran huruf yang digunakan adalah Arial dengan ukuran 12.
6.
Ruang (spasi) kosong Ruang (spasi) kosong terdapat pada ruang disekitar judul, marjin kanan dan
kiri, spasi pada tulisan, dan spasi pada kolom. Spasi pada tulisan yaitu 1.
71
Setelah media selesai diproduksi, peneliri melakukan validasi media dan materi pada ahli. Validasi media dilakukan kepada ahli media oleh dosen Teknologi Pendidikan yaitu Bapak Sungkono, M.Pd. dan ahli materi oleh dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu Ibu Dr. Wuri Wuryandari, M.Pd untuk mengetahui kelayakan dari bahan ajar sebelum diujicobakan di lapangan. Komentar, kritik, dan saran yang diberikn ahli media dan ahli materi juga menjadi dasar dalam melakukan revisi produk agar bahan ajr cetak berbasis karakter cinta tanah air benar-benar layak untuk diujicobakan. Berikut deskripsi data hasil validasi ahli media dan ahli materi. a.
Data validasi ahli media Validasi media dilakukan oleh Bapak Sungkono, M.Pd, dosen jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP, UNY. Ahli media memberikan penilaian dengan mengisi angket serta memberikan saran untuk perbaikan media. Validasi media yang pertama dlakukan pada tanggal 4 April 2017 dengan hasil penilaian sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media I No
Kriteria
1.
Kolom dalam modul proporsional dengan kertas maupun desain Ukuran kertas tepat bagi siswa SD kelas 5 Kualitas kertas baik dalam mendukung penyajian modul Kertas aman digunakan bagi siswa Penekanan materi yang penting bagi siswa (huruf tebal, tipis, miring, garis bawah, berwarna) Terdapat bagan yang menampilkan materi secara umum
2. 3. 4. 5. 6.
1
72
2
Skor 3 √
4
√ √ √ √ √
5
Penyajian materi dari yang sederhana menuju yang √ lebih kompleks 8. Penyajian materi runtut berdasarkan proses belajar √ siswa 9. Pemilihan ilustrasi materi yang tepat √ 10. Kemenarikan desain halaman sampul √ 11. Kesesuaian desain halaman sampul dengan isi materi √ 12. Desain halaman sampul kontekstual √ 13. Keseimbangan desain halaman isi dengan materi √ 14. Ketepatan pemilihan gambar/ilustrasi pendukung √ materi 15. Ketepatan pemilihan huruf √ 16. Keseimbangan margin kertas √ 17. Konsistensi penggunaan huruf antar halaman √ 18. Konsistensi penggunaan spasi/tata letak pengetikan √ antar halaman Jumlah 8 33 16 Total 57 Rata-rata 3,16 Keterangan Cukup Dari hasil data pada tabel tersebut maka hasil validasi media tahap pertama 7.
masuk kategori “Cukup” dengan rata-rata penilaian yaitu 3,16 beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu sebagai berikut. a) Mengganti layout cover agar sesuai dengan tema dan titik tengah berada pada gambar dan tulisan. Sebelum
Sesudah
Gambar 6. Cover sebelum revisi
Gambar 7. Cover sesudah revisi
73
b) Mengganti halaman kata pengantar dengan pendahuluan. Semula pendahuluan halaman ii menjadi halaman iii. Sebelum
Sesudah
Gambar 8. Halaman pendahuluan Gambar 9. Halaman pendahuluan sebelum revisi
sesudah revisi
c) Menambahkan pengantar dan percakapan Rara dengan Ibu. Sebelum
Sesudah
Gambar 10. Bacaan Rara sebelum Gambar 11. Bacaan Rara sesudah revisi
revisi
74
Sebelum
Sesudah
Gambar 12. Percakapan sebelum Gambar 13. Percakapan sesudah revisi
revisi
d) Mengganti ikon pada setiap kegiatan dan warna tulisan tidak putih semua. Sesudah
Sebelum
75
e)
Tabel nama-nama suku dan lagu daerah menggunakan rata kiri. Sebelum
Sesudah
Gambar 14. Nama suku sebelum Gambar 15. Nama suku sesudah revisi
revisi
f) Jarum jam pada peraga diperbaiki agar lebih awet. Jarum jam yang semula hanya ditempel menggunakan lem, sekarang diganti dengan jarumnya dua sisi kemudian diberi lakban agar lebih awet. g) Pada halaman 16, tanda tanya pada tulisan Bhineka Tunggal Ika digabung dan gambar berbagai pekerjaan diganti dengan berbagai budaya.
