PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI PEROLEHAN, PERLINDUNGAN PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO LEVERAGE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - tugas dan Memenuhi Syarat - syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
OLEH : Monalisa Dalimarta Siregar F 0303051
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul:
PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI PEROLEHAN, PERLINDUNGAN PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO LEVERAGE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
Surakarta, 4 Mei 2009 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
(Sri Murni, SE, Msi, Ak) NIP. 19710330 199512 2 001
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Surakarta, November 2009 Tim penguji skripsi: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak.
(
)
(
)
(
)
(
)
(NIP. 19520610 198803 1 002) 2. Anis Widjajanto, S.E, M.Si, Ak. (NIP. 19710314 199802 1 001) 3. Sri Murni, S.E, M.Si, Ak. (NIP. 19710330 199512 2 001) 4. Halim Dedy Perdana, S.E, Ak (NIP. 19830621 200604 1 003)
If GOD leads you to the edge of cliff, trust HIM fully. One or two things will happen, either HE will catch you when you fall, or HE will teach you how to fly.
”Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31)
Skripsi ini kupersembahkan untuk almarhum ayahku yang telah berpulang ke Rumah Bapa bertepatan dengan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, 21 Mei 2009. Aku percaya Papa ikut bersama dengan Tuhan Yesus pergi kembali ke Sorga. Aku mencintaimu, Pa, dan aku bangga memiliki ayah sepertimu...
KATA PENGANTAR
Puji syukur sebesar - besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Potensial, Variasi Perolehan, Perlindungan Pajak, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Rasio Leverage Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.” Adapun skripsi ini disusun dengan maksud untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat - syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak dapat mengingkari adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar - besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M. Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Sri Murni, S.E, M. Si, Ak. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar memberi pengarahan, masukan, dan motivasi bagi penulis guna menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak / Ibu dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya Jurusan Akuntansi.
5. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas kerjasamanya selama ini. 6. Almarhum ayahku tercinta, yang semasa hidupnya telah berjuang keras dalam membesarkan, mendidik, mencintai, dan mengusahakan yang terbaik bagi anak – anaknya. 7. Ibuku tercinta, yang selalu menasehati dan mendoakan yang terbaik bagi penulis. 8. Kakak – kakakku, Cik Vero dan Ko Alex, yang telah ikut mendukung dan membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. 9. Kekasihku, Andre Purnama, yang telah setia mendukung, menyemangati, dan membantu penulis selama ini. 10. Serta pihak – pihak lain yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
i
ABSTRAKSI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
HALAMAN PENGESAHAN
v
HALAMAN MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Perumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
5
E. Sistematika Penulisan
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Tinjauan Teoritis
7
B. Penelitian terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
14
C. Kerangka Pemikiran
17
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
19
B. Populasi dan Sampel
19
C. Metode Pengambilan Sampel
20
D. Variabel Dan Pengukuran
20
E. Alat Analisis
23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian
27
B. Hasil Analisis
28
C. Pembahasan
41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
44
B. Saran Dan Keterbatasan Penelitian
47
DAFTAR PUSTAKA
49
LAMPIRAN
51
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1.
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Sampel
27
Tabel 4.2.
Statistik Deskriptif Sampel
28
Tabel 4.3.
Uji Normalitas Data Penelitian
32
Tabel 4.4.
Uji Normalitas Data Penelitian
33
Tabel 4.5.
Uji Normalitas Data Penelitian
33
Tabel 4.6.
Hasil Uji Multikolinieritas
34
Tabel 4.7.
Hasil Pengujian Glejser
35
Tabel 4.8.
Uji Hipotesis
39
Tabel 4.9.
Uji Analysis of Varian
40
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran
18
Gambar 4.1.
Uji Heteroskedastisitas
36
Gambar 4.2.
Statistik Durbin Watson
38
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Data Rasio Leverage
51
Lampiran 2.
Data Dividend Payout Ratio
52
Lampiran 3.
Data Return On Equity
53
Lampiran 4.
Data Earning Before Tax
54
Lampiran 5.
Data Total Liabilities
55
Lampiran 6.
Data Total Assets
56
Lampiran 7.
Data Earning After Tax
57
Lampiran 8.
Output SPSS 12.0 untuk Stastistik Deskriptif
58
Lampiran 9.
Output SPSS 12.0 untuk Uji Normalitas Data Mentah
59
Lampiran 10.
Output SPSS 12.0 untuk Uji Normalitas Data dalam
60
bentuk Ln Lampiran 11.
Output
SPSS
12.0
untuk
Uji
Hipotesis,
Uji
61
Multikolinieritas, dan Uji Autokorelasi Lampiran 12.
Output SPSS 12.0 untuk Uji Heteroskedastisitas
64
PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI PEROLEHAN, PERLINDUNGAN PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO LEVERAGE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
Abstraksi
Banyak studi terhadap struktur modal telah dilakukan, namun masih menimbulkan perdebatan hingga sekarang. Studi ini menguji pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage. Sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2000 sampai dengan 2005, di mana periode ini merupakan periode krisis moneter di Indonesia, sehingga observasi yang diamati terkumpul 75 data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Hipotesis diuji dengan model regresi berganda yang disertai pengujian asumsi klasik. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel pertumbuhan potensial, profitabilitas, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap rasio leverage, sedangkan variabel variasi perolehan tidak cukup bukti untuk mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Kata kunci: pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, profitabilitas dan rasio leverage
POTENTIAL GROWTH INFLUENCE, RESULT VARIATION, TAX PROTECTION, SIZE COMPANIES AND PROFITABILITY TOWARDS RATIO LEVERAGE MANUFACTURING BUSINESS AT FFECT EXCHANGE JAKARTA
Abstraction
Many studies towards capital structure has been done, but still to evoke debate until now. This study tests potential growth influence, result variation, tax protection, size companies and profitability towards ratio leverage. Sample in this watchfulness 15 registered manufacturing business at BEJ period 2000 until 2005, which is this period is crisis monetary period in Indonesia, so that observation that is watched to gatherred 75 datas. Sample taking technique is done by purposive sampling. Hypothesis is tested with doubled regression model that is espoused classic assumption testing. From the study that have been done got the result that potential growth variable, profitability, tax protection, and size companies influential towards ratio leverage, while variable result variation insufficient proof to influences ratio leverage in manufacturing business at Effect Exchange Jakarta.
Keyword: potential growth, result variation, tax protection, size companies, profitability and ratio leverage
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan yang sehat pada umumnya berusaha menjaga kelangsungan hidup dan berusaha mengembangkan dirinya untuk memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan berkaitan dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Keputusan struktur modal merupakan keputusan keuangan yang berkaitan dengan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang digunakan oleh perusahaan (Sartono, 2001). Menurut Brigham dan Houston (1998), perusahaan yang menggunakan pendanaan utang disebut dengan istilah pendanaan leverage memiliki tiga implikasi penting, yaitu: 1. Dengan penerbitan dana melalui utang, pemegang saham dapat memelihara kendali perusahaan dengan dana mereka yang terbatas. 2. Kreditor memandang modal sendiri atau dana yang disediakan pemilik merupakan sebuah margin keamanan, sehingga jika pemegang saham hanya menyediakan proporsi kecil terhadap pendanaan total, maka menimbulkan risiko bagi kreditor. 3. Jika perusahaan memperoleh lebih banyak pada investasi yang didanai dengan pinjaman, maka dapat digunakan untuk membayar bunga, sehingga pengembalian bagi pemilik modal terungkit (leveraged).
