Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
ISSN : 2338 - 4794 Vol. 3. No. 3September 2015
PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS Akhmad Sodikin *) Program Studi Magister Manajemen UNKRIS Alamat: Kampus UNKRIS Jatiwaringin Jakarta Timur Email:
[email protected]
Abstract : The aim of the research is to know influence of yuan exchange and euro to US dollar simultanously or partially. This research used quantitative analyses. Data was formed from January 2015 to November 2015. Data which was analyzed using regression. To examine influence of independen variables using F and t to examine partially.Based on data confirmed output that yuan and euro exchange influenced to US dollar simultanously. This fact based on value of F is 1.341,74, significance level 0,00 lower than 0,05. Yuan exchange influence to US dollar partially. Value of t is 36,261 and significance is 0,00. Euro exchange influence to US dollar partially. Value of t is 23,854 and significance 0,00. That variable influence to US dollar exchange 73,9 % other influenced by other variables.
Kata kunci: Nilai tukar Yuan, nilai tukar euro, nilai tukar kurs .
PENDAHULUAN Pasar uang global dalam pada awal tahun 2015 sampai akhir tahun 2015, dipenuhi dengan gejolak oleh penguatan mata uang dolar Amerika Serikat, dan devaluasi mata uang China, yuan. Rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed), yang diperkirakan terjadi pada September ini, membuat mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang asing lainnya. Dolar yang bersifat hard currency membuat mata uang utama dunia melemah. Mata uang Jepang, yen, mata uang Eropa, euro, dan mata uang negara-negara Asia dibuat melemah di hadapan dolar AS. Mata uang yen dan rupiah pun jatuh ke level terendah dalam 17 tahun terakhir, atau sejak krisis ekonomi 1998.Di saat mata uang dolar AS berdiri kokoh terhadap mata uang dunia lainnya, China membuat kebijakan mengejutkan, yakni mendevaluasi (melemahkan) mata
uangnya terhadap dolar AS pada 11 Agustus 2015, sebesar 1,9 persen. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing ekspor dan mendorong laju pertumbuhan ekonominya yang menyusut, dengan ekspor China yang menurun lebih dari delapan persen pada Juli lalu.Walaupun dalam rilis resmi pertamanya, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyatakan bahwa devaluasi ini adalah "one off devaluation", atau hanya sekali dilakukan. Namun, kenyataannya, Rabu 12 Agustus 2015, PBoC kembali melanjutkan devaluasi sebesar 1,6 persen. Beredar spekulasi bahwa PBoC akan mendevaluasi yuan sampai 10 persen. Pasar merespons negatif pelemahan devaluasi yuan, sebagai tanda memburuknya perekonomian negara ekonomi terbesar kedua dunia itu. Kekhawatiran pun memenuhi pasar ekuitas global akan kemungkinan terjadinya kembali krisis ekonomi global.Kepanikan pun memenuhi pasar
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
ekuitas, yang memicu penjualan saham dan pelemahan mata uang secara global, dimulai dari kawasan Asia, diikuti Eropa, dan AS. Kawasan Asia terkena pukulan paling keras. Mata uang negara-negara berkembang di Asia hingga Afrika, terdepresiasi sangat dalam terhadap dolar AS, karena investor menarik dananya keluar. China Yuan adalah mata uang dalam Cina (CN, CHN). Dengan Rupiah Indonesia adalah mata uang dalam Indonesia (ID, IDN). China Yuan juga dikenal sebagai Yuans, RMB, dan Renminbi. Nilai tukar untuk China Yuan terakhir diperbaharui pada 29 Oktober 2015 dari Dana Moneter Internasional. Nilai tukar untuk dengan Rupiah Indonesia terakhir diperbaharui pada 29 Oktober 2015 dari Dana Moneter Internasional. Dengan melakukan pelemahan nilai tukar yuan, pemerintah Cina berharap hal itu akan mendongrak kinerja ekspor dan membuat produkproduk negara itu lebih murah dan kompetitif di pasar dunia. Data ekonomi terbaru menunjukkan ekspor Cina merosot, sehingga menambah kekhawatiran berlanjutnya pelambatan ekonomi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Di dalam negeri Cina, dampak penurunan nilai tukar yuan tidak terlalu dirasakan oleh sebagian besar warga, tetapi Xu Liping mengatakan lemahnya nilai tukar yuan terhadap dolar berimbas langsung terhadap warga yang menyekolahkan anaknya ke luar negeri dan mereka yang membutuhkan dolar. Kebijakan penurunan mata uang yuan diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut para analis, devaluasi yuan akan mendongkrak ekspor Cina yang mengalami penurunan tajam selama bulan Juli Federal Reserve pada Rabu, 28 Oktober 2015 waktu New York, mengumumkan masih menunda rencana menaikkan suku bunganya yang
