PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER "A" SKEMPTON PADA KELAKUAN KONSOLIDASI TANAH LUNAK AKIBAT BEBAN TIMBUNAN
RINGKASAN PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER "A" SKEMPTON PADA KELAKUAN KONSOLIDASI TANAH LUNAK AKIBAT BEBAN TIMBUNAN, Vipman Tandjiria, 1991, Program Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Program komputer KON-2D-JR telah dikembangkan untuk membahas konsolidasi dua ar.ah dengan nilai parameter Skempton "A" konstan akibat beban timbunan dari lapisan tanah kohesif . Nilai "A" sebenarnya merupakan fungsi dari keadaan over konsolidasi pada scat pembebanan dan berubah sesuai dengan tegangan yang terjadi pada setiap titik di dalam lapisan tanah. Dalam kasus beban timbunan, distribusi tegangan tidak merata tetapi mengikuti kondisi Boussinesq meskipun sifat-sifat lapisan tanahnya berbeda. Program komputer di atas telah dikembangkan untuk memperhitungkan nilai "A" yang berubah sebagai fungsi tegangan vertikal. Telah diselidiki pengaruh perubahan nilai "A" sebagai fungsi tegangan terhadap kelakuan disipasi ' tegangan air pori dan kemudian dibandingkan dengan hasil sebenarnya di lapangan. Kasus yang digunakan dalam perbandingan ini adalah pada lokasi percobaan timbunan di Muar Flats, Malaysia dan untuk Jalan tol Panci, Bandung, Indonesia. Ada perbedaan di antara tanah lempung pantai di Malaysia dan tanah lempung Bandung. Untuk tanah lempung Malaysia, nilai Cv dan Ch yang digunakan dalam mensimulasi tegangan air pori berbeda dengan yang digunakan untuk analisa penurunan. Pada lapisan yang lebih dalam dijumpai peningkatan tegangan air pori sesuai waktu ; hal ini dapat berasal dari destrukturasi. Kasus tanah lempung Bandung yang berasal dari proses deposisi aktivitas gunung berapi menunjukkan perbedaan, karena kecepatan disipasi tegangan air pori yang sangat tinggi lebih menunjukkan kesesuaian dengan kelakuan tanah kelanauan, dan ini sesuai dengan kiasifikasi tanah yang ada. Hubungan yang balk antara nilai parameter skempton "A" sebagai fungsi dari tegangan dan kelakuan tegangan air pori telah diperoleh. Analisis juga menunjukkan bahwa untuk memperkirakan kelakuan lapangan tanah lunak kompresibel yang mendapat beban timbunan, perlu diperhatikan adanya informasl yang t.epat dan cukup tentang lingkungan lokasi studi, posisi muka air tanah dan fluktuasinya selama konsolidasi, sejarah penu:ebanan, latar belakang geologi dan tingkat gangguan contoh tanah yang timbul selama penyelidikan tanah dan test I aborat. orium.
SUMMARY INFLUENCE OF VARYING _SKEMPTON'S PARAMETER "A" ON CONSOLIDATION BEHAVIOUR OF SOFT SOILS UNDER EMBANKMENT LOADING, Tandjiria, Vipman, 1991, Program Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. A computer program called KON-2D-JR was developed previously to consider two dimensional consolidation of stratified cohesive soils under embankment loading with a constant value of Skempton's parameter "A". However, "A" initially is a function of the state of overconsolidation at time of loading, and then varies with the applied stress exerted at any point in the supporting foundation soil. In the case of embankment loading, the stress distribution is not uniform, but can be shown to follow reasonably a Boussinesq condition, despite variations in layer properties. The above computer program has been extended to account for "A" varying as a function of vertical stress and whether the inclusion of "A" varying as a function of stress has an effect on calculated pore pressure dissipation behaviour compared with actual field results has been investigated. The case histories used in this comparison were the trial embankment at Muar Flats, Malaysia and that for the Panci highway, Bandung, Indonesia. There are differences between a soft Malaysian marine clay of sedimentary origin and Bandung clay. In Malaysian marine clay, Cv and Ch values used in simulating the excess pore water pressure were found to be different in early stages of loading from those required to simulate the actual settlement. Increasing pore pressures with time were found in deeper layers ;. this can be ascribed to destructuration. The case for Bandung clay, which has resulted from the deposition of recent volcanic activity, is different, with very fast rates of pore pressure dissipation found, more in line with the behaviour expected of silty soils, and in line with the classification of the soil. Good correlations between the values of Skempton's parameter "A" as a function of stress and the behaviour of the excess pore water pressure were obtained. The analysis also showed that, to predict actual field behaviour of soft compressible soils under embankment loading, attention has to be paid to reliable and adequate information about the environment of the study location, the position of the ground water table and its fluctuation during consolidation, stress history, geological background and the degree of disturbance of soil arising during soil investigation and laboratory testing.