Penelitian terhadap struktur modal sudah cukup banyak dilakukan, namun perdebatan teori struktur modal masih berlanjut hingga saat ini. Menurut Sartono (2001), teori struktur modal memiliki kesimpulan sementara, yaitu terdapat struktur modal optimal atau paling tidak terletak dalam satu rentang tertentu untuk setiap perusahaan, meskipun hingga saat ini masih sulit untuk menentukan secara pasti satu struktur modal yang optimal. Besarnya penggunaan sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatannya merupakan kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan struktur modal. Kebijakan tersebut tentunya tidak lepas dari upaya perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dalam mempertimbangkan kebijakan struktur modal selalu muncul pertanyaan berapa besar modal sendiri dan berapa besar modal asing yang harus digunakan agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai perusahaan (Dananti dan Nany, 2006). Dananti dan Nany (2006) menjelaskan beberapa studi empiris yang memasukkan unsur pertumbuhan penjualan dalam penelitian struktur modal menunjukkan hasil yang berbeda yaitu, tidak mampu mempengaruhi teori struktur modal secara signifikan (Carleton dan Silberman, 1977) sedangkan studi lain (Barton, Hill dan Sundaram, 1989) menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil tidak
konsisten juga dijumpai pada analisis risiko yang tidak mampu
menjelaskan stuktur modal secara signifikan (Carleton dan Silberman, 1977 dan Baron, Hill dan Sundarman, 1989, serta Chang dan Rhee, 1990). Crutchley dan Hansen (1989) menunjukkan hasil yang signifikan. Hartono (2004) memperoleh hasil penelitian, yaitu profitabilitas dan defisit arus kas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap leverage, sedangkan kesempatan investasi dan size tidak berpengaruh terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terbit di BEJ periode 1996 sampai dengan 1999. Kristyana (2005) menjelaskan bahwa growth potential, earning variability, tax shields, firm size dan profitability memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap leverage ratio pada periode sebelum dan selama krisis moneter untuk perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEJ periode 1994 sampai dengan 1999. Namun penelitian ini tidak menunjukkan faktor-faktor yang membedakan antara leverage ratio sebelum dan selama krisis moneter. Model regresi leverage sebelum krisis menunjukkan hanya variabel profitability yang berpengaruh terhadap leverage ratio, sedangkan pada periode selama krisis variabel earning variability yang berpengaruh terhadap leverage ratio. Dananti dan Nany (2006) dengan menggunakan variabel yang sama dengan penelitian Kristyana, tetapi diuji dengan analisis diskriminan menemukan hanya variabel firm size yang signifikan sebagai variabel diskriminan pada fungsi diskriminan leverage ratio sebelum dan selama krisis moneter. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dipaparkan di atas, terdapat perbedaan pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tercermin dalam leverage ratio. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk menguji konsistensi hasil pengaruh pertumbuhan potensial,
variasi perolehan, perlindungan pajak,
ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage jika menggunakan data perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Dananti dan Nany (2006), namun dengan beberapa perbedaan yang terletak pada alat analisis dan periode penelitian. Dananti dan Nany (2006) menggunakan alat analisis diskriminan untuk membedakan faktor-faktor (pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas) yang menentukan rasio leverage periode sebelum (1994-1996) dan selama krisis moneter (1997-1999) pada perusahaan tekstil dan garmen di BEJ. Sedangkan penelitian ini lebih berfokus pada pengujian pengaruh variabel bebas (pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas) terhadap variabel terikat (rasio leverage) pada periode 2000 sampai 2005 (selama krisis moneter) pada perusahaan
manufaktur di BEJ. Jadi, jika Dananti dan Nany ingin menguji faktor-faktor yang membedakan leverage ratio sebelum dan selama krisis, maka penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi leverage ratio untuk sampel yang berbeda. Hal ini dilatarbelakangi dengan logika bahwa agar sebuah atau beberapa variabel bebas menjadi faktor yang dapat membedakan sebuah variabel terikat pada dua periode yang berbeda, variabel bebas tersebut harus secara signifikan berpengaruh terhadap variabel terikat.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat perbedaan hasil-hasil penelitian terdahulu sehingga dapat disusun rumusan masalah, apakah terdapat pengaruh antara variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta?
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Pembaca untuk memperoleh informasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur yang terbit di BEJ.
2. Penelitian selanjutnya untuk menjelaskan teori struktur modal terutama untuk studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terbit di BEJ. Hasil studi diharapkan mampu memberikan penjelasan pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta melalui pembuktian empiris. 3. Perusahaan manufaktur untuk bahan pertimbangan dalam membuat keputusan pendanaan menggunakan utang. 4. Peneliti sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu (teori) yang didapat di bangku kuliah dengan keadaan dunia nyata.
E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini sebagai berikut, BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian ini dan juga penelitian-penelitian tentang variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap rasio leverage yang dilakukan sebelum penelitian ini untuk mengembangkan hipotesis dan kerangka pemikiran penelitian. BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas tentang metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, variabel dan pengukuran, serta alat analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas tentang deskripsi objek penelitian, hasil analisis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini dibahas mengenai simpulan, saran dan keterbatasan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Struktur Modal Struktur modal menunjukkan pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal merupakan sebagian dari struktur keuangan perusahaan. Struktur keuangan merupakan cara perusahaan membiayai aktivanya, terdiri atas hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham. Determinan struktur keuangan yang penting terdiri atas tingkat pertumbuhan dan stabilitas penjualan masa yang akan datang, karakteristik industri, struktur aktiva perusahaan, kuasa untuk mengendalikan dan sikap pemilik serta direksi dalam menghadapi resiko, sikap pemberi pinjaman terhadap perusahaan dan industri (Weston dan Copeland, 1991). Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Dengan kata lain, struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal bisa diubah - ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Pada tahun 1950-an, dua orang ekonom yaitu Modigliani dan Miller menentang pandangan tradisional struktur modal. Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian pada awal tahun 1960-an kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa
nilai perusahaan dengan nilai hutang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang. Menurut Lawrence, Gitman (2000, p.488, diunduh dari www.fe.elcom.umy.ac.id, 2009), definisi struktur modal adalah sebagai berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang. 2.
Struktur Modal Target Perusahaan seharusnya pertama menganalisis sejumlah faktor, kemudian menentukan
sebuah struktur modal target. Target ini mungkin berubah seiring perubahan waktu, manajemen seharusnya memiliki struktur modal yang spesifik. Jika rasio hutang aktual lebih rendah dari tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin dilakukan dengan menerbitkan hutang, sedangkan jika rasio hutang di atas target, ekspansi modal mungkin dilakukan dengan menerbitkan equity (Brigham, 1998). Seperti dijelaskan Brigham (1998), kebijakan struktur modal meliputi trade off antara risiko dengan return, yaitu penggunaan semakin banyak hutang, menimbulkan risiko yang semakin besar bagi pemilik. Namun, penggunaan hutang pada umumnya membawa pada sebuah tingkat return yang diharapkan semakin tinggi. Empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal:
a. Resiko bisnis (business risk), yaitu resiko yang tidak dapat terpisah dengan operasi perusahaan jika tidak menggunakan hutang. Semakin besar risiko bisnis, semakin rendah rasio hutang optimal. b. Posisi pajak perusahaan. Semakin tinggi tingkat pajak yang harus ditanggung perusahaan, penggunaan hutang dengan biaya hutang yang rendah dapat mengurangi pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan sebab pajak yang harus dibayar dikenakan pada pendapatan setelah dikurangi bunga. c. Fleksibilitas pendanaan yaitu kemampuan menciptakan modal. d. Manajerial lebih bersifat
konservatif atau lebih bersifat agresif. Faktor ini tidak
mempengaruhi maksimisasi nilai perusahaan, tetapi mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan manajer.
