PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamommun burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum
BOBBY ADI CAHANDRA G2A007048
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIKA MUDA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA
Disusun oleh
BOBBY ADI CAHANDRA G2A007048
Telah disetujui
Semarang, 3 September 2014
Pembimbing
Drs. Gunardi Ms.Apt NIP. 195404131983031002
Ketua Penguji
Penguji
dr. Hardian
dr. RB. Bambang Witjahjo, M.Kes
NIP. 1963041419900110
NIP. 195404131983031002
ii
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA Bobby Adi Chandra*, Gunardi** ABSTRAK Latar BelakangSediaan ekstrak kayu manis mengandung zat kimia seperti saponin, sinamaldehid, polifenol dan flavonoid yang memiliki efek menurunkan kadar gula dalam darah. TujuanMengetahui pengaruh pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomun burmannii) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa. MetodePenelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Randomized Post Test Control Group Design. Bahan yang digunakan adalah ekstrak kayu manis dengan glibenklamid sebagai obat standrat. Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan galur wistar. Ekstrak kayu manis diberikan dalam dosis tunggal per oral. Penentuan kadar glukosa darah dilakukan tiap 30 menit selama 120 menit menggunakan glukometer One Touch ® Ultra™. Uji statistik menggunakan uji one-way anova dan uji Post Hoc (Tukey). HasilEkstrak kayu manis dengan dosis 3,78 gr/200grBB 7,56grBB, 15,12gr/200grBB mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa sesuai dengan kenaikan dosis ekstrak kayu manis. Penurunan paling signifikan terjadi di menit 90 dan 120 dengan dosis 15,12 gr/grBB. KesimpulanPemberian ekstrak kayu manis dapat menurunkan glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa.Ekstrak kayu manis (Cinnamomun burmannii) kurang kuat bila dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah obat standar glibenklamid 0,09 gr/200grBB. Kata Kunci :Ekstrak kayu manis, Cinnamomun burmanii, kadar glukosa darah
*
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
**
Staf Pengajar Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
iii
EFFECT OF CINNAMON EXTRACT (Cinnamomun burmannii) BLOOD GLUCOSE LEVELS WISTAR RATS GIVEN THE GLUCOSE LOAD Bobby Adi Chandra*, Gunardi** ABSTRACT Background Cinnamon extract preparations contains saponin, sinamaldehid, polifenol and flavonoid which have the effect levels to help lower blood glucose levels. Aimt The objective effect of cinnamon extract to decrease blood glucose levels male wistar rats were given a glucose load. Methods The study was conducted by employing a complete Randomized Post Test Control Group Design. Cinnamin extract preparations with glibenclamide as a comparator drug. Experimental animals used were Wistar rat strain. Cinnamon preparations are given three different doses per oral. Determination of blood glucose levels is done every 30 minutes for 120 minutes using glocometer One Touch® Ultra™. Statistical test used one-way ANOVA and post hoc test (Tukey). Results Cinnamon extract at a dose of 3,78 gr/200grBB, 7,56 gr/200grBB, 15,12 gr/200grBB able to lower blood glucose levels Wistar rats were given a glucose load in accordance with the increase in dose of Cinnamon extract. The most significant decrease occurred at minute 90 and 120 at dose 15,12 gr/200grBB cinnamon extract. Conclusion Giving ci9nnamon extract can lower blood glucose levels Wistar rats were given a glucose load. Hypoglicaemic effect of cinnamon extract less powerful when compared gr/200grBB hypoglicaemic effect of glibenclamide 0,09. Keywords: Cinnamon extract, Cinnamomun burmanii, blood glucose levels
*Undergraduate student of Faculty of Medicine Diponegoro University **Department of Chemistry Faculty of Medicine Diponegoro University
iv
v
