Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin PENGARUH VARIASI SUDUT TERHADAP KOEFISIEN KERUGIAN PADA PENGGABUNGAN PIPA CABANG Kadir Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo, Kendari
Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar kerugian akibat melewati suatu penggabungan aliran. Aliran fluida yang melalui system instalasi perpipaan banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan major dan rugi tekanan minor ( kerugian akibat fluida melewati suatu penggabungan). Penggabungan aliran fluida pada penggabungan pipa adalah suatu proses irreversible, yangdidaam aplikasi teknik akan menurungkan unjuk kerja dari sistem. Dalam penelitian ini dilakukan dengan variasi ( ) pada penggabungan aliran ( ) 900,450 dan 300 dengan menggunakan pipa PVC. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan variasi bilangan Reynols (Re) antara 1,0 x 104 hingga 3,1 x 104 untuk aliran cabang 1-3 mengakibatkan peningkatan nilai koefisien kerugian (K 1-3) antara 0,08 dan 1,33 serta (K 2-3) antara 0,05 dan 1,00. Perbandingan laju aliran (Q1/Q3) bervariasi antara 0,80 dan 0,93 dengan nilai koefisien total (Ktot) berkisar antara 0,76 sampai dengan 2,23. Variasi laju aliran cabang 2-3, pada Re dari 10361 sampai dengan 31084, koefisien kerugian (K1-3) berkisar antara 0,30 dan 1,25 serta (K 2-3) berkisar 0,46 dan 1,76 untuk Q2/Q3) bervariasi antara 0,20 dan 0,73 dengan (Ktot) 0,76 sampai 2,63). Perubahan laju aliran memengaruhi nilai koefisien kerugian untuk pipa cabang.
Abstract The aim of the study was to the scover the due to passing a flow combination. The flow of fluid pasing trough piping instation system causes many losses of pressure called major and minor pressure losses. The combination of the flow of fluida at pipe combination is an irreversible in witch the irreversibility in technical application decreases the performancesystem. The results of the study indicate that variations at the flow combination ( ) 300,450 dan 900 by using PVC pipe. With the variation of Reynolds (Re) between 1,0 x 104 to 3,1 x 10 4 for branch flow 1-3 causing the increase of the coefficient of loss ( K 1-3 ) between 0,08 and 1,33 and (K 2-3 ) between 0,05 and 1,00. The comparison of the flow rate (Q1/Q 3) varies between 0,80 and 0,93 with the total coefficient value (Ktot) ranging from 0,76 to 2,32. The variation of branch flow rate at Re from 10361 to 31084, coefficient of loss (K 1-3) ranges from 0,30 to 1,25 and (K 2-3) ranges from 0,48 to 1,37 for (Q2/Q3) varies between 0,20 and 0,73 with (Ktot) between 0,76 and 2,63. The change of flow rate affects the coefficient of loss value for all angular pipes. Keywords: effek, variation, coefficient, loss flow, combination
1.
Pendahuluan
Penelitian aliran dalam pipa (internal flow) dimulai oleh seorang maha guru dari Jerman th 1850, Julius Weisbach meneliti rugi pada hulu pipa, yang kemudian dilanjutkan oleh Insinyur Perancis, Henry Darcy pada tahun 1857 yang melakukan eksperimen aliran pipa dan
pertama kalinya mengungkap efek kekasaran pada hambatan pipa yang dikenal dengan persamaan DarcyWeisbach. Kemudian Osborne Reynold melakukan eksperimen melalui pipa klasiknya pada tahun 1883 yang memperlihatkan pentingnya bilangan reynolds dalam aliran fluida.
1
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Pada saat ini teknologi semakin maju khususnya pada pengembangan bentuk bodi, para ahli dan ilmuwan selalu berusaha untuk mencari penemuan-penemuan baru pada bentuk bodi yang lebih aerodinamis untuk mengurangi separasi dan drag, misal pada industriindustri Otomotif, Aeroplane dan perkapalan. Demikian juga pada industri yang banyak menggunakan instalasi perpipaan yang berfungsi untuk mengalirkan fluida ke tempat tujuan. Pada instalasi ini, banyak dipakai sambungan yang berfungsi untuk membelokan, membagi aliran menjadi bercabang dan menggabungkan aliran. Penggabungan aliran fluida pada percabangan sendiri adalah suatu proses irreversibel dimana irreversibilitas ini di dalam aplikasi teknik akan menurunkan unjuk kerja dari sistem. Selama fluida mengalir melalui pipa banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan Major (Major Head loss) dan rugi tekanan Minor (Minor Head loss) (ME-105, 2003). Kerugian Major adalah rugi tekanan yang terjadi karena gesekan fluida dengan dinding sepanjang pipa dan kerugian Minor adalah kerugian akibat fluida melewati sambungan. Dalam Basset, MD (2001) dengan judul ”Calculation of steady flow pressure loss coefficints for pipe junctions” menunjukan bahwa pada susut cabang ( ) menghitung koefisien kerugian (K), Penelitian ini dilakukan pada aliran turbulen dengan bilangan Reynolds 80.000 – 11.000 untuk aliran gabungan dengan pengukuran variasi laju aliran cabang (Q1) dan variasi laju aliran langsung (Q2) Tumbukan yang terjadi pada percabangan pipa mengakibatkan aliran menjadi turbulen, sehingga koefisien gesek menjadi tinggi dan menyebabkan penurunan tekanan yang akan berpengaruh pada energi yang dibutuhkan oleh Pompa. Didaerah mana terjadinya penurunan tekanan dan seberapa besar pengaruh variasi sudut cabang terhadap koefisien kerugian pada penggabungan pipa. Berdasarkan pemikiran dan uraian di atas maka untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Variasi Sudut Cabang Terhadap Koefisien Kerugian Pada Penggabungan Aliran”
mempersiapkan alat penelitian berikut bahan yang akan digunakan. Fluida yang akan digunakan adalah air . Instalasi pengujian seperti terlihat pada Gambar 1 dan alat uji seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Instalasi Penelitian Keterangan Gambar : 1.Tangki bawah 2. Pompa 3. Tangki atas 4. Plat koridor 5. Pipa sirkulasi 6. Pipa distribusi
7. Rotameter 8. Sesi uji 9. Tangki ukur 10. Pipa over flow 11. Katup 12. Manometer papan
2 θ
1 Gambar 2. Alat Penelitian
Dari data hasil pengujian tabel A1 lampiran A diolah dan menghitung : debit pada cabang 1 (Q1) dan cabang 2 (Q2), kemudian menghitung debit Q3 = Q1 + Q3
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin Universitas Haluoleo Kendari, dengan terlebih dahulu,
Kecepatan pada masing-masing cabang (U1, U2 dan U3) dimana : U Q1 , U Q2 dan U Q3 1 2 3 A1 A2 A3
Bilangan Reynolds (Re1, Re2, dan Re3) dimana Re dicari dengan persamaan (12)
2
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
Membaca tinggi tekanan statis pada setiap cabang (h1 , h2, dan h3)
Koefisien kerugian (K1-3) dan (K2-3)
Membuat grafik hubungan antara bilangan Reynolds (Re) tiap sudut cabang Vs koefisien kerugian (K1-3 dan K2-3).
Membuat grafik hubungan antara bilangan Reynolds (Re) tiap sudut cabang Vs koefisien kerugian total (Ktot).
Membuat grafik hubungan antara Rasio laju aliran (Q1/Q3) Vs Koefisien Kerugian (K1-3 dan K2-3).
Membuat grafik hubungan antara Rasio laju aliran (Q1/Q3) Vs Koefisien Kerugian total (Ktot).
Membut grafik kecenderungan hasil eksperimen dengan hasil penelitian sebelumnya.
Koefisien Total dengan koefisien (K1-3) dan (K2-3).
cara
menjumlahkan
K1-3
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 Re θ = 90
Gambar
3.
θ = 75
θ = 60
θ = 45
θ = 30
L
Grafik Koefisien Kerugian (K1-3) Terhadap Re Cabang 1-3
Koefisien Kerugian (K2-3) Sebagai Fungsi dari Bilangan Reynolds 1.20 1.00
3. Hasil dan Pembahasan K2-3
0.60 0.40 0.20 0.00 5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
Re θ = 90
Gambar 4.
