PENGARUH PENGGUNAAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT Abu Bakar1, Armada2, Alamsyah3 Mahasiswa1, Dosen2,3 Jurusan Teknik Sipil email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT By using different types of sand as a mixture of adobe expected to affect the compressive strength of bricks produced. Variations in the composition of the sand palm shell charcoal is: 0%, 1:4 (1 Cement: 4 Sand) and 50%, 1:2:2 (1 Cement: 2 Sand: 2 palm shell charcoal). The sand used is sand Tanjung Balai, Selat Morong, and Sungai Injab for time hardening 7 and 28 days. Samples in the manufacture of the sample printing process is done by using the tool is pressed by hydraulic capacity sondir P 600 kg/cm2. Parameter tests performed include: physical properties of the material used and the compressive strength. Results of compressive strength of concrete blocks to 0% at 28 days Sungai Injab sand 4.01 MPa, while the sands of Tanjung Balai 4.73 selat Morong Sand 3.87 MPa, and for concrete blocks 50% at 28 days sungai injab sand, 60 Mpa, 5.72 Mpa Tanjung Balai sand, while sand Selat Morong 5.18 MPa. The effect of different types of sand in the mixture of normal concrete block (0%) and palm shell charcoal mixed concrete blocks 50% of the compressive strength was not significant (± 1 MPa) generally produced brick compressive strength incoming class III Base on ISO-30349-, 1989. Keywords : Sand, Brick, Compressive Strength, Percentage,
PENDAHULUAN Pembangunan suatu negara berkembang selalu didasarkan pada pemanfaatan sumberdaya alam. Semakin banyak Negara tersebut memiliki sumber daya alam dan memanfaatkannya dengan seefisien mungkin, maka makin tinggi harapan tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang baik untuk jangka panjang. Tujuan dilakukannya pembangunan suatu negara adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kualitas hidup masyarakat berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup, sehingga pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh negara untuk meningkatkan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam. Khususnya Provinsi Riau merupakan provinsi yang banyak menghasilkan hasil bumi, salah satunya adalah kelapa sawit. Setiap pengolahan industri pasti memiliki limbah, limbah dari pengolahan kelapa sawit ini bermanfaat setelah melalui beberapa proses. Dalam dunia konstruksi terdapat berbagai hal yang dapat dikembangkan sa-
lah satunya adalah pengembangan batako dengan bahan cangkang sawit sebagai bahan pengisi. Batako dibuat untuk menggantikan batu bata sebagai bahan konstruksi, karena pembuatan batu bata merah cendrung merusak lingkungan seperti adanya bekas galian yang berakibat lahan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Dikehidupan sehari-hari limbah kelapa sawit (Arang cangkang sawit) tidak banyak dimanfaatkan masyarakat umum. Sedangkan untuk industri cangkang sawit umumnya digunakan sebagai bahan bakar ketel dan dari pembakaran tersebut akan menghasilkan limbah berupa arang cangkang sawit. Arang cangkang sawit ini secara visual bentuknya padat, keras dan ringan. Oleh sebab itu penulis berminat untuk menggunakan arang cangkang kelapa sawit sebagai bahan Pengganti dengan perbandingan pasir yang berbeda yang berasal dari Rupat Sei. Injab, Selat Morong dan Tanjung Balai. Material pasir yang umumnya digunakan di Kabupaten Bengkalis adalah pasir Rupat dan Tanjung Balai, pasir Rupat relatif lebih halus dan lebih murah dibandingkan pasir Tanjung Balai.
52, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 52 - 56
Deengan mengggunakan jenis pasir yang berbeeda tersebut sebagai bah han campuran batakko diduga akkan mempenngaruhi kuat tekan battako yang diihasilkan. Pengertiian Batako Battako adalahh batu cetakk yang tern tras, kapu ur, dan air buat darri campuran uran semen, atau dapaat dibuat dengan campu ka-pur, pasir p dan ditaambah air yang y dalam keadaan pollen (leekat) dicetak k menjadi de-sain).. Jenis battako ringan n ada dua golongan n yaitu : batako b ringgan berpori batu cetaak yang berrlubang (holllow block) dan batu u cetak yangg tidak berlu ubang (solid block) serta mem mpunyai uku uran yang bervariassi (Supri-adi, 1986). Berrdasarkan bahan pem mbuatannya batako dapat d dikelo ompokkan ke k dalam 3 jenis, yaiitu : 1. Bataako putih (traas) Bataako putih dibuat d dari campuran tras, batu kapuur, dan air. Campuran terseebut dicetaak. Tras merrupakan je nis tanah berw warna putihh/putih ke b dari pelapukan coklatan yang berasal batu-batu gunuung berapi, warnanya ga yang puada yang putih dan ada jug . Umumnya a memiliki kecok-latan tih ran pan-jang g 25-30 cm, tebal 8-10 ukur cm, dan tinggi 1 4-18 cm 2. Bataako semen/baatako pres Bataako pres dibuat d dari campuran se-m men dan pas sir atau abu u batu. Ada yang g dibuat secara manu ual (meng gunaa-kan tangan n) dan ada juga yang men g-gunakan P mesin. Perbedaanya at dilihat pada kepad datan perdapa muk kaan batakon nya. Umumn nya memi liki panjang p 36 - 40 cm dann tinggi 18 20 cm m. buat dari bahan b batu 3. Bataa ringan dib pasir r kuarsa, ka apur, semen bahan dan lain yang dikattegorikan sebagai s ba uk beton rin ngan. Berat han--bahan untu jeniss sebesar 1850 kg//m3 dapat dianggap sebaggai batasan atas dari beton ringan yang y sebenaarnya, me un nilai ini kadang-kadang meleskipu bihi.. Dimensinya yang lebihh besar dari b k i l i 600 20
daari bata konvensional yaitu y 60 cm x 20 0 cm dengann ketebalan 7 hingga 110 cm m menjadikkan pekerjaan dindinng lebbih cepat seelesai dibanndingkan baata ko onvensional. Batako diiklasifikasikaan meenjadi dua golongan yaitu batakko no ormal dan bbatako ringan. Batakko no ormal tergollong batako yang mem mi likki densitas sekitar 2200 0-2400 kg/m m3 daan kekuatannnya tergantuung komposiisi caampuran beton (mix dessign). Sedang kaan untuk beeton ringan adalah suaatu baatako yang memiliki deensitas <18000 kg g/m3, begitu juga kekuaatannya biassa ny ya disesuaikaan pada pad da penggunaaan daan pencampuuran bahan bakunya (m mix aeerated concrrete) dan batako b ringaan no on aerated (W Wijanarko.W W. 2008). m Baatako yang baik adalaah yang ma sing-m masing perm mukaanya rat ta dan salin ng tegak lurus serta a mempunya ai kuat teka an t tinggi. Perssyaratan batako menurrut yang PUBI 1982 pasal 6 antara laiin adalah peer an batako ha arus mulus, berumur mim mukaa nimal satu bulan, u pemasanga an pada waktu harus sudah kerinng, berukuraan panjang mm, m lebar 200 mm dan d tebal 100400 200 m mm, kadar air 25-35 % dari beraat, dengan n kuat tek kan antara 2-7 N/mm m2. Sebelu um dipakai dalam banngunan, makka batako minimal harus sudah berumur saatu a bulan dari proses pembuatannnya, kadar air w waktu pema asangan tida ak lebih da ari pada 15%. A Agar didapaat mutu bataako yang mem menuh hi syarat. Baanyak factor yang mem m pengar ruhi. Faktor yang memp pengaruhi muu bataako tergantun tu ng pada : 1. Faaktor air sem men 2. Um mur batako 3. Keepadatan battako 4. Beentuk dan strruktur batuann 5. Uk kuran agregaat, dan lain-llain ikasi Batakoo Klasifi Beerdasarkan P PUBI 1982, sesuai s dengaan pemak kaiannya batako diklasiffikasikan daa lam beeberapa kelom mpok sebagaai berikut : 1. Baatako dengaan mutu A11, adalah baa takko yang diggunakan untuuk konstr-
