e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
PENGARUH PEMBELAJARAN EDUTAINMENT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK TK KELOMPOK B GUGUS VIII KECAMATAN BULELENG Luh Winda Krisdayani1, Putu Aditya Antara2, Luh Ayu Tirtayani3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca awal anak yang mendapatkan perlakuan pembelajaran edutainment dengan anak yang tidak mendapatkan perlakuan pada anak TK Kelompok B Gugus VIII Kecamatan Buleleng.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan sampel ditentukan melalui teknik random sampling.Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi.Populasi berjumlah 311 orang.TK Dharma Kumara sebagai kelompok Eksperimen, TK Wisata Kumara sebagai kelompok Kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor hasil setelah diberikan perlakuan didapatkan post-tes kelompok eksperimen adalah 18,10 dan kelompok kontrol adalah 16,97, data dianalisis menggunakan uji-t, maka diperoleh hasil thitung yaitu (2,276) dengan taraf signifikansi a=5% diperoleh ttabel yaitu (2,00). Karena thitung>ttabel berarti H0 ditolak dan H1diterima.Sehingga dinyatakan bahwa anak yang mendapatkan perlakuan pembelajaran edutainment ada perbedaan signifikan dengan anak yang tidak mendapatkan perlakuan terhadap kemampaun membaca awal anak.Disarankan bahwa pembelajaran edutainment dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pembelajara edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B. Kata-kata kunci: pembelajaran edutainment, kemampuan membaca awal, pembelajaran aktif.
Abstract The research objective was to determine differences in reading ability of children who receive treatment early learning edutainment children who do not get treatment in early childhood education programs Group B Cluster VIII District of Buleleng. This research is experimental samples was determined through random sampling techniques. The methods used in data collection are observation sheets. A population of 311 people. TK Dharma Kumara as a group experiment, Travel early childhood education programs Kumara as the control group. The results showed that the mean score obtained the results after the treatment was given post-test experimental group was 18.10 and the control group was 16.97, the data were analyzed using t-test, the obtained results are tcount (2,276) with a significance level a = 5% obtained ttable namely (2.00). Because thitung> ttabel mean H0 rejected and H1 accepted. So it is stated that children who receive treatment edutainment learning is no significant difference with children who do not get treatment kemampaun early childhood reading. It is suggested that learning edutainment can be used as an alternative in learning. It can be concluded that there edutainment pembelajara influence on the ability to read the beginning of children in group B. Keywords: learning edutainment , early reading ability, active lierning
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui pengajaran, atau latihan yang akan digunakan pada masa yang akan datang. Sesuai dengan undang-undang nomor 2 tahun 1989 pasal 4 (dalam Santoso, 2000) menyatakan bahwa,“pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Aturan pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini wajib bagi calon anak yang ingin masuk ke sekolah dasar.Kebijakan yang mengatur pendidikan secara umum, yang didalamnya terdapat PAUD, dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Undang-undang Sisdiknas (dalam Mulyasa, 2012) ditegaskan bahwa,“pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembngan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Pendidikan anak usia dini berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD seperti, TK, kelompok bermain (KB), dan tempat penitipan anak (TPA). Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat menentukan. Pada usia ini berbagai pertumbuhan dan perkembangan mulai dan sedang berlangsung, seperti perkembangan fisiologik, bahasa, motorik, kognitif. PAUD memegang peranan penting serta sebagai penentu bagi perkembangan anak selanjutnya, karena merupakan fondasi
bagi dasar keperibadian anak. Anak yang mendapatkan pendidikan tepat sesuai dengan umur sejak dini maka dapat meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan fisik, mental, yang akan berdampak terhadap peningkatan prestasi, etos kerja, dan produktifitas serta sosial dan ekonomi sehingga mampu mandiri (Mulyasa, 2014). Ada beberapa fenomena dari hasil observasi peneliti di Sekolah Taman Kanak-kanak gugus VIII yaitu guru sering judge (menghakimi) terhadap anak, yang akan memberikan dampak buruk, seperti: guru sering mengatakan bahwa anak itu nakal, anak bodoh, tidak mau berusaha dan pemalas, serta tidak mengetahui simbol-simbol huruf, tidak mengetahui bunyi huruf, tidak mau maju kedepan, karena metode pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik, Sehingga menyebabkan anak malas belajar, kurang cepat dalam menangkap pelajaran yang diberikan, rasa ingin tahu anak berkurang, serta keceriaan anak saat belajar tidak ada. Jika konsep pendidikan mengedepankan konsep kaku, menegangkan, tidak menyenangkan, bahkan disertai dengan otoriter dari pendidik kepada anak, sudah tidak efektif lagi. Sebab anak yang dididik dengan metode dan strategi yang demikian justru akan menjadikan generasi yang penuh ketegangan, mudah stress, dan siswa tidak mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Minarti (2012) menunjukkan bahwa “permainan terbukti dapat mengembangkan kecerdasan, meningkatkan konsentrasi dan membangkitkan minat belajar anak”, dan menurut hasil riset (dalam Gerson, 2008:40) menunjukkan bahwa “kegagalan membaca diusia dini berpengaruh negatif terhadap perkembangan kepercayaan diri dan motivasi anak untuk belajar dan berprestasi di sekolah”. Maura (dalam Jessica, 2014) memaparkan bahwa “pada umumnya anak akan mengenal huruf dan angka pada usia 2 sampai 3 tahun. Setelah itu, baru mulai bisa membedakan masingmasing huruf dan angka di usia 4 tahun”.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Keterampilan membaca sangat penting diketahui oleh anak sejak usia dini karena membaca memegang peranan penting dalam berkomunikasi sehari-hari. Membaca dapat digunakan dengan berbagai keperluan misalnya, untuk memperoleh informasi secara khusus, untuk kepentingan belajar, membacar Koran, majalah, dan sebagainya. Membaca awal yang akan dimaksud yaitu mengenal bunyi-bunyi huruf, ini ditujukan kepada anak usia 5-6 tahun yang benarbenar kurang atau tidak bisa. Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian ini dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan tersebut.Salah satunya dengan menerapkan Pembelajaran Edutainment sehingga anak lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan membaca awal pada anak.Pembelajaran edutainment ini merupakan pembelajaran yang dirancang untuk melakukan kegiatan belajar dengan hal yang menyenangkan.Jika anak belajar dalam keadaan hati yang senang, aman, dan nyaman maka materi pembelajaran akan cepat dipahami anak (Fadlillah, 2014).Menurut New World Encyclopedia (dalam Hamid, 2011: 18), “edutainment berasal dari kata atau education entertainment yang berarti suatu hiburan yang didesain untuk mendidik dan menghibur”.Pembelajaran berbasis edutainment lebih menekankan pada pembelajaran yang melibatkan peserta didik dan guru. Guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran berbasis edutainment serta peserta didik sangat berperan aktif dalam pembelajaran berbasis edutainment. Pembelajaran edutainment merupakan sebuah metode yang dapat digunakan guru untuk menyiasati siswa yang kurang aktif dalam belajar, sehingga mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan utama pendidikan. Pada intinya proses belajar mengajar harus mampu menciptakan interaksi yang baik antara guru dan anak didik. Dengan begitu anak akan merasa dihargai dan dilibatkan, sehingga timbul perasaan senang saat pelajaran berlangsung. Keberhasilan pembelajaran
sangat tergantung pada metode dan strategi yang akan diberikan kepada anak didik. Salah satu metode dan strategi yang bisa diberikan dengan mudah adalah dengan menggunakan pembelajaran edutainment. Jika metode pembelajaran edutainment dikaitkan dengan kemampuan membaca awal pada anak, maka akan sangat berpengaruh untuk cepat menangkap pembelajaran yang diberikan. Membaca menurut Montessori (dalam Diana 2012: 166) “usia yang paling ideal untuk mengajarkan membaca adalah pada usia 4,5, hingga 6 tahun, saat membaca akan terkait dengan panca indra dan anak harus belajar membedakan suara huruf yang berbedabeda”.Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti mengadakan suatu penelitian studi exsperimen dengan judul Pengaruh Pembelajaran Edutainment terhadap Kemampuan Membaca Awal Pada Taman Kanak-Kanak Kelompok B Di Gugus VIII Kecamatan Buleleng.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian true experimental (eksperimen sungguhan), karena dalam penelitian ini peneliti memilih subjek secara random, adanya kelompok pembanding terhadap kelompok yang diberi perlakuan.Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “Pre-test Post-test Control Group Design”. Dalam Pre-test Post-test Control Group Design terdapat kelompok pembanding yang tidak mendapatkan perlakuan. Penempatan individu dalam kelompok dan penentuan kelompok mana yang mendapat perlakuan dilakukan dengan random (R). Randomisasi ini sebagai kekuatan, karena kedua kelompok dapat dibuat setara (homogen). Adapun langkah-langkah dari prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.Tahap Awal Eksperimen: Penjajakan ke sekolah dan melakukan Observasi terhadap rancangan dan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sebelum perlakuan, Peneliti mengadakan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) wawancara atau diskusi yang intensif dengan guru wali kelas kelompok B semester genap tahun pelajaran 2015/2016 untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kemampuan siswa di kelas tersebut, Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan langsung kelas yang sudah ada sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel, Merancang RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan teknik pengambilan nilai untuk kelas sampel, Melakukan pengujian kesetaraan kemampuan terhadap sampel, untuk mengetahui apakah kedua sampel benarbenar setara, Melakukan uji coba instrumen terhadap sampel yang akan digunakan dalam penelitian, Revisi instrumen yang telah digunakan dengan melakukan revisi dan penyempurnaan instrumen yang telah dicobakan, kemudian dihasilkan instrumen yang tepat digunakan sebagai pembelajaran edutainment adapun Tahap Pelaksanaan Eksperimen yaitu Mengadakan tes awal (pre-test) pada kelompok sampel untuk mengetahui kemampuan membaca awal anak kelompok B, Memberikan perlakuan berupa pembelajaran berbasis edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B, dengan langkah-langkah sebagai berikut:Guru memperkenalkan alfabet kepada anak melalui bernyanyi alfabet sampai anak hafal dan memahaminya serta menulis huruf dengan bantuan garis putus-putus, Untuk meyakinkan bahwa anak-anak hafal dan paham dengan alfabet, guru melakukan permainan mencari 1 huruf perkelompok. Huruf-huruf tersebut akan desembunyikan sehingga dicari oleh anak, kemudian anak-anak akan menempelkan huruf tersebut di papan planel sesusai dengan pasangannya, Setelah di tempel, anak wajib menyebutkan huruf tersebut satu persatu serta menulisnya di kertas A4 yang disediakan oleh guru, Jika perkelompok anak sudah bisa, maka dilakukan dengan permainan idividu yang sama dengan permainan perkelompok,Dilanjutkann dengan pengenalan bunyi gabungan dari 2 huruf, kemudian melakukan permainan mencari 2 huruf dilakukan perkelompok dengan
langkah permainan yang sama seperti semula, setelah itu dilakukan secara individu untuk memastikan anak bisa mengetahui bunyi gabugan dari 2 huruf, Permainan ini terus dilakukan hingga mencapai kata, Mengadakan tes akhir (post-test) pada kelompok sampel untuk mengetahui kemampuan membaca awal anak setelah diberikan perlakuan, dengan cara melakukan evaluasi membaca kata sederhana dengan jumlah 3-5 huruf. Adapun Tahap Akhir Penelitian yaitu Menganalisis data hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan (masing-masing pertemuan 30 menit). Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan seluruh warga di TK Dharma Kumara Kalibukbuk. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Taman Kanak-Kanak Gugus VIII Kecamatan Buleleng, Pelaksanaan dengan rentang waktu semester II (genap) pada tahun pelajaran 2015/2016.Penentuan objek penelitian sangat penting untuk menghindari adanya penapsiran yang jamak terhadap permasalahan yang terungkap. Objek penelitian sering disebut dengan populasi. Menurut Sudjana (dalam Agung,2014:69) Populasi adalah ”totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari pada skarakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”. Menurut Agung (2014:69) “populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian”.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa taman kanak-kanak kelompok B di gugus VIII kecamatan buleleng pada tahun pelajaran 2015/2016. Gugus ini terdiri dari 7 sekolah, sehingga terdapat sembilan kelas dengan jumlah seluruh siswanya sebanyak 311 orang. Dari 7 sekolah tersebut akan diambil 2 sekolah, 1 sekolah sebagai kelompok eksperimen dan 1 sekolah sebagai kelompok kontrol. Menurut Agung (2014:69) sampel merupakan “Sebagian dari populasi yang diambil atau yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu”. Dalam pemilihan sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, digunakan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) teknik sampling. Menurut Agung (2014:69) menyatakan bahwa, “Teknik sampling adalah peneliti dapat memperoleh informasi yang mendalam, terperinci, dan efisien dari suatu objek penelitian yang dapat berupa kumpulan orang, binatang, tumbuhan, benda atau suatu kejadian serta satuan lainyang sangat besar jumlahnya dari hanya sebagian kecil contoh atau sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan teliti”. Tabel
1. Data Anggota Populasi Penelitian Kelompok B Taman Kanak-Kanak Gugus VIII Kecamatan Buleleng Nama TK Jenis Jumlah Kelamin siswa L P Dharna 14 16 30 Kumara Wisata 17 13 30 kumara Timur Triamerta 25 28 53 Kumara 28 33 61 Kerti Shinta 17 18 35 Kumara Kusuma 25 19 44 Dharma Dewi 31 27 58 Kumara Jumlah 311
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas. Kelas tersebut adalah kelas kelompok B dari masing-masing Sekolah Taman Kanak-kanak Gugus VIII Kecamatan Buleleng. Sampel penelitian yang dipilih adalah 2 kelas yang akan nantinya dijadikan kelas eksperiment yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran berbasis edutainment dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. Dua kelas yang diambil sebagai sampel . jika dilihat dari hasil raport semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016, dan diketahui hasil raport di indikator tahap membaca awal anak setara. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan sampel penelitian, sehingga dipilih 2 Sekolah
Taman Kanak-kanak yaitu sekolah TK Dharma Kumara dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelas eksperimen dan TK Wisata Kumara dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelompok kontrol. Variabel merupakan sebuah konsep (Agung,2014). Menurut Sumadi (dalam Agung, 2014:40) menyatakan bahwa variabel adalah “segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga dikatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti” Dalam penelitian ini melibatkan satu variabel bebas (independent variabel) dan satu variabel terikat (dependent variabel).Menurut agung (2014: 42), variabel bebas yaitu “satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung.Variabel terikat/ tergantung yaitu variabel yang keberadaanya atau munculnya bergantung pada variabel bebas”.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran edutainment. Variabel terikat/tergantung dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca awal. Data yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah data tentang hasil pemberian treatment pembelajaran berbasis edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B. Untuk mengumpulkan data tersebut, dalam penelitian ini menggunakan metode observasi.Menurut Martini (dalam Agung, 2014:94) observasi merupakan “Pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian”. Dalam penelitian ini data dikumpulkan memalui metode observasi pada setiap individu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Observasi. Menurut Yatim (dalam Zaenab, 2015:54) Pengamatan observasi adalah “teknik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian, baik dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung”. Observasi dilakukan terhadap kegiatan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) peneliti dan siswa dalam pembelajaran berbasis edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B. Setiap kegiatan yang diobservasikan dikategorikan ke dalam kualitas yang sesuai yaitu anak belum berkembang dengan dengan skor (1), anak mulai berkembang dengan skor (2), anak berkembang sesuai harapan dengan skor (3), dan anak berkembang sangat baik dengan skor (4). Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan membaca awal anak, pedoman observasi disusun untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.Kisi-kisi instrumen penelitian pembelajaran edutainment pada kemampuan membaca awal anak kelompok B adalah sebagai berikut. Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Membaca Awal. Dimensi
Indikator
Mengenal simbol
Mengenal simbol alfabet Dapat memasangk an huruf konsonan dan vokal serta mengetahui bunyinya
Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
Buti r 1,2, 3,
Tota l 3
4,5, 6
3
Instrumen membaca awal dibuat sendiri oleh peneliti. Untuk mengetahui tingkat validasi dan realibilitas alat ukur, dilakukan uji coba instrumen yang langsung dilaksanakan pada saat penelitian (uji coba terpakai). Selanjutnya, data yang diperoleh dipilih dan dipakai dalam analisis data yaitu lembar observasi yang terbukti valid dan reliabel, setelah dilaksanakan uji coba terpakai. Rumus korelasi yang digunakan untuk menguji validitas lembar observasi adalah dengan menggunakan rumus teknik product moment (Koyan, 2012: 35). Jika rxy> rtabel observasi dikatakan valid dan jika rxy< rtabel instrument dikatakan tidak valid. Berdasarkan perhitunngan mendapatkan
hasil untuk instrumen pertama adalah rxy = 3,72, r tabel dengan jumlan n=30 (3,61), maka dapat dikatakan bahwa 3,72>3,61 sehingga intrumen pertama valid. Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditujukan oleh instrumen pengkuran. Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus Alfa Cronbach.Berdasarkan perhitungan didapatkan Nilai untuk r tabel dengan N (jumlah responden) 30 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Alpha > r tabel = 0,549 > 0,361 yang berarti item-item instrumen tersebut dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.Data yang dikumpulkan dalampenelitian ini adalah kemampuan membaca awal.Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial.Statistik inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel bagi populasi.Statistik inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis melalui uji-t yang diawali dengan analisis deskriptif, analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan, maka data yang diperoleh perlu diuji normalitas.Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas sebaran data untuk skor kemampuan membaca awal anak kelompok B digunakan analisis ChiKuadrat. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Kriteria pengujian, jika F( hitung ) ≥ Fα (n1 − 1, n2 −1) maka sampel tidak homogen dan jika sampel F(hitung ) < Fα (n1 −1, n2 −1) maka homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) ini menggunakan analisis uji-t,dengan membandingkan 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat yang datanya bersifat interval. HASIL DAN PEMBAHASAN Objek dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pembelajaran Edutainment Terhadap Kemampuan Membaca Awal (Studi Eksperimen Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Gugus VIII Kecamatan Buleleng). Penelitian ini mengangkat satu variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Variabel independent yaitu pembelajaran edutainment khususnya active learning yang akan dikenakan pada kelompok eksperimen serta kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Variabel terikatnya adalah kemampuan membaca awal anak pada kelompok B. variabel yang diteliti adalah pembelajaran edutainment (X), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan membaca awal anak kelompok B. Data dari hasil pengukuran kemampuan membaca awal terhadap 30 siswa kelompok eksperimen menunjukkan skor tertinggi adalah 23 dan skor terendah adalah 12. Menyajikan data menggunakan program SPSS tipe 16.0 pada kemampuan membaca awal anak kelompok eksperimen. Berdasarkan perhitungan untuk kelas eksperimen didapatkan M= 14,20. Me = 13,00, Mo = 12, Standar Deviasi (SD) untuk kelas eksperimen adalah 3.067. Berdasarkan kriteria tersebut dan sesuai dengan hasil analisis data bahwa nilai mean pada hasil sebelum dilakukan pembelajaran edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B adalah 14,20 oleh karena itu hasil sebelum dilakukan pembelajaran edutainment terletak pada kategori rendah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil nilai sebelum dilakukan pembelajaran edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B tergolong rendah. Data dari hasil pengukuran kemampuan membaca awal terhadap 30 siswa kelompok kontrol menunjukkan skor tertinggi adalah 23 dan
skor terendah adalah 12. Menyajikan data menggunakan program SPSS tipe 16.0 pada kemampuan membaca awal anak kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan untuk kelas kontrol didapatkan M= 14,20, Me = 13,00, Mo = 12, dan Standar Deviasi (SD) untuk kelas eksperimen adalah 3,478. Berdasarkan kriteria tersebut dan sesuai dengan hasil analisis data bahwa nilai mean pada hasil pre-test terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B adalah 14,20 oleh karena itu hasil saat melakukan observasi awal terletak pada kategori rendah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil nilai saat melakukan observasi awal terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B tergolong rendah. Data dari hasil pengukuran kemampuan membaca awal terhadap 30 siswa kelompok eksperimen menunjukkan skor tertinggi adalah 23 dan skor terendah adalah 12. Menyajikan data menggunakan program SPSS tipe 16.0 pada kemampuan membaca awal anak kelompok eksperimen. Berdasarkan perhitungan untuk kelas eksperimen didapatkan M= 18,30, Me = 19,00, Mo = 12, Standar Deviasi (SD) untuk kelas eksperimen adalah 3,780. Berdasarkan kriteria tersebut dan sesuai dengan hasil analisis data bahwa nilai mean pada hasil penelitian setelah dilakukan pembelajaran edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B adalah 18,30 oleh karena itu hasil post-test terletak pada kategori tinggi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil nilai post-test terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B tergolong tinggi. Data dari hasil pengukuran kemampuan membaca awal terhadap 30 siswa kelompok kontrol menunjukkan skor tertinggi adalah 23 dan skor terendah adalah 12. Menyajikan data menggunakan program SPSS tipe 16.0 pada kemampuan membaca awal anak kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan untuk kelas Kontrol didapatkan M= 16,97, Me = 17,50, Mo = 12. Standar Deviasi (SD) untuk kelas eksperimen adalah 3.429. Berdasarkan kriteria tersebut dan sesuai dengan hasil