θ = 75
θ = 60
θ = 45
θ = 30
Grafik Koefisien Kerugian (K2-3) Terhadap untuk Re Cabang 1-3
Koefisien Kerugian Total (Ktot) Sebagai Fungsi dari Bilangan Reynolds
2.50 2.00 1.50 Ktot
Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran laju aliran pada pipa cabang (Q1) dan pipa (Q2) yang diukur dengan menggunakan Rotameter (Flow Meter) serta pipa keluaran (Q3), maka untuk memperoleh grafik hasil pengujian masing-masing sudut cabang harus dihitung kemudian hasilnya ditabelkan seperti pada lampiran B. Adapun dalam analisis akan diberikan satu contoh perhitungan untuk sudut cabang 900 dengan diameter pipa 0,025,4 x 0,025,4 m yang dianalisis secara eksperimen. Dari data hasil pengukuran laju aliran yang melintasi pipa cabang 1 (Q1) dan aliran pada pipa cabang 2 (Q2) maksimum dengan mengambil contoh data hasil pengukuran Tabel 1 dan dan hasil analisis Tabel 2. dan dianalisa sebagai berikut : Variasi Laju Aliran Cabang 1 ( Q1) Koefisien Kerugian (K1-3) Sebagai Fungsi dari Bilangan Reynolds
0.80
1.00 0.50 0.00 5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
Re θ = 90
θ = 75
θ = 60
θ = 45
θ = 30
Gambar 5. Grafik Koefisien Kerugian total (Ktot) terhadap Re Cabang 1-3
3
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan serta gambar grafik dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dianalisis berupa evaluasi data pengukuran dan perhitungan dengan mempelajari kecenderungan yang terjadi sesuai dengan tujuan yang dicapai: a. Enam variasi laju aliran cabang 1-3 dan untuk setiap bilangan Reynolds (Re) bervariasi antara 10361 dan 31084 pada 90 pengujian menghasilkan nilai koefisien kerugian (K1-3) antara 0,08 dan 1,33 ,demikian pula nilai koefisien kerugian (K2-3) antara 0,05 dan 1,00 dengan hasil ditabelkan pada lampiran B dan diringkas dalam gambar 4.1, 4.2 dan 4.3 grafik Koefisien kerugian (K) terhadap bilangan Reynolds dan rasio laju aliran (Q1/Q3) dituangkan dalam gambar 4.4, hal ini terjadi karena arah aliran dari cabang 1-3 dibelokan akibat adanya tumbukan dari aliran langsung (cabang 2) yang tidak mengalami perubahan arah. b. Variasi laju aliran cabang 2-3, dengan meningkatnya bilangan Reynolds (Re) dari 10361 sampai 31084 mengakibatkan nilai koefisien kerugian (K1-3) berkisar 0,30 dan 1,25 demikian pulah nilai Koefisien kerugian (K2-3) berkisar 0,46 dan 1,37 hal ini lebih besar bila dibandingkan dengan koefisien kerugian (K1-3), karena aliran cabang 2-3 mengalami hambatan akibat tumbukan aliran dari cabang 1.
4. Kesimpulan dan Saran Variasi laju aliran cabang 1 : Hasil penelitian yang diperoleh untuk koefisien kerugian tiap cabang adalah: o K1-3(900) = (0,44 -1,33), K2-3(900) = (0,18 – 1,00) o K1-3(750) = (0,35 – 1,24), K2-3(75 0) = (0,12 – 0,86) o K1-3(600) = (0,28-1,17), K2-3(600) = (0,10 - 0,80) o K1-3(450) = (0,21 – 1,03), K2-3(45 0) = (0,08 - 0,70) o K1-3(300) = (0,08 – 0,85), K2-3(30 0) = (0,05 - 0,61) Koefisien kerugian total (Ktot) adalah: o Ktot(900) = (0,62 – 2,32) o Ktot(750) = (0,47 – 2,10) o Ktot(600) = (0,38 – 1,97) o Ktot(450) = (0,29 – 1,73) o Ktot(300) = (0,13 – 1,46) Kerugian head totan (ΔHtot) untuk setiap: o ΔHtot (900) = (0,003 – 0,115) m o ΔHtot (750) = (0,003 – 0,104) m o ΔHtot (600) = (0,0021 – 0,098) m
