perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BOTOL PLASTIK POLYTYLENE TEREPHTHALATE (PET) DENGAN BENTUK POTONGAN MEMANJANG TERHADAP KUAT TARIK BETON SERAT
SKRIPSI
Oleh: WIJI LESTARI K1508027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Wiji Lestari
NIM
: K1508027
Jurusan/Program Studi
: PTK/Pendidikan Teknik Bangunan
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Pengaruh Penambahan Potongan Botol Plastik Polytylene Terephthalate (PET) dengan Bentuk Potongan Memanjang Terhadap Kuat Tarik Beton Serat” ini benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Wiji Lestari
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BOTOL PLASTIK POLYTYLENE TEREPHTHALATE (PET) DENGAN BENTUK POTONGAN MEMANJANG TERHADAP KUAT TARIK BETON SERAT
Oleh: WIJI LESTARI K1508027
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Rima Sri Agustin,S.T., M.T NIP. 19790816 200604 2 002
Sukatiman, S.T., M.Si NIP. 19640103 199203 1 003
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari Tanggal
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
: :
Tanda Tangan
Ketua
: Anis Rahmawati,S.T., M.T
Sekretaris
: Taufiq Lilo Adi Sucipto,S.T., M.T
Anggota 1
: Rima Sri Agustin,S.T., M.T
Anggota 2
: Sukatiman, S.T., M.Si
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret An.Dekan, Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19600415 199103 1 002
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Wiji Lestari. PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BOTOL PLASTIK POLYTYLENE TEREPHTHALATE (PET) DENGAN BENTUK POTONGAN MEMANJANG TERHADAP KUAT TARIK BETON SERAT. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan potongan botol plastik (PET) terhadap nilai slump, berat jenis, kuat tarik dan nilai optimum pada kuat tarik beton. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen dan mix design. Variasi persentase 0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,50% dan 1,0% dengan fc 20 MPa. Hasil pengujian terhadap beton yang telah mengeras didapat hasil dengan penambahan cacahan botol plastik PET maksimum pada variasi 0,5% dengan kuat tarik sebesar 2,17 MPa pada umur 28 hari. Simpulan penelitian ini adalah pada berat jenis tidak ada pengaruh dengan penambahan potongan botol plastik, sedangkan pada penambahan potongan botol plastik berpengaruh secara signifikan terhadap kuat tarik beton dan nilai slump beton. Kata kunci: bahan tambah, botol plastik, Polytylene Terephthalate (PET), kuat tarik, beton serat.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Wiji Lestari. EFFECTS OF WASTE OF PLASTIC BOTTLES POLYTYLENE TEREPHTHALATE (PET) ON THE TENSILE STRENGTH OF FIBER CONCRETE. Skripsi : Faculty of Teacher and Education Sebelas Maret University. July 2012 This research was conducted to investigate the effects of the waste of plastic bottles (PET) on slump test, Specific Gravity, Tensile Strength, and the prediction of optimum volumes fraction of Polyethylene fibber. This research is a quantitative research using experiment and method mix design. Variant presentese 0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,50% and 1,0% with Fc 20 MPa. The result of the experiment indicated that the addition of the waste of plastic bottles is maximal in variant 0,5 % weight 2,17 MPa after 28 days of curing. The conclusion of the research is the addition of the waste of plastic bottles doesn’t influence slump test and specific gravity of Polyethylene fibber. But the addition of the waste of plastic bottles significantly influences Tensile Strength of the concrete. Keywords :
Addition, plastic bottles, Polyethylene Terephthalate (PET), Tensile Strength, Fibber Concrete.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
# Berjuanglah untuk masa depan, karena hidup adalah perjuangan yang harus dijalani. Kebanggaan yang utama adalah membuat orang tua bangga akan keberhasilan kita, senyum yang paling indah adalah senyum kebahagiaan orang tua #
# Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan padanya jalan menuju surga (H.R. Muslim). Kegagalan dan keberhasilan bukanlah takdir namun merupakan sebuah pilihan. Kehidupan akan terasa nikmat manakala kita selalu berfikir cerdas. Ubahlah cara berfikir untuk sebuah perubahan #
# Syukuri setiap kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantar kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan. Setiap masalah ada jalan keluarnya. Kamu mungkin tak melihatnya, namun Tuhan tahu jalan keluarnya. Yakin dan percayalah padaNya #
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
” Bapak dan Ibu ” Cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan doa kepada putrimu tercinta dalam setiap sujudnya. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Terima kasih untuk semuanya.
” Bayu Dinar.S ” Terima kasih karena senantiasa memberikan perhatian dan semangat kepadaku. Selalu ada disampingku baik disaat kubahagia tertawa maupun saat kujatuh dan menangis.
” Afrida Kolimah, Evi.N, Wahyu Indri. S dan Ninik.F” Terima kasih atas semangat dan dukungannya selama ini, aku bangga memiliki kalian sebagai saudaraku yang sangat aku cintai.
” Teman- teman PTB 08 ” Terima kasih atas semangat, bantuan dan dukungannya. Almamater UNS
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yang memberi ilmu,inspirasi dan kemuliaan, karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BOTOL PLASTIK POLYTYLENE TEREPHTHALATE (PET) DENGAN BENTUK POTONGAN MEMANJANG TERHADAP KUAT TARIK BETON SERAT Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Ida Nugroho Saputro, S.T., M.Eng selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Sipil/Banguan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Abdul Haris S. S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Ibu Rima Sri Agustin, S.T., M.T selaku Dosen pembimbing I, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi. 6. Bapak Sukatiman, S.T., M.Si selaku Dosen pembimbing II, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi. 7. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan angkatan tahun 2008.
commit to user 8. Semua pihak yang ikut membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi HALAMAN MOTTO .................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR PERSAMAAN ........................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................ 3 C. Pembatasan Masalah ............................................................... 3 D. Perumusan Masalah ............................................................... 4 E. Tujuan Penelitian .................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Beton ................................................................................ 6 2. Sifat-Sifat Beton ............................................................... 12 3. Beton Serat ........................................................................ 16 4. Botol Plastik PET .............................................................. 19 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kuat Tarik Beton .............................................................. 23 6. Slump ................................................................................ 25 B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 26 C. Kerangka Berfikir ................................................................... 27 D. Hipotesis ................................................................................. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ............................................................. 30 2. Waktu Penelitian ............................................................... 30 B. Metode Penelitian .................................................................. 31 C. Populasi dan Sampel .............................................................. 31 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan dan Penyelidikan Bahan ....................... 33 2. Tahap Pemeriksaan Bahan ............................................... 35 3. Mix Design ....................................................................... 45 4. Tahap Pembuatan dan Perawatan .................................... 46 5. Tahap Pengujian ............................................................... 47 6. Tahap Analisis Data ......................................................... 47 7. Tahap Penarikan Kesimpulan .......................................... 48 E. Teknik Analisa Data 1. Uji Prasyarat Analisis ....................................................... 48 2. Pengujian Hipotesis .......................................................... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ....................................................................... 53 B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 60 C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 64 D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 67 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................... 76 B. Implikasi ............................................................................... 76 commit to user C. Saran .................................................................................... 77 xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 78 LAMPIRAN 1 Hasil Pengujian Agregat .................................................... 79 LAMPIRAN 2 Mix Design .......................................................................... 87 LAMPIRAN 3 Hasil Pengujian Kuat Tarik ................................................. 96 LAMPIRAN 4 Analisis Data ....................................................................... 97 LAMPIRAN 5 Tabel F ................................................................................. 105 LAMPIRAN 6 Gambar Dokumentasi........................................................... 110
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Botol Plastik PET .................................................................... 24 Gambar 2.2. Pengujian Silinder Beton ........................................................ 25 Gambar 2.3. Pengukuran Slump .................................................................. 26 Gambar 2.4. Paradigma Penelitian Berat Jenis ............................................ 29 Gambar 2.5. Paradigma Penelitian Slump.................................................... 29 Gambar 2.6. Paradigma Penelitian Kuat Tarik ............................................ 29 Gambar 3.1. Alur Penelitian. ....................................................................... 33 Gambar 4.1 Diagram Hubungan Variasi Potongan Botol Plastik Terhadap Nilai Slump Beton. .................................................................. 58 Gambar 4.2 Diagram Hubungan Variasi Potongan Botol Plastik Terhadap Berat Jenis Beton .................................................................... 59 Gambar 4.3 Diagram Hubungan Variasi Potongan Botol Plastik Terhadap Kuat Tarik Beton.................................................................... 61 Gambar 4.5 Grafik Agregat Halus ............................................................. 70 Gambar 4.6 Grafik Agregat Kasar .......................................................71
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Presentase Komposisi Semen Portland .......................................... 10 Tabel 2.2 Penggunaan Beton Pada Tingkat Workabiliry ................................ 15 Tabel 2.3 Jenis dan Properti Serat .................................................................. 18 Tabel 2.4 Penetapan Nilai Slump .................................................................... 27 Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................. 31 Tabel 3.2 Pengaruh Warna Terhadap Penurunan Kekuatan ........................... 38 Tabel 4.1 Hasil Pengujian Agregat Halus ....................................................... 54 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus.......................................... 55 Tabel 4.3 Analisis Gradasi Agregat Kasar ..................................................... 56 Tabel 4.4 Hasil Rencana Adukan . .................................................................. 57 Tabel 4.5 Kebutuhan Bahan ........................................................................... 57 Tabel 4.6 Hasil Rerata Pengujian Nilai Slump ............................................... 58 Tabel 4.7 Hasil Rerata Pengujian Berat Jenis ............................................... 59 Tabel 4.8 Hasil Rerata Pengujian Nilai Slump .............................................. 60 Tabel 4.9 Tabel Nilai Slump ........................................................................... 64 Tabel 4.10 Tabel Berat Jenis. .......................................................................... 65 Tabel 4.11 Tabel Kuat Tarik ............................................................................. 66 Tabel 4.12 Hasil Pengujian Agregat Halus ..................................................... 69 Tabel 4.13 Batas- Batas Gradasi Agregat Halus .............................................. 69 Tabel 4.14 Rekapitulasi hasil Pengujian Agregat Kasar .................................. 70 Tabel 4.15 Hasil dan Batas- Batas Gradasi Agregat Kasar .............................. 71 Tabel 4.16 Hasil Rerata Nilai Slump dengan FAS 0,50 ................................... 73 Tabel 4.17 Hasil Rerata Pengujian Berat Jenis ................................................ 74
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan
Halaman
1. Kadar Lumpur ............................................................................................ 37 2. Bulk Spesific Gravity ................................................................................. 40 3. Bulk Spesific Gravity SSD Agregat Halus ................................................. 40 4. Apparent Spesific Gravity Agregat Halus .................................................. 40 5. Absortions Agregat Halus ......................................................................... 40 6. Modulus Kehalusan Pasir .......................................................................... 41 7. Kadar Air .................................................................................................. 42 8. Prosentase Halus Kerikil ........................................................................... 43 9. Bulk Spesific Gravity Agregat Kasar ........................................................ 45 10. Bulk Spesific Gravity SSD Agregat Kasar ................................................. 45 11. Apparent Spesific Gravity Agregat Kasar ................................................. 45 12. Absortions Agregat Kasar ......................................................................... 45 13. Prosentase Berat yang Hilang ................................................................... 46
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Hasil Pengujian Bahan ................................................................................ 79 2. Mix Design ..................................................................................................87 3. Hasil Kuat Tarik ........................................................................................... 96 4. Analisa Data Hasil SPSS 19 .......................................................................97 5. Uji Linearitas dan Hipotesis .......................................................................105 6. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 110
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang semakin berkembang pesat menuntut pula perkembangan di bidang sarana dan prasarana, khususnya struktur bangunan yang lebih murah dan kuat. Untuk menunjang pembangunan di bidang ini, pengetahuan dan peningkatan ketrampilan di bidang struktur serta penelitian tentang masalahmasalah yang berhubungan dengan rekayasa sangat diperlukan. Salah satu masalah di lapangan yang harus segera dijawab adalah kebutuhan struktur bangunan yang semakin meningkat. Sekarang ini, kebutuhan masyarakat akan perumahan tidak pernah surut bahkan selalu meningkat. Hal ini dapat terlihat dari kenyataan bahwa perumahan yang dibuat selalu laku terjual dengan cepat. Sampah merupakan masalah yang belom bisa ditanggulangi. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah belom juga ada hasil. Dari membuat TPA dan pembakaran sampah, tapi hal ini bukan mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat akan tetapi mendapatkan kritikan. Sampah adalah masalah yang harus segera diselesaikan. Karena sampah ini bukan hanya mencemari tanah tapi juga mencemari udara yang sangat mengganggu. Berdasar komposisinya sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai dan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sedangkan sampah anorganik ini sulit untuk diurai misalnya plastik, botol plastik, kaleng dan lainnya. Masalah yang timbul di lapangan adalah banyaknya sampah botol plastik yang jarang dimanfaatkan. Sedangkan botol plastik itu sendiri sangat sulit untuk didaur ulang. Untuk bisa terurai plastik ini sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan bertahun-tahun. Semakin banyak sampah botol plastik semakin tercemarnya lingkungan terutama pencemaran tanah, sehingga tanah tidak subur lagi. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Menurut Irniaryanti (2008: 125) menyatakan bahwa:” Untuk mencegah terjadinya kerusakan tanah dan lingkungan yang berlebihan, maka perlu dicari alternatif lain. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah campuran bahan air, semen tipe I, anggregat dan potongan botol plastik untuk dibuat beton serat. Botol plastik adalah plastik yang terbuat dari polyethylene terephthalae (PET). Bahan baku plastik berasal dari hasil olahan minyak bumi yang memiliki sifat ringan, tahan air, lentur, tidak menghantarkan listrik, dan mudah dibentuk yang memiliki berat berat jenis 0,96 t/m3. Karena beton mempunyai kuat tarik rendah, potongan botol plastik di sini digunakan sebagai serat yang berfungsi untuk menambah kuat tarik pada beton dan menahan ketahanan terhadap retak. Karena beton serat ini tahan terhadap tarik, maka beton serat ini sering dipakai pada perkerasan jalan raya, landasan kereta api dan pada bagian beton yang tipis agar tidak mudah retak”. Penelitian ini mencoba memanfaatkan sampah yang sulit didaur ulang yang belum tereksploitasi dan memungkinkan dilaksanakannya pembuatan beton. Usaha penelitian perlu dilakukan untuk mendapatkan suatu alternatif baru dalam teknologi beton, dengan menggunakan potongan botol plastik yang digunakan sebagai serat didalam beton, karena potongan botol plastik PET ini yang merupakan limbah dan belum termanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan tambahan campuran adukan beton, selain itu juga untuk membuat inovasi baru dalam teknologi beton dan diharapkan dapat menghasilkan kuat tarik beton yang lebih tinggi. Berkenaan dengan uraian di atas, maka ada beberapa alasan penelitian ini berjudul “Pengaruh Penambahan Potongan Botol Plastik Polyethylene Terephthalate (PET) Dengan Bentuk Potongan Memanjang Terhadap Kuat Tarik Beton Serat”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Dimungkinkan dengan penambahan potongan botol plastik PET pada campuran beton serat, akan menambah kuat tarik pada beton sehingga beton tahan terhadap retak. 2. Dimungkinkan penambahan potongan botol plastik PET akan menambah berat jenis beton serat. 3. Dimungkinkan dengan penambahan potongan botol plastik PET akan mempengaruhi nilai slump, sehingga berpengaruh pada kelecakan beton. 4. Dimungkinkan terdapat nilai optimum potongan botol plastik PET pada pengujian kuat tarik beton serat.
C. Pembatasan Masalah Upaya untuk menghindari meluasnya permasalahan yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah di atas, maka peneliti perlu memberikan batasanbatasan permasalahan yang sekiranya akan menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari kuat tarik beton serat dengan penambahan potongan botol plastik PET pada campuran beton. Dalam penelitian beton serat dibuat dari potongan botol plastik PET, adapun pembatasan masalah dalan penelitian ini adalah : 1. Mutu beton yang digunakan 20 MPa 2. Serat yang digunakan adalah serat botol plastik PET dengan kadar tambahan 0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,50%, 0,70%, 1,00% dari berat total beton. 3. Untuk setiap variasi campuran akan dibuat tiga silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm 4. Semen yang digunakan semen tipe I 5. Umur beton pengujian 28 hari 6. Panjang serat yang digunakan 25 mm - 100 mm 7. Jumlah sempel 21 buah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
8. Adukan beton yang dihasilkan dianggap homogen dan penyebaran serat dianggap merata 9. Reaksi kimia tidak dibahas dalam penelitian 10. Pasir yang digunakan pasir dari Muntilan, Magelang 11. Kerikil yang digunakan dengan ukuran maksimal 20 mm, kerikil berasal dari Woro, Klaten. 12. Pengujian dilakukan pada uji slump, berat jenis dan uji tarik.
D. Rumusan Masalah Secara rinci rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap nilai slump beton? 2. Adakah pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap berat jenis beton serat? 3. Adakah pengaruh penambahan variasi persentase potongan botol plastik PET sebagai serat terhadap kuat tarik beton? 4. Adakah nilai optimum persentase potongan botol plastik PET pada pengujian kuat tarik beton?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengkaji pembuatan dan sifat mekanika dari beton sebelum digunakan di lapangan sebagai balok. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui nilai slump beton serat dengan variasi persentase potongan botol plastik PET. 2. Mengetahui pengaruh campuran potongan botol plastik PET terhadap berat jenis beton. 3. Mengetahui pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap kuat tarik beton serat. 4. Mengetahui nilai optimum variasi persentase potongan botol plastik PET pada pengujian kuat tarik beton. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan timbul bentuk material beton serat baru yang mempunyai karakteristik yang lebih baik dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Sehingga dari pemikiran ini peneliti dapat menarik kesimpulan penting yang mendeskripsikan kontribusi peneliti, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi pengembangan dan pemikiran baru bagi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang teknik sipil khususnya tentang beton serat dengan alternatif lain. b. Sebagai
pembanding
terhadap
hasil-hasil
penelitian
yang
telah
dilaksanakan maupun yang belum.
2. Manfaat Praktis a. Memberikan manfaat secara fungsional yaitu munculnya alternatif material beton serat baru dengan memanfaatkan potongan botol plastik PET yang lebih efisien dan efektif dalam penggunaanya. b. Penelitian ini mungkin akan memberikan stimulan yang sangat baik untuk kreatifitas oleh para peneliti yang lain, sehingga bermanfaat dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Memberikan peluang pemanfaatan potongan botol plastik PET sebagai bahan campuran beton selain fungsi kreatif yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Beton Menurut Narwanto (2006:7) ”Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak dipakai di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifatnya yang unik maka diperlukan pengetahuan yang cukup luas, antara lain mengenai sifat bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasinya dan variasi bahan tambahannya”. Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah atau jenis agregat lain) dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahanbahan yang dipilih. Menurut Narwanto (2006 : 6 ) ”Bahan-bahan pilihan itu adalah semen, air dan agregat. Agregat dapat berupa kerikil, batu pecah, sisa bahan mentah tambang, agregat ringan buatan, pasir atau bahan jenis lainnya. Agregat, semen dan air dalam perbandingan tertentu dicampur bersama-sama sampai campuran mcnjadi homogen dan bersifat plastis sehingga mudah untuk dikerjakan. Karena hidrasi semen oleh air, adukan tersebut akan mengeras / membatu, dan memiliki kekerasan dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Dalam adukan beton, campuran air dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen”. Menurut Tjokrodimulyo (2004 : I.2) ”Campuran tersebut bilamana dituang dalam cetakan dan kemudian dibiarkan maka akan mengeras seperti batuan. Pengerasan itu terjadi oleh reaksi kimia antara semen dan air, yang berlangsung selama waktu yang panjang, dan akhirnya campuran itu akan selalu bertambah keras setara dengan umurnya. Beton yang sudah keras dapat dianggap sebagai batu tiruan”. Menurut R. Sagel dan P. Kole (1994: 143) menyatakan bahwa : ”Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat, beton dibentuk dari agregat campuran halus dan kasar dan ditambah pasta semen”. Menurut Mulyono (2003 : 3) menyatakan bahwa “beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari semen hidrolik, agregat kasar, commit to user agregat halus, air, dan bahan tambahan. 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Samekto dan Rahmadiyanto (2001 : 35) menyatakan bahwa : “Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil batu pecah atau jenis agregat lain) dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Hasil dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa beton adalah perpaduan komponen bangunan yang terbentuk dari tiga macam bahan utama yaitu semen, agregat (pasir dan kerikil), dan air, serta bahan tambah lain yang membentuk suatu kesatuan yang padat. Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh bahan penyusunnya, di sini akan dijelaskan secara singkat mengenai bahan penyusun beton. Adapun parameter-parameter yang paling berpengaruh dalam kekuatan beton menurut Bambang Mahendya (2008 : 1) adalah : a. Kualitas semen yang digunakan b. Proporsi semen terhadap campuran c. Kekuatan dan kebersihan agregat d. Interaksi antara pasta semen dengan agregat e. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton f. Penempatan, penyelesaian dan pemadatan beton yang benar g. Perawatan beton h. Kandungan klorida tidak melebihi 0,15% dalam beton yang diekspos dan 1% bagi beton yang tidak diekspos. i. Kualitas pelaksanaanya Menurut simpulan Bambang Mahendya (2008 : 2) bahwa pada umumnya keuntungan dan kerugian dalam menggunakan beton diantaranya, yaitu : Keuntungan : a. Ekonomi : merupakan pertimbangan yang sangat penting, meliputi : material, kemudahan dalam pelaksanaan, waktu untuk konstruksi, pemeliharaan struktur, daktiiitas, dan sebagainya. b. Keserasian beton untuk memenuhi kepentingan struktur dan arsitektur. Beton dicor ketika masih cair dan menahan beban ketika telah mengeras. Hal ini sangat bermanfaat, karena dapat membuat berbagai bentuk. c. Tahan api (sekitar 1 hingga 3 jam tanpa bahan kedap api tambahan), sementara kayu dan baja memerlukan bahan kedap api khusus untuk commit to user mencapai tingkat seperti ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
d. Rigiditas tinggi e. Biaya pemeliharaan (maintenance) rendah. f. Penyediaan materialnya yang cukup mudah Kerugian : a. Kekuatan tariknya rendah (sekitar 10% dari kekuatan tekan), sehingga mudah retak. b. Memerlukan biaya untuk bekisting, perancah (untuk beton cor di tempat) yang tidak sedikit jumlahnya. c. Berat d. Bentuk yang sulit diubah bila beton telah mengeras e. Daya pantul yang dihasilkan cukup besar f. Beton mengalami rangkak jangka panjang dan susut (Wahyudi dan A Rahim, 1990) a. Semen Portland Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker-klinker yang terutama terdiri dari silikal-silikal kalsium yang bersifat kohesif dengan gips sebagai bahan tambahan (Tjokrodimulyo, 2004 : II,1) Pasta semen yang terdiri dari semen dan air berfungsi untuk mengikat agregat menjadi satu kesatuan yang homogen. Kualitas semen sangat mempengaruhi kualitas beton yang di hasilkan. Portland cement merupakan bahan utama atau komponen beton terpenting yang berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik dengan bantuan air dan mengeras secara hidrolik. Portland cement inilah yang dapat menyatukan antara pasir dengan kerikil sehingga menjadi keras setelah dicampur dengan air. Semen merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat adesif sekaligus kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat (Murdock, Brook. 1986: 67). Semen yang dimaksud adalah semen yang akan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidrolis. Semen Portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisinya adalah kalsium atau batu kapur (CaCO3), aluminat (AI 2O3), pasir silikat (SiO2), bijih besi (FeO2) dan senyawa-senyawa MgO dan SO3. Dengan penambahan air maka akan mempunyai kekuatan seperti batu.to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Secara umum kandungan dasar semen Portland terdiri dari empat unsur dasar menurut ( Murdock, Brooks, 1996 ; 66 ) yaitu : 1. Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO 2. Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO 3. Trikalsium aluminat (C3A) atau SCaO.Al2O3 4. Tetrakalsium alumaferit (C4AF) atau 4CaO. Al2O3.Fe2O3 Portland semen pada hakekatnya terdiri dari senyawa komplek yang terdiri dari bubukan halus dengan butiran halus sekitar 0,05 mm. Bahan baku Portland cement sangat tergantung pada kadar bahan asli yang terdapat di daerah sumber bahan baku portland cement. Komponen bahan baku Portland yang baik yaitu : 1) Batu kapur (CaCO3)
60 %-65 %
2) Pasir silikat (SiO2)
17%-25%
3) Tanah liat (Al2O3)
3%-8%
4) Bijih besi (Fe2O3)
0,5%-6%
5) MgO
0,5%-4 %
6) SO3
1%-2 %
( Tjokrodimulyo, 2004, II.2) Sesuai dengan tujuan pemakaiannya semen portland di Indonesia (Tjokrodimulyo, 2004, II.9) dibagi menjadi 5 jenis yaitu : Semen Portland tipe I
Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus Semen Portland tipe II Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang Semen Portland tipe III Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi Semen Portland Tipe IV Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah Semen Portland tipe V Semen portlad yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Tabel.2.1 Persentase Komposisi Semen Portland Jenis Semen
Komposisi (%)
Karakteristik Umum
C3S
C2S
C3A
C4AF
CaSO4
CaO
MgO
Normal, I
49
25
12
8
2,9
0,8
2,4
Semen untuk semua tujuan
Modifikasi, II
46
29
6
12
2,8
0,6
3,0
Relative sedikit pelepasan panas, digunaka untuk struktur besar
Kekuatan awal
56
15
12
8
3,9
1,4
2,6
tinggi, III
Mencapai kekuatan tinggi pada umur 3 hari
Pemanasan
30
46
5
13
2,9
0,3
2,7
Dipakai pada kandungan beton
43
36
4
12
2,7
0,4
1,6
Dipakai pada salran dan struktur
rendah, IV Tahan sulfat V
yang diekspos sebgaai sulfat
Sumber : ( Nawy, Edward G, 1990 : 14)
Apabila butiran-butiran Portland Cement berhubungan dengan air, maka butiran-butiran tcrsebut akan pecah-pecah dengan sempurna sehingga menjadi hidrasi dan membentuk adonan semen. Jika adonan tersebut ditambah dengan pasir dan kerikil yang diaduk bersama akan menghasilkan adonan beton.
b. Agregat Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran adukan beton, hampir 74 % dari volume beton. Agregat yang paling banyak digunakan karena sifatnya yang ekonomis adalah pasir dan kerikil. Sifat yang paling penting dari suatu agregat (batubatuan, kerikil, pasir, dan lain-lain) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas, dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses kimia dan penyusutan (Murdock, Brook. 1986: 27). Syarat agregat yang digunakan pada campuran beton menurut Tjokrodimulyo (1996: 39)commit adalah sebagai to user berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
1) Agregat tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton. Untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH cairan di atas endapan tidak boleh lebih keruh dari warna larutan pembanding. 2) Kekentalan terhadap larutan Na2SO4 atau MgSC4 a) Terhadap larutan Na2SO4, fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat. b) Terhadap larutan MgS04, fraksi yang hancur tidak lebih dari 18% berat. 3) Untuk beton dengan keawetan yang tinggi reaksi agregat terhadap alkali harus negatif. Selain persyaratan-persyaratan di atas, agregat juga harus memenuhi beberapa kriteria tentang mutu dan cara uji agregat beton, sebagai berikut : a) Agregat terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat harus bersifat kekal, artinya tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. b) Pasir laut tidak boleh dipakai sebgai agregat untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahanbahan yang diakui. c) Berdasarkan ukurannya, agregart ini dapat dibedakan menjadi : 1) Agregat halus merupakan agregat yang semua butirannya menembus ayakan berlubang 4,8 mm (SII.005,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) yang biasanya disebut pasir. Jenis agregat ini dapat dibedakan lagi menjadi : Pasir halus : 0-1 mm Pasir kasar : 1-5 mm 2) Agregat kasar merupakan agregat yang semua butirannya tertinggal di atas ayakan 4,8 mm (SII.0052, 1980) atau 4,75 (ASTM C33, 1982), yang, biasanya disebut kerikil. Material ini merupakan hasil disintegrasi alami batuan atau hasil dari industri pemecah batu. c. Air Proporsi air terhadap semen atau faktor air semen (f.a.s) akan mempengaruhi kekuatan beton. Jika f.a.s kecil, maka akan memberikan kekuatan tinggi, akan tetapi beton terlalu keras atau kinerjanya akan berkurang karena sulit dibentuk. Sedangkan f.a.s yang agak besar akan memberikan kemudahan pada waktu pengerjaan akan tetapi kekuatan beton menjadi rendah. Menurut Tjokrodimulyo (2004 : IV.1) air yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25% berat semen saja. Namun dalam kenyataan nilai faktor air semen yang dipakai sulit kurang dari 35% dan commit to user kelebihan air inilah yang digunakan sebagai pelumas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Namun demikian menurut Mulyono (2003 : 51) bahwa : “Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton”. Sedangkan pemakaian air yang memenuhi syarat untuk beton menurut Tjokrodimulyo (2004, IV.1) adalah sebagai berikut: 1) Tidak mengandung lumpur (benda yang melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter. 2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zal organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. 3) Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter. 4) Tidak mengandung sulfat lebih dari 1 gram/liter. Di dalam campuran beton air mempunyai dua fungsi, yang pertama untuk memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya pengerasan, dan kedua sebagai pelicin campuran agregat agar memudahkan pencetakan. Pada hal ini terdapat suatu hukum perbandingan air semen dari Abrams (Murdock, Brook. 1986: 97), sebagai berikut :"Pada bahan-bahan beton dan keadaan pengujian tertentu, jumlah air campuran yang dipakai menentukan kekuatan beton, selama campuran cukup plastis dan dapat dikerjakan". Kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum di atas adalah beton yang dipadatkan sempurna dengan agregat yang baik dan pada kadar semen tertentu, kekuatannya tergantung pada perbandingan air semen. Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah air minimal konsisten dengan derajat workabilitas yang dibutuhkan untuk memberikan kepadatan maksimal.
2. Sifat-Sifat Beton Beton merupakan bahan struklur bangunan yang disusun oleh berbagai material penyusun antara lain pasir, kerikil, dan semen sebagai bahan pengikatnya. Dalam perencanaan konstruksi beton sifat-sifat beton yang commit to user mungkin timbul adalah sebagai berikul:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
a. Sifat-sifat beton segar 1) Kemudahan pengerjaan (workability) Kemudahan pengerjaan (workability) merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk diaduk, diangkat, dituang dan dari dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton dan beton tidak terurai (bleeding yang berlebihan) untuk mencapai kekuatan yang direncanakan. Perbandingan bahan-bahan itu secara bersama-sama merupakan sifat kemudahan pengerjaan beton segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan (Tjokrodimulyo : 2004, VII.1) antara lain : a) Jumlah air yang digunakan dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang digunakan semakin mudah beton segar dikerjakan. b) Penambahan semen kedalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan pengadukan beton segar, karena diikuti dengan bertambahnya air, air campuran untuk memperoleh nilai f.a.s yang tetap. c) Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka adukan beton akan mudah untuk dikerjakan. d) Pemakaian butir-butir batuan bulat akan mempermudahkan cara pengerjaan belon e) Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh terhadap kemudahan pengerjaan beton f) Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan beton yang berbeda, bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan jumlah air yang sedikit jika dipadatkan dengan tangan. Untuk lebih jelasnya pengertian workability dapat didefinisikan dengan sifat-sifat sebagai berikut, menurut (Murdock, Brooks : 1986; 98) a) Compatibility, atau kemudahan adukan beton untuk dipadatkan sehingga rongga-rongga udara yang terperangkap dalam beton dapat dikurangi. b) Mobility, atau kemudahan adukan beton untuk dapat mengalir ke dalam cetakan disekitar tulangan dan dapat dihitung dengan mudah. c) Stability, atau kemampuan adukan beton untuk tetap sebagai masa yang homogen, koheren (saling mengikat) dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa terjadi pemisahan butiran. d) Finisibility, atau kemudahan dimana tercapai penyelesaian akhir yang baik, terutama untuk permukaan vertikal yang dicetak dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
acian dan pelat lantai, dimana dibutuhkan tenaga untuk menambalnya. Faktor utama yang mempengaruhi workability adalah kandungan air didalam campuran, sedang faktor lain adalah gradasi agregat, bentuk dan tekstur agregat, proporsi campuran serta kombinasi gradasi. Tingkat workability berkaitan erat dengan tingakat kelecakan adukan beton. Semakin cair adukan semakin mudah pengerjaannya. Untuk mengetahui tingkat kelecakan adukan beton biasanya dilakukan dengan percobaan slump. Semakin besar nilai slump berarti adukan beton semakin encer sehingga semakin mudah dikerjakan. Pada umumnya nilai slump berkisar antara 5 sampai 12,5 cm. Penggunaan campuran beton pada tingkat kemudahan pengerjaan yang berbeda-beda berdasarkan nilai slumpnya, dapat dilihatkan dalm label berikut: Tabel 2.2. Penggunaan Beton pada Tingkat workability yang berbeda-beda Tingkat Workabilitas Sangat Rendah
Slump (mm) 0-25
Rendah sampai sedang
25-50
Sedang sampai tinggi
50-100
Tinggi
100-175
Faktor Penggunaan Beton Yang sesuai Pemadatan 0,80-0,87 Beton yang digetarkan dijalan atau seksi lain yang lebih luas, dimana mesin getar yang kuat dapat dilakukan. Tiang yang digetarkan, balok pracetak. bantalan rel kerata api dan lainnya dimana dibutuhkan kekuatan yang tinggi, misal 40 N/mm2 atau lebih pada umur 28 hari. Jalan raya dengan bentuk mesin 0,897-0,93 penggetar dan penghalus yang biasa, dan pemadat yang dioperasikan dengan tangan biasa untuk sejenis. Jalan raya dengan pemadatan tangan 0,93-0,95 slump 50-75 mm. Untuk beton bertulang biasa tanpa penggetaran dan bertulang rapat dengan penggetaran dan pompa.
Lebih dari Untuk bagian dengan tulangan rapat. 0,95 Pekerjaan yang sukar pencetakanya. Umumnya tidak sesuai untuk digelarkan. Sumber: (L.J.Murduck dan K.M.Brook, 1991 : 125) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebul segregation. Penyebab utama terjadinya segregasi adalah perbadaan ukuran partikel dan berat jenis campuran. Tetapi ini dapat di atasi dengan memilih gradasi yang baik dan penanganan yang baik. Campuran beton yang kelebihan air dapat menyebabkan segregasi, kelebihan air dapat menyababkan pasta semen menjadi encer dan cenderung bergerak kebawah meninggalkan agregat yang besar. Sebaliknya penggetaran yang terlalu lama dapat mengakibatkan agregat kasar turun ke dasar cetakan dan menekan bagian yang lebih halus akan terangkat ke atas.
2) Pemisahan air (Bleeding) Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru dipadatkan disebut bleeding. Hal ini disebabkan ketidak mampuan bahan solid dalam campuran untuk menahan seluruh air campuran ketika bahan itu bergerak ke bawah. Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir halus pasir, yang pada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak sebagai selaput. Lapisan ini dikenal sebagai laitence. Bleeding biasanya terjadi pada campuran beton basah (kelebihan air) atau campuran adukan beton dengan nilai slump tinggi.
b. Sifat-Sifat Beton Setelah Mengeras Menurut Narwanto (2006) : 14 sifat – sifat beton setelah mengeras adalah : 1) Kekuatan (strength) Kekuatan beton dapat dilihat dari mutu beton itu sendiri. Kekuatan ini meliputi kekuatan tekan dan tarik. Faktor air semen (f.a.s) sangat mempengaruhi kuat tekan beton. Semakin kecil f.a.s sampai batas tertentu semakin tinggi kuat tekan beton. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Kekuatan akan sesuai dengan yang direncanakan bila pada campuran beton tersebut menggunakan semen portland dengan kekuatan yang sesuai dengan persyaratan, proporsi campuran dengan perencanaan yang tepat sehingga tidak terjadi penggunaan pasir yang berlebihan. Kekuatan beton akan semakin meningkat dengan berlambahnya umur beton karena proses hidrasi semen yang ada dalam adukan beton akan terus berjalan walaupun lambat. 2) Ketahanan (Durtibility) Ketahanan beton dikatakan baik apabila mampu bertahan dalam kondisi tertentu tanpa mengalami kerusakan selama bertahuntahun. Kondisi yang dapat mengurangi daya tahan beton dapat disebabkan faktor dari dalam beton dan luar beton itu sendiri. Faktor luar antara lain cuaca, perubahan suhu yang extrim, erosi. 3) Rangkak dan Susut Pembebanan dalam waktu yang lama dengan tegangan yang konstan akan mengakibatkan deformasi yang terjadi secara lambat, yang disebut dengan rangkak (creep). Rangkak dipengaruhi oleh umur beton, besarnya regangan, faktor air semen dan kekuatan beton. Sedangkan proses susut (shringkage) didefinisikan sebagai perubahan bentuk volume yang tidak berhubungan dengan beban. Apabila beton mengeras. berati beton tersebut mengalami penyusutan. Hal-hal yang mempengaruhi sringkage antara lain mutu agregat dan faktor air semen. Pada umumnya proses rangkak selalu dikaitkan dengan
shringkage
karena
terjadi
bersamaan
dan
seringkali
memberikan pengaruh yang sama, yaitu deformasi yang bertambah sesuai dengan bertambahnya waktu. 3. Beton Serat Menurut Tjokrodimulyo (2004: XII. 15)” Beton serat adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang serupa serat. Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter antara 5 dan 500 mikro meter dan panjang sekitar 25 mm sampai 100 mm. Bahkan serat dapat berupa: serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan (rami, bambu, ijuk), serat plastik commit to user (plypropylene) atau potongan kawat baja”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Hal ini serat dapat dianggap sebagai aggregat yang bentuknya sangat tidak bulat. Adanya serat mengakibatkan berkurangnya sifat kemudahan dikerjakan dan mempersulit terjadinya segregasi. Serat dalam beton itu berguna untuk mencegah adanya retak-retak hingga menjadikan beton serat lebih daktail daripada beton biasa”. Menurut Mulyono (2003: 309)” serat sabut kelapa dan ijuk yang merupakan serat alami ini mempunyai kuat tarik setara dengan serat plastik dan keawetannya sangat baik. Dari pendapat di atas beton serat adalah beton yang diberi bahan tambah berupa serat untuk menahan kuat tarik beton supaya tidak terjadi keretakan pada beton. Beton serat adalah beton yang terbuat dari semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lainya yang ditambah dengan agregat halus dan kasar, air dan diperkuat dengan serat. (Yohanes LD. Adianti. et al.2006). Tujuannya untuk meningkatkan kuat tarik beton agar tahan terhadap gaya tarik yang diakibatkan pengaruh iklim, temperatur dan perubahan cuaca yang dialami oleh permukaan yang luas. Penambahan serat itu sendiri dapat mereduksi retak-retak yang mungkin timbul akibat perubahan cuaca tersebut. Dalam pembagian beton serat, jenis beton serat dapat kita bedakan menjadi 2 jenis yaitu beton serat alami dan serat buatan. Serat alam umumnya terbuat dari bermacam-macam tumbuhan. Karena sifatnya umumnya mudah menyerap dan melepaskan air, serat alam mudah lapuk sehingga tidak dianjurkan digunakan pada beton bermutu tinggi atau untuk penggunaan khusus. Yang termasuk serat alam antara lain rami, ijuk, jute, serabut kelapa dan lain-lain.Serat buatan umumnya dibuat dari senyawa-senyawa polimer. Mempunyai ketahanan tinggi terhadap perubahan cuaca. Mempunyai titik leleh, kuat tarik, dan kuat lentur tinggi. Digunakan untuk beton bermutu tinggi dan yang akan digunakan secara khusus. Beberapa jenis serat yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifatsifat pada beton yang telah dilaporkan oleh ACI committee 544-1984 adalah commit to user serat baja, plastik, kaca dan serat alami. Untuk serat plastik terdiri dari nylon,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
polypropylene, polyethylene, polyester dan rayon. Masing-masing serat tersebut memiliki sifat dan kekuatan yang berbeda-beda.
Tabel 2.3.Jenis dan properties serat Jenis Serat
Modulus Elastisitas Kuat Tarik (MPa) (MPa) polipropilen 5000 450 poliester 10000-17200 550-1170 poliethilene 5000-17200 200-3030 karbon 227500-380000 1790-2620 akrilik 17900 200-965 Kaca 71700-79300 2480-3450 Baja 200000 345-1725 Sumber: Tata surdia dan shinraku saito. Pengetahuan Bahan Teknik. 1984
Yang perlu kita perhatikan yaitu dimensi serat. Penambahan serat menyebabkan beton menjadi sukar untuk diaduk. Untuk mengatasinya serat dicampur dulu secara merata kedalam salah satu bahan pembuat beton dan menjaga aspek rasio diameter dan panjangnya agar tidak terjadi penggumpalan (bailing effect). Dalam sifat fisik beton itu Penambahan serat menyebabkan perubahan terhadap sifat beton tersebut. Dibandingkan dengan beton yang bermutu sama tanpa serat, maka beton dengan serat membuatnya menjadi lebih kaku sehingga memperkecil nilai slump serta membuat waktu ikat awal lebih cepat juga. Menurut Bambang Mahendya (2008 : 13) “Beton serat mengandung serat-serat yang terpisah satu sama lain. Beton biasa mengandung banyak sekali retak berukuran mikro, sehingga menyebabkan beton mempunyai kuat tarik yang rendah. Beton berserat memberikan solusi terhadap permasalahan retak ini, dengan membuat beton yang lebih tangguh dan tahan lama, dengan menambahkan tulangan serat kedalam beton. Ketangguhan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk membuat kondisi kerusakan tertentu atau kegagalan total pada material. Hal tersebut mengukur kemampuan material untuk menahan beban bahkan setelah terjadi retak., dan hal tersebut mempengaruhi kuat tarik dari serat, bentuk geometri serat, dan kadar serat yang ditambahkan”. (Johanes Chandra, 2008) Keuntungan utama menambahkan serat dalam beton adalah commit to user pengurangan retak susut. Beton berserat digunakan dalam beberapa aplikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
misalnya stabilitas kemiringan tanah, perkerasan, panel tembok dan pelat lantai. Juga dapat dipergunakan untuk keperluan arsitektur dan sirap atap, dek jembatan, tangki penyimpanan, lantai parkir dan elemen pracetak. a. Karakteristik Beton Berserat Dalam pembuatanya, nilai slump dapat berkurang, namun hal ini dapat di atasi dengan penggunaan vibrator dalam pemadatanya, pembuatanya sendiri biasa dibuat di batching plant, diman serat langsung diaduk pada campuran basah, minimal 10 menit. Harus diperhatikan agar campuran tidak kelebihan air agar serat tidak mengambang. b. Interaksi Serat Dengan Pasta Semen Interaksi antara serat dan pasta semen merupakan sifat dasar yang memepengaruhi kinerja dari beton komposit. Parameter-parameter utama yang mempengaruhi interaksi serat dengan pasta semen antara lain: 1) Kondisi pasta semen 2) Bentuk dan jenis serat 3) Volume fraksi serat c. Interaksi antara fiber dengan pasta semen retak Ketika suatu komposit yang mengandung serat dibebani tarik, maka pada tahap tertentu matrik akan retak. Ketika matrik mengalami retak, serat membawa gaya pembebanan melewati retakan, mentransfer beban dari satu sisi matriks ke matriks yang lain. Serat akan berfungsi seperti jembatan, membawa beban menyebrangi retakan, retakan-retakan lain akan terbentuk di sepanjang sampel. (Http : rotalavo.blogspot.com/2011/04/proposal – Srikpsiq.html) 4. Botol Plastik PET Menurut Bambang Mahendya (2008 : 27) “Polyethylene terephthatate (PET) merupakan polyester termoplastik yang diproduksi secara komersial melalui produk kondensasi yang dikarakterisasi dengan banyaknya ikatan ester yang didistribusikan sepanjang rantai utama polimer. Polyethylene terephthalate (PET) merupakan bahan dasar dari botol minuman plastik, dengan nama IUPAC-nya Polioksi etilen neooksitereftaoil. Proses pembuatan PET memerlukan suhu yang sangat tinggi di atas 100°C untuk produk yang secara komersial commit to user memiliki kcmampuan kristalisasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
cepat. Material ini memiliki sifat mekanik yang baik, ketahanan terhadap pelarut yang bagus, dan stabilitas hidrolitiknya yang baik. PET dan polyester lain pada umumnya bebas dari hasil pembakaran berbahaya selain CO2. Titik leleh PET murni di atas 280°C untuk sampel yang di "annealing" secara lengkap. Sedangkan produk komersialnya meleleh pada suhu 255°C-265°C, karena hasil kristaiisasi berkurang dengan adanya pengotor pada rantai utamanya. Pengotor yang ada dalam PET mengakibatkan kekuatan produk akan berkurang, baik sebagai produk film atau serat. Titik transisi gelas bervariasi dalam interval yang luas tergantung pada kemurnian polimernya (Mindess and Young dalam Bentur, 1993) Poliethylene terephihalate (PET) seeara komersial disintesa dari efilen glikol (EG) dan dimethyl terephthalate (DMT) melalui esterifikasi langsung dengan asam terephatate (TPA), dan memiliki lebih banyak gugus dietilen glikol daripada PET yang dibuat dengan proses trans esterifikasi. Polimerisasi terjadi melalui 2 tahap, yaitu pertukaran ester dan tahap polimerisasi, Secara umum tahap pembuatan PET adalah sebagai berikut : Simpulan dari Bambang Mahendya (2008: 27) Tahap pertama, melibatkan reaksi pertukaran ester untuk memproduksi bis (2-hidroksietil) terephthalat dengan jumlah kecil. Selanjutnya bereaksi secara terus menerus antara dimethyl terephihalate (DMT) atau asam terephalate (TPA) dengan etilen glikol, akan menghasilkan oligorner dengan massa molekul yang relatif lebih banyak. Reaktan dipanaskan secara bertingkat dari 150°C-210°C dan methanol didestilasi secara terus menerus sampai hilang pada temperature tersebut. Tahap kedua, merupakan tahap polimerisasi, suhu dinaikkan hingga 270°C-280°C dan polimerisasi beriangsung untuk mengeluarkan air dengan cara mengurangi tekanan mcnjadi 0.5-1.0 torr (66-133 Pa). Pada tahap ini merupakan polimerisasi lelehan karena reaksi terjadi pada titik leleh kristalin polimer. (Kurniawan. et al. 1999) Secara singkat reaksi pembuatan PET menurut Bambang Mahendya (2008:29) dapat dilihat di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Tahap I
Gambar.2.1 Reaksi Kimia PET
Pembentukan oligomer pada tahap ini merupakan reaksi katalisa commit to user pcrtukaran ester yang dikatalisa oleh garam-garam dari Mg, Co, Mn, Zn, atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Ca, pada temperatur dan tekanan tinggi dapat mempercepat reaksi. Dan tahap kedua dikatalis oleh antimoni. Poliethylene terephthalate dapat larut dalam m-cresol panas, asam triiluoro asetat, oklorofenol, memiliki litik leleh kristalin yang cukup tinggi yaitu sekitar 270°C dan sifat mekanik yang baik, tahan terhadap perlakuan kimia, hidrolitik, dan pelarut. PET digunakan juga dalam teknik pemlastik sebagai pengganti baja, alumunium dalam pembuatan bahan elektronik. Adapun sifat
fisik maupun sifat
mekanik
dari
Poliethylene
terephthalate (PET) menurut Bambang Mahendya (2008: 30) adalah sebagai berikut : Sifat sifat fisik dari Poliethylene terephrhalate (PET): a. Density
: 1,35 gr/cm3
b. Konduktivitas thermal
: 0,15 W/m-K
c. Ekspansi thermal
: 117 x 10-6 (°C)-1
d. Specific Heat
: 1170 J/Kg-K
e. Electrical Resistivity
: 1012 Ohm-m
Sifat-sifat mekanik dari Poliethylene terephthalate (PET) : a. Kuat tarik (tensile strength)
: (48,3-72,4) MPa
b. Kuat tekan ( compressive strength)
: -59,3 MPa
c. Modulus elastisitas (modulus of elasticity)
: (0,40-0,60) x 106 psi
d. Ketahanan retak (fracture Toughness)
: 7-12 MPa m 0,5
Proses pembuatan bahan tambah PET Proses pembuatan bahan tambah PET yang berupa cacahan-cacahan botol plastik ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, karena dalam proses pencacahan botol plastik PET itu dilakukan dengan bantuan mesin pencacah. Berbagai jenis botol plastik PET dapat digunakan untuk penelitian ini, karena pada umumnya botol plastic PET terbuat dari bahan Poliethylene terephthalate (PET). Keterangan bahan botol plastik PET yang mengindikasikan bahwa botol plastik tersebut terbuat dari PET, biasanya dapat dilihat pada lapisan bawah botol commit to user plastik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Gambar. 2.2. Botol Plastik PET
Adapun proses pembuatan bahan tambah ini, yaitu : 1) Botol plastik dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa cairan ataupun kandungan lainnya dengan menggunakan air bersih. 2) Kemudian leher botol plastik PET dipotong, dan plastik merk dari botol plastik tersebut juga turut dibuang. 3) Botol plastik tersebut dipotong menjadi tiga atau empat bagian, yang kemudian dipotong kecil-kecil sesui ukuran yang ditentukan. 4) Cacahan-cacahan botol plastik PET tersebut selanjutnya dicuci kembali hingga bersih. 5) Setelah PET yang telah dicuci telah mengering, maka bahan tambah PET yang berupa cacahan-cacahan ini siap untuk digunakan dalam campuran beton sebagai bahan tambah.
5. Kuat Tarik Beton Kekuatan tarik beton sering kali diukur berdasarkan modulus tarik yaitu tegangan tarik lentur dari baton silinder 6 inchi. Nilai yang didapatkan commit to user sedikit lebih besar dilbandingkan kekuatan tarik sesungguhnya. Kuat tarik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
baton lebih bervariasi dibandingkan dengan kuat tekannya, dimana besarnya berkisar antara 10% - 15% dari kuat tekan. Tetapi serat ini lebih sering ditentukan oleh kekuatan belah silinder beton. Dari berbagai percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa kekuatan tarik beton sangat kecil dibandingkan kekuatan tekannya, sehingga dalam analisis atau desain kekuatan tarik baton diabaikan dan beton dianggap hanya menahan gaya tekan saja. Pada umumnya untuk meninjau besarnya kuat tarik pada beton dilakukan uji tarik tak langsung, yaitu metode dari Fernando Carneiro (kebangsaan Brazil) yang umumnya dikenal sebagai "Brazilian Test" atau Splitting Test". Kuat tarik langsung dihitung dengan persamaan : T =
2P πld
Dimana : T
= kuat tarik beton (MPa)
P
= beban hancur (N)
l
= panjang spesimen (mm)
d
= diameter spesimen (mm)
Gambar 2.3. Pengujian silinder beton
Sumber : Nugroho. P & Antonie (2007: 262) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
6. Slump Menurut Mulyono (2003 : 188) menyatakan bahwa : “slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah dituangkan dan dipadatkan atau dapat memenuhi syarat workability”. Menurut Tjokrodimulyo (2004 : VII.4) menyatakan bahwa “slump ialah salah satu cara untuk mengukur kelecakan beton segar yang dipakai pula untuk memperkirakan tingkat kemudahan dalam pengerjaan.”
Sumbu vertical
Tinggi 300 m Diameter atas 100 mm Diameter bawah 200 mm Corong konus
slump
(a)
(b)
Gambar 2.4. Pengukuran slump
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Tabel 2.4. Penetapan nilai slump dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Pemakaian Beton
Maks
Min
Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak bertulang
12,5
5,0
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan struktur di bawah tanah
9,0
2,5
Pelat, balok, kolom, dan dinding
15,0
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
Pembetonan missal (beton massa)
7,5
2,5
Sumber : (Tjokrodimulyo (2004 : VII.6)
B. Penelitian Yang Relevan Berbagai penelitian telah melakukan pemanfaatan berbagai jenis cacahan plastik dengan jenis plastik yang berbeda yang mana cacahan plastik tersebut berfungsi sebagai serat dalam campuran beton. Penelitian yang sudah pernah dilakukan antara lain : 1. Bambang Mahendya (2008), melakukan penelitian dengan judul ”Penggunaan Limbah botol Plastik (PET) sebagai campuran beton untuk meningkatkan kapasitas tarik belah dan geser”, dengan bentuk serat persegi dan segitiga. menunjukan bahwa dari hasil pengujian beton yang telah mengeras didapatkan hasil dengan penambahan cacahan botol plastik PET optimum sebesar 0,5% terjadi peningkatan kuat tarik belah sebesar 24,44% pada umur 7 hari, sedangkan umur 28 hari peningkatan optimum pada 0,7% yaitu sebesar 19,39%. Pada kuat geser peningkatan optimum terjadi pada 0,5% yaitu sebesar 37,19%. 2. Johanes Chandra (2008), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh pemakaian cacahan Limbah Gelas plastik Polypropylene (PP) pada Kuat Tarik dan Kuat Lentur material beton” menunjukan bahwa dari hasil pengujian beton yang telah mengeras didapatkan hasil dengan penambahan cacahan botol plastik PP optimum sebesar 0,3% terjadi peningkatan kuat tarik belah sebesar 10,989% pada umur 7 hari, sedangkan umur 28 hari peningkatan optimum pada 0,1% yaitu sebesar 24,904%. Pada kuat Lentur peningkatan optimum terjadi pada 0,7% yaitu sebesar 17,098%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3. Wahyu Kartini (2007), melakukan penelitian dengan judul ” Penggunaan Serat Polypropylene Untuk Meningkatkan Kuat Tarik Belah Beton “. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa untuk campuran beton mutu normal dan mutu tinggi mempunyai dosis penambahan polypropylene efektif pada 0,9 Kg/m3. Peningkatan kuat tarik belah yang terjadi pada beton normal sebesar 3,17 % dibandingkan beton tanpa fiber dan pada beton mutu tinggi mengalami peningkatan sebesar 5,76 % dibandingkan beton tanpa fiber.
C. Kerangka Berpikir Pada potongan botol air mineral dapat digunakan sebagai serat pada beton. Serat potongan botol PET ini dapat menahan gaya tarik pada beton sehingga kuat tariknya besar jika dibandingkan dengan beton biasa. Serat ini dicampur kedalam beton secara acak. Serat potongan botol PET ini berupa potongan-potongan lurus atau bengkok. Serat ini tidak berkarat dan tidak membusuk sehingga sangat awet jika didalam beton. Daya dukung beton terhadap gaya tarik sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan yang digunakan dalam campuran, untuk itu perlu dilakkan pengujian agregat terlebih dahulu guna mendapat kualitas beton yang baik. Jika campuran beton memakai berbagai variasi persentase potongan botol plastik PET yang semakin besar maka kemampuan menahan kuat tarik semakin besar pula dibanding dengan pemakaian persentase botol plastik PET yang kecil. Uraian di atas ditentukan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini. Sebagai variabel bebasnya adalah variasi penambahan potongan botol plastik PET, sedangkan kuat tarik, nilai slump dan berat jenis beton sebagai variabel terikat. Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat dalam gambar dibawah ini: 1. Paradigma Nilai Slump Dalam paradigma ini X adalah sebagai variabel bebas yaitu potongan botol plastik PET. Sedangkan Y adalah nilai slump beton sebagai variabel terikat akibat dari adanya variabel bebas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
X
Y
Gambar 2.5. Paradigma Penelitian Nilai Slump 2. Paradigma Berat Jenis Dalam paradigma ini X adalah sebagai variabel bebas yaitu potongan botol plastik PET. Sedangkan Y adalah berat jenis beton sebagai variabel terikat akibat dari adanya variabel bebas.
X
Y
Gambar 2.6. Paradigma Penelitian Berat Jenis 3. Paradigma Kuat Tarik Dalam paradigma ini X adalah sebagai variabel bebas yaitu potongan botol plastik PET. Sedangkan Y adalah kuat tarik beton sebagai variabel terikat akibat dari adanya variabel bebas.
X
Y
Gambar 2.7. Paradigma Penelitian Kuat Tarik Sumber: Sugiyono (2006:5)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dari kerangka pemikiran yang lebih diuraikan di atas maka dapat di ajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap nilai slump beton serat. 2. Ada pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap berat jenis beton, dimana semakin banyak persentase potongan botol plastik PET semakin tinggi berat jenis beton. 3. Ada pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap kuat tarik beton yang semakin banyak potongan plastiknya maka kuat tarik beton semakin besar pula. 4. Ada nilai optimum pada variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap kuat tarik beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk mendapatkan beberapa data penelitian yang baik, maka penelitian ini dilaksanakan di tempat penelitian yang direncanakan. Selain itu di dukung oleh tempat penelitian atau uji coba yaitu: 1) Pengujian agregat halus dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2) Pengujian agregat kasar dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3) Pembuatan benda uji dilaksanakan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4) Pengujian kuat tarik dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2012 - Juli 2012. adapun perincian sebagai berikut :
Tabel 3.1. Waktu Penelitian No
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
Pengajuan judul
12 Januari 2012
2
Pra proposal
30 Januari-20 Februari 2012
3
Proposal
20 Februari-24 Maret 2012
4
Seminar proposal
26 Maret 2012
5
Revisi proposal
30 Maret-6 April 2012
6
Perijinan penelititn
9 April-16 April 2012
7
Pelaksanaan penelitian
26 April -30 Mei 2012
8
Analisis data
9
Penulisan laporan
31 Mei-15 juli 2012 commit to user Juli 2012 29 Maret-27
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelian ini adalah metode eksperimen, yaitu mengadakan suatu percobaan untuk mendapakan hasil yang menegaskan hubungan antara variabel-variabel yang diselidiki. Adapun variabel yang mempengaruhi lapangan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas Variasi persentase potongan botol plastik PET yaitu 0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,50%, 0,70%, 1,00% 2. Variabel terikat a. Nilai slump beton akibat adanya variasi persentase potongan botol plastik PET. b. Berat jenis beton serat akibat adanya variasi persentase potongan botol plastik PET. c. Kuat tarik beton serat akibat adanya variasi persentase potongan botol plastik PET.
C. Populasi dan Sampel Pengertian populasi adalah keseluruhan obyek-obyek yang menjadi daerah penyelidikan yang merupakan kumpulan seluruh elemen sejenis tapi dapat dibedakan satu sama lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah silinder beton 150 mm x 300 mm. Sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi yang sifat dan cirinya akan diselidiki dan dianggap mewakili seluruh populasi jadi sampel dalam penelitian ini adalah silinder beton dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Beton direncanakan dengan mix design metode SK-SNI 03-3449-2002 2. Variasi persentase potongan botol plastik PET 0,0%, 0,10% 0,20%, 0,30%, 0,50%, 0,70%, 1,00% 3. Benda uji silinder SK-SNI 03-2493-1991 150 mm x 300 mm 4. Sesuai dengan SK-SNI 03-2493-1991 mensyaratkan jumlah minimum benda uji adalah 3 buah, sehingga jumlah total benda uji adalah 21 silinder. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
D. Teknik Pengumpulan Data Alur Penelitian Tahap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagan sebagai berikut : Persiapan bahan
-----------------------------------------------------------------------------------------Tahap I Pemeriksaan bahan
Semen : a. Visual b. kehalusan
Agregat halus, Uji bahan : a. kadar lumpur b. spesifik grafity c. gradasi pasir d. SSD e. Kandungan zat organik
Agregat kasar, Uji bahan : a. spesifik grafity b. gradasi c. abrasi
Potongan botol plastik air mineral
Air : a. tidak berwarna b. tidak berbau
Mix Design dengan fc’ 20 MPa variasi penambahan potongan botol plastik: 0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,50%, 0,70%, 1,00%. ---------------------------------------------------------------------------------------Tahap II Pembuatan Benda Uji ---------------------------------------------------------------------------------------Tahap III Perawatan 28 hari
---------------------------------------------------------------------------------------Tahap IV Uji tarik beton,slump dan berat jenis
---------------------------------------------------------------------------------------Tahap V Analisis data
--------------------------------------------------------------------------------------Tahap VI Kesimpulan
--------------------------------------------------------------------------------------Tahap VII to user Gambarcommit 3.1. Alur Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
1. Tahap Persiapan dan Penyelidikan Bahan Tahap persiapan dan penyediaan bahan. Pada tahap ini seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. a. Penelitian ini menggunakan alat-alat yang tersedia di Laboratorium Beton Pendidikan Teknik Bangunan Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Timbangan Timbangan yang di pakai ada dua jenis dalam penelitian ini, yaitu : a) Neraca merk “Murayama, selsakusho ltd japan” kapasitas 5 kg ketelitian sampai 0,01 gram, digunakan untuk mengukur berat material yang berada di bawah kapasitasnya. b) Timbangan “Bascule“ merk DSN bola dunia kapasitas 150 kg dengan ketelitian sampai dengan 0,1 kg, digunakan untuk mengukur berat benda uji dan material sesuai dengan kapasitasnya. 2) Oven Oven merk “Memmert” West Germany dengan temperatur maksimum 2200oC daya listrik 1500 W digunakan untuk mengeringkan material (pasir dan kerikil). 3) Ayakan Ayakan baja yang digunakan adalah merk “controls “ italy bentuk lubang ayakan adalah bujur sangkar dengan ukuran yang tersedia. 4) Mesin penggetar ayakan Mesin penggetar ayakan yang di pakai adalah mesin penggetar dengan merk “controls”, Italy, mesin ini digunakan sebagai dudukan sekaligus penggetar ayakan. Penggunaan pada waktu uji gradasi (sieve analysis) baik untuk agregat halus maupun agregat kasar. 5) Corong conik / Conical Mould Corong conical / conical mould dengan ukuran diameter atas 3,8 cm, diameter bawah 8,9 cm, tinggi 7,6 cm, lengkap dengan alat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
penumbuk. Alat ini di gunakan untuk mengukur keadaan SSD (saturated surface dry) agregat halus pasir. 6) Kerucut Abrams Kerucut Abrams dari baja dengan ukuran diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm, tinggi 30 cm, lengkap dengan tingkat baja yang ujungnya di tumpulkan, panjang 60 cm, diameter 16 mm. Alat ini di gunakan untuk pengukuran nilai slump adukan beton. 7) Molen Molen yang di gunakan berkapasitas 120 liter dan bertenaga dynamo listrik sebesar 1500 rpm 8) Cetakan benda uji Cetakan benda uji tarik berbentuk silinder lebar 15 cm dan tinggi 30 cm 9) Alat Bantu Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan penelitian pada benda uji di gunakan beberapa alat bantu antara lain: a. Gelas ukur berkapasitas 250 ml digunakan untuk meneliti kandungan zat organik dan kandungan lumpur dalam agregat halus. b. Ember untuk tempat air.
b. Bahan-bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 1) Semen tipe 1 (umum) Semen yang di gunakan harus memenuhi persyaratan yang telah di tentukan dalam spesifikasi bahan bangunan bagian A, SK-SNIS-041989-F 2) Agregat Agregat halus yang dipakai adalah agregat dari kaliworo atau agregat yang memenuhi persyaratan yang telah di tentukan dalam spesifikasi bahan bangunan bagian A, SK-SNI S-04-1989-F. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
3) Air Air yang dipakai adalah air yang memenuhi persyaratan spesifikasi bahan bangunan yaitu air sumur. 4) Botol Plastik Air Mineral Botol yang digunakan adalah dalam bentuk potongan, botol tersebut dibeli langsung dari pengepul yang masih dalam bentuk botol utuh dimana dengan harga perkilonya adalah Rp 3000,-
2. Tahap Pemeriksaan Bahan Tahap kedua ini merupakan tahap pemeriksaan bahan. Dalam pengujian ini berfungsi untuk menghindari penggunaan bahan yang tidak memenuhi syarat dalam pembuatan beton. a. Agregat halus 1) Pengujian kadar lumpur agregat halus Pasir adalah salah satu bahan dasar beton sebagai agregat halus. Pasir yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi persyaratan, salah satunya pasir harus bersih. Pasir bersih yaitu pasir yang tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya. Lumpur adalah bagian dari pasir yang lolos dari ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci terlebih dahulu. Syarat-syarat agregat halus harus sesuai dengan SNI 1970-2008. a) Tujuan : Untuk mengetahui kadar lumpur yang terkandang dalam pasir. b) Alat dan bahan : (1) Pasir kering oven (2) Air bersih (3) Gelas ukur 250 cc (4) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (5) Timbangan c) Cara kerja : commit to user (1) Mengambil pasir sebanyak 250 gram
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
(2) Mengeringkan pasir dalam oven dengan temperatur 110o C selama 24 jam. (3) Mengambil pasir kering 100 gram lalu dimasukan ke dalam gelas ukur 250 cc. (4) Menuangkan air kedalam gelas ukur hingga setinggi 12 cm di atas permukaan pasir. (5) Mengocok air dan pasir minimal 10 kali lalu membuang airnya. (6) Mengulangi langkah 5 hingga air dalam gelas tampak jernih. (7) Memasukan pasir kedalam cawan lalu mengeringkan kedalam oven dengan temperatur 110o C selama 24 jam. (8) Setelah selesai cawan dikeluarkan dan diangin-anginkan hingga mencapai suhu kamar. (9) Menimbang pasir dalam cawan (10)
Berat pasir awal A = 100 gram, berat pasir akhir = B
Kadar lumpur = Dimana,
A B x100%..........................................................(1) A
A = Berat pasir kering oven sebelum dicuci (gr) B = Berat pasir kering oven setelah dicuci (gr)
2) Pengujian kadar zat organik dalam agregat halus Pasir umumnya diambil dari sungai, maka kemungkinan pasir kotor sangat besar, misalnya bercampur dengan lumpur maupun zat organik lainya. Pasir sebagai agregat halus dalam beton tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak karena akan mengurangi kekuatan beton yang dihasilkan. Kandungan zat organik ini dapat dilihat dari percobaan warna Abrams Harder dengan menggunakan larutan NaOH 3 % sesuai dengan SNI 1970-2008. a) Tujuan Untuk mengetahui kadar zat organik dalam pasir berdasarkan tabel perubahan warna sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tabel 3.2. Pengaruh Warna Terhadap Penurunan Kekuatan Warna
Penurunan Kekuatan (%)
Jernih
0
Kuning muda
0-10
Kuning tua
10-20
Kuning kemerahan
20-30
Coklat kemerahan
30-50
Coklat tua
50-100
Sumber : (Prof. Dr. Rooseno, 1994)
b) Alat dan bahan : (1) Pasir kering oven (2) Larutan NaOH 3 % (3) Gelas ukur 250 cc c) Cara kerja (1) Mengambil pasir sebanyak 130 cc yang telah dioven, dan memasukannya kedalam gelas ukur. (2) Menuangkan NaOH 3 % hingga volume mencapai 200 cc. (3) Mengocok selama 10 menit (4) Meletakan campuran tersebut kedalam tempat terlindung selama 24 jam. (5) Mengambil warna air yang ada pada gelas ukur, lalu membandingkan warna hasil pengamatan dengan warna pada tabel 3.2. 3) Pengujian specific gravity agregat halus Mengetahui sifat-sifat bahan bangunan yang akan dicapai dalam suatu konstruksi adalah sangat penting karena dengan sifat-sifat tersebut dapat ditentukan langkah-langkah yang tepat untuk mengerjakan bangunan tersebut. Berat jenis salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan adukan beton, karena dengan mengetahui variabel commit to user tersebut dapat dihitung volume pasir yang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
a) Tujuan : (1) Untuk mengetahui bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara pasir dalam kondisi kering dengan volume pasir total. (2) Untuk mengetahui bulk specific gravity (SSD), yaitu perbandingan antara berat pasir jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan volume pasir total. (3) Untuk
mengetahui
apparent
specific
gravity,
yaitu
perbandingan antara berat pasir kering dengan volume pasir total. (4) Untuk mengetahui daya serap air (absorbtion), yaitu perbandingan antara berat air yang diserap dengan berat pasir kering. b) Alat dan bahan (1) Cawan aluminium (2) Volumetric flash (3) Conical mould (4) Neraca (5) Pasir kering oven c) Cara kerja (1) Menyiapkan pasir kering dalam kondisi SSD (saturated surface dry) (2) Pengamatan pasir kering oven dalam kondisi SSD dengan langkah-langkah sebagai berikut : (a) Pasir dimasukan kedalam conical mould 1/3 bagian lalu ditumbuk 10 kali. (b) Pasir ditambah lagi hingga 2/3 bagian lalu ditumbuk 10 kali. (c) Pasir ditambah hingga penuh lalu ditumbuk 10 kali. (d) Mengangkat conical mould lalu mengukur penurunan pasir yang terjadi. Pasir dalam kondisi SSD apabila to user penurunancommit yang terjadi sebesar 1/3 tinggi conical mould.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
(3) Mengambil pasir dalam kondisi SSD sebanyak 500 gram dan memasukanya kedalam volumetric flash dan direndam dalam air selama 24 jam. (4) Menimbang berat volumetric flash + air + pasir (c). (5) Mengeluarkan pasir dalam volumetric flash lalu menimbang volumetric flash + air (b). (6) Mengeringkan pasir dalam oven selama 24 jam. (7) Menimbang pasir yang telah kering oven (a). (8) Menganalisa hasil pengujian dengan rumus-rumus sebagai berikut : Bulk specific gravity
:
a b 500 c ............................(2)
Bulk specific gravity SSD : b
500 500
a a
c .... ....................... (3)
Apparent specific gravity
: b
c ................................(4)
Absorbtion
: 500 a x 100% .....................(5) a
Dengan : a = Berat kering oven (gr) b = Berat volumetric flash + air (gr) c = Berat volumetric flash + pasir + air (gr)
4) Pengujian gradasi agregat halus Gradasi dan keseragaman diameter pasir sebagai agregat halus lebih diperhitungkan dari pada agregat kasar, karena sangat menentukan sifat pengerjaan dan sifat kohesif campuran adukan beton. Selain itu pasir sangat menentukan pemakaian semen dalam pembuatan beton. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
a) Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variasi ukuran butir pasir, persentase dan modulus kehalusannya. b) Alat dan bahan (1) Satu set ayakan dengan susunan diameter lubang 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm, 0,15 mm dan pan penampungan. (2) Mesin penggetar (3) Neraca (4) Pasir kering oven sebanyak 3000 gram. c) Cara kerja (1) Menyiapkan pasir yang telah dioven sebanyak 3000 gram (2) Memasang ayakan dengan susunan sesuai dengan besar diameter lubang dan terbawah adalah pan penampungan. (3) Memasukan pasir kedalam ayakan teratas kemudian menutup dengan rapat (4) Memasang ayakan tersebut pada mesin penggetar dan digetarkan selama 5 menit, kemudian mengambil susunan ayakan tersebut. (5) Memindahkan pasir yang tertinggal dalam masing-masing ayakan kedalam cawan lalu ditimbang. (6) Menghitung persentae berat pasir tertinggal pada masingmasing ayakan. (7) Menghitung modulus kehalusan dengan menggunakan rumus modulus kehalusan pasir : Dengan :
a ....................... ..... ..... ..........(6) b
a=
persentase komulatif berat pasir yang tertinggal.
b=
persentase berat pasir yang tertinggal
5) Pengujian kadar air agregat halus Kondisi agregat halus dalam rancang Mix Design adalah SSD commit user pelaksanaan pembuatan adukan, (saturated surface dry). Tetapitodalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
kondisi dari agregat halus mungkin bukan dalam keadaan SSD, oleh karena itu perlu diketahui kadar air dari agregat halus tersebut sebagai perbandingan rancangan campuran. a) Tujuan :
Untuk mengetahui perbandingan antara berat air terhadap berat kering butir pasir.
b) Alat dan bahan (1) Neraca (2) Cawan (3) Oven (4) Pasir c) Cara kerja (1) Menimbang cawan dan memberi nomor (2) Mengambil benda uji dan memasukan kedalam cawan lalu menimbang pasir dalam cawan (a). (3) Mengeringkan pasir kedalam oven selama 24 jam pada suhu 110o C. (4) Mengeluarkan pasir dari oven dan mengangin-anginkanya kemudian menimbang pasir yang telah kering oven tersebut (b) (5) Menghitung kadar air pasir : Kadar air = a b x 100% ......................................................(7) b
Dengan : a = Berat pasir awal (gr) b = Berat pasir sesudah dioven (gr)
b. Agregat Kasar 1) Pengujian gradasi agregat kasar Gradasi dan keseragaman diameter agregat kasar sangat penting untuk diketahui, karena sangat menentukan sifat pengerjaan dan sifat kohesif campuran adukan beton. Selain itu kerikil sangat menentukan pemakaian semen dalam pembuatan beton. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
a) Tujuan : Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variasi ukuran butir kerikil, persentase dan modulus kehalusannya. b) Alat dan bahan : (1) Satu set ayakan dengan susunan diameter lubang 50 mm, 35 mm, 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm, 4,75 mm , 2,36 dan pan penampungan. (2) Mesin penggetar (3) Neraca (4) Kerikil kering oven sebanyak 3000 gram. c) Cara kerja : (1) Menyiapkan kerikil yang telah dioven sebanyak 3000 gram (2) Memasang ayakan dengan susunan sesuai dengan besar diameter lubang dan terbawah adalah pan penampungan. (3) Memasukan kerikil kedalam ayakan teratas kemudian menutup dengan rapat. (4) Memasang ayakan tersebut pada mesin penggetar dan digetarkan selama 5 menit, kemudian mengambil susunan ayakan tersebut. (5) Memindahkan kerikil yang tertinggal dalam masing-masing ayakan kedalam cawan lalu ditimbang. (6) Menghitung persentase berat kerikil tertinggal pada masingmasing ayakan. (7) Menghitung modulus kehalusan dengan menggunakan rumus: Modulus kehalusan kerikil =
a b ........................................(8)
Dengan: a=
Σ persentase komulatif berat kerikil yang tertinggal selain dalam pan.
b=
Σ persentase berat kerikil yang tertinggal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2) Pengujian specific gravity agregat kasar Mengetahui sifat-sifat bahan bangunan yang akan dicapai dalam suatu konstruksi adalah sangat penting karena dengan sifat-sifat tersebut
dapat
ditentukan
langkah-langkah
yang
tepat
untuk
mengerjakan bangunan tersebut. Berat jenis salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan adukan beton, karena dengan mengetahui variabel tersebut dapat dihitung volume kerikil yang diperlukan. a) Tujuan : (1) Untuk mengetahui bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara kerikil dalam kondisi kering dengan volume kerikil total. (2) Untuk mengetahui
bulk specific
gravity (SSD),
yaitu
perbandingan antara berat kerikil jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan volume kerikil total. (3) Untuk
mengetahui
apparent
specific
gravity,
yaitu
perbandingan antara berat kerikil kering dengan volume kerikil total. (4) Untuk
mengetahui
daya
serap
air
(absorbtion),
yaitu
perbandingan antara berat air yang diserap dengan berat kerikil kering. b) Alat dan bahan : (1) Oven (2) Kontainer (3) Bejana (4) Neraca (5) Kerikil kering oven c) Cara kerja : (1) Mencuci kerikil lalu dimasukkan dalam oven dengan suhu 110˚C selama 24 jam. (2) Mengambil Kerikil kering lali ditimbang sebanyak 3000 gram to user suhu ruang (a). dan didiamkan commit hingga mencapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
(3) Merendam kerikil dalam air selama 24 jam, lalu dikeringkan dengan kain lap agar permukaan kerikil kering, lalu menimbang kerikil tersebut (b). (4) Memasang container pada neraca, lalu menuangkan air dalam bejana hingga container terendam seluruhnya dan mengatur posisi agar neraca seimbang. (5) Memasukkan kerikil dalam container hingga seluruhnya terendam air. (6) Menimbang kerikil tersebut (c). (7) Menganalisa hasil pengujian dengan rumus-rumus sebagai berikut :
Bulk specific gravity :
a b
c ........................................................(9)
Bulk specific gravity SSD : b b
Apparent specific gravity Absorbtion
:
c ..................................................(10)
a a
c
............................................(11)
: b a x 100% ...........................................(12) a
Dengan : a = Berat kerikil kering oven (gr) b = Berat kerikil kondisi SSD (gr) c = Berat kerikil dalam air (gr)
3) Pengujian abrasi agregat kasar Agregat kasar harus tahan terhadap gaya aus gesek, bagian yang hilang karena gesekan tidak boleh lebih dari 50 %. a) Tujuan : Untuk mengetahui daya tahan agregat terhadap gesekan b) Alat dan bahan : (1) Mesin Los Angelos commit to user (2) Ayakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
(3) Bejana (4) Neraca (5) Kerikil kering oven c) Cara kerja (1) Menyiapkan agregat kasar dengan diameter dan berat yang sesuai dengan susunan butir contoh yang telah diuji, jumlah bola baja yang digunakan dan jumlah putaran mesin pengujian sesuai dengan SII.0087.75. (2) Mencuci kerikil lalu dioven dengan suhu 1100 Co selama 24 jam, kemudian ditimbang sebanyak 10.000 gram (a). (3) Memasukkan benda uji ke dalam bejana Los Angelos bersama bola baja sebanyak 11 buah (untuk agregat 10-20 mm), lalu bejana ditutup dan diputar dengan kecepatan putaran 30-33 putaran per menit sebanyak 500 putaran. (4) Mengeluarkan benda uji kemudian disaring dengan ayakan 4,75 mm, sisa benda uji di atas ayakan 4,75 mm dicuci dan dioven dengan suhu 1100 Co selama 24 jam. (5) Menimbang benda uji sisa kering oven (b). Menganalisa persentase berat benda uji yang hilang dengan rumus : X 100% .................................................................(13) Dengan : a = Berat kerikil (gr) b = Berat kerikil kering oven (gr)
3. Tahap Rencana Campuran (gnmix design) Tahap rencana campuran (mix design) sesuai dengan SK SNI 033449-2002 tentang metode perencanaan campuran beton normal. Pada tahap ini dilakukan perhitungan rencana campuran adukan beton berdasarkan datadata dari tahap II dengan mutu rencana yang digunakan yaitu 20 Mpa dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
variasi persentase potongan botol plastik PET 0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,50%, 0,70%, 1,00%. Perhitungan rencana campuran adukan beton dilakukan dengan menggunakan metode rancangan campuran beton serat dengan potongan botol plastik PET. Perencanaan campuran beton serat ini dapat dilakukan setelah hasil pengujian bahan dasar beton diperoleh. Disebut sebagai tahap pembuatan benda uji dan perawatan. Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: Pembuatan adukan beton sesuai dengan tahap III a. Pengukuran nilai slump b. Pembuatan silinder beton dengan diameter 150 mm dam tinggi 300 mm. c. Perawatan beton adalah pelepasan beton dari cetakan, yaitu dengan merendam benda uji selama 28 hari.
4. Tahap Pembuatan dan Perawatan Tahap pembuatan dan perawatan, benda uji di Laboratorium sesuai dengan SK SNI 03-2493-1992. Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Pembuatan campuran adukan beton sesuai proporsi campuran hasil perhitungan beton serat. 1) Menyiapkan bahan-bahan campuran adukan beton. 2) Menimbang masing-masing bahan sesuai rencana 3) Memasukan bahan-bahan tersebut kedalam molen dan memutar molen tersebut sampai adukan tercampur dengan baik. b. Pemerikasan nilai adukan beton 1) Menyiapkan alat slump test (kerucut Abrams) lalu adukan beton dimasukan di dalam hingga 1/3 bagian, lalu dipadatkan dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali. 2) Menambah adukan hingga 2/3 bagian lalu ditumbuk 20 kali. 3) Menambah adukan sampai penuh lalu ditumbuk sebanyak 20 kali dan bagian atas diratakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
4) Setelah didiamkan selama satu menit kerucut diangkat lurus ke atas dan mengukur penurunan yang terjadi. c. Pencetakan benda uji 1) Menyiapkan cetakan silinder 2) Memasukan adukan kedalam cetakan hingga penuh sambil dipadatkan. 3) Setelah cetakan penuh dan padat permukaan diratakan dan diberi code benda uji kemudian dibiarkan selama 24 jam. d. Perawatan terhadap beton setelah pelepasan beton dari cetakan, yaitu 1) Penutupan setelah penyelesaian Untuk menjaga penguapan air dari beton segar, benda uji setelah selesai harus ditutupi dengan bahan yang tidak mudah menyerap air. 2) Pelepasan benda uji dari cetakan Pelepasan benda uji dari cetakan setelah 24 jam dan jangan lebih dari 48 jam setelah pencetakan. 3) Perawatan benda uji Benda uji direndam dalam air yang mempuntai suhu normal, ruangan penyimpanan harus bebas dari getaran terutama pada 48 jam pertama setelah benda uji disimpan.
