PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DHARMA WANITA RANTAU JAYA BANJIT WAY KANAN
(Skripsi)
Oleh NANING INDRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DHARMA WANITA RANTAU JAYA BANJIT WAY KANAN
Oleh NANING INDRIYANI
Masalah penelitian ini dilatarbelakangi kreativitas anak masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian preeksperimental design. Responden dalam penelitian ini berjumlah 31 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumen, instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi berupa rubrik penilaian. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan. Kata kunci : anak usia dini, pembelajaran berbasis bermain, dan kreativitas.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PLAY -BASED LEARNING TOWARD CREATIVITY OF CHILDREN AGED 5-6 YEARS AT DHARMA WANITA’S KINDERGARTEN RANTAU JAYA BANJIT RIGHT WAY
By NANING INDRIYANI
The problem of this research there were children with low creativity. This research aimed to determine the influence of play -based learning toward creativity of children aged 5-6 years at Dharma Wanita’s Kindergarten Rantau Jaya Banjit Right Way Academic Years 2015/2016. The method used is a type of pre-experimental design. The respondent of this research consist of 31 children.. Technique of data collection using observation and documents technique. Instrument used in this research was the observation sheet the form of an assessment rubric. The data analyze technique using simple linear regression test. The result of simple linear regression test showed that there is an influence of of play -based learning toward creativity of children aged 5-6 years at Dharma Wanita’s Kindergarten Rantau Jaya Banjit Right Way Academic.
Key words
: early childhood, play -based learning, and creativity.
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DHARMA WANITA RANTAU JAYA BANJIT WAY KANAN
Oleh NANING INDRIYANI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Naning Indriyani dilahirkan di Rantau Jaya, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan pada tanggal 22 Juni 1994, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Sutarmin dan Ibu Rini Umiasih, S.Pd AUD. Penulis menempuh pendidikan pra sekolah di TK Dharma Wanita Rantau Jaya, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan ditamatkan pada tahun 2000, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Petung, Kecamatan Kepuharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ditamatkan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Banjit, Kabupaten Way Kanan diselesaikan pada tahun 2009, dan menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Banjit pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG PAUD melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN) jalur tes tertulis, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti lembaga kemahasiswaan di PRAMUKA sebagai anggota bidang minat bakat pada periode 2013-2014. Pada tahun akademik 2012/2013-2015/2016, penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan Preastasi Akademik (PPA).
vii
MOTO
“Man Jadda Wa Jadda” “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil” (Al-hadits) “Jangan pernah takut gagal, karena yang tidak gagal hanyalah Orang-orang yang tidak pernah melangkah” (Buya Hamka) “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles) “Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu” (Marcus Aurelicus) “Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang” (Naning Indriyani)
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim... Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SWT beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terimakasih serta rasa banggaku kepada : Almamater tercinta Universitas Lampung Sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta Jati diriku kelak dan TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan Sebagai tempat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
ix
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Bermain Terhadap Peningkatan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan”. Penulisan menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, terimakasih atas dukungan moril maupun materil untukku selama ini. Bapakku yang kubanggakan Bapak Sutarmin yang senantiasa berkorban segala sesuatunya kepada keluarga serta senantiasa menantikan keberhasilanku. Ibundaku tercinta Ibu Rini Umiasih, S.Pd AUD yang menjadi sumber inspirasiku. Sosok wanita hebat yang senantiasa berdo’a bagi kesuksesan disetiap langkah anak-anaknya, yang selalu tiada henti mencurahkan kasih dan sayangnya kepada keluarga. Terimakasih Bapak dan Ibu untuk segala pelajaran kehidupan yang luar biasa ini. 2. Bapak/ibu Dosen dan Staf Karyawan PG-PAUD, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.
x
3. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M.S., selaku Pembimbing 1 sekaligus Pembimbing Akademik atas jasanya tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, kritik dan saran yang diberikan dengan sabar dan ikhlas di sela kesibukanya dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M.Pd., selaku Pembimbing II atas jasanya dalam memberikan masukan, kritikan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-saran dan masukan guna perbaikan dalam penyusunan dan kelancaran skripsi ini. 6. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan studi PG-PAUD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi. 7. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta. 8. Ibu Ari Sofia, S.Psi. MA.Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta. 9. Ibu Rini Umiasih, S.Pd AUD., selaku Kepala Sekolah dan dewan guru TK Dharma Wanita Rantau Jaya yang telah memberikan izin dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 10. Untuk adikku tersayang Evi Febri Armitha yang selalu menjadi penyemangat dan senyuman kebahagiaan dikala susah.
xi
11. Keluarga seperjuangan (Ria Elyana, Cici Yanti, Rizki Fitri Apriyani, Dewi Istiqoma, Milla Amalia) yang telah memberikan senyum, motivasi, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 12. Keluarga satu atap selama empat tahun (Martina Tri Budianti, Sanah Liyana, dan Siti Marinda) yang selalu membantu dan ada bersamaku terimakasih telah menemani selama ini dikala susah dan senang. Kita adalah keluarga yang dipertemukan Allah melalui rahim Ibu yang berbeda. 13. Keluarga KKN dan PPL di pekon Banding Kec. Bandar Negeri Semuong, Kab. Tanggamus (Rizki, Asrul, Yulia, Suci, Utari, Mami Ginting, dan Umi Selvi) yang selalu menjaadi suporter terheboh selama ini. 14. Sahabat seperjuangan yang bersama-sama bertukar pikiran (Lia, Hilma, Syafura, Kiki, Maulida, Tyas, Cica) terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik. 15. Keluarga besar PG-PAUD angkatan 2012 kelas A. 16. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2012 kelas A dan B yang telah bersama-bersama berusaha dari awal hingga akhir. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih.
Bandar Lampung,17 Juni 2016 Penulis,
Naning Indriyani NPM. 1213054063
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii MOTTO .......................................................................................................... viii PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix SANWACANA ............................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
I.
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. B. C. D. E. F.
II.
Latar Belakang Masalah ................................................................ Identifikasi Masalah ...................................................................... Pembatasan Masalah ..................................................................... Rumusan Masalah ......................................................................... Tujuan Penelitian .......................................................................... Manfaat Penelitian ........................................................................
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... A. Anak Usia Dini .............................................................................. 1. Pengertian Anak Usia Dini ..................................................... 2. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini .................................... B. Teori Belajar dan Pembelajaran .................................................... 1. Teori Konstruktivisme ............................................................ 2. Teori Behaviorisme ................................................................. C. Kreativitas Anak Usia Dini ...........................................................
1 5 6 6 6 7 9 9 9 10 11 11 13 14 xiii
1. Pengertian Kreativitas Anak Usia Dini ................................... 2. Karakteristik Kreativitas Anak Usia Dini ............................... 3. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Usia Dini ....... 4. Strategi Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini .............. Bermain Anak Usia Dini ............................................................... 1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini ....................................... 2. Fungsi Bermain Anak Usia Dini ............................................. 3. Karakteristik Kegiatan Bermain Anak Usia Dini.................... 4. Jenis-Jenis Bermain Anak Usia Dini....................................... Penelitian Relevan ......................................................................... Kerangka Pikir Peneltian............................................................... Hipotesis Penelitian.......................................................................
14 16 17 18 19 19 20 22 23 26 28 31
III.