uksi yang tidakk memikul beban, b din dingg penyekat serta konsttruksi lain nya yang selaluu terlindungii dari cuaca luar.. 2. Bataako dengan mutu A2, adalah ba tako yang hanyaa digunakann untuk hal s dalam m jenis A1, tetapi hahal seperti nya permukaann konstruksi dari ba tako tersebut bolleh tidak dipplester. 3. Bataako dengan mutu B1, adalah ba tako yang diggunakan untuk u kon ksi yang memikul m beban, tetapi struk pengggunaannya hanya unntuk kons trukssi yang terliindungi darii cuaca luar (untuuk kon-struk ksi di bawah atap). 4. Bataako dengann mutu B2, B adalah batak ko untuk koonstruksi yaang memi kul beban b dan dapat d digun nakan untuk konsstruksi yanng tidak terlindungi (Darrmono, 2009 9). angkang saw wit Sifat Fissik Arang ca sawit berSecara fisik f arang cangkang c denggan diameterr 2 mm - 8 bentuk cekung mm den ngan ketebal lan bervariaasi berkisar 0,15-0,8 mm tergantu ung varietas. A Cangkkang Sawit Gambar 1. Bentuk Arang Kuat Teekan Kuat teekan suatu u bahan merupakan perbandingan besarn nya beban maksimum yang daapat ditahan n beban deengan luas penampaang bahan yang dapaat dihitung dengan persamaan p berikut. b .................................................(1) dimana : P = Kuat Tekan n (N /m2 ) Fmax = Beban yang g diberikan (N) ( A = Luas penam mpang
Persyaaratan kuat tekan miniimum batak ko sebagaai bahan ban ngunan dind ding dapat did lihat paada tabel beerikut : bel 1. Kuat tekan minimuum batako Tab MUTU KUAT TEKA AN (Mpa) I 9,3 II 6,7 III 3,7 IV 2 Su umber : SNI-3-00349-1989 METO ODE PENELITIAN Perala atan yang diigunakan : 1. Ti imbangan digital. Ayakan 2. Sa aringan atau 3. Em mber kapasit tas 5 liter ven 4. Ov 5. Ta alam baja 6. M Mistar atau Peenggaris 7. M Mesin Pengga aduk (Concreete Mixer) M selindeer 15 x 30 cm m 8. Mould 9. Al lat sondir Hidrolik P max 6000 2 Kg g/Cm . 10. Beesi diameter 16 cm, panjjang 60 cm ndok 11. Seekop dan sen ya yang dibuutuhkan 12. Peeralatan lainy n Baku Bahan Bahan baku yang dipergunak kan untuk pee ngujian n beton ringaan antara laain : 1. Liimbah kelapa sawit (Araang cangkan ng sawit) . 2. Aiir Sumur Bo or Politeknik Negeri Bee nggkalis 3. Paasir. a. Pasir Tanjjung Balai Karimun K b. Pasir Selaat Morong c. Pasir Sungai Injap 4. Seemen ( Semeen Bosowa ) Jumla ah Sampel mpel Tabel 2. Jumlah Sam Sumberr : Analisa 20113
Lokasi p penelitian Penelitian n ini dilakukkan di Lab. Uji Bahan Politeknik kNegeri Ben ngkalis di Laaboratorium penuliis melakukan ini n penggujiann kuat tekan dan propeertis materiall. U Uji Benda Benda ujji yang digu unakan selinnder ukuran Ø15 x 30 0 Cm yang dicetak denngan meng gunakan cetakan bajja Rasio peerbandingan v paantara voolume gembuur terhadap volume 1,5. dat
Gambar G 3. Cetakan C Silinnder Formula asi Campura an Berdasar rkan penelitian laksono,D D.W, Bata ko Jenis III (1 : 4) dengan d camp puran 20 % p a dari itu penulis p meagregat plastik.maka nggunakaan campuran n 0% 1: 4 ( 1 Semen : 4 Pasir ),uuntuk camppuran 50% 1:2:2 ( 1 Semen : 2 Pasir : 2 Arang A cangkaang sawit ). tan Benda Uji Dan Pemadatan P Pembuat Sampel 1. Lang gkah kerja Adappun langkah h-langkah peencampuran batak ko arang can ngkang sawit adalah se baga ai berikut: d. Siapkan sem mua alat dan n bahan ya ng akan diguunakan dan pastikan p da lam keadaann bersih dan siap pakai. e. Timbang semua mateerial untuk 0 paasir dan seCampuran 0%,yaitu men sehinggga sesuai den ngan peren canaan.kemuudian letakkkan di atas wadah. f. Hidupkan molen, m lalu masukkan Pasir terlebiih dahulu ke dalam mo len kemudiaan masukkan n semen ad u hingga beenar-benar merata uk m
d. e.
Seetelah itu yanng terakhir masukkan m aiir Jikka terlihat campuran masih m belum m meeresap air m maka masukkkan air sedikkit deemi sedikit sehingga biisa mencapaai koondisi kadaar air minnimum yanng diiinginkan. Unntuk campurran dengan formulasi 550 % yaitu gantiikan volumee pasir sebaanyyak 50 % deengan arang cangkang saawiit. Peenggadukannnya terlebihh dahulu maasukkan pasir,llalu arang cangkang c saawiit, aduk hinngga benar-bbenar meratta ataau ± 10 meenit, kemudian masukkaan sem men dan di d aduk hinngga merata, keetika butirann campuran yang masiih terrpisah atau bbelum menyyatu sedikit di d puukul pada daasar lantai molen m dengaan meenggunakan palu karet atau a dikaiskaan deengan mengggunakan pennggait besi seehin ngga campuuran tersebutt menjadi keesattuan yang uttuh. Masukkan air sedikit dem mi sedikit seengga bisa m mencapai konndisi kadar air a hin miinimum yangg diinginkann.