76
Sebelum
Gambar 16. Bhineka sebelum revisi
Sesudah
Gambar 17. Bhineka sesudah revisi
h) Perekat pada peta jelajah budaya diganti menggunakan perekat yang tidak terlalu kuat perekatnya agar tidak lepas dari kertas. Sebelum
Sesudah
Gambar 18. Perekat sebelum revisi
Gambar 19. Perekat sesudah revisi
77
i) Kekontrasan warna pada halaman. Sebelum
Sesudah
Gambar 20. Kekontrasan sebelum Gambar 21. Kekontrasan sesudah revisi
revisi
j) Kesalahan tulis dan tanda baca. Bahan ajar direvisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli media, kemudian dilakukan validasi tahap kedua yaitu pada tanggal 19 April 2017. Validasi ahli materi tahap kedua memperoleh data sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II No
Kriteria
1.
Kolom dalam modul proporsional dengan kertas maupun desain Ukuran kertas tepat bagi siswa SD kelas 5 Kualitas kertas baik dalam mendukung penyajian modul Kertas aman digunakan bagi siswa Penekanan materi yang penting bagi siswa (huruf tebal, tipis, miring, garis bawah, berwarna) Terdapat bagan yang menampilkan materi secara umum Penyajian materi dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks
2. 3. 4. 5. 6. 7.
1
78
2
Skor 3
4 √
5
√ √ √ √ √ √
Penyajian materi runtut berdasarkan proses belajar √ siswa 9. Pemilihan ilustrasi materi yang tepat √ 10. Kemenarikan desain halaman sampul √ 11. Kesesuaian desain halaman sampul dengan isi materi 12. Desain halaman sampul kontekstual 13. Keseimbangan desain halaman isi dengan materi √ 14. Ketepatan pemilihan gambar/ilustrasi pendukung √ materi 15. Ketepatan pemilihan huruf √ 16. Keseimbangan margin kertas √ 17. Konsistensi penggunaan huruf antar halaman √ 18. Konsistensi penggunaan spasi/tata letak pengetikan √ antar halaman Jumlah 56 Total 76 Rata-rata 4,2 Keterangan Baik Dari hasil data pada tabel tersebut maka hasil validasi media tahap pertama 8.
masuk kategori “Baik” dengan rata-rata penilaian yaitu 4,2. Beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu sebagai berikut: a) Cover halaman belakang diberi tulisan jurusan. Sebelum
Gambar
Sesudah
22.
Cover
belakang Gambar
sebelum revisi
23.
sesudah revisi
79
Cover
belakang
√ √
20
b) Tanda baca dan kesalahan penulisan pada halaman 8 dan 14. Halaman 8
Sebelum
Sesudah
- Pangjang
- Panjang
- Berputaran
- Perputaran
- tidak ada
-
ditambah
kata
“menunjukkan” - tanda titik
- tanda seru, sebagai perintah
14
- tau
- tahu
c) Warna pada pojok berita halaman 25 kurang kontras. Sebelum
Gambar 24. Warna kekontrasan sebelum revisi Sesudah
Gambar 25. Warna kekontrasan sesudah revisi
80
d)
Pilihan ganda menggunakan huruf kapital dan dirapikan pada bagian bawah nomor menjorok ke kanan. Sebelum
Sesudah
Gambar 26. Evaluasi sebelum Gambar 27. Evaluasi sesudah revisi e)
revisi
Pada halaman 28 terdapat kolom dan paragraf yang terlalu dekat spasinya. Sebelum
Sesudah
Gambar 28. Cek list sebelum revisi Gambar 29. Cek list sesudah revisi
81
f)
Menambahkan daftar pustaka dari buku. Bahan ajar direvisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli media,
kemudian dilakukan validasi tahap kedua yaitu pada tanggal 19 April 2017. Validasi ahli materi tahap kedua memperoleh data sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Validasi Ahli Media Tahap III
No
Skor 3
Kriteria
1 2 Kolom dalam modul proporsional dengan kertas maupun desain 2. Ukuran kertas tepat bagi siswa SD kelas 5 3. Kualitas kertas baik dalam mendukung penyajian modul 4. Kertas aman digunakan bagi siswa 5. Penekanan materi yang penting bagi siswa (huruf tebal, tipis, miring, garis bawah, berwarna) 6. Terdapat bagan yang menampilkan materi secara umum 7. Penyajian materi dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks 8. Penyajian materi runtut berdasarkan proses belajar siswa 9. Pemilihan ilustrasi materi yang tepat 10. Kemenarikan desain halaman sampul 11. Kesesuaian desain halaman sampul dengan isi materi 12. Desain halaman sampul kontekstual 13. Keseimbangan desain halaman isi dengan materi 14. Ketepatan pemilihan gambar/ilustrasi pendukung materi 15. Ketepatan pemilihan huruf 16. Keseimbangan margin kertas 17. Konsistensi penggunaan huruf antar halaman 18. Konsistensi penggunaan spasi/tata letak pengetikan antar halaman Jumlah Total 86 Rata-rata 4,78 Keterangan Sangat Baik 1.
