PENGARUH SIZE, LEVERAGE, DAN GROWTH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA) PERIODE 2008-2011 Dina Primadanti Umanto Eko P Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh size, leverage, dan growth terhadap kinerja perusahaan. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana cara pengambilan sampel dengan gabungan data cross sectional dan time series atau yang dikenal dengan data panel (pooled data). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa (1) Terdapat hubungan signifikan positif size terhadap ROA dan tidak terdapat hubungan size terhadap Tobin’s Q dan ROE. (2) Terdapat hubungan signifikan negatif leverage terhadap Tobins’s Q dan ROA dan tidak terdapat hubungan leverage terhadap ROE. (3) Tidak terdapat hubungan growth terhadap variabel kinerja perusahaan. Kata kunci : Size, Leverage, Growth, Kinerja Perusahaan
Abstract This research is to describe the effect of size, leverage, and growth on corporate performance. This research method is quantitative research in which way the data sampling with the combined cross sectional and time series or panel data are known (pooled data). This study showed that (1) There has significant positive relation between size with ROA and there has no relation between size with Tobin's Q and ROE. (2) There has significant negative relation between leverage with Tobins's Q and ROA and there has no relation between leverage with ROE. (3) There has no relation between growth with firm performance. Keywords: Size, Leverage, Growth, Firm Performance
PENDAHULUAN Dewasa ini, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
efektivitas
pada
seluruh
proses
bisnis perusahaan. Gambaran
mengenai
kinerja
perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan
dari
penyusunan
anggaran
untuk
mengendalikan biaya. Sedangkan informasi non-finansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan penjualan secara seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen adalah untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi usahanya dengan efektif dan efisien. Peningkatan kinerja suatu perusahaan harus berdampak pada peningkatan kinerja keuangan, maka sudah selayaknya pandangan terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang bukan saja dipandang dari sisi keuangan saja tetapi juga non keuangan seperti proses bisnis internal, kapabilitas dan komitmen personelnya (Srimindarti, 2004), karena hal
tersebut
berhubungan
langsung dengan hasil akhir yang berkelanjutan. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan kinerja keuangan saja memiliki kelemahan, yaitu tidak mampu untuk mempresentasikan kinerja aktiva tak berwujud (intangible asset) dalam laporan keuangan secara memadai, padahal struktur harta/ aset perusahaan di era informasi ini justru didominasi oleh aktiva tak berwujud yang merupakan harta-harta intelektual seperti sistem, teknologi, skill, enter-preneurship karyawan, loyalitas konsumen, kultur organisasi, dan kepuasan pelanggan (Sudibyo, 1997). Laporan keuangan memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen itu sendiri. Pada dasarnya size, leverage and growth berkaitan terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Terkait dengan pernyataan di atas, kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan ini dapat menggunakan analisis rasio keungan.
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
Peningkatan
kinerja
perusahaan
diperlukan
untuk
mendorong
terciptanya
keseimbangan terhadap size, leverage, dan growth dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan size, leverage, dan growth perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu Negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Penerapan size, leverage, dan growth dalam kinerja perusahaan merupakan kunci sukses bagi perusahaan khususnya dalam sektor keuangan untuk mempeorleh keuntungan dalam jangka panjang dan dapat bersaing dengan baik dan dalam bisnis global (Analisa, 2011). Size adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktifa perusahaan pada akhir tahun. Perusahaan yang besar pada umumnya lebih dikenal oleh masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan besar lebih mudah diperoleh investor dari pada perusahaan kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emitmen dapat diperkecil apabila informasi yang diperolehnya banyak. Berdasarkan aspek informasi tentang perusahaan yang memadai, akan memberikan akses investasi yang lebih luas. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan akan meningkatkan pengaruh laba (sebagai informasi positif perusahaan). Sehingga semakin besar ukuran perusahaan maka kesempatan untuk memperoleh laba juga akan semakin meningkat seiring dengan kemudahan dalam memperoleh dana untuk usaha. namun demikian penilaian investor tentang kemampuan perusahaan berskala besar menghasilkan return dibandingkan perusahaan berskala kecil masih kontroversi, terbukti dari beberapa penilitian masih menemukan adanya anomaly bahwa perusahaan keci justru menghasilkan return yang lebih tiinggi dari perusahaan besar. sehingga pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap kinerja perusahaan masih perlu diteliti. Rasio leverage adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penggunaan utang yang berhasil akan meningkatkan pendapatan pemiliki perusahaan karena pengambilan dari dana ini melebihi bunga yang harus dibayar, dan menjadi hak pemilik, yang berarti meningkatkan ekuitas pemilik. Namun semakin tinggi utang maka semakin tinggi pula probabilitas kebangkrutan karena bunga yang harus dibayarkan akan semakin tinggi dan kemungkinan untuk bunga yang tidak terbayar akan semakin besar yang potensial menimbulkan kebangkrutan. Rasio Growth adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
umum. Ukuran rasio growth dapat dilihat dari 5 aspek yaitu Sales, EAT, EPS, Dividend per Share, dan Price per Share. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini berjudul ”PENGARUH SIZE, LEVERAGE, DAN GROWTH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA) PERIODE 2008-2011”.
