2. LANDASAN TEORI
2.1
Klasifikasi/pengelompokan Tiga Unsur Utama Klasifikasi/pengelompokan terhadap tiga unsur utama dalam proses
pembangunan adalah item-item Bill of Quantity (BQ), Work Package, dan Sumber Daya (material, tenaga kerja, peralatan, dan sub-kontraktor).
2.1.1
Klasifikasi/Pengelompokan Bill of Quantity (BQ) item Bill of Quantity (BQ) adalah dokumen kontrak yang biasanya disiapkan
oleh quantity surveyor yang merupakan daftar rancangan pekerjaan yang terdiri dari perhitungan volume pekerjaan dan dapat memperinci biaya, baik dari segi material, peralatan, maupun tenaga kerja. Bill of Quantity (BQ) digunakan untuk mengajukan penawaran harga kontrak kerja pada industri konstruksi, setelah itu digunakan sebagai pengontrol dari volume yang diajukan oleh kontraktor dan memberikan evaluasi atas kemajuan pekerjaan yang dilakukan. Bill of Quantity (BQ) terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Bill dan Measured Bill. Preliminary Bill adalah daftar pekerjaan yang tidak dapat diukur karena bukan merupakan luasan dan volume, melainkan berupa pekerjaan atau hal lain yang harus ada dan diperhitungkan karena akan mempengaruhi nilai konstruksi, misalnya air kerja, penerangan dan listrik kerja, pembuatan jalan darurat, dan papan nama. Measured Bill adalah daftar pekerjaan yang dapat diukur, berupa volume dan luasan, misalnya pekerjaan pengecoran, pekerjaan tanah (Geddes, 1985). Item pekerjaan yang terdapat dalam Bill of Quantity (BQ) diatur menjadi beberapa bagian untuk membedakan batasan-batasan yang ada guna mengerjakan pekerjaan tersebut. Pengelompokan pekerjaan dalam Bill of Quantity (BQ) diberi heading menurut kelompok pekerjaan yang dimaksud, sedangkan untuk subheading diberikan apabila terdapat pembagian-pembagian di dalam suatu kelompok pekerjaan. Satuan yang dipergunakan dalam Bill of Quantity (BQ) menurut Civil Engineering Standarization Method of Measurement (CESMM) adalah : 4 Universitas Kristen Petra
a) satuan volume : meter kubik. b) satuan luas : meter persegi. c) satuan panjang : meter lari. d) satuan jumlah : buah. e) satuan berat : kilogram atau ton. Beberapa pengelompokan Bill of Quantity (BQ) yang telah dipelajari meliputi :
2.1.1.1 Singapore Institute of Surveyors and Valuers Dokumen Bill of Quantity (BQ) menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan termasuk material dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Pekerjaan yang tidak dapat diukur dideskripsikan sebagai pekerjaan tambahan (provisional). Pekerjaan dalam Bill of Quantity (BQ) berjenjang dari tingkat persiapan, sampai dengan pekerjaan finishing, mekanikal, dan elektrikal. Deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam Bill of Quantity (BQ) mencakup tenaga kerja dan semua biaya yang berkaitan dengan suatu pekerjaan (peletakan, pemasangan, dan perbaikan). Material diperhitungkan sesuai dengan volume pekerjaan serta biaya yang berkaitan dengan pengadaan, penghantaran, pengaturan, dan penyimpanan material. Jika terdapat buangan material yang tidak terpakai, baik yang didapat dari lapangan (bongkaran, tanah) maupun sisa pemakaian material (besi) diperhitungkan pula didalamnya, kecuali ada keterangan khusus jika memiliki perhitungan tersendiri. Satuan pengukuran yang digunakan Singapore Institute of Surveyors and Valuers sama dengan satuan yang dipakai dalam CESMM. Singapore Institute of Surveyors and Valuers membagi pekerjaan menjadi 22 kelompok, yaitu:
1. General Principles Bill of Quantity (BQ) yang disusun hendaknya menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan berikut material dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Kuantitas yang akan diisikan diperoleh dengan melakukan pengukuran yang berpedoman pada Metode Pengukuran Standar (SMM) untuk mendapatkan keseragaman cara pengukuran. Deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam Bill of 5 Universitas Kristen Petra
Quantity (BQ), selama tidak tertulis dengan jelas, telah mencakup tenaga kerja dan semua biaya yang berkaitan dengan suatu pekerjaan (perletakan, pemasangan dan perbaikan). Material bahan sudah memperhitungkan tentang panjang penyaluran, sambungan serta biaya yang berkaitan dengan pengadaan, penghantaran, pengaturan, penyimpanan material.
2. Preliminaries Preliminaries terdiri dari Preliminaries particulars, jenis kontrak, biaya umum, nominasi sub-kontraktor dan leveransir/pemasok, dan biaya lain-lain. Biaya-biaya umum yang mencakup biaya yang timbul selama masa pengerjaan konstruksi, antara lain setting out dan final survey plan, alat kerja dan kendaraan, perancah (scaffolding), administrasi proyek dan keamanan, perlindungan pekerjaan terhadap cuaca, air kerja, penerangan dan listrik kerja, pembuatan jalan sementara, plang pintu, pagar, akomodasi kontraktor, saluran telepon, pengaturan lalu lintas proyek, asuransi keselamatan pekerja, pemeliharaan jalan umum, pembersihan sampah selama masa konstruksi, pengontrolan terhadap polusi suara dan udara, jaminan pelaksanaan, pengujian material, gambar kerja (shop drawing), jadwal kerja (time schedule), dan dokumentasi kemajuan proyek.
3. Penghancuran dan sejenisnya Pekerjaan penghancuran ini dapat dipisahkan menurut struktur yang akan dihancurkan, misalnya penghancuran dinding, pembongkaran dinding untuk pembuatan lubang ventilasi, penghancuran balok, kolom, tangga, atap. Pekerjaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pekerjaan yang berkaitan dengan pemindahan struktur, misalnya pemindahan instalasi air, pemindahan struktur.
4. Pemancangan dan diaphragm walling Hal-hal yang perlu dituliskan dalam deskripsi pekerjaan pemancangan adalah dimensi tiang pancang yang menyangkut jenis, betuk, ukuran, panjang dari tiang pancang, jenis sambungan yang digunakan, serta jenis alat pancang yang digunakan.
6 Universitas Kristen Petra
Biaya yang diperhitungkan dalam pekerjaan pemancangan biaya mobilisasi dan demobilisasi peralatan pancang, yang dinyatakan dalam lump sum.