METODE PENELITIAN ................................................................. A. Metode Penelitian.......................................................................... B. Desain Penelitian ........................................................................... C. Prosedur Penelitian........................................................................ 1. Tahap Persiapan ...................................................................... 2. Tahap Pelaksanaan .................................................................. 3. Tahap Pengumpulan Data ....................................................... 4. Tahap Akhir ............................................................................ D. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 1. Waktu Penelitian ..................................................................... 2. Tempat Penelitian.................................................................... E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 1. Populasi ................................................................................... 2. Sampel ..................................................................................... F. Variabel Penelitian ........................................................................ 1. Variabel Bebas ........................................................................ 2. Variabel Terikat ...................................................................... G. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................. 1. Definisi Konseptual ................................................................. 2. Definisi Operasional................................................................ H. Analisis Uji Instrumen .................................................................. I. Teknik Pengumpulan Data`........................................................... 1. Metode Observasi.................................................................... 2. Metode Dokumen .................................................................... J. Teknik Analisis Data ..................................................................... 1. Analisis Tabel.......................................................................... 2. Analisis Uji Hipotesis .............................................................
32 32 32 33 33 33 34 34 34 34 35 35 35 35 36 36 36 36 36 37 38 40 40 40 40 41 42
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... A. Hasil Penelitian ............................................................................. 1. Deskripsi Proses Penelitian ..................................................... 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. a. Pembelajaran Berbasis Bermain ....................................... b. Peningkatan Kreativitas .................................................... c. Analisis Tabel Silang ........................................................
45 45 45 47 47 49 51
D.
E. F. G.
xiv
3. Pengujian Hipotesis ................................................................. 54 B. Pembahasan Penelitian .................................................................. 56 V.
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... A. Simpulan ....................................................................................... B. Saran .............................................................................................. 1. Kepada Guru ........................................................................... 2. Kepada Kepala Sekolah .......................................................... 3. Kepada Peneliti Lain ............................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
61 61 61 61 61 62
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Data Pra Survey.................................................................................... 4 2. Pembelajaran Berbasis Bermain .......................................................... 41 3. Peningkatan Kreativitas ....................................................................... 42 4. Pembelajaran Berbasis Bermain dan Kreativitas ................................. 42 5. Rekapitulasi Nilai Pembelajaran Berbasis Bermain ............................ 48 6. Rekapitulasi Nilai Peningkatan Kreativitas ......................................... 50 7. Pembelajaran Berbasis Bermain dan Peningkatan Kreativitas ............ 52 8. Rekaptulasi Hasil Nilai Anak ............................................................... 56
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 31 2. Desain One Group Pretest-Postest ...................................................... 33 3. Rumus Karl Person .............................................................................. 39 4. Rumus Spearman Brown ..................................................................... 39 5. Rumus Interval ..................................................................................... 41 6. Rumus Regresi Linier Sederhana ......................................................... 43 7. Rumus Mencari Nilai Konstanta α ....................................................... 43 8. Rumus Mencari Nilai Konstanta b ....................................................... 44 9. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Sebelum dan Sesudah Menggunakan Pembelajaran Berbasis Berman .................................... 53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Data Anak Usia 5-6 Tahun................................................................... 65 2. Uji Validitas ......................................................................................... 66 3. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 73 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .............................................................. 81 a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pembelajaran Berbasis Bermain (X) ................................................................................... 81 b. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Pembelajaran Berbasis Bermain (X) ... 82 c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Perkembangan Kreativitas Anak (Y)......................................................................................... 86 d. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Perkembangan Kreativitas Anak (Y) .. 87 5. Rekapitulasi Data Anak........................................................................ 90 a. Data Aktivitas Pembelajaran Sebelum diberi Perlakuan (X1) ....... 90 b. Data Aktivitas Pembelajaran Sesudah diberi Perlakuan (X2)........ 91 c. Data Kreativitas Anak Sebelum diberi Perlakuan (Y1) ................. 92 d. Data Kreativitas Anak Sesudah diberi Perlakuan (Y2) .................. 93 e. Tabel Penolong Untuk Menghitung Persamaan Regresi Linier Sederhana ....................................................................................... 94 6. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Harian (RPPH)............................... 95 7. Lembar Observasi ................................................................................ 113 8. Surat Penelitian Pendahuluan ............................................................... 121 9. Surat Izin Pendahuluan ........................................................................ 122 10. Surat Balasan Sekolah .......................................................................... 123 11. Foto Penelitian ..................................................................................... 124
xviii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan
salah
satu
program
untuk
mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih lanjut, pendidikan ini dimulai sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih lanjut, dalam hal ini peran guru, orang tua, dan lingkungan sangatlah penting untuk membantu perkembangan anak, karena disitulah mereka membentuk kepribadian atau pembiasaan yang dijadikan contoh oleh anak usia dini.
Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), dimana pada masa ini pendidikan
yang
diberikan
sangat
fundamental
yang
menentukan
perkembangan selanjutnya. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan seluruh kemampuan anak. Selain itu juga pada masa ini anak sedang menjadi individu peniru yang baik, karena apa yang dilihat dan didengar anak dijadikan sebagai contoh perilaku dan pembiasaan yang akan sering dilakukan oleh anak. Oleh karena itu pembelajaran atau pembiasaan yang diberikan haruslah tepat, sehingga anak dapat berkembang secara optimal.Seperti yang diatur dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 pasal1 butir 14 dalam Sujiono (2007:30) :
2
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya yang ditunjukan bagi anaksejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletak dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Pendidikan anak usia dini memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai aspek kecerdasan yang yang dimiliki oleh anak. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan membimbing agar anak menjadi pribadi yang bermoral, yang tidak hanya cerdas dalam kognitifnya saja tetapi perkembangan yang lainnya pun seperti nilai-nilai moral dan agama, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, dan seni yang selalu berkaitan satu dengan yang lainnya, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan yaitu kreativitas anak. Kreativitas merupakan proses yang dinamis dalam diri seseorang yang dapat menghasilkan beberapa pilihan atau alternativ suatu masalah. Dalam kehidupan sehari-hari pengembangan kreativitas sangatlah penting karena kreativitas merupakan kemampuan yang sangat berarti dalam kehidupan manusia. Orang yang kreatif akan mencoba suatu hal yang baru untuk mencapai keberhasilannya.
3
Pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini. Kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan, dan ditingkatkan. Pada usia pra sekolah anak mendapatkan transfer pengetahuan dan keterampilan. Pada hal pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari anak akan melekat lebih lama pada diri anak jika diperoleh melalui usaha dan pengalaman mereka sendiri. Dengan demikian pengetahuan keterampilan dan pengalamannya akan merangsang pikiran imajinatif mereka sehingga dapat menghasilkan produk-produk kreatifnya. Pengembangan kreativitas hendaknya dilakukan melalui kegiatan yang menarik, salah satu nya yaitu dengan bermain.
Bermain merupakan kebutuhan anak yang sangat penting dalam masa perkembangannya, karena pada hakikatnya dunia anak adalah dunia bermain, dan anak belajar melalui bermain. Bermain merupakan kebutuhan setiap anak atau individu, melalui bermain, anak akan memperoleh pengetahuannya sendiri dan membangun pemikirannya sendiri. Melalui bermain anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menemukan pengetahuan baru serta menstimulus perkembangannya sendiri.Bermain juga merupakan kebutuhan
bagi
anak
yang
dapat
mengoptimalkan
seluruh
aspek
perkembangan anak.
Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi kebutuhan
anak,
seperti
guru
harus
mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran yang tepat dan menyenangkan. Metode yang menarik bagi anak dapat menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Ada banyak kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak salah
4
satunya
melalui
pembelajaran
berbasis
bermain.Dengan
bermain
pembelajaran menjadi menyenangkan dan sangat dibutuhkan.
Berdasarkan pra survey di TK Dharma Wanita Rantau diketahui bahwa perkembangan kreativitas di TK Dharma Wanita Rantau Jaya masih rendah. Hal ini dapat dilihat 24 dari 31 anak masih bingung akan melakukan apa ketika diberikan playdough. Bahkan setiap diminta untuk menggambar sesuai dengan kreativitas anak masing-masing, 23 dari 31 anak hanya menggambar gambaran yang sama seperti yang pernah digambar. Selain itu 20 anak dari 31 anak ketika diminta untuk menyusun balok, susunan balok yang anak buat belum berbentuk. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Data Pra Survey Perkembangan Kreativitas Anak Usia5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Kategori Perkembangan
No
Kegiatan Bermain
BB
%
SB
%
Jumlah
Jumlah (%)
1
Playdough
24
77,42
7
22,58
31
100,00
2
Menggambar
23
74,19
8
25,81
31
100,00
3
Balok Unit
20
64,52
11
35,48
31
100,00
Sumber: dokumen TK Dharma Wanita Rantau Jaya Keterangan: BB: Belum Berkembang SB: Sudah Berkembang
5
Berdasarkan
data
pra
survey
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 50% yaitu 77,42% anak masih kebingungan menggunakan playdough, 74,19% anak selalu menggambar gambaran yang sama, dan
64,52% anak ketika diminta untuk menyusun balok, susunan
balok yang anak buat belum berbentuk sehingga sangat terlihat kreativitas anak yang kurang terstimulus. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru di TK Dharma Wanita Rantau Jaya diketahui orang tua anak menuntut agar anak mereka dapat menulis dengan benar. Karena tuntutan dari orang tua inilah yang membuat guru menjadi terpaku untuk memberikan tugas menulis kepada anak, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan tidak mampu mengembangkan kreativitas anak.
Dengan demikian melalui permainan, anak memperoleh pengalaman langsung dan dapat mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilannya, jika didukung dengan adanya kreativitas.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Anak
jarang
diberikan
kegiatan
untuk
mengembangkan
kreativitasnya. 2. Aktivitas pembelajaran kurang mendukung kreativitas anak 3. Anak masih kebingungan dalam menggunakan media playdough. 4. Anak selalu menggambar gambaran yang sama.
6
5. Ketika diminta untuk menyusun balok, susunan balok yang anak buat belum berbentuk. 6. Guru jarang memberikan pembelajaran melalui bermain. C. Pembatasan Masalah Mengacu kepada identifikasi masalah yang dijabarkan, maka peneliti membatasi masalah pada pembelajaran berbasis bermain dan peingkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan.
D. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah belum berkembangnya kreativitas anak TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan, dengan demikian pertanyaan atau permasalahan penelitian adalah “Adakah pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan?”.Atas dasar permasalahan tersebut maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Bermain Terhadap Peningkatan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan.
7
F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini khususnya dalam perkembangan kreativitas anak, serta menambah pengetahuan tentang metode apa yang paling tepat agar bisa digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 2. Secara Praktis Manfaat secara praktis diperuntukkan bagi: a.
Siswa, penggunaan pembelajaran berbasis bermain ke dalam pembelajaran anak sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak.
b.
Guru,
sebagai
pengetahuan
bagi
guru
akan
pentingnya
pembelajaran berbasis bermain dalam meningkatkan kreativitas anak. c.
Kepala Sekolah, adapun manfaat penelitian ini bagi kepala sekolah yaitu sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
kreativitas
anak
dengan
cara
menggunakan
pembelajaran berbasis bermain. d.
Peneliti, adapun manfaat penelitian ini bagi peneliti sendiri yaitu untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara terjun langsung ke lapangan, sehingga dapat melihat, merasakan,
8
dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah sesuai atau belum. e.
Peneliti lain, adapun manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu untuk menjadikan penelitian ini sebagai referensi dan motivasi agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dari peneliti sebelumnya.
9
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi dan kemampuan.Semua potensi yang dimiliki anak masih harus dikembangkan secara optimal agar dapat berkembang dengan sebaik-baiknya. Menurut Nurani Yuliani (2007:4), “Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan”. Anak juga memiliki karakteristiknya sendiri yang khas dan unik yang tidak sama dengan orang dewasa. Secara singkatnya dapat dikatakan bahwa anak merupakan seorang manusia atau individu yang memiliki pola perkembangan dan kebutuhan masing-masing yang berbeda dengan orang dewasa. Pada dasarnya anak memiliki pola perkembangan yang bersifat umum yang sama dan terjadi pada setiap anak. Namun, dalam perkembangannya pada setiap anak berbeda satu sama lainnya. Hal ini disebabkan berbedanya stimulasi yang diberikan kepada anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Ditinjau dari segi usia, anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan kelompok
yang sedang berada dalam proses
pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah
10
individu yang unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari pemaparan di atas dapat di analisa bahwa anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-8 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fundamental, yang perlu distimulus secara optimal.
2. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak, melalui pengalaman nyata guna menyalurkan rasa ingin tahu anak secara optimal sehingga dapat membangun pemahaman pada anak. Menurut Nurani Yuliani (2007:55-67), ada beberapa prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, diantaranya sebagai berikut: 1) Anak sebagai pembelajar aktif Pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pembelajar yang aktif. Pendidikan yang dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajar yang aktif. 2) Anak belajar melalui sensori dan panca indera Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya.Oleh karena itu, pembelajaran pada anak hendaknya mengarahkan anak pada berbagai kemampuan.Anak membangun pengetahuan sendiri… 3) Anak berfikir melalui benda konkret Anak lebih mengingat suatu benda-benda yang dapat dilihat, dipegang lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memory (long term memory dalam bentuk symbolsimbol). 4) Anak belajar dari lingkungan Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan terencana untuk membantu anak mengembangkan potensi secara optimal sehingga anak mampu beradaptasi dengan lingkungannya.Alam sebagai sarana yang tak terbatas bagi anak
11
untuk bereksplorasi dan berinteraksi membangun pengetahuannya.
dengan
alam
dalam
Berdasarkan uraian di atas dapat dianalisa bahwasanya pembelajaran pada
anak
usia
dini
hendaknya
memperhatikan
prinsip-prinsip
pembelajaran yang mampu menstimulasi semua perkembangan anak. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya menggunakan media yang mudah didapat khususnya di lingkungan sekitar anak. Pembuatan media juga harus menarik minat anak dan disesuaikan dengan tema atau materi pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini yang dapat menstimulus kreativitas anak salah satunya melalui pembelajaran berbasis bermain.
B. Teori Belajar dan Pembelajaran 1. Teori Kontrukstivisme Anak usia dini mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat. Dalam hal ini lingkungan merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya proses pertumbuhan dan perkembangan, melalui lingkungan anak dapat berinteraksi dengan orang lain yang akan mempengaruhi setiap perkembangan yang dimiliki anak.
Menurut Conny dalam Latif (2013:74) bahwa: Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Dalam praktiknya teori konstruktivisme dapat terwujud dalam tahap-tahap perkembangan yang dkemukakan oleh Jean Piaget dengan “belajar bermakna” dan “belajar penemuan secara bebas” oleh Jerome Bruner.
12
Selain
itu
menurut
Vygotsky dalam
Yamin,
Martinis
(2013:9)
mengemukakan bahwa “Alat-alat budaya, yang mencakup alat-alat yang nyata dan alat-alat simbolik memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan kognitif”.
Atas dasar tersebut dapat dilihat bahwasanya teori kontruktivisme memiliki peranan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Teori kontruktivisme dapat diartikan dan diuraikan menurut beberapa tokoh atau para ahli, misal menurut Aqib Zainal (2013:66) “Teori kontruktivisme adalah upaya untuk membangun pemahaman atau persepsi atas dasar pengalaman yang dialami anak”. Sedangkan menurut Lev Vygotsky dalam Nurani Yuliani (2013:60) “Pengetahuan bukan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak”. Berdasarkan kedua pendapat dari teori kontruktivisme tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teori konstruktivisme adalah teori yang dimana pengetahuan atau pemahaman anak dibangun dan diciptakan oleh anak itu sendiri melalui pengalaman main anak sehingga dapat menciptakan sebuah perubahan. Perubahan merupakan hasil dari pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari baik dari kehidupannya sendiri maupun dari kehidupan kelompok.Pengalaman yang didapat dalam kehidupan seharihari sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan pada anak usia dini diperoleh dari proses aktif anak dengan melibatkan seluruh panca inderanya untuk memperoleh pengetahuan baru
13
berdasarkan penemuan sendiri dari yang bersifat khusus menjadi kompleks, sehingga anak menggali potensinya secara menyeluruh dengan pengaruh lingkungan sebagai bagian interaksi anak. Dalam hal ini guru memiliki peran untuk memberikan kesempatan pada anak agar berkembang dan memperoleh ilmu melalui pengalaman mainnya dengan cara memberikan pembelajaran yang kreatif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media sebagai sumber belajar serta memberikan permainan-permainan yang dapat menarik minat anak dalam belajar.
2. Teori Belajar Behaviorisme Proses belajar pada anak usia dini melibatkan anak secara langsung melalui kegiatan bermain. Pelaksanaan proses pembelajaran tentunya dapat menghasilkan sebuah perubahan hasil belajar yang dapat dilihat secara bertahap sesuai dengan proses perkembangan yang dilaluinya sehingga diharapkan munculnya perubahan tingkah laku. Menurut Conny dalam Isjoni (2011:75) mengemukakan bahwa “Belajar menurut teori behaviorisme merupakan perubahan perilaku yang terjadi melalui proses stimulus dan respons yang bersifat mekanis”. Oleh karena itu, lingkungan yang diorganisasikan dapat memberikan stimulus yang baik.Stimulus yang diberikan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang dapat menghasilkan respon respon atau hasil sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dianalisa bahwa teori belajar behaviorisme merupakan proses belajar yang dipengaruhi lingkungan yang
14
dapat menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang melalui rangsangan yang diberikan secara mekanisme.
Berdasarkan ke dua teori di atas secara konseptual mendukung penelitian ini. Hal ini dikarenakan teori konstruktivisme merupakan teori yang dimana pengetahuan atau pemahaman anak dibangun dan diciptakan oleh anak itu sendiri melalui pengalaman main anak sehingga dapat menciptakan sebuah perubahan, perubahan tersebut adalah perubahan perilaku melalui proses stimulus dan respon. Mengingat kreativitas anak dibangun melalui pengalaman mainnya bukan dibiasakan melalui rangsangan saja, maka perpaduan teori konstruktivisme dan teori belajar behaviorisme yang paling tepat dalam penelitian ini.
C. Kreativitas Anak Usia Dini 1. Pengertian Kreativitas Anak Usia Dini Dalam aspek kehidupan, pengembangan kreativitas sangatlah penting. Kreativitas anak hendaknya distimulasi sejak dini.Hal ini dikarenakan dunia anak adalah dunia bermain yang membutuhkan kreativitas yang cukup tinggi. Dalam kata lain anak membutuhkan ruang gerak, ruang berfikir, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai, sehingga mampu menghantarkan anak agar dapat mandiri dalam berproses menapaki tangga kehidupan selanjutnya.
Terdapat beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya yaitu Menurut Susanto Ahmad (2011:112) :
15
Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dala,m memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsure-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Pengembangan kreativitas sangatlah penting guna membantu anak dalam mewujudkan atau meaktualisasikan dirinya. Adapun pendapat lain menurut Munandar Utami dalam Anwar dan Ahmad (2009:45): “Kreativitas adalah kemampuan seseorang membuat kombinasi baru berdasarkan data, kemampuan bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang baru baik berupa produk atau ide-ide yang baru”. Selain pendapat di atas masih banyak pendapat para ahli mengenai pengertian kreativitas. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Rhodes dalam Munandar Utami (2009:20), mengungkapkan: Dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, dan produk.Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke prilaku kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product.”
Keempat P ini tentunya saling berkaitan: dimana pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan, dan menghasilkan produk kreatif. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa kreativitas adalah suatu aktivitas yang imajinatif yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang berbeda yang merupakan hasil karya atau kreativitas anak.
16
Kreativitas sangat penting dalam perkembangan anak. Hal ini dikarenakan kreativitas dapat memberi anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang besar. Melalui kreativitas anak dapat mengaktualisasikan apa yang ada dalam pikirannya dalam bentuk atau wujud yang lebih nyata berupa hasil kreativitasnya. Misalnya anak akan merasa sangat puas ketika ia mampu menciptakan sesuatu sendiri. Hal ini tentunya dapat meningkatkan harga diri seorang anak.Oleh karena itu kreativitas anak perlu dikembangkan dengan baik.
2. Karakteristik Anak Kreatif Anak yang kreatif memiliki karakteristik tertentu yang dapat dilihat secara langsung.Anak yang kreatif biasanya memiliki tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak, begitu juga keinginan anak yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru. Menurut Supriadi dalam Rachmawati dan Kurniati (2010:15) ciri anak kreatif yaitu: a) b) c) d) e)
Mempunyai rasa ingin tahu yang besar Percaya diri dan mandiri Mempunyai minat yang luas Memiliki tanggung jawab Tertarik pada kegiatan kreatif
Sedangkan menurut Munandar Utami (2009:73) bahwa ciri anak kreatif yaitu: a) Imajinatif b) Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi c) Percaya diri d) Berani mengambil resiko e) Mandiri dalam berpikir Berdasarkan ke dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya anak yang kreatif memiliki cirri-ciri yang mencolok dan anak yang kreatif
17
memiliki minat dan rasa ingin tau yang sangat luas.Tertarik dengan hal-hal baru yang mengasikan sehingga dapat mengembangkan imajinasi anak. Karena rasa penasaran akan hal-hal baru, anak kreatif memiliki kemandirian dan rasa percaya diri yang cukup tinggi dalam memilih kegitan dan berpikir khususnya kegiatan yang kreatif. Bahkan mereka memiliki tanggung jawab serta berani mengambil resiko atas apa yang diperbuat oleh mereka.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Usia Dini Kreativitas anak perlu dikembangkan dengan baik sejak dini.Dalam mengembangkan kreativitas anak tentunya harus memperhatikan banyak hal, ini dikarenakan kreativitas sangat terkait dengan kebebasan pribadi.Sehingga
perlu
diperhatikan
berbagai
faktor
yang
dapat
mempengaruhi pengembangan kreativitas anak. Menurut Rachmawati dan Kurniati (2010:27), terdapat empat hal faktor yang mempengaruhi kreativitas, yaitu: 1) Memberikan rangsangan baik pada kepribadiannya serta suasanapsikologis (psychological athmosphere). Karena kreativitas anak dapat berkembang jika kepribadian anak terstimulus dengan baik. 2) Menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Karena dengan perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan. 3) Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada anak. 4) Peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak. Pola asuh orang tua sangat berpengaruh dalam pengembangan anak, salah satunya perkembangan kreativitas anak.
18
Berdasarkan beberapa faktor di atas dapat dianalisa bahwasanya ke empat faktor tersebut berpotensi medukung dan menghambat berkembangnya kreativitas anak.Keempat faktor tersebut dapat menjadi faktor pendukung, jika faktor-faktor tersebut dapat terstimulus dengan tepat.Namun sebaliknya ke empat faktor tersebut dapat menjadi faktor penghambat jika faktor-faktor tersebut tidak terstimulus dengan baik sehingga dapat berdampak
negative
pada
perkembangan
kreativitas
anak.Dengan
memperhatikan faktor tersebut, diharapkan pengembangan kreativitas dapat meningkat secara optimal.