3. Trade- Off Theory Teori ini memasukkan biaya kebangkrutan ketika perusahaan dilikuidasi untuk menentukan biaya penggunaan hutang. Berkaitan dengan likuidasi, Harris dan Raviv (1990) mendemonstrasikan peran informasi dari hutang dan struktur modal. Mereka berargumentasi bahwa investor menggunakan informasi prospek perusahaan untuk memutuskan apakah melikuidasi atau melanjutkan perusahaan. Selanjutnya, Brigham, et. Al. (1999) mengemukakan impilikasi penting dari trade-off theory yang meliputi:
a. Perusahaan dengan risiko bisnis yang lebih tinggi harus menggunakan lebih kecil hutang daripada perusahaan yang memiliki risiko bisnis lebih rendah, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang yang semakin besar akan memperbesar beban bunga tetap, sehingga semakin tinggi probabilitas penurunan laba yang berdampak pada financial distress. b. Perusahaan yang membayar pajak dengan tingkat yang lebih tinggi sebaiknya menggunakan lebih banyak hutang daripada perusahaan yang membayar pajak dengan tingkat yang rendah.
4. Pecking Order Theory Brigham (1998) menjelaskan, pecking order theory didasarkan pada asumsi bahwa manajer mengetahui informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan dibanding investor, sehingga investor berusaha menangkap sinyal aktivitas manajer untuk menduga prospek perusahaan. Oleh karena itu, pecking oder theory juga dikenal dengan signaling theory. Teori ini mengkritik asumsi Modigliani Miller yang berargumentasi bahwa terdapat informasi simetris, yang dalam kenyataan informasi simetris ini sangat sulit dijumpai, karena manajer cenderung lebih banyak mendapatkan informasi daripada investor. Studi G. Donaldson memberikan simpulan bahwa perusahaan lebih menyukai menggunakan pendanaan dari modal intern, yakni aliran kas laba ditahan dan depresiasi (Brigham et al., 1999: 429). Selanjutnya Myers (1984) memperjelas pecking oder theory dengan urutan sumber pendanaan sebagai berikut: internal fund, debt, dan equity. Implikasinya bagi manajemen adalah: a. Perusahaan yang memiliki prospek bagus akan lebih memilih menggunakan hutang daripada menjual saham atau menerbitkan saham baru.
b. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki prospek buruk akan lebih memilih menjual saham atau menerbitkan saham baru daripada menggunakan hutang. c. Hal ini berarti perusahaan harus menggunakan lebih sedikit hutang daripada yang disarankan oleh trade-off theory. Informasi asimetris tidak hanya menghalangi kemampuan perusahaan meningkatkan dana melalui penawaran saham baru, tetapi juga menciptakan elastisitas yang tidak sempurna supply pendanaan ekuitas melalui keterbatasan akses terhadap laba ditahan. Dividen memberikan sinyal mengenai earning saat ini maupun masa yang akan datang (Baskin, 1989; Koch dan Shenoy, 1999), hal ini berbeda dengan irrelevance dividend theory (Brigham et al, 1999).
5. Rasio Leverage Rasio Leverage (RL) merupakan besarnya aktiva perusahaan yang dibelanjai dengan menggunakan dana dari pihak luar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (Brigham, 1996: 627; Weston, 1993: 31-303; Van Horne, 1997: 137138; Brealey, 1988: 653; Weston, 1989: 226-228; Setyaningsih, 1996: 72 dikutip dari Santika dan Nurdi 2001). Rasio ini membandingkan antara total utang dengan total aktiva (total debt to total asset). Di semua negara sedang berkembang, industri manufaktur ditandai dengan rasio hutang terhadap modal sendiri yang tinggi. Semakin tinggi proporsi utang relatif terhadap modal sendiri, meningkatkan resiko perusahaan (Bradley, Jarrell dan Kim, 1984).
6. Pertumbuhan Potensial Menurut Myer (1977) nilai perusahaan terdiri atas dua komponen, yaitu aset yang dimiliki dan kesempatan bertumbuh. Pertumbuhan perusahaan yang dapat mengukur nilai
perusahaan merupakan harapan yang diinginkan baik oleh pihak internal perusahaan, yaitu manajemen maupun eksternal perusahan seperti investor dan kreditor. Semakin cepat tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan di bidang keuangan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, perusahaan semakin memilih untuk menahan laba daripada membayarkannya berupa deviden. Pada waktu yang sama, perusahaan diharapkan untuk bergantung kepada hutang untuk memelihara rasio hutangnya sebagai hak dasar meningkatkan penahanan labanya yang besar. Pertumbuhan potensial merupakan estimasi tingkat pertumbuhan, yang dihitung dengan menggunakan retention growth model yaitu bagian laba yang ditahan dikalikan tingkat pengembalian modal sendiri (Brigham dan Gapenski Seperti dikutip dalam Dananti dan Nany, 2006).
7. Variasi Perolehan Variasi perolehan merupakan perubahan perolehan yang tersedia bagi pemegang saham dari periode ke periode. Perubahan perolehan mungkin disebabkan oleh perubahan penjualan, perubahan biaya operasional dan perubahan biaya lainnya seperti tambahan biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan sebagai akibat tambahan utang.
8. Perlindungan Pajak Bunga hutang adalah beban yang dapat digunakan untuk tujuan pengurangan perpajakan (deductible expense) dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan pada tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak perusahaan makin besar keuntungan dari penggunaan hutang. Perlindungan pajak merupakan perlindungan yang berasal dari pajak, yang
diterima oleh perusahaan ketika menggunakan dana pinjaman. Perlindungan pajak dihitung sebagai pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan (Sartono, 2001).
9. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan ukuran yang dapat tercermin pada besarnya total asset, total sales, nilai kapitalisasi atau jumlah karyawan perusahaan (Husnan, 1998). Barclay dan Smith (1995) menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar akan mudah mengakses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil. Perusahaan besar lebih mudah menerbitkan obligasi jangka panjang, sedangkan perusahaan kecil lebih banyak memiliki batasan sehingga perusahaan kecil cenderung mencari pinjaman jangka pendek di bank. Selain itu, tingkat frekuensi perdagangan saham perusahaan kecil tidak secepat dan semudah saham perusahaan besar.
10. Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1993). Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang dan meningkatkan profit. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Profitabilitas dihitung dengan ROA, yaitu laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham dibagi dengan total aktiva (Brigham dan Houston, 1998).
B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Studi empiris yang membuktikan pecking order theory diantaranya adalah Baskin (1989) dan Diltz (1994) yang berhasil menunjukkan bahwa asymmetric information berdampak pada struktur modal. Informasi asimetri tidak hanya menghalangi kemampuan perusahaan meningkatkan dana melalui penawaran saham baru, tetapi juga menciptakan elastisitas yang tidak sempurna dari supply pendanaan ekuitas melalui keterbatasan akses terhadap laba ditahan. Rasio leverage merupakan ukuran besarnya dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dibanding dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan (Brigham, 1996: 627; Weston, 1993: 31303; Van Horne, 1997: 137-138; Brealey, 1988: 653; Weston, 1989: 226-228; Setyaningsih, 1996: 72 dikutip dari Santika dan Nurdi 2001). Semakin cepat tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan bidang keuangan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, perusahaan semakin memilih untuk menahan laba daripada membayarkannya berupa deviden. Pada waktu yang sama, perusahaan diharapkan untuk bergantung kepada hutang untuk memelihara rasio hutangnya sebagai hak dasar meningkatkan penahanan labanya yang besar. Penelitian pengaruh pertumbuhan perusahaan yang diproksi dengan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap utang dilakukan Pakaryaningsih (2004) menunjukkan hasil signifikan. Oleh karena itu, pertumbuhan potensial perusahaan menjadi faktor kritis yang menentukan kebijakan deviden dan kebijakan keuangan, sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1: terdapat pengaruh antara variabel pertumbuhan potensial terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan Kristyana (2005), variasi perolehan berhubungan erat dengan rasio leverage dan rasio pembayaran deviden. Dengan stabilitas yang lebih besar dalam laba, perusahaan dapat membuat biaya tetap hutang obligasi yang lebih besar tanpa mengeluarkannya ke tingkat resiko kegagalan yang tidak dapat diterima. Demikian juga kebijakan deviden, suatu perusahaan dengan pendapatan yang stabil dapat memperkirakan pendapatannya di masa yang akan datang dengan ketepatan yang lebih besar, jadi suatu perusahaan dapat tetap membayarkan labanya sebagai deviden dengan resiko pemotongan devidennya yang lebih kecil di masa yang akan datang, sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 2: terdapat pengaruh antara variabel variasi perolehan terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
De Anggelo dan Masulin (dikutip dari Brigham dan Houston 1998), menganjurkan suatu penggantian antara perlindungan pajak non hutang dan perlindungan pajak hutang. Khususnya, mereka mengatakan bahwa jumlah investasi yang berhubungan dengan non debt tax shields (contoh, deduksi depresiasi dan kredit pajak investasi) mengurangi nilai pajak bunga perusahaan dan oleh karena itu mengurangi kemampuan perusahaan dari peminjaman. Non debt tax shields dihitung sebagai leverage tahunan dari jumlah penyusutan, kredit pajak investasi, dan kerugian pajak dibagi total penjualan bersih tahunan. Berdasarkan paparan ini disusun hipotesis: Hipotesis 3: terdapat pengaruh antara variabel
perlindungan pajak terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Dananti dan Nany (2006) mengemukakan bahwa ukuran memberikan kontribusi yang paling besar dalam membentuk fungsi diskriminan dalam faktor-faktor yang membedakan
leverage ratio perusahaan tekstil dan garment di BEJ sebelum dan selama krisis ekonomi. Perusahaan yang sudah sangat besar memiliki akses yang mudah ke pasar modal, sementara perusahaan kecil tidak memilikinya. Karena aksesibilitas yang mudah ke pasar modal berarti fleksibilitas dan kemampuan yang lebih besar untuk meningkatkan dana dalam waktu singkat. Berdasarkan paparan ini, disusun hipotesis: Hipotesis 4: terdapat pengaruh antara variabel
ukuran perusahaan terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Kristyana (2005) dalam penelitiannya terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rasio leverage perusahaan di industri tekstil dan garment menyebutkan secara parsial profitability berpengaruh terhadap leverage ratio pada periode sebelum krisis pada tingkat signifikansi 95%. Sedangkan pada periode selama krisis hanya variabel earning variability yang berpengaruh terhadap leverage ratio pada tingkat signifikansi 95%. Profitabilitas merupakan kemampulabaan suatu perusahaan di waktu yang lampau seharusnya menjadi suatu faktor penentu yang penting dari struktur modalnya. Dengan jumlah laba yang ditahan yang besar yang tersedia, sebuah perusahaan mungkin memilih menahan laba daripada meminjam. Untuk mengukur variabel profitabilitas, menggunakan hitungan rata-rata ROA (Return On Assets). Berdasarkan paparan ini dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 5: terdapat pengaruh antara variabel profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
C. KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teoritis dan penelitian terdahulu serta pengembangan hipotesis yang telah dipaparkan di atas, hubungan antar variabel bebas dan variabel tidak bebas sebagai berikut dapat dilihat pada kerangka pemikiran berikut ini:
Pertumbuhan Potensial Variasi Perolehan Perlindungan Pajak Rasio Leverage
H H3
Ukuran Perusahaan H Profitabilitas
Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran Keterangan: a. Variabel bebas (independent variable) adalah pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas. b. Variabel tidak bebas (dependent variable) adalah rasio leverage. Diharapkan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.
H
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Menurut Cooper dan Emory (1999), jenis penelitian ada 2, yaitu penelitian dasar atau murni dan penelitian terapan. Penelitian dasar bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan (persoalan-persoalan) yang membingungkan yang bersifat teoritis dan mempunyai dampak sedikit saja terhadap tindakan, kinerja, atau keputusan-keputusan kebijakan. Sedangkan penelitian terapan mempunyai penekanan pada penyelesaian persoalan secara praktis. Penelitian terapan dilaksanakan untuk mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan khusus berkaitan dengan tindakan, kinerja, atau kebijakan. Berdasarkan uraian tersebut maka jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian terapan sebab penelitian ini meneliti variabelvariabel yang mempengaruhi rasio leverage perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah dihimpun dalam Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta periode 2000 sampai dengan 2005.
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Guna membedakan dengan penelitian terdahulu dan untuk melihat konsistensi generalisasi hasil penelitian terdahulu, jika diterapkan pada periode yang berbeda, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dan memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian selama periode 2000 sampai dengan 2005. C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Indonesian Capital Market Directory periode 2000 sampai dengan 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan kriteria untuk menjadi anggota sampel adalah: 1. Perusahaan manufaktur secara terus menerus terdaftar di BEJ selama periode 2000 sampai dengan 2005. 2. Perusahaan manufaktur pada point 1 melaporkan data rasio leverage, devidend payout ratio, return on equity, earning before tax, total liabilities, dan total assets secara terus menerus pada periode 2001 sampai dengan 2005 sebagai periode yang akan diamati dalam penelitian ini. 3. Perusahaan manufaktur pada point 1 melaporkan data earning after tax secara terus menerus pada periode 2000 sampai dengan 2005. Data tahun 2000 digunakan untuk menghitung variabel variasi perolehan tahun 2001.
D. VARIABEL DAN PENGUKURAN VARIABEL Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Leverage (RL) sebagai variabel dependen. Sedangkan Pertumbuhan Potensial, Variasi Perolehan, Perlindungan Pajak,
Ukuran Perusahaan serta
Profitabilitas sebagai variabel independen.
Guna memudahkan
pemahaman perlu adanya definisi dan pengukuran variabel untuk mengantarkan pengertian yang lebih operasional terhadap masing-masing variabel. 1. Rasio Leverage (RL) merupakan besarnya aktiva perusahaan
yang dibelanjai dengan
menggunakan dana dari pihak luar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (Brigham, 1996: 627; Weston, 1993: 31-303; Van Horne, 1997: 137-138; Brealey, 1988: 653; Weston, 1989: 226-228; Setyaningsih, 1996: 72 dikutip dari Santika dan Nurdi 2001). Rasio ini membandingkan antara total hutang dengan total aktiva (total debt to total asset) dihitung sebagai berikut: Total hutang Rasio Leverage= Total aktiva 2. Pertumbuhan Potensial Pertumbuhan potensial merupakan estimasi tingkat pertumbuhan, yang dihitung dengan menggunakan retention growth model (Brigham dan Gapenski dalam Dananti dan Nany, 2006) sebagai berikut: g = b(r) keterangan: r = return on equity (ROE) b = bagian earning yang diharapkan ditahan b = 1 – payout 3. Variasi Perolehan Variasi Perolehan merupakan perolehan yang tersedia bagi pemegang saham dari periode ke periode. Perubahan perolehan mungkin disebabkan oleh perubahan penjualan, perubahan
biaya operasional dan perubahan lainnya seperti tambahan biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan sebagai akibat tambahan utang (Dananti dan Nany, 2006). Variasi perolehan dihitung dengan earning after tax periode t dikurangi earning after tax periode t-1.