5. Pekerjaan Galian. Yang termasuk dalam pekerjaan galian (excavation) adalah pekerjaan pembersihan, pekerjaan galian, pekerjaan urugan, pembuangan material hasil galian, dan surface treatment. Pekerjaan pembersihan yaitu pekerjaan pemindahan rumput, semak belukar, dan pohon. Pekerjaan galian yaitu pekerjaan galian tanah dan pada lapisan tanah yang berbatu dipisahkan karena merupakan pekerjaan yang berat, sehingga perlu dilakukan pembiayaan tersendiri. Pekerjaan urugan disertai dengan metode penimbunan dipilih beserta ketebalan masing-masing lapisan yang diinginkan
dan
sumber
material
timbunan
yang
digunakan.
Pekerjaan
pembuangan material galian dapat dilakukan di lokasi konstruksi atau di luar lokasi konstruksi.
6. Pekerjaan Beton. Pekerjaan beton meliputi pekerjaan pembersihan, bekisting dan pekerjaan pengecoran beton. Pekerjaan struktur beton ini dipisahkan untuk masing-masing struktur bangunan, misalnya dinding, plat, pondasi, tangga, kolom dan balok.
7. Pekerjaan Pasangan Material yang dipakai dalam pekerjaan pasangan ini adalah batu bata, batako, rooster, glassblock, serta material cetakan lainnya.
8. Pekerjaan Pengaspalan Pekerjaan pengaspalan dibagi menjadi tiga, yaitu damp-proofing and tanking, paving and sub-floors, dan roofing. Dalam deskripsi pekerjaan ini disertai dengan kualitas aspal, tebal dan jumlah lapisan, lapisan dasar dan lapisan akhir permukaan yang diinginkan.
7 Universitas Kristen Petra
9. Masonry Pekerjaan pasangan batu dalam kelompok ini termasuk penyediaan bahan, pemotongan, pemasangan berikut penyambungan yang diperlukan, dan finishing dari pasangan yang ditentukan.
10. Pekerjaan Atap Pekerjaan atap dipisahkan menurut jenis penutup atap yang digunakan, dan dinyatakan dalam meter persegi. Untuk konstruksi atap dimasukkan dalam kelompok pekerjaan kayu (carpentry and joirnery), jika menggunakan konstruksi kayu. Termasuk hiasan-hiasan disekitar atap, seperti lis dan talang air hujan yang jika dikehendaki termasuk saluran air hujan.
11. Pekerjaan Kayu (carpentery and joinery) Pekerjaan kayu dipisahkan menurut jenis kayu, panjang, dimensi, serta kualitas kayu yang dipergunakan. Pekerjaan kayu termasuk juga untuk rangka batang (kuda-kuda), pekerjaan gording, usuk, dan reng.
12. Ironmongery Pekerjaan penggantung kunci, yang meliputi engsel, kunci pintu, kait.
13. Pekerjaan Struktur Baja Pekerjaan struktur baja terpisah menurut komponen strukturnya, misalnya kolom, balok, rafter. Pekerjaan struktur ini meliputi pengadaan, pemotongan, penghantaran erection, fitting dan fixing pada posisi yang dikehendaki.
14. Pekerjaan Metal Pekerjaan metal merupakan pekerjaan pelengkap dan dipisahkan menurut jenis material yang digunakan misalnya besi, stainless steel, dan baja. Pekerjaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pekerjaan railing tangga dan pekerjaan pagar besi.
8 Universitas Kristen Petra
15. Penyelesaian Dinding dan Plafon Pekerjaan penyelesaian ini berkaitan dengan perlindungan konstruksi terhadap cuaca. Untuk pembagian pekerjaan penyelesaian dipisahkan menurut jenis penyelesaian yang diinginkan (keramik, cat, plesteran, waterproofing, granit, dan marmer) dan dinyatakan dalam meter persegi. Pengecatan dinding dipisahkan menurut jenis cat dan warna yang digunakan.
16. Penyelesaian Lantai Pekerjaan penyelesaian lantai dibedakan antara pekerjaan eksternal dan pekerjaan internal. Deskripsi pekerjaan penyelesaian lantai disertai dengan jenis material yang akan digunakan untuk menutup lantai dan dibedakan menurut komponen struktur yang dikerjakan. Material yang dipakai dalam pekerjaan penutup lantai dapat berupa plesteran, waterproofing, keramik, karpet, dan material lain yang ditentukan dalam spesifikasi.
17. Pemipaan Pekerjaan pemipaan dibagi menurut instalasi pemipaan, yaitu instalasi sanitasi, instalasi air kotor, limbah, instalasi air dingin, instalasi pemadam kebakaran, instalasi air panas, instalasi gas, dan instalasi tekanan udara. Pekerjaan pemipaan diukur sepanjang pipa yang dibutuhkan termasuk sambungan yang dipakai. Diameter pipa yang dituliskan dalam deskripsi merupakan diameter lubang bagian dalam. Untuk diameter pipa kurang dari 50 mm panjang pipa yang dimasukkan berikut sambungannya, sehingga biaya yang masuk sudah termasuk penyediaan sambungannya. Sedangkan untuk pipa dengan diameter lebih dari 50 mm sambungan pipa dan fitting dimasukkan tersendiri dan dihitung menurut jumlah kebutuhan fitting dan sambungan itu sendiri. Pekerjaan yang berkaitan dengan pemasangan pipa baik berupa galian dan penimbunan kembali diperhitungkan menjadi satu. Untuk instalasi air bersih perlu dituliskan pula kegunaan pipa yang akan dibuat dan digolongkan menjadi pipa utama dan pipa sekunder. Jika dalam masa konstruksi terdapat pemasangan pipa sementara maka harus dimasukkan dalam kelompok ini dan diberikan batasan waktu pemakaiannya. Setelah pemasangan pipa, maka akan dilakukan pengetesan 9 Universitas Kristen Petra
pipa. Pengujian pipa ini dimasukkan tersendiri dan terdapat biaya untuk pengujiannya.
18. Instalasi Mekanik Pekerjaan kelompok ini dibagi menjadi beberapa bagian, ventilasi, pendingin, Air Conditioner (AC), perlindungan kebakaran, lift, dan escalator.
19. Instalasi Elektrik Pekerjaan instalasi listrik dalam kelompok ini mencakup main switch gear, distribusi energi (power distribution), lampu, telepon, bel, jam, distribusi suara (sound distribution), signal, alarm, kabakaran, dan sistem keamanan (earthing conductor, building automation). Kelengkapan instalasi listrik misalnya saklar, lampu, generator tidak disertakan dalam pekerjaan kecuali terdapat perjanjian dan spesifikasi tertentu yang telah disepakati. Pengujian pekerjaan listrik ini dimasukkan sebagai item tersendiri.
20. Glazing Deskripsi pekerjaan ini disertai dengan jenis kaca, ketebalan atau berat yang dipergunakan. Pekerjaan meliputi pemotongan, pemasangan, pembersihan, sampai pada pemolesan kaca serta perlindungan jika diperlukan.
21. Pengecatan dan Dekorasi Pekerjaan pengecatan dibedakan menurut jenis cat yang digunakan serta lokasi pengecatan. Dalam deskripsi pekerjaan disertakan ketebalan cat, jumlah lapisan, warna, dan jenis cat yang digunakan. Pekerjaan pengecatan ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pengecatan internal dan pengecatan eksternal. Pekerjaan dekorasi dinding selain cat, perlu dituliskan dalam deskripsi pekerjaan, dan diperjelas dengan jenis material yang dipergunakan.
22. Pekerjaan Drainase Pekerjaan drainase ini meliputi pekerjaan galian dan pembuatan alas serta pemipaan yang digunakan dan dinyatakan dalam meter lalu diberikan level tanah, 10 Universitas Kristen Petra
penampang pipa, dan lebar dari alas saluran. Penggalian saluran pada lantai beton, pasangan bata, perkerasan jalan juga termasuk dalam kelompok ini. Kelengkapan drainase, misalnya lubang kontrol, inspection chamber, septictank, diberikan sebagai item tersendiri dan dihitung menurut jumlah yang dibutuhkan. Ukuran yang dipakai didasarkan pada peraturan yang ada (Singapore of Surveyors and Valuers, 1986).
2.1.1.2 Civil Engineering Standard Method of Measurement CESMM membagi pekerjaan di dalam konstruksi menjadi 24 kelas utama, dimana masing-masing kelas terdiri dari divisi secara berurutan. Klasifikasi/pengelompokan adalah sebagai berikut:
1. Kelas A: General item Yang termasuk di dalam kelas ini adalah kewajiban umum, fasilitas dan pelayanan di lapangan, pekerjaan sementara, dan pengujian material.
2. Kelas B : Peninjauan Lokasi (Site Investigation) Peninjauan lokasi ini meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan pemeriksaan tanah misalnya trial holes and shafts, boreholes, sumur, pembuatan benda uji, dan pengujian tanah di lokasi proyek.
3. Kelas C : Proses Geoteknik dan proses spesialis yang lain Pekerjaan yang termasuk didalam kelas ini adalah pekerjaan yang berkaitan dengan perbaikan tanah dan perkuatan tanah, misalnya diaphragm wall, pekerjaan pemasangan angker baik yang bersifat sementara maupun permanen, grouting.
4. Kelas D : Penghancuran dan pembersihan lokasi General clearance atau pembersihan umum adalah suatu usaha untuk memindahkan material yang tidak dikehendaki dari lokasi konstruksi. Bangunan atau komponen bangunan yang dihancurkan, dituliskan secara jelas dalam deskripsi pekerjaan. 11 Universitas Kristen Petra
5. Kelas E : Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah ini meliputi pekerjaan galian atau pengerukan, urugan, pemadatan
dan
pembentukan
lahan.
Pekerjaan
tersebut
telah
meliputi
pembuangan material galian, pengamanan selama penggalian, dan proses pemompaan jika lokasi galian terendam air. Pekerjaan tanah yang tidak termasuk dalam kelas ini adalah pekerjaan galian untuk penyelidikan tanah (kelas B), diaphragm wall (kelas C), pipa dan saluran (kelas I, J, K, L), pemancangan (kelas Q), terowongan (kelas T), pondasi untuk pagar (kelas X). Pekerjaan urugan yang dimaksudkan adalah pekerjaan urugan beserta pemadatannya, kecuali kedua pekerjaan tersebut terpisah.
6. Kelas F : Pengecoran di Tempat Yaitu pekerjaan pengecoran ditempat, tetapi tidak termasuk pekerjaan pengecoran capping boreholes, tiang pancang, dan pondasi pagar memiliki kelas tersendiri.
7. Kelas G : Concrete Ancillaries Concrete Ancillaries yang dimaksudkan adalah pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton, yaitu pekerjaan bekisting, pembesian, pemasangan sambungan, penarikan tulang pratekan, serta aksesoris yang berhubungan dengan pengecoran ditempat.
8. Kelas H : Beton Pracetak Pekerjaan yang termasuk dalam kelas ini adalah pekerjaan pembuatan, pemasangan, penyambungan, dan perbaikan komponen dari beton pracetak. Yang dinamakan beton pracetak adalah beton yang dicetak pada lokasi lain selain dari posisi pemasangan.
9. Kelas I : Pekerjaan Pemipaan - pipa Pekerjaan pemipaan dibagi dalam beberapa kelas. Pekerjaan pemipaan yang berhubungan dengan penyediaan, dan penggalian, pemasangan pipa beserta penyambungannya, serta pengurungan kembali. 12 Universitas Kristen Petra
10. Kelas J : Pekerjaan Pemipaan - fittings and valves Pekerjaan pemipaan yang tergabung adalah pekerjaan pemasangan sambungan beserta penyediaan bahannya. Untuk memperjelas pekerjaan yang ada, dalam deskripsi pekerjaan disertakan jenis dan dimensi material yang akan digunakan.
11. Kelas K : Pekerjaan Pemipaan - manholes and pipe works ancillaries Kelas ini menjelaskan tentang lubang kontrol dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan pemipaan. Pekerjaan penggalian dan peletakan pipa termasuk dalam kelas I, sehingga yang dimasukkan dalam kelas ini adalah material selain pipa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam kelas I dan J.
12. Kelas L : Pekerjaan Pemipaan – support and protection ancillaries to laying and excavation Pekerjaan pemipaan yang termasuk dalam kelas L adalah pekerjaan pemipaan yang berhubungan dengan penyangga pipa dan perlindungannya. Dalam deskripsi pekerjaan untuk alas dan penyangga pipa diberikan tipe penyangga dan kedalaman alas (bed) yang dipakai.
13. Kelas M : Pekerjaan Struktur Metal Pekerjaan struktur logam/metal dalam kelas ini tidak termasuk pekerjaan logam yang terdapat dalam beton, pemipaan, tiang pondasi dan pagar.
14. Kelas N : Pekerjaan Struktur Metal lain-lain Deskripsi pekerjaan disertai dengan spesifikasi dan ketebalan logam yang dipergunakan.
15. Kelas O : Pekerjaan Kayu Pekerjaan kayu yang digolongkan dalam kelas ini adalah pekerjaan konstruksi kayu, dimana pekerjaan bekisting, tiang pondasi kayu, sleepers, pagar tidak termasuk dalam kelas ini. Deskripsi pekerjaan dalam kelas ini dilengkapi 13 Universitas Kristen Petra
dengan jenis kayu, ketebalan, dan lokasi dari komponen struktur. Jika perlu diberikan pula panjang yang dikehendaki selama panjang kayu tersebut lebih dari 3 (tiga) meter.
