PENGARUH RESIDUAL INCOME DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP STOCK RETURN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR Andian Ari Istiningrum dan Suryati
[email protected],
[email protected] Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRACT The aims of this research are to determine the influence of residual income and market to book ratio toward stock return in the manufacture companies listed in the Bursa Efek Indomesia (BEI) during 2010-2012. The number of population is 135 manufacture companies and 30 manufacture companies based on the criterions are chosen as the research sample. Historical data from 2010 to 2012 is used in this research. Data is analyzed by multiple regression. The research reveals that residual income and market to book ratio individually has a positive and significant influence toward stock return. Market to book ratio is proven as the factor that provides higher influence as compared to residual income. Keywords: stock return, residual income, market to book ratio
PENDAHULUAN
atau mendapatkan pinjaman dari lembaga
Kompetisi bisnis yang semakin ketat
keuangan.
membawa konsekuensi tersendiri bagi perusahaan,
yaitu
meningkatnya
Pasar penting
modal bagi
peranan
perusahaan
untuk
kebutuhan dana perusahaan. Perusahaan
menawarkan
bisa mendapatkan dana baik melalui
saham kepada masyarakat luas. Investor
pendanaan dari dalam perusahaan dan
akan memilih perusahaan yang mampu
pendanaan
dari
luar
perusahaan.
memaksimalkan nilai perusahaan. Akan
Pendanaan
dari
dalam
diperoleh
tetapi, investor seringkali menghadapi
perusahaan disetorkan
melalui oleh
modal
pemilik
yang
perusahaan,
pada
masa
memiliki
pendanaan
tinggi
dari
penerbitan
memperdagangkan
permasalahan bahwa nilai perusahaan
sedangkan bagi perusahaan go public diperoleh
dan
memberi
mendatang
tingkat (Trisnawati
cenderung
ketidakpastian 2009).
yang Ketika
saham. Pendanaan dari luar diperoleh
perusahaan berhasil mendapatkan laba,
perusahaan dengan menerbitkan obligasi
nilai pasar saham perusahaan cenderung meningkat yang tentu saja hal ini akan
menguntungkan investor; sedangkan nilai
dari saham yang dibeli investor dengan
utang
terpengaruh
mempertimbangkan tingkat risiko yang
juga
tidak
muncul dari investasi saham tersebut.
terpengaruh (Pradhono dan Christiawan
Pendekatan dengan cara demikian disebut
2004).
perusahaan
dengan analisis fundamental. Dengan
menderita rugi, kreditur lebih diutamakan
pendekatan ini, investor akan menilai
dibandingkan
investor.
kinerja keuangan
diwajibkan
untuk
perusahaan
sehingga
posisi
tidak
kreditur
Sebaliknya,
ketika
Perusahaan
perusahaan
dengan
menunaikan
tujuan agar dapat membandingkan nilai
kewajibannya terlebih dahulu kepada
intrinsik saham dengan harga pasarnya
kreditur, padahal pada saat yang sama
(Halim
nilai
penting dilakukan
saham
perusahaan
mengalami
2005).
Analisis
untuk mengetahui
penurunan (Pradhono dan Christiawan
apakah
2004).
investor
mencerminkan nilai intrinsik saham saat
dihadapkan pada permasalahan tingginya
ini dan mencerminkan peningkatan nilai
risiko
Oleh
karena
itu,
harga
fundamental
pasar
saham
sudah
yang
harus
dihadapi
ketika
perusahaan di masa mendatang (Tinneke
memutuskan
untuk
membeli
saham
2007).
perusahaan.
Nilai perusahaan diukur dari nilai
Investor
menginginkan
agar
saham perusahaan. Stock return yang
perusahaan bisa menyampaikan informasi
diterima investor merupakan indikator
secara terbuka sehingga informasi ini bisa
yang
digunakan oleh investor untuk membuat
perusahaan (Pradhono dan Christiawan
keputusan investasi yang tepat.
Untuk
2004). Return yang diterima investor bisa
memberikan rasa aman terhadap investor,
berupa kenaikan harga saham pada suatu
perusahaan
untuk
periode dan penerimaan dividen tunai
menyampaikan informasi mengenai posisi
(Ross et al. 2002). Namun, tidak bisa
keuangan dan kinerja operasional melalui
dipungkiri bahwa untuk mendapatkan
laporan keuangan. Laporan keuangan
return yang tinggi, risiko yang dihadapi
akan
untuk
juga tinggi. Return dan risiko memiliki
meramalkan nilai perusahaan di masa
hubungan positif dimana semakin tinggi
mendatang (Kieso dkk. 2011).
return maka risiko yang dihasilkan juga
diwajibkan
membantu
Investor melakukan
secara
analisis
investor
rasional terhadap
akan laporan
tepat
semakin
untuk
tinggi.
menilai
Sebaliknya,
saham
semakin
rendah risiko yang dihadapi investor,
keuangan perusahaan dengan tujuan agar
return
yang
diterima
investor
investor mendapatkan return maksimal
semakin rendah (Hartono 2010).
juga
Stock return yang diterima investor
dengan
return
cenderung sulit untuk diprediksi karena
Residual
income
nilainya yang fluktuatif. Pada tahun 2008
informasi kepada investor untuk memilih
terjadi penurunan signifikan stock return
investasi pada perusahaan yang mampu
pada perusahaan manufaktur sebesar
menghasilkan laba yang melebihi biaya
70,63%. Di tahun berikutnya, stock return
modalnya
naik sebesar
Investor
55,29% (BEI 2009). Harga
on
mampu
(Siegel akan
investment
(ROI).
memberikan
dan
Shim
memilih
2000).