Akhmad Sodikin
mendekati nol selama lebih dari sembilan tahun. Keputusan tetap menunda kenaikan suku bunga The Fed muncul karena melemahnya beberapa data perekonomian, khususnya di sektor lapangan pekerjaan dan inflasi. jika The Fed tetap akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat, maka dolar AS diperkirakan akan kian menguat terhadap mata uang lain. Hal ini justru berdampak buruk pada bisnis perusahaan-perusahaan asal AS. Pemerintah bekerja sama dengan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan terus melakukan upaya untuk menguatkan rupiah dengan berbagai cara, seperti menjaga defisit anggaran saat ini, agar tidak semakin besar, memaksimalkan penyerapan anggaran, dan membuka investasi masuk ke dalam negeri.Pada 12 Agustus 2015 itu, secara year to date (ytd) rupiah melemah 10,16 persen ke level Rp13.799 per dolar AS, terendah sejak krisis ekonomi 1998. Mata uang won (Korea) melemah 8,35 persen, bath (Thailand) 6,62 persen, dan yen (Jepang) 3,96 persen. Devaluasi yuan juga dikhawatirkan akan memicu negara-negara di kawasan itu untuk mendevaluasi mata uangnya juga. Jika hal itu terjadi, bisa mengarah pada devaluasi kompetitif, atau yang dikenal sebagai perang kurs mata uang.Namun, China mengklaim, langkah yang ditempuhnya itu merupakan respons terhadap pasar. "Reformasi mekanisme kurs yuan ditujukan, agar bisa mendorong lebih maju dengan orientasi pasar. Pasar memainkan peran lebih besar dalam menentukan nilai tukar untuk memfasilitasi keseimbangan pembayaran internasional," kata PBoC dalam sebuah pernyataan. Perkembangan dari mata uang china tersebut dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2015 dapat dilihat pada grafik berikut.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
2400
EURO
2300 20000 15000 10000 5000 0
2000 1900 1 20 39 58 77 96 115 134 153 172 191
1800
Gambar 1. Perkembangan kurs Yuan terhadap rupiah Data tersebut menunjukkan perkembangan kurs mata uang Yuan erhadap rupiah. Periode 1 pada sumbu X menunjukkan tanggal pada akhir tahun. Sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai kurs yuan terhadap rupiah. Pada periode akhir tahun 2015 kurs yuan terhadap rupiah cenderung meningkat. Mata uang lain yang terkena dampak akibat krisis yang terjadi di dunia yaitu euro. Mata uang tersebut terkena dampak disamping dari krisi global yang terjadi juga karena krisis salah satu anggotanya yaitu Yunani. Yunani mengalami krisis yang cukup berat karena tidak mampu membayar sejumlah hutang yang harus dibayar kepada IMF. Perbankan di Yunani juga menutup bank mereka karena khawatir masyarakat akan beramai-ramai mengambil uang yang berdampak pada situasu likuiditas yang semakin sulit dikendalilan. Perkembangan kur euro terhadap dapat dilihat pada gambar berikut.
EURO
Gambar 2. Perkembangan kurs mata uang euro terhadap rupiah Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kurs mata uang euro terhadap rupiah juga berfluktuatif. Angka 1 pada sumbu X menunjukkan periode akhir. Pada awal periode 2015 angka kurs euro terhadap rupiah berada pada level Rp 15.000 per euro. Nilai kurs tersebut nak turun namun masih pada level tersebut. Perkembangan kur mata uang dolar terhadap rupiah dapat dilihat pada gambar berikut.
USD 16000 14000 12000 10000
USD 1 42 83 124 165
2100
1 31 61 91 121 151 181
2200
Gambar 3. Perkembangan kurs dolar terhadap rupiah Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kurs mata uang dollar AS terhadap rupiah juga berfluktuatif. Angka 1 pada sumbu X menunjukkan periode akhir. Pada awal periode 2015 angka kurs dollar AS terhadap rupiah berada pada level di bawah Rp 13.000 per dollar AS. Nilai kurs tersebut nak turun dan meningkat pada akhir periode dengan menyentuh di atas Rp 14.000 perdollar AS. .