4. Strategi Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini Kreativitas
anak
perlu
dikembangkan
secara
optimal.Dalam
pengembangannya perlu diperhatikan bagaimana langkah-langkah atau strategi yang benar dalam mengembangkan kreativitas anak.Sehingga kreativitas anak dapat berkembang dengan baik. Terdapat beberapa strategi terbaik untuk mengembangkan kreativitas anak menurut Anwar dan Ahmad (2009:25), yaitu: 1) Buatlah anak terlibat dalam brainstorming. Brainstorming adalah suatu teknik dimana anak diajak terlibat untuk memunculkan ide-ide kreatif yang baru dalam sebuah kelompok, menyoroti ide-ide orang lain, dan mengatakan secara praktis apapun yang muncul dalam pikiran. Akan tetapi, banyak anak lebih kreatif jika bekerja sendiri… 2) Sediakan lingkungan yang menstimulasi kreativitas anak. Banyak suasana lingkungan memelihara munculnya kreativitas, namun banyak pula yang menekannya. 3) Jangan mengontrol secara berlebihan. Memberitahu anak bagaimana melakukan sesuatu secara tepat, persis akan membuat anak merasa bahwa keaslian adalah kesalahan dan eksploitasi berarti membuang-buang waktu… 4) Doronglah motivasi internal.
19
Penggunaan hadiah yang berlebihan seperti medali, uang, atau mainan dapat melumpuhkan kreativitas dengan meruntuhkan kepuasan intrinsik yang diperoleh anak dari berkreasi. Motivasi yang menggerakkan anak kreatif berupa kepuasan yang muncul dari hasil kerja itu sendiri. 5) Kenalkan anak dengan orang-orang kreatif . Guru-guru dapat mengundang orang-orang kreatif ini ke kelas dan meminta mereka mendeskripsikan apa yang membantu mereka menjadi kreatif atau mendemonstrasikan keahlian kreatif mereka. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
dianalisa
bahwasanya
dalam
pengembangan kreativitas anak, perlu menggunakan strategi yang baik sehingga kreativitas anak berkembang secara optimal.Strategi yang jitu atau
baik
berpotensi
mengembangkan
kreativitas
anak
dengan
baik.Sebaliknya strategi yang kurang baik juga berpotensi menghambat perkembangan
kreativitas
anak.Oleh
karena
itu
strategi
dalam
mengembangkan kreativitas perlu dirancang sedemikian rupa agar lebih optimal.
D. Bermain Anak Usia Dini 1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini Dunia anak adalah dunia bermain. Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Bermain terungkap dalam berbagai bentuk apabila anak-anak sedang beraktivitas.Dengan bermain anak memperoleh pengalaman secara langsung dan dapat mengoptimalkan seluruh
aspek
perkembangan
anak,
baik
perkembangan
sikap,
pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ada beberapa
20
pendapat menurut para ahli terkait pengertian bermain. Seperti yang dikemukakan oleh Montolalu (2008:1.18) bahwa: Bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya.Melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan peran suatu jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan perasaan tertekan. Pendapat lain tentang bermain dikemukakan oleh Moeslichatoen (2004:32), bahwa “Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan psikologis dan biologis anak yang sangat esensial bagi anak TK”. Selain itu menurut Hurlock dalam Musfiroh (2008:2), Bermain dapat diartikan sebagai kegitan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan kegiatan yang amat penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui bermain tuntutan dan kebutuhan anak terpenuhi. Melalui bermain juga anak akan mendapat pengetahuan melalui pengalaman mainnya, bahkan seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara optimal melalui aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak.
21
2. Fungsi Bermain bagi Anak Usia Dini Bermain merupakan kebutuhan anak yang harus terpenuhi.Hal ini dikarenakan bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Menurut Nurani Yuliani (2010:36-37) mengidentifikasi banwa ada beberapa fungsi bermain, antara lain: 1) Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar, dan keseimbangan karena ketika bermain fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja tubuhnya. 2) Dapat mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif karena saat bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain. 3) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya karena melalui bermain anak sering kali melakukan eksplorasi terhadap sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai wujud dari rasa keingintahuannya; serta 4) Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri karena melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, dan berlatih peran sosial sehingga anak menyadari kemampuan serta kelebihannya. Pendapat lain terkait fingsi bermain dikemukakan oleh Hartley, Frank, dan Goldenson dalam Moeslichatoen (2004:33), terdapat 8 fungsi bermain bagi anak yaitu: 1) Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. 2) Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendarai bus, petani menggarap sawah, dan sebagainya. 3) Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata 4) Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya 5) Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, dan sebagainya 6) Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya 7) Mencerminkan pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya, dan sebagainya
22
8) Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan makan, dan pesta ulang tahun. Berdasarkan penjelasan fungsi bermain di atas dapat disimpulkan bahwa bermain memiliki fungsi yang sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan anak agar tumbuh dan berkembang dengan optimal.Dalam hal ini bermain dapat digunakan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan, baik aspek fisik motorik, sosial emosional, rasa percaya diri, kemandirian, kognitif, bahasa,kreativitas, dan aspek perkembangan lainnya. Melalui bermain juga anak akan mendapatkan pengalaman yang lebih nyata yang dapat menambah pengetahuan anak. Pengalaman ini akan muncul dari interaksi yang dilakukan oleh anak terhadap lingkungan melalui kegiatan bermain.
3. Karakteristik Kegiatan Bermain Pada Anak Usia Dini Fungsi bermain dapat terlaksana dengan baik, jika orang tua dan pendidik harus memahami karakteristik kegiatan bermain pada anak usia dini terlebih dahulu, sehingga stimulasi yang diberikan kepada anak tepat. Menurut Jeffree dalam Nurani Yuliani, (2010:37), berpendapat bahwa terdapat enam karakteristik kegiatan bermain pada anak, yaitu sebagai berikut: 1) Bermain datang dari dalam diri anak artinya, keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak sehingga dapat menikmati dan bermain sesuai dengan caranya sendiri. 2) Bermain harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena bermain adalah suatu kegiatan untuk dinikmati, anak memiliki cara bermainnya sendiri. 3) Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya oleh karenanya bermain melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun mental, seperti pada saat bereksplorasi dengan bermain air.
23
4) Bermain fokus pada proses daripada hasil artinya, dalam bermain anak mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan mendapatkan keterampilan baru. 5) Bermain didominasi oleh pemain dimana pemainnya adalah anak itu sendiri, bukan didominasi oleh orang dewasa. 6) Bermain melibatkan pemain secara aktif, artinya anak sebagai pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain maka ia tidak akan memperoleh pengalaman baru karena bagi anak bermain adalah bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Selain
pendapat
tersebut
menurut
Montolalu
(2007:
1.2-1.3)
mengemukakan tentang karakteristik bermain anak sebagai berikut: 1) Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat aturan mereka sendiri 2) Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata (bermain drama) 3) Bermain lebih memfokuskan pada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil akhir atau produknya 4) Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak Berdasarkan penjelasan karakteristik bermain di atas dapat disimpulkan bahwasanya bermain memiliki peranan yang penting dalam kehidupan anak.Kegiatan bermain tentunya harus dirancang dengan baik agar memiliki makna yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan anak.Hal ini dikarenakan bermain merupakan kebutuhan anak.Jika diibaratkan orang dewasa bermain adalah bekerja yang menjadi rutinitas yang wajib dilakukan setiap hari nya.Oleh sebab itu kebutuhan kegiatan bermain anak harus dipenuhi dengan baik.
