PENGARUH PENGETAHUAN MANAJERIAL, IKLlM ORGANISASI, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN PROGRAM STUDI PADA PTS 01 DKI JAKARTA
THE EFFECT OF MANAGERIAL KNOWLEDGE, ORGANIZATlONAL CLIMATE, AND COMMUNITY PARTICIPATlON ON EFFECTIVENESS OF STUDY PROGRAM MANAGEMENT OF PRIVATE UNIVERSITY IN JAKARTA Slamet Sholeh *) ABSTRACT The objective of this research is to investigate whether the managerial knowledge, organizational climate, and community participation are influencing the effectiveness of Study Program management. The research was conducted in three private universities in Jakarta, on March to August 2012. The population is the leaders of the Study Program organization (Head and Secretary of Study Program, and lecturers). The sample of the research consisted of 100 leaders of Study Program selected randomly. The data were analysed using path analysis after all variables put into correlation matrix. The finding of the research shows that; (1) managerial knowladge has direct positive effect on effectiveness of Study Program management, (2) organizational climate has direct positive effect on effectiveness of Study Program management, (3) community participation has direct positive effect on effectiveness of Study Program management, (4) managerial knowledge has direct positive effect on community participation, and (5) organizational climate has direct positive effect on comminity participation. Keywords: managerial knowledge, organizational climate, community participation and effectiveness.
)
* Dosen Universitas Prof. Dr. Hamka Jakarta
1
Pengelolaan pendidikan tinggi yang telah dicanangkan oleh pemerintah adalah menjadikan perguruan tinggi mempunyai hak otonomi untuk melaksanakan fungsinya secara mandiri, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Pengelolaan pendidikan tinggi dimasa depan harus mampu menghadapi tantangan besar yang bersumber dari tuntutan internal maupun eksternal. Perguruan tinggi adalah institusi yang membidani kelahiran sumber daya intelektual yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kegiatan memproduksi, mengkonstruksi dan merevitalisasi sumber daya manusia itu tentu saja tidaklah mudah. Perguruan tinggi tidak saja dituntut untuk terus menerus meningkatkan mutu dan kinerjanya, akan tetapi perguruan tinggi juga harus mampu mengembangkan institusinya secara sistematis serta kontinyu, sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan manfaat pembelajaran yang baik di perguruan tinggi. Pemberian otonomi yang luas kepada institusi pendidikan tinggi menjadi kebijakan dasar dalam strategi jangka panjang pengembangan pend idikan tinggi di Indonesia secara umum. Dengan pemberian otonomi yang lebih luas, setiap perguruan tinggi akan mampu mengembangkan diri untuk meningkatkan daya saing. Otonomi yang lebih luas kepada perguruan tinggi dapat dilakukan apabila setiap perguruan tinggi memiliki organisasi serta manajemen internal yang baik, kuat dan sehat. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola perguruan tinggi, diantaranya adalah penajamal Program Studi (Prodi) dengan car. memberikan materi ajar yang dituangkal dalam suatu kurikulum yang jelas dar menciptakan pembelajaran yang unggu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pengelolaan Program Studi yang baik diharapkan akan memungkinkar terwujudnya: 1) Program Studi yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan, sehingga mampu memberikan jaminan pada masyarakat pengguna untuk memberikan layanan prima dar efektifitas pendidikan tinggi; 2) mendorong Program Studi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi 3) hasil dari pengelolaan Program Studi yang efektif dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mendapatkan pengakuan dari badan atau instansi yang berkepentingan. Lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu menjalankan fungsinya sebagai agen pembaharuan dalam masyarakat (agent of social change). Lulusan peguruan tinggi juga diharapkan menjadi pendorong dalam peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. 2
Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, khususnya pada PTS di DKI Jakarta, diperoleh informasi secara umum bahwa pada sebagian perguruan tinggi kualitas pengelolaan Program Studi dan jumlah lulusan yang kualitas hasil pend idikannya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik kepada masyarakat pada saat ini berada pada taraf yang menghawatirkan. Data menunjukkan bahwa dari 325 PTS di OKI Jakarta dengan jumlah Program Studi yang diselenggarakan sebanyak 1514, yang mendapatkat akreditasi "A" adalah sebesar 20%, akreditasi "S" sebesar 53,3%, dan "C" kebawah sebesar 26,7%. Data diatas menggambarkan bahwa masih ada sekitar 27% Program Studi yang diselenggarakan di PTS DKI Jakarta belum mampu memenuhi standar optimal pengelolaan. Demikian pula jumlah lulusan yang memiliki kualitas yang baik secara akademik masih rendah. Pandangan kritis yang dialamatkan kepada mutu lulusan dan keefektifan pengelolaan perguruan tinggi, tidaklah perlu disikapi secara defensif oleh institusi perguruan tinggi. Sebab hal tersebut adalah realitas yang harus dihadapi dengan arif oleh para pemimpin perguruan tinggi. Para pemangku kepentingan (stakeholders) perguruan tinggi seyogjanya mengkaji dan menelaah mengapa realitas ini terjadi. Oleh karena itu institusi perguruan tinggi perlu mencari berbagai faktor determinan yang menentukan mengapa pengelolaan perguruan tinggi dirasakan kurang efektif dan lulusan perguruan tinggi sebagian rendah kualitasnya. Bukankah, seseorang dikatakan lulusan perguruan tinggi apabila ia telah memenuhi standar akademik yang baik. Mengapa sebagian lulusan perguruan tinggi belum dapat memberikan unjuk kerja yang mencerminkan suatu standar akademik, padahal mereka sudah mengikuti proses belajar di perguruan tinggi. Mengapa sebagian mereka belum mampu menjalankan misinya sebagai agen pembaharuan masyarakat? Banyak faktor penyebab. Ada yang berpandangan inputnya tidak baik, dananya terbatas, dan bahkan ada pula yang berpendapat regulasi pemerintah tidak memihak kepada peningkatan mutu akademik lulusan perguruan tinggi. Faktor-faktor itu dapat mempengaruhi kinerja perguruan tinggi dalam memproduksi sumber daya manusianya, namun, dari kesemua faktor yang ada, kecenderungan faktor determinan yang menunjukkan rendahnya kualitas lulusan perguruan tinggi kebanyakan justru terletak pada manajemen perguruan tinggi itu sendiri khususnya dalam. pengelolaan Program Studi. Dalam konteks yang demikian itulah maka manajemen pengelolaan Program Studi yang baik tentu menjadi landasan dasar bagi penataan dan perbaikan yang ditujukan untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi berkualitas dengan kualifikasi akademik yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. 3
Selanjutnya dalam rangka mendukung pengelolaan perguruan tinggi yan efektif dan efisien pengembangan pengelolaan Program Studi dimulai pada pengembangan sistem tata pamong yang efektif yang berorierntasi pada pengembangan prestasi dan karir tiap pengelola Program Studi. Tata pamong meliputi sistem seleksi, rekruitmen, promosi dan pembinaan dosen dan karyawan, sistem pemilihan, penunjukan dengan kriteria jelas, pemantapan hak dan kewajiban mahasiswa, pemberantasan KKN dan pemberdayaan senat sebagai fungsi kontrol. Program Studi memiliki tata pamong yang memungkinkan terlaksananya secara konsisten prinsip-prinsip tata pamong, terutama yang berkaitan dengan pelaku tata pamong, yaitu semua komponen aparatur dalam Program Studi. Program Studi dipimpin oleh Ketua Program Studi dibantu oleh Sekretaris Program Studio Ketua Program Studi membagi tugas kepada seluruh dosen sehingga setiap dosen memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Para dosen bertanggung jawab mengembangkan dan mengarahkan bidang keahlian tertentu melalui penelitian, pendidikan dan pengajaran, serta pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). Pemilihan calon pimpinan Program Studi (Ketua dan Sekretaris) dilakukan secara terbuka sesuai peraturan yang berlaku, sehingga diperoleh pimpinan yang memenuhi syarat dalam kompetensi dan professionalisme. Mekanisme pemilihan dilakukan dalam sebuah rapat pimpinan perguruan tinggi dengan agenda khusus pemilihan Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi. Setiap dosen tetap, mempunyai hak untuk memilih dan dipilih sebagai calon ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studio Calon terpilih selanjutnya diusulkan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi melalui Dekan Fakultas untuk ditetapkan sebagai Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi. Dengan demikian, Program Studi dipimpin oleh orang yang memiliki pengetahuan manajerial yang baik, memiliki kompetensi keilmuan yang sesuai, memiliki sikap mengayomi dan memotivasi pengembangan sumber daya manusia pada Program Studi yang dipimpinnya. Perencanaan Program Studi meliputi perencanaan jangka panjang (5 tahun atau lebih), dan jangka pendek (1 tahun). Perencanaan jangka panjang meliputi peninjauan kurikulum, pengkajian alumni atau lulusan, pengkajian pengguna, pengkajian sumber daya, rencana kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perencanaan jangka pendek meliputi: penyusunan jadwal semester gasal dan genap, peninjauan isi matakuliah, perencanaan sumber daya, penyusunan kegiatan penelitian dan pengabdian 4