PENDAHULUAN Diabetes militus juga dikenal sebagai penyakit gula. Penyakit ini terjadi dikarenakan adanya kenaikan kadar gula dalam darah. Kenaikan itu disebabkan oleh gangguan metabolisme insulin secara kronis dalam pankreas. Insulin tersebut berguna untuk memasukan kadar gula kedalam sel tubuh. Diabetes militus sendiri diartiakan pula sebagai penyakit metabolisme yang termasuk kelompok gula darah yang melebihi batas normal atau hiperglikemia (lebih dari 120mg/dl atau 120 mg%).10 Penyakit ini bersifat kronis (menahun), yang diserrtai berbagai kelainan metabolis akibat gangguan hormonal.penyakit tersebut berhubungan dengan metabolisme karbohidrat yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi gula darah.6 Kadar gula darah yang normal berkisar 70-150 mg/dl. Meskipun demikian kadar gula darah tentu saja mengalami peningkatan setelah makan dan penurunan sewaktu pagi hari (setelah bangun tidur). Seorang dikatakan mengalami hiperglikemia apabila kadar gula darahnya jauh diatas nilai normal, sedangkan hipoglikemia adalah suatu kondisi saat seseorang mengalami penurunan kadar gula darah di bawah normal.1 Masyarakat sekarang sudah mengetahui fitoterapi sebagai alternatif pengobatan DM, karena diangggap fitoterapi relatif aman dan tanpa efek samping yang berarti. Secara umum pilihan obat fitoterapi sebagai alternatif didasarkan pada beberapa alasan : (1) lebih aman (toksisitas dan efek samping lebih kecil), (2) lebih tinggi efikasinya, (3) lebih baik keberhasilan terapi karena tidak hanya meliputi terapi kausal, tetapi juga terapi komplikasi, simptomatik dan rehabilitasi, (4) lebih terjangkau biayanya(farmako ekonomi), (5) lebih bernilai ekonomi jika ditinjau dari pemanfaatan dan pengembangan sumber daya nasional tanaman obat asli Indonesia.2 Pengobatan diabetes dapat menggunakan kayu manis atau dalam bahasa latin Cinnamomun burmanii. Kayu manis adalah jenis rempah-rempah utama
1
yang banyak digunakan sebagi bahan pemberi aroma dan citarasa dalam makanan dan minuman, bahan aditif pada pembuatan parfum, serta dapat diolah menjadi anti mikroba. Menurut penelitian beberapa ahli, kayu manis tersebut memiliki senyawa yang disebut saponin, dalam kayu manis yang bertindak sinergis dengan insulin dan membantu dalam pemanfaatan yang lebih baik dengan insulin.3 Kayu manis juga memiliki kandungan simaldehid. Didunia kedokteran, sinamaldehid diketahui memiliki sifat anti-agregasi platelet dan sebagai vasodilasator secara in vitro. Platelet adalah kolsterol yang menempel pada pembuluh darah. Agregasi (pengumpulan) platelet menyebabkan terjadi ateroslerosis atau lemak mengeras di pembuluh arteri. Karena kandungan tersebut, banyak manfaat dari menkonsumsi kayu manis.1,7 METODE Penelitian ini merupakan penelitian randomized pre-test and post-test control group designdengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus wistar jantan berumur 3-4 bulan dengan berat 200-250 gram sebanyak 25 ekor. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Bologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang pada bulan April 2013. Pada periode penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi penelitian ini meliputi tikus bergerak aktif dan secara makroskopis tidak ada kelainan morfologi, sedangkan kriteria eksklusinya adalah tikus mati saat penelitian. Sampel diambil dengan metode simple random sampling. Hewan dibagi dalam 5 kelompok, yang meliputi kelompok kontrol negatif, 3 kelompok perlakuan dengan dosis yang berbeda-beda yaitu 3,78 gr/200grBB, 7,56 gr/200grBB, 15,12 gr/200grBB, dan kelompok kontrol positif yang diberi obat standart hiperglikemi glibenklamid. Kelompok
I:
Diberi
minum
2ml
larutan
yang
mengandung
1,35
gr/200grBBglukosa ditambah dengan vehiculum; Kelompok II: Diberi minum 2ml larutan yang mengandung 1,35 gr/200grBB glukosa ditambah dengan ekstrak kayu manis 3,78gr/200grBB; Kelompok III : Diberi minum 2ml larutan yang mengandung 1,35 gr/200grBB glukosa ditambah dengan ekstrak kayu manis 7,56
2
gr/200grBB; Kelompok IV: Diberi minum 2ml larutan yang mengandung 1,35 gr/200grBB glukosa ditambah dengan ekstrak kayu manis 15,12gr/200grBB; Kelompok V: Diberi minum 2ml larutan yang mengandung 1,35 gr/200grBB glukosa kemudian diberi obat standart glibenklamid 0,09gr/200grBB. Hewan coba setelah diukur setiap 30 menit selama 120 menit. Cara memberikan perlakuan adalah dengan sonde lambung. Dan cara pengambilan sampel adalah dengan cara memotong ujung ekor tikus wistar jantan, darah yang keluar langsung diletakkan di alat pengukur glukosa yaitu glukometer One Touch® UltraTM. Data-data ini diuji menggunakan uji hipotesisone-way Anova untuk melihat secara umum beda rerata kadar glukosa darah tikus semua kelompok yang akan dilanjutkan dengan Uji Post Hoc (Tukey) untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda bila terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p < 0,05 pada Uji one-way Anova. HASIL Telah dilakukan penelitian dengan pemberian ekstrak kayu manis terhadap hewan coba yang telah diberi beban glukosa dengan tiga macam dosis perlakuan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penempatan kadar glukosa darah telah dilakukan setiap 30 menit selama 120 menit. Hasil penelitian dapat disajikan dalam tabel 1 dan gambar 4 sebagai berikut. TABEL . Pengaruh ekstrak kayu manis terhadap kadar glukosa darah Kelompok
Kadar glukosa darah mg/dl post treat 30 menit keNormal
Pre
1
2
3
4
K-
83
168,4
167,4
159,4
151,6
141,2
K1
89,4
164,6
159,6
149,8
139,8
129
K2
83,8
167,2
154,2
136,4
129,2
117,2
K3
94,8
162,8
147,6
119,2
113,6
90,6
163
131,6
107,2
101,2
82,2
Glibenklamid 79,4
3
PEMBAHASAN Kayu manis dikonsumsi secara luas sebagai bumbu masak, aroma, anti mikroba, obat tradisional dan lain-lain. Beberapa penelitian menyebutkan keberadaan senyawa flavonoid dari subkelas flavonol yang berpotensi sebagai agen hipoglikemik melalui mekanisme penghambatan terhadap enzim amilase yang berperan dalam pemecahan karbohidrat. Hal inilah yang menyebabkan flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah pada tikus percobaan. 24,25 Dalam penelitian ini, tikus percobaan diberikan larutan glukosa sebanyak 1,35 gr/200grBB. Dengan demikian, tikus yang diberi beban glukosa tersebut telah berada pada kondisi hiperglikemia (kadar glukosa darah ≥ 135 mg/dl). Hiperglikemia merupakan kondisi yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi makro dan mikrovaskuler yang mengakibatkan kerusakan organ tubuh.19,20 Resistensi insulin sebagai salah satu faktor yang mendasari terjadinya hiperglikemia kronis dipertimbangkan sebagai bagian dari risiko penyakit metabolik seperti obesitas, penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian fruktosa dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan diabetes melitus melalui mekanisme induksi resistensi insulin pada tikus percobaan. 21,22,23 Penelitian yang telah dilakukan oleh Nagwa M. Ammar dan Sahar Y. AIOkbi tentang perbandingan efek jenis flavonoid terhadap kadar glukosa darah tikus wistar yang diinduksi aloksan, menunjukkan hasil bahwa quercetin
4
memberikan efek hipoglikemik paling signifikan dibandingkan ketiga jenis flavonoid yang lain, yaitu morin, rutin dan quercetrin dengan kadar glukosa darah sebesar 0,534±0,077 mmol/L setelah diberikan quercetin sebesar 200 mg/kgBB melalui sonde dengan kadar glukosa darah sebelumnya adalah 3.839±0,376 mmol/L.26 SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Ekstrak kayu manis dengan dosis 3,78 gr/200grBB, 7,56 gr/200grBB, 15,12gr/200grBB, mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus wistar yang diberi beban glukosa darah. Kenaikan dosis kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah. Pengaruh ekstrak kayu manis terhadap penurunan kadar glukosa darah masih lebih rendah apabila dibandingkan dengen obat standart glibenklamid. Saran Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian tentang senyawa aktif dalam ekstrak kayu manis yang berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah, dengan waktu pengukuran kadar glukosa diperpanjang agar lebih representatif, serta ekstrak kayu manis diperbaiki agar efek ekstrak kayu manis pada tikus wistar lebih baik. Peneliti juga menyarankan kadar interval dosis diperlebar sehingga bisa jelas terlihat efek dari ektrak kayu manisterhadap penurunan kadar glukosa darah.
UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Drs. Gunardi Ms.Apt yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr. RB.Bambang Witjahjo, M.Kes selaku penguji dan dr. Hardian selaku ketua penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 5
DAFTAR PUSTAKA 1.
Suyono S. Patofisiologi Diabetes Melitus, dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Surakarta; 1999
2.
Galicia E.H., Contreras A.A., Santamaria L.A., Miranda A.A.C., Vega L.M.G., Saenz J.L.F, et al. studies on Hypoglycemic Activity of Mexican Medical Plants. In: Proc. West. Pharmacol. Soc 45, 2002; p. 118-24
3.
Kurniati S. Pemikiran praktis pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 dalam praktek sehari-hari. Majalah kedokteran Atmajaya. Edisi 3, 2004; p. 29-35
4.
Slamet Suyono. Diabetes Mellitus di Indonesia. In: Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006; p.1852-53
5.
Tjokorda Gede Dalem Pemayun. Kontroversi dalam Penanganan Diabetes Melitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam. Semarang: Badan Penerbit UNDIP (PERKENI) : 2007; p. 37 – 49
6