BioSMART Volume 7, Nomor 1 Halaman: 32-36
ISSN: 1411-321X April 2005
Pengaruh Vermikompos terhadap Kadar Nitrogen Tanah, Aktivitas Nitrat Reduktase dan Pertumbuhan Caisin (Brassica rapa L. cv. caisin) The effect of vermicompost on soil nitrogen content, nitrate reductase activity, and growth of caisin (Brassica rapa L. cv. caisin) MUKTI RAHAYU ESKAWIDI, ENDANG ANGGARWULAN♥, SOLICHATUN Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126 Diterima: 23 Juli 2004. Disetujui: 9 September 2004.
ABSTRACT The aims of this research were to know the effect of vermicompost on soil nitrogen content, nitrate reductase activity and growth of caisin (Brassica rapa). Vermicompost is the result of compost decomposition by earthworms that have better compost form and nutrition content for plants. Vermicompost have better nutrition content of N, P, K than usual compost. The vermicompost nutrition content is known to increase the growth of plants. The experiment used a completely randomized design with single factor consist of 6 level were 0, 25, 75, 100, 200, and 300 g/plant/2 kg soil (polybag). The parameters which were measured including high of plant, leaf wide total, sum of leaves, root length, wet weight, dry weight, nitrate reductase activity and soil nitrogen. The data were analyzed by Analysis of Variance (ANOVA) and followed by DMRT with 5% confident level. Relation between soil nitrogen and nitrate reductase activity, also between soil nitrogen and dry weight calculated by using Analysis of Correlation. The result of the research indicated that soil nitrogen before planting, nitrate reductase activity, high of plant, leaf wide total, sum of leaves, root length, wet weight and dry weight of Brassica rapa increased with increasing dosage of vermicompost; but not for soil nitrogen after the highest planting and ratio of shoot root dry weight of Brassica rapa. The lowest value of soil nitrogen before planting is 0.238% at 200 g and the highest value is 0.398% at 100 g. The lowest value of nitrate reductase activity is 2.22 micromoles nitrate/g issue at 0 g and the highest value is 2.28 micromoles nitrate/g issue at 300 g. The lowest value of plant dry weight is 2.77 g at 0 g and the highest value is 5.25 g at 300 g. Key words: vermicompost, Brassica rapa, soil nitrogen, nitrate reductase activity, growth.
PENDAHULUAN Tanah mengandung berbagai unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Kandungan unsur hara pada tanah pertanian semakin lama semakin berkurang karena terserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Sutedjo dkk, 1991). Jika kekurangan ini berlangsung secara terus menerus, akan mengakibatkan terjadinya degradasi kesuburan tanah; sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman akan terganggu (Syekhfani, 2003). Untuk mengatasi keadaan tersebut perlu dilakukan penambahan hara dari luar yaitu dengan pemupukan. Pemupukan ditujukan untuk menyediakan bahan nutrien, yang secara langsung atau tidak langsung dapat memperbaiki struktur dan produktivitas tanah (Sanusi dan Riyanto, 2003). Penggunaan pupuk akhir-akhir ini semakin berkembang, bahkan cenderung mutlak diperlukan. Pada tanah pertanian sering digunakan pupuk buatan atau kimia. Penggunaaan pupuk kimia secara terus-menerus dalam ♥ Alamat Alamat korespondensi: korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126 Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191. Tel. & Fax.: +62-271-663375. +62-368-21273. e-mail:
[email protected],
[email protected] [email protected]
jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan produktivitas tanah menurun (Engelstad, 1997). Menurut Sumendar dkk (1991) penurunan sumber energi tidak terbarukan (unrenewable) dalam pembuatan pupuk kimia menyebabkan kecenderungan meningkatnya harga pupuk kimia. Untuk menghemat biaya dan mencegah kerusakan lahan lebih lanjut, perlu kiranya dikembangkan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pilihan atau substitusi sebagian dari pupuk kimia. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan hara, baik yang tergolong unsur makro maupun mikro. Pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, melalui perannya sebagai sumber makanan mikrobia di dalam tanah (Sugito dkk, 1995). Residu nitrogen dan hara lain dari pupuk ini diperkirakan dapat bertahan 5-10 tahun karena proses dekomposisi bahan organik yang berjalan tahap demi tahap (Sosrosoedirdjo dkk, 1970). Salah satu pupuk organik yang saat ini sedang populer adalah vermikompos. Vermikompos adalah hasil dekomposisi lebih lanjut dari pupuk kompos oleh cacing tanah yang mempunyai bentuk dan kandungan hara lebih baik untuk tanaman (Hadiwiyono dan Dewi, 2000). Salah satu kelebihan dari 2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
ESKAWIDI dkk. – Pengaruh vermikompos pada Brassica rapa L. cv. caisin
vermikompos adalah dihasilkannya kompos dalam waktu relatif lebih singkat dibandingkan dengan pengomposan pada umumnya. Kompos dari hasil vermicomposting tersebut dikenal dengan istilah kascing. Kascing banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mempunyai kandungan N, P, K yang cukup tinggi dengan rata-rata kandungan masing-masing adalah 0,5-3,5% N; 0,06-0,68% P dan 0,5-3,5% K (Catalan, 1991). Peningkatan ketersediaan hara tanah khususnya nitrogen oleh vermikompos tersebut akan meningkatkan aktivitas nitrat reduktase tanaman, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Caisin (Brassica rapa) merupakan sumber vitamin A dan mineral. Dalam rangka memenuhi permintaan sayuran caisin yang tinggi dan juga peluang pasar internasional yang cukup besar bagi komoditas tersebut, perlu usaha untuk meningkatkan produktivitas sayuran caisin. Tanaman ini termasuk jenis yang dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah dengan baik bila kebutuhan air tercukupi karena merupakan jenis tanaman yang memerlukan banyak air. Selain itu caisin memerlukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan haranya (Setiawan, 1994). Menurut Hadiwiyono dan Dewi (2000) pemberian vermikompos dengan dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman caisin dari 26,2 ton/ha (tanpa vermikompos) menjadi 29,6 ton/ha. Dalam penelitian tersebut belum diketahui tingkat serapan hara khususnya nitrogen. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh vermikompos terhadap kadar nitrogen tanah, aktivitas nitrat reduktase dan pertumbuhan caisin. Selain itu penelitian ini juga akan mempelajari kaitan antara kadar N tanah dengan berat kering tanaman dan antara N tanah dengan aktivitas nitrat reduktase. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2003. Tempat penelitian di rumah kaca Sub Lab Biologi, Laboratorium Pusat MIPA, analisis nitrat reduktase di Sub Lab Biologi, Laboratorium Pusat MIPA dan untuk analisis N tanah di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biji tanaman caisin, pupuk kompos yang berasal dari jerami padi yaitu berasal dari limbah jamur merang, cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan tanah untuk media tanam. Bahan untuk analisis nitrat reduktase digunakan aquades, NaNO3 5 M, N-naphthylethylenediamine, sulfanilamide, NaH2PO4.H2O, Na2HPO4.2H2O, dan HCl. Bahan untuk analisis nitrogen tanah digunakan K2S2O4, HgO, K2S, NaOH, aquades, alkohol 70%, HCl 0,1 N, methylen red dan H2SO4. Rancangan percobaan Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, pola faktorial dengan faktor tunggal berupa dosis vermikompos (V) dalam 6 taraf, yaitu V1 = 0 g, V2 =
33
25 g, V3 = 75 g, V4 = 100 g, V5 = 200 g dan V6 = 300 g/tanaman/2 kg tanah (polibag). Setiap perlakuan dengan 5 ulangan. Cara kerja Persiapan tanaman Biji tanaman caisin didapat dari benih yang dijual di toko pertanian kemudian biji-biji tersebut dikecambahkan pada pot-pot. Persiapan media tanam Menyiapkan media pupuk vermikompos yang akan digunakan, yaitu berasal dari jerami padi bekas limbah jamur merang. Mengolah jerami padi dengan cara ditimbun di dalam tanah selama 1 bulan. Jerami padi yang sudah terdekomposisi berwarna agak hitam kecoklatan. Pupuk kompos ini kemudian dicampurkan dengan cacing tanah (Lumbricus rubellus) pada ember untuk didekomposisi lebih lanjut selama 1 bulan (Hadiwiyono dan Dewi, 2000). Setiap 2 kg kompos ditambahkan 0,5 kg cacing tanah (kirakira 1500 cacing tanah). Media tanam diambil dari daerah sawah di Palur, Solo. Menimbang tanah masing-masing 2 kg kemudian dicampur dengan vermikompos sesuai dengan perlakuan. Persiapan benih Pembibitan dilakukan pada wadah pot dengan media tanam berupa pasir halus. Ketebalan pasir halus yang digunakan 3 cm dari dasar wadah, kemudian biji-bij caisin yang sudah dipilih ditabur di atas media tersebut. Selanjutnya ditutup kembali dengan media tanam pasir halus setebal 0,5 cm. Penyiraman 1x sehari di waktu pagi hari. Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-5 hari. Setelah bibit berumur 2 minggu dengan banyak daun 3-5 helai, bibit tanaman caisin dipindahkan ke dalam polibag. Perlakuan Tanaman caisin yang akan ditanam dipilih yang mempunyai keseragaman baik dalam tinggi maupun jumlah daun. Tiap polibag ditanam 1 tanaman caisin yang telah dipilih dengan baik dengan ciri mempunyai daun yang hijau segar, tidak layu dan kering. Penyiraman dilakukan sehari sekali di waktu pagi hari sebanyak 200 mL sampai tanaman siap panen setelah 25 hari. Pengukuran parameter Analisis nitrogen tanah. Analisis kandungan nitrogen tanah diukur sebanyak 2 kali yaitu menjelang tanam, dan setelah panen. Analisis dilakukan dengan metode N-Total cara Makro-Kjeldahl (Sudarmadji dkk, 1984). Analisis nitrat reduktase. Daun ke-3 dicuci dengan aquades sampai bersih kemudian tulang-tulang daun dihilangkan sehingga didapatkan helaian daun. Helaian daun seberat 500 mg dipotong tipis-tipis kira-kira 1 mm dengan menggunakan pisau cutter yang tajam. Potongan daun dimasukkan ke dalam larutan buffer Na fosfat 0,1 M 5 mL (campuran NaH2PO42H2O dan Na2HPO42H2) di dalam tabung gelap. Sebanyak 0,1 mL NaNO3 5 M dimasukkan dengan pipet dan dicatat waktunya sebagai
B i o S M A R T Vol. 7, No. 1, April 2005, hal. 32-36
0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 325
300
275
250
225
200
175
150
125
0 75
Nitrogen tanah Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan vermikompos berpengaruh secara signifikan terhadap kadar N tanah sebelum tanam. Data dan ringkasannya tersaji pada Tabel 1. Kadar nitrogen tanah tertinggi terdapat pada dosis vermikompos 100 g, sedangkan kadar terendah pada dosis vermikompos 200 g. Rendahnya kadar N pada dosis vermikompos 200 g ini kemungkinan disebabkan proses perombakan bahan organik belum terjadi secara sempurna. Menurut Golley (1983) bahwa perombakan bahan organik melibatkan proses dekomposisi dan mineralisasi. Proses dekomposisi melibatkan 2 proses yaitu pengubahan bahan organik dari ukuran yang besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lalu pecahan bahan organik akan direduksi dan dimineralisasi. Hasil dari proses mineralisasi akan melepaskan penyusun bahan organik menjadi elemen-elemen kimia yang dapat diserap oleh akar tanaman. Mineralisasi adalah proses konversi bahan organik yaitu N-organik menjadi bentuk sederhana berupa senyawa anorganik seperti ammonium dan nitrat yang dapat diserap tanaman. Proses mineralisasi dilakukan oleh mikroorganisme. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan vermikompos tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar N tanah sesudah tanam. Hasil tersebut menunjukkan nilai kadar N tanah yang seragam. Hal ini diduga karena unsur hara yang tersedia sudah dimanfaatkan tanaman selama pertumbuhan. Namun terjadi
100
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dosis Vermikompos (g) V2 V3 V4 V5 0,27bc 0,342ab 0,398a 0,238c
V6 N tanah 0,36a sebelum tanam N tanah 0,418a 0,446a 0,382a 0,414a 0,436a 0,46a sesudah tanam Keterangan: V: Dosis vermikompos; V1= 0 g, V2= 25 g, V3= 75 g, V4= 100 g, V5=200 g dan V6= 300 g. Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu baris menunjukkan tidak ada beda nyata dalam DMRT 5%. V1 0,268bc
50
Pertumbuhan. Berat kering tanaman diukur dengan cara mengoven tanaman pada suhu 80oC sampai mencapai berat konstan.
Tabel 1. Rerata dan ringkasan DMRT nitrogen tanah tanaman caisin pada perlakuan vermikompos (%).
0
ANR = Absorbansi sampel X 50 X 1000 X 1 X 1 Absorbansi standar BB W 1000 Absorbansi standart = 0,0142 BB : Berat Basah tanaman (mg) W : Waktu inkubasi (jam) .
peningkatan kadar N tanah pada media tanam setelah panen (Gambar 1), pada semua dosis vermikompos. Kemungkinan hal ini disebabkan proses dekomposisi bahan organik yang terjadi selama pertumbuhan tanaman oleh mikrobia. Selama masa pertumbuhan tanaman terjadi peningkatan aktivitas berbagai macam mikrobia yang sebelumnya tidak terjadi, sehingga dapat menyebabkan kadar N tanah meningkat. Menurut Premono (2003) mikrobia dekomposer memiliki sistem multi enzim yang mampu mengkatalisis penguraian lignin, selulose, lignoselulose, kitin dan bahan lain dalam bahan organik. Sistem enzim ini tidak mungkin dimiliki oleh satu atau hanya beberapa macam mikrobia, tetapi dimiliki oleh sistem mikrobia yang dapat saja terdiri dari bakteri, cendawan, aktinomisetes dan ragi. Mikrobia tersebut memiliki keragaman sifat seperti aerobik, anaerobik, mikroaerofilik, thermofilik, mesofilik dan sebagainya.
25
awal inkubasi selama 2 jam. Menyiapkan reagen pewarna yang terdiri dari 0,2 mL 0,02% larutan Nnaphthylethylenediamine dan 0,2 mL 1% sulfanilic acid dalam 3 N HCL. Setelah direndam selama 24 jam, larutan buffer diganti dengan yang baru. Setelah inkubasi 1 jam diambil 0,1 mL cairan inkubasi dari tabung gelap dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi reagen pewarna. Kemudian ditunggu 1 menit sampai terjadi warna merah muda sebagai tanda telah terjadi reduksi nitrat menjadi nitrit oleh enzim nitrat reduktase. Satu tabung reaksi tidak diberi filtrat dan digunakan sebagai blanko. Setelah terjadi perubahan warna ditambahkan 2,5 mL aquades, kemudian dipindahkan ke kuvet diukur absorbansinya di dalam spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Aktivitas nitrat reduktase dinyatakan dalam mikromol nitrat/gr jaringan bahan tiap jam dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hartiko dalam Listyawati, 1994):
N tanah
34
Vermikompos N tanah sebelum tanam
N tanah sesudah tanam
Gambar 1. Pengaruh pemberian vermikompos terhadap kadar nitrogen tanah (%) caisin sebelum dan sesudah tanam.
Kebutuhan nutrisi tanaman mempunyai batas maksimal dalam penyerapan hara yang dibutuhkan. Hukum toleransi Shelford bahwa dosis respon suatu tanaman dapat berupa kekahatan, toleransi dan keracunan. Penambahan suatu unsur hara yang menyebabkan peningkatan respon tanaman maka unsur tesebut disebut kahat. Toleransi yaitu penambahan unsur hara tidak mengubah respon tanaman. Tanaman dikatakan keracunan apabila penambahan suatu unsur hara menyebabkan penurunan respon tanaman (Salisbury dan Ross, 1995). Peningkatan kadar N tanah sesudah tanam dapat disebabkan karena tanaman sudah mendapat unsur hara yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan N tanah yang tersisa pada polibag masih tinggi karena tidak digunakan seluruhnya oleh tanaman.