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif. Data disusun dari awal Januari 2015 sampai dengan akhir tahun 2015. Data yang dikumpulkan tersebut meliputi data harian selama 204 perkembangan kurs dari awal bulan Januari 2015 sampai menjelang tahun 2015. Data tersebut kemudan dianalisis dengan regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh secara simultan. Persamaan regresi linear berganda dapat dibentuk dengan menggunakan model sebagai berikut Y=a+bX1+bX2+e. Dalam hal ini Y=nilai kurs dolar AS terhadap Rupiah, X1= nilai kurs yuan terhadap rupiah dan X2=nilai kurs euro terhadap rupiah sedangkan Y=nilai kurs dolar AS terhadap rupiah. Persamaan regresi tersebut akan menganalisis apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap nilai kurs dolar terhadap rupiah. Uji ini akan menggunakan ui nilai F.
Akhmad Sodikin
Pada analisis secara parsial maka akan dibentuk sebagai berikut Y=a+bX1+e dalam hal ini Y=nilai kurs dolar terhadap rupiah dan X adalah nilai kurs yuan dan euro secara terpisah terhadap rupiah. Uji analisis apakah terdapat pengaruh secara parsial maka menggunakan uji t. Model yang dibentuk tersebut perlu dilakukan uji asumsi klasik apakah asumsi klasik bagi persamaan regresi berganda yaitu meliputi uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson, uji multikolinieritas dengan menggunakan VIF, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan penyebaran pola regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pembahasan perumusan masalah di atas maka perlu dilakukan deskripsi terhadap data yagn dianalisis sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Data Yang Dianalisis Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
YOUN
204
2018,52
2301,92
2139,4120
62,59758
EURO
204
13633,48
16485,75
14788,3652
694,48151
USD
203
12382,00
14654,00
13255,2562
548,33509
Valid N (listwise)
203
Sumber : data dianalisis Berdasarkan pada data di atas dapat diketahui bahwa kurs mata uang yuan terhadap rupiah tertinggi adalah Rp 2.301 sedangkan terendah adalah Rp 2.018. pada kurs mata uang euro tertinggi adalah Rp 16.485 sedangkan terendah adalah Rp 13.633. Kurs mata uang dolar AS terhadap rupiah tertinggi adalah Rp 14.654 dan terendah adalah Rp 12.382. Nilai mata uang ini diamati harian dari tanggal 2 Januari 2015 sampai dengan 30 Oktober 2015 atau selama 204 hari.
Pengujian Asumsi Klasik Persamaan regresi yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 21 harus diuji kualitasnya dengan menggunakan asumsi klasik sehingga memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimated (BLUE). Beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah uji normalitas, autokorelasi, multikolinieritas dan Heteroskedastisitas. Uji Normalitas Pengujian normalitas data digunakan untuk menarik kesimpulan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
apakah data yang diteliti terdisitribusi secara normal sehingga jika digambarkan akan membentuk kurva normal. Uji
Akhmad Sodikin
normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan hasil dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Perhitungan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test YOUN N Normal Parameters
a,b
USD
204
204
203
2139,4120
14788,3652
13255,2562
62,59758
694,48151
548,33509
Absolute
,066
,114
,132
Positive
,066
,114
,132
Negative
-,032
-,063
-,057
,066
,114
,132
c
c
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
EURO
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,131
,130
c
,100
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa data memenuhi asumsi normalitas jika nilai signifikansi memiliki angka yang lebih besar dari 0,05. Data pada tabel di atas menggambarkan bahwa data memiliki angka signifikansi di atas 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data pada hasil kuisioner memiliki distribusi normal. Penggambaran kurva normalitas juga dapat dilihat berdasarkan pada gambar di bawah ini. Gambar tersebut diperoleh dari ilustrasi pada SPSS dimana X yang dimasukkan adalah S resid dan Y adalah Z pred.