TINJAUAN TEORITIS Size Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston. 2001). Ukuran Perusahaan (Size) adalah tingkat penjualan, jumlah tenaga yang terlibat dan total asset (Umar Mai,2006:234) atau menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Definisi lain ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan (Kartini dan Arianto, 2008: 16). Sedangkan menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya menurut (Edy Suwito dan Arleen Herawaty. 2005: 138) ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu : “perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan”. Menurut (Edy Suwito dan Arleen Herawaty. 2005: 138) yang mengambil pendapat (Moses 1987) menemukan bukti bahwa : “Perusahaanperusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subjek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umum/general public)”. Size (ukuran) perusahaan menurut hasil penelitian (Cooke. 1992) terbukti mempengaruhi luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian (Miswanto. 1999) tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Dengan kata lain penelitian ini membuktikan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap risiko investasi yang berarti pula berpengaruh terhadap return investasi.
Leverage Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. (Weston dan Copeland,1992). Sedangkan Kusumawati dan Sudento (2005) menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil. Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar dibandingakan dengan total asetnya (Horne,1997). Karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu. Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking order teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan. Maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bias mengusahakan sumber pendanaan internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya nilai perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Setiap
perusahaan
dalam
menjalankan
kegiatan
operasionalnya
sehari-hari
pasti
membutuhkan modal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dari luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari kebijakan leverage.
Growth Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim industri lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri. Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996 dalam Ceacilia Srimindarti, Fokus Ekonomi, 2004: 53). Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada jumlah standar seperti biayabiaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Ceacilia Srimindarti dalam Fokus Ekonomi, 2004: 53). Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebelum memahami masalah penilaian kinerja lebih jauh, maka ada beberapa pengertian kinerja seperti yang telah dijelaskan oleh Helfert (1996:67) bahwa “Kinerja
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.” Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Pengertian lain tentang kinerja yaitu “Performance adalah ukuran seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi atau seorang manajer untuk mencapai tujuan yang memadai”. (Stoner et al, 1996: 9). Adapun pengertian efektif dan efisien menurut Stoner at al (1996: 9) yaitu: “Efisien adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi berarti melakukan dengan tepat, sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai berarti melakukan hal yang tepat.” Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja (Performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dilakukannya sebuah penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif adalah upaya untuk menemukan hukum universal dan mencoba menjelaskan mengapa suatu gejala terjadi, dengan menghubungkan antara gejala yang satu dengan gejala lainnya (Prasetyo dan Jannah, 2005). Dalam penelitian ini, teknik mengambilan data menggunakan dua studi dalam mengumpulkan data yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan empat software yaitu: 1. Microsoft Excel 2007 yang digunakan untuk input data dan penghitungan variabel. 2. Eviews 6.0 yang digunakan untuk menghasilkan analisis regresi data panel.
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh sektor keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008-2011 dengan total sampel sebanyak 54 perusahaan. Sampel perusahaan kemudian dikumpulkan menjadi gabungan data cross sectional dan time series atau yang dikenal dengan data panel (pooled data), dimana cross section-nya terdiri dari lima puluh empat perusahaan dan time series-nya terdiri dari empat tahun periode penelitian. Data panel dipilih sebagai jenis data time series dan data cross section, sehingga informasi yang didapatkan akan lebih banyak dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu data time-series atau cross section. Penelitian ini menggunakan model penelitian Humera Khatab et al (2011) Yit = β0 + β1SIZEit + β2LEVERAGEit + β3GROWTHit + e Keterangan : Yit
: Tobin’s Q, ROA, dan ROE perusahaan i pada tahun t
SIZE
: Size perusahaan i pada tahun t
LEVERAGE : Leverage perusahaan i pada tahun t GROWTH
: Growth perusahaan i pada tahun t
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khatab et al (2011), Larry Lang et al (1996), dan Alfiah Suryani (2010) menggunakan size, leverage, growth, intercapt, cash flow, dan rasio likuiditas sebagai dasar dalam mengetahui pengaruh kinerja perusahaan. Dalam pengaruh variabel dependen, hasil yang didapat menunjukkan bahwa pengaruh variabel dependen memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sehingga berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
•
H1 : Terdapat pengaruh size terhadap Tobin’s Q (Kinerja Perusahaan)
•
H2 : Terdapat pengaruh leverage terhadap Tobin’s Q (Kinerja Perusahaan)
•
H3 : Terdapat pengaruh growth terhadap Tobin’s Q (Kinerja Perusahaan)
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
•
H4 : Terdapat pengaruh size terhadap ROA (Kinerja Perusahaan)
•
H5 : Terdapat pengaruh leverage terhadap ROA (Kinerja Perusahaan)
•
H6 : Terdapat pengaruh growth terhadap ROA (Kinerja Perusahaan)
•
H7 : Terdapat pengaruh size terhadap ROE (Kinerja Perusahaan)
•
H8 : Terdapat pengaruh leverage terhadap ROE (Kinerja Perusahaan)
•
H9 : Terdapat pengaruh growth terhadap ROE (Kinerja Perusahaan)
HASIL PENELITIAN Berikut ini merupakan hasil pengujian yang telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh size, leverage, dan growth terhadap kinerja perusahaan sektor keuangan terhadap periode 2008-2011. Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran data secara umum yang menyangkut nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil deskriptif dapat dilihat dari tabel 4.1 dan 4.2 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Dependen Variabel Mean Median Maximum Minimum Modus Std. Dev. Observations Cross sections
TOBIN 0.402 0.27208 4.11508 0.02356 0.48557 216 54
ROA 3.42829 2.725 39.51 -128.55 1.4 11.2315 216 54
ROE 16.8824 14.97 467.67 -117.57 31.23 38.9678 216 54
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Independen Variabel Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Observations Cross sections
SIZE LEVERAGE GROWTH 14.94251 0.658726 10.42372 14.69241 0.744927 0.149385 20.12886 1.274875 1099.354 10.5126 0.005806 -0.945664 2.429842 0.273624 105.4474 216 216 216 54 54 54
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Tabel 4.12 Hasil Pengujiann Regresi
Variabel Independen C SIZE? LEVERAGE? GROWTH? Prob(F-statistic) Adjusted R-squared
TOBIN ROA Coefficient Prob. Coefficient Prob. 0.734548 0.0231 -19.7656 0.0001 0.019271 0.4201 2.308592 0.0000* -0.938627 0.0000* -17.1253 0.0000* -0.000212 0.1554 -0.002053 0.0913 0.0000 0.0000 0.140663 0.931017
ROE Coefficient Prob. -4.674295 0.8600 0.234814 0.9067 27.47267 0.0091* -0.004697 0.2305 0.0000 0.836581
* signifikan pada = 1%, ** signifikan pada = 5%, dan ***signifikan pada α = 10% Sumber : Eviews 6.0
PEMBAHASAN Pengaruh Size terhadap Tobin’s Q Variabel Size memiliki nilai t-statistik sebesar 0,4201. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Pengaruh Leverage terhadap Tobin’s Q Variabel Leverage memiliki nilai t-statistik sebesar 0,000. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Leverage berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q. Setelah melakukan uji signifikansi, uji berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