82
4 √
5 √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16
70
Dari hasil data pada tabel tersebut maka hasil validasi media tahap pertama masuk kategori “Sangat Baik” dengan rata-rata penilaian yaitu 4,78. Dengan demikian, Bahan Ajar Cetak Berbasis Karakter Cinta Tanah Air pada Tema Kehidupan Sehari-hari untuk Kelas III SD N Tukangan dinyatakan layak diujicobakan. Gambaran tentang hasil penilaian ahli media pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.
Hasil Validasi Ahli Media 6 5 4 3 2 1
3.16
4.2
4.78
Tahap II
Tahap III
0 Tahap I
Grafik 1. Hasil Validasi Ahli Media b.
Data validasi ahli materi Validasi ahli materi dilakukan oleh Dr. Wuri Wuryandari, M.Pd dari prodi
PGSD, FIP, UNY yang merupakan dosen PKn. Validasi pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2017 dengan hasil sebagai berikut Tabel 8. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I
No
Kriteria
1.
Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian materi dengan karakteristik siswa Kesesuaian materi dengan kehidupan seharihari siswa Kebermaknaan materi
2. 3. 4. 5.
1
83
2
Skor 3 √
√ √ √ √
4
5
Kedalaman materi yang dipaparkan √ Kemudahan memahami materi √ Kemenarikan sajian materi dalam bahan ajar √ Kesesuaian urutan materi √ Keterlibatan siswa dalam pembelajaran √ Memberi kesempatan kepada siswa untuk √ belajar mandiri 12. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan √ tingkat perkembangan siswa 13. Pemberian evaluasi untuk mengukur √ ketercapaian siswa 14. Terdapat petunjuk kegiatan siswa yang jelas √ 15. Penyajian materi diawali dengan tahap mudah √ ke tahap yang sulit 16. Terdapat kunci jawaban √ 17. Bahasa yang digunakan komunikatif √ 18. Kegiatan pembelajaran menyenangkan √ 19. Materi mencakup beberapa mata pelajaran √ 20. Mata pelajaran terpadu dalam satu tema √ 21. Kemenarikan desain halaman sampul √ 22. Kesesuaian desain halaman sampul dengan isi √ materi 23. Keseimbangan desain halaman isi dengan √ materi 24. Ketepatan pemilihan gambar/ilustrasi √ pendukung materi 25. Ketepatan pemilihan huruf √ Jumlah 4 51 24 Total 79 Rata-rata 3,16 Keterangan Cukup Dari data tabel tersebut maka hasil validasi tahap pertama masuk dalam 6. 7. 8. 9. 10. 11.
kategori “Cukup” dengan rata-rata 3,16. Beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu sebagai berikut.
84
a) Menambahkan petunjuk penggunaan buku Sebelum
Sesudah
Tidak Ada
Gambar 30. Tambahan petunjuk penggunaan buku
b) Bahasa yang digunakan kurang komunikatif yaitu dengan menambahkan materi pengantar pada materi selanjutnya yaitu materi sumpah pemuda. Sebelum
Sesudah
Tidak Ada
Gambar 31. Tambahan Sumpah Pemuda
85
c) Menambahkan jumlah provinsi yang semula 27 provinsi menjadi 34 provinsi. Sebelum
Sesudah
Gamabr 32. Provinsi sebelum revisi
Gambar 33. Provinsi sesudah revisi
d) Menambahkan karakter cinta tanah air pada setiap aktivitas atau materi. Sebelum
Sesudah
Gambar 34. Soal sebelum revisi
Gambar 35. Soal sesudah revisi
86
Bahan ajar direvisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli materi, kemudian dilakukan validasi tahap kedua yaitu pada tanggal 4 April 2017. Validasi ahli materi tahap kedua memperoleh data sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II
No
Kriteria
1.
Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian materi dengan karakteristik siswa Kesesuaian materi dengan kehidupan seharihari siswa Kebermaknaan materi Kedalaman materi yang dipaparkan Kemudahan memahami materi Kemenarikan sajian materi dalam bahan ajar Kesesuaian urutan materi Keterlibatan siswa dalam pembelajaran Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan tingkat perkembangan siswa Pemberian evaluasi untuk mengukur ketercapaian siswa Terdapat petunjuk kegiatan siswa yang jelas Penyajian materi diawali dengan tahap mudah ke tahap yang sulit Terdapat kunci jawaban Bahasa yang digunakan komunikatif Kegiatan pembelajaran menyenangkan Materi mencakup beberapa mata pelajaran Mata pelajaran terpadu dalam satu tema Kemenarikan desain halaman sampul Kesesuaian desain halaman sampul dengan isi materi Keseimbangan desain halaman isi dengan materi Ketepatan pemilihan gambar/ilustrasi pendukung materi
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
1
87
2
Skor 3
4 √
5 √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
25. Ketepatan pemilihan huruf √ Jumlah 52 10 Total 102 Rata-rata 4,08 Keterangan Baik Dari data tabel tersebut maka hasil validasi tahap kedua masuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata 4,08. Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka bahan ajar ini dinyatakan layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai dengan saran dalam naskah. Gambaran tentang hasil penilaian ahli materi pertama dan kedua dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:
Hasil Validasi Ahli Materi 4.5 4 3.5 3 2.5 4.08
2 1.5
3.16
1 0.5 0 Tahap I
Tahap II
Grafik 2. Hasil Validasi Ahli Materi 4.
Uji Coba Lapangan Awal Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 April 2017.
Uji coba ini melibatkan 3 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Siswa dipilih berdasarkan rekomendasi dari wali kelas IIIB SD N Tukangan. Sebelum uji coba dilaksanakan, peneliti memperkenalkan bahan ajar berbasis karakter cinta tanah air kepada siswa. Selanjutnya siswa dibagikan bahan ajar tersebut kemudian diberikan waktu untuk membaca petunjuk penggunaan buku. Lalu
88
siswa diberi waktu selama 30 menit untuk menggunakan bahan ajar, dan yang terakhir adalah mengisi angket tanggapan dan memberikan saran. Tabel 10. Hasil Uji Coba Lapangan Awal No 1 2 3
Nama
Materi
Aspek Daya Tarik
Bahan Ajar
15 15 12
25 25 19
35 35 32
ASK EPK VG
Jumlah
Rata-rata
75 5 75 5 63 4.2 Jumlah 14.2 Rata-rata 4.733333
Hasil dari uji coba perorangan mendapatkan kriteria “Sangat Baik” dengan rata-rata 4,73. Berikut adalah komentar dari Siswa: 1) Siswa merasa senang belajar menggunakan bahan ajar. 2) Ada permainan pada bahan ajar. 3) Bahan ajar mudah digunakan. 5.
Revisi Produk Berdasarkan uji coba lapangan awal didapatkan skor rata-rata penilaian
siswa terhadap bahan ajar yaitu 4,73 dengan kriteria “Sangat Baik”. Dalam proses uji coba lapangan awal tidak ditemukan masalah yang berarti, selain itu komentar siswa juga baik sehingga dalam uji coba lapangan awal bahan ajar tidak memerlukan revisi.
89
6.
Uji Coba Lapangan
Tabel 11. Hasil Uji Coba Lapangan No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RQN PDR FAP POS AAY BTM RDH SGW AFM ADR
Aspek Daya Materi Tarik 15 25 15 25 15 25 15 25 10 22 15 25 11 18 12 25 11 25 15 25 Jumlah Rata-rata
Bahan Ajar 35 35 35 35 29 34 28 30 33 35
Jumlah
Rata-rata
75 75 75 75 61 74 57 67 69 75
5 5 5 5 4.066667 4.933333 3.8 4.466667 4.6 5
46.86667 4.686667
Hasil dari uji coba lapangan mendapatkan skor 4,68. Skor tersebut apabila dikonversikan ke data kualitatif mendapat kategori “Sangat Baik”. Berikut adalah komentar siswa: 1) Bahan ajarnya kreatif. 2) Warnanya menarik. 3) Terdapat siswa yang bingung menggunakan karena tidak dipandu. 7.
Revisi Produk Berdasarkan uji coba lapangan didapatkan skor rata-rata penilaian siswa
terhadap bahan ajar yaitu 4,68 dengan kriteria “Sangat Baik”. Dalam proses uji coba lapangan tidak ditemukan masalah yang berarti, selain itu komentar siswa juga baik sehingga dalam uji coba lapangan bahan ajar tidak memerlukan revisi.
90
8.
