Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: 2089-9815
PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI BERBASIS MULTIMEDIA Arief Budiman1, Tomy Dwi Dayanto2 ,Lantik3 Program Studi D3 Manajemen Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Merdeka Madiun Jl. Serayu 79 Madiun 63133 Telp. (0351) 464427 2 Program Studi Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jln. Babarsari 43 Yogyakarta 55281 3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jln. Babarsari 43 Yogyakarta 55281 E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] 1
ABSTRAKS Indonesia merupakan sebuah negara yang cukup berpotensi mengalami bencana gempa bumi, seperti yang terjadi beberapa tahun lalu di Daerah Istimewa Aceh dan Kota Yogyakarta. Bencana gempa bumi tersebut tentunya dapat menelan korban jiwa yang tidak sedikit, dan dapat saja terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang cara mitigasi yang benar. Oleh karena itu dikembangkan sebuah media edukasi sebagai upaya untuk menumbuhkan “Budaya Keselamatan” sehingga dapat mendukung upaya mitigasi terhadap bencana gempa bumi yang rawan terjadi di Indonesia. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi yang dapat di jalankan pada perangkat telepon seluler, dan berisi mengenai bagaimana mitigasi bencana gempa bumi yang benar. Salah satu kelebihan dari aplikasi ini adalah tidak harus menggunakan akses internet untuk mengakses informasi di dalamnya, sehingga dapat digunakan setiap saat. Pengujian dari 20 responden diperoleh hasil 90% setuju bahwa aplikasi dapat membantu memberikan pengetahuan terhadap cara mitigasi bencana gempa bumi yang benar. Kata Kunci: Media edukasi, Mitigasi, Gempa Bumi, Multimedia, Mobile informasi yang saat ini sedang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat, seperti komunikasi mobile dan ponsel, terutama pada penerapan J2ME, GPRS, dan teknologi lainnya (Winardo, 2010). Oleh karena ada penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dapat membantu masyarakat dalam memperoleh pengetahuan mengenai mitigasi gempa bumi. Aplikasi ini dapat dijalankan pada perangkat telepon seluler berbasis symbian atau android, dan dapat diakses setiap saat tanpa harus membutuhkan koneksi internet, sehingga hal ini akan mengurangi ketergantungan pengguna aplikasi terhadap akses internet seperti yang ditunjukkan oleh Fitrianes dkk (2009). Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan QT, dimana QT merupakan sebuah framework yang dirancang untuk mempermudah dalam proses pembuatan aplikasi berbasis mobile pada ponsel berbasis Symbian, Maemo, dan MeeGo, (qt.nokia.com/products). Dan untuk data-data mengenai mitigasi bencana alam gempa bumi akan dilakukan dengan metode studi pustaka pada situssitus pemerintah yang berwenang menangani permasalahan mitigasi bencana alam dan literatur lain, kemudian data-data yang diperoleh akan disimpan di dalam aplikasi dan dapat diakses oleh pengguna melalui ponsel. Diharapkan dengan aplikasi tersebut dapat menumbuhkan “Budaya Keselamatan” pada masyarakat sehingga dapat dapat mengurangi besarnya angka korban apabila terjadi
1.