16. Kelas P : Pekerjaan Pemancangan Pekerjaan yang digolongkan dalam kelas ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pondasi tiang. Pondasi tiang dapat berupa tiang pancang beton pratekan, sheet piles, tiang kayu, tiang baja atau pondasi tiang bor.
17. Kelas Q : Piling ancillaries Pekerjaan yang termasuk dalam kelas Q adalah pekerjaan yang berhubungan dengan kelas P dan melengkapi pekerjaan dalam kelas P. Daftar pekerjaan yang terdapat dalam kelas Q dimasukkan dalam BQ jika diperlukan.
18. Kelas R : Jalan dan paving Pekerjaan yang digolongkan dalam kelas R adalah pekerjaan yang berhubungan dengan transportasi mulai dari pembuatan sub-base sampai pada alat-alat perlengkapan lalu lintas, misalnya rambu lalu lintas dan marka jalan.
19. Kelas S : Rail Track Pekerjaan yang termasuk dalam kelas S adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan rel kereta api, mulai dari pengadaan rel, pondasi, ballast serta peralatan yang berhubungan dengan rel kereta api dan kelengkapannya.
20. Kelas T : Terowongan Pekerjaan terowongan yang dimaksud dalam kelas ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian terowongan, saluran.
21. Kelas U : Brickwork, Block work, dan Masonry Pekerjaan pasangan disertakan keterangan jenis material dan dimensi yang digunakan, atau dapat juga disertakan keterangan jenis pasangan yang digunakan 14 Universitas Kristen Petra
menurut spesifikasi yang ditentukan (misalnya British Standard). Selain itu dalam deskripsi juga dituliskan ketebalan pasangan yang diinginkan.
22. Kelas V : Pengecatan Pekerjaan pengecatan yang dimaksudkan dalam kelas ini adalah pekerjaan pengecatan beserta persiapan permukaan kerja yang dilakukan dilokasi konstruksi.
23. Kelas W : Waterproofing Pekerjaan waterproofing yang dimaksud mencakup persiapan permukaan, sambungan, mitres, angel, fillets, dan built up adges or for laying to fails and cambers.
24. Kelas X : Pekerjaan Lain-lain Kelas ini menjelaskan pekerjaan-pekerjaan lain yang berada diluar struktur utama, misalnya pagar, pintu, dan drainase.
2.1.1.3 Modifikasi CESMM yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Vivi Sulistiowati Tjio (2002), dimana penelitiannya adalah dengan menggabungkan kedua acuan (CESMM dan Singaporean Standart) dan diadaptasikan dengan pengelompokan yang didapat dari hasil survei pada bangunan tinggi, beberapa modifikasi yg telah dilakukan meliputi hal-hal sbb:
1. Pekerjaan Persiapan. Meliputi semua pekerjaan yang dipersiapkan sebelum masa konstruksi, dan di persiapkan pula pekerjaan yang mungkin timbul selama masa konstruksi. Menggabungkan antara Kelas A dan X pada CESMM, dan dilengkapi dengan kelompok Preliminaries pada Singaporean Standard.
15 Universitas Kristen Petra
2. Pekerjaan Penghancuran/Pembongkaran dan Pemindahan Merupakan pekerjaan penghancuran baik dari segi arsitektural maupun struktural berupa instalasi yang terdapat di dalamnya. Dapat juga digunakan untuk mengerjakan renovasi ataupun penghancuran bangunan secara total sebelum pembangunan kembali.
3. Pekerjaan Pondasi Tiang Meliputi pondasi tiang dan dinding diafragma, dengan asumsi pengerjaan bersamaan khususnya turap. Dipisahkan berdasarkan jenis tiang yang dipergunakan.
4. Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi adalah yang hanya terdapat dalam hasil penelitian yaitu selain kelompok pekerjaan pondasi tiang.
5. Pekerjaan Tanah Mengambil pemisahan yang serupa dengan Singaporean Standart, dengan anggapan bahwa pekerjaan pembersihan dilakukan bersama-sama dengan pekerjaan tanah.
6. Pekerjaan Struktur Beton Menghasilkan satu kelompok pekerjaan yang cakup beton, pembesian, bekisting, dan kelengkapannya.
7. Pekerjaan Struktur Beton Pracetak Struktur beton pracetak dipisahkan dari kelompok struktur beton adalah mengenai penyusunan struktur data yang tidak seragam karena jenis konstruksi yang digunakan tidak sama.
8. Pekerjaan Struktur Baja Dikelompokan berdasarkan komponen struktur, dibagi atas penampang profil yang digunakan. 16 Universitas Kristen Petra
9. Pekerjaan Struktur Penutup Atap Merupakan struktur atap di luar material baja dan disertai dengan jenis penutup atap yang digunakan.
10. Pekerjaan Pasangan Menggabungkan pekerjaan pasangan bata dan batu dalam satu kelompok pekerjaan, yang dibedakan atas ketebalan pasangan yang dikehendaki.
11. Pekerjaan Penyelesaian Dinding dan Lantai Menggabungkan pekerjaan penyelesaian dinding dan lantai karena memiliki kemiripan jenis penyelesaian. Misalnya plesteran atau keramik dapat digunakan baik untuk dinding maupun lantai.
12. Pekerjaan Instalasi Pemipaan Dikelompokkan menurut Singaporean Standart, dan dengan pembagian yang menyerupai CESMM. Tetapi pemipaan untuk air hujan dimasukkan dalam kelompok ini.
13. Pekerjaan Lain-lain Merupakan semua pekerjaan diluar pengelompokan yang sudah ada.
2.1.1.4 Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI membagi klasifikasi/pengelompokan pekerjaan didalam konstruksi disesuaikan
dengan
persamaan
jenis
pekerjaan,
dimana
masing-masing
klasifikasi/pengelompokan terpisah dan dapat dipilih sesuai keperluan proyek. Beberapa klasifikasi/pengelompokan pekerjaan menurut SNI yang dipilih untuk proyek rumah tinggal adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan RSNI T-12-2002 Analisa Biaya Konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan persiapan. 17 Universitas Kristen Petra
Jenis pekerjaan yang dicakup meliputi : a) Pekerjaan pembuatan pagar sementara. b) Pengukuran dan pemasangan bowplank. c) Pembuatan bangunan sementara, gudang, jalan sementara. d) Bongkaran beton, bata merah, dan pembersihan.
2. Pekerjaan Tanah SNI DT 91 -0006-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan yang dicakup meliputi : a) Pekerjaan galian tanah biasa dan tanah keras dalam berbagai kedalaman. b) Pekerjaan stripping atau pembuangan humus. c) Pekerjaan pembuangan tanah. d) Pekerjaan urugan kembali, urugan pasir, pemadatan tanah, perbaikan tanah sulit dan urugan sirtu.