f. g. h. Gamb bar 4. Pencaampuran Maaterial Beton h pencampuuran dilakukaan sudah terSetelah capai maka m langsuung dilakukaan pembuataan benda uji pada cettakan yang telah t disediaa A Adapun langgkah-langkah h pembuataan kan. benda uji u adalah seebagai beriku ut : 1. Tu uang adukann ke dalam gerobak soo ronng dan dibaawa ke temppat pemadataan serrta pencetakkan sampel. 2. Unntuk melakuukan pemaddatan sampeel, terrlebih dahullu adalah koondisikan alaat peenekan benarr-benar dalam m kondisi baa ik.. Set semua alat sondir tersebut sehhi nggga siap untuuk dipakai.
3.
Sebelum sampel di masukkan ke dalam
mould dan ditekan terlebih dahulu tim bang berat campuran yang akan dicetak 4. Isilah sampel ke dalam mould yang su dah berada pada posisi penekanan se banyak ± 11 Kg. 5. Selanjutnya tekan sampel dengan ban tuan besi padu, plat kayu dan plat besi, masukkan plat kayu yang dilapisi plat besi kemudian masukkan besi padu ke dalam sondir, tekan sampel secara per lahan sehingga bacaan manometer men capai kuat gaya 30 Kg/cm2. Sampel yang selesai ditekan ratakan permukaan sampel dengan mengguna-kan besi perata. Perawatan (Curing) Benda uji yang telah dibuka dari cetakan setelah satu hari (24 jam) melalui proses pencampuran. Seterusnya dilakukan pera watan beton dengan cara dilakukan pe nyimpanan yang tidak secara langsung ter kena sinar matahari. Perawatan beton ba tako dimaksud agar proses hidrasi semen, pasir, arang cangkang sawit berlangsung dengan sempurna. Perawatan beton dilaku kan di Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Bengkalis. KESIMPULAN 2. Dari hasil pengujian Pasir Tanjung Balai karimun didapatkan kadar air ra ta-rata = 1,7641, Pesentase Penyerapan = 1,208 %, Kadar Lumpur = 4,31%, dan MHB = 2,552. Untuk Pasir Sugai Injab didapatkan kadar air rata-rata = 2,3078 %, Pesentase Penyerapan = 1,353 %, Kadar Lumpur = 3,39 %, dan MHB = 1,940. Sedangkan hasil peng gujian Pasir Selat Morong didapatkan kadar air rata-rata = 2,6226%, Pesen tase Penyerapan = 1,469 %, Kadar Lumpur = 3,41 %, dan MHB = 1,594.
2. Untuk penggujian arang cangkang sa wit didapatkan kadar air rata-rata = 2,9179%, Pesentase Penyerapan = 1,798 %, Kadar Lumpur = 4,82%, dan MHB = 3,899 Hasil kuat tekan rata -rata batako umur 28 hari untuk campur-campuran 0% Pasir Tanjung Balai Karimun = 4,73 Mpa, Pasir Sungai Injab = 4,01 Mpa, Pasir Selat Morong = 3,87 Mpa, kuat tekan rata-rata batako untuk cam puran 50% arang cangkang sawit, Pasir Tanjung Balai Karimun = 5,72 Mpa, Pasir Sungai Injab = 5,60 Mpa, Pasir Selat Morong = 5,18 Mpa. Penggaruh penggunaan jenis pasir yang ber beda pada campuran batako normal (0%) dan batako campuran arang cangkang sawit 50% terhadap kuat tekan tidak signifikan (± 1 Mpa) secara umum batako yang dihasil kan kuat tekannya masuk kelas kuat III Me nurut SNI-3-0349-1989. DAFTAR PUSTAKA Darmono (2009) Penerapan Teknologi Pro duksi Bahan Bangunan Berbahan Pasir, Bandung. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indo nesia. PUBI-1982, Spesifikasi Ba han Bangunan Bagian. Yayasan LPMB, Bandung. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971), Departemen Pekerjaan Umum, Ban dung. Supribadi (1986) Ilmu Bangunan Gedung, Bandung. Wijarnarko, W (2008) Metode Penelitian Jerami Padi Sebagai Bahan Pengi sian, Bandung.
56, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 56 - 56