5. Tahap Pengujian Tahap pengujian ini dilakukan tiga macam pengujian, yaitu uji kuat tarik nilai slump dan berat jenis. Pengujian kuat tarik dilakukan setelah beton berumur 28 hari.
6. Tahap Analisis Data Tahap analisa data di sini adalah hasil dari pengujian yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan analisa data yang dihasilkan. Analisa data yang digunakan adalah uji normalitas, uji linearitas dan Analisa Regresi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
7. Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap penarikan kesimpulan ini didasarkan dari analisa data pada tahap VI, sebagai jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.
E. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan potongan botol plastik PET terhadap kuat tarik beton yaitu dengan analisis regresi. Namun sebelumnya diuji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji Linieritas. 1. Uji Persyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data-data pada variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk membuktikan bahwa data-data pada variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16, yaitu dengan menggunakan uji statistik one sample kolmogorov-smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis, maka perlu membandingkan harga Asymp. Sig. (2-tailed) dengan melihat kriteria dibawah ini: Hipotesis: Ho = data berdistribusi normal Ha = data berdistribusi tidak normal Pengambilan keputusan/ kriteria: Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) > 0,05 ;maka Ho diterima Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) < 0,05 ;maka Ho ditolak b. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya data pada variabel terikatnya, sehingga didapatkan gambaran tentang ada tidaknya keterikatan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk commit user pada Curve Estimation pada mengetahui linier tidaknya dapatto dilihat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
program SPSS 16, yaitu melalui menu Regression dipilih Curve Estimation dengan model linier. Jika nilai pada data menyebar disekitar garis linier dan menunjukkan garis yang semakin naik atau menurun maka data tersebut linier, begitu juga sebaliknya jika data tidak menyebar disekitar garis linear dan menunjukan garis yang naik turun maka data tersebut tidak linear, sedangkan untuk taraf keberartian regresi dapat dilihat pada nilai Fhitung dan nilai signifikansi pada tabel Curve Estimation. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka arah regresi berarti dengan dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai Fhitung < Ftabel maka arah regresi tidak berarti. Kriteria : Fhitung > Ftab = Arah regresi berarti Fhitung < Ftab = Arah regresi tidak berarti c. Analisis Regresi Analisis regresi dalam program SPSS 16 adalah dengan menggunakan regresi (Regression). Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan bahan tambah potongan botol plastik terhadap kuat tarik beton yaitu dengan analisis regresi. Analisis ini merupakan gambaran dari variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan dengan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang ada. Dalam penelitian variabel bebas adalah jumlah potongan botol plastik dengan variasi dimensi yang berbeda-beda, sedangkan variabel terikatnya adalah kuat tarik beton. Bentuk umum dari persamaan regresi terdiri dari dua golongan yaitu linier (polinom pangkat satu) dan non linier (polinom pangkat lebih dari satu). Mengenai bentuk umum dari persamaan regresi seperti terlihat dalam persamaan-persamaan dibawah ini (Sudjana, 2002: 312-315): Persamaan linier Yc = a + bx Persamaan polinom pangkat dua commit to user Yc = a + bx + cx2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Persamaan polinom pangkat tiga Yc = a + bx + cx2 + dx3 Persamaan polinom pangkat k (k
2)
Yc = a0 + a1x + a1x2 + a1x3 + … + akxk Setelah semua data diteliti untuk masing-masing persamaan regresi telah dilaksanakan, langkah berikutnya adalah menentukan persamaan yang digunakan sebagai persamaan dasar korelasi variabelvariabel yang ada. Analisis yang digunakan dalam SPSS 16 adalah Regression (Curve Estimation). Apabila pada hasil analisis Regression Linear penggunaan bahan tambah variasi serbuk potongan botol plastik tidak berpengaruh terhadap kuat tarik beton, maka analisis regresi dapat dengan menggunakan analisis Regression (Curve Estimation). Pilihan model pada Curve Estimation terdapat berbagai jenis model, yaitu Linear, Quadratic, Qubic, Logarithmic, Inverse, Power, Coumpound, S, Logistic, Growth, dan Exponential.
2. Pengujian Hipotesis a. Hipotesa Pertama Hipotesis pertama untuk mengetahui apakah ada pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap nilai slump beton akan di uji dengan menggunakan analisis regresi. Analisa korelasi dan regresi banyak digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih, dimana salah satu variabelnya merupakan dependent variabel dan yang lain merupakan independent variabel. Untuk menghitung pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap nilai slump beton menggunakan persamaan garis regresi, yaitu dengan menggunakan program SPSS 16 dengan uji Regression (Curve Estimation). Pengambilan keputusan pada SPSS 16 adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Hipotesis: Ho = data berdistribusi tidak ada pengaruh Ha = data berdistribusi ada pengaruh Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak b. Hipotesis kedua Hipotesis kedua untuk mengetahui apakah ada pengaruh penambahan potongan botol plastik PET terhadap berat jenis beton akan diuji dengan menggunakan analisis regresi. Analisa korelasi dan regresi banyak digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih, dimana salah satu variabelnya merupakan dependent variabel dan yang lain merupakan independent variabel. Untuk menghitung pengaruh penambahan potongan botol plastik PET terhadap berat jenis beton menggunakan persamaan garis regresi, yaitu dengan menggunakan program SPSS 16 dengan uji Regression (Curve Estimation). Pengambilan keputusan pada SPSS 16 adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ho = data berdistribusi tidak ada pengaruh Ha = data berdistribusi ada pengaruh Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak c. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga untuk mengetahui apakah ada pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap kuat tarik beton akan di uji dengan menggunakan analisis regresi. Analisa korelasi dan regresi banyak digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih, dimana salah satu commit to user variabelnya merupakan dependent variabel dan yang lain merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
independent variabel. Untuk menghitung pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap kekuatan tarik beton serat menggunakan persamaan garis regresi, yaitu dengan menggunakan program SPSS 16 dengan uji Regression (Curve Estimation). Model yang digunakan pada Curve Estimation adalah model Quadratic, yaitu sama dengan persamaan polinomial pangkat dua Yc = a + bx + cx2. Pengambilan keputusan pada SPSS 16 adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ho = data berdistribusi tidak ada pengaruh Ha = data berdistribusi ada pengaruh Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak d. Hipotesis keempat Untuk mengetahui persentase penambahan potongan botol plastik yang optimal untuk mencapai kuat tarik beton maksimal sesuai standar dihitung dengan mendefinisikan persamaan regresi. Persentase optimal diperoleh dengan menurunkan persamaan regresi yang diperoleh dengan menggunakan tabel dan grafik dari hasil perhitungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
Pelaksanaan untuk pengujian bahan dan benda uji terdapat dalam bab yang sebelumnya yang berisi tata cara dan standar pengujian. Dalam pembahasan ini akan menyajikan hasil penelitian slump, berat jenis dan kuat tarik beton serat dan pengujian bahan penyusunnya yaitu pasir dan kerikil.
1. Hasil Pengujian Agregat a. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian agregat halus yang dilaksanakan meliputi pengujian pengujian kadar lumpur, kandungan zat organik, Bulk specific gravity SSD agregat halus, Absorbsi ,modulus kehalusan dan kadar air. Untuk pengujian agregat kasar meliputi specific gravity agregat kasar dan pengujian abrasi. Hasil pengujian agregat halus dan agregat kasar tersebut disajikan dalam tabel 4.1. Sedangkan untuk data-data pengujan disajikan dalam lampiran I.
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Agregat Parameter
Hasil
Kadar lumpur
4,2 %
Kandungan zat organik
kuning kemerahan
Bulk specific gravity (SSD)
2,45 kg/m³
Absorbsi
3,62%
Modulus kehalusan
2,71
Kadar air
2,63%
Sumber : Tjokrodimulyo (2004) commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Hasil dari pengujian gradasi agregat halus dapat dilihat pada tabel 4.2, dan untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I.
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus No
Dia. Ayakan (mm)
Berat tertinggal (gr)
Berat tertinggal (%)
Komulatif berat tertinggal (gr)
Berat lolos (%)
Komulatif berat tertinggal (%)
1.
9,50
22,4
0,75
22,4
99,25
0,75
2.
4,75
40,1
1,34
62,5
97,91
2,09
3.
2,36
244,8
8,16
307,3
89,75
10,25
4.
1,18
677,3
22,58
984,6
67,17
32,83
5.
0,60
575,2
19,18
1.559,8
47,99
52,01
6.
0,35
836,2
27,88
2396
20,11
79,89
7.
0,212
404,3
13,48
2.800,3
6,63
93,37
8.
Pan
199,1
6,63
2.999,4
0
Pan
2.999,4
100
Jumlah
271,19
b. Hasil Pengujian Agregat Kasar Pengujian agregat kasar meliputi pemeriksaan gradasi gradasi kerikil, abrasi kerikil dan specific grafity, data lengkapnya terdapat pada lampiran I. Hasil-hasil dari pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Tabel 4.3. Hasil Gradasi Agregat Kasar (Kerikil)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diameter ayakan (mm)
Berat tertinggal (gr)
Berat tertinggal (%)
Komulatif berat tertinggal (gr)
Berat Lolos (%)
Komulatif berat tertinggal (%)
50 35 25 19 12,5 9,5 4,75 2,36 Pan JUMLAH
1229 1078 505 185 2997
41,01 35,97 16,85 6,17 100
1229 2307 2812 2997 9345
58,99 23,02 6,17 0,00 88,19
41,01 76,98 93,83 100,00 100,00 100,00 511,81
2. Hasil Perhitungan Rencana Adukan Beton Perhitungan rencana campuran adukan beton dilakukan untuk menentukan proporsi semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Dalam penelitian ini rencana campuran berdasarkan pada SK SNI 03-3449-2002. Adapun hasil perhitungan campuran adukan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Sedangkan untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Rencana Adukan Beton. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Uraian Deviasi Standar Nilai Tambah Margin Fc’ Fcr’ Jenis Semen Jenis Agregat Jenis Agregat Halus Jenis Agregat Kasar F.a.s Ukuran Maksimal Butiran Kerikil Keb. Air Per m3 (beton) Kebutuhan PC m3 (beton) Persen Agregat Halus Terhadap Campuran Berat Jenis Agregat Campuran Perkiraan Berat Beton m3 (beton) Kebutuhan Agregat campuran m3 (beton) Kebutuhan Agregat Halus m3 (beton) Kebutuhan Agregat Kasar m3 (beton)
Jumlah 0 7 20 27 I II Alami Buatan 0,55 20 204,9 379,44 38 2,46 2248 1663,66 632,190 1031,469
Satuan
MPa MPa
Mm Liter Kg % gr/cm2 Kg Kg Kg Kg
Tabel 4.5 Kebutuhan bahan Rencana Pembuatan Beton IVolume
Berat
Air
Semen
Agregat
Agregat
(m )
(kg)
(lt)
(kg)
halus (kg)
kasar (kg)
1
2248
204,9
379,44
632,190
1031,469
1 adukan
42,89
3,91
7,23
12,062
19,680
3
3. Hasil Pemeriksaan Nilai Slump Menurut Tjokrodimulyo (2004 : VII.4) menyatakan bahwa : “slump ialah salah satu cara untuk mengukur kelecakan beton segar yang dipakai untuk memperkirakan tingkat kemudahan dalam pengerjaan. Beton serat dalam commit to user penelitian sebagai beton struktur pada balok, jadi nilai slumpnya antara 7,5 sampai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
15 cm”. Berikut akan disajikan pengujian slump yang disajikan pada tabel 4.6 dan grafik hubungan antara persentase potongan botol plastik terhadap nilai slump dapat dilihat pada gambar 4.1, sedangkan untuk data-data pengujian terlampir pada lampiram II.
Tabel 4.6. Hasil Rerata Pengujian Nilai Slump dengan Pemakaian FAS 0,50 Variasi
Persentase Plastik
Nilai Slump (cm)
BN
0%
12,1
BS.01
0,10 %
11,5
BS.02
0,20 %
8,3
BS.03
0,30 %
8,6
BS.05
0,50 %
7,8
BS.07
0,70 %
9,0
BS.1
1,0 %
10,2
14
Nilai Slump (cm)
12
12.1
11.5 10.2
10 8.3
8
9
8.6
7.8
6 4 2 0 0%
0.10%
0.20%
0.30%
0.50%
0.70%
1.00%
Prosentase Plastik
Gambar 4.1. Diagram Hubungan Variasi Persentase Potongan Plastik terhadap Nilai Slump Beton Semen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
4. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Beton Berat jenis beton merupakan perbandingan antara berat beton pada umur 28 hari dibagi dengan volume beton itu sendiri. Berikut akan disajikan hasil pengujian berat jenis rerata beton pada tabel 4.7 dan data- data pengujian disajikan dalam lapiran II.
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Berat Jenis dengan Variasi Potongan Botol Plastik Variasi
Persentase Plastik
Berat Jenis Rerata (kg/m3)
BN
0%
2298,636
BS.01
0,10 %
2308,179
BS.02
0,20 %
2317,225
BS.03
0,30 %
2334,286
BS.05
0,50 %
2332,625
BS.07
0,70 %
2327,762
BS.1
1,0 %
2319,867
Berat Jenis Rerata (kg/m2)
2,340,000 2,334,2862,332,625 2,327,762
2,330,000 2,320,000 2,310,000 2,300,000
2,319,867
2,317,225 2,308,179 2,298,636
2,290,000 2,280,000 0%
0,10 %
0,20 %
0,30 %
0,50 % 0,70 %
1,0 %
Prosentase Plastik
Gambar 4.2. Diagram Hubungan Variasi Persentase Potongan Plastik terhadap Berat Jenis Rerata Beton Serat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Berdasarkan grafik di atas bahwa berat jenis beton dengan variasi persentase potongan botol plastik tidak terlalu berpengaruh terhadap berat jenis beton. Nilai rerata berat jens beton ini masuk dalam beton normal.
5. Hasil Pemeriksaan Kuat Tarik Beton Pengujian kuat tarik dilakukan pada serat beton telah berumur 28 hari. Pengujian ini dilakukan untuk 3 buah silinder pada setiap variasi persentase potongan botol plastik dengan ukuran tinggi 300 mm dan diameter 150 m. Hasil pengujian kuat tarik rata-rata setiap variasi adukan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Kuat Tarik dengan Penambahan Potongan Plastik Variasi
Persentase Plastik
Berat Jenis (kg/m3)
Kuat Tarik Rerata (MPa)
BN
0%
2298,636
1,88
BS.01
0,10 %
2308,179
1,90
BS.02
0,20 %
2317,225
1,97
BS.03
0,30 %
2334,286
2,07
BS.05
0,50 %
2332,625
2,19
BS.07
0,70 %
2327,762
1,70
BS.1
1,0 %
2319,867
1,60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Kuat Tarik Rerata (Mpa)
2.5 2
1.88
1.97
1.9
2.19
2.07
1.7 1.5
1.6
1 0.5 0 0%
0,10 %
0,20 %
0,30 %
0,50 %
0,70 %
1,0 %
Prosentase Plastik
Gambar 4.3. Hubungan Variasi Persentase Potongan Plastik terhadap Kuat Tarik Rerata Beton Serat
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan kuat tarik sampai pada persentase 0,50% sedangkan pada persentase 0,70% dan 1,0% terjadi penurunan kuat tarik.
B. Pengujian persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas Uji normalitas dipakai untuk menguji apakah data hasil penelitian yang didapatkan mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas data digunakan program SPSS 16 dengan menggunakan metode Liliefors, dengan taraf signifikan sebesar 5%. Dari pengujian Liliefors diperoleh:
a. Pengujian Normalitas Nilai Slump Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan metode Liliefors yaitu jika nilai signifikan > 0,05, maka data berdistribusi normal commit to maka user data tidak berdistribusi normal. sedangkan jika nilai signifikan < 0,05
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Berdasarkan hasil output pertama uji normalitas data pada tabel One-sample kolomogorov-smirnow test menunjukan nilai signifikan 0,747 > 0,05 yang berarti distribusi normal.
b. Pengujian Normalitas Berat Jenis Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan metode Liliefors yaitu jika nilai signifikan > 0,05, maka data berdistribusi normal sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil output pertama uji normalitas data pada tabel Case Processing Summary diketahui bahwa data valid sebanyak 21 buah (valid = 100%) dan tidak ada yang dikeluarkan ( missing = 0%). Pada output kedua yaitu hasil uji normalitas, data berat jenis beton diketahui nilai signifikansi sebesar 0,931 pada tabel Shapiro-Wilk. Karena nilai signifikansinya 0,931 > 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran IV.
c. Pengujian Normalitas Kuat Tarik Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan metode Liliefors yaitu jika nilai signifikan > 0,05, maka data berdistribusi normal sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil output pertama uji normalitas data pada tabel Case Processing Summary diketahui bahwa data valid sebanyak 21 buah (valid = 100%) dan tidak ada yang dikeluarkan ( missing = 0%). Pada output kedua yaitu hasil uji normalitas, data berat jenis beton diketahui nilai signifikansi sebesar 0,749 pada tabel Shapiro-Wilk. Karena nilai signifikansinya 0,749 > 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran IV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
2. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Uji linearitas adalalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan teknik analisa regresi yang akan digunakan. Metode keputusan untuk uji linearitas yaitu : (Hartono, 2010) a. Metode pengambilan keputusan untuk uji linearitas yaitu jika signifikan (Sig.) < 0,05 maka data dinyatakan linear dan jika signifikansi (Sign.) > 0,05 maka data dinyataka tidak linear. b. Metode pengambilan keputusan untuk uji keberartian regresi yaitu jika nilai F hitung > F tabel maka arah regresi berarti sedangkan jika nilai F hitung < F tabel maka arah regresi tidak berarti, dengan taraf signifikan 5%.
a. Pengujian Linieritas Nilai Slump
Tabel 4.9 Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:slump Model Summary Equation R Square Linear
F
0,839 15,577
df1
Parameter Estimates
df2 1
Sig. 3
0,029
Quadrati 0,882 7,477 2 2 0,118 c The independent variable is variasi potongan plastik.
Constant
b1
b2
13,110
-1,150
14,660
-2,479 0,221
Berdasarkan tabel Model Summary and Parameter Estimates pada uji regression curve estimation, model linier dan quadratic dapat disimpulkan sebagai berikut : Hubungan nilai slump dan variasi penambahan potongan botol plastik sebagai bahan tambah mempunyai nilai signifikan sebesar 0,029 < 0,05 berarti data linear. Sedangkan commit to untuk user keberartian regresi diperoleh F
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
tabel dengan a=5%, df1=1 dan df2=3 sebesar 10,13 (taraf signifikansi 5%) dan F hitung 15,577 >F tabel 10,13 dapat disimpulkan bahwa arah regresi berarti, jadi regresi yang digunakan adalah regresi linear.
b. Pengujian Linieritas Berat Jenis
Table 4.10 Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: berat jenis beton Model Summary Equation Linear
R Square
F
0,235 3,999
df1
Parameter Estimates
df2 1
13
Sig. 0,067
Constant 2,294E3
Quadratic 0,235 1,847 2 12 0,200 2,293E3 The independent variable is variasipotonganbotolplastik.
b1
b2
2,979 3,300 -0,020
Berdasarkan tabel Model Summary and Parameter Estimates pada uji regression curve estimation, model linier dan quadratic dapat disimpulkan sebagai berikut : Hubungan berat jenis dan variasi penambahan potongan botol plastik sebagai bahan tambah mempunyai nilai signifikan sebesar 0,067 > 0,05 berarti data tidak linear. Sedangkan untuk keberartian regresi diperoleh F tabel dengan a=5%, df1=1 dan df2=13 sebesar 4,67 (taraf signifikansi 5%) dan F hitung 3,999 < F tabel 4,67 dapat disimpulkan bahwa arah regresi tidak berarti. Untuk hasil yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran IV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
c. Pengujian Linieritas Kuat Tarik Table 4.11 Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: kuat tarik Model Summary Equation
R Square
Linear
F
df1
0,906 124,645
Parameter Estimates
df2 1
13
Sig.
Constant
0,000
1,763
Quadratic 0,957 132,329 2 12 0,000 The independent variable is variasi potongan botol.