LATAR BELAKANG Bencana alam merupakan sebuah peristiwa yang dapat mengancam setiap saat dan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Bencana alam dapat terjadi di seluruh belahan dunia, akan tetapi dampak yang ditimbulkan akan sangat terasa apabila terjadi di sebuah negara berkembang seperti di Indonesia, dimana bencana alam gempa bumi cukup sering terjadi. Indonesia merupakan negara yang rentan mengalami bencana alam gempa bumi hal ini disebabkan karena Indonesia berada di dalam zona tumbukkan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia, India-Australia dan lempeng Pasifik, (Marfai dkk,2008). Salah satu bencana alam gempa bumi besar yang pernah terjadi adalah di kota Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 dengan kekuatan sebesar 6,3 skala richter, dan menelan korban jiwa sebanyak 5716 jiwa, dan 50.000 jiwa terluka, (Leitmann, 2007). Dampak dari bencana gempa bumi membawa kerugian yang besar bagi masyarakat oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memberikan pengetahuan mengenai mitigasi bencana alam khususnya gempa bumi pada masyarakat umum, dan menumbuhkan “Budaya Keselamatan”, sehingga masyarakat umum sadar akan bahaya yang akan dihadapi dan memiliki pengetahuan untuk dapat melindungi diri mereka sendiri. Pencegahan terhadap terjadinya korban dan kerugian akibat bencana gempa bumi dapat dilakukan lebih awal melalui penggunaan media
36
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: 2089-9815
(Setiawan dkk, 2010). Pengembangan aplikasi mobile learning sendiri tidak lepas dari suksesnya implementasi teknologi General Packet Radio Service (GPRS) dan 3G sebagai layanan komunikasi data berkecepatan tinggi pada telepon selular, dan pada akhirnya mengubah paradigma pada masyarakat pengguna telepon selular yang sebelumnya hanya berorientasi pada komunikasi berbasis suara dan pesan pendek atau short message service (SMS) menjadi kearah komunikasi berbasis data multimedia dan web content. Semakin banyaknya jenis mobile communication device seperti misalnya PDA phone dan smartphone berteknologi GPRS dan 3G juga mendukung pergeseran paradigma tersebut, (Munif, 2007). Berkaitan dengan teknologi ini sebelumnya pernah dikembangkan aplikasi m-learning untuk organizer mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur segala kegiatan yang direncanakan dengan memberikan fitur-fitur seperti time manager, course manager, dan communication center, (Sarwosri, 2010). Layanan di bidang kesehatan juga telah memanfaatkan dan mengembangkan aplikasi mobile, salah satunya adalah mobile-doctor (mdoctor). M-doctor sendiri merupakan pengembangan dari e-doctor dan mengacu pada penggunaan perangkat telekomunikasi genggam dan bergerak seperti PDA, telepon seluler, laptop, dan tablet PC, (Memon dkk, 2007). Dengan aplikasi m-doctor ini memungkinkan bagi dokter untuk memantau keadaan seorang korban dari jauh dalam kondisi bencana, dan untuk situasi darurat m-doctor dapat memberikan informasi layanan medis secara efektif dan efisien kepada pasien, (Santoso dkk, 2011). Untuk menambah daya tarik pada aplikasi Mobile tersebut, dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa elemen multimedia seperti gambar, teks, dan suara, seperti yang ditunjukkan oleh Mulyadi dkk (2011). Penambahan elemen multimedia tersebut juga diterapkan pada aplikasi pembelajaran melafalkan Bahasa Inggris dimana aplikasi tersebut dapat melakukan pencocokan data dengan cara melakukan streaming pada server google, (Pratama, unpublished). Perancangan konten m-learning dengan sistem live multimedia berbasis mobile dapat membuat konten materi pembelajaran tampil cukup interaktif dengan memadukan sistem website dan WAP-site, sehingga dapat terjadi umpan balik pembelajaran yang baik, (Santoso dkk, 2009). Setyono dkk (2010) dan Chu dkk (2007) juga menambahkan komponen multimedia pada pengembangan aplikasi telemedicine, sehingga dokter, perawat, atau pasien dapat menampilkan informasi dalam bentuk gambar, suara, atau video mengenai penyakit yang diderita. Selain itu aplikasi mobile juga dapat dikembangkan sebagai alat peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana (Utami dkk, 2008).
bencana alam gempa bumi. 2.