Uji Coba Lapangan Operasional Uji coba lapangan operasional dilakukan pada hari Selasa tanggal 25 April
2017 di kelas IIIA. Uji coba diikuti oleh 19 siswa. Berikut hasil uji coba lapangan operasional: Tabel 12. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
AK OMS RA Y A KYK SBJ AV NGS HS AG AL RRR AK OP YI F P GCAN
Aspek Daya Materi Tarik 15 25 15 25 14 25 15 25 15 25 15 25 15 25 15 25 15 25 15 25 15 25 11 25 12 21 7 19 12 20 14 24 12 20 15 25 11 24 Jumlah Rata-rata
Bahan Ajar 35 35 34 35 35 35 35 35 35 35 35 33 29 29 28 32 29 35 31
Jumlah 75 75 73 75 75 75 75 75 75 75 75 69 62 55 60 70 61 75 66
Ratarata 5 5 4.86667 5 5 5 5 5 5 5 5 4.6 4.13333 3.66667 4 4.66667 4.06667 5 4.4 89.4 4.70526
Hasil dari uji coba lapangan operasional yang telah dilaksanakan, memperoleh nilai rata-rata 4,7 dengan kriteria “Sangat Baik”. Adapun tanggapan dari siswa adalah sebagai berikut:
91
1) Bukunya bagus warna-warni, 2) Bukunya unik, 3) Peraga jam agak sulit digerakkan, 4) Ada halaman yang tidak urut, dan 5) Bukunya sangat menyenangkan. Gambaran tentang hasil penilaian ahli materi pertama dan kedua dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:
Hasil Uji Coba 5 4 3 2
4.73
4.68
4.7
Uji Coba Lap.Awal
Uji Coba Lap
Uji Coba Lap.Op
1 0
9. Revisi Produk Akhir Berdasarkan uji coba lapangan operasional didapatkan skor rata-rata penilaian siswa terhadap bahan ajar yaitu 4,7 dengan kriteria “Sangat Baik”. Dalam proses uji coba lapangan operasional ditemukan halaman yang tidak urut dan peraga jam yang agak sulit digerakkan sehingga peneliti harus merevisi.
92
Berikut hasil revisi produk: 1.
Urutan halaman pada salah satu buku. Sebelum
Gambar 36. Halaman belum urut Sesudah
Gambar 37. Halaman sudah urut
93
2. Jarum jam yang sedikit sulit digerakkan Sebelum
Sesudah
Gambar 38. Jarum jam sebelum Gambar 39. Jarum jam sesudah revisi
revisi
B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk Sebagaimana yang tercantum dalam BAB III, pengembangan bahan ajar berdasarkan model Borg dan Gall. Tahap pertama penelitian dan pengumpulan data dilakukan di kelas IIIA SD N Tukangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk mengetahui masalah. Tahap kedua adalah perencanaa, meliputi merumuskan tujuan penggunaan bahan ajr, menentukan materi yang diintegrasikan dalam bahan ajar, membuat desain kegiatan siswa dalam bahan ajar, dan membuat layout. Tehap ketiga adalah pengembangan bentuk awal produk, dalam mengembangkan bahan ajar menggunakan prinsip-prinsip yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, ruang (spasi) kosong. Pada tahapan ini juga meliputi validasi terhadap ahli materi dan ahli media.
94
Validator materi adalah Dr. Wuri Wuryandari, M.Pd selaku dosen PKn PGSD. Validasi materi dilakukan dua tahapan. Tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 3,16 dengan kriteria “cukup”. Tahap kedua mendapatkan skor ratarata 4,08 dengan kriteria “baik”. Validator media adalah Bapak Sungkono, M.Pd yaitu dosen Teknologi Pendidikan. Validasi media dilakukan samapi dengan tiga tahap. Tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 3,16 dengan kriteria “cukup”. Tahap kedua mendapatkan skor rata-rata 4,2 dengan kriteria “baik”. Tahap ketiga mendapatkan skor rata-rata 4,78 dengan kriteria “sangat baik”. Setelah tahap validasi materi dan validasi media telah selesai, maka peneliti melakukan tiga kali ujo coba. Uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan dilakukan pada tanggal 22 April 2017, sedangkan uji coba lapangan operasional dilakukan pada tanggal 25 April 2017. Pada uji coba lapangan awal dengan subjek tiga siswa mendapatkan skor rata-rata 4,73 dengan kriteria “sangat baik”. Kemudian uji coba lapangan dengan subjek 10 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,68 dengan kriteria “sangat baik”. Lalu pada uji coba lapangan operasional dengan subjek 19 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,7 dengan kriteria “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang dikembangkan yaitu bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah air layak untuk digunakan sebagai bahan ajar Tema Kehidupan Sehari-hari kelas III SD. C. Pembahasan Pada pembelajaran Desmita, 2009 : 35 menyatakan bahwa anak-anak usia sekolah lebih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Hal
95