arah. Pengujian ini dilakukan dengan melihat koefisien variabel. Nilai koefisien dari Leverage memiliki arah negatif yaitu sebesar -0.938627. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin pada Leverage akan menurunkan Tobin’s Q sebesar 0.938627 poin. Pengaruh Growth terhadap Tobin’s Q Variabel Growth memiliki nilai t-statistik sebesar 0,1554. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Nilai negatif pada korelasi variabel growth dengan Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang kecil atau lambat akan cenderung lebih menggunakan utang dalam menjalankan perusahaannya. Namun variabel growth secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q sehingga hubungan variabel growth dengan ROE tidak mempengaruhi model penelitian ini. Pengaruh Size terhadap ROA Variabel Size memiliki nilai t-statistik sebesar 0,0001. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Setelah melakukan uji signifikansi, uji berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji arah. Pengujian ini dilakukan dengan melihat koefisien variabel. Nilai koefisien dari Size memiliki arah positif yaitu sebesar 2.308592. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin pada Size akan menaikkan ROA sebesar 2.308592 poin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan keuangan sudah cukup optimal memanfaatkan ukuran perusahaan dalam memperoleh laba, semakin besar ukuran perusahaaan yang dimiliki maka perusahaan tersebut memperoleh laba yang maksimal. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Miyajima et al (2003) yang menguji pengaruh Size terhadap Returtn on Asset yang menunjukkan hasil yang signifikan positif. Pengaruh Leverage terhadap ROA Variabel Leverage memiliki nilai t-statistik sebesar 0. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Leverage berpengaruh signifikan terhadap ROA. Setelah melakukan uji signifikansi, uji berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji arah. Pengujian ini dilakukan dengan melihat koefisien variabel. Nilai koefisien dari Leverage memiliki arah negatif yaitu sebesar -17.1253. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin pada Leverage akan menurunkan ROA sebesar 17.1253 poin.
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
Ketika profitabilitas suatu perusahaan meningkat maka perusahaan tersebut tentunya akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan laba. Sebagian besar keuntungan tersebut akan digunakan sebagai internal fund perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka internal fund yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin besar juga. Dana tersebut nantinya dapat dipergunakan sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Pecking Order Theory, dimana teori tersebut mengungkapkan adanya hubungan yang negatif antara tingkat profitabilitas dengan tingkat utang yang digunakannya (Myers and Majluf, 1984). Hal ini didasarkan adanya anggapan bahwa perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan pendanaan dari yang paling aman, yaitu berupa internal fund yang berasal dari laba perusahaan yang ditahan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang negatif antara tingkat profitabilitas perusahaan tersebut dengan leverage perusahaan.
4.6.6 Pengaruh Growth terhadap ROA Variabel Growth memiliki nilai t-statistik sebesar 0,0913. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Hasil ini menunjukkan secara statistik bahwa variabel Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA sehingga hubungan variabel Growth dengan ROA tidak mempengaruhi model penelitian ini. Pengaruh Size terhadap ROE Variabel Size memiliki nilai t-statistik sebesar 0,9067. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Hasil ini menunjukkan secara statistik bahwa variabel Size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE sehingga hubungan variabel Size dengan ROE tidak mempengaruhi model penelitian ini. Pengaruh Leverage terhadap ROE Variabel Leverage memiliki nilai t-statistik sebesar 0,0091. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q. Setelah melakukan uji signifikansi, uji berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
arah. Pengujian ini dilakukan dengan melihat koefisien variabel. Nilai koefisien dari Leverage memiliki arah positif yaitu sebesar 27,47267. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin pada Leverage akan menurunkan ROE sebesar 27,47267 poin. Ketika profitabilitas suatu perusahaan meningkat maka tentunya perusahaan tersebut akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan laba. Sebagian besar keuntungan tersebut akan digunakan sebagai internal fund perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka internal fund yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin besar juga. Dana tersebut nantinya dapat dipergunakan sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Pecking Order Theory, dimana teori tersebut mengungkapkan adanya hubungan yang negatif antara tingkat profitabilitas dengan tingkat utang yang digunakannya (Mayers and Majluf, 1984). Hal ini didasarkan adanya anggapan bahwa perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan pendanaan dari yang paling aman, yaitu berupa internal fund yang berasal dari laba perusahaan yang ditahan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kinerja perusahaan pada sektor keuangan pada periode 2008-2011 menunjukkan hubungan yang positif antara tingkat profitabilitas perusahaan tersebut dengan leverage.