kepada masyarakat. Penyusunan rencana kegiatan Program Studi berdasarkan visi-misi perguruan tinggi, fakultas maupun Program Studi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders). Organisasi Program Studi harus dibentuk dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan baik dalam undangundang, peraturan pemerintah ataupun peraturan-peraturan organisasi Program Studi itu sendiri. Program Studi merupakan organisasi dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) menjalankan kurikulum yang telah ditetapkan. Beberapa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan tupoksi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tidak memadainya sarana prasarana yang tersedia, lemahnya pengetahuan manajerial, pengetahuan perencanaan, pengorganisasian maupun implementasi kegiatannya. Di samping itu juga kendala-kendala tersebut disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang kondusif, kurangnya perhatian pimpinan, kualitas dan sikap mental individu yang kurang baik. Demikian pula dengan suasana lingkungan pekerjaan yang kurang nyaman, dan minimnya partisipasi serta dukungan masyarakat. Kesemuanya itu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja pimpinan Program Studi.Terdapat pula faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keefektifan pengelolaan Program Studi seperti norma yang dianut, suasana hati dalam melaksanakan pekerjaan, perasaan tertekan, serta pembagian peranan yang tidak jelas. Efektivitas kinerja pimpinan Program Studi dapat ditingkatkan apabila terdapat faktor pendukungnya. Sebagai contoh, misalnya Ketua Prodi dituntut untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan mutu yang baik dan dalam tempo yang Apakat cepat, tetapi organisasi memberikan peralatan yang sudah usang dan terbatas, hasilnya dapat dipastikan tidak sesuai dengan harapan. Pengetahuan manajerial, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting dan strategis untuk mendorong tercapainya efektivitas tujuan organisasi. Pengetahuan manajerial, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat juga menjadi kekuatan yang dapat mendukung terciptanya kefektifan dalam pengelolaan Program Studi suatu perguruan tinggi. Banyak variabel yang menjadi penyebab tidak efektifnya pelaksanaan tugas pengelola Program Studi perguruan tinggi, namun, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tiga variabel yang diduga mempengaruhi keefektifan pengelolaan sipasi masyarakat terhadap keefektifan Program Studio Ketiga variabel itu adalah; pengetahuan manajerial, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat. Keefektifan pengelolaan Program Studi diduga dipengaruhi oleh pengetahuan manajerial, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat. Untuk mengetahui keefektifan pengelolaan 5
Program Studi tersebut, maka peneliti memandang perlu melaksanakan penelitian ini.
Perumusan Masalah Berdasarkan
pembatasan
masalah
sebagaimana
diuraikan
di
atas,
maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan (1) Apakah ada pengaruh langsung pengetahuan manajerial terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi? (2) Apakah ada pengaruh langsung iklim organisasi terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi? (3) Apakah ada pengaruh langsung parti sipasi masyarakat terhadap keefektifar pengelolaan Program Studi? (4) ada pengaruh langsung pengetahuar manajerial terhadap partisipasi masyarakat?, dan (5) Apakah ada pengarut langsung iklim organisasi terhadaf partisipasi masyarakat?
KAJIAN TEORITIK Deskripsi Konseptual 1. Pengetahuan Manajerial Pengetahuan diperoleh manusia melalui proses belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan olet Bloom bahwa dalam proses belajar selalu melibatkan tiga domain, yaitu domain kognitif, domain efektif dan domain psikomotorik (1981: 7) Lebih lanjut dikatakannya bahwa domain kognitif terdiri dari enam tingkatan dimana tingkatantingkatan itu menggambarkan tahapan yang merupakan landasan untuk memasuki tahapan yang berikutnya. Keenam tingkatan tersebut terdir atas (a) pengetahuan (knowledge), (b: pemahaman (comprehension), (c) penerapan (application), (d) analisis (analysis), (e) sintetis (synthesis) dan ( f )evaluasi (evaluation). Pada dasarnya pengetahuan merupakan kemampuan mengingat materi yang telah dipelajari pemahaman merupakan kemampuan untuk mengerti lebih dalam tentang materi yang telah dipelajari; penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi yang baru; analisis merupakan kemampuan merinci materi yang ada ke dalam bagian, sehingga struktur
organisasinya
dapat
dipahami sintasis merupakan
kemampuan untuk
menggabungkan beberapa bagian menjadi satu kesatuan yang baru; dan evaluasi merupakan kemampuan menilai untuk keperluan tertentu. Manajerial
menurut Rabbins berasal dari kata manager yang berarti individu
yang menyelesaikan tugas melalui individu lain (1997: 5) Pekerjaan para manager adalah mengambil keputusan, mengalokasikan sumber daya dan mengatur aktivitas staf 6
untuk mencapai tujuan. Yuki menjelaskan manajer sangat menghargai stabilitas, keteraturan dan efisiensi. Manajer sangat memperhatikan bagaimana sesuatu dapat dilakukan dengan baik (2005: 7). Bila menganalisa peran ini, maka pengetahuan manajerial terkait dengan pengetahuan mengambil keputusan, mengalokasi sumber daya manusia maupun sumber daya yang lain serta mengatur aktivitas staf, sehingga sesuatu dapat dilaksanakan dengan baik. Pengetahuan manajerial juga terkait dengan pengaturan sumber daya dan aktivitas staf. Kedua kegiatan ini memerlukan kerjasama. Ivancevic, Donnelly dan Gibson melihat bahwa kepemimpinan merupakan konsep dari keikutsertaan bawahan dalam membuat keputusan (2004: 313). Definisi ini menjelaskan bahwa selain adanya keterIibatan bawahan dalam pencapaian tujuan, pemimpin adalah orang yang mampu bekerjasama, bersinergi dan melibatkan bawahan tersebut dalam pengambilan keputusan. Dalam pandangan Rivai dijelaskan bahwa keterampilan manajerial yang efektif dapat dilihat dari tiga aspek (1) Ketrampilan teknis. Termasuk ketrampilan ini adalah pengetahuan mengenai metode-metode, proses-proses, prosedur serta teknis kegiatan khusus dari unit organisasi. (2) Ketrampilan antar pribadi. Termasuk ketrampilan ini adalah pengetahuan perilaku manusia dan proses-proses kelompok, pengetahuan untuk mengerti perasaan, sikap serta motivasi dari orang lain dan pengetahuan untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan persuasif. (3) Ketrampilan konseptual. Termasuk ke dalam kategori ini adalah pengetahuan kognitif, seperti pengetahuan analisis, berpikir logis, membuat konsep, pemikiran induktif, dan pemikiran deduktif. Dalam pengertian umum, ketrampilan konseptual termasuk penilaian yang baik, dapat melihat ke depan, kreatif dan pengetahuan untuk menemukan arti dan sukses mengelola peristiwaperistiwa yang ambisius dan tidak pasti (2003: 33). Luthans dalam Robbins menjelaskan bahwa terdapat empat aktivitas manajerial; (1)
Manajemen
tradisional
yaitu
membuat
keputusan,
merencanakan
dan
mengendalikan, (2) Komunikasi yaitu bertukar informasi rutin dan memproses pekerjaan tulis menulis, (3) Manajemen sumber daya manusia yaitu memotivasi, mendisiplinkan, menangani konflik, menyusun kepegawaian dan melatih, dan (4) Pembangunan jaringan yaitu bersosialisasi, terlibat dalam aktivitas politik dan berinteraksi dengan individu di luar organisasi (1997: 9-10). Berdasarkan beberapa teori tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa pengetahuan manajerial adalah pengetahuan seseorang tentang proses manajemen, yang meliputi pengetahuan konseptual, 7
pengetahuan personal, dan pengetahuan tehnis.