tersebut terlihat saat siswa menggunakan bahan ajar yaitu siswa berkompetisi dalam melakukan permainan, siswa lebih kompak dalam mengerjakan soal berkelompok, merasakan secara langsung dalam menggunakan alat peraga jam untuk menunjukkan jam, dan merasakan langsung menjelajah budaya Indonesia melalui Peta Jelajah Budaya. Dari tiga uji coba yang telah dilakukan siswa memberikan tanggapan yang sering muncul adalah bahan ajar mudah dipahami dan menyenangkan. Media adalah salah satu alat untuk mempermudah siswa dalam memperoleh pembelajaran. Salah satunya adalah bahan ajar. Pembuatan bahan ajar itu sendiri memiliki tujuan yang dinyatakan oleh Andi Prastowo (2014:244) pertama, memudahkan pendidik dalam menyampaikann materi pembelajaran; kedua, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau memberi pelajaran baru; dan ketiga, buku ajar menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Selain itu, pembuatan bahan ajar juga mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Memudahkan pendidik menyampaikan materi pembelajaran Materi yang ditulis dalam bahan ajar sangat mudah karena terdapat kegiatan ayo perhatikan yang berisi tentang materi berupa teks dengan bahasa yang kominikatif sehingga mudah dipahami oleh siswa. 2)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari atau memberi pelajaran baru Pada bahan ajar terdapat kegiatan ayo berlatih, jelajah budaya, dan soal
evaluasi. Kegiatan ayo berlatih berisi latihan soal yang disajikan setelah materi
96
sebagai bentuk pengulangan pelajaran. Sedangkan soal evaluasi berisi latihan soal yang disajikan setelah semua materi selesai. Kegiatan jelajah budaya merupakan kegiatan untuk memberi pelajaran baru dan pengulangan dengan memberikan keberagaman Indonesia mulai dari tarian daerah, rumah adar, pakaian adat, alat musik, dan suku daerah. 3) Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa Kemenarikan bahan ajar dibuat dari berbagai warna-warna yang mencolok sebagai layout, huruf, gambar, dan beberapa permainan yang dapat dimainkan siswa secara mandiri maupun berkelompok untuk saling berkompetisi. Selain itu terdapat alat peraga jam yang digunakan secara langsung oleh siswa untuk berlatih membaca jam dan menunjukkan jam. Pengembangan bahan ajar berbasis karakter cinta tanah air menggunakan model Borg dan Gall. Pengembangan ini terdiri dari 10 tahap, namun dikarenakan keterbatasan peneliti, maka peneliti hanya melakukan sampai dengan tahap kesembilan. Tahap pertama penelitian dan pengumpulan data dilakukan di kelas IIIA SD N Tukangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk mengetahui masalah. Tahap kedua adalah perencanaan, meliputi merumuskan tujuan penggunaan bahan ajar, menentukan materi yang diintegrasikan dalam bahan ajar, membuat desain kegiatan siswa dalam bahan ajar, dan membuat layout. Tehap ketiga adalah pengembangan bentuk awal produk, dalam mengembangkan bahan ajar menggunakan prinsip-prinsip yaitu
97
konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, ruang (spasi) kosong. Pada tahapan ini juga meliputi validasi terhadap ahli materi dan ahli media. Setelah tahap validasi materi dan validasi media telah selesai, maka peneliti melakukan tiga kali uji coba. Uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan dilakukan pada tanggal 22 April 2017, sedangkan uji coba lapangan operasional dilakukan pada tanggal 25 April 2017. Pada uji coba lapangan awal dengan subjek tiga siswa mendapatkan skor rata-rata 4,73 dengan kriteria “sangat baik”. Kemudian uji coba lapangan dengan subjek 10 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,68 dengan kriteria “sangat baik”. Lalu pada uji coba lapangan operasional dengan subjek 19 siswa mendapatkan skor rata-rata 4,7 dengan kriteria “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang dikembangkan yaitu bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah air layak untuk digunakan sebagai bahan ajar Tema Kehidupan Sehari-hari kelas III SD. D. Keterbatasan Peneliti Penelitian pengembangan ini tentu memiliki kekurangan dikarenakan oleh keterbatasan dari peneliti. Berikut merupakan keterbatasan pemeliti: 1.
Jumlah subjek pada uji coba lapangan operasional terbatas dalam skala kecil yaitu 19 siswa karena kondisi lapangan yang hanya terdapat 20 siswa, akan tetapi 1 siswa tidak berangkat karena sakit.
2.
Peneliti tidak bisa mencetak buku dalam jumlah yang banyak.
3.
Pada penelitian ini bahan ajar tidak diuji efektifitasnya dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas III SD N Tukangan.