4. Perlindungan Pajak Perlindungan Pajak merupakan perlindungan yang berasal dari pajak, yang diterima oleh perusahaan ketika menggunakan dana pinjaman. Perlindungan pajak dihitung sebagai tingkat pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan (Sartono, 2001). 5. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran yang dapat tercermin pada besarnya total assets, total sales, nilai kapitalisasi atau jumlah karyawan perusahaan (Husnan, 1998). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total assets perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan total assets, sebab dalam penelitian Sujoko (2007) ukuran variabel ini menunjukkan hasil signifikan berpengaruh terhadap besarnya leverage ratio perusahaan manufaktur. Susilowati (2006) mengelompokkan 40 perusahaan terdaftar di BEI yang menduduki ranking di atas masuk dalam kelompok perusahaan besar, sedangkan 40 perusahaan terdaftar di BEI yang menduduki ranking di bawah sebagai kelompok perusahaan kecil. Data ukuran perusahaan yang diproksi dengan total assets perusahaan dapat diperoleh secara langsung dari laporan keuangan perusahaan yang tercantum di ICMD. 6.
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Profitabilitas dihitung dengan ROA, yaitu laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham dibagi dengan total aktiva (Brigham dan Houston, 1998).
E. ALAT ANALISIS Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap variabel leverage ratio. Pada bagian ini dibahas pengujian data dan pengujian hipotesis. Pengujian data dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan untuk penerimaan dan penolakan hipotesis benar-benar memenuhi asumsi klasik. 1. Pengujian Data Menurut Gujarati (1999), selain asumsi kenormalan distribusi data, sebuah model regresi harus memenuhi 3 asumsi klasik yaitu bebas dari fenomena multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Tidak terpenuhinya ketiga asumsi ini menyebabkan model regresi bersifat lancung dan menyesatkan. a. Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui kesamaan sumber populasi dan varians sampel. Uji kenormalan distribusi data yang biasa digunakan, yaitu Kolmogorov Smirnov dengan kriteria jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal (Santoso, 2003). b. Pengujian Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan fenomena adanya hubungan yang sempurna di antara beberapa variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniertias diuji dengan Varian Infllation Factor (VIF). Batas VIF adalah 10, jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas (Santoso, 2003).
c. Pengujian Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan penyebaran titik data-data populasi yang tidak sama pada suatu model penelitian. Untuk mengetahuinya digunakan uji Glejser yaitu dengan meregres kembali nilai absolut residual (variabel pengganggu) dengan variabel independen. Apabila nilai signifikansi t hitung model yang dianalisis di bawah 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. Guna mendukung pernyataan ini dilakukan pengujian sekali lagi menggunakan scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya (Santoso, 2003). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara prediksi variabel terikat dengan residualnya. d. Pengujian Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang diurut menurut waktu (untuk data time series) atau ruang (untuk data cross section), pendeteksiannya dilakukan dengan Durbin Watson Test. Nilai Durbin Watson ditunjukkan dengan notasi d. Apabila dU ≤ d ≤ 4 – dU tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif. Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL terdapat keraguan untuk menyatakan adanya autokorelasi dan jika 0 ≤ d ≤ dL menunjukkan bukti terdapat
autokorelasi positif dan 4 - dL ≤ d ≤ 4 menunjukkan bukti autokorelasi negatif (Gujarati, 1999).
2. Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 5 menggunakan model regresi berganda dengan analysis of panel data mengacu penjelasan Gujarati (1998) untuk sejumlah perusahaan, masing-masing diobservasi beberapa tahun. Model dasar yang digunakan: Yit = α1 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + εit Keterangan: Yit = Rasio Leverage masing-masing perusahaan pada masing-masing periode X1it= pertumbuhan potensial masing-masing perusahaan pada masing-masing periode X2it = profitabilitas masing-masing perusahaan pada masing-masing periode X3it = variasi perolehan masing-masing perusahaan pada masing-masing periode X4it = perlindungan pajak masing-masing perusahaan pada masing-masing periode X5it = ukuran perusahaan masing-masing perusahaan pada masing-masing periode α1 = konstansta β1, β2, .... β5 = koefisien kemiringan variabel bebas εit = variabel kesalahan yaitu variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan dalam model. Metode statistik untuk menguji hipotesis pengaruh suatu faktor
terhadap variabel
dependen kontinu disebut analisis varian (Analysis of Variance, ANOVA). Untuk menggunakan ANOVA, kondisi-kondisi tertentu harus dipenuhi. Sampel harus dipilih secara acak dari populasi
yang mempunyai distribusi normal, dan populasi harus mempunyai varian yang sama. Selain itu, jarak dari suatu rata-rata hitung kelompoknya harus independen dari jarak nilai rata-rata hitung yang lain pada rata-rata hitung tersebut. Kriteria penerimaan hipotesis pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap variabel rasio leverage jika probabilitas nilai F < 0,05. Menurut Santosa, 2003, hal 356, signifikansi konstanta dan variabel dependen yang dimasukkan dalam model menggunakan uji t dengan kriteria, §
Apabila nilai probabilitas thitung > 5% , maka Ho diterima, Ha ditolak.
§
Apabila nilai probabilitas thitung < 5%, maka Ho ditolak, Ha diterima.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode 2000 sampai dengan 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama periode 2000 sampai dengan 2005 (5 tahun) adalah 75 perusahaan sedangkan yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel terdapat 15 perusahaan, maka jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 x 15 = 75 data. Menurut Santosa, 2003, jumlah sampel di atas 30 sudah bisa dianggap sampel besar. Adapun daftar nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Table 4.1. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Sampel NAMA PERUSAHAAN PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. PT. Delta Djakarta Tbk. PT. Fast Food Indonesia Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. PT. Gudang Garam Tbk. PT. H.M. Sampoerna Tbk. PT. Lion Metal Works Tbk. PT. Andhi Chandra Automotive Product Tbk.
10 11 12 13 14 15
PT. Astra Otoparts Tbk. PT. Goodyear Indonesia tbk. PT. Tunas Ridean Tbk. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. PT. Merck Tbk. PT. Unilever Indonesia Tbk. Sumber: data diolah.
B. HASIL ANALISIS Pada bagian ini disajikan hasil analisis data yang diolah dengan program SPSS 12.0 sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Tabel 4.2. menyajikan statistik deskriptif untuk data yang dianalisis sebagai berikut: Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Sampel N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Rasio Leverage
75
,11
,76
,3980
,17408
Pertumbuhan Potensial
75
-,026561
,502218
,14588711
,101706392
Profitabilitas
75
-,016034
,660714
,14228666
,113750115
Variasi Perolehan
75
-264240
715671
16742,76
143401,047
Perlindungan Pajak
75
-710613,36
5919746,56
578732,1360
1144581,19555
Ukuran Perusahaan
75
100099
22128851
3614029,89
5734887,669
Valid N (listwise)
75
Sumber: data diolah Secara statistik deskriptif, rasio leverage dengan nilai minimum 0,11 kali dan nilai maksimum 0,76 kali memiliki nilai rata-rata 0,3980 kali dengan kesalahan standar 0,17408 kali. Pertumbuhan potensial nilai minimum -2,656 % dan nilai maksimum 50,222% memiliki nilai rata-rata 14,8871% dengan kesalahan standar 10,170639%. Profitabilitas nilai minimum -0,016034 dan nilai maksimum 0,660714 memiliki nilai rata-rata 0,14228666 dengan kesalahan standar 0,113750115. Variasi perolehan memiliki nilai minimum -264240 dan nilai maksimum 715671 memiliki nilai rata-rata 16742,76 dengan kesalahan standar 143401,047.