2. Iklim Organisasi Newel menyatakan pengertian iklim organisasi sebagai keseluruhan sistem yang mempengaruhi sekelompok orang atau organisasi yang meliputi perasaan dan sikap terhadap sistem, subsistem atau sistem lain tentang pegawai, pekerjaan dan sebagainya (1978: 179). Iklim organisasi melukiskan lingkungan internal organisasi dan mempunyai akar pijakan dari budaya organisasi. Jika budaya organisasi relatif lebih lama dan stabil, iklim organisasi lebih bersifat sementara dan mudah berubah dengan cepat. Daniel R. Denison mengemukakan bahwa budaya organisasi meliputi nilai-nilai, norma, asumsi, dan filsafat dalam sebuah organisasi, sedangkan iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi mengenai lingkungan internal organisasinya, seperti: lingkungan fisik, lingkungan sosial dan sistem manajemen (2007: 24). Menurut Greenberg dan Baron, persepsi adalah sebuah proses dimana kita memilih, menyeleksi, mengorganisir, dan menafsirkan informasi yang didapat dari indera kita yang bertujuan untuk mengerti dunia (Iingkungan) sekitar kita (2000). Renato Tagiuri dan George H. Litwin mendefinisikan iklim organisasi sebagai kualitas menetap relatif yang terdapat dalam lingkungan internal sebuah organisasi yang dialami oleh anggotanya, dipengaruhi oleh perilakunya sendiri dan adanya karakterisitik nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut (1968: 27). Robert Stringer menyatakan bahwa iklim organisasi berfokus pada persepsi-persepsi yang nyata atau dapat dinilai, terutama yang memunculkan motivasi, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja organisasi Menurut Stringer, ada enam dimensi untuk mengukur iklim organisasi; yaitu struktur, standar, tanggungjawab, penghargaan, dukungan dan komitmen (2007: 126) Pentingnya lingkungan fisik pada iklim organisasi secara khusus dikemukakan oleh O. Jeff Harris dan Sandra J. Hartman.Mereka mengatakan bahwa lokasi, penempatan orang dan barang mempengeruhi pekerjaan seseorang.Oleh sebab itu banyak penelitian di bidang organisasi belakangan ini menyertakan disain lingkungan penelitian mereka.Harris dan Hartman juga berpendapat bahwa lingkungan fisik mempengaruhi kepuasan kerja seseorang (2002: 160). Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa iklim organisasi adalah suasana kondisi lingkungan yang ada di tempat kerja yang dapat diukur dan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada anggota organisasi di mana mereka bekerja.
8
3. Partisipasi Masyarakat Masyarakat adalah salah satu komponen pendukung dalam proses pendidikan tinggi. Hubungan antara masyarakat dengan perguruan tinggi merupakan akibat logis dari status mereka sebagai anggota masyarakat di mana perguruan tinggi berada. Freeman sebagai mana dikutip oleh Bryson menyatakan bahwa suatu stakeholder adalah beberapa kelompok individu yang terpengaruh atau turut mempengaruhi masa depan organisasi, seperti: perusahaan, karyawan, penyedia barang, pemilik, pemerintah, lembaga keuangan, dan pers (1997: 35). Senada dengan itu, Bryson menyatakan bahwa "a stakeholder is defined as any person, group, or organization's attention, resources, or output", artinya, stakeholder didefinisikan sebagai beberapa orang, atau kelompok, atau organisasi yang dapat menuntut perhatian dari organisasi dalam bentuk atas sumber daya, atau hasil organisasi. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Lewis bahwa 'stakeholders is individual or department who eithers has an effect on the process or is affected by it" (1999: 320). Dalam konteks ini stakeholders adalah orang atau departemen, baik yang mempengaruhi proses kegiatan suatu organisasi atau dipengaruhi oleh proses tersebut. Posisi Stakeholders sangat besar dan penting peranannya dalam melakukan perubahan serta pembaharuan pada organisasi pendidikan. Sehubungan dengan hal ini Lewis menyatakan bahwa tanpa dukungan stakeholder pembaharuan dan inovasi susah dilaksanakan (1999: 84). Perguruan tinggi tidak mungkin melakukan perubahan besar atau inovasi yang lebih maju tanpa dukungan lingkungannya. Staff akademik di perguruan tinggi tidak cukup kuat untuk mendorong perubahan tanpa keikutsertaan masyarakat. Suatu pembaharuan yang tidak didukung oleh masyarakat akan susah berjalan. Hal ini karena masyarakat memiliki pengaruh terhadap perguruan tinggi. Bryson menyatakan bahwa perhatian pada kebutuhan stakeholder adalah penting, sebab kunci sukses suatu organisasi adalah memenuhi kebutuhan stakeholdemya (1997: 52). Lebih lanjut Bryson menyatakan pula bahwa kunci untuk merealisasi misi organisasi adalah relasi yang baik dan harmonis dengan stakeholder(1997:33). Salah satu stakeholder perguruan tinggi yang secara kuantitatif besar dan secara kualitatif memiliki potensi besar, adalah masyarakat dan orang tua atau wali siswa. Setiap mahasiswa memiliki wali satu atau dua orang. Keterlibatan wali atau masyarakat tersebut juga merupakan simbol perwakilan dari keterwakilan keluarga dan masyarakat serta Iingkungan. Dengan demikian pihak perguruan tinggi perlu memperhatikan hubungan dengan masyarakat dan para orang tua atau wali mahasiswa tersebut. Anggota masyarakat dan para orang tua dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di 9
perguruan tinggi melalui konsultasi dan perwakilan. Dalam tataran yang lebih umum, hubungan antara stakeholder dengan organisasi atau institusi secara sederhana dapat dipahami melalui konsep partisipasi (participation) atau keterlibatan (involvement). Kedua hal tersebul terjadi menjadi wacana yang hangat mengiringi
perkembangan
isu
demokratisasi
yang
berkembang secara
global.
Penekananya terletak pada harkat manusia yang luhur, agar diposisikan sebagai subyek dalam kehidupan sosial, bukan sekedar obyek penderita dari kehidupan sosial. Partisipasi adalah salah satu pendekatan dalam manajemen modern yang memandang karyawan sebagai aset organisasi. Dalam pelaksanaannya, membutuhkan pendekatan khusus dalam memperlakukan pelanggan atau karyawan sebagai manusia dan sebagai mitra kerja bukan lagi sebagai alat dalam pemenuhan tujuan organisasi. Banyak ahli manajemen menganggap partisipasi adalah suatu keharusan etika (etical imperative) di alam demokrasi ini. Manajemen seharusnya menerapkannya dalam bentuk managemen partisipatif yang didasarkan atas kewajiban moral (a moral imperative). Partisipasi memerlukan kesediaan dari pimpinan dan manajemen organisasi untuk membagi sebagian kewenangannya kepada pihak lain seperti karyawan dan anggota organisasi. Tanpa adanya kesediaan pimpinan dan manajemen, partisipasi tidak mungkin dapat terselenggara. Oleh karena itu, konsep dan praktek partisipasi berbeda dengan manajemen konvensional dimana keputusan manajemen dan organisasi ditentukan oleh pimpinan, dan bawahan merupakan komponen yang harus menjalankan keputusan tersebut melalui mekanisme perintah atau instruksi. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan kelompok orang, masyarakat atau organisasi yang memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan suatu perguruan tinggi.