98
4.
Materi cinta tanah air pada instrumen tidak divalidasi namun sudah ada secara eksplisit dalam catatan validator.
99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Bahan ajar berbasis karakter dikembangkan dengan melalui tahapan validasi dan uji coba. Tahapan validasi terdiri dari dua, yaitu validasi materi dan validasi media. Validasi materi dilakukan dua tahap, sedangkan validasi media dilakukan tiga tahap. Validasi materi tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 3,16 dengan kriteria “cukup” dan “layak diujicobakan dengan revisi”. Tahap kedua mendapatkan skor rata-rata 4,08 dengan kriteria “baik” dan “layak diujicobakan dengan revisi” sesuai dengan komentar pada naskah. Validasi media tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 3,16 dengan kriteria “cukup” dan “belum layak digunakan di lapangan”. Validasi media tahap kedua mendapatkan skor 4,2 dengan kriteria “baik” dan “layak diujicobakan dengan revisi”. Kemudian validasi media tahap ketiga mendapatkan skor 4,78 dengan kriteria “sangat baik” dan “layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi”. Peneliti melakukan uji coba bahan ajar kepada siswa kelas III SD N Tukangan. Uji coba lapangan awal memperoleh skor rata-rata 4,73 dengan kriteria “sangat baik”. Kemudian uji coba lapangan memperoleh skor rata-rata 4,68 dengan kriteria “sangat baik”. Lalu uji coba lapangan operasional memperoleh skor rata-rata 4,7 dengan kriteria “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar berbasis karakter cinta tanah air yang telah dikembangkan dikatakan
100
layak untuk digunakan sebagai bahan ajar pada tema Kehidupan Sehari-hari kelas III. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1.
Bahan ajar berbasis karakter belum diketahui keefektifannya untuk peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut.
2.
Bahan ajar berbasis karakter cinta tanah air dapat digunakan guru maupun siswa sebagai salah satu buku pegangan tematik untuk kelas III yang masih menggunakan KTSP.
3.
Siswa kelas III SD dapat memanfaatkan bahan ajar ini dengan baik.
101
DAFTAR PUSTAKA
Agus Zaenal F. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press Andi Prastowo. (2014). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Diva Press Arief S Sadiman, et al. (2009). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Budiningsih, C. Asri. (2004). Pembelajaran Moral : Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budaya. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. (2003). Pengembangan Tematik. Jakarta: Direktorat Pendidikan Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Dimas Yunan. (2011). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Diunduh dari http://gurupembaharu.com/home/wp-content/uploads/downloads/2011/09/ Panduan-Pengembangan-Bahan-Pelajaran.doc pada tanggal 4 januari pukul 17.18 WIB Kemendikbud. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Muhammad F & Lilif Mualifatu K. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Bumi Aksara Punaji Setyosari. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diunduh dari http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf tanggal 1 November 2016 pukul 11.03 WIB Rita Eka I. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press Rohinah M. Noor. (2012). Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani
102
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sri Narwati. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia Sungkono, et al. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Direktorat Pendidikan
103
LAMPIRAN
104
Lampiran 1. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I
105
106
107
Lampiran 2. Hasil Validasi Materi Tahap II
108
109
110
Lampiran 3. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I
111
112
113
Lampiran 4. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II
114
115
116
Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli Media Tahap III
I
117
118
119
Lampiran 6. Angket Respon Siswa ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODUL PEMBELAJARAN BANGUN RUANG Nama
: …………………………………………