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian di bidang mitigasi bencana alam khususnya gempa bumi juga telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Coburn dkk (2002), dimana mereka menjelaskan bahwa untuk mengurangi resiko terjadinya korban jiwa dan kerusakan maka diperlukan respon yang terkoordinasi dengan baik ketika terjadi bencana. Selain itu perlu dilakukan perluasan sistem dengan membentuk kelompok-kelompok masyarakat atau organisasi tertentu, dimana masing-masing kelompok masyarakat dan organisasi tersebut nantinya dapat mengandalkan sumber daya dan kemampuan mereka sendiri pada saat terjadi bencana. Dan hal ini memerlukan susunan organisasi yang efisien baik sumber daya, staf dan prioritas tindakan berhubungan dengan waktu dan pemahaman tentang konsekuensi kemungkinan terjadinya bencana. Haifani (2008) merumuskan beberapa hal mengenai manajemen resiko bencana bumi pada kasus gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006, salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan kebencanaan perlu segera diimplementasikan dan secara periodik dilakukan penyegaran, disampaikan pula mengenai pemahaman akan sumber bahaya dan potensinya kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diklat, penyebaran brosur, dan pamflet. Dengan maksud untuk menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya gempa bumi, sehingga kerugian dan korban dapat dikurangi pada saat kejadian. Menurut Nur (2010), pencegahan dan mitigasi adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu hal ini perlu dikembangkan mulai dari tingkat sekolah, rumah dan masyarakat secara umum. Kesiapan perencanaan gempa juga harus bertujuan untuk mengembangkan "Budaya Keselamatan" di masyarakat umum, sehingga masyarakat sadar akan bahaya yang mereka hadapi dan dengan pengetahuan mereka masyarakat dapat melindungi diri mereka sendiri, (Hosseini, 2006). Seiring dengan itu perkembangan teknologi telah banyak menciptakan terobosan baru di dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat, dan saat ini media edukasi akan bersinggungan dengan perangkat-perangkat teknologi komunikasi mobile dan teknologi internet. Sehingga telah menjadi kecenderungan baru yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran secara mobile atau dikenal sebagai mobile learning (m-learning), yang merupakan kombinasi antara teknologi telekomunikasi dan internet, (Riyanto dkk, 2010). Beberapa layanan telah dikembangkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat mengakses konten dan layanan kapan saja, dimana saja dengan menggunakan telepon selular 37
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: 2089-9815
dibangun. Storyboard membantu penulis dalam membuat ilustrasi mengenai bentuk tampilan aplikasi, dan bagaimana bentuk interaktifitas antara pengguna dengan aplikasi yang akan dibangun. Pada gambar 1, ditampilkan bentuk dari struktur antarmuka aplikasi.
2.1
Multimedia Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan user melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Multimedia menjadikan kegiatan itu dinamis dengan memberi dimensi baru pada kata-kata, kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia juga menghidupkan teks dengan menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi, dan video (Suyanto, 2005).
Gambar 1. Hirarki struktur antarmuka aplikasi Dari hirarki struktur antarmuka tersebut dapat dilihat bahwa pada awal ketika aplikasi dijalankan, pengguna akan langsung dihadapkan pada menu utama, dan pada menu utama tersebut terdapat beberapa sub menu, ketika sub menu tersebut dipilih kemudian pengguna akan dibawa masuk kedalam konten isi dari sub menu tersebut, dan pada saat proses transisi masuk kedalam konten tersebut akan menggunakan bentuk animasi zoom in. Dan pada tampilan konten akan disediakan tombol untuk kembali ke menu utama, transisi ketika kembali ke menu utama akan menggunakan bentuk animasi zoom out. Ilustrasi dari bentuk tampilan-tampilan menu aplikasi ditunjukkan pada storyboard seperti pada gambar 2 dan 3.
2.2
Mobile Multimedia Multimedia on Mobile adalah teknologi data yang berupa file multimedia, dimana file tersebut dapat dijalankan pada sebuah perangkat mobile, baik berupa video, audio, dan animation. Data file bisa dijalankan langsung dengan menunggu proses akses download selesai terlebih dulu (Santoso, 2011).
2.3
Aplikasi Mobile QT Creator Qt pada mulanya berasal dari ide pembuatnya yaitu Haavard Nord dan Eirik Chambe-Eng yang berkeinginan untuk membuat sebuah “objectoriented display system”, yang akhirnya mereka mengimplementasikannya menjadi sebuah produk pengembangan software dengan performansi tinggi dan bersifat cross platform yang merupakan sebuah framework C++ GUI yang banyak digunakan saat ini baik didunia komersil maupun opensource software development. Produk Qt ini sekarang dihandle oleh Qt Software yang awalnya bernama Trolltech Inc. sebelum dibeli oleh Nokia untuk menjadi bagian divisi softwarenya pada perangkat produk embedded mobile, (Hasan, 2009). Dan Qt mempunyai kemampuan untuk dapat digunakan pada sistem operasi Windows, Mac, Linux, dan sistem operasi berbasis Unix lainnya dengan menggunakan pendekatan “write once, compile anywhere”, (Trolltech Developer, 2005).