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) analisis data bahwa nilai mean pada hasil penelitian post-test kemampuan membaca awal anak kelompok B adalah 16,97 oleh karena itu hasil post-test terletak pada kategori sedang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil nilai post-test terhadap kemampuan membaca awal anak kelompok B di kelompok kontrol tergolong sedang. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data itu berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data terhadap hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan rumus Chi-Square, karena data memiliki kelemahan yaitu data termasuk data tunggal, maka harus menggunakan metode Kolmogorv Smirnov. Signifikasi metode Kolmogorov Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan analisis yang dilakukan, di bawah dapat disajikan hasil uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov pada tabel 4.16. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Kelompo k data Kelompok Eksperime n Kelompok Kontrol
Nilai Maksimu m (A) 0,1964
Harg a Tabel 0,242
Stat us
0,1049
0,242
Nor mal
Nor mal
Tabel 3. Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Kelompok
Fhitung
Ftabel (5%)
Status
Post-tes Kelompok Eksperime n dan Kelompok Kontrol
1,215
1,88
Homoge n
Uji homogenitas varians dilakukan terhadap variasi pasangan antar kelompok. Rumus yang digunakan adalah uji-F, dengan kriteria data homogen jika Fhitung < Ftabel. Dari hasil uji asumsi statistik yaitu uji normalitas di peroleh bahwa data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, maka hipotsis diubah terlebih dahulu menjadi hipotesis nol (H0) pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan uji “t” dengan ketentuan hipotesis, terima H0 jika thitung < ttabel dan tolak H0 jika thitung>ttabel. Dari hasil uji “t”, diperoleh thitung sebesar 2,391. Untuk mengetahui signifikasinya maka perlu dibandingkan dengan db 58 dan taraf signifikasinya 5% di peroleh nilai ttabel 2,00, karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (2,391>2,00) maka H0 ditolak H1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan kemampuan membaca awal terhadap anak yang mendapatkan perlakuan pembelajaran edutainment dengan anak yang tidak mendapatkan perlakuan pada anak TK kelompok B di gugus VIII Kecamatan Buleleng. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak, dapat dilihat dari rata-rata nilai pada kedua kelompok. Rata-rata hasil kemampuan membaca awal anak kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol (18,30>16,97). Berdasarkan analisis data di atas diperoleh hasil kemampuan membaca awal anak TK Dharma Kumara sebagai Kelompok Eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan berada pada kategori rendah dengan perolehan skor mean 14,20, median 13,00, modus 12, serta standar deviasi 3,067. Hasil kemampuan membaca awal anak TK Wisata Kumara sebagai Kelompok Kontrol sebelum mendapatkan perlakuan berada pada kategori rendah dengan perolehan skor mean 14,20, median 13,00, modus 12, serta standar deviasi 3,478. Setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) edutainment terhadap kemampuan membaca awal anak TK Dharma Kumara sebagai Kelompok Eksperimen berada pada kategori tinggi, dengan perolehan skor mean 18,30, median 19,00, modus 12, serta standar deviasi 3,780. Anak yang berada pada kategori tinggi bisa ditingkatkan lagi pada kategori sangat tinggi. Kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi karena waktu penelitian masih kurang cukup untuk melakukan kegiatan permainan mencari huruf. Hasil kemampuan membaca awal anak TK Wisata Kumara Kelompok B Kecamatan Buleleng yang tidak mendapatkan perlakuan pembelajaran edutainment berada pada kategori rendah, dengan perolehan skor mean 16,97, median 17,50, modus 12, serta standar deviasi 3,429. Secara teknis pemberian perlakuan pada kelompok dilakukan selama 10 kali pertemuan, yaitu pada kelompok eksperimen dengan pembelajaran edutainment (active learning) dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Jenis pembelajaran edutainment yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu permaianan mencari kartu huruf yang melibatkan anak. Selama bermain mencari kartu huruf, adapun temuan-temuan yang diperoleh antara lain: Pada pertemuan pertama dan kedua anak masih kebingungan menghafal lagu alfabet. Pertemuan keempat sampai keenam anak mulai beradaptasi dengan permainan mencari kartu huruf dan mulai mampu mengenal huruf serta bunyinya, Pertemuan sembilan dan kesepuluh anak mulai kesulitan dalam merangkai kata, beberapa anak mampu merangkai kata namun masih dalam bimbingan guru, Hal ini sejalan dengan pendapat Fadlillah (2014: 2) menyatakan bahwa Teori belajar yang berbasis Edutainment yaitu merupakan “serangkaian teori yang mengungkapkan bagaimana melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik”. Pemebelajaran edutainment dalam penelitian ini merupakan pembelajaran yang dirancang oleh pendidik agar setiap kegiatan dapat menyenangkan hati
seluruh anak, dan melibatkan semua aspek perkembangan anak agar seimbang, jika anak belajar dengan hati yang riang maka kegiatan pembelajaran akan mudah diserap oleh anak. Pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan, terlihat kemampuan membaca awal anak dari pertemuan pertama sampai pertemuan kesepuluh, hanya beberapa anak yang mampu mengetahui huruf dan bunyinya serta menulis huruf. Anak yang mampu menyebutkan huruf dan bunyi serta menulis huruf, dianggap sudah siap untuk mulai masuk dalam kegiatan membaca awal. Peran guru selama kegiatan yaitu mengajak anak-anak belajar mengenal huruf alfabet di dalam kelas dengan tidak memberikan permaian. Kegiatan pembelajaran yang diberikan bersifat pasif. Berdasarkan aspek kemampuan membaca awal anak yang diukur dalam penelitian ini, yaitu anak dapat mengenal simbol huruf dan memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf. . Glen (dalam Susanto, 2011: 84) menjelaskan bahwa “mengajar membaca harus dimulai dengan mengeja, kemudian pengenalan huruf, setelah itu pengenalan suku kata, sehingga anak dikenalkan dengan kata dan akhirnya mengenal kalimat”. Tujuan membaca anak usia dini menurut Brewer (dalam Santoso, 2011) yaitu: membantu mengembangkan bahasa anak, memberikan pengetahuan kepada anak, membantu anak mengetahui pentingnya membaca. Hasil peningkatan kemampuan membaca awal anak pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran edutainment sebagai berikut. Pertama, pada aspek mengenal simbol alfabet yang meliputi indikator menghafal alfabet, menunjukkan simbol huruf vokal dan konsonan, meniru pola alfabet. Pada indikator menghafal lagu alfabet terlihat sebagian besar anak mampu untuk menghafal lagu alfabet dari a-z, namun pada pengucapan huruf : f, m, n, dan r masih ada beberapa anak yang sulit mengucapkannya sehingga masih memerlukan bimbingan dari guru. Pada indikator menunjukkan simbol huruf vokal
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) dan konsonan terlihat sebagian besar anak sudah mampu menunjukkan simbol huruf vokal a, i, u, e, dan o serta huruf konsonan b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z, namun pada penunjukan huruf m, n, q, u, v masih ada beberapa anak yang masih bingung dengan huruf tersebut, karena pengucapan m dan n hampir sama yang dapat membuat anak bingung, kemudian huruf “q” mempunyai kemiripan bentuk dengan hurf “p” yang dapat membingungkan anak, serta pada huruf u dan v susah dibedakan oleh anak. Pada indikator meniru pola alfabet sebagian besar anak sudah mampu meniru pola alfabet dengan cara menebalkan huruf, semua anak mampu melakukan kegiatan tersebut. Berbeda dengan kelompok eksperimen, aspek mengenal simbol alfabet pada kelompok kontrol dengan indikator menghafal lagu alfabet terlihat banyak anak yang masih dalam bimbingan guru, anak masih kesulitan dalam menghafal alfabet, pada indikator menunjukkan simbol huruf vokal dan konsonan anak masih kebingungan terutama pada simbol huruf konsonan. Selain itu pada indikator meniru pola alfabet terdapat beberapa anak yang sudah bisa menebalkan huruf namun masih perlu bimbingan guru. Pada indikator merangkai kata tidak lebih dari 4 huruf, terdapat beberapa anak yang masih kesulitan dalam mengetahui bunyi kata dari tiga huruf sampai empat huruf, seperti bunyi dari tiga huruf ran, fen, mun, zal sehingga masih perlu bimbingan guru. Berbeda dengan kelompok eksperimen, kemampuan membaca awal pada anak kelompok kontrol masih perlu bimbingan oleh guru, dalam indikator menggabungkan dua huruf vokal dan konsonan beserta bunyinya, terdapat banyak anak yang masih harus dibimbing oleh guru untuk melakukan kegiatan tersebut, dan terdapat beberapa anak yang mampu menggabungkan dua huruf vokal dan konsonan berserta bunyinya namun masih harus perlu bimbingan dari guru. Pada indikator menghubungkan nama benda dengan tulisan yang bunyi awalnya sama, terdapat beberapa anak yang sudah mampu namun masih perlu
bimbingan dari guru. Selain itu, pada indikator merangkai kata tidak lebih dari empat huruf terdapat banyak anak yang belum mampu melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, manfaat permainan mencari kartu huruf dapat memberikan pembelajaran banyak hal seperti: anak dapat mengenal aturan main, bersosialisasi dengan teman, bisa menempatkan diri, bisa menata emosi, mempunyai sikap toleransi, dapat bekerjasama dengan teman, mampu menjunjung tinggi sportivitas, disamping itu aktivitas bermain juga dapat mengembangkan kecerdasan mental, spiritual, bahasa, dan keterampilan motorik anak usia dini. Hal ini tampak ketika anak bekerja sama dengan kelompoknya untuk mencari kartu, serta dapat menata emosi dengan menerima kekalahannya saat bermain. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ekowati tentang pengembangan kemampuan membaca pemulaan melalui metode permaian kartu kata pada anak kelompok B dapat dikatakan relevan pada hasil penelitian yaitu pada hasil siklus pertaman mencapai hasil 62% setelah diberikan permainan kartu kata pada siklus kedua mencapai 93%. Pada penelitian ini kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan berada pada kategori rendah setelah diberikan perlakuan pembelajaran edutainment berada pada kategori tinggi, maka penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ekowati yaitu dapat meningkatkan kemampuan membaca awal anak melalui kegiatan permainan. Berdasarkan paparan tersebut, tampak jelas bahwa pembelajaran edutainment berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal (studi eksperimen pada anak kelompok B taman kanak-kanak gugus VIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disampaikan kesimpulan untuk
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebelum diberikan perlakuan metode edutainment, kemampuan membaca awal anak Kelompok B di TK Dharma Kumara sebagai kelompok eksperimen dan anak TK Kelompok B di TK Wisata Kumara sebagai kelompok kontrol, dilihat dari hasil skor mean kelompok ekperimen yaitu 14,20, dan hasil skor mean kelompok kontrol 14,20. Berarti rata-rata dari kedua kelompok sama dan tergolong rendah .Setelah diberikan perlakuan pemebelajaran edutainment terhadap Kelompok Eksperimen mengalami peningkatan yaitu pada kategori tinggi dengan memperoleh hasil skor mean 18,30. Dibandingkan dengan Kelompok Kontrol tidak diberikan perlakuan sedikit mengalami peningkatan yaitu pada kategori rendah dengan memperoleh hasil skor mean 16,97. Dilihat dari rata-rata kedua kelompok setelah diberikan perlakuan, diketahui rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol (18,30>16,97). Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui thitung =2,391 dengan db dan taraf signifikan 5% di ketahui ttabel = 2,000. Dari hasil perhitungan tersebut pada taraf signifikasi kemampuan membaca awal anak TK kelompok B antara yang mendapatkan 83 perlakuan pembelajaran edutainment dengan anak TK kelompok B yang tidak mendapatkan perlakuan (thitung =2,391 <0,05), Berdasarkan temuan tersebut, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran edutainment berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal anak TK kelompok B di gugus VIII kecamatan Buleleng. Dari permasalahan yang diperoleh, dapat dikemukakkan saran-saran sebagai berikut. Kepada guru diharapkan menggunakan pembelajaran edutainment khususnya active learning, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menjadi efektif dan dapat meningkatkan semua aspek perkembangan anak, serta memberikan kegiatan pembelajaran melalui bermain yang tidak membahayakan anak. Khusnya pada penggabungan huruf menjadi kata,
agar guru mengajak anak melakukan kegiatan di luar ruangan dan menggunakan permainan yang dapat membangkitkan semangat anak. Kepada peneliti lain diharapkan agar mampu mengembangkan pembelajaran edutainment, untuk menstimulasi kemampuan lain seperti, kemampuan mengenal angka, kreativitas anak, mengasah perkembangan motorik anak sesuai temuan dalam penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penelitian harus memperhatikan waktu dan metode-metode yang digunakan dalam penelitian misalnya, menggunakan metode-metode yang menari baru, menarik, serta dapat menumbuhkan kesenangan untuk anak. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2010. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. ------.
2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Fadlillah, M. 2014. Pendidikan Anak Jakarta: Kencana Media Group.
Edutainment Usia Dini. Prenada
Guswarni, Eka. 2011. “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Anak Melalui Permaian Kartu Gambar Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Agam, Vol.1, No.1 (hlm. 4) Hamid,
Sholeh. Edutainment. Press.
2011. Metode Jogjakarta: Diva
Jessica, M. 2014. Perancangan Media Interaktif Pengenalan Alphabet Berbasis Alat Permaian Edukatif Untuk Anak Usia 2-4 Tahun.Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta:
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret. Koyan, I. W. 2012. Statistik Pendidikan (teknik analisis data kualitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Minarti, Budi.I. 2012. Perangkat Pembelajaran Ipa Terpadu Bervisi Sets Berbasis Edutainment Pada Tema Pencernaan. ISSN 22526412. Muliawan, Ungguh. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media. Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nesna,
Agustriana. 2013. Pengaruh Metode Edutainment Dan Konsep Diri Terhadap Keterampilan Sosial Anak. Volume 7 Edisi 2. Santoso, Soegeng. 2000. Problematika Pendidikan dan Cara Pencegahannya. Jakarta: Kreasi Pena Gading. Sudiana, Nyoman, I. 2007. Membaca. Malang. Unversitas Negeri Malang. Sugiyono. 2009. Statistika 2 untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Tia, Prastika. 2014. Pengaruh Metoda Edutainment Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sd Di Gugus XV. Vol: 2 No: 1. Zaenab, Siti. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif: Malang: penerbit Selaras.