1,877
b1
b2
0,081 -0,016 0,016
Berdasarkan tabel Model Summary and Parameter Estimates pada uji regression curve estimation, model linier dan quadratic dapat disimpulkan sebagai berikut : Hubungan kuat tarik dan variasi penambahan potongan botol plastik PET sebagai bahan tambah mempunyai nilai signifikan sebesar 0,00 < 0,05 berarti data linear. Sedangkan untuk keberartian regresi diperoleh F tabel dengan a=5%, df1=1 dan df2= 13 sebesar 4,67 (taraf signifikansi 5%) dan F hitung 124,645 > F tabel 4,67 dapat disimpulkan bahwa arah regresi berarti.
C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama ini mengunakan curve estimation model quadratic diketahui ada pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap nilai slump beton. Hipotesis: Ho = data berdistribusi tidak ada pengaruh Ha = data berdistribusi ada pengaruh Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima commit to user Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Atau dapat dibandingkan dengan Fhitung dan Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel = Ho ditolak Fhitung < Ftabel = Ho diterima Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung 15,577 > Ftabel 10,13 dengan signifikansi sebesar 0,029 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan penambahan potongan botol plastik PET berpengaruh terhadap nilai slum beton. 2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua ini mengunakan curve estimation model linear diketahui tidak ada pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap berat jenis beton. Hipotesis: Ho = data berdistribusi tidak ada pengaruh Ha = data berdistribusi ada pengaruh Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak Atau dapat dibandingkan dengan Fhitung dan Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel = Ho ditolak Fhitung < Ftabel = Ho diterima Hal ini dapat dilihat dari Fhiung 3,999 < Ftabel 4,67 dengan signifikansi 0,067 > 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan penambahan potongan botol plastik PET tidak berpengaruh terhadap berat jenis beton. 3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga ini mengunakan curve estimation model linear diketahui ada pengaruh penambahan potongan botol plastik terhadap kuat tarik beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Hipotesis: Ho = data berdistribusi tidak ada pengaruh Ha = data berdistribusi ada pengaruh Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak Atau dapat dibandingkan dengan Fhitung dan Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel = Ho ditolak Fhitung < Ftabel = Ho diterima Besar signifikannya 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan penambahan potongan botol plastik PET berpengaruh terhadap kuat tarik beton. 4. Hipotesis Keempat Penambahan potongan botol plastik ini mempengaruhi kuat tarik beton, sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui nilai maksimumya dan dalam analisis regresi tidak ditemukan nilai optimum . Cara untuk mendapatkan nilai maksimum dapat dilihat pada garfik yang terdapat pada lampiran IV dan dengan cara penurunkan persamaan regresi. Regresi yang digunakan adalah regresi linear, regresi kuat tarik yang diperoleh ialah Y = 1,763 + 0,81x Dengan menurunkan persamaan: Y = a + bx = 1,763 + 0,81x = 2,17 Model persamaan regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai maksimum pada pengganti plastik . Kuat tarik mempunyai nilai maksimum 2,17 MPa pada persentase 0,50%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengujian Bahan a. Pengujian Agregat Halus Pengujian agregat halus yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar lumpur, kandungan zat organik, bulk spesifik grafiti (SSD), absorbsi, modulus kehalusan dan kadar air. Adapun hasilnya lengkapnya dapat dilihat pada lampiran I dan berikut hasilnya pada tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Agregat Halus Parameter Kadar lumpur
Hasil 4,2%
Stándar < 5%
Keterangan memenuhi
Kuning kemerahan
Jernih-coklat
memenuhi
Bulk specific gravity (SSD)
2,45
-
-
Absorbsi
3,62%
-
-
Modulus kehalusan
2,71
2,3 – 3,1
memenuhi
Kadar air
2,63%
1%-3%
memenuhi
Kandungan zat organik
Sumber : Tjokrodimulyo (2004)
Dari hasil pengujian agregat halus pada tabel di atas
semua data
memenuhi standar yang ditentukan, maka dari itu agregat halus dapat langsung digunakan dalam pengujian beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Tabel 4.13. Batas – batas Gradasi Agregat Halus
9,50
95,253
Persen berat butir yang lewat ayakan Batas-batas gradasi agregat halus Daerah I Daerah II Daerah III (Agak (Kasar) % (Agak Kasar) % Halus) % 100 100 100
4,75
97,916
95 – 100
95 – 100
90 – 100
95 – 100
2,36
89,754
60 – 95
85 – 100
85 – 100
95 – 100
1,18
67,173
30 – 75
50 – 85
75 – 100
90 – 100
0,60
47,996
15 – 34
26 – 60
60 – 79
80 – 100
0,35
20,117
5 – 20
2 – 10
0 – 10
0 – 15
0,15
6,638
0 – 10
0 – 10
0 – 10
0 – 15
Daerah IV (Halus) % 100
Hasil Gradasi Agregat Halus
Ayakan Hasil gradasi (mm) agregat halus
Lubang Ayakan
Gambar 4.5. Grafik Agregat Halus
Hasil dari pengujian agregat halus adalah terletak pada daerah 2 atau agak kasar, sehingga permukaan agregat yang agak kasar dan tidak licin membuat rekatan antara permukaan agregat dan pasta semen lebih kuat dari pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
permukaan agregat yang halus dan licin yang tergambar pada gambar 4.4 pada garis tebal hitam. b.
Pengujian Agregat Kasar Pengujian agregat kasar yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi pengujian gradasi kerikil, abrasi kerikil dan specific grafity. Hasil-hasil dari pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14. Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Kasar Parameter Modulus kehalusan kerikil Abrasi kerikil Bulk specific gravity (SSD) kerikil
Hasil
Estándar
Keterangan
5,11
6–8
Memenuhi
46,9 %
< 50%
Memenuhi
2,47
-
-
Hasil pengujian agregat kasar adalah modulus kehalusan kerikil dan abrasi kerikil memenuhi standar yang ditentukan.
Tabel 4.15. Hasil dan Batas-batas Gradasi Agregat Kasar ( Kerikil ) Ayakan
Persen berat butir yang lewat ayakan
(mm)
Agregat Kasar
50
-
35
-
25
-
19
58,99
12,5
23,02
9,5
6,17
25 – 55
4,75
0,00
0 – 10
2,36
-
-
Batas Berat *20 mm
100 95 – 100 -
Hasil selengkapnya dari pemeriksaan bahan terhadap agregat kasar dapat dilihat pada lampiran I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Gambar.4.6 Grafik Agregat Kasar
Hasil pengujian gradasi agregat kasar masih memenuhi standar, karena hasil pengujian dibawah batas minimal agregat kasar.
2. Pengujian Analisis a. Pemeriksaan Nilai Slump Penambahan potongan botol plastik PET ternyata mempengaruhi kelecakan adukan beton. Hasil nilai tertiggi pada pengujian slump terdapat pada variasi BN atau persetase 0% dengan nilai slump 12,1 cm, sedangkan nilai terendah terdapat pada variasi BS.05 atau persentase 0,50% dengan nilai slump 7,8 cm. Nilai slump tertinggi dikarenakan pada variasi BN tidak menggunakan potongan botol plastik PET, sehingga adukan terlalu encer, sedangkan nilai slump naik dikarenakan adanya campuran potongan botol plastik PET yang menyebabkan kelecakan pada adukan beton menjadi naik. Semakin banyak penambahan potongan botol plastik PET semakin kecil nilai slumpnya, sehingga mempersulit pengadukan. Berdasarkan analisa di atas dapat diketahui nilai slump yang masih memenuhi standar yaitu 7,5 cm sampai commit to user15,0 cm menurut Tjokrodimulyo,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
(2004) yaitu pemakaian beton pada plat, balok kolom dan dinding nilai slump minimum harus 7,5 cm dan nilai slump maksimum harus 15,0 cm. Variasi persentase 0,70 % dan 1,0 % naik kembali nilai slumpnya dikarenakan penambahan air sebanyak 100 ml, dilakukan penambahan air dikarenakan adukan tidak bisa tercampur secara homogen. Ketika dibandingkan dengan fas hasil mix design diperoleh fas 0,55 - 0,6 setelah penambahan air tidak mempengaruhi fas pada mix design. Selain itu juga dikarenakan plastik tidak menyerap air dan permukaannya licin sehingga terjadi kenaikan nilai slump. Hasil dari pemeriksaan nilai slump tersebut adalah:
Tabel 4.16. Hasil Rerata Pengujian Nilai Slump dengan FAS 0,5 Variasi
Persentase
Nilai slump
Standar
plastik
(cm)
(cm)
BN
0%
12,1
7,5- 15
Memenuhi
BS.01
0,10%
11,5
7,5- 15
Memenuhi
BS.02
0,20%
8,3
7,5- 15
Memenuhi
BS.03
0,30%
8,6
7,5- 15
Memenuhi
BS.05
0,50%
7,8
7,5- 15
Memenuhi
BS.07
0,70%
9,0
7,5- 15
Memenuhi
BS.1
1,0%
10,2
7,5- 15
Memenuhi
commit to user
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai Slump
72
0%
0,1%
0,2%
0,3%
0,5%
Variasi potongan botol plastik
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Variasi Persentase Potongan botol Plastik (0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30% dan 0,50%) terhadap nilai slump.
b. Pemeriksaan Berat Jenis Persentase potongan botol plastik PET sebagai bahan tambah serat ternyata tidak mempengaruhi berat jenis beton yang dihasilkan oleh beton serat struktur. Hal ini terbukti dalam penelitian beton serat yang telah dilaksanakan. Berdasarkan analisis pada persentase 0,50%, 0,70 % dan 1,0% mengalami penurunan dikarenakan ada sisa adukan yang terbuang karena berat jenis plastik PET yang lebih ringan dibanding bahan lain yang digunakan. Sehingga sebagian besar volume adukan beton didominasi oleh potongan plastik PET perbandingan berat antara plastik dan agregat pastinya lebih besar agregat, maka dari itu berat jenis beton berkurang . Hasil dari pemeriksaan berat jenis tersebut adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 4.17. Hasil Rerata Pengujian Berat Jenis Persentase
Berat
Standar
Keterangan
plastik
Jenis(kg/m3)
(kg/m3)
BN
0%
2298,636
2200-2500
Memenuhi
BS.01
0,10%
2308,179
2200-2500
Memenuhi
BS.02
0,20%
2317,225
2200-2500
Memenuhi
BS.03
0,30%
2334,286
2200-2500
Memenuhi
BS.05
0,50%
2332,625
2200-2500
Memenuhi
Berat Jenis
Variasi
0%
0,1%
0,2%
0,3%
0,5%
Variasi potongan botol plastik
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Variasi Persentase Potongan botol Plastik (0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30% dan 0,50%) terhadap Berat jenis.
c. Pemeriksaan Kuat Tarik Beton dengan potongan botol plastik PET mempunyai kuat tarik maksimum pada persentase 0,50 % dengan nilai 2,17 MPa. Pada persentase 0,7% dan 1,0% data tidak dipakai dikarenakan kendala pada benda uji yang tidak mampu membelah. commit to user Pada persentase 0,7% dan 1,0%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
benda uji mengalami daktilitas yang tinggi sehingga benda uji tidak hancur
Kuat tarik
maka hasil data tidak dipakai dalam pengujian analisis16.
0%
0,1%
0,2%
0,3%
0,5%
Variasi potongan botol plastik
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Variasi Persentase Potongan botol Plastik (0,0%, 0,10%, 0,20%, 0,30% dan 0,50%) terhadap Kuat tarik.
3. Pembahasan Pengaruh Variasi Persentase Potongan Botol Plastik PET Terhadap Nilai Slump, Berat Jenis dan Kuat Tarik Beton. Hasil uji persyaratan analisis linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat diperiksa pada lampiran IV. Hasil dari pengujian tersebut adalah: a. Hubungan antara variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap nilai slump. Nilai signifikan quadratic 0,029 < 0,05 menunjukan ada pengaruh. Model analisis di atas menunjukan ada hubungan antara penambahan potongan botol plastik PET terhadap nilai slump beton. Serat ini terbuat dari potongan botol plastik PET yang sifatnya ringan, tahan air dan lentur. Penambahan serat ini mengurangi kemudahan pengerjaan beton commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
maka beton sulit untuk diaduk. Karena sifatnya yang ringan, meskipun dengan penambahan persentase yang sedikit potongan botol plastik PET ini pengaruhnya sangat besar pada nilai slump. b. Hubungan antara variasi persentase potongan botol plastik (X1) terhadap berat jenis (Y1) diperoleh nilai Fhitung = 3,999 < F
tabel
= 4,67 maka arah
regresi X1 terhadap Y1 adalah tidak linier. Nilai signifikan linieritas adalah 0,067 > 0,05 menunjukan nilai probabilitas tidak berarti. Analisis ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan variasi persentase potongan botol plastik (X1) terhadap berat jenis beton (Y1). Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa dengan penambahan potongan botol plastik tidak mempengaruhi berat jenis beton yang dihasilkan. Tidak ada pengaruh berat jenis karena berat jenis potongan botol plastik PET sangat ringan dengan berat jenis 1,35 gr/cm3 dan dapat dilihat pada variasi persentase 0% dengan berat jenis 2298,636 kg/m3 dan nilai maksimal pada persentase 0,3% dengan berat jenis 2334,286 kg/m3 sehingga penambahan potongan botol plastik PET tidak mempengaruhi berat jenis beton. c. Hubungan antara variasi persentase potongan botol plastik (X1) terhadap kuat tarik (Y1) diperoleh nilai Fhitung =124,645 > Ftabel = 4,67 maka arah regresi X1 terhadap Y1 adalah linear,. Analisis yang digunakan pada kuat tarik ini menggunakan analisia regresi linear. Analisis linear tersebut menunjukan hubungan antara variasi potongan botol plastik terhadap kuat tarik beton yang menunjukan garis linear. Penelitian diatas dapat diketahui bahwa penambaan potongan botol plastik PET dapat menambah kuat tarik sampai nilai maksimum 2,17 Mpa. Kuat tariknya semakin meningkat dikarenakan potongan botol plastik PET sangat lentur dan menahan kuat tarik, jadi semakin banyak potongan botol plastik PET semakin besar kuat tariknya. Tapi ketika semakin banyak penambahan potongan botol plastik PET beton semakin ulet dan alat sulit untuk membelah beton serat tersebut. Semakin banyak potongan botol plastik PET semakin sulit dalam pengadukan beton. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian yang telah dilaksanakan dapat diketahui simpulan yang memuat rumusan jawaban terhadap pertanyaan, hasil simpulannya antara adalah: 1. Ada pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET secara signifikan terhadap nilai slump. 2. Tidak ada pengaruh variasi persentase potongan botol plastik PET terhadap berat jenis beton. 3. Ada pengaruh penambahan potongan botol plastik PET yang sangat kuat terhadap kuat tarik atau berpengaruh secara signifikan terhadap kuat tarik beton. 4. Tidak ada nilai optimum pada variasi potongan botol pastik PET tapi terdapat nilai maksimum pada variasi 0,50% yang terbukti pada pengujian regresi. Kuat tarik maksimum terjadi pada variasi 0,5% dengan nilai kuat tarik sebesar 2,17 MPa.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil atau dikaji mengenai dampak yang timbul sebagai berikut : 1. Dengan adanya penambahan potongan botol plastik PET pada campuran beton, maka akan memperbesar kuat tarik beton, sehingga akan mengurangi keretakan 2. Dengan adanya penelitian ini beton dengan campuran potongan botol plastik PET sangat cocok untuk bangunan yang memerlukan kekuatan struktur 3. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa botol plastik (PET) berasal dari bahan minyak bumi yang memiliki sifat ringan, tahan air, commit to user lentur dan tidak mudah busuk sehingga potongan botol plastik PET lebih 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
tahan terhadap getaran. Dengan potongan botol plastik PET merupakan bahan tambah beton yang baik sehingga bahan tambah beton alternative yang masih memenuhi syarat beton normal struktur.
C. Saran
1. Pasir dan kerikil yang digunakan harus dalam keadaan SSD dan suhu normal, karena bisa mempengaruhi faktor air semen (FAS) yang telah ditentukan sehingga perlu dilakukan penyiapan bahan dan pengerjaan yang tepat agar mendapat hasil yang merata pada setiap variasi 2. Pada penelitian yang selanjutnya perlu digunakan mix design yang lebih tepat dengan acuan dari penelitian ini 3. Perlu diperhatikan dalam pelaksanaan percampuran adukan agar tingkat homogenitas dari campuran adukan merata, tidak hanya di permukaan atau di bagian bawah saja, akan tetapi tercampur secara menyeluruh dengan tingkat pemadatan yang konstan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Beton SNI 03- 2847- 2002 Bambang Mahenya. (2008).Penggunaan Limbah Botol Plastik PET sebagai Campuran Beton untuk Meningkatkan Kapasitas Tarik dan Geser diakses 21 Februari 2012 jam 19.05 WIB dari Http // www. Lontar.ui.ac.id (Http : rotalavo.blogspot.com/2011/04/proposal – Srikpsiq.html). Akses 28 Februari 2012 jam 19.12 WIB L.J. Murdock dan K.M. Brook.1986. Bahan dan Praktek Beton, Jakarta: Erlangga Mulyono. T. 2003. Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi Nugroho. P. dan Antoni. 2007. Teknologi Beton dari Material, Pembuatan ke Beton Kinerja Tinggi, Yogyakarta: Andi Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Universitas Sebelas Maret, Surakarta Sagel. R dan Kole. P (Terjemahan Gideon Kusuma).1997. Pedoman Pengerjaan Beton (Berdasar SK SNI T- 15- 1991- 03), Jakarta: Erlangga Samekto, W. Dan Rahmadiyanti, C. 2001. Teknologi Beton. Yogyakarta: Kanisius Sudjana. 2002. Metode Statisti,. Bandung: Tarsito Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Tata Surdia dan Shinraku Saito. (1984). Pengetahuan Bahan Teknik. Tim Praktek Beton. 2011. Modul Panduan Praktek Beton.Universitas Sebelas Maret, Surakarta Tjokrodimuldjo,K. 2004. Teknologi Beton.Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Trihendradi, C. 2001. Langkah- Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19, Yogyakarta: CV. Andi Offset Universitas Sebelas Maret. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta. Widiyanto, Joko. (2010). SPSS For Windows untuk analisis data statistik dan penelitian. Laboratoriumcommit Komputer Universitas Muhammadiyah to user Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
LAMPIRAN I Hasil Pengujian Bahan
A. Hasil Pengujian Kadar Lumpur
Tabel. Hasil Pengujian Kadar Lumpur Percobaan
A
B
C
Berat Cawan
6,4
6,1
6,3
Pasir Sebelum Dicuci (A)
100
100
100
Pasir Setelah Dicuci Kering (B)
96,5
95,7
95,2
Kadar Lumpur
3,5%
4,3%
4,8%
A B x100% A
Nilai rata- rata kadar lumpur: 4,2% (syarat agregat halus adalah < 5 % ) Dimana : A B
= Berat pasir kering oven sebelum dicuci (gram) = Berat pasir kering oven setelah dicuci (gram)
B. Hasil Pengujian Kadar Air
Tabel. Hasil Pengujian Kadar Air Percobaan
A
B
C
Berat Cawan
6,1
6,2
6,4
Berat Cawan + Pasir
106,1
106,2
106,6
Berat Pasir + Cawan setelah di Oven
103,4
103,9
103,5
Berat Pasir
97,3
97,7
97,1
2,3%
2,9%
Kadar Air Nilai kadar air rata- rata; 2,63%
2,7% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
C. Hasil Pengujian Gradasi
Tabel. Hasil Pengujian Material Beton Melalui Ayakan Diameter No
ayakan
Berat
Berat
Komulatif
tertinggal tertinggal
berat tertinggal
Berat Lolos
Berat Tertinggal
(mm)
(gr)
(%)
1
9,500
22,4
0,75
22,4
99,25
0,75
2
4,750
40,1
1,34
62,5
97,91
2,09
3
2,360
244,8
8,16
307,3
89,75
10,25
4
1,180
677,3
22,58
984,6
67,17
32,83
5
0,600
575,2
19,18
1559,8
47,99
52,01
6
0,350
836,2
27,88
2396
20,11
79,89
7
0,212
404,3
13,48
2800,3
6,63
93,37
8
Pan
199,1
6,63
2999,4
0
Pan
JUMLAH
2999,4
100
(gr)
(%)
Komulatif
Berat pasir awal
= 3000 gram
Berat pasir setelah diayak
= 2999,4 gram
Berat pasir yang hilang
= Berat awal – Berat setelah diayak
(%)
= 3000 – 2999,4 = 0,6 gram Persentase Kehilangan Berat = (Berat awal – Berat setelah diayak)x 100% Berat pasir awal
Modulus Kehalusan
=
0,6 x100% 3000
=
C B
271,19% 100%
0,02% (kurang dari 1 %)
2,71
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Tabel. Batas-Batas Gradasi Agregat Halus Lubang
Persen berat butir yang lewat ayakan jenis agregat halus
Ayakan
Daerah I
Daerah II
Daerah III
Daerah IIV
(mm)
(kasar) %
(agak kasar) %
(agak Halus) %
(halus) %
9,50
100
100
100
100
4,75
90-100
95-100
90-100
95-100
2,36
60-95
85-100
85-100
95-100
1,18
30-75
50-85
75-100
90-100
0,60
15-34
26-60
60-79
80-100
0,35
5-20
2-10
0-10
0-15
0,15
0-10
0-10
0-10
0-15
Dari percobaan pengujian gradasi pasir, maka dapat diperoleh kesimpulan:
Hasil Gradasi Agregat Halus
Bahwa agregat halus yang diuji termasuk agregat pada daerah II.
Lubang Ayakan commit to user Gambar. Grafik agregat halus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Data Hasil Pengujian Specific Grafity Agregat Halus: Pasir yang telah di oven didiamkan sampai mencapai suhu kamar kemudian ditimbang (a) = 482,5 gram. volumetrik flash yang telah kosong dan bersih diisi air sampai penuh dan ditimbang (b) = 700,6 gram. Setelah 24 jam, volumetrik flash yang berisi pasir tersebut ditimbang (c) = 996,8 gram. Bulk specific grafity :
a b 500 c
Bulk specific grafity SSD : Apparent specific grafity : Absorbtion :
482 ,5 700 ,6 500 996 ,8
=
500 500 = b 500 c 700 ,6 500 a b a c
=
996 ,8
482 ,5 700 ,6 482 ,5 996 ,8
= 2,368 = 2,45 = 2,59
500 482 ,5 500 a x100 % = 3,62 % x100% = 482 ,5 a
Kesimpulan Dari percobaan pengujian specific grafity dalam pasir, maka dapat diperoleh kesimpulan : Bulk specific grafity (Dalam keadaan kering)
: 2,368
Bulk specific grafity SSD (Dalam keadaan jenuh) : 2,45 Apparent specific grafity (Dalam keadaan basah) : 2,59 Absorbtion ( Dalam keadaan basah)
: 3,62 %
D. Pengujian Gradasi Agregat Kasar (kerikil)
a. Data yang diperoleh : Berat agregat kasar
= 3000 gram
Berat setelah diayak
= 2997 gram
commit Berat agregat yang hilang = 2,2 gram to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Persentase Kehilangan Berat Berat Awal
Berat Setelah Diayak x 100 % Berat Awal
3000 2997 x 100 % = 0,1 %< 1% 3000 Toleransi kehilangan yang diinginkan < 1% berarti pasir tersebut memenuhi syarat. Hasil analisa saringan diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini. Tabel. Analisa Gradasi Agregat Kasar
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diameter ayakan (mm)
Berat tertinggal (gr)
Berat tertinggal (%)
Komulatif berat tertinggal (gr)
Berat Lolos (%)
Komulatif berat tertinggal (%)
50 35 25 19 12,5 9,5 4,75 2,36 Pan JUMLAH
1229 1078 505 185 2997
41,01 35,97 16,85 6,17 100
1229 2307 2812 2997 9345
58,99 23,02 6,17 0,00 88,19
41,01 76,98 93,83 100,00 100,00 100,00 511,81
b. Analisa data. Modulus kehalusan kerikil = % komulatif berat tertinggal / 100 =
511,81 100
= 5,11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Tabel. Hasil dan Batas-batas Gradasi Agregat Kasar ( Kerikil ) Ayakan
Persen berat butir yang lewat ayakan
(mm)
Agregat Kasar
50
-
35
-
25
-
19
58,99
12,5
23,02
9,5
6,17
25 – 55
4,75
0,00
0 – 10
2,36
-
-
Batas Berat *20 mm
100 95 – 100 -
Gambar. Grafik Agregat Kasar
1.
Pengujian Specific gravity (kerikil)
a. Data yang diperoleh: Berat kering agregat (A)
= 3000
gr
Berat agregat kondisi SSD (B)
= 3052
gr
Berat kerikil dalam air+container = 2160 commit to user
gr
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Berat container dalam air
= 342
gr
Berat agregat jenuh dalam air (C)
= 1818
gr
b. Analisa data
A
1. Bulk Specific Gravity SSD
B C 3000 = 2,43 3052 - 1818
B
2. Bulk Specific Gravity SSD
B C 3052 = 2,47 3052 - 1818 A
3. Apparent Specific Gravity
A C
3000 = 2,53 3000 1818
B-A x 100% A
4. Absortion
3052 - 3000 x 100% 3000 = 1,73 % Kesimpulan Dari percobaan pengujian specific grafity dalam pasir, maka dapat diperoleh kesimpulan : Bulk specific grafity (Dalam keadaan kering)
: 2,43
Bulk specific grafity SSD (Dalam keadaan jenuh) : 2,47 Apparent specific grafity (Dalam keadaan basah) : 2,53 Absorbtion ( Dalam keadaan basah)
commit to user
: 1,73 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
E. Data Hasil Pengujian Zat Organik
Tabel. Pengaruh Kandungan Zat Organik Terhadap Persentase Penurunan Beton. WARNA
PENURUNAN KEKUATAN (%)
Jernih
0
Kuning muda
0 - 10 %
Kuning kemerahan
10 % - 20 %
Kuning tua
20 % - 30 %
Coklat kemerahan
30 % - 40 %
Coklat tua
40 % - 50 %
Sumber : Prof. Dr. Rooseno, 1994
Volume pasir
: 130 gram
Volume NaOH : 200 cc Larutan yang ada diatas pasir berwarna = kuning kemerahan
F. Hasil Pengujian Abrasi
Berat krikil (a) = 5000 gram Berat krikil kering oven (b) = 2655 gram Menganalisis persentase berat benda uji yang hilang:
a b 5000 2655 x100% = x100% = 46,9% a 5000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
LAMPIRAN
II
Mix Design
1. Data-Data Bahan Beton Data-data bahan beton diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium yang nantinya digunakan sebagai bahan-bahan penyusun beton. a. Semen Portland (PC) Semen portland yang digunakan adalah semen jenis I, yaitu semen yang umum dipakai pada bangunan. Mutu semen pada umumnya telah memenuhi standart pabrikasi sehingga tidak perlu lagi dilakukan pengujian di laboratorium. b. Agregat Halus (pasir) Pasir yang digunakan adalah pasir alami yang diambil dari sungai. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh data, berat jenis jenuh kering muka (SSD). c. Agregat Kasar (Kerikil ) Kerikil yang digunakan adalah batu pecah. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh data, berat jenis jenuh kering muka (SSD).
2. Langkah-langkah Perencanaan Langkah-langkah perencanaan campuran adukan beton beserta penjelasannya dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Deviasi Standart (S) Dalam perancangan ini, praktikan tidak memiliki data pelaksanaan sebelumnya dan dianggap belum berpengalaman, sehingga tingkat pengendalian mutu pekerjaan dikategorikan jelek maka S = 0 (tidak dipakai). 2. Nilai Tambah (Margin) Karena tidak terdapat data pelaksanaan sebelumnya, maka margin (m) jika kuat tekan yang disyaratkan kurang dari 20 MPa didapat nilai tambah 7,0 commit to user MPa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Tabel. Nilai Tambah (m) Jika Pelaksana Tidak Mempunyai Pengalaman Kuat tekan yang disyaratkan, fc’ (MPa)
Nilai Tambah (MPa)
Kurang dari 21
7,0
21 s.d 35
8,5
lebih dari 35
10,0
3. Kuat tekan beton yang ditetapkan/ disyaratkan (fc’) Kuat tekan beton pertama yang disyaratkan (fc’) dalam penelitian ini adalah 20 MPa pada umur 28 hari. 4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f’cr) Dengan rumus : f’cr = fc’ + m
Dengan :
f’cr = kuat tekan rata-rata (MPa).
= 20 + 7,0
Fc’ = kuat tekan yang disyaratkan (MPa).
= 27 MPa
m
= nilai tambah margin (MPa) .
5. Penetapan jenis semen yang digunakan Jenis semen yang digunakan adalah semen biasa ( semen Jenis I ) 6. Penetapan jenis agregat Agregat halus menggunakan agregat alami. Sedangkan agregat kasar menggunakan batu pecah (buatan). 7. Faktor air semen (FAS) Karena digunakan semen jenis I dan kuat tekan silinder beton direncanakan pada umur 28 hari adalah 27,0 MPa, maka akan diperoleh nilai FAS = 0,55 ( dilihat dari Grafik Kuat Tekan dan Faktor Air Semen)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Grafik Kuat Tekan dan Faktor Air Semen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Nilai faktor air semen maksimum sebesar 0,6 ( dilihat berdasarkan grafik Kuat Tekan dan Faktor Air Semen)
Grafik Kuat Tekan dan Faktor Air Semen 8. Penetapan nilai Slump Penetapan nilai Slump dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabe. Penetapan Nilai Slump Pemakaian Beton Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak bertulang Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan struktur di bawah tanah Pelat, Balok kolom, dan dinding Pengerasan jalan Pembetonan missal Jadi besarnya nilai slump = 7,5 - 15,0. commit to user
Maks 12,5
Min 5,0
9,0
2,5
15,0 7, 5 7,5
7,5 5,0 2,5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
9. Penetapan besar butir agregat maksimum Penetapan besar butir agregat maksimum pada beton normal ada tiga pilhan yaitu, 10 mm, 20 mm, 40 mm. Pada percobaan ini ditetapkan ukuran butir maksimum sebesar 20 mm. 10. Kebutuhan air yang diperlukan tiap m3 beton Berdasarkan tabel 16. ukuran agregat maksimum 20 mm, jenis pasir alami dan jenis kerikil menggunakan batu pecah dan nilai slump yang diingankan sebesar 7,5 – 15 cm maka kebutuhkan air dapat dihitung dengan menggunakan rumus : A = 0,67 Wf + 0,33 Wc A = (0,67 x 195) liter + (0,33 x 225) liter
Dengan: A = banyaknya air per meter kubik Wf = banyaknya air dari agregat halus Wc= banyaknya air dari agregat kasar
= 204,9 liter
Tabel. Perkiraan Kebutuhan Air Permeter Kubik Beton Besar ukuran maks kerikil 10 20 40
Jenis batuan Alami Batu pecah Alami Batu pecah
0-10 150 180 135 170
Alami Batu pecah
115 155
Slump (mm) 10-30 30-60 18 205 205 230 160 180 190 210 140 175
160 190
60-180 225 250 195 225 175 205
Berdasarkan dari perhitungan di atas, maka kebutuhan air yang digunakan adalah 204,9 liter/m3 beton. 11. Berat semen yang diperlukan Berat semen dihitung berdasarkan kebutuhan air yang diperlukan tiap m3 dibagi dengan nilai FAS. W smn
204,9 W air = 0,55 FAS
379 ,44 kg
12. Penetapan jenis agregat halus Penetapan agregat halus dapat dilihat pada gradasi pasir commit to user Dari hasil percobaan didapat pasir daerah 2 (agak halus)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
13. Proporsi berat agregat halus terhadap agregat campuran. Perbandingan berat agregat halus dan agregat kasar dari grafik gb.9 dengan nilai di antara 38%.
Gambar 9. Grafik Persentase Agregat Halus terhadap Agregat Keseluruhan untuk Ukuran Butir Maksimum 20 mm
14. Berat jenis agregat campuran Digunakan rumus = 0,42 γ SSD pasir + 0,58 γ SSD kerikil = ( 0,38 x 2,45 ) + ( 0,62 x 2,47)
= 2,46 kg/m3
15. Perkiraan berat jenis beton Perkiraan berat jenis agregat beton ada 2 cara: cara grafis dan cara analisis. Pada percobaan ini menggunakan cara gravis dengan pembacaan grafik didapat hasil 2248 kg/m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
16. Kebutuhan agregat campuran W agr camp = W btn – W air – W smn = 2248 – 204,9 – 379.44
= 1663,66 kg/m3
Dimana : W agr camp
= berat agregat campuran per meter kubik beton (kg/m3).
W btn
= berat agregat beton (kg/m3).
W air
= berat air (lt).
W smn
= berat semen (kg).
17. Kebutuhan agregat halus W agr halus = kh . W agr camp. = 38 % . 1663,66 kg/m3 = 632,190 kg/m3
Dimana: kh W agr camp
= persentase berat agregat halus terhadap campuran (%) commit to userper meter kubik beton (kg/m3). = berat agregat campuran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
W agr halus
= berat agregat halus per meter kubik beton (kg/m3).
18. Kebutuhan agregat kasar W agr kasar = kk . W agr camp. = 62 % . 1663,66 kg/m3 = 1031,469 kg/m3 Dimana: kk
= persentase berat agregat kasar terhadap campuran (%)
W agr camp
= berat agregat campuran per meter kubik beton (kg/m3).
W agr kasar
= berat agregat kasar per meter kubik beton (kg/m3).
Tabel. Hasil Perhitungan Kebutuhan Bahan No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Uraian Deviasi Standart Nilai Tambah (margin) Fc’ Fcr’ Jenis Semen (Biasa) Jenis Agregat Jenis Agregat halus Jenis agregat kasar F.a.s Faktor Air Semen Maksimum Nilai slump Ukuran maksimum butiran kerikil Keb. Air per m3 beton Keb. Semen Portland per m3 beton Daerah gradasi agregat halus Persen agregat halus terhadap campuran Berat jenis agregat campuran Perkiraan berat jenis beton per m3 beton Keb. Agregat per m3 beton Keb. Agregat halus per m3 beton Keb. Agregat kasar per m3 beton commit to user
Jumlah 0 7,0 20 27 I Alami Batu pecah 0,55 0,6 7,5-15 20 204,9 379,44 2 38 % 2,46 2248 1663,66 632,190 1031,469
Satuan Mpa Mpa
cm mm Lt kg
kg/m3 kg/m3 kg kg kg
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
Kebutuhan Volume 1 adukan : d2 t
= 1/4 . 3,14 .(0,15)2. 0,3 = 0,0053 m3
Volume silinder
=¼
Volume total
= 3 silinder = 3 x 0,0053 = 0,0159 m3
Sebagai keamanan
= 0,0159 x 1,2 = 0,01908 m3
Tabel. Kebutuhan bahan Rencana Pembuatan Beton IVolume
Berat
Air
Semen
Agregat
Agregat
(m3)
(kg)
(lt)
(kg)
halus (kg)
kasar (kg)
1
2248
204,9
379,44
632,190
1031,469
1 adukan
42,89
3,91
7,23
12,062
19,680
Kebutuhan bahan yang diperlukan sesuai dengan volume pekerjaan adalah : Air
= 3,91
lt
Semen
= 7,23
kg
Agregat halus = 12,062 kg Agregat kasar = 19,680 kg
19. Kebutuhan potongan botol plastik
No
Persentase
1 2 3 4 5 6 7
0% 0,10% 020% 0,30% 0,50% 0,70% 1,0%
Kebutuhan Potongan Botol Plastik PET (gr) 0 42,90 85,78 128,67 214,45 300,23 428,9
commit to user
Berat Beton (gr) 42890 42932,9 42975,78 43018,67 43104,45 43190,23 43318,9
96
Lampiran III Persentase
Slump (cm)
A= 1/4.p.d2
V = p.r2.t (m3)
P (N)
BJ = M/V (kg/m3)
BJ rata-rata
0%
12.1
17,664
5298.75
11.5
17,664
5298.75
0.2%
8.3
17,664
5298.75
0.3%
8.6
17,664
5298.75
0.5%
7.8
17,664
5298.75
0.7%
9.0
17,664
5298.75
1.0%
10.2
17,664
5298.75
2,318.905 2,286.161 2,290.842 2,320.377 2,301.693 2,302.467 2,310.771 2,333.493 2,307.412 2,278.934 2,351.290 2,372.635 2,359.424 2,335.928 2,302.524 2,333.456 2,329.775 2,320.056 2,309.601 2,336.834 2,313.168
2,298.636
0.1%
133,000 132,000 134,000 135,000 134,000 134,000 142,000 135,000 143,000 146,000 145,000 149,000 156,000 154,000 155,000 119,000 120,000 121,000 113,000 114,000 115,000
2,308.179
2,317.225
2,334.286
2,332.625
2,327.762
2,319.868
Kuat tarik = 2.p/( .l.d) (M.Pa) 1.88 1.87 1.89 1.91 1.90 1.89 2.00 1.91 2.02 2.07 2.05 2.10 2.21 2.18 2.20 1.69 1.70 1.71 1.60 1.61 1.62
Kuat Tarik rata-rata 1.880
1.900
1.977
2.073
2.197
1.700
1.610
M = berat setelah direndam (gr) 12,287.3 12,113.8 12,138.6 12,295.1 12,196.1 12,200.2 12,244.2 12,364.6 12,226.4 12,075.5 12,458.9 12,572.0 12,502.0 12,377.5 12,200.5 12,364.4 12,344.9 12,293.4 12,238.0 12,382.3 12,256.9
Bleeding (ml) s' (1) s' (2) 3.1 2.3 2.5 2.7 1.8 2.6 -
2.3 1.8 2.2 2.1 1.2 2.1 -
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Lampiran IV Analisis Data Hasil SPSS 16
A. Uji Normalitas
1. Analisa Nilai Slump Beton One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test slump N
5
Normal Parameters
a
Mean
9,6600
Std. Deviation Most Extreme Differences
1,98570
Absolute
0,303
Positive
0,303
Negative
-0,223
Kolmogorov-Smirnov Z
0,678
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
0,747
a. Test distribution is Normal. Pengambilan keputusan: Pada tabel one-sample kolmogorov-smirnow test menunjukan test distribution adalah normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
2. Analisa Berat Jenis Beton One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test beratjenisbeto n N
15
Normal Parameters
a
Mean
2318,1904
Std. Deviation Most Extreme Differences
27,47079
Absolute
0,140
Positive
0,140
Negative
-0,086
Kolmogorov-Smirnov Z
0,541
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
0,931
a. Test distribution is Normal. Pengambilan keputusan: Pada tabel one-sample kolmogorov-smirnow test menunjukan test distribution adalah normal
3. Analisis Kuat Tarik Beton Case Processing Summary variasi potong anbotol kuattarik 0%
Cases Valid N
Percent
Missing N
Total
Percent
N
Percent
3
100,0%
0
,0%
3
100,0%
0,10%
3
100,0%
0
,0%
3
100,0%
0,20%
3
100,0%
0
,0%
3
100,0%
0,30%
3
100,0%
0
,0%
3
100,0%
0,50%
3
100,0% 0 commit to user
,0%
3
100,0%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Tests of Normality variasi Kolmogorov-Smirnova potong anbotol Statistic df Sig. Kuattarik 0%
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
0,175
3
.
1,000
3
1,000
0,10%
0,175
3
.
1,000
3
1,000
0,20%
0,321
3
.
0.881
3
0,328
0,30%
0,219
3
.
0,987
3
0,780
0,50%
0,253
3
.
0,964
3
0,637
a. Lilliefors Significance Correction Pengambilan Keputusan: a. jika probabilitas > 0,05; maka data berdistribusi normal b. jika probabilitas < 0,05; maka data berdistribusi tidak normal Keputusan: Pada tabel Test Of Normality menunjukan nilai signifikan pada data Shapiro-wilk yang nilainya > 0,05. Itu berarti data distribusi normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
B. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
1. Analisis Regresi Nilai Slump Beton a. Uji linieritas Nilai Slump Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:slump Model Summary Equation Linear
R Square
F
0,839 15,577
df1
Parameter Estimates
df2 1
Sig. 3
Constant
0,029
Quadratic 0,882 7,477 2 2 0,118 The independent variable is variasipotonganplastik.
b1
b2
13,110 -1,150 14,660 -2,479 0,221
Pengambilan keputusan: 1. Jika Fhitung > Ftabel ; maka persamaan linier 2. Jika Fhitung < Ftabel ; maka persamaan tidak linier Keputusan: Pada tabel menunjukan nilai Fhitung sebesar 15,577 dan Ftabel 10,13 dengan a = 5% df11 dan df2 3 dengan demikian dapat dilihat Fhitung < Ftabel maka persamaan linier. Keberartian Regresi Slump Beton Pengambilan keputusan: 3. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka arah regresi tidak berarti 4. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka arah regresi berarti Keputusan : Pada tabel menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,029 < 0.05, maka dapat disimpulkan arah regresi berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai Slump
101
0%
0.10%
0.30%
0.20%
0.50%
2. Analisis Regresi Berat Jenis Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:beratjenisbeton Model Summary Equation
R Square
F
df1
Parameter Estimates
df2
Sig.