3. Pekerjaan Pondasi SNI DT 91 -0007-2006 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan pondasi yang ditetapkan meliputi : a) Pekerjaan pembuatan pondasi batu belah dalam berbagai komposisi campuran. b) Pemasangan anstamping / batu kosong. c) Pembuatan pondasi sumuran dan pondasi siklop.
4. Pekerjaan Beton SNI DT 91 -0008-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan beton yang ditetapkan meliputi : 18 Universitas Kristen Petra
a) Pekerjaan pembuatan beton f’c = 7,4 MPa (K 100) sampai dengan f’c = 31,2 MPa (K350) untuk pekerjaan beton bertulang. b) Pekerjaan pemasangan water stop dan bekisting berbagai komponen struktur bangunan. c) Pekerjaan pembuatan pondasi, sloof, kolom, balok, dinding beton bertulang, kolom praktis dan ring balok.
5. Pekerjaan Dinding SNI DT 91 -0009-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan dinding yang ditetapkan meliputi : a) Pekerjaan dinding bata merah dengan berbagai ketebalan dan spesi. b) Pekerjaan dinding hollow block dengan berbagai dimensi dan spesi. c) Pekerjaan pemasangan terawang (roster) atau bata berongga.
6. Pekerjaan Plesteran SNI DT 91 -0010-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan plesteran yang ditetapkan meliputi pekerjaan plesteran dalam berbagai ketebalan dan campuran, berapen dan penyelesaian akhir.
7. Pekerjaan Kayu SNI DT 91-0011-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu. Jenis pekerjaan kayu yang ditetapkan meliputi : a) Pekerjaan pembuatan atau pemasangan kusen pintu atau jendela jenis kayu kelas I, II atau III. b) Pekerjaan pembuatan pintu panel, pintu klamp, pintu kayu lapis (plywood, teakwood), pintu atau jendela jalusi, pintu atau jendela kaca dan pintu teakwood. 19 Universitas Kristen Petra
c) Pekerjaan pembuatan kuda-kuda atap dan rangka atap jenis kayu kelas I, II atau III. d) Pekerjaan pembuatan rangka langit-langit jenis kayu kelas II atau III. e) Pekerjaan pembuatan rangka dinding dan pemasangan dinding pemisah jenis kayu kelas I, II atau III. f) Pekerjaan pemasangan lisplank jenis kayu kelas I dan kayu kelas II.
8. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
SNI DT 91 -0012-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan penutup lantai dan dinding yang ditetapkan meliputi: a) Pekerjaan pemasangan lantai keramik, ubin abu-abu, teraso dan marmer. b) Pekerjaan pemasangan vinyl dan karpet. c) Pekerjaan pemasangan pelapis dinding dengan bahan keramik. d) Pekerjaan pemasangan plint dari ubin/keramik dan plint dari kayu.
9. Pekerjaan Langit-langit SNI DT 91 -0013-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan langit-langit yang ditetapkan meliputi pekerjaan menutup rangka plafon dengan berbagai bahan penutup dan lis.
10. Pekerjaan Besi dan Aluminium SNI DT91-0014-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan besi dan aluminium yang ditetapkan meliputi: a) Pekerjaan pemasangan rangka atap dan talang.
20 Universitas Kristen Petra
b) Pekerjaan pemasangan pintu atau jendela besi, pintu aluminium dan jendela nako, pintu gulung, pintu lipat sunscreen, venation blinds dan vertical-horizontal blinds. c) Pekerjaan pemasangan kawat nyamuk.
11. Pekerjaan Penutup Atap SNI 03-3436-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung. Satuan pekerjaan penutup atap yang meliputi atap genteng, atap asbes semen gelombang, fiber glass, atap logam, atap sirap, dan lapisan aluminium foil.
12. Pekerjaan Sanitasi RSNI T-15-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter. Jenis pekerjaan yang dicakup meliputi pekerjaan pemasangan kloset duduk, kloset jongkok, badcuip, urinoir, bak mandi fiberglass, bak cuci piring, wastafel dan floor drain/saringan pengering lantai. Pekerjaan pembuatan bak air dari pasangan batu bata dan teraso. Pelaksana pemasangan pipa saniter air kotor dan air bersih.
13. Pekerjaan Kunci dan Kaca Pt T-30-2000-C Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kunci, alat gantungan dan kaca untuk bangunan rumah dan gedung. Pekerjaan pemasangan kunci engsel, gerendel, kait angin, door closer, door stop, door holder, rel penggantung pintu dan kaca.
21 Universitas Kristen Petra
14. Pekerjaan Pengecatan PT. T.38-2000-C Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pengecatan untuk bangunan rumah dan gedung. Pekerjaan pengecatan tembok, pengecatan kayu, baja atau besi, pelitur dan pemasangan wallpaper.
2.1.2 Identifikasi Aktivitas Dalam
proyek
konstruksi
aktivitas
umumnya
diartikan
sebagai
bagian/unit/jenis pekerjaan yang berdiri sendiri (individual work items). Suatu proyek konstruksi besar ataupun kecil, terbentuk dari banyak aktivitas pekerjaan yang harus diselesaikan agar proyek tersebut lengkap dilaksanakan. Pengidentifikasian aktivitas-aktivitas yang baik dan lengkap dari dokumen kontrak proyek dapat dicapai dengan adanya peninjauan, pemahaman dan analisa yang cermat. Semua dokumen kontrak (RAB, gambar, spesifikasi, agenda, aturan, kondisi kontrak, perjanjian dan lain-lain) harus dapat menunjang keberhasilan upaya mengidentifikasi aktivitas proyek tersebut selengkap-lengkapnya.
2.1.2.1 Klasifikasi/Pengelompokan Aktivitas Dalam perencanaan penjadwalan suatu atau sekelompok aktivitas disebut dengan istilah “Work Package”. Work Package adalah aktivitas atau pekerjaan yang dapat diamati mulai sampai akhirnya dan merupakan produk akhir beberapa bentuk kegiatan. Work Package dapat berupa satuan aktivitas, beberapa serial aktivitas atau beberapa aktivitas paralel. Sebuah Work Package adalah satuan pekerjaan yang cukup besar untuk disederhanakan estimasinya dan cukup kecil untuk
dapat
diamati
deviasinya
dilapangan,
sebelum
deviasi
tersebut
membahayakan kelangsungan keseluruhan proyek (Harrison, 1981). Secara tradisional dikatakan, Work Package adalah suatu sub-elemen dari proyek konstruksi dimana biaya dan data waktu, dikumpulkan untuk laporan keadaan proyek. Gabungan seluruh Work Package merupakan penjabaran struktur pekerjaan dari suatu manajemen proyek yang terintegrasi yaitu Work Breakdown
22 Universitas Kristen Petra
Structure (WBS) (Halpin, 1985). Item Work Package adalah untuk mendukung Bill of Quantity (BQ) item. Menurut Kim and Ibbs (1995), Work Package adalah suatu proses perencanaan yang membutuhkan pengertian detil dari lingkup pekerjaan dan faktor-faktor batasan (constrain factors). Tanpa perhatian yang tepat terhadap batasan-batasan ini, Work Package tidak akan mempunyai fungsi yang berarti dalam pengaturan proyek. Dalam suatu Work Package ditentukan kumpulan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Work Package tersebut, dinyatakan dengan sebutan nama yang tepat dan bentuk informasi komponen yang spesifik tentang material, tenaga kerja, peralatan dan prasyarat pekerjaan. Komponen yang dimiliki Work Package dapat diambil sebagai acuan dari standar yang berlaku maupun ketentuan perusahaan.