perusahaan
pasar saham yang merupakan salah satu
dengan residual income yang positif karena
unsur
perusahaan
pembentuk
stock
return
tidak
yang
demikian
mampu
mudah diramalkan jika kondisi pasar
memberikan nilai lebih bagi investor,
tidak
dengan
yaitu opportunity cost berupa biaya modal
dividen tunai yang pembayarannya selain
yang ditanggung investor berhasil ditutup
ditentukan oleh besarnya laba perusahaan
oleh laba yang dihasilkan perusahaan.
stabil.
juga
Demikian
ditentukan
juga
oleh
kebijakan
manajemen perusahaan. Investor
oleh
Tiswiyanti penelitiannya
membuktikan
bahwa residual income berpengaruh positif
melakukan analisis fundamental terhadap
dan signifikan terhadap stock return yang
kinerja
dahulu
berarti bahwa semakin tinggi residual
mengambil
income maka semakin tinggi pula stock
sehingga
investor
keputusan
itu
berhasil
dalam
perlu
perusahaan
karena
(2011)
terlebih dapat
investasi
terbaik
untuk
return
yang
akan
Penelitian
dengan risiko yang dapat ditoleransi.
tambahan informasi bahwa dalam kurun waktu
juga
investor.
mendapatkan return yang diharapkan
Residual income merupakan salah
tersebut
diterima
memberikan
2008-2009, beberapa perusahaan
satu faktor yang perlu dipertimbangkan
yang terdaftar dalam LQ 45 mengalami
dalam memprediksi besarnya stock return
penurunan residual income yang cukup
yang diterima investor. Residual income
signifikan sehingga investor perlu berhati-
seringkali dipandang lebih memberikan
hati untuk menanamkan modal pada
makna
perusahaan tersebut.
bagi
investor
dibandingkan
Penelitian lain yang dilakukan oleh
signifikan
terhadap
stock
return.
Pradhono dan Christiawan (2004) dan
Hubungan residual income dengan stock
Trisnawati (2009) memberikan hasil yang
return pada kedua penelitian tersebut
berbeda dengan Tiswiyanti (2011). Kedua
menunjukkan bahwa residual income tidak
penelitian tersebut ternyata menunjukkan
mencerminkan tambahan kekaaan bagi
bahwa residual income tidak berpengaruh
investor
(Pradhono
dan
Christiawan
2004). Hasil ini tentu saja bertentangan
Putri 2012).
dengan teori yang disampaikan oleh
penelitian
Siegel dan Shim (2000) yang menyatakan
sebaliknya yaitu market to book ratio tidak
bahwa
berpengaruh terhadap stock return (Dewi
residual
mencerminkan
income
lebih
kemakmuran
investor
dibandingkan dengan ROI. Faktor
lain
2005).
Akan tetapi ada juga yang
memberikan
hasil
Hasil lain bahkan menunjukkan
jika market to book ratio berpengaruh
yang
tidak
penting
untuk
diperhatikan
adalah
rasio
pasar.
kalah
investor
Utama dan Yulianto 1998).
pasar
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa
investor
phenomenon gap dan research gap mengenai
terhadap semua aspek kinerja perusahaan
pengaruh residual income dan market to
baik dari hasil masa lalu maupun hasil
book ratio terhadap stock return masih
yang diharapkan di masa mendatang
banyak terjadi. Oleh karena itu, penelitian
(Brigham dan Houston 2009). Salah satu
lanjutan mengenai kedua prediktor stock
tolak ukur dari rasio pasar adalah market
return tersebut masih perlu dilakukan
to
pada periode waktu selanjutnya.
mencerminkan
book
ratio.
Rasio
negatif terhadap stock return (Fitriani 2001;
penilaian
Rasio
ini
merupakan
perbandingan antara harga pasar saham
Atas
dasar
latar
belakang
dengan nilai buku saham (Gitman 2009).
permasalahan di atas, maka penelitian ini
Market to book ratio dipandang sebagai
dilakukan
rasio
yang
memprediksi
bisa stock
dengan
tujuan
untuk
digunakan
untuk
mengetahui pengaruh residual income dan
return
karena
market to book ratio secara individual
menggunakan proksi harga pasar saham
terhadap
dalam pengukurannya. Semakin tinggi
pemegang saham. Selain itu, penelitian ini
harga pasar saham, maka perusahaan
juga bertujuan untuk mengetahui tolak
semakin berhasil menciptakan nilai bagi
ukur mana yang memiliki pengaruh
investor
signifikan terhadap stock return apakah
sehingga
keuntungan
yang
stock
diperoleh investor juga meningkat (Fama
residual
dan French 1995; Sartono 2001).
kemampuan
return
income
yang
yang
perusahaan
diterima
mewakili menciptakan
Beberapa penelitian secara empiris
nilai tambah bagi investor ataukah market
berhasil membuktikan bahwa fakta di
to book ratio yang mewakili rasio pasar
lapangan mengenai market to book ratio
perusahaan.
sejalan dengan teori yaitu berpengaruh positif terhadap stock return (Nathaniel 2008; Margaretha dan Damayanti 2008;
LANDASAN
TEORI
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang kedunya
Stock Return
terjadi di pasar sekunder (Halim 2005).