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari huruf a, b, c, d, atau e yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apakah modul ini membantu kalian dalam mempelajari materi bangun ruang? a. Sangat membantu d. Kurang membantu b. Membantu e. Tidak membantu c. Cukup membantu Apakah dengan menggunakan modul membuat kalian senang mempelajari bangun ruang? a. Sangat senang d. Kurang senang b. Senang e. Tidak senang c. Cukup senang Apakah menggunakan modul pembelajaran dapat membantu kalian untuk belajar mandiri di rumah? a. Sangat membantu d. Kurang membantu b. Membantu e. Tidak membantu c. Cukup membantu Menurut kalian, apakah materi modul pembelajaran ini sudah disajikan secara urut dari materi yang mudah ke materi yang sulit? a. Sudah sangat urut d. Kurang urut b. Urut e. Tidak urut c. Cukup urut Menurut kalian, apakah materi bangun ruang pada modul ini dapat dipahami? a. Sangat dapat dipahami d. Kurang dapat dipahami b. Dapat dipahami e. Tidak dapat dipahami c. Cukup dipahami Apakah beragam latihan pada modul pembelajaran ini membuat kalian semakin paham dengan materi bangun ruang? a. Sangat dapat dipahami d. Kurang dapat dipahami b. Dapat dipahami e. Tidak dapat dipahami c. Cukup dipahami Menurut kalian, apakah penyusunan latihan sudah disajikan secara urut dari yang mudah ke yang sulit? a. Sudah sangat urut d. Kurang urut b. Urut e. Tidak urut c. Cukup urut
120
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Apakah dengan menggunakan modul pembelajaran kalian dapat berlatih mandiri? a. Sangat dapat berlatih d. Kurang dapat berlatih b. Dapat berlatih e. Tidak dapat berlatih c. Cukup dapat berlatih Apakah bahasa dalam modul ini mudah dipahami? a. Sangat mudah d. Kurang mudah b. Mudah e. Tidak mudah c. Cukupmudah Apakah petunjuk penggunaan modul jelas? a. Sangat jelas d. Kurang jelas b. Jelas e. Tidak jelas c. Cukup jelas Apakah modul mudah dibawa? a. Sangat mudah d. Kurang mudah b. Mudah e. Tidak mudah c. Cukup mudah Apakah tulisan pada modul jelas? a. Sangat jelas d. Kurang jelas b. Jelas e. Tidak jelas c. Cukup jelas Menurutmu, apakah warna dan gambar pada modul menarik? a. Sangat menarik d. Kurang menarik b. Menarik e. Tidak menarik c. Cukup menarik Apakah alat peraga pada modul ini mudah digunakan? a. Sangat mudah d. Kurang mudah b. Mudah e. Tidak mudah c. Cukup mudah Apakah alat peraga yang ada pada modul membantu kalian memahami materi bangun ruang? a. Sangat membantu d. Kurang membantu b. Membantu e. Tidak membantu c. Cukup membantu
121
Lampiran 7. Hasil Uji Coba Lapangan Awal
No 1 2 3
Nama
ASK EPK VG Jumlah Rata-rata
1 5 5 5
2 5 5 5
15 15 5 5
3 5 5 5
4 5 5 2
5 5 5 2
15 12 12 5 4 4
6 5 5 5
Indikator 7 8 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 15 15 5 5 5
15 5
123
Jumlah 10 11 12 13 14 15 Skor 5 5 5 5 5 5 75 5 5 5 5 5 5 75 5 5 5 2 5 2 63 15 5
15 5
15 5
12 4
15 5
12 4
213 71
Ratarata 5 5 4.2 14.2 4.73
Lampiran 8. Hasil Uji Coba Lapangan
No Nama 1 RQN 2 PDR 3 FAP 4 POS 5 AAY 6 BTM 7 RDH 8 SGW 9 AFM 10 ADR Jumlah Rata-rata
1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49 4.9
2 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5
3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 2 4 2 5
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5
46 46 42 47 4.6 4.6 4.2 4.7
6 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5
Indikator 7 8 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5
46 45 46 49 4.6 4.5 4.6 4.9
124
10 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5
11 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
12 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5
13 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
47 48 48 49 4.7 4.8 4.8 4.9
14 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5
Jumlah Ratarata 15 Skor 5 75 5 5 75 5 5 75 5 5 75 5 4 61 4.067 5 74 4.93 4 57 3.8 5 67 4.47 5 69 4.6 5 75 5
47 48 4.7 4.8
703 70.3
46.86 4.68
Lampiran 9. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional No. Nama 1. AK 2. OMS 3. RA 4. Y 5. A 6. KYK 7. SBJ 8. AV 9. NGS 10. HS 11. AG 12. AL 13. RRR 14. AK 15. OP 16. YI 17. F 18. P 19. GC Jumlah Rata-rata
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 92 4,8
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4 5 5 89 4,7
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 5 4 5 3 86 4,5
4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 2 4 5 4 5 3 84 4,4
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 90 4,7
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 89 4,7
Indikator 7 8 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 86 90 90 4,5 4,7 4,7
125
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4 5 4 88 4,6
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 92 4,8
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 92 4,8
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 91 4,8
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 91 4,8
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 91 4,8
Jumlah 75 75 73 75 75 75 75 75 75 75 75 69 62 55 60 70 61 75 66 1341 70,58
Ratarata 5 5 4,86 5 5 5 5 5 5 5 5 4,6 4,13 3,67 4 4,67 4,06 5 4,4 89,4 4,7
Lampiran 10. Surat Keterangan Validator
126
Lampiran 11. Surat Izin Penelitian
127
128
Lampiran 13. Dokumentasi Uji Coba Lapangan Awal
Uji Coba Lapangan
Uji Coba Lapangan Operasional
129