Berdasarkan pada gambar di atas diketahui bahwa data terdistribusi secara normal. Analisis ini mendukung analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan yang dibentuk jika digambarkan juga membentuk kurva yang linear. Kurva ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 5. Kurva linear
Gambar 4. Kurva normalitas data
Uji Autokorelasi Data Uji ini meliputi pengujian apakah data pada satu variabel memiliki korelasi yang signifikan atau tidak. Pengujian autokorelasi dapat dilihat dengan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
menggunakan nilai sebagai berikut:
Durbin
Akhmad Sodikin
Watson
Tabel 3. Hasil Perhitungan Durbin Watson b
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
,965
,931
,930
145,13186
Durbin-Watson ,086
a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN b. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas nilai Durbin Watson berada pada penerimaan tidak terjadi autokorelasi data. Uji Multikolinieritas Data Uji multikolinieritas data merupakan pengujian untuk melihat apakah terjadi korelasi yang tinggi antar variabel independen. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas. Hasil perhitungan VIF dapat dilihat pada tabel berikut.
Uji Heteroskedastisitas Data Uji heteroskedastisitas data merupakan pengujian untuk menilai apakah nilai prediksi data berkorelasi dengan nilai variabel independennya. Jika terjadi maka persamaan yang dihasilkan juga tidak bersifat sebagai estimator yang baik. Pengujian ini dapat menggunakan model kurva yang dihasilkan dari persamaan antara X Pred pada variabel Y dan D Resid pada variabel X pada program SPSS. Gambar yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar berikut.
Tabel 4. Hasil Perhitungan VIF Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
YOUN
,449
2,225
EURO
,449
2,225
a. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil dari 5 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak saling berkorelasi.
Gambar 6. Model pengujian heteroskedastisitas Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar tidak membentuk pola tertentu artinya bahwa tidak terpadat korelasi antara prediksi data pada variabel Y dengan nilai variabel independen pada variabel X sehingga pada data tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
koefisien regresi untuk membentuk model regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel berikut.
Pengaruh Kurs Yuan Dan Euro Terhadap Dolar AS Secara Simultan Analisis ini untuk menjawab apakah hipotesis pertama dapat diterima. Analisis ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Pehitungan
Tabel 5. Hasil Analisis Data Persamaan Regresi Berganda a
Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model 1
B (Constant)
Std. Error
-3421,314
357,056
YOUN
5,751
,245
EURO
,295
,022
Beta
t
Sig.
-9,582
,000
,653
23,509
,000
,375
13,504
,000
a. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Untuk membentuk persamaan regresi berganda maka perlu diketahui Nilai koefisien b1 dan b2 bernilai besarnya kofisien masing-masing positif artinya semakin tinggikurs yuan variabel dan nilai dari konstanta a. dan kurs euro maka kurs dolar AS juga Berdasarkan pada tabel di atas diketahui akan semakin besar. Apakah kedua bahwa persamaan regresi berganda dapat variabel tersebut secara simultan dibuat sebagai berikut: berpengaruh terhadap kurs dolar AS perlu Y=-3.421+5,751X1+0,295X2 dilakukan pengujian terhadap F hitung dalam hal ini : dengan hasil sebagai berikut: Y=kurs dolar AS; a=-3.421; b1=5,751; b2=0,295; X1=kurs yuan; X2=kurs euro; Y=kurs dolar AS. . Tabel 6. Hasil Perhitungan F Pada Persamaan Simultan ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
56522965,481
2
28261482,740
4212651,199
200
21063,256
60735616,680
202
Residual Total
df
F 1341,743
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: USD b. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai F hitung sebesar 1341,743 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00
maka dapat disimpulkan kurs yuan dan kurs euro berpengaruh simultan terhadap kurs dolar AS.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Besarnya pengaruh variabel kurs yuan dan kurs euro terhadap kurs dolar AS dapat dilakukan perhitungan dengan
menggunakan r kuadrat dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Perhitungan r Kuadrat Persamaan Simultan Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,965
a
,931
,930
145,13186
a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada data di atas diketahui bahwa nilai r kuadrat sebesar 0,931. Hal ini berarti variabel kurs yuan dan kurs euoro berpengaruh terhadap kurs dolar AS sebesar 93,1 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model persamaan.
Analisis Pengaruh Kurs Yuan Terhadap Kurs Dolar AS Secara Parsial Model untuk menggambarkan pengaruh kurs yuan terhadap kurs dolar AS secara parsial dapat digambarkan dari hasil perhitungan persamaan dari SPSS seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Perhitungan Koefisien Model Parsial 1
Model 1
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant)
-4297,126
484,266
YOUN 8,202 a. Dependent Variable: USD
,226
,931
t
Sig.