4. Keefektifan Pengelolaan Prodi Efektivitas pengelolaan dalam melaksanakan pekerjaan merupakan hal penting dalam implementasi tujuan organisasi. Dengan kata lain, kerja organisasi dalam mencapai tujuannya, akan sangat tergantung sejauhmana organisasi mendayagunakan sumber-daya yang dimilki dengan efektif. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan komprehenshif, maka pengertian efektivitas pengelolaan kerja akan digali dari berbagai pendapat. Torrington, dan kawan-kawan mengatakan bahwa efektivitas kerja dimaksudkan apabila seseorang dapat mengorganisir dirinya dengan lebih baik (1989: 200). Dalam hal ini 10
mengorganisir yang dimaksud adalah: apakah seseorang sudah menilai bahwa kinerja manajemennya secara keseluruhan sudah lebih baik, apakah akan dapat menikmati kehidupannya atau sebaliknya, apakah stimuli dan ketertarikan dengan tim kerja lebih atau kurang, dan apakah seseorang berpendapat lain tentang pengorganisasian tim. Drucker (2005:266) menjelaskan bahwa efektivitas pengelolaan adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things). Pengertian ini lebih menekankan pada proses melakukan pekerjaan. Pengertian efektivitas tersebut juga berbeda dengan prinsip doing things right atau melakukan suatu pekerjaan dengan benar. Efektifitas dalam pengertian ini, dimaknai sebagai pengetahuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Seorang dikatakan efektif dalam melaksanakan tugasnya, apabila ia mampu memilih pekerjaan yang harus dilakukan dengan menggunakan metode atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Untuk itu, Daft mensyaratkan agar terjadinya efektivitas kerja haruslah dibangun komunikasi, kesesama tim, hubungan yang dibangun dari pemikiran yang positif yang didasarkan pada kepercayaan, peduli dan respek Bagi Lakein, efektivitas dalam suatu pekerjaan adalah memilih tugas terbaik yang ingin dilakukan dari semua kemungkinan tugas yang tersedia, dan kemudian melakukan dengan cara yang benar (1997:2). Mengambil pilihan yang tepat mengenai bagaimana menggunakan waktu adalah jauh lebih penting daripada melakukan efisiensi semua kerja yang dimiliki Dapat dikatakan bahwa efektivitas kerja merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan sebagimana tuntutan yang harus dilaksanakan. Dalam perspektif teori seperti disebutkan di atas, pengelolaan Program Studi yang baik paling tidak harus memenuhi 7 kriteria yaitu; 1). Mempunyai visi, misi tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian. 2) Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu. 3) Mahasiswa dan lulusan. Kriteria ini adalah acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan. 4) Sumber daya manusia. Kriteria ini adalah acuan keunggulan mutu sumber daya manusia yang andal dan mampu menjamin mutu penyelenggaraan program studi, melalui program akademik.5) Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. Kriteria ini adalah acuan keunggulan mutu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. 6) Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi. Kriteria ini adalah acuan keunggulan mutu pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi. 7) Penelitian, pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat serta kerja sama.Kriteria ini adalah acuan keunggulan mutu penelitian, pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat,
serta
kerjasama
yang
diselenggarakan
terkait
dengan 11
pengembangan mutu Program Studi. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keefektifan pengelolaan Program Studi adalah ketercapaian tujuan Program Studi dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui proses pekerjaan yang benar dan tepat waktu sesuai target yang ditetapkan.
Hasil Penelitian yang Relevan Syarwani
Ahmad
(2008)
dalam
disertasinya
yang
berjudul
"Pengaruh
Kepemimpinan, Partisipasi Masyarakat, Lingkungan, dan Kemampuan Manajemen Terhadap Keefektifan Sekolah" menganalisis keefektifan sekolah dengan fokus pada variabel
kepemimpinan,
partisipasi
masyarakat,
lingkungan,
dan
kemampuan
manajemen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa keefektifan sekolah dipengaruhi secara dominan oleh kepemimpinan, partisipasi masyarakat, lingkungan, dan kemampuan manajemen. Kesimpulan penelitian di atas membuktikan secara empirik teori-teori yang dijadikanIah· dasar penelitian. Demikian pula Basri Jafar (2002) menulis disertasi dengan judul "Efektifitas Kepemimpinan Ketua Program Studi: Studi Korelasional Antara Akses Terhadap Sistem Informasi, Persepsi Dalam Berkomunikasi, dan Pandangan Tentang Kepribadian Dengan Efektifitas Kepemimpinan Ketua Program Studi Rumpun IImu Ekonomi Pada Perguruan Tinggi Swasta" Hasil penelitian telah membuktikan adanya korelasi yang signifikan antara akses terhadap sistem informasi dan efektifitas kepemimpinan. Bila upaya untuk memperoleh akses terhadap sistem informasi, komunikasi, dan pemahaman pandangan tentang kepribadian dilakukan dengan sungguhsungguh oleh ketua Program Studi, dibuktikan bahwa keefektifan kepemimpinan ketua Program Studi dapat ditingkatkan.
Kerangka Teoritik 1. Pengetahuan Manajerial dan Keefektifan Pengelolaan Program Studi Pengetahuan manajerial adalah pemahaman seseorang tentang proses manajemen, yang meliputi pengetahuan konseptual, pengetahuan personal, dan pengetahuan tehnis.
Keefektifan pengelolaan Program Studi adalah ketercapaian tujuan Program Studi dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui proses, pekerjaan yang benar dan tepat waktu sesuai target. Pengetahuan manajerial memerlukan konsep dan 12
cara bekerja yang sesuai dengan fungsi, wewenang, tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Disisi lain suatu pekerjaan pengelolaan program studi akan efektif apabila didukung oleh pengetahuan manajerial yang baik. Dengan demikian, pengetahuan manajerial yang baik dapat mengakibatkan efektifnya pengelolaan Program Studi.
2. Iklim Organisasi dan Kefektifan Pengelolaan Program Studi Iklim organisasi adalah suasana kondisi lingkungan yang ada di tempat kerja yang dapat diukur dan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada anggota organisasi di mana mereka bekerja. Keefektifan penegelolaan program studi adalah ketercapaian tujuan program studi dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui proses, pekerjaan yang benar dan tepat waktu sesuai target. Di dalam organisasi program studi diperlukan efektivitas kerja, untuk mewujdkan tujuan-tujuan orgnanisasi. Disisi lain suatu pekerjaan akan berjalan efektif apabila didukung oleh iklim organisasi yang kodusif. Dengan demikian, iklim organisasi yang kondusif dapat mengakibatkan meningkatnya keefektifan pengelolaan program studi
3. Partsipasi
Masyarakat dan Keefektifan Pengelolaan Program Studi
Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan kelompok orang, masyarakat atau organisasi yang memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan suatu perguruan tinggi. Keefektifan pengelolaan program studi adalah ketercapaian tujuan program studi dalm mewujudkan tujuantujuan yang telah ditetapkan melalui proses, pekerjaan yang benar dan tepat waktu sesuai target. Partsipasi masyarakat dalam pengembangan dan Pengelolaan program studi akan dapat diwujudkan apabila proses kerja organisasi program studi dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan demikian, partisipasi masyarakat yang optimal dapat mengakibatkan meningkatnya keefektifan pengelolaan prodi.
4.Pengetahuan Manajerial dan Partisipasi Masyarakat Pengetahuan manajerial adalah pemahaman seseorang tentang proses manajemen, yang meliputi pengetahuan konseptual, pengetahuan personal, dan penegetahuan tehnis. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan kelompok orang, masyarakat atau organisasi yang memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan suatu perguruan tinggi. Pengetahuan manajerial yang baik akan menumbuhkan respek dan dukungan stakeholder yakni masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan organisasi. Dengan 13
demikian, pengetahuan manajerial yang baik dapat mengakibatkan meningkatnya partisipasi masyarakat.
5. Iklim Organsiasi dan Partisipasi Masyarakat Iklim organisasi adalah suasana kondisi lingkungan yang ada di tempat kerja yang dapat di ukur dan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada anggota organisasi di mana mereka bekerja. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan kelompok orang, masyarakat atau organisasi yang memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan suatu perguruan tinggi Iklim organisasi Program Studi yang kondisif akan menumbuhkan dukungan pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam pengembagan organisasi. Di sisi lain partisipasi masyarakat akan tercipta bila didukung oleh iklim organisasi yang baik. Dengan demikian, iklim organisasi yang kondusif dapat mengakibatkan meningkatnya partisipasi masyarakat.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berpikir di atas, hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan manajerial terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi. 2. Terdapat pengaruh langsung positif iklim organisasi terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi. 3. Terdapat pengaruh langsung positif partisipasi masyarakat terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi. 4. Terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan manajerial terhadap partisipasi masyarakat. 5. Terdapat pengaruh langsung positif iklim organisasi terhadap partisipasi masyarakat
METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang pengaruh pengetahuan manajerial, iklim organisasi dan partsipasi masyarakat terhadap keefektifan pengelolaan program studio Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya: a. Pengaruh langsung positif pengetahuan manajerial terhadap keefektifan pengelolaan 14
Program Studi. b. Pengaruh langsung positif iklim organisasi
terhadap
keefektifan
c. pengelolaan Program Studi . d. Pengaruh langsung positif partisipasi masyarakat terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi. e. Pengaruh langsung positif pengetahuan manajerial terhadap partisipasi masyarakat. f. Pengaruh langsung positif iklim organisasi terhadap partisipasi masyarakat. Adapun model hipotetik dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: X1
X3
X4
X2 Gambar 1. Model hipotetik penelitian
Keterangan : X1 = Pengetahuan Manejerial X2 = Iklim Organisasi X3 = Partisipasi Masyarakat X4 = Keefektifan Pengelola Prodi
Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2012 bertempat di lingkungan PTS di DKI Jakarta. Populasi target dalam penelitian ini adalah Pengelola Program Studio Sekretaris Program Studi dan Dosen PTS se-DKI Jakarta. Populasi terjangkau adalah para pengelola Program Studi pada Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta (Uhamka). Universitas Moestopo (Beragama) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) sebanyak 353 orang. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik simple random sampling dengan tehnik bilangan ransJom. Adapun besaran sam pel penelitian sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (selfadministered questionnaire). 15
Pengumpulan data dengan teknik angket ini meliputi; instrumen pengetahuan manajerial, iklim organisasi, partisipasi masyarakat, dan keefektifan pengelolaan Program Studi
HASll PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk memberikan informasi dan gambaran umum tentang data yang telah terkumpul. Sesuai dengan variabel yang diteliti, maka dalam deskripsi ini penjelasan akan dilakukan dalam empat bagian, y. Keefektifan Pengelolaan Prodi (X4) Pengetahuan Manajerial (X1), Iklim Organisasi (X2), dan Partisipasi Masyarakat (X3). Data tersebut adalah hasil kuantifikasi dari jawaban-jawaban responden terhadap kuesioner. Perhitungan dilaksanakan melalui pemberian skor pada masing-masing butir pernyataan. Angka-angka disajikan setelah dilaksanakan pengolahan data dengan menggunakan statistika deskriptif, nilai rata-rata, median, modi simpangan baku, varians, dan distribusi frekuensi yang disertai grafik dalam bentuk histogram.
1. Variabel Keefektifan Pengelolaar Prodi (X 4) Berdasarkan perhitungan diperoleh informasi bahwa jumlah responden 100 diperoleh nilai rata-rata 153.5 median 154, modus 159, standar deviasi 5.08994, variansi 25,907, rentang data 20 skor minimum 143 dan skor maksimum 163. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 6 dan lebar interval 3.
2. Variabel Pengetahuan Manajerial (X1) Dengan mengelompokkan skor variabel Pengetahuan Manajerial. diperoleh skor sebagai berikut: dari jumlah responden 100 diperoleh nilai rata-ra1 27,83. median 29, modus 29. standar deviasi 4,474, variansi 20,021. rentan data 17, skor minimum 17 dan skor maksimum 34. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 5 dan lebar interval 3.
3. Variabel Iklim Organisasi (X2) Dengan mengelompokkan skor variabel Iklim Organisasi, diperoleh skor sebagai berikut: dari jumlah responden 100 diperoleh nilai rata-rata 156,43, median 157, modus 157, standar deviasi 7,851, variansi 61,642, rentang data 29, skor minimum 139 dan skor 16
maksimum 168. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 6 dan lebar interval 4.
4. Variabel Partisipasi Masyarakat (X3) Dengan mengelompokkan skor variabel Partisipasi Masyarakat, diperoleh skor sebagai berikut: dari jumlah responden 100 diperoleh nilai rata-rata 150,36, median 151, modus 152, standar deviasi 6,974, variansi 48,637, rentang data 29, skor minimum 134 dan skor maksimum 163. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 6 dan lebar interval 4.
Pengujian Persyaratan Analisis Uji
nonparametrik digunakan apabila asumsi-asumsi pada uji parametrik tidak dipenuhi. Asumsi yang paling lazim pada uji parametrik adalah sampel acak yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan bersifat linear. Bila asumsi-asumsi tersebut terpenuhi atau paling tidak penyimpangan terhadap asumsi sedikit, maka uji parametrik dapat dilakukan. . Uji Normalitas Galat Taksiran Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah normal tidaknya suatu distribusi data. Uji parametrik mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Pengujian normalitas harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal. Untuk menguji normalitas data penelitian digunakan Uji Liliefors. Adapun hipotesis yang diajukan adalah Ho: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
a. Uji Normalitas Galat Taksiran Berdasarkan perhitungan dengan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Hasil Normalitas Galat Taksiran
No
Galat Taksiran Regresi
n
Lhitung
Ltabel α = 0.05
Keputusan
1. 2. 3. 4. 5.
