e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Ni Putu Yuni Pratiwi, Fridayana Yudiaatmaja, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh (1) Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan, (2) Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan, dan (3) Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan objek penelitian adalah Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan. Data dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumen, dan data dianalisis dengan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif dan signifikan dari Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan sumbangan pengaruh sebesar 65,4%, (2) ada pengaruh positif dan signifikan dari Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan sumbangan pengaruh sebesar 80,9%, (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan sumbangan pengaruh sebesa 10,4% . Kata Kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan
ABSTRACT This research is aimed to find the tested explanative finding of the impact of (1) capital stucture and Firm Size on Firm Value, (2) capital stucture on the Firm Value and (3) Firm Size on the Firm Value in the Company listed iInfrastucture, utility and Transportation in Indonesia Stock Exchange in Period 2011-2014. The design of this study was to be a casual quantitative study. The subject of this study was in Company listed iInfrastucture, utility and Transportation in Indonesia Stock Exchange, and the object of this study were capital stucture, Firm Size and Firm Value.The data was collected using documentation technique, and it’s analyzed by multiple linear regression .The results of this study showed that (1) there was a positive and significant effect of capital stucture and Firm Size on the Firm Value with a donation effect of 65,4%, (2) there was a positive and significant effect of the capital stucture on the Firm Value with a donation effect of 80,9%, and (3) there was a positive and significant effect of the Firm Size on the Firm Value with a donation effect of 10,4%.
Keywords: Capital stucture, Firm Size , and Firm Value
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENDAHULUAN Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan pertambangan. Persaingan dalam industri pertambangan membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi saham karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham yang mana yang bertumbuh dan murah. Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsic saham adalah price book value (PBV). PBV atau rasio harga pernilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku perlembar saham. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Menurut Utomo (2000) menyatakan nilai perusahaan dapat di definisikan dari harga sahamnya. Short Hal tersebut menurut Utomo (2000) disebabkan karena harga pasar saham yang mengandung harapan mengenai masa depan. Secara sederhana definisi saham yaitu surat berharga sebagai
bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Dimana menurut Short dan Keasy (Utomo 2000), nilai perusahaan ini menggunakan tolak ukur nilai pasar suatu saham. Sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Dalam menetapkan struktur modal yang diharapkan Menurut Husnan (2000), struktur modal adalah perbandingan antara perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis. Tujuan perusahaan dalam panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya modal perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahn hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki kuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manager (kewajiban membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenandan biaya kepailitan. Dalam penelitian struktur modal menggunakan Debt Equity Ratio (DER). Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam membayar hutangnya dengan jaminan modal sendiri. Teori tradeoff memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besardari biaya tekanan financial dan biaya keagenen. Teori trade-off juga memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian Surantadan Mediastuty (2003:54), menyatakan bahwa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Apabila struktur modal meningkat maka akan mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Selain itu faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran ataus kala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian dapat dilihat dengan menghitung seberapa besar aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan ini menggambarkan hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar. Itturiaga dan Sanz (1998) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, terjadi kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dimana semakin meningkatnya Struktur Modal maka Nilai Perusahaan yang semakin meningkat. pada tahun 2011 struktur modal sebesar 0,20% dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi sebesar 1,06%. Sedangkan Nilai Perusahaan pada tahun 2011 menjadi sebesar 1,92 dan pada tahun 2012 Nilai Perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 1,01. Menurut teori semakin tinggi Ukuran Perusahaan maka semakin tinggi Nilai Perusahaan. pada tahun 2011 menjadi sebesar 9,75 sedangkan Ukuran perusahaan tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi sebesar 10,65. Nilai Perusahaan pada tahun 2011 menjadi sebesar 1,92 dan pada tahun 2012 Nilai Perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 1,01. Berdasarkan fenomena tersebut dan adanya inkonsistensi kesimpulan yang
diperoleh para peneliti pada situasi yang berbeda maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Periode 20112014. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimana pengaruh simultan Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Periode 2011-2014. (2) Bagaimana pengaruh parsial l Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Periode 2011-2014. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hal-hal sebagai berikut. (1) Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan secara simultan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Periode 2011-2014. (2) Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan secara parsial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Periode 2011-2014. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:7) menyatakan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perussahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:7), menyatakan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perussahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Sedangkan pengertian nilai perusahaan menurut Agus Sartono (2001:487), menyatakan nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang beroperasi. Jenis nilai perusahaan yaitu menurut Tandelilin (2001), dalam penilaian saham dikenal ada
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Menurut Rahayu (2007), dalam Martalina (2011), beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsik, nilai buku dan nilai likuidasi. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. Nilai pasar merupakan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Sedangkan nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham Gapensi,1996), Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing) dan manajemen asset Dalam Nilai Perusahaan menggunakan pengukuran Price Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan pada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Dalam rasio ini bisa digunakan rumus sebagai berikut.