24
4. Jenis-Jenis Bermain Anak Usia Dini Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.Terdapat tiga jenis main dalam bermain yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak. Menurut Latif (2014:202), terdapat tiga jenis main pada anak usia dini, diantaranya: 1.
2. 3.
Main Sensorimotor atau main fungsional. Kegiatan ini dilakukan dimana anak belajar melalui pancaindra dan hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Main Peran. Anak bermain dengan benda-benda untuk membantu menghadirkan konsep yang dimilikinya. Main Pembangunan. Main untuk mempresentasikan ide anak melalui media.
Berdasarkan beberapa penggolongan kegiatan bermain anak usia dini di atas, Munandar Utami (2012:40), menjelaskan bahwa: “Bermain yang mampu melatih kreativitas anak adalah bermain dengan cara membangun atau menyusun”. Dalam hal ini banyak sekali permainan yang dapat dimainkan oleh anak dalam rangka meningkatkan kreativitas anak. Pada penelitian ini, peneliti akan mencoba menerapkan 3 kegiatan bermain dalam meningkatkan kreativitas anak yaitu: 1) Bermain Playdough Bermain playdough merupakan salah satu kegiatan bermain yang dapat mengembangkan kreativitas anak dengan menggunakan salah satu bahan yang lembut yang dibuat dari tepung dan bisa dibentuk sesuai dengan kreativitas. Dengan playdough anak dapat membuat bentuk apa pun dengan cetakan maupun sesuai dengan kreativitas masing-masing anak, sehingga imajinasinya dapat tersalurkan. Dalam penelitian ini
25
playdough akan dibentuk menjadi kue dan binatang sesuai kreativitas anak.
2) Bermain Balok Unit Bermain balok unit merupakan salah satu kegiatan bermain yang dapat meningkatkan kreativitas anak dengan cara menyusun balok unit menjadi sebuah bangunan atau bentuk sesuai dengan kreativitas anak. Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2001:57) mengemukakan bahwa, “Balok yaitu jenis mainan yang dapat disusun menjadi bentuk utuh yang terbuat dari kayu. Missal: membentuk rumah, istana, benteng, dan robot”. Melalui bermain balok unit anak mampu mengaplikasikan kreativitas
mereka
dengan
menyusun
balok
sesuai
dengan
kreativitasnya. Dalam penelitian ini balok unit akan disusun menjadi rumah dan mobil sesuai kreativitas anak. 3) Menggambar Menggambar merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulus kreativitas
anak.
Menurut
Mayke
S.
Tedjasaputra
(2001:57)
mengemukakan bahwa, “Menggambar adalah jenis permainan yang menuangkan sebuah imajinasi dengan cara menggambarkan objek dengan nyata, yang diperkuat dengan warna yang natural agar gambar terlihat lebih indah dan menarik”. Melalui kegiatan menggambar ini kretivitas, ide gagasan, dan imajinasi anak dapat diaplikasikan melalui
26
gambaran-gambarannya. Dalam penelitian ini anak akan menggambar petani dan cita-cita mereka sesuai kreativitas.
Ketiga kegiatan tersebut dipilih karena kegiatan tersebut dapat melatih anak
dalam
mengembangkan
kreativitas
anak,
serta
dapat
mengaktualisasikan imajinasi yang dimiliki oleh anak, yang pada akhirnya akan menunjang peningkatan kreativitas anak. Dalam setiap kegiatannya Anak harus memiliki waktu yag cukup untuk bermain, tempat untuk bermain, perabotan yang tepat untuk mendukung bermain mereka. Dengan konsep ini lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk menyediakan tiga jenis permainan, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain. Konsep intensitas menekankan pada jumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi, dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah di kemudian hari, oleh karena itu ke tiga kegiatan di atas diharapkan dapat mengembangkan seluruh aspek yang dimiliki oleh anak, khususnya kreativitas. Konsep dari densitas menekankan pada kegiatan yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa di lingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan di atas diharapkan dapat memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui jenis permainan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak.
E. Penelitian Relevan 1.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Lestari, Sri pada tahun 2013/2014 yang berjudul “Pengembangan Kemampuan Motorik
27
Halus Melalui Bermain Playdough Pada Anak Kelompok B Di KB Hudalloh Berkelan Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014”, dapat disimpulkan sebagai berikut: penelitian siklus 1 kriteria diperoleh 12 dari 15 anak atau 70% anak memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah, setelah dilakukan siklus I telah meningkatkan keterampilan motorik halus sebesar 56,25%, hanya saja angka tersebut belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga diperlukan siklus selanjutnya. Siklus II pencapaian kriteria meningkat cukup baik bahkan melebihi indikatorkeberhasilan yaitu sebesar 86,25% . 2.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyah Ningsih, Etik tahun 2014 yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Petiken”. Dapat dianalisa sebagai berikut: pada siklus 1 dan 2 diperoleh nilai rata-rata presentase dari 50% mengalami peningkatan menjadi 85%. Terlihat bahwa pengalaman belajar anak menjadi termotivasi untuk berkembang dalam kreativitasnya dan anak cenderung lebih semangat belajar. Dari refleksi pada siklus 1 banyak sekali kekurangan pada observasi guru antara lain: guru dalam memberikan penjelasan yang akan dilakukan suara guru harus lebih keras, jelas dan tidak terlalu panjang lebar atau berbelit-belit agar anak tidak bosan. Pengulangan-pengulangan dalam kegiatan bermain pasir perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuan kreativitas anak.
Berdasarkan ke dua penelitian relevan terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwasanya kreativitas anak dapat dikembangankan melalui berbagai
28
kegiatan bermain. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Sri yaitu sama-sama menggunakan playdough sebagai perlakuan yang akan diberikan
saat
penelitian,
namun
perbedaannya
adalah
peneliti
mengembangkan kreativitas sedangkan Lestari, Sri ingin mengembangkan motorik halus anak. Sedangkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyah Ningsih, Etik yaitu sama-sama mengembangkan kreativitas, hanya saja perbedaannya pada perlakuan yang diberikan. Peneliti menggunakan kegiatan bermain dengan playdough, balok, dan menggambar, sedangkan Widyah Ningsih, Etik hanya menggunakan media pasir.
F. Kerangka Pikir Penelitian Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas juga adalah suatu aktivitas yang imajinatif yang bertujuan untuk menghasilkan sesuatu produk yang berbeda yang merupakan hasil karya atau kreativitas anak.
Kreativitas anak perlu dikembangkan agar dapat memberi anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang besar. Melalui kreativitas anak dapat mengaktualisasikan apa yang ada dalam pikirannya dalam bentuk atau wujud yang lebih nyata berupa hasil kreativitasnya. Misalnya anak akan merasa sangat puas ketika ia mampu menciptakan sesuatu sendiri. Hal ini tentunya dapat meningkatkan harga diri seorang anak.
29
Dunia anak adalah dunia bermain yang membutuhkan kreativitas yang cukup tinggi. Dalam kata lain anak membutuhkan ruang gerak, ruang berfikir, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai, sehingga mampu menghantarkan anak agar dapat mandiri dalam berproses menapaki tangga kehidupan selanjutnya.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak salah satunya dengan pembelajaran berbasis bermain. Bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan peran suatu jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan perasaan tertekan. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan psikologis dan biologis anak yang sangat esensial bagi anak TK. Artinya bermain amat penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui bermain tuntutan dan kebutuhan anak terpenuhi. Melalui bermain juga anak akan mendapat pengetahuan melalui pengalaman mainnya, bahkan seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara optimal melalui aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak.
Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh penelti di TK dharma Wanita Rantau Jaya diketahui bahwasanya kreativitas anak masih rendah. Hal ini ditunjukkan 24 dari 31 anak masih bngung akan melakukan apa ketika diberikan playdough. Bahkan setiap diminta untuk menggambar sesuai
30
dengan kreativitas anak masing-masing, 23 dari 31 anak hanya menggambar gambar yang sama seperti yang pernah digambar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan pembelajaran berbasis bermain, dengan menggunakan 3 kegiatan bermain. Adapun kegiatan tersebut yakni bermain playdough, balok unit, dan menggambar. Dengan bermain tersebut diharapkan dapat mengembangkan kreativitas anak.
Berdasarkan penelitian relevan terdahulu yang dilakukan oleh Lestari, Sri yang berjudul “Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Playdough Pada Anak Kelompok B di KB Hudalloh Berkelan Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014” dan penelitian oleh Widyah Ningsih, Etik yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kelompok A di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Petiken”. Dari ke dua penelitian relevan terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwasanya kreativitas anak dapat dikembangankan melalui berbagai kegiatan bermain. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Sri yaitu sama-sama menggunakan playdough sebagai perlakuan yang akan diberikan saat penelitian, namun perbedaannya adalah peneliti mengembangkan kreativitas sedangkan Lestari, Sri ingin mengembangkan motorik halus anak. Sedangkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyah Ningsih, Etik yaitu sama-sama mengembangkan kreativitas, hanya saja perbedaannya pada perlakuan yang diberikan. Peneliti menggunakan kegiatan bermain dengan playdough, balok, dan menggambar, sedangkan Widyah Ningsih, Etik hanya menggunakan media pasir.
31
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mencoba untuk melakukan sebuah penelitian
dengan
menggunakan
pembelajaran
berbasis
bermain.
Pembelajaran berbasis bermain diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak yang rendah. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas (pembelajaran berbasis bermain/X) akan mempengaruhi variabel terikat (kreativitas anak usia 5-6 tahun/Y). Maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Kreativitas anak belum berkembang
Kreativitas anak dapat berkembang
Pembelajaran berbasis bermain
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
G. Hipotesis Penelitian Berpedoman pada teori-teori sebelumnya serta kerangka pikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho :Tidak ada pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan.
32
Ha :Ada pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharmarma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan.
33
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang didalamnya peneliti sengaja membangkitkan atau membuat suatu kejadian atau keadaan. Menurut Dimyati (2013:11) “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terkait”. Metode penelitian ini menggunakan Sugiyono
(2014:74)
kenapa
Pre-Experimental Designs, menurut
dikatakan
Pre-Experimental
Designs,
dikarenakan desain ini merupakan belum eksperiment sungguh-sungguh dan masih terdapat variabel luar yang ikut mempengaruhi terbentuknya variabel dependen.
B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain One Grup Pretest-Postest. Dimana peneliti hendak mengetahui pengaruh sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti memberikan pre-test sebelum diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan pembelajaran secara konvensional, lalu melakukan post-test setelah diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran berbasis bermain. Hal ini dilakukan agar hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
34
karena dapat membandingkan antara keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Adapun desain tersebut dapat digambar sebagai berikut:
X Gambar 2. Desain One Grup Pretest-Postest
Keterangan: O1: Pre-Test diberikan sebelum menggunakan permainan X : Pemberian atau penggunaan pembelajaran berbasis bermain O2: Post-Test diberikan setelah menggunakan permainan
C. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan: a. Pembuatan kisi-kisi instrument penelitian b. Membuat Rencana Pelaksanaan PembelajaranHarian (RPPH) yang menggunakan pembelajaran berbasis bermain dengan kegiatan bermain playdough, balok unit, dan menggambar. c. Pembuatan lembar observasi/pedoman observasi d. Menyediakan media dan alat permainan yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan bermain anak.
35
2. Tahap Pelaksanaan a. Pertemuan dilakukan 9 kali pertemuan, 3 kali pertemuan tanpa menggunakan pembelajaran berbasis bermain, dan 6 kali pertemuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain. b. Lembar observasi/ pedoman observasi digunakan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan melalui pembelajaran berbasis bermain. 3. Tahap Pengumpulan Data a. Pengamatan
pada
pembelajaran
konvensional
dengan
menggunakan lembar observasi/pedoman observasi b. Pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain, kemudian diamati dengan menggunakan lembar observasi/pedoman observasi. 4. Tahap Akhir Pengolahan dan analisis data dari hasil penelitian yang diperoleh melalui
instrument
penelitian
dan
lembar
observasi/pedoman
observasi.
D. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-9 April 2016 sebanyak 9 kali pertemuan, dengan 3 kali pertemuan secara konvensional dan 6 kali pertemuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain, pukul 7.30 s.d. 10.00 WIB.
36
2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014:117). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan dengan jumlah 31 anak, terdiri 10 anak perempuan dan 21 anak laki-laki. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sampel pada penelitian ini adalah seluruh anak di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Pesisir Barat dengan jumlah 31 anak.Teknik sampel pada penelitian ini menggunakan sampling jenuh (penuh) atau sampling total. Menurut Sugiyono (2014:85), “Sampling jenuh (penuh) ini adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
37
F. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). 1. Variabel bebas menurut Sugiyono (2014:61) merupakan “variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen/terikat”. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis bermain. 2. Variabel terikat menurut Sugiyono (2014:61) merupakan “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat (Y) adalah kreativitas anak usia dini usia 5-6 tahun.
G. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual a) Pembelajaran Berbasis Bermain (X) Pembelajaran berbasis bermain merupakan aktivitas yang dilakukan sebagai
upaya
mendapat
pengetahuan
melalui
pengalaman
bermainnya, guna mengembangkan seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara optimal melalui aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak. b) Peningkatan Kreativitas (Y) Kreativitas adalah suatu aktivitas yang imajinatif yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang berbeda yang merupakan hasil karya atau kreativitas anak.
38
2. Definisi Operasional a) Pembelajaran Berbasis Bermain (X) Pembelajaran berbasis bermain merupakan upaya pembinaan tumbuh dan kembang anak melalui kegiatan bermain. Aktivitas bermain dilakukan dengan tiga tahap yaitu: pembukaan, inti, dan penutup, yang meliputi aspek sebagai berikut: mentaati aturan bermain playdough, mentaati aturan bermain balok unit, mentaati aturan menggambar, melaksanakan kegiatan playdough, melaksanakan kegiatan balok unit, melaksanakan
kegiatan
menggambar,
playdough bersama teman,
melaksanakan
kegiatan
melaksanakan kegiatan balok unit
bersama teman, melaksanakan kegiatan menggambar bersama teman. b) Peningkatan Kreativitas (Y) Kreativitas yang berkembang dengan baik dapat ditandai dengan munculnya indikator berupa: membuat kue dari playdough dan pewarna, membuat binatang dari playdough dan pewarna, membuat rumah dari balok unit, membuat mobil dari balok unit, membuat kue sesuai kreativitas, membuat binatang sesuai kreativitas, membuat rumah sesuai mengerjakan
kreativitas, pembuatan
membuat kue
sesuai
mobil
sesuai kreativitas,
kreativitas,
mengerjakan
pembuatan binatang sesuai kreativitas, mengerjakan pembuatan rumah sesuai kreativitas, menggambar petani sesuai kreativitas, menggambar cita-cita masing-masing anak sesuai kreativitas.
39
H. Analisis Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Analisis uji instrumen dilakukan agar penelitian valid dan reliabel. Valid artinya instrumen yang digunakan mampu memberikan informasi yang digunakan mampu memberikan informasi yang tepat dan objektif. Sugiyono (2011:348) mengemukakan bahwa: “Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Pada penelitian ini validitas yang digunakan yaitu validitas isi (content validity). Secara teknis pengujian validitas ini dapat dibantu
menggunakan
kisi-kisi
instrument.