ESKAWIDI dkk. – Pengaruh vermikompos pada Brassica rapa L. cv. caisin
Tabel 2. Rerata dan ringkasan DMRT aktivitas nitrat reduktase tanaman caisin pada perlakuan vermikompos (mmol nitrat/gr). Dosis vermikompos (g) Aktivitas nitrat V1 V2 V3 V4 V5 V6 reduktase 2,22b 2,24ab 2,25ab 2,27a 2,25ab 2,28a Keterangan: V: Dosis vermikompos; V1= 0 g, V2= 25 g, V3= 75 g, V4= 100 g, V5=200 g dan V6= 300 g. Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu baris menunjukkan tidak ada beda nyata dalam DMRT 5%.
Aktivitas nitrat reduktase tergantung pada suplai hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat, dan akan digunakan dalam proses respirasi. Reduksi NAD+ menjadi NADH terjadi pada respirasi dan NADP+ menjadi NADPH terjadi pada fotosintesis (fotokimia). NADH atau NADPH merupakan tenaga untuk mereduksi nitrat (NO3-) menjadi nitrit (NO2-) oleh enzim nitrat reduktase (Foyer dkk, 1998). NADH dan NADPH berfungsi sebagai donor elektron yang akan ditransfer ke FAD sebagai gugus prostetik koenzim atau pembawa elektron. Gambaran aktivitas nitrat reduktase pada masingmasing perlakuan tersaji pada Gambar 2. Pada Gambar tersebut menunjukkan adanya fluktuasi yang pada dosis vermikompos 200 g mengalami penurunan aktivitas nitrat reduktase. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kadar N
325
300
275
250
225
200
175
150
125
75
100
50
0
2,3 2,28 2,26 2,24 2,22 2,2 2,18 25
Aktivitas nitrat reduktase Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan vermikompos berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas nitrat reduktase tanaman caisin, dan ringkasannya tersaji pada Tabel 2. Nilai aktivitas nitrat reduktase semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis vermikompos. Kadar unsur hara N dalam vermikompos terserap oleh akar tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-). Ion nitrat (NO3-) akan diubah menjadi nitrit (NO2-) oleh nitrat reduktase. Reaksi selanjutnya nitrit akan diubah menjadi amonia yang kemudian bergabung dengan kerangka karbon hasil antara respirasi. Kerangka karbon ini digunakan untuk pembentukan asam amino bahan dasar protein. Fotosintesis tumbuhan berhubungan erat dengan asimilasi nitrat yaitu pembentukan ion nitrat (NO3-) menjadi nitrit (NO2-) dan ion amonia (NH3+) menjadi asam amino. Aktivitas nitrat reduktase mempengaruhi sintesis asam amino (Noggle dan Fritz, 1983). Pengubahan NH4+ menjadi gugus amina glutamin akan menjadi glutamat, asam aspartat dan asparagin melalui enzim GS/GOGAT (glutamin sintetase/glutamat sintase). Asam glutamat dapat membentuk protein, klorofil dan asam nukleat yang akan digunakan untuk pertumbuhan (Salisbury dan Ross, 1995).
tanah sebelum tanam pada dosis tersebut mempunyai nilai yang rendah (Gambar 1), sehingga mengakibatkan tanaman caisin kurang mendapat unsur hara N. Kekurangan unsur hara N akan menyebabkan aktivitas nitrat reduktase caisin menurun. Hal ini juga terlihat pada hasil berat kering tanaman caisin dosis vermikompos 200 g. Gambar 3 menunjukkan berat kering tanaman caisin dosis vermikompos 200 g mempunyai selisih sedikit dengan dosis vermikompos 100 g. Aktivitas Nitrat Reduktase
Lingkungan akar atau rizosfer berpengaruh terhadap pertumbuhan akar dan mikroorganisme di sekitarnya. Kandungan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di dalam rizosfer dapat langsung mempengaruhi pertumbuhan akar. Oksigen dalam rizosfer secara tidak langsung mempengaruhi perangsangan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme akan mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi akar. Derajat keasaman atau pH dan air juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme (Gardner dkk, 1991).
35
Vermikompos
Gambar 2. Pengaruh pemberian vermikompos terhadap aktivitas nitrat reduktase daun caisin selama 1 bulan.