Harga pasar per lembar saham PBV = Nilai buku per lembar saham Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1997). Menurut Husnan (2000), struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang Riyanto,2001). Wasis (1981), menyatakan bahwa struktur modal harus dapat dibedakan dengan struktur keuangan. Struktur keuangan menyatakan dengan cara bagaimana harta perusahaan dibiayai. Oleh karena itustruktur keuangan adalah keseluruhan yang terdapat di dalam neraca sebelah kredit. Pada neraca sebelah kredit terdapat hutang jangka panjang maupun jangka pendek, dan modal sendiri baik jangka panjang maupun jangka pendek. Jadi struktur keuangan mencakup semua pembelanjaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sebaliknya struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja tidak termasuk pembelanjaan jangka pendek. Menurut Kasmir (2012) nilai optimum Debt to Equity Ratio berada antara 85%-100% dikatakam baik, sedangkan nilai optimum di bawah 85% di katakan kurang baik Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham adalah sturktur modal yang terbaik (Husnan, 2000). Dalam Struktur Modal menggunakan pengukuran Rasio DER untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam membayar hutangnya dengan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) jaminan modal sendiri. Selain itu rasio ini juga bisa digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER berarti modal sendiri yang digunakan semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Menurut Irawati (2006) menyatakan perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) bisa menggunakan rumus sebagai berikut: Total Debt DER=
x 100% Total Equity Menurut Brigham dan Houston (2001:117), ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Dalam hal ini penjualan lebih besar dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih kecil dari pada biaya variabel dan tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.Menurut Abdul Halim (2007:93), semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apa bila modal sendiri tidak mencukupi. Metode pengukuran Ukuran perusahaan yaitu Penentuan perusahaan ini berdasarkan kepada total aset (aktiva) perusahaan. Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih dalam Istiningdiah, 2012: 15). Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Menurut Brigham (2007). Ukuran Perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan diukur dengan menggunakan total aset. Total aset merupakan ukuran yang relatif
lebih stabil dibandingkan dengan ukuran lain dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Rumus yang di gunakan oleh ukuran perusahaan sebagai berikut. Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aktiva) METODE Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kausal. Desain penelitian kausal ini mengkaji hubungan sebab akibat antara variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi Sugiyono (2011). Subjek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Struktur Modal (X1), Ukuran Perusahaan (X2) dan Nilai Perusahaan (Y).Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data keuangan seperti data Struktiur Modal , data Ukuran Perusahaan dan data Nilai Perusahaan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data adalah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebelum melakukan pengujian analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji multikolinieritas, (3) uji autokorelasi, dan (4) uji heteroskedastisitas. Hasil pengujian dari keempat uji asumsi klasik tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3 yang telah memenuhi kriteria untuk dilanjutkan ke uji analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda dengan bantuan program aplikasi komputer Statistical Package for Social Sience (SPSS) 16.0 for Windows, maka diperoleh hasil penelitian seperti yang tampak padaTabel 1.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Tabel 1. Output SPSS Analisis Regresi Berganda Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y Parameter Nilai Simpulan p-value Alpha(α) Keputusan Ryx1x2 0,809 0,000 0,05 Menolak Ada hubungan simultan dari Ho Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan 2 0,654 0,000 0,05 Menolak Menunjukkan besarnya R yx1x2 Ho sumbangan Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ryx1 0,809 0,000 0,05 Menolak Ada hubungan parsial dari Ho Struktur Moda terhadap Nilai Perusahaan 2 0,654 0,000 0,05 Menolak Menunjukkan besarnya r yx1 Ho sumbangan pengaruh secara parsial dari l Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan ryx2 0,104 0,050 0,05 Menolak Ada hubungan parsial dari Ho Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan r2yx2 0,011 0,050 0,05 Menolak Menunjukkan besarnya Ho sumbangan pengaruh secara parsial dari Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ε 0,346 Besarnya pengaruh variabel lain terhadap Nilai Perusahaan α 1.343 0,001 0,05 Signifikan Bisa memprediksi β1 0,733 0,000 0,05 Signifikan Bisa memprediksi β2 8.673 0,050 0,05 Signifikan Bisa memprediksi Sumber : Hasil Output SPSS
ε ryx1 = 0,809
pyε = 0,346
X1 Ryx1x2 = 0,809
X2
ryx2 = 0,104
Gambar 1 Struktur Hubungan Pengaruh X1, X2 terhadap Y Keterangan: Y = Nilai Perusahaan X1 = Struktur Modal
Y