Sugiyono
(2011:353)
mengatakan bahwa “Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator”.
Analisis uji validasi ini dikonsultasikan kepada ahli. Pengujian ini dilakukan untuk menguji dan memvalidasi isi dari kisi-kisi instrumen penilaian tersebut dan memberikan saran terhadap kesesuaian indikator pada setiap variabel yang diteliti. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 2. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas berarti instrumen yang digunakan mampu memberikan informasi yang tetap/ajeg, meskipun dilakukan oleh orang lain walaupun di waktu yang berbeda tapi instrumen tersebut masih bisa digunakan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 3.
40
Menurut Sugiyono (2011:348) menjelaskan bahwa “Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belah dua (internal consistency), dimana instrumen diuji cobakan hanya satu kali saja. Menurut Sugiyono (2011:359) mengemukakan bahwa “Pengujian Reliabilitas internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu”.
Menurut Sayuti, Husin, dan Jaya, M. Thoha B. Sampurna (1995:157) “Internal consistency teknik belah dua dilakukan dengan cara membagi perangkat tes menjadi dua bagian (jumlah skor ganjil dan jumlah skor genap”, dengan rumus:
∑ √(
)(
)
Gambar 3. Rumus Karl Pearson Keterangan: = Koefisien indeks reliabilitas = perkalian skor kelompok (x) dan (y) Setelah diperoleh
dilanjutkan dengan rumus berikut:
= Gambar 4. Rumus Spearman Brown
41
Keterangan: = Koefisien indeks reliabilitas sepenuhnya = Angka konstanta I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti unruk mengumpulkan data, agar dapat diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil yang akurat. Adapun metode yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data, adalah sebagai berikut: a.
Metode Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum diberi perlakuan, saat diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan Banjiit Kabupaten Way Kanan.
b.
Metode Dokumen Metode dokumen adalah suatu metode yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter dan data yang relevan dengan penelitian.
J. Teknik Analisis Data Setelah diberikan perlakuan, data yang telah diperoleh untuk mengetahui besarnya peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun. Data yang diperoleh digunakan sebagai landasan dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk
42
menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval dalam Mangkuatmodjo, Soegyarto (1997:37) adalah sebagai berikut:
i=
(
)
Gambar 5. Rumus Interval Keterangan: i = interval NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Keterangan
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji analisis data yaitu analisis tabel dan analisis hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana. a. Analisis Tabel Analisis tabel digunakan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh dari hasil penelitian.Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal dan tabel silang. Sebagai contoh dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2. Pembelajaran Berbasis Bermain No
Kategori
1
SA
2
A
3
CA
4
KA
Jumlah
Keterangan:
Interval
Frekuensi (f)
Presentase (%)
43
SA = Sangat Aktif A = Aktif CA = Cukup Aktif KA = Kurang Aktif Tabel 3. Peningkatan Kreativitas No
Kategori
1
BSB
2
BSH
3
MB
4
BB
Interval
Frekuensi (f)
Presentase (%)
Jumlah
Keterangan: BSB BSH MB BB
= Berkembang Sangat Baik = Berkembang Sesuai Harapan = Mulai Berkembang = Belum Berkembang
Tabel 4. Peningkatan Kreativitas dan Pembelajaran Berbasis Bermain No Peningkatan Kreativitas BSB BSH MB BB Jumlah Pembelajaran Berbasis Bermain 1 SA 2
A
3
CA
4
KA
Jumlah Keterangan: SA A CA KA
= Sangat Aktif = Aktif = Cukup Aktif = Kurang Aktif
44
BSB BSH MB BB
= Berkembang Sangat Baik = Berkembang Sesuai Harapan = Mulai Berkembang = Belum Berkembang
b. Analisis Uji Hipotesis Analisisi Uji Regresi Linier Sederhana Untuk mengetahui adanya pengaruh (Resiprokal) pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak, maka dalam penelitian ini tekhnik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana. Menurut Noor (2014 :78) berpendapat bahwa “Analasisi regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya”. Adapun rumusnya dalam Sugiyono (2014:262) adalah sebagai berikut;
̂= Gambar 6. Rumus Regresi Linier Sederhana Keterangan: Ŷ = Subjek dalam variable dependen yang diprediksi a = Harga Y ketika X=0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukanangka peningkatanatau pun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahanvariable independen. Bila (+) arah garis naik, dan apabila (-) maka arah garis turun. X = Subjek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu. Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b. cara menghitung harga a dan b menggunakan rumus (Gunawan, 2013:161), sebagai berikut:
45
(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ ∑ (∑ )
)
Gambar 7. Rumus mencari nilai konstanta Keterangan: α = Harga Y ketika X=0 (harga konstan) ∑ = Jumlah subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu ∑ = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi X =Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
∑ ∑
(∑ )(∑ ) (∑ )
Gambar 8. Rumus mencari nilai konstanta Keterangan: X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu ∑ = Jumlah subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu ∑ = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau pun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan apabila (-) maka arah garis turun. n = Jumlah sampel
62
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kreativitas anak sebanyak empat capaian indikator per hari. Hal ini mengandung arti bahwa pembelajaran berbasis bermain memiliki pengaruh yang nyata terhadap peningkatan kreativitas anak.
B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Kepada Guru a. Guru dapat membantu anak dalam mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan bermain. b. Guru sebaiknya lebih aktif, kreatif, dan inovatif sehingga anak-anak akan termotivasi dalam belajar. 2. Kepada Kepala Sekolah Salah satu pembelajaran yang menarik bagi anak usia 5-6 tahun yaitu dengan berbasis bermain. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis bermain
63
perlu diterapkan di sekolah dalam meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun. 3. Kepada Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media untuk menambah wawasan serta sebagai bahan rujukan atau acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan upaya peningkatan kreativitas anak dengan penggunaan pembelajaran berbasis bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Ahmad. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Alfa Beta. Jakarta. Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Yrama. Bandung. Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana Prenada. Jakarta. Gunawan, Ali Muhammad. 2013. Statistik Untuk Penelitian Pendidikan. Prama Publishing. Yogyakarta. Harianto, Sugeng. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung. Latif, Mukhtar. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Prenada Media Group. Jakarta. . 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Lestari, Sri. 2014. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Playdough Pada Anak Kelompok B Di KB Hudalloh Berkelan Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. {SKRIPSI}. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Mangkuatmodjo, Jakarta.
Soegyarto.
1997.
Pengantar
Statistik.
Rineka
Cipta.
Mayke S, Tedjasaputra. 2001. Bermain, Main, dan Permainan. Gramedia. Jakarta. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Memilih, Menyalin, dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia Dini. Prenada Media Group. Jakarta. Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Rineka Cipta. Jakarta. Montolalu. 2007. Berman dan Permainan Anak. Universitas Terbuka.jakarta.
65
. 2008. Materi Pokok Bermain Dan Permainan Anak. Universitas terbuka. Jakarta. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta. . 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta. Noor, Juliansyah. 2014. Metodolodi Penelitian. Prenada Media Group. Jakarta. Nurani, Yuliani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Indeks. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repunlik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Rachmawati dan Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Sayuti, Husin dan Jaya, M. Thoha B Sampurna. 1995. Metode Penelitian Sosial dan Humaniora. Bandar Lampung. Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Peneliti. Alfabeta. Bandung. .
. 2014. Statistik Untuk Peneliti. Alfabeta. Bandung.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta. . 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta. Widyah Ningsih, Etik. 2014. Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Petiken. {SKRIPSI}. Universitas Surabaya. Surabaya. Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. GP Press Group. Jakarta.