-8,873
,000
36,261
,000
Sumber: data dianalisis
Persamaan parsial dapat dibuat sebagai berikut Y= -4.297+8,202X1 dalam hal ini : Y=kurs dolar AS; X1=Kurs yuan; a=-4.297,126 Nilai koefisien X1 bertanda positif dan hal ini berarti semakin besar kurs yuanmaka kurs dolar AS juga akan semakin besar. Apakah variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS maka dilakukan pengujian dengan menggunakan t sebagai berikut. Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
bahwa signifikansi t hitung 36,261 dan signifikansi kurang dari 5 % dan hal ini menunjukkan bahwa variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Besarnya pengaruh variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS dapat dihitung dengan menggunakan r kuadrat dengan hasil sebagai berikut.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Tabel 9. Hasil R Kuadrat Persamaan Parsial Pertama Model Summary
Model
R
R Square a
1
,931
,867
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,867
200,16873
a. Predictors: (Constant), YOUN
Sumber: data dianalisi
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai kuadrat sebesar 0,867 artinya variabel kurs yuan berpengaruh terhadap variabel kurs dolar AS sebesar 86,7 % sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Pengaruh Kurs Euro Terhadap Kurs Dolar ASSecara Parsial Model persamaan regresi sederhana kedua dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 10. Model Regresi Kedua
Model 1
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant)
3241,614
420,247
EURO ,677 a. Dependent Variable: USD
,028
,860
t
Sig.
7,714
,000
23,854
,000
sumber: data dianalisis
Model regresi kedua dapat ditulis sebagai berikut Y=321,614+0,677X2 dalam hal ini : Y=kurs dolar AS; X2=kurs euro; a=konstanta; b2=koefisien variabel X2 Berdasarkan pada tabel di atas koefisien variabel kurs euro bertanda positif hal ini berarti semakin tinggi kurs euro maka kurs dolar AS semakin tinggi juga. Apakah variabel kurs euro berpengaruh terhadap kurs dolar .
ASsecara parsial maka dilakukan analisis terhadap t dengan hasil sebagai berikut. Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai hitung 23,854 dengan signifikansi sebesar 0,00 atau kurang dari 5 %. Hal ini berarti bahwa variabel kurs euro berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Besarnya pengaruh kurs euro terhadap kurs dolar AS dapat dilihat dengan menggunakan nilai r kuadrat dengan hasil sebagai berikut :
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Tabel 11. Nilai r Kuadrat Dari Model Persamaan Parsial Kedua Model Summary
Model 1
R
R Square a
,860
,739
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,738
280,84683
a. Predictors: (Constant), EURO
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai r kuadrat sebesar 73,9 % artinya variabel kurs yuan mempengaruhi kurs dolar AS sebesar 73,9 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan pada model.
uang ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kenaikan mata uang dolar AS. Jika nilai kurs dolar AS terus meningkat maka akan berdampak pada kenaikan biaya produksi akibatnya laba perusahaan akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Variabel kurs yuan dan euro berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Hal ini dapat dilhat dri nilai F hitung sebesar 1.341,74 dengan signifikansi sebesar 0,00. Variabel kus yuan dan euro mempengaruhi kurs dolar AS sebear 93,1 %. Variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Nila t hitung sebesar 36,261 dan signifikansi 0,00. Variabel tersebut dapat menjelaskan variabel kurs sebesar 86,7 %. Variabel kurs euro berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Nilai t hitung sebesar 23,854 dan siginifikansi sebesar 0,00. Variabel tersebut mempengaruhi kurs dolar sebesar 73,9 % sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan pada model. Saran Untuk menjaga kestabilan kurs dolar terhadap rupiah maka pemerintah melalui otoritas keuangan perlu mengantisipasi devaluasi mata uang yuan dan fluktuasi nilai kurs euro. Kedua mata
Ferdinand, Augusty, 2006, “Metode Penelitian Manajemen”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan. Penerbit Universitas Diponegoro. Nizar, A. 2013. Pengaruh jumlah turis dan devisa pariwisata terhadap nilai tukar rupiah. Sumber: www.perpustakaan .depkeu.go.id Otuori, H. 2013. Influence of exchange rate determinants on the prformance of commercial bank in Kenya. European journal of management science and economics, vol. 1, issue 2. Ramasamy, R dan Abar, K. 2015. Influence of macro economic varibales on exchange rates. Journal of enomoics, business and management, Vol. 3, No. 2 Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. 2005. CV. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi , Edisi - 2, Alfabeta, Bandung Horn, V. 2003. Introduction to Financial Management. New Jersey
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin