121
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
PENGARUH PELATIHAN VERTICAL RESCUE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN SEARCH AND RESCUE DALAM MENOLONG KORBAN BENCANA 1
2
Yuniar Wardani *, Purwadi 1
* FKM UAD Kampus 3 Jl Prof DR Soepomo, SH, Warungboto Yogyakarta 55164, email:
[email protected] 2 Fakultas Psikologi UAD Kampus 1 Jl Kapas 9 Semaki Yogyakarta 55166, email:
[email protected] ABSTRACT Background: Asian countries face disasters annually. Increasing vulnerability of people in Asia, especially related to demography, social and economic change technology fastly. Any person affected by disasters, with the expected first priority is to get help meeting basic needs and either given by the general public or trained personnel such as Search and Rescue. SAR must have a variety of skills such as skills in giving Basic Life Support also Vertical Rescue. Objective: The purpose of this study was to determine the effect of VR training to increase skills and Rescue. Methods: The type and design of the study were selected by the researchers was an experiment quasi with cross sectional approach. Variable measurement skills performed before and after the implementation of training and analyzed using Paired t test. Results: No effect of VR training to increase knowledge (p = 0.09), there was the effect of VR training on the improvement of the attitude (p = 0.00) and there was increased influence of VR on skill improvement (p = 0.00). Conclusion: There was the effect of VR training to increase attitude and skills of rescue in helping victims of the disaster. Keywords: training, VR, skills, sAR
PENDAHULUAN
musim hujan dan musim panas. Pergantian
Asia merupakan wilayah yang paling rentan bencana dan tempat tinggal
kedua musim ini menyebabkan perubahan
bagi
cuaca, suhu, dan arah angin yang ekstrim.
sepertiga penduduk dunia. Negara-negara
Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya
Asia menghadapi bencana setiap tahunnya.
aktifitas masyarakat yang sering kali tidak
Peningkatan kerentanan penduduk di Asia
dapat menjaga kelestarian lingkungan dan
terutama terkait dengan keadaan demografi,
justru malah merusak lingkungan sehingga
perubahan tehknologi dan sosial ekonomi
menyebabkan peningkatan risiko bencana. 3
yang
cepat.
Perluasan
dan
Berdasarkan Undang-Undang NO 24
pembangunan lingkungan dengan risiko yang
Tahun 2007 saat ini telah terjadi pergeseran
tinggi
kondisi
paradigma dalam penanggulangan bencana
tersebut.1 Beberapa daerah sisinya berupa
dari hanya menanggapi situasi saat bencana
pegunungan, sebagian dipenuhi oleh rawa-
terjadi (tanggap darurat) ke pencegahan dan
rawa. Kondisi ini sangat berpotensi untuk
pengurangan risiko bencana (PRB). Dengan
terjadinya berbagai bencana seperti tsunami,
perubahan
tanah longsor, banjir, juga gempa bumi.2
merupakan kegiatan yang
Wilayah Indonesia juga terletak di daerah
bencana belum terjadi.4
tropis yang mempunyai dua musism yaitu
Setiap orang yang menjadi korban bencana,
merupakan
urbanisasi
sebagian
dari
ini,
manajemen
bencana
dimulai
sejak
122
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
prioritas pertama yang diharapkan adalah
dilakukan
mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan
Muhammadiyah di bawah komando Lembaga
dasar, baik yang diberikan oleh masyarakat
Penangulangan Bencana Pimpinan Wilayah
awam ataupun tenaga terlatih seperti Tim
Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta
Search and Rescue (SAR). Tim SAR adalah
( LPB PWM) pada tanggal 1 Desember 2015
salah satu yang bertugas di zona berbahaya “
didapatkan data bahwa dari 35 orang anggota
red zone” dalam melakukan usaha mencari,
SARMUHDIY hanya satu orang yang sudah
menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia
mempunyai sertifikat keterampilan VR. Hal ini
yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau
menjadi
menghadapi bahaya dalam musibah–musibah
mendapatkan
seperti
dan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD
suatu
DIY) untuk menolong korban bencana karena
permasalahan besar ketika tim SAR ternyata
secara formal yang berhak membantu hanya
belum memiliki keterampilan yang lengkap
satu orang saja. Pada
selain
SARMUHDIY
pelayaran,
bencana.5
Hal
penerbangan, itu
keterampilan
menjadi
pemberian
Bantuan
Hidup Dasar (Bacis Life Support atau BLS). Kemampuan BLS adalah kemampuan seseorang
yang
dapat
memberikan
pada
Tim
masalah
SAR
ketika
panggilan
yang
persyarikatan
SARMUHDIY dari
Badan
akhirnya anggota
lain
hanya
dapat
membantu untuk memberikan tindakan BLS saja. Permasalahan lainnya adalah hampir semua gedung yang dimiliki oleh Amal Usaha
pertolongan atau tindakan dan usaha yang
Muhammadiyah
pertama
dalam
dilengkapi dengan tata gedung yang tepat
mempertahankan
untuk kondisi darurat. Bahkan beberapa
kehidupan seseorang pada saat seseorang
gedung tidak didesain dengan jalur evakuasi
tersebut
sehingga
kali
kegawatdaruratan
dilakukan untuk
mengalami
keadaan
yang
bila
(AUM)
ada
saat
ini
bencana
belum
kebakaran
mengancam nyawanya.6 Keterampilan lain
ataupun gempa, satu-satunya jalan adalah
yang sangat diperlukan adalah kemampuan
lewat
untuk menolong korban dari berbagai lokasi
bencana sangat besar kemungkinannya kita
seperti korban bencana yang berada di
memerlukan jalur turun dengan menggunakan
daerah ketinggian (atap gedung pada saat
tali tambang dan lain-lain.
terjadi
korban
kebakaran)
atau
justru
jalan
Tujuan
formal.
Padahal
penelitian
pada
ini
saat
adalah
kebalikannya yaitu saat korban berada di
mengetahui pengaruh pelatihan VR terhadap
daerah lembah (korban terjatuh dari gunung,
peningkatan keterampilan Tim SAR yang
tebing dll). Penanganan korban di lokasi
meliputi kemampuan melakukan evakuasi
seperti ini memerlukan keterampilan khusus
satu tahap pada korban yang berada pada
yang biasa disebut dengan Vertical Rescue.
medan yang terjal dengan memperhatikan
Berdasarkan studi pendahuluan yang
faktor -faktor yang memengaruhi lainnya.
123
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
menggunakan pengujian dengan anasisis
Jenis dan rancangan penelitian yang
statistik
non
parametrik
yaitu
Willcoxon.
dipilih oleh peneliti adalah Eksperimen semu
Pengambilan keputusan untuk menolak dan
dengan
menerima
pendekatan
potong
lintang.
hipotesis
dilakukan
dengan
Pengukuran variabel keterampilan dilakukan
membandingkan nilai Pvalue dan derajat
sebelum
kemaknaan.
dan
pelatihan.
sesudah
Lokasi
dilaksanakannya
penelitian
yang
dipergunakan adalah LPB PWM DIY yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
beralamatkan di Jalan Gedungkuning 35
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus
Yogyakarta dan waktu penelitiannya adalah
empat Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
dimulai pada bulan Maret sampai dengan
Yogyakarta karena setelah melaksanakan
bulan Agustus 2016. Populasi penelitian
survei lokasi di kampus satu sampai kampus
dalam penelitian ini adalah semua anggota
lima hanya kampus satu dan kampus empat
SARMUHDIY
yang
yang
berjumlah 33 orang.
memenuhi
persyaratan
dapat
Teknik sampling yang dipilih adalah total
dipergunakan. Kampus dua, tiga, dan lima
sampel
sehingga
tidak dapat dipergunakan untuk latihan VR
jumlah sampelnya adalah 33 orang. Sampel
karena bagian teras dipenuhi dengan genting
penelitian ini hanya terdiri dari satu kelompok
sehingga
saja
yang
memerlukan VR maka Tim SAR harus
pengamatannya dilakukan secara berulang
menghilangkan semua genting di bagian
atau
depan.
yaitu
yaitu
semua
populasi,
kelompok
berpasangan.
intervensi
Pemilihan
kelompok
apabila
ada
tindakan
yang
kontrol tidak dilakukan mengingat dampak
Peserta pelatihan adalah semua Tim
yang harus diberikan pada kelompok kontrol
SAR yang tersebar dari lima kabupaten di DIY
menyangkut biaya, waktu, dan tenaga yang
yaitu
tidak
Gunungkidul, dan Kulon Progo, masing-
sedikit
bila
dilakukan
intervensi
berulang. Analisis
Sleman,
Kotamadya,
Bantul,
masing kabupaten diwakili oleh lima orang data
yang
dipilih
oleh
Tim
SAR.