Gambar 2. Storyboard menu utama
3.
PERANCANGAN APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI BERBASIS MULTIMEDIA Pada perancangan aplikasi ini peneliti menggunakan beberapa software dan alat bantu storyboard untuk mengilustrasikan bentuk tampilan antarmuka aplikasi. Software yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah QT Creator, QT Creator digunakan mulai dari pembuatan antar muka hingga konten isi pada aplikasi. Dan untuk pengujian program menggunakan tool emulator yang telah disertakan di dalam software QT Creator.
Gambar 3. Storyboard sub menu Dan kemudian ilustrasi mengenai bentuk desain antarmuka pada storyboard ini akan dijadikan acuan untuk membangun aplikasi menggunakan software QT Creator. 4. IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI BERBASIS MULTIMEDIA Dari desain storyboard kemudian diterjemahkan
3.1
Perancangan Storyboard Storyboard digunakan sebagai alat bantu dalam proses perancangan antarmuka aplikasi yang akan 38
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: 2089-9815
kedalam bentuk yang sebenarnya pada aplikasi, bentuk hasil implementasi tampilan menu utama sesuai dengan storyboard dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 7. Tampilan sub menu “Di Mall,Bioskop,dan Tempat Umum” Pada antarmuka sub menu ditampilkan 2 komponen multimedia yaitu gambar dan text, antarmuka terbagi menjadi 3 kolom, pada kolom pertama berisi gambar yang mengilustrasikan isi, pada kolom kedua ditampilkan penjelasan singkat mengenai apa yang harus dilakukan oleh pengguna ketika terjadi bencana gempa bumi sesuai dengan topik judul pada sub menu tersebut, dan pada kolom ketiga ditampilkan mengenai penjelasan yang lebih detil. Selanjutnya, hasil implementasi tersebut dipublish menjadi sebuah file aplikasi yang berekstensi SIS, dan file tersebut diuji oleh dua puluh responden yang dipilih secara acak dan kemudian responden memberikan feedback dengan mengisi form kuisioner.
Gambar 4. Tampilan menu utama
Gambar 5. Penjelasan mengenai program ketika judul aplikasi diakses
5.
KESIMPULAN Pada penelitian ini telah berhasil dikembangkan sebuah aplikasi berbasis mobile untuk pembelajaran mitigasi bencana gempa bumi berbasis mobile, dimana aplikasi tersebut dapat dijalankan pada perangkat telepon seluler berbasis Symbian dan android, aplikasi ini dapat digunakan tanpa harus menggunakan akses internet, sehingga aplikasi ini dapat tetap dijalankan ketika dalam kondisi dimana perangkat telepon seluler tidak mendapatkan sinyal operator selular ataupun koneksi internet. Aplikasi ini dapat menjadi solusi yang cukup murah dalam upaya menumbuhkan “Budaya Keselamatan” pada masyarakat. Dari hasil pengujian aplikasi melalui dua puluh orang reponden diperoleh data seperti pada Gambar 8.
Pada tampilan menu utama akan ditampilkan sepuluh menu, dimana masing-masing menu tersebut memiliki konten isi masing-masing. Sesuai dengan desain storyboard yang telan disusun sebelumnya maka tampilan konten isi dari masingmasing sub menu dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
Gambar 6. Tampilan sub menu “Di Dalam Rumah”
Gambar 8. Hasil pengujian sistem terhadap pengguna. Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa 75% responden menilai sangat baik, 20% menilai baik, dan 5% 39
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: 2089-9815
Santoso, G., Susanto, A., Wardani, M, B. 2009. Perancangan Konten M-learning dengan Sistem Live Multimedia Berbasis Selular, Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Santoso, G., Sutanta, E., Wibowo, S. 2011. Aplikasi Mobile Doctor Untuk Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Layanan Medis Dalam Penanggulangan Bencana Alam, Seminar Nasional Informatika 2011 (semnasIF 2011). Sarwosri., Basori, A, H., Prihastomo, J. 2010. Aplikasi Mobile Learning Organizer Mahasiswa, Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010). Setyono, A., Alam, M, J., Al-Saqour, R, A. 2010. Design of Multimedia Messaging Service for Mobile Telemedicine System, International Journal of Network and Mobile Technologies. Setiawan, E., Yeliana. 2010. Aplikasi Mobile Pembelian Handphone, Aksesoris Handphone dan Voucher Elektronik dengan Penggunaan GPRS dengan Studi Kasus Pada Toko Handphone dan Aksesoris X’SIST COMMUNICATION, Jurnal Sistem Informasi Vol. 2 No. 2 , Universitas Maranatha Bandung. Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, ANDI Offset, Yogyakarta. Trolltech Developer. 2005. About Qt, (http://doc.trolltech.com/4.0/aboutqt.html, diakses 24 Januari 2012). Utami, E., Cahyanto, A, D. 2008. Sistem Peringatan Dini Pada Bencana Banjir Berbasis SMS Gateway Di GNU/Linux Merupakan Alternatif yang Sederhana Dan Menarik Dalam Meningkatkan Pelayanan Badan Meteorologi dan Geofisika Alokasi Dana Yang Rendah,Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022, Yogyakarta. Winardo, A, B., Fariza, A., Setiowati, Y. 2010. Investigasi Daerah Rawan Banjir di Kota Surabaya Dengan Menggunakan Metode Fuzzy, EEPIS Final Project.
netral, hal ini berarti bahwa aplikasi tersebut dapat membantu pengguna memperoleh pengetahuan mengenai bagaimana mitigasi bencana gempa bumi yang benar. PUSTAKA Coburn, A., Spence, R. 2002. Earthquake Protection, 2nd ed Wiley New York. Chu, Y., Ganz, A. 2007. WISTA: AWireless Telemedicine System for Disaster Patient Care, Published online: 26 July 2007, Mobile Netw Appl (2007) 12:201–214. Fitrianes, A., Abdiwijaya, E ., Andhika, M. 2009. Analisis dan Perancangan Bina Nusantara Offline Learning Management System, Unkown. Haifani, A, M. 2008. Manajemen Resiko Bencana Gempa Bumi (Studi Kasus Gempa Bumi Yogyakarta 27 mei 2006), Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir. Hasan, M, F. 2009. Software Factory dengan Module Qt. Institut Teknologi TELKOM. Hosseini, M., Izadkhah, Y, O. 2006. Earthquake disaster risk management planning in schools, Disaster Prevention and Management Vol. 15 No. 4. Leitmann J. 2007. Cities and calamities: learning from post-disaster response in Indonesia. J Urban Health Bull N Y Acad Med 84(1):i144– i153. Marfai, M, A., King, L., Singh, L, P., Mardiatno, D., Sartohadi, J., Hadmoko, D, S., Dewi, A. 2008. Natural hazards in Central Java Province, Indonesia: an overview, Environ Geol 56:335– 351, Springer-Verlag. Memon, T, D., Chowdhry, B, S., Memon, M, S. 2007. The Potential of Telemedicine System: An Approach Toward a Mobile Doctor, MUET, Research Jurnal. Mulyadi, A, W., Nurdin, E, A., Waslaluddin. 2011. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi BElajar Siswa, Unknown. Munif, A., Kuswinardi, W. 2007. Pemanfaatan Online Geographic Information Pada Sistem Mobile Resto Reservation Berbasis GPRS dan 3G, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007). Nur, A, M. 2010. Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya, Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung – LIPI Volume 7 No. 1, Kebumen. Pratama, I, B., Sutanto, T., Sutomo, E.. Aplikasi Mobile Belajar Melafalkan Bahasa Inggris, Tugas Akhir tidak diterbitkan. STIKOM Surabaya. Riyanto, B., Tamimuddin, M, H., Widayati, S., 2010, Perancangan dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java. 40