Investasi merupakan penempatan
Capital gain (loss) juga dapat diartikan
sejumlah dana pada saat ini dengan
sebagai kenaikan (penurunan) suatu surat
harapan dapat memperoleh keuntungan
berharga (termasuk saham) yang dapat
di
dan
memberikan keuntungan (kerugian) bagi
Hermanto 1998). Keuntungan di masa
investor (Tandelilin 2007). Formula yang
mendatang merupakan syarat mutlak
dapat
yang
capital gain (loss) menurut Hartono (2010)
masa
mendatang
yang
(Husnan
dipertimbangkan
investor
sebelum membuat keputusan investasi
digunakan
untuk
menentukan
adalah sebagai berikut:
(Ang 1997). Keuntungan inilah yang
Capital gain (loss)
Pt - Pt - 1 Pt - 1
sering disebut sebagai return dari suatu investasi. Return merupakan tingkat laba dari suatu investasi, atau bisa juga
Jika harga saham sekarang (Pt) lebih
diartikan sebagai reward atas investasi
tinggi daripada harga saham periode
yang dilakukan investor (Gitman dan
sebelumnya (Pt-1) maka terjadi capital
Joehnk 2008).
gain. Sebaliknya jika harga saham periode
Salah satu jenis investasi yang bisa
sebelumnya (Pt-1) lebih tinggi dari harga
dilakukan oleh investor adalah dengan
saham periode sekarang (Pt) maka terjadi
membeli saham yang diterbitkan suatu
capital loss (Hartono 2010) Harga
perusahaan. Saham (stock) didefinisikan
saham
cenderung
modal
berfluktuasi dari suatu periode ke periode
seseorang atau badan usaha dalam suatu
berikutnya. Penyebab perubahan harga
perusahaan
saham
sebagai
tanda
penyertaan
atau
perseroan
terbatas
seringkali
dikelompokkan
ke
(Tjiptono dan Hendy 2006). Investor akan
dalam dua teori yaitu Capital Asset Pricing
membeli saham perusahaan jika investor
Model
yakin bahwa mereka akan mendapatkan
Theory (APT). Kedua model tersebut
return di masa mendatang yang setimpal
membahas
dengan risiko yang ditanggung investor.
return dan risiko. CAPM mendasarkan
Stock return terdiri atas capital gain
pada
(CAPM)
dan Arbitrage
tentang
satu
Pricing
hubungan
variabel
beta
antara
untuk
(loss) dan yield (Hartono 2010). Capital gain
menggambarkan risiko; sedangkan APT
(loss) merupakan keuntungan (kerugian)
menggunakan banyak variabel pengukur
bagi
risiko
investor
yang
diperoleh
dari
(Putri
2012).
CAPM
memiliki
beberapa
kelemahan
tidak
diperoleh secara periodik dari suatu
banyak digunakan dalam menentukan
kegiatan investasi (Hartono 2010). Yield
perubahan
merupakan
tersebut
harga
sehingga
saham.
antara
lain
Kelemahan
(1)
risk
free
terhadap
hasil
persentasi
dividen
harga
saham
periode
berfluktuasi dan berkorelasi dengan return
sebelumnya (Hartono 2010). Yield bisa
pasar
dihitung dengan menggunakan formula
sehingga
terjadi
bias
dalam
penaksiran, dan (2) beta merupakan satu-
sebagai berikut:
satunya faktor yang menjelaskan return
Yield
Dt Pt - 1
sekuritas berisiko (Effendi dan Muafi (Hartono 2010)
2001). dasar
Dt merupakan dividen tunai yang
yang digunakan dalam penelitian ini
dibayarkan perusahaan kepada investor;
untuk
sedangkat Pt-1 merupakan harga saham
Pendekatan
pasar
APT
menentukan saham.
menjadi
perubahan
harga
Pendekatan
APT
mendasarkan diri pada konsep bahwa
pada
tahun
sebelum
dividen
tunai
dibayarkan Secara
perubahan harga pasar saham sangat
keseluruhan
stock
return
dan
merupakan penjumlahan dari capital gain
penawaran saham di pasar modal dimana
(loss) dan yield sehingga diperoleh formula
permintaan dan penawaran ini sangat
akhir sebagai berikut:
dipengaruhi
oleh
permintaan
tergantung pada ekspektasi dari investor
Stock Return
Pt - 1
(Weston dan Copeland 1995). Ekspektasi
(Hartono 2010)
investor untuk melakukan perdagangan
Residual Income
saham selain ditentukan oleh kondisi perekonomian
dan
pasar
juga
dipengaruhi oleh nilai perusahaan itu sendiri (Ross et al. 2002; Sartono 2001). Komponen pembentuk stock return berikutnya adalah yield. Yield merupakan presentasi
penerimaan
kas
periodik
terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi (Halim 2005). Yield dapat
juga
didefinisikan
sebagai
komponen return yang mencerminkan aliran
kas
atau
pendapatan
yang
Pt - Pt - 1 Dt
Residual income adalah laba operasi bersih yang diperoleh pusat investasi di atas imbas hasil minimum yang dimintas atas
aktiva
operasi
yang
digunakan
(Garrison dkk. 2007 dalam Mardani 2013). Definisi lain dari residual income adalah pendapatan operasional yang mampu diperoleh pusat investasi di atas return minimum dari asetnya (Siegel dan Shim 2000). Residual income menggambarkan sejauh
mana
perusahaan
mampu
mencapai laba bersih melebihi target laba
bernilai
perusahaan atau dengan kata lain residual
menunjukkan terdapat selisih dana antara
income menunjukkan kelebihan nilai laba
dana yang dibutuhkan kreditur dengan
bersih di atas nilai normalnya (Yudhira
modal
2008).
Christiawan 2004). Perusahaan dengan
Pengukuran
kinerja
keuangan
positif
karena
pemilik
nilai
hal
(Pradhono
residual
income
dan
positif
perusahaan dengan menggunakan residual
mengindikasikan
income menghasilkan informasi yang lebih
tersebut
dapat diandalkan dibandingkan dengan
kemakmuran bagi investor dan sebalikya
return on investment (ROI) karena residual
nilai residual income negatif menunjukkan
income memberikan informasi kepada
terjadinya
investor untuk memilih investasi yang
investor
menghasilkan laba yang mampu menutup
2004).
biaya modal yang ditanggung investor
bahwa
ini
perusahaan
mampu
menciptakan
penurunan (Pradhono
kemakmuran
dan
Christiawan
Semakin tinggi residual income suatu
(Siegel dan Shim 2000). Laba semata tidak
perusahaan
menunjukkan
cukup bagi investor karena investor tidak
memiliki
akan mendapatkan nilai tambah jika
perusahaan berhasil mendapatkan laba
ternyata biaya modal investor tidak dapat
melebihi jumlah dana yang dikenakan
ditutup oleh laba perusahaan.