Perlindungan Pajak memiliki nilai minimum -710613,36 dan nilai maksimum 5919746,567 memiliki nilai rata-rata 578732,1360 dengan kesalahan standar 1144581,19555. Ukuran Perusahaan nilai minimum 100099 dan nilai maksimum 22128851 memiliki nilai rata-rata 3614029, dengan kesalahan standar 5734887,669.
2. Contoh Penghitungan Data a. Data rasio leverage Data rasio leverage dapat diperoleh secara langsung dari laporan keuangan perusahaan yang tercantum di ICMD. b. Pertumbuhan Potensial Pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan dan perlindungan pajak diperoleh dengan cara perhitungan menggunakan rumus masing-masing variabel. Sebagai contoh, PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. pada tahun 2001 melaporkan payout ratio 17,13%; Return On Equity (ROE = r) 29,21%; Earning Before Tax (EBT) sebesar Rp70.414 juta; Earning After Tax (EAT) sebesar Rp48.595 juta; Total Assets sebesar Rp513.597 juta; Liabilities sebesar Rp348.705 juta. Maka pertumbuhan potensial tahun 2001 adalah g = b (r) = (1 – 0,1713) 0,2921 = 0,2420633 keterangan: r = return on equity (ROE) b = bagian earning yang diharapkan ditahan b = 1 – payout
c. Profitabilitas Profitabilitas pada tahun 2001 untuk PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. dapat diperoleh: ROA = EAT/ Total Asset = Rp48.595 juta / Rp513.597 juta = 0,094617 d. Variasi Perolehan Variasi perolehan tahun 2001 untuk PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. dapat diperoleh dari EAT tahun 2001 – EAT tahun 2000. Jika EAT tahun 2000 adalah Rp38.465 juta, maka Variasi perolehan 2001 = Rp48.595 juta - Rp38.465 juta =Rp10.130 juta. e. Perlindungan Pajak Perlindungan Pajak merupakan perlindungan yang berasal dari pajak, yang diterima oleh perusahaan ketika menggunakan dana pinjaman. Perlindungan pajak dihitung sebagai tingkat pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan (Sartono, 2001). Perlindungan pajak tahun 2001 untuk PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut, Pajak = EBT – EAT = Rp70.414 juta - Rp48.595 juta = Rp21.819 juta Tingkat pajak = pajak / EBT = Rp21.819 juta / Rp70.414 juta = 0,309867356 Perlindungan Pajak = tingkat pajak x liabilities = 0,309867356 x Rp348.705 juta = Rp108.052.296 ribu. f. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diproksi dengan total assets perusahaan dapat diperoleh secara langsung dari laporan keuangan perusahaan yang tercantum di ICMD.
3. Hasil Pengujian Data Sebuah model regresi yang baik harus mengikuti asumsi klasik model regresi yaitu, data variabel yang dimasukkan dalam model berdistribusi normal. Bebas dari fenomena multikolineritas, bebas dari fenomena autokorelasi dan tidak ada heteroskedastisitas. Sebelum dilakukan pengujian ANOVA, dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap model regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi: a. Uji Normalitas Uji normalitas dipakai untuk menguji data variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik mensyaratkan data setiap variabel yang dimasukkan dalam model berdistribusi data normal atau mendekati normal (Gujarati, 1998). Pengujian terhadap normalitas data dapat dilakukan melalui uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) satu arah. Apabila nilai Zhitung > Ztabel maka data terdistribusi normal (Ghozali, 2001). Cara lain adalah dengan melihat probabilitas nilai Z, apabila probabilitas nilai Z lebih besar dari 5 persen maka data terdistribusi dengan normal. Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa variabel rasio leverage dan pertumbuhan potensial memiliki probabilitas Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 5%, berarti data terdistribusi dengan normal, sehingga data rasio leverage dan pertumbuhan potensial dapat langsung digunakan untuk membuat model regresi. Sedangkan variabel profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan pada tabel 4.3. dan 4.4. memiliki probabilitas Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 5%, berarti data tidak
terdistribusi dengan normal. Keempat variabel ini harus ditransformasi supaya berdisitribusi normal untuk dapat digunakan dalam model regresi.
Menurut Gujarati
(1998), salah satu cara menormalkan sebuah distribusi data adalah dengan mengubah data ke dalam bentuk logaritma linier (Ln).
Tabel 4.3.Uji Normalitas Data Penelitian a Leverage Rasio 75
N Normal Parameters(a,b) MostExtreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Pertumbuhan Potensial 75
Profitabilitas 75
,3980
,1458871
,1422867
,17408
,10170639
,11375011
,098
,103
,196
,098 -,074 ,849 ,467
,103 -,076 ,896 ,398
,196 -,111 1,699 ,006
ted from data. Sumber: data diolah.
Tabel 4.4.Uji Normalitas Data Penelitian N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Variasi Perolehan 75 16742,76 143401,047 ,291 ,291 -,220 2,517 ,000
Perlindungan Pajak 75 578732,1360 1144581,196 ,323 ,323 -,294 2,793 ,000
Ukuran Perusahaan 75 3614029,89 5734887,669 ,304 ,304 -,270 2,632 ,000
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a) Test distribution is Normal. b) Calculated from data. Sumber: data diolah
Test distr ibuti on is Nor mal.
b Cal cula
Setelah data variabel profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan diubah ke dalam bentuk logaritma linier maka hasil pengujian normalitas data keempat variabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5.Uji Normalitas Data Penelitian a N Normal Parameters(a,b) Most Differences
Mean
Std. Deviation Extreme Absolute
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
lnP 75
lnVP 75
lnPPajak 75
lnUP 75
-2,2280
9,5357
11,6042
13,8257
,80386
2,04549
2,00565
1,63643
,137
,050
,078
,154
,071 -,137 1,189 ,118
,050 -,050 ,432 ,992
,069 -,078 ,676 ,751
,154 -,114 1,334 ,057
Test
distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: data diolah.
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa data variabel profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan dalam bentuk logaritma linier memiliki nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 5%, berarti data terdistribusi dengan normal. Dengan demikian, data yang digunakan untuk variabel dalam model regresi penelitian ini dapat menjadi model regresi rasio leverage, pertumbuhan potensial, ln profitabilitas, ln variasi perolehan, ln perlindungan pajak dan ln ukuran perusahaan.
b. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik multikolinearitas bertujuan untuk menguji keberadaan hubungan secara linier antar variabel bebas. Apabila sebagian atau keseluruhan variabel-variabel bebas berkorelasi kuat berarti terjadi gejala multikolinearitas. Bila korelasi berderajat rendah maka multikolinearitas yang terjadi tidak mempengaruhi model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance di bawah 0,1 dan VIF lebih dari 10 maka variabelvariabel bebas dalam model memiliki masalah multikolinearitas. Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinearitas Model
Collinearity Statistics Tolerance
(Constant) Pertumbuhan Potensial ,529 lnP ,514 lnVP ,492 lnPPajak ,148 lnUP ,126 a Dependent Variable: Rasio Leverage Sumber: data diolah
VIF 1,889 1,946 2,034 6,754 7,918
Berdasarkan tabel 4.6. di atas diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel independen berada di atas 0,1 sedangkan nilai VIF dari semua variabel independen berada di bawah 10 maka bahwa model regresi bebas dari gejala multikolinearitas, yang berarti tidak ada hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi ini atau tidak terjadi hubungan korelasi antara variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heretoskedastisitas adalah uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas diuji dengan uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual (variabel pengganggu) dengan variabel independen. Apabila nilai signifikansi t hitung model yang dianalisis di bawah 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian Glejser adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Glejser
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) ,040 ,065 Pertumbuhan Potensial ,044 ,090 Ln Profitabilitas -,013 ,012 Ln Variasi Perolehan -,006 ,005 Ln Perlindungan Pajak ,015 ,009 Ln Ukuran Perusahaan -,008 ,011 a Dependent Variable: Residu Absolut Sumber: data diolah
Standardized Coefficients
t
Sig.
,612 ,487 -1,135 -1,256 1,776 -,737
,542 ,628 ,260 ,213 ,080 ,463
Beta ,077 -,182 -,206 ,530 -,238
Berdasarkan tabel 4.7. tersebut, semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model tidak mengalami heteroskedastisitas. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan nilai signifikansi t hitung masing-masing variabel bebas memiliki nilai lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan model regresi sudah memenuhi asumsi klasik. Guna mendukung pernyataan ini dilakukan pengujian sekali lagi menggunakan scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya (Santoso, 2003). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika sumbu absis adalah Y yang diprediksi (Regression Standardized Predicted Value), dan sumbu ordinat adalah
residual (Y prediksi -Y sesungguhnya ) yang telah distudentized (Regression Studentized Residual), data berpencar di atas dan di bawah angka nol sumbu ordinat.
Scatterplot
Dependent Variable: Rasio Leverage 4
RegressionStandardizedPredictedValue
2
0
-2
-4 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Residual
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Terlihat bahwa scatter plot tidak menunjukkan pola atau bentuk tertentu dan data menyebar acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu ordinat, sehingga dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, atau dengan kata lain varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap (homoskedastisitas).
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji korelasi
variabel penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil perhitungan angka Durbin-Watson (DW). Jika ada masalah autokorelasi, maka regresi yang seharusnya signifikan (F signifikan) terjadi tidak layak dipakai. Ketentuan terhadap uji ini adalah model terbebas dari autokorelasi bila memiliki nilai DW antara dU sampai dengan 4-dU. Jika nilai dL < DW< dU atau 4-dU < DW< 4-dL berarti bukti adanya autokorelasi berada di daerah ragu-ragu, sedangkan jika DW< dL bukti adanya autokorelasi positif dan jika DW > 4dL bukti adanya autokorelasi negatif.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai DW sebesar 2,207. Nilai kriteria
keberadaan autokorelasi dapat dilihat pada gambar 4.2. Berdasarkan
gambar tersebut, nilai Durbin Watson berada di daerah bukti tidak ada autokorelasi.
Menolak Ho Bukti autokorelasi positif
Menolak Ho* Bukti autokorelasi negatif
Daerah keraguraguan
0
Daerah Menerima H0 atau keraguHo* atau kedua- raguan duanya Bukti tidak ada autokorelasi
dL= 1,487 dU= 1,770 DW=2,207 4- dU= 2,23 4-dL= 2,523 Gambar 4.2. Statistik Durbin Watson
1. Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh tiap–tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah : §
Apabila nilai probabilitas thitung > 5% , maka Ho diterima, Ha ditolak.
§
Apabila nilai probabilitas thitung < 5%, maka Ho ditolak, Ha diterima,
Adapun hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.8. sebagai berikut:
Model
Tabel 4.8. Uji Hipotesis Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) -,007 ,117 Pertumbuhan Potensial ,605 ,163 Ln Profitabilitas -,099 ,021 Ln Variasi Perolehan -,010 ,008 Ln Perlindungan Pajak ,129 ,016 Ln Ukuran Perusahaan -,095 ,021 a Dependent Variable: Rasio Leverage Sumber: data diolah
Standardized Coefficients
t
Sig.
-,056 3,725 -4,731 -1,136 8,289 -4,588
,956 ,000 ,000 ,260 ,000 ,000
Beta ,354 -,456 -,112 1,488 -,892
Tabel 4.8. menunjukkan nilai signifikansi t hitung pertumbuhan potensial 0,000; Ln Profitabilitas 0,000; Ln Perlindungan Pajak 0,000 dan Ln Ukuran Perusahaan 0,000 sehingga keempatnya lebih kecil dari 5%, berarti secara individual variabel pertumbuhan potensial, Ln Profitabilitas,
Ln Perlindungan Pajak dan Ln Ukuran Perusahaan secara signifikan
berpengaruh terhadap variabel Leverage Ratio. Variabel Ln Variasi Perolehan memiliki nilai
signifikansi t hitung lebih besar dari 5%, berarti variabel bebas ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Leverage Ratio. Pengujian pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap leverage ratio, menggunakan anayisis of varian dengan rasio F. Kriteria pengambilan keputusan adalah : §
Apabila nilai probabilitas Fhitung > 5% , maka Ho diterima, Ha ditolak.
§
Apabila nilai probabilitas Fhitung < 5% , maka Ho ditolak, Ha diterima.
Hasil pengujian ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis yang menyatakan bahwa perolehan,
terdapat pengaruh pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi
perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan terhadap rasio leverage pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Adapun hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut, Tabel 4.9. Uji Analisis of Varian Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 1,504 5 ,301 28,108 ,000(a) Residual ,738 69 ,011 Total 2,243 74 a Predictors: (Constant), lnUP, lnP, Pertumbuhan Potensial, lnVP, lnPPajak b Dependent Variable: Rasio Leverage Dari uji ANOVA atau F test, didapat nilai Fhitung sebesar 28, 108 dengan probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 5%, maka variabel pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap rasio leverage. Dengan demikian pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi
perolehan, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
C. PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data di atas, maka: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig) jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis 1, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel pertumbuhan potensial terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Crutchley dan Hansen (1989) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa pertumbuhan potensial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. 2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig) jauh di atas 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis 2, maka dapat dikatakan tidak cukup bukti untuk menerima pengaruh variabel
variasi
perolehan terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hipotesis 2 dapat diterima jika menggunakan tingkat signifikansi 26%. Semakin tinggi tingkat signifikansi, membawa pada kesalahan menerima hipotesis yang salah. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Kristyana dan Nany (2006) yang menyatakan
bahwa pada periode krisis, earning variability berpengaruh terhadap leverage ratio pada tingkat signifikansi 5%. 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig) jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis 3, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel perlindungan pajak terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung pendapat De Anggelo dan Masulin (dikutip dari Brigham dan Houston 1998) yang menganjurkan suatu penggantian antara perlindungan pajak non hutang dan perlindungan pajak hutang sehingga terdapat pengaruh perlindungan pajak terhadap leverage ratio. 4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig) jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis 4, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel
ukuran perusahaan terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Saidi (2004) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap leverage ratio. 5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig) jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis 5, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Hartono (2004) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa profitabililitas berpengaruh terhadap leverage ratio. 6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.9, probabilitas (nilai sig) jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh antara pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kristyana (2005) yang menyebutkan bahwa growth potential, earning variability, tax shields, firm size dan profitability memiliki pengaruh yang berbeda terhadap leverage ratio pada periode sebelum dan selama krisis moneter untuk perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEJ periode 1994 sampai dengan 1999.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap rasio leverage. Sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2000 – 2005, dimana periode ini merupakan periode krisis moneter di Indonesia. Total jumlah observasi yang diamati dalam penelitian ini adalah 5 x 15 = 75 data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Hipotesis diuji dengan model regresi berganda yang disertai pengujian asumsi klasik. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat dibuat simpulan bahwa : 1. Variabel pertumbuhan potensial mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Semakin besar tingkat pertumbuhan potensial sebuah perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan di bidang
keuangan. Pecking order theory menjelaskan urutan sumber pendanaan adalah internal fund (laba ditahan), debt (utang), selanjutnya equity (saham biasa). Dengan demikian, perusahaan manufaktur yang dianalisis cenderung memilih sumber pendanaan yang berasal dari utang setelah laba ditahan, untuk mendanai pertumbuhan potensialnya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Crutchley dan Hansen (1989) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa pertumbuhan potensial berpengaruh positif terhadap struktur modal. 2. Hasil statistik menyimpulkan tidak cukup bukti untuk menyatakan terdapat pengaruh variasi perolehan terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Kristyana dan Nany (2006) yang menyatakan bahwa pada periode krisis, earning variability berpengaruh terhadap leverage ratio pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini kemungkinan disebabkan oleh sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang lebih luas cakupannya dibandingkan
dengan penelitian Kristyana dan Nany yang hanya
menggunakan sampel perusahaan tekstil dan garmen. Perusahaan manufaktur melibatkan perusahaan-perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang berbeda-beda, sehingga resiko finansialnya semakin bervariasi. 3. Variabel perlindungan pajak mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Semakin tinggi tarif pajak yang ditanggung perusahaan, semakin tinggi perlindungan pajak yang diperoleh sehingga semakin besar keuntungan penggunaan utang. Hasil penelitian ini mendukung pendapat De Anggelo dan Masulin (dikutip dari Brigham dan Houston 1998) yang menganjurkan suatu penggantian antara
perlindungan pajak non hutang dan perlindungan pajak hutang sehingga terdapat pengaruh perlindungan pajak terhadap leverage ratio.