2.1.3
Klasifikasi/Pengelompokan Sumber Daya Inti dari perkiraan biaya secara detil adalah didasarkan pada sumber daya
yang digunakan. Jumlah material, tenaga kerja, peralatan dan jasa sub kontraktor merupakan bagian terbesar dari biaya total proyek yaitu berkisar antara 85% (Ritz, 1994). Biaya total proyek tersebut terdiri dari biaya peralatan sebesar 20-25%, material curah 20-25%, biaya konstruksi dilapangan yaitu tenaga kerja, material, dan jasa sub kontraktor 45-50% (Frederic, 1997). Sumber daya adalah sumber dari biaya yang merupakan elemen konstruksi sebuah proyek. Biaya yang terlibat dalam unit konstruksi adalah biaya tenaga kerja, biaya material, biaya peralatan, dan sub kontraktor (Halpin, 1985). Klasifikasi/pengelompokan dari sumber daya material dalam konstruksi dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu consummable material dan nonconsummable material (darmawan dan handinata. TA 842 S.). Consummable material yaitu dimana material pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik misalnya baja, semen, kerikil, besi tulangan, beton, dan bata. nonconsummable material yaitu material yang mendukung proses konstruksi tetapi tidak menjadi bagian dari bangunan secara fisik saat bangunan tersebut selesai misalnya bekisting dan scaffolding (Gavilan, 1994) .
23 Universitas Kristen Petra
Buku Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) membagi Bahan Bangunan di Indonesia menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian A berisikan spesifikasi bahan bangunan bukan logam, Bagian B berisikan spesifikasi bahan bangunan logam besi dan baja, dan Bagian C berisikan spesifikasi bahan bangunan logam bukan besi dan baja. Bahan bangunan berdasarkan syarat-syarat yang sering digunakan terbagi atas air, kapur, tras, semen merah, semen portland, pasir, kerikil, batu bata, genteng, sirap, kayu, dan ubin semen portland (Gunawan, 1990). Umumnya digunakan untuk pembangunan rumah di Indonesia. Pembahasan dari bahan bangunan yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. Bahan Perekat Hidrolis Semen Portland (SP) adalah semen hidrolis. Semen Portland Putih adalah semen hidrolis yang berwarna putih.
2. Kapur dan Gips Kapur untuk bahan bangunan adalah kapur yang dibagi dalam dua macam berdasarkan penggunaan yaitu kapur pemutih dan kapur aduk. Bahan kapur digunakan untuk finishing. Papan gips adalah papan buatan yang bagian tengahnya terbuat dari bahan gips (gypsum). Gips adalah bahan untuk membuat adukan plesteran atau pelapisan lainnya.
3. Air Air adalah bahan yang digunakan sebagai bahan pembantu dalam konstruksi bangunan untuk pembuatan dan perawatan beton, pemadaman kapur, adukan pasangan dan adukan plesteran.
4. Agregat Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu yang mempunyai ukuran butir sebesar 5mm. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil yang mempunyai ukuran butir antara 5mm sampai 40mm. 24 Universitas Kristen Petra
Sirtu adalah campuran dari pasir, kerikil atau batuan-batuan kecil yang diambil dari dasar sungai atau dari daratan. Pasir berukuran antara 0,016mm sampai 2mm, sedangkan pasir kali adalah bahan yang dipergunakan dalam luluh beton dan luluh pasangan, juga untuk pekerjaan urugan. Pasir sendiri dapat dibagi menjadi pasir kasar dan pasir halus. Pasir kasar berukuran 0,2mm sampai 2mm dan pasir halus berukuran 0,016mm sampai 0,2mm.
5. Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus yaitu pasir, agregat kasar yaitu kerikil, air dan semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lainnya. Bata beton untuk lantai (parving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenis, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton.
6. Batu Alam Batu alam dapat berbentuk bulat maupun berbentuk batu belah, dapat berasal dari batuan beku, batuan endapan, atau batuan metamorphosa. Batu pondasi adalah batu alam yang berupa batu kali. Sedangkan batu pecah adalah hasil pecahan batu alam dengan ukuran butiran tertentu menurut tujuan pemakaiannya. Batu alam penutup lantai adalah batu alam yang pipih yang mempunyai ketebalan tertentu, dibentuk segi empat atau segi banyak, yang dipergunakan untuk penutup lantai pada gudang, rumah tinggal, trotoar, dan sebagai lapisan pengeras dari lantai atau jalan. Batu tempel atau batu hias adalah batu alam yang dipakai untuk penutup dinding, sebagai pelindung luar dari tembok bangunan atau dapat juga dibentuk sebagai hiasan. Granit adalah jenis batu alam yang keras sekali namun mudah dibelah atau digergaji. Jenis batu ini sering kita jumpai pada pintu air, jembatan, lantai, hiasan tembok luar, anak tangga untuk gedung dan lainnya.
25 Universitas Kristen Petra
Batu pualam adalah batu kapur ada yang berwarna putih salju, merah jambu, kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, dengan tekstur yang tergantung pada bahan-bahan terkandung. Batu pualam disebut juga batu marmer, dapat digolongkan menjadi marmer murni dan batu kapur hias.
7. Keramik Ubin keramik adalah ubin yang dibuat dari bahan baku keramik tunggal atau campuran, mempunyai tebal nominal antara 0,7cm sampai 2cm, rata atau bertekstur, berglasir atau tidak berglasir dan digunakan untuk lantai.
8. Bata Bata adalah benda berupa prisma segi empat panjang yang dibuat dari lempung tahan api dan mengalami proses pembakaran. Fungsi utama bata dipakai untuk keperluan umum struktur dinding.