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) X2 = Ukuran Perusahaan (1) Hipotesis penelitian yang pertama adalah ada Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan secara simultan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20112014. Berdasarkan hasil penelitian dengan bantuan aplikasi SPSS16.0 for windows, ditunjukkan pada Tabel 4.1 diperoleh Ryx1x2 = 0,809,dengan nila ip-value 0,000 < alpha (α) 0,05. Hal ini berarti menolak Ho, yang artinya bahwa Struktur Modal , dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang terdaftar di Bursa Evek Indonesia. Besar pengaruh simultan ditunjukkan R2yx1x2 = 0,654 dengan p-value 0,000 < alpha (α) 0,05.Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebesar 65.4%. Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh variable Struktur Modal, dan Nilai Perusahaan sedangkan sisanya sebesar 34,6% dipengaruhi oleh variable lain. (2) Hipotesis yang kedua adalah ada pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh hasil ryx1= 0,809 dengan nilai p-value 0,000< alpha (α) 0,05. Hal ini berarti menolak Ho, yang artinya bahwa Struktur Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya sumbangan pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan yaitu sebesar 0,654 , berarti variabel Struktur Modal dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan sebesar 65,4%... Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan dari Struktur Modal secara parsial terhadap Nilai Perusahaan. Jika Struktur Modal mengalami
peningkatan, maka Nilai Perusahaan juga akan mengalami peningkatan. (3) Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil pada Tabel 4.1 diperoleh hasil ryx2 = 0,104 dengan nilai p-value 0,050< alpha (α) 0,05. Hal ini berarti menolak Ho, yang artinya bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya sumbangan pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yaitu sebesar 0,011, berarti variabel pertumbuhan penjualan dipengaruhi oleh profitabilitas sebesar 1,1%.. Hal ini berarti jika pertumbuhan penjualan mengalami perbaikan yang berkesinambungan maka profitabilitas juga akan mengalami kenaikan. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda ndengan menggunakan bantuan Statistical Packagefor Social Sience (SPSS) 16.0 For Windows memberikan beberapa implikasi sebagai berikut.Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Nilai perusahaan.. Dari hasil penelitian terlihat bahwa struktur modal, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Sawir (2004), menyatakan bahwa apabila struktur modal meningkat maka dan struktur modal tinggi maka nilai perusahaan akan cendrung tinggi begitu juga sebaliknyaapabila ukuran perusahaan menurun dan struktur modal rendah maka nilai perusahaan akan cendrung rendah. Pernyataan tersebut di dukung juga oleh Indrawati dan Sohendro (2006), yang menyatakan bahwa besarnya struktur modal dan keputusan perusahaan dalam menetapkan besar kecilnya ukuran perusahaan yang di gunakan perusahaan untuk operasionalnya menentukan nilai perusahaan yang di inginkan perusahaan tersebut.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) PENUTUP Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari Struktur Modal , dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi yang terdafdar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-1014. Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi yang terdafdar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-1014. (Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi yang terdafdar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Bagi perusahaan hendaknya mengantisipasi kondisi perekonomian yang terja dia apabila keadaan perekonomian memburuk, maka perusahaan dalam menggunakan hutang jangka panjang sebaiknya ditingkat yang wajar, karena dapat menimbulkan risiko yang tinggi. Hal ini untuk mencegah perusahaan kesulitan membayar hutang-hutang yang dapat berdampak mengurangi kepercayaan kreditur dan calon investor, yang kemudian dapat berakibat menurunnya nilai perusahaan. Selain itu perusahaan harus menghitung secara tepat komposisi struktur modal yang dipilih agar kerugian atau penurunan nilai perusahaan tidak terlalu besar. Manajemen perusahaan harus lebih memperhatikan struktur modal perusahaan. Salah satu aspek penting yang akan dinilai oleh pasar adalah kondisi struktur modal perusahaan. Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer perlu mempertimbangkan bagaimana besarnya hutang untuk membiayai perusahaan. DAFTAR RUJUKAN Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto, 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT, Volume 2. Brigham, Eugene F. Dan Joul F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Eddy
Suranta Dan Pranata Puspa Midiastuty. 2003. “Analisis Hubungan Struktur Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan Dan Investasi Dengan Model Persamaan Liniear Simultan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, No 1, H 54-68 Husnan, Suad. 2002. “Manajemen Keuangan: Teoridan Penerapan (KeputusanJangkaPendek)”. BPFE: Yogyakarta. Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. Determinasi Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 20002004, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni, hlm. 77-105. Iturriaga dan Sanz. 1998. Managerial Ownership, Accounting Choices, and Informativeness of Earnings. JournalSalvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Salemba Empat: Jakarta. Irawati,Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Cetakan Kesatu. Bandung: PT Pusaka. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE. Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Salemba Empat: Jakarta. Sawir, Agnes. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Suad Husnan dan Pudjiastuti, Enny. 2002. Dasar-DasarManajemenKeuangan. Edisiketiga.Yogyakarta: AMP YKPN Utomo, M. Muslim, 2000. ”Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan Antara Perusahaan High Profile dan Low Profile)”. Simposium Nasional Akuntansi III, IAI Weston, J. F. dan Copeland, T. E. 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Sembilan. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)