4. Variabel ukuran perusahaan mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Pada perusahaan manufaktur yang dianalisis, semakin besar ukuran perusahaan, semakin kecil rasio leverage yang dimiliki. Hal ini disebabkan leverage ratio merupakan angka rasio perbandingan antara total utang dengan total aktiva, jadi meskipun leverage ratio kecil belum tentu menunjukkan nilai absolut utang juga kecil. Sebagai gambaran, ukuran perusahaan diproksi dengan total assets. Semakin besar total assets, semakin besar ukuran sebuah perusahaan. Pada total utang yang sama, perusahaan yang memilki total assets yang lebih tinggi akan memiliki leverage ratio yang lebih kecil. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Saidi (2004) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap leverage ratio. 5. Variabel profitabilitas mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Semakin besar profit yang diperoleh sebuah perusahaan, semakin besar ketersediaan laba ditahan, sehingga perusahaan bisa menggunakan laba ditahan terlebih dahulu untuk perluasan pendanaannya. Dengan demikian, semakin besar profitabilitas, semakin kecil utang yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Hartono (2004) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap leverage ratio.
B. KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Adapun keterbatasan dan saran yang dapat diajukan penulis dari penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan dari tahun 2000 – 2005 dengan tidak memperhatikan kondisi ekonomi, politik, maupun alam yang terjadi di Indonesia atau melihat faktor internal perusahaan yang kemungkinan bisa mempengaruhi keakuratan sampel yang digunakan. 2. Meskipun observasi berjumlah 75 data untuk masing - masing variabel, tetapi sebenarnya berasal dari 15 sampel perusahaan yang masing - masing diamati selama 5 tahun, sehingga simpulan berdasarkan sampel kurang mewakili populasi. 3. Penelitian ini belum memperhitungkan posisi rasio leverage yang optimal bagi masing – masing perusahaan.
Berdasarkan simpulan di atas, disarankan sebagai berikut : 1. Model regresi yang memenuhi asumsi klasik dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi besarnya leverage ratio jika terjadi perubahan pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan. 2. Penelitian ini meneliti pengaruh variabel pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan terhadap leverage ratio pada periode yang sama, untuk penelitian mendatang, disarankan mencoba model lag untuk memperoleh hasil yang lebih baik, sehingga model dapat digunakan untuk memprediksi struktur modal tahun berikutnya berdasarkan variabel - variabel bebas periode tahun sebelumnya.
3. Penelitian ini belum memperhitungkan posisi rasio leverage yang optimal bagi masing masing perusahaan, sehingga disarankan di penelitian selanjutnya memasukkan rasio leverage optimal untuk perusahaan yang dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA
Barton, S.L., N.C. Hill, and S.Sundaram, 1989. An Empirical Test of Stakeholder Theory Prediction of Capital Structure, Financial Management, Spring: 36-44. Baskin, J., 1989. An Empirical Investigation of Pecking Order Hypothesis, Financial Management, Spring, 26-35.
Brigham, E.F., and Houston, E. Joel, 1998. Fundamental of Financial Management, International Edition, The Dryden Press, Harcourt Brace College Publisher. ___________, 1998. Fundamental of Financial Management, Eight Edition, The Dryden Press, Harcourt Brace College Publisher. Brigham, E.F., L.C.Gapenski, and P.R. Dave, 1999. Intermediate Financial Management. Fifth Edition, Florida: The Dryden Press. ___________, 1996. Intermediate Financial Management. Sixth Edition, Florida: The Dryden Press.
Carleton and Silberman, 1977. Joint Determination of Rate of Return and Capital Structure: An Econometric Analysis, Journal of Finance, 32(3) June: 811-821. Chang, R.P., and S.G. Rhee, 1989. The Impact of Personal Taxes Corporate Divident Policy and Capital Structure Decision, Financial Management, Summer: 21-31. Cooper, R. Donald dan C. Willian Emory, 1999. Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Edisi Lima, Jakarta: Erlangga. Cruthley, C.E., and R.S. Hansen, 1989. A Test of Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage and Corporate Dividents, Financial Management, Winter: 36-46. Diltz, J.D., and Bayless, M.E., 1994. Securities Offering and Capital Structure Theory, Journal of Finance an Accounting, 21(1): 77-91. Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga. Dananti, Kristyana dan Nany, Magdalena, 2006. Faktor-Faktor yang Membedakan Leverage Ratio Perusahaan Tekstil dan Garmen, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 11(1), April: 66-75. Harris, M., and A. Raviv, 1990. Capital Structure and the Informational Role of Debt, Journal of Finance, 35(2), June: 321-349. Hartono, 2004. Pengaruh Profitabilitas, Kesempatan Investasi, Dan Defisit Arus Kas Terhadap Kebijakan Pendanaan Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEJ), Jurnal Perspektif, 9(2), Desember: 171-180. Hsiao, Cheng, 1995. Analysis of Panel Data, Econometric Society Monographs (11), Cambridge University Press. Husnan, Suad, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE. Tim Redaksi PT BEJ , 2003. Indonesian Capital Market Directory, PT.BEJ. _________ ______, 2005. Indonesian Capital Market Directory, PT.BEJ. ________________, 2006. Indonesian Capital Market Directory, PT.BEJ. Ghozali, Imam, 2001. Semarang.
Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP Undip
Koch, P.D., and C. Shenoy, 1999. The Information Content of Dividend and Capital Structure Policies, Financial Management, 28 (4), Winter: 16-35.
Kristyana D., 2005. Pengujian Stabilitas Struktural Pengaruh Growth Potential, Eaning Varibalility, Tax Shields, Firm Size, dan Profitabilitas terhadap Leverage Ratio Perusahaan Tekstils dan Garmen di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Selama Krisis Moneter, Penelitian Dosen Universitas Kristen Surakarta (tidak dipublikasikan). Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5, Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Empat, Yogyakarta: BPFE-UGM. Santika, IBM dan Djayani Nurdin, 2001. Struktur Modal Perusahaan Dalam Industri Tekstil dan Garmen di BEJ, Manajemen Usahawan Indonesia, Juni XXXI (06): 19-26. Wahyuni, Salamah, 2003. Buku Pedoman Penyusunan Skripsi, Surakarta: Fakultas Ekonomi UNS Weston, Fred J. Thomas E. Copeland, 1991. Manajemen Keauangan Edisi Delapan, Surabaya : Erlangga. www.fe.elcom.umy.ac.id. Diunduh 24 November 2009, pukul 21.15 WIB.