9. Kayu Kayu bangunan adalah kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan. Klasifikasi/pengelompokan kayu bangunan berdasarkan pemakaiannya: a) Kayu bangunan struktural yaitu kayu bangunan yang digunakan dalam structural bangunan yang penggunaannya memerlukan perhitungan beban. b) Kayu bangunan non-struktural yaitu kayu bangunan yang digunakan dalam bagian bangunan yang penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban. c) Kayu bangunan untuk keperluan lain dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan sementara. Ubin parket (parquet) adalah ubin yang dibuat dari lempengan tipis kayu biasanya dibuat dari sejenis kayu yang mempunyai tekstur bagus. Kusen pintu dan jendela dari kayu adalah kerangka untuk membentuk lubang pintu atau jendela yang terbuat dari kayu untuk bangunan gedung dan perumahan. Daun pintu dan jendela dibedakan berdasarkan macamnya, daun pintu dan jendela engsel yang pemasangannya dilakukan dengan menggunakan engsel, 26 Universitas Kristen Petra
dan daun jendela sorong yang pemasangannya dilakukan dengan menggunakan roda dan rel.
10. Kaca Kaca berbentuk padat umumnya adalah material yang relatif lamban dan sangat tahan terhadap korosi. Genteng kaca sebagai penutup atap adalah genteng yang terbuat dari kaca, bentuknya terbagi menjadi genteng lengkung cekung, genteng lengkung rata, genteng rata. Kaca lembaran adalah bahan gelas yang pipih. Sedangkan kaca pengaman yang diperkeras, yaitu untuk bangunan dan panel adalah kaca yang apabila pecah tidak akan menimbulkan bahaya bagi orang sekitarnya. Fungsi kaca lembaran dan kaca pengaman yang diperkeras sama, yaitu sebagai pelengkap jendela dan pintu untuk masuknya cahaya ke dalam ruangan.
11. Plastik Plastik untuk bahan bangunan biasanya berasal dari PVC seperti pipa sebagai saluran air, dan atap plastik gelombang yang digunakan sebagai penutup atap bangunan. Atap plastik gelombang tersebut berupa lembaran bergelombang hasil ekstruksi.
12. Logam Contoh logam adalah baja dan besi tulangan. Baja tulangan beton dalam perdagangan disebut juga besi beton, adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan
untuk
penulangan
beton.
Berdasarkan
bentuknya
diklasifikasi/dikelompokkan dalam dua bagian yaitu: a) Baja tulangan polos merupakan batang baja yang permukaannya licin. b) Baja tulangan sirip atau deform merupakan batang dengan bentuk permukaan khusus untuk mendapatkan perekat (bonding) pada beton yang lebih baik dari pada baja tuangan polos dengan luas penampang yang sama.
27 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan jenisnya baja tulangan sirip dibagi dua bagian yaitu batang baja tulangan bersirip teratur dan batang baja tulangan yang dipunter. Baja tulangan beton hasil berroling adalah baja tulangan yang diperoleh dengan pengerolan kembali baja bekas (rerolling). Baja lembaran lapis seng adalah baja lembaran yang dapat berbentuk gulungan lembaran atau gelombang. Baja profil bentuk I adalah baja bentuk “I” bertepi bulat canai panas yang digunakan untuk penggunaan umum dengan ukuran tinggi badan mulai dari 80mm sampai dengan 600mm. Baja profil kanal adalah baja kana bertepi bulat canai panas yang digunakan untuk penggunaan umum dengan ukuran tinggi badan mulai dari 30mm sampai dengan 40mm. Baja profil siku adalah baja sama kaki bertepi bulat canai panas yang digunakan untuk penggunaan umum dengan ukuran lebar kaki mulai 20mm sampai dengan 200mm. Kawat pengikat adalah kawat lunak yang digunakan untuk mengikat baja tulangan dalam konstruksi beton bertulang. Paku adalah sejenis alat yang digunakan untuk menyambung, merapatkan, mengencangkan serta mengikat bagian-bagian atau elemen dari suatu konstruksi. Mur dan baut adalah mur dan baut berkepala segi enam untuk konstruksi dan jembatan.
2.2
Konsep Pengendalian Biaya Salah satu kontrol pengendalian adalah pengendalian terhadap biaya.
Biaya yang dikeluarkan diharapkan sesuai dengan perencanaan biaya awal. Oleh karena itu fungsi utama menyimpan data dari biaya dan sumber daya adalah menyediakan informasi bagi manajemen untuk melaksanakan pengendalian. Manajemen memerlukan informasi yang up to date sebagai bahan perbandingan antara keadaan aktual dengan perencanaan awal. Pendeteksian deviasi dari perencanaan biaya dan sumber daya yang digunakan adalah area potensial terjadinya masalah yang perlu diperhatikan dan diperlukan adanya keputusan dari bagian manajemen untuk mengendalikan dan memonitor pembengkakan biaya (Halpin, 1985).
28 Universitas Kristen Petra
2.2.1
Faktor yang mempengaruhi Pengendalian Biaya Pelaksanaan pengendalian biaya didasarkan pada perbandingan rencana
awal terhadap pelaksanaan aktual proyek. Oleh karena itu identifikasi dan klasifikasi/pengelompokan jenis-jenis pekerjaan dan biaya yang berasal dari sumber daya merupakan faktor yang mempengaruhi pengendalian biaya.
2.2.1.1 Aktivitas/Pekerjaan Satu jenis kegiatan adalah bagian dari sejumlah kegiatan yang ada dalam daftar kegiatan yang akan dilaksanakan secara berurutan dalam rangkaian pekerjaan suatu proyek. Ketelitian penjabaran jenis kegiatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tingkat manajemen yang akan mempergunakan penjabaran tersebut (Kang & Paulson, 1998). Suatu proyek terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dibentuk dan diorganisasikan menjadi sebuah pohon aktivitas, aktivitas-aktivitas tersebut berasal dari item yang digunakan pada dokumen kontrak dari estimasi biaya awal. Penguraian aktivitas menjadi sub-sub aktivitas adalah untuk menganalisa biaya terhadap budget yang ditentukan. Pemilik atau wakil dari perusahaan harus bertanggung jawab untuk membuat Work Breakdown Structure (WBS) yang kemudian dijadikan sebagai acuan dalam proses pembentukan pohon aktivitas. Jumlah level dari Work Breakdown Structure (WBS) sangat bergantung pada ukuran dan tingkat kerumitan dari proyek, tetapi maksimum adalah tujuh level. Master format (CSI) adalah salah satu panduan untuk membuat Work Breakdown Structure (WBS).