Jumlah
(responden)
keseluruhan
penelitian adalah analisis Uji T Berpasangan
pelatihan
yang sebelumnya data diuji normalitasnya
Pelatihan dilaksanakan selama 4 hari dari hari
terlebih dahulu. Bila data ternyata tidak
Jum’at 19 Agustus sampai dengan Kamis 23
terdistribusi secara normal maka peneliti
Agustus 2016 dari jam 07.00 sd jam 22.00
melakukan proses transformasi kemudian
WIB. Nara sumber kegiatan diambil dari Tim
menguji normalitasnya kembali. Apabila data
Muhammadiyah Disaster Menajemen Central
yang sudah ditransformasi masih tetap tidak
Pimpinan
terdistribusi secara normal maka peneliti akan
PPM), Federasi Panjat Tebing Indonesia
Pusat
adalah
33
peserta
Muhammadiyah
orang.
(MDMC
124
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
(FPTI), Badan Penanggulangan Bencana
agar tidak terjadi kejadian Tim SAR yang
Daerah (BPBD DIY) sedangkan instruktur
seharusnya menolong korban ternyata malah
merupakan Tim SAR dari DIY dan perwakilan
menjadi korban yang harus ditolong hanya
Jawa Tengah yang sudah tersertifikasi secara
karena Tim SAR kecapekan yang berakibat
nasional. Nara sumber dan instruktur masing-
pada kondisi sakit.
masing terdiri dari 5 orang. Materi pelatihan dilaksanakan selama 2 hari secara klasikal dan praktik-simulasi selama satu hari dan hari terakhir digunakan untuk ujian. Sebelum kegiatan dilaksanakan didahului dengan pre tes (khusus untuk aspek pengetahuan dan sikap dengan cara mengisi kuesioner
secara
langsung)
sedangkan
penilaian aspek keterampilan diambil dengan skills lab. Demikian pula pengambilan nilai di akhir pelatihan atau post tes. Analisis data penelitian
dilaksanakan
setelah
data
terkumpul, dibersihkan, dan dikoding serta dianalisis menggunakan analisis univariat dengan deskriptif dan analisis bivariat dengan menggunakan Uji T Test berpasangan. Hasil analisis berdasarkan karakteristik responden tersaji dalam Tabel 1. Berdasarkan karakteristik repsonden
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Jenis Kelamin, dan Pelatihan NO Karakteristik n % 1 Umur (Tahun) 19 – 24 19 58.58 25 – 45 12 36.36 >45 2 6.06 2 Pendidikan SMP 2 6.1 SMA 18 54.55 S1 11 33.33 S2 2 6.06 3 Pekerjaan Pelajar 1 3.03 Mahasiswa 16 48.48 Satpam 4 12.12 Karyawan 5 15.15 Pelatih silat 2 6.06 Guru 4 12.12 Wiraswasta 1 3.03 4 Jenis Kelamin Perempuan 2 6.06 Laki-laki 31 93.94 5 Pelatihan Belum pernah 6 18.18 Pernah 27 81.82 Total 33 100
sebagian besar berada pada masa remaja dan
berpendidikan
sebagai
Hasil analisis univariat pada variabel
mahasiswa, dan
pernah
pengetahuan menunjukkan penurunan nilai
pelatihan
SAR
mean sesudah dilaksanakannya pelatihan.
sebelumnya. Beberapa reponden memang
Hal ini dimungkinkkan terjadi karena saat pre
merupakan Tim SAR DIY sehingga minimal
tes ada 6 orang responden yang terlambat
responden
untuk mengikuti. Guna meminimalkan bias,
berjenis mengikuti
kelamin
laki-laki,
kegiatan
adalah
orang
yang
sudah
terseleksi dengan berbagai persyaratan saat
responden
yang
rekruitmen tim.
Hal ini adalah logis karena
kemudian dilakukan pre tes susulan, Namun
memang penanganan bencana memerlukan
demikian hasilnya tidak dapat maksimal
kesehatan fisik, mental, dan sosial yang kuat,
karena
responden
terlambat
sempat
disendirikan
berinteraksi
125
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
dengan temannya sekitar 10 menit sehingga
keterampilan
tetap
sesudah pelatihan sebanyak 60.60%.
memungkinkan
terjadinya
transfer
pengetahuan yang berkaitan dengan itemitem kuesioner. Pada
sebelum
serta
Analisis bivariat yang digunakan oleh peneliti adalah Uji T test berpasangan. Uji
variabel
sikap,
terjadi
normalitas
dilakukan
responden berinteraksi selama 10 menit,
dan keterampilan tidak terdistirbusi secara
responden yang sudah mengikuti pretest
norma
belum sempat melakukan transfer item-item
Variabel keterampilan terdistirbusi secara
yang berkaitan dengan kuesioner aspek
normal
sikap. Pada variabel keterampilan, terjadi
transformasi data. Hasil transformasi diuji
kenaikan
normalitasnya kembali dan ternyata hasil
mean
sesudah
dilakukan
sehingga
dilakukan
tidak
transformasi.
perlu
dilakukan
akhir
nilai keterampilannya menurun akan tetapi
keterampilan data tetap tidak terdistribusi
secara umum terjadi kenaikan dan variabilitas
secara normal sehingga dipilihlan uji non
nilai pada masing-masing kelompok cukup
parametric Wilcoxon. Hasil Uji T Berpasangan
besar.
tersaji dalam Tabel 3 berikut.
Tabel 2. Deksripsi variabel pengetahuan, sikap, dan keterampilan VR pada Tim SAR.
Tabel 3. Hasil Uji T tes pada variabel pengetahuan, sikap dan keterampilan Tim SAR dalam menolong korban Variabel Jenis Uji P Pengetahuan Wilcoxon 0.09 Sikap T Tes berpasangan 0.00 Keterampilan Wilcoxon 0.00
1
Pengetahuan Rendah Tinggi Sikap Tidak baik Baik Keterampilan Tidak baik Baik Total
67.5
11 22
33.33 66.70
62.73
16 17
48.50 51.50
32.58
15 18
45.50 54.50
36.67
13 20
39.40 60.60
20 13 33
60.60 39.40 100
23.15
20 1 3
60.60 39.40 100
20.18
Hasil variabel
Sesudah Mean N %
analisis
univariat
pengetahuan,
dengan
sikap,
dan
keterampilan tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan sebelum
bahwa
pelatihan
pengetahuan
tinggi
sebanyak
51.51%.
sebelum
pelatihan
pengetahuan
tinggi
sebanyak
66.70%,
sesudah
pelatihan
kategori
sikap
sebanyak
baik
54.50%,
sesudah pelatihan sebanyak 60.60%, dan
variabel
normalitas
pelatihan VR. Meskipun ada responden yang
Sebelum Mean N %
pada
uji
diuji
menunjukkan bahwa variabel pengetahuan
sehingga
Hasil
data
pelatihan. Hal ini dimungkinkan terjadi, saat
nilai
bivariat.
sebelum
secara
Karakteristik
3
baik
peningkatan nilai mean sesudah dilakukan
No
2
tidak
pengetahuan
dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pelatihan VR terhadap peningkatan pengetahuan
Tim
SAR
(p=0.09),
ada
pengaruh pelatihan VR terhadap peningkatan sikap Tim SAR dan ada pengaruh pelatihan VR terhadap peningkatan keterampilan Tim SAR. Berdasarkan hasil analisis bivariat pengaruh pelatihan VR terhadap peningkatan pengetahuan menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada pengaruh karena nilai p=0.09. Hal ini dimungkinkan terjadi karena 6
126
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
responden
terlambat
Meskipun
sudah
mengikuti
pretest.
sangat menunjang peningkatan pengetahuan
diupayakan
untuk
dan keterampilan apabila diikuti dengan baik.7
meminimkan kemungkinan terjadinya bias, dengan
tindakan
lain
yang
bertentangan menjelaskan bahwa pelatihan
tersebut tidak sepenuhnya berhasil. Riwayat
terbukti dapat meningkatan pengetahuan dan
pelatihan SAR yang diikuti sebelumnya juga
keterampilan individu.8 Pendidikan kesehatan
tidak
pelatihan
dapat meningkatkan pengetahuan tenaga
sebelumnya terfokus pada pelatihan SAR
kesehatan maupun masyarakat. Pengetahuan
secara umum sementara pelatihan saat ini
baru dapat ditingkatkan melalui kegiatan
adalah pelatihan dengan keterampilan khusus
membaca
materi
yaitu VR. Peneliti juga berasumsi bahwa
perubahan
perilaku
pelatihan bukan merupakan satu-satunya
Pengetahuan yang seperti ini dapat bersifat
variabel
langgeng dan lebih mendalam.9
yang
peningkatan variabel
berperan
namun
yang
upaya
banyak
isolasi,
Penelitian
karena
dapat
memengaruhi
pengetahuan,
lain
seperti
lebih
baik.