4
o o
ΔHtot (450) = (0,0016 – 0,086) m ΔHtot(300) = (0,0007 – 0,073) m
Variasi debit aliran cabang 2 : Hasil penelitian yang diperoleh untuk Koefisien kerugian tiap cabang adalah: o K1-3(900) = (0,55 – 1,25), K2-3(900) = (0,72 – 1,37) o K1-3(750) = (0,50 – 1,18), K2-3(750) = (0,66 – 1,29) o K1-3(600) = (0,41 – 1,05), K2-3(600) = (0,61 – 1,20) o K1-3(450) = (0,35 – 0,55 ), K2-3(450) = (0,55 – 1,11) o K1-3(300) = (0,30 – 0,83), K2-3(300) = (0,46 – 1,02) Koefisien kerugian total adalah: o Ktot(900) = (1,27- 2,63) o Ktot(750) = (1,16 – 2,48) o Ktot(600) = (1,01- 2,24) o Ktot(540) = (0,91 – 2,04) o Ktot(300) = (0,76 – 1,84) Kerugian head totan (ΔHtot) untuk setiap: o ΔHtot (900) = (0,007 -0,139) m o ΔHtot (750) = (0,006 - 0,123,) m o ΔHtot (600) = (0,0021- 0,098) m o ΔHtot (450) = (0005 – 0,101) m o ΔHtot(300) = (0,004 – 0,092) m Saran 1. Untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan memvariasikan diameter pipa utama agar dapat membandingkan kenaikan koefisien keruagian dan drop energi yang terjadi pada sambungan pipa dengan penggabungan aliran. 2. Dalam instalasi perpipaan sebaiknya dihindari penggabungan aliran yang arah aliranya berlawanan denagan sudut cabang. Dapat dikembangkan untuk penelitian tentang besarnya tumbukan aliran balik setelah penggabungan aliran
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin TABEL 1. HASIL PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN, Re, K DAN ΔH PADA SUDUT 900 1. Variasi debit aliran cabang ( Leg 1) Q1 Q2 Q3 V1 V2 No. Q1/Q3 Q2/Q3 (m3 /s) (m3 /s) (m3 /s) (m/s) (m/s) 1 0.000133 0.0000333 0.000167 0.80 0.20 0.2633 0.0658 2 0.000200 0.0000333 0.000233 0.86 0.14 0.3949 0.0658 3 0.000267 0.0000333 0.000300 0.89 0.11 0.5265 0.0658 4 0.000333 0.0000333 0.000367 0.91 0.09 0.6582 0.0658 5 0.000400 0.0000333 0.000433 0.92 0.08 0.7898 0.0658 6 0.000467 0.0000333 0.000500 0.93 0.07 0.9214 0.0658
0.028
hf1 (mH2O) 0.0040
hf2 (mH2O) 0.0002
hf3 (mH2O) 0.0085
0.0309 0.0309 0.0309 0.0309 0.0309
0.028 0.026 0.025 0.024 0.023
0.0083 0.0138 0.0201 0.0278 0.0348
0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
0.0167 0.0256 0.0367 0.0493 0.0628
K1-3
K2-3
Ktot
0.44
0.18
0.62
ΔH1-3 (mH2O) 0.002
ΔH2-3 (mH2O) 0.001
ΔHtot (mH2O) 0.003
0.63 0.83 0.97 1.15 1.33
0.32 0.48 0.66 0.84 1.00
0.95 1.31 1.63 2.00 2.32
0.007 0.015 0.026 0.043 0.066
0.003 0.009 0.018 0.031 0.050
0.010 0.023 0.043 0.074 0.115
Q1/Q3
Q2/Q3
0.80
0.20
V1 (m/s) 0.2633
V2 (m/s) 0.0658
V3 (m/s) 0.3291
0.57 0.44 0.36 0.31 0.27
0.43 0.56 0.64 0.69 0.73
0.2633 0.2633 0.2633 0.2633 0.2633
0.1975 0.3291 0.4607 0.5924 0.7240
0.4607 0.5924 0.7240 0.8556 0.9873
No.