Xl terhadap X4 X2 terhadap X4 X3 terhadap X4 Xl terhadap X3 X2 terhadap X3
100 100 100 100 100
0,079 0,073 0,057 0,085 0,072
0,089 0,089 0,089 0,089 0,089
Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1, diperoleh nilai Lhitung untuk galat taksiran variabel X1 terhadap X4 yaitu Lhitung=0,079, nilai ini lebih kecil dari Ltabel (n=100;0=0,05) sebesar 0,089, maka dapat disimpulkan bahwa galat taksiran variabel X1 terhadap X4 17
berdistribusi normal. Nilai Lhitung tertinggi untuk galat taksiran variabel X2 terhadap X4 yaitu Lhitung =0,073, nilai ini lebih kecil dari Ltabel (n=100;α=O,05) sebesar 0,089, maka dapat disimpulkan bahwa galat taksiran varia bel X2 terhadap X4 berdistribusi normal. Nilai Lhitung tertinggi untuk galat taksiran variabel X3 terhadap X4 yaitu Lhitung = 0,057, nilai ini lebih kecil dari Ltabel (n=100; α =0,05) sebesar 0,089, maka dapat disimpulkan bahwa galat taksiran variabel X3 terhadap X4 berdistribusi normal. Nilai Lhitung tertinggi untuk galat taksiran variabel X1 terhadap X3 yaitu Lhitung = 0,085 nilai ini lebih kecil dari Ltabel (n=100; α =0,05) sebesar 0,089 maka dapat disimpulkan bahwa galat taksiran variabel X1 terhadap X3 berdistribusi normal. Nilai Lhitung tertinggi untuk galat taksiran variabel X2 terhadap X3 yaitu Lhitung = 0,072, nilai ini lebih kecil dari Ltabel (n=100; α =0,05) sebesar 0,089, maka dapat disimpulkan bahwa galat taksiran variabel X2 terhadap X3 berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas Berdasarkan hasil pengujian diperoleh persamaan adalah X4 = 136,506 + 0,612X1, dari hasil perhitungan ANAVA menunjukkan bahwa nilai Lhitung = 39,933 adalah lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 yaitu sebesar 3,938, maka koefisien regresinya adalah signifikan. Hasil uji linearitas terhadap persamaan regresi sederhana menunjukkan nilai Fhitung tuna cocok sebesar 1,106 adalah lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 1,811. Oleh sebab itu hal ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi X4 = 136,506 + 0,612X1 adalah linier. Berdasarkan pengujian ini dapat dikatakan bahwa model persamaan untuk pengetahuan manajerial (X1) dengan keefektifan pengelolaan program studi (X4) adalah linier. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh persamaan adalah X4 = 102,227 0,328X2, dari hasil perhitungan ANAVA menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 33,723 adalah lebih besar dari nilai Ftabel pada α=0,05 yaitu sebesar 3,938, maka koefisien regresinya adalah signifikan. Hasil linearitas terhadap persamaan regresi sederhana menunjukkan nilai Fhitung tuna cocok sebesar 1,682 adalah lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 1,750. Oleh sebab itu hal ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi X4 = 102,227 0,328X2 adalah linier. Berdasarkan pengujian ini dapat dikatakan bahwa model persamaan untuk iklim organisa (X2) dengan keefektifan pengelolan program studi (X4) adalah linier. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh persamaan adalah X4 90,350 + 0,420X3, dari hasil perhitungan ANAVA menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 48,612 adalah lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 yaitu sebesar 3,938, maka koefisien regresinya adalah signifikan. 18
Hasil uji Iinearitas terhadap persamaan regresi sederhana menunjukkan nilai Fhitung tuna cocok sebesar 1,079 adalah lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 1,684. Oleh sebab itu hal ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi X4 = 90,350 0,420X3 adalah linier. Berdasarkan pengujian ini dapat dikatakan bahwa. model persamaan untuk partisipasi masyarakat (X3) dengan keefektifan pengelolaan program studi (X4) adalah linier.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi
Variabel
Uii Signifikansi Uji Linieritas Ftabel Ftabel Fhilung Fhitung 10 as) α=0,05 α=0,01
Keterangan
1. X4 atas X1
39.933
3,938
6,901
1,106
1,811
Model Persamaan Regresi X4= 136,506 + 0,612 X1 Signifikan dan Linier
2. X4 atas X2
33.723
3,938
6,901
1,682
1,750
Model Persamaan Regresi X4 = 102,227 + 0,328X2 Signifikan dan Linier
3. X4 atas X3
48.612
3,938
6,901
1,079
1,684
Model Persamaan Regresi X4 = 90,350 + 0,420X3 Signifikan dan Linier
4. X3 atas X1
23.306
3,938
6,901
1,783
1,821
Model Persamaan Regresi X3 = 131,347 + O,683 X1 Signifikan dan Linier
5. X3 atas X2
72.768
3,938
6,901
1,015
1,750
Model Persamaan Regresi X3 = 59,655 + 0,580X2 Signifikan dan Linier
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh persamaan adalah X3 = 131,347 + 0,683X" dari hasil perhitungan ANAVA menunjukkan bahwa nilai Fhitung= 23,306 adalah lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 yaitu sebesar 3,938, maka koefisien regresinya adalah signifikan. 19
Hasil uji linearitas terhadap persamaan regresi sederhana menunjukkan nilai Fhitung tuna cocok sebesar 1,783 adalah lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 1,821. Oleh sebab itu hal ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi X3 = 131,347 + 0,683X, adalah linier. Berdasarkan pengujian ini dapat dikatakan bahwa model persamaan untuk pengetahuan manajerial (X2) dengan partisipasi masyarakat (X3) adalah linier. Berdasarkan hasil
pengujian diperoleh persamaan adalah X3 = 59,655 + 0,580X2, dari
hasil perhitungan ANAVA menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 72,688 adalah lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 yaitu sebesar 3,938, maka koefisien regresinya adalah signifikan. Hasil uji linearitas terhadap persamaan regresi sederhana menunjukkan nilai Fhitung tuna cocok sebesar 1,015 adalah lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 1,750. Oleh sebab itu hal ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi X3 = 59,655 + 0,580X2 adalah linier. Berdasarkan pengujian ini dapat dikatakan bahwa model persamaan untuk iklim organisasi (X2) dengan partisipasi masyarakat (X3) adalah linier.
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan analisis model struktur kausal, hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 3 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Model Persamaan Struktur 1
Model 1
a.
Unstandardized Coefficients B Std. Error 88,661 8,298 ,415 ,094 ,162 ,064 ,185 ,077
(Constant) X1 X2 X3
Standardized Coefficients Beta ,365 ,250 ,253
t Sig 10,684 ,000 4,398 ,000 2,536 ,013 2,388 ,019
Dependent Vanable: X4
1.Pengujian model persamaan struktural 1 Persamaan model
struktural adalah sebagai berikut:
X4 = β 41 X1 + β 42 X2 + β 43 X3 + £3 Setelah dilakukan analisis model struktur kausal, hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:
a.
Pengetahuan Manajerial (X1) Berpengaruh langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaan Program 5tudi (X 4) Hipotesis statistik yang diajukan sehubungan dengan Pengetahuan Manajerial (X 1)
berpengaruh langsung positif terhadap Keefektifan PengeloJaan Program Studi (X4) adalah: 20
Ho: β 41 ≤ 0 H1: β 41 ≥ 0 Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (P41) sebesar 0,365 dengan thitung= 4,398 dan sig.=0,000 sedangkan nilai ttabel=1,6604 pada α =0,5 dengan derajat kebebasan (dk)=96. Oleh karena thitung =4,398 lebih besar dari ttabel =1,6604 maka koefisien jalur Pengetahuan Manajerial (X1) terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4) positif dan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti Pengetahuan Manajerial (X1) berpengaruh langsung
b.
Iklim
Organisasi
(X 2)
Berpengaruh
langsung
Positif
terhadap
keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4) Hipotesis statistik yang diajukan berkaitan dengan Iklim Organisasi (X2) berpengaruh langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4) adalah: Ho: β 42 ≤ 0 H1: β 42 ≥ 0 Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (P42) sebesar 0,2: dengan thitung=2,536 dan sig.= 0,01: sedangkan nilai ttabel=1,6604 pada α =0,5 dengan derajat kebebasan (dk)=96. Oleh karena thitung =2,536 lebih besar dari ttabel =1,6604 maka koefisien jalur Iklim Organisasi (X2) terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4) positif dan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan
diterima, yang berarti Iklim Organisasi (X2) berpengaruh
langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaa Program Studi (X4). Tabel 4 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Model Persamaan Struktur 2
Model 1
(Constant) X1 X2
Unstandardized Coefficients B Std. Error 57,131 9,941 ,457 ,115 ,515 ,065
Standardized Coefficients Beta ,293 ,579
t 5,747 3,983 7,867
Sig. ,000 ,000 ,000
a. Dependent Variable: X3
c. Partisipasi Masyarakat
(X3) Berpengaruh Langsung Positif terhadap
Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X 4) Hipotesis statistik yang diajukan berkaitan dengan Partisipasi Masyarakat (X 3) 21
berpengaruh langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4) adalah: Ho: β 43 ≤ 0 H1: β 43 ≥ 0 Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (p43) sebesar 0,253 dengan thitung=2,388 dan sig.=0,019, sedangkan nilai ttabel=1,6604 pada α=0,5 dengan derajat kebebasan (dk)=96. Oleh karena thitung =2,388 lebih besar dari ttabel =1,6604 maka koefisien jalur Partisipasi Masyarakat (X3) terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4) positif dan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti Partisipasi Masyarakat (X3) berpengaruh langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi (X4).
2. Pengujian model persamaan struktural 2 Persamaan model
structural adalah sebagai berikut:
X3 = β 31 X1 + β 32 X2 + £3 Setelah dilakukan analisis model struktur kausal, hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:
a.
Pengetahuan Manajerial (X1) Berpengaruh Langsung Positif terhadap Partisipasi Masyarakat (X3) Hipotesis statistik yang diajukan sehubungan dengan Pengetahuan Manajerial (X1)
berpengaruh langsung positif terhadap Partisipasi Masyarakat (X 3) adalah: Ho: β 31 ≤ 0 H1: β 31 ≥ 0 Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (P31) sebesar 0,293 dengan thitung = 3,983 dan sig.= 0,000, sedangkan nilai ttabel = 1 ,6604 pada α=0,5 dengan derajat kebebasan (dk)=97. Oleh karena thitung =3,983 lebih besar dari ttabel = 1,6604 maka koefisien jalur Pengetahuan Manajerial (X1) terhadap Partisipasi Masyarakat (X3) positif dan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti Pengetahuan Manajerial (X1) berpengaruh langsung positif terhadap Partisipasi Masyarakat (X 3).
b. Iklim Organisasi (X 2) Berpengaruh Langsung
Positif
terhadap
Partisipasi Masyarakat (X 3) Hipotesis statistik yang diajukan berkaitan dengan Iklim Organisasi (X 2) berpengaruh langsung positif terhadap Partisipasi Masyarakat (X3) adalah H0 : β32 ≤ 0 22
H1 : β32 ≥ 0 Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (P32) sebesar 0,579 dengan thitung =7,867 dan sig.= 0,000 sedangkan nilai ttabel=1,6604 pada α=0,5 dengan derajat kebebasan (dk) = 97. Oleh karena thitung =7,867
lebih besar dari ttabel= 1,6604 maka koefisien jalur Iklim
Organisasi (X2) terhadap Partisipasi Masyarakat (X3) positif dan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan He ditolak dan H1 diterima, yang berarti Iklim Organisasi (X2) berpengaruh langsung positif terhadap Partisipasi Masyarakat (X3). Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang dilaksanakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Robert Stringer menyatakan bahwa Iklim organisasi berfokus pada persepsi-persepsi yang nyata atau dapat dinilai, terutama yang memunculkan motivasi, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap keefektifan pengelolaan program studi pada organisasi PTS. Menurut Stringer, ada enam dimensi untuk mengukur iklim organisasi berupa; struktur organisasi, standar, tanggungjawab, penghargaan, dukungan dan komitmen. Maka dalam konteks penelitian ini pengetahuan manajerial, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat akan sangat berperan dalam mewujudkan keefektifan pengelolaan Program Studi. Pengetahuan manajerial pengelola Program Studi berpengaruh langsung terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Robbins dan Coulter menguraikan bahwa pengetahuan manejerial meliputi; (1) Pengetahuan konseptual. Pengetahuan ini meliputi kemam puan menggunakan informasi, identifikasi peluang, memahami model organisasi dan lain-lain. (2) Pengetahuan komunikasi. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan mengubah ide menjadi kata mendegarkan dan mengajukan pertanyaan, pengetahuan presentasi, dan lain-lain. (3) Pengetahuan keefektifan. Pengetahuan ini berupa berbagi tugas, bernegosiasi, mengulas operasi dan mengajukan perbaikan, dan lain-lain. (4) Pengetahuan
interpersonal.
Pengetahuan
ini
berupa
pengetahuan
memimpin
dan
membimbing, bekerja dengan orang yang berbeda budaya, membangun jaringan di dalam dan di luar organiasi, dan lain-lain. Teori lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah Luthans dalam Robbins menjelaskan bahwa terdapat empal aktivitas manajerial; (1) Manajemen tradisional yaitu membuat keputusan, merencanakan dan mengendalikan, (2) Komunikasi yaitu bertukar informasi rutin dan memproses pekerjaan tulis menulis, (3) Manajemen sumber daya manusia yaitu memotivasi, mendisiplinkan, menangani konflik, menyusun kepegawaian dan melatih, dan (4) Pembangunan jaringan yaitu bersosialisasi, terlibat dalam aktivitas politik dan berinteraksi dengan individu di luar organisasi. 23
Iklim Organisasi pengaruh langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi PTS di OKI Jakarta. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan Newel yang menyebutkan bahwa iklim suatu organisasi mempengaruhi sekelompok orang atau organisasi yang berbentuk perasaan dan sikap terhadap sistem, subsistem atau sistem lain tentang pegawai, pekerjaan dan sebagainya. Demikian pula Renato dan H. Litwin menjelaskan bahwa iklim organisasi sebagai kualitas menetap yang terdapat dalam lingkungan internal sebuah organisasi yang dialami oleh anggotanya, yang dipengaruhi oleh perilakunyasendiri dan adanya karakterisitik nilainilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Dengan demikian Iklim Organisasi dapat meningkatkan keefektifan pengelolaan program studi. Partisipasi masyarakat pengaruh langsung positif terhadap Keefektifan Pengelolaan Program Studi PTS. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Freeman (1999) yang menjelaskan bahwa kelompok individu dapat mempengaruhi masa depan organisasi, seperti: perusahaan, karyawan, penyedia barang, pemilik, pemerintah, lembaga keuangan, dan pers. Demikian pula teori yang dikemukakan oleh Bryson (1999) yang menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat suatu organisasi dapat mencapai misinya, harus menjalin hubungan dengan setiap kelompok stakeholdersnya, jika tidak, ia tidak dapat menjabarkan tanggapannya secara baik untuk memuaskan tuntutan para stakeholders. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan suatu organisasi ditentukan oleh stakeholdersnya. Dalam konteks pendidikan maka masa depan suatu perguruan tinggi ditentukan oleh stakeholdemya.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan statistik seperti yang telah diuraikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan manajerial berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi.