Pengaruh Growth terhadap ROE Variabel Growth memiliki nilai t-statistik sebesar 0,2305. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Nilai negatif pada korelasi variabel growth dengan ROE menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang kecil atau lambat akan cenderung lebih menggunakan utang dalam menjalankan perusahaannya. Namun variabel growth secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE sehingga hubungan variabel growth dengan ROE tidak mempengaruhi model penelitian ini.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan signifikan positif size terhadap ROA dan tidak terdapat hubungan size terhadap Tobin’s Q dan ROE. (2) Terdapat hubungan signifikan negatif leverage terhadap Tobins’s Q dan ROA dan tidak
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
terdapat hubungan leverage terhadap ROE. (3) Tidak terdapat hubungan growth terhadap variabel kinerja perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang ditemukan dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut yaitu variabel leverage dan variabel size yang secara khusus mempengaruhi.
SARAN Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu : 1. Saran untuk perusahan, agar terus meningkatkan size dan leverage perusahaan agar berdampak baik bagi perusahaan. Penulis juga memberikan saran kepada perusahaan agar lebih mempertimbangkan dan mengkontrol aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan agar perusahaan dapat terus berkontribusi dalam keadaan yang prima. 2. Saran untuk penelitian selanjutnya, agar menambah sampel penelitian, memperpanjang periode penelitian, dan menambah variabel dalam penelitian selanjutnya agar menjadi semakin baik. 3. Saran untuk akademik, agar penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada akademisi agar lebih mengenal variabel size, leverage, dan growth dan kinerja perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008). Universitas Diponegoro. Semarang.
Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2001. Fundamentals of Financial Management. Ninth Edition, Horcourt College. United States of America.
Kartini dan Tulus Arianto. 2008. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 12. No. 1. Januari 2008. Hal. 11 – 21. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
Khatab, Humera, Maryam Masood, Khalid Zaman, Sundas Saleem, Bilal Saeed. 2011. "Corporate Governance and Firm Performance: A Case study of Karachi Stock Market”, International Journal of Trade, Economics and Finance", Vol.2, No.1, February, 2011 2010-023X, pp. 39.
Kusumawati, R. dan Sudento, Ade. 2005. “Analisis Profitabilitas (ROE), Ukuran Perusahaan (Size), dan Leverage Keuangan (Solvabilitas) Terhadap Tingkat Underpricing pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta”. Utilitas , 13, 1, 93-110.
Lang, Larry et al. 1996. Leverage, Investment, and Firm Growth. Journal of Financial Economics 40 (1996) 3-29.
Mai, Muhammad Umar. 2006. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta, Ekonomika, Hal. 228- 245. Politeknik Negeri, Bandung. Myers, S.C. and Majluf, N.S. 1984. Corporate nancing and investment decisions when firms have information that investors do not have. Journal of Financial Economics, 13(2), 187-221. Prasetyo, B dan Jannah, L. M. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Srimindarti, Ceacilia. 2004. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja. Jurnal Forum Ekonomi Volume 9, No 1. Suryani, Alfiah. 2010. “Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Likuiditas, dan Firm Size terhadap Kinerja Perusahaan yang masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index Periode 2004-2008”. Universitas Diponegoro, Semarang. Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September. Weston & Copeland. 2000. “Manajemen Keuangan”. Edisi revisi, Jakarta: Binarupa Aksara.
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013
www.idx.co.id
Pengaruh size, leverage..., Dina Primadanti, FISIP UI, 2013