atas pusat investasinya. Dalam kondisi
kinerja
yang
pasar
perusahaan baik
cenderung
karena
Residual income perusahaan dapat
demikian,
diukur dengan menggunakan formula
merespon
sebagai berikut:
perusahaan
Residual income = NOPAT – (k * capital)
perusahaan akan naik. Selain itu, dengan
dimana:
meningkatnya
kenaikan sehingga
akan
residual
income
harga
saham
residual
income
NOPAT=
laba operasi setelah pajak
memungkinan investor untuk menerima
k
biaya
pembayaran
=
modal
rata-rata
dividen
tunai
dari
perusahaan (Weighted Average Cost of
perusahaan (Tiswiyati 2011). Penelitian
Capital/WACC).
dari
capital =
aktiva
tetap
yang
Tiswiyati
membuktikan
bahwa
(2011) residual
berhasil income
diinvestasikan dalam aktvitas operasi
berpengaruh positif terhadap stock return.
perusahaan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, semakin tinggi residual
(Pradhono dan Christiawan 2004).
income yang dicapai perusahaan, semakin
Investor
tinggi pula stock return yang diterima
diharapkan
memilih
perusahaan yang memiliki residual income
investor.
Berdasarkan
kajian
dan
bagi investor untuk mendapatkan capital
penelitian sebelumnya, hipotesis yang
gain ketika dikemudian hari harga pasar
dikembangkan
saham perusahaan mengalami kenaikan
dalam
teoritis
penelitian
ini
adalah
(Margaretha
H1
:
Residual
dan
Damayanti
2008;
income
Prasetya 2000). Oleh karena itu, semakin
berpengaruh positif terhadap stock return
tinggi nilai market to book ratio, maka
yang diterima investor.
semakin tinggi pula stock return yang akan diterima
investor.
Market to Book Ratio
hipotesis
yang
Market to book ratio merupakan rasio
penelitian ini adalah
perbandingan antara harga pasar per
H2
Dengan
demikian,
dikembangkan
=
dalam
Market to book ratio
lembar saham dengan nilai buku saham
berpengaruh positif terhadap stock return
pada suatu perusahaan (Gitman 2009).
yang diterima investor.
Jika nilai market to book ratio meningkat, maka hal ini mengindikasikan bahwa nilai saham perusahaan dihargai di atas nilai
METODE PENELITIAN
bukunya (Nathaniel 2008) atau dengan
Desain Penelitian
kata
Penelitian
lain
nilai
perusahaan
di
mata
ini
berdasarkan
investor akan meningkat (Martono 2009).
karakteristik
Semakin tinggi nilai perusahaan akan
merupakan penelitian kausal komparatif.
menyebabkan harga pasar saham juga
Penelitian
mengalami kenaikan sehingga stock return
penelitian yang menunjukkan hubungan
pada
mengalami
yang bersifat sebab akibat (Sugiyono
peningkatan (Nathaniel 2008; Arista 2012).
2011). Penelitian ini juga merupakan
Pada saat nilai market to book ratio
penelitian ex post facto dimana peneliti
akhirnya
mengalami
turut
penurunan,
maka
permasalahannya
kausal
komparatif
adalah
harga
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
saham perusahaan menjadi lebih rendah
kemudian merunut ke belakang untuk
dari nilai bukunya dan harga saham
mengetahui
perusahaan akan dinilai terlalu rendah
menyebabkan
(undervalued)
tersebut (Sugiyono 2011).
jika dibandingkan dengan
harga saham lain yang sejenis. Pada kondisi melakukan
demikian, pembelian
investor saham.
Atas
faktor-faktor
yang
timbulnya
dasar
desain
dapat
kejadian
penelitian
akan
tersebut, terdapat dua jenis variabel yang
Hal
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
tersebut akan menciptakan kesempatan
variabel
dependen
dan
variabel
independen. Variabel dependen adalah
independennya adalah residual income dan
stock
market to book ratio.
return;
sedangkan
variabel
Definisi Operasional Variabel
Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel Stock return (SR)
Definisi Pengukuran Hasil yang diperoleh P - Pt - 1 Dt Stock Return t investor dari kegiatan Pt - 1 investasi saham. Harga pasar saham yang digunakan adalah harga penutupan pada saat laporan keuangan diterbitkan yaitu tanggal 31 Desember Residual income Pendapatan operasional Residual income = NOPAT – (k x capital) (Resid) yang diperoleh perusahaan di atas return minimal dari aset. Market to book ratio harga pasar per lembar saham biasa Perbandingan antara harga MtB (MtB) pasar per lembar saham nilai buku per lembar biasa dengan nilai buku per lembar saham Sumber: (Hartono 2010; Pradhono dan Christiawan 2004; Gitman 2009)
Populasi dan Sampel
Perusahaan
manufaktur
Populasi dalam penelitian ini adalah
menerbitkan laporan keuangan selama
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
tiga tahun berturut-turut dari tahun 2010
Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2012
sampai dengan 2012.
dimana
populasinya
sejumlah
135
Perusahaan maufaktur membagikan
perusahaan. Sampel ditentukan dengan
dividen kas selama tiga tahun berturut-
purposive sampling dimana kriteria yang
turut dari tahun 2010 sampai dengan
digunakan adalah sebagai berikut:
2012.
Perusahaan bergerak pada industri
Perusahaan mempublikasikan data
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
yang dibutuhkan untuk menentukan nilai
Indonesia selama tiga tahun berturut-
variabel-variabel penelitian selama tiga
turut dari tahun 2010 sampai dengan
tahun berturut-turut dari tahun 2010
2012.
sampai dengan tahun 2012.
Perusahaan
manufaktur
yang
penelitian
dilakukan
dengan
memenuhi kriteria di atas yaitu sejumlah
menggunakan uji t. Hipotesis penelitian
30 perusahaan sehingga total terdapat 90
diterima jika tingkat sig t < α = 0,05.
data pengamatan yang digunakan dalam
Uji asumsi klasik yang terdiri atas
penelitian ini.
uji
normalitas,
uji
linearitas,
uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, Teknik Analisis Data Uji
hipotesis
menggunakan berganda
dilakukan
model
dengan
dan dengan
regresi
persamaan
uji
autokorelasiterlebih
dilaksanakan.
Jika
dahulu
keseluruhan
uji
linier
tersebut dipenuhi, maka uji hipotesis
regresi
dengan model regresi linier berganda bisa
sebagai berikut:
dilakukan.
SR= α + β1Resid + β2 MtB + ε dimana SR
=
stock return
Resid
=
residual income
Mtb
=
market to book ratio
α=
konstanta
βi
=
ε=
error term model
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel
koefisien regresi
atau
penolakan
di
bawah
ini
memperlihatkan
nilai
minimal
dan
maksimal, rata-rata, dan standar deviasi
Pengambilan kesimpulan mengenai penerimaan
2
dari masing-masing variabel penelitian.
hipotesis
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Min
Max
Stock (66.400) 36.000 return Residual (2.805) 9.910 income Market 0,51 2.085 to book ratio Sumber: (data diolah)
Ratarata 2.383
Std. Deviasi 10.526
810
1.705
147
384
Nilai stock return terendah sebesar
yang dilakukan. Nilai stock return tertinggi
(66.400) mengindikasikan bahwa investor
adalah 36.000 yang berhasil dicapai oleh
mengalami kerugian dari investasi saham
PT Merck Tbk. Rata-rata stock return pada
perusahaan manufaktur adalah sebesar
menilai aktivitas operasi
2.383 yang mengindikasikan trend harga
berjalan kurang baik sehingga harga pasar
pasar
sahamnya menjadi lebih rendah dari nilai
saham
pada
perusahaan
manufaktur mengalami kenaikan. Nilai
minimum
adalah
mengindikasikan
buku saham. Nilai market to book ratio
residual
sebesar
perusahaan
-2.805 bahwa
income
tertinggi yaitu sebesar 2.085 berhasil
yang
dicapai oleh PT Unilever Indonesia Tbk.
terjadi
Rata-rata nilai market to book ratio sebesar
penurunan
kekayaan
investor
yang
147 memiliki nilai lebih besar dari 1. Hal
melakukan
investasi
saham
pada
ini
menunjukkan
bahwa
perusahaan tersebut. Nilai maksimum
perusahaan
residual income adalah sebesar 9.910 berarti
aktivitasnya
bahwa
mampu
investor menilai tinggi kinerja perusahaan
investor
relatif terhadap dana yang ditanamkan
perusahaan
memaksimalkan
kemakmuran
dimana residual income tertinggi berhasil
manufaktur
rata-rata
dengan
menjalankan
baik
sehingga
investor pada perusahaan manufaktur.
diraih oleh PT Merck Tbk. Rata-rata residual income yang berhasil dibukukan
Uji Asumsi Klasik
perusahaan
810.
Uji asumsi klasik yang pertama kali
tersebut
dilakukan adalah uji normalitas. Uji
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan
normalitas pada penelitian ini dilakukan
manufaktur
dengan
Rerata
manufaktur
yang bernilai
positif
mampu
kekayaan
investor
investasi
saham
adalah
meningkatkan
yang pada
menggunakan
Kolmogorov
melakukan
Smirnov.
perusahaan
ditransformasi ke logaritma natural. Hal
manufaktur.
Data
uji
terlebih
dahulu
ini disebabkan asumsi normalitas tidak
Nilai terendah untuk variabel market
terpenuhi dengan menggunakan nilai
to book ratio adalah 0,51. Nilai market to
data
book ratio ini lebih kecil dari 1 sehingga hal
menunjukkan hasil uji Kolmogorov Smirnov
ini
dengan menggunakan logaritma natural.
menjadi indikasi bahwa
investor
asli.
Tabel
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov LN_SR LN_Resid LN_MtB Kolmogorov- 0,662 1,124 1,120 Smirnov Z Asymp. Sig. 0,773 0,160 0,163 (2-tailed) Sumber: (data diolah)
3
di
bawah
ini
Signifikansi variabel stock return,
(49,59) < C2 tabel (113,145) sehingga dapat
residual income, dan market to book ratio
disimpulkan bahwa model regresi linier
masing-masing lebih besar dari α = 0,05
bisa digunakan.
sehigga dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal.
Uji asumsi klasik yang ketiga adalah uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas
Uji asumsi klasik kedua adalah uji
dilakukan dengan melihat nilai Variance
linearitas. Uji linearitas dalam penelitian
Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Jika
ini menggunakan uji Lagrange Multiplier.
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1
Berdasarkan hasil uji Lagrange Multiplier,
maka tidak terjadi gejala multikolinearitas
diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)
pada model regresi. Tabel 4 berikut ini
sebesar 0,551 sehingga besar C2 hitung = n
menunjukkan
ha
x R2 = 90 x 0,551 = 49,59. Nilai C2 hitung sil uji multikolinearitas.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance LN_Resid 0,768 LN_MtB 0,768 Sumber: (data diolah)
Dari
tabel
di
atas
diperoleh
informasi bahwa nilai VIF variabel residual income dan market to book ratio lebih kecil
VIF 1,302 1,302
terjadi
gejala
multikolinearitas
pada
model regresi. Uji asumsi klasik yang keempat
dari 10; sedangkan nilai tolerance kedua
adalah
uji
heteroskedastisitas.
Uji
variabel tersebut lebih besar dari 0,1
heteroskedastisitas dalam penelitian ini
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
mengguakan grafik scatterplot.
Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari
gambar
1
dapat
scatterplot membentuk pola yang
dilihat
autokorelasi. Nilai Durbin Watson sebesar
tidak teratur sehingga dapat disimpulkan
1,360
bahwa
diantara
tidak
terjadi
gejala
heteroskedastisitas.
bahwa
dalam -2
penelitian dan
2
ini
terletak
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa autokorelasi tidak
Uji asumsi klasik yang terakhir
terjadi pada model regresi.
adalah uji autokorelasi. Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji
Uji Hipotesis
Durbin Watson. Nilai Durbin Watson yang
Tabel
diperoleh adalah sebesar 1,360. Jika nilai
memperlihatkan
Durbin Watson hitung pada signifikansi
pengolahan data dengan menggunakan
0,05 terletak diantara -2 dan 2, maka
program SPSS.
model
regresi
tidak
5
di
ringkasan
mengandung
Tabel 5. Koefisien Regresi dan Beta Unstandardized Coefficients B Std. Error Constant
Standardized Coefficients (Beta)
2,038
0,683
LN_Resid 0,355
0,133
0,261
LN_MtB
0,130
0,580
0,771
Sumber: (data diolah)
bawah
ini hasil
Persamaan
regresi
yang
dapat
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
dibentuk dari tabel 5 di atas adalah
tinggi market to book ratio dari suatu
sebagai berikut:
perusahaan,
LN SR = 2,038 + 0,355 LN Resid +
maka
stock
return
yang
diterima investor juga akan semaking
0,771 LN MtB
tinggi. Dengan demikian, market to book
Koefisien
regresi
residual
income
ratio memiliki hubungan positif dengan
bernilai positif yaitu sebesar 0,355. Hal ini
stock return.
mengindikasikan bahwa semakin tinggi
Nilai
koefisien
determinan
(R2)
residual income yang berhasil dicapai
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 6
perusahaan
akan
adalah sebesar 0,551 yang berarti bahwa
semakin tinggi pula stock return yang
55,1% variasi pada variabel stock return
diterima investor. Dengan kata lain,
dapat dijelaskan oleh variabel residual
terdapat hubungan positif antara residual
income dan market to book ratio. Variabel
income dengan stock return.
lain yang tidak dimasukkan ke dalam
manufaktur
maka
Koefisien regresi market to book ratio
model ini memberikan kontribusi sebesar
juga bertanda positif yaitu sebesar 0,771.
44.9%.
Tabel 6. Koefisien Determinan Model R
R Square 1 0,742 0,551 Sumber: (data diolah)
Uji hipotesis penelitian 1 dan 2
Adjusted Square 0,536
stock
R
return
dilakukan
dengan
untuk mengetahui apakah residual income
menggunakan t-test. Tabel 7 di bawah ini
dan market to book ratio secara individual
menunjukkan
berpengaruh positif signifikan terhadap
hipotesis.
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Variabel
t hitung 2,663
Sig
LN_Resi 0,010 d LN_MtB 5,925 0,000 Sumber: (data diolah)
Kesimpula n Signifikan Signifikan
ringkasan
hasil
uji
Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat
stock
return.
Hasil
penelitian
ini
dilihat bahwa tingkat signifikansi variabel
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
residual income adalah sebesar 0,010 dimana
Tiswiyati (2011).
nilai ini lebih kecil dari α =0,05.
Oleh
Residual income memberikan informasi
karena itu, H1 dapat diterima yang berarti
untuk
memilih
investasi
yang
bahwa residual income berpengaruh positif
menghasilkan lebih banyak laba daripada
dan signifikan terhadap stock return.
biaya modalnya (Siegel dan Shim 2000).
Tabel 7 juga memberikan informasi
Perusahaan yang memiliki residual income
bahwa tingkat signifikansi variabel market to
positif menunjukkan bahwa perusahaan
book ratio adalah sebesar 0,000 dimana
tersebut memiliki kelebihan laba yang
tingkat signifikansi ini lebih kecil dari α =
dibutuhkan oleh kreditor dan investor
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
(Pradhono dan Christiawan 2004). Dengan
bahwa H2 dapat diterima yang berarti
kata lain, perusahaan dengan residual income
bahwa market to book ratio berpengaruh
positif mampu meningkatkan kekayaan
positif dan signifikan terhadap stock return.
investor karena perusahaan tersebut akan
Untuk mengetahui variabel mana
mampu
membayarkan
dividen
tunai
yang lebih berpengaruh terhadap stock
kepada investor. Pasar akan merespon
return dapat dilihat dengan menggunakan
sinyal positif ini sehingga harga pasar
koefisien beta pada tabel 5. Koefisien beta
saham perusahaan akan meningkat. Hal ini
pada variabel market to book ratio (0,580)
memungkinkan
lebih besar daripada variabel residual income
mendapatkan capital gain. Oleh karena yield
(0,261) sehingga dapat ditarik kesimpulan
dan capital gain meningkat, maka stock
bahwa variabel market to book ratio lebih
return
berpengaruh terhadap stock return jika
mengalami peningkatan.
yang
investor
diterima
untuk
investor
juga
dibandingkan dengan residual income. Pengaruh Pengaruh Residual Income terhadap Stock Return
to
Book
Ratio
terhadap Stock Return Penelitian ini berhasil membuktikan
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa
Market
residual
signifikanberpengaruh
bahwa market to book ratio secara signifikan
income
secara
berpengaruh positif terhadap stock return.
positif
terhadap
Hasil penelitian ini mendukung beberapa
penelitian terdahulu yang juga memberikan
bahwa kinerja perusahaan manfaktur dapat
hasil serupa (Arista 2012; Margaretha dan
dikatakan baik. Ketika harga pasar saham
Damayanti 2008; Nathaniel 2008; Putri 2012;
melebihi
Tinneke 2007).
memandang bahwa pendapatan di masa
Perusahaan
dengan
tingkat
nilai
bukunya,
investor
yang akan datang lebih besar dari nilai
pengembalian ekuitas yang relatif tinggi
likuidasi
biasanya akan menjual saham dengan
Damayanti
perkalian
jika
investor dapat menggunakan market to book
dibandingkan dengan perusahaan yang
ratio sebagai tolak ukur untuk mendapatkan
tingkat pengembalian ekuitasnya rendah.
stock return yang lebih tinggi dikemudian
Hal ini mengindikasikan bahwa dengan
hari.
yang
lebih
besar
perusahaan 2008).