Constant
b1
b2
Linear
0,235
3,999
1
13
0,067
2,294E3
2,979
Quadratic
0,235
1,847
2
12
0,200
2,293E3
3,300 -0,020
The independent variable is variasipotonganbotolplastik.
a. Uji linieritas nilai berat jenis Pengambilan keputusan: a. Jika Fhitung > Ftabel ; maka persamaan linier b. Jika Fhitung < Ftabel ; maka persamaan tidak linier commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Keputusan: Pada tabel menunjukan nilai Fhitung sebesar 3,999 dan Ftabel 4,67 dengan a = 5% df1 1 dan df2 13.dengan demikian dapat dilihat Fhitung < Ftabel maka persamaan tidak linier. b. Keberartian Regresi Berat Jenis Beton Pengambilan keputusan: a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka arah regresi tidak berarti b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka arah regresi berarti Keputusan : Pada tabel menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,067 > 0,05, maka
Berat jenis
dapat disimpulkan arah regresi tidak berarti.
0%
0,1%
0,2%
0,3%
Variasi potongan botol plastik
commit to user
0,5%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
3. Analisis Regresi Kuat Tarik Beton Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:kuattarik Model Summary Equation
R Square
F
df1
Parameter Estimates
df2
Sig.
Constant
b1
Linear
0,906 124,645
1
13
0,000
1,763
0,081
Quadratic
0,957 132,329
2
12
0,000
1,877
-0,016
The independent variable is variasipotonganbotol.
a. Uji linieritas nilai kuat tarik Pengambilan keputusan: a. Jika Fhitung > Ftabel ; maka persamaan linier b. Jika Fhitung < Ftabel ; maka persamaan tidak linier Keputusan: Pada tabel menunjukan nilai Fhitung sebesar 124,645 dan Ftabel 4,67 dengan a = 5% df1 1 dan df2 13, dengan demikian dapat dilihat Fhitung > Ftabel maka persamaan linier.
b. Keberartian Regresi Kuat Tarik Beton Pengambilan keputusan: a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka arah regresi tidak berarti b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka arah regresi berarti Keputusan : Pada tabel Anova menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan arah regresi berarti.
commit to user
b2 0,016
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai Kuat Tarik
104
0,1%
0%
0,2%
0,3%
0,5%
Variasi potongan botol plastik
Mencari Maksimum Y
= a + bx = 1,763 + 0,81x = 2,17 MPa
Jadi nilai maksimum terdapat pada variasi 0,5% dengan nilai 2,17 MPa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
LAMPIRAN V Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
161
199
216
225
230
234
237
239
241
242
243
244
245
245
246
2
18.51
19.00
19.16
19.25
19.30
19.33
19.35
19.37
19.38
19.40
19.40
19.41
19.42
19.42
19.43
3
10.13
9.55
9.28
9.12
9.01
8.94
8.89
8.85
8.81
8.79
8.76
8.74
8.73
8.71
8.70
4
7.71
6.94
6.59
6.39
6.26
6.16
6.09
6.04
6.00
5.96
5.94
5.91
5.89
5.87
5.86
5
6.61
5.79
5.41
5.19
5.05
4.95
4.88
4.82
4.77
4.74
4.70
4.68
4.66
4.64
4.62
6
5.99
5.14
4.76
4.53
4.39
4.28
4.21
4.15
4.10
4.06
4.03
4.00
3.98
3.96
3.94
7
5.59
4.74
4.35
4.12
3.97
3.87
3.79
3.73
3.68
3.64
3.60
3.57
3.55
3.53
3.51
8
5.32
4.46
4.07
3.84
3.69
3.58
3.50
3.44
3.39
3.35
3.31
3.28
3.26
3.24
3.22
9
5.12
4.26
3.86
3.63
3.48
3.37
3.29
3.23
3.18
3.14
3.10
3.07
3.05
3.03
3.01
10
4.96
4.10
3.71
3.48
3.33
3.22
3.14
3.07
3.02
2.98
2.94
2.91
2.89
2.86
2.85
11
4.84
3.98
3.59
3.36
3.20
3.09
3.01
2.95
2.90
2.85
2.82
2.79
2.76
2.74
2.72
12
4.75
3.89
3.49
3.26
3.11
3.00
2.91
2.85
2.80
2.75
2.72
2.69
2.66
2.64
2.62
13
4.67
3.81
3.41
3.18
3.03
2.92
2.83
2.77
2.71
2.67
2.63
2.60
2.58
2.55
2.53
14
4.60
3.74
3.34
3.11
2.96
2.85
2.76
2.70
2.65
2.60
2.57
2.53
2.51
2.48
2.46
15
4.54
3.68
3.29
3.06
2.90
2.79
2.71
2.64
2.59
2.54
2.51
2.48
2.45
2.42
2.40
16
4.49
3.63
3.24
3.01
2.85
2.74
2.66
2.59
2.54
2.49
2.46
2.42
2.40
2.37
2.35
17
4.45
3.59
3.20
2.96
2.81
2.70
2.61
2.55
2.49
2.45
2.41
2.38
2.35
2.33
2.31
18
4.41
3.55
3.16
2.93
2.77
2.66
2.58
2.51
2.46
2.41
2.37
2.34
2.31
2.29
2.27
19
4.38
3.52
3.13
2.90
2.74
2.63
2.54
2.48
2.42
2.38
2.34
2.31
2.28
2.26
2.23
20
4.35
3.49
3.10
2.87
2.71
2.60
2.51
2.45
2.39
2.35
2.31
2.28
2.25
2.22
2.20
21
4.32
3.47
3.07
2.84
2.68
2.57
2.49
2.42
2.37
2.32
2.28
2.25
2.22
2.20
2.18
22
4.30
3.44
3.05
2.82
2.66
2.55
2.46
2.40
2.34
2.30
2.26
2.23
2.20
2.17
2.15
23
4.28
3.42
3.03
2.80
2.64
2.53
2.44
2.37
2.32
2.27
2.24
2.20
2.18
2.15
2.13
24
4.26
3.40
3.01
2.78
2.62
2.51
2.42
2.36
2.30
2.25
2.22
2.18
2.15
2.13
2.11
25
4.24
3.39
2.99
2.76
2.60
2.49
2.40
2.34
2.28
2.24
2.20
2.16
2.14
2.11
2.09
26
4.23
3.37
2.98
2.74
2.59
2.47
2.39
2.32
2.27
2.22
2.18
2.15
2.12
2.09
2.07
27
4.21
3.35
2.96
2.73
2.57
2.46
2.37
2.31
2.25
2.20
2.17
2.13
2.10
2.08
2.06
28
4.20
3.34
2.95
2.71
2.56
2.45
2.36
2.29
2.24
2.19
2.15
2.12
2.09
2.06
2.04
29
4.18
3.33
2.93
2.70
2.55
2.43
2.35
2.28
2.22
2.18
2.14
2.10
2.08
2.05
2.03
30
4.17
3.32
2.92
2.69
2.53
2.42
2.33
2.27
2.21
2.16
2.13
2.09
2.06
2.04
2.01
31
4.16
3.30
2.91
2.68
2.52
2.41
2.32
2.25
2.20
2.15
2.11
2.08
2.05
2.03
2.00
32
4.15
3.29
2.90
2.67
2.51
2.40
2.31
2.24
2.19
2.14
2.10
2.07
2.04
2.01
1.99
33
4.14
3.28
2.89
2.66
2.50
2.39
2.30
2.23
2.18
2.13
2.09
2.06
2.03
2.00
1.98
34
4.13
3.28
2.88
2.65
2.49
2.38
2.29
2.23
2.17
2.12
2.08
2.05
2.02
1.99
1.97
35
4.12
3.27
2.87
2.64
2.49
2.37
2.29
2.22
2.16
2.11
2.07
2.04
2.01
1.99
1.96
36
4.11
3.26
2.87
2.63
2.48
2.36
2.28
2.21
2.15
2.11
2.07
2.03
2.00
1.98
1.95
37
4.11
3.25
2.86
2.63
2.47
2.36
2.27
2.20
2.14
2.10
2.06
2.02
2.00
1.97
1.95
38
4.10
3.24
2.85
2.62
2.46
2.35
2.26
2.19
2.14
2.09
2.05
2.02
1.99
1.96
1.94
39
4.09
3.24
2.85
2.61
2.46
2.34
2.26
2.19
2.13
2.08
2.04
2.01
1.98
1.95
1.93
40
4.08
3.23
2.84
2.61
2.45
2.34
2.25
2.18
2.12
2.08
2.04
2.00
1.97
1.95
1.92
41
4.08
3.23
2.83
2.60
2.44
2.33
2.24
2.17
2.12
2.07
2.03
2.00
1.97
1.94
1.92
42
4.07
3.22
2.83
2.59
2.44
2.32
2.24
2.17
2.11
2.06
2.03
1.99
1.96
1.94
1.91
43
4.07
3.21
2.82
2.59
2.43
2.32
2.23
2.16
2.11
2.06
2.02
1.99
1.96
1.93
1.91
44
4.06
3.21
2.82
2.58
2.43
2.31
2.23
2.16
2.10
2.05
2.01
1.98
1.95
1.92
1.90
45
4.06
3.20
2.81
2.58
2.42
2.10
2.05
2.01
1.97
1.94
1.92
1.89
commit to user 2.31
2.22
2.15
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
46
4.05
3.20
2.81
2.57
2.42
2.30
2.22
2.15
2.09
2.04
2.00
1.97
1.94
1.91
1.89
47
4.05
3.20
2.80
2.57
2.41
2.30
2.21
2.14
2.09
2.04
2.00
1.96
1.93
1.91
1.88
48
4.04
3.19
2.80
2.57
2.41
2.29
2.21
2.14
2.08
2.03
1.99
1.96
1.93
1.90
1.88
49
4.04
3.19
2.79
2.56
2.40
2.29
2.20
2.13
2.08
2.03
1.99
1.96
1.93
1.90
1.88
50
4.03
3.18
2.79
2.56
2.40
2.29
2.20
2.13
2.07
2.03
1.99
1.95
1.92
1.89
1.87
51
4.03
3.18
2.79
2.55
2.40
2.28
2.20
2.13
2.07
2.02
1.98
1.95
1.92
1.89
1.87
52
4.03
3.18
2.78
2.55
2.39
2.28
2.19
2.12
2.07
2.02
1.98
1.94
1.91
1.89
1.86
53
4.02
3.17
2.78
2.55
2.39
2.28
2.19
2.12
2.06
2.01
1.97
1.94
1.91
1.88
1.86
54
4.02
3.17
2.78
2.54
2.39
2.27
2.18
2.12
2.06
2.01
1.97
1.94
1.91
1.88
1.86
55
4.02
3.16
2.77
2.54
2.38
2.27
2.18
2.11
2.06
2.01
1.97
1.93
1.90
1.88
1.85
56
4.01
3.16
2.77
2.54
2.38
2.27
2.18
2.11
2.05
2.00
1.96
1.93
1.90
1.87
1.85
57
4.01
3.16
2.77
2.53
2.38
2.26
2.18
2.11
2.05
2.00
1.96
1.93
1.90
1.87
1.85
58
4.01
3.16
2.76
2.53
2.37
2.26
2.17
2.10
2.05
2.00
1.96
1.92
1.89
1.87
1.84
59
4.00
3.15
2.76
2.53
2.37
2.26
2.17
2.10
2.04
2.00
1.96
1.92
1.89
1.86
1.84
60
4.00
3.15
2.76
2.53
2.37
2.25
2.17
2.10
2.04
1.99
1.95
1.92
1.89
1.86
1.84
61
4.00
3.15
2.76
2.52
2.37
2.25
2.16
2.09
2.04
1.99
1.95
1.91
1.88
1.86
1.83
62
4.00
3.15
2.75
2.52
2.36
2.25
2.16
2.09
2.03
1.99
1.95
1.91
1.88
1.85
1.83
63
3.99
3.14
2.75
2.52
2.36
2.25
2.16
2.09
2.03
1.98
1.94
1.91
1.88
1.85
1.83
64
3.99
3.14
2.75
2.52
2.36
2.24
2.16
2.09
2.03
1.98
1.94
1.91
1.88
1.85
1.83
65
3.99
3.14
2.75
2.51
2.36
2.24
2.15
2.08
2.03
1.98
1.94
1.90
1.87
1.85
1.82
66
3.99
3.14
2.74
2.51
2.35
2.24
2.15
2.08
2.03
1.98
1.94
1.90
1.87
1.84
1.82
67
3.98
3.13
2.74
2.51
2.35
2.24
2.15
2.08
2.02
1.98
1.93
1.90
1.87
1.84
1.82
68
3.98
3.13
2.74
2.51
2.35
2.24
2.15
2.08
2.02
1.97
1.93
1.90
1.87
1.84
1.82
69
3.98
3.13
2.74
2.50
2.35
2.23
2.15
2.08
2.02
1.97
1.93
1.90
1.86
1.84
1.81
70
3.98
3.13
2.74
2.50
2.35
2.23
2.14
2.07
2.02
1.97
1.93
1.89
1.86
1.84
1.81
71
3.98
3.13
2.73
2.50
2.34
2.23
2.14
2.07
2.01
1.97
1.93
1.89
1.86
1.83
1.81
72
3.97
3.12
2.73
2.50
2.34
2.23
2.14
2.07
2.01
1.96
1.92
1.89
1.86
1.83
1.81
73
3.97
3.12
2.73
2.50
2.34
2.23
2.14
2.07
2.01
1.96
1.92
1.89
1.86
1.83
1.81
74
3.97
3.12
2.73
2.50
2.34
2.22
2.14
2.07
2.01
1.96
1.92
1.89
1.85
1.83
1.80
75
3.97
3.12
2.73
2.49
2.34
2.22
2.13
2.06
2.01
1.96
1.92
1.88
1.85
1.83
1.80
76
3.97
3.12
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.01
1.96
1.92
1.88
1.85
1.82
1.80
77
3.97
3.12
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.00
1.96
1.92
1.88
1.85
1.82
1.80
78
3.96
3.11
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.00
1.95
1.91
1.88
1.85
1.82
1.80
79
3.96
3.11
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.00
1.95
1.91
1.88
1.85
1.82
1.79
80
3.96
3.11
2.72
2.49
2.33
2.21
2.13
2.06
2.00
1.95
1.91
1.88
1.84
1.82
1.79
81
3.96
3.11
2.72
2.48
2.33
2.21
2.12
2.05
2.00
1.95
1.91
1.87
1.84
1.82
1.79
82
3.96
3.11
2.72
2.48
2.33
2.21
2.12
2.05
2.00
1.95
1.91
1.87
1.84
1.81
1.79
83
3.96
3.11
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.95
1.91
1.87
1.84
1.81
1.79
84
3.95
3.11
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.95
1.90
1.87
1.84
1.81
1.79
85
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.87
1.84
1.81
1.79
86
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.87
1.84
1.81
1.78
87
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.20
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.87
1.83
1.81
1.78
88
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.20
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83
1.81
1.78
89
3.95
3.10
2.71
2.47
2.32
2.20
2.11
2.04
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83
1.80
1.78
90
3.95
3.10
2.71
2.47
2.32
2.20
2.11
2.04
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83
1.80
1.78
commit to user
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
91
3.95
3.10
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.94
1.90
1.86
1.83
1.80
1.78
92
3.94
3.10
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.94
1.89
1.86
1.83
1.80
1.78
93
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.86
1.83
1.80
1.78
94
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.86
1.83
1.80
1.77
95
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.86
1.82
1.80
1.77
96
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.19
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.80
1.77
97
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.19
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.80
1.77
98
3.94
3.09
2.70
2.46
2.31
2.19
2.10
2.03
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.77
99
3.94
3.09
2.70
2.46
2.31
2.19
2.10
2.03
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.77
100
3.94
3.09
2.70
2.46
2.31
2.19
2.10
2.03
1.97
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.77
101
3.94
3.09
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.93
1.88
1.85
1.82
1.79
1.77
102
3.93
3.09
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.82
1.79
1.77
103
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.82
1.79
1.76
104
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.82
1.79
1.76
105
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.81
1.79
1.76
106
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.79
1.76
107
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.18
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.79
1.76
108
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.18
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
109
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
110
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
111
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
112
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.96
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
113
3.93
3.08
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.92
1.87
1.84
1.81
1.78
1.76
114
3.92
3.08
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.81
1.78
1.75
115
3.92
3.08
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.81
1.78
1.75
116
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.81
1.78
1.75
117
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.80
1.78
1.75
118
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.80
1.78
1.75
119
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.78
1.75
120
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.78
1.75
121
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.17
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
122
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.17
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
123
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.17
2.08
2.01
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
124
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
125
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
126
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.95
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
127
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.95
1.91
1.86
1.83
1.80
1.77
1.75
128
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.95
1.91
1.86
1.83
1.80
1.77
1.75
129
3.91
3.07
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.80
1.77
1.74
130
3.91
3.07
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.80
1.77
1.74
131
3.91
3.07
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.80
1.77
1.74
132
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.79
1.77
1.74
133
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.79
1.77
1.74
134
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.79
1.77
1.74
135
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.77
1.74
commit to user Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
136
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.77
1.74
137
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
138
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
139
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
140
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
141
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
142
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.07
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
143
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
144
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
145
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
146
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.85
1.82
1.79
1.76
1.74
147
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
148
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
149
3.90
3.06
2.67
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
150
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
151
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
152
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
153
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.78
1.76
1.73
154
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.78
1.76
1.73
155
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.78
1.76
1.73
156
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.76
1.73
157
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.76
1.73
158
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
159
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
160
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
161
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
162
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
163
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
164
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
165
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
166
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
167
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
168
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
169
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
170
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
171
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
172
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
173
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
174
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
175
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
176
3.89
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
177
3.89
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
178
3.89
3.05
2.66
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
179
3.89
3.05
2.66
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
180
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
commit to user Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
181
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
182
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
183
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
184
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
185
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.75
1.72
186
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.75
1.72
187
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
188
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
189
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
190
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
191
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
192
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
193
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
194
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
195
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
196
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
197
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
198
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
199
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
200
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
201
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
202
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
203
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
204
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
205
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
206
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
207
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.71
208
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
209
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
210
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
211
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
212
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
213
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
214
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
215
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
216
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
217
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
218
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
219
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
220
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
221
3.88
3.04
2.65
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
222
3.88
3.04
2.65
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
223
3.88
3.04
2.65
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
224
3.88
3.04
2.64
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
225
3.88
3.04
2.64
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
commit to user Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
LAMPIRAN VI
Gambar.1 Pengujian Beton
Gambar.3 Timbangan
Gambar.2 Alat Uji Tarik
Gambar.4 Mesin Pengaduk (Molen) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
Gambar. 5 Volumetric Flash 500 CC
Gambar.7 Ayakan Agregat
Gambar. 6 Gelas Ukur 250 CC
commit to user Gambar.8 Mesin Vibrator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Gambar.9 Oven
Gambar.11 Semen Tipe I
Gambar.10 Potongan Kuat Tarik Beton
commit to Gambar.12 user Molen dan Alat Uji Slump
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Gambar.13 Silinder Beton (21 Silinder)
Gambar.15 Proses Pemadatan Beton
commit to user
Gambar.14 Potongan Botol Plastik
Gambar.16 Persiapan Bahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
Gambar.17 Agregat Halus (Pasir Muntilan)
Gambar.18 Agregat Kasar (Krikil Woro)
Gambar.19 Bola- Bola Baja
Gambar.20 Timbangan Uji Abrasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
Gambar.21 Los Angelos (Uji Abrasi)
Gambar. 22 Hasil pengujian zat organik
commit to user