ada
Hasil analisis pengaruh pelatihan VR
penyuluhan
dan
terhadap peningkatan sikap Tim SAR, secara statistik
ini
menunjukkan
pengaruh
yang
bertentangan
signifikan (P=0.00). Peneliti berasumsi bahwa
dengan teori adalah penelitian yang hasilnya
sikap adalah komponen yang tidak dengan
menjelaskan
dapat
mudah dipertukarkan karena menyangkut
pengetahuan
banyak hal termasuk keyakinan. Hal ini
menambah
penelitian
yang
terjadilah
tetapai
pemberian buku saku. Hasil
sehingga
bahwa wawasan
pelatihan dan
individu dalam menghadapi bencana dan
sangat
menumbuhkan
pengetahuan
minat
individu
karena
berbeda
dengan
yang
komponen
secara
mudah
pelatihan dapat meningkatkan semangat kerja
dipindahkan ataupun ditularkan. Frekwensi
dan membangkitkan minat dan rasa ingin
responden yang kategori sikapnya tidak baik
mengetahui cara menolong orang dalam
menurun dan yang sikapnya baik meningkat,
menghadapi bencana. Pelatihan menjadikan
meskipun peningkatannya hanya 2 orang
individu
responden.
disiplin
kerja,
termotivasi
dalam
menyelesaikan masalah secara masksimal untuk mendapat hasil yang baik,
tanggap
Perubahan sikap terjadi dalam waktu yang lama dan tidak secara langsung karena
pada lingkungan dan teknik penanganan
penilaian
korban bencana serta menjadikan individu
bervariasi.
dapat
dengan
tengah-tengah pengetahuan dan perilaku.
pengetahuan yang didapatkan pada saat
Perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor di
mengikuti pelatihan kebencanaan. Pelatihan
antaranya adalah pengetahuan dan sikap.10
memberi
arahan
sesuai
dan
komponen
Sikap
sikap
cenderung
sangat
berada
di
Individu yang terpapar dengan pengetahuan
127
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
yang baik kemungkinan akan mempunyai 9
menolong korban dan tujuan lainnya adalah
sikap yang baik pula. Minat adalah fungsi
untuk
sikap terhadap perilakunya. Sikap merupakn
pengunjung
fungsi dari kepercayaan tentang konsekwensi
khalayak ramai nyaman dan terjaga dari risiko
perilaku
mempertimbangkan
terjadinya bencana maka pelayanan kepada
kepentingan hasil dan merupakan fungsi
pengunjung akan semakin meningkat.14 Cara
harapan
individu
dengan
dari
orang
menerima. VR
kenyamanan
atau
khalayak
Bila
motivasi
untuk
motivasi pada perilakunya. Kesiapan untuk
Hasil analisis pengaruh pelatihan
melakukan tindakan berasal dari persepsi
keterampilan
Tim
SAR
akan
ramai.
dengan
terhadap
mempersepsi
kepada
lain
mempertimbangkan 11
memberikan
memberikan
individu akan suatu masalah. Individu dapat
menunjukkan nilai yang signifikan (p=0.00).
melakukan
Hal ini dapat dilihat dari proporsi responden
didasarkan pada konsistensi internal antara
yang mempunyai keterampilan baik sebelum
kepercayaan, sikap dan perilakunya karena
dan sesudah dilakukan pelatihan lebih banyak
secara
dibandingkan
yang
nyaman.11
satu
keterampilan individu merupakan kunci dalam
keterampilan
kehisuoan sehari-hari. Apabila setiap individu
dengan
keterampilannya keterampilan
responden
kurang.
VR
Salah
adalah
perubahan
psikologis
perilaku
individu
Pengetahuan,
akan
merasa
sikap,
senantiasa
sudah didapatkan saat responden mengikuti
individu tersebut akan terhindar dari berbagai
dasar
responden responden
SAR.15
meningkat diberikan
Keterampilan
karena
semua
kesempatan
untuk
mempraktikkan keterampilan VR dan dinilai
perilakunya
dan
memberikan BHD, dan keterampilan tersebut
pelatihan
menjaga
dengan
maka
kemungkinan buruk.9 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat
per individu. Meskipun kenyataannya masih
disimpulkan
bahwa
ada responden yang pada awal kegiatan takut
pelatihan
berada di ketinggian. Guna menjaga agar
pengetahuan dan ada pengaruh pelatihan VR
keterampilannya dapat dipertahankan maka
terhadap peningkatan sikap dan keterampilan
responden harus senantiasa memperdalam
Tim SAR dalam menolong korban bencana.
VR
tidak
terhadap
ada
pengaruh
peningkatan
keterampilannya dengan rajin berlatih. Hasil penelitian ini sesuai menjelaskan bahwa
pelatihan
dapat
meningkatkan
keterampilan individu dalam melakukan suatu keahlian.
Pelatihan
dapat
mendukung
keterampilan yang dimiliki oleh lifeguard dalam
menjalankan
tugasnya.12,13
Dalam
KEPUSTAKAAN 1. Wuryanti, T, Kerangka Aksi Hyogo,Pengurangan Risiko Bencana 2005 -2015 Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, Jakarta. 2008 2. Probosiwi, R, Keterlibatan Penyandang Disabilitas Dalam Penangulangan
128
3. 4.
5.
6.
7.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017
Bencana, Jurnal Penanggulangan Bencana , Volume 4 Nomor 2, November 2013, Halaman 13-22. Lumawa, SH, Rekruitmen SAR, Jurnal Eksekutif Vol 1 No 4 2015. Dahlan, S., Kumaat, L., Onibala, F., Pengaruh Pendidikan Kesehatan T entang Bantuan Hidup Dasar (Bhd) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara, Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014, Halaman 1 -8. BPBD Provinsi Jawa Tengah, Buku Panduan PelatihanTeknik Vertikal Dan Vertical Rescue Tingkat Dasar Bagi Potensi SAR Di Jawa Tengah, Pelatihan SAR. 2013 Guyton, A. C., Hall, J. E. Buku ajarFisiologi kedokteran (Eds. 11) (Irawati, Dian Ramadhani, Fara Indriyani, Frans Dany, Imam Nuryanto, Srie Sisca Prim a Rianti, Titiek Resmisari & Y. Joko Suyono, Penerjemah). Jakarta: EGC. 2008 Nurchayati, S., Junaidi, Rahayu., S, 2006, Upaya Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Dalam Memberik an Bantuan Hidup Dasar Pada Kejadian Gawat Darurat Kelautan Di Kelurahan Cilacap Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Tahun 2006, LaporanPengabdian dibiayai oleh dana DIPA Kopertis Wilayah VI tahun anggaran 2006.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Saputra, H, Efektifitas Pelatihan kebencanaan pada pegawai BPBD Bengkulu,2015. https://www.google.co.id/search?q=lubma zal.com. Wardani, Y., Sofiana, L, Ayu, SM., Gustina, E, Wibowo, M., Efektifitas Buku Saku sebagai Media Promosi Kesehatan dalam Peningkatan pengetahuan tentang HIV pada Tukang Cukur Di Lota Yogyakarta, Yogyakarta. 2015 Ulum, MC., 2010, Governance dan Capacity Building dalam Manajemen Bencana Banjir Di Indonesia, Jurnal Penanggulangan Benca na, Volume 4 Nomor 2, November 2013, Halaman 512. Emilia Ova, Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi, Pustaka Cendekia Press Yogyakarta. 2010 Fitri, MH dan Mardiana, 2011, Pelatihan Terhadap Keterampilan Kader Posyandu, Jurnal KEMAS 7 (1) 2011 Halaman 22 27. Sukiarko, E. Pengaruh Pelatihan dengan Metode Belajar Berdasarkan Masala h dalam Kegiatan Kader Gizi Posyandu: Studi di Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Jurnal Media Medika Indonesia . 42 (3): 103-147. 2007 Choirian, N, Junaidi, S., Rahayu, S, Manajemen Lifeguard Pada Water Blaster Kota Semarang, Journal of Sport Sciences and Fitness, JSSF 2 (1) 2013, Hal 39-43.