(Margaretha Dengan
dan
demikian,
tingkat pengembalian ekuitas yang lebih tinggi, perusahaan akan mampu menjual
KESIMPULAN DAN SARAN
saham dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai
bukunya.
ini
penelitian
dan
pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
akan
berikut: (1) residual income berpengaruh
mendapatkan capital gain yang lebih baik
positif dan signifikan terhadap stock return,
sehingga stock return akan meningkat (
(2) market to book ratio berpengaruh positif
Brigham dan Houston 2009).
dan signifikan terhadap stock return, dan (3)
maka
hal
hasil
terus
berlangsung,
Jika
Berdasarkan
investor
Semakin tinggi nilai market to book
Variabel
yang
memberikan
pengaruh
ratio menunjukkan bahwa harga pasar per
paling besar terhadap stock return adalah
lembar saham lebih tinggi dari nilai yang
market to book ratio.
diinvestasikan pemegang saham. Harga
Penelitian ini memberikan implikasi
pasar saham yang mengalami kenaikan
kepada
akan memberikan peluang bagi investor
investor. Mengingat residual income dan
untuk
market to book
mendapatkan
capital
gain
yang
manajemen
ratio
perusahaan
dan
secara individual
semakin tinggi. Oleh karena itu, stock return
berpengaruh positif signifikan terhadap
juga mengalami peningkatan.
stock
Rata-rata perusahaan manufaktur di
return,
maka
manajemen
perlu
berusaha meningkatkan nilai residual income
Indonesia memiliki nilai market to book ratio
dan
market
di atas 1 dimana hal ini mengindikasikan
hendaknya
to
book
berusaha
ratio.
Manajemen
mencapai
residual
income yang bernilai positif karena dengan
secara
demikian
kemakmuran
bersama-sama
sebesar
55,1%
investor
akan
sehinggavariasi stock return masih bisa
juga
perlu
dipengaruhi oleh 44,9% faktor lain di luar
merumuskan strategi supaya nilai market to
residual income dan market to book ratio.
book ratio bisa lebih besar daripada 1 karena
Keterbatasan lain terletak pada perhitungan
hal ini menunjukkan kinerja perusahaan
komponen yield yang hanya menggunakan
baik.
bagi
dividen kas saja, periode penelitian terbatas
bisa
selama tiga periode, dan jumlah sampel
bertambah.
Oleh
Manajemen
karena
manajemen
itu,
untuk
penting selalu
memperlihatkan profitabilitas yang tinggi dan
menjaga
nama
baik
yang relatif kecil.
perusahaan.
Atas
dasar
keterbatasan
tersebut,
Sedangkan, dari sisi investor, investor
beberapa saran yang dapat diberikan dari
utamanya bisa menggunakan market to book
penelitian
ratio sebagai pertimbangan pertama dalam
selanjutnya sebaiknya menambah beberapa
melakukan investasi saham. Selain itu, oleh
variabel
karena
mempengaruhi stock return, baik itu berupa
residual
income
juga
terbukti
ini
adalah:
lain
(1)
yang
diperkirakan
berpengaruh positif terhadap stock return,
faktor
investor juga bisa menggunakan residual
eksternal,
income sebagai tolak ukur dari stock return
sebaiknya bisa memperpanjang periode
yang akan diterima investor.
penelitian dan menambah jumlah sampel
Penelitian
ini
(2)
maupun
Penelitian
faktor
selanjutnya
beberapa
sehingga dapat diperoleh hasil penelitian
keterbatasan. Keterbatasan utama terletak
yang lebih akurat, dan (3) Penelitian
pada digunakannya data akuntansi yang
selanjutnya diharapkan bisa melakukan
bersifat
studi komparasi mengenai stock return pada
historis.
memiliki
fundamental
Penelitian
Penelitian
mungkin
memberikan hasil yang berbeda jika data
perusahaan
di
yang digunakan adalah data yang bersifat
perusahaan di negara lain sehingga investor
proyeksi. Data proyeksi seringkali lebih
bisa
menggambarkan ekspektasi dari investor
tempat berinventasi yang akan memberikan
atas return yan diterima dikemudian hari.
stock return maksimal bagi mereka.
mengambil
Indonesia
keputusan
dengan
mengenai
Selain itu, residual income dan market to book ratio yang digunakan sebagai prediktor stock return hanya mampu menjelaskan pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal
Fitriani.
(2001).
Signifikansi
Perbedaan
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Tingkat Kelengkapan Pengungkapan
Arista, D. (2012). Analisis Faktor-Faktor
Wajib dan Sukarela pada Laporan
yang Mempengaruhi Return Saham
Keuangan Perusahaan Publik yang
(Kasus pada Perusahaan Manufaktur
Terdaftar
yang Go Public di BEI Periode Tahun
Makalah Simposium Nasional Akuntansi
2005-2009), Jurnal Ilmu Manajemen dan
IV, Universitas Padjajaran dan Ikatan
Akuntansi Terapan, 3(1), 1-15.
Akuntan Indonesia, Bandung.
di
Bursa
Efek
Jakarta.
Brigham, E.F., and Houston, J.F. (2009).
Gitman, J.L. (2009). Principles of Managerial
Fundamentals of Financial Management,
Finance, 12th edition. USA: Pearson
Tenth
Education Inc.
Edition.
Fort
Worth:
The
Gitman, J.L., and Joehnk, M.D. (2008).
Dryden Press. Bursa Efek Indonesia (19 Maret 2014), “Equity Daily Trading Publication”,
Fundamentals of Investing, 10th Edition. USA: Pearson Education Inc. Halim, A. (2005). Analisis Investasi, Edisi
www.idx.co.id/enus/home/publication/statistic.aspx Dewi, V.I. (2005). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental
dan
Volume
Perdagangan terhadap Total Return
Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Hartono, J. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Husnan, S., dan Hermanto, S. (1998). CAPM
(Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta),
dan
[Thesis],
Kondisi Pasar di BEJ 1997, Usahawan,
Semarang:
Universitas
Diponegoro.
Strategi
Portofolio:
Kajian
XXVII(5).
Effendi, M.I., dan Muafi. (2001). CAPM:
Kieso, D.E., Weygandt, J.J., & Warfield, T.D.
Berbagai Kajian Terhadap Model dan
(2011). Intermediate Accounting: IFRS
Peranannyadalam
Edition. New Jersey: John Wiley &
Kinerja
Pengukuran
Portofolio,
Usahawan,
XXXX(07).
Mardani, R.M. (2013). Pengaruh Earnings,
Fama, E.F., and French, K.R. (1995). The Cross Section
Sons, Inc.
of
Residual Income, Economic Value
Expected Stock
Added dan Operation Cash Flow
Returns, Journal of Finance, 47, 247-265.
terhadap Return Saham, Iqtishoduna, 9(1), 1-20.
Margaretha, F., dan Damayanti, I. (2008). Pengaruh
Price
Earning
Ratio,
Kompartemen
Akuntan
Publik,
Depok, 20 September.
Dividend Yield, dan Market to Book
Putri, A.A.B. (2012). Analisis Pengaruh
Ratio terhadap Stock Return di Bursa
ROA, EPS, NPM, DER, dan PBV
Efek Indonesia, Jurnal Bisnis dan
terhadap Return Saham (Studi Kasus
Akuntansi, 10(3), 149-160.
pada Industri Real Estate dan Properti
Martono, N.C. (2009). Pengaruh Faktor
yang
Terdaftar
di
Bursa
Efek
Fundamental Perusahaan dan Nilai
Indonesia
Periode
2007-2009),
Tukar terhadap Return Saham pada
[Skripsi],
Semarang:
Universitas
Perusahaan yang Terdaftar di BEI
Diponegoro.
(Kasus pada Perusahaan Manufaktur
Ross, S.A., Westerfield, R.W., and Jaffe, J.
Periode Tahun 2003-2007), [Thesis],
(2002). Corporate Finance, 6th Edition.
Semarang: Universitas Diponegoro.
New York: Mc. Graw-Hill.
Nathaniel, N. (2008). Analisis Faktor-Faktor
Sartono, A. (2001). Manajemen Keuangan
yang Mempengaruhi Return Saham
Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.
(Studi pada Saham-Saham Real Estate
Yogyakarta: BPFE.
dan Properti di Bursa Efek Indonesia
Siegel, J.G., and Shim, J.K. (2000). Dictionary
Periode 2004-2006. [Tesis], Semarang:
of
Accounting
Universitas Diponegoro.
Barron’s
Terms.
New
York:
Pradhono dan Christiawan, Y.Y. (2004). Pengaruh Economic Value Added,
Sugiyono.
(2011).
Metode
Penelitian
Residual Income, Earnings dan Arus
Administrasi Dilengkapi dengan Metode
Kas Operasi terhadap Return yang
R&D. Bandung: Alfabeta.
Diterima
oleh
Pemegang
Saham,
Tandelilin, E. (2007). Analisis Investasi dan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 6(2),
Manajemen
140-166.
BPFE Yogyakarta.
Prasetya, T. (2000). Analisis Rasio Keuangan
Tinneke,
R.
Portofolio.
(2007).
Yogyakarta:
Analisis
Pengaruh
dan Nilai Kapitalisasi Pasar sebagai
Economic Value Added (EVA) dan
Prediksi Harga Saham di BEJ pada
Faktor-Faktor
Periode Bullish dan Bearish. Makalah
Perusahaan Lainnya terhadap Return
Simposium
Saham
Nasional
Akuntansi
III,
(Studi
Fundamental
Empiris
pada
Perusahaan
Sektor
Industri
terhadap
Stock
Return
pada
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta),
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
[Thesis],
Jakarta Tahun 2001-2006, [Thesis],
Semarang:
Universitas
Diponegoro.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Tiswiyati, W. (2011). Pengaruh Economic Value
Added
Income,
(EVA),
Earning,
dan
Operasi
terhadap
Diterima
Pemegang
Residual Arus
Kas
Return
yang
Saham
pada
Perusahaan LQ 45 Tahun 2008-2009, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 13(1), 41-46. Tjiptono, D., dan Hendy, D. (2006). Pasar Modal
Indonesia:
Pendekatan
Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Trisnawati, I. (2009). Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added terhadap Return Saham, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(1), 65-78. Utama, S., dan Yulianto, B.S. (1998). Kaitan antara Rasio PBV dan Imbal Hasil Saham
pada
BEJ,
Jurnal
Riset
Akuntansi Indonesia, 1(1), 127-140. Weston, J.F., and Copeland, T.E. (1995), Managerial Finance, New York: NCBS College Publishing. Yudhira, A. (2008). Pengaruh Economic Value
Added,
Residual
Income,
Earnings, dan Cash Flow Operation