Korelasi antara kadar N tanah sebelum tanam dengan aktivitas nitrat reduktase mempunyai nilai 0,457 menunjukkan terdapat hubungan meskipun tidak cukup tinggi. Nilai ini berarti semakin meningkat kadar N tanah sebelum tanam maka aktivitas nitrat reduktase akan semakin meningkat. Pengukuran berat kering tanaman merupakan parameter yang sering digunakan untuk menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan tanaman, karena mudah diukur dan merupakan integrasi dari hampir semua peristiwa yang dialami tanaman sebelumnya. Pertumbuhan Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan vermikompos berpengaruh secara signifikan terhadap berat kering tanaman caisin, dan ringkasannya tersaji pada Tabel 3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil perlakuan dosis vermikompos 300g berbeda nyata dibandingkan dengan dosis yang lebih rendah. Meskipun antar perlakuan 0g, 25 g, 75 g, 100 g dan 200 g hasilnya tidak berbeda nyata tetapi nilai berat kering tanaman semakin meningkat. Berat kering tanaman mencerminkan akumulasi senyawa organik yang berhasil disintesis tanaman dari senyawa anorganik, terutama air dan karbondioksida (Lakitan, 1996). Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan semua kandungan air bahan dan menghentikan aktivitas metabolisme (Sitompul dan Guritno, 1995). Ketersediaan unsur hara N yang cukup menyebabkan proses pertumbuhan berjalan optimum sehingga meningkatkan hasil panen dan juga berat kering tanaman (Gardner dkk., 1991). Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan Hadiwiyono dan Dewi (2000) bahwa berat kering caisin meningkat dengan pemberian vermikompos. Peningkatan berat kering terjadi karena meningkatnya laju fotosintesis berupa fotosintat yang merupakan hasil akhir dari proses metabolisme. Produk akhir dari proses fotosintesis adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan materi dasar bagi penyusun materi organik di dalam sel
B i o S M A R T Vol. 7, No. 1, April 2005, hal. 32-36
36
tanaman seperti senyawa-senyawa struktural, metabolik dan cadangan makanan yang penting. Bagian-bagian sel tanaman seperti sitoplasma, inti sel dan dinding sel tersusun atas materi organik tersebut. Proses ini mengakibatkan akumulasi bahan kering tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).
meningkatkan pertumbuhan caisin melalui berat kering tanaman. Nilai berat kering terendah pada dosis 0 g yaitu 2,77 g dan tertinggi pada dosis 300 g yaitu 5,25 g.
Tabel 3. Rerata dan ringkasan DMRT berat kering tanaman caisin pada perlakuan vermikompos (gr).
Catalan, G.I. 1991. Earthworm: A New Source of Protein. Manila: Earthworm Center. Engelstad, O.P. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Edisi ketiga. Penerjemah: Goenadi, D.H. dan B. Radjagukguk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Foyer, H.C., H.M. Valadier, M. Andrea, and W.T. Becker. 1998. Drought induced effect on nitrate reduktase activity and mRNA and on the coordination of nitrogen and carbon metabolism in maize leaves. Plant Physiology 117: 283-292. Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: Susilo, H. Jakarta: UI Press. Golley, F.B. 1983. Decomposition. In Golley, F.B. (ed.) Tropical Rain Forest Ecosystem, Structure and Function. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company. Hadiwiyono dan W.S. Dewi. 2000. Uji pengaruh penggunaan vermikompos, Trichoderma viride dan mikorhiza Vesikula arbuskula terhadap serangan cendawan akar bengkak (Plasmodiophora brassicae Wor.) dan pertumbuhan pada caisin. Caraka Tani 15 (2): 20-28. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: Penerbit P. T. Raja Grafindo Persada. Listyawati, S. 1994. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Co 60 Terhadap Aktivitas Nitrat Reduktase dan Struktur Anatomi Brassica campestris Linn. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. Noggle, G.A. and G.J. Fritz. 