Re1
Re2
Re3
f1
f2
f3
1 2 3 4 5 6
8289
2072
10361
0.032
0.0309
12433 16578 20722 24867 29011
2072 2072 2072 2072 2072
14506 18650 22795 26939 31084
0.030 0.028 0.026 0.025 0.023
hfact1 (mH2O) 0.0609
hfact2 (mH2O) 0.063
hfact3 (mH2O) 0.057
0.0764 0.1242 0.1752 0.2178 0.2612
0.081 0.132 0.189 0.238 0.288
0.067 0.106 0.145 0.169 0.189
No. 1 2 3 4 5 6
2. Variasi debit aliran langsung ( Leg 2) Q1 Q2 No. (m3/s) (m3 /s) 1 0.000133 0.000033 2 0.000133 0.000100 3 0.000133 0.000167 4 0.000133 0.000233 5 0.000133 0.000300 6 0.000133 0.000367
V3 (m/s) 0.3291 0.4607 0.5924 0.7240 0.8556 0.9873
Q3 (m3/s) 0.000167 0.000233 0.000300 0.000367 0.000433 0.000500
5
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
0.0300
hf2 (mH2O) 0.0002
hf3 (mH2O) 0.0091
0.035 0.030 0.028 0.026 0.024
0.0280 0.0260 0.0260 0.0240 0.0225
0.004 0.004 0.004 0.004 0.004
0.0024 0.0058 0.0106 0.0163 0.0224
0.0167 0.0256 0.0382 0.0493 0.0615
Re1
Re2
Re3
1 2 3 4 5 6
8289
2072
10361
0.032
0.031
8289 8289 8289 8289 8289
6217 10361 14506 18650 22795
14506 18650 22795 26939 31084
0.032 0.032 0.032 0.032 0.032
No. 1 2 3 4 5 6
f1
hf1 (mH2O) 0.004
No.
f2
f3
hfact1 (mH2O) 0.0441
hfact2 (mH2O) 0.048
hfact3 (mH2O) 0.039
K1-3
K2-3
Ktot
0.55
0.72
0.0815 0.1249 0.1826 0.2508 0.3249
0.085 0.126 0.179 0.241 0.307
0.067 0.096 0.133 0.174 0.216
0.70 0.84 0.98 1.15 1.25
0.86 1.01 1.13 1.26 1.37
1.27
ΔH1-3 (mH2O) 0.003
ΔH2-3 (mH2O) 0.004
ΔHtot (mH2O) 0.007
1.56 1.85 2.11 2.41 2.63
0.008 0.015 0.026 0.043 0.062
0.009 0.018 0.030 0.047 0.068
0.017 0.033 0.056 0.090 0.130
TABEL 2 HASIL PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN, Re, K DAN ΔH PADA SUDUT 750 1. Variasi debit aliran cabang ( Leg 1) Q1 Q2 No. 3 (m /s) (m3 /s) 1 0.000133 0.0000333 2 0.000200 0.0000333 3 0.000267 0.0000333 4 0.000333 0.0000333 5 0.000400 0.0000333 6 0.000467 0.0000333
6
Q3 (m3/s) 0.000167
0.20
V1 (m/s) 0.2633
V2 (m/s) 0.0658
V3 (m/s) 0.3291
0.14 0.11 0.09 0.08 0.07
0.3949 0.5265 0.6582 0.7898 0.9214
0.0658 0.0658 0.0658 0.0658 0.0658
0.4607 0.5924 0.7240 0.8556 0.9873
Q1 /Q3
Q2/Q3
0.80 0.86 0.89 0.91 0.92 0.93
0.000233 0.000300 0.000367 0.000433 0.000500
0.030
hf1 (mH2O) 0.0040
hf2 (mH2O) 0.0002
hf3 (mH2O) 0.0091
0.029 0.026 0.026 0.024 0.023
0.0083 0.0138 0.0201 0.0278 0.0348
0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
0.0173 0.0256 0.0382 0.0493 0.0628
No.
Re1
Re2
Re3
f1
f2
f3
1 2 3 4 5 6
8289
2072
10361
0.032
0.0309
12433 16578 20722 24867 29011
2072 2072 2072 2072 2072
14506 18650 22795 26939 31084
0.030 0.028 0.026 0.025 0.023
0.0309 0.0309 0.0309 0.0309 0.0309
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
No. 1 2 3 4 5 6
hfact1 (mH2O) 0.0480
hfact2 (mH2O) 0.050
hfact3 (mH2O) 0.044
K1-3
K2-3
Ktot
0.35
0.12
0.0807 0.1242 0.1819 0.2392 0.2960
0.086 0.133 0.195 0.258 0.320
0.072 0.108 0.153 0.194 0.228
0.52 0.72 0.90 1.06 1.24
0.26 0.42 0.57 0.71 0.86
2. Variasi debit aliran langsung ( Leg 2) Q1 Q2 No. (m3/s) (m3/s) 1 0.000133 0.000033 2 0.000133 0.000100 3 0.000133 0.000167 4 0.000133 0.000233 5 0.000133 0.000300 6 0.000133 0.000367
Q3 (m3/s) 0.000167
0.47
ΔH1-3 (mH2O) 0.002
ΔH2-3 (mH2O) 0.001
ΔHtot (mH2O) 0.003
0.78 1.14 1.47 1.77 2.10
0.006 0.013 0.024 0.039 0.062
0.003 0.008 0.015 0.026 0.043
0.008 0.020 0.039 0.066 0.104
V3 (m/s) 0.3291
0.43 0.56 0.64 0.69 0.73
0.2633 0.2633 0.2633 0.2633 0.2633
0.1975 0.3291 0.4607 0.5924 0.724
0.4607 0.5924 0.7240 0.8556 0.9873
0.80 0.57 0.44 0.36 0.31 0.27
0.000233 0.000300 0.000367 0.000433 0.000500
0.030
hf1 (mH2O) 0.004
hf2 (mH2O) 0.0002
hf3 (mH2O) 0.0091
0.026 0.026 0.026 0.024 0.023
0.004 0.004 0.004 0.004 0.004
0.0024 0.0060 0.0098 0.0163 0.0234
0.0155 0.0256 0.0382 0.0493 0.0628
ΔH2-3 (mH2O) 0.004
ΔHtot (mH2O) 0.006
0.008 0.016 0.028 0.044 0.064
0.015 0.030 0.052 0.084 0.123
Re1
Re2
Re3
f1
f2
f3
1 2 3 4 5 6
8289
2072
10361
0.032
0.031
8289 8289 8289 8289 8289
6217 10361 14506 18650 22795
14506 18650 22795 26939 31084
0.032 0.032 0.032 0.032 0.032
0.034 0.031 0.026 0.026 0.025
1 2 3 4 5 6
V2 (m/s) 0.0658
Q2/Q3
No.
No.
0.20
V1 (m/s) 0.2633
Q1 /Q3
hfact1 (mH2O) 0.0488
hfact2 (mH2O) 0.053
hfact3 (mH2O) 0.044
K1-3
K2-3
Ktot
0.50
0.66
1.16
ΔH1-3 (mH2O) 0.003
0.0795 0.1185 0.1808 0.2428 0.3229
0.083 0.119 0.177 0.233 0.305
0.065 0.091 0.133 0.169 0.218
0.63 0.76 0.92 1.07 1.18
0.78 0.92 1.04 1.18 1.29
1.41 1.68 1.96 2.24 2.48
0.007 0.014 0.024 0.040 0.059
Daftar Acuan [1] Abubaker A. Salem, Saib A. Yousif & Yasser F. Nassar, 2003, Study of the Separated and Total losses in Bends, Proceedings of the International
Conference on Fluid and Thermal Energy Conversion, Bali, Indonesia. [2] Arip Dwiyantoro, B., 2004, Studi Ekperimental Tentang pengaruh Protituding (Tonjolan) pada Pipa Lurus Bercabang 450 dan 600 terhadap
7
Vol. 1, No. 1, November 2009
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Distribusi Kecepatan dan Tekanan Aliran, ITS, Surabaya. [3] Bird R. B., Stewart W. E. & lighfoat E. N., 1994, Transport Phenomena, John Willey & Sons, Singapore, Toronto. [4] Costa N.P., Mania.R, 2006. Edge Effects on the Flow Characteristics in a 90 deg Tee Junction, Journal of Fluids Engineering, Vol. 128, pp. 1204:1217, Publishing Company,inc.
8
[5] Miller S. Donald., Internal Flow Sistem, Vol-5, In the BHRA Fluid Engineering Series. [6] Saleh M. Jamal. 2002. Fluid Flow Handbook, McGraw-Hll, New York. [7] Schlichting Hermann, 1979. Boundary-layer Theory, MC Graw-Hill Book company, New York. [8] White Frank M, 1994. Fluid Mechanics, Third Edition, Mc Graw-Hill Book Company, New York.