2.2.1.2 Anggaran Biaya Pelaksanaan Proses produksi pada perusahan jasa konstruksi relatif memerlukan waktu yang cukup panjang, untuk menjaga biaya agar tetap terkendali sesuai rencana maka diperlukan anggaran biaya pelaksanaan. Anggaran biaya pelaksanaan (cost budget), sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya (cost estimate). Sebaiknya proses pembuatan estimasi biaya (cost estimate), didasarkan atas biaya riil (real cost) ditambah dengan mark up yang ditetapkan. Dalam hal ini biaya riil (real cost) dan anggaran pelaksanaan (cost budget) berfungsi sebagai tolok ukur pengendalian biaya. 29 Universitas Kristen Petra
Bagi kontraktor, pengendalian biaya merupakan jantung dari pelaksanaan proyek. Karena usaha inilah perusahaan dapat memperoleh laba dan menghindari resiko, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan dan bahkan dapat dikembangkan. Prinsip penyusunan anggaran biaya pelaksanaan adalah menguraikan setiap item aktivitas yang tertera dalam Bill of Quantity (BQ) proyek atas sumber daya yang diperlukan, meliputi jenis, jumlah, dan harga. Rincian tiap item pekerjaan secara diagram dapat ditunjukkan pada Gambar 2.2 Biaya Upah Tenaga
Item Pekerjaan
Mandor Borong Jenis & Jumlah
Biaya Bahan/Material
Jenis & Jumlah
Biaya Alat
Jenis & Jumlah
Biaya Sub Kontrak
Sub-kontraktor Jenis & Jumlah
Gambar 2.1 Rincian Item Pekerjaan
Bila berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan praktis, dijumpai adanya item pekerjaan yang pelaksanaanya diserahkan kepada subkontraktor, dengan akibat sulit didapatkannya detil pemakaian sumber daya, maka item tersebut cenderung dimasukkan sebagai sub-kontrak. Biasanya yang diserahkan kepada sub kontraktor adalah pekerjaan-pekerjaan spesifik seperti pekerjaan Mekanikal/Elektrikal (ME), pekerjaan finishing, pekerjaan landscaping, dan lain-lain. 30 Universitas Kristen Petra
Dengan demikian, seluruh item pekerjaan pokok harus dirinci, quantity dan harga satuannya terhadap: a) Biaya upah untuk seluruh jenis pekerjaan yang ada. b) Biaya bahan untuk seluruh jenis bahan yang diperlukan proyek. c) Biaya alat untuk seluruh jenis alat yang dipergunakan proyek meliputi biaya opersi, biaya penyusutan, serta biaya pemeliharaan dan perbaikan. d) Biaya sub kontrak untuk bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan pelaksanaannya kepada sub kontaktor. (Asiyanto,2005)
2.3
Business Intelligence Klasifikasi/pengelompokan dari 3 (tiga) pendekatan yang digunakan
memerlukan sarana untuk dapat diaplikasikan dalam menunjang pelaksanaan pengendalian biaya proses konstruksi. Teknologi Informasi menyediakan pelayanan informasi dengan kualitas terbaik dalam lingkungan yang mendukung timbulnya
kreativitas,
pengembangan
diri,
interaksi,
keberagaman,
dan
perkembangan profesionalitas sehingga perusahan dapat meningkatkan teknologi untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Business Intelligence adalah salah satu dari teknologi informasi yang ada, yaitu aktivitas pengumpulan informasi
tentang
elemen-elemen
lingkungan
yang
berinteraksi
dengan
perusahaan secara interaktif dan fleksibel untuk menghasilkan informasi bisnis yang jelas, lengkap, dan memberikan hasil analisa (McLeod & Schell, 2004).
2.3.1
Karakteristik dari Sistem Business Intelligence
a) Mengintegrasikan data valid dari berbagai sumber. b) Menyediakan penyimpanan histori data yang konsisten. c) Mengatur organisai data kedalam struktur yang jelas. d) Memindahkan data ke dalam perangkat lunak pengguna.
31 Universitas Kristen Petra
2.3.2
Komponen Business Intelligence Sistem komponen Business Intelligence ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Item komponen Business Intelligence adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Business Intelligence System Components
2.3.2.1 Dimensi Dimensi adalah parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek—yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Istilah Dimensi memberikan gambaran bahwa data ini dapat memberikan basis untuk melihat data sebagai perspektif atau bagian dari dimensi. Data yang masuk memberikan ide tentang bagimana bentuk sebenarnya dari data identifikasi dan data deskriptif. Dimensi mampu memberikan data yang terorganisasi kedalam hirarki yang terstruktur atas dimensi dan sub dimensi. Ditunjukkan pada Gambar 2.4.
2.3.2.2 Measurement Measurement adalah sebuah nilai yang digunakan untuk memberikan gambaran keadaan data sebagai analisa. Measurement merupakan data kuantitatif yang dapat dijumlah atau diukur.
2.3.2.3 Fakta Fakta adalah kejadian-kejadian dimana pengukuran terhadap item dimensi yang merupakan obyek dan penjadwalan kegiatan dicatat. Dengan cara menampilkan data dalam bentuk fakta yang sesungguhnya, maka pengguna dapat
32 Universitas Kristen Petra
melakukan analisis kuantitatif dengan melakukan perbandingan, seperti keadaan aktual dengan keadaan perencanaan. (Gambar 2.4)
2.3.2.4
Skema Bintang Skema Bintang menyediakan struktur laporan yang mudah digunakan.
Untuk setiap dimensi, terdapat sebuah kunci yang dapat mengenali dimensi tersebut dan menyediakan sambungan untuk menghubungkan Tabel Dimensi pada Tabel Fakta. Karena pola hubungan mirip dengan bentuk bintang, maka struktur ini disebut Skema Bintang. Contoh Skema Bintang pada Gambar 2.4
Fakta
Dimensi Dimensi
Gambar 2.3 Contoh Skema Bintang
2.3.2.5 Penyampaian Informasi Informasi dapat tersedia dalam bentuk laporan tradisional, sebagai respon terhadap pertanyaan dan permintaan informasi tertentu dari pengguna dan output model-model matematika yang menggunakan data dari database. Selain itu informasi dapat juga diberikan dalam bentuk detil atau dalam berbagai tingkat ringkasan. Penyajian Informasi dari Business Intelligence dilakukan melalui sebuah konsep yang dinamakan OLAP (Online Analytical Processing) cubes/kubus OLAP. Sisi-sisi dari OLAP cube ini terdiri dari dimensi-dimensi yang telah dijelaskan terlebih dahulu, kemudian setiap nilai atau quantity yang diukur di letakkan pada perpotongan dua buah dimensi. Kubus ini mempunyai fleksibilitas di dalam sisi-sisinya seperti yang dimiliki oleh permainan “Rubiks-cube”. Dengan 33 Universitas Kristen Petra
analogi ini konsep OLAP cube dapat ditarik lebih lanjut untuk kasus-kasus dimana didapatkan jumlah dimensi lebih dari satu.
34 Universitas Kristen Petra