1983. Introduction Plant Physiology. New Delhi: Prentice Hall of India. Premono, M.E. 2003. Penggunaan Mikrobia Tanah yang Ramah Lingkungan untuk Pertanian. Dalam Agustina, L., Syekhfani, D.A. Sunarto, U. Setyobudi, H. Tarno, dan M. Muhtar (ed.). Memasyarakatkan Pertanian Organik sebagai Jembatan Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Prosiding Lokakarya Nasional Pertanian Organik. Universitas Brawijaya Malang. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerjemah: Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: ITB Press. Salisbury, F.B. dan an C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Penerjemah: Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: ITB Press. Sanusi, M. dan S. Riyanto. 2003. Pertanian organik untuk menyelamatkan ekosistem. Dalam Agustina, L., Syekhfani, D.A. Sunarto, U. Setyobudi, H. Tarno, dan M. Muhtar (ed.). Memasyarakatkan Pertanian Organik sebagai Jembatan Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Prosiding Lokakarya Nasional Pertanian Organik. Universitas Brawijaya Malang. Setiawan, A.I. 1994. Sayuran Dataran Tinggi. Jakarta: Penerbit PT Penebar Swadaya. Sitompul, S.M., dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press. Sosrosoedirdjo, R.S., T.B. Bachtiar, Rifai, dan I.S. Prawiro. 1970. Ilmu Memupuk II. Jakarta: Penerbit CV. Yasaguna. Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Sugito, Y., Y. Nuraini, dan E. Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik. Malang: Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Sumendar, D., Soemartono, dan Jutono. 1991. Kajian pemupukan Azolla dan nitrogen pada padi sawah varietas IR 64. Berkala Penelitian Pascasarjana 4 (3): 12-15. Sutedjo, M.M., A.G. Kartosaputro, dan R.D.S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Syekhfani. 2003. Pengelolaan tanah secara organik. Dalam Agustina, L., Syekhfani, D.A. Sunarto, U. Setyobudi, H. Tarno, dan M. Muhtar (ed.). Memasyarakatkan Pertanian Organik sebagai Jembatan Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Prosiding Lokakarya Nasional Pertanian Organik. Universitas Brawijaya Malang.
Berat kering
Dosis vermikompos (g) V2 V3 V4 V5 3,38b 3,11b 3,64b 3,70b
V1 2,77b
V6 5,25a
Keterangan: V: Dosis vermikompos; V1= 0 g, V2= 25 g, V3= 75 g, V4= 100 g, V5=200 g dan V6= 300 g. Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu baris menunjukkan tidak ada beda nyata dalam DMRT 5%.
325
300
275
250
225
200
175
150
125
100
75
50
0
6 5 4 3 2 1 0 25
Berat Kering
Gambar pengaruh pemberian vermikompos terhadap berat kering tanaman caisin terlihat pada Gambar 3. Pada dosis vermikompos 75 g terjadi penurunan berat kering tanaman caisin. Kadar nitrogen tanah sesudah tanam pada dosis 75 g mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan dosis 25 g (Gambar 1). Kandungan nitrogen tanah sesudah tanam yang rendah menyebabkan berat kering tanaman pada dosis 75 g rendah. Korelasi antara kadar N tanah sebelum tanam dengan berat kering mempunyai nilai 0,245 dan mempunyai hubungan yang kurang erat, namun ini berarti semakin meningkat kadar N tanah sebelum tanam maka berat kering tanaman caisin akan semakin meningkat.
Vermikompos
Gambar 3. Pengaruh pemberian vermikompos terhadap berat kering (g) caisin selama 1 bulan.
KESIMPULAN Pemberian vermikompos mempengaruhi kadar N tanah sebelum tanam. Peningkatan kadar N tanah terjadi setelah selesai tanam. Nilai kadar N tanah sebelum tanam terendah pada dosis 200 g yaitu 0,238% dan tertinggi pada dosis 100 g yaitu 0,398%. Semakin tinggi dosis vermikompos yang diberikan menyebabkan aktivitas nitrat reduktase caisin (Brassica rapa) meningkat. Nilai aktivitas nitrat reduktase terendah pada dosis 0 g yaitu 2,22 mikromol nitrat/gr jaringan dan tertinggi pada dosis 300 g yaitu 2,28 mikromol nitrat/gr jaringan. Pemberian vermikompos dapat
DAFTAR PUSTAKA