Artinya peningkatan kemampuan manajerial berupa pengetahuan
konseptual, pengetahuan personal, dan pengetahuan tehnis akan meningkatkan keefektifan pengelolaan Program Studi. 2. Iklim organisasi berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi. Artinya perbaikan suasana kondisi lingkungan yang ada di tempat kerja yang dapat diukur dan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada anggota organisasi di mana mereka bekerja akan meningkatkan keefektifan pengelolaan Program Studi. 24
3. Partisipasi masyarakat berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi Artinya keterlibatan kelompok orang, masyarakat atau organisasi yang memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan suatu perguruan tinggiakan meningkatkan keefektifan pengelolaan Program Studi. 4. Pengetahuan manajerial berpengaruh langsung positif terhadap partisipasi masyarakat. Artinya
peningkatan
kemampuan
manajerial
berupa
pengetahuan
konseptual,
pengetahuan personal, dan pengetahuan tehnisakan meningkatkan partisipasi masyarakat. 5. Iklim organisasi berpengaruh langsung positif terhadap partisipasi masyarakat. Artinya perbaikan suasana kondisi lingkungan yang ada di tempat kerja yang dapat diukur dan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada anggota organisasi di mana mereka bekerjaakan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Implikasi Sesuai dengan kesimpulan di atas, implikasi penelitian ini adalah sebagai berikut: Temuan penelitian menyatakan bahwa pengetahuan manajerial pengelola perguruan tinggi berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi Ini berarti bahwa untuk mening katkan efektifitas pengelolaan program studi, dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan manajerial pimpinan Program Studi. Peningkatan pengetahuan manajerial tersebut diantaran'{a meliputi pengetahuan konseptual, pengetahuan personal dan pengetahuan tehnis yang didukung dengan kemampuan untuk membuat perencanaan
yang
baik,
melaksanakan
kegiatan
sesuai
rencana,
mengendalikan,
dan
mengkomunikasikan pengetahuan manajerial. Temuan penelitian juga menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan Program Studi, dapat dilakukan dengan menciptakan iklim organisasi yang kondusif dalam arti adanya struktur, standar kerja dan tanggungjawab yang jelas, penghargaan, dukungan kepemimpinan yang baik. Dengan kata lain hal ini mengindikasikan bahwa para pengelola perguruan tinggi sangat memperhatikan struktur organisasi dalam arti hirarkhi yang baik, standar kerja yang jelas, tanggungjawab yang diberikan, komunikasi, dan dukungan pimpinan.
Selain itu temuan penelitian juga mengatakan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan pengelolaan Program Studi.lni berarti bahwa untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan Program Studi, dapat dilakukan dengan 25
meningkatkan partisipasi masyarakat. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat yang merupakan kegiatan aktif kelompok orang dalam memberikan kontribusi pengembangan pengelolaan Program Studi dalam bentuk membangun jaringan, forum kominikasi. mengantisipasi konflik, mengatasi hambatan, akan menciptakan peluang, meningkatkanan keefektifan pengelolaan Program Studi. Dengan kata lain dalam rangka peningkatan keefektifan pengelolaan Program Studi, keterlibatan masyarakat secara sederhana dapat dipahami dilakukan melalui partisipasi mereka dalam pengembangan Program Studi. Hal tersebut menjadi wacana yang hangat mengiringi perkembangan isu demokratisasi yang berkembang sekarang ini. Dengan demikian mengharuskan organisasi
Program
Studi
untuk
memposisikan stakeholders, termasuk masyarakat, sebagai aset organisasi dan menetapkan partisipasi masyarakat sebagai suatu keharusan etika (ethical imperative). Penelitian ini juga selanjutnya menyimpulkan bahwa pengetahuan manajerial berpengaruh langsung positif terhadap parisipasi masyarakat. Artinya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan manajerial pengelola Program Studi. Dengan kata lain, pengetahuan pengelola Program Studi yang baik akan mendekatkan interkasi dengan masyarakat sebagai stakeholders. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa Iklim organisasi berpengaruh langsung positif terhadap partisipasi masyarakat. lni berarti bahwa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, dapat dilakukan dengan meningktakan iklim organisasi yang baik. Lingkungan kerja yang kondusif dalam arti adanya struktur, standar kerja dan tanggungjawab yang jelas, penghargaan, dukungan kepemimpinan yang baik akan meningkatan partisipasi masyarakat. Dengar kata lain lingkungan fisik, lingkukan sosial struktur organisasi, standar dan prosedur
kerja, kepemimpinan yang kondusif
akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, membangun jaringan, membangun forum komunikasi, mengantisipasi konflik, mengatasi hambatan, dan menciptakan peluang.
Saran Dari kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah disampaikan, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Program peningkatan pengetahuan manajerial dapat dilakukan dengan kegiatan berupa pengembangan pengetahuan konseptual, pengetahuan personal, dan pengetahuan tehnis
tentang
pengelolaan
(manajemen)
ketenagaan,
sarana-prasarana,
kemahasiswaan, kurikulum, evaluasi kinerja, serta kerjasama. 26
2. Penciptaan
Iklim
organisasi
yang
kondusif
dapat
dilakukan
dengan
cara
melaksanakan atau membangun suasana kondisi lingkungan yang baik langsung maupun tidak langsung bagi anggota organisasi program studi di mana mereka bekerja. 3. Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui keterlibatan kelompok orang, masyarakat, atau organisasi yang memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan perguruan tinggi. 4. Untuk meningkatkan pengetahuan manajerial dapat pula dilaksanakan melalui sebanyak mungkin membuat kegiatan yang dapat menciptakan keterlibatan kelompok orang, masyarakat atau organisasi dengan suatu perguruan tinggi. 5. Upaya untuk menciptakan iklim organisasi kerja yang kondusif dapat juga melibatkan masyarakat atau kelompok orang dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan program kerja.
27
Daftar Pustaka Alison, Graham dan Philip Zelikow, Essence of Decision: Explaining the Cuban Missile Crisis, New York, Longman, 1999 Ali Sambas, Muhidin dan Maman A., Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung : Pustaka Setia, 2007 Bell Gredler, Margaret E., Belajar dan Membelajarkan, Terjemahan Munandir, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994 Bloom, Benjamin S. et.al., Taxonomy of Educational objectives, New York, Longman, 1981. Daft, Ricard L, The Leadership Experience, South Western: Thomson, 2005. Greenberg, Jerald and Baron Robert A, Behavior in Organizations, 7 ed. New Jersey: Prentice Hall, 2000. Ivancevic H, John M. James H. Donnelly, Jr. and James L. Gibson, Management Principles and function, USA: Richard D. Irwin Inc 2004 Jhon, M. Bryson, Strategic Planning For Public and Non-Profit Organization San Francisco, Jossey-Bass, Publisher, 1997 Lakein, Alam. How to Get Control of Your Time and Life, Alih Bahasa: Rieke Harahap, Jakarta: Purtaka Tangga, 1997. Nasution, S.Mengajar, 1986. Oidaktik Asas-asas Bandung: Jemmers, Newel. Clarence A Human Behavior in Education Administration, New Jersey: PrenticeHall, In, 1978. O, Jeff. Haris and Sandra J Hartman. Organizational Behavior, Bringhamton, NY: Best Business Books, 2002. Raplph G Lewis, dan Douglas H. Smith, Total Quality in Hinger Education Plorida: St. Lucie Press, 1999. Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidika Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2009. Robbins Stephen P dan Coulter, Manajemen, bahasa Harry Siamet, Jakarta: Indeks, 2009 Robbin, Stephen P Essentials of Organizational Behavior, (New Jersey: Prentice-Hall Intemational Inc., 1997 Robert G. Owen, Organizational Behavior in Education. 4 ed. New Jersey'. Prenticehall, 1995. Salusu, J. Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Jakarta: Grasindo, 1996. Simon, Harbert A. Administrative Behavior: A Study of Decision Making Processes in Administrative Oragnizations, Fourth Edition, New York, A Devision of Simon & Schuster Inc, 1997. Schermerhorn, Jhon R James G.Hunt, dan Richard N. Osborn, Managing Organization Behavior, New York: John Wiley & Son, 1994. Smither, Robert D. The Psychology of Work and Human Performance, 2 edition, New York: Harper Collins, 1994. Suriasumantri, Yuyun S. Filsafat Ifmu: Sebuah Pengantar Populer , Jakarta: Sinar Harapan, 1999 Suriasumantri,Yuyun S. Ifmu dalam Perspektif , Jakarta: Gramedia, 1985 Torrington, Derek Jane Weightman, dan Kristy Johns, Effective Management: People and Organization, UK: Prentice Hall, 1989 28
Wirawan, Evaluasi Kinerja SDM, Teori, Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat, 2009. Yuki, Gary. Leadership in Organization. Fifth Edition, alih bahasa Budi Supriyanto, Jakarta